Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN ILMIAH ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS PATOLOGIS

NY B USIA 21 TAHUN P1A0 3 HARI POSTPARTUM DENGAN BENDUNGAN ASI


DI UPTD PUSKESMAS MEDANG

Dosen Pembimbing : Aulia Fatmayanti, S. ST., M.Kes

Disusun Oleh :

Nama : Lisatun Inayah


NIM : P1337424620003

PROGRAM STUDI KEBIDANAN BLORA PROGRAM DIPLOMA TIGA


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Ilmiah Asuhan Kebidanan Nifas Patologis Pada Ny. B Usia 21


Tahun P1A0 3 Hari Postpartuum dengan Bendungan ASI di UPTD
Puskesmas Medang, telah diperiksa dan disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Blora, 2023

Pembimbing Lahan Praktikan

Sri Wahyuni, S.Tr.Keb, Bdn Lisatun Inayah


NIP.197505092006042019 NIM. P1337424620003

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

Aulia Fatmayanti, S.ST, M.Kes


NIK.199001110139

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Laporan Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Nifas
Patologis Pada Ny. B Usia 21 Tahun P1A0 3 Hari Postpartuum dengan
Bendungan ASI di UPTD Puskesmas Medang Kecamatan Blora
Kabupaten Blora.”
Pada kesempatan yang baik ini, penyusun ingin mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan
Ilmiah ini, yaitu kepada yang terhormat :
1. Ibu Dr. Krisdiana Wijayanti, M.Mid selaku Kaprodi Kebidanan Blora
Program Diploma Tiga Kampus 4 Poltekkes Kemenkes Semarang.
2. Ibu Murti Ani, S.ST, M.Kes selaku Dosen Penanggung Jawab PKK III
3. Ibu Aulia Fatmayanti, S.ST, M.Kes selaku Pembimbing Institusi.
4. Ibu Sri Wahyuni, S.Tr.Keb, Bdn selaku Pembimbing Lahan.
5. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi dan
dorongan dalam penyelesaian Laporan Ilmiah ini.
6. Rekan-rekan satu angkatan yang telah membantu dan memberikan
semangat dalam penyusunan Laporan Ilmiah ini, terima kasih atas
kerjasamanya.
Penulis berharap Laporan ini tidak hanya menambah pengetahuan tetapi
dapat menjadikan inisiatif dan merangsang kreativitas dalam mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu kebidanan. Semoga
Laporan Ilmiah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Blora, 11 Maret 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5

A. Latar Belakang..............................................................................................5

B. Rumusan Masalah.........................................................................................6

C. Tujuan Penelitian..........................................................................................6

D. Manfaat Penelitian........................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................8

2.1 Konsep Bendungan ASI.................................................................................8

2.2 Perawatan Payudara.....................................................................................11

BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................13

BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................22

BAB IV PENUTUP...............................................................................................25

A. KESIMPULAN...........................................................................................25

B. SARAN.......................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber makanan yang ideal bagi
bayi karena kaya akan suplemen dan bergizi bagi bayi. ASI
mengandung antibodi yang melindungi tubuh dari berbagai komplikasi
abnormal pada bayi (Widyaningrum et al., 2021). WHO: Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar ibu menyusui secara
eksklusif menyusui bayinya selama paruh pertama tahun dan berlanjut
sampai mereka berusia 2 tahun atau lebih. Menyusui adalah salah satu
cara terbaik untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan anak.
Manfaat menyusui bagi ibu antara lain mempercepat keluarnya ASI
setelah melahirkan, mengencangkan sistem pengembalian ibu (misalnya
involusi rahim) setelah melahirkan, mengurangi kehamilan, dan
mengurangi faktor risiko penyakit payudara (Kusumaningsih et al.,
2023).
Masalah payudara dapat menyebabkan kesulitan menyusui. Salah
satu masalah yang berulang adalah bendungan ASI. Hal ini terjadi
karena payudara penuh karena ASI tidak habis dikosongkan dan
dibiarkan begitu saja sehingga menyebabkan ASI tersumbat di dalam
sehingga menyebabkan payudara membengkak. Bendungan ASI
disebabkan oleh saluran yang terbatas, atau organ pemberi ASI, pada
payudara yang diangkat secara tidak sempurna. Penyebab lain dari
kondisi ini adalah kelainan pada areola, yang membuat payudara
tampak membengkak akibat peningkatan aliran vena dan limfatik. Hal
ini menyebabkan ASI digambarkan sebagai payudara penuh, tampak
mengkilat, berat dan kencang, nyeri, hangat dan tanpa kemerahan
(Damayanti et al., 2021).
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2021, 52,5
persen atau hanya setengah dari 2,3 juta bayi berusia kurang dari enam
bulan- yang mendapat ASI eksklusif di Indonesia, atau menurun 12
persen dari angka di tahun 2019. Angka inisiasi menyusui dini (IMD)
juga turun dari 58,2 persen pada tahun 2019 menjadi 48,6 persen pada
tahun 2021 (UNICEF, 2022). Hal ini karena adanya masalah pada ibu
yaitu bendungan ASI, di Indonesia angka kejadian bendungan ASI pada
ibu nifas berkisar antara 10%-20% dari populasi ibu nifas, dimana
angka morbiditasnya mencapai 10% pertahun. Hal ini berarti setiap
tahun jumlah penderita bendungan ASI di Indonesia berkisar 2,3 juta
dari total ibu nifas (Laisouw & Malawat, 2022).
Berbagai metode yang dapat dilakukan untuk mencegah
pembengkakan payudara akibat bendungan ASI adalah edukasi,
pendampingan, kelompok pendukung ASI dan lainnya. Edukasi
kesehatan perlu dikembangkan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan menyusui untuk meningkatkan IMD dan praktik
menyusui, meningkatkan pemberian kolostrum dan mempertahankan
keberlanjutan menyusui hingga 24 bulan pertama kehidupan. Tenaga
kesehatan memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi dan
memotivasi ibu dalam menyusui. Program edukasi kesehatan yang
harus diberikan antara lain mengenalkan konsep menyusui yang
meliputi informasi tentang penyapihan, memberikan ASI sesuai
kebutuhan setiap hari dan malam hari (Aulya & Supriaten, 2021).
Dari latar belakang di atas, perlu adanya asuhan kebidanan secara
komprehensif pada ibu nifas patologis untuk mencegah adanya
komplikasi yang timbul selama nifas Ny. B Usia 21 Tahun P1A0 3 hari
postpartum dengan bendungan ASI di Puskesmas Medang.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana tata laksana asuhan kebidanan nifas patologis pada Ny. B
Usia 21 Tahun P1A0 3 hari postpartum dengan bendungan ASI?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Kebidanan nifas patologis pada Ny. B Usia 21
Tahun P1A0 3 hari postpartum dengan bendungan ASI

