Anda di halaman 1dari 7

Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak

Asfiksia

Disusun Oleh :

Galand Okvadwiarko

NIM. 14401.20.026

Program Studi DIII Keperawatan

Politeknik Yakpermas Banyumas

Tahun 2022
A. Pengertian

Asfiksia berate hipoksia progresif penimbunan CO2 dan asidosis jika prosese ini berlangsung
lebih jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian,mempengaruhi fungsi vital
lainny. Asfiksia lahirditandai dengan hipoksemia ( PaO2 menurun) dan hiperkarbia
(peningkatan PaCO2) (FKUI,2007).

Asfiksia neonatum adalah keadaan bayi baru lahir dapat bernafas secara spontan dan
teratur dalam satu menit setelah lahir(Hidayat,2005).

B. Etiologi

Faktor ibu
a) Pre eklams dan eklamasi, DM,anemia,HT
b) Perdarahan abnormal (plasenta previa dan solusio plasenta)
c) partus lama dan macet
d) Demam selama persalinan, infeksi berat (malaria,sifilis, TBC, HIV)
e) Kehamilan leat waktu

2. faktor tali pusat


a) Lilitan tali pusat
b) tali pusat pendek
c) simpul tali pusat
d) prolapus tali pusat

3. Faktor Bayi
a) bayi premature (<37 minggu)
b) Presentasi janin abnormal
c) persalinan dengan tindakan( ekstraksi vacuum, ekstraksi forcep)

4. Faktor yang mendadak


a. Bayi
1) Gangguan peredaran darah pada tali pusat karena tekanan tali pusat
2) depresi pernafasan karena obat-obat anastesi atau analgetik yang di berikan
b. Ibu
1) Gangguan his, misalnya hipertoni dan tetani
2) Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan
3) hipertensi eklamsi
4) Gangguan mendadak pada plasenta seperti solusio
C. Patofisiologi
Angka kematian bayi merupakan salah satu indicator dalam menentukan derajat kesehatan
anak. Setiap tahun kematian bayi baru lahir atau neonatal mencapai 37% dari semua kematian
pada anak, setiap hari 8.000 bayi baru lahir di dunia meninggal dari penyebab yang tidak
dapat dicegah. Mayoritas dari semua kematian bayi, sekitar 75% terjadi pada minggu pertama
kehidupan dan 25% sampai 45% kematian tersebut terjadi dalam 24 minggu pertama
kehidupan.
Asfiksia Neonatorum merupakan kondisi atau keadaan dimana bayi tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan tersebut akan di sertai Asdiksia
merupakan masalah yang terjadi pada bayi baru lahir, suatu kelahiran erat keaitanya dengan
proses persalinan, dalam persalinan terdapat 4 tahapan yaitu kala 1 ( pembukaan 0 sampai
lengak), kala II (persalinan janin), kala III (persalinan plasenta), kala IV(

D. Manisfestasi Klinis
1. pada kehamilan
a. DJJ 160 X permenit < 100 x permenit
b. Halus dan ierguler
c. Adanya pengeluaran meconium
2. setelah bayi lahir
a. Bayi pucat dan sianosis
b. Usaha bernafas minimal atau tidak ada
c. Hipoksia
d. Asidosi metabolic dan respiratorik
e. perubahan fungsi jantung
f. Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala
neurologic,kejang,nisagamus,menangis kurang baik/ tidak menangis
g. bayi tidak bernafas/ nafas megap-megap,tidak ada reflex rangsangan, denyut jantung <100
kali permenit, kulit sianosis, pucat,tonus otot menurun,apgar skor menurun.
E. Pathway

3. Rumusan Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman atau respon
individu, keluarga atau komunitas pada masalah kesehatan, pada risiko masalah
kesehatan atau pada proses kehidupan. Diagnosis keperawatan merupakan bagian
vital dalam menentukan asuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu klien
mencapai kesehatan yang optimal (SDKI, 2016).

F. Pengkajian
1. Data biografi
2. Riwayat persalinan
3. pemeriksaan fisik
4. riwayat kesehatan klien/bayi saat ini
5. Riwayat kelahiran bayi
6. Nilai apgar skore
7. pengkajian ABC
8. Pemeriksaan tingkat perkembangan efleks premitif
G. Diagnosa dan Intervensi
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan mucus
a. bersihan jalan nafas
b. auskultasi suara nafas
c. berikan O2 baik nasal dengan headbox
d. monitor status O2
e. Monitor respirasi
f. lakukan fisiotrapi dada
g. posisikan bayi untuk memaksimalkan ventilasi
h. kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi
a. buka jalan nafas
b. posisikan bayi
c. auskultasi suara nafas
d. keluarkan lender dengan suction
e. monitor adanya cuping hidung
f. monitor respirasi
g. berikan O2 sesuai indikasi
h. pertahankan kapatenan jalan nafas dengan suction
i. kolaborasi dengan untuk pemeriksaan Agd dan terapi obat
3. kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi
a. kaji bunyi paru,frekuensi,kedalaman,pernafasaan dan produksi sputum
b. pantau saturasi O2 dengan oksimetri
c. pantau keadaan dan keluhan pasien
d. pantau vital sign
e. Pantau hasil AGD
4. Resiko cidera berhubungan dengan anomaly congerital tidak terdeteksi, tidak teratasi
pemajanan pada agen infeksius
a. Cici tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
b. pakai sarung tangan steril
c. anjurkan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi
d. bebaskan dari cidera dan komplikasi
5. resiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan transisi lingkungan
a. hangatkan bayi
b. monitor gejala hipotermi
c. monitor vital sign
d. monitor adanya bradikardi
e. monitor pernafasan
f. kaji warna kulit dan gejala siaonosis
6. proses keluarga terhenti berhubungan dengan pergatian status kesehatan anggota keluarga
a. tentukan proses tipe keluarga
b. idenfikasi efek pertukaran peran dalam anggota keluarga
c. bantu anggota keluarga menggunakan metode support yang ada
d. bantu anggota keluarga untuk merancanakan strategi yang normal dalam segala situasi
7. resiko tinggi infeksi berhubungan dengan respon imun yang terganggu
a. cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
b. lakukan teknik aseptic dan antiseptic dalam pemberian askep
c. lakukan perawatan tali pusat
d. jaga kebersihan badan dan lingkungan bayi
e. obervasi tanda infeksi
f. hindarkan bayi kontak dengan yang sakit
g. kolaborasi pemberian obat antiseptic
8. Resiko terjadinya hipoglikemi berhubungan dengan metabolism meningkat
a. berikan nutrisi secara adekuat
b. hangatkan bayi
c. obervasi tanda vital
d. lakukan cek GDS
e. monitor keadaan umum
f. kolaborasi dengan tim medis pemeriksaan laboratorium
H. Evaluasi
1. bersihan jalan nafas tidak efek tif
2. Pola nafas eketif
3. Pertukaran gas adekuat
4. resiko cidera dapat dicegah
5. suhu kembali normal
6. koping keluarga adekuat
7. tidak terjadi infeksi
8. tidak terjadi hipoglikemi selama masa perawatan
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A.A.2008 pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kesehatan.jakarta
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai