Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kita semua mengetahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi yaitu AKI : 228/100.000 kelahiran hidup (KH) dan
AKB: 34/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). Sedangkan target RP JMN DepKes 2004-
2009AKI: 226/100.000 KH dan AKB : 26/1000 KH. Dalam Konferensi Tingkat Tinggi
Persatuan Bangsa-bangsa(2000) telah disepakati berbagai komitmen tentang Tujuan
Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals) pada tahun 2005, ada dua
sasaran dan indikator secara khusus terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan anak yaitu :

1. Mengurangi dua pertiga Angka Kematian Bayi dan Balita.


2. Mengurangi tiga perempat Angka Kematian Ibu dalam proses melahirkan.

Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 menyebutkan bahwa penyebab


kematian ibu terbanyak di Indonesia adalah perdarahan (28%), Eklampsia (24%), Infeksi
(11%), partus macet/lama (8%) dan aborsi (5%) sedangkan penyebab kematian bayi baru
lahir yang terbanyak adalah karena BBLR (29%), asfiksia (27%), infeksi dan tetanus
(15%), masalah pemberian minum (10%), gangguan hematologi (6%), lain-lain (13%). Hal
tersebut kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan pengambilan keputusan, merujuk dan
mengobati. Sedangkan kematian Ibu umumnya disebabkan perdarahan (25%), infeksi
(15%), pre eklamsia/ eklamsia (15%), persalinan macet dan abortus. Mengingat kematian
ibu mempunyai hubungan yang erat dengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan
dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadun di tingkat nasional dan regional.

Pelayanan Obstetri dan Neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan


bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit dan Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Dasar (PONED) di tingkat Puskesmas.

Rumah Sakit PONEK 24 jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam
pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal yang sangat berperan dalam
menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK adalah
ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana dan manajemen
yang handal.

Untuk mencapai dalam bidang tertentu, tenaga kesehatan memerlukan pelatihan-


pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan dan perubahan perilaku dalam
pelayanan kepada pasien.

Komplikasi obstetrik tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin saja
terjadi pada ibu hamil yang diidentifikasi normal. Oleh karena itu kebijakan Rumah Sakit
adalah mendekatkan pelayanan obstetri dan neonatal sedekat mungkin kepada setiap ibu
hamil sesuai dengan pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS) yang mempunyai 3 pesan
kunci yaitu :
1. Persalinan bersih dan aman oleh tenaga terampil
2. Penanganan komplikasi kehamilan dan persalinan secara adekuat

1
3. Setiap kehamilan harus diinginkan dan tersedianya akses bagi penanganan komplikasi
abortus tidak aman.

Penyebab kematian pada prenatal/neonatal pada umumnya berkaitan dengan


kesehatan ibu selama kehamilan. Kesehatan janin selama didalam kandungan dan proses
pertolongan persalinan yang bermasalah. Oleh karena itu perlu adanya strategi penurunan
kematian / kesakitan maternal perinatal dengan sistem Pelayanan Maternal Regional yaitu
dukungan bagi MPS di Indonesia dengan upaya :
1. Menyiapkan Pelayanan yang siap siaga 24 jam
2. Meningkatkan mutu sumber daya manusia dengan pelatihan berkala mengenai
pelayanan kegawatdaruratan
3. Bekerjasama dengan dinas dalam surveillance/audit kematian ibu dan bayi.

Selanjutnya diharapkan Pedoman Penyelenggaraan PONEK di Rumah Sakit ini


dapat dijadikan panduan bagi Tim PONEK di Rumah Sakithaji kamino Kabupaten Way
kanan dalam melaksanakan program PONEK serta bagi dinas kesehatan
propinsi/kabupaten/kota dapat dipergunakan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu
(AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di wilayah kerjanya.

B. TUJUAN
1. Umum
Meningkatkan Pelayanan Maternal dan Perinatal yang bermutu dalam upaya penurunan
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Rumah Sakit.

2. Khusus
a. Adanya kebijakan Rumah Sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan
PONEK
b. Terbentuknya tim PONEK RS
c. Tercapainya kemampuan teknis tim PONEK sesuai standar kinerja.
d. Adanya koordinasi dan sinkronisasi antara pengelola dan penanggung jawab pada
tingkat kabupaten / kota, propinsi dan pusat dalam manajemen program PONEK.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN PONEK DI RUMAH SAKIT HAJI KAMINO


Upaya Pelayanan PONEK :
1. Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitif
2. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di ruang tindakan
3. Penanganan operatif cepat dan tepat
4. Perawatan intensif ibu dan bayi
5. Pelayanan asuhan antenatal resiko tinggi

Ruang lingkup pelayanan PONEK di Rumah Sakit Haji Kamino antara lain :
1. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis
a. Pelayanan Kehamilan
b. Pelayanan Persalinan
c. Pelayanan Nifas
d. Asuhan bayi baru lahir level 1
e. Imunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)

2
2. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Dengan Resiko Tinggi
Masa Ante Natal
a. Perdarahan pada Kehamilan Muda
b. Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut
c. Gerak janin tidak dirasakan
d. Demam dalam kehamilan dan persalinan
e. Kehamilan Ektopik (KE) dan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
f. Kehamilan dengan nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang dan koma, tekanan
darah tinggi
g. Hyperemesis Gravidarum

Masa Intranatal

a. Persalinan dengan parut uterus ( riw. SC)


b. Persalinan dengan distensi uterus
c. Gawat janin dalam persalinan
d. Pelayanan terhadap syok
e. Penangana pecah Ketuban Dini
f. Induksi dan akselerasi persalinan
g. Aspirasi vakum manual
h. Sectio Cesarea
i. Episiotomi
j. Malpresentasi dan malposisi
k. Distosia bahu
l. Prolapsus tali pusat
m. Plasenta manual
n. Perbaikan robekan serviks
o. Perbaikan robekan dinding uterus
p. Perbaikan robekan vagina dan perineum
q. Histerektomi
r. Kompresi bimanual dan aorta
s. Dilatasi dan Kuretage
t. Ligase arteri uterina
u. Bayi baru lahir dengan asfiksia
v. BBLR
w. Resusitasi bayi baru lahir

Masa post natal


a. Masa nifas
b. Demam pasca persalinan
c. Perdarahan pasca persalinan
d. Keluarga Berencana
e. Nyeri perut pasca persalinan

3. Pelayanan kesehatan neonatal dengan Resiko Tinggi


a. Asuhan bayi baru lahir
b. Hiperbilirubin
c. Asfiksia
d. Trauma kelahiran
e. Hipoglikemi
f. Kejang
3
g. Sepsis neonatal
h. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
i. Gangguan pernapasan
j. Aspirasi mekonium
k. Inisiasi MenyusuDini
l. Kanggaro mother care
m. Resusitasi neonatus
n. Pemberian minum pada bayi resiko tinggi

4. Pelayanan ginekologis
a. Kehamilan ektopik
b. Perdarahan uterus disfungsi
c. Perdarahan menomenorhagia
d. Kista ovarium akut
e. Radang pelvik akut
f. Abses pelvik
g. Infeksi saluran genitalia
h. Mioma uteri

D. BATASAN OPERASIONAL
1. Perawatan Intensif
a. Jenis pelayanan
1) Pemantauan terapi cairan
2) Pengawasan gawat nafas / ventilator
3) Perawatan sepsis
b. Tempat pelayanan
High Care Unit
c. Kompetensi
1) Pelayanan pengelolaan resusitasi segera untuk pasien gawat, tunjangan kardio-
respirasi jangka pendek dan mempunyai peran memantau serta mencegah
penyulit pada pasien medik dan bedah yang beresiko.
2) Ventilasi mekanik dan pemantauan kardiovaskuler sederhana.
d. Sumber daya manusia
1) Dokter jaga 24 jam dengan kemampuan melakukan resusitasi jantung paru
2) Dokter spesialis on call 24 jam
a) dr. Sp.OG
b) dr. Sp. A
c) dr. Sp. An

e. Ruang Pelayanan

Ruang HCU

3. Pencitraan
a. Radiologi
b. USG ibu dan neonatal

4. Laboratorium
a. Pemeriksaan darah rutin dan urin rutin
b. Kimia darah
c. Gula darah dan bilirubin
4
5. Ruang Pencucian dan penyimpanan alat steril
6. Ruang menyusui

E. KRITERIA RUMAH SAKIT PONEK 24 JAM


Tim PONEK
 2 dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi*
 2 dokter spesialis Anak*
 2 dokter IGD
 3 Bidan
 2 perawat*

F. LANDASAN HUKUM

1. UU Republik Indonesia no.36 tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. UU Republik Indonesia no. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. UU Repuplik Indonesia no. 44tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. PerMenKes Repuplik Indonesia no 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar
Pelayanan Kedokteran
5. PermenKes Repuplik IndonesiaI no 512/ MENKES/PER /IV/2007 tentang Izin Praktek
dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
6. PerMenKes Repuplik Indonesia no.369/MENKES/SK/III/2010 tentang Standar
Pelayanan Bidan
7. KepMenKes no.1051/MENKES/SK/XI/2008 tentang Pelayanan Obstetrik Neonatal
Emergency Komprehensif.

5
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SDM

No Jenis Tenaga Tugas Jumlah

1 Dokter Spesialis Obstetri & Penanggung jawab pelayanan kesehatan 4


Gynekologi maternal & neonatal

2 Dokter Spesialis Anak Pelayanan kesehatan perinatal dan anak 1

3 Dokter Spesialis Anasthesi Pelayanan anesthesi 1

4 Dokter terlatih Penyelenggaraan pelayanan medik 1

5 Bidan koordinator Koordinator asuhan pelayanan medik 1

6 Bidan penyedia Koordinator tugas, sarana dan prasarana 1

7 Bidan pelaksana Pelayanan asuhan kebidanan 2

8 Perawat koordinator Asuhan keperawatan 1

9 Perawat pelaksana Asuhan Keperawatan 2

10 Petugas laboratorium Pelayanan pemeriksaan penunjang 4

11 Petugas administrasi Administrasi dan keuangan 1

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

Pola pengaturan ketenagaan di ruang VK yaitu :

1. Untuk Dinas Pagi


Petugas yang ada berjumlah 4 (tiga) orang dengan kategori :
a. 1 orang Ka Ru
b. 2 orang pelaksana
2. Untuk Dinas Sore
a. 1 orang PJ Shift
b. 3 orang pelaksana
3. Untuk Dinas Malam
a. 1 orang PJ Shift
b. 1 orang pelaksana

Pola pengaturan ketenagaan di ruang kebidanan yaitu :

1. Untuk Dinas Pagi


Petugas yang ada berjumlah 3 (tiga) orang dengan kategori :
a. 2 orang pelaksana
b. 1 orang pekarya

2. Untuk Dinas Sore


6
a. 1 orang PJ Shift
b. 1 orang pelaksana

3. Untuk Dinas Malam


a. 1 orang PJ Shift
b. 1 orang pelaksana

Pola pengaturan ketenagaan di ruang perinatal yaitu :


1. Untuk Dinas Pagi
Petugas yang ada berjumlah 3 (tiga) orang dengan kategori :
a. 1 orang Ka Ru
b. 1 orang pelaksana
c. 1 orang pekarya
2. Untuk Dinas Sore
a. 1 orang PJ Shift
b. 2 orang pelaksana
3. Untuk Dinas Malam
a. 1 orang PJ Shift
b. 1 orang pelaksana

C. PENGATURAN JAGA
1. Pengaturan jadwal dinas perawat dibuat dan dipertanggung jawabkan oleh Kepala Ruang
(Ka-Ru), disetujui oleh manager Keperawatan dan Kepala SMF .
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke perawat pelaksana
3. Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka perawat
tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan
disesuaikan dengan kebutuhan serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan
disetujui.
4. Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggung jawab shift (PJ Shift) dengan syarat
pendidikan D3 Keperawatan / Kebidanan pengalaman minimal 2 tahun kerja.
5. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam, libur dan cuti.

D. PELATIHAN
Untuk mendapatkan mutu pelayanan, ketrampilan dan pengetahuan perawat yang bekerja
di ruang kebidanan maka diperlukan pelatihan-pelatihan yang mendukung profesionalisme agar
senantiasa dapat memberikan pelayanan yang bermutu seiring dengan perkembanganilmu
pengetahuan kedokteran dan keperawatan. Pelatihan yang dibutuhkan yaitu :
1. Pengenalan tanda kegawat daruratan maternal :
a. Perdarahan
b. Preeklampsia/Eklampsia
2. Pengenalan tanda kegawat daruratan neonatal :
a. Penatalaksanaan pada bayi asfiksia
b. Penatalaksanaan pada bayi sepsis
c. Penatalaksanaan pada bayi BBLR
3. Pelatihan kegawatan
a. Resusitasi Neonatus
4. Pelayanan perawatan sesuai dengan kebutuhan pasien
a. Manajemen laktasi, KB

5. Program Pengendalian infeksi

7
a. Penyegaran SPO mencuci tangan

6. Program keselamatan dan kesehatan kerja


a. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

8
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN

Bed OBGIN

Meja
Resusitasi

Triase

Isolasi Toilet Wastafel

B. STANDAR FASILITAS
Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaraan PONEK harus dipenuuhi hal-hal
berikut :
1. Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman
2. Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan yang lengkap
3. Ruang pulih / observasi pasca tindakan
4. Protokol pelaksanaan dan uraian pelayanan termaksud koordinasi internal
a. Kriteria Umum Ruangan
1) Struktur Fisik
a) Spesifikasi ruang tidak kurang dari 15 - 20 m2
b) Lantai
c) Dinding di lapisi keramik

2) Kebersihan
a) Lantai berwarna terang sehingga kotoran dapat terlihat dengan mudah
b) Ruang bersih dan bebas dari debu, kotoran, sampah atau limbah rumah sakit
3) Pencahayaan
a) Pencahayaan terang dan cahaya alami atau listrik
b) Listrik berfungsi baik, kabel dan steker tidak membahayakan dan lampu
berfungsi baik.
c) Tersedia peralatan gawat darurat
4) Ventilasi
a) Pendingin ruanganberfungsi baik
b) Suhu ruangan harus dijaga 24-26oC
5) Pencucian tangan
9
a) Wastafel dilengkapi dengan dispenser sabun atau desinfektan sabun
b) Pasokan air panas cukup dan dilengkapi pemanas air yang dipasang kokoh di
dinding, pipa ledeng sesuai dan tidak ada kawat terbuka
c) Tisu untuk mengeringkan tangan, diletakkan disebelah waastafel

b. Kriteria Khusus Ruangan


Adanya tempat cuci tangan di ruang Obstetri dan Neonatus.

c. Area resusitasi dan stabilisasi di ruang Obstetri dan Neonatus


1) Tempat tidur bersalin serta tiang infus
2) Inkubator
3) Infant warmer
4) Pemancar panas
5) Meja, kursi
6) Aliran udara bersih dan sejuk
7) Pencahayaan
8) Lampu sorot dan lampu darurat
9) Mesin isap
10) Oksigen dan tabungnya atau berasal dari sumber dinding (central).
11) Lemariberisi : partus set, kuret set, vakum, obat-obatan, cairan infus, dan abhp
12) Alat resusitasi dewasa atau bayi
13) Wastafel dengan air mengalir
14) Alat komunikasi dan telpon
15) Nurse station
16) Kamar kerja
17) Toilet pasien dan staff
18) Spoel hoek
19) Ruang loker
20) Lemari linen
21) Gudang
22) Dapur.

d. Prasarana dan Sarana Penunjang


1) USG
2) Laboratorium
3) Radiologi

10
BAB IV

TATA LAKSANAN PELAYANAN

A. PELAYANAN RAWAT JALAN


Tata laksana pelayanan perinatal resiko tinggi dalam ruang lingkup pelayanan rawat
jalan terkait dengan kegiatan terprogram dari instalasi rawat jalan yaitu dalam pelayanan di
Poli Kebidanan dan Kandingan. Poliklinik Anak yang terjadwal setiap hari kerja Senin
sampai dengan Jumat jam 11.00 sampai dengan jam 16.00.

Kegiatan Pelayanan Rawat Jalan adalah :


1. Poliklinik Anak
a. Pemeriksaan rutin bayi baru lahir dan perawatan tali pusat
Pemeriksaan rutin bayi baru lahir dilakukan setiap hari kerja pukul 11.00 sampai
dengan 16.00 WIB oleh dokter spesialis anak meliputi penimbangan berat badan,
pemeriksaan kondisi umum dan fisik, pemantauan pemberian ASI dan kemampuan
minum bayi.
Pada saat perawatan tali pusat, dilakukan juga pemeriksaan tanda-tanda adanya
infeksi pada tali pusat, serta edukasi mengenai cara perawatan tali pusat yang benar
kepada orang tua.
Dalam pemantauan pada bayi kurang bulan dilakukan pemantauan secara
berkala terhadap pertumbuhan dan perkembangan apakah sudah dapat tumbuh kejar
pada kronologis pertumbuhannya, komplikasi atau gangguan perkembangan yang
mungkin terjadi.

2. Poliklinik Kebidanan dan Kandungan


a. Pelayanan pasien di poliklinik kebidanan dan kandungan dilakukan oleh dokter
spesialis kebidanan dan kandungan setiap hari kerja jam 14.00 sampai dengan jam
18.00 meliputi :
1) Perawatan masa hamil yang meliputi kondisi kandungan. Pada kasus tertentu
dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium dan USG.
2) Perawatan masa nifas bagi ibu post partum, meliputi pencatatan keluhan,
pemeriksaan fisik, perawatan luka episiotomi atau luka post operasi.
3) Dalam pelayanan pasien di poliklinik ini dilakukan juga deteksi dini kehamilan
yang mempunyai resiko tinggi serta penatalaksanaannya bahkan pencegahan
komplikasi lebih lanjut dengan intervensi pengobatan yang diperlukan,
dilakukan pencatatan serta perencanaan dalam proses persalinanuntuk resiko
tinggi.

b. Pelayanan KB
1) Sasaran : Setiap pasangan suami istri usia produktif, untuk mengatur
kehamilan.
2) Jenis pelayanan kontrasepsi : IUD, Implant, Suntik, MOW.

c. Kandungan
Pelayanan pemeriksaan wanita dengan gangguan ginekologis, misalnya mioma, kista
uteri, endometriosis.

11
B. PELAYANAN RAWAT INAP

Pelayanan rawat inap terkait secara fungsional dengan instalasi rawat inap dengan
pintu masuk baik dari poliklinik maupun rawat darurat dengan kasus-kasus kehamilan
patologis yang persalinan yang direncanakan maupun kasus-kasus rujukan dengan kondisi
gawat darurat. Pelayanan rawat inap ada pada lantai ada pada lantai 1 Rumah Sakit Haji
Kamino dengan kapasitas 72 tempat tidur, dan untuk neonatus yang lahir di Rumah Sakit
Haji Kamino terdapat 4 box bayi, 1 inkubator. Untuk neonatus kasus rujukan atau lahir di
luar Rumah Sakit Haji Kaminodi rawat di ruang neonatus luar dengan kapasitas 19 box.

1. Klasifikasi Penyakit
Berbagai klasifikasi kasus yang dapat menjadi bagian dalam pelayanan ObstetriNeonatal
adalah :
Kasus terkait dengan kehamilan ibu :
a. Kehamilan normal
b. Pelayanan Kesehatan Maternal dengan masalah yaitu :
1) Syok
2) Perdarahan pada kehamilan muda
3) Perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan
4) Perdarahan pasca persalinan
5) Nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang dan atau koma, tekanan darah tinggi
6) Persalinan lama
7) Malpresentasi dan malposisi
8) Demam dalam kehamilan dan persalinan
9) Demam pasca persalinan
10) Nyeri perut pada kehamilan muda, pada kehamilan lanjut dan persalinan
11) Gerak janin tidak dirasakan
12) Ketuban pecah dini
13) Gawat janin dalam persalinan
Kasus yang terkait dengan kesehatan neonatus
a. Neonatus normal
b. Neonatus bermasalah :
1) Asfiksia neonatorum
2) Tetanus neonatorum
3) Sepsis
4) Trauma lahir
5) Sindroma gangguan pernapasan
6) Bayi berat lahir rendah
7) Kelainan kongenital
8) Ikterus neonatorum
9) Bayi lahir dengan ibu bermasalah ; infeksi hepatitis B, diabetes mellitus.

2. Penyelesaian dan pengembalian Rekam Medis


Data Rekam Medis yang berkaitan dengan pelayanan perinatal resiko tinggi
disesuaikan dengan segala persyaratan dan ketentuan dari instalasi rekam medis baik
dalam hal pengisian, waktu penyelesaian kelengkapan serta pengambilan data. Pengisian
rekam medis sesuai dengan ketentuan rekam medis dan pengembalian rekam medis 2x24
jam.

12
C. SEKSIO CESARIA (SC)
1. Definisi
Adalah suatu prosedur operatif untuk mengeluarkan bayi melalui insisi dinding abdomen
dan uterus.

2. Jenis Seksio
Standar internasional tentang jenis seksio sesaria masih diperdebatkan tetapi klasifikasi
praktis yang digunakan adalah :
a. Primari and repeat CS
b. Emergency and elective CS
c. Lower Segment CS dan Upper Segment CS
d. Postmortem CS
e. Cesarean Hysterectomy

3. Indikasi Seksio sesarea


a. Panggul sempit absolute
b. Disposisi kepala panggul
c. Plasenta previa
d. Incoordinasi uterus
e. Preeklampsia Berat (Eklampsia)
f. Riwayat seksio
g. Induksi stimulasi gagal
h. Tumor jalan lahir yang mengganggu penurunan janin
i. Fetal distress
j. Presentasi muka dagu dibelakang
k. Janin tumbuh lambat <70%
l. Rupture uteri imminen
m. Atas permintaan sendiri

4. Keputusan Tindakan Seksio Sesarea


a. Yang memutuskan tindakan seksio sesarea sesuai indikasi medis adalah :
1) Dokter Sp.OG
b. Pemilihan jenis anastesi tergantung :
1) Keadaan umum pasien
2) Pada kasus gawat darurat anastesi umum disiapkan lebih cepat dari anastesi
spinal dan lebih aman pada ibu hypopolemi/shock.

5. Menentukan Jenis Seksio Sesarea


a. Menanyakan riwayat reproduksi masa lalu.
b. Periksa perut ibu, bekas operasi ya atau tidak.
c. Lihat jenis dinding abdomen melintang/memanjang.

6. Penjelasan Terhadap Pasien Untuk Tindakan Seksio Sesarea


a. Dokter yang merawat pasien
1) Memberikan penjelasan tentang seksio sesarea
2) Memberikan informasi dan penjelasan serta tata cara tindakan medis yang akan
dilakukan.
3) Menjelaskan resiko yang mungkin terjadi baik yang diduga maupun yang tidak
diduga sebelumnya.
4) Memberikan informasi dan penjelasan tentang hasil pemeriksaan.

13
5) Memberikan kesempatan pasien dan keluarga untuk mendapatkan penjelasan
ulang.
b. Meminta persetujuan tertulis untuk persetujuan operasi dengan menandatangani
lembar informed consent.

D. RAWAT GABUNG
1. Pengertian Rawat Gabung
Rawat gabung adalah suatu cara perawatan dimana bayi baru lahir ditempatkan
bersama ibunya dalam suat ruangan. Hal ini dimaksudkan agar bayi mudah dijangkau
oleh ibunya selama 24 jam/hari sehingga memungkinkan pemberian ASI kepada bayi
sesuai kebutuhannya.
Rawat gabung adalah membiarkan ibu dan bayinya bersama terus menerus. Pada
rawat gabung /rooming-in bayi diletakan di box bayi yang berada di dekat ranjang ibu
sehingga mudah terjangkau.

2. Tujuan Rawat Gabung


a) Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi

b) Tujuan Khusus
1. Memenuhi hak ibu dan bayi untuk selalu berada di samping ibu setiap saat.
2. Bayi segera mendaatkan colostrom dan air susu ibu
3. Bayi mendapat stimulasi mental dini untuk tumbuh kembang anak.
4. Bayi bisa mendapatkan ASI setiap saat
5. Ibu memperoleh dukungan dari suami dan keluarga dalam pemberian ASI
6. Ibu mendapat pengalaman dalam merawat payudara dan cara menyusui yang
benar
7. Ibu dan keluarga memperoleh pengalaman cara merawat bayi baru lahir
8. Ibu dapat merawat dan menjaga bayi setiap saat

3. Jenis Rawat Gabung di Rumah Sakit


Rawat gabung dapat dilakukan secara :
a. Rawat Gabung Penuh
Cara perawatan ibu dan bayi bersama-sama dalam satu ruangan secara terus menerus
selama 24 jam.

b. Rawat Gabung Parsial


Cara perawatan ibu dan bayi terpisah pada waktu tertentu(misalnya pada malam hari
dan waktu kunjungan bayi dipisahkan dari ibunya. Untuk bayi dengan asfiksia rawat
gabung dilakukan setelah selesai tindakan resusitasi dan setelah observasi pasca
resusitasi bayi dinyatakan sehat untuk rawat gabung dengan ibunya.

4. Manfaat Rawat Gabung


Rawat gabung merupakan cara yang sangat bermanfaat bagi ibu, keluarga, dan juga
bagi petugas kesehatan serta rumah sakit/rumah bersalin

a. Manfaat Terhadap Ibu


1) Manfaat ditinjau dari segi psikolog ibu
a. Meningkatkan keakraban ibu dan bayi, apabila sentuhan fisik antara ibu dan
bayi terjadi segera setelah lahir

14
b. Memberikan kesempatan pada ibu untuk belajar merawat sendiri bayi yang
baru dilahirkannya
c. Memberikan rasa percaya diri dan tanggung jawab kepada ibu untuk merawat
bayinya
d. Memberi kesempatan pada ibu untuk belajar mengenai tangisan sakit, lapar dan
manja
2) Manfaat dari segi fisik ibu
a. Involusi uterus akan terjadi dengan baik, oleh karena dengan menyusui bayi
akan terjadi kontraksi rahim dengan baik akibatnya perdarahan post partum
dapat dikurangi
b. Mempercepat mobilisasi ibu, karena aktifitas ibu merawat sendiri bayinya
c. Mempercepat produksi ASI
d. Menghindari pembengkakan payudara

b. Manfaat terhadap bayi


1) Manfaat ditinjau dari segi psikologi bayi
Dengan rawat gabung sentuhan fisik ibu dan anak segera terjadi. Hal ini
merupakan stimulasi mental dini yang diperlukan bagi tumbuh kembang anak
khususnya dalam memberikan rasa aman dan kasih sayang
2) Manfaat ditinjau dari segi fisik bayi :
a. Melindungi bayi dari bahaya infeksi karena ASI terutama kolostrum
mengandung zat-zat antibody (kekebalan)
b. Bayi akan mendapat makanan yang sesuai dengan kebutuhannya
c. Mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi nasokomial ( infeksi yang berasal
dari rumah sakit)
d. Mengurangi bahaya aspirasi yang diakibatkan oleh susu botol
e. Mencegah timbulnya penyakit alergi terhadap susu buatan
f.Mengurangi maloklusi gigi (pertumbuhan/penutupan gigi yang jelek)
g. Mengajar bayi untuk menghisap putting dan areola dengan benar
h. Memperlancar pengeluaran mekoneum

c. Manfaat terhadap keluarga


1) Manfaat dari segi psikologi keluarga
a. Rawat gabung memberikan peluang bagi keluarga untuk memberikan dorongan
pada ibu dalam memberikan ASI kepada bayinya
b. Memberi kesempatan kepada ibu dan suaminya untuk mendapatkan pengalaman
cara merawat bayinya sesudah melahirkan
2) Manfaat dari segi ekonomi keluarga
a. Biaya perawatan lebih sedikit, karena kesehatan ibu lebih cepat pulih kembali
b. Tidak perlu membeli susu formula dan perlengkapannya karena ibu menyusui
sendiri bayinya
c. Anak jarang sakit sehingga biaya pengobatan anak menjadi kurang sekali
d. Manfaat bagi petugas kesehatan
1) Manfaat dari segi psikologik petugas kesehatan
a. Petugas di ruang perawatan akan merasa tenang dan dapat melakukan pekerjaan
lain yang bermanfaat, karena bayi jarang menangis
b. Petugas mempunyai kesempatan lebih banyak untuk berkomunikasi dengan ibu
yang telah melahirkan

15
2) Manfaat dari segi fisik petugas kesehatan
a. Pekerjan petugas dalam merawat bayi dan ibu akan berkurang, oleh karena
sebagian tugasnya diambil alih oleh ibu. Petugas mempunyai cukup waktu untuk
melaksanakan pekerjaan lain, misalnya kegiatan komunikasi, informasi dan
edukasi
b. Tak perlu repot menyiapakan dan memberikan susu formula

e. Manfaat terhadap rumah sakit


1) Manfaat dari segi kebutuhan susu formula dan kebutuhannya serta obat-obatan :
a. Kebutuhan rumah sakit akan susu formula serta perlengkapannya menurun
b. Kebutuhan rumah sakit akan obat-obatan, cairan infus, dan lain-lain menurun,
sehingga mengurangi anggaran belanja rumah sakit.

2) Manfaat dari segi kebutuhan tenaga medis


Kebutuhan akan tenaga paramedic untuk perawatan ibu dan bayi berkurang,
sehinga tenaga yang ada dapat dimanfaatkan untuk kegiatan yang lain. Selain itu
tenaga paramedic mempunyai kesempatan untuk menambah ketrampilan yang akan
bermanfaat pula bagi rumah sakit.

3) Manfaat dari segi pengurangan morbiditas


Morbiditas ibu dan bayi berkurang, sehingga mengurangi hari perawatan serta
subsidi yang diberikan rumah sakit. Frekuensi pergantian pengguna tempat tidur
menjadi lebh tinggi sehingga daya tamping rumah sakit lebih banyak

4) Manfaat dari segi kebutuhan ruangan


Ruangan khusus untuk bayi dapat dikurangi, sehingga dapat menghemat
penggunaan ruangan atau juga dapat digunakan sebagai perluasan ruangan untuk
keperluan lainnya.

5. Persyaratan Rawat Gabung


Persyaratan Rawat Gabung terdiri dari :
a. Bayi
Semua BayiKecuali bayi beresiko dan mempunyai kelainan yang tidak memungkinkan
untuk rawat gabung bersama ibu.

b. Ibu
Ibu dalam keadaan sehat jasmani dan rohani

c. Ruangan Rawat Gabung


1) Untuk Bayi
a) Bayi diletakan di box tersendiri dan diletakan dekat ibu
b) Tersedia pakaian bayi dan perlengkapannya.

2) Untuk Ibu
a) Tempat tidur ibu di usahakan rendah agar ibu lebih mudah untuk naik/turun.
b) Tersedia perlengkapan nifas

3) Ruangan
a) Suhu ruangan hangat , sirkulasi udara cukup

16
b) Ruangan untuk ibu yang masih perlu pengamatan khusus harus dekat dengan ruang
petugas.

4) Sarana
a) Lemari pakaian ibu dan bayi
b) Temat mandi bayi dan pperlengkapannya
c) Tempat cuci tangan ibu (air mengalir)
d) Kamar mandi untuk ibu
e) Sarana penghubung(bel/intercom)
f) Tersedia oster leaflet dan buku-buku tentang perawatan /manajemen laktasi

6. Kriteria Rawat Gabung

a. Ibu dan bayi dalam keadaan sehat yang dapat dilakukan Rawat Gabung
1) Lahir sontan baik presentasi keala atau bokong
2) Bila lahir dengan tindakan maka rawat gabung dilakukan setelah bayi cukup
seha,reflek menghisa baik tidak ada tanda infeksi dan sebagainya.
3) Bayi yang lahir dengan section caesaria dengan anastesi umum rawat gabung
dilakukan setelah ibu dan bayi sadar penuh, misalnya 4-6 jam setelah operasi selesai,
bayi tetap disusukan meskipun ibu pakai infuse.
4) Bayi lahir bugar / tidak ada asfiksia (minimal APGAR score 7)
5) Umur kehamilan 37 mgg atau lebih
6) Berat badan lahir 2000-2500 atau lebih
7) Tidak ada tanda-tanda infeksi intrapartum.

b. Ibu dan Bayi dalam Kondisi tidak Sehat yang tidak dapat dilakukan rawat gabung
1) Bayi yang sangat premature
2) Bayi berat lahir </ 2000 – 2500
3) Bayi dengan sepsis
4) Bayi dengan gangguan nafas
5) Bayi dengan cacat bawaan berat misalnya hydrocephalus, meningokel, anensefali,
atresia ani, omfalokel, labio/palatosciziz
6) Ibu dengan infeksi berat misalnya KP, sepsis dsb
7) Kriteria juga ditentukan oleh beberapa aspek pertimbangan klinis, misalnya bayi
dengan BB 2000-2500 meskipun dalam batas normal namun pengawasan sangat ketat.

7. Peran Dalam Menciptakan Rawat Gabung


a. Peran Institusi
1) Pimpinan mengeluarkan kebijakan yang mendukung pelaksanaan rawat gabung
2) Mensosialisasikan kebijakan pada unsure terkait
3) Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung
4) Menyiapkan SDM yang teramil
5) Melakukan monitoring dan evaluasi
6) Memberikan reward punishment secara internal

b. Peran Tenaga Kesehatan


1) Melaksanakan kebijakan dan tata tertib rawat gabung
2) Melaksanakan perawatan ibu dan anak
3) Merencanakan, memelaksanakan dan menilai kegiatan-kegiatan KIE pada ibu dan
keluarga

17
memotivasi ibu melakukan perawatan payudara,cara menyusui perawatan bayi dan
perawatan nifas
4) Mengatasi masalah laktasi
5) Memantau keadaan ibu dan bayi terutama dapat mengindentifikasi kelainan yang
timbul
6) Melakukan pencatatan pelayanan yang diberikan

c. Peran Ibu
1) Memperaktekan hal-hal yang dijelaskan dan diajarkan oleh petugas kesehatan
2) Mengamati kelainan yang terjadi pada bayi atau dirinya dan melaporkan kepada
petugas

d. Peran Suami dan Keluarga


1) Memberikan dukungan pada ibu
2) Membantu merawat ibu dan bayi
3) Membantu persiapan alat kebutuhan ibu dan bayi
4) Mengambil keputusan yang mendukung

8. Praktek Rawat Gabung


a. Cara Memandikan Bayi
1) Siapkan alat-alat
2) Cuci tangan sebelum dan sesudah mandi
3) Bayi diletakkan di atas tempat tidur atau meja, dengan alas perlak dan handuk
4) Seluruh badan bayi di sabun dengan menggunakan waslap yang sudah diberi sabun
secara head to toe
5) Bayi dibersihkan dengan menggunakan waslap basah dalam ember mandi bayi.
6) Bayi diangkat dan dikeringkan dengan handuk
7) Tali pusat di bungkus dengan kain kassa steril dan ujung tali pusat di beri betadin
8) Dada perut dan punggung di beri minyak telon/minyak kayu putih dan gunakan
pakaian bayi yang bersih.

b. Cara Menyusui
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui
2) Ibu duduk atau berbaring santai
3) Payudara dipijat/massage supaya lemas
4) Tekan areola antara ibu jari dan telunjuk sehingga keluar beberapa tetes ASI oleskan
pada putting susu dan areola mamae sebelum menyusui
5) Bayi diletakkan di pangkuan bila duduk dan disebalah ibu jika tiduran.
6) Ibu harus memegang payudara dengan posisi ibu jari di atas dan keempat jari lainnya
di bagian bawah payudara.
7) Sebagian besar areola mamae masuk ke mulut bayi.
8) Setiap payudara harus disusui sampai kosong kurang lebih 10-15 menit.
9) Bayi menyusu pada dua dua payudara setelah salah satu payudara terasa kosong.
10) Bila akan melepaskan mulut bayi dan putting susu, masukkan jari kelingking antara
mulut bayi dan ibu.
11) Sesudah selesai menyusui oleskan ASI pada pitting susu dan areola sekitarnya serta
biarkan kering oleh udara.
12) Bayi digendong di bahu ibu dan di pangku tengkurap agar dapat sendawa.
13) Periksa keadaan payudara apakah ada perlukaan / pecah-pecah atau terbendung.
14) Bayi menyusu setiap kali membutuhkan sebagian dengan posisi berubah-ubah.

18
15) Pakailah bahan penyerap ASI di balik kutang di luar waktu menyusui.

c. Cara Merawat Tali Pusat


1) Siapakan alat-alat
2) Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat
3) Tali pusat dibersihkan dengan kain steril kering,ujung tali usat di oles bethadin
kemudian dibungkus dengan kasa steril kering.
4) Setelah tali pusat lepas atau puput beri kasa dengan betadin sedikit tutup di panggkal
tali usat setelah itu tidak usah di tutup lagi.

9. Langkah-Langkah Pelaksanaan Rawat Gabung


Untuk melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi perlu dipersiapkan adalah institusi
pelayanan, ibu hamil, suami, dan atau keluarga petugas srana dan prasarana pelayanan.
a. Institusi Pelayanan
1) Perlu adanya kebijakan yang tertulis dari Rumah Sakit yang merupakan komitmen dari
unsure terkait untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan rawat gabung ibu dan bayi.
2) Rawat gabung ibu dan bayi merupakan salah satu kegiatan untuk mendukung
keberhasilan menyusui pada program saying ibu dan bayi.
3) Program saying ibu dan bayi dengan memberikan hak ibu antara lain : mendapat
elayanan yang sesuai standard, dekat dengan bayinya, bias mencurahkan kasih saying
sesuai keinginan.
4) Hak bayi antara lain : mendapatkan gizi terbaik untuk tumbuh dan kembang. Gizi
terbaik bayi adalah ASI yang tidak dapat tergantikan oleh apapun dan juga dapat setiap
saat mendapatkan ASI sesuai kebutuhan, mendapat kasih saying dan selalu dekat.

b. Ibu Hamil, Suami dan Keluarga


1) Salah satu factor keberhasilan menyusui adalah kesiapan calon ibu dan dukungan dari
keluarga. Sehingga sejak awal ibu hamil sudah memahami pengertian rawat gabung.
2) Suami dan keluarga perlu juga mendapat informasi tentang rawat gabung ibu dan bayi
sejak masa hamil pada saat Antenatal Care (ANC).
3) Informasi dapat diperoleh melalui sosialisasi tentang rawat gabung ibu dan bayi
minimal 2 kali pertama pada ANC (trimester 1 dan 2 ) dimulai secara kelompok
dilanjutkan dengan konseling kepada suami ibu dan keluarga.

c. Petugas
Kesiapan petugas dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi adalah sebagai berikut:
1) Memahami pentingnya rawat gabung untuk kesejahteraan ibu dan bayi.
2) Mampu menilai persyaratan ibu dan bayi untuk dilakukan rawat gabung.
3) Terampil dalam memberikan asuhan rawat gabung untuk kesejahteraan ibu dan bayi.
4) Terampil melakukan asuhan pada ibu dan bayi yang lahir dengan tindakan.
5) Mamu menolong ibu dalam memposisikan bayi dan perlekatan yang baik.
6) Mampu menolong ibu dalam mengatasi kendala yang timbul dalam menyusui
bayinya,misalnya : puting ibu lecet, payudara bengkak dll.
7) Mampu menolong ibu memerah ASI bila ada indikasi medis bayi harus terpisah
dengan ibu.
8) Memahami dan mampu melaksanakan laktasi yang benar
9) Pelatihan petugas untuk menghindari hambatan dalam pelaksanaan gabung.

d. Sarana dan Prasarana Pelayanan Rawat Gabung

19
Untuk melaksanakan rawat gabung perlu adanya sarana dan prasarana yang mendukung
antara lain :
1) Ruang Klinik Kebidanan (ANC) dilengkapi dengan ruang konsultasi dan pojok laktasi.
2) Kamar bersalin : ruang nifas dengan rawat gabung dengan ruang penyuluhan dan
bimbingan
3) Ruang perinatologi
4) Sarana dan prasarana yang tersedia harus memenuhi persyaratan rawat gabung.

10. Pelaksanaan Rawat Gabung Ibu dan Bayi


a. Pelaksanaan rawat gabung hendaknya disiapkan sejak perawatan kehamilan / ANC
b. Diawali dengan IMD (inisiasi Menyusui Dini ) pada saat persalinan.
c. Dilanjutkan dengan rawat gabung di ruang perawatan, antara lain :
1) Menyusui On Cue (melihat tanda-tanda bayi ingin menyusui)
2) Menyusui ekslusif
3) Asuhan bayi baru lahir antara lain :
a) Mencegah hypotermi
b) Pemeriksaan klinis bayi
c) Perawatan Umum ( tali pusat, memandikan dan menjaga hygine)
d) Deteksi dini bayi baru lahir.
4) Asuhan Ibu nifas antar lain :
a) Puerperium
b) Breast care ( termasuk memerah dan menyimpan ASI
c) Pendampingan menyusui termasuk perlekatan dan menyusui bayi yang
benar.mengenali tanda byi ingin menyusu dan tanda bayi telah puas menyusu
d) Mengenali hambatan nifas
e) Asuhan ibu nifas pasca tindakan
f) Membantu ibu bila ditemukan penyulit dalam menyusui(kelainan
putting,pembengkakan mamae, dll)
g) Senam nifas.
5) Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)
Keberhasilan dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi untuk
mendukungkeberhasilan menyusui calon ibu perlu mendapatkan informasi tentang:
a) Nutrisi ibu menyusui
b) Pengetahuan tentang menyusui secara ekslusif
c) Kerugian ibu bila bayi tidak mendapatkan ASI
d) Manajemen laktasi yang benar, termasuk kendala dalam menyusu bayi
e) Mengenali tanda-tanda bahaya pada ibu dan bayi
f) Perawatan payudara, cara memerah menyiman dan memberikan ASI.
g) KB terutama Metode Amenorrhoe Laktasi (MAL)

11. Dokumentasi
Pencatatan merupakan bukti dari kualitas pelayanan/asuhan yang diberikan kepada
ibu dan bayi , hal-hal yang erlu ditulis/direkam pada pencatatn dan pelaoran rawat gabung
adalah :
a. Cakupan Rawat Gabung
1) Jumlah rawat gabung
a) Rawat gabung penuh
b) Rawat gabung parsial
2) Inisiasi Menyusui Dini
3) Menyusui On Cue

20
Pendokumentasian rawat gabung menggunakan formulir :
1) Formulir follow up bayi
2) Informasi dan persetujuan IMD dan Rawat Gabung
3) Formulir rawat gabung dan ASI Ekslusif

b. Jumlah Persalinan
1) Persalinan Normal
2) Persalinan dengan Tindakan

c. Jumlah Ibu dan Bayi yang bermasalah menyusui

d. Jumlah Rujukan (rujukan dan menerima rujukan)


Pencatatan dan pelaporan menggunakan system dan format yang telah ada, misalnya
mencatat asuhan yang diberikan oleh petugas kesehatan untuk ibu dan bayi yaitu pada
rekam medis.
Alur pelaporan mengikuti system yang telah ada misalnya rumah sakit dari ruangan di
koordinir oleh bagian pencatatan dan pelaporan RS.Penctatan dan pelaporan ini
penting dilaksanakan karena merupakan data yang dapat dianalisis dan dapat
digunakan sebagai bahan informasi.

E. PERAWATAN METODE KANGURU

1. Pengertian Perawatan Metode Kanguru


Perawatan Metode Kanguru (PMK) adalah perawatan untuk Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) dengan metode kontak kulit dengan kulit (skin to skin) dimana
berdasarkan tipe pelaksanaannya terbagi 2 yaitu :
a. PMK sewaktu-waktu ( intermiten)
1) Dilakukan apabila bayi masih mendapat cairan atau obat-obatan intravena,
bantuan oksigen, atau minum masih melalui OGT
2) Asuhan harus diberikan selama 1 jam untuk memberikan hasil yang optimal dan
mengurangi stress ada bayi.
b. PMK secara terus menerus (continue)
1) Dilakukan pada bayi yang sudah memenuhi kriteria dan tidak memerlukan alat
bantu nafas
Asuhan ini dilakukan untuk meningkatkan berat badan bayi, meningkatkan
kemamuan bayi menyusu dan kemamuan ibu untuk mengurus bayinya sampai
bayi memenuhi criteria pulang.

PMK merupakan alternative pengganti incubator dalam perawatan BBLR dan


merupakan cara efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu
kontak kulit dengan kulit pada ibu dan bayi dimana tubuh menjadi thermoregulator pada
bayi, sehingga bayi terhindar dari hipotermi.
PMK memudahkan pemberian ASI, perlindungan dari infeksi dan stimulasi,
keselamatan dan kasih sayang.
PMK dapat menurunkan kejadian infeksi penyakit berat masalah menyusui dan
mengingkatkan hubungan antara ibu dan bayi

2. Prinsip Metode Kanguru

21
Menggantikan perawatan bayi baru lahir dalam incubator dengan ibu bertindak seperti
ibu kanguru yang mendekap anaknya dengan tujuan mempertahankan suhu stabil dan
optimal(36.5 0C – 37.5 0C).

3. Tujuan
Ibu bertindak deperti ibu kanguru yang mendekap bayinya dengan tujuan
memertahankan suhu bayi stabil dan optimal. Suhu optimal ini diperoleh dengan kontak
langsung secara terus menerus.

4. Keuntungan Metode Kanguru


Penelitian memperlihatkan PMK bermanfaat dalam menurunkan AKB, menghindari
hypotermi pada BBLR, mengurangi terjadinya infeksi, meningkatkan pertumbuhan,
meningkatkan pemberian ASI dan meningkatkan ikatan bonding antara ibu dan bayi.
Adapun keuntungan PMK antar lain :
a. Meningkatkan hubungan emosi antara ibu dan anak
Hubungan fisik dan batin antara ibu dan anak terasa lebih dekat dan harmonis,
sehingga ibu dan bayi merasa lebih nyaman dan aman, selama dalam dekapan ibu.
b. Menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung dan pernafasan bayi
Hal ini disebabkan pada bayi PMK merasa nyaman dan hangat dalam dekapan ibu
sehingga tanda-tanda vital dapat lebih cepat stabil
c. Mengurangi stress pada ibu dan bayi
d. Memperbaiki keadaan emosional ibu dan bayi, dimana ibu dan bayi merasa lebih
dekat dan tidak terpisahkan.
e. Menurunkan resiko infeksi selama dirawat di rumah sakit
Selama PMK bayi terpapar oleh kuman komensial yang ada pada tubuh ibu
sehingga ia memiliki kekebalan tubuh untuk kuman tersebut.
f. Memersingkat waktu perawatan bayi di rumah sakit
Dengan berkurangnya infeksi ppada bayi maka bayi dapat segera di pulangkan
lebih cepat sehingga biaya yang dikeluarkan juga sedikit.

5. Kriteria Bayi untuk Metode Kanguru


Kriteria untuk metode kanguru adalah :
a. Bayi dengan berat badan > 2000 gr
b. Tidak ada kelainan atau enyakit yang menyertai
c. Reflek dan koordinasi isap dan menelan baik
d. Perkembangan selama di incubator baik
e. Kesiapan dan keikutsertaan orangtua sangat mendukung dalam keberhasilan.

6. Komponen Perawatan Metode Kanguru


Pada awalnya PMK terdiri dari 3 komonen yaitu :
a. Kontak kulit ke kulit (skin to skin contact)
b. Pemberian ASI (breastfeeding)
c. Dukungan terhadap ibu(support)

Literatur terbaru menambahkan satu komponen lagi sehingga menjadi 4 terdiri dari :
a. Posisi kanguru
Yaitu menematkan bayi pada posisi tegak didada ibunya diantara kedua payudara ibu,
tanpa busana bayi hanya menggunakan ook sarung kaki dan tangan serta topi. Posisi bayi
diamankan dengan kain panjang dan kepala byi di palingkan ke kanan atau kekiri dan

22
setengah tengadah, agar jalan nafas bayi teta terbuka dan terjadi kontak mata denga ibu
dan bayi.
b. Nutrisi kanguru
Merupakan salah satu manfaat PMK yaitu menngkatkan pemberian ASI secara langsung
maupun dengan pemberian ASI perah.
c. Support kanguru
Merupakan bentuk bantuan secara fisik maupun emosional, yang di dapat dari petugas
kesehatan, seluruh anggota keluarga ibu sdan masyarakat.
Informasi dan edukasi sebaiknya sudah di berikan sejak kunjungan pertama antenatal.
d. Pemulangan
Membiasakan ibu melakukan PMK shingga pada saat ibu pulang dengan bayi.metode ini
merupakan salah satu teknologi tepat guna yang sederhana murah serta dapat digunakan
di rumah.

7. Manfaat Perawatan Metode Kanguru


a. Untuk Bayi
1) Suhu tubuh bayi denyut jantung dan frekuensi pernafasan relative terdapat dalam
batas normal.
2) BBLR lebih ceat mencapai suhu normal terutama dalam 1 jam pertama.
3) ASI selalu tersedia dan udah di dapatkan sehingga meningkatkan dan memperkuat
system imun bayi karena meningkatnya produksi ASI
4) Kontak dengan ibu menyebabkan efek yang menyenangkan danmeenhilangkan stress
ditandai dengan kadar kortisol yang rendah.
5) Menurunkan respon nyeri fisiologi dan perilaku.
6) Eningkatan berat badan lebih cepat
7) Meningkatkan ikatan ibu dan bayi
8) Meningkatkan perkembangan kognitif
9) Waktu tidur bayi lebih lama
10) Menurunkan infeksi nasokomial dll.

b. Untuk Ibu
1) Mempermudah pemberian ASI
2) Ibu menjadi lebih percaya diri dalam merawatan bayi
3) Ibu lebih saying terhadap bayinya.

c. Untuk Ayah
Meningkatkan hubungan yang erat antara bayi dan ayah

d. Untuk Petugas Kesehatan


Efisiensi tenaga kerja karna ibu merawat bayinya sendiri, sehingga petugas dapat
melakukan pekerjaan yang lain misalnya emeriksaan lain atau kegawatdaruratan pada
bayi maupun memberikan dukungan kepada ibu dalam menerapkan PMK.

e. Untuk Rumah Sakit


Sedikitnya ada 3 manfaat bagi RS yang menerapkan PMK :
1) Lama perawatan lebih pendek sehingga cepat pulang dari fasilitas kesehatan, dengan
demikian tempat tersebut dapat digunakan bagi klien lain yang memerlukan.
2) Pengurangan penggunaan fasilitas (listrik dan incubator)sehingga dapat mengefisiensi
anggaran.
3) Adanya kemungkinan kenaikan penghasilan karna adanya efisiensi anggaran.

23
8. Cara Perawatan Metode Kanguru
Perawatan Metode Knguru dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
a. PMK Intermiten
Dilakukan pada bayi dengan penyakit atau kondisi berat membutuhkan perawatan intensif
dan khusus di ruang rawat perinatologi, bahkan mungkin memerluakan bantuan alat. PMK
tidak dilakukan sepanjang waktu melainkan sewaktu waktu saat ibu berkunjung minimal 1
jam .
b. PMK Kontinu
Dilakukan pada bayi dengan kondisi stabil dan bayi tidak memerlukan alat bantuan nafas.
PMK dilakukan secara kontinu Selama perawatan bayi bersama ibunya di ruang perawatan
gabung.
c. Cara Merawat Tali Pusat
1) Siapakan alat-alat
2) Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat
3) Tali pusat dibersihkan dengan kain steril kering,ujung tali usat di oles bethadin kemudian
dibungkus dengan kasa steril kering.
4) Setelah tali pusat lepas atau puput beri kasa dengan betadin sedikit tutup di panggkal tali
usat setelah itu tidak usah di tutup lagi.

9. Langkah-Langkah Metode Kanguru

1. Persiapan Pelaksanaan Metode Kanguru


1) Persiapan Ibu
a) Ibu membersihkan daerah dada dan perut dengan cara mandi teratur.
b) Membersihkan tangan dan kuku.
c) Baju yang digunakan harus bersih dan hangat.
d) Ibu tidak memakai BH selama PMK.
e) Menggunakan baju yang mudah direnggangkan.
2) Persiapan Bayi
a) Bayi cuku dibersihkan denga kain bersih dan hangat.
b) Bayi menggunakan topi dan popok saja saat PMK

Bila Metode Kanguru Menggunakan Baju Kanguru


1) Badan ibu dalam keadaan bersih dan tidak menggunakan BH.
2) Memakaikan popok topi dan kaus kaki pada bayi.
3) Meletakkan bayi diantara payudara dan dada bayi menempel pada dada ibu.
4) Memalikan wajah bayi ke sisi kanan/kiri dengan sedikit tengadah.
5) Memosisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk seperti katak.
6) Memakai baju model kanghuru dengan batas kain atas di bawah telinga bayi.
7) Mengikat dengan kencang dan aman agar ibu dapat beraktifitas dengan bebas.
8) Menggunakan pakaian luar sebagai penutup.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Metode Kanguru


1) Bila posisi ibu berbaring maka osisi yang benar adalah setengah duduk dengan
meletakkan bantal di belakang punggung ibu
2) Bila ibu perlu istirahat dapat dilakukan oleh ayah atau keluarga yang lain
3) Dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan persiapan ibu,bayi, posisi bayi pemantauan
bayi cara menyusui dan kebersihan ibu dan bayi

24
2. Pelaksanaan Metode Kanguru
Dapat dilaksanakan pada waktu :
a. Segera setelah lahir
b. Setelah bayi dapat bernafas sendiri tanpa bantuan O2
c. Saat bayi sudah lepas dari perawatan inkubator

Kriteria Keberhasilan PMK adalah :


a. suhu tubuh bayi stabil dan optimal
b. Kenaikan berat badan stabil
c. Produksi ASI adekuat
d. Bayi tumbuh dan berkembang optimal
e. Bayi dapat menetek kuat

3. Indikator dan Pencatatan


Selama dilakukan PMK di rumah sakit pencatatan dan follow up perlu dilakukan dimana
yang perlu dicatat adalah :
a. Pencatatan bayi di rumah sakit
1) Kapan PMK dilakukan (tanggal, berat dan usia)
2) Kondisi bayi
3) Data lengkap mengenai frekuensi dan lamanya kontak kulit langsung
4) Apakah ibu masih dirawat atau tidak
5) Metode pemberian minum utama
6) Pertambahan berat badan per hari
7) Riwayat penyakit kondisi atau komplikasi lain
8) Data mengenai pemulangan bayi antara lain : kondisi bayi kesiaan ibu merawat
bayinya di rumah.
b. Catatan mengenai follow up
Selain data umum pada bayi sebaiknya berisi informasi-informasi di bawah ini :
1) Saat bayi pertamakali datang(tgl, berat, umur)
2) Metode pemberian minum
3) Lama kontak sentuhan per hari
4) Hal lain yang mungkin merisaukan ibu
5) Apakah bayi harus atau telah dirawat ulang di rumah sakit
6) Kapan ibu mulai menghentikan metode kanguru dan alas an penghentiannya
7) Catatan penting lainnya
Sebaiknya pencatatan rumah sakit dan follow up sebaiknya tersimpan dalam satu file.

F. INISIASI MENYUSU DINI (IMD)


1. Pengertian
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya
sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan
kontak kulit antara bayi dengan kulit ibu. Dibiarkan setidaknya 1 jam di dada ibu
sampai menyusui sendiri yang dapat mendukung pemberian ASI Ekslusif sehingga
dapat memenuhi kebutuhan ASI sampai dengan usia 2 tahun dan mencegah anak kurang
gizi.
Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan unicef yang
merekomendasikan inisiasi menyusui dini sebagai tindakan penyelamatan kehidupan
karena IMD dapat menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum usia satu
bulan.

25
2. ASI Ekslusif
ASI Ekslusif adalah makanan tunggal yang terbaik yang memenuhi semua
kebutuhan tumbuh kembang bayi sampai dengan usia bayi 6 bulan. ASI yang pertama
disebut kolostrom atau “cairan emas” karena berwarna kekuningan mengandung protein
dan antibody yang tidak dapat diperoleh dari sumber lain termasuk susu formula.

3. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


a. Bayi tetap hangat karena langsung bersentuhan dengan kulit ibu. Hal ini dapat
menurunkan resiko kematian bayi dengan hipotermi.
b. Ibu dan bayi merasa lebih tenang sehingga membantu pernafasan dan detak jantung
bayi.
c. Memberi stimulasi dini naluriah dan memberikan kehangatan dan cinta.
d. Isapan pada puting bayi merangsang kontraksi yang membantu pelepasan
pengeluaran plasenta.
e. Dapat merangsang drainase ASI sehingga ASI cepat terproduksi.
f. Resiko infeksi pada bayi berkurang karena kuman baik dari ibu mulai menjajah
kulit dan usus bayi dan mencegah kuman yang berbahaya.
g. Bayi mendapat kolostrom untuk antibody pada bayi.
h. Meningkatkan keberhasilan pemberian ASI ekslusif sampai dengan 6 bulan.

4. Proses IMD
a. Dalam 30 menit pertama
Istirahat keadaan siaga, sekali-kali melihat ibu dan menyesuaikan dengan
lingkungan.
b. Antara 30-40 menit
Mengeluarkan suara memasukan tangan kemulut, gerakan menghisap,
mengeluarkan liur, bergerak kearah payudara (areola sebagai sasaran|) dengan kaki
menekan perut ibu. Menjilat-jilat kulit ibu sampai akhinya mendapatkan puting
susu akhirnya mengulum puting susu.

5. Tujuan pemberian ASI ekslusif


a. Untuk Bayi :
Bayi dapat memulai kehidupannya dengan baik dengan mendapat antibody dari ibu
dimana ASI mendapat komposisi yang tepat, dapat mengurangi karies dentis,
memberikan rasa aman dan nyaman, sehingga kecerdasan bayi meningkat.
b. Untuk Ibu :
Dapat berguna sebagai kontrasepsi, dapat menurunkan berat badan ibu, dampak
psikologis dapat memberikan dampak positif kepada ibu dan menambah kedekatan
antara ibu dan bayi.

6. Manfaat ASI Ekslusif


b. UntukBayi
1) ASI adalah makanan terbaik untuk bayi dan mudah dicerna dan yang diserap
selalu bersih, segar, dan aman.
2) ASI menyempurnakan pertumbuhan bayi senhingga menjadikan bayi sehat dan
cerdas.
3) ASI memberikan perlindungan terhadap penyakit trauma indeksi.
4) Memperindah kulit dan gigi serta bentuk rahang.
5) ASI selalu tersedia dengan suhu yang tepat, sehingga tidak akan mengecewakan

26
6) Bayi jarang mengalami diare karena komposisi ASI sesuai dengan kebutuhan
bayi.
7) Komposisi dan volume ASI cukup untuk kebutuhan bayi sampaid engan 6
bulan.
8) ASI mudah dicerna karnamengandung enzim-enzim.
9) Tidak membertakan fungsi ginjal.

c. Untuk Ibu
1) Mengurangi perdarahan postpartum
2) Mengembalikan berat badan seperti sebelum hamil
3) Hubungan ibu dan bayimakin dekat
4) Menunda kehamilan atau salah satumetode kontrasepsi
5) Mengurangi resiko kanker payudara
6) Pemulihan ibu lebih cepat

7. Tatalaksana IMD menurut WABA dan UNICEF


a. Dalam proses melahirkan ibu disarankan untuk mengurangi menggunakan obat
kimiawi untuk menghindari terpapar pada bayi saat menyusui.
b. Penanganan dilaksanakan oleh petugas seperti biasa begitu juga pada section
caesaria.
c. Setelah lahir bayi segera dikeringkan kecuali vernixnya.
d. Bayi ditengkurapkan di dada bayi dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan diberi
topi untuk menghindari kedinginan.
e. Bayi dibiarkan mencari sendiri puting ibu tanpa diarahkan karena bayi punya naluri
yang kuat.
f. Bayi dijelaskan proses bayi mendapatkan puting ibu
g. Bayi dibiarkan sampai mendapat puting ibu kurang lebih 1 jam.
h. Jika sudah bayi dipisahkan sementara untuk di timbang, diukur dan di cap kaki diberi
vitamin K dan tetesmata.
i. Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat gabung untuk memungkinkan bayi tetap
mendapat ASI.

8. Cara melakukan Inisiasi Menyusu Dini


a. Langkah – LangkahIMD
1) Mencuci tangan sesuai prosedur
2) Keluarkan sedikit ASI kemudian oleskan pada areola dan sekitarnya untuk
menjaga areola lembab dan daerah puting steril
3) Letakkan pada bayi menghadap perut/payudara ibu dan telinga bayi berada pada
satu garis lurus.
4) Biarkan bayi mencari sendiri tanpa diarahkan.
b. Cara Mengetahui bayi mendapat ASI Cukup
1) Periksalah pertambahan berat badan bayi
Pada 6 bulan pertama pertambahan 500 gram setiap bulan atau 125 gr tiap
minggu.
2) Periksa air seni bayi
Bayi yang cukup minum mengeluarkan sekurang-kurangnya 6-8 kali dalam 24
jam dan berwarna jernih.

27
9. Cara Memperbanyak Produksi ASI
a. Menyusui sesering mungkin
b. Motivasi yang kuat untuk menyusui bayi
c. Perawatan payudara
d. IMD segera setelah bayi lahir
e. Nutrisi ibu tercukupi

10. Cara Memberi ASI


a. Memberi ASI dengan sendok dan cup feeding
b. Memberi ASI dengan suplementer
c. Memberi ASI dengan OGT

11. Pencatatan
Pencatatan adalah bukti dari kualitas pelayanan asuhan yang telah diberikan.:
a. Pencatatan
1) Formulir follow up bayi
2) Informasi dan persetujuan IMD dan ASI ekslusif
3) Formulir IMD dan rawat gabung

b. Jumlah Persalinan
1) Persalinan normal
2) Persalinan dengan tindakan

c. Status kesehatan
1) Kondisi ibu (Sehat/beresiko)
2) Kondisi bayi ( Sehat/beresiko )

G. SISTEM RUJUKAN

1. Pengertian Rujukan
Sistem rujukan merupakan penyelenggaraan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas
dan tanggung jawab secara timbal balik vertikal maupun horizontal, maupun struktural
dan fungsional terhadap kasus penyakit atau masalah penyakit atau permasalahan
kesehatan. Kegiatan rujukan mecakup :

a. Rujukan Pasien
Rujukan pasien internal adalah rujukan antar spesialis dalam satu rumah sakit.
Rujukan eksternal adalah rujukan antar spesialis keluar rumah sakit dengan
mengikuti sistem rujukan yang ada.
b. Rujukan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk peningkatan kemampuan
tenaga kesehatan (dana, alat, dan sarana).
c. Rujukan Manajemen
Dapat berupa permintaan kepada unit yang lebih mampu atau bantuan kepada unit
yang kurang mampu untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu yang tidak dapat
diatasi sendiri.

2. Sistem pelayanan rujukan maternal dan perinatal di Rumah Sakit Haji kamino
Bila pasien maternal dan perinatal tidak dapat ditangani sendiri segera rujuk ke
sarana kesehatan yang lebih lengkap fasiulitas dan tenaga kesehatannya. harus ada

28
koordinasi, mudah sehingga tidak merugikan pasien. Mudah, cepat, dan tepat adalah
yang utama.
Rujukan internal rumah sakit berpedoman kepada prosedur rujukan di dalam rumah
sakit dan mekanisme kerja di bagian/instalasi anak, obstetri dan ginekologi. Rujukan
eksternal mengikuti mekanisme rujukan sesuai jenjang pelayanan.

Persiapan rujukan pasien ke jenjang pelayanan yang lebih tinggi :


a. Menyiapkan petugas yang terlatih untuk mendampingi pasien.
b. Memberi penjelasan kepada pihak keluarga alasan pasien di rujuk ke rumah sakit
lain.
c. Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya bahwa segala tindakan yang
dilakukan adalah untuk menyelamatkan ibu dan bayinya.
d. Pada saat merujuk pasien harus disertakan surat rujukan dan resume medik pasien
meliputi : riwayat penyakit, penilaian kondisi pasien yang dibuat saat kasus
diterima perujuk, tindakan atau pengobatan yang telah diberikan dan keterangan
lain yang perlu atau ditemukan sehubungan dengan kondisi pasien.
e. Proses pelaksanaan rujukan harus mendapat persetujuan dari dokter dan keluarga.

Rumah sakit sebagai penerima rujukan :


a. Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya bahwa segala tindakan yang
dilakukan adalah untuk menyelamatkan ibu dan bayinya.
b. Persiapan pihak keluarga untuk memberikan darah jika dibutuhkan.
c. Pasien/keluarga diberi penjelasan mengenai tindakan/perawatan yang akan
dilaksanakan.

29
BAB V

LOGISTIK

A. FASILITAS DI NURSE STATION LANTAI I KEBIDANAN

No Nama alat Jumlah Spesifikasi Ukuran Keterangan

1 Tensimeter 1 Digital Standar

2 Stetoskop 1 Litman Standar

3 Instrument Ganti Verban 2 Stainless Kecil

4 Kom tertutup 1 Stainless Kecil

5 Timbangan Badan 1 Stainless Dewasa

6 Trolly obat 1 Stainless Standar

7 Tourniquet 1 Karet Standar

8 Thermometer 1 Digital Dewasa

9 USG 1 Standar

10 SPo2 1 Plastik Kecil

ATK

1 Komputer 1 Pentium 4

3 CPU 1 Standar

4 Box file jumbo 7 Standar

5 Penggaris 50cm 1 Standar

6 Map status 30 Standar

7 Papan rencana tindakan 1 White board 1,5 x 1 m


pasien

8 Papan Sterofom 1 White board 1,5 x 1 m

ART

1 Lemari Obat 1 Kayu Standar

2 Kursi kantor 4 Stainless Standar

3 Pesawat telepon 1 Panasonic Standar

4 Kulkas 1 Sanken Standar

5 Lemari pendingin obat 1 Sanken Standar

6 Jam Dinding 2 Mirage Standar

7 Ember dan Gayung 1 Plastik Standar

8 Pel 1 Plastik Standar

30
9 Sapu 1 Plastik Standar

B. RUANG TINDAKAN BERSALIN VK I -VK III

No Nama alat Jumlah Spesifikasi Ukuran Keterangan

1 Tempat tidur 3 Paramount Dewasa

2 Bed side cabinet 2 Plastik Standar

3 Over bed table 2 Kayu Standar

4 Kursi penunggu 3 Plastik Standar

5 Lemari Kaca 1 Kaca Standar

6 AC 1 Panasonic 1 PK

7 Kamar mandi dan 1 Shower dan wc 2 X 1,5 m


toilet duduk

8 Tiang Infus 3 Stainless Standar

9 Kom Besar 1 Stainless Besar

10 Partes set 2 Stainless Standar

C. RUANG TINDAKAN BERSALIN VK IV

No Nama alat Jumlah spesifikasi Ukuran Keterangan

1 Tempat tidur 1 Dewasa

2 Bed side cabinet 4 Standar

3 Over bed table 4 Kayu Standar

4 Kursi penunggu 1 Stainless Standar

5 Jemuran handuk 1 Aluminium Standar

6 AC 1 LG 2 PK

7 Kamar mandi dan toilet 1 wc 2 X 1,5 m

8 Tiang Infus 1 Stainless Standar

9 Ember dan Gayung 1 Plastik Standar

10 Meja Troli 1 Stainless Standar

11 Meja Resusitasi 1 Besi Standar

12 Partes set 1 Stainless Standar

D. RUANG TINDAKAN BERSALIN VK V - VI

No Nama alat Jumlah Spesifikasi Ukuran Keterangan


31
1 Tempat tidur 2 Desawa

2 Bantal 6 Dakron Dewasa

3 Bed side cabinet 6 Standar

4 Over bed table 6 Standar

5 Kursi penunggu 2 Stainless Standar

6 AC 1 Panasonic 2 PK

7 Kamar mandi dan toilet 1 wc 2 X 1,5 m

8 Ember dan Gayung 1 Plastik Standar

9 Tiang Infus 2 Stainless Standar

10 Meja Troli 1 Stainless Standar

11 Lemari Kaca 1 Kaca Standar

12 Partes set 2 Stainless Standar

Emergency Kid

Obat :

1 Dopamin 1 Ampul / inj 10ml

4 Aminophilin 1 Ampul / inj 10ml

5 Calcium Glukonas 1 Ampul / inj 10ml

6 Epinephrine 2 Ampul / inj

7 Catapres 2 Ampul / inj

8 Athropine 2 Ampul / inj 2ml

9 Bricasma 2 Ampul / inj 2ml

1 Dexamethasone 2 Ampul / inj 2ml


0

1 Ketorolac 1 Ampul / inj 2ml


1

1 Stesolid 1 Ampul / inj 2ml


2

1 Nacl 25 cc 2 Fles / inj 25ml


3

1 Dextrose 40% 25 cc 2 Fles / inj 25ml


4

1 Aquadest 25 cc 2 Fles / inj 25ml


5

32
1 Mylon/Nabic 2 Fles / inj 25ml
6

1 MgSO4 20% 2 Fles / inj 25ml


7

1 MgSO4 40% 2 Fles / inj 25ml


8

1 Spuit 10 cc 2 Buah
9

2 Spuit 5 cc 2 Buah
0

2 Spuit 3 cc 2 Buah
1

2 Spuit 1 cc 2 Buah
2

2 Three Way 1 Buah


3

2 Blood Set 2 Buah


4

2 Suction Cath No.12/No.8 2/2 Buah


5

2 ETT No.7/ 7,5/ 8 1/1/1 Buah


6

2 Canul O2 Dewasa 2 Buah


7

2 Sungkup O2 Dewasa 2 Buah


8

2 Hansaplast 5 Buah
9

3 Alcohol swab 13 Buah


0

3 Hypafix 5cm/10cm 5/5 Buah


1

Handscoon No.7/ 7,5/ 8 1/1/1 Buah

Cairan Infus :

1 Dextrose 10% 2 Kolf 500ml

2 Dextrose 5% 10 Kolf 500ml

3 Nacl 0,9% 5 Kolf 500ml

4 Fimahes 2 Kolf 500ml

33
5 KaEN 3B 2 Kolf 500ml

6 Ringer Laktat 10 Kolf 500ml

Alkes disposible:

1 Ansel gamex 5 Steril No. 6

2 Ansel gamex 5 Steril No. 6,5

3 Ansel gamex 10 Steril No. 7

4 Ansel gamex 10 Steril No. 7,5

5 Ansel gamex 10 Steril No. 8

6 Blood set 10 terumo Standar

7 Vicryl 5 No. 2/0

8 Chromic 10 0

9 Folley catheter 10 Karet No 16

1 Folley catheter 2 Karet No 24


0

1 Urin bag 10 Standar


1

1 Hansaplast bethadine 10 Steril


2

1 Hypapix 2 10 x 5 cm
3

1 Blood set 10 Terumo Standar


4

1 IV catheter 1 terumo No. 14


5

1 IV catheter 2 terumo No. 18


6

1 Venplon 10 terumo No. 20


7

1 Venplon 10 terumo No. 22


8

1 IV chateter 1 terumo No. 24


9

2 IV chateter 1 terumo No. 26


0

2 Kassa steril 10 DRC Standar


1

34
2 Masker surgical 2 Kaca Standar
2

2 Underpad 20 Sella Standar


3

2 Spuit 1cc 10 One Med 1cc


4

2 Spuit 3cc 10 One Med 3cc


5

2 Spuit 5cc 10 One Med 5cc


6

2 Spuit 10cc 10 One Med 10cc


7

2 Spuit 20cc 2 One Med 20cc


8

Lemari Obat

1 Cortidex 2 Ampul 5cc

2 Ranitidine 2 Ampul 2cc

3 Misoprostol 20 Tablet 200mcg

4 Dexamethasone 4 Ampul 1cc

5 Asam Traneksamat 2 Ampul 5cc

6 Aminophilin 1 Ampul 10cc

7 Duvadilan 2 Ampul 2cc

8 Sulfas Atropin 2 Ampul 1cc

9 Primperan 2 Ampul 2cc

1 Alinamin F 2 Ampul 10cc


0

1 Lidocain 50 Ampul 2cc


1

1 Aquadest 25cc 10 Flas 25cc


2

1 Nacl 25 cc 10 flas 25cc


3

1 MgSO4 20% 5 flas 25cc


4

1 MgSO4 40% 5 flas 25cc


5

1 KCL 7,46% 5 flas 25cc


6

35
1 Mylon/Nabic 8,4% 5 flas 25cc
7

1 Oxytocin 20 Ampul 1cc


8

1 Ethyl ergometrin 20 Ampul 1cc


9

2 Propofol 10 Ampul 10cc


0

2 Recofol 10 Ampul 10cc


1

2 Pethidin 10 Ampul 2cc


2

2 Fentanyl 10 Ampul 2cc


3

2 Bvacaine 5 Ampul 5cc


4

2 Spinocaine 5
5

2 Kaltrofen Supp 10
6

E. RUANG LINEN

No
Nama Alat Jumlah Spesifikasi Ukuran Keterangan
.

1. Stick Laken 10 Katun Putih Tebal 176x92 cm

2. Sprai 10 Katun Putih Tebal 274x180 cm

3. Sarung Bantal 10 Katun Putih Tebal 65x53 cm

4. Baju Pasien 5 Katun Tebal Standar


Operasi

5. Baju Dokter 4 Katun Tebal Standar

6. Baju Petugas 8 Katun Tebal Standar

7. Bed Cover 10 Wool + Katun Standar

8. Selimut Lorek 5 Katun tipis Standar

9. Handuk 5 Handuk 90x40 cm

10. Lap tangan 100 Handuk 30x30 cm

36
11. Keset 4 Handuk 60x100 cm

12 Mesin Cuci 3 Panasonik

F. RUANG PANTRY

No
Nama Alat Jumlah Spesifikasi Ukuran Keterangan
.

1. Dispenser 1 Sanken Standar

2. Kursi 1 Plastic Standar

3. Piring 5 Kaca Standar

4. Gelas 5 Kaca 200 cc

5. Sendok 5 Stainless Standar

6. Garpu 2 Stainless Standar

7. Tatakan + tutup Gelas 3 Plastik Standar

8. Pisau 1 Stainless Standar

9. Baki 2 Plastic Standar

10. Termos 1 Melamin Standar

11. Galon 2 fiber 19 Lt

12. Meja Dispenser 1 Besi Standar

13. Tempat Sampah 1 Plastik Besar

G. RUANG SPOELHOEK KAMAR BERSALIN

No
Nama Alat Jumlah Spesifikasi Ukuran Keterangan
.

A Alkes

1. Waskom Besar 1 Stainless Standar

2. Waskom sedang 1 Plastic Standar

3. Waskom Kecil 3 Plastic Standar

4. Pispot 2 Stainless Standar

5. Bengkok 3 Stainless Standar

6. Saringan Sedang 1 Plastic Standar

7. Gelas ukur 1 Plastik 2 Lt

B ART

1. Kain Pel 2 Kain Tebal Standar

37
2. Sikat WC 4 Plastic Standar

3. Serokan Air 2 Plastic Standar

4. Sapu 2 Plastic Standar

5. Ember Besar 1 Plastic Standar

6. Ember sedang 2 Plastic Standar

7. Ember Kecil 1 Plastic Standar

8. Rak Handuk 1 Plastic Standar

C APD

1 Celemek 1 Plastic Standar

2 Googless 1 Fiber glass Standar

3 Boot 1 Karet Standar

4 Sarung tangan 1 Karet Standar

J. RUANG PERAWATAN BAYI

1. KAMAR BAYI
Ukura
No Nama Alat Jumlah Spesifikasi Keterangan
n

A Alkes

1 Incubator 1 Infam Incubator Standar

2 Incubator 2 Poly Standar

3 Timbangan Digital 1 Bebi scakle Standar

4 Blue Light 1 Gea Standar

5 Suction 1 DXX-1 Standar

6 Timbangan bayi 1 Sella Standar

7 Korentang 1 Stainless Standar

8 Tempat steril botol 1 Standar

9 Oxygen 2 Standar

10 Tangga pasien 1 Standar

11 Humidifier 1 Standar

12 Lampu emergency 1 Standar

38
13 Emergency Kit 1 Standar

14 Stabilizer 2 Matsuta Standar

15 Box bayi 4 Stainless Standar

16 Thermometer Digital 1 Terumo Standar

17 Timbangan Raksa 1 Gea Standar

18 CPAP 1 Standar

19 Spo2 2 Pulse Oxi Meter Standar

B ATK

1. Hp 1 Nokia Standar

2. Jumbo Box file 2 Karton + plastik Standar

3. Papan reklame 3 Kayu +kertas Standar

4. Boks Plastik 1 Plastic Standar

5. Meja 1 Kayu Standar

6. Lemari Pakaian 1 Kayu Standar

C ART

1 Kursi kantor 2 Mubaric Standar

4 Toples 2 Gelas Standar

5 Remote AC 1 Daikin Standar

6 Jam dinding 1 RSMG Standar

7 Tempat sampah 2 Plastic Standar

9 Termos 1 1 ltr

10 Hand soap 1 Plastic Standar

11 AC 1 LG Standar

D Obat-Obatan

15 NeoK 4 Ampul Standar

18 Salep garamycin 1 Salep Standar

2. KAMAR BAYI LEVEL II


No Nama Alat Jumlah Spesifikasi Ukuran Keterangan

1 Incubator 2 Tesenna

2. Timbangan 1

39
3. Toples 1

4. Korentang 1 Stainlees

5. Kom kecil 1 Stainlees

6. Meja stainless 1 Mak

7 Tiang infuse 1

8. Stetoskop 1 Litman

Alkes

1 Extension tube 1 Terumo

2 Three way 1 Terumo

3 Hypafix 1

4 Feeding tube no 8 1 Terumo

5 Feeding tube no 6 1 Terumo

6 Spuit no 10 cc 1 Terumo

7 Spuit no 50 cc 1 Terumo

8 Spuit no 1 cc 2 Terumo

9 Spuit no 2,5 cc 2 Terumo

10 Urine collector 1

11 NS 1 Otsu

12 Dex 10% 1 Otsu

13 Nacl 0,9% 100 cc 1 Otsu

14 Xylocain jelly 1

Obat-obatan

1 Lasix 1 2 cc

2 Phenitoin 1 2 cc

3 Ranitidine 1 2 cc

4 Dexamethasone 1 2 cc

5 Heparin 1 5000 iu

6 Morphine 1 1 cc

7 Aminophylin 1 10 mg

8 OMZ 1 40 mg

Set infuse

40
1 Pinset anatomis 1 stainless Standar

2 Gunting kecil 1 Stainless Standar

3 Duk alas 1 Kain Standar

4 Duk bolong kecil 1 Kain Standar

5 Kapas bulat alkohol 1 Kapas Standar

6 Kassa 1 Kain Standar

Umbilical kateter set

1 Duk alas 1 Kain Standar

2 Duk bolong 1 Kain Standar

3 Kassa steril 5 Lembar Standar

4 Pinset anatomis 1 Stainless Standar

5 Pinset sirurgis 1 Stainless Standar

6 Arteri klem 1 Stainless Standar

7 Gunting kecil 1 Stainless Standar

8 Kom kecil 1 Stainless Standar

9 Nallpuder 1 Stainless Standar

3. EMERGENCY KIT KAMAR BAYI


No Nama Alat Jumlah Spesifikasi Ukuran Keterangan

OBAT

1 Epineprin 2 1 cc

2 Ca glukonas 1 10 cc

3 Dormicum 1 5 cc

4 Sulfa Atropine 2 1 cc

5 Neo K 2 1 cc

6 Meylon 1 25 cc

7 Dektrose 10 % 1 500 cc

8 Na Cl 0,9% 2 25 cc

9 NS 1 500 cc

10 Water for inj 2 25 cc

11 KCL 2 25 cc

ALKES

41
1 Abocath no 22 2 Terumo Standar

2 Abocath no 24 2 Terumo Standar

3 Abocath no 26 2 Terumo Standar

4 Wing needle 2 Terumo Standar

5 ETT no 2 1 Portex Standar

6 ETT no 2,5 1 Portex Standar

7 ETT no 3 1 Portex Standar

8 ETT no 3,5 1 Portex Standar

9 ETT no 4 1 Portex Standar

10 Feeding tube no 3,5 1 Terumo Standar

11 Feeding tube no 5 1 Terumo Standar

12 Feeding tube no 8 1 Terumo Standar

13 Extension tube 1 Terumo Standar

14 Gelang bayi biru 1 Standar

15 Gelang bayi pink 1 Standar

16 Face mouth 4 Portek Standar

17 Goodel no 0 (04) 2 Rusch Standar

18 Goodel no 00 (06) 3 Rusch Standar

19 Goodel no 000 (08) 4 Rusch Standar

20 Nasal canul pediatri 2 Latex Standar

21 Mikropore 1 Standar

22 Mikro drip 1 Terumo Standar

23 Supply tubing 1 Latex Standar

24 Suction cath no 8 1 Latex Standar

25 Spuit 1 cc 1 Terumo Standar

26 Spuit 2,5 cc 3 Terumo Standar

27 Spuit 10 cc 1 Terumo Standar

28 Spuit 20 cc 1 Terumo Standar

29 Umbilical cord 1 Standar

30 Ambu bag bayi 1 Standar

31 Xylocain jelly 1 Standar

32 Stillet 1 Portek Standar

42
33 Laringoscop 1 Riester Standar

Setiap peralatan yang ada baik medis dan non medis harus dilakukan
pemeliharaan,perbaikan dan kalibrasi agar peralatan dapat tetap terpelihara dan dapat
digunakan sesuai dengan fungsinya.

Tujuan :
a. Agar peralatan yang ada dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan tujuan agar nilai yang
dikeluarkan dari alat medis sesuai dengan nilai yang diinginkan
b. Agar peralatan yang ada dapat tetap terpelihara dan siap digunakan
c. Sebagai bahan informasi untuk perencanaan peremajaan peralatan medis yang diperlukan.

Prosedur
a. Untuk perbaikan peralatan yang rusak mengisi buku permintaan perbaikan dan
diantarkebagian tehnisi beserta alat yang rusak.
b. Setelah alat diperbaiki di tehnisi ,alat dikembalikan di ruangan.
c. Bila alat tidak dapat diperbaiki oleh tehnisi internal,maka alat diperbaiki oleh tehnisi
luar(melalui bagian pembelian).

43
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)

A. DEFINISI
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman

B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumahsakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumahsakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)

C. STANDAR PATIENT SAFETY


Standar keselamatan pasien (patient safety) untuk pelayanan maternal dan perinatal adalah :
1. Hak pasien.
Pasien/ keluarga pasien mempunyai hak mendapatkan informasi tentang rencana dan
hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD.
2. Mendidik pasien dan keluarga.
Edukasi kepada keluarga pasien tentang kewajiban dan tanggung jawab keluarga dalam
asuhan perawatan/asuhan kebidanan. Untuk keluarga pasien diajarkan cara mengurangi
resiko terjadinya infeksi nosokomial seperti mencuci tangan.
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan.
Rumah sakit menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar
tenaga (dokter, bidan/ perawat, gizi dll) dan antar unit pelayanan terkait.
4. Penggunaan metode - metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien.
Rumah sakit harus terus memperbaiki pelayanan, memonitor dan mengevaluasi kinerja
melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD dan melakukan
perubahan untuk meningkatkan kinerja dan keselamatan pasien.
5. Peran pimpinan rumah sakit dalam meningkatkan keselamatan pasien.
Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program patient safety melalui
penerapan tujuh standar Patient Safety.
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien.
Rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan sesuai
standar profesi, standar pelayanan rumah sakit dan Standar Prosedur operasional untuk
meningkatkan kompetensi staf dalam pelayanan maternal dan perinatal.
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
Komunikasi antar tenaga kesehatan dan keluarga pasien selama melaksanakan
pelayanan dapat mencegah kemungkinan terjadinya KTD.

D. PROGRAM PENGAMANAN
1. Program pengamanan Fasilitas dan Peralatan
44
Sistem pemeriksaan secara berkala harus dilakukan terhadap semua peralatan untuk
pertolongan maternal dan perinatal antara lain: alat-alat listrik, gas medis (O2), AC,
saluran udara (ventilasi), peralatan anasthesi, alat-alat gawat darurat, dan alat-alat
resusitasi. Daerah pengamanan listrik paling sedikit diperiksa 2 (dua) bulan sekali dan
catatan daerah-daerah yang diperiksa, prosedur yang diikuti dan hasilnya harus disimpan
dengan baik. Alat-alat ini harus dipelihara oleh teknisi yang terlatih. Bila mungkin
pemeliharaan oleh ahli tekhnik atau konsultan dari luar rumah sakit.

2. Program Pengamanan Infeksi Nosokomial.


Harus ada sistem yang digunakan untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi
nosokomial. Sistem ini harus merupakan bagian integral dari pengendalian infeksi
dirumah sakit.

E. TATA LAKSANA
1. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien.
2. Melaporkan pada dokter jaga ruangan.
3. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter.
4. Mengobservasi keadaan umum pasien.
5. Mendokumentasikankejadian tersebut pada formulir "Pelaporan Insiden Keselamatan".

45
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

A. PENDAHULUAN

HIV/ AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi lebih
tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejala. Setiap hari ribuan anak berusia
kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV. dari
keseluruhan kasus baru 25% terjadi dinegara-negara berkembang yang belum mampu
menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.

Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus yang
sangat bermakna. Ledakan kasus HIV/ AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara langsung
kemasyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan dimasyarakat cukup
tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelindung, pelayanan kesehatan yang
belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik, penggunaaan
bersama peralatan menembus kulit: tato, tindik, dll).

Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui


tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data PMI
angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun 1998 dan
angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua
penyakit ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak memberikan gejala.

Dengan munculnya penyebaran penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat


keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua
pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui
"Kewaspadaan Umum" atau "Universal Precaution" yaitu dimulai sejak dikenalnya infeksi
nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi "Petugas Kesehatan".

Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai
resiko terpajan infeksi. Oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan
keselamatan dirinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.

B. TUJUAN

1. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajiban dapat melindungi diri
sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
2. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko
tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerja untuk menghindarkan
paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip " Universal Precaution".

46
C. TINDAKAN YANG BERESIKO TERPAJAN

1. Cuci tangan yang kurang benar.


2. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman .
5. Tekhnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
6. Prasat kebersihan ruangan yang belum memadai.

D. PRINSIP KESELAMATAN KERJA

Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah
menjaga higien sanitasi individu, higien sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga
prinsip tersebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu:
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah kontak
dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai.
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan.
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.

47
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan di Rumah Sakit Haji Kamino dalam memberikan pelayanan adalah :

A. INDIKATOR KECEPATAN PENANGANAN PERTAMA PASIEN GAWAT


DARURAT
1. Presentasi kematian ibu karena eklampsia.
2. Waktu tunggu sebelum operasi.
3. Presentase kematian ibu karena melahirkan sepsis.
4. Presentase kematian ibu karena perdarahan.

B. INDIKATOR PELAYANAN IBU BERSALIN DAN BAYI

1. Angka kematian ibu karena eklampsia


2. Angka kematian ibu karena perdarahan
3. Angka kematian ibu karena sepsis
4. Angka perpanjangan waktu rawat inap ibu mehirkan
5. Angka kemtian bayi BBLR > 2000 gram
6. Angka Seksio Sesarea

Indikator tersebut dilaporkan setiap bulan dalam laporan kerja bulanan

48
BAB IX

PENUTUP

Angka kematian ibu dan angka kematian bayi semakin meningkat dan tidak mengalami
perubahan berarti pada lima tahun terakhir. Keadaan ini akan meningkat bila tidak segera
diantisipasi dengan berbagai terobosan yang optimal. Kasus kebidanan yang sifatnya akut dan fatal
akan menurunan kondisi kesehatan pada ibu hamil dan bayi di masyarakat dan akan mempengaruhi
prestasi dan kinerja generasi mendatang.

Pada saat ini sesuai era desentralisasi, kebijakan ini amat perlu didukung oleh dinas kesehatan
provinsi/kabupaten daerah sehingga terjadi sinkronisasi antara perencanaan Menteri Kesehatan RI
yang menghasilkan suatu visi yang saling memperkuat dalam penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

Perawatan perinatal tidak dapat dipisahkan dengan riwayat kehamilan seorang ibu, sedangkan
angka kematian maternal sendiri masih sangat tinggi, yang banyak disebabkan karena perdarahan,
infeksi, dan hipertensi. Oleh sebab itu peningkatan kualitas dari pelayanan obstetric dari pusat
rujukan adalah sangat penting. Rumah Sakit Haji Kamino sebagai tempat pelayanan yang terkait
secara khusus dalam pelayanan perinatal resiko tinggi berperan juga untuk meningkatkan kualitas
pelayanannya dalam keikutsertakan untuk menurunkan angka kematian maternal neonatal.

Telah disusun suatu pedoman Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif


(PONEK) sebagai acuan untuk melaksanakan dan mengelola pelayanan kesehatan maternal
neonatal di ruang lingkup Rumah Sakit Rumah Sakit Haji Kamino.

49
DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes (2008), Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency


Komprehensif 24 jam di Rumah Sakit.

2. Departemen Kesehatan (2002), Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Cetakan


Pertama, Jakarta.

3. Departemen Kesehatan (2009), Pedoman Pelayanan Maternal dan Perinatal pada Rumah
Sakit Umum Kelas B, C dan D, Edisi Kedua : Jakarta.

4. Departemen Kesehatan (2007), Pedoman Rawat Gabung Ibu dan Bayi, Direktorat Bina
Pelayanan Keperawatan, Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik, Jakarta.

5. Departemen Kesehatan (2009), Pedoman Pelayanan Kesehatan Berat Bayi Baru Lahir
Rendah dengan Perawatan Metode Kanguru di Rumah Sakit dan Jejaringnya. Depkes RI,
Jakarta.

6. Departemen Kesehatan (2009), Pedoman Pelaksanaan Program Rumah Sakit Sayang Ibu

50

Anda mungkin juga menyukai