Anda di halaman 1dari 72

MAKALAH

PLACENTA PREVIA

Dosen : Titik Hindriati, S.Pd, M.Kes

Disusun oleh Kelompok III :

1. Arnita
2. Dessi Afriyanti
3. Eka Juninarmi
4. Endah
5. Fajriani Rifna
6. Iba Sri Wahyuni
7. Nuraswita
8. Paridah
9. Ratna wilis
10. Romei Sri Atika

POLTEKKES KEMENKES JAMBI PRODI DIV


ALIH JENJANG KEBIDANAN MAHASISWA PEMKAB BUNGO
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala, karena atas

rahmat-Nya makalah yang berjudul “Asuhan kegawatdaruratan pada KALA I dan II

dengan plasenta previa” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah ASKEB

Kegawatdaruratan. Selama penyusunan makalah ini kami telah banyak mendapat

bantuan dari berbagai pihak dalam bentuk informasi, motivasi, serta dorongan moral dan

spiritual, sehingga makalah ini tersusun dan dapat diselesaikan sesuai dengan rencana.

Disamping itu, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan sudah

tentu masih ada kesalahan-kesalahan yang luput dari pengamatan kami, oleh karena itu

kritik dan saran yang membangun diharapkan dari pembaca.Pada akhirnya kami

berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca jika ada kesalahan dan

kekurangan kami mohon dimaklumi.

Jambi, September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Tujuan Penulisan..............................................................................3
C. Manfaat Penulisan............................................................................4
D. Ruang Lingkup.................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan dengan Plasenta Previa..................................................6
1. Pengertian Plasenta Previa..........................................................6
2. Klasifikasi Plasenta Previa .........................................................6
3. Tanda dan gejala..........................................................................11
4. Patofisiologi Plasenta Previa.......................................................12
5. Komplikasi Plasenta Previa.........................................................13
6. Perbedaan Plasenta Previa dan Solusio Plasenta.........................13
7. Penatalaksanaan Plasenta Previa.................................................14
8. Penanganan Plasenta Previa Di Puskesmas.................................15
9. Pemeriksaan Laboratorium..........................................................19
B. Konsep manajemen kebidanan Varney dan SOAP..........................21

BAB III TINJAUAN KASUS


Asuhan Kebidanan Plasenta Previa......................................................45
BAB IV PEMBAHASAN
Pembahasan Asuhan menurut Langkah Varney...................................68
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................72
B. Saran ................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………74

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilitas atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi dan implantasi. Bila dihitung saat fertilitas

hingga lahiran bayi, kehamilan normal akan berlangsung pada waktu 40 minggu atau

10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional (Saifuddin, 2016:213). Pada

umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi

yang sehat karena terpenuhinya nutrisi yang diberikan pada janin.Peningkatan energi

dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,

pertambahan organ dalam kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh

ibu (Saifuddin, 2016).

Pada masa kehamilan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

pendidikan, psikologi, aktivitas dan gizi (Notoatmodjo, 2013). Umumnya 80-90%

kehamilan berjalan dengan normal dan hanya 10-12% kehamilan disertai dengan

penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis,kehamilan patologis sendiri

tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap tubuh

berlangsung secara bertahap atau berangsur-angsur.Deteksi dini gejala dan tanda

bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya

gangguan yang serius terhadap kehamilan dan keselamatan ibu hamil (Saifuddin,

2016:281).
2

Menurut Kementrian Kesehatan RI tahun 2018, tiga faktor utama kesehatan

ibu melahirkan adalah perdarahan 28%, eklampsia 24%, infeksi 11%. Padasebuah

laporan oleh chikaki, dkk disebutkan perdarahan obstetrik yang sampai menyebabkan

kematian maternal terdiri atas solusio plasenta 19%, koagulopati 14%, robekan jalan

lahir termasuk ruptur uteri 16%, plasenta previa 7% dan plasenta akreta atau inkreta

dan perkreta 6% dan atonia uteri (Prawirohardjo, 2018).

Berdasarkan hasil Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2018, rata-rata

angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 305 kematian per 100.000 kelahiran

hidup. Indonesia, khususnya Provinsi Jambi, angka kematian ibu mencapai 81 per

100.000 kelahiran hidup tahun 2018 mengalami kenaikan 87 per 100.000 kelahiran

hidup ditahun 2017, dan turun lagi menjadi 78 per 100.000 kelahiran hidup tahun

2018 (Profil Kesehatan Provinsi Jambi, 2018).

Kasus perdarahan sebagai penyebab utama kematian ibu dapat terjadi pada

masa kehamilan, persalinan dan masa nifas. Salah satu penyebab perdarahan tersebut

adalah plasenta previa yaitu plasenta yang berimplementasi pada segmen bawah

rahim (SBR) sedemikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium

uteri internum (OUI). Pada beberaparumah sakit umum pemerintah angka kejadian

plasenta previa berkisar 1,7% sampai 2,9%, sedangkan di negara maju kejadiannya

lebih rendah yaitu <1%. (Prawirohardjo, 2018).

Penyebab terjadinya plasenta previa secara pasti sulit ditentukan namun ada

beberapa faktor yang meningkatkan terjadinya plasenta previa seperti jarak

kehamilan, paritas tinggi dan usia diatas 35 tahun (Prawirohardjo, 2018). Menurut

hasul penelitian Widia R. Husain (2019), plasenta terjadi 1,3 lebih sering pada ibu
3

yang sudah beberapa kali melahirkan (multipara) dari pada ibu yang baru pertama

kali melahirkan (primipara). Semakin tua umur ibu maka kemungkinan untuk

mendapatkan plasenta previa lebih besar. Pada ibu yang melahirkan dalam usia >40

tahun berisiko 2,6 kali untuk terjadinya plasenta previa. Plasenta previa juga sering

terjadi pada kehamilan ganda dari pada kehamilan tunggal. Uterus yang cacat ikut

mempertinggi angka kejadiannya. Ibu yang mempunyai riwayat secsio sesaria

minimal satu kali mempunyai resiko 2,6 kali untuk menjadi plasenta previa pada

kehamilan selanjutnya (Midwifery Update, 2016).

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Memperoleh pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada

Ny. P kehamilan 31-32 minggu dengan Plasenta Previa dengan menggunakan

Manajemen 7 Langkah Varney.

2. Tujuan Khusus

a) Mampu melaksanakan pengkajian data dasar pada Ny. P kehamilan 31-32

minggu dengan plasenta previa

b) Mampu menginterpretasi data untuk mengidentifikasi diagnosa masalah

kehamilan Ny. P kehamilan 31-32minggu dengan plasenta previa

c) Mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dalam masa

kehamilan Ny. L kehamilan 36-37minggu dengan plasenta previa totalis di

Polindes Desa Marga Manunggal JayaMuaro Jambi Tahun 2020.


4

d) Mampu menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera baik mandiri,

kolaborasi, rujukan, dalam memberikan asuhan kebidanan selama masa

kehamilan pada Ny. P kehamilan 31-32 minggu dengan plasenta previa

e) Mampu menyusun rencana asuhan yang menyeluruh dengan tepat dan

rasional berdasarkan kebutuhan selama masa kehamilan pada pada Ny. P

kehamilan 31-32minggu dengan plasenta previa

f) Mampu melaksanakan asuhan kebidanan yang diberikan sesuai dengan

rencana yang efisien dan aman selama masa kehamilan pada pada Ny. P

kehamilan 31-32minggu dengan plasentaprevia

g) Mampu mengevaluasi hasil asuhan dan mendokumentasikannya selama

masa kehamilan pada pada Ny. P kehamilan 31-32minggu dengan

plasentaprevia.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Bidan

Sebagai masukan dalam memberikan asuhan kebidanan kehamilan dan

untuk tenaga kesehatan, dapat memberikan ilmu yang dimiliki serta mau

membimbing tentang cara pemberian asuhan berkualitas .

2. Bagi Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan Kebidanan

Sebagai acuan dan informasi yang bertujuan untuk menambah wawasan

dan pengetahuan mahasiswa dan menjadi bahan kepustakaan bagi Poltekkes

Kemenkes Jambi Jurusan Kebidanan.


5

3. Bagi Pemberi Asuhan Lainnya

Sebagai masukan dalam memberikan asuhan kebidanan kehamilan di

masyarakat dan sebagai acuan dalam pembuatan studi kasus selanjutnya

dengan variabel yang berbeda.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup studi kasus ini adalah mengetahui asuhan kebidanan pada

Ny. P kehamilan 31-32minggu dengan plasenta previa


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan dengan Plasenta Previa

1. Pengertian

Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada

tempat abnormal yaitu pada segmen bawah rahim (SBR) sehingga menutupi

sebagian atau seluruh permukaan jalan lahir (Ostium uteri Internum) dan oleh

karenanya bagianterendah sering kali terkendala memasuki pintu atas panggu

(PAP) atau menimbulkan kelainan janin dalam lahir. Pada keadaan normal

plasenta umumnya terletak di corpus uteri bagian depan atau belakang agak

ke arah fundus uteri (Prawirohardjo, 2018).

Plasenta Previa adalah plasenta yang berimplantasi diatas atau mendekati

ostium serviks interna (Midwifery Update, 2016). Plasenta Previa adalah

plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan menutupi

sebagian atau seluruh ostium uteri internum (Saifuddin, 2018).

2. Klasifikasi Plasenta Previa

Menurut Patrick (2016), plasenta previa dibagi menjadi beberapa jenis :

1) Plasenta previa Totalis

Plasenta previa Totalis yaitu ostium uteri internum tertutup seluruhnya

oleh plasenta.

6
7

Gambar 1.PlasentaPrevia Totalis


(Sumber: Perdarahan Antepartum, http://medlinux.blogspot.com)

Gambar 2.PlasentaPrevia Totalis


(Sumber: GambarPlasentaPrevia,
http://www.google.co.id/images?hl=id&q=plasenta+previa)

2) Plasenta previa parsialis


Plasenta previa parsialis yaitu ostium uteru internum tertutup sebagian
oleh plasenta.

Gambar 3.PlasentaPreviaParsialis
(Sumber: Perdarahan Antepartum, http://medlinux.blogspot.com)

3) Plasenta previa marginalis


8

Plasenta previa marginalis yaitu pinggir bawah plasenta sampai pada


pinggir ostium uteri internum

Gambar 5.PlasentaPreviaMarginalis
(Sumber: Perdarahan Antepartum, http://medlinux.blogspot.com)

Gambar 6.PlasentaPreviaMarginalis
(Sumber: GambarPlasentaPrevia,
http://www.google.co.id/images?hl=id&q=plasenta+previa

4) Plasenta previa letak rendah


Plasenta previa letak rendah yaitu terjadi jika plasenta tertanam di
segmen bawah uterus.
9

Gambar 7.PlasentaPreviaLetakRendah
(Sumber: GambarPlasentaPrevia,
(http://www.google.co.id/images?hl=id&q=plasenta+previa)

Menurut De Snoo, plasenta previa dibagi berdasarkan pada pembukaan 4-5 cm:

a) Plasenta previa sentralis (letak rendah)

Bila pada pembukaan 4-5 cm terapa plasenta menutupi seluruh ostiumuteri

internum.

b) Plasenta previa lateralis

Bila pada pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan ditutupi oleh plasenta.