6
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan ini adalah
a. Melakukan pengkajian data subjektif secara komprehensif pada
Ny. B Usia 21 Tahun P1A0 3 hari postpartum dengan
bendungan ASI
b. Melakukan pengkajian data objektif secara komprehensif pada
Ny. B Usia 21 Tahun P1A0 3 hari postpartum dengan
bendungan ASI
c. Dapat menentukan dan mengidentifikasi Analisa yang muncul
pada Ny. B Usia 21 Tahun P1A0 3 hari postpartum dengan
bendungan ASI
d. Dapat menentukan perencaan intervensi dalam asuhan
kebidanan nifas patologis pada Ny. B Usia 21 Tahun P1A0 3
hari postpartum dengan bendungan ASI
e. Dapat melakukan pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. B
Usia 21 Tahun P1A0 3 hari postpartum dengan bendungan ASI
f. Membandingkan teori dengan kasus yang ada di
lapangan/praktik

D. Manfaat Penelitian

1. Pendidikan
Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada
asuhan kebidanan pada nifas patologis.
2. Penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung
pada ibu nifas sehingga dapat digunakan sebagai berkas penulis
didalam melaksanakan tugas sebagai bidan
3. Bagi Profesi Kebidanan
Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga
Kesehatan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat dan selalu menjaga mutu pelayanan

7
4. Bagi Klien dan Keluarga
Klien mengetahui dan memahami terkait bendungan ASI dan
dampak dari bendungan ASI

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Bendungan ASI
A. Pengertian Bendungan ASI
Bendungan ASI adalah pembengkakan pada payudara karena
peningkatan aliran vena dan limfatik sehingga menyebabkan rasa nyeri
disertai kenaikan suhu badan. Bendungan ASI dapat terjadi karena
adanya penyempitan duktus laktiferus pada payudara ibu dan dapat
terjadi bila ibu memiliki kelainan pada puting susu misalnya puting susu
datar, terbenam dan cekung. Kejadian ini biasanya disebebkan karena air
susu yang terkumpul tidak segera dikeluarkan sehingga menjadi
sumbatan (Khaerunnisa et al., 2021).
Bendungan ASI adalah suatu kejadian dimana aliran vena dan
limfatik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat dan tekanan pada
saluran air susu ibu dan alveoli meningkat. Kejadian ini biasanya
disebabkan karena air susu yang terkumpul tidak dikeluarkan sehingga
menjadi sumbatan (Angin, 2020). Bendungan ASI adalah penyempitan
pada saluran ASI yang disebabkan karena air susu mengental sehingga
menyumbat lumen saluran (Wahyuni et al., 2022).
B. Faktor Bendungan ASI
Bendungan ASI terjadi karena beberapa faktor, menurut Sarlis
(2020) faktor bendungan disebabkan sebagai berikut:
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan salah satu faktor untuk melakukan
tindakan dalam hidup dan merubah tindakan yang akan dilakukan
dalam kehidupan. Sehingga dengan demikian dengan pengetahuan
yang dimiliki oleh seorang ibu menyusui maka ibu menyusui akan
mengetahui cara yang baik untuk menghindari terjadinya bendungan
ASI, Karena dengan adanya pengetahuan yang baik ini, ibu menyusui
dapat melakukan berbagai kegiatan yang akan menghindari ibu dari
bendungan ASI

9
2. Perawatan payudara
Perawatan payudara merupakan hal yang terpenting bagi ibu
postpartum dalam menyusui balita, perawatn ini dapat dilakukan
untuk memberikan kepastian hal- hal yang menonjol pada bentuk dari
payudara. Sehingga dengan adanya perawatan yang dilakukan dapat
memberikan kepastian kelainan yang dialami oleh ibu pada saat
menyusui. perawatan ini dapat dimulai dari awal ibu melakukan
proses menyusui balita. perawatan payudara yang baik dilakukan oleh
ibu postpartum, maka akan mampu menghindari kejadian bendungan
ASI.
3. Posisi Menyusui
Posisi menyusui yang baik dapat memberikan pengeluaran ASI
yang lancar pada saat ibu menyusui bayinya. Posisi menyusui bayi
yang dilakukan kurang benar akan menyebabkan rasa sakit, lecet,dan
luka pada putting susu, serta membuat ibu dan bayi prustasi,. Bayi
akan prustasi karena rasa lapar dan ibu merasa cemas karena ketidak
mampuan menyusui bayi. Kurangnya pengeluaran ASI dari payudara
dari payudara ibu maka akan menyebabkan terjadinya bendungan ASI
pada ibu menyusui. sehingga dengan posisi menyusui yang baik dan
benar akan memberikan dampak yang nyata dalam terjadinya
bendungan ASI pada ibu menyusui.
4. Teknik Menyusui
Teknik menyusui yang tidak benar dapat mengakibatkan puting
susu menjadi lecet dan ASI tidak keluar secara optimal sehingga
mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu.
Mencegah terjadinya puting lecet dapat mengurangi resiko terjadinya
pembengakakan pada payudara, karena puting yang tidak lecet
membuat ibu dan bayi mau menyusui dengan nyaman sehingga tidak
menghambat pengeluaran ASI

10
C. Dampak Bendungan ASI
Dampak yang akan ditimbulkan jika bendungan asi tidak teratasi
yaitu akan terjadi mastitis dan abses payudara. Mastitis adalah
peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah, bengkak kadang
kala di ikuti rasa nyeri panas dan suhu tubuh meningkat. Didalam terasa
ada massa pada (lump) dan diluar kulit menjadi merah. Kejadian ini
terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah persalinan diakibatkan oleh
sumbatan saluran susu yang berlanjut. Sedangkan Abses payudara
merupakan komplikasi lanjutan setelah terjadinya mastitis dimana terjadi
penimbunan nanah didalam payudara (Khaerunnisa et al., 2021). Selain
berdampak pada ibu, bendungan ASI juga berdampak pada bayi
akibatnya kebutuhan nutrisi pada bayi akan kurang terpenuhi karena
kurangnya asupan yang didapatkan oleh bayi
D. Gejala Klinis Bendungan ASI
Gejala klinis bendungan asi yaitu payudara terasa penuh dan panas,
berat dan keras, terlihat mengkilat meski tidak kemerahan, asi keluar
tidak lancar, payudara membengkak dan sangat nyeri dan puting susu
teregang menjadi rata dan ibu kadang menjadi demam serta bendungan
asi ini biasanya akan hilang dalam 24 jam (Yuliana & Hakim Bawon
Nul, 2020)
E. Tanda dan Gejala Bendungan ASI
Perlu dibedakan antara payudara bengkak dan payudara
penuh/bendungan ASI. Pada payudara bengkak adalah payudara oedem,
sakit, puting susu kencang, kulit mengkilap walau tidak merah, dan ASI
tidak keluar kemudian badan menjadi demam setelah 24 jam.Sementara
pada payudara penuh/bendungan ASI adalah payudara terasa
berat ,panas,dan keras,bila ASI dikeluarkan tidak terjadi demam . Tanda
dan gejala yang selalu ada adalah payudara nyeri dan bengkak pada hari
ke 3-5 postpartum, sedangkan tanda gejala yang terkadang ada adalah
kedua payudara bengak (Kuswanti & Wulandari, 2021).

11
F. Pencegahan Bendungan ASI
Adapun beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya bendungan ASI adalah dengan melakukan perawatan payudara
dengan cara sebagai berikut:
1. Kompres payudara menggunakan kain basah dan hangat selama 5
menit.
2. Kemudian lakukan pengurutan payudara dari arah pangkal menuju
puting susu atau gunakan sisir untuk mengerut payudara dengan arah
“Z” menuju puting susu.
3. Lalu keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga
puting susu menjadi lunak, kemudian bersihkan ke dua payudara.
4. Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali, apabila bayi tidak menghisap
seluruh ASI sisanya keluarkan dengan tangan.
5. Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui dan keringkan
payudara. Tetap jaga kebersihan payudara agar tetap kering dan bersih
6. Gunakan BH yang dapat menyokong payudara
G. Penanganan Bendungan ASI
Perawatan payudara selain untuk mencegah terjadinya bendungan
ASI, juga dapat menangani bendungan ASI sert meningkatkan produksi
ASI dengan merangsang kelenjar-kelenjar air susu melalui teknik
pemijatan. Bendungan ASI dapat menimbulkan rasa nyeri dan
ketidaknyamanan ibu dalam menyusui. Jika tidak tertangani, hal ini dapat
berlanjut menjadi abses pada payudara. pijat oketani dipercaya mampu
menurunkan resiko terjadinya bendungan ASI (Cicilia K et al., 2021).
2.2 Perawatan Payudara
Perawatan payudara (breast care) adalah suatu cara merawat payudara
yang dilakukan pada saat kehamilan atau masa nifas untuk produksi ASI,
selain itu untuk kebersihan payudara dan bentuk puting susu yang masuk ke
dalam atau datar. Payudara mungkin akan sedikit berubah warna sebelum
kehamilan, areola (area yang mengelilingi puting susu) biasanya berwarna
kemerahan, tetapi akan menjadi coklat dan mungkin akan mengalami

12
pembesaran selama masa kehamilan dan masa menyusui (Purwanto et al.,
2018).
Perawatan Payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan perawatan
payudara semasa hamil, mempunyai tujuan antara lain:
1. Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi.
2. Untuk mengenyalkan puting susu, supaya tidak mudah lecet.
3. Untuk menonjolkan puting susu.
4. Menjaga bentuk buah dada tetap bagus
5. Untuk mencegah terjadinya penyumbatan
6. Untuk memperbanyak produksi ASI
7. Untuk mengetahui adanya kelainan
Cara perawatan Payudara dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pengurutan pertama
a) Licinkan telapak tangan dengan sedikit minyak/baby oil.
b) Kedua tangan diletakkan diantara kedua payudara ke arah atas,
samping, bawah, dan melintang sehingga tangan menyangga
payudara, lakukan 30 kali selama 5 menit
2. Pengurutan Kedua
a) Licinkan telapak tangan dengan minyak/baby oil.
b) Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan kanan
saling dirapatkan Sisi kelingking tangan kanan memegang payudara
kiri dari pangkal payudara kearah puting, demikian pula payudara
kanan lakukan 30 kali selama 5 menit
3. Pengurutan Ketiga
a) Licinkan telapak tangan dengan minyak
b) Telapak tangan kiri menopang payudara kiri.Jari-jari tangan kanan
dikepalkan, kemudian tulang kepalantangan kanan mengurut payudara
dari pangkal ke arah puting susulakukan 30 kali selama 5 menit

13
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 15 Maret 2023
Jam : 09.00 WIB
Tempat : Puskesmas Medang
II. IDENTITAS
a. Identitas

Nama Ibu : Ny. B Nama Suami : Tn. A


Umur : 21 tahun Umur : 23 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ds. Keser 1/3 Alamat : Ds. Keser 1/3

III. DATA SUBJEKTIF


1. Alasan datang :
Ibu mengatakan telah melahirkan 3 hari yang lalu
2. Keluhan Utama : Ibu mengatakan payudara kanan dan kiri bengkak
dan nyeri, teraba keras, dan panas 1 hari yang lalu serta ASI hanya
keluar sedikit sehingga bayi tidak mau menyusu
3. Riwayat Kesehatan

Sekarang : ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit sistemik


seperti jantung, paru-paru dan ginjal. Tidak sedang
menderita penyakit menurun seperti asma, dan diabetes
mellitus. Tidak sedang menderita penyakit menular seperti
hepatitis, tuberculosis dan HIV/AIDS (Human Immuno
Deficiency Virus/Acquired Immnuno Deficiency Syndrom).

Dahulu : ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit sistemik


seperti jantung, paru-paru dan ginjal. Tidak pernah

14
menderita penyakit menurun seperti asma, dan diabetes
mellitus. Tidak pernah menderita penyakit menular seperti
hepatitis, tuberculosis dan HIV/AIDS (Human Immuno
Deficiency Virus/Acquired Immnuno Deficiency Syndrom).

Keluarga : ibu mengatakan tidak ada yang menderita penyakit sistemik


seperti jantung, paru-paru dan ginjal. Tidak ada yang
menderita penyakit menurun seperti asma, dan diabetes
mellitus. Tidak ada yang menderita penyakit menular
seperti hepatitis, tuberculosis dan HIV/AIDS (Human
Immuno Deficiency Virus/Acquired Immnuno Deficiency
Syndrom).

4. Riwayat Obstetri

Menarche : 12 tahun
Siklus : 30 hari
Lama : 7 hari
Nyeri haid : tidak ada
Banyaknya : Hari 1-4 ganti pembalut 3-4x/hari,
hari 5-7 ganti pembalut 1-2x/hari
Warna darah : merah segar hingga kecokelatan

5. Riwayat Perkawinan

Status Perkawinan : Sah menurut agama dan hukum


Usia Pertama Menikah : Ibu usia 20 tahun, suami usia 22 tahun
Lama Pernikahan : 1,5 tahun
Hubungan dengan suami : Baik

6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

Tgl
Komplikasi Bayi
Lahir
Usia Jenis
NO Penolong PB/BB Nifas
Kehamilan Persalinan
Keadaan
Umur Ibu Bayi
Jenis Janin
Kelamin

15
2023 49/2.900
Tidak Tidak
1 39+5 minggu Spontan Bidan Baik Baik
Ada ada
3 hari Laki-laki

7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas sekarang


a. Kehamilan

1. Umur kehamilan : 39+5 minggu


2. Mulai merasakan Gerakan : Usia kehamilan 22 minggu
janin
3. ANC : 10x di Puskesmas Medang
4. Pemberian Fe : 96 tablet
5. Keluhan selama hamil : Mual-mual, pegel dan nyeri punggung
6. Perawatan mammae : Pernah
7. Senam hamil : Pernah
8. Rencana KB yan akan datang : Suntik porgestin

b. Persalinan

1. Tanggal Persalinan : 12 Maret 2023


2. Jenis Persalinan : Spontan
3. Lama Persalinan : Kala I : 6 jam
Kala II : 1 jam 5 menit
Kala III : 15 menit
Kala IV : 2 jam
4. Keadaan Ketuban : Pecah jam 03.00 WIB warna jernih
tidak berbau, 75 cc
5. Keadaan Plasenta : Lengkap
6. Jumlah Perdarahan : ±150 cc
7. Tali pusat : Baik segar, Panjang 53 cm
8. Keadaan Perineum : Baik, derajat II
9. Kontraksi Uterus : Kuat
10. TFU : 2 jari dibawah pusat

16
11. Keadaan bayi : Keadaan umum : baik
BB : 2.900 gram PB : 49 cm
JK : Perempuan AS : 9.10.10
Appearance Pulse Grimace Activity Respiratory Score
1 Menit 2 2 2 1 2 9
5 Menit ke-1 2 2 2 2 2 10
5 Menit ke-2 2 2 2 2 2 10

8. Pola Kebiasaan Sehari-hari

Sebelum nifas Selama nifas


Nutrisi (pola ● Makan : ● Makan :
makan) Porsi : ½-1x piring / hari Porsi : 1-2x piring / hari
Komposisi: nasi putih, sayur Komposisi :
lauk telur Minum 6-7x gelas / hari
● Minum : 5-6x.gelas / hari Jenis ; air putih, teh
Jenis : air putih, teh ● Kebiasaan lain : tidak ada
● Kebiasaan lain : tidak ada (mengkonsimsi obat
(mengkonsimsi obat terlarang, alkohol dll)
terlarang, alkohol dll)

● BAB ● BAB
Eliminasi Frekuensi : 1x./hari Frekuensi : 1 x/hari
Konsistensi : lunak Konsistensi : lunak
Warna : kecokelatan Warna : kecokelatan
● BAK ● BAK
Frekuensi : 4-5x/hari Frekuensi : 4-5x/ hari
Konsistensi : cair Konsistensi : cair
Warna : kuning jernih Warna : kuning jerih
Seksualitas - kali / mg - kali / mg
Personal hygiene ● Mandi : 1x/hari ● Mandi 1x/hari
● Keramas : 2x/minggu ● Keramas : 2x/minggu
● Ganti pakaian : 1-2x/hari ● Ganti pakaian : 1-2xhari
Istirahat dan tidur Ibu mengatakan ± 1 jam/hari pada Ibu mengatakan tidur siang ±1
pukul 20.00 WIB jam/hari dan tidur malam ±7
jam/hari
Aktivitas Ibu mengatakan berbaring ditempat Ibu mengatakan jalan-jalan,
tidur dan jalan kaki serta miring ke aktivitas pagi hari dibantu oleh
kiri keluarga

17
Ketergantungan Ibu mengatakan tidak memiliki Ibu mengatkan tidak memiliki
obat/zat ketergantungan obat/zat ketergantungan obat/zat

9. Riwayat Psikososial

1. Pengambil keputusan dalam : suami


keluarga
2. Status perkawinan : Sah menurut hukum dan agama
3. Kawin I : Umur 20 tahun, dengan suami umur 22
tahun, lamanya 2,5 tahun
10. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan jenis KB apapun
11. Tingkat Pengetahuan Pasien
 Ibu mengatakan belum tahu penyebab payudara bengkak, nyeri
 Ibu mengatakan khawatir tentang kondisinya

IV. DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum : Baik, cemas
b) Kesadaran : Composmentis
c) Vital Sign
 TD : 115/83 mmHg
 N : 86 x/menit
 RR : 21 x/menit
 S : 36,7oC
d) Berat badan : 46/50 kg
e) Tinggi Badan : 157 cm
f) IMT : BB/TB2 = 18,7 (normal)
2. Status Present

Kepala : Mesochepal, tidak oedema, kulit kepala bersih,


tidak ada ketombe, tidak rontok, tidak ada lesi

18
Mata : Simetris, konjungtiva pucat, sklera putih, refleks
pupil baik

Hidung : Simetris, tidak ada pernasan cuping hidung, tidak


ada polip, tidak ada secret

Mulut : Simetris, bibir berwarna merah muda, gigi tidak ada


caries gigi, tidak ada gigi berlubang

Telinga : Simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran


baik,

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar lymfe, tyroid dan


vena jugularis

Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada


bunyi ronchi dan wheezing

Payudara : Simentris, areola hitam, putting menonjol, teraba


keras, bengkak, dan nyeri

Abdomen : Tidak ada benjolan, terdapat bekas luka operasi,


kosistensi perut keras, tidak ada pembesaran liver,
kandung kemih kosong

Genetalia dan Vulva : PPV darah, jenis merah kehitaman, berbau khas
darah, lochea berwarna merah segar ±150 cc

Punggung : Terdapat kelainan punggung lordosis fisiologis

Anus : Bersih, berlubang, tidak ada atresia ani, tidak


hemeroid

Ekstremitas

Atas : Tidak oedema, tidak ada varises, refleks patella +/+,


fungsi gerak normal

Bawah : Tidak oedema, tidak ada varises, refleks patella +/+,

19
fungsi gerak normal

3. Pemeriksaan Laboratorium/Penunjang
Tidak ada
V. ANALISA
A. Diagnosis
Ny. B usia 21 tahun P1A0 3 hari postpartum dengan bendungan ASI
B. Masalah
Ibu cemas karena payudaranya bengkak
C. Kebutuhan
KIE tentang mengatasi bendungan ASI

VI. DIAGNOSA POTENSIAL


Mastitis

VII. TINDAKAN SEGERA


Kompres payudara, kosongkan payudara

VIII. RENCANA ASUHAN


Tanggal : 12 Maret 2023 Jam: 09.10 WIB
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan saat ini
2. Beri motivasi dan dukungan kepada ibu supaya tidak cemas
3. Jelaskan kepada ibu tentang bendungan ASI
4. Ajarkan ibu tentang perawatan payudara
5. Ajarkan ibu tentang cara menyusui yang benar
6. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand sesering
mungkin
7. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengkonsumsi makanan
yang bergizi seimbang
8. Berikan Pendidikan Kesehatan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya
masa nifas
9. Berikan terapi dan cara meminumnya

20
IX. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 12 Maret 2023 Jam : 09.20 WIB
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan ibu dalam keadaan
normal dan ibu mengalami bendungan ASI
T : 115/83 mmHg BB : 50 kg
D
N : 86 x/menit TB : 157 cm
R : 21 x/menit
S : 36,7 0C
2. Memberikan motivasi dan dukungan kepada ibu supaya tidak cemas
dengan bendungan ASI karena bendungan ASI dapat diatasi dengan
cara perawatan payudara
3. Menjelaskan kepada ibu tentang bendungan ASI, yaitu ASI yang
tidak dikeluarkan yang dapat mengakibatkan penyumbatan pada
aliran vena dan limfe sehingga aliran payudara menjadi terhambat
dan tertekan ke saluran air susu ibu sehingga terjadinya peningkatan
aliran vena dan limfe yang menyebabkan payudara bengkak
4. Memberikan penkes tentang perawatan payudara yaitu kompres
dengan air hangat dan dingin menggunakan handuk secara
bergantian bersihkan putting susu dengan kapas yang sudah
diberikan baby oil serta pijat merata pada payudara
5. Memberikan penkes kepada ibu tentang cara menyusui yang benar
yaitu sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan
pada putting dan sekitar areola, bayi ditelakkan menghadap perut itu,
payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari lainnya menopang
bawah dengan menekan payudara saja, lalu beri rangsangan pada
bayi agar membuka mulut, setelah membuka mulut dekatkan kepala
bayi ke payudara ibu dan masukkan putting sampai areola ke dalam
mulut bayi dan kaki ibu tidak menggantung, sesudah bayi kenyang
keluarkan ASI sehingga ASI putting menjadi lunak
6. Memberitahu ibu untuk menyusui bayi sesering mungkin tanpa
jadwal (on demand) untuk mengosongkan payudara atau memerah
ASI

21
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu minimal 8
jam/hari dan mengajurkan ibu untuk mengonsumsi makanan dengan
gizi seimbang seperti nasi, sayuran hijau, buah-buahn, kacang-
kacangan, telur tahu, tempe, daging, ikan laut. Mengajurkan ibu
untuk minum air putih minimal 8 gelas/hari untuk membantu
memperbanyak produksi ASI dan istirahat yang cukup serta makan
makanan yang bergisi berfungsi untuk menambah energi selama
menyusui
8. Memberikan terapi obat paracetamol 500 mg (3x1) 10 tablet,
amoxcilin 500 mg (3x1) 10 tablet
9. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dibuku KIA

X. EVALUASI
Tanggal : 12 Maret 2023 Jam: 09.45 WIB
1. Ibu mengerti dengan penjelasn yang disampaikan terkait hasil
pemeriksaannya
2. Ibu termotivasi dengan anjuran bidan
3. Ibu mengerti tentang bendungan ASI
4. Ibu paham dan dapat mempraktrekan perawatan payudara
5. Ibu mengerti dan dapat mempraktikan cara menyusui dengan benar
6. Ibu mengerti tentang anjuran yang bidan diberikan dan bersedia
menyusui bayinya
7. Ibu bersedia untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan
mengatur pola istirahat
8. Terapi sudah diberikan dan ibu bersedia meminumnya
9. Telah didokumentasikan hasil pemeriksaan dibuku KIA

22
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab iv kasus ini penulis menguraikan mengenai asuhan kebidanan


pada ibu nifas Ny. B usia 21 tahun P1A0 3 hari postpartum dengan bendungan
ASI di UPTD Puskesmas Medang secara terperinci mulai dari data subyektif
sampai penatalaksanaan. Penulis juga akan membandingkan kasus di atas, apakah
sudah sesuai dengan teori-teori dalam ilmu kebidanan yang ada. Teori yang
disajikan dapat mendukung atau bertentangan dengan kasus dilahan maka dari itu
penulis dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan atau kesenjangan pada
asuhan kebidanan pada Ny. B usia 21 tahun P1A0 3 hari postpartum dengan
bendungan ASI.

1. Pengkajian
Pengkajian data pada Ny. B usia 21 tahun P1A0 3 hari postpartum
dengan bendungan ASI didapatkan data subjektif yaitu ibu mengatakan telah
melahirkan 3 hari yang lalu dan Ibu mengatakan payudara kanan dan kiri
bengkak dan nyeri, teraba keras, dan panas serta ASI hanya keluar sedikit
sehingga bayi tidak mau menyusu. Ibu mengatakan bahwa dirinya serta
keluarga tidak memiliki Riwayat penyakit sistemik, menurun dan menular.
Pengkajian data objektif diperoleh keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, TD : 115/83 mmHg, N : 86 x/menit R: 21 x/menit S: 36,7 0C
pada pemeriksaan status present simentris, areola hitam, putting menonjol,
teraba keras, bengkak, dan nyeri.
Sedangkan menurut teori, bendungan ASI adalah payudara terasa berat,
panas,dan keras,bila ASI dikeluarkan tidak terjadi demam . Tanda dan gejala
yang selalu ada adalah payudara nyeri dan bengkak pada hari ke 3-5
postpartum, sedangkan tanda gejala yang terkadang ada adalah kedua
payudara bengak (Kuswanti & Wulandari, 2021).
Dari pengkajian tersebut penulis tidak menemukan adanya kesenjangan
antara teori dan praktek di lapangan

23
2. Interpretasi Data
Data yang telah dikumpulkan dari data subjektif dan data objektif dapat
di diagnose bahwa Ny. B usia 21 tahun P1A0 3 hari postpartum dengan
bendungan ASI.
3. Rencana Asuhan
Rencana asuhan yang diberikan pada kasus Ny. B usia 21 tahun P1A0 3
hari postpartum dengan bendungan ASI adalah beritahu ibu hasil pemeriksaan
saat ini, beri motivasi dan dukungan kepada ibu supaya tidak cemas, jelaskan
kepada ibu tentang bendungan ASI, ajarkan ibu tentang perawatan payudara,
ajarkan ibu tentang cara menyusui yang benar, anjurkan ibu untuk menyusui
bayinya secara on demand sesering mungkin, anjurkan ibu untuk istirahat
yang cukup dan mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang, berikan
pendidikan kesehatan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas,
berikan terapi dan cara meminumnya, dokumentasi hasil pemeriksaan dibuku
pemeriksaan
4. Penatalaksanaan
Penatalakasanaan yang dapat dilakukan setelah diberikan asuhan yaitu
memberitahu ibu hasil pemeriksaan saat ini, memberikan motivasi dan
dukungan kepada ibu supaya tidak cemas, menjelaskan kepada ibu tentang
bendungan asi, mengajarkan ibu tentang perawatan payudara, mengajarkan
ibu tentang cara menyusui yang benar, menganjurkan ibu untuk menyusui
bayinya secara on demand sesering mungkin, menganjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup dan mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang,
memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya masa
nifas, memberikan terapi dan cara meminumnya, mendokumentasi hasil
pemeriksaan dibuku pemeriksaan.
Sedangkan menurut teori, perawatan payudara selain untuk mencegah
terjadinya bendungan ASI, juga dapat menangani bendungan ASI sert
meningkatkan produksi ASI dengan merangsang kelenjar – kelenjar air susu
melalui teknik pemijatan. Bendungan ASI dapat menimbulkan rasa nyeri dan
ketidaknyamanan ibu dalam menyusui. Jika tidak tertangani, hal ini dapat

24
berlanjut menjadi abses pada payudara. pijat oketani dipercaya mampu
menurunkan resiko terjadinya bendungan ASI (Cicilia K et al., 2021).
5. Evaluasi
Pada kasus ini didapatkan bahwa ibu mengerti dengan penjelasn yang
disampaikan terkait hasil pemeriksaannya, ibu termotivasi dengan anjuran
bidan, ibu mengerti tentang bendungan asi, ibu paham dan dapat
mempraktrekan perawatan payudara, ibu mengerti dan dapat mempraktikan
cara menyusui dengan benar, ibu mengerti tentang anjuran yang bidan
diberikan dan bersedia menyusui bayinya, ibu bersedia untuk mengonsumsi
makanan dengan gizi seimbang dan mengatur pola istirahat, terapi sudah
diberikan dan ibu bersedia meminumnya, telah didokumentasikan hasil
pemeriksaan dibuku KIA

25
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Pembahasan yang telah didapatkan dari pengkajian Ny. B usia 21 tahun


P1A0 3 hari postpartum dengan bendungan ASI yang membahas mulai dari
pengkajian data subyektif, obyektif, penegakkan, diagnosa, perencanaan dan
implementasi serta evaluasi maka pada pembahasan asuhan kebidanan pada
Ny. A dapat disimpulkan yaitu:
1. Pengkajian data subyektif telah dilakukan Ny. B usia 21 tahun P1A0 3
hari postpartum dengan bendungan ASI
2. Pengkajian data obyektif bahwa keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, tanda-tanda vital normal, status present dalam batas
normal, status obtetrik normal
3. Analisa berdasarkan pengkajian data subyektif dan obyektif dapat
ditegakkan diagnosa bahwa Ny. B usia 21 tahun P1A0 3 hari postpartum
dengan bendungan ASI
4. Rencana Asuhan yang diberikan pada Ny. B diantaranya yaitu beritahu
ibu hasil pemeriksaan saat ini, beri motivasi dan dukungan kepada ibu
supaya tidak cemas, jelaskan kepada ibu tentang bendungan ASI, ajarkan
ibu tentang perawatan payudara, ajarkan ibu tentang cara menyusui yang
benar, anjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand sesering
mungkin, anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengkonsumsi
makanan yang bergizi seimbang, berikan pendidikan kesehatan pada ibu
tentang tanda-tanda bahaya masa nifas, berikan terapi dan cara
meminumnya, dokumentasi hasil pemeriksaan dibuku pemeriksaan.
5. Penalataksanaan yang telah dilakukan pada Ny. B diantaranya yaitu
memberitahu ibu hasil pemeriksaan saat ini, memberikan motivasi dan
dukungan kepada ibu supaya tidak cemas, menjelaskan kepada ibu
tentang bendungan asi, mengajarkan ibu tentang perawatan payudara,
mengajarkan ibu tentang cara menyusui yang benar, menganjurkan ibu
untuk menyusui bayinya secara on demand sesering mungkin,
menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengkonsumsi

26
makanan yang bergizi seimbang, memberikan pendidikan kesehatan pada
ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas, memberikan terapi dan cara
meminumnya, mendokumentasi hasil pemeriksaan dibuku pemeriksaan
6. Antara teori dan praktik
Secara keseluruhan tidak ada perbedaan sehingga tidak terjadi
kesenjangan antara teori yang ada dengan praktik di lahan.

B. SARAN

Berdasarkan pelaksanaan asuhan kebidanan agar dapat dilakukan perbaikan


kemudian hari sebaiknya :
1. Pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengetahuan dan ketrampilan
serta komunikasi mahasiswa lebih baik lagi. Serta memberikan bimbingan
penuh agar mahasiswa terampil dalam memberikan asuhan kebidanan pada
nifas patologis
2. Penulis atau mahasiswa praktikan
Diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan berfikir dalam
meneliti kesenjangan teori dan praktik.
3. Tenaga kesehatan
Dalam memberikan asuhan kebidanan diharapkan bidan meningkatkan
kualitas pelayanan
4. Bagi klien dan keluarga
Kerja sama klien dan keluarga harus lebih ditingkatkan sehingga dapat
menghasilkan asuhan kebidanan yang berkualitas.

27
DAFTAR PUSTAKA
Angin, S. A. P. (2020). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bendungan Asi Pada
Ibu Nifas Di BPM Fatimah. Journal of Midwifery Senior, 3(1 SE-Articles),
166–171.
Aritonang J & Simanjuntak YTO. (2021). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada
Masa Nifas Disertai Kis-Kisi Soal Ujian Kompetensi. Sleman: CV Budi
Utama
Aulya Y, & Supriaten Y. (2021). Pengaruh Perawatan Payudara Terhadap
Bendungan ASI Pada Ibu Nifas. Jurnal Menara Medika, 3(2), 169–175.
Cicilia K., Windayanti, H, Rosta, WE., Yuliani, EG., Komala D, & Ariani SD
(2021). Literature Review : Teknik Komplementer pada Penanganan
Bendungan ASI. Jurnal Universitas Ngudi Waluyo, 226–232.
Damayanti E, Asmawati A, & Dahrizal D. (2021). Edukasi dan Supervisi
Menyusui Dapat Mencegah Pembengkakan Payudara Ibu Paska Seksio
Sesarea. Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal), 3(2),
61.
Fitriani L, & Wahyuni S. (2021). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas.
Padang: Global Eksekutif Teknologi
Khaerunnisa, N., Saleha, H. S., & Inayah Sari, J. (2021). Manajemen Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan Bendungan Asi. Jurnal Midwifery, 3(1),
16–24.
Kusumaningsih, M. R., Jannah, M., Yulvina, & Vera. (2023). Efektivitas
Pemberian Kompres Daun Kubis Dingin dan Breast Care untuk Menangani
Bendungan ASI pada Ibu Postpartum : Literature Review. Citizen-Based
Marine Debris Collection Training: Study Case in Pangandaran, 6(4), 56–
61.
Kuswanti, I., & Wulandari, S. R. (2021). Modul Praktikum Asuhan Kebidanan
Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Zahir Publishing
Laisouw, M., & Malawat, R. (2022). Pentingnya Asuhan Kebidanan
Komprehensif Untuk Mencegah Dan Mengatasi Bendungan Asi Pada Ibu
Postpartum. Jurnal Kebidanan, 2(1), 36–43.
Purwanto, Nuryani, & Rahayu, T. P. (2018). Modul Ajar Nifas dan Menyusui.
Surabaya: Poltekkes Kemenkes Surabaya
Sarlis, N. P. (2020). Faktor Penyebab Terjadinya Bendungan Asi Pada Ibu
Postpartum. Jurnal Endurance, 5(1), 21.
UNICEF. (2022). Pekan Menyusui Sedunia: UNICEF dan WHO serukan
dukungan yang lebih besar terhadap pemberian ASI di Indonesia seiring
penurunan tingkat menyusui selama pandemi COVID-19. Jakarta: UNICEF

28
Indonesia
Wahyuni, D., Afriyan, L. D., Selvia, Putri, A. N. sinto, & Eka, R. A. (2022).
Literature Review Hubungan Perawatan Payudara terhadap Bendungan ASI.
Universitas Ngudi Waluyo, 1(2), 406–410. www.tribunnews.com,
Widyaningrum, N. R., Ningrum, A. N., Darmayanti, A. T., Widiyanti, A.,
Arradini, D., & Atmojo, J. T. (2021). Komposisi Air Susu Ibu Dan
Pemberiannya Pada Bayi Dari Ibu Yang Terinfeksi Covid-19. Jurnal Ilmiah
Permas : Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 11(1), 1–8.
Yuliana W & Hakim BN. (2020). Emodemo Dalam Asuhan Kebidanan Masa
Nifas. Takalar: Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

29

Anda mungkin juga menyukai