Disusun Oleh :
REDYNA YULISTIA
2015750036
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena telah
melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun
dan menyelesaikan pembuatan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ―Asuhan
Keperawatan pada Bayi Ny.R dengan Bayi Baru Lahir Normal di Paviliun Shafa
An-Nissa RSIJ Cempaka Putih Jakarta Pusat Tanggal 07 – 09 Mei 2018.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari bahwa masih
memiliki banyak kekurangan dan menemukan banyak hambatan karena
terbatasnya ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun karena adanya
bimbingan, dukungan dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah dengan waktu yang telah di tentukan. Oleh karena itu dalam
kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah SWT karena atas izin-Nya saya bisa menyelesaikan tugas Karya
Tulis Ilmiah ini dengan baik.
2. Dr. Muhammad Hadi, SMK.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
3. Ns. Titin Sutini, M.Kep.,Sp.Kep.An. selaku Ka. Prodi. D III Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
4. Ns. Idriani, M.Kep.,Sp.Mat. selaku pembimbing dan penguji pada
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Sri Mulati, S.Kp.,M.Kes selaku pembimbing dan penguji dari lahan
praktik.
6. Ns. Nuraenah, M.kep selaku wali akademik angkatan XXXIII D III
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta.
7. Kepala ruangan dan staf perawat di Paviliun Shafa An-Nissa RSIJ
Cempaka Putih Jakarta Pusat yang telah membantu penulis dalam
mengumpulkan data-data dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
8. Kepada Ny. R dan bayinya selaku pasien serta anggota keluarga lainnya
yang telah bersedia menjadi pasien kelolaan untuk penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini.
9. Seluruh dosen dan staf pendidikan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta khususnya Prodi D III Keperawatan.
10. Keluarga terutama kepada orang tua saya yang selalu membimbing,
membiayai, menasehati, memfasilitasi, mendoakan saya selama ini. Serta
kepada kedua adik yang saya sayangi.
11. Kepada akper angkatan XXXIII terimakasih atas kebersamaannya selama
3 tahun terakhir ini. Semoga kelak kita sama-sama menjadi orang yang
sukses . AAMIIN!!!
12. Untuk temen seperjuangan “Mater Squad” yang terdiri dari Banati,
Mirahmawati, Meirini, Fitri, Meli terimakasih atas kerjasama,
kebersamaan dan bantuannya dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan bagi penulis sendiri.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR .............................................................................................iii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................1
B. Tujuan Penulisan ......................................................................................4
C. Ruang lingkup ..........................................................................................4
D. Metode Penulisan .....................................................................................5
E. Sistematika Penulisan ..............................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawataan .......................................................................77
B. Diagnosa Keperawataan ..........................................................................79
C. Perencanaan Keperawatan.......................................................................80
D. Pelaksanaan Keperawatan .......................................................................83
E. Evaluasi Keperawatan .............................................................................85
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN .......................................................................................89
B. SARAN ...................................................................................................91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang, tujuan penulisan,
ruang lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan.
A. Latar Belakang Masalah
Bayi baru lahir adalah bayi berusia satu jam yang lahir pada usia
kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2.500-4.000 gram (Dewi,
2010). Periode neonatal yang berlangsung sejak bayi baru lahir sampai
usianya 28 hari, merupakan waktu berlangsungnya perubahan fisik yang
dramatis pada bayi baru lahir. Pada masa ini, organ bayi mengalami
penyesuaian dengan keadaan di luar kandungan, ini diperlukan untuk
kehidupan selanjutnya (Maryunani & Nurhayati, 2008).
1
2
Dari data yang diperoleh dari medical record RSIJ Cempaka Putih,
jumlah angka kelahiran bayi baru lahir pada tahun 2017 sebesar 822 jiwa
dengan Seksiocesaria sebanyak 75,7% (623 jiwa) dan kelahiran Spontan
sebanyak 23,7% (195 jiwa). Adapun angka kematian bayi baru lahir pada
tahun 2017 sebesar 0,6% (4 jiwa). Sedangkan tahun 2018 pada bulan
Januari – April jumlah angka kelahiran bayi baru lahir sebesar 238 jiwa
dengan Seksiocesaria sebanyak 81,5% (194 jiwa) dan kelahiran Spontan
sebanyak 17,6% (42 jiwa). Adapun angka kematian bayi baru lahir pada
tahun 2018 bulan januari-april yaitu 0,8% (2 jiwa).
Masalah – masalah umum yang dapat terjadi pada bayi baru lahir
menurut Lowdermilk (2013) adalah trauma fisik dan masalah fisiologis.
Trauma fisik meliputi berbagai perlukaan fisik yang didapat bayi baru
lahir selama persalinan dan kelahiran. Walaupun sebagian besar
perlukaan bersifat minor dan membaik selama periode neonatus tanpa
pengobatan, beberapa jenis trauma membutuhkan intervensi, dan di
antaranya dapat bersifat fatal. Faktor predisposisi bayi terhadap trauma
lahir meliputi factor ibu disfungsi uterus yang menimbulkan persalinan
3
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
Diperolehnya pengalaman nyata memberikan asuhan keperawatan
dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada bayi baru lahir normal.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian dalam pemenuhan kebutuhan
dasar pada bayi baru lahir normal.
b. Mampu mengidentifikasi masalah keperawatan sesuai dengan
kebutuhan dasar pada bayi baru lahir normal.
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pada bayi baru lahir normal.
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pada bayi baru lahir normal.
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada masalah
kebutuhan dasar bayi baru lahir normal.
f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori
dan kasus yang ada pada bayi baru lahir normal.
g. Mampu mengidentifikasi faktor – faktor pendukung maupun
faktor - faktor penghambat serta dapat mencari solusi pada
kasus bayi baru lahir normal.
h. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan asuhan
keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada bayi baru
lahir normal dalam bentuk narasi.
C. Ruang Lingkup
Dalam karya tulis ilmiah penulis membatasi ruang lingkup dalam
pemberian asuhan keperawatan pada bayi baru lahir normal karena
mengingat banyaknya kasus bayi baru lahir normal dengan berbagai
indikasi dan keterbatasan waktu yang diberikan, sehingga penulis hanya
melakukan asuhan keperawatan pada masalah yaitu, “Asuhan
5
D. Metode Penulisan
Metode penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan deskriptif
dan studi kepustakaan. Dalam metode deskriptif pendekatan yang di
gunakan adalah studi kasus, dimana penulis mengelola satu kasus
menggunakan proses keperawatan.
Penulis memperoleh data-data dengan cara :
1. Studi kepustakaan yaitu dengan mempelajari teori-teori, buku-buku
keperawatan, serta catatan ilmiah yang berkaitan dengan kasus.
2. Wawancara langsung dengan orang tua pasien, perawat serta
keluarga pasien untuk mendapatkan data-data yang akurat dan jelas
mengenai masalah pasien.
3. Observasi, dimana penulis terlibat langsung pada pasien yang
bersangkutan mengenai perkembangan, pengobatan, dan perawatan
serta hasil tindakan yang telah diberikan.
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, ruang
lingkup, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Meliputi pengertian, karakteristik bayi baru lahir normal,
adaptasi fisiologis, pemenuhan kebutuhan dasar,
penatalaksanaan, pengkajian keperawatan, diagnosa
keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan
keperawatan dan evaluasi keperawatan.
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang definisi dari bayi
baru lahir normal, karakteristik pada bayi baru lahir normal,
klasifikasi bayi baru lahir, adaptasi fisiologis pada bayi baru lahir
normal, pemenuhan kebutuhan dasar pada bayi baru lahir normal,
penatalakasanaan pada bayi baru lahir normal, pengkajian
keperawatan pada bayi baru lahir normal, diagnosa keperawatan
pada bayi baru lahir normal, perencanaan keperawatan pada bayi
baru lahir normal, pelaksanaan keperawatan pada bayi baru lahir
normal dan evaluasi keperawatan pada bayi baru lahir normal.
A. Konsep Dasar
1. Definisi Bayi Baru Lahir Normal
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28
hari (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Bayi baru lahir
adalah bayi berusia satu jam yang lahir pada usia
kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2.500-4.000
gram (Dewi, 2010).
Menurut Rukiyah (2012) bayi baru lahir adalah bayi yang
lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina
tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu
sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000
gram, nilai apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan. Sedangkan
menurut Rahadjo (2014) bayi baru lahir normal adalah
berat lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir
menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat
bawaan) yang berat.
7
8
d. Tekanan darah
Tekanan darah sistolik rata-rata pada bayi baru lahir
berkisar 60 hingga 80 mmHg, dan tekanan diastolik
rata-rata berkisar 40 hingga 50 mmHg. Tekanan darah
meningkat pada hari kedua kehidupan, dengan sedikit
variasi yang tampak pada bulan pertama kehidupan.
Turunnya tekanan darah sistolik sekitar 15 mmHg
pada satu jam kehidupan biasa terjadi. Menangis dan
bergerak biasanya menyebabkan peningkatan pada
tekanan sistolik. Peningkatan tekanan darah paling
baik di lakukan dengan alat oscillometric ketika bayi
sedang beristirahat. Ukuran manset yang tepat harus
digunakan untuk pengukuran tekanan darah bayi yang
akurat.
e. Volume darah
Volume darah pada bayi baru lahir berkisar sekitar 80
hingga 85 ml/kg berat badan. Segera setelah lahir,
volume darah total rata-rata sebesar 300 ml, namun
volume ini dapat meningkat hingga 100 ml,
bergantung pada lamanya waktu sebelum tali pusat
diklem dan dipotong. Bayi prematur memiliki volume
darah yang relatif lebih besar dibandingkan bayi baru
lahir matur karena bayi prematur memiliki volume
plasma yang cara proporsional lebih besar, bukan
massa sel darah merah (Lowdermilk, 2013).
5. Sistem hematopoietik
a. Sel darah merah dan hemoglobin
Saat lahir, kadar rata-rata sel darah merah dan
hemoglobin (hemoglobin janin bersifat dominan) lebih
tinggi dibandingkan pada orang dewasa. Darah tali pusar
pada bayi baru lahir matur dapat memiliki konsentrasi
14
c. Trombosit
Hitung trombosit berkisar antara 200.000 hingga 300.000
3
sel/mm dan sama nilainya pada bayi baru lahir dan
15
d. Golongan darah
Golongan darah bayi ditentukan secara genetik dan
dibentuk pada awal kehidupan janin. Namun, selama
periode neonatus, kekuatan aglutinogen yang terdapat
pada membran sel darah merah meningkat perlahan.
Sampel darah tali pusat dapat di gunankan untuk
mengidentifikasi golongan darah bayi dan status
rhesusnya ( Lowdermilk, 2013 ).
6. Sistem termogenik
Setelah terjadinya pernapasan dan sirkulasi yang adekuat,
regulasi panas merupakan hal yang terpenting untuk
kelangsungan hidup bayi baru lahir. Termoregulasi adalah
mempertahankan keseimbangan antara kehilangan panas dan
produksi panas.
a. Termogenesis
Mekanisme menggigil untuk memproduksi panas jarang
terjadi pada bayi baru lahir. Termogenesis tanpa
menggigil terjadi terutama oleh metabolisme, lemak,
cokelat yang khas pada bayi baru lahir, dan juga oleh
peningkatan aktivitas metabolik di otak, jantung, dan
hati. Lemak cokelat terletak di cadangan lemak
superficial pada daerah interskapula dan aksila, juga
pada cadangan lemak dalam pada pintu masuk toraks,
16
b. Kehilangan panas
Kehilangan panas pada bayi baru lahir terjadi dengan 4
cara berikut
a) Konveksi adalah perpindahan aliran panas dari
permukaan tubuh ke udara lingkungan yang lebih
dingin. Oleh karena dapat terjadi kehilangan
panas akibat konveksi, temperatur lingkungan
dalam kamar perawatan bayi dipertahankan pada
suhu sekitar 24°C, dan bayi baru lahir pada
tempat tidur bayi yang terbuka harus di selimuti
untuk melindungi mereka dari dingin.
e) Regulasi temperature
Kemampuan bayi baru lahir untuk memproduksi
panas pada awalnya kurang dibandingkan pada
orang dewasa. Bayi baru lahir memiliki rasio
permukaan tubuh terhadap berat badan (massa)
yang lebih besar dibandingkan pada anak dan
dewasa. Posisi fleksi pada bayi baru lahir
membantu melindungi dari kehilangan panas
karena mengurangi jumlah permukaan tubuh yang
terpajan pada lingkungan. Bayi juga dapat
18
7. Sistem renal
Pada usia kehamilan matur, ginjal menempati sebagian besar
dari dinding abdomen posterior. Kandung kemih terletak di
dekat dinding abdomen anterior dan merupakan organ
abdomen dan organ panggul. Pada bayi baru lahir hampir
seluruh masa yang teraba pada abdomen berasal dari ginjal.
Sejumlah kecil urin (sekitar 40 ml) biasa terdapat dalam
kandung kemih bayi matur saat lahir. Frekuensi berkemih
bervariasi dari 2 hingga 6x/hari. Selama hari pertama dan
kedua kehidupan dan dari 5 hingga 25x sehari setelahnya.
Sekitar 6 hingga 8x berkemih per hari dengan urine berwarna
kuning pucat merupakan penanda asupan cairan yang adekuat
setelah 3-4 hari pertama. Umumnya, bayi matur berkemih 15-
60 ml urine/kgBB/hari.
19
8. Sistem gastrointestinal
Bayi baru lahir matur mampu untuk menelan, mencerna,
memetabolisme dan menyerap protein, karbohidrat sederhana
dan lemak pelarut. Selain dari enzim amilase pankreas,
enzim-enzim khas dan cairan-cairan pencernaan terdapat
pada neonatus, bahkan yang dengan berat lahir rendah. Pada
bayi yang terhidrasi dengan adekuat, membran mukosa
mulutnya lembap dan berwarna pink. Palatum lunak dan
keras utuh. Adanya mukus dalam jumlah sedang hingga
20
a. Pencernaan
Kemampuan bayi untuk mencerna karbohidrat, lemak
atau protein di regulasi oleh adanya beberapa enzim.
Sebagian besar enzim-enzim ini berfungsi saat lahir.
Pengecualian pada amilase, yang di produksi oleh
kelenjar saliva setelah kurang lebih usia 3 bulan dan
oleh pankreas sekitar usia 6 bulan. Pengecualian
lainya adalah livase, yang juga disekresikan oleh
pankreas enzim ini di perlukan untuk mencerna lemak.
b. Tinja
Saat lahir, usus bagian bawah berisi mekonium.
Mekonium dibentuk selama kehidupan janin dari
cairan amnion dan kontituennya, sekresi usus
(meliputi bilirubin), dan sel-sel (yang luruh dari
mukosa). Mekonium berwarna hitam kehijauan dan
kental serta mengandung darah samar. Mekonium
pertama yang di keluarkan biasanya steril, namun
mengandung bakteria. Mayoritas bayi matur yang
sehat mengeluarkan mekonium dalam 12 hingga 24
jam pertama kehidupan, dan hampir semua bayi
mengalaminya dalam 48 jam pertama (Blackburn,
2007)
9. Sistem hepatic
Hati dan kandung empedu dibentuk pada minggu keempat
gestasi. Pada bayi baru lahir, hati dapat di palpasi sekitar 1cm
di bawah batas iga kanan karena hati membesar dan
menempati sekitar 40% dari rongga abdomen.
a. Penyimpanan besi
Hati janin, yang berperan sebagai tempat produksi
hemoglobin setelah lahir, mulai menyimpan besi dalam
uterus. Cadangan besi pada bayi proporsional terhadap
22
b. Metabolisme karbohidrat
Saat lahir, bayi baru lahir dipisahkan dari suplai
glukosa ibu, akibatnya bayi baru lahir memiliki kadar
glukosa serum awal yang menurun. Peningkatan
kebutuhan energi, penurunan pelepasan glukosa oleh
hati dari cadangan glikogen, peningkatan volume sel
darah merah, dan peningkatan ukuran otak pada bayi
baru lahir akan berperan dalam menyebabkan abisnya
simpanan glikogen dalam 24 jam pertama setelah
lahir. Pada sebagian besar bayi baru lahir matur yang
sehat, kadar glukosa darah stabil pada 50 hingga 60
mg/dl selama beberapa jam pertama setelah lahir.
Pada hari ketiga kehidupan, kadar glukosa darah harus
berkisar antara 60 dan 70 mg/dl. Inisiasi pemberian
makan membantu stabilisasi kadar glukosa darah bayi
baru lahir.
c. Jaundis
Jaundis merupakan manifestasi pigmen bilirubin
dalam jaringan tubuh. Jaundis umumnya tidak terlihat
hingga kadar bilirubin mencapai 5 mg/dl. Semua
jaundis yang terlihat dalam 24 jam pertama kehidupan
atau jaundis menetap 7 hingga 10 hari membutuhkan
pemeriksaan lebih lanjut terhadap penyebabnya
Karena hal ini menunjukan adanya proses patologis
yang mendasarinya.
23
d. Koagulasi
Faktor-faktor koagulasi, yang disintesis dihati,
diaktivasi oleh vitamin K. Kurangnya bakteri usus
yang diperlukan untuk menyintesis vitamin K
menyebabkan defisiensi koagulasi darah sementara
antara hari ke 2 hingga hari ke 5 kehidupan.
Penggunaan vitamin K intramuskular sesaat setelah
lahir membantu mencegah masalah pembekuan darah
(Lowdermilk, 2013).
b. Sefalhematoma
Sefalhematoma merupakan kumpulan darah antara
tulang tengkorak dan periosteumnya sehingga
sefalhematoma tidak melintasi garis sutura kranial.
Kaput succedaneum dan sefalhematoma sering kali
timbul bersamaan. Perdarahan dapat terjadi pada
kelahiran spontan akibat tekanan oleh tulang panggul
ibu. Kelahiran dengan forceps. Rendah dan rotasi
serta ekstraksi forceps yang sulit juga dapat
menyebabkan perdarahan. Benjolan lunak
berfluktuasi, dan tidak berkurang ini tidak berpulsasi
atau timbul saat bayi menangis. Sefalhematoma
terlihat beberapa jam atau sehari setelah lahir dan
tidak terlihat sampai kaput succedaneum diabsosi.
Sefalhematoma biasanya paling besar pada hari ke
dua atau ke tiga, pada saat dimana perdarahan
berhenti. Benjolan sefalhematoma ini menghilang
spontan dalam 3 sampai 6 minggu. Sefalhematoma
tidak diaspirasi karena infeksi dapat terjadi jika kulit
di lubangi.
c. Hemoragi subgaleal
Hemoragi subgaleal merupakan perdarahan kedalam
kompartemen subgaleal. Kompartemen subgaleal
merupakan ruang potensial yang terdiri atas jariingan
ikat yang tersusun longgar; terletak di bawah
aponeurosis galea, lembaran tendon yang
menghubungkan otot-otot frontal dan oksipital dan
membentuk permukaan dalam dari kulit kepala.
26
d. Kelenjar keringat
Kelenjar keringat terdapat saat lahir, namun tidak
berespons terhadap peningkatan temperatur
lingkungan atau tubuh. Beberapa hyperplasia
kelenjar sebasea janin dan sekresi sebum diakibatkan
oleh pengaruh hormonal pada kehamilan. Verniks
kaseosa merupakan produk dari kelenjar sebasea.
Pelepasan verniks kaseosa diikuti oleh deskuamasi
epidermis pada sebagian besar bayi. Verniks telah
27
e. Deskuamasi
Deskuamasi (pengelupasan) kulit pada bayi matur tidak
terjadi hingga beberapa hari setelah lahir. Deskuamasi
kulit pada area yang luas menyeluruh saat lahir dapat
merupakan indikasi terlalu matur.
f. Bintik Mongolian
Bintik mongolian, daerah pigmentasi hitam kebiruan,
dapat tampak pada berbagai bagian permukaan luar
tubuh meliputi ekstremitas. Bintik-bintik ini sering di
temukan dipunggung dan dibokong. Daerah pigmentasi
ini paling sering di temukan pada bayi baru lahir
dengan asal etnik dari daerah mediternia, amerika latin,
asia, atau afrika. Bintik-bintik ini lebih sering pada
individu berkulit gelap, namun dapat timbul pada 5%
sampai 13% bangsa kaukasia. Bintik ini akan hilang
perlahan setelah beberapa bulan atau tahun (Blackburn,
2007).
g. Nevus
Nevus telangiektasis, dikenal sebagai gigitan burung
stork, berwarna pink dan mudah memudar. Mereka
terlihat pada kelopak mata atas, hidung, bibir bagian
atas, daerah oksipital bawah, dan tengkuk leher. Nevus
ini tidak memiliki artian klinis dan menghilang pada
tahun kedua kehidupan.
28
h. Eritema toksikum
Bercak sementara, eritema toksikum disebut juga
eritema neonatorum, bercak bayi baru lahir, atau
dermatitis gigitan nyamuk. Bercak ini ditemukan pada
neonatus matur selama 3 minggu pertama kehidupan.
Eritema toksikum membuat lesi dalam tahapan yang
berbeda: makula, papul dan vesikel kecil eritema
matosa. Lesi dapat muncul tiba-tiba di bagian tubuh
manapun. Bercak ini dipikirkan sebagai respons
terhadap imflamasi. Eosinofil, yang membantu
mengurangi inflamasi ditemukan dalam vesikel.
Walaupun penampilanya seperti berbahaya, bercak ini
tidak memiliki artian klinis dan tidak membutuhkan
pengobatan (Lowdermilk, 2013).
b. Laki-laki
Testis menurun ke skrotum saat lahir pada 90% bayi
laki-laki baru lahir. Walaupun persentase ini menurun
pada kelahiran prematur, pada umur 1 tahun, insiden
testis yang tidak menurun pada semua anak laki-laki
kurang dari 1% Prepusium yang sempit (lipatan kulit
penutup ujung penis) sering ditemukan pada bayi baru
lahir. Lubang uretra dapat terbungkus penuh oleh
prepusium, yang tidak dapat ditarik selama 3-4 tahun.
Smegma, substansi seperti keju, berwarna putih, umum
ditemukan dibawah lipatan prepursium. Lesi kenyal,
putih, kecil disebut mutiara epitel dapat ditemukan pada
ujung prepursium. Neonatus lebih bulan memiliki rugae
yang dalam dan skrotum pendulum. Skrotum biasanya
lebih gelap pigmentasinya dibandingkan bagian kulit
lainya dan terutama tampak pada bayi dengan kulit yang
lebih gelap pigmentasi ini merupakan respons terhadap
esterogen ibu. Jika bayi laki-laki dilahirkan dengan
presentasi bokong, skrotum dapat sangat bengkak dan
memar, pembengkakan dan perubahan warna ini akan
berkurang dalam beberapa hari.
i. Sistem neuromuskular
Sistem neuromuskular hampir berkembang penuh pada
saat lahir. Bayi baru lahir matur merupakan makhluk
responsif dan reaktif dengan kapasitas luar biasa untuk
interaksi sosial dan organisasi diri. Perkembangan otak
setelah lahir mengikuti pola yang dapat diprediksi, yaitu
perkembangan yang cepat saat bayi dan masa kanak-
kanak awal, dan perkembangan kemudian menjadi lebih
perlahan selama tahun-tahun selanjutnya pada dekade
pertama dan hanya minimal pada usia remaja. Otak
32
1) Bounding attachment
a) Definisi : proses interaksi terusmenerus antara bayi
dan orang tua yang bersifat saling mencintai
memberikan keduanya pemenuhan emosional dan
saling membutuhkan.
b) Manfaat : bayi merasa dicintai, diperhatikan,
merasa aman, berani mengadakan eksplorasi;
hambatan kurangnya support system, ibu dengan
risiko, bayi dengan risiko, kehadiran bayi tidak
diinginkan.
c) Cara melakukan bounding
(1) IMD
(2) ASI eksklusif
(3) Rawat gabung
(4) Kontak mata
(5) Suara
(6) Aroma
(7) Entertainment
(8) bioritme
d) Kondisi yang mempengaruhi bounding attactment
(1) Kesehatan emosional orang tua
(2) Tingkat kemampuan, komunikasi dan
ketrampilan untuk merawat anak
(3) Dukungan social seperti keluarga, teman, dan
pasangan
(4) Kedekatan orang tua ke anak
(5) Kesesuaian antara orang tua dan anak
(keadaan anak, jenis kelamin)
38
b. Penilaian
Segera setelah lahir, letakkan bayi di atas kain yang bersin
dan kering yang sudah disiapkan di atas perut ibu. Apabila
tali pusat pendek, maka letakkan bayi di antara kedua kaki
ibu, pastikan bahwa tempat tersebut dalam keadaan bersih
dan kering.
Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir:
1) Apakah bayi bernafas atau menangis kuat tanpa
kesulitan ?
2) Apakah bayi bergerak aktif ?
3) Bagaimana warna kulit, apakah berwarna kemerahan
ataukah ada sianosis ?
Apabila bayi mengalami kesulitan bernafas makan
lakukan tindakan resusitasi pada bayi baru lahir.
Komponen Skor
0 1 2
8) Pemeriksaan mata
Prosedur:
a) Kaji adanya strabismus dengan cara menggoyang
kepala secara perlahan-lahan sehingga mata bayi
akan terbuka
b) Kaji adanya kebutaan jika bayi jarang berkedip
atau sensitivitas terhadap cahaya berkurang
c) Kaji adanya sindrom down jika ditemukan
adanya epikantus yang melebar
d) Kaji adanya katarak kongenital jika terlihat pupil
berwarna putih
e) Kaji adanya trauma pada mata seperti adanya
edema palpebra, perdarahan konjungtiva, dll.
9) Pemeriksaan telinga
Prosedur:
a) Kaji adanya gangguan pendengaran dengan
membunyikan bel atau suara apakah terjadi
refleks terkejut atau tidak
b) Kaji posisi hubungan mata dan telinga.
10) Pemeriksaan hidung dan mulut
Prosedur:
a) Kaji pola pernapasan dengan cara melihat pola
napas, jika bayi bernapas melalui mulut,
kemungkinan bayi mengalami obstruksi jalan
napas karena adanya atresia koana bilateral atau
fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang
menonjol ke nasofaring
b) Kaji napas cuping hidung yang menunjukkan
gangguan pada paru
c) Kaji adanya kista di mukosa mulut
49
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang kemungkinan muncul menurut
Hutahaean (2009) dan Lowdermilk (2013) pada bayi baru lahir
adalah:
a. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan
mucus yang berlebihan, posisi yang tidak tepat.
b. Resiko tinggi terhadap perubahan temperatur berhubungan
dengan kontrol temperature yang immature, perubahan
lingkungan eksternal.
c. Resiko tinggi infeksi atau inflamasi berhubungan dengan
kurangnya pertahanan imunologi, factor lingkungan,
penyakit maternal
d. Resiko tinggi trauma berhubungan dengan kelemahan fisik
e. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
keterbatasan masukan oral, regurgitasi berlebihan
f. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat.
g. Resiko terjadinya konstipasi berhubungan dengan
penurunan asupan cairan.
Tujuan/ kriteria hasil:
Adapun tujuan dari pemberian asuhan keperawatan pada bayi
baru lahir adalah:
1. Bayi akan mempertahankan jalan nafas yang paten
2. Bayi akan mempertahankan temperature tubuh yang stabil
3. Bayi tidak mengalami injuri
4. Bayi akan menerima nutrisi secara adekuat
3. Perencanaan keperawatan
Hutahaean (2009) dan Lowdermilk (2013)
a. Mempertahankan jalan nafas: bersih/paten
52
Rencana Tindakan:
1) Catat pengeluaran berkemih pertama dan selanjutnya
2) Lakukan pemberian makan oral, perhatikan jumlah
yang ditelan, dimakan dan dimuntahkan
55
4. Pelaksanaan Keperawatan
Menurut Lowdermilk, 2013:
a. Mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif
b. Mempertahankan pola napas yang efektif
c. Mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan
d. Mempertahankan temperatur tubuh yang efektif
e. Mencegah terjadinya infeksi
f. Mencegah terjadinya cedera dan memberikan keamanan
pada lingkungan bayi
57
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi harus di dasarkan kepada pelaksanaan keperawatan
(implementasi) yang telah dilakukan. Perencanaan di tinjau
ulang sesuai kebutuhan berdasarkan temuan evaluasi
(Lowdermilk, 2013):
a. Bersihan jalan napas efektif
b. Gangguan pertukaran gas teratasi
c. Kebutuhan nutrisi adekuat
d. Perubahan temperatur tubuh tidak terjadi
e. Infeksi tidak terjadi
f. Cedera tidak terjadi
g. Kebutuhan cairan adekuat
h. Konstipasi tidak terjadi
58
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang Asuhan Keperawatan dalam
Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Bayi Ny. R dengan Bayi Baru Lahir Normal
di Paviliun Shafa An-Nissa RSIJ Cempaka Putih . Pemenuhan Kebutuhan Dasar
selama 3 x 24 jam yaitu mulai dari tanggal 07 – 09 Mei 2018 dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian,
diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
A. Pengkajian
1. Data dasar
a. Identitas bayi
Nama bayi Ny. R lahir tanggal 07 Mei 2018 pada pukul 10.12
WIB , jenis kelamin Perempuan. Nama orang tua , nama ibu
Ny.R , nama bapak Tn H , alamat rumah jl. Baladewa kiri RT
011/011 no 06 Kelurahan Tanah Tinggi Kecamatan Johar Baru,
Jakarta Pusat.
b. Riwayat kelahiran yang lalu
Ny. R dan Tn. H sebelumnya belum memiliki anak dan ini
merupakan kelahiran anak pertamanya.
c. Riwayat Prenatal dan Intranatal
1) Riwayat prenatal
Status obsetri Ny. R P1A0H1. Pemeriksaan antenatal selama
hamil dilakukan secara teratur selama 3 kali dengan bidan di
puskesmas selama kehamilan. Ny R tidak memiliki masalah
kesehatan dan Ny. R tidak mendapat imunisasi selama
kehamilan.
2) Riwayat Intranatal
BB/TB Ny. R sebelum hamil 65 kg sesudah hamil 75 kg, TB
160 cm. persalinan dilakukan di RSIJ Cempaka Putih Jakarta
62
59
4) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
Keadaan umum baik, suhu 36,5⁰C, denyut nadi
137x/menit, RR 43x/menit. BB lahir 2.950 gram, PB 48
cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 32 cm, lingkar
perut 31 cm dan lingkar lengan 11 cm, dan menangis kuat.
60
b) Sistem integument
Warna kulit kemerahan atau pink, hidrasi baik, tidak ada
lesi, tidak ada eritema toksikum, kuku ada, vernik ada
pada sebagian anggota tubuh , lanugo terdapat pada bahu,
nevi tidak ada pada tubuh, dan terdapat milia pada hidung.
c) Kepala leher
Bentuk bulat, kepala tidak ada molding, tidak ada kaput
sukseudanum, tidak ada hematoma, sutura teraba dan
menyatu, ada ubun-ubun besar, ada ubun-ubun kecil, dan
posisi simetris, rambut ada, ukuran lingkar kepala 34 cm.
d) Mata
Mata simetris, reflex mata baik, konjungtiva annemis,
sklera anikterik, pupil anisokor.
e) Telinga
Telinga simetris, bentuk telinga normal, lubang telinga
terbuka, merespon terhadap suara..
f) Hidung
Lubang hidung tebuka, tidak ada pengeluaran, pernafasan
tidak menggunakan cuping hidung.
g) Mulut
Posisi mulut simetris, gerakan bibir simetris, dan tidak ada
kelainan pada palatum, serta tidak ada muntah.
h) Wajah
Bentuk wajah normal, bulat, tidak ada kelainan.
i) Leher
Pergerakan leher baik dari satu sisi ke sisi lainnya.
j) Dada
Dada simetris, gerakan dada simetris, gerakan pernafasan
teratur, RR 44x/menit, dan lingkar dada 32 cm.
61
k) Abdomen
Tidak ada distensi, tidak ada benjolan, tali pusat tidak ada
perdarahan, tali pusat belum mengering, bising usus
terdengar 5x/menit, dan lingkar perut 31 cm.
l) Genetalia dan anus
Tidak ada kelainan, labia mayora menutupi labia minora.
Terdapat anus , tidak ada kelainan pada anus.
m) Punggung
Fleksabilitas tulang punggung baik, bentuk simetris, tidak
ada kelainan bentuk tulang punggung.
n) Ekstermitas
Jari tangan dan kaki lengkap tidak ada kelainan bentuk,
nadi brachial teraba, nadi femoral teraba, pergerakan aktif,
tidak ada tremor, dan posisi kaki normal.
5) Sistem Neurologi
Refleks morro positif, refleks rooting positif, refleks sucking
positif, refleks swallowing positif, refleks Babinski positif,
refleks menggenggam baik, refleks tonus leher baik, refleks
tendon baik dengan cara lutut bayi diketukan dengan jari
telunjuk atau jari tengah, menangis kuat.
6) Nutrisi
ASI belum keluar dari bayi dilahirkan sampai asuhan terakhir
pada tanggal 09 Mei 2018.
7) Eliminasi
Bayi Ny. R BAB pertama kali segera setelah bayi lahir ,
terdapat meconium berwarna hijau kehitaman, dan BAK
pertama pada tanggal 07 Mei 2018 pukul 16.00 WIB kuning
jernih.
62
8) Tulang
Tidak ada kelainan tulang pada bayi Ny. R, lingkar kepala 34
cm, lingkar dada 32 cm, lingkar perut 31 cm.
10) Penatalaksanaan
Terapi yang telah diberikan yaitu injeksi Vitamin K 0,5 mg
pada tanggal 07 Mei 2018 dan Hepatitis B 0,5 ml pada
tanggal 07 Mei 2018. Terapi lain-lain diberikan salep mata
fenikol pada mata kanan dan kiri.
11) Resume
Bayi Ny. R lahir pada tanggal 07 Mei 2018 pukul 10.12 WIB
diruang bersalin dengan persalinan normal (spontan). Apgar
score menit pertama 9 dan menit ke lima 10. Inisiasi
Menyusui Dini (IMD) diberikan setelah bayi lahir, diletakan
di dada ibu dekat payudara. Refleks rooting, sucking,
swallowing positis, bayi menangis kuat. Di ruang perawatan
bayi dilakukan perawatan tali pusat dan membungkus dengan
kassa steril, diberikan identitas pada kaki dan tangan, mencap
telapak kaki bayi, ditimbang BB, diukur PB, lingkar kepala,
lingkar dada, lingkar lengan dan lingkar perut. Terapi yang
telah di dapatkan yaitu injeksi vitamin K 0,5 mg diberikan
secara intramuskuler, hepatitis B 0,5 ml diberikan secara
intramuskuler, dan salep mata dioleskan pada kedua mata .
Bayi dibedong untuk mencegah hipotermi, diletakan di dalam
incubator untuk dihangatkan. BB lahir 2.950 gram, PB 48 cm,
lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 32 cm, lingkar perut 31
cm. Berdasarkan pengkajian di dapatkan keadaan bayi tidak
63
2. Data fokus
a. Data subyektif
Ibu klien Ny. R mengatakan ASI nya belum keluar. Ibu klien Ny.
R mengatakan sudah merangsang payudaranya dengan hisapan
bayinya tetapi ASI nya belum keluar juga. Ny. R takut anaknya
kedinginan karena AC di dalam kamar dingin, Ny. R mengatakan
belum bisa membedong anaknya . Ny R mengatakan selalu
menyelimuti bayinya dengan kain agar anaknya tidak kedinginan.
Ny. R mengatakan belum mampu merawat tali pusat bayinya
karena ini adalah anak pertamanya. Ny. R mengatakan belum bisa
memandikan anaknya.
b. Data obyektif
Keadaan umum baik , BB lahir 2.950 gram, PB 48 cm, LK 34
cm, LD 32 cm, LP 31cm, LL 12 cm. Tanda – tanda vital yaitu
Suhu 36,5o C, Nadi 137x/menit, RR 44x/menit. Suhu ruangan 22
derajat celcius. Apgar Score menit pertama 9 dan menit kelima
10. Refleks rooting, sucking, swallowing positif. Tugor kulit baik,
elastis. Bila bedongnya dibuka ekstermitas teraba dingin dan bayi
menangis. Payudara ibu bayi teraba keras dan kencang. Tidak ada
kaput suksesdium, tidak ada hematoma, tidak ada sianosis, sutura
teraba tidak menyatu, ada ubun-ubun besar dan kecil,dan posisi
simetris, rambut ada. Mata simetris, refleks mata baik,
konjungtiva ananemis, dan skelra anikterik. Telinga simetris,
bentuk telinga normal, lubang telinga terbuka, merespon terhadap
suara. Pernafasan tidak menggunakan cuping hidung dan ada
bersin. Posisi mulut simetris, gerakan bibir simetris, tidak ada
kelainan pada palatum dan tidak muntah, mukosa bibir lembab.
64
3. Analisa Data
No Tanggal Data Masalah Etiologi
1. 07 Mei Ds: Resiko tinggi perubahan
2018 Ibu klien mengatakan terhadap lingkungan
takut anaknya perubahan eksternal
kedinginan karena AC suhu tubuh
didalam kamar dingin
Ibu klien mengatakan
belum bisa
membedong anaknya
Ibu klien mengatakan
selalu menyelimuti
bayinya dengan kain
agar anaknya tidak
kedinginan.
Do:
Keadaan umum By.
Ny. R baik
Suhu tubuh 36,5o C
Suhu ruangan 22⁰ C
Membrane mukosa
mulut lembab
Akral teraba dingin
Tidak ada sianosis
pada ekstermitas bayi
65
B. Diagnosis Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap perubahan temperature berhubungan dengan
perubahan lingkungan eksternal ditandai dengan :
Ds:
“ Ibu klien mengatakan takut anaknya kedinginan karena AC
didalam kamar dingin “
“ Ibu klien mengatakan belum bisa membedong anaknya “
“ Ibu klien mengatakan selalu menyelimuti bayinya dengan kain agar
anaknya tidak kedinginan “
Do:
a. Keadaan umum By. Ny. R baik
b. Suhu tubuh 36,5⁰ C
c. Suhu ruangan 22⁰ C
d. Membrane mukosa mulut lembab
e. Akral teraba dingin
f. Tidak ada sianosis pada ekstermitas bayi
g. Pergerakan aktif, tidak ada letargi
Bila bedongnya dibuka ekstermitas teraba dingin dan bayi menangis
kuat
Do:
a. Payudara ibu bayi teraba lembut dan tidak ada bengkak
b. Refleks rooting, sucking dan swallowing bayi baik
c. Turgot kulit baik dan elastis mukosa bibir lembab.
67
d. Konjungtiva ananemis
e. BB lahir 2.950 gram , PB 48 cm, LK 34 cm, LD 32 cm, LP 31cm,
LL 12 cm
Do:
a. Tali pusat tampak terpasang kassa ,
b. Tidak ada tanda – tanda infeksi, tidak ada pus dan tidak ada
kemerahan pada tali pusat.
c. Kassa tali pusat bersih dan kering
d. Tali pusat masih basah , belum mongering
e. Suhu 36,5⁰C
C. Perencanaan Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap perubahan temperature berhubungan dengan
perubahan lingkungan eksternal
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Bayi Ny. R
selama 3 x 24 jam diharapkan perubahan suhu tubuh tidak terjadi
Kriteria Hasil :
Bayi akan mempertahankan temperature tubuh yang stabil
Rencana Tindakan:
a. Segera setelah lahir, keringkan tubuh dan kepala neonatus
b. Angkat selimut lembab dan diapers
c. Selimuti bayi dengan selimut hangatdan bertopi yang sudah
dihangatkan
d. Fasilitas kontak dini dengan ibu
68
Rencana Tindakan:
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi
b. Gunakan sarung jika kontak dengan sekret tubuh
c. Berikan profilaksis pada mata : eritromicin 0,5% atau
tertrasiklin 1% untuk mencegah penyakit mata karena
klamidia. Obat mata perlu diberikan pada jam pertama setelah
persalinan yang lanzim dipakai adalah larutan perak nitrat atau
Neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera
setelah lahir
d. Cek mata setiap hari untuk mengobservasi kemungkinan
infeksi/inflamasi
e. Lakukan perawatan tali pusat:
1) Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar
terkena udara dan tutupi dengan kain bersih secara
longgar (kontroversial : pemberian antiseptic)
2) Lipatlah popok dibawah tali pusat
3) Jika tali pusat terkena kotoran atau tinta , cuci dengan
sabun dengan air bersih , dan keringkan betul-betul
70
D. Pelaksanaan Keperawatan
Berdasarkan pada rencana tindakan keperawatan yang disusun, makan
pelaksanaan dilakukan oleh penulis dari mulai tanggal 07 sampai 09 Mei
2018 adalah sebagai berikut:
Hari/ Jam No. Tindakan Keperawatan Paraf
Tgl Dx
Senin 10.12 1.1 Mengeringkan tubuh segera setelah TIM
07 Mei lahir
2018 10.12 1.11 Menilai apgar skor pada bayi di TIM
menit pertama dan menit ke lima
Ds : -
Do : apgar skor dimenit pertama 9
dan menit kelima 10
10.20 2.2 Melakukan Inisiasi Menyusu Dini TIM
(IMD) dan mengobservasi bayi
ketika menyusu
Ds : -
Do :
a. Refleks rooting (+)
b. Refleks sucking (+)
c. Bayi tampak nyaman
10. 40 2.5 Melakukan pengukuran berat badan Redyna
dan tinggi badan serta memberikan
cap pada tangan dan kaki
Ds : -
Do :
a. BB : 2.950 gram
b. TB : 48 cm
10. 45 3.1 Mencuci tangan sebelum kontak Redyna
dengan By Ny. R
10.50 2.5 Melakukan pengukuran LK , LD , Redyna
LP , LL serta memberikan gelang
identitas pada tangan bayi
Ds : -
Do :
a. LK : 34 cm
b. LD : 32 cm
c. LP : 31 cm
d. LL : 12 cm
e. Gelang identitas terpasang
10.55 3.3 Memberikan injeksi Vit K , Redyna
Hepatitis B , serta salep mata
Ds : -
Do :
71
Do : BB : 2900 gram
11.00 3.5 Mengkaji tali pusat dan area kulit Redyna
pada dasar tali pusat setiap hari dari
adanya infeksi
Hasil:
a. Tidak ada tanda – tanda infeksi
dan kemerahan pada area tali
pusat dan kulit
b. Tali pusat belum mongering
13.00 3.5 Mengganti kassa tali pusat setiap Redyna
hari setelah mandi atau bila kotor
Hasil:
Tampak balutan kassa tali pusat
pada bayi bersih dan kering
13.05 1.9 Menghindarkan Redyna
menempelkan/meletakkan bayi
dekat dengan sumber panas
Respon:
Ds:
Ibu klien Ny. R mengatakan “
bayinya selalu ditaro didekat tempat
tidur ibunya dan hordeng selalu
ditutup agar lebih hangat ”
Do:
Bayi tampak berada didalam box
dan diselimuti
13.20 1.3 Mengajarkan atau menganjurkan Redyna
ibu untuk tetap menjaga
kehangatan bayi (membedong)
Ds:
Ibu klien Ny. R mengatakan “masih
belajar sus karna anak pertama jadi
belum bisa dan masih takut”
Do:
Ibu klien Ny R membedong dengan
dibantu perawat.
13.30 3.1 Menganjurkan orang tua atau Redyna
keluarga mencuci tangan sebelum
memasuki ruang perawatan bayi
dan setelah memegang bayi
Respon:
Ds: keluarga klien mengatakan
“akan mencuci tangan sebelum dan
sesudah memegang bayi nya”
Do:
Tampak keluarga mengerti dengan
apa yang dianjurkan oleh perawat.
13.35 2.2 Mengobservasi cara menyusui dan Redyna
produksi ASI ibu bayi
Ds:
Ibu klien Ny. R mengatakan “ ASI
belum juga keluar sus , saya udah
sering rangsang pakai hisapan
bayinya”
Do:
a. Ibu tampak menyusui dengan
cara yang sudah diajarkan
b. ASI belum keluar
75
memperhatikan saat
diajarkan merawat tali
pusat dengan benar
08.45 1.3 Membantu ibu membedong bayi Redyna
Ds : ibu mengatakan belum bisa
rapih dan masih takut untuk
membedong
Do : bayi terlihat nyaman saat
dibedong
08.50 1.3 Memakaikan topi pada bayi Redyna
Ds : ibu mengatakan selalu
memakaikan topi agar tetap hangat
Do : bayi terlihat nyaman saat di
pakaikan topi
09.30 1.11 Mengkaji tanda-tanda vital bayi Redyna
Ds : -
Do :
a. Suhu 37,2o C
b. Nadi : 130 x/menit
c. RR : 40x/menit
10.40 2.5 Menimbang berat bayi Redyna
Ds : -
Do : 2900 gram
10.50 2.1 Mengkaji ulang payudara ibu Redyna
Ds:
Ibu klien mengatakan “payudaranya
terasa kencang dan ASI belum
keluar”
Do:
a. Payudara ibu teraba
kencang
11.00 2.8 Menganjurkan ibu bayi untuk Redyna
memberikan ASInya sesering
mungkin
Ds:
Ibu klien mengatakan “sudah
menyusi bayinya tiap 2 jam sekali
tetapi ASInya belum keluar juga”
Do:
Tampak ibu klien menyusui
bayinya setiap 2 jam sekali
11.10 2.9 Menganjurkan ibu bayi untuk Redyna
menyusui secara bergantian antara
payudara kanan dan kiri
Ds:
Ibu klien mengatakan “ akan
merubah posisi ketika menyusui”
Do:
Ibu klien tampak melakukan apa
yang dianjurkan oleh perawat
11.15 1.7 Mengkaji keadaan lingkungan Redyna
terhadap kehilangan termal melalui
konduksi, konveksi, dll.
Respon:
Ds:
Ibu klien Ny.s mengatakan “selalu
membedong bayinya agar bayinya
tetap hangat dan tidak kedinginan”
77
Do:
a. Suhu ruangan 22⁰ C
b. Bayi tampak dibedong dan
berada didalam box bayi
ditutupi dengan selimut
11.20 1.11 Mengakji ulang tanda – tanda vital Redyna
dan tanda – tanda adanya infeksi
Do:
a. Suhu: 36,8o C
b. RR: 31x/menit
c. N: 135x/menit
d. Tidak ada tanda – tanda infeksi
(kemerahan)
e. Kassa tali pusat tampak bersih
dan kering
11.20 2.1 Mengkaji ulang payudara ibu Redyna
Respon:
Ds:
Ibu klien mengatakan “payudaranya
tersasa kencang ”
Do : Saat diraba payudara terasa
kencang , tidak bengkak
11.25 2.2 Mengobservasi cara menyusui dan Redyna
produksi ASI ibu bayi
Respon:
Ds: ibu mengatakan “ASI nya
belum keluar juga sus “
Do:
a. ASI belum keluar
b. Refleks menyusui bayi baik
11.30 3.1 Menganjurkan orangtua atau Redyna
keluarga mencuci tangan sebelum
memasuki ruang perawatan bayi
dan sesudah memegang bayi
Respon:
Ds:
Keluarga mengatakan “akan
mencuci tangannya sebelum masuk
keruang perawatan bayi dan
sesudah memegang bayi
Do:
Tampak keluarga mengikuti apa
yang dianjurkan oleh perawat
11.35 1.3 Mengajarkan dan menganjurkan Redyna
keluarga untuk menjaga kehangatan
bayi (membedong)
Respon:
DS:
Ibu klien mengatakan “akan
membedong anaknya agar anaknya
tetap hangat dan tidak kedinginan
Do:
Tampak bayi selalu dibedong oleh
keluarga
11.40 2.8 Menganjurkan ibu memberikan Redyna
ASInya sesuka bayi jangan dibatasi
Respon:
78
Ds:
Ibu klien mengatakan akan
memberikan ASInya sesering
mungkin agar ASInya keluar
banyak
Do:
Tampak ibu klien mengerti cara
memberikan ASI yang baik
11.45 2.10 Menganjurkan ibu banyak Redyna
mengkonsumsi sayur – sayuran
hijau dan buah – buahan
Respon:
Ds:
Ibu klien mengatakan “akan
mengkonsumsi sayur – sayuran
hijau dan buah setelah dirumah,
agar ASInya keluar banyak”
Do:
Tampak ibu klien mengerti dengan
apa yang dianjurkan oleh perawat
12.00 2.6 Menghitung intake output bayi Redyna
Ds :
Do :
Output : BAK 60gram , BAB 1x
E. Evaluasi keperawatan
Pada tahap evaluasi ini setelah penulis melakukan Asuhan Keperawatan
dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar. Penulis mendokumentasikan
perkembangan kesehatan dalam catatan perkembangan sebagai berikut:
O:
a. Payudara ibu klien teraba
lembut dan tidak ada bengkak
80
16.00 3 S: Redyna
Ibu klien Ny. R mengatakan
“belum mampu merawat tali pusat
bayinya”
“ belum mampu memandikan bayinya
krna anak pertama “
O:
a. Suhu: 36,6o C
b. RR: 40x/menit
c. Nadi: 138x/menit
d. Tidak ada tanda – tanda infeksi
e. Tidak ada tanda – tanda
kemerahan pada area tali pusat
f. Tali pusat belum mengering
g. Kassa tali pusat bersih dan
kering
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
a. Cuci tangan sebelum dan
sesudah merawat bayi
b. Gunakan sarung jika kontak
dengan sekret tubuh
c. Berikan profilaksis pada mata :
eritromicin 0,5% atau tertrasiklin
1% untuk mencegah penyakit
81
Redyna
14.00 3 S:
Ibu klien mengatakan
“masih belum bisa mengganti tali pusat”
“ masih belum bisa memandikan bayi “
O:
a. Suhu: 37,0o C
b. RR: 38x/menit
c. N: 135x/menit
d. Tidak ada tanda – tanda infeksi
e. Tidak ada kemerahan pada area
tali pusat
f. Tali pusat belum mengering
g. Kassa tali pusat tampak bersih
dan kering
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan Intervensi
a. Cuci tangan sebelum dan
83
Redyna
Rabu , 09 12.00 1 S:
Mei 2018 Ibu klien Ny.R mengatakan
“bayinya selalu dibedong agar tidak
kedinginan”
“sehabis mandi saya kasih minyak telon
biar anget “
“ selalu diselimuti kain agar tidak
kedinginan “
O:
f. Suhu ruangan: 22o C
g. Suhu bayi: 37,1o C
h. Akral teraba hangat
i. Membran mukosa mulut
lembab
j. Tidak ada sianosis pada
ekstermitas bayi
A : Masalah tidak terjadi
P : Hentikan intervensi
12.00 2 S: Redyna
Ibu klien Ny. R mengatakan
“ASI nya belum juga keluar dan saya
sudah sering rangsang pakai hisapan
bayi”
O:
g. ASI belum keluar
h. Payudara teraba lembek
i. BB saat ini 2.900 gram
j. Turgor kulit elastis
k. Konjungtiva ananemis
l. BAK pempers (60 gram), BAB
1x
A : Masalah tidak terjadi
P : Hentikan intervensi
12.00 3 S: Redyna
Ibu klien mengatakan
“sudah belajar dan mencoba cara
memandikan dan merawat tali pusat “
84
O:
a. Suhu: 37,1o C
b. RR: 38x/menit
c. N: 135x/menit
d. Tidak ada tanda – tanda infeksi
e. Tidak ada kemerahan pada area
tali pusat
f. Tali pusat belum mengering
g. Kassa tali pusat tampak bersih
dan kering
A : Masalah tidak terjadi
P : Hentikan Intervensi
Discharge planning:
1. Anjurkan orang tua bayi untuk memberikan ASI eksklusif dari usia 0
– 6 bulan.
2. Ajarkan cara memandikan dan merawat tali pusat bayi.
3. Berikan penjelasan tentang pentingnya ASI terhadap bayi.
4. Berikan penjelasan tentang kontrol kesehatan untuk ibu dan bayi.
5. Jelaskan pada orang tua bayi tentang pentingnya imunisasi pada
bayi.
85
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis membandingkan antara teori dan laporan kasus dengan
memberikan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada bayi
baru lahir normal selama 3 hari mulai dari tanggal 07 sampai 09 Mei 2018.
Pembahasan akan dilakukan berdasarkan tahap-tahap proses keperawatan yang
dimulai dari pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan
sampai dengan evaluasi dalam memenuhi kebutuan dasar pasien.
A. Pengkajian Keperawatan
Dalam melakukan pengkajian pada bayi Ny. R penulis melakukan
pengkajian berfokus pada kebutuhan dasar meliputi aspek biologis, dan
karakteristik perilaku bayi baru lahir dengan menggunakan teknik
observasi, pemeriksaan fisik, dan menggunakan catatan keperawatan
maupun catatan medis, sehingga di dapatkan data fokus sebagai data
dasar meliputi data subyektif dan data obyektif untuk menegakkan
diagnosa keperawatan.
Ny. R yang melahirkan anak pertamanya dengan persalinan spontan
diruang bersalin kemudian dipindahkan ke ruangan perawatan Paviliun
Shafa An-Nissa RSIJ Cempaka putih Jakarta Pusat.
Hasil pengkajian pada bayi baru lahir normal, sistem sirkulasi nadi
apikal pada bayi tidak ditemukan masalah karena pada bayi Ny. R
denyut nadi sesuai dengan teori berkisar antara 120 – 160x/menit. Tidak
ada bunyi murmur. Sirkulasi darah pada janin tidak ditemukan masalah
karena sesuai dengan teori yaitu berat plasenta 500 gram, panjang tali
pusat normal (45 – 50 cm), jumlah pembuluh darah 2 arteri dan 1 vena.
Bayi Ny. R sudah dapat berkemih pada tanggal 07 Mei 2018 pukul
16.00 WIB berwarna kuning jernih dan BAB positif terdapat meconium
berwarna hijau kehitaman. Bayi Ny. R sesuai dengan teori berat badan
berkisar 2.500 – 4.000 gram, panjang badan 44 – 45 cm, dan turgor
kulit elastis. Neuroensori sesusai dengan teori pada refleks mencari,
89
86
menghisap, dan menelan positif, bayi menangis kuat, tidak ada kaput
suksedanum, tidak ada hematoma, dan bayi tampak sehat.
Pada sistem pernafasan bayi baru lahir tidak ditemukan masalah karena
sesuai dengan teori, pada bayi Ny. R bernafas secara normal dengan
frekuensi berkisar antara 30 – 60 x/menit. Apgar Score 9/10. Keamanan
sesuai dengan teori, suhu tubuh bayi Ny. R berkisar antara 36,5o C
sampai dengan 37,5o C. ada vernik pada sebagian tubuh. Kulit berwarna
kemerahan atau pink, tidak ada lesi, ada eritema toksikum, tidak ada
nevi pada tubuh, lanugo terdapat pada bahu dan hidrasi baik.
Pada pengkajian fisik sesuai dengan teori, postur tubuh bayi Ny. R
bokong sempurna, kaki lebih lurus dan kaku, kepala leher bentuk bulat,
lingkar kepala berkisar antara 33 – 36 cm, lingkar dada dan lingkar
perut 30 – 38 cm. Mata simetris, refleks mata baik, konjungtiva
ananemis, sklera anikterik. Telinga simetris, bentuk telinga normal,
lubang telinga terbuka, merespon terhadap suara. Bentuk muka normal,
tidak ada kelainan pada wajah. Posisi mulut simetris, gerakan bibir
simetris, dan tidak ada kelainan pada palatum, dan tidak muntah. Tidak
ada pengeluaran, pernapasan tidak menggunakan cuping hidung.
Pergerakan leher baik dari satu sisi ke sisi lain. Dada simetris, gerakan
dada simetris, gerakan pernapasan teratur. Tidak ada distensi, tidak ada
benjolan, tali pusat tidak ada perdarahan. Tidak ada kelainan, labia
mayora menutupi labia minora. Fleksabilitas tulang punggung baik,
bentuk simetris, tidak ada kelainan bentuk tulang punggung. Anus
terlihat pengeluaran meconium. Bayi Ny. R sudah mendapatkan insiasi
menyusui dini (IMD), namun ASI belum sesuai dengan teori karena
bayi baru lahir harus segara mendapatkan ASI.
Kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus terdapat pada
sirkulasi tekanan darah yang tidak dilakukan, dan tidak adanya data
yang menunjang seperti dalam tinjauan teori yaitu dilakukan
pemeriksaan diagnostik seperti golongan darah, rhesus, hemoglobin,
dan bilirubin. Hal ini dikarenakan pada kasus bayi Ny. R tidak dijamin
oleh BPJS untuk pemeriksaan tersebut.
87
B. Diagnosis Keperawatan
Setelah penulis melakukan pengkajian keperawatan, mengumpulkan
data, mengelompokan data dan menganalisa data, kemudian penulis
menegakkan diagnosa keperawatan sesuai dengan data yang ada.
Adapun diagnosa keperawatan yang ada diteori tetapi tidak ada di kasus,
antara lain:
1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan mucus
yang berlebihan , posisi yang tidak tepat.
Diagnosa keperawatan ini tidak muncul karena By. Ny. R tidak
memiliki mukus ataupun cairan lainnya yang dapat menghambat
saluran pernapasannya serta frekuensi pernapasannya 44x/menit.
2. Resiko tinggi trauma berhubungan dengan kelemahan fisik
Diagnosa keperawatan ini tidak muncul karena tidak terjadi trauma
saat melahirkan semua tindakan dilakukan secara hati-hati dan sesuai
SOP.
3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan keterbatasan
masukan oral, regurgitasi berlebihan.
Diagnosa keperawatan ini tidak muncul karena refleks menyusui
(Rooting, Sucking, Swallowing) bayi positif, tidak ada kelaikan
palatum, membrane mukosa lembab, suhu dalam batas normal
36,6⁰C. Setelah bayi lahir langsung dilakukan IMD dan setelah 10
88
C. Perencanaan keperawatan
Pada tahap ini penulis bekerja sama dengan keluarga dan perawat
ruangan untuk menetapkan rencana tindakan yang akan diberikan.
Perencanaan disusun berdasarkan acuan yang ada pada landasan teoritis
disesuaikan dengan tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan untuk
menyelesaikan masalah.
Untuk rencana tindakan mengaitkan pada diagnosa yang ada. Rencana
yang dibuat pada klien dengan Bayi Baru Lahir tidak jauh berbeda
dengan landasan teoritis, namun demikian pembuatan rencana tindakan
disesuaikan dengan kebutuhan dasar dan kondisi klien serta mengacu
pada kebijakan ruangan Shafa An-Nissa, seperti pada diagnosa yang ada
pada klien.
Adapun masalah keperawatan yang penulis prioritaskan pada tinjauan
kasus dengan yang ada pada landasan teoritis, yaitu :
1. Resiko tinggi terhadap perubahan temperatur berhubungan dengan
perubahan lingkungan eksternal.
Pada perencanaan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar
diharapkan selama 3 x 24 jam perubahan suhu tubuh tidak terjadi.
Rencana tindakannya adalah: Segera setelah lahir, keringkan tubuh
dan kepala neonatus, angkat selimut lembab dan diapers, selimuti
bayi dengan selimut hangat dan bertopi yang sudah dihangatkan,
fasilitas kontak dini dengan ibu, letakkan bayi pada suhu hangat
89
D. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar bayi Ny. R
yaitu melaksanakan rencana keperawatan yang telah dibuat yang
diberikan pada klien yang mengacu pada tinjauan teoritis dan disesuaikan
dengan kondisi dan fasilitas yang ada dirungan. Pada tahap ini penulis
tidak mengalami banyak kesulitan, karena dari 3 diagnosa keperawatan
yang ditegakkan dilakukan sesuai perencanaan yang telah dibuat dan di
dukung dengan kerja sama perawat ruangan dalam memberikan asuhan
keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada Bayi Ny. R,
namun pada tahap ini penulis tidak bisa melakukan sesuai tindakan
dalam 24 jam, maka tindakan keperawatan dilanjutkan oleh perawat
ruangan Shafa An-Nissa yang penulis ketahui dari pendokumentasian
tindakan keperawatan yang telah dilakukan:
1. Resiko tinggi terhadap perubahan temperature berhubungan dengan
perubahan lingkungan eksternal.
Tindakan yang telah dilakukan antara lain: mengobservasi suhu
tubuh bayi, melakukan Inisiasi menyusui dini (IMD),
menghangatkan bayi didalam incubator setelah bayi lahir, mengkaji
keadaan lingkungan, menganti popok bayi, memberikan kehangatan
pada bayi, membungkus dengan selimut hangat, menempatkan bayi
pada lingkungan yang hangat, memandikan bayi dengan air hangat.
Adapun faktor yang mendukung penulis dalam melakukan Asuhan
keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada bayi Ny. R
untuk diagnosa prioritas adalah ibu dan keluarga bayi yang cukup
kooperatif, mengikuti anjuran dan saran dari perawat, adanya
kerjasama antara penulis, ibu bayi dan keluarga serta perawat
ruangan dalam melakukan tindakan keperawatan atau memberikan
asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada bayi
Ny. R Keaktifan dan kerjasama yang baik antara penulis, perawat
dan ibu bayi untuk tetap mempertahankan kehangatan tubuh bayi
merupakan faktor pendukung untuk mencegah bayi kehilangan panas
tubuh baik melalui evavorasi, konduksi, konveksi dan radiasi.
92
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dinilai berdasarkan perkembangan yang terjadi setelah
dilakukan tindakan, yang mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yang
telah ditemukan. Dalam mengevaluasi perkembangan bayi Ny. R, penulis
menggunakan metode SOAP (Subyektif, Obyektif, Analisa dan Planing)
sehingga dapat diketahui masalah yang sudah teratasi dan yang belum
teratasi.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari mulai dari tanggal
07 sampai 09 Mei 2018 didapatkan evaluasi sebagai berikut:
94
O:
a. Suhu: 37,1o C
96
b. RR: 38x/menit
c. N: 135x/menit
d. Tidak ada tanda – tanda infeksi
e. Tidak ada kemerahan pada area tali pusat
f. Tali pusat belum mengering
g. Kassa tali pusat tampak bersih dan kering
A : Masalah tidak terjadi
P: Lanjutkan Intervensi
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi
b. Cek mata setiap hari untuk mengobservasi kemungkinan
infeksi/inflamasi
c. Lakukan perawatan tali pusat:
1) Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar
terkena udara dan tutupi dengan kain bersih secara
longgar (kontroversial : pemberian antiseptic)
2) Kaji terhadap bau , warna dan cairan
97
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan dan saran berdasarkan
pembahasan.
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan pembahasan pada Asuhan Keperawatan
dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada bayi NY. R dengan bayi baru
lahir normal di paviliun Shafa An-Nissa RSIJ Cempaka Putih Jakarta
Pusat , maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Pengkajian pada bayi Ny. R didapatkan data subjektif Ibu klien Ny. R
mengatakan ASI nya belum keluar. Ibu klien Ny. R mengatakan sudah
merangsang payudaranya dengan hisapan bayinya tetapi ASI nya belum
keluar juga. Ny. R takut anaknya kedinginan karena AC di dalam kamar
dingin, Ny. R mengatakan belum bisa membedong anaknya . Ny R
mengatakan selalu menyelimuti bayinya dengan kain agar anaknya tidak
kedinginan. Ny. R mengatakan belum mampu merawat tali pusat bayinya
karena ini adalah anak pertamanya. Ny. R mengatakan belum bisa
memandikan anaknya. Data obyektif keadaan umum bayi baik , BB lahir
2.950 gram, PB 48 cm, LK 34 cm, LD 32 cm, LP 31cm, LL 12 cm.
Tanda – tanda vital yaitu Suhu 36,5⁰C, Nadi 137x/menit, RR 44x/menit.
Suhu ruangan 20 derajat celcius. Apgar Score menit pertama 9 dan menit
kelima 10. Refleks rooting, sucking, swallowing positif. Tugor kulit baik,
elastis. Bila bedongnya dibuka ekstermitas teraba dingin dan bayi
menangis. Payudara ibu bayi teraba keras dan kencang. Tidak ada kaput
suksesdium, tidak ada hematoma, tidak ada sianosis, sutura teraba tidak
menyatu, ada ubun-ubun besar dan kecil,dan posisi simetris, rambut ada.
Mata simetris, refleks mata baik, konjungtiva ananemis, dan skelra
anikterik. Telinga simetris, bentuk telinga normal, lubang telinga
terbuka, merespon terhadap suara. Pernafasan tidak menggunakan cuping
hidung dan ada bersin. Posisi mulut simetris, gerakan bibir simetris, tidak
101
98
ada kelainan pada palatum dan tidak muntah, mukosa bibir lembab.
Bentuk wajah normal, bulat, tidak ada kelainan pada wajah. Pergerakan
leher baik dari satu sisi ke sisi lain. Warna kulit kemerahan atau pink,
hidrasi baik, tidak ada lesi,kuku ada, verniks ada sebagian pada bagian
tubuh, lanugo terdapat di bahu, nevi tidak ada pada tubuh, dan terdapat
milia pada hidung. Dada simetris, gerakan dada simetris, dan gerakan
dada teratur. Tidak ada distensi, tidak ada benjolan, tali pusat tidak ada
perdarahan, tali pusat masih basah, bising usus terdengar 5x/menit. Tidak
ada kelainan, labia mayora menutupi labia minora. Fleksibilitas tulang
punggung baik, bentuk simetris, dan tidak ada kelainan pada bentuk
tulang punggung. Tulang tidak ada kelainan pada By. Ny. R. Jari tangan
dan kaki lengkap tidak ada kelainan, nadi brachial teraba, nadi femoral
teraba, pergerakan aktif, tidak ada tremor, dan posisi kaki normal. ASI
belum keluar.
Diagnosis keperawatan yang muncul pada bayi Ny. R yaitu Resiko tinggi
terhadap perubahan temperatur berhubungan dengan perubahan
99
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis menganggap perlu adanya
saran– saran mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan di Paviliun Shafa An-Nissa RSIJ Cempaka Putih, maka penulis
mengemukakan beberapa saran :
100
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, V.N. (2010). Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika
Rukiyah, A. Y., Yulianti, Lia. (2012). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak
Balita & Prasekolah. Jakarta : Trans Info Media.
Agama : Islam
No.Hp : 089606132895
E-Mail : redynayulistia1@gmail.com
Pendidikan :
1. TPQ Nurul Huda
2. SDN 07 Pagi Sunter Agung tahun 2003 - 2009
3. SMPN 116 Jakarta Utara tahun 2009 - 2012
4. SMAN 80 Jakarta Utara tahun 2012 -2015