Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pembangunan di bidang kesehatan seperti yang kita rasakan ini semakin luas
dan peningkatannya semakin kompleks. Oleh karenanya pembangunan di bidang
kesehatan itu memerlukan peningkatan dan pemantapan sortasi perkembangan
dalam suatu sistem. Yaitu system kesehatan nasional yang berdasarkan landasan
idiil pancasila dan konstitusional UUD 1945 ( DEPKES RI, 1982 ).
Perawat merupakan salah satu anggota tim yang terlibat langsung dalam
usaha promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative dimana peranan perawat tidak
kalah pentingnya dengan tim yang lain dalam usaha meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.
Pelayanan perawatan mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan
keberhasilan pelayanan secara keseluruhan. Di rumah sakit tenaga kesehatan dan
tuntutan hukum yang selama 24 jam harus berada di sisi pasien adalah tenaga
perawat. ( R.I.EPKES,1989 )
Angka kematian maternal neonatal di Indonesia masih termasuk tertinggi
diantara Negara ASEAN dengan penurunan relative sangat lambat menurut survey
2002-2003. Sementara itu berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu (AKI) sebesar 359/100.000 kelahiran hidup.
AKI melahirkan di jawa timur tercatat 97,39/100.000 angka kematian neonatal pada
tahun 2012 adalah 25,9/1000 kelahiran hidup. Berikut data kematian ibu dari tahun
2013 – 2018
NO TAHUN AKI AKB

1 Tahun 2013 17 orang (192,4/100.000 136 bayi (15,4/1000 kh)


kh)
2 Tahun 2014 17 orang (185/100.000 121 bayi (13,2/1000 kh)
kh)
3 Tahun 2015 13 orang (137,8/100.000 101 bayi (10,7/1000 kh)
kh)
4 Tahun 2016 17 orang (189,7/100.000 106 bayi (11,8/1000 kh)
kh)
5 Tahun 2017 10 orang (110,4/100.000 145 bayi (16/1000 kh)
kh)
6 Tahun 2018 13 orang 141,6/100.000 121 bayi (13,2/1000 kh)
kh)
Rumah sakit PONEK 24 jam merupakan bagian dari system rujukan pelayanan
kedaruratan maternal dan neonatal yang sangat berperan dalam menurunkan angka
kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK adalah ketersediaan
tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasana dan sarana dan manajemen
yang handal.
Untuk mencapai kompetensi dalam bidang tertentu, tenaga kesehatan
memerlukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan,keterampilan
dan perubahan perilaku dalam pelayanan kepada pasien.

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 1


1.1 Tujuan Pedoman
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan di Rumah sakit Umum daerah
asembagus dalam menentukan sikap menghadapi perkembangan pelayanan
kesehatan global, nasional maupun regional.
1.2.2. Tujuan Khusus
1.2.2.1. Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan
secara professional.
1.2.2.2. Sebagai bahan dasar pengembangan pelayanan asuhan
kebidanan dan organisasi profesi bidan.
1.2.2.3. Sebagai pedoman menilai mutu pelayanan asuhan kebidanan
1.2 Sasaran
1. Instalasi Bedah
2. Ruang HCU
3. Ruang Mawar
4. Ruang Anggrek

1.3 Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pelayanan Kamar Bersalin di Rumah Sakit dimulai dari garis depan /IGD
dilanjutkan ke kamar bersalin sampai ruang perawatan/kamar operasi. Secara singkat
dapat di deskipsikan sebagai berikut :
1. Stabilisasi di IGD dan persiapan pengobatan definitive
2. Penanganan kasus kegawatdaruratan maternal oleh tim PONEK RS di ruang
tindakan
3. Perawatan intermediate dan intensif ibu
4. Pelayanan Asuhan Antenatal Resiko Tinggi
Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus diharapkan mampu memberikan pelayanan
Kesehatan Maternal Fisiologis dan Beresiko Tinggi meliputi :

I. Pelayanan Kesehatan Maternal


 Pelayanan Persalinan Normal dan Persalinan dengan tindakan operatif
 Pelayanan Nifas dengan Penyulit
II. Pelayanan Kesehatan Neonatal Fisiologis
 Asuhan Bayi Baru Lahir Normal
 Inisiasi Menyusu Dini
 Resusitasi neonatus
 Rawat gabung bayi sehat dan ibu
 Stabilisasi dan pemberian asuhan bayi baru lahir usia kehamiln 35-37
minggu yang stabil secara fisiologis
 Perawatan neonates usia kehamilan <35 minggu atau neonates sakit
sampai dapat dipindah ke fasilitas asuhan neonatal spesialistik
 Stabilisasi neonates sakit sampai pindah ke fasilitas asuhan neonatal
spesialistik
 Terapi sinar
III. Pelayanan Kesehatan Maternal Resiko Tinggi
a. Masa antenatal
 Perdarahan pada kehamilan muda / abortus
 Nyeri perut pada kehamilan muda dan lanjut
 Gerak janin tidak dirasakan
 Demam dalam kehamilan dan persalinan
 Kehamilan Ektopik dan Kehamilan Ektopik Terganggu
 Hipertensi, Preeklamsia dan Eklamsia

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 2


b. Masa intranatal
 Pelayanan terhadap syok
 Ketuban Pecah Dini
 Persalinan Macet
 Gawat janin dalam persalinan
 Induksi dan akselerasi persalinan,lewat bulan dan IUFD
 Seksio sesaria
 Episiotomi
 Malpresentasi dan malposisi
 Distosia bahu
 Plasenta manual
 Penanganan prolapsus tali pusat
 Perbaikan Robekan serviks
 Perbaikan robekan vagina dan perineum
 Persiapan Histerektomi
 Kompresi Bimanual dan aorta
 Persiapan dilatasi dan kuretase
 Anastesi umum dan local untuk seksio sesaria
 Anastesi spinal, ketamin
 IUD pasca plasenta
 IUD durante seksio sesaria
c. Masa post natal
 Masa nifas
 Demam pasca persalinan / infeksi nifas
 Perdarahan pasca persalinan
 Nyeri perut pasca persalinan
 Keluarga Berencana

IV. Pelayanan Kesehatan Lainnya meliputi :


1. Pelayanan Ginekologis
 Perdarahan uterus disfungsi
 Kista ovarium akut
 Infeksi Saluran Genitalia
2. Perawatan khusus / High Care Unit dan Tranfusi Darah
3. Laboratorium bekerja sama dengan Laboratorium Pusat. Unit ini harus
berfungsi untuk melakukan tes laboratorium dalam penanganan
kedaruratan maternal dalam pemeriksaan hemostasis penunjang untuk
pre eklamsi dan neonatal
 Pemeriksaan darah rutin,urin
 Septic marker untuk infeksi neonates yaitu DPL (Darah Perifer
Lengkap), IT rAtio, kultur urin, kultur pus
 Pemeriksaan gula darah, billirubin elektrolit dan AGD
4. Pelayanan Penunjang Medic Pencitraan. Unit ini harus berfungsi untuk
diagnosis
Obstetri dan Neonatus
 Radiologi
 USG Ibu dan neonatal
5. Ruang BMHP (Bahan Medis Habis Pakai)
Ruang Pencucian dan Penyimpanan alat steril yang sudah dibersihkan.
Area membersihkan alat merupakan tempat yang digunakan untuk
membersihkan alat yang kotor untuk didekontaminasi tingkat tinggi /
sterilisasi. Area penyimpanan alat bersih merupakan tempat yang
digunakan untuk menyimpan alat kedokteran yang sudah dibersihkan
dan disterilkan serta siap pakai.

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 3


1.5 BATASAN OPERASIONAL
1. Standar asuhan keperawatan dibuat sebagai sumber keilmuan bagi bidan
mencakup sepuluh penyakit terbanyak di setiap ruangan;
2. Standar operasional prosedur pelayanan keperawatan dibuat sebagai pedoman
bagi bidan dalam melaksanakan tindakan keperawatan mengacu pada standar
yang ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia serta
perkembangan keilmuan terkini;
3. Etik keperawatan disusun bersama antara Bidang Keperawatan dan Komite
keperawatan dengan mengacu pada etika profesi.

1.6 LANDASAN HUKUM


1. Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1575/Menkes/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Terja Departemen
Kesehatan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1457 Tahun
2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan/Kota.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
836/Menkes/SK/VI/ 2005 tentang Pedoman Pengembangan
Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
369/Menkes/SK/III/ 2007 tentang Standar Profesi Bidan.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
938/Menkes/SK/VIII/ 2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 4


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1 STANDAR KETENAGAAN PERAWAT / BIDAN


Pelayanan keperawatan merupakan subsistem dari system pelayanan yang
ada di rumah sakit. Bentuk pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan keadaan
pasien, sehingga lebih bersifat individual. Cara pemberian pelayanan berbentuk
suatu kerja sama yang menghasilkan pelayanan kepada pasien yang bersifat terus
menerus selama 24 jam/hari dan 365 hari/tahun.
Perkembangan selanjutnya banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi
kesehatan, pendidikan tenaga medis, paramedis, dan non-medis yang bekerja di
rumah sakit serta keadaan social ekonomi masyarakat. Saat ini dimana keadaan
sosoal ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat makin meningkat, pelayanan
rumah sakit, khususnya pelayanan medis dan keperawatan yang berhubungan
langsung dengan pasien harus dikelola secara professional. Proses profesionalisasi
keperawatan, seperti halnya profesi kedokteran, menuju tingkat penerimaan oleh
masyarakat sebagai profesi yang mandiri, secara tidak langsung sangat
mempengaruhi perkembangan rumah sakit.
Standar ketenagaan pada instalasi rawat inap mengacu paa standar tenaga
keperawatan di rumah sakit yang dikeluarkan oleh Direktorat Keperawatan dan
Keteknisian Medik Direktorat Jendral pelayanan medis departemen kesehatan RI
tahun 2005.

2.2 PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN


Penghitungan tenaga keperawatan/bidan memperhatikan jumlah unit kerja di
Kamar Bersalin yang terdapat di instalasi rawat inap RSUD Asembagus.

2.3 MODEL PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA INSTALASI RAWAT INAP


Kamar Bersalin
A. ∑ jam Perawatan / hari = rata2 pasien/hari x rata2 jam perawatan/ hari (3)
= 8 x 4 jam = 9 jam
B. Jumlah perawat = ∑ jumlah perawat (ruangan)

Jam Efektif / shift (7)


= 11 = 1,5 = 2 orang
7
C. Loss day = Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar x jumlah perawat (ruangan)

Hari dalam 1 tahun

= (48 + 7 + 15 hari) x 11 = 2,69 = 3 hari

286

D. Non Nursing Job (tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas non


keperawatan) = 25% x (jumlah perawat + loss day (C))
= 25% x (2 + 3) = 1,5 = 2

Rumus :
Jumlah Kebutuhan Perawat = Jumlah Perawat (B) + Loss day (C) + Non Nursing Job(D)
=2+3+2=7

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 5


Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 6
1.3 STRUKTUR ORGANISASI DAN SYSTEM PENUGASAN DI INSTALASI RAWAT INAP.

1.3.1 Struktur Organisasi UPT RSUD Asembagus

DIREKTUR
SATUAN PENGAWAS INTERNAL
KOMITE

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
KA TATAUSAHA
KA SEKSI PELAYANAN MEDIK &
KEPERAWATAN

KA.INSTALASI RAWAT INAP


dr. SINDIANA

KEPALA RUANG KEPALA RUANG KEPALA RUANG KEPALA RUANG KEPALA RUANG KEPALA RUANG
KEPALA RUANG HCU
ANGGREK MAWAR DAHLIA DAHLIA PERIN BOUGENVILLE

DIREKTUR
UPT RSUD ASEMBAGUS,

drg. SUGIYONO
Pembina
NIP. 19740202 200501 1 010

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 7


BAB III
STANDAR FASILITAS

3.1 STANDAR FASILITAS


KONDISI
NO. JENIS PERALATAN MEDIS JUMLAH
Baik Rusak
1. Kamar Bersalin
Tensimeter -
Stetoscop 2
NST / CTG 1
Timbangan BB Dewasa 1
Pengukur Tinggi Badan -
Timbangan Bayi 2
USG 1
Partus Pack 6
Hecting Set -
IUD Set 1
Inplant Set -
Bed Gynecology 1
Lampu Ginekologi 2
Doppler 1
Suction Pump 1
Infant Warmer 1
Meja Resusitasi Bayi Dengan Atau Tanpa -
Lampu Penghangat
Sterilisator -
Minor Surgery Set 1
Lampu Emergency 2
Lampu Tindakan 2
Troly Emergency 1
Funanduscope -
Stikpan 1
Standar Infus 4
Oksigen Portabel/ Oksigen Sentral 4
Obat Emergency -
Infant Fototerapi -
Infant Inkubator -
Vacum Ekstraksi Set 2
Curetage Set 2
Forsep Set 1

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 8


BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN USAHA KEPERAWATAN

4.1 SISTEM PENUGASAN DI RUANG RAWAT INAP


Dalam melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan UPT RSUD
Asembagus, diatur dalam modifikasi metode fungsional dan penugasan tim perawat
yang dilakukan sebagai peningkatan mutu pelayanan di ruang rawat/unit
keperawatan berdasarkan jumlah tenaga yang ada di tiap ruangan keperawatan.
4.1.1 Tanggung Jawab Kepala Ruangan Pada Penugasan Tim
a. Menetapkan standar kinerja staf;
b. Membantu staf