Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

LETAK SUNSANG
Di susun oleh

1. Wahyu S adiningsih 1440120053


2. Wahyuma agung k 1440120054
3. Wulan candeli 1440120055
4. Yoeda bhakti karthica 1440120056
5. Yulia sari faridah 1440120057
6. Zalzabila diah saputri 1440120058

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK YAKPERMAS BANYUMAS
TAHUN AJARAN 2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang letak sunsang ini dengan baik. Makalah ini
bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang letak sunsang
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah maternitas.Selain itu, kami berharap
semoga makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi semua pembaca. Sekiranya makalah
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun dan dapat
menjadikan Makalah ini jauh dan lebih baik lagi. Kami mohon maaf atas kesalahan maupun
kekurangan di dalam penyusunan makalah ini.

Banyumas ,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................................5
BAB II....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................5
A. Konsep Dasar Letak Sungsang.................................................................................................6
1. Pengertian Persalinan Sungsang..............................................................................................6
2. Etiologi........................................................................................................................................6
3. Anatomi......................................................................................................................................7
4. Patofisiologi................................................................................................................................9
5. Pemeriksaan Penunjang............................................................................................................9
6. Manifestasi Klinis......................................................................................................................9
7. Penatalaksanaan......................................................................................................................10
8. Phatway....................................................................................................................................13
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan......................................................................................15
1. Pengkajian................................................................................................................................15
2. Diagnosa Keperawatan............................................................................................................19
3. Intervensi Keperawatan..........................................................................................................20
4. Implementasi Keperawatan....................................................................................................22
5. Evaluasi....................................................................................................................................22
BAB III.................................................................................................................................................23
PENUTUP............................................................................................................................................23
A. KESIMPULAN........................................................................................................................23
B. SARAN.....................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan, persalinan, nifas merupakan pengalaman yang sangat mendalam,
yang membawa suatu arti yang bermakna untuk perempuan, namun pada kenyataanya
masih banyak ibu hamil dengan kelainan letak janin, seperti letak lintang, dan letak
sungsang. Oleh sebab itu, proses kehamilan, persalinan dan nifas sangat membutuhkan
perhatian lebih dari tenaga kesehatan agar mendapat kesejahteraan kesehatan ibu dan
bayi (Mufdilah, dkk. 2015).
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavu muteri.Letak sungsang
memiliki beberapa tipe yaitu: frank breech yaitu presentasi bokong murni dimana bagian
kaki dari janin mengalami fleksi total di bagian bokong dan ekstensi total di bagian lutut,
complete breech yaitu presentasi bokong sempurna dimana kedua kaki dan tangan
menyilang secara sempurna dan di samping bokong dapat diraba kedua kaki, incomplate
breech yaitu presentasi bokong tidak sempurna dimana hanya satu kaki di samping
bokong, sedangkan kaki lain terangkat keatas (Marmi, 2016).
Kehamilan letak sungsang sering terjadi pada pertengahan trimester kedua, secara
kasar seperempat fectus berada dalam letak sungsang pada kehamilan usia 28-30 minggu,
hanya 80%. Kehamilan letak sungsang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu sudah
tidak dapat lagi mengubah presentasi menjadi presentasi kepala. Faktor resiko kehamilan
sungsang diantaranya janin mudah bergerak seperti pada hidramnion, hamil kembar,
hidrosefalus, panggul sempit, kelainan pada uterus dan plasenta previa.Resiko persalinan
secara normal dengan janin letak sungsang diantaranya adalah mulut rahim tidak terbuka
dan meregang secara maksimal, tali pusat jatuh ke vagina sebelum janin lahir, bayi
mengalami nilai apgar rendah saat lahir serta cidera pada leher dan saraf tulang belakang
leher bayi. Sedangkan proses persalinan dengan Caesar juga memiliki berbagai risiko
seperti infeksi, perdarahan maupun cedera pada organ bagian dalam
Dan resiko kepala bayi terjepit dapat terjadi (oxorm & forte, 2010). Psikososial
ibu hamil dengan letak sungsang merasa sangat khawatir, oleh karena itu ibu hamil perlu
dilakukan peeriksaan palpasi abs=domen melalui ante natal care (ANC) (wiknjosastro,
2010).
Upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi atau risiko kehamilan dengan
letak sungsang yaitu bidan perlu melakukan ANC yang berkualitas dengan melakukan
pemantauan secara fisik, psikologis, pertumbuhan dan perkembangan janin serta
mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran agar ibu hamil siap menghadapi peran
baru. ANC yang berkualitas di harapkan mampu mendeteksi secara dini adanya kelainan
letak pada kehamilan (Wiknjosastro, 2010).
Antenatal Care (ANC) merupakan suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi dan penanganan medic pada ibu hamil,guna untuk memperoleh proses
kehamilan dan persalinan yang aman serta memberikan asuhan yang berkualitas (Marmi,
2017).Upaya lain untuk mengurangi terjadi komplikasi pada kehamilanya itu dengan
asuhan kebidanan secara berkesinambungan (Continuity Of Care).Continuity Of Care
merupakan serangkaian kegiatan dimana pasien dan tenaga kesehatan secara aktif terlibat
dalam manajemen pelayanan secara terus menerus untuk pelayanan dengan kualitas
tinggi. Pelayanan yang dimulai dari ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir serta
pelayanan k keluarga berencana (Adnani. 2013).
B. Rumusan Masalah

a. Apa definisi dari letak sungsang ?


b. Apa etiologi dari letak sungsang ?
c. Apa anatomi dari letak sungsang?
d. Apa Patofisiologi dari letak sungsang ?
e. Bagaimana pemeriksaan penunjangletak sungsang ?
f. Bagaimana manifestasi pada letak sungsang?
g. Apa saja penatalaksanaan letak sungsang?
h. Bagaimana pathway dari letak sungsang?
i. Bagaimana asuhan keperawatan letak sungsang?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui defibisi dari letak sungsang.


2. Untuk mengetahui apa etiologi dari letak sungsang.
3. Untuk mengetahui apa patofisiologi dari letak sungsang.
4. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan penunjang dari letak sungsang.
5. Untuk mengetahui manifestasi dari letak sungsang
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari letak sungsang
7. Untuk mengetahui pathway dari letak sungsang
8. Mengetahui asuhan keperawatan dari letak sungsang
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Letak Sungsang


1. Pengertian Persalinan Sungsang
Persalinan sungsang dengan presentasi bokong adalah dimana letak bayi sesuai
dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong
merupakan bagian terbawah atau di daerah pintu atas panggul atau simfisis.(Sarwono,
2006, h.250)
Persalinan sungsang dengan presentasi bokong adalah jika letak bayi memanjang
dengan bokong sebagai bagian yang terendah (Sulaiman dkk, 2005:h.132)
Persalinan sungsang dengan presentasi bokong adalah dimana letak janin memanjang
dengan kelainan dalam plaritas.Panggul janin merupakan kutub bawah, penunjuknya
adalah sacrum.(Harry & Wiliam, 2010:h.195)
Persalinan sungsang dengan presentasi bokong adalah posisi dimana bayi di
dalam rahim berada dengan kepala diatas sehingga pada saat persalinan normal,
pantat atau kaki si bayi yang akan keluar terlebih dahulu dibandingkan dengan
kepala pada posisi normal.(Sujiyatini dkk, 2011:h.119)
Dari beberapa pengertian persalinan sungsang denganpresentasi bokong menurut
beberapa sumber diatas , dapat disimpulkan bahwa persalinan sungsang adalah
persalinan dnegan letak atau posisi bayi tidak normal yaitu bokong berada dibagian
bawah atau di daerah pintu atas panggul sedangkan kepala berada pada fundus uteri.
Menurut Sulaiman, Djamhoer, dan Firman (2005:h.132) klasifikasi letak
sungsang dibagi menjadi :

1. Letak bokong murni


Presentasi bokong murni, dalam bahasa inggris “Frank breech”.Bokong saja
yang menjadi bagian depan sedangkan kedua tungkai lurus ke atas.
2. Letak bokong kaki
Presentasi bokong kaki disamping bokong teraba kaki dalam bahasa inggris “
Complete breech” disebut letak bokong kaki sempurna atau tidak sempurna
jika disamping bokong teraba kedua kaki atau satu kaki saja.
3. Letak lutut presentasi lutut
4. Letak kaki presentasi kaki, dalam bahasa inggris kedua letak ang berakhir ini
disebut “Incomplete breech presentation”
2. Etiologi
Menurut Myles (2009:h.551-552) penyebab dari letak sungsang sering kali tidak
ada penyebab yang bisa diidentifikasikan , tetatpi berbagai kondisi berikut ini
mendorong terjadinya presentasi bokong diantaranya :

1. Persalinan premature
Presentasi bokong relative sering terjadi sebelum janin gestasi 34 minggu
sehingga presentasi bokong lebih sering terjadi pada persalinan premature.
2. Tungkai ekstensi
Versi sefalik spontan dapat terhambat jika tungkai janin mengalami ekstensi
dan membelit panggul.
3. Kehamilan kembar
Kehamilan kembar membatasi ruang yang tersedia untuk perputaran janin,
yang dapat menyebabkan salah satu janin atau lebih memiliki presentasi
bokong.
4. Polihidroamnion
Distensi rongga uterus oleh cairan amnion yang berlebihan dapat meyebabkan
presentasi bokong.
5. Hidrosefalus
Peningkatan ukuran kepala janin lebih cenderung terakomodasi didalam
fundus.
6. Abnormalitas uterus
Distorsi rongga uterus oleh septum atau jaringan fibroid dapat meyebabkan
presentasi bokong.
7. Plasenta Previa
Plasenta yang menutupi jalan lahir dapat mengurangi luas ruangan dalam
rahim.
8. Panggul sempit
Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi
sungsang
9. Multiparitas
Pernah melahirkan anak sebelumnya sehingga rahim elastic dam membua
janin berpeluang untuk berputar.
10. Bobot janin relative rendah
Hal ini mnegakibatkan janin bebas bergerak.
11. Rahim yang sangat elastic.
Hal ini biasanya terjadi karena ibu telah melahirkan beberapa anak sebelumnya
sehingga rahim sangat elastic dan membuat janin berpeluang besar untuk berputar
hingga minggu ke-37 dan seterusnya.
3. Anatomi
Syaifuddin (2011) menjelaskan tentang anatomi fisiologi organ
reproduksi wanita sebagai berikut :
Alat reproduksi wanita terdiri dari traktus genitalis yang terletak
dalam rongga panggul kecil. Alat kelamin luar terdiri dari mons pubis,
labia mayora, labia minora, klitoris, vestibulum vagina, himen,
orifisium vagina, bulbovestibularis, dan glandula vestibularis. Alat
kelamin interna terdiri dari vagina, uterus, tuba falopi dan ovarium

1) Genetalia luar
a. Mons pubis yaitu bagian yang menonjol yang melingkar di
depan simfisis pubis, yang dibentuk dari jaringan dan lemak,
pada area bulu pada masa pubertas.
b. Labia mayora adalah lipatan kulit yang menonjol secara
longitudinal yang memanjang ke bawah dan ke belakang dari
mons pubis dan membentuk batas lateral yang banyak
mengandung saraf.
c. Labia minora adalah lipatan kecil yang terdapat diantara labia
mayora, memanjang dari klitoris secara oblikke bawah dan
samping belakang sepanjang 4 cm di sisi orifisium vagina
d. Klitoris yaitu tonjolan kecil yang melingkar berisi jaringan
erektil ditutupi yang sangat sensitif, terdapat di bawah
kommisura labia anterior dan sebagian tersembunyi diantara
ujung anterior labia minora.
e. Vestibulum yaitu celah diantara labia minora di belakang
glans glitoris, di dalamnya terdapat orifisium uretra 2,5 cm
f. Himen yaitu lapisan tipis yang menutupi sebagian liang
sanggama
g. Orifisium vagina adalah celah yang terdapat dibawah dan
dibelakang muara uretra, ukurannya bergantung pada hime,
lipatan tepi dalamnya berkontak satu sama lainnya.
2) Genetalia dalam
a) Vagina
Vagina merupakan penghubung antara genetalia ekstrena
dengan genetalia interna.
b) Uterus atau rahim
Terletak di dalam pelvis antara rectum di belakang dan
kandung kemih di depan, ototnya disebut meometrium.
Uterus terdiri dari :
(1) Fundus uteri, ditutupi oleh peritonium, berhubungan
dengan fascies vesikalis dan permukaan internalis.
(2) Korpus uteri, berfungsi sebagai tempat janin untuk
berkembang.
(3) Serviks uteri, ujung serviks yang menuju puncak vagina
disebut porsio, ostium uteri internum adalah sebutan untuk
hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis
c) Ovarium
Merupakan kelenjar yang berbentuk seperti buah kenari
terletak di kiri dan kanan uterus di bawah tuba uterine dan
terkait disebelah belakang oleh ligamentum latum uterus.
d) Tuba falopi
(1) Pars interstisialis, bagian yang terdapat di dalam uterus
(2) Pars ismika atau ismus, merupakan bagian yang sempit
pada sudut antara uterus dan tuba.
(3) Pars ampularis, bagian yang membentuk saluran yang
lebar meliputi ovarium.
(4) Infudibulum, bagian ujung tuba yang terbuka mempunyai
umbul yang disebut fimbriae, melekat pada ovarium untuk
menangkap telur yang dilepas oleh ovarium menuju tuba.

4. Patofisiologi
Menurut Sarwono )2007:h.611) letak janin dalam uterus bergantung pada
proses adaptasi janin terhadap ruangan di dalam uterus.Pada kehamilan sampai
kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relative lebih banyak sehingga
memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.Dengan demikian janin dapat
menenmpatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.Pada
kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban
relative berkurang.Karena bokong dengan kedua tungkai yang terlipat lebih besar
daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di
tundus uteri, sedangkan kepala berada dalam ruangan yang lebih kecil di segmen
bawah uterus.
5. Pemeriksaan Penunjang

1) Pemeriksaan USG
Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk memeastikan perkiraan klinis presentasi
bokong dan bila mungkin untuk mengidentifikasi adanya anomaly janin
(Cunningham, 206:h.252)
2) Pemeriksaan Sinar X
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis maupun memperkirakan
ukuran dan konfigurasi panggul ibu )Oxom, 2010:h.198)
6. Manifestasi Klinis
Kehamilan dengan letak sungsang seingkali oleh ibu hamil dinyatakan bahwa
kehamilannya terasa laindari kehamilan sebelumnya,karena perut terasa penuh
dibagian atas dan gerakan terasa lebih banyak dibagian bawah. Pada kehamilan
pertama kalinya mungkin belum bisa dirasakan perbedaannya.dapat ditelusuri pada
Riwayat kehamilan sebelumnya apakah ada yang sungsang.
Pada pemeriksaan luar berdasarkan pemeriksaan leopoldbahwa leopold I
difundus akan teraba bagian yang keras dan bulat yakni kepala.leopold II teraba
punggung disatu sisi dan bagian kecil disisi lain. Leopold III/IV teraba bokong
didagian bawah uterus. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi
kesan seolah olah kepala,tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala.
Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi pusat atau sedikit lebih
tinggi daripada umbilicus.
Pada pemeriksaan dalam pada kehamilan letak sungsang apabila didiagnosis
dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat oleh karena dinding perut,karena dinding
perut tebal,uterus berkontraksi atau air ketuban banyak. Setelah ketuban pecah dapat
lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya sakrum,kedua tuberositas
iskii dan anus. Bila dapat diraba, kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada
kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak
sejajar dengan jari-jari lain dan Panjang jari kurang lebih sama dengan Panjang
telapak tangan.
7. Penatalaksanaan

a. Dalam kehamilan
Pada umur kehamilan 28-30 minggu, mencari klausa daripada letak
sungsang yakin dengan USG; seperti plasenta previa, kelainan kongential,
kehamilan ganda, kelainan uterus. Jika tidak ada kelainan pada hasil USG, maka
dilakukan knee chest position atau dengan posisi luar ( jika tidak ada
kontraindikasi ).
Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan 34-38 minggu. Pada
umumnya versi luar sebelum minggu ke 34 belum peru dilakukan karena
kemungkinan besar janin dapat memutar sendiri, sedangkan setelah minggu ke 38
versi luar sulit dilakukan karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban relative
telah berkurang.
Keberhasilan versi luar 35-86% ( rata-rata 58% ) peningkatan terjadi pada
keberhasilan multiparitas, usia kehamilan, frank breech, letak lintang. Newman
membuat prediksi keberhasilan versi luar berdasarkan penilaian seperti Bhisop
skor ( Bhisop -like score ).
Skor 0 1 2 3
Pembukaan serviks 0 1-2 3-4 5+
Panjang serviks (cm) 3 2 1 0
Station -3 -2 -1 +1,+2
Konsistensi kaku sedang lunak
Position posterior mid anteror

Artinya : keberhasilan 0% jika nilai <2 dan 100% jika nilai >9.
Kalau versi luar gagal karena penderita menegangkan otot-otot dinding
perut, harus dalam, lepasnya plasenta karena tidak merasakan sakit dan
digunakannya tenaga yang berlebihan, sehingga pengguna narcosis dihindari pada
versi luar.
b. Dalam Persalinan
Menolong persalinan letak sungsang diperlukan lebih banyak ketekunan
dan kesabaran dibandingkan dengan persalinan letak kepala. Pertama-tama
hendaknya ditentukan apakah tidak ada kelainan lain yang menjadi indikasi
seksio, seperti kesempitan panggul, plasenta previa atau adanya tumor dalam
rongga panggul.
Pada kasus dimana versi luar gagal/janin tetap letak sungsang, maka
penatalaksanaan persalinan lebih waspada. Persalinan pada letak sungsang dapat
dilakukan pervaginam atau perabdominal (seksio sesaria). Pervaginam dilakukan
jika tidak ada hambatan pada pembukaan dan penurunan bokong. Syarat
persalinan pervaginam pada letak sungsang: bokong sempurna (complete) atau
bokong murni (frank breech), pelvimetri, klinis yang adekuat, janin tidak terlalu
besar, tidak ada riwayat seksio sesaria dengan indikasi CPD, kepala fleksi.
Mekanisme persalinan letak sungsang berlangsung melalui tiga tahap yaitu
:
1. Persalinan bokong
 Bokong masuk ke pintu atas panggul dalam posisi melintang atau
miring.
 Setelah trokanter belakang mencapai dasar panggul, terjadi putaran
paksi dalam sehingga trokanter depan berada di bawah simfisis.
 Penurunan bokong dengan trokanter belakangnya berlanjut, sehingga
distansia bitrokanterika janin berada di pintu bawah panggul.
 Terjadi persalinan bokong, dengan trokanter depan sebagai
hipomoklion.
 Setelah trokanter belakang lahir, terjadi fleksi lateral
janin
Untuk persalinan trokanter depan, sehingga seluruh bokong janin lahir.
 Terjadi putar paksi luar, yang menempatkan punggung bayi ke arah
perut ibu.
 Penurunan bokong berkelanjutan sampai kedua tungkai bawah lahir.
2. Persalinan bahu
 Bahu janin memasuki pintu atas panggul dalam posisi melintang atau
miring.
 Bahu belakang masuk dan turun sampai mencapai dasar panggul.
 Terjadi putar paksi dalam yang menempatkan bahu depan dibawah
simpisis dan bertindak sebagai hipomoklion.
 Bahu belakang lahir diikuti lengan dan tangan belakang.
 Penurunan dan persalinan bahu depan diikuti lengan dan tangan depan
sehingga seluruh bahu janin lahir.
 Kepala janin masuk pintu atas panggul dengan posisi melintang atau
miring.
 Bahu melakukan putaran paksi dalam.
3. Persalinan kepala janin
 Kepala janin masuk pintu atas panggul dalam keadaan fleksi dengan
 posisi dagu berada dibagian posterior.
 Setelah dagu mencapai dasar panggul, dan kepala bagian belakang
tertahan oleh simfisis kemudian terjadi putar paksi dalam dan
menempatkan suboksiput sebagai hipomiklion.
 Persalinan kepala berturut-turut lahir: dagu, mulut, hidung, mata, dahi
dan muka seluruhnya.
 Setelah muka, lahir badan bayi akan tergantung sehingga seluruh kepala
bayi dapat lahir.

 Setelah bayi lahir dilakukan resusitasi sehingga jalan nafas bebas dari lendir
dan mekoneum untuk memperlancar pernafasan. Perawatan tali pusat seperti
biasa. Persalinan ini berlangsung tidak boleh lebih dari delapan menit.
8. Phatway
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian

Pengkajian adalah pengumpulan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji
dan dianalisi sehingga masalah kesehatan dan keperawtan yang dihadapi pasien baik
fisik, mental sosial maupun spiritual dapat ditentukan (Purba, 2019).
Proses pengkajian terdiri dari:

Tanggal : tanggal dilakukan pengkajian Jam : waktu dilakukan pengkajian

Tempat: tempat dilakukan pengkajian

No. Register : nomor urut yang ada di tempat pengkajian.


a. Data Subyektif

i. Biodata
1. Nama perlu dikaji sehubungan dengan membedakan pasien atau supaya
tidak terjadi kesalahan pasien.
2. Umur perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu termasuk dalam usia
resiko tinggi untuk hamil.
3. Agama perlu dikaji untuk mempermudah dalam melakukan pendekatan di
dalam asuhan kebidanan.
4. Pendidikan perlu dikaji sehubungan dengan tingkat penangkapan ibu
terhadap pertanyaan yang diajukan, dan kie yang diberikan oleh petugas.
5. Pekerjaan perlu dikaji sehubungan dengan tingkat aktifitas ibu dan social
ekonominya.
6. Penghasilan untuk mengetahui tingkat social ekonomi yang dapat
berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan nutrisi.
7. Alamat untuk mempermudah jika melakukan kunjungan rumah.
8. Biodata suami untuk mengetahui tingkat social ekonomi sehubungan
dengan pemberian obat atau terapi.
ii. Keluhan utama

Klien merasakan ketidaknyamanan pada kehamilan trimester 3, klien


mengatakan edema tungkai, hemoroid, keputihan, konstipasi, serta nyeri
punggung.

iii. Riwayat haid

Untuk mengetahui HPHT dan TP, meliputi umur menarche, siklus, jumlah
darah serta adakah gangguan waktu haid, misalnya: dismenorhe, siklus yang
tidak teratur.

iv. Riwayat pernikahan

Untuk mengetahui riwayat pernikahan

v. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Perlu dikaji untuk mengetahui kehamilan yang keberapa dan bagaimana


dengan persalinan yang lalu, ditolong siapa, jenis persalinannya, tempat
persalinan, bagaimana keadaan setelah persalin, bagaimana keadaan bayi dan
KB apa yang digunakan setelah persalinan yang lalu.

vi. Riwayat kehamilan sekarang


Untuk mengetahui berapa kali ANC selama hamil ini dan apa saja yang
diperoleh dari ANC.

vii. Riwayat kesehatan yang lalu

Untuk mengetahui ada tidaknya penyakit kroinis atau penyakit menular


misalnya DM, hipertensi yang dapat berpengaruh pada kehamilannya.

• Riwayat kesehatan sekarang

Untuk mengetahui ada tidaknya penyakit yang sedang diderita saat ini.

• Riwayat psikososial dan budaya

Untuk mengetahui keadaan kondisi klien dalam keluarga dan lingkungan


keluarga, mengetahui tradisi yang dianut klien yang berpengaruh pada
kehailan, persalinan, nifas, dan pertumbuhan dan perkembangan janinnya.

• Riwayat spiritual

Untuk mengetahui kepecayaan dan agama yang dianut klien agar


lebih mudah melakukan pendekatan pada klien.

• Pola kebiasaan sehari-hari


- Pola nutrisi

Untuk mengetahui apakah nutrisi sudah terpenuhi apa belum


ada pantangan apa tidak.

- Pola eliminasi

Sebelum hamil :

BAB

Frekuensi : 1 x sehari

Konsistensi : lunak

Warna : kuning kecoklatan

BAK :
Frekuensi : 1x sehari

Konsistensi : cair

Warna : kuning jernih

Selama hamil :

BAB

Frekuensi : 1 x hari sehari

Konsistensi : lunak

Warna : kuning kecoklatan

BAK

Frekuensi : 6-8 x sehari

Konsistensi : cair

Warna : kuning jernih

- Pola istirahat

Untuk mengetahui waktu istirahat ibu dalam 24 jam

- Pola aktivitas

Aktivitas yang dilakukan apa saja, aktivitasnya berpengaruh atau


tidak terhadap kehamilannya

- Pola kebersihan (personal Hygiene)

Mengetahui tingkat kebersihan klien dengan dikaji berapa kali


mandi, ganti baju dan ganti celana dalam berapa kali sehari.

- Pola hubungan seksual

Untuk mengetahui hubungan seksual yang dilakukan saat hamil


dapat berpengaruh apa tidak pada kehamilannya.
- Kebiasaan lain

Untuk mengetahui kebiasaan lain yang ddilakukan oleh ibu yang


dapat membahayakan kehamilannya seperti merokok, minum
alcohol dan jamu-jamuan.

b. Data Objektif

 Pemeriksaan umum

Untuk mengetahui keadaan pasien secara umum K/U :


Baik/cukup/lemah

Kesadaran : Composmentis Tanda-tanda vital

Tekanan darah : Normal 110/70 mmHg-120/80 mmHg Kenaikan systole


batasnya 15 mmHg

Kenaikan diastole batasnya 30 mmHg

Nadi: Normal 70-90 mmHg

Pernafasan: Normal 16-24 x/menit

Suhu Tubuh: Normal 36 oC-37 oC

BB: Pertambahan BB lebih dari ½ kg perminggu diwaspadai


kemungkinan PE, hingga akhir kehamilan pertambahan BB normal 9-10
kg.

TB : Kurang dari 145 waspadai CPD

 Pemeriksaan fisik

 Palpasi

Leher : teraba pembesaran kelenjar tyroid/tidak, teraba bendungan vena


jugularis/tidak.

Payudara :Kolostrum keluar/tidak, ada nyeri tekan/tidak, ada benjolan


abnormal/tidak sesuai usia kehamilan
Abdomen :

Leopold I : tinggi fundus pada kehamilan trimester 2 akhir dan trimester 3


awal berkisar antara 27-28,5 cm

Leopold II : menentukan letak janin puka/puki

Leopold III : bagian terbawah janin pada yaitu bokong , meliputi bokong murni
dan bokong kaki .

Leopold IV : menentukan seberapa jauh bagian terbawah, masuk PAP

 Auskultasi

DJJ : berapa kali per menit, menentukan kesejahteraan janin

Frekuensi : teratur/tidak/bagaimana kekuatannya

 Pemeriksaan penunjang

USG : untuk mengetahui kondisi janin

 Pemeriksaan khusus

VT : untuk mengetahui kemajuan persalinan.

2. Diagnosa Keperawatan

Masalah keperawatan atau diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian


klinis mengenai respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
didalamnya baik yang langsung aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan
bertujuan mengidentifikasi respon individu, keluarga, dan komunitas terhadap situasi
berkaitan dengan kesehatan.
Diagnosa keperawatan yang ditegakkan menurut teori adaptasi Roy diperoleh dari
hasil pengkajian yang sudah dilakukan mengikuti 4 mode adaptasi yaitu fisiologi,
konsep diri, fungsi peran dan interdependesi serta dihubungkan dengan stimulus yang
berkaitan Hidayati (2014).
Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus Letak Sungsang sebagai berikut:
1) Nyeri akut ( D.0077)
2) Resiko infeksi( D.0142)
3) Intoleransi aktivitas (D.0056)
3. Intervensi Keperawatan

Intervensi perencanaan adalah segala treetment yang dikerjakan oleh perawat


yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome)
yang diharapkan.
Berikut intervensi yang dapat dilakukan sesuai standar intervensi keperawatan
Indonesia (Tim Pokja Siki DPP PPNI, 2018):
1) Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis ( D.0077)
a. Tujuan umum: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama
waktu yang tertentu diharapkan tingkat nyeri menurun
b. Kriteria hasil:
a) Keluhan nyeri menurun
b) Meringis menurun
c) Frekuensi nasi membaik
c. Intervensi ( manajemen nyeri) :
a) Observasi
• Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri.
• Identifikasi skala nyeri
• Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
• Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas nyeri
• Monitor efek samping penggunaan analgetik
b) Terapeutik
• Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
• Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
• Fasilitasi istirahat dan tidur
• Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
c) Edukasi
• Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
• Jelaskan strategi meredakan nyeri
• Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
d) Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

2) Risiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder ( D.00142)


a. Tujuan umum: setelah dilakukan intervensi keperawatan sesuai
waktu yang tertentu diharapkan tingkat infeksi menurun
b. Kriteria hasil:
a) Nyeri menurun
b) kadar sel darah putih membaik
c. Intervensi ( Pencegahan infeksi) :
a) Observasi
• Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
b) Terapeutik
• Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien
• Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko
tinggi
c) Edukasi
• Jelaskan tanda dan gejala infeksi
• Ajarkan cara mencuci tangan yang benar
• Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi
• Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
d) Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu

3) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan ( D.0056)


a. Tujuan umum: setelah dilakukan intervensi keperawatan sesuai
waktu yang tertentu diharapkan toleransi aktivitas meningkat
b. Kriteria hasil:
a) Kecepatan berjalan meningkat
b) kekuatan tubuh bagian bawah meningkat
c) keluhan lelah menurun
d) dispnea setelah aktivitas menurun
c. Intervensi (manajemen energi)
a) Obervasi
• Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
• Monitor kelelahan fisik dan mental
b) Terapeutik
• Sediakan situasi nyaman dan rendah stimulus
• Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
• Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
c) Edukasi
• Anjurkan tirah baring
• Anjurkan melakukan aktivitas secara tertahap
•Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
d) Kolaborasi
• Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh


perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan ( Potter &
Perry, 2011).
Menurut Mufidaturrohmah (2017) implementasi merupakan tindakan yang sudah
direncanakan dalam rencana keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan
mandidi dan tindakan kolaborasi.

5. Evaluasi

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya. Tujuannya


adalah untuk mengetahui perawatan yang diberikan dapat dicapai dan memberikan
umpan balik terhadap terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. Evaluasi dapat
berupa evaluasi struktur, proses dan hasil evaluasi terdiri dari evaluasi formatif adalah
hasil umpan balik selama proses keperawatan berlangsung. Sedangkan evaluasi sumatif
adalah evaluasi yang dilakukan setelah proses keperawatan selesai dilaksanakan dan
memperoleh informasi efektifitas pengambilan keputusan ( Mufidaturrohmah, 2017).

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Letak Sungsang. Tersedia dalam


http://www.scribd.com/doc/12863508/Letak-Sungsang-lengkap (diakses tanggal 8 Mei
2011).
Wiknjosastro H. Distosia Pada Kelainan Letak Serta Bentuk Janin. Ilmu Kabidanan.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawodihardjo, Jakarta 2005.
Mohctar R. Persalinan Sungsang. Panduan Praktik {elayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, edisi ke-1. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta 2002.
Potter & Perry, 2013. Fundamental keperawatan
https://jabbartj.blogspot.com/2004/09/proses-keperawatan-pengkajian-diagnosa.html?.
Diakses pada tanggal 15 September 2016.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai