Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN PENYELENGARAAN PONEK

RS ROYAL PRIMA

RS ROYAL PRIMA JAMBI


TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
dan rahmatNya Panduan PONEK RS Royal Prima Jambi ini dapat diselesaikan..
Panduan Penyelengaraan PONEK 24 jam RS. Royal Prima Jambi ini akan
digunakan dalam menjalankan tugas bagi dokter dan perawat yang ada di RS.
Royal Prima Jambi. Diharapkan dengan adanya panduan ini dapat digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
Penyusun mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan
semua pihak dalam menyelesaikan Panduan PONEK RS. Royal Prima Jambi
ini. Kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam panduan ini.
Kekurangan ini secara berkesinambungan akan terus diperbaiki sesuai dengan
tuntutan dalam pengembangan dan kebutuhan rumah sakit.

Ditetapkan di : Jambi
Pada tanggal : 22 Mei 2019
Direktur Rumah Sakit Royal Prima Jambi

Kolonel CKM (Purn) dr. Eko Kuswandono MMRS


NIK : 532.04.19

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I Definisi......................................................................................1

BAB II Ruang Lingkup..........................................................................2

BAB III Tata Laksana..............................................................................6

BAB IV Dokumentasi.............................................................................8

Daftar Pustaka...................................................................................................9

BAB I

0
DEFINISI

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sudah mencapai penurunan


hingga tahun 2007. Menurut SDKI 2007 AKI di Indonesia adalah 228/100.000
KH turun dari AKI tahun 2000 yaitu 307/100.000 KH dan diharapkan dapat
mencapai target MDGs yaitu menjadi 102/100.000 KH. Namun hasil SDKI tahun
2012 sangat mengejutkan. Kematian Ibu melonjak sangat signifikan menjadi 359
per 100.000 kelahiran hidup atau mengembalikan pada kondisi tahun 1997. Ini
berarti kesehatan ibu justru mengalami kemunduran selama 15 tahun.
Penekanan angka kematian ibu dan bayi merupakan salah satu indikator
kesehatan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia. Menuju
tahun 2030, Indonesia menargetkan pengurangan angka kematian ibu hingga di
bawah 70 per 100.000 kelahiran dan menurunkan angka kematian balita 25 per
1.000 KH. Target ini tentu akan sulit dicapai bila kualitas pelayanan kesehatan
bagi ibu melahirkan masih belum tidak maksimal. Kematian ibu umumnya
disebabkan perdarahan (25%), infeksi (15%), pre-eklampsia / eklampsia (15%),
persalinan macet dan abortus.
Kematian bayi baru lahir umumnya dapat dihindari penyebabnya seperti
Berat Badan Lahir Rendah (40,4%), asfiksia (24,6%) dan infeksi (sekitar 10%).
Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan pengambilan
keputusan, merujuk dan mengobati. Mengingat kematian bayi mempunyai
hubungan erat dengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan
perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu. Pelayanan obstetri dan
neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru
lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit.
Rumah Sakit PONEK 24 Jam adalah Rumah sakit yang menyelenggarakan
pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan terintegrasi
24 jam. Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem rujukan
dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan
dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan
PONEK adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi,
prasarana,sarana dan manajemen yang handal. Untuk mencapai kompetensi dalam
bidang tertentu, tenaga kesehatan memerlukan pelatihan-pelatihan untuk

1
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perubahan perilaku dalam
pelayanan kepada pasien.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Pelayanan PONEK RS Royal Prima antara lain :


A. Pelayanan kesehatan maternal fisiologis
1) Pelayanan kehamilan
2) Pelayanan persalinan normal
3) Pelayanan nifas
B. Pelayanan kesehatan maternal resiko tinggi
1) Masa antenatal
o Perdarahan pada kehamilan muda
o Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut
o Gerak janin tidak dirasakan
o Demam dalam kehamilan dan persalinan
o Kehamilan ektopik (KE) dan kehamilan ektopik terganggu (KET)
o Kehamilan dengan nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang
dan/koma, tekanan darah tinggi.
2) Masa Intranatal
o Persalinan dengan parut uterus
o Persalinan dengan distensi uterus
o Gawat janin dalam persalinan
o Pelayanan terhadap syok
o Ketuban pecah dini
o Persalinan lama
o Induksi dan akselarasi persalinan
o Aspirasi vakum manual
o Ekstraksi cunam
o Seksio sesarea
o Episiotomi
o Kraniotomi dan kraniosentesis
o Malpresentasi dan malposis
o Distosia bahu
o Prolapsus tali pusat
o Plasenta manual
o Perbaikan robekan serviks

3
o Perbaikan robekan vagina dan perineum
o Perbaikan robekan dinding uterus
o Reposisi Inversio uteri
o Histerektomi
o Ibu sukar bernapas/sesak
o Kompresi bimanual dan aorta
o Dilatase dan kuretase
o Ligasi arteri uterine
o Penanganan BBLR
o Resusitasi bayi baru lahir
o Anestesi umum dan local untuk SC
o Anestesi spinal, ketamine
o Blok paraservikal
o Blok pudendal
o IUD post plasenta
o IUD durante SC
3) Masa post natal
o Masa nifas
o Demam pasca persalinan/infeksi nifas
o Perdarahan pasca persalinan
o Nyeri perut pasca persalinan
o KB
C. Pelayanan kesehatan neonatal fisiologis
1) Asuhan bayi baru lahir normal (Level I)
2) Imunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK)
D. Pelayanan kesehatan neonatal resiko tinggi
1) Asuhan bayi baru lahir sakit (level II B)

E. Pelayanan Ginekologi
1) Kehamilan ektopik
2) Perdarahan uterus disfungsi
3) Perdarahan menoragia

4
4) Kista ovarium akut
5) Radang pelvik akut
6) Abses Pelvik
7) Infeksi saluran genitalia
8) HIV-AIDS
F. Pelayanan Khusus / High Care Unit dan transfusi darah
G. Pelayanan Penunjang Medik.

BAB III
TATA LAKSANA

1. RS melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu


dan bayi secara terpadu dan paripurna.
2. RS mengembangkan kebijakan dan SPO pelayanan sesuai standar.

5
3. RS meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan .bayi termasuk
kepedulian terhadap ibu dan bayi
4. RS meningkatkan kesiapan dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetri
dan neonatal termasuk pelayanan kegawatdaruratan (ponek 24 jam)..
5. RS meningkatkan fungsinya sebagai model dan pembina teknis dalam
pelaksanaan IMD dan pemberian ASI Ekslusif
6. RS menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu dan bayi bagi sarana
pelayanan kesehatan lainnya.
7. RS meningkatkan fungsinya dalam Perawatan Metode Kangguru (PMK)
pada BBLR.
8. RS melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program
RSSIB 10 langkah menyusui dan peningkatan kesehatan ibu.
9. Terdapat regulasi rumah sakit yang menjamin pelaksanaan PONEK 24
jam, meliputi pula pelaksanaan rumah sakit sayang ibu dan bayi,
pelayanan ASI ekslusif (termasuk IMD), pelayanan metode kangguru, dan
SPO Pelayanan kedokteran untuk pelayanan PONEK.
10. Terdapat upaya peningkatan PONEK 24 jam dalam Renstra dan RKA
Rumah Sakit.
11. Tersedia ruang pelayanan yang memenuhi persyaratan untuk PONEK
antara lain rawat gabung di RS
12. RS membentuk tim PONEK dan terdapat program kerja serta bukti
pelaksanaannya.
13. RS menyelenggarakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan
pelayanan PONEK 24 jam, termasuk stabilisasi sebelum dipindahkan.
14. RS melaksanakan rujukan sesuai peraturan perundangan.
15. RS membuat pelaporan dan analisis meliputi :
o Angka keterlambatan operasi SC ( ≥ 30 menit)
o Angka keterlambatan penyediaan darah ( ≥ 60 menit).
o Angka kematian ibu dan bayi.
o Kejadian tidak dilakukannya inisiasi menyusui dini (IMD) pada
bayi baru lahir.

6
BAB IV
DOKUMENTASI

Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi semakin meningkat dan
tidak mengalami perubahan berarti pada 5 tahun terakhir. Keadaan ini akan
cenderung meningkat bila tidak segera di antisipasi dengan berbagai terobosan
yang optimal. Karakteristik kasus kebidanan yang sifatnya akut dan fatal akan
menurunkan kondisi kesehatan pada ibu hamil dan bayi dimasyarakat dan akan
mempengaruhi prestasi dan kinerja generasi mendatang. Dokumen yang wajib
disiapkan untuk pelaksanaan PONEK 24 jam di rumah sakit adalah sebagai
berikut :
a. Kebijakan tentang Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif
(PONEK)
b. Panduan Penyelengaraan PONEK 24 jam di RS Royal Prima Jambi
Demikian buku panduan ini dibuat untuk panduan penyelengaraan PONEK
24 jam di rumah sakit sehingga berjalan dengan baik dan sesuai standar yang telah
ditetapkan oleh Undang-Undang Kesehatan yang berlaku, dengan terbitnya Buku

7
panduan penyelengaraan PONEK 24 jam di RS Royal Prima ini maka segala
kegiatan mengenai panduan penyelengaraan PONEK 24 jam di RS wajib
berlandaskan buku panduan ini terhitung setelah ditandatangani oleh Direktur RS.
Royal Prima Jambi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran


Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3495);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4437) sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan LembaranNegara Nomor 4844);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Nomor 49 Tahun 1996, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3637);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Nomor 82 Tahun
2007, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4741);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 159b/ Menkes/Per/II/1988 tentang
Rumah Sakit sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 145/Menkes/Per/II/ 1998;

8
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/ Menkes/Per/XII/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1295/Menkes/Per/XII/2007;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/ Menkes/Per/IV/2007 tentang
Izin Praktik danPelaksanaan Praktik Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai