“RETENSIO PLASENTA”
Dosen Pengampu:
PRODI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TA 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Asuhan Kegawatdaruratan Syok Obstetric (Pengkajian
Soap).Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Bunda Sri Ningsi destriani,
S.ST.,M.Keb., selaku dosen mata kuliah Gadar Maternal Neonatal. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan
sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu kebidanan dan pengetahuan bagi kita
semua.
Penulis kelompok 5
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.1.Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2.Rumusan Masalah.............................................................................................................................5
1.3.Tujuan................................................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
A.Pengkajian soap...................................................................................................................................6
B.Konsep dasar retensio plasenta..........................................................................................................10
1.Pengertian retensio plasenta..........................................................................................................10
2.Etikologi atutonia uteri...................................................................................................................10
3.Tanda dan Gejala Tanda dan gejala dari retensio plasenta yaitu:...................................................11
4.Jenis Retensio Plasenta...................................................................................................................13
5.Patofisiologis…………………………………………………………………………………………………………………………......13
Retensio plasenta merupakan salah satu penyebab resiko perdarahan yang terjadi segera
setelah persalinan dan menjadi faktor penyumbang kematian ibu di indonesia. Apabila retensio
plasenta ini tidak ditangani dengan cepat dan tidak mendapatkan perawatan medis yang tepat,
Maka akan sangat berbahaya bagi kondisi ibu, Bahkan dapat mengancam jiwa ibu bersalin.
Retensio plasenta akan semakin beresiko apabila terjadi pada multipara, grandemultiparitas dan
usia ibu yang lebih dari 35 tahun, Hal ini berhubungan dengan menurunnya kualitas dari tempat
implantasi, Selain pada usia dan paritas, Retensio plasenta juga semakin beresiko pada persalinan
dengan riwayat sesarea pada persalinan sebelumnya. (Widiastini, 2018)
Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2017 di negara india AKI
mencapai 122 per 100.000 kelahiran hidup, Salah satu Penyebabnya adalah perdarahan karena
retensio plasenta yang mencapai 15-20%, Dan insidennya adalah 0,8 – 1,2% untuk setiap
kelahiran. Retensio plasenta dapat menyebabkan perdarahan, perdarahan merupakan penyebab
kematian nomor satu (40% - 60%) kematian ibu di Indonesia. Menurut (Rakernas 2019) di
gedung ICE BSD Serpong, menyatakan bahwa penyebab kematian ibu yang diakibatkan oleh
perdarahan karena retensio plasenta mencapai 27.03%. Di Jawa timur jumlah Angka.
Kematian Ibu (AKI) yang diakibatkan oleh retensio plasenta pada tahun 2019 mencapai
24,23%. (Profil kesehatan jatim, 2019), Di kabupaten mojokerto jumlah Angka Kematian Ibu
(AKI) pada tahun 2019 mencapai 89,60 % (Dinkes kabupaten mojokerto, 2019), Salah satu
penyebabnya adalah perdarahan yang diakibatkan oleh retensio plasenta yang mencapai 20,3 %
(Dinkes kabupaten mojokerto, 2018).
Retensio plasenta disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya yaitu faktor maternal,
faktor uterus dan faktor plasenta. Faktor maternal terdiri dari gravida tua dan multiparitas, faktor
uterus terdiri dari bekas section caesarea, bekas pembedahan uterus, tidak efektifnya kontraksi
uterus, bekas kuretase uterus, dan bekas pengeluaran manual plasenta, sedangkan untuk yang
faktor plasenta terdiri dari plasenta previa, implantasi corneal, plasenta akreta dan kelainan
bentuk plasenta. (Fitriana, 2020)
Retensio plasenta dapat mengakibatkan perdarahan berlebih pada ibu bersalin dan sangat
beresiko bagi kondisi ibu yang mengalaminya. Apabila plasenta yang tertahan didalam rahim
tidak juga dikeluarkan, Maka pembuluh darah tempat melekatnya organ tersebut akan terus
mengalami perdarahan. Rahim juga tidak dapat menutup dengan sempurna, Sehingga sulit untuk
menghentikan perdarahan yang sedang berlangsung akibatnya akan menimbulkan resiko
kehilangan banyak darah, bahkan mungkin disertai dengan infeksi. Saat ini belum ada tindakan
yang benarbenar bisa dilakukan untuk mencegah plasenta yang tertinggal didalam
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan
3.Tanda dan Gejala Tanda dan gejala dari retensio plasenta yaitu:
Mengenal tanda dan gejala sangat penting dalam penentuan diagnosis dan
penatalaksanaannya. Tanda dan gejala atonia uteri antara lain sebagai berikut :
a. Perdarahan pervaginam.
Perdarahan yang terjadi pada kasus atonia sangat banyak 500-1000 cc dan
darah tidak merembes, peristiwa yang sering terjadi pada kondisi ini adalah
darah keluar disertai gumpalan. Hal ini terjadi karena tromnoplastin sudah
tidak mampu lagi berperan sebagai anti pembeku darah.
b. Konsistensi rahim lunak.
Gejala ini merupakan gejala terpenting atau khas atonia dan membedakan
atonia dengan penyebab perdarahan yang lainnya.
5.Patofisiologis
Proses kala III yang didahuluui dengan tahap pelepasan/separasi plasenta akan
ditandai oleh perdarahan pervaginam (cara pelepasan Duncan) atau plasenta sudah
lepas sebagian tetapi tidak keluar pervaginam (cara pelepasan Schulze), sampai
akhirnya tahap ekspilsi, plasenta lahir.
Pada retensio plasenta, sepanjang plasenta belum terlepas, maka tidak akan
menimbulkan perdarahan. Sebagian plasenta yang sudah lepas dapat menimbulkan
perdarahan yang cukup banyak (perdarahan kala III) dan harus diantisipasi dengan
segera melakukan plasenta manual, meskipun kala uri belum lewat setengah jam.
PENGKAJIAN :
Hari/Tanggal Pengkajian :
Waktu Pengkajian :
Tempat Pengkajian :
Nama Pengkaji :
A. Data subjektif
Identitas
Nama : Ny. N Nama : Tn. I
Usia : 37 tahun Usia : 42 tahun
Agama : Islama Agama :Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan: SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan:Wiraswasta
Golongan darah : A Golongan darah : -
Suku : Sunda Suku : Sunda
Alamat : RT 04/ RW 07 Kelurahan gading cempaka, Kecamatan kota Bengkulu
1. Keluhan utama
Tidak ada tanda tanda pelepasan Plasenta lahir selama 30 menit setelah bayi lahir
Ibu merasakan lemas dan sedikit pusing serta ibu tidak ada merasa mules setelah 30
menit bayi lahir
2. Riwayat menstruasi
Menarche: 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya: 5 hari
Disminorhea : tidak
3. Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT :
TP :
a. Riwayat ANC
Frekuensi :
Trimester I : 3
Trimester II : 2
Trimester III : 3
b. Gerakan janin pertama kali di rasakan : 18 tahun
c. Keluan yang di rasakan
Trimester I : mual muntah
Trimester II : kepala sakit
Trimester III : pinggang sakit
d. Pola kebiasaanseharihari
1) Nutrisi
Sebelumhamil :
Ibumengatakanmakan 3 kali seharidenganporsisedangseperti: nasi, sayur,
laukdanbuahminum airputih 8-10gelasperhari
Sesudahhamil :
Ibumengatakanmakanmakan 1-2 kali
perharidenganposikecilseperti :nasisayurlaukpaukdanminum air
putihsebanyak 10gelasperhari
2) Eliminasi
Sebelum hamil :
Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari konsistensi lunak bau, warnak has feses
BAK 4-6 kali, warnah kekuningan perhari
Sesudah hamil :
Ibu mengatakan BAB 1-2 kali sehari konsistensi lunak bau, warna khas
feses
BAK 5-8 kali, warnah kekuningan perhari
3) Istirahat/tidur
Sebelum hamil :
Ibu mengatakan tidut siang 30 menit tidur malam 8 jam
Sesudahhamil :
Ibumengatakantidursiang 1 jam dantidarmalam 8 jam
4) Seksual
Sebelumhamil :
Ibumengatakan 4 kali dalmasebulan
Sesudahhamil :
Ibumengatakan 1-2 kali dalamsebulan
5) Personal hygiene
Sebelumhamil :
Ibumengatakanmandi 2 kali sehari,menyikatgigi 3 kali sehari, keramas 1
minggu 2 kali
Sesudahhamil :
Ibumengatakanmandi 2 kali sehari,menyikatgigi 3 kali sehari, keramas 1
minggu 2 kali
e. Konsum siobat – obatan
Macam/jenis :
Frekuensi :
Alergiobat : -
f. Imunisasi TT
TT 1 : Sudah di berikan
TT 2 : Sudah di berikan
TT 3 : Sudah dilakulkan
4. Riwayat obstetric
4 Hamil ini
5. Riwayat kesehatan
a.Kesehatanibu yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun
seperti :hipertensi,DM, menahun seperti jantung,asma dan menular
seperti TBC,hepatitis,HIV/AIDS
b. Kesehatan keluarga
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun
seperti :hipertensi,DM, menahun seperti jantung ,asma dan menula
rseperti TBC,hepatitis,HIV/AIDS
c. Riwayat kembar
Ibu mengatakan dari kedua belah pihak tidak ada riwayat kembar
d. Riwayat oprasi
Ibu mengatakan belum pernah melakukan oprasi apapun
6. Keadaan psikososial
a. Kehamilaninikehamilan yang di harapkan
b. Perasaantentangkehamilanini
Ibumengatakansangatsenangdengankehamilanini,
tetapijugamerasacemasdengankeadaannyasaatini
c. Jeniskelamin yang di harapkan
Ibumengatakanlaki- lakimaupunperempuattidakmenjadimasalah
d. Dukungankeluargatentangkehamilanyasaatini
Ibumengatakansuamidankeluargasangatsenangdansangatmendukungataske
hamilanyasaatini.
e. Adatistiadat
Tidakadakebiasaanadatkhususdalam proses kehamilanya
B. Data objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum :lemah
Kesadaran :composmentis
Tandatada vital
Tekanandarah : 90/70 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36.8C
Pemeriksaanantropometri
Tinggi badan : 156 cm
Berat badan sebelum hamil : 60 kg Berat badan sesudah hamil : 90 kg
LILA : 30 cm
IMT : 22,25
2. Pemeriksaanfisik
a. Kepala
Warna rambut hitambersih, panjang, tidak adaketombe,tidak rontok, ada
nyeritekan.
b. Wajah
Simetrisya/tidak, ya/tidak terdapat cloasmagravidarum tidak terdapat edema
terlihat pucat dan berketingat
c. Mata
Konjungtiv aanemis sclera ikterik/anikterik, penglihatankabur
d. Hidung
Simetrisya/tidak,ya/tidak ada pernapasan cupinghidung, ya/tidak ada
penyumbatan, ya/tidaka dan yeritekan.
e. Mulut
Terjadipembekakanvaskulerpadagusimenjadihiperemikdanlunaksehinggagusi
biasanyamengalamiperdarahan
f. Leher
Ada pembesaran kelenjartiroid, ya/tidak ada pembesaran vena
jugularisdanya/tidakpembesarakelenjarlimfe.
g. Abdomen
inspeksi
ada bekas oprasi/tidak, tidak nyeri tekan pada epigastrium
Palpasi Leopold
TFU SEPUSAT
h. Ekstremitasatas
Teerlihat pucat dan dingin
Ekstremitasbawah
Tidak terdapat tiedemapadakeduatungkaikaki ,refleks fattela(+/+) terlihat
pucat dan dingin
i. Genetalia
Terdapat pengeluaran darah sebanyak 300 cc fari jalan lahir
j. Anus
adahemoroid/tidak
3. Pemeriksaanpenunjang
C. Analisa
P4A0 keadaan umum lemah dengan retensio plasenta
D. Perencanaan
Peran bidan dalam penatalaksanaan retensio plasenta meliputi:
i. Melakukan penatalaksanaan aktif kala tiga pada semua ibu yang melahirkan
melalui vagina.
j. Bila plasenta tidak lahir dalam waktu 15 menit, berikan 10 IU oksitosin IM
dosis kedua.
k. Periksa kandung kemih, jika ternyata penuh, gunakan teknik aseptic untuk
memasukan cateter nelaton desinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk
mengosongkan kandung kemih.
l. Ulangi kembali penanganan tali pusat dan tekanan dorso-kranial.
m. Nasehati keluarga bahwa rujukan mungkin diperlukan jika plasenta belum
lahir dalam waktu 30 menit.
n. Pada menit ke 30 coba lagi melahirkan plasenta dengan melakukan
penegangan tali pusat untuk terakhir kalinya, jika plasenta tetap tidak lahir,
rujuk segera.
o. Jika plasenta belum lahir kemudian mendadak terjadi perdarahan maka segera
lakukan tindakan plasenta manual untuk segera mengosongkan kavum uteri.
p. Melakukan prosedur manual plasenta sesuai dengan standar
Adapun prosedur melakukan manual plasenta adalah sebagai berikut:
u. Memasang infus set dan cairan infuse NaCl 0,9% atau RL dengan tetesan
cepat, jarum berlubang besar (16 atau 18 G) untuk mengganti cairan yang
hilang
v. Menjelaskan pada ibu prosedur dan tujuan tindakan.
w. Melakukan anastesia verbal atau algesia per rectal.
x. Menyiapkan dan menjalankan prosedur pencegahan infeksi.
y. Memastikan kandung kemih dalam keadaan kosong.
z. Menjepit tali pusat dengan klem pada jarak 5-10 cm dari vulva, tegangkan
dengan satu tangan sejajar lantai.
aa. Secara obstetrik, masukan tangan lainnya (punggung tangan menghadap ke
bawah) ke dalam vagina dengan menelusuri sisi bawah tali pusat.
