Anda di halaman 1dari 80

ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN

KEBUTUHAN DASAR PADA NY. T DENGAN


POSTPARTUM NORMAL DI PAVILIUN SHAFA AN-NISSA
RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
TANGGAL 07 – 09 MEI 2018

Disusun Oleh:
MIRAHMAWATI
NIM : 2015750027

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN 2018
i
ii
iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatuallahi.Wabarokatuh..

Alhamdulillahirabbil’alamin, dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat


Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
dan menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan
Dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Ny. T Dengan Postpartum
Normal Dipaviliun Shafa An-Nissa Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka
Putih Tanggal 07 – 09 Mei 2018” karya tulis ilmiah ini tidak luput berkat
adanya dukungan, bantuan baik moril maupun material yang telah diberikan dari
berbagai pihak yang banyak membantu penulis dalam pembuatan sampai dengan
selesainya makalah ini.

Karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:

1. Allah SWT yang Maha pengasih Lagi Maha Penyayang yang selalu
memberikan kemudahan untuk mengerjakan karya tulis ini dan membantu
penulisan dalam mengerjakan karya tulis ilmiah ini. serta melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini, untuk memenuhi syarat kelulusan DIII Keperawatan FIK UMJ.
2. Kedua orang tua ku tercinta yang telah memberikan dukungan, kasih
sayang dan dukungan yang telah diberikan baik moril maupun materil
serta doa yang tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini.
3. Ns. Titin Sutini, M.Kep, Sp.Kep.An. selaku Ka prodi program DIII
Keperawatan FIK UMJ.
4. Ns. Idriani, M.Kep, Sp.Kep.Mat. selaku pembimbing dan penguji dalam
makalah ini.
5. Sri Mulati, S.Kp.,M.Kes selaku penguji makalah ini sekaligus kepala
ruangan An-nisa RS.Islam Jakarta Cempaka Putih

iii
iv

6. Ns. Nuraenah.M.Kep selaku wali akademik tingkat III angkatan XXXIII


program DIII keperawatan FIK UMJ.
7. Kepala ruangan dan staf perawat serta bidan di paviliun Shafa An-nisa
Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih yang selalu membantu penulis
data-data yang diperlukan.
8. Para dosen dan staf pendidikan Prodi DIII Keperawatan FIK UMJ.
9. Untuk adik ku tercinta saudara Guntoro yang selalu setia memberikan
support dan motivasinya untuk penulis. untuk nenek ku tercinta Abu
dikampung.
10. Terima kasih teman seperjuangan Mater squad Banati sabrina, Fitri Ning
Lestari, Meliana susanti, Meirini Thalia Gusman, dan Redyna Yulistia atas
kerjasama dan dukunganya selama menyusun KTI yang tidak pernah lelah
dalam mengingatkan penulis untuk selalu bersemangat dalam menyusun
KTI. Sukses buat kalian semua. Sarangheo!
11. Terima kasih kepada semua kader IMM komisariat FIK. IMM JAYA!
12. Terima kasih kepada Ny.T dan suami karena telah memberikan
kesempatan penulis untuk mengimplementasikan asuhan keperawatan.
13. Semua teman-teman Prodi DIII Keperawatan FIK UMJ terutama angkatan
XXXIII (Vokasi’33) yang telah membantu memberi dukungan kepada
penulis.

Akhirnya penulis menyadari pembuatan karya tulis ilmiah ini masih


banyak kekurangan dalam mencapai penyempurnaan pembuatan karya
tulis ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak dan mudah-mudahan makalah ini berguna
bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jakarta 22 Mei 2018

Penulis

iv
v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ..............................................................................................iii

DAFTAR ISI…………….. .......................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................1


B. Tujuan Penulisan ................................................................................5
C. Ruang lingkup ....................................................................................6
D. Metode Penulisan ...............................................................................6
E. Sistematika Penulisan ........................................................................7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian ..........................................................................................8
B. Adaptasi Fisiologis Ibu Postpartum ...................................................9
C. Adaptasi Psikologis Ibu Postpartum ..................................................20
D. Perawatan Ibu Postpartum .................................................................21
E. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ..................................................25
1. Pengkajian Keperawatan.. ............................................................25
2. Diagnosis Keperawatan ................................................................29
3. Rencana Tindakan Keperawatan ..................................................30
4. Implementasi Keperawatan ..........................................................36
5. Evaluasi Keperawatan ..................................................................36

v
vi

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan ....................................................................37


B. Analisa Data .......................................................................................44
C. Diagnosa Keperawataan .....................................................................46
D. Rencana Keperawatan ........................................................................48
E. Implementasi Keperawatan ................................................................50
F. Evaluasi Keperawataan ......................................................................55

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian Keperawataan ..................................................................60


B. Diagnosa Keperawataan .....................................................................62
C. Perencanaan Keperawatan .................................................................65
D. Implementasi Keperawatan ................................................................67
E. Evaluasi Keperawatan ........................................................................68

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN ..................................................................................70
B. SARAN ..............................................................................................71

DAFTAR PUSTAKA

BIODATA PENULIS

LAMPIRAN - LAMPIRAN

vi
1

BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang, masalah, tujuan
penulisan, ruang lingkup, metode penulisan, dan sistem penulisan.

A. Latar Belakang
Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan
membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari
pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan
frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan yang
muncul kecil, kemudian terus meningkat sampai pada puncaknya
pembukaan serviks lengkap sehingga siap untuk pengeluaran janin dari
rahim (Rohani, 2012).

Dari 8 point tujuan Pembangunan MDGs ( Millenium Development Goals)


satu diantaranya adalah upaya peningkatan kesehatan ibu. Upaya
peningkatan kesehatan khususnya pada kesehatan ibu tidak hanya terfokus
pada upaya penyembuhan saja, tetapi juga berkembang kearah promotif,
preventif dan rehabilitatif. Salah satu upaya pembangunan bidang
kesehatan diwujudkan dalam usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan
para ibu post partum karena banyaknya komplikasi yang ditimbulkan
setelah melahirkan diantaranya yaitu perdarahan, infeksi puerperalis,
endometritis, mastitis, trombosis, emboli dan post partum depresi. Dimana
perdarahan merupakan penyebab terbanyak kematian wanita selama
periode post partum.

Berdasarkan data Maternal Mortality Rate (MMR) didapatkan bahwa


sepanjang tahun 2015 terdapat 303.000 kasus kematian pada ibu diseluruh
dunia, dan 2,7% kasus diantaranya disebabkan karena komplikasi pada

1
2

kehamilan, persalinan, dan nifas. Penyebab utama kematian adalah


perdarahan, hipertensi, infeksi dan penyebab tidak langsung.
Trend saat ini dalam kurun waktu sejak tahun 1990-2015 secara global
angka kematian pada ibu mengalami penurunan sebesar 44% (rasio
kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup). WHO juga menyebutkan
bahwa pada wanita yang tinggal dinegara berkembang memiliki risiko
33 kali lebih besar dibanding dengan dinegara maju (WHO, 2015).

Berdasarkan data hasil riset kesehatan Kemenkes RI yang disampaikan


oleh Menteri Kesehatan RI, bahwa angka kematian ibu mengalami
penurunan dalam rentang waktu 2015– 2017. Dari 4.999 kasus pada tahun
2015 menjadi 4.912 kasus ditahun 2016 dan ditahun 2017 pada semester I
sebanyak 1712 kasus. di Indonesia umumnya angka kematian ibu pada
kehamilan, persalinan dan nifas tinggi terjadi didaerah pelosok yang
minim sekali fasilitas kesehatan. meski demikian Kemenkes RI terus
mengupayakan angka kematian ibu pada kehamilan, persalinan, dan nifas
menurun. salah satunya dengan pelayanan kesehatan ibu nifas adalah
pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar, yang dilakukan
sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada
enam jam sampai dengan tiga hari pasca persalinan, pada hari ke empat
sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai
dengan hari ke-42 pasca persalinan.

Cakupan kunjungan nifas di Indonesia mengalami peningkatan dalam


rentang waktu 2008-2016, pada tahun 2016 sendiri sebesar 84,41 %.
Berdasarkan data cakupan kunjungan nifas pada tingkat provinsi
didapatkan bahwa provinsi DKI Jakarta memiliki capaian tertinggi sebesar
94,65%, yang diikuti oleh Jambi sebesar 94,38%, dan Jawa Tengah
sebesar 94,3%. Sedangkan provinsi dengan cakupan kunjungan nifas
terendah yaitu Papua sebesar 30,46%, diikuti oleh Papua Barat sebesar
48,11% (Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, 2016).
3

Berdasarkan data statistik yang diperoleh dari Medical Record Rumah


Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih pada tahun 2017 (Januari- Desember)
di dapatkan kasus pasien dengan persalinan normal 26,2% dari 785 kasus,
sedangkan pada tahun 2018 (Januari – April) sebanyak 41 kasus kasus.
sedangkan kasus hemoragic postpartum pada tahun 2017 hanya 0,02% dari
jumah persalinan normal. Untuk mengatasi mangatasi kemungkinan
masalah tersebut, diperlukan pelayanan dari tenagan kesehatan yang
komprehensif. Guna meningkatkan derajat kesehatan ibu, termasu dalam
pemenuhan kebutuhan pada ibu postpartum.

Menurut Ladewig, dkk (2009) pemenuhan kebutuhan pada ibu postpartum


adalah: nutrisi dan cairan, ambulasi (Mobilisasi), eliminasi, defekasi,
kebersihan diri, istirahat, sexual, latihan / senam nifas, perawatan
payudara. Oleh karena itu sebagai tenaga kesehatan peran dan fungsi
perawat dalam hal ini sebagai provider of nursing care health promotion
dimana perawat memberikan asuhan kepada individu atau untuk
mewujudkan kesehatan yang optimal. Sehubungan dengan masalah
keperawatan yang terjadi pada ibu postpartum. maka diperlukan peran
perawat sebagai tenaga kesehatan untuk mengatasi masalah yang terjadi
pada ibu selama masa postpartum.

Dari aspek promotif peran perawat yaitu memberikan penyuluhan pada ibu
saat mengenai gizi ibu hamil, perawatan ibu melahirkan. Dari aspek
preventif peran perawat yaitu mencegah terjadinya infeksi dengan
melakukan perawatan pada daerah luka episiotomi dan menganjurkan
untuk mobilisasi sedini mungkin. Dari aspek kuratif ( kolaborasi dengan
dokter ) peran perawat yaitu memberikan terapi sesuai intruksi dokter.
Dari aspek rehabilatif peran perawat yaitu menganjurkan ibu untuk
menggunakan alat kontrasepsi yang tepat agar tidak terjadi kehamilan
sebelum kondisi fisik dan psikologis.
4

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis sebagai salah satu tenaga
keperawatan yang akan menerapkan asuhan keperawatan pada pasien,
maka penulis mengambil judul “Asuhan Keperawatan Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Ny. T Dengan Postpartum Normal
Di Ruang An - Nissa Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih”.
5

B. Tujuan Penulisan
a) Tujuan umum
Diperolehnya pengalaman yang nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan terkait pemenuhan kebutuhan dasar pada ibu pasca
persalinan normal.

b) Tujuan Khusus
1) Mampu melakukan pengkajian dalam pemenuhan kebutuhan dasar
pada ibu postpartum normal.
2) Mampu mengidentifikasi masalah keperawatan sesuai dengan
kebutuhan dasar pada ibu postpartum normal.
3) Mampu merencanakan tindakan keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pada ibu postpartum normal.
4) Mampu melakukan tindakan keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pada ibu postpartum normal.
5) Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada masalah kebutuhan
dasar ibu postpartum normal.
6) Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori
dan kasus yang ada pada ibu postpartum normal.
7) Mampu mengidentifikasikan factor-faktor pendukung maupun
factor-faktor penghambat serta dapat mencari solusi pada kasus ibu
postpartum normal.
8) Mampu mendokumentasikan semua kegiatan asuhan keperawatan
dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada ibu postpartum normal
dalam bentuk narasi.
6

C. Ruang Lingkup
Dalam karya tulis ilmiah penulis membatasi ruang lingkup dalam
pemberian asuhan keperawatan pada ibu postpartum normal karena
mengingat banyaknya kasus postpartum normal dengan berbagai indikasi
dan keterbatasan waktu yang diberikan, sehingga penulis hanya melakukan
asuhan keperawatan pada masalah yaitu, “Asuhan Keperawatan Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Ny. T Dengan Postpartum
Normal Di Paviliun shafa An-Nissa Rumah Sakit Islam Jakarta
Cempaka Putih”.

D. Metode Penulisan
Metode penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan deskriptif
dan studi kepustakaan. dalam metode deskriptif pendekatan yang
digunakan adalah studi kasus, dimana penulis mengelola satu kasus
menggunakan proses keperawatan.
Penulis memperoleh data-data dengan cara :
1. Studi kepustakaan yaitu dengan mempelajari teori-teori, buku-buku
keperawatan, serta catatan ilmiah yang berkaitan dengan kasus.
2. Wawancara langsung dengan orang tua pasien, perawat serta keluarga
pasien untuk mendapatkan data-data yang akurat dan jelas mengenai
masalah pasien.
3. Observasi, dimana penulis terlibat langsung pada pasien yang
bersangkutan mengenai perkembangan, pengobatan, dan perawatan
serta hasil tindakan yang telah diberikan.
7

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS


Meliputi pengertian, tahapan proses nifas, adaptasi fisiologis, adaptasi
psikologis, pemenuhan kebutuhan dasar, penatalaksanaan, pengkajian
keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,
pelaksanaan keperawatan dan evaluasi keperawatan.

BAB III TINJAUAN KASUS


Merupakan laporan kasus dari hasil pengamatan dan observasi langsung
pada pasien dalam membuat asuhan keperawatan dalam pemenuhan
kebutuhan dasar pada ibu postpartum normal yaitu Ny. T Dengan
Postpartum Normal Di Ruang An Nissa Rumah Sakit Islam Jakarta
Cempaka Putih.

BAB IV PEMBAHASAN
Membahas kesenjangan antara asuhan keperawatan menurut teori dengan
tinjauan kasus dari pengkajian keperawatan sampai evaluasi keperawatan
sesuai dengan kasus yang diambil.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi.
B. Saran, untuk meningkatkan kinerja perawat

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang pengertian post partum, adaptasi
fisiologi post partum, adaptasi psikologis post partum, penatalaksanaan,
pengkajian keperawatan, diagnosis keperawatan, perencanaan keperawatan, dan
evaluasi keperawatan.

A. Pengertian
Masa nifas atau puerperium adalah masa sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Hadjono, 2008). Postpartum
adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi
kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2010). Sedangkan
menurut marmi (2013), postpartum adalah masa beberapa jam sesudah
lahirnya plasenta sampai minggu keenam setelah melahirkan. Masa
postpartum dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali pada masa sebelum hamil. masa nifas umumnya terjadi
pada wanita dengan rentang usia 15 – 40 tahun.
Berdasarkan pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
postpartum adalah masa sejak 1 jam lahirnya plasenta sampai organ
reproduksi kembali ke fungsinya ke keadaan normal sebelum hamil.
Tahapan masa postpartum Menurut Prawirohardjo (2009) postpartum dibagi
menjadi 3 tahap yaitu:
1. Peurperium dini yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan
berjalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari.
2. Peurperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya 6-8 minggu.

8
9

3. Remote peurperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu, bulan,
tahunan.

B. Adaptasi Fisiologi Ibu Postpartum


Setelah proses melahirkan, seluruh system tubuh yang berhubungan
dengan proses kehamilan akan mengalami perubahan adaptasi (Bobak,
Jensen & Perry, 2005) seperti:
1. Sistem reproduksi dan struktur yang berhubungan
a. Involusi uteri
Involusi uteri merupakan proses kembalinya uterus ke keadaan
normal setelah melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah
ekspulsi plasenta dengan kontraksi otot polos uterus. Segera
setelah melahirkan plasenta, uterus masuk ke dalam rongga
panggul dan fundus uterus teraba dipertengahan antara umbilicus
dan simfisis. Dalam 2 sampai 4 jam setelah persalinan uterus
terletak setinggi umbilicus (12-14 cm di atas simfisis pubis) dan 12
jam kemudian uterus agak lebih tinggi. Kemudian fundus akan
turun sekitar 1 cm setiap hari. Seminggu setelah melahirkan,
fundus biasanya berada 4-5 jari dibawah umbilicus. Uterus
seharusnya sudah tidak bisa dipalpasi dari abdomen setelah 2
minggu. Uterus yang pada saat cukup bulan beratnya 11 kali lebih
berat dari pada saat sebelum hamil. Kemudian akan berinvolusi
menjadi 500 gr pada minggu pertama postpartum dan 350 gr
setelah 2 minggu postpartum. Setelah 6 minggu, berat uterus akan
berkisar antara 60-80 gr.

Subinvolusi adalah gagalnya uterus untuk mengecil kembali ke


ukuran dan keadaan normal seperti sebelum kehamilan. Penyebab
yang paling sering adalah tersisanya sebagian plasenta dan infeksi.
10

b. Kontraksi uterus
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera
setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai respons terhadap
penurunan volume intra uteri yang sangat besar.hemostatis
postpartum dicapai terutama dengan kompresi pembuluh darah
didalam miometrium ketika otot uterus berkontraksi. Hormone
oksitosisn yang dilepas dari kelenjar hipofisis akan memperkuat
dan mengkoordinasi kontraksi uterus yang mengkompresi
pembuluh darah dan menyebabkan hemostatis. Selama 1-2 jam
postpartum kontraksi uterus akan berkurang intensitasnya dan
menjadi kurang terkoordinasi. Oleh karena itu uterus harus tetap
keras dan berkontraksi dengan baik. Oksitosisn biasanya diberikan
secara intravena atau intramuscular segera setelah plasenta keluar.
1. Afterpains
Afterpains merupakan kontraksi uterus yang intermitten setelah
melahirkan dangan berbagai intensitas. Umumnya sering
dialami ibu multipara yang otot-otot uterusnya tidak dapat lagi
mempertahankan retraksi yang tetap karena penurunan tonus
karena persalinan sebelumnya. Pada ibu primipara, tonus otot
uterus biasanya baik, fundus secara umum tetap keras, dan ibu
biasanya merasakan kram yang ringan. Afterpains sering kali
terjadi bersamaan dengan menyusui, saat kelenjar hipofisis
posterior melepaskan oksitosin. Oksitosin menyebabkan otot-
otot uterus berkontraksi. Sensasi afterpains dapat terjadi selama
kontraksi uterus aktif untuk mengeluarkan bekuan-bekuan
darah dari rongga uterus.
11

2. Tempat plasenta
Segera setelah plasenta dan selaputnya keluar, tempat plasenta
menjadi area yang paling menonjol, bernodul irregular.
Konstriksi vascular dan trombus menyumbat pembuluh darah
yang ada ditempat plasenta tersebut. Kondisi ini menyebabkan
homeostatis. Dan menyebabkan terlepasnya jaringa nekrotik
didaerah endometrium dan mencegah pembentukan jaringan
parut. Regenerasi endometrium akan selesai pada hari ke 16
postpartum, kecuali pada tempat plasenta melekat. Regenerasi
pada tempat tersebut terjadi perlahan dan biasanya baru selesai
sampai 6 minggu setelah melahirkan (Blackburn, 2007).

c. Lokia
Lokia merupakan rabas uterus pasca melahirkan dan terjadi dalam
tiga tahap, yaitu:
1. Lokia rubra, rabas berwarna merah terang ini berlangsung
selama 3 hari. Mengandung darah, partikel desidua, dan sisa
sel dari tempat plasenta.

2. Lokia serosa, rabas berwarna merah muda terjadi seiring


dengan perdarahan dari endometrium berkurang. Mengandung
darah yang sudah lama, leukosit, dan sisa jaringan. Rata-rata
durasi keluarnya lokia serosa adalah 22 sampai 27 hari (Katz,
2007). Pada kebanyakan wanita, sekitar 10 hari setelah
melahirkan cairan tersebut berubah menjadi putih atau
kecoklatan.

3. Lokia alba, rabas berwarna putih atau kecoklatan yang lebih


encer dan lebih transparan. Terjadi setelah hari ke 10.
Mengandung leukosit, sel-sel epitel, mucus. Pada akhir minggu
ke-3 rabas biasanya hilang, walaupun rabas mukoid berwarna
kecoklatan mungkin terjadi sampai minggu ke-6 (Katz, 2007).
12

Pada ibu yang mendapat medikasi oksitosin, aliran lokia sering kali
sedikit sampai efek obat menghilang. Jumlah lokia lebih sedikit pada
kelahiran dengan operasi sesar. Jika ditemukan aliran lokia serosa yang
terus keluar pada 3 sampai 4 minggu setelah melahirkan dapat
merupakan indikasi endometritis terutama jika terjadi demam, nyeri
saat abdomen ditekan. Lokia seharusnya mempunyai bau yang sama
dengan menstruasi normal. Bau ynag tidak enak dapat
mengindikasikan adanya infeksi.

Serviks teraba lunak segera setelah melahirkan. Ektoserviks akan


terlihat memar, edema, dan mungkin akan terdapat laserasi kecil.
Selama 12-18 jam pasca melahirkan, serviks akan memendek dan
mengeras. Ostiums serviks akan menutup secara perlahan. Pada hari
ke-2 atau ke-3 serviks akan terbukan 2-3 cm dan pada minggu pertama
setelah melahirkan serviks akan berdilatasi sebesar 1 cm (Blackburn,
2007).

d. Vagina dan perineum


Berkurangnya estrogen postpartum berperan dalam tipisnya
mukosa vagina dan tidak adanya rugae. Vagina yang tadinya
sangat terdistensi dengan dinding yang halus perlahan akan
mengecil dan tonusnya akan kembali, meskipun tidak kembali
seperti sebelum hamil (Blackburn, 2007). Rugae vagina muncul
kembali pada pascapartum minggu keempat, tetapi kebanyakan
rugae akan berbentuk gepeng secara permanen, dan rugae tidak
setebal pada nulipara. Mukosa akan tetap atropi pada ibu menyusui
minimal sampai menstruasi kembali. Penebalan mukosa vagina
akan terjadi dengan kembalinya fungsi ovarium. Segera setelah
melahirkan, introitus vagina mengalami edema dan eritematosa.

Jika terdapat laserasi atau episiotomy kondisi edema dan


eritematosa pada introitus vagina makin parah. Jika tidak terjadi
infeksi atau hematoma, perineum dan introitus vagina sembuh
13

dengan cepat. Penyembuhan awal akan terjadi selama 2-3 minggu,


tapi mungkin diperlukan 4-6 minggu untuk benar-benar sembuh
(Blackburn, 2007).
Episiotomi
Episiotomi merupakan suatu tindakan insisi pada perineum untuk
memperlebar ruang pada keluar jalan lahir sehingga memudahkan
kelahiran bayi.
Jenis-jenis episiotomi
Ada 4 jenis episiotomi berdasarkan arah insisinya:
1) Episiotomi medialis adalah insisi perineum di garis
tengah
2) Episiotomi mediolateralis adalah insisi perineum yang
dilakukan pada bagian tengah kemudian mengarah
kesamping menjauhi anus
3) Episiotomi lateralis adalah insisi perineum yang
dilakukan 1-2 cm diatas commisura posterior ke
samping
4) Episiotomi sekunder atau insisi schuchardt adalah
rupture perini yang spontan atau episiotomi medialis
yang melebar sehingga digunting ke samping

Namun menurut Benson And Pernoll (2010) sekarang ini


hanya ada dua jenis episiotomy yang digunakan yaitu
episiotomy midline dan mediolateral.

e. Otot penyokong panggul


Struktur penyokong uterus dan vagina dapat mengalami cedera saat
melahirkan. Cedera ini dapat menyebabkan relaksasi panggul yang
melemahkan dan memanjangkan struktur penyokong uterus,
dinding vagina, rectum, dan kandung kemih. Jaringan penyokong
dasar panggul yang sobek atau teregang saat melahirkan dapat
membutuhkan waktu hingga 6 bulan agar tonusnya kembali normal
14

(Katz, 2007). Latihan kegel sangat dianjurkan karena dapat


membantu untuk memperkuat otot perineum dan meningkatkan
penyembuhan.

f. Dinding abdomen
Dinding abdomen pulih sebagian dari peregangan yang berlebihan,
tetapi tetap lunak dan kendur selama beberapa waktu. Kulit
kembali elastic tetapi striae menetap karena rupture serat elastic
kulit. Tonus dinding otot abdomen kembali secara bertahap.
Namun jika otot tersebut mengalami regangan yang berlebihan
atau jika otot tersebut kehilangan tonusnya, maka terjadi suatu
pemisahan yang jelas atau diastasis otot rektus sehingga otot
abdomen tidak tersokong sebagaimana mestinya.

2. Sistem kardiovaskuler
a. Volume darah
Perubahan volume darah dimasa postpartum bergantung pada
beberapa factor. Seperti hilangnya darah saat melahirkan dan
jumlah cairan ekstravaskular yang dimobilisasi dan diekskresi.
Hipervolemia saat kehamilan (sebesar 35 %) membuat wanita
dapat mentoleransi kehilangan darah yang cukup banyak saat
melahirkan. Kehilangan darah pada persalinan normal berkisar
300-500 ml (10% volume darah). Sedangkan pada kelahiran
sectiosecaria akan kehilangan volume darah 2x lipatnya.
Kenyataanya pada hari ketiga postpartum, volume plasma akan
kembali ketika cairan ekstravaskuler masuk kedalam pembuluh
darah (Katz, 2007).
15

b. Curah jantung
Frekuensi denyut jantung, volume sekuncup, dan curah jantung
akan meningkat selama kahamilan. Curah jantung akan tetap
meningkat minimal 48 jam pertama postpartum karena
peningkatan volume sekuncup. Peningkatan volme sekuncup
disebabkan oleh kembalinya darah kedalam sirkulasi ibu, karena
penurunan yang cepat dari aliran darah uterus dan mobilisasi cairan
ekstravaskuler. Curah jantung berkurang sekitar 30% dalam 2
minggu setelah melahirkan dan perlahan berkurang sampai seperti
sebelum hamil dalam 6-12 minggu postpartum.

c. Tanda vital
suhu tubuh diukur setiap 4 – 8 jam selama beberapa hari
pascapartum karena suhu tubuh biasanya meningkat mungkin
disebabkan oleh dehidrasi dan awitan laktasi dalam 2 – 4 hari.
bradikardi merupakan perubahan fisiologi normal. tekanan darah
umumnya tetap dalam batasan normal. namun wanita pascapartum
dapat mengalam hipotensi karena dieresis yang menyebabkan
pergeseran volume cairan kardiovaskuler.

3. Sistem endokrin
Sistem endokrin akan mengalami perubahan selama kala IV
persalinan. Saat plasenta lahir akan menyebabkan estrogen dan
progesterone mengalami penurunan. Penurunan kadar estrogen
berkaitan dengan pembengkakan payudara dan dieuresis cairan
ekstravaskuler berlebih yang terakumulasi selama hamil. Pada wanita
yang tidak menyusui kadar estrogen mulai meningkat pada minggu
kedua setelah melahirkan dan lebih tinggi dari pada wanita yang
menyusui pada postpartum hari ke-17. Sedangkan hormone prolaktin
mengalami peningkatan setelah persalinan dan pada ibu yang
menyusui. Ovulasi dapat terjadi pada hari ke-27 setelah melahirkan.
menstruasi biasanya kembali setelah 4-6 minggu setelah melahirkan
16

pada ibu yang tidak menyusui. pada ibu yang menyusui waktu rata-rata
sampai ovulasi kembali sekitar 6 bulan (Blackburn, 2007). kadar
prolaktin pada ibu menyusui tampaknya bertanggajawab dalam
menekan ovulasi. namun beberapa ibu berovulasi sebelum terjadi
menstruasi postpartum, maka pemilihan kontrasepsi harus diperhatikan
(Katz, 2007).

4. Sistem perkemihan
Perubahan hormone selama kehamilan dapat berperan meningkatkan
fungsi ginjal. Berkurangnya kadar steroid setelah melahirkan dapat
menjelaskan penurunan fungsi ginjal yang terjadi pada masa nifas.
Fungsi ginjal akan normal dalam 1 bulan setelah melahirkan.
Dibutuhkan 2-8 minggu sampai hipotonus dan dilatasi ureter dan
pelvis ginjal yang terjadi karena kehamilan kembali seperti sebelum
hamil.

Komponen urine, glikosuria ginjal yang diinduksi oleh kehamilan


menghilang. Laktosuria positif pada ibu menyusui merupakan hal
normal. BUN (Blood Urea Nitrogen) yang meningkat selama masa
postpartum merupakan akibat otolisis uterus yang berinvolusi.
Pemecahan kelebihan protein didalam sel otot uterus juga
menyebabkan proteinuria ringan selama 1-2 hari setelah persalinan.
Diueresis pascapartum terjadi dalam 12 jam setelah melahirkan, ibu
mulai membuang kelebihan cairan yang tertimbun dijaringan selama ia
hamil. Salah satu mekanisme untuk mengurangi cairan yang teretensi
ialah dengan diaphoresis luas terutama pada malam hari selama 2-3
hari pertama setelah melahirkan.

kombinasi trauma karena melahirkan, peningkatan kapasitas kandung


kemih, episiotomi, dan efek anestesi mengakibatkan penurunan
dorongan untuk berkemih. Sehingga menyebabkan distensi kandung
kemih. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan karena distensi kandung
17

kemih yang mendorong ke atas atau ke samping sehingga mencegah


kontraksi uterus. selanjutnya pada masa nifas, distensi berlebih dapat
menyebabkan kandung kemih semakin rentan untuk terkena infeksi
dan menghambat berkemih secara normal. tonus otot kandung kemih
biasanya akan kembali normal dengan pengosongan yang adekuat
dalam 5-7 hari setelah melahirkan.

5. Sistem gastrointestinal
Pasca persalinan nafsu makan meningkat dan cepat lapar. Defekasi
spontan mungkin baru terjadi 2-3 hari postpartum. Penundaan ini dapat
disebabakan oleh berkurangnya tonus otot diusus selama melahirkan
dan masa nifas. Kelebihan analgesic dan anastesi juga dapat
memperlambat pengembalian tonus otot dan motilitas usus kekeadaan
normal. Fungsi usus besar akan kembali normal pada minggu 1
postpartum.

6. Sistem musculoskeletal
Adaptasi sistem musculoskeletal ibu yang terjadi selama masa hamil
berlangsung secara terbalik pada masa postpartum. Adaptasi ini
mencakup hal-hal yang membantu relaksasi dan hipermobilisasi sendi
dan perubahan pusat berat ibu akibat pergeseran rahim. Stabilisasi
sendi lengkap pada minggu keenam sampai kedelepan setelah
melahirkan. Akan tetapi, walaupun sendi lain akan kembali ke keadaan
normal sebelum hamil, kaki wanita tidak mengalami perubahan setelah
melahirkan. Wanita yang baru menjadi ibu akan memerlukan ukuran
sepatu yang lebih besar.
18

7. Sistem neurologis
Perubahan neurologis selama postpartum merupakan kebalikan
adaptasi neurologis yang terjadi saat wanita hamil dan disebabkan
trauma yang dialami wanita saat bersalin dan melahirkan. Rasa tidak
nyaman neurologi yang diinduksi kehamilan akan menghilang setelah
wanita melahirkan. Eliminasi edema fisiologis melalui diueresis
setelah bayi lahir menghilangkan sindrom carpal tunel dengan
mengurangi kompresi saraf median. Rasa baal dan kesemutan pada jari
yang dialami 5% wanita hamil biasanya menghilang setelah anak lahir.
Nyeri kepala pada postpartum bisa disebabkan oleh berbagai keadaan
termasuk preeklamsi, stress. Lama nyeri kepala bervariasi dari satu
sampai tiga hari sampai beberapa minggu tergantung pada penyebab
dan efektivitas pengobatan.

8. Sistem integument
Kloasma yang muncul pada masa hamil biasanya menghilang saat
kehamilan berakhir. Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak
menghilang seluruhnya setelah bayi lahir. Pada beberapa wanita
pigmentasi pada daerah tersebut akan menetap. Kulit yang merangsang
pada payudara, abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar tetapi
tidak menghilang seluruhnya. Kelainan pada pembuluh darah seperti
spide angioma, eritema palmar, epulis biasanya berkurang sebagai
respon terhadap penuruan kadar estrogen setelah kehamilan berakhir.
Rambut halus yang tumbuh dengan lebat pada wanita hamil biasanya
akan menghilang setelah wanita melahirkan. Tetapi rambut kasar yang
timbul waktu hamil biasanya akan menetap. Konsistensi dan kekuatan
kuku akan kembali pada keadaan sebelum hamil.
19

9. Perubahan pada payudara


Selama proses kehamilan payudara mengalami pembesaran. Payudara
terdiri dari 15-20 lobus, tiap lobus terdiri dari lobuli dan lobuli terdiri
dari arcini. Arcini menghasilkan air susu. Reflek saraf merangsang
lobus posterior kelenjar pituitary untuk mensekresi hormon oksitosin,
oksitosin merangsang reflek letdown menyebabkan rangsangan ASI
dari sinus laktiferus payudara kedua duktus yang terdapat pada putting
susu sehingga terjadi proses laktasi.

Pada trimester III payudara mulai memproduksi colostrums. Sekresi


dan ekresi kolostrumm berlangsung pada beberapa hari setelah
persalinan. Pada hari ke 3 atau ke 4 postpartum payudara menjadi
tegang (bengkak), keras, perih, hangat, dan biasanya ASI akan keluar
2-3 hari setelah melahirkan. Pembesaran payudara terjadi akibat
penambahan sistem vaskuler dan limpatik sekitar payudara.
Rangsangan psikis merupakan reflek dari mata ibu ke otak
mengakibatkan oksitosin dihasilkan sehingga air susu dapat
dikeluarkan dan sebagai efek samping memperbaiki involusi uteri.
20

C. Adaptasi Psikologis Ibu Postpartum


Rubin (2011) membagi dalam 3 bagian atau fase yaitu:
1. Taking in phase
Fase ini merupakan periode ketergantungan (dependent) dimana ibu
meng-harapkan segala kebutuhan tubuhnya terpenuhi orang lain.
Berlangsung selama 1-2 hari setelah melahirkan, dimana fokus
perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Beberapa hari setelah
melahirkan akan menangguhkan keter-libatannya dalam tanggung
jawabnya. Pada waktu ini, ibu yang baru melahirkan memerlukan
perlin-dungan dan perawatan. Pada waktu ini, ibu menunjukan
kebahagiaan yang sangat dan sangat senang untuk menceritakan
tentang pengalamanya melahirkan. Fase ini ibu lebih cenderung pasif
terhadap lingkungannya dikarenakan kelelahan. Maka perlu
diperhatikan pemberian ekstra makanan agar ibu cepat pulih.

2. Taking hold phase


Pada fase taking hold, secara bergantian timbul kebutuhan ibu untuk
mendapatkan perawatan dan penerimaan dari orang lain dan keinginan
untuk bisa melakukan segala sesuatu secara mandiri. Pase ini
berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai
menunjukan kepuasan (terfokus pada bayinya). Ibu mulai terbuka
untuk menerima pendidikan bagi dirinya dan juga bayinya. Ibu
mudah didorong untuk melakukan perawatan bayinya. Pada fase ini,
ibu berespon dengan penuh semangat untuk memperoleh kesempatan
belajar dan berlatih tetang cara perawatan bayi dan ibu memiliki
keinginan untuk merawat bayinya secara langsung. Fase ini sangat
tepat bagi bidan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang hal
yang diperlukan bagi ibu dan bayinya.
21

3. Leting go phase
Fase ini merupakan fase penerima (independent) tanggung jawab akan
peran barunya, berlangsung setelah hari ke 10 pasca melahirkan. Ibu
sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.
Keinginan ibu untuk merawat diri dan bayinya sangat meningkat pada
fase ini. Terjadi penyesuaikan dalam hubungan keluarga untuk
mengob-servasi bayi. Hubungan antar pasangan memerlukan
penyesuaikan karena adanya anggota keluarga baru.

D. Perawatan ibu postpartum


1. Perawatan pascapersalinan
Menurut Diyan Indriyani (2013) ada beberapa perawatan pasca
persalinan:
a. Mobilisasi
Disebabkan lelah sehabis bersalin ibu harus istirahat, tidur
terlentang selama 8 jam pasca persalinan.Kemudia boleh
miring-miring ke kanan dank e kiri untuk mencegah terjadinya
thrombosis dan trombo emboli.Pada hari ke 2 di perbolehkan
duduk, hari ke 3 jalan-jalan.Mobilisasi di atas mempunyai
variasi, tergantung pada komplikasi, persalinan, nifas, dan
sembuhnya luka-luka. Kegiatan lain yang dapat di lakukan
untuk membantu mempercepat proses involusi adalah
melakukan senam nifas.

b. Nutrisi dan cairan


pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian khusus
karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat
penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi kualitas ASI. diet
yang diberikan harus bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori,
tinggi protein, dan banyak mengandung cairan. ibu yang
menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai
berikut:
22

1) mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari


2) makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,
mineral, dan vitamin cukup.
3) minum sedikitnya 3 liter air setiap hari
4) pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi,
setidaknya selama 40 hari pascapersalian
5) minum kapsul vitamin A 200.000 unit

c. Miksi
ibu diminta buat buang air kecil pada 6 jam pertama pasca
persalinan. jika dalam 8 jam postpartum belum dapat berkemih
atau sekali berkemih belum melebihi 100 cc maka dilakukan
kateterisasi. akan tetapi, jika ternyata kandung kemih penuh
tidak perlu menunggu 8 jam untuk dikateterisasi. kesulitan
berkemih atau retensio urine pada ibu postpartum dapat
disebabkan karena:
1) berkurangnya tekanan intraabdominal
2) otot-otot perut masih lemah
3) edema pada uretra
4) dinding kandung kemih kurang sensitive

d. Defekasi
Ibu diharaapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari post partum.
Apabila mengalami kesulitan BAB/ konstipasi, lakukan diet
teratur: cukup cairan, konsumsi makanan berserat, olahraga,
berikan obat rangsangan per oral/ per rectal atau lakukan klisma
bilamana di perlukan.
23

e. Perawatan Payudara (mamae)


Tujuan perawatan payudara adalah untuk mencegah infeksi,
menyangga payudara secara adekuat, dan kenyamanan ibu.
Perawatan mamae sudah di mulai sejak hamil supaya putting,
susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk
menyusui bayinya. Dianjurkan ibu untuk menyusukan bayinya
dengan baik dan benar karena air susu ibu (ASI) sangat baik
untuk bayinya.

f. Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi (menyusui) sejak dari
kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar
mamae, yaitu proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar,
alveoli, dan jaringan lemak bertambah. Keluarnya cairan susu,
hipervaskularisasi, dan setelah persalinan pengaruh supresi
estrogen dan progesteron hilang. Maka, timbul pengaruh
hormon laktogenik (LH) atau prolaktin akan merangsang
keluarnya air susu ibu. Di samping itu, pengaruh oksitosin
menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga
ASI keluar.

g. Pemeriksaan pasca persalinan


Bagi wanita dengan persalinan normal sebaiknya dilakukan
pemeriksaan kembali setelah 6 minggu persalinan.Namun,
wanita dengan persalinan yang bermasalah harus kontrol 1
minggu setelah bersalin. Pemeriksaan post natal meliputi
pemeriksaan umum pada tekanan darah, nadi, keluhan, dan
sebagainya. Selain itu, keadaan umum suhu badan, selera
makan, payudara (ASI dan putting susu), dinding perut,
perineum, kandung kemih, rectum, secret yang keluar, keadaan
alat-alat kandungan.
24

h. Latihan dan senam nifas


Setelah persalinan terjadi involusi pada hamper semua organ
dalam tubuh wanita. involusi sangat jelas terlihat pada organ
reproduksi sebagai akibat kehamilan dinding perut menjadi
lembek dan lemas disertai adanya striae gravidarum yang dapat
mengurangi keindahan tubuh. oleh karena itu umumnya wanita
akan berusaha untuk memulihkan serta mengencangkan
kembali dinding abdomen. salah satunya adalah dengan
melakukan latihan dan senam nifas.

i. Nasihat untuk ibu postnatal


Nasihat yang dapat di sampaikan pada ibu postnatal antara lain
bahwa fisioterapi seperti senam nifas sangat baik di lakukan
sesuai keadaan ibu, sebaiknya bayi disusui, mengikuti keluarga
berencana, dan membawa bayi untuk imunisasi (Mochtar,
2007)
25

E. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas
1) Idenditas klien
Yang perlu dikajia adalah umur (post partum biasanya terjadi
pada umur 15-44 tahun.
2) Identitas penanggung jawab
b. Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan oleh klien dengan post partum
adalah nyeri pada daerah genitalia.
c. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya klien merasakan nyeri akibat proses persalinan. Asi sudah
keluar dank lien dapat memberikan asi pada bayinya.
d. Riwayat penyakit dahulu
Menyangkut riwayat penyakit yang pernah diderita yang ada
hubunganya dengan penyakit sekarang.
e. Riwayat penyakit keluarga
Menyangkut riwayat penyakit yang pernah diderita yang
menyangkut penyakit kelauarga atau keturunan.
f. Riwayat obstetric
Untuk mengetahui riwayat obstetric pada klien dengan postpartum
yang perlu diketahui adalah:
1) Keadaan haid
Yang perlu diketahui adalah tentang menarche, siklus haid,
hari pertama haid terakhir, jumlah dan warna darah keluar,
encer, menggumpal, lamanya haid, nyeri atau tidak, dan bau.
2) Riwayat kehamilan
Riwayat kehamilan yang perlu diketahui adalah berapa kali
melakukan ANC (Ante Natal Care), selama kehamilan periksa
dimana, perlu diukur tinggi badan dan berat badan.
3) Riwayat persalinan
Riwayat persalinan yang baru terjadi, jenis persalinan spontan
atau section caesaria, penyulit selama persalinan.
26

g. Pola kebiasaan sehari-hari


Menurut Virginia Henderson:
1) Respirasi
Frekuensi pernapasan biasanya meningkat namun dengan cepat
akan kembali dalam rentang nilai normal.

2) Nutrisi
Biasanya klien tidak mengalami gangguan dalam memenuhi
kebutuhan nutrisnya. Kebanyakan ibu merasa sangat lapar.
Permintaan untuk memperoleh makanan dua kali lipat dari
jumlah biasa dikonsumsi disertai konsumsi camilan yang
sering ditemukan.

3) Eliminasi
Buang air kecil secara spontan harus dapat dilakukan dalam 8
jam post partum. Kadang-kadang wanita sulit kencing, karena
spincter uretra mengalami tekanan oleh kepala janin dan
spasme otot oleh iritasi musculus spincter ani selama
persalinan. Bila kandung kemih penuh dan ibu sulit untuk
buang air kecil sebaiknya dilakukan kateteriasasi. Buang air
besar harus terjadi pada 2- 3 hari post partum. Bila belum
terjadi dapat mengakibatkan obstipasi maka dapat diberikan
obat laksatif atau pencahar per oral atau perektal

4) Istirahat atau tidur


Klien biasanya tidak mengalami gangguan dalam istirahat atau
tidurnya. Mempertahankan temperature tubuh dan sirkulasi
pada klien dengan post partum biasanya mengalami gangguan
dalam hal temperature tubuh, suhu tubuh dapat mencapai lebih
dari .
27

5) Kebutuhan personal hygiene


Kebersihan diri merupakan pemeliharaan kesehatan untuk diri
sendiri. Dimana kebutuhan personal hygiene klien dengan post
partum dibantu oleh keluarganya.

6) Aktivitas
Pada klien dengan post partum akitivitasnya terganggu,
pekerjaan atau kegiatan sehari-hari tidak dapat dilakukan
secara maksimal karena keadaannya yang semakin lemah.

7) Gerak dan keseimbangan tubuh


Aktivitas berkurang, tidak bisa berjalan karena nyeri akibat
adanya trauma persalinan.

8) Kebutuhan berpakaian
Klien dengan post partum tidak mengalami gangguan dalam
memenuhi kebutuhan berpakaian tersebut.

9) Kebutuhan keamanan
Kebutuhan keamanan ini perlu dipertanyakan apakah klien
tetap merasa aman dan dilindungi oleh keluarganya. Klien
mampu menghindari bahaya dari lingkungan.

10) Sosialisasi
Bagaimana klien mampu berkomunikasi dengan orang lain
dalam mengekspresikan emosi, kebutuhan, kekhawatiran dan
opini.

11) Kebutuhan spiritual


Pada kebutuhan ini ditanyakan apakah klien tetap menjalankan
ajaran agamanya ataukah terhambat karena keadaan yang
sedang dialami.
28

12) Kebutuhan bermain dan rekreasi


Klien dengan postpartum biasanya tidak dapat memenuhi
kebutuhan bermain dan rekreasi karena dalam kondisi lemah.

13) Kebutuhan belajar


Bagaimana klien berusaha belajar, menemukan atau
memuaskan rasa ingin tahu yang mengarah pada
perkembangan yang normal, kesehatan, dan penggunaan
fasilitas kesehatan yang tersedia.

h. Pemeriksaan laboratorium
untuk mengkaji apakah ada anemia, pemeriksaan darah lengkap,
hematokrit, atau hemoglobin dalam 2 sampai 48 jam setelah persalinan
karena nilai darah berubah setelah melahirkan. dengan rata-rata
kehilangan darah 400 – 500 cc. maka nilai hemoglobin normal pada
ibu postpartum berkisar 10,0 – 11,4 g/dl, hematokrit 32 – 36%, dan
leukosit 14.000 – 30.000/mm3.
29

2. Diagnosis keperawatan
Diagnosis yang khas pada wanita selama periode postpartum
diantaranya:
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah
yang berlebih
b. Perubahan pola eliminasi urine: retensi urine berhubungan dengan
trauma persalinan
c. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas usus dan
tonus otot abdomen
d. Nyeri berhubungan dengan involusi uteri,trauma pada perineum,
pembengkakan payudara.
e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan
nutrisi post partum
f. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma pada jalan lahir, luka
episiotomy.
g. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang
pengetahuan ibu
h. Defisiensi pengetahuan : perawatan post partum berhubungan
dengan kurangnya informasi tentang penanganan post partum.
i. Perubahan peran menjadi orang tua berhubungan dengan kelahiran
bayi baru lahir
j. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan keletihan
30

3. Perencanaan tindakan keperawatan


Perencanaan dalam proses keperawatan lebih dikenal dengan rencana
asuhan keperawatan atau rencana tindakan keperawatan. Merupakan
tahap setelah pengkajian dan rumusan diagnosa keperawatan. Yang
menguraikan tentang rencana asuhan keperawatan yang akan diberikan
guna mengatasi masalah keperawatan. perencanaan keperawatan ibu
postpartum berdasarkan diagnosis NANDA (2017), intervensi NIC-
NOC (2017) sebagai berikut:
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah
yang berlebih.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
kebutuhan cairan dapat terpenuhi
Kriteria hasil:
1) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi maupun syok
2) Tidak terjadi syok hipovolemi
3) Intake cairan adekuat
4) Tanda-tanda vital stabil

Intervensi:

1) Pantau tanda - tanda vital


2) Pantau keadaan fundus, perineum, dan perdarahan dengan
sering
3) Kaji jumlah darah yang keluar
4) Hitung jumlah intake dan output
5) Lakukan masase fundus
6) Kolaborasi terapi cairan
31

b. Perubahan pola eliminasi urine: retensia urine b.d trauma


persalinan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
inkontinensia dapat teratasi dengan
Kriteria hasil :
1) Distensi kandung kemih tidak terjadi
2) Urine dapat keluar
3) Ibu merasa nyaman

Intervensi :

1) Kaji keadaan kandung kemih


2) Kaji kemampuan berkemih apakah adekuat
3) Anjurkan berkemih pertama kali dalam 6 – 8 jam
4) Kolaborasi dalam pemberian medikasi
5) Lakukan kateterisasi jika di indikasikan

c. Konstipasi b.d penurunan motilitas usus dan tonus otot abdomen.


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
konstipasi dapat diatasi dengan
Kriteria hasil :
1) Klien dapat BAB dengan nyaman
2) Melaporkan sudah BAB
3) Melaporkan tidak ada kesulitan dalam BAB

Intervensi :

1) Kaji bising usus


2) Anjurkan minum air hangat
3) Anjurkan makan makanan tinggi serat
4) Kolaborasi terapi obat laksatif
32

d. Nyeri berhubungan dengan involusi uteri, trauma pada perineum,


pembengkakan payudara.
Tujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan di harapkan
rasa nyeri dapat berkurang dengan
Kriteria Hasil:
1) Mampu mengidentifikasi cara mengurangi nyeri
2) Mampu mengontrol nyeri
3) Mampu untuk tidur / istirahat dengan tepat

Intervensi :

1) Kaji nyeri, kaji lokasi nyeri, intensitas, dan lamanya


2) Ajarkan tekhnik relaksasi
3) Anjurkan menggunakan kompres hangat
4) Berikan obat sesuai indikasi
5) Masukkan kateter dan dekatkan untuk kelancaran drainase.

e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan
nutrisi postpartum
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
masalah nutrisi dapat teratasi.
Kriteria hasil:
1) Tidak ada penurunan atau kenaikan berat badan
2) Asupan kalori tepat dengan kebutuhan tubuh
3) Nafsu makan baik, makan habis 1 porsi

Intervensi:

1) Berikan informasi pentingnya nutrisi bagi ibu postpartum


2) Anjurkan makan makanan bergizi tinggi protein, cukup
karbohidrat, vitamin,dan mineral
3) Ajarkan kebutuhan akan nutrisi yang adekuat untuk
memenuhi kebutuhan kalori tubuh
33

f. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma pada jalan lahir, luka


episiotomi.
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan di harapkan:
resiko infeksi tidak terjadi dengan :
Kriteria Hasil :
1) Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
2) Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang
mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya
3) Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
4) Menunjukkan perilaku hidup sehat

Intervensi :

1) Anjurkan kateter interintermiten untuk menurunkan infeksi


kandung kemih
2) Monitor tanda dan gejala infeksi siskemik dan local
3) kolaborasi pemberian terapi antibiotik
4) ajarkan klien untuk minum antibiotic sesuai resep
5) Berikan informasi klien dan keluarga terkait tanda dan gejala
infeksi.
6) Ajarkan klien cara perawatan perineum

g. Ketidakefektifan pemberian ASI b.d kurang pengetahuan ibu


Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan di harapkan: ibu
dapat memberikan ASI pada bayi dengan :
Kriteria Hasil :
1) Kemantapan pemberian ASI : bayi : perlengkapan bayi yang
sesuai pada dan proses menghisap dari payudara ibu untuk
memperoleh nutrisi selama 3 minggu pertama pemberian ASI
2) Pemeliharaan pemberian ASI : keberlangsungan pemberian
ASI untuk menyediakan nutrisi bagi bayi/ toddler
3) Penyapihan pemberian ASI
34

Intervensi

1) Kaji keinginan dan motivasi ibu untuk menyusui


2) Kaji keterampilan ibu dalam menempelkan bayi ke putting
3) Kaji integritas kulit putting ibu
4) Ajarkan orang tua mempersiapkan, menyimpan,
menghangatkan kemungkinan pemberian tambahan susu
formula
5) Berikan informasi tentang keuntungan dan kerugian
pemberian ASI

h. Defisiensi pengetahuan : perawatan post partum dan bayi baru


lahir b.d kurangnya informasi tentang penanganan post partum.
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan di harapkan:
defisit perawatan post partum dapat teratasi dengan :
Kriteria Hasil :
1) Klien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang
penyakit, kondisi, program pengobatan
2) Klien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang
dijelaskan benar
3) Klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat/ tim kesehatan lainnya

Intervensi

1) Berikan informasi tentang cara perawatan diri pasca


melahirkan
2) jelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
3) diskusikan dengan klien dan keluarga tentang cara
pembagian kerja
4) jelaskan cara perawatan pada bayi baru lahir
35

i. Perubahan peran menjadi orang tua berhubungan dengan


kelahiran bayi baru lahir
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan orang
tua mampu mengidentifikasi pola perilaku, dapat menjalankan
peran baru dengan
Kriteria hasil:
1) Berinteraksi dengan sering pada bayi baru lahir
2) Menunjukan afeksi pada bayi baru lahir
3) Mulai mengidentifikasi pola perilaku,karakteristik

Intervensi:

1) Dorong Ungkapan Perasaan Mengenal Bayi Baru Lahir


2) Tingkatkan Istirahat
3) Bantu Mendapatkan Keterampilan Menjadi Orang Tua

j. Kurang perawatan diri berhubungan dengan keletihan


Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
kebutuhan perawatan diri terpenuhi
Kriteria hasil:
1) Klien dapat menyebutkan manfaat kebersihan diri bagi
kesehatan tubuh.
2) Kebutuhan perawatan diri pada klien terpenuhi seperti mandi,
berhias, dan berpakaian.

Intervensi:

1) Berikan informasi pentingnya menjaga kebersihan diri bagi


tubuh
2) Anjurkan perawatan diri pada saat klien mampu melakukanya
3) Bantu mandi dan hygiene
36

4. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan tindakan yang sesuai dengan
yang telah direncanakan sebelumnya, mencakup tindakan mandiri dan
kolaborasi. Selama jam-jam pertama pascapersalinan tindakan
keperawatan ditekankan pada istirahat dan pemulihan ibu. Bantu ibu
untuk melakukan aktivitas dasar seperti eliminasi, ambulasi dini,
nutrisi. Senantiasa memantau keluaran lokia serta proses involusi uteri,
sehingga pemulihan fisiologis dapat dimaksimalkan. Dukungan
emosional dan penenangan terhadap pengalaman melahirkan dan
transisi menjadi ibu dapat dilakukan dengan menjadi pendengar aktif,
klarifikasi, penguatan positif, dan memberikan informasi guna
membantu meningkatkan konsep diri yang positif pada ibu.

5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi kefektipan asuhan keperawatan pascapartum merupakan
suatu proses berkelanjutan yang member umpan balik untuk
pengkajian kembali. hasil untuk perawatan fisiologis mencakup
penncapaian tujuan intervensi seperti pengontrolan perdarahan, nyeri,
tindakan untuk merangsang berkemih dan defekasi, keberhasilan
melalukan ambulasi, pencegahan infeksi, kemajuan involusi uteri, dan
pengetahuan ibu tentang pemberian ASI dan perawatan bayi baru lahir.
37

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada bab ini penulis menguraikan kasus tentang asuhan keperawatan dalam
pemenuhan kebutuhan dasar pada Ny. T dengan postpartum normal di ruang
perawatan An-Nisa Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Data yang penulis
dapatkan dilakukan dengan wawancara, observasi langsung, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, dan juga didapatkan dari catatan keperawatan,catatan
medis. Penulis bekerja sama dengan perawat ruangan dan tim kesehatan yang lain.
Asuhan keperawatan dilakukan selama 3 hari dari tanggal 07 mei 2018 sampai
dengan tanggal 09 mei 2018.

A. Pengkajian Keperawatan
1. Data umum klien
Inisial klien Ny.T usia 28 tahun,status perkawinan menikah, pekerjaan
pegawai kantor, pendidikan terakhir S1. Inisial suami Tn.K usia 30
tahun, status perkawinan menikah, pekerjaan karyawan, pendidikan
terakhir S1.
a. Riwayat kehamilan dan persalinan saat ini
Persalinan ini merupakan pengalaman pertama bagi Ny.T. Anak
pertama lahir pada tanggal 06 mei 2018, tipe persalinan normal,
dibantu oleh bidan, berjenis kelamin laki-laki dengan berat lahir
2500 gram, lahir dengan keadaan normal dan begitu lahir langsung
menangis spontan. Selama kehamilan, Ny.T memeriksan
kehamilan ke pelayanan kesehatan sebanyak 9 kali.serta tidak ada
masalah pada kehamilan.

37
38

b. Riwayat ginekologi
Klien tidak mempunyai penyakit pada organ reproduksi
c. Masalah ginekologi
Tidak ada
d. Riwayat keluarga berencana
Tidak ada. Ny.T berencana akan menggunakan alat kontrasepsi
non – hormonal yaitu IUD.

2. Data umum kesehatan saat ini

a. Status obstetric
Klien nifas hari kedua, kelahiran pertama, dan tidak pernah
abortus. Bayi klien rawat gabung dalam ruangan yang sama dengan
Ny.T. Sehingga Ny.T dapat memberikan ASI secara langsung
kepada bayinya dan dapat mengurus bayinya secara mandiri.

b. Keadaan umum
Keadaan umum klien saat ini baik, kesadaran komposmentis, TD
120/70 mmhg, Nadi 87x/menit, Suhu 37˚C, pernafasan 20x/menit,
BB 70 kg, TB 153 cm.

Hasil pemeriksaan fisik:


1) Kepala leher
a) Kepala : Rambut bersih,tidak ada rambut rontok,
tidak ada benjolan.
b) Mata : Konjungtiva an-anemis, Sklera an-ikterik
c) Hidung : Tidak ada cairan, tidak ada sinusitis, tidak
ada benjolan
d) Mulut : Lembab, tidak ada sariawan
e) Telinga : Bersih, tidak ada serumen
39

f) Leher :Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak


ada pembesaran kelenjar getah bening, dan tidak ada
hiperpigmentasi.

Masalah Khusus : Tidak ada

2) Dada dan axial


a) Jantung : Irama teratur, tidak ada sakit pada bagian
dada
b) Paru :Vesikular, irama teratur, tidak
menggunakan otot pernafasan
c) Payudara : Bersih, simetris, areola hiperpigmentasi
d) Putting susu : Sejajar, sinistra: exverted, dextra: flat
colostrum (+), ASI keluar tapi sedikit
e) Axila : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe

Masalah Khusus : Tidak ada

3) Abdomen
a) Involusi Uterus : TFU 2 jari di bawah pusat,
kontraksi baik, posisi midline, teraba keras.
b) Kandung kemih : Saat di palpasi kandung
kemih teraba penuh, namun klien mengatakan dapat BAK
meski sedikit dan ngilu ketika BAK.
c) Fungsi pencernaan : Baik, Ny.T mengatakan belum
BAB karena mobilisasi kurang saat ini hanya bisa
bergerak miring kiri dan miring kanan dan saat
diauskultasi bising usus 2x/ menit.
d) terdapat linea nigra
40

4) Perineum dan genital


a) Vagina : Integritas kulit elastis, tidak ada
edema, tidak ada memar tidak ada hematom
b) Perineum : terdapat episiotomy tanda REEDA
Redness: ada
Edema : Tidak ada
Echimosis: Tidak ada
Discharge: Tidak ada
Approximate: Baik
c) Kebersihan : Terlihat bersih
d) Lochea : lochea rubra, jumlah darah yang keluar
sekitar 50cc, warna merah terang, konsistensi cair, bau
amis khas seperti menstruasi
e) Hemorrhoid : Tidak ada

5) Ekstermitas : Pada ekstermitas atas tidak ada edema,


tidak ada kesemutan/ baal, begitupun pada ekstermitas bawah
juga tidak ada edema, saat patella di perkusi terdapat refleks,
tanda human sign (-).

6) Pola eliminasi
Kebiasaan BAK sebelum melahirkan 6kali/ hari. Klien
mengatakan dapat BAK namun hanya sedikit, dan saat BAK
masih terasa ngilu. Kebiasaan BAB klien 1x/ hari, klien saat
ini belum BAB.

7) Istirahat dan Kenyamanan


Ny.T kesehariannya sebagai ibu rumah tangga kebiasaan tidur
selama 8 jam, dengan frekuensi 1x sehari yaitu hanya malam
hari, tetapi pola tidur saat ini 3 jam sekali terbangun karena
menyusui bayinya sehingga dapat mengganggu tidur klien.
Aktivitas untuk sekarang dikurangi dikarenakan kondisi klien.
41

8) Keluhan Ketidaknyamanan
Klien mengatakan tidak nyaman pada lokasi abdomen dan
vagina terasa ngilu. Nyeri hilang timbul, dan intensitasnya pada
saat duduk.

9) Mobilisasi dan Latihan


Tingkat mobilisasi Ny.T saat ini baik. Ny.T sudah dapat
berjalan secara mandiri.

10) Nutrisi dan Cairan


Asupan nutrisi klien 1 porsi dengan nafsu makan baik, asupan
cairan klien cukup yaitu sebanyak 1.000 ml/ hari.

11) Keadaan Mental


Adaptasi psikologis klien saat ini sedikit cemas karena ASI
yang keluar hanya sedikit. Ny.T menerima bayi dengan
perasaan sangat gembira atas kelahiran putra pertamanya.

12) Kemampuan Menyusui


Ny.T belum mengetahui cara menyusui anaknya serta kapan
saja waktunya harus menyusui anaknya. Serta sedikit khawatir
pada bayinya, karena ASI yang keluar masih sedikit.

13) Pemeriksaan penunjang


1) Hemoglobin 11,3 gr/dl
2) Leukosit 9,00 /ul
3) Trombosit 196 /ul
4) Eritrosit 4,02 /ul
5) Hematokrit 33%
42

14) Obat-obatan
Klien tidak terpasang infuse
Klien terpasang kateter pada tanggal 8 mei 2018
Terapi oral: vitamin a 2x1 tablet
Cefixime 2x 100 mg
Laxadine syrup 3x1 sendok makan
Moloco b12 3x1 tablet
Urispas 2x1 tablet
Terapi supocitoria : tramal 3x1

3. Data focus
a. Data subjektif
Klien mengatakan “perut terasa masih nyeri, seperti diremas-remas,
timbul pada waktu tidak tentu dan lebih terasa pada saat duduk,
lamanya sekitar 10 menit”. Kadang daerah vagina terasa ngilu,
vagina dijahit sebanyak 5 jahitan. BAK sedikit dan saat BAK terasa
sedikit ngilu, belum BAB. saat ini sudah dapat berjalan. klien
mengatakan dapat mandi, dan bersolek secara mandiri.Tidak tahu
bagaimana cara memberikan ASI yang benar, sedikit cemas karena
ASI yang keluar baru sedikit, bingung cara perawatan payudara”.

b. Data objektif
1) TTV :TD : 120/ 70 mmhg
Nadi : 87x/ menit
Pernafasan : 20x/ menit
Suhu : 37˚C
2) Skala nyeri 4 (saat diberi rentang respon)
3) Klien tampak memegang abdomen (menunjukan lokasi
nyerinya)
4) Terpasang kateter pada tanggal 8 mei 2018
5) TFU: 2 jari dibawah pusat
6) Kontraksi: baik posisi: midline
43

7) Perineum terdapat episiotomy


8) Tanda REEDA:
R: ada
E: tidak ada
E: tidak ada
D: tidak ada
A: baik
9) Lochea: lochea rubra, warna merah terang, konsistensi encer,
bau khas, jumlah sedikit sekitar 50 cc.
10) Tidak ada hemoroid
11) Klien Nampak tidak tahu dan bingung tentang cara menyusui
yang benar
12) ASI tampak sudah keluar namun hanya sedikit
13) Bayi Nampak menangis dipayudara ibu
14) Payudara ibu teraba keras
15) Pemisahan ibu dan bayi, dikarenakan bayi Ny.T hiperbilirubin
dirawat di ruang perinatologi pada tanggal 8 mei 2018
44

B. Analisa Data
Nama pasien : Ny.T (28 tahun)
Ruangan : An-nissa RS.Islam Jakarta Cempaka Putih

No Tanggal Data Masalah Etiologi

1 Senin 07 Ds: Nyeri Involusi


Mei a. Klien mengatakan “nyeri pada uteri
2018. daerah perut”
Jam b. Klien mengatakan “nyeri seperti
10.00 diremas-remas”
WIB c. Klien mengatakan “nyerinya
hilang timbul, dan datangnya
tidak menentu”
d. Klien mengatakan “lamanya
sekitar 10 menit”
e. Klien mengatakan “nyeri hanya
pada daerah perut, namun
vagina terasa ngilu juga”
Do:
a. Skala nyeri 4 (saat diberi
rentang respon)
b. Klien tampak memegang
abdomen (menunjukan lokasi
nyeri)
c. TFU: 3 jari dibawah pusat
d. Kontraksi: kuat posisi: midline

2 Senin 07 Ds: Ketidakefektip Kurang


Mei a. Klien mengatakan “tidak tahu an pemberian pengetahu
2018. cara pemberian asi yang benar” ASI an
Jam b. Klien mengatakan “bingung
10.00 bagaimana cara perawatan
WIB payudara”
c. Klien mengatakan “sedikit
cemas karena asi yang keluar
baru sedikit”

Do:
a. Klien Nampak tidak tahu dan
bingung tentang cara menyusui
yang benar
b. ASI tampak sudah keluar
namun hanya sedikit
c. Bayi Nampak menangis
dipayudara ibu
d. Payudara ibu teraba keras
e. Putting kanan: flat, kiri:
exverted
45

3 Senin 07 Ds: Resiko infeksi Luka jalan


Mei a. Klien mengatakan “bagian lahir,
2018 jam vagina terasa ngilu” episiotomy
10.00 b. Klien mengatakan “vagina
dijahit sebanyak 5 jahitan”
Do:
1) Perineum terdapat episiotomy
2) Tanda REEDA:
R: ada
E: tidak ada
E: tidak ada
D: tidak ada
A: baik
3) Tanda vital: TD 120/70 mmhg,
Nadi 87x/menit, Suhu 37˚C
4) Terpasang kateter urine

4 Senin 07 Ds: klien mengatakan “belum BAB Konstipasi Penurunan


Mei sejak kemarin sampai hari ini” motilitas
2018 jam Do: usus
10.00 1) bising usus 1x/menit
2) klien mendapat terapi obat
laxadine sirup

5
Selasa 08 Ds: Retensi urine Trauma
Mei 1) Klien mengatakan “kemarin persalinan
2018 pagi dapat BAK namun sedikit.
Jam kemudian sejak sore kemarin
08.00 hingga pagi tadi, tidak ada rasa
WIB ingin BAK”

Do:
1) Kandung kemih teraba penuh
2) Terpasang kateter selang sejak
pagi ini
46

C. Diagnosa Keperawatan

Nama pasien : Ny. T (28 tahun)


Ruangan/No.Kamar : An-nisa/Ruang RMK

No Diagnose keperawatan Tanggal Tanggal Paraf dan


ditemukan teratasi nama jelas

1 Nyeri b.d involusi uteri ditandai 07 Mei 2018 09 Mei 2018 Mirahmawati
dengan:
Ds:
b. Klien mengatakan “nyeri
pada daerah perut”
a. Klien mengatakan “nyeri
seperti diremas-remas”
b. Klien mengatakan
“nyerinya hilang timbul,
dan datangnya tidak
menentu dan lebih terasa
pada saat duduk”
c. Klien mengatakan
“lamanya sekitar 10
menit”
d. Klien mengatakan “nyeri
hanya pada daerah perut,
namun vagina terasa ngilu
juga”
Do:
a. Skala nyeri 4 (saat diberi
rentang respon)
b. Klien tampak memegang
abdomen (menunjukan
lokasi nyeri)
c. TFU: 2 jari dibawah pusat
d. Kontraksi: kuat posisi:
midline

2 Resiko infeksi b.d luka jalan 07 Mei 2018 09 Mei 2018 Mirahmawati
lahir, episiotomy ditandai
dengan:
Ds:
a. Klien mengatakan “bagian
vagina terasa ngilu”
b. Klien mengatakan “vagina
dijahit sebanyak 5 jahitan”
Do:
a. Perineum terdapat
episiotomy
b. Tanda REEDA:
R: ada
E: tidak ada
E: tidak ada
47

D: tidak ada
A: baik
c. Tanda vital: TD 120/70
mmhg, Nadi 87x/menit,
Suhu 37˚C
d. erpasang kateter urine

3 Perubahan eliminasi urine: 08 Mei 2018 09 Mei 2018 Mirahmawati


Retensi urine b.d trauma
persalinan ditandai dengan:
Ds:
a. Klien mengatakan
“kemarin pagi dapat BAK
namun hanya sedikit.
kemudian sejak sore
kemarin hingga pagi tadi,
tidak ada rasa ingin BAK”
Do:
a. Kandung kemih teraba
penuh
b. Terpasang kateter selang
sejak pagi ini
c. Urine 2200 cc
4 konstipasi b.d Penurunan 07 Mei 2018 08 Mei 2018 Mirahmawati
motilitas usus ditandai dnegan:
Ds: klien mengatakan “belum
BAB sejak kemarin sampai hari
ini”
Do:
a. bising usus 1x/menit
b. klien mendapat terapi
obat laxadine sirup
5 Ketidakefektifan menyusui b.d 07 Mei 2018 08 Mei 2018 Mirahmawati
kurang pengetahuan ditandai
dengan:
Ds:
a. klien mengatakan “tidak
tahu cara pemberian asi
yang benar”
b. klien mengatakan “bingung
bagaimana cara perawatan
payudara”
c. klien mengatakan “sedikit
cemas karena asi yang
keluar baru sedikit”.
Do:
a. klien Nampak tidak tahu
dan bingung tentang cara
menyusui yang benar
b. ASI tampak sudah keluar
namun hanya sedikit
c. bayi Nampak menangis
dipayudara ibu
d. payudara ibu teraba keras
e. putting susu dexta: flat,
sinistra: exverted
48

D. Rencana Keperawatan
Berdasarkan diagnosis keperawatan yang telah dirumuskan, maka disusun
rencana keperawatan pada Ny.T yang akan dilakukan Selama 3 hari
terhitung mulai tanggal 07-09 Mei 2018 adalah sebagai berikut:

Hari / No. Diagnose Tujuan dan kriteria Rencana tindakan


tanggal Dx keperawatan hasil

07 Mei 1 Nyeri Setelah dilakukan 1) Kaji nyeri, kaji lokasi


2018 berhubungan tindakan keperawatan nyeri, intensitas dan
dengan kepada Ny.T selama lamanya dan skala.
involusi uteri 1x24 jam diharapkan 2) Monitor ttv klien/shift
nyeri dapat terkontrol 3) kaji pureperium setiap
atau berkurang dengan hari
kriteria hasil: 4) Ajarkan tekhnik
1) Mengungkapkan relaksasi tarik nafas
nyeri diperut dalam
berkurang 5) Berikan posisi
2) Skala nyeri 0 – 1 nyaman
(dari 0 – 10) 6) Beritahu klien
3) Dapat melakukan penyebab nyeri yang
teknik relaksasi dialami.
4) TTV dalam batas 7) Biarkan klien
normal melakukan aktivitas
a. Kesadaran yang disukai dan
composmentis alihkan perhatian
b. Keadaan klien pada hal lain.
umum baik 8) Kolaborasi terapi obat
c. TD: 120/80 analgetik jika
mmHg, nadi: diperlukan.
80-100x/menit,
suhu: 36-37 C

1. j
h
Senin 07 2 Resiko infeksi Setelah dilakukan 1) Observasi daerah
Mei b.d luka jalan tindakan keperawatan perineum dan vulva
2018 lahir, pada Ny.T selama 1x24 2) Pantau tanda-tanda
episiotomy jam diharapkan infeksi vital per shift
tidak terjadi dengan 3) Kaji pengetahuan
kriteria hasil: klien mengenai cara
1) Tidak ada tanda perawatan vulva dan
infeksi perineum
2) TTV dalam batas 4) Anjurkan klien untuk
normal mencuci tangan
3) Perineum dan sebelum memegang
vulva bersih daerah vulva
4) Klien dapat 5) Ajarkan klien cara
membersihkan area perawatan vulva dan
genital secara perineum
mandiri
49

Selasa 3 Retensi urine Setelah dilakukan 2) Kaji keadaan kandung


08 Mei b.d trauma tindakan keperawatan kemih
2018 persalinan pada Ny.T selama 1x24 3) Kaji kemampuan
jam diharapkan berkemih apakah
inkontinensia dapat adekuat
teratasi dengan kriteria 4) Anjurkan berkemih
hasil: pertama kali dalam 6
1) distensi kandung – 8 jam
kemih teratasi 5) Lakukan kateterisasi
2) urine dapat keluar jika di indikasikan
3) perut terasa
nyaman

Senin 07 4 Konstipasi b.d Setelah dilakukan 1) Kaji bising usus


Mei penurunan tindakan keperawatan 2) Anjurkan minum air
2018 motilitas usus selama 1x24 jam hangat
diharapkan konstipasi 3) Anjurkan makan
dapat diatasi dengan makanan tinggi serat
kriteria hasil: 4) Kolaborasi pemberian
1) klien dapat BAB terapi obat laksatif
dengan nyaman
2) bising usus kembali
normal

Senin 07 5 Ketidakefektif Setelah dilakukan 1) Kaji keinginan dan


Mei an menyusui tindakan keperawatan motivasi ibu untuk
2018 b.d kurang pada Ny.T selama 1x24 menyusui
pengetahuan jam diharapkan 2) Kaji pengetahuan
masalah dapat teratasi klien mengenai cara
dengan kriteria hasil: menyusui dan
1) Klien mengetahui perawatan payudara
cara menyusui 3) Ajarkan cara merawat
yang benar payudara
2) Klien mengetahui 4) Demonstrasikan pijat
cara perawatan oksitosin
payudara 5) Berikan informasi
3) ASI keluar mengenai manfaat
banyak menyusui
4) Payudara bersih, 6) Berikan penkes
tidak bengkak tentang cara menyusui
5) Bayi mau yang benar
menetek
50

E. Implementasi keperawatan

Tindakan keperawatan kepada Ny.T dimulai tanggal 07 – 09 Mei 2018


mengacu pada intervensi yang telah dibuat sesuai prioritas masalah atau
diagnose yang muncul adalah sebagai berikut:

Hari/ Jam No. Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf dan


Tanggal Dx Nama Jelas
Senin/ 09.00 1 1) Mengkaji karasteristik,lokasi, intensitas, Mirah
07 Mei dan lamanya nyeri. mawati
2018 Ds: Klien mengatakan “nyeri pada
daerah perut, seperti diremas-remas,
dan timbulnya tidak tentu dan lebih
terasa pada saat duduk, lamanya
sekitar 10 menit”
Do: Skala nyeri 4 (saat diberi rentang
respon), klien tampak memegang
abdomen (menunjukan lokasi nyeri)

09.10 2) Memonitor TTV klien Mirah


Ds: - mawati
Do: Kesadaran komposmentis, keadaan
umum baik, TD 120/70 mmHg, Nadi
87x/menit, Suhu 37˚C, RR: 20x/menit.

09.30 3) Mengkaji pureperium Mirah


Ds: - mawati
D0: Lochea rubra, TFU: 2 jari dibawah
pusat, kontraksi baik, posisi: midline

10.00 4) Mengajarkan tehnik relaksasi (tarik napas Mirah


dalam) mawati
Ds: Klien mengatakan “masih nyeri pada
bagian perut”.
Do: Klien tampak melakukan tehnik
relaksasi untuk mengurangi nyeri

14.00 5) Memberikan terapi obat tramal Mirah


(suppositoria) mawati
DS: Klien mengatakan pelan-pelan
ya,suster.
Do: Perineum bersih, obat masuk dengan
sempurna.
51

Senin 07 10.30 2 1) Mengobservasi daerah perineum Mirah


Mei Ds: - mawati
2018 Do:
 R: ada
 E: Tidak ada
 E: Tidak ada
 D: Tidak ada
 A: Tidak ada
 kebersihan: bersih, jahitan rapi Mirah
mawati
2) Mengkaji pengetahuan klien tentang cara
perawatan vulva dan perineum.
Ds: klien mengatakan biasanya
membersihkan vulva dengan air dan
sabun khusus area kewanitaan
12.00 Do:- Mirah
3) Memberikan makan siang mawati
Ds:-
Do: klien makan habis 1 porsi

4) Memberikan terapi obat


Ds:-
Do: klien mendapat terapi oral cefixime
100 mg

Senin 07 12.00 4 1) Memberikan obat laxadine Mirah


Mei ds: klien mengatakan “belum juga BAB” mawati
2018 do: bising usus 1x/menit
2) Menganjurkan klien untuk minum air
hangat dan makan makanan tinggi serat
Ds: klien mengatakan mengerti
Do: klien mendengarkan anjuran dengan
baik
Senin 07 13.00 5 1) Memberikan terapi obat moloco Mirah
Mei Ds: - mawati
2018 Do: klien mendapat terapi oral moloco 1
tablet

2) Mengkaji keinginan dan motivasi ibu


13.10 untuk menyusui Mirah
Ds: klien mengatakan ingin memberikan mawati
ASI kepada bayinya secara eksklusif.
Do: -

3) Menganjurkan ibu untuk banyak


mengkonsumsi makanan tinggi protein,
sayur-sayuran,dan buah-buahan
13.20 Ds: klien mengatakan sudah banyak Mirah
mengkonsumsi buah dan sayur mawati
Do: klien tampak memperhatikan dengan
antusias

4) Mengajarkan ibu cara menyusui bayi


13.30 Ds: - Mirah
Do: klien tampak meperhatikan ketika mawati
dijelaskan, dan mampu
52

mempraktekanya.

5) Menganjurkan ibu untuk menyusui secara


bergantian antara payudara kanan dan kiri
Ds: klien mengatakan ASI pada payudara
kanan lebih sedikit daripada payudara
kiri
Do: klien tampak menyusui bayinya pada
payudara sebelah kiri

Selasa 08.00 1 1) Mengkaji karasteristik,lokasi, intensitas, Mirah


08 Mei dan lamanya nyeri. mawati
2018 Ds: klien mengatakan nyeri sedikit
berkurang
Do: skala nyeri 3 (saat diberi rentang
respon).

08.10 2) Memonitor TTV klien Mirah


Ds: - mawati
Do: kesadaran komposmentis, keadaan
umum baik, TD 110/70 mmHg, Nadi
85x/menit, Suhu 36,8˚C, RR:
18x/menit.

08.30 3) Melakukan pureperium Mirah


Ds: - mawati
Do: lochea serosa, TFU: 3 jari dibawah
pusat, kontraksi: baik, posisi: midline.

4) Menganjurkan ibu untuk melakukan


09.00 aktifias yang disukainya sebagai Mirah
pengalihan nyeri mawati
Ds: klien mengatakan suka menonton
drama korea
Do: klien tampak memperhatikan anjuran
yang diberikan

Selasa 10.00 2 1) Mengobservasi daerah perineum Mirah


08 Mei Ds: - mawati
2018 Do:
 R: Tidak ada
 E: Tidak ada
 E: Tidak ada
 D: Tidak ada
 A: Tidak ada
kebersihan: bersih, jahitan rapi

2) Mengajarkan cara perawatan vulva dan


perineum
Ds: klien mengatakan mengerti
Do: klien tampak memperhatikan

3) Memberikan terapi obat per-oral


Ds:-
Do: klien mendapat obat urispas dan
cefotaxime
53

Selasa 07.00 3 1) Mengkaji area pemasangan kateter Mirah


08 Mei Ds: klien mengatakan “perut sudah terasa mawati
2018 nyaman, kapan selang kateter dapat
dilepas?”
Do: klien terpasang kateter urine, kandung
kemih tidak teraba, urine keluar sebanyak
2200 cc warna kuning jernih, bau: khas.

Selasa 11.00 4 1) Mengobservasi apakah klien sudah BAB Mirah


08 Mei Ds: klien mengatakan “sudah Bab, tidak mawati
2018 mencret”
Do: bising usus 3x/menit, konsistensi:
lembek, warna: khas, bau: khas

Selasa 07.00 5 1) Mengobservasi cara menyusui dan Mirah


08 Mei produksi ASI ibu bayi mawati
2018 Ds: klien mengatakan sudah dapat
menyusui anaknya , namun produksi
ASI belum banyak.
Do: klien tampak meyusui anaknya
dengan tepat.

07.10 2) Mengajarkan teknik pijat oksitosin Mirah


Ds: klien mengatakan mengerti mawati
Do: klien tampak memperhatikan dengan
serius, antusias, dan dapat
mempraktekanya kembali.
12.00 3) Memberikan terapi obat
ds:-
do: klien mendapat terapi obat moloco 1
tablet.

Rabu 09 08.00 1 1) Mengkaji karasteristik, lokasi, intensitas, Mirah


Mei dan lamanya nyeri. mawati
2018 Ds: klien mengatakan nyeri berkurang
Do: skala nyeri 2 (saat diberi rentang
respon).

2) Memonitor TTV klien


Ds: -
Do: kesadaran komposmentis, keadaan
umum baik, TD 120/70 mmHg, Nadi
84x/menit, Suhu 36,5˚C, RR:
20x/menit.

3) Melakukan pureperium
Ds: -
Do: lochea serosa, TFU: 3 jari dibawah
pusat, kontraksi: baik, posisi: midline.
54

Rabu 09 2 1) Mengobservasi daerah perineum Mirah


Mei Ds: - mawati
2018 Do: tidak ada tanda REEDA, kebersihan:
bersih, jahitan rapi

2) Mengajarkan cara perawatan vulva dan


perineum
Ds: klien mengatakan mengerti
Do: klien tampak memperhatikan

3) Memberikan terapi obat per-oral


Ds:-
Do: klien mendapat obat urispas

Rabu 09 3 1) Melakukan perawatan kateter dan Mirah


Mei bladder training mawati
2018 Ds: klien mengatakan “boleh tidak kateter
dibawa pulang”
Do: area pemasangan kateter bersih, vulva
bersih.

2) Menghitung balance cairan satu shift


Ds: klien mengatakan “dari pagi sampai
siang ini minum sebanyak 2 botol air
mineral ukuran sedang, minum susu
kemasan 250 ml sebanyak 2 buah”
Do: urine 1500cc

Rabu 09 5 1) Memberikan informasi kepada ibu terkait Mirah


Mei hal yang dapat menghambat produksi ASI mawati
2018 Ds: klien mengatakan “saya baru tahu
stress atau cemas dapat menghambat
produksi asi. terima kasih, suster atas
informasinya”
Do: klien mendengarkan serta
memperhatikan dengan baik terkait
informasi yang diberikan.

2) Menyarankan serta motivasi klien untuk


memberikan asi ekslusif
Ds: klien mengatakan “insyallah dan
doakan saya ya suster, agar bisa
memberikan asi ekslusif”

Do: klien tampak menerima saran dengan


senang hati
55

F. Evaluasi

Dari hasil asuhan keperawatan yang dilakukan oleh penulis didapatkan


evaluasi akhir berdasarkan diagnose yang ada. evaluasi menggunakan
tekhnik SOAP, evaluasi dilakukan berdasarkan masalah yang ditemukan
pada tanggal 07 – 09 Mei 2018, adalah sebagai berikut:

No. Hari / Tanggal Evaluasi hasil (SOAP) Nama / Paraf


Dx / Jam
1 Senin, 07 Mei S: Mirah mawati
2018 pukul 1) Klien mengatasi nyeri pada abdomen
14.30 2) Klien mengatakan nyeri seperti
diremas-remas.
3) Klien mengatakan nyeri timbul tidak
tentu, dan lebih terasa pada saat
duduk.
O:
1) Skala nyeri 4 (saat diberi rentang
nyeri)
2) Klien tampak memegang abdomen
3) Klien tampak menahan nyeri
4) TFU: 2 jari dibawah pusat,
kontraksi:baik, posisi: midline
5) Klien mendapat terapi obat tramal

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi
1) Kaji nyeri, kaji lokasi nyeri, intensitas,
dan lamanya
2) Monitor TTV klien / shift
3) Ajarkan tekhnik relaksasi
4) Berikan obat penghilang nyeri
5) Lakukan pureperium sehari sekali
56

2 Senin, 07 Mei S:
2018 pukul 1) Klien mengatakan takut jika
14.30 membersihkan area jahitan
diperineum
O:
1) R: ada
E: Tidak ada
E: Tidak ada
D: Tidak ada
A: Tidak ada
2) Kebersihan: bersih, jahitan rapi
3) Klien mendapat terapi obat cefixime
4) TTV: TD 120 mmHg, suhu 37 C,
nadi 87 x/menit.

A: Masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi
a) Monitor tanda dan gejala infeksi
siskemik dan local
b) Ajarkan klien untuk minum antibiotic
sesuai resep
c) Berikan informasi klien dan keluarga
d) Terkait tanda dan gejala infeksi.
e) Ajarkan klien cara perawatan
perineum

4 Senin, 07 Mei S:
1) Klien mengatakan belum BAB
2018 pukul
2) Perut terasa penuh
14.30 O:
1) Bising usus 1x/menit
2) Klien mendapat terapi obat laxadine
sirup 3x1 sendok makan.

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi
a) Anjurkan klien makan makanan
tinggi serat
b) Anjurkan klien minum air hangat
c) Aanjutkan terapi obat

5 Senin, 07 Mei S: Mirah mawati


2018 pukul 1) Klien mengatakan “tidak tahu cara
14.30 menyusui yang benar”
2) Klien mengatakan “cemas pada bayi
karena ASI keluar hanya sedikit”
3) Klien mengatakan “tidak tahu cara
merawat payudara”
O:
1) Kondisi payudara bersih
2) Putting kiri exverted, putting kanan
flat.
57

3) ASI pada payudara kanan yang


keluar lebih Nampak sedikit
dibandingkan dengan kiri.
4) Ibu Nampak bingung ketika hendak
memulai menyusui bayi

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi
1) Ajarkan cara merawat payudara
2) Demonstrasikan pijat oksitosin
3) Berikan informasi mengenai manfaat
menyusui
4) Berikan penkes tentang cara menyusui
yang benar

1 Selasa, 08 Mei S: Mirah mawati


2018 pukul 1) Klien mengatakan nyeri sedikit
14.30 berkurang
2) Klien mengatakan nyeri timbul tidak
tentu, dan lebih terasa pada saat
duduk.
O:
1) Skala nyeri 3 (saat diberi rentang
nyeri)
2) Klien tampak memegang abdomen
3) Klien tampak menahan nyeri
4) TFU: 2 jari dibawah pusat,
kontraksi:baik, posisi: midline

A: Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi
1) Kaji nyeri, kaji lokasi nyeri,
intensitas, dan lamanya
2) Monitor TTV klien / shift
3) Ajarkan tekhnik relaksasi
4) Lakukan pureperium sehari sekali

2 Selasa, 08 Mei S: Mirah mawati


2018 pukul 1) Klien mengatakan takut jika
14.30 membersihkan area jahitan
diperineum
O:
1) R: Tidak ada
E: Tidak ada
E: Tidak ada
D: Tidak ada
A: Tidak ada
3) Kebersihan: bersih, jahitan rapi
4) Klien mendapat terapi obat cefixime
5) TTV: TD 120 mmHg, suhu 37 C,
nadi 87 x/menit.
6) Klien terpasang kateter

A: Masalah teratasi sebagaian


58

P: L anjutkan intervensi
1) Monitor tanda dan gejala infeksi
Kiskemik dan local
2) Kaji area pemasanagan kateter
3) Berikan informasi klien dan keluarga
Terkait tanda dan gejala infeksi
4) Ajarkan klien cara perawatan
perineum

3 Selasa, 08 Mei S: Mirah mawati


2018 pukul 1) Klien mengatakan “saat ini bersyukur
14.30 urinenya dapat keluar meski harus
dipasang selang”
2) Klien mengatakan “merasa kurang
nyaman memakai selang”
O:
1) Kandung kemih tidak teraba
2) Urine yg keluar pada jam 07.00
sebanyak 2200 cc dan pada pukul
14.00 sebanyak 1000 cc.
3) Warna kuning jernih
4) Bau: khas urine

A: Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi
1) Lakukan bladder training

4 Selasa, 08 Mei S: Mirah mawati


2018 pukul 1) Klien mengatakan sudah BAB
14.30 2) tidak mencret
3) Perut terasa nyaman
O:
1) Bising usus 3x/menit
2) Klien mendapat terapi obat laxadine
sirup 3x1 sendok makan.

A: Masalah teratasi

P: Hentikan intervensi

5 Selasa, 08 Mei S:
2018 pukul 1) Klien mengatakan “sudah tahu cara
14.30 menyusui yang benar”
2) Klien mengatakan “Asi yang keluar
bertambah banyak”
O:
1) Kondisi payudara bersih
2) Putting kiri exverted, putting kanan
flat.
3) ASI pada payudara kanan yang
keluar lebih Nampak sedikit
dibandingkan dengan kiri.
4) Ibu sudah bisa menyusui bayi dengan
59

benar

A: Masalah teratasi

P: Hentikan intervensi

1 Rabu, 09 Mei S: Mirah mawati


2018 pukul 1) Klien mengatakan nyeri sedikit
14.30 berkurang
O:
1) Skala nyeri 1 (saat diberi rentang
nyeri)
2) Klien tampak memegang abdomen
3) TFU: 2 jari dibawah pusat,
kontraksi:baik, posisi: midline

A: Masalah teratasi

P: Hentikan intervensi

2 Rabu, 09 Mei S: Mirah mawati


2018 pukul 1) Klien mengatakan takut jika
14.30 membersihkan area jahitan
diperineum
O:
1) R: Tidak ada
E: Tidak ada
E: Tidak ada
D: Tidak ada
A: Tidak ada
2) Kebersihan: bersih, jahitan rapi
3) Klien mendapat terapi obat cefixime
4) TTV: TD 120 mmHg, suhu 37 C,
nadi 87 x/menit.

A: Masalah teratasi sebagaian

P: Lanjutkan intervensi
f) Monitor tanda dan gejala infeksi
siskemik dan local
g) Ajarkan klien untuk minum antibiotic
sesuai resep
h) Berikan informasi klien dan keluarga
i) terkait tanda dan gejala infeksi.
j) Ajarkan klien cara perawatan
perineum
60

BAB 1V

PEMBAHASAN

Dalam bab pembahasan ini penulis akan membandingkan antara teori dengan
kasus. penulis akan menganalisa sejauh mana factor pendukung, factor
penghambat, dan solusi pemecahan dalam memberikan asuhan keperawatan
dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada Ny.T (28 tahun) dengan postpartum
normal di ruangan An-nisa kamar RMK Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka
Putih pada tanggal 07 – 09 Mei 2018. pembahasan ini diuraikan berdasarkan
pendekatan proses keperawatan dimulai dari pengkajian keperawatan, diagnosis
keperawatan, rencana keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi
keperawatan.

A. Pengkajian keparawatan
Pengkajian dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data- data dengan
cara wawancara, observasi langsung dengan pasien dan informasi dari catatan
medis perawat ruangan.
pada teori masa nifas umumnya terjadi pada wanita dengan rentang usia 15 –
40 tahun. keluahan utama yang umum dirasakan oleh wanita pada diawal
masa nifas yaitu nyeri pada daerah vagina dan abdomen. dalam hal ini tidak
terdapat kesenjangan antara kasus dan teori. karena pada kasus ditemukan
bahwa Ny.t berusia 28 tahun, nifas hari kedua mengeluh nyeri didaerah
abdomen dan vagina.
pada pemeriksaan fisik persistem ditemukan data sebagai berikut:

Pada pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler terdapat kesenjangan antara


kasus dan teori karena dikasus Ny. T didapatkan tekanan darah 120/70
mmHg, nadi 87x/ menit, pernafasan 20x/ menit, suhu 37˚C, hal ini sesuai
dengan teori bahwa pada ibu post partum akan ditemukan tekanan darah yang
umumnya berada dalam nilai normal . Dan terdapat kesenjangan pada nadi,
dan suhu yaitu pada teori nadi akan bradikardi umumnya ditemukan pada 6-8

60
61

setelah persalinan, suhu mungkin meningkat dalam 2 – 4 hari karena awitan


laktasi. hal ini tidak ditemukan pada kasus Ny. T karena pada saat klien sudah
postpartum hari kedua.

Pada sistem reproduksi tidak terdapat kesenjangan antara kasus dan teori
karena dikasus Ny. T TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, teraba keras,
lochea rubra hari ke 2, terdapat luka episiotomy. sesuai dengan teori TFU
setiap hari turun 1-2 cm, kontraksi uterus meningkat, nyeri perut / mules,
lochea sesuai dengan jenis dan harinya. pada sebagian wanita dilakukan
tindakan episotomi.

Pada sistem urinari tidak terdapat kesenjangan antara kasus dan teori karena
dikasus Ny. T kandung kemih teraba penuh. sesuai pada teori ditemukan
perubahan eliminasi urin: retensi dan kandung kemih akan mengalami
distensi ( kandung kemih teraba penuh ). hal ini terjadi pada Ny.T yang pada
hari pertama BAK hanya sedikit, kemudian dihari kedua tidak dapat BAK
sehingga terpasang kateter pada hari ketiga. rentensi urine yang terjadi pada
Ny.T kemungkinan adalah trauma persalinan yang menyebabkan
pembengkakan pada bladder atau uretra sehingga didapati kesulitan
berkemih.

Pada sistem gastrointestinal tidak terdapat kesenjangan antara kasus dan teori
karena dikasus Ny. T mengalami konstipasi sudah 2 hari disebabkan karena
penurunan tonus otot sedangkan di teori saat post partum buang air besar
akan tertunda selama 2 - 3 hari setelah melahirkan.

Pada sistem integument tidak terdapat kesenjangan antara kasus dan teori
karena di kasus Ny. T mengalami hiperpigmentasi pada areola, terdapat line
nigra pada abdomen, dan sedikit striaae. sesuai dengan teori ibu post partum
mengalami hiperpigmentasi.
62

Pada adaptasi psikologis fase taking hold tidak terdapat kesenjangan antara
kasus dan teori karena di kasus Ny. T mulai terbuka untuk menerima
pendidikan bagi dirinya dan juga bayinya, Ny.T memiliki keinginan untuk
merawat bayi secara langsung. sesuai dengan teori pada fase taking hold ibu
mudah didorong untuk melakukan perawatan bayinya. Pada fase ini, ibu
berespon dengan penuh semangat untuk memperoleh kesempatan belajar dan
berlatih tetang cara perawatan bayi dan ibu memiliki keinginan untuk
merawat bayinya secara langsung.

Dalam pengkajian ini tidak mengalami hambatan, sebagai faktor pendukung


dalam memberikan asuhan keperawatan pada Ny. T adalah adanya kerja
sama antara pasien, perawat serta penulis dan adanya format pengkajian,
catatan keperawatan, status klien serta penunjang lainnya

B. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian, penulis membandingkan masalah keperawatan
yang ada pada Ny.T dengan postpartum normal dan diagnose keperawatan
yang ada pada landasan teoritis. diagnose yang muncul pada kasus dan pada
teori yaitu:

1) Nyeri berhubungan dengan involusi uteri,trauma pada perineum,


pembengkakan payudara.
diagnose ini muncul karena klien mengatakan nyeri pada daerah perut
seperti diremas-remas, timbul tidak tentu, lebih terasa pada saat duduk,
skala nyeri 4 (saat diberi rentang nyeri), bagian vagina terasa ngilu, klien
tampak memegang area abdomen.
63

2) Resiko infeksi berhubungan dengan trauma pada jalan lahir, luka


episiotomy.
diagnose ini muncul karena terdapat luka episiotomy, terdapat salah satu
tanda REEDA yaitu kemerahan, luka jahitan sebanyak 5 jahitan. klien
terpasang kateter. hal tersebut tersebut dapat menjadi pintu masuk yang
ideal bagi mikrorganisme.

3) Perubahan pola eliminasi urine: retensi urine berhubungan dengan trauma


persalinan
diagnose ini muncul karena klien mengatakan sejak hari senin sore tidak
dapat BAK serta tidak ada rasa keinginan untuk BAK. sedangkan
kandung kemih teraba penuh.

4) Konstipasi b.d penurunan motilitas usus


diagnose ini muncul karena klien mengatakan belum BAB selama 3 hari
karena hal tersebut membuat bagian perut terasa penuh kurang nyaman.

5) Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang


pengetahuan ibu
diagnose ini mencul karena klien mengatakan tidak tahu bagaimana cara
memberikan ASI yang benar, sedikit cemas karena ASI yang keluar baru
sedikit, bingung cara perawatan payudara. payudara bersih, putting kiri
exverted, kanan flat.
64

Diagnosis keperawatan yang ada diteori tetapi tidak ada dikasus yaitu:

1) Defisiensi pengetahuan : perawatan post partum berhubungan dengan


kurangnya informasi tentang penanganan post partum.
Diagnosis ini tidak muncul karena klien mengetahui cara perawatan pada
masa nifas dengan informasi yang dibaca melalui fortal informasi ibu
dimajalah online, serta informasi yang didapatkan dari perawat dan
bidan.

2) Perubahan peran menjadi orang tua berhubungan dengan kelahiran bayi


baru lahir.
diagnosis ini tidak muncul karena klien dan suami saat ini mampu
mengidentifikasi kondisinya saat ini sebagai ibu dan ayah baru. interaksi
antara klien dan suami dengan bayi sangat baik dan positif. pembagian
tugas dan peran dalam merawat bayi sudah ditentukan oleh klien dan
suami.
3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi post partum
diagnosis ini tidak muncul karena berat badan klien tidak mengalami
penurunan badan yang signifikan baik sebelum maupun melahirkan,
asuhan makan klien sangat baik, tidak ada penurunan nafsu makan.

4) Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan keletihan


diagnosis ini tidak muncul karena klien mampu melakukan perawatan diri
pada 8 jam pertama pascapesalinan. klien dapat mandi, berdandan,
berpakaian secara mandiri.
65

C. Perencanaan keperawatan
Perencanaan dibuat berdasarkan kebutuhan yang mengancam jiwa, keluhan
utama yang didapat pada hari pertama pengkajian. perencanaan terdiri dari
prioritas masalah atau diagnose, tujuan, kriteria hasil, dan rencana tindakan.
didalam menentukan prioritas masalah, penulis menemukan kesenjangan
antara teori dan kasus. diagnosis prioritas yang ada dikasus adalah nyeri
berhubungan dengan involusi uteri/episiotomy. sedangkan, diagnose prioritas
yang ada diteori adalah kurang volume cairan berhubungan dengan
kehilangan darah yang berlebih. untuk waktu yaitu selama 3 hari. pada
rencana tindakan disesuaikan dengan kondisi pasien.

Sesuai data yang penulis kumpulkan dari kasus, telah terkumpul 5 diagnosa
keperawatan yaitu diagnose yang pertama adalah nyeri berhubungan dengan
involusi uteri/episiotomy tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1x24 jam diharapkan nyeri dapat teratasi, dengan kriteria hasil:
mengungkapkan nyeri diperut berkurang, skala nyeri 0 – 1 (dari 0 – 10),
dapat melakukan teknik relaksasi, kesadaran composmentis, keadaan umum
baik, TTV dalam batas normal TD: 120/80 mmHg, nadi: 80-100x/menit,
suhu: 36-37 C. pada diagnose 1 (tujuan, kriteria hasil, dan rencana tindakan)
tidak terdapat kesenjangan antara kasus dan teori.

Diagnosis kedua resiko infeksi berhubungan dengan luka episiotomy Setelah


dilakukan tindakan keperawatan pada Ny.T selama 1x24 jam diharapkan
infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil: tidak ada tanda infeksi, TTV dalam
batas normal terutama suhu tubuh, perineum dan vulva bersih, klien dapat
membersihkan area genital secara mandiri. intervensi yang dapat dilakukan
observasi daerah perineum dan vulva, pantau tanda-tanda vital per shift, kaji
pengetahuan klien mengenai cara perawatan vulva dan perineum, anjurkan
klien untuk mencuci tangan sebelum memegang daerah vulva, lakukan
perawatan luka episiotomy, ajarkan klien cara perawatan vulva dan perineum.
pada diagnose kedua ini tidak terdapat kesenjangan.
66

Diagnosis ketiga perubahan eliminasi urine: retensi urine berhubungan dengan


trauma persalinan. tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
1x24 diharapkan retensi hilang dengan kriteria hasil: distensi kandung kemih
hilang, urine keluar, ibu merasa nyaman. intervensi yang dapat dilakukan yaitu
kaji keadaan kandung kemih untuk mengetahui ada tidaknya distensi pada
kandung kemih. kandung kemih yang distensi dapat menekan uterus
menyebabkan atonia uteri, kaji kemampuan berkemih apakah adekuat,
anjurkan berkemih pertama kali dalam 6 – 8 jam, lakukan kateterisasi jika di
indikasikan langkah ini mencegah distensi yang berlanjut dan dapat urine
dapat keluar dengan segera, dan lakukan bladder training. pada diagnose
ketiga ini tidak terdapat kesenjangan.

Diagnosis keempat konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas usus


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan
konstipasi dapat diatasi dengan kriteria hasil: klien dapat BAB dengan
nyaman, bising usus kembali normal. interversi yang dapat dilakukan kaji
bising usus, anjurkan minum air hangat, anjurkan makan makanan tinggi serat,
kolaborasi pemberian terapi obat laksatif. pada diagnose keempat ini tidak
terdapat kesenjangan.

Diagnosis kelima ketidakefektipan pemberian asi berhubungan dengan kurang


pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Ny.T selama 1x24
jam diharapkan masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil: klien mengetahui
cara menyusui yang benar, klien mengetahui cara perawatan payudara, asi
keluar banyak,payudara bersih, tidak bengkak, bayi mau menetek. intervensi
yang dapat dilakuakan kaji keinginan dan motivasi ibu untuk menyusui, kaji
pengetahuan klien mengenai cara menyusui dan perawatan payudara, ajarkan
cara merawat payudara, demonstrasikan pijat oksitosin, berikan informasi
mengenai manfaat menyusui, berikan penkes tentang cara menyusui yang
benar. pada diagnose kelima ini tidak terdapat kesenjangan.
67

Factor pendukung pada rencana keperawatan adalah sikap klien yang


kooperatif pada saat pengumpulan data. sehingga dapat melakukan rencana
berdasarkan terori dan sesuai dengan diagnosis. factor penghambat pada
rencana keperawatan adalah kurangnya data terkait pemeriksaan penunjang
seperti pemeriksaan darah maupun pemeriksaan penunjang yang terbaru.

D. Implementasi Keperawatan
Pada tahap implementasi keperawatan, penulis mengacu pada rencana tindakan
yang telah ditetapkan dan rencana yang dibuat disesuaikan pada kondisi dan
fasilitas yang ada. Faktor pendukung dapat berjalan dengan baik dalam sikap
klien yang kooperatif selama diberikan asuhan keperawatan, serta kerjasama
yang baik dengan tim ruangan An-nissa . faktor penghambat dalam melakukan
implementasi adalah penulis belum mengenal sepenuhnya tim ruangan An-
nissa mana yang tim kebidanan mana yang tim keperawatan.
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi nyeri adalah
Mengkaji nyeri, lokasi nyeri, intensitas, dan lamanya, Memonitor TTV
klien/shift, Mengajarkan tekhnik relaksasi (tarik nafas dalam), Memberikan
obat penghilang nyeri, Melakukan pureperium setiap hari.

Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi resiko infeksi


adalah mengobservasi daerah perineum dan vulva, menmonitor tanda-tanda
vital per shift, meng kaji pengetahuan klien mengenai cara perawatan vulva
dan perineum, menganjurkan klien untuk mencuci tangan sebelum memegang
daerah vulva, melakukan perawatan luka episiotomy, mengajarkan klien cara
perawatan vulva dan perineum.

Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi perubahan


eliminasi urine: retensi urine adalah mengkaji keadaan kandung kemih untuk
mengetahui ada tidaknya distensi pada kandung kemih, mengkaji kemampuan
berkemih apakah adekuat, memonitor jumlah urine yang keluar, melakukan
kateterisasi.
68

Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi masalah


konstipasi adalah mengkaji bising usus, menganjurkan minum air hangat,
menganjurkan makan makanan tinggi serat, berkolaborasi pemberian terapi
obat laksatif yaitu laxadine sirup.

Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah


ketidakefektipan pemberian ASI adalah mengkaji keinginan dan motivasi ibu
untuk menyusui, mengkaji pengetahuan klien mengenai cara menyusui dan
perawatan payudara, mengajarkan cara merawat payudara, mendemonstrasikan
pijat oksitosin, memberikan informasi mengenai manfaat menyusui,
memberikan penkes tentang cara menyusui yang benar.

E. Evaluasi keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam asuhan keperawatan, evaluasi yang
dilakukan penulis berdasarkan perkembangan kondisi pasien pada saat
dilakukan yang mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yang telah ditentukan.
Didalam evaluasi ini menggunakan metode (SOAP) sebagai dasar untuk
mengetahui masalah klien dapat teratasi atau tidak. Penulis melakukan evaluasi
setelah melakukan tindakan keperawatan dan berdasarkan respon pasien pada
terakhir melakukan tindakan.
Pada tahap ini penulis mengevaluasi terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan pada tanggal 07 – 09 Mei 2018. Dari keseluruhan evaluasi yang
Penulis lakukan dari 5 diagnosa postpartum secara baik yang actual maupun
resiko pada kasus Ny. T adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan involusi uteri, episiotomy
masalah ini teratasi, klien mengatakan nyeri sudah tidak terasa, skala nyeri
1 sesuai dengan kriteria hasil yang penulis harapkan. maka intervensi tidak
dilanjutkan.
69

2. Resiko infeksi berhubungan dengan luka episiotomy


masalah ini teratasi sebagian, klien mengatakan luka episiotomy tidak
terasa panas, tanda kemerahan hilang, keadaan jahitan bersih dan rapi.
namun klien masih terpasang kateter. karena belum teratasi sepenuhnya
maka intervensi dilanjutkan oleh tim ruangan An-Nissa sampai dengan
masalah teratasi.

3. Perubahan eliminasi urine: retensi urine


masalah ini teratasi sebagian. klien mengatakan area perut sudah terasa
nyama karena urine sudah keluar. distensi kandung kemih teratasi, urine
keluar sebanyak 2200 cc. namun klien masih terpasang kateter dan belum
dapat BAK secara mandiri. maka intervensi dilanjutkan oleh tim ruangan
An-Nissa sampai dengan masalah teratasi.

4. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas usus


masalah ini teratasi. klien mangatakan sudah BAB, konsistensi lembek,
warna: khas. bising usus 3x/menit. masalah ini teratasi maka intervensi
dihentikan.

5. Ketidakefektipan pemberian asi berhubungan dengan kurang pengetahuan


ibu
masalah ini teratasi. klien mengatakan sudah tahu cara menyusui yang
benar, Asi yang keluar cukup banyak, klien dapat melakukan perawatan
payudara secara mandiri, putting dextra dan sinistra exverted. masalah inni
teratasi maka intervensi dihentikan.
70

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini penulis mengemukakan kesimpulan dari hasil pengkajian dan asuhan
keperawatan pada Ny.T dengan postpartum normal dipaviliun Shafa An-Nisa
Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. maka penulis mengambil kesimpulan
dan saran dari segi landasan teroritis maupun laporan kasus.

A. Kesimpulan
Setelah membahas keseluruhan tentang asuhan keperawatan dalam
pemenuhan kebutuhan dasar pada Ny. T dengan postpartum normal dengan di
Paviliun shafa an-nissa Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Tanggal 07 – 09
Mei 2018 penulis mengambil keputusan sebagai berikut:
pada tahap pengkajian pada Ny.T didapatkan dengan cara wawancara,
pemeriksaan penunjang. penulis mendapat data seperti klien mengeluh nyeri
dibagian abdomen seperti diremas-remas, bagian vagina terasa ngilu. klien
mengatakan sejak senin sore tidak dapat BAK, kandung kemih teraba penuh.
klien mengatakan belum BAB selama 3 hari. klien mengatakan tidak tahu
cara menyusui yang benar, cemas karena asi yang keluar baru sedikit,
bertanya bagaimana cara perawatan pada payudara. pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil Hemoglobin 11,3 gr/dl, hematokrit 33%,
leukosit 9,00 /ul, trombosit 196 /ul.

Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny.T maka diagnosis keperawatan yang


penulis peroleh pada tinjauan kasus dan terdapat pada landasan teori adalah:
nyeri berhubungan dengan involusi uteri/luka episiotomy, resiko infeksi
berhubungan dengan luka episiotomy, perubahan eliminasi urine: retensi
urine berhubungan dengan trauma persalinan, konstipasi berhubungan dengan
penurunan motilitas usus, ketidakefektipan pemberian asi berhubungan
dengan kurang pengetahuan ibu.

70
71

Pada tahap perencanaan keperawatan pada Ny.T prioritas masalah adalah


nyeri berhubungan dengan involusi uteri/luka episiotomy. tujuan ditetapkan
untuk mengatasi masalah tersebut selama 3 hari dengan kriteria hasil rasa
nyeri berkurang.

Pada tahap pelaksanaan yang sudah dilakukan pada Ny.T adalah


mengobservasi tanda-tanda vital, mengkaji nyeri dengan metode PQRST,
mengajarkan teknik nafas relaksasi, memberikan posisi nyaman, memberikan
terapi obat tramal dengan cara pemberian suppositoria,dalam pelaksanaan
dapat direncanakan semua.

Pada tahap evaluasi ditemukan bahwa dari 5 diagnosa keperawatan yang


muncul 3 diagnosa dapat teratasi, 2 diagnosa belum teratasi sepenuhnya.
seperti diagnose resiko infeksi berhubungan dengan luka
episiotomy,pemasangan kateter dan perubahan eliminasi urine: retensi urine
yang teratasi sebagian.

B. Saran
Untuk mencapai suatu keberhasilan yang baik dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien dengan postpartum, maka penulis mengemukakan
beberapa saran diantaranya:
1. Tetap menjaga komunikasi yang baik seperti yang sudah terjalin saat
ini.
2. Untuk pendokumentasian lebih ditingkatkan karena sangat penting
sekali untuk mengetahui perkembangan dan pengawasan klien.
3. Pemeriksaan penunjang ibu postpartum diharapkan lebih lengkap
untuk mendeteksi lebih awal jika ada masalah baru.
72

DAFTAR PUSTAKA

Lowdermilk D.L, Et. (2013). Keperawatan Maternitas. Edisi 8. Buku 2. Jakarta:


Selemba Medika
Mitayani. (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika

Ratnawati, Ana. (2017). Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Pustaka


Baru Press
Reeder, Sharon J, Et. (2011). Keperawatan Maternitas: Kesehatan
Wanita,Bayi,Keluarga. Edisi 18. Jakarta: EGC
Rosdahl, C.B. (2015). Buku Ajar Keperawatan Dasar, Jakarta :EGC.
Saleha,Sitti. (2010). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Selemba
Medika
Wilkinson J.M & Green C.J. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan:Maternal &
Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith. M. (2017). Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA
Intervensi NIC Kriteria Hasil NOC. Edisi 10. Jakarta: EGC
Yuli, Reni. (2017). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas, Aplikasi Nanda,
NIC Dan NOC. Jakarta: Trans Info Media
Kemenkes RI. (2015). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:
(http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-data-pusat-
data-dan-informasi.html) diakses pada tanggal 05 april 2018 pukul 20.00
WIB
World Health Organization. (2018). Maternal Mortality Rate. America:
(http://www.who.int/gho/maternal_health/en/) diakses pada tanggal 04 april
2018 pukul 20.00 WIB
73

BIODATA PENULIS

Nama : Mirahmawati

Tempat/Tanggal Lahir : Lebak, 24 Agustus 1997

Alamat Tinggal : JL. Bulak Jaya 1 Rt 05/09, Serua – Ciputat. Tangerang


Selatan. No.33 kode pos: 15414

Riwayat pendidikan:

1. Pendidikan Umum
a. SDN NEGERI SERUA V CIPUTAT
b. SMP PGRI 1 CIPUTAT
c. SMK KESEHATAN LETRIS INDONESIA 1
d. Prodi DIII-Keperawatan FIK – UMJ

2. Pendidikan Tambahan
a. Pelatihan Basic Trauma & Cardiac Life Support Tahun 2017
b. Pelatihan Penanggulangan Gawat Darurat Bencana Tahun 2017
c. Latihan Kepemimpinan Tingkat Prodi Tahun 2016
d. Darul Arqom Dasar Tahun 2015
e. Latihan Instruktur Dasar PC IMM Jak-Pus Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai