Disusun Oleh:
MIRAHMAWATI
NIM : 2015750027
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatuallahi.Wabarokatuh..
Karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Allah SWT yang Maha pengasih Lagi Maha Penyayang yang selalu
memberikan kemudahan untuk mengerjakan karya tulis ini dan membantu
penulisan dalam mengerjakan karya tulis ilmiah ini. serta melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini, untuk memenuhi syarat kelulusan DIII Keperawatan FIK UMJ.
2. Kedua orang tua ku tercinta yang telah memberikan dukungan, kasih
sayang dan dukungan yang telah diberikan baik moril maupun materil
serta doa yang tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini.
3. Ns. Titin Sutini, M.Kep, Sp.Kep.An. selaku Ka prodi program DIII
Keperawatan FIK UMJ.
4. Ns. Idriani, M.Kep, Sp.Kep.Mat. selaku pembimbing dan penguji dalam
makalah ini.
5. Sri Mulati, S.Kp.,M.Kes selaku penguji makalah ini sekaligus kepala
ruangan An-nisa RS.Islam Jakarta Cempaka Putih
iii
iv
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jakarta 22 Mei 2018
Penulis
iv
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian ..........................................................................................8
B. Adaptasi Fisiologis Ibu Postpartum ...................................................9
C. Adaptasi Psikologis Ibu Postpartum ..................................................20
D. Perawatan Ibu Postpartum .................................................................21
E. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ..................................................25
1. Pengkajian Keperawatan.. ............................................................25
2. Diagnosis Keperawatan ................................................................29
3. Rencana Tindakan Keperawatan ..................................................30
4. Implementasi Keperawatan ..........................................................36
5. Evaluasi Keperawatan ..................................................................36
v
vi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ..................................................................................70
B. SARAN ..............................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
LAMPIRAN - LAMPIRAN
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang, masalah, tujuan
penulisan, ruang lingkup, metode penulisan, dan sistem penulisan.
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan
membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari
pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan
frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan yang
muncul kecil, kemudian terus meningkat sampai pada puncaknya
pembukaan serviks lengkap sehingga siap untuk pengeluaran janin dari
rahim (Rohani, 2012).
1
2
Dari aspek promotif peran perawat yaitu memberikan penyuluhan pada ibu
saat mengenai gizi ibu hamil, perawatan ibu melahirkan. Dari aspek
preventif peran perawat yaitu mencegah terjadinya infeksi dengan
melakukan perawatan pada daerah luka episiotomi dan menganjurkan
untuk mobilisasi sedini mungkin. Dari aspek kuratif ( kolaborasi dengan
dokter ) peran perawat yaitu memberikan terapi sesuai intruksi dokter.
Dari aspek rehabilatif peran perawat yaitu menganjurkan ibu untuk
menggunakan alat kontrasepsi yang tepat agar tidak terjadi kehamilan
sebelum kondisi fisik dan psikologis.
4
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis sebagai salah satu tenaga
keperawatan yang akan menerapkan asuhan keperawatan pada pasien,
maka penulis mengambil judul “Asuhan Keperawatan Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Ny. T Dengan Postpartum Normal
Di Ruang An - Nissa Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih”.
5
B. Tujuan Penulisan
a) Tujuan umum
Diperolehnya pengalaman yang nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan terkait pemenuhan kebutuhan dasar pada ibu pasca
persalinan normal.
b) Tujuan Khusus
1) Mampu melakukan pengkajian dalam pemenuhan kebutuhan dasar
pada ibu postpartum normal.
2) Mampu mengidentifikasi masalah keperawatan sesuai dengan
kebutuhan dasar pada ibu postpartum normal.
3) Mampu merencanakan tindakan keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pada ibu postpartum normal.
4) Mampu melakukan tindakan keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pada ibu postpartum normal.
5) Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada masalah kebutuhan
dasar ibu postpartum normal.
6) Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori
dan kasus yang ada pada ibu postpartum normal.
7) Mampu mengidentifikasikan factor-faktor pendukung maupun
factor-faktor penghambat serta dapat mencari solusi pada kasus ibu
postpartum normal.
8) Mampu mendokumentasikan semua kegiatan asuhan keperawatan
dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada ibu postpartum normal
dalam bentuk narasi.
6
C. Ruang Lingkup
Dalam karya tulis ilmiah penulis membatasi ruang lingkup dalam
pemberian asuhan keperawatan pada ibu postpartum normal karena
mengingat banyaknya kasus postpartum normal dengan berbagai indikasi
dan keterbatasan waktu yang diberikan, sehingga penulis hanya melakukan
asuhan keperawatan pada masalah yaitu, “Asuhan Keperawatan Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Ny. T Dengan Postpartum
Normal Di Paviliun shafa An-Nissa Rumah Sakit Islam Jakarta
Cempaka Putih”.
D. Metode Penulisan
Metode penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan deskriptif
dan studi kepustakaan. dalam metode deskriptif pendekatan yang
digunakan adalah studi kasus, dimana penulis mengelola satu kasus
menggunakan proses keperawatan.
Penulis memperoleh data-data dengan cara :
1. Studi kepustakaan yaitu dengan mempelajari teori-teori, buku-buku
keperawatan, serta catatan ilmiah yang berkaitan dengan kasus.
2. Wawancara langsung dengan orang tua pasien, perawat serta keluarga
pasien untuk mendapatkan data-data yang akurat dan jelas mengenai
masalah pasien.
3. Observasi, dimana penulis terlibat langsung pada pasien yang
bersangkutan mengenai perkembangan, pengobatan, dan perawatan
serta hasil tindakan yang telah diberikan.
7
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB IV PEMBAHASAN
Membahas kesenjangan antara asuhan keperawatan menurut teori dengan
tinjauan kasus dari pengkajian keperawatan sampai evaluasi keperawatan
sesuai dengan kasus yang diambil.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang pengertian post partum, adaptasi
fisiologi post partum, adaptasi psikologis post partum, penatalaksanaan,
pengkajian keperawatan, diagnosis keperawatan, perencanaan keperawatan, dan
evaluasi keperawatan.
A. Pengertian
Masa nifas atau puerperium adalah masa sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Hadjono, 2008). Postpartum
adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi
kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2010). Sedangkan
menurut marmi (2013), postpartum adalah masa beberapa jam sesudah
lahirnya plasenta sampai minggu keenam setelah melahirkan. Masa
postpartum dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali pada masa sebelum hamil. masa nifas umumnya terjadi
pada wanita dengan rentang usia 15 – 40 tahun.
Berdasarkan pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
postpartum adalah masa sejak 1 jam lahirnya plasenta sampai organ
reproduksi kembali ke fungsinya ke keadaan normal sebelum hamil.
Tahapan masa postpartum Menurut Prawirohardjo (2009) postpartum dibagi
menjadi 3 tahap yaitu:
1. Peurperium dini yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan
berjalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari.
2. Peurperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya 6-8 minggu.
8
9
3. Remote peurperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu, bulan,
tahunan.
b. Kontraksi uterus
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera
setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai respons terhadap
penurunan volume intra uteri yang sangat besar.hemostatis
postpartum dicapai terutama dengan kompresi pembuluh darah
didalam miometrium ketika otot uterus berkontraksi. Hormone
oksitosisn yang dilepas dari kelenjar hipofisis akan memperkuat
dan mengkoordinasi kontraksi uterus yang mengkompresi
pembuluh darah dan menyebabkan hemostatis. Selama 1-2 jam
postpartum kontraksi uterus akan berkurang intensitasnya dan
menjadi kurang terkoordinasi. Oleh karena itu uterus harus tetap
keras dan berkontraksi dengan baik. Oksitosisn biasanya diberikan
secara intravena atau intramuscular segera setelah plasenta keluar.
1. Afterpains
Afterpains merupakan kontraksi uterus yang intermitten setelah
melahirkan dangan berbagai intensitas. Umumnya sering
dialami ibu multipara yang otot-otot uterusnya tidak dapat lagi
mempertahankan retraksi yang tetap karena penurunan tonus
karena persalinan sebelumnya. Pada ibu primipara, tonus otot
uterus biasanya baik, fundus secara umum tetap keras, dan ibu
biasanya merasakan kram yang ringan. Afterpains sering kali
terjadi bersamaan dengan menyusui, saat kelenjar hipofisis
posterior melepaskan oksitosin. Oksitosin menyebabkan otot-
otot uterus berkontraksi. Sensasi afterpains dapat terjadi selama
kontraksi uterus aktif untuk mengeluarkan bekuan-bekuan
darah dari rongga uterus.
11
2. Tempat plasenta
Segera setelah plasenta dan selaputnya keluar, tempat plasenta
menjadi area yang paling menonjol, bernodul irregular.
Konstriksi vascular dan trombus menyumbat pembuluh darah
yang ada ditempat plasenta tersebut. Kondisi ini menyebabkan
homeostatis. Dan menyebabkan terlepasnya jaringa nekrotik
didaerah endometrium dan mencegah pembentukan jaringan
parut. Regenerasi endometrium akan selesai pada hari ke 16
postpartum, kecuali pada tempat plasenta melekat. Regenerasi
pada tempat tersebut terjadi perlahan dan biasanya baru selesai
sampai 6 minggu setelah melahirkan (Blackburn, 2007).
c. Lokia
Lokia merupakan rabas uterus pasca melahirkan dan terjadi dalam
tiga tahap, yaitu:
1. Lokia rubra, rabas berwarna merah terang ini berlangsung
selama 3 hari. Mengandung darah, partikel desidua, dan sisa
sel dari tempat plasenta.
Pada ibu yang mendapat medikasi oksitosin, aliran lokia sering kali
sedikit sampai efek obat menghilang. Jumlah lokia lebih sedikit pada
kelahiran dengan operasi sesar. Jika ditemukan aliran lokia serosa yang
terus keluar pada 3 sampai 4 minggu setelah melahirkan dapat
merupakan indikasi endometritis terutama jika terjadi demam, nyeri
saat abdomen ditekan. Lokia seharusnya mempunyai bau yang sama
dengan menstruasi normal. Bau ynag tidak enak dapat
mengindikasikan adanya infeksi.
f. Dinding abdomen
Dinding abdomen pulih sebagian dari peregangan yang berlebihan,
tetapi tetap lunak dan kendur selama beberapa waktu. Kulit
kembali elastic tetapi striae menetap karena rupture serat elastic
kulit. Tonus dinding otot abdomen kembali secara bertahap.
Namun jika otot tersebut mengalami regangan yang berlebihan
atau jika otot tersebut kehilangan tonusnya, maka terjadi suatu
pemisahan yang jelas atau diastasis otot rektus sehingga otot
abdomen tidak tersokong sebagaimana mestinya.
2. Sistem kardiovaskuler
a. Volume darah
Perubahan volume darah dimasa postpartum bergantung pada
beberapa factor. Seperti hilangnya darah saat melahirkan dan
jumlah cairan ekstravaskular yang dimobilisasi dan diekskresi.
Hipervolemia saat kehamilan (sebesar 35 %) membuat wanita
dapat mentoleransi kehilangan darah yang cukup banyak saat
melahirkan. Kehilangan darah pada persalinan normal berkisar
300-500 ml (10% volume darah). Sedangkan pada kelahiran
sectiosecaria akan kehilangan volume darah 2x lipatnya.
Kenyataanya pada hari ketiga postpartum, volume plasma akan
kembali ketika cairan ekstravaskuler masuk kedalam pembuluh
darah (Katz, 2007).
15
b. Curah jantung
Frekuensi denyut jantung, volume sekuncup, dan curah jantung
akan meningkat selama kahamilan. Curah jantung akan tetap
meningkat minimal 48 jam pertama postpartum karena
peningkatan volume sekuncup. Peningkatan volme sekuncup
disebabkan oleh kembalinya darah kedalam sirkulasi ibu, karena
penurunan yang cepat dari aliran darah uterus dan mobilisasi cairan
ekstravaskuler. Curah jantung berkurang sekitar 30% dalam 2
minggu setelah melahirkan dan perlahan berkurang sampai seperti
sebelum hamil dalam 6-12 minggu postpartum.
c. Tanda vital
suhu tubuh diukur setiap 4 – 8 jam selama beberapa hari
pascapartum karena suhu tubuh biasanya meningkat mungkin
disebabkan oleh dehidrasi dan awitan laktasi dalam 2 – 4 hari.
bradikardi merupakan perubahan fisiologi normal. tekanan darah
umumnya tetap dalam batasan normal. namun wanita pascapartum
dapat mengalam hipotensi karena dieresis yang menyebabkan
pergeseran volume cairan kardiovaskuler.
3. Sistem endokrin
Sistem endokrin akan mengalami perubahan selama kala IV
persalinan. Saat plasenta lahir akan menyebabkan estrogen dan
progesterone mengalami penurunan. Penurunan kadar estrogen
berkaitan dengan pembengkakan payudara dan dieuresis cairan
ekstravaskuler berlebih yang terakumulasi selama hamil. Pada wanita
yang tidak menyusui kadar estrogen mulai meningkat pada minggu
kedua setelah melahirkan dan lebih tinggi dari pada wanita yang
menyusui pada postpartum hari ke-17. Sedangkan hormone prolaktin
mengalami peningkatan setelah persalinan dan pada ibu yang
menyusui. Ovulasi dapat terjadi pada hari ke-27 setelah melahirkan.
menstruasi biasanya kembali setelah 4-6 minggu setelah melahirkan
16
pada ibu yang tidak menyusui. pada ibu yang menyusui waktu rata-rata
sampai ovulasi kembali sekitar 6 bulan (Blackburn, 2007). kadar
prolaktin pada ibu menyusui tampaknya bertanggajawab dalam
menekan ovulasi. namun beberapa ibu berovulasi sebelum terjadi
menstruasi postpartum, maka pemilihan kontrasepsi harus diperhatikan
(Katz, 2007).
4. Sistem perkemihan
Perubahan hormone selama kehamilan dapat berperan meningkatkan
fungsi ginjal. Berkurangnya kadar steroid setelah melahirkan dapat
menjelaskan penurunan fungsi ginjal yang terjadi pada masa nifas.
Fungsi ginjal akan normal dalam 1 bulan setelah melahirkan.
Dibutuhkan 2-8 minggu sampai hipotonus dan dilatasi ureter dan
pelvis ginjal yang terjadi karena kehamilan kembali seperti sebelum
hamil.
5. Sistem gastrointestinal
Pasca persalinan nafsu makan meningkat dan cepat lapar. Defekasi
spontan mungkin baru terjadi 2-3 hari postpartum. Penundaan ini dapat
disebabakan oleh berkurangnya tonus otot diusus selama melahirkan
dan masa nifas. Kelebihan analgesic dan anastesi juga dapat
memperlambat pengembalian tonus otot dan motilitas usus kekeadaan
normal. Fungsi usus besar akan kembali normal pada minggu 1
postpartum.
6. Sistem musculoskeletal
Adaptasi sistem musculoskeletal ibu yang terjadi selama masa hamil
berlangsung secara terbalik pada masa postpartum. Adaptasi ini
mencakup hal-hal yang membantu relaksasi dan hipermobilisasi sendi
dan perubahan pusat berat ibu akibat pergeseran rahim. Stabilisasi
sendi lengkap pada minggu keenam sampai kedelepan setelah
melahirkan. Akan tetapi, walaupun sendi lain akan kembali ke keadaan
normal sebelum hamil, kaki wanita tidak mengalami perubahan setelah
melahirkan. Wanita yang baru menjadi ibu akan memerlukan ukuran
sepatu yang lebih besar.
18
7. Sistem neurologis
Perubahan neurologis selama postpartum merupakan kebalikan
adaptasi neurologis yang terjadi saat wanita hamil dan disebabkan
trauma yang dialami wanita saat bersalin dan melahirkan. Rasa tidak
nyaman neurologi yang diinduksi kehamilan akan menghilang setelah
wanita melahirkan. Eliminasi edema fisiologis melalui diueresis
setelah bayi lahir menghilangkan sindrom carpal tunel dengan
mengurangi kompresi saraf median. Rasa baal dan kesemutan pada jari
yang dialami 5% wanita hamil biasanya menghilang setelah anak lahir.
Nyeri kepala pada postpartum bisa disebabkan oleh berbagai keadaan
termasuk preeklamsi, stress. Lama nyeri kepala bervariasi dari satu
sampai tiga hari sampai beberapa minggu tergantung pada penyebab
dan efektivitas pengobatan.
8. Sistem integument
Kloasma yang muncul pada masa hamil biasanya menghilang saat
kehamilan berakhir. Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak
menghilang seluruhnya setelah bayi lahir. Pada beberapa wanita
pigmentasi pada daerah tersebut akan menetap. Kulit yang merangsang
pada payudara, abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar tetapi
tidak menghilang seluruhnya. Kelainan pada pembuluh darah seperti
spide angioma, eritema palmar, epulis biasanya berkurang sebagai
respon terhadap penuruan kadar estrogen setelah kehamilan berakhir.
Rambut halus yang tumbuh dengan lebat pada wanita hamil biasanya
akan menghilang setelah wanita melahirkan. Tetapi rambut kasar yang
timbul waktu hamil biasanya akan menetap. Konsistensi dan kekuatan
kuku akan kembali pada keadaan sebelum hamil.
19
3. Leting go phase
Fase ini merupakan fase penerima (independent) tanggung jawab akan
peran barunya, berlangsung setelah hari ke 10 pasca melahirkan. Ibu
sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.
Keinginan ibu untuk merawat diri dan bayinya sangat meningkat pada
fase ini. Terjadi penyesuaikan dalam hubungan keluarga untuk
mengob-servasi bayi. Hubungan antar pasangan memerlukan
penyesuaikan karena adanya anggota keluarga baru.
c. Miksi
ibu diminta buat buang air kecil pada 6 jam pertama pasca
persalinan. jika dalam 8 jam postpartum belum dapat berkemih
atau sekali berkemih belum melebihi 100 cc maka dilakukan
kateterisasi. akan tetapi, jika ternyata kandung kemih penuh
tidak perlu menunggu 8 jam untuk dikateterisasi. kesulitan
berkemih atau retensio urine pada ibu postpartum dapat
disebabkan karena:
1) berkurangnya tekanan intraabdominal
2) otot-otot perut masih lemah
3) edema pada uretra
4) dinding kandung kemih kurang sensitive
d. Defekasi
Ibu diharaapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari post partum.
Apabila mengalami kesulitan BAB/ konstipasi, lakukan diet
teratur: cukup cairan, konsumsi makanan berserat, olahraga,
berikan obat rangsangan per oral/ per rectal atau lakukan klisma
bilamana di perlukan.
23
f. Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi (menyusui) sejak dari
kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar
mamae, yaitu proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar,
alveoli, dan jaringan lemak bertambah. Keluarnya cairan susu,
hipervaskularisasi, dan setelah persalinan pengaruh supresi
estrogen dan progesteron hilang. Maka, timbul pengaruh
hormon laktogenik (LH) atau prolaktin akan merangsang
keluarnya air susu ibu. Di samping itu, pengaruh oksitosin
menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga
ASI keluar.
2) Nutrisi
Biasanya klien tidak mengalami gangguan dalam memenuhi
kebutuhan nutrisnya. Kebanyakan ibu merasa sangat lapar.
Permintaan untuk memperoleh makanan dua kali lipat dari
jumlah biasa dikonsumsi disertai konsumsi camilan yang
sering ditemukan.
3) Eliminasi
Buang air kecil secara spontan harus dapat dilakukan dalam 8
jam post partum. Kadang-kadang wanita sulit kencing, karena
spincter uretra mengalami tekanan oleh kepala janin dan
spasme otot oleh iritasi musculus spincter ani selama
persalinan. Bila kandung kemih penuh dan ibu sulit untuk
buang air kecil sebaiknya dilakukan kateteriasasi. Buang air
besar harus terjadi pada 2- 3 hari post partum. Bila belum
terjadi dapat mengakibatkan obstipasi maka dapat diberikan
obat laksatif atau pencahar per oral atau perektal
6) Aktivitas
Pada klien dengan post partum akitivitasnya terganggu,
pekerjaan atau kegiatan sehari-hari tidak dapat dilakukan
secara maksimal karena keadaannya yang semakin lemah.
8) Kebutuhan berpakaian
Klien dengan post partum tidak mengalami gangguan dalam
memenuhi kebutuhan berpakaian tersebut.
9) Kebutuhan keamanan
Kebutuhan keamanan ini perlu dipertanyakan apakah klien
tetap merasa aman dan dilindungi oleh keluarganya. Klien
mampu menghindari bahaya dari lingkungan.
10) Sosialisasi
Bagaimana klien mampu berkomunikasi dengan orang lain
dalam mengekspresikan emosi, kebutuhan, kekhawatiran dan
opini.
h. Pemeriksaan laboratorium
untuk mengkaji apakah ada anemia, pemeriksaan darah lengkap,
hematokrit, atau hemoglobin dalam 2 sampai 48 jam setelah persalinan
karena nilai darah berubah setelah melahirkan. dengan rata-rata
kehilangan darah 400 – 500 cc. maka nilai hemoglobin normal pada
ibu postpartum berkisar 10,0 – 11,4 g/dl, hematokrit 32 – 36%, dan
leukosit 14.000 – 30.000/mm3.
29
2. Diagnosis keperawatan
Diagnosis yang khas pada wanita selama periode postpartum
diantaranya:
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah
yang berlebih
b. Perubahan pola eliminasi urine: retensi urine berhubungan dengan
trauma persalinan
c. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas usus dan
tonus otot abdomen
d. Nyeri berhubungan dengan involusi uteri,trauma pada perineum,
pembengkakan payudara.
e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan
nutrisi post partum
f. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma pada jalan lahir, luka
episiotomy.
g. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang
pengetahuan ibu
h. Defisiensi pengetahuan : perawatan post partum berhubungan
dengan kurangnya informasi tentang penanganan post partum.
i. Perubahan peran menjadi orang tua berhubungan dengan kelahiran
bayi baru lahir
j. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan keletihan
30
Intervensi:
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi:
Intervensi :
Intervensi
Intervensi
Intervensi:
Intervensi:
4. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan tindakan yang sesuai dengan
yang telah direncanakan sebelumnya, mencakup tindakan mandiri dan
kolaborasi. Selama jam-jam pertama pascapersalinan tindakan
keperawatan ditekankan pada istirahat dan pemulihan ibu. Bantu ibu
untuk melakukan aktivitas dasar seperti eliminasi, ambulasi dini,
nutrisi. Senantiasa memantau keluaran lokia serta proses involusi uteri,
sehingga pemulihan fisiologis dapat dimaksimalkan. Dukungan
emosional dan penenangan terhadap pengalaman melahirkan dan
transisi menjadi ibu dapat dilakukan dengan menjadi pendengar aktif,
klarifikasi, penguatan positif, dan memberikan informasi guna
membantu meningkatkan konsep diri yang positif pada ibu.
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi kefektipan asuhan keperawatan pascapartum merupakan
suatu proses berkelanjutan yang member umpan balik untuk
pengkajian kembali. hasil untuk perawatan fisiologis mencakup
penncapaian tujuan intervensi seperti pengontrolan perdarahan, nyeri,
tindakan untuk merangsang berkemih dan defekasi, keberhasilan
melalukan ambulasi, pencegahan infeksi, kemajuan involusi uteri, dan
pengetahuan ibu tentang pemberian ASI dan perawatan bayi baru lahir.
37
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini penulis menguraikan kasus tentang asuhan keperawatan dalam
pemenuhan kebutuhan dasar pada Ny. T dengan postpartum normal di ruang
perawatan An-Nisa Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Data yang penulis
dapatkan dilakukan dengan wawancara, observasi langsung, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, dan juga didapatkan dari catatan keperawatan,catatan
medis. Penulis bekerja sama dengan perawat ruangan dan tim kesehatan yang lain.
Asuhan keperawatan dilakukan selama 3 hari dari tanggal 07 mei 2018 sampai
dengan tanggal 09 mei 2018.
A. Pengkajian Keperawatan
1. Data umum klien
Inisial klien Ny.T usia 28 tahun,status perkawinan menikah, pekerjaan
pegawai kantor, pendidikan terakhir S1. Inisial suami Tn.K usia 30
tahun, status perkawinan menikah, pekerjaan karyawan, pendidikan
terakhir S1.
a. Riwayat kehamilan dan persalinan saat ini
Persalinan ini merupakan pengalaman pertama bagi Ny.T. Anak
pertama lahir pada tanggal 06 mei 2018, tipe persalinan normal,
dibantu oleh bidan, berjenis kelamin laki-laki dengan berat lahir
2500 gram, lahir dengan keadaan normal dan begitu lahir langsung
menangis spontan. Selama kehamilan, Ny.T memeriksan
kehamilan ke pelayanan kesehatan sebanyak 9 kali.serta tidak ada
masalah pada kehamilan.
37
38
b. Riwayat ginekologi
Klien tidak mempunyai penyakit pada organ reproduksi
c. Masalah ginekologi
Tidak ada
d. Riwayat keluarga berencana
Tidak ada. Ny.T berencana akan menggunakan alat kontrasepsi
non – hormonal yaitu IUD.
a. Status obstetric
Klien nifas hari kedua, kelahiran pertama, dan tidak pernah
abortus. Bayi klien rawat gabung dalam ruangan yang sama dengan
Ny.T. Sehingga Ny.T dapat memberikan ASI secara langsung
kepada bayinya dan dapat mengurus bayinya secara mandiri.
b. Keadaan umum
Keadaan umum klien saat ini baik, kesadaran komposmentis, TD
120/70 mmhg, Nadi 87x/menit, Suhu 37˚C, pernafasan 20x/menit,
BB 70 kg, TB 153 cm.
3) Abdomen
a) Involusi Uterus : TFU 2 jari di bawah pusat,
kontraksi baik, posisi midline, teraba keras.
b) Kandung kemih : Saat di palpasi kandung
kemih teraba penuh, namun klien mengatakan dapat BAK
meski sedikit dan ngilu ketika BAK.
c) Fungsi pencernaan : Baik, Ny.T mengatakan belum
BAB karena mobilisasi kurang saat ini hanya bisa
bergerak miring kiri dan miring kanan dan saat
diauskultasi bising usus 2x/ menit.
d) terdapat linea nigra
40
6) Pola eliminasi
Kebiasaan BAK sebelum melahirkan 6kali/ hari. Klien
mengatakan dapat BAK namun hanya sedikit, dan saat BAK
masih terasa ngilu. Kebiasaan BAB klien 1x/ hari, klien saat
ini belum BAB.
8) Keluhan Ketidaknyamanan
Klien mengatakan tidak nyaman pada lokasi abdomen dan
vagina terasa ngilu. Nyeri hilang timbul, dan intensitasnya pada
saat duduk.
14) Obat-obatan
Klien tidak terpasang infuse
Klien terpasang kateter pada tanggal 8 mei 2018
Terapi oral: vitamin a 2x1 tablet
Cefixime 2x 100 mg
Laxadine syrup 3x1 sendok makan
Moloco b12 3x1 tablet
Urispas 2x1 tablet
Terapi supocitoria : tramal 3x1
3. Data focus
a. Data subjektif
Klien mengatakan “perut terasa masih nyeri, seperti diremas-remas,
timbul pada waktu tidak tentu dan lebih terasa pada saat duduk,
lamanya sekitar 10 menit”. Kadang daerah vagina terasa ngilu,
vagina dijahit sebanyak 5 jahitan. BAK sedikit dan saat BAK terasa
sedikit ngilu, belum BAB. saat ini sudah dapat berjalan. klien
mengatakan dapat mandi, dan bersolek secara mandiri.Tidak tahu
bagaimana cara memberikan ASI yang benar, sedikit cemas karena
ASI yang keluar baru sedikit, bingung cara perawatan payudara”.
b. Data objektif
1) TTV :TD : 120/ 70 mmhg
Nadi : 87x/ menit
Pernafasan : 20x/ menit
Suhu : 37˚C
2) Skala nyeri 4 (saat diberi rentang respon)
3) Klien tampak memegang abdomen (menunjukan lokasi
nyerinya)
4) Terpasang kateter pada tanggal 8 mei 2018
5) TFU: 2 jari dibawah pusat
6) Kontraksi: baik posisi: midline
43
B. Analisa Data
Nama pasien : Ny.T (28 tahun)
Ruangan : An-nissa RS.Islam Jakarta Cempaka Putih
Do:
a. Klien Nampak tidak tahu dan
bingung tentang cara menyusui
yang benar
b. ASI tampak sudah keluar
namun hanya sedikit
c. Bayi Nampak menangis
dipayudara ibu
d. Payudara ibu teraba keras
e. Putting kanan: flat, kiri:
exverted
45
5
Selasa 08 Ds: Retensi urine Trauma
Mei 1) Klien mengatakan “kemarin persalinan
2018 pagi dapat BAK namun sedikit.
Jam kemudian sejak sore kemarin
08.00 hingga pagi tadi, tidak ada rasa
WIB ingin BAK”
Do:
1) Kandung kemih teraba penuh
2) Terpasang kateter selang sejak
pagi ini
46
C. Diagnosa Keperawatan
1 Nyeri b.d involusi uteri ditandai 07 Mei 2018 09 Mei 2018 Mirahmawati
dengan:
Ds:
b. Klien mengatakan “nyeri
pada daerah perut”
a. Klien mengatakan “nyeri
seperti diremas-remas”
b. Klien mengatakan
“nyerinya hilang timbul,
dan datangnya tidak
menentu dan lebih terasa
pada saat duduk”
c. Klien mengatakan
“lamanya sekitar 10
menit”
d. Klien mengatakan “nyeri
hanya pada daerah perut,
namun vagina terasa ngilu
juga”
Do:
a. Skala nyeri 4 (saat diberi
rentang respon)
b. Klien tampak memegang
abdomen (menunjukan
lokasi nyeri)
c. TFU: 2 jari dibawah pusat
d. Kontraksi: kuat posisi:
midline
2 Resiko infeksi b.d luka jalan 07 Mei 2018 09 Mei 2018 Mirahmawati
lahir, episiotomy ditandai
dengan:
Ds:
a. Klien mengatakan “bagian
vagina terasa ngilu”
b. Klien mengatakan “vagina
dijahit sebanyak 5 jahitan”
Do:
a. Perineum terdapat
episiotomy
b. Tanda REEDA:
R: ada
E: tidak ada
E: tidak ada
47
D: tidak ada
A: baik
c. Tanda vital: TD 120/70
mmhg, Nadi 87x/menit,
Suhu 37˚C
d. erpasang kateter urine
D. Rencana Keperawatan
Berdasarkan diagnosis keperawatan yang telah dirumuskan, maka disusun
rencana keperawatan pada Ny.T yang akan dilakukan Selama 3 hari
terhitung mulai tanggal 07-09 Mei 2018 adalah sebagai berikut:
1. j
h
Senin 07 2 Resiko infeksi Setelah dilakukan 1) Observasi daerah
Mei b.d luka jalan tindakan keperawatan perineum dan vulva
2018 lahir, pada Ny.T selama 1x24 2) Pantau tanda-tanda
episiotomy jam diharapkan infeksi vital per shift
tidak terjadi dengan 3) Kaji pengetahuan
kriteria hasil: klien mengenai cara
1) Tidak ada tanda perawatan vulva dan
infeksi perineum
2) TTV dalam batas 4) Anjurkan klien untuk
normal mencuci tangan
3) Perineum dan sebelum memegang
vulva bersih daerah vulva
4) Klien dapat 5) Ajarkan klien cara
membersihkan area perawatan vulva dan
genital secara perineum
mandiri
49
E. Implementasi keperawatan
mempraktekanya.
3) Melakukan pureperium
Ds: -
Do: lochea serosa, TFU: 3 jari dibawah
pusat, kontraksi: baik, posisi: midline.
54
F. Evaluasi
P: Lanjutkan intervensi
1) Kaji nyeri, kaji lokasi nyeri, intensitas,
dan lamanya
2) Monitor TTV klien / shift
3) Ajarkan tekhnik relaksasi
4) Berikan obat penghilang nyeri
5) Lakukan pureperium sehari sekali
56
2 Senin, 07 Mei S:
2018 pukul 1) Klien mengatakan takut jika
14.30 membersihkan area jahitan
diperineum
O:
1) R: ada
E: Tidak ada
E: Tidak ada
D: Tidak ada
A: Tidak ada
2) Kebersihan: bersih, jahitan rapi
3) Klien mendapat terapi obat cefixime
4) TTV: TD 120 mmHg, suhu 37 C,
nadi 87 x/menit.
P: lanjutkan intervensi
a) Monitor tanda dan gejala infeksi
siskemik dan local
b) Ajarkan klien untuk minum antibiotic
sesuai resep
c) Berikan informasi klien dan keluarga
d) Terkait tanda dan gejala infeksi.
e) Ajarkan klien cara perawatan
perineum
4 Senin, 07 Mei S:
1) Klien mengatakan belum BAB
2018 pukul
2) Perut terasa penuh
14.30 O:
1) Bising usus 1x/menit
2) Klien mendapat terapi obat laxadine
sirup 3x1 sendok makan.
P: Lanjutkan intervensi
a) Anjurkan klien makan makanan
tinggi serat
b) Anjurkan klien minum air hangat
c) Aanjutkan terapi obat
P: Lanjutkan intervensi
1) Ajarkan cara merawat payudara
2) Demonstrasikan pijat oksitosin
3) Berikan informasi mengenai manfaat
menyusui
4) Berikan penkes tentang cara menyusui
yang benar
P: Lanjutkan intervensi
1) Kaji nyeri, kaji lokasi nyeri,
intensitas, dan lamanya
2) Monitor TTV klien / shift
3) Ajarkan tekhnik relaksasi
4) Lakukan pureperium sehari sekali
P: L anjutkan intervensi
1) Monitor tanda dan gejala infeksi
Kiskemik dan local
2) Kaji area pemasanagan kateter
3) Berikan informasi klien dan keluarga
Terkait tanda dan gejala infeksi
4) Ajarkan klien cara perawatan
perineum
P: Lanjutkan intervensi
1) Lakukan bladder training
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
5 Selasa, 08 Mei S:
2018 pukul 1) Klien mengatakan “sudah tahu cara
14.30 menyusui yang benar”
2) Klien mengatakan “Asi yang keluar
bertambah banyak”
O:
1) Kondisi payudara bersih
2) Putting kiri exverted, putting kanan
flat.
3) ASI pada payudara kanan yang
keluar lebih Nampak sedikit
dibandingkan dengan kiri.
4) Ibu sudah bisa menyusui bayi dengan
59
benar
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
P: Lanjutkan intervensi
f) Monitor tanda dan gejala infeksi
siskemik dan local
g) Ajarkan klien untuk minum antibiotic
sesuai resep
h) Berikan informasi klien dan keluarga
i) terkait tanda dan gejala infeksi.
j) Ajarkan klien cara perawatan
perineum
60
BAB 1V
PEMBAHASAN
Dalam bab pembahasan ini penulis akan membandingkan antara teori dengan
kasus. penulis akan menganalisa sejauh mana factor pendukung, factor
penghambat, dan solusi pemecahan dalam memberikan asuhan keperawatan
dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada Ny.T (28 tahun) dengan postpartum
normal di ruangan An-nisa kamar RMK Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka
Putih pada tanggal 07 – 09 Mei 2018. pembahasan ini diuraikan berdasarkan
pendekatan proses keperawatan dimulai dari pengkajian keperawatan, diagnosis
keperawatan, rencana keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi
keperawatan.
A. Pengkajian keparawatan
Pengkajian dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data- data dengan
cara wawancara, observasi langsung dengan pasien dan informasi dari catatan
medis perawat ruangan.
pada teori masa nifas umumnya terjadi pada wanita dengan rentang usia 15 –
40 tahun. keluahan utama yang umum dirasakan oleh wanita pada diawal
masa nifas yaitu nyeri pada daerah vagina dan abdomen. dalam hal ini tidak
terdapat kesenjangan antara kasus dan teori. karena pada kasus ditemukan
bahwa Ny.t berusia 28 tahun, nifas hari kedua mengeluh nyeri didaerah
abdomen dan vagina.
pada pemeriksaan fisik persistem ditemukan data sebagai berikut:
60
61
Pada sistem reproduksi tidak terdapat kesenjangan antara kasus dan teori
karena dikasus Ny. T TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, teraba keras,
lochea rubra hari ke 2, terdapat luka episiotomy. sesuai dengan teori TFU
setiap hari turun 1-2 cm, kontraksi uterus meningkat, nyeri perut / mules,
lochea sesuai dengan jenis dan harinya. pada sebagian wanita dilakukan
tindakan episotomi.
Pada sistem urinari tidak terdapat kesenjangan antara kasus dan teori karena
dikasus Ny. T kandung kemih teraba penuh. sesuai pada teori ditemukan
perubahan eliminasi urin: retensi dan kandung kemih akan mengalami
distensi ( kandung kemih teraba penuh ). hal ini terjadi pada Ny.T yang pada
hari pertama BAK hanya sedikit, kemudian dihari kedua tidak dapat BAK
sehingga terpasang kateter pada hari ketiga. rentensi urine yang terjadi pada
Ny.T kemungkinan adalah trauma persalinan yang menyebabkan
pembengkakan pada bladder atau uretra sehingga didapati kesulitan
berkemih.
Pada sistem gastrointestinal tidak terdapat kesenjangan antara kasus dan teori
karena dikasus Ny. T mengalami konstipasi sudah 2 hari disebabkan karena
penurunan tonus otot sedangkan di teori saat post partum buang air besar
akan tertunda selama 2 - 3 hari setelah melahirkan.
Pada sistem integument tidak terdapat kesenjangan antara kasus dan teori
karena di kasus Ny. T mengalami hiperpigmentasi pada areola, terdapat line
nigra pada abdomen, dan sedikit striaae. sesuai dengan teori ibu post partum
mengalami hiperpigmentasi.
62
Pada adaptasi psikologis fase taking hold tidak terdapat kesenjangan antara
kasus dan teori karena di kasus Ny. T mulai terbuka untuk menerima
pendidikan bagi dirinya dan juga bayinya, Ny.T memiliki keinginan untuk
merawat bayi secara langsung. sesuai dengan teori pada fase taking hold ibu
mudah didorong untuk melakukan perawatan bayinya. Pada fase ini, ibu
berespon dengan penuh semangat untuk memperoleh kesempatan belajar dan
berlatih tetang cara perawatan bayi dan ibu memiliki keinginan untuk
merawat bayinya secara langsung.
B. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian, penulis membandingkan masalah keperawatan
yang ada pada Ny.T dengan postpartum normal dan diagnose keperawatan
yang ada pada landasan teoritis. diagnose yang muncul pada kasus dan pada
teori yaitu:
Diagnosis keperawatan yang ada diteori tetapi tidak ada dikasus yaitu:
C. Perencanaan keperawatan
Perencanaan dibuat berdasarkan kebutuhan yang mengancam jiwa, keluhan
utama yang didapat pada hari pertama pengkajian. perencanaan terdiri dari
prioritas masalah atau diagnose, tujuan, kriteria hasil, dan rencana tindakan.
didalam menentukan prioritas masalah, penulis menemukan kesenjangan
antara teori dan kasus. diagnosis prioritas yang ada dikasus adalah nyeri
berhubungan dengan involusi uteri/episiotomy. sedangkan, diagnose prioritas
yang ada diteori adalah kurang volume cairan berhubungan dengan
kehilangan darah yang berlebih. untuk waktu yaitu selama 3 hari. pada
rencana tindakan disesuaikan dengan kondisi pasien.
Sesuai data yang penulis kumpulkan dari kasus, telah terkumpul 5 diagnosa
keperawatan yaitu diagnose yang pertama adalah nyeri berhubungan dengan
involusi uteri/episiotomy tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1x24 jam diharapkan nyeri dapat teratasi, dengan kriteria hasil:
mengungkapkan nyeri diperut berkurang, skala nyeri 0 – 1 (dari 0 – 10),
dapat melakukan teknik relaksasi, kesadaran composmentis, keadaan umum
baik, TTV dalam batas normal TD: 120/80 mmHg, nadi: 80-100x/menit,
suhu: 36-37 C. pada diagnose 1 (tujuan, kriteria hasil, dan rencana tindakan)
tidak terdapat kesenjangan antara kasus dan teori.
D. Implementasi Keperawatan
Pada tahap implementasi keperawatan, penulis mengacu pada rencana tindakan
yang telah ditetapkan dan rencana yang dibuat disesuaikan pada kondisi dan
fasilitas yang ada. Faktor pendukung dapat berjalan dengan baik dalam sikap
klien yang kooperatif selama diberikan asuhan keperawatan, serta kerjasama
yang baik dengan tim ruangan An-nissa . faktor penghambat dalam melakukan
implementasi adalah penulis belum mengenal sepenuhnya tim ruangan An-
nissa mana yang tim kebidanan mana yang tim keperawatan.
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi nyeri adalah
Mengkaji nyeri, lokasi nyeri, intensitas, dan lamanya, Memonitor TTV
klien/shift, Mengajarkan tekhnik relaksasi (tarik nafas dalam), Memberikan
obat penghilang nyeri, Melakukan pureperium setiap hari.
E. Evaluasi keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam asuhan keperawatan, evaluasi yang
dilakukan penulis berdasarkan perkembangan kondisi pasien pada saat
dilakukan yang mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yang telah ditentukan.
Didalam evaluasi ini menggunakan metode (SOAP) sebagai dasar untuk
mengetahui masalah klien dapat teratasi atau tidak. Penulis melakukan evaluasi
setelah melakukan tindakan keperawatan dan berdasarkan respon pasien pada
terakhir melakukan tindakan.
Pada tahap ini penulis mengevaluasi terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan pada tanggal 07 – 09 Mei 2018. Dari keseluruhan evaluasi yang
Penulis lakukan dari 5 diagnosa postpartum secara baik yang actual maupun
resiko pada kasus Ny. T adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan involusi uteri, episiotomy
masalah ini teratasi, klien mengatakan nyeri sudah tidak terasa, skala nyeri
1 sesuai dengan kriteria hasil yang penulis harapkan. maka intervensi tidak
dilanjutkan.
69
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini penulis mengemukakan kesimpulan dari hasil pengkajian dan asuhan
keperawatan pada Ny.T dengan postpartum normal dipaviliun Shafa An-Nisa
Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. maka penulis mengambil kesimpulan
dan saran dari segi landasan teroritis maupun laporan kasus.
A. Kesimpulan
Setelah membahas keseluruhan tentang asuhan keperawatan dalam
pemenuhan kebutuhan dasar pada Ny. T dengan postpartum normal dengan di
Paviliun shafa an-nissa Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Tanggal 07 – 09
Mei 2018 penulis mengambil keputusan sebagai berikut:
pada tahap pengkajian pada Ny.T didapatkan dengan cara wawancara,
pemeriksaan penunjang. penulis mendapat data seperti klien mengeluh nyeri
dibagian abdomen seperti diremas-remas, bagian vagina terasa ngilu. klien
mengatakan sejak senin sore tidak dapat BAK, kandung kemih teraba penuh.
klien mengatakan belum BAB selama 3 hari. klien mengatakan tidak tahu
cara menyusui yang benar, cemas karena asi yang keluar baru sedikit,
bertanya bagaimana cara perawatan pada payudara. pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil Hemoglobin 11,3 gr/dl, hematokrit 33%,
leukosit 9,00 /ul, trombosit 196 /ul.
70
71
B. Saran
Untuk mencapai suatu keberhasilan yang baik dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien dengan postpartum, maka penulis mengemukakan
beberapa saran diantaranya:
1. Tetap menjaga komunikasi yang baik seperti yang sudah terjalin saat
ini.
2. Untuk pendokumentasian lebih ditingkatkan karena sangat penting
sekali untuk mengetahui perkembangan dan pengawasan klien.
3. Pemeriksaan penunjang ibu postpartum diharapkan lebih lengkap
untuk mendeteksi lebih awal jika ada masalah baru.
72
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
Nama : Mirahmawati
Riwayat pendidikan:
1. Pendidikan Umum
a. SDN NEGERI SERUA V CIPUTAT
b. SMP PGRI 1 CIPUTAT
c. SMK KESEHATAN LETRIS INDONESIA 1
d. Prodi DIII-Keperawatan FIK – UMJ
2. Pendidikan Tambahan
a. Pelatihan Basic Trauma & Cardiac Life Support Tahun 2017
b. Pelatihan Penanggulangan Gawat Darurat Bencana Tahun 2017
c. Latihan Kepemimpinan Tingkat Prodi Tahun 2016
d. Darul Arqom Dasar Tahun 2015
e. Latihan Instruktur Dasar PC IMM Jak-Pus Tahun 2017