Plasenta previa lateralis dibagi menjadi 2, yaitu:Plasentalateralis

posteriorbila sebagian menutupi ostium bagian belakang.

c) Plasenta previa lateralis anterior

Bila menutupi ostium bagian depan.

d) Plasenta previa marginalis

Bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostium yang ditutupi plasenta

(Norma, dkk. 2015).

Menurut Brown, klasifikasi plasenta previa dibagi menjadi :


10

a) Tingkat I : Lateral Plasenta Previapinggir bawah plasenta berinserasi

sampai ke segmen bawah rahim, namun tidak sampai ke pinggir

pembukaan.

b) Tingkat II : Marginal Plasenta Previaplasenta mencapai pinggir

pembukaan (ostium).

c) TingkatIII : complete plasenta previaplasenta menutupi ostium waktu

tertutup, dan tidak menutupi bila pembukaan hampir lengkap.

d) Tingkat IV : central plasenta previaplasenta menutupi seluruhnya pada

pembukaan hampir lengkap (Sofian, 2016).

3. Tanda dan Gejala

Berdasarkan (Prawirohardjo, 2018) tanda dan gejala plasenta previa yaitu:

Tanda dan gejala dalam hal ini adalah gejala utama dan gejala klinik.

a) Gejala Utama

Perdarahan yang terjadi bisa sedikit atau banyak. Perdarahan yang

berwarna merah segar, tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri.

b) Gejala Klinik

1) Perdarahan yang terjadi bisa sedikit atau banyak. Perdarahan yang

terjadi pertama kali biasanya tidak banyak dan tidak berakibat fatal.

Perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak dari sebelumnya.

Perdarahan pertama sering terjadi pada triwulan ketiga.

2) Pasien yang datang dengan perdarahan karena plasenta previa tidak

mengeluh adanya rasa sakit.

3) Pada uterus tidak teraba keras dan tidak tegang.


11

4) Bagian terbanyak janin biasanya belum masuk pintu atas panggul dan

tidak jarang terjadi letak janin letak janin (letak lintang atau letak

sungsang)

5) Janin mungkin masih hidup atau sudah mati, tergantung banyaknya

perdarahan, sebagian besar kasus, janinnya masih hidup

4. Patofisiologi Plasenta Previa


Perdarahan antepartumdisebabkan oleh plasenta previa umumnya terjadi
pada trimester ketiga karena pada saat itu segmen bawah rahim lebih
mengalami perubahan karena berkaitan dengan semakin tuanya
kehamilan.Menurut (Manuaba, 2016) implementasi plasenta di segmen
bawah rahim dapat disebabkan:
a. Endomentriumdi fundus uteri belum siap menerima implantasi
b. Endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasan plasenta
untukmampu memberikan nutrisi ke janin.
5. Komplikasi Plasenta Previa
Ada beberapa komplikasi yang bila terjadi pada ibu hamil dengan
plasenta previa menurut (Manuaba, 2016) yaitu :
1) Komplikasi pada ibu:
a) Dapat terjadi anemia bahkan syok
b) Dapat terjadi robekan pada serviks dan segmen bawah rahim yang
rapuh
c) Infeksi pada perdarahan yang banyak
2) Komplikasi pada janin

a) Kelainan letak janin

b) Prematuritas, morbiditas dan mortalitas yang tinggi

c) Asfiksia intauterine sampai dengan kematian

6. Perbedaaan Plasenta Previa dan Solusio Plasenta


12

Perbedaan Plasenta Previa dan Solusio Plasenta menurut (Sarwono, 2018)

yaitu:

Tabel 2.1
Perbedaan Plasenta Previa dan Solusio Plasenta

7. Penatalaksanaan Plasenta Previa

Menurut Prof. DR. Dr. Sarwono Prawirohardjo. SpOG.2018. Jakarta :

1) Perdarahan dalam trimester dua atau trimester tiga harus dirawat di

rumah sakit. Pasien diminta baring dan dikalukan pemeriksaan darah

lengkap termasuk golongan darah dan faktor Rh.pada kehamilan 24

minggu sampai 34 minggu diberikan steroid dalam perawatan antenatal

untuk perawatan paru janin.

2) Jika perdarahan terjadi pada trimester dua perlu diwanti-wanti karena

perdarahan ulangan biasanya lebih banyak. Jika ada gejala hipovelemik

seperti hipotensi, pasien tersebut mungkin mengalami perdarahan yang

cukup berat, lenih berat dari pada penampakannya secara klinis.

Transfusi darah yang banyak perlu segera diberikan.

3) Pada kondisi yang terlihat stabil di dalam rawatan di luar rumah sakit,

hubungan suami istri dan tumah tangga dihindari kecuali setelah


13

pemeriksaan ultrasonografi ulangan dianjurkan minimal setelah 4

minggu, memperlihatkan ada migrasi plasenta menjauhi ostiun uteri

internum (OUI)

4) Perdarahan dalam trimester tiga perlu pengawasan lebih ketat dengan

istirahat baring yang lebih lama dalam rumah sakit dan dalam keadaan

yang cukup serius untuk merawatnya sampai melahirkan.

5) Pada pasien dengan riwayat secsio sesaria perlu diteliti dengan

ultrasonografi, color doppler atau MRI untuk melihatkemungkinan

adanya plasenta akreta, inkreta atau perkreta.

6) Secsio sesaria juga dilakukan apabilaada perdarahan banyak yang

menghawatirkan

Semua pasien dengan perdarahan pervaginam pada trimester tiga dirawat di

rumah sakit tanpa periksa dalam. Bila pasien dalam keadaan syok karena

perdarahan yang banyak, harus segera perbaiki keadaan umumnya dengan

pemberian infus atau transfusi darah (Sarwono, 2018).

Selanjutnya penanganan plasenta previa bergantung pada keadaan umum

pasien, kadar Hb, jumlah perdarahan, umur kehamilan, taksiran janin, jenis

plasenta previa dan paritas (Sarwono, 2018).

8. Penanganan Plasenta Previa di Puskesmas/Polindes :

Penanganan pada pasien dengan plasenta previa yaitu :

1) Prisip Penangan Dasar

a) Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan dalam sebelum tersedia

kesiapan untuk seksio sesarea.


14

b) Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan infus cairan intravena

(NaCl 0,9% atau Ringer Laktat).

c) Lakukan penilaian jumlah perdarahan.

d) Jika perdarahan banyak dan berlangsung, persiapkan seksio sesarea

tanpa memperhitungkan usia kehamilan.

e) Jika perdarahan sedikit dan berhenti, dan janin hidup tetapi

prematur, pertimbangkan terapi ekspektatif.

2) Penilaian awal

a) Perdarahan yang berwarna merah segar tanpa alasan dan tanpa rasa

nyeri.

b) Pemeriksaan fisik bervariasi dari keadaan normal sampai syok,

pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi dan pernafasan

juga bervariasi ada yang normal ada juga yang tekanan darah

menurun sedangkan nadi dan pernafasan meningkat, dan daerah

ujung menjadi dingin serta tampak anemis.

c) Anamnesa plasenta previa : terjadi perdarahan pada umur kehamilan

28 mingggu atau lebih berlangsung tampa nyeri, dapat berulang dan

tanpa alasan dan terutama pada multigravida.

3) Penilaian Klinik

a) Palpasi abdomen :

1. Janin belum cukup bulan

2. Tinggi fundus uteri sesuai umur kehamilan karena letak

plasenta disegmen bawah rahim, maka dapat di jumpai

kelaianan letak janin dalam rahim.


15

3. DJJ bervariasi dari normal sampai asfiksia dan kematian dalam

rahim.

4. Pemeriksaan dalam dilakukan di atas meja operasi.

5. Perdarahan yang terjadi bisa banyak atau sedikit.

b) Pada uterus tidak teraba tegang atau keras

c) Janin mungkin masih hidup atau sudah mati, tergantung banyaknya

perdarahan, sebagian besar kasung janin masih hidup.

4) Sistem Rujukan

Perdarahan pada kehamilan harus dianggap kelainan yang

berbahaya.Untuk kasus plasenta previa langsung dirujuk kerumah sakit,

jika dari bidan desa, bidan desa harus bekerja sama dengan pihak

puskesmas

5) Mekanisme rujukan

a. Pada tingkat bidan desa, pustu dan Polindes tenaga kesehatan harus

dapat menentukan tingkat kegawat daruratan kasus yang di temui

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab.

b. Pemberian informasi pada pasien dan keluarga

c. Mengirim informasi pada tempat yang dituju.

d. Persiapan pasien

1) Sebelum di kirim keadaan umum pasien harus di perbaiki,

keadaan umum harus di pertahankan selama perjalanan untuk itu

obat-obat yang diperlukan perlu disertakan.

2) Surat rujukan.

3) Bidan/perawat harus mendampingi rujukan


16

4) Pengiriman penderita

Untuk mempercepat sampai ketujuan di perlukan saranan

transportasi.Lengkapi BAKSOKUDA yaitu:

a) B (Bidan)

b) A (Alat)

c) K (Keluarga)

d) S (Surat)

e) O (Obat)

f) K (Kendaraan)

g) U (Uang)

h) DA (Darah)

9. Pemeriksaan Laboratorium

Berikut pemeriksaan laboratorium untuk Ibu Hamil menurut WHO,

2016adalah beberapa jenis tes darah yang diperlukan saat hamil, yaitu:

a) Tes Hb

Tes ini diperlukan untuk mengetahui apakah kadar hemoglobin dalam sel

darah merah ibu hamil normal atau terlalu sedikit yang artinya

pertanda anemia.

b) Tes golongan darah

Tes golongan darah dilakukan untuk mengetahui golongan darah (A, B,

AB, atau O).

c) Tes gula darah

Pemeriksaan kadar gula darah ibu hamil biasanya dilakukan di trimester

kedua kehamilan. Akan tetapi, dokter mungkin akan menyarankan tes


17

gula darah lebih dini pada ibu hamil yang memiliki berat badan berlebih,

pernah melahirkan anak dengan berat badan di atas 4,5 kilogram

sebelumnya, atau memiliki riwayat diabetes gestasional.

d) Tes HIV

Infeksi HIV penyebab AIDS pada ibu hamil bisa menular ke janin selama

kehamilan, saat melahirkan, atau selama menyusui. Di Indonesia, semua

ibu hamil di wilayah dengan angka kasus HIV yang tinggi, atau ibu hamil

dengan perilaku berisiko dianjurkan untuk menjalani tes HIV.

Tidak perlu merasa khawatir atau sungkan melakukan tes ini. Fasilitas

kesehatan tempat tes HIV dilakukan akan memberikan pelayanan

VCT dan menjamin kerahasiaan status pasien saat menjalani pemeriksaan

HIV. Bila ternyata ibu hamil positif HIV, penanganan medis akan

dilakukan untuk mengurangi risiko penularan HIV kepada bayi dan

mencegah berkembangnya infeksi HIV menjadi lebih berat.

e) Tes sifilis

Ibu hamil dengan perilaku seks berisiko atau memiliki tanda gejala

penyakit menular seksual juga disarankan untuk melakukan tes

sifilis. Sifilis yang tidak ditangani dapat menyebabkan cacat berat pada

bayi, bahkan pada kasus yang lebih fatal, bayi bisa lahir dalam keadaan

meninggal. Bila ibu hamil didiagnosis memiliki sifilis, dokter akan

memberikan antibiotik penisilin untuk mengobati penyakit tersebut dan

mencegah penularan sifilis pada janin.

f) Tes hepatitis B
18

Virus hepatitis B dapat menyebabkan penyakit hati yang serius.Hepatitis

B dapat menular dari ibu kepada janin selama kehamilan.Akibatnya, bayi

memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi virus hepatitis jangka panjang dan

menderita penyakit hati di kemudian hari.Karenanya, ibu hamil perlu

menjalani tes darah untuk mendeteksi virus hepatitis B sejak dini, dan

mendapatkan pengobatan jika hasil tesnya positif.Saat lahir, bayi dari ibu

yang menderita hepatitis B perlu mendapat imunisasi hepatitis B

secepatnya (paling lambat 12 jam setelah lahir).

B. Konsep Manajemen Kebidanan Dan SOAP

1. Manajemen Asuhan Kebidanan

a. Pengertian

Manajemen kebidanan menurut Halen Varney adalah sebuah proses

menyelesaikan masalah klinis, membuat suatu keputusan dan memberi

perawatan, yang telah berakar pada tindakan perawat-kebidanan di awal

tahun 1970-an. Proses ini merupakan sebuah metode pengorganisasian

pikiran dan tindakan dalam suatu alur logis untuk keuntungan pasien dan

pemberi perawatan kesehatan. Proses ini di jelaskan sebagai perilaku

yang diharapkan oleh praktisi klinis, yang dengan jelas merupakan buah

dari proses pikir dan tindakan yang diambil (Varney, 2007:26)

b. Langkah Manajemen Kebidanan

Menurut varney (2007:26-28). Proses pelakasanaan terdiri dari tujuh

langkah berurutan, yang secara periodic disempurnakan. Proses


19

penatalaksanaan ini dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan

berakhir dengan evaluasi. Tujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1) Langkah I : Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dan

mengumpulkan semua data meliputi pengkajiian riwayat,

pemeriksaan fisik dan pelvic sesuai indikasi, meninjau kembali

perkembangan keperawatan saat ini atau catatan rumah sakit

terdahulu, dan meninjau kembali data hasil laboratorium dan laporan

penelitian terkait secara singkat yang diperrlukan untuk mengevaluasi

keadaan klien secara lengkap. Pada langkah pertama ini dikumpulkan

semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan

dengan kondisi klien.

2) Langkah II : Interpretasi Data

Pada langkah ini di lakukan identifikasi dan analisa yang benar

terhadap diagnose atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan

interprestasi yang benar atas data-data yang telah di kumpulkan. Data

dasar yang sudah di kumpulkan dikembangkan sehingga ditemukan

masalah yang muncul atau diagnose yang spesifik.

3) Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial

Langkah ketiga mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial

berdasarkan masalah dan diagnosis saat ini berkenaan dengan

tindakan antisipasi, pencegaha jika memungkinkaan, menunggu

dengan waspada penuh, dan persiapan terhadap semua keadan yang


20

mungkin muncul.Langkah ini adalah langkah yang sangat penting

dalam memberikan keperawatan kesehatan yang aman.

4) Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera

Dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah

ataukebutuhan yang dihadapi klien. Setelah merumuskan tindakan

yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnose potensial pada

langkah sebelumnya harus merumuskan tindakan segera/emergency.

Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan

secara mandiri, secara kolaborasi atau bersifat rujukan.

Pada langkah IV menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera

pada kasus yaitu dengan mengetahui tanda-tanda akan terjadinya

masalah potensial pada ibu sehingga dapat dengan segera

dikonsultasi atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan

yang lain sesuai dengan kondisi klien.

5) Langkah V : Merencanakan asuhan yang menyeluruh

Langkah kelima mengembangkan sebuah rencana yang menyeluruh

(kesinambungan) dari manajemen kebidanan. Identifikasi dan

menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan dan dokter untuk

dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan

lain sesuai dengan kondisi klien. Rencana asuhan yang menyeluruh

tidak hanya meliputi apayang sudah dilihat dari kondisi klien atau dari

setiap masalah yangberkaitan.

6) Langkah VI : Melaksanakan perencanaan


21

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah kelima, dilaksanakan secara efisien dan aman.

Yang dilaksanakan oleh bidan atau klien atau anggota tim kesehatan

lainnya.

7) Langkah VII : Mengevaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam manejemen

kebidanan untuk kegiatannya dilakukan terus-menerus dengan

melibatkan klien, bidan, dokter, dan keluarga. Pada langkah ini

evaluasi dari asuhan kebidanan yang sudah diberikan meliputi

pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah

terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi

dalamdiagnosa.

Dapat dilihat pada bagan dibawah ini Kerangka Konsep

Manajemen Varney:

Bagan 2.1
Kerangka Konsep Manajemen Varney
22

Pengkajian Interprestasi
Pengumpulan Data
Data Dasar

Mengidentifikasi
Evaluasi Diagnosa atau
Masalah Potensial

Tindakan
Pelaksanaan
Segera

Perencanaan

varney

2.Pendokumentasian SOAP

Pendokumentasian asuhan kebidanan dengan metodeSOAP,

menggunakan alur pikir menurut Wildan Moh. (2018:34-35) . Dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. S (Data Subjektif)

Pengkajian datayangdiperolehdengananamnesis,berhubungandengan

masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai

kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung /

ringkasanyangakanberhubunganlangsungdengandiagnosis,dataakan

menguatkan diagnosis yang akan disusun. Data yang ditulis hanya yang

mrndukung dari diagnosesaja.

b. O (Data Objektif)

Data berasal dari hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien,

pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan diagnostic lainnya. Catatan medik

dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data

objektif, data ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang
23

berhubungan dengan diagnosis.

c. A (Assessment / Analysis)

Pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data

subjektif dan objektif. Analisis yang tepat dan akurat mengikuti

perkembangandatapasienakanmenjamincepatdiketahuinyaperubahan pasien,

dapat terus diikuti dan diambil keputusan / tindakan yang tepat. Analisi /

assessment merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut

Varney langkah kedua, ketiga, dan keempat yang menyangkut

diagnosis/masalh potensial serta perlunya mengidentifikasi kebutuhan

tindakansegerauntukantisipasidiagnosis/masalahpotensial dankebutuhan

tindakansegeraharusdiidentifikasimenurutkewenangan bidan (tindakan

mandiri, kolaborasi, danrujukan).

d. P (Planning)

Perencanaan dibuat saat ini dan yang dan datang. Rencana asuhan disusun

berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data yang bertujuan untuk

mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan

mempertahankan kesejahteraannya. P menurut Helen Varney masuk pada

langkah kelima, keenam dan ketujuh. Pelaksanaan asuhan sesuai rencana

yang telah disusun sesuai dengan keadaan dan dalam rangka mengatasi

masalah pasien.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.3

Pendokumentasian SOAP
7 langkah Varney SOAP NOTES
24

1. Pengumpulan Data Dasar Subjektif (hasil anamnesis)


Objektif
(pemeriksaan)

2. Interpretasi Data Assessment (analisis dan interpretasi data)


3. Identifikasi  Diagnosis dan masalah
Diagnosa / masalah Potensial
 Diagnosis
4. Identifikasi Kebutuhan yang atau masalah potensial
Memerlukan Penanganan  Kebutuhan
Segera tindakan
segera

5. Perencanaan Planning (dokumentasi implementasi


6. Pelaksanaan danevaluasi)
7. Evaluasi  Perencanaan
 Pelaksanaan
 Evaluasi

3. Tinjauan Asuhan Kebidanan Dengan Plasenta Previa dengan penerapan

Manajemen Kebidanan 7 langkah Varney

a. Langkah 1 : Pengumpulan Data Dasar Dengan Menggunakan

Pengkajian

Merupakan satu cara untuk mendapatkan informasi dengan menggunakan

metode wawancara dan pemeriksaan fisik.

i. Data Subjektif

1. Identitaspasien : Nama, umur, alamat, pendidikan terakhir, pekerjaan,

agama, alamat.

2. Riwayat Kehamilan Saat ini

3. Keluhanutama

4. Riwayatkesehatan : Riwayat kesehatan ibu dahulu, Riwayat

kesehatan sekarang, Riwayat kesehatan keluarga, Riwayat obstetri


25

5. Riwayat perkawinan

6. Riwayat kontrasepsi

7. Pola kebutuhan sehari-hari

ii. DataObjektif

1. Keadaanumum :Keadaan umum dikaji bertujuan

untuk

menilai status keadaan ibu.

2. Tingkatkesadaran :kesadaran adalah keadaan

yang

mencerminkan pengintegrasian

impuls eferen anaferen.

3. Tandavital :

a. Suhu

Suhu normal selama hamil adalah 36, 2-37,6 °C.

Peningkatan suhu mendadak terjadi infeksi (Lynn S.

Bickley, 2015:84).

b. Tekanandarah

Peningkatan tekanan darah yang terjadi setelah usia gestasi

20 minggu pada ibu yang sebelumnya normotensi harus

menimbulkan kekhawatiran karena hal ini dapat menjadi

indikator pertama gangguan yang progresif. Mendefinisikan

hipertensi yaitu tekanan darah 140/90 mmHg dan hipertensi

berat yaitu tekanan darah lebih dari 160/110 mmHg (Sarwono,

2018: 537).
26

c. Nadi

Denyut nadi merupakan aliran darah yang menonjol dan dapat

diraba. Selain itu, denyut nadi juga merupakan manifestasi dari

status sirkulasi darah di dalam pembuluh darah

arteri.pengkajian terhadap denyut nadi memberi data tentang

integritas sistem kardiovaskular.

Perawatan secara rutin mengkaji frekuensi, irama,

kekuatan, dan kesetaraan dari setiap denyutan. Denyut

abnormal yang lambat, cepat, atau tidak teratur dapat

menandakan masalah dalam pengaturan sirkulasi darah,

keseimbangan cairan, atau metabolisme.kekuatan denyutan

menunjukan volume darah yang di pompa dalam setiap

kontraksi jantung. Denyut jantung normalnya 60-90x/menit

(Lynn S. Bickley, 2015: 82).

d. Pernapasan

Frekuensi pernapasan untuk dewasa 14-20 kali dengan pola

reguler tanpa mengeluarkan suara.Kedalaman pernapasan

dikaji dengan mengobservasi derajat penyimpangan atau

gerakan dinding dada. Menggambarkan secara subjektif

gerakan ventilator sebagai dalam, normal,dan dangkal.

Pernapasan yang dalam melibatkan ekspansi penuh paru

dengan ekshalasi penuh. Pernafasan dangkal adalah bila

udara yang melewati paru hanya sedikit kuantitasnya dan

pergerakan ventilator sulit untuk dilihat.dengan bernafas


27

normal interval reguler terjadi setelah setiap siklus

pernapasan (Lynn S. Bickley, 2015:84).

e. Berat badan sekarang dan sebelumhamil

Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar

untuk dapat menentukan kenaikan berat badan selama

kehamilan. Berat badan sebelum konsepsi kurang dari 45

kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm, ibu beresiko

melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir rendah.

Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat

menyebabkan diabetes pada kehamilan, hipertensi pada

kehamilan (Marmi, 2011:12).

f. Tinggibadan

Seorang wanita hamil yang terlalu pendek, yang tinggi

badannya kurang dari 145 cm tergolong resiko tinggi

karena kemungkinan besar persalinan berlangsung kurang

lancar (Marmi, Retno, dan Ery, 2016:12).

g. LILA

Dikaji untuk mengukur lingkar lengan gunanya

untuk mengetahui status gizi pada ibu normal atau tidak.

Normalnya 23,5-26 cm.

h. StatusPresent

(1) Bentukkepala : Kepala dikaji untuk mengetahuibentuk

kepala dan benjolan dikepala (Varney,


28

2007:35).

(2) Rambut : Pemeriksaan rambut meliputirontok

atau tidaknya untuk mendeteksi

kurang gizi atau tidak (Varney,

2007:35).

(3) Muka : Untuk mengetahui adanyacloasma

Gravidarum/tidak.

(4) Mata : Pemeriksaan mata meliputibentuk

kesimetrisannya, penglihatan kabur

atau tidak, warna kantong

konjungtiva bawah. warna sklera,

edema kelopak mata(Manuaba,

2010: 261).

(5) Mulut :Pemeriksaan mulut dikaji untuk

mengetahui kesimetrisannya, warna,

caries, perdarahan dan edema pada

gusi (Varney, 2007: 37).

(6) Telinga : Pemeriksaan telinga dikajiuntuk

mengetahui kebersihannya, ada

serumen atau tidak, ketajaman

pendengaran secara umum (Varney,

2007: 36).

(7) Hidung :Pemeriksaan hidung dikajiuntuk

mengetahui kebersihanya, polip,


29

sumbatan pada hidung (kesulitan

saat bernapas lewat hidung), epista

(perdarahan lewat hidung)

(Varney, 2007: 36).

(8) Leher : Bertujuan untuk mengetahui apakah

terdapat nyeri atau kekakuan pada

leher, keterbatasan gerakan leher,

pembesaran atau nyeri tekan pada

kelenjar getah bening, pembesaran

tyroid (Varney, 2007: 37).

(9) Dada dan axilla : Bertujuan untuk mengetahuiadanya

retraksi dinding dada, pembesaran

kelenjar limfe (Varney, 2007: 37).

(10) Abdomen : Dikaji untuk mengetahuipembesaran

atau nyeri tekan pada nodus

kelenjar limfe inguinalis,bentuk

abdomen,luka bekas operasi

(Varney, 2007: 37). Palpasi pada

Plasenta Previa yaitu kepala tidak

turun atau belum masuk PAP

dikarenakan terhalang oleh plasenta

(Sarwono, 2018).

(11) Genetalia : dikaji untuk mengetahui adaatau

tidaknya infeksi, luka, varises,


30

edema, perdarahan pada vulva,

vagina dan serviks (Varney, 2007:

33). Pada Plasenta Previa biasanya

disertai pengeluaran darah dari

vulva tanpa disertai rasa nyeri

(Sarwono, 2018).

(12) Refleks patella : Reflek patella dikaji untuk mengetahui

adakah refleks atau tidak.

i.Status obstetrikus

(a) Inspeksi

Inspeksi melibatkan penggunaan penglihatan,

pendengaran dan penghirup pada pengkajian yang

sistematik pada ibu. Bagian tubuh dikaji terhadap bentuk,

warna, kesimetrisan, bau dan abnormalitas (Sri Sukamti,

2015: 5).

(b) Muka

Bertujuan untuk mengetahui apakah ada cloasma

gravidarum pada muka atau wajah, pucat atau tidak pada

selaput mata, dan ada tidaknya edema.

(c) Dada

Dada dikaji untuk mengetahui bentuk buah dada dan

pigmentasi puting susu.

(d) Abdomen

Abdomen dikaji untuk mengetahui apakah perut


31

membesar ke depan atau ke samping, keadaan pusat,

pigmentasi linea alba, serta ada tidaknya strie gravidarum

(Musrifatul Hidayat dan A. Azis Alimul Hidayat,

2016:142).

(e) Palpasi:

1) Leopold I

Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan mengetahui

bagianatas.

2) Leopold II

Untuk mengetahui letak punggung janin dan

bagianekstremitas.

3) Leopold III

Untuk menetapkanbagian terendah janin dan sudah

masuk PAP atau belum.

4) Leopold IV

Untuk mengetahuiseberapa jauh bagian terendah janin

sudah masuk panggul atau belum (Manuaba, 2016). Pada

Plasenta Previa dengan kehamilan dengan usia kehamilan

>32 minggu biasanya kepala belum turun, karena

terhalang oleh plasenta yang ada pada segmen bawah

uterus.

(f) Auskultasi :

Untuk mendengar detak jantung janin yang menunjukkan

bahwa janin hidup. Janin sehat jumlah detak jantungnya


32

sekitar 120-140 kali/menit (Manuaba, 2007; h.170).

(g) Pemeriksaan dalam:

Pada plasenta previa tidak boleh dilakukan pemeriksaan

dalam tapi diperiksa menggunakan inspekulo.

(h) Pemeriksaan Inspekulo

Untuk mengecek perdarahan yang ada pada jalan lahir, untuk

pemeriksaan Plasenta Previa menggunakan pemeriksaan

Inspekulo.

(10) Pemeriksaan penunjang:

a. Pemeriksaan darah rutin serta kimia darah :Hb, Golongan

darah, Gula darah..

b. Pemeriksaan urine : protein, reduksi, bilirubin,sedimen.

c. Kemungkinan terlihat letak Plasenta pada segmen bawah

uterus dengan konfirmasi USG (bilatersedia).

b. Langkah 2 :Interprestasi Data Dasar

Interprestasi data merupakan identifikasi terhadap diagnosa,

masalah, dan kebutuhan pasien. Interprestasi meliputi:

1) Data Dasar :

a) Diagnosa kebidanan

G3P2A0H2hamil 36-37 minggu janin tunggal hidup persentasi

bokongdengan plasenta previa totalis.

b) Masalah
33

c) Kebutuhan

c. Langkah 3 : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Mengantisipasi Penanganannya

Diagnosa yang dapat ditimbulkan karena plasenta previa, meliputi:

i.Pada ibu: Perdarahan antepartum, syok hipovelemik (Joseph dan

Nugroho. 2016).

ii.Pada bayi : Asfiksia intrauterin (Anik M. 2016).

d. Langkah 4 : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera

Pada langkah keempat menetapkan kebutuhan tindakan segera pada

kasus yaitu mengetahui tanda-tanda akan terjadinya masalah potensial

pada ibu sehingga dapat dengan segera dikonsultasi atau ditangani

bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.

Melakukan tindakan segera penatalaksanaan plasenta

previadiantaranya :

I) Tirah baring

II) Pasang Infus RL

III) Kolaborasi dengan dokter

e. Langkah 5 : Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh

Langkah kelima mengembangkan sebuah rencana kebidanan yang

menyeluruh yang ditentukan dengan mengacu pada hasil langkah

sebelumnya (Varney H. 2007: 27-28).


34

1. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan jelaskan hal-hal yang

dianggap penting.

2. Anjurkan ibu untuk istirahat total (tirah baring).

3. Observasi dengan ketat DJJ, tanda-tanda vital, dan perdarahan.

4. Observasi jumlah tetesan cairan infus (kebutuhan cairan)

5. Ambil sampel darah

6. Bekerja sama dengan anggota keluarga untuk memberikan dukungan

psikologis pada ibu.

7. Jelaskan pendidikan kesehatan yang berhubungan dengan:

a) Mengkonsumsi makanan yang bergizi dan sumber makanan yang

mengandung zat besi.

Rasional: Dapat meningkatkan status kesehatan ibu dan bayi

b) Personal hygiene

Rasional: kebersihan diri dan daerah genitalia dapat memberikan rasa

nyaman pada ibu, serta dapat mencegah terjadinya infeksi.

c) Istirahat yang cukup

8. Menjelaskan keadaan pasien kepada suami dan keluarga bahwa pasien

harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lengkap

9. Melakukan Informed consent

10. Mendampingi pasien untuk rujukan

Sebelum di kirim keadaan umum pasien harus di perbaiki, keadaan umum

harus di pertahankan selama perjalanan untuk itu obat-obat yang

diperlukan perlu disertakan dan Surat rujukan serta lengkapi


35

BAKSOKUDA yaitu B (Bidan),A (Alat),K (Keluarga), S (Surat), O

(Obat), K (Kendaraan), U (Uang), DA (Darah).

11. Lakukan operan dengan petugas kesehatan tempat rujukan

12. Lakukan dokumentasi

f. Langkah 6 : Melaksanakan Perencanaan

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan menjelaskan hal-hal yang

dianggap penting bahwa saat ini ibu sedang mengalami komplikasi

kehamilan yang berhubungan dengan kelainan plasenta yakni plasenta

terletak di segmen bawah uterus dan menutupi jalan lahir, sehingga

menyebabkan pengeluaran darah segar pervaginam yang disertai

gumpalan tanpa rasa nyeri.

2. Menganjurkan ibu untuk istirahat total (tirah baring), karena dengan

istirahat memungkinkan otot untuk berrelaksasi dan mengurangi beban

kerja jantung yang meningkat selama kehamilan serta dapat mengurangi

frekuensi perdarahan, dimana pada saat istirahat baring, sum-sum tulang

belakang bekerja menghasilkan sel-sel darah merah.

3. Mengobservasi dengan ketat DJJ, tanda-tanda vital, dan perdarahan

a. DJJ terdengar kuat pada kuadran kiri bawah perut ibu dengan frekuensi

142 x/menit.

b. Tanda-tanda vital:

1) Tekanan Darah : 110/70 mmHg

2) Nadi : 88 x/ menit

3) Pernapasan : 24 x/ menit
36

4) Suhu : 36,6 ̊ C

c. Masih ada darah yang keluar sedikit

d. HB: 11gr/dl

4. Mengobservasi jumlah tetesan cairan infuse

Infus RL 28 tetes/ menit (botol II) tetap mengalir dengan baik.

5. Mengambil sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium dan persiapan

transfusi jika sewaktu-waktu dibutuhkan

6. Bekerja sama dengan anggota keluarga untuk memberikan dukungan

psikologis pada ibu, karena dukungan psikologis sangat dibutuhkan ibu

untuk meghadapi keadaannya, serta untuk mengurangi kecemasan dan

kekhawatiran yang berlebihan yang sedang dirasakan ibu.

7. Menjelaskan pendidikan kesehatan yang berhubungan dengan:

a. Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang yang mengandung

karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral, serta makanan yang banyak

mengandung zat besi.

b. Personal hygiene, agar kebersihan diri dan daerah genitalia ibu dapat

tetap terjaga, sehingga dapat memberikan rasa nyaman pada ibu, serta

dapat mencegah terjadinya infeksi.

c. Istirahat yang cukup:

1) Tidur siang 1-2 jam/ hari

2) Tidur malam 7-8 jam/ hari

8. Menjelaskan keadaan pasien kepada suami dan keluarga bahwa pasien

harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lengkap karena plasenta

menutupi jalan lahir dan tidak bisa dilakukan persalinan normal


37

9. Melakukan Informed consent

10. Mendampingi pasien untuk rujukan

Sebelum dikirim keadaan umum pasien harus di perbaiki, keadaan umum

harus di pertahankan selama perjalanan untuk itu obat-obat yang

diperlukan perlu disertakan dan Surat rujukan serta lengkapi

BAKSOKUDA yaitu B (Bidan), A (Alat), K (Keluarga), S (Surat), O

(Obat), K (Kendaraan), U (Uang), DA (Darah).

11. Lakukan operan dengan petugas kesehatan tempat rujukan

12. Lakukan dokumentasi

g. Langkah 7 : Evaluasi

1. Ibu memahami tentang kondisi kehamilannya saat ini, yakni ibu sedang

mengalami komplikasi kehamilan yang berhubungan dengan kelainan

plasenta yakni plasenta terletak di segmen bawah uterus dan menutupi

jalan lahir, sehingga menyebabkan pengeluaran darah segar pervaginam

yang disertai gumpalan tanpa rasa nyeri.

2. Ibu telah melakukan tirah baring

3. Keadaan umum ibu baik ditandai dengan TTV dalam batas normal:

1) Tekanan Darah : 110/70 mmHg

2) Nadi : 88 x/ menit

3) Pernapasan : 24 x/ menit

4) Suhu : 36,60 C
38

4. Janin tetap dalam keadaan baik, ditandai dengan DJJ dalam batas normal

142 x /menit (120-160 kali/ menit), serta dengan adanya pergerakan

janin yang tetap dirasakan oleh ibu.

5. Jumlah peradarahan sedikit

6. HIS tidak ada

7. Pendonor darah telah disiapkan

8. Ibu dan keluarga mengerti tentang kebutuhan nutrisi ibu

9. Ibu memahami cara personal hygiene dan tanda tanda bahaya kehamilan

trimester III

10. Pasien telah didampingi dan keadaan umum pasien telah diperbaiki

beserta BAKSOKUDA telah disiapkan

11. Operan telah dilakukan

12. Dokumentasi telah dilakukan


39

BAB III

ASUHAN KEBIDANAN
FORMAT PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN (ANC)40

RS/PUSKESMAS/RB/BPS :PKM 1 Ma bungo Pj. Ruangan : khoiriah


NOMOR RM :2336 Tanggal/Pukul Pengkajian :14-09-2021/ 08.30 wib
Mahasiswa :kelompok 3 Sumber Informasi Tempat Pelayanan
NIM : √ Teman × Orang tua/keluarga
-
Pembimbing : √ Nakes:bidan √ Sendiri
A. BIODATA :
Nama klien/ibu : Ny.P Nama suami : Tn.K
Umur : 38 tahun Umur : 40 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Dagang
Suku Bangsa : Indonesia Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : jaya setia RT 18/Rw 08 Alamat : jaya setia RT 18/Rw 08
No.Telp/HP : 081373007228 No.Telp/HP : 081373007228
Bahasa : Indonesia Bahasa : Indonesia

Penanggung jawab
Nama : Tn.K Pekerjaan : Dagang
Umur : 40 tahun Alamat : jaya setia RT 18/Rw 08
Hubungan dengan klien : Suami No.Telp/HP : 081373007228
B. DATA SUBJEKTIF
1. TUJUAN KUNJUNGAN
Mau periksa kehamilan
KELUHAN
Hamil 8 bulan mengeluarkan darah banyak dari kemaluan
2. Riwayat Menstruasi
Umur menarche: 12th, lamanya haid 3 hari, jumlah darah haid 3 kali ganti pembalut, siklus haid
28 hari
Teratur/tidak teratur: teratur,Konsistensi: encer HPHT: 03-02-2021TP: 10-11-2021
Usia saat kawin : 20 th
3. Riwayat Perkawinan
Perkawinan ke : th, kawin-1 tahun, dengan suami 1 th, ke-2 th
Usia saat kawin :
4. Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu
No Tgl/Tahun Tempat Umur Jenis Penolong Penyuli Anak Keadaan
Partus Partus Hamil Persalinan Persalinan t Kel/BB Anak Skrg
1 16 tahun rumah 40 mg spontan Bidan - Laki2 baik
41
5. Riwayat Kehamilan Saat Ini : G5 P3 A1 H3
Pertama kali memeriksakan kehamilan pada UK : 14 minggu
42
Di puskesmas Oleh : Bidan

Masalah yang pernah dialami :
Masalah yang pernah dialami :
Hamil Muda : √ mual × muntah perdarahan
×
Lain-lain √
× : tidak ada
Hamil Tua : × pusing Sakit
× kepala √ perdarahan
× Lain-lain
Gerakan janin : √ terasa × Tidak Terasa
Gerakan terakhir jam : 08 wib
Imunisasi :
×
TT1 × Hepatitis
Lain-lain
×

Pengobatan/anjuran yang pernah diperoleh selama kehamilan ini :pada usia kehamilan 28 mg
ibu pernah perdarahan sedikit tampa rasa nyeri konsul ke dr SPOG anjuran istiraha,kurangi aktifitas
yg berat, bila terjadi perdarahan berulang segera ketempat pelayanan kes
6. Riwayat penyakit/operasi yang lalu : operasi sc tahun 2013 di RS

7. Riwayat penyakit keluarga (Ayah, ibu, adik, paman, bibi) yang pernah menderita sakit
× Kanker × Penyakit hati × Hipertensi × DM × Peny. Ginjal
× Myoma × Epilepsy × Kelainan bawaan × Alergi √ Hamil kembar

× Lain-lain:
8. Riwayat yang berhubungan dengan masalah kesehatan reproduksi
× Infertilitas × Infeksi virus × PMS × Servisitis kronis × Endometritis

× Myoma × Polip servix ×


Kanker kandungan Operasi kandungan
× Lain-lain : tidak ada
9. Riwayat Keluarga Berencana
Metode KB yang pernah dipakai : suntik 3 bulan Lama : 3 tahun
Komplikasi/masalah: tidak ada
10. Pola Makan / Minum
Makan : 2 kali/hari
Minum : 8-9 kali/hari
Jenis makanan/minuman yang sering dikonsumsi : nasi, laukpauk dan sayuran
(bila terdapat gangguan pada pola makan minum, hitung secara kuantitas/kualitas di lembar lain)
11. Pola Eliminasi :
BAB : 1 Kali/hari
BAK : sering Kali/hari
Kelainan/masalah yang ditemukan pada pola eliminasi : tidak ada
43

13. Pola Seksualitas


Frekuensi : 1 x/minggu
Masalah/gangguan yang ditemukan pada pola seksualitas : nafsu seksual berkurang
14. Riwayat Psikososial
Psikososial : Penerimaan klien terhadap kehamilan ini :
√ Diharapkan × Tidak diharapkan
Alasan ingin memililki anak perempuan
Social support dari : √ Suami √ Orang tua √ Mertua × Keluarga lain

Masalah psikososial :
Kekerasan RT × Fisik × Psikologis
× Dan lain-lain tidak ada
15. Perilaku kesehatan :
Penggunaan miras : × Ada √ Tidak
Penggunaan zat adiktif : × Ada √ Tidak
Merokok : × Ada √ Tidak
Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan :
× Memakai benda tajam √ Membawa tumbuh-tumbuhan
× Lain-lain: tidak ada

Muara Bungo, 14-09- 2021


Pembimbing Lahan Mahasiswa

( ) ( )
Dosen Pembimbing

( )
44

1 DATA OBYEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum :
v
Sikap tubuh : Lordosis × Kiposis × Scoliosis × Normal
× Cacat
Tanda-tanda vital : √ TD 100/60 √ P20x/i √ N 88x/i √ S 37.5oC
Turgor : √ Baik × Kurang × Jelek
Tinggi Badan : 150 Cm
BB (Sesuai Indikasi) :58 Kg
BB sebelum hamil :42 Kg
Rambut/kepala : √ Bersih × Kotor × Rontok × Lain-lain………
Mata : sclera : × Ikterus √ Tdk. Ikterus
Konjungtiva : √ Pucat × Tdk. Pucat
Penglihatan : √ Jelas × Kabur × Lain-lain………
Alat bantu : √ Kacamata × Kontak-lens
Muka : √ Hiperpigmentasi × Edema × Tdk. Tampak kelainan

× Lain-lain :
Bibir : × Kering × Pecah-pecah × Inflamasi × Lain-lain………
Rahang dan lidah : × Pucat Sakit × Lesi
Gigi : × Palsu × Karies × Lain-lain:tidak ada
Telinga : × Tdk. Tampak kelainan × Lain-lain: tidak ada
× Alat bantu dengar
Leher : × Pembesaran kelenjar tiroid × Pembesaran vena jugularis
× Pembesaran kelenjar getah bening
Payudara : √ Simetris × Asimetris × Kemerahan
× Bengkak × Benjolan × Dimpling

Putting susu : × Datar Menonjol × Ke dalam × Lecet Kotor
Areola mammae : √ Bersih × Kotor √ Hiperpigmentasi
Pengeluaran ASI : × Tampak kolostrum √ Tidak tampak kolostrum
45

Abdomen :
-Bekas operasi : √ Ada × Lokasi atas simpisis Tidak ada
×

-Pembesaran :√√ Ada × Tidak ada


-Gerakan Janin : √ Ada × Tidak ada
-Striae : Tidak ada × Livide √ Albikans
-Linea : √ Alba × Fusca
√ igra
-Palpasi Kelembutan × Pembesaran hati/lien × Mass
× Suprapubi
tenderness
-TFU 28 cm, Letak Punggung: kiri, Presentasi kepala , Penurunan 0/5
-TBJ 2.325 gr
-Lain-lain.
-DJJ × Belum terdengar
√ √ √
Frek140 x/i Teratur × Tdk. Teratur Kuat × Lemah
× Punctum Maksimum 3 cm Sebelah bawah kiri pusat
Punggung dan pinggang : CVAT × Ada √ Tidak ada
Nyeri Ketuk × Ada √
Tidak ada
Ekstremitas √ Tdk. Tampak cacat × Cacat √ Varises

× Edema
Refeleks Patella √
Positif : kanan/kiri × Negatif : kanan/kiri
Akral × Dingin × Pucat × Kebiruan √ Normal
Ano genital

Pengeluaran per vulva Darah × Lendir × Air ketuban
× Tanda-tanda PMS
Palpasi Pembengkakan kelenjar × Skene × Bartholini × Lymfe
× Lain-lain :tidak ada
2 Pemeriksaan Penunjang
HCG : - Hb :9.6 gr % CT/BT : - /- Ht :-
Gol. Darah : A Tempat / tgl pkm 14-09-2021
Lain-lain :tidak ada
46

Urine : Protein ( - ) Reduksi : ( - )


Lain-lain : tidak ada
CTG :- USG :-
Ro : -
3 Hal-hal lai yang masih perlu dikaji, tetapi tidak tercantum pada form
Pada kehamilan ini ibu sudah mengalami perdarahan untuk yang kedua kalinya
47

CATATAN PERENCANAAN
Diagnosa : G5 P3 A1 H3 gr 31-32 mg janin tunggal hidup intra uteri preskep dgengan placenta
previa

Masalah : Cemas

NO Perencanaan Rasionalisasi
14-9-21 1. Informed consent dan informed cois 1. pasien berhak untuk tau tindakan apa saja
Jam 9.45 yang akan dilakukan padanya dan berhak
WIB untuk menyetujuinya atau menolak
2. Lakukan pemeriksaa TTV 2. pemeriksaa TTV untuk mengetahui
keadaan umum ibu
3. Lakukan pemeriksaan kebidanan 3. mengetahui status kehamilan ibu dan
keadaan janin
4. Kolaborasi dg petugas laboratorium 4. pemeriksaan laboratorium untuk
mendukung diagnosa
5. Kolaborasi dengan dokter 5. untuk tindakan dan terapi
6. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang 6. Dengan mengetahui keadaan ibu dan
keadaan ibu dan tidakan selanjutnya kemungkinan yg akan terjadi dapat
menghidari komplin dan mengurangi
kecemasan pada ibu
7. Komunikasi dengan petugas RS untuk 7. Tempat rujukan dapat mempersiapkan
merujuk pasien (SISRUTE) saran dan prasarana untuk menghidari
keterlambatanpenanganan pasien
8. siapkan bidan yang akan merujuk 8. Menentukan bidan yg akan mendampingi
ibu untuk merujuk
9. siapkan alat2 untuk dibawa merujuk 9. alat2 yang kemungkinan untuk
pertolongan pertama dikendaraan
10.ajak suami dan keluarga mendampingi
10.Suami dan keluarga dapat memberikan
Suport dalam menghadapi masalahnya
11.siapkan surat rujukan dan administrasi
48

lainya 11.Administrasi yg lengkap dapat


12.siapkan obat2an ygng akan dibawa melancarkan proses pasien masuk RS
12.Antisipasi bila pasien Memerlukan
13.hubungi sopir ambulan, kendaraan yang tindakan diperjalanan
akan digunaka untuk merujuk 13.Untuk mempersiapkan kendaraan agar
14.beri tahu suami untuk menyiapkan uang perjalan tidak terhambat
14.untuk keperlukan oprasional ibu dan
15.mengikut sertakan keluarga yang sehat keluarga ditempat rujukan
dan bergolongan darah yang sama 15.Persiapan bila pasien memerlukan donor
16.rujuk pasien ke RSUD H,Hanafie muara darah
10.00 bungo 16.dampingi pasien dirujuk untuk
WIB menghindari kejadianyg tak diingini
diperjalanan
49

CATATAN PELAKSANAAN
NAMA : Ny. P NO. RM : :2336 RUANG: IGD PKM 1
UMUR :38 tahun JK : pr TANGGAL:14-09-2021 KELAS : -
DIAGNOSIS : G5 P3 A1 H3 gr 31-32 mg janin tunggal hidup intra uteri pre skep dg
placenta previa
MASALAH : Cemas
TANGGAL/ NAMA&
CATATAN PELAKSANAAN
PKL PARAF
50

14-09-21 1. menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang tindakan yg akan


09.45 wib dilakukan dan meminta persetujuanya
2. melakukan pemeriksaa TTV: TD 100/60 mmhg,RR
20x/mnt, N 84x/mnt, S 37,5 C
3. Lakukan pemeriksaan kebidanan:
 L.1: ½ pusat dan px (28 cm )
 L.II: PUKI ( DJJ 140x/mnt)
 L.III: kepala
 L.IV: konvergen
4. berkolaborasi dg petugas laboratorium untuk pemeriksaan
HB: 9.6 gr%, Gol darah : A
5. berkolaborasi dengan dokter untuk terapi,advis:perbaiki Ku
 pasang infus RL drip kalnek 500 mg, 20tt/mnt
 cefotaxim 2x 1gr
 Pasang kateter menetap
 Parasetamol tab 2x 500mg
6. menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat
ini agak lemah perdarahan aktif untuk tidak selanjutnya ibu
harus dirujuk ke RS
7. berkomunikasi dengan petugas SISRUTE RS untuk
menyiapkan sarana dan prasarana tempat rujukan
8. melakukan persiapan bidan yang akan merujuk
9. menyiapkan alat2 partus set,oksigen,infus,tensi meter dll
10. ajak suami dan keluarga mendampingi
11. menyiapkan surat rujuksndan status pasien
12. menyiapkan obat2an ygng akan dibawa ; oxitosin,metergin,
kalnek, vit,K,Cefotaxim,dll
10.00wib 13. menghubungi sopir ambulan untuk mempersiapkan
kendaraan yang akan digunakan
14. memberi tahu suami agar menyiapkan uang untuk kebutuhan
oprasional ibu dan keluarga
15. mengikut sertakan keluarga yang sehat dan bergolongan
51

darah yang sama


16. merujuk pasien ke RSUD H,Hanafie muara bungo dg K/U
agak lemah,TD 100/60,N 88x/mnt,perdarahan merembes,
DJJ(+) 145x/mnt

CATATAN EVALUASI

NAMA :Ny.P NO. RM :2336 RUANG: IGD PKM 1


UMUR :38 th JK :pr TANGGAL: 14-09-21 KELAS:-
DIAGNOSIS :G5 P3 A1 H3 gr 31-32 mg janin tunggal hidup intra uterin preskep dg placenta
previa
MASALAH : Cemas
TANGGAL/ NAMA&
CATATAN EVALUASI
PKL PARAF
14-09-21 1. ibu dan keluarga mengerti dan menyetujui tindakan yg akan dilkukan
09.45 wib 2. TTV sudah diperiksa hasil TD 100/60mmhg, RR20x/mnt,
N 84, S 37C
3. pemeriksaan kebidanan sudah dilakukan hasil sesuai dg usia
kehamilan
4. Pemeriksa HB 9,0gr % gol darah A
52

5. terapi sudah diberikan sesuai anjuran dr


6. ibu dan keluarga mengerti dan setuju untuk dirujuk
7. Respon petugas SISRUTE RS ,pasien dapat diterima
8. Bidan yang akan merujuk sudah siap
9. Alat2 untuk merujuk sudah lengkap
10. Keluarga dan suami ikut mendampingi
11. Surat rujukan dan berkas lainya sudah dipersiapkan
12. Obat2an ygng akan diperlukan sudahdilengkapi
13. Kendaraan yang akan digunaka siap berangkat
14. Uang sudah disiapkan suami
15. Darah untuk tranfusi sudah disiapkan (keluarga yg bergolongan darah
sama)
16. Ibu sampai ke RSUD H.Hanafie jam 10,05 wib

Muara bungo,14- 09-2021

Mengetahui
Pembimbing Mata Kuliah

NAMA : Ny.P NO RM : 0088022 Ruang : IGD Ponek


53

UMUR :38 TH TANGGAL : 14-09-21 / Jam : 10.10 wib KELAS : 3

Diagnosis : G5 P3 A1 H3 gr 31-32 mg janin tunggal hidup intra uteri preskep dg placenta previa
Masalah : perdarahan
SOAP
Nam
S O A P

 Ibu mengatakan  K/U : agak lemah Diagnosa: 1. jelaskan tindakan yang


hamil anak ke 5  kesadaran :CM ibu G5 P3 A1 H3 gr akan dilakukan
 Ibu mengataka  TTV :TD 90/60 mmhg, 31-32 mg janin tunggal  ibu setujuan
umur kehamilan Nadi 88x/mnt, RR 20 hidup intra uteri 2. lakukan pemeriksaan
8 bulan x/mnt, S 37,5C
preskep dg placenta  TTV: TD 90/60,N
 Ibu mengatakan  HPHT: 03-02-2021
mengeluarkan  TP: 10-11-2021 previa totalis 88x/mnt,RR88x/mnt,S3
darah tiba2 tampa  Perdarahan aktif data dasar 7C
ada rasa nyeri  konjungtiva pucat  Ibu mengatakan  Inspekulo perdaraha (+)
dan sakit  Abdomen: hamil anak ke 5 aktif
 Ibu mengatakan  luka bekas operasi (+)  HPHT: 03-02-2021  Palpasi:
masih merasakan  Palpasi:  DJJ (+) 150 x/mnt Leopol 1 : ½ pst/px
pergerakan Leopol 1 : ½ pst/px  Leopol III : Kepala Leopol II: Pu-ki
anaknya Leopol II: Pu-ki  Perdarahan aktif Leopol III : Kepala
 Ibu mengatakan Leopol III : Kepala  USG placenta Leopol IV : comvergen
pernahperdarahan Leopol IV : comvergen menutupiseluruh  DJJ (+) 150 x/mnt
saat hamil 7 bln  DJJ (+) 150 x/mnt ostium 3. Berkolaborasi dengan dr
 Ibu mengatakan  inspekulo adanya SpOG untuk tindakan dan
kepala pusing perdarahan dari jalan lahir masalah terapi > advis:
 Ibu mengatakan  Akral dingin perdaraham  Innfus dua jalur RL drip
badanya lemah  penunjang: kalnek+ vit K
 antigen (-) diagnosa potensial:  Antibiotik 2x1 gr
 HIV (-)  Anemiaberat  Tranfusi 1000cc
 hepatitis (-),  Syok hipovolemik  Siapkan operasi
 Kematian janin 4. Berkolaborasi dengan
 HB 7,4 gr%
petugas laboratorium
 gol darah A
Kebutuhan segra  antigen (-)
 Leucosit 12000 ui/dl
 Kolaborasi dg dr  HIV (-)
 protei urine (-)
spog  hepatitis (-),
 Reduksi (-)  Pasang infus 2  HB 7,4 gr%
 Bilirubin (-) jalur  gol darah A
 USG DJJ (+),  Tranfusi darah 5. Menjelakan pada ibu dan
placenta menutupi  Operasi sc cyto keluarga hasil pemeriksaan
seluruh ostium,  Pantau K/U dan dan tindakan operasi yg akan
UK 32 mg DJJ dilakukan
 Ibu dan keluarga
mengerti,setuju untu
dilakukan operasi
6. Memasang infus dua jalur ki
RL drip kalnek 500mg+ Vit
K 20 mg 20tts/mnt ka NACL
20 tts/ mnt
 Infus terpasan dua jalur
7. Memberitahu keluarga gol
darah yg sama untuk
menghubungi Instalasi
tranfusi darah
54

 Keluarga siap untuk


donor darah
8. Pasang Tranfusi darah kolp
1
 Tranfusi klp 1 terpasang
30 tts/mnt
9. Menyiapkan ruangan ,
tenaga,alat,obat untuk
operasi
 Sarana prasarana siap
untuk op
10. Menyiapkan ibu untuk
dilakukan operasi sc
 persiap ibu sudah
dilakuakn
11. mengantar ibu kekamar
operasai
 jam 10.30 wib operasi
dilakukan
 jam 10.40 wib by lahir
hidup tidak segera
menangis ,Jk permpuan,
BB 2400 gr a/s 6/7
12. jam 11.20 ibu keluar kamar
operasi dibawa keruang
nifas
BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan kebidanan trimester III usia kehamilan 31-32minggudengan plasenta

previapada Ny. Ppada tanggal 14 September 2021.

Pada BAB ini penulisan akan membahas tentang keterkaitan asuhan yang telah

dilakukan dengan teori baik secara pendapat maupun praktik, berdasarkan manajemen

asuhan kebidanan Varney (2007:532-535)

Pada tanggal 14 September 2021pukul 08.30 WIB

a. Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama yaitu pengumpulan data dasar telah dilakukan

melalui anamnesa, obsevasi dan pemeriksaan fisik dengan lengan lengkap. Penulis

memperoleh data yang diperlukan dengan cara anamnesa dari HPHT ibu yaitu

tanggal 03Februari 2021 dan taksir persalinan 10 November 2021 perhitungan

menurut rumus neagle yaitu HPHT tanggal ditambah 7, bulan dikurang 3

(Saifuddin, 2014:279).

Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif pada Ny. P mengatakan bahwa

dirinya mengeluh keluar darah merah segar dari jalan lahir tanpa disertai rasa nyeri.

Menurut tinjauan teori Varney (2007) tanda dan gejala plasenta previa yaitu

perdarahan yang terjadi bisa sedikit atau banyak, perdarahan yang berwarna merah

segar, tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri, pasien yang datang dengan perdarahan

karena plasenta previa tidak mengeluh adanya rasa sakit, pada uterus tidak teraba

keras dan tidak tegang, bagian terbanyak janin biasanya belum masuk pintu atas

55
56

panggul dan tidak jarang terjadi letak janin letak janin (letak lintang atau letak

sungsang.Berdasarkan kasus Ny. Ptidak terdapat kesenjangan antara tinjauan

pustaka dan tinjauan kasus karena keluhan yang terjadi pada kasus Ny. P merupakan

tanda-tanda dan plasenta previa yang terjadi pada Ny. P.

Menurut tinjauan kasus data objektif yang didapatkan pada pemeriksaan

Pemeriksaan fisik keadaan umum lemah, TD: 100/60 mmHg, Rr: 20 x/menit, N: 88

x/menit, S : 37,5°C, Inspeksi mata: konjungtiva pucat, palpasi yaitu leopold I TFU:

28cm, teraba kepala pada fundus, leopold II yaitu punggung kiri, leopold III: kepala

turun, leopold IV tidak dilakukan, HIS yaitu tidak ada, DJJ: 140 x/menit,

Vaginatampak pengeluaran darah segar disertai gumpalan dari kemaluan.

Tinjauan kasus pada Ny. P didapatkan detak jantung janin (DJJ) dalam

batas normal yaitu tidak di bawah 120 x/menit dan tidak di atas 160 x/menit.

Menurut Mandriwari (2016) bahwa detak jantung janin normal berkisaran antara

120 hingga 160 x/menit. Berdasarkan kasus Ny. P tidak dapat kesenjangan antara

tinjauan pustaka dan tinjauan teori karena DJJ Ny. Pdalam batas normal.

Pemeriksaan labolatorium pada Ny. Pdilakukan pemeriksaan lengkap

termasuk Hb karena pasien mengeluh lemas, dan keluar darah dari vagina.

Sehingga pemeriksaan anternatal care yang diberikan pada Ny. Psudah sesuai

dengan standar 10 T menurut Profil kesehatan Indonesia (2017:107) bahwa

pemeriksaan Anternatal Care yaitu timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur

lingkar lengan atas, ukur TFU, Tentukan presentasi janin dan Denyut Jantung

Janin (DJJ), beri imunisasi TT, beri tablet Fe (90 tablet selama hamil), tes

labolatorium, tatalaksana kasus, temu wicara. Berdasarkan kesimpulan kasus Ny.


57

P di atas tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus

yaitu pada tes labolatorium dilakukan pemeriksaan Hb, golongan darah, Rapid

tes, hbsAg dan HIV.

Pemeriksaan penunjang pada Ny. Pdilakukan pemeriksaan penunjang

lengkap di RSUD H.Hanafie Muara Bungo dan didapat Hb 9,6 gr%, golongan

darah A, Rapid tes (-), HbsAg (-), HIV (-) pada kehamilan trimester III. Menurut

Saifuddin (2014:776) nilai batas untuk anemia pada ibu hamil pada trimester 1

dan 3 adalah 11 gr%, Hb 9-10 gr% dikategorikan anemia ringan.Berdasarkan

kesimpulan kasus karena hasil pemeriksaan Hb ibu 9,6 gr% artinya Ny. P

megalami anemia ringan dan dengan Hb tersebut kemungkinan tidak dapat

melakukan persalinan di praktek mandiri bidan atau Puskesmas apabila ibu dalam

keadaan anemia.

b. Interprestasi Data Dasar

Data Dasar:

1) Tinggi Fundus Uteri (TFU), tinggi fundus 28 cm

2) Palpasi abdomen teraba dua bagian besar yaitu kepala dan bokong

3) Auskultasi denyut jantung janin ( DJJ) 140x/menit terdengar kuat dan teratur ibu

merasakan janin bergerak aktif dan tidak ada nyeri perut

4) Leopold 1 teraba lunak dan bagian bawak teraba keras dan melenting

5) Leopold II puki (punggung kiri)

6) Leopold III teraba kepala dibagian bawah janin, belum masuk PAP

7) Kadar Hemoglobin ibu 9,6 gr%


58

Diagnosa : G5 P3 A1 H3 Hamil 31-32 minggu janin tunggal hidup,

intrauterine, persentasi kepala dengan Plasenta Previa

Masalah : cemas.

Berdasarkan kasus Ny. P tidak dapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan

tinjauan kasus karena menegakkan diagnosa atau masalah dan kebutuhan sudah

sesuai dengan data dasar yang dikumpulkan.

c. Masalah Potensial

Terdapat masalah potensial pada Ny. P hamil dengan plasenta previa dapat

perdarahan antepartum, syok hipovolemik, persalinan premature, komplikasi

asfiksia janin karena ada data yang menunjang, hal ini sesuai dengan teori Varney

(2007:27) yang menyatakan bahwa mengidentifikasi diagnosa atau masalah

potensial lain yang berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah

diidentifikasi. Berdasarkan kasus Ny. P tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan

kasus dan tinjauan pustaka

d. Tindakan segera

Dilakukan tindakan segera atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan karena

ditemukannya indikasi dalam kehamilan trimester III untuk dilakukan tindakan

segera. Terdapat perdarahan pada vagina tanpa disertai rasa sakit, maka diberikan

asuhan segera yaitu tirah baring dan pasang infus RL

e. Perencanaan

Berdasarkan diagnosa atau masalah yang ditemukan pada Ny. P maka dapat

disusun rencana aushan sebagai berikut:


59

1. Mempersilahkan pasien mencuci tangan sebelum memasuki ruang dan

memakai masker, pendamping hanya 1 orang, dan melakukan pengecekan

suhu sebelum pasien masuk ruangan dengan alat termogun.

2. Tenaga Kesehatan memakai APD level 2 yaitu : Penutup kepala,

goggles(face shield), masker N95, Handscoon, Apron/gaun dan alas kaki.

3. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan jelaskan hal-hal yang dianggap

penting.

4. Anjurkan ibu untuk istirahat total (tirah baring).

5. Observasi dengan ketat DJJ, tanda-tanda vital, dan perdarahan

6. Observasi jumlah tetesan cairan infus (kebutuhan cairan)

7. Ambil sampel darah

8. Bekerja sama dengan anggota keluarga untuk memberikan dukungan

psikologis pada ibu.

9. Jelaskan pendidikan kesehatan yang berhubungan dengan nutrisi

10. Jelaskan personal hygiene

11. Anjurkan Istirahat yang cukup

12. Jelaskan keadaan pasien kepada suami dan keluarga bahwa pasien harus

dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lengkap

13. Lakukan Informed Consent

14. Dampingi pasien untuk rujukan

Sebelum di kirim keadaan umum pasien harus di perbaiki, keadaan umum harus

di pertahankan selama perjalanan untuk itu obat-obat yang diperlukan perlu

disertakan dan Surat rujukan serta lengkapi BAKSOKUDA yaitu B (Bidan), A


60

(Alat), K (Keluarga), S (Surat), O (Obat), K (Kendaraan), U (Uang), DA

(Darah).

15. Lakukan operan dengan petugas kesehatan tempat rujukan

16. Lakukan dokumentasiPelaksanaan

f. Pelaksanaan

Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan pada klien dan

keluarga. Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efesien dan aman

(Varney, 2007:27-28). Berdasarkan diagnosa atau masalah yang ditemukan pada

Ny. Pmaka dapat disusun pelaksanaan rencana asuhan sebagai berikut:

1. Mempersilahkan pasien mencuci tangan sebelum memasuki ruang dan memakai

masker, pendamping hanya 1 orang, dan melakukan pengecekan suhu sebelum

pasen masuk ruangan dengan alat termogun.

2. Tenaga Kesehatan memakai APD level 2 yaitu : Penutup kepala, goggles(face

shield), masker N95, Handscoon, Apron/gaun dan alas kaki

3. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan menjelaskan hal-hal yang

dianggap penting bahwa saat ini ibu sedang mengalami komplikasi kehamilan

yang berhubungan dengan kelainan plasenta yakni plasenta terletak di segmen

bawah uterus dan menutupi jalan lahir, sehingga menyebabkan pengeluaran

darah segar pervaginam yang disertai gumpalan tanpa rasa nyeri.

4. Menganjurkan ibu untuk istirahat total (tirah baring), karena dengan istirahat

memungkinkan otot untuk berrelaksasi dan mengurangi beban kerja jantung

yang meningkat selama kehamilan serta dapat mengurangi frekuensi perdarahan,


61

dimana pada saat istirahat baring, sum-sum tulang belakang bekerja

menghasilkan sel-sel darah merah.

5. Mengobservasi dengan ketat DJJ, tanda-tanda vital, dan perdarahan

a) DJJ terdengar kuat pada kuadran kiri bawah perut ibu dengan frekuensi 142

x/menit.

b) Tanda-tanda vital:

1) Tekanan Darah : 100/60 mmHg

2) Nadi : 88 x/ menit

3) Pernapasan : 20 x/ menit

4) Suhu : 37,50 C

2) Masih ada darah yang keluar sedikit

6. Mengobservasi jumlah tetesan cairan infuse

Infus RL 28 tetes/ menit (botol II) tetap mengalir dengan baik.

7. Mengambil sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium dan persiapan

transfusi jika sewaktu-waktu dibutuhkan.HB: 11gr/dl

8. Bekerja sama dengan anggota keluarga untuk memberikan dukungan psikologis

pada ibu, karena dukungan psikologis sangat dibutuhkan ibu untuk meghadapi

keadaannya, serta untuk mengurangi kecemasan dan kekhawatiran yang

berlebihan yang sedang dirasakan ibu.

9. Menjelaskan pendidikan kesehatan yang berhubungan dengan:

Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang yang mengandung karbohidrat,

lemak, vitamin, dan mineral, serta makanan yang banyak mengandung zat besi.
62

10. Menjelaskan dan mengajarkan Personal hygiene, agar kebersihan diri dan

daerah genitalia ibu dapat tetap terjaga, sehingga dapat memberikan rasa

nyaman pada ibu, serta dapat mencegah terjadinya infeksi.

11. Istirahat yang cukup:

a. Tidur siang 1-2 jam/ hari

b. Tidur malam 7-8 jam/ hari

12. Menjelaskan keadaan pasien kepada suami dan keluarga bahwa pasien harus

dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lengkap

13. Melakukan Informed consent

14. Mendampingi pasien untuk rujukan

Sebelum di kirim keadaan umum pasien harus di perbaiki, keadaan umum harus

di pertahankan selama perjalanan untuk itu obat-obat yang diperlukan perlu

disertakan dan Surat rujukan serta lengkapi BAKSOKUDA yaitu B (Bidan), A

(Alat), K (Keluarga), S (Surat), O (Obat), K (Kendaraan), U (Uang), DA

(Darah).

15. Melakukan operan dengan petugas kesehatan tempat rujukan.

16. Melakukan dokumentasi

g. Evaluasi

Evaluasi dilakukan berdasarkan tujuan dan hasil pemeriksaan selama

melakukan tindakan. Hasil yang diperoleh adalah hasil pengamatan dan


63

pemeriksaan. Mengidentifikasi keefektivan asuhan yang diberikan dengan

mengulang kembali menajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.

17. Ibu memahami tentang kondisi kehamilannya saat ini, yakni ibu sedang

mengalami komplikasi kehamilan yang berhubungan dengan kelainan

plasenta yakni plasenta terletak di segmen bawah uterus dan menutupi

jalan lahir, sehingga menyebabkan pengeluaran darah segar pervaginam

yang disertai gumpalan tanpa rasa nyeri.

18. Ibu telah melakukan tirah baring

19. Keadaan umum ibu baik ditandai dengan TTV dalam batas normal:

a) Tekanan Darah : 100/60 mmHg

b) Nadi : 88 x/ menit

c) Pernapasan : 20 x/ menit

d) Suhu : 37,50 C

20. Janin tetap dalam keadaan baik, ditandai dengan DJJ dalam batas normal

140 x /menit (120-160 kali/ menit), serta dengan adanya pergerakan janin

yang tetap dirasakan oleh ibu.

21. Jumlah peradarahan sedikit

22. HIS tidak ada

23. Pendonor darah telah disiapkan

24. Ibu dan keluarga mengerti tentang kebutuhan nutrisi ibu

25. Ibu memahami cara personal hygiene dan tanda tanda bahaya kehamilan

trimester III

26. Suami dan keluarga setuju melakukan tindakan rujukan


64

27. Telah mendampingi pasien saat rujukan, telah disiapkan obat-obat yang

diperlukan dan Surat rujukanlengkapi BAKSOKUDA yaitu B (Bidan), A

(Alat), K (Keluarga), S (Surat), O (Obat), K (Kendaraan), U (Uang), DA

(Darah).

28. Operan telah dilakukan

29. Dokumentasi telah dilakukan


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengkajian

Pengkajian kehamilan trimester III dengan plasenta previa dilakukan

melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan

laoratorium sesuai dengan teori. Hasil dari pemeriksaan inspeksi yaitu keluar

darah merah pada jalan lahir. Lalu dilakukan rujukan ke rumah sakit H.Hanfie

2. Interpretasi Data Dasar / Analisa Masalah

Diagnosa yang ditegakkan pada langkah ini sesuai daftar nomenklatur

kebidanan tentang kehamilan trimester III yaitu pada tanggal 14 september 2021,

pukul 08.30 WIB

Diagnosa : G5 P23A1 H3 Hamil 31-32 minggu janin tunggal hidup intrauterine

persentase kepala dengan plasenta previa

3. Masalah potensial

Terjadinya perdarahan antepartum, syok hipovolemik, persalinan

premature, komplikasi asfiksia janin dll.

4. Tindakan Segera

Dilakukan tindakan segera atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan yaitu

dengan anjuran tirah baring dan pemasangan infus.

5. Rencana Tindakan

Berdasarkan diagnosa atau masalah yang ditemukan dalam masa

kehamilan rencana asuhan pada kehamilan trimester III dengan plasenta previa

72
73

yaitu merencanakan tindakan asuhan plasenta previa yang disusun sesuai

kebutuhan ibu.

6. Pelaksanaan Tindakan

Pada langkah ini penulis melaksanakan semua rencana asuhan dalam

masa kehamilan trimester III dengan plasenta previa yang telah dibuat

sebelumnya, sesuai dengan kebutuhan ibu yaitu memberikan obat pada ibu yaitu

tirah baring dan pemasangan infus serta merujuk pasien dengan BAKSO

KUDA.

7. Evaluasi

Seluruh asuhan yang diberikan pada Ny. P hanya pada masa kehamilan

trimester III dengan plasenta previa dapat dilaksanakan dan dimengerti. Hasil

dari asuhan yang diberikan yaitu ibu dalam keadaan baik dan telah dirujuk

dengan selamat sampai tempat rujukan.

B. SARAN

Makalah berguna untuk menambah pemahaman dan wawasan bagi siswa dalam

melaksanakan asuhan kebidanan terutama pada ibu dengan placenta previa.


74

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, F.G.2005.Obsetri Williams. Jakarta : EGC

Kusmiyati, Yuni. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta Fitramaya Syafrudin Hani,

Umi, et al, 2011


Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Salemba Medika. Jakarta 182
Hlm.
Hutahaean, Serri, 2013
Perawatan Antenatal. Salemba medika. Jakarta:280 Hlm.
Kemenkes RI,2018
Profil Kesehatan Indonesia 2016-2017.Kementrian Kesehatan RI. Jakarta

Prawirohardjo,S., 2012.
Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Manuaba,2010
Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan Kb. EGC.Jakarta: viii+693 Hlm.
Myles, 2009
Buku Ajar Bidan,Ed. 14. EGC. Jakarta: xv=1055 Hlm.
Robson, Elizabeth & Waugh, 2012
Patologi Pada Kehamilan. EGC. Jakarta : xxvi+521 Hlm.
Saiffuddin, 2016
Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirorahardjo. Pt Bina Pustaka Sarwono
Prawirorahardjo. Jakarta:xxvi+608 Hlm.
Saiffuddin, 2018
Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.Pt Bina
Pustaka Sarwono Prawirorahardjo. Jakarta: xxvi+982 Hlm.
Varney, 2007
Buku Ajar Asuhan Kebidanan.EGC. Jakarta: 1 vol xxii+ 671 Hlm.
75

Williams, 2014
Obstetric Williams Panduan Ringkas.EGC. Jakarta: ix+888 Hlm.

Wylie, Linda & Halen Bryce, 2010


Manajemen Kebidanan Gangguan Medis Kehamilan Dan Persalinan. EGC.
Jakarta: xii+248 Hlm.
Yuliani, Retno, et al, 2017
Buku Ajar Aplikasi Asuhan Kehamilan. Trans Info Media. Jakarta : xiv+277 Hlm.
Manuaba. 2016. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC

Manuaba, IBG (2016). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obsetri Ginekologi dan
KB Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Media Aesculapius : Jakarta

Saifuddin, Abdul Bari, 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
76

Anda mungkin juga menyukai