bb. Setelah mencapai bukaan servik, minta seorang asisten/penolong lain untuk
menegangkan klem tali pusat kemudian pindahkan tangan luar untuk menahan
fundus uteri.
cc. Sambil menahan fundus, masukkan tangan dalam hingga ke kavum uteri
sehingga mencapai tempat implantasi plasenta.
dd. Bentangkan tangan obstetrik menjadi datar seperti member salam (ibu jari
merapat ke jari telunjuk dan jari-jari lain saling merapat).
ee. Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta paling bawah. Bila
plasenta berimplantasi di korpus belakang, tali pusat tetap disebelah atas dan
sisipkan ujung jari-jari tangan diantara plasenta dan dinding uterus dimana
punggung tangan menghadap ke bawah (posterior ibu). Bila di korpus depan
maka pindahkan tangan ke sebelah atas tali pusat dan sisipkan ujung jari-jari
tangan diantara plasenta dan dinding uterus dimana punggung tangan
menghadap ke atas (anterio ibu).
ff. Setelah ujung-ujung jari masuk diantara plasenta dan dinding uterus maka
perluas pelepasan plasenta dengan jalan menggeser tangan
gg. Apabila terjadi atonia uteri, segera lakukan kompresi bimanual uterus dan
berikan suntikan Ergometrin 0,2 mg IM atau IV sampai kontraksi uterus baik.
hh. Apabila kontraksi rahim tetap buruk dilanjutkan dengan tindakan sesuai
prosedur tindakan pada atonia uteri.
ii. Melakukan penekanan (dengan tangan yang menahan supra simfisis) uterus
kearah dorso-kranial setelah plasenta dilahirkan dan tempatkan plasenta di
dalam wadah yang telah disediakan.
jj. Mendekontaminasi sarung tangan (sebelum dilepaskan) dan peralatan lain
yang digunakan.
kk. Melepaskan dan rendam sarung tangan dan peralatan lainnya di dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit.
ll. Mencuci tangan dengan saun dan air bersih mengalir.
mm. Mengeringkan tangan dengan handuk bersih dan kering.
nn. Memeriksa kembali tanda-tanda vital ibu.
BAB IV
PEMBAHASAN DARI MATERI
Menurut kelompok kami isi soap asuhan data soap telah susui dengan materi yang telah
kelompok buat mengenai retensio plasenta yang dimana di lihat dari tanda dan gejala
yang di alami pada pasien yang menderita retensio plasenta dari data subjektif ibu
bersalin sudah usia lebih dari 30 tahun, ibu sudah mempunyai anak multi grande,setelah
bayi lahir setelah di suntuk ositosin itu tidak mengalami kontaksi kembali, TFU ibu
maish sepusat, tanda tanda vital ibu menurun dan terlalu cepat, terdapat pengeluran darah
di jalan lahir. Setelah bidan m melakukan pengumulan data dan pemeriksaan fisik lalu
meletakkan diagnose retensio plasenta maka bidan memberi asuhan memberikan asuhan
kebidanan sesuai dengan potensi bidan dan kewenangan bidan.
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau
melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Istilah retensio plasenta dipergunakan kalau
plasenta belum lahir.Retensio plasenta adalah bila plasenta tidak lepas atau keluar lebih
dari 30 menit setelah persalinan.
B.Saran
Diharapkan bidan dapat mempertahankan kualitas pelayanan dengan cara petugas
selalu melakukan tindakan sesuai SOP yang telah ditetapkan serta meningkatkan kembali
pelayanan sesuai standar dan kewenangan bidan serta meningkatkan upaya preventif
melalui deteksi dini pada antenatal care untuk mencegah kegawatdaruratan
DAFTAR PUSTAKA
Henny dkk,2021.analisa faktor-faktor yang berhubungan dengan retensio plasenta pada ibu
bersalin. Jurnal kebidanan. (9) : 97-106
Syalfina dkk. 2021 menejemen kebidanan pada ibu bersalin retensio plasenta. Jurnal menejemen
kebidanan kesehatan yayasan RS dr suetomo. 7 (2) : 150-161
Fitriyani, 2020. Dampak Retensio Plasenta. Https://id.theasianparent.com/ari-ari-
Budiman, D. M. (2017) „Perdarahan Post Partum Dini e.c Retensio Plasenta‟,
Jurnal Medula Unila, 7(3), pp. 6–10.
Permata sari dkk faktor yang berhubungan dengan Kejadian Perlengketan Plasenta (Retensio
Placenta) di Rumah Sakit
Islam Jakarta Cempaka Putih: Sebuah Studi Kasus Kontrol‟, Jurnal
ARKESMAS, 2(1), pp. 102–108
RSUD Pasir Pengaraian, 2019. Data penyakit Obstetri. Pasir Pengaraian : Rekam