LETAK SUNSANG
Di susun oleh
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang letak sunsang ini dengan baik. Makalah ini
bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang letak sunsang
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah maternitas.Selain itu, kami berharap
semoga makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi semua pembaca. Sekiranya makalah
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun dan dapat
menjadikan Makalah ini jauh dan lebih baik lagi. Kami mohon maaf atas kesalahan maupun
kekurangan di dalam penyusunan makalah ini.
Banyumas ,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................................5
BAB II....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................5
A. Konsep Dasar Letak Sungsang.................................................................................................6
1. Pengertian Persalinan Sungsang..............................................................................................6
2. Etiologi........................................................................................................................................6
3. Anatomi......................................................................................................................................7
4. Patofisiologi................................................................................................................................9
5. Pemeriksaan Penunjang............................................................................................................9
6. Manifestasi Klinis......................................................................................................................9
7. Penatalaksanaan......................................................................................................................10
8. Phatway....................................................................................................................................13
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan......................................................................................15
1. Pengkajian................................................................................................................................15
2. Diagnosa Keperawatan............................................................................................................19
3. Intervensi Keperawatan..........................................................................................................20
4. Implementasi Keperawatan....................................................................................................22
5. Evaluasi....................................................................................................................................22
BAB III.................................................................................................................................................23
PENUTUP............................................................................................................................................23
A. KESIMPULAN........................................................................................................................23
B. SARAN.....................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan, persalinan, nifas merupakan pengalaman yang sangat mendalam,
yang membawa suatu arti yang bermakna untuk perempuan, namun pada kenyataanya
masih banyak ibu hamil dengan kelainan letak janin, seperti letak lintang, dan letak
sungsang. Oleh sebab itu, proses kehamilan, persalinan dan nifas sangat membutuhkan
perhatian lebih dari tenaga kesehatan agar mendapat kesejahteraan kesehatan ibu dan
bayi (Mufdilah, dkk. 2015).
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavu muteri.Letak sungsang
memiliki beberapa tipe yaitu: frank breech yaitu presentasi bokong murni dimana bagian
kaki dari janin mengalami fleksi total di bagian bokong dan ekstensi total di bagian lutut,
complete breech yaitu presentasi bokong sempurna dimana kedua kaki dan tangan
menyilang secara sempurna dan di samping bokong dapat diraba kedua kaki, incomplate
breech yaitu presentasi bokong tidak sempurna dimana hanya satu kaki di samping
bokong, sedangkan kaki lain terangkat keatas (Marmi, 2016).
Kehamilan letak sungsang sering terjadi pada pertengahan trimester kedua, secara
kasar seperempat fectus berada dalam letak sungsang pada kehamilan usia 28-30 minggu,
hanya 80%. Kehamilan letak sungsang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu sudah
tidak dapat lagi mengubah presentasi menjadi presentasi kepala. Faktor resiko kehamilan
sungsang diantaranya janin mudah bergerak seperti pada hidramnion, hamil kembar,
hidrosefalus, panggul sempit, kelainan pada uterus dan plasenta previa.Resiko persalinan
secara normal dengan janin letak sungsang diantaranya adalah mulut rahim tidak terbuka
dan meregang secara maksimal, tali pusat jatuh ke vagina sebelum janin lahir, bayi
mengalami nilai apgar rendah saat lahir serta cidera pada leher dan saraf tulang belakang
leher bayi. Sedangkan proses persalinan dengan Caesar juga memiliki berbagai risiko
seperti infeksi, perdarahan maupun cedera pada organ bagian dalam
Dan resiko kepala bayi terjepit dapat terjadi (oxorm & forte, 2010). Psikososial
ibu hamil dengan letak sungsang merasa sangat khawatir, oleh karena itu ibu hamil perlu
dilakukan peeriksaan palpasi abs=domen melalui ante natal care (ANC) (wiknjosastro,
2010).
Upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi atau risiko kehamilan dengan
letak sungsang yaitu bidan perlu melakukan ANC yang berkualitas dengan melakukan
pemantauan secara fisik, psikologis, pertumbuhan dan perkembangan janin serta
mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran agar ibu hamil siap menghadapi peran
baru. ANC yang berkualitas di harapkan mampu mendeteksi secara dini adanya kelainan
letak pada kehamilan (Wiknjosastro, 2010).
Antenatal Care (ANC) merupakan suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi dan penanganan medic pada ibu hamil,guna untuk memperoleh proses
kehamilan dan persalinan yang aman serta memberikan asuhan yang berkualitas (Marmi,
2017).Upaya lain untuk mengurangi terjadi komplikasi pada kehamilanya itu dengan
asuhan kebidanan secara berkesinambungan (Continuity Of Care).Continuity Of Care
merupakan serangkaian kegiatan dimana pasien dan tenaga kesehatan secara aktif terlibat
dalam manajemen pelayanan secara terus menerus untuk pelayanan dengan kualitas
tinggi. Pelayanan yang dimulai dari ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir serta
pelayanan k keluarga berencana (Adnani. 2013).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Persalinan premature
Presentasi bokong relative sering terjadi sebelum janin gestasi 34 minggu
sehingga presentasi bokong lebih sering terjadi pada persalinan premature.
2. Tungkai ekstensi
Versi sefalik spontan dapat terhambat jika tungkai janin mengalami ekstensi
dan membelit panggul.
3. Kehamilan kembar
Kehamilan kembar membatasi ruang yang tersedia untuk perputaran janin,
yang dapat menyebabkan salah satu janin atau lebih memiliki presentasi
bokong.
4. Polihidroamnion
Distensi rongga uterus oleh cairan amnion yang berlebihan dapat meyebabkan
presentasi bokong.
5. Hidrosefalus
Peningkatan ukuran kepala janin lebih cenderung terakomodasi didalam
fundus.
6. Abnormalitas uterus
Distorsi rongga uterus oleh septum atau jaringan fibroid dapat meyebabkan
presentasi bokong.
7. Plasenta Previa
Plasenta yang menutupi jalan lahir dapat mengurangi luas ruangan dalam
rahim.
8. Panggul sempit
Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi
sungsang
9. Multiparitas
Pernah melahirkan anak sebelumnya sehingga rahim elastic dam membua
janin berpeluang untuk berputar.
10. Bobot janin relative rendah
Hal ini mnegakibatkan janin bebas bergerak.
11. Rahim yang sangat elastic.
Hal ini biasanya terjadi karena ibu telah melahirkan beberapa anak sebelumnya
sehingga rahim sangat elastic dan membuat janin berpeluang besar untuk berputar
hingga minggu ke-37 dan seterusnya.
3. Anatomi
Syaifuddin (2011) menjelaskan tentang anatomi fisiologi organ
reproduksi wanita sebagai berikut :
Alat reproduksi wanita terdiri dari traktus genitalis yang terletak
dalam rongga panggul kecil. Alat kelamin luar terdiri dari mons pubis,
labia mayora, labia minora, klitoris, vestibulum vagina, himen,
orifisium vagina, bulbovestibularis, dan glandula vestibularis. Alat
kelamin interna terdiri dari vagina, uterus, tuba falopi dan ovarium
1) Genetalia luar
a. Mons pubis yaitu bagian yang menonjol yang melingkar di
depan simfisis pubis, yang dibentuk dari jaringan dan lemak,
pada area bulu pada masa pubertas.
b. Labia mayora adalah lipatan kulit yang menonjol secara
longitudinal yang memanjang ke bawah dan ke belakang dari
mons pubis dan membentuk batas lateral yang banyak
mengandung saraf.
c. Labia minora adalah lipatan kecil yang terdapat diantara labia
mayora, memanjang dari klitoris secara oblikke bawah dan
samping belakang sepanjang 4 cm di sisi orifisium vagina
d. Klitoris yaitu tonjolan kecil yang melingkar berisi jaringan
erektil ditutupi yang sangat sensitif, terdapat di bawah
kommisura labia anterior dan sebagian tersembunyi diantara
ujung anterior labia minora.
e. Vestibulum yaitu celah diantara labia minora di belakang
glans glitoris, di dalamnya terdapat orifisium uretra 2,5 cm
f. Himen yaitu lapisan tipis yang menutupi sebagian liang
sanggama
g. Orifisium vagina adalah celah yang terdapat dibawah dan
dibelakang muara uretra, ukurannya bergantung pada hime,
lipatan tepi dalamnya berkontak satu sama lainnya.
2) Genetalia dalam
a) Vagina
Vagina merupakan penghubung antara genetalia ekstrena
dengan genetalia interna.
b) Uterus atau rahim
Terletak di dalam pelvis antara rectum di belakang dan
kandung kemih di depan, ototnya disebut meometrium.
Uterus terdiri dari :
(1) Fundus uteri, ditutupi oleh peritonium, berhubungan
dengan fascies vesikalis dan permukaan internalis.
(2) Korpus uteri, berfungsi sebagai tempat janin untuk
berkembang.
(3) Serviks uteri, ujung serviks yang menuju puncak vagina
disebut porsio, ostium uteri internum adalah sebutan untuk
hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis
c) Ovarium
Merupakan kelenjar yang berbentuk seperti buah kenari
terletak di kiri dan kanan uterus di bawah tuba uterine dan
terkait disebelah belakang oleh ligamentum latum uterus.
d) Tuba falopi
(1) Pars interstisialis, bagian yang terdapat di dalam uterus
(2) Pars ismika atau ismus, merupakan bagian yang sempit
pada sudut antara uterus dan tuba.
(3) Pars ampularis, bagian yang membentuk saluran yang
lebar meliputi ovarium.
(4) Infudibulum, bagian ujung tuba yang terbuka mempunyai
umbul yang disebut fimbriae, melekat pada ovarium untuk
menangkap telur yang dilepas oleh ovarium menuju tuba.
4. Patofisiologi
Menurut Sarwono )2007:h.611) letak janin dalam uterus bergantung pada
proses adaptasi janin terhadap ruangan di dalam uterus.Pada kehamilan sampai
kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relative lebih banyak sehingga
memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.Dengan demikian janin dapat
menenmpatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.Pada
kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban
relative berkurang.Karena bokong dengan kedua tungkai yang terlipat lebih besar
daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di
tundus uteri, sedangkan kepala berada dalam ruangan yang lebih kecil di segmen
bawah uterus.
5. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan USG
Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk memeastikan perkiraan klinis presentasi
bokong dan bila mungkin untuk mengidentifikasi adanya anomaly janin
(Cunningham, 206:h.252)
2) Pemeriksaan Sinar X
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis maupun memperkirakan
ukuran dan konfigurasi panggul ibu )Oxom, 2010:h.198)
6. Manifestasi Klinis
Kehamilan dengan letak sungsang seingkali oleh ibu hamil dinyatakan bahwa
kehamilannya terasa laindari kehamilan sebelumnya,karena perut terasa penuh
dibagian atas dan gerakan terasa lebih banyak dibagian bawah. Pada kehamilan
pertama kalinya mungkin belum bisa dirasakan perbedaannya.dapat ditelusuri pada
Riwayat kehamilan sebelumnya apakah ada yang sungsang.
Pada pemeriksaan luar berdasarkan pemeriksaan leopoldbahwa leopold I
difundus akan teraba bagian yang keras dan bulat yakni kepala.leopold II teraba
punggung disatu sisi dan bagian kecil disisi lain. Leopold III/IV teraba bokong
didagian bawah uterus. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi
kesan seolah olah kepala,tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala.
Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi pusat atau sedikit lebih
tinggi daripada umbilicus.
Pada pemeriksaan dalam pada kehamilan letak sungsang apabila didiagnosis
dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat oleh karena dinding perut,karena dinding
perut tebal,uterus berkontraksi atau air ketuban banyak. Setelah ketuban pecah dapat
lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya sakrum,kedua tuberositas
iskii dan anus. Bila dapat diraba, kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada
kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak
sejajar dengan jari-jari lain dan Panjang jari kurang lebih sama dengan Panjang
telapak tangan.
7. Penatalaksanaan
a. Dalam kehamilan
Pada umur kehamilan 28-30 minggu, mencari klausa daripada letak
sungsang yakin dengan USG; seperti plasenta previa, kelainan kongential,
kehamilan ganda, kelainan uterus. Jika tidak ada kelainan pada hasil USG, maka
dilakukan knee chest position atau dengan posisi luar ( jika tidak ada
kontraindikasi ).
Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan 34-38 minggu. Pada
umumnya versi luar sebelum minggu ke 34 belum peru dilakukan karena
kemungkinan besar janin dapat memutar sendiri, sedangkan setelah minggu ke 38
versi luar sulit dilakukan karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban relative
telah berkurang.
Keberhasilan versi luar 35-86% ( rata-rata 58% ) peningkatan terjadi pada
keberhasilan multiparitas, usia kehamilan, frank breech, letak lintang. Newman
membuat prediksi keberhasilan versi luar berdasarkan penilaian seperti Bhisop
skor ( Bhisop -like score ).
Skor 0 1 2 3
Pembukaan serviks 0 1-2 3-4 5+
Panjang serviks (cm) 3 2 1 0
Station -3 -2 -1 +1,+2
Konsistensi kaku sedang lunak
Position posterior mid anteror
Artinya : keberhasilan 0% jika nilai <2 dan 100% jika nilai >9.
Kalau versi luar gagal karena penderita menegangkan otot-otot dinding
perut, harus dalam, lepasnya plasenta karena tidak merasakan sakit dan
digunakannya tenaga yang berlebihan, sehingga pengguna narcosis dihindari pada
versi luar.
b. Dalam Persalinan
Menolong persalinan letak sungsang diperlukan lebih banyak ketekunan
dan kesabaran dibandingkan dengan persalinan letak kepala. Pertama-tama
hendaknya ditentukan apakah tidak ada kelainan lain yang menjadi indikasi
seksio, seperti kesempitan panggul, plasenta previa atau adanya tumor dalam
rongga panggul.
Pada kasus dimana versi luar gagal/janin tetap letak sungsang, maka
penatalaksanaan persalinan lebih waspada. Persalinan pada letak sungsang dapat
dilakukan pervaginam atau perabdominal (seksio sesaria). Pervaginam dilakukan
jika tidak ada hambatan pada pembukaan dan penurunan bokong. Syarat
persalinan pervaginam pada letak sungsang: bokong sempurna (complete) atau
bokong murni (frank breech), pelvimetri, klinis yang adekuat, janin tidak terlalu
besar, tidak ada riwayat seksio sesaria dengan indikasi CPD, kepala fleksi.
Mekanisme persalinan letak sungsang berlangsung melalui tiga tahap yaitu
:
1. Persalinan bokong
Bokong masuk ke pintu atas panggul dalam posisi melintang atau
miring.
Setelah trokanter belakang mencapai dasar panggul, terjadi putaran
paksi dalam sehingga trokanter depan berada di bawah simfisis.
Penurunan bokong dengan trokanter belakangnya berlanjut, sehingga
distansia bitrokanterika janin berada di pintu bawah panggul.
Terjadi persalinan bokong, dengan trokanter depan sebagai
hipomoklion.
Setelah trokanter belakang lahir, terjadi fleksi lateral
janin
Untuk persalinan trokanter depan, sehingga seluruh bokong janin lahir.
Terjadi putar paksi luar, yang menempatkan punggung bayi ke arah
perut ibu.
Penurunan bokong berkelanjutan sampai kedua tungkai bawah lahir.
2. Persalinan bahu
Bahu janin memasuki pintu atas panggul dalam posisi melintang atau
miring.
Bahu belakang masuk dan turun sampai mencapai dasar panggul.
Terjadi putar paksi dalam yang menempatkan bahu depan dibawah
simpisis dan bertindak sebagai hipomoklion.
Bahu belakang lahir diikuti lengan dan tangan belakang.
Penurunan dan persalinan bahu depan diikuti lengan dan tangan depan
sehingga seluruh bahu janin lahir.
Kepala janin masuk pintu atas panggul dengan posisi melintang atau
miring.
Bahu melakukan putaran paksi dalam.
3. Persalinan kepala janin
Kepala janin masuk pintu atas panggul dalam keadaan fleksi dengan
posisi dagu berada dibagian posterior.
Setelah dagu mencapai dasar panggul, dan kepala bagian belakang
tertahan oleh simfisis kemudian terjadi putar paksi dalam dan
menempatkan suboksiput sebagai hipomiklion.
Persalinan kepala berturut-turut lahir: dagu, mulut, hidung, mata, dahi
dan muka seluruhnya.
Setelah muka, lahir badan bayi akan tergantung sehingga seluruh kepala
bayi dapat lahir.
Setelah bayi lahir dilakukan resusitasi sehingga jalan nafas bebas dari lendir
dan mekoneum untuk memperlancar pernafasan. Perawatan tali pusat seperti
biasa. Persalinan ini berlangsung tidak boleh lebih dari delapan menit.
8. Phatway
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah pengumpulan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji
dan dianalisi sehingga masalah kesehatan dan keperawtan yang dihadapi pasien baik
fisik, mental sosial maupun spiritual dapat ditentukan (Purba, 2019).
Proses pengkajian terdiri dari:
i. Biodata
1. Nama perlu dikaji sehubungan dengan membedakan pasien atau supaya
tidak terjadi kesalahan pasien.
2. Umur perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu termasuk dalam usia
resiko tinggi untuk hamil.
3. Agama perlu dikaji untuk mempermudah dalam melakukan pendekatan di
dalam asuhan kebidanan.
4. Pendidikan perlu dikaji sehubungan dengan tingkat penangkapan ibu
terhadap pertanyaan yang diajukan, dan kie yang diberikan oleh petugas.
5. Pekerjaan perlu dikaji sehubungan dengan tingkat aktifitas ibu dan social
ekonominya.
6. Penghasilan untuk mengetahui tingkat social ekonomi yang dapat
berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan nutrisi.
7. Alamat untuk mempermudah jika melakukan kunjungan rumah.
8. Biodata suami untuk mengetahui tingkat social ekonomi sehubungan
dengan pemberian obat atau terapi.
ii. Keluhan utama
Untuk mengetahui HPHT dan TP, meliputi umur menarche, siklus, jumlah
darah serta adakah gangguan waktu haid, misalnya: dismenorhe, siklus yang
tidak teratur.
Untuk mengetahui ada tidaknya penyakit yang sedang diderita saat ini.
• Riwayat spiritual
- Pola eliminasi
Sebelum hamil :
BAB
Frekuensi : 1 x sehari
Konsistensi : lunak
BAK :
Frekuensi : 1x sehari
Konsistensi : cair
Selama hamil :
BAB
Konsistensi : lunak
BAK
Konsistensi : cair
- Pola istirahat
- Pola aktivitas
b. Data Objektif
Pemeriksaan umum
Pemeriksaan fisik
Palpasi
Leopold III : bagian terbawah janin pada yaitu bokong , meliputi bokong murni
dan bokong kaki .
Auskultasi
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan khusus
2. Diagnosa Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA