PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kita semua mengetahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi yaitu AKI : 228/100.000 kelahiran hidup (KH) dan
AKB: 34/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). Sedangkan target RP JMN DepKes 2004-
2009AKI: 226/100.000 KH dan AKB : 26/1000 KH. Dalam Konferensi Tingkat Tinggi
Persatuan Bangsa-bangsa(2000) telah disepakati berbagai komitmen tentang Tujuan
Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals) pada tahun 2005, ada dua
sasaran dan indikator secara khusus terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan anak yaitu :
Rumah Sakit PONEK 24 jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam
pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal yang sangat berperan dalam
menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK adalah
ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana dan manajemen
yang handal.
Komplikasi obstetrik tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin saja
terjadi pada ibu hamil yang diidentifikasi normal. Oleh karena itu kebijakan Rumah Sakit
adalah mendekatkan pelayanan obstetri dan neonatal sedekat mungkin kepada setiap ibu
hamil sesuai dengan pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS) yang mempunyai 3 pesan
kunci yaitu :
1. Persalinan bersih dan aman oleh tenaga terampil
2. Penanganan komplikasi kehamilan dan persalinan secara adekuat
1
3. Setiap kehamilan harus diinginkan dan tersedianya akses bagi penanganan komplikasi
abortus tidak aman.
B. TUJUAN
1. Umum
Meningkatkan Pelayanan Maternal dan Perinatal yang bermutu dalam upaya penurunan
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Rumah Sakit.
2. Khusus
a. Adanya kebijakan Rumah Sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan
PONEK
b. Terbentuknya tim PONEK RS
c. Tercapainya kemampuan teknis tim PONEK sesuai standar kinerja.
d. Adanya koordinasi dan sinkronisasi antara pengelola dan penanggung jawab pada
tingkat kabupaten / kota, propinsi dan pusat dalam manajemen program PONEK.
Ruang lingkup pelayanan PONEK di Rumah Sakit Haji Kamino antara lain :
1. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis
a. Pelayanan Kehamilan
b. Pelayanan Persalinan
c. Pelayanan Nifas
d. Asuhan bayi baru lahir level 1
e. Imunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
2
2. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Dengan Resiko Tinggi
Masa Ante Natal
a. Perdarahan pada Kehamilan Muda
b. Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut
c. Gerak janin tidak dirasakan
d. Demam dalam kehamilan dan persalinan
e. Kehamilan Ektopik (KE) dan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
f. Kehamilan dengan nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang dan koma, tekanan
darah tinggi
g. Hyperemesis Gravidarum
Masa Intranatal
4. Pelayanan ginekologis
a. Kehamilan ektopik
b. Perdarahan uterus disfungsi
c. Perdarahan menomenorhagia
d. Kista ovarium akut
e. Radang pelvik akut
f. Abses pelvik
g. Infeksi saluran genitalia
h. Mioma uteri
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Perawatan Intensif
a. Jenis pelayanan
1) Pemantauan terapi cairan
2) Pengawasan gawat nafas / ventilator
3) Perawatan sepsis
b. Tempat pelayanan
High Care Unit
c. Kompetensi
1) Pelayanan pengelolaan resusitasi segera untuk pasien gawat, tunjangan kardio-
respirasi jangka pendek dan mempunyai peran memantau serta mencegah
penyulit pada pasien medik dan bedah yang beresiko.
2) Ventilasi mekanik dan pemantauan kardiovaskuler sederhana.
d. Sumber daya manusia
1) Dokter jaga 24 jam dengan kemampuan melakukan resusitasi jantung paru
2) Dokter spesialis on call 24 jam
a) dr. Sp.OG
b) dr. Sp. A
c) dr. Sp. An
e. Ruang Pelayanan
Ruang HCU
3. Pencitraan
a. Radiologi
b. USG ibu dan neonatal
4. Laboratorium
a. Pemeriksaan darah rutin dan urin rutin
b. Kimia darah
c. Gula darah dan bilirubin
4
5. Ruang Pencucian dan penyimpanan alat steril
6. Ruang menyusui
F. LANDASAN HUKUM
5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SDM
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
C. PENGATURAN JAGA
1. Pengaturan jadwal dinas perawat dibuat dan dipertanggung jawabkan oleh Kepala Ruang
(Ka-Ru), disetujui oleh manager Keperawatan dan Kepala SMF .
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke perawat pelaksana
3. Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka perawat
tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan
disesuaikan dengan kebutuhan serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan
disetujui.
4. Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggung jawab shift (PJ Shift) dengan syarat
pendidikan D3 Keperawatan / Kebidanan pengalaman minimal 2 tahun kerja.
5. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam, libur dan cuti.
D. PELATIHAN
Untuk mendapatkan mutu pelayanan, ketrampilan dan pengetahuan perawat yang bekerja
di ruang kebidanan maka diperlukan pelatihan-pelatihan yang mendukung profesionalisme agar
senantiasa dapat memberikan pelayanan yang bermutu seiring dengan perkembanganilmu
pengetahuan kedokteran dan keperawatan. Pelatihan yang dibutuhkan yaitu :
1. Pengenalan tanda kegawat daruratan maternal :
a. Perdarahan
b. Preeklampsia/Eklampsia
2. Pengenalan tanda kegawat daruratan neonatal :
a. Penatalaksanaan pada bayi asfiksia
b. Penatalaksanaan pada bayi sepsis
c. Penatalaksanaan pada bayi BBLR
3. Pelatihan kegawatan
a. Resusitasi Neonatus
4. Pelayanan perawatan sesuai dengan kebutuhan pasien
a. Manajemen laktasi, KB
7
a. Penyegaran SPO mencuci tangan
8
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN
Bed OBGIN
Meja
Resusitasi
Triase
B. STANDAR FASILITAS
Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaraan PONEK harus dipenuuhi hal-hal
berikut :
1. Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman
2. Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan yang lengkap
3. Ruang pulih / observasi pasca tindakan
4. Protokol pelaksanaan dan uraian pelayanan termaksud koordinasi internal
a. Kriteria Umum Ruangan
1) Struktur Fisik
a) Spesifikasi ruang tidak kurang dari 15 - 20 m2
b) Lantai
c) Dinding di lapisi keramik
2) Kebersihan
a) Lantai berwarna terang sehingga kotoran dapat terlihat dengan mudah
b) Ruang bersih dan bebas dari debu, kotoran, sampah atau limbah rumah sakit
3) Pencahayaan
a) Pencahayaan terang dan cahaya alami atau listrik
b) Listrik berfungsi baik, kabel dan steker tidak membahayakan dan lampu
berfungsi baik.
c) Tersedia peralatan gawat darurat
4) Ventilasi
a) Pendingin ruanganberfungsi baik
b) Suhu ruangan harus dijaga 24-26oC
5) Pencucian tangan
9
a) Wastafel dilengkapi dengan dispenser sabun atau desinfektan sabun
b) Pasokan air panas cukup dan dilengkapi pemanas air yang dipasang kokoh di
dinding, pipa ledeng sesuai dan tidak ada kawat terbuka
c) Tisu untuk mengeringkan tangan, diletakkan disebelah waastafel
10
BAB IV
b. Pelayanan KB
1) Sasaran : Setiap pasangan suami istri usia produktif, untuk mengatur
kehamilan.
2) Jenis pelayanan kontrasepsi : IUD, Implant, Suntik, MOW.
c. Kandungan
Pelayanan pemeriksaan wanita dengan gangguan ginekologis, misalnya mioma, kista
uteri, endometriosis.
11
B. PELAYANAN RAWAT INAP
Pelayanan rawat inap terkait secara fungsional dengan instalasi rawat inap dengan
pintu masuk baik dari poliklinik maupun rawat darurat dengan kasus-kasus kehamilan
patologis yang persalinan yang direncanakan maupun kasus-kasus rujukan dengan kondisi
gawat darurat. Pelayanan rawat inap ada pada lantai ada pada lantai 1 Rumah Sakit Haji
Kamino dengan kapasitas 72 tempat tidur, dan untuk neonatus yang lahir di Rumah Sakit
Haji Kamino terdapat 4 box bayi, 1 inkubator. Untuk neonatus kasus rujukan atau lahir di
luar Rumah Sakit Haji Kaminodi rawat di ruang neonatus luar dengan kapasitas 19 box.
1. Klasifikasi Penyakit
Berbagai klasifikasi kasus yang dapat menjadi bagian dalam pelayanan ObstetriNeonatal
adalah :
Kasus terkait dengan kehamilan ibu :
a. Kehamilan normal
b. Pelayanan Kesehatan Maternal dengan masalah yaitu :
1) Syok
2) Perdarahan pada kehamilan muda
3) Perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan
4) Perdarahan pasca persalinan
5) Nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang dan atau koma, tekanan darah tinggi
6) Persalinan lama
7) Malpresentasi dan malposisi
8) Demam dalam kehamilan dan persalinan
9) Demam pasca persalinan
10) Nyeri perut pada kehamilan muda, pada kehamilan lanjut dan persalinan
11) Gerak janin tidak dirasakan
12) Ketuban pecah dini
13) Gawat janin dalam persalinan
Kasus yang terkait dengan kesehatan neonatus
a. Neonatus normal
b. Neonatus bermasalah :
1) Asfiksia neonatorum
2) Tetanus neonatorum
3) Sepsis
4) Trauma lahir
5) Sindroma gangguan pernapasan
6) Bayi berat lahir rendah
7) Kelainan kongenital
8) Ikterus neonatorum
9) Bayi lahir dengan ibu bermasalah ; infeksi hepatitis B, diabetes mellitus.
12
C. SEKSIO CESARIA (SC)
1. Definisi
Adalah suatu prosedur operatif untuk mengeluarkan bayi melalui insisi dinding abdomen
dan uterus.
2. Jenis Seksio
Standar internasional tentang jenis seksio sesaria masih diperdebatkan tetapi klasifikasi
praktis yang digunakan adalah :
a. Primari and repeat CS
b. Emergency and elective CS
c. Lower Segment CS dan Upper Segment CS
d. Postmortem CS
e. Cesarean Hysterectomy
13
5) Memberikan kesempatan pasien dan keluarga untuk mendapatkan penjelasan
ulang.
b. Meminta persetujuan tertulis untuk persetujuan operasi dengan menandatangani
lembar informed consent.
D. RAWAT GABUNG
1. Pengertian Rawat Gabung
Rawat gabung adalah suatu cara perawatan dimana bayi baru lahir ditempatkan
bersama ibunya dalam suat ruangan. Hal ini dimaksudkan agar bayi mudah dijangkau
oleh ibunya selama 24 jam/hari sehingga memungkinkan pemberian ASI kepada bayi
sesuai kebutuhannya.
Rawat gabung adalah membiarkan ibu dan bayinya bersama terus menerus. Pada
rawat gabung /rooming-in bayi diletakan di box bayi yang berada di dekat ranjang ibu
sehingga mudah terjangkau.
b) Tujuan Khusus
1. Memenuhi hak ibu dan bayi untuk selalu berada di samping ibu setiap saat.
2. Bayi segera mendaatkan colostrom dan air susu ibu
3. Bayi mendapat stimulasi mental dini untuk tumbuh kembang anak.
4. Bayi bisa mendapatkan ASI setiap saat
5. Ibu memperoleh dukungan dari suami dan keluarga dalam pemberian ASI
6. Ibu mendapat pengalaman dalam merawat payudara dan cara menyusui yang
benar
7. Ibu dan keluarga memperoleh pengalaman cara merawat bayi baru lahir
8. Ibu dapat merawat dan menjaga bayi setiap saat
14
b. Memberikan kesempatan pada ibu untuk belajar merawat sendiri bayi yang
baru dilahirkannya
c. Memberikan rasa percaya diri dan tanggung jawab kepada ibu untuk merawat
bayinya
d. Memberi kesempatan pada ibu untuk belajar mengenai tangisan sakit, lapar dan
manja
2) Manfaat dari segi fisik ibu
a. Involusi uterus akan terjadi dengan baik, oleh karena dengan menyusui bayi
akan terjadi kontraksi rahim dengan baik akibatnya perdarahan post partum
dapat dikurangi
b. Mempercepat mobilisasi ibu, karena aktifitas ibu merawat sendiri bayinya
c. Mempercepat produksi ASI
d. Menghindari pembengkakan payudara
15
2) Manfaat dari segi fisik petugas kesehatan
a. Pekerjan petugas dalam merawat bayi dan ibu akan berkurang, oleh karena
sebagian tugasnya diambil alih oleh ibu. Petugas mempunyai cukup waktu untuk
melaksanakan pekerjaan lain, misalnya kegiatan komunikasi, informasi dan
edukasi
b. Tak perlu repot menyiapakan dan memberikan susu formula
b. Ibu
Ibu dalam keadaan sehat jasmani dan rohani
2) Untuk Ibu
a) Tempat tidur ibu di usahakan rendah agar ibu lebih mudah untuk naik/turun.
b) Tersedia perlengkapan nifas
3) Ruangan
a) Suhu ruangan hangat , sirkulasi udara cukup
16
b) Ruangan untuk ibu yang masih perlu pengamatan khusus harus dekat dengan ruang
petugas.
4) Sarana
a) Lemari pakaian ibu dan bayi
b) Temat mandi bayi dan pperlengkapannya
c) Tempat cuci tangan ibu (air mengalir)
d) Kamar mandi untuk ibu
e) Sarana penghubung(bel/intercom)
f) Tersedia oster leaflet dan buku-buku tentang perawatan /manajemen laktasi
a. Ibu dan bayi dalam keadaan sehat yang dapat dilakukan Rawat Gabung
1) Lahir sontan baik presentasi keala atau bokong
2) Bila lahir dengan tindakan maka rawat gabung dilakukan setelah bayi cukup
seha,reflek menghisa baik tidak ada tanda infeksi dan sebagainya.
3) Bayi yang lahir dengan section caesaria dengan anastesi umum rawat gabung
dilakukan setelah ibu dan bayi sadar penuh, misalnya 4-6 jam setelah operasi selesai,
bayi tetap disusukan meskipun ibu pakai infuse.
4) Bayi lahir bugar / tidak ada asfiksia (minimal APGAR score 7)
5) Umur kehamilan 37 mgg atau lebih
6) Berat badan lahir 2000-2500 atau lebih
7) Tidak ada tanda-tanda infeksi intrapartum.
b. Ibu dan Bayi dalam Kondisi tidak Sehat yang tidak dapat dilakukan rawat gabung
1) Bayi yang sangat premature
2) Bayi berat lahir </ 2000 – 2500
3) Bayi dengan sepsis
4) Bayi dengan gangguan nafas
5) Bayi dengan cacat bawaan berat misalnya hydrocephalus, meningokel, anensefali,
atresia ani, omfalokel, labio/palatosciziz
6) Ibu dengan infeksi berat misalnya KP, sepsis dsb
7) Kriteria juga ditentukan oleh beberapa aspek pertimbangan klinis, misalnya bayi
dengan BB 2000-2500 meskipun dalam batas normal namun pengawasan sangat ketat.
17
memotivasi ibu melakukan perawatan payudara,cara menyusui perawatan bayi dan
perawatan nifas
4) Mengatasi masalah laktasi
5) Memantau keadaan ibu dan bayi terutama dapat mengindentifikasi kelainan yang
timbul
6) Melakukan pencatatan pelayanan yang diberikan
c. Peran Ibu
1) Memperaktekan hal-hal yang dijelaskan dan diajarkan oleh petugas kesehatan
2) Mengamati kelainan yang terjadi pada bayi atau dirinya dan melaporkan kepada
petugas
b. Cara Menyusui
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui
2) Ibu duduk atau berbaring santai
3) Payudara dipijat/massage supaya lemas
4) Tekan areola antara ibu jari dan telunjuk sehingga keluar beberapa tetes ASI oleskan
pada putting susu dan areola mamae sebelum menyusui
5) Bayi diletakkan di pangkuan bila duduk dan disebalah ibu jika tiduran.
6) Ibu harus memegang payudara dengan posisi ibu jari di atas dan keempat jari lainnya
di bagian bawah payudara.
7) Sebagian besar areola mamae masuk ke mulut bayi.
8) Setiap payudara harus disusui sampai kosong kurang lebih 10-15 menit.
9) Bayi menyusu pada dua dua payudara setelah salah satu payudara terasa kosong.
10) Bila akan melepaskan mulut bayi dan putting susu, masukkan jari kelingking antara
mulut bayi dan ibu.
11) Sesudah selesai menyusui oleskan ASI pada pitting susu dan areola sekitarnya serta
biarkan kering oleh udara.
12) Bayi digendong di bahu ibu dan di pangku tengkurap agar dapat sendawa.
13) Periksa keadaan payudara apakah ada perlukaan / pecah-pecah atau terbendung.
14) Bayi menyusu setiap kali membutuhkan sebagian dengan posisi berubah-ubah.
18
15) Pakailah bahan penyerap ASI di balik kutang di luar waktu menyusui.
c. Petugas
Kesiapan petugas dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi adalah sebagai berikut:
1) Memahami pentingnya rawat gabung untuk kesejahteraan ibu dan bayi.
2) Mampu menilai persyaratan ibu dan bayi untuk dilakukan rawat gabung.
3) Terampil dalam memberikan asuhan rawat gabung untuk kesejahteraan ibu dan bayi.
4) Terampil melakukan asuhan pada ibu dan bayi yang lahir dengan tindakan.
5) Mamu menolong ibu dalam memposisikan bayi dan perlekatan yang baik.
6) Mampu menolong ibu dalam mengatasi kendala yang timbul dalam menyusui
bayinya,misalnya : puting ibu lecet, payudara bengkak dll.
7) Mampu menolong ibu memerah ASI bila ada indikasi medis bayi harus terpisah
dengan ibu.
8) Memahami dan mampu melaksanakan laktasi yang benar
9) Pelatihan petugas untuk menghindari hambatan dalam pelaksanaan gabung.
19
Untuk melaksanakan rawat gabung perlu adanya sarana dan prasarana yang mendukung
antara lain :
1) Ruang Klinik Kebidanan (ANC) dilengkapi dengan ruang konsultasi dan pojok laktasi.
2) Kamar bersalin : ruang nifas dengan rawat gabung dengan ruang penyuluhan dan
bimbingan
3) Ruang perinatologi
4) Sarana dan prasarana yang tersedia harus memenuhi persyaratan rawat gabung.
11. Dokumentasi
Pencatatan merupakan bukti dari kualitas pelayanan/asuhan yang diberikan kepada
ibu dan bayi , hal-hal yang erlu ditulis/direkam pada pencatatn dan pelaoran rawat gabung
adalah :
a. Cakupan Rawat Gabung
1) Jumlah rawat gabung
a) Rawat gabung penuh
b) Rawat gabung parsial
2) Inisiasi Menyusui Dini
3) Menyusui On Cue
20
Pendokumentasian rawat gabung menggunakan formulir :
1) Formulir follow up bayi
2) Informasi dan persetujuan IMD dan Rawat Gabung
3) Formulir rawat gabung dan ASI Ekslusif
b. Jumlah Persalinan
1) Persalinan Normal
2) Persalinan dengan Tindakan
21
Menggantikan perawatan bayi baru lahir dalam incubator dengan ibu bertindak seperti
ibu kanguru yang mendekap anaknya dengan tujuan mempertahankan suhu stabil dan
optimal(36.5 0C – 37.5 0C).
3. Tujuan
Ibu bertindak deperti ibu kanguru yang mendekap bayinya dengan tujuan
memertahankan suhu bayi stabil dan optimal. Suhu optimal ini diperoleh dengan kontak
langsung secara terus menerus.
Literatur terbaru menambahkan satu komponen lagi sehingga menjadi 4 terdiri dari :
a. Posisi kanguru
Yaitu menematkan bayi pada posisi tegak didada ibunya diantara kedua payudara ibu,
tanpa busana bayi hanya menggunakan ook sarung kaki dan tangan serta topi. Posisi bayi
diamankan dengan kain panjang dan kepala byi di palingkan ke kanan atau kekiri dan
22
setengah tengadah, agar jalan nafas bayi teta terbuka dan terjadi kontak mata denga ibu
dan bayi.
b. Nutrisi kanguru
Merupakan salah satu manfaat PMK yaitu menngkatkan pemberian ASI secara langsung
maupun dengan pemberian ASI perah.
c. Support kanguru
Merupakan bentuk bantuan secara fisik maupun emosional, yang di dapat dari petugas
kesehatan, seluruh anggota keluarga ibu sdan masyarakat.
Informasi dan edukasi sebaiknya sudah di berikan sejak kunjungan pertama antenatal.
d. Pemulangan
Membiasakan ibu melakukan PMK shingga pada saat ibu pulang dengan bayi.metode ini
merupakan salah satu teknologi tepat guna yang sederhana murah serta dapat digunakan
di rumah.
b. Untuk Ibu
1) Mempermudah pemberian ASI
2) Ibu menjadi lebih percaya diri dalam merawatan bayi
3) Ibu lebih saying terhadap bayinya.
c. Untuk Ayah
Meningkatkan hubungan yang erat antara bayi dan ayah
23
8. Cara Perawatan Metode Kanguru
Perawatan Metode Knguru dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
a. PMK Intermiten
Dilakukan pada bayi dengan penyakit atau kondisi berat membutuhkan perawatan intensif
dan khusus di ruang rawat perinatologi, bahkan mungkin memerluakan bantuan alat. PMK
tidak dilakukan sepanjang waktu melainkan sewaktu waktu saat ibu berkunjung minimal 1
jam .
b. PMK Kontinu
Dilakukan pada bayi dengan kondisi stabil dan bayi tidak memerlukan alat bantuan nafas.
PMK dilakukan secara kontinu Selama perawatan bayi bersama ibunya di ruang perawatan
gabung.
c. Cara Merawat Tali Pusat
1) Siapakan alat-alat
2) Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat
3) Tali pusat dibersihkan dengan kain steril kering,ujung tali usat di oles bethadin kemudian
dibungkus dengan kasa steril kering.
4) Setelah tali pusat lepas atau puput beri kasa dengan betadin sedikit tutup di panggkal tali
usat setelah itu tidak usah di tutup lagi.
24
2. Pelaksanaan Metode Kanguru
Dapat dilaksanakan pada waktu :
a. Segera setelah lahir
b. Setelah bayi dapat bernafas sendiri tanpa bantuan O2
c. Saat bayi sudah lepas dari perawatan inkubator
25
2. ASI Ekslusif
ASI Ekslusif adalah makanan tunggal yang terbaik yang memenuhi semua
kebutuhan tumbuh kembang bayi sampai dengan usia bayi 6 bulan. ASI yang pertama
disebut kolostrom atau “cairan emas” karena berwarna kekuningan mengandung protein
dan antibody yang tidak dapat diperoleh dari sumber lain termasuk susu formula.
4. Proses IMD
a. Dalam 30 menit pertama
Istirahat keadaan siaga, sekali-kali melihat ibu dan menyesuaikan dengan
lingkungan.
b. Antara 30-40 menit
Mengeluarkan suara memasukan tangan kemulut, gerakan menghisap,
mengeluarkan liur, bergerak kearah payudara (areola sebagai sasaran|) dengan kaki
menekan perut ibu. Menjilat-jilat kulit ibu sampai akhinya mendapatkan puting
susu akhirnya mengulum puting susu.
26
6) Bayi jarang mengalami diare karena komposisi ASI sesuai dengan kebutuhan
bayi.
7) Komposisi dan volume ASI cukup untuk kebutuhan bayi sampaid engan 6
bulan.
8) ASI mudah dicerna karnamengandung enzim-enzim.
9) Tidak membertakan fungsi ginjal.
c. Untuk Ibu
1) Mengurangi perdarahan postpartum
2) Mengembalikan berat badan seperti sebelum hamil
3) Hubungan ibu dan bayimakin dekat
4) Menunda kehamilan atau salah satumetode kontrasepsi
5) Mengurangi resiko kanker payudara
6) Pemulihan ibu lebih cepat
27
9. Cara Memperbanyak Produksi ASI
a. Menyusui sesering mungkin
b. Motivasi yang kuat untuk menyusui bayi
c. Perawatan payudara
d. IMD segera setelah bayi lahir
e. Nutrisi ibu tercukupi
11. Pencatatan
Pencatatan adalah bukti dari kualitas pelayanan asuhan yang telah diberikan.:
a. Pencatatan
1) Formulir follow up bayi
2) Informasi dan persetujuan IMD dan ASI ekslusif
3) Formulir IMD dan rawat gabung
b. Jumlah Persalinan
1) Persalinan normal
2) Persalinan dengan tindakan
c. Status kesehatan
1) Kondisi ibu (Sehat/beresiko)
2) Kondisi bayi ( Sehat/beresiko )
G. SISTEM RUJUKAN
1. Pengertian Rujukan
Sistem rujukan merupakan penyelenggaraan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas
dan tanggung jawab secara timbal balik vertikal maupun horizontal, maupun struktural
dan fungsional terhadap kasus penyakit atau masalah penyakit atau permasalahan
kesehatan. Kegiatan rujukan mecakup :
a. Rujukan Pasien
Rujukan pasien internal adalah rujukan antar spesialis dalam satu rumah sakit.
Rujukan eksternal adalah rujukan antar spesialis keluar rumah sakit dengan
mengikuti sistem rujukan yang ada.
b. Rujukan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk peningkatan kemampuan
tenaga kesehatan (dana, alat, dan sarana).
c. Rujukan Manajemen
Dapat berupa permintaan kepada unit yang lebih mampu atau bantuan kepada unit
yang kurang mampu untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu yang tidak dapat
diatasi sendiri.
2. Sistem pelayanan rujukan maternal dan perinatal di Rumah Sakit Haji kamino
Bila pasien maternal dan perinatal tidak dapat ditangani sendiri segera rujuk ke
sarana kesehatan yang lebih lengkap fasiulitas dan tenaga kesehatannya. harus ada
28
koordinasi, mudah sehingga tidak merugikan pasien. Mudah, cepat, dan tepat adalah
yang utama.
Rujukan internal rumah sakit berpedoman kepada prosedur rujukan di dalam rumah
sakit dan mekanisme kerja di bagian/instalasi anak, obstetri dan ginekologi. Rujukan
eksternal mengikuti mekanisme rujukan sesuai jenjang pelayanan.
29
BAB V
LOGISTIK
9 USG 1 Standar
ATK
1 Komputer 1 Pentium 4
3 CPU 1 Standar
ART
30
9 Sapu 1 Plastik Standar
6 AC 1 Panasonic 1 PK
6 AC 1 LG 2 PK
6 AC 1 Panasonic 2 PK
Emergency Kid
Obat :
32
1 Mylon/Nabic 2 Fles / inj 25ml
6
1 Spuit 10 cc 2 Buah
9
2 Spuit 5 cc 2 Buah
0
2 Spuit 3 cc 2 Buah
1
2 Spuit 1 cc 2 Buah
2
2 Hansaplast 5 Buah
9
Cairan Infus :
33
5 KaEN 3B 2 Kolf 500ml
Alkes disposible:
8 Chromic 10 0
1 Hypapix 2 10 x 5 cm
3
34
2 Masker surgical 2 Kaca Standar
2
Lemari Obat
35
1 Mylon/Nabic 8,4% 5 flas 25cc
7
2 Spinocaine 5
5
2 Kaltrofen Supp 10
6
E. RUANG LINEN
No
Nama Alat Jumlah Spesifikasi Ukuran Keterangan
.
36
11. Keset 4 Handuk 60x100 cm
F. RUANG PANTRY
No
Nama Alat Jumlah Spesifikasi Ukuran Keterangan
.
No
Nama Alat Jumlah Spesifikasi Ukuran Keterangan
.
A Alkes
B ART
37
2. Sikat WC 4 Plastic Standar
C APD
1. KAMAR BAYI
Ukura
No Nama Alat Jumlah Spesifikasi Keterangan
n
A Alkes
9 Oxygen 2 Standar
11 Humidifier 1 Standar
38
13 Emergency Kit 1 Standar
18 CPAP 1 Standar
B ATK
1. Hp 1 Nokia Standar
C ART
9 Termos 1 1 ltr
11 AC 1 LG Standar
D Obat-Obatan
1 Incubator 2 Tesenna
2. Timbangan 1
39
3. Toples 1
4. Korentang 1 Stainlees
7 Tiang infuse 1
8. Stetoskop 1 Litman
Alkes
3 Hypafix 1
6 Spuit no 10 cc 1 Terumo
7 Spuit no 50 cc 1 Terumo
8 Spuit no 1 cc 2 Terumo
10 Urine collector 1
11 NS 1 Otsu
14 Xylocain jelly 1
Obat-obatan
1 Lasix 1 2 cc
2 Phenitoin 1 2 cc
3 Ranitidine 1 2 cc
4 Dexamethasone 1 2 cc
5 Heparin 1 5000 iu
6 Morphine 1 1 cc
7 Aminophylin 1 10 mg
8 OMZ 1 40 mg
Set infuse
40
1 Pinset anatomis 1 stainless Standar
OBAT
1 Epineprin 2 1 cc
2 Ca glukonas 1 10 cc
3 Dormicum 1 5 cc
4 Sulfa Atropine 2 1 cc
5 Neo K 2 1 cc
6 Meylon 1 25 cc
7 Dektrose 10 % 1 500 cc
8 Na Cl 0,9% 2 25 cc
9 NS 1 500 cc
11 KCL 2 25 cc
ALKES
41
1 Abocath no 22 2 Terumo Standar
21 Mikropore 1 Standar
42
33 Laringoscop 1 Riester Standar
Setiap peralatan yang ada baik medis dan non medis harus dilakukan
pemeliharaan,perbaikan dan kalibrasi agar peralatan dapat tetap terpelihara dan dapat
digunakan sesuai dengan fungsinya.
Tujuan :
a. Agar peralatan yang ada dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan tujuan agar nilai yang
dikeluarkan dari alat medis sesuai dengan nilai yang diinginkan
b. Agar peralatan yang ada dapat tetap terpelihara dan siap digunakan
c. Sebagai bahan informasi untuk perencanaan peremajaan peralatan medis yang diperlukan.
Prosedur
a. Untuk perbaikan peralatan yang rusak mengisi buku permintaan perbaikan dan
diantarkebagian tehnisi beserta alat yang rusak.
b. Setelah alat diperbaiki di tehnisi ,alat dikembalikan di ruangan.
c. Bila alat tidak dapat diperbaiki oleh tehnisi internal,maka alat diperbaiki oleh tehnisi
luar(melalui bagian pembelian).
43
BAB VI
A. DEFINISI
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman
B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumahsakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumahsakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
D. PROGRAM PENGAMANAN
1. Program pengamanan Fasilitas dan Peralatan
44
Sistem pemeriksaan secara berkala harus dilakukan terhadap semua peralatan untuk
pertolongan maternal dan perinatal antara lain: alat-alat listrik, gas medis (O2), AC,
saluran udara (ventilasi), peralatan anasthesi, alat-alat gawat darurat, dan alat-alat
resusitasi. Daerah pengamanan listrik paling sedikit diperiksa 2 (dua) bulan sekali dan
catatan daerah-daerah yang diperiksa, prosedur yang diikuti dan hasilnya harus disimpan
dengan baik. Alat-alat ini harus dipelihara oleh teknisi yang terlatih. Bila mungkin
pemeliharaan oleh ahli tekhnik atau konsultan dari luar rumah sakit.
E. TATA LAKSANA
1. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien.
2. Melaporkan pada dokter jaga ruangan.
3. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter.
4. Mengobservasi keadaan umum pasien.
5. Mendokumentasikankejadian tersebut pada formulir "Pelaporan Insiden Keselamatan".
45
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. PENDAHULUAN
HIV/ AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi lebih
tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejala. Setiap hari ribuan anak berusia
kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV. dari
keseluruhan kasus baru 25% terjadi dinegara-negara berkembang yang belum mampu
menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus yang
sangat bermakna. Ledakan kasus HIV/ AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara langsung
kemasyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan dimasyarakat cukup
tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelindung, pelayanan kesehatan yang
belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik, penggunaaan
bersama peralatan menembus kulit: tato, tindik, dll).
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai
resiko terpajan infeksi. Oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan
keselamatan dirinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.
B. TUJUAN
1. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajiban dapat melindungi diri
sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
2. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko
tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerja untuk menghindarkan
paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip " Universal Precaution".
46
C. TINDAKAN YANG BERESIKO TERPAJAN
Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah
menjaga higien sanitasi individu, higien sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga
prinsip tersebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu:
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah kontak
dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai.
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan.
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
47
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu yang digunakan di Rumah Sakit Haji Kamino dalam memberikan pelayanan adalah :
48
BAB IX
PENUTUP
Angka kematian ibu dan angka kematian bayi semakin meningkat dan tidak mengalami
perubahan berarti pada lima tahun terakhir. Keadaan ini akan meningkat bila tidak segera
diantisipasi dengan berbagai terobosan yang optimal. Kasus kebidanan yang sifatnya akut dan fatal
akan menurunan kondisi kesehatan pada ibu hamil dan bayi di masyarakat dan akan mempengaruhi
prestasi dan kinerja generasi mendatang.
Pada saat ini sesuai era desentralisasi, kebijakan ini amat perlu didukung oleh dinas kesehatan
provinsi/kabupaten daerah sehingga terjadi sinkronisasi antara perencanaan Menteri Kesehatan RI
yang menghasilkan suatu visi yang saling memperkuat dalam penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Perawatan perinatal tidak dapat dipisahkan dengan riwayat kehamilan seorang ibu, sedangkan
angka kematian maternal sendiri masih sangat tinggi, yang banyak disebabkan karena perdarahan,
infeksi, dan hipertensi. Oleh sebab itu peningkatan kualitas dari pelayanan obstetric dari pusat
rujukan adalah sangat penting. Rumah Sakit Haji Kamino sebagai tempat pelayanan yang terkait
secara khusus dalam pelayanan perinatal resiko tinggi berperan juga untuk meningkatkan kualitas
pelayanannya dalam keikutsertakan untuk menurunkan angka kematian maternal neonatal.
49
DAFTAR PUSTAKA
3. Departemen Kesehatan (2009), Pedoman Pelayanan Maternal dan Perinatal pada Rumah
Sakit Umum Kelas B, C dan D, Edisi Kedua : Jakarta.
4. Departemen Kesehatan (2007), Pedoman Rawat Gabung Ibu dan Bayi, Direktorat Bina
Pelayanan Keperawatan, Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik, Jakarta.
5. Departemen Kesehatan (2009), Pedoman Pelayanan Kesehatan Berat Bayi Baru Lahir
Rendah dengan Perawatan Metode Kanguru di Rumah Sakit dan Jejaringnya. Depkes RI,
Jakarta.
6. Departemen Kesehatan (2009), Pedoman Pelaksanaan Program Rumah Sakit Sayang Ibu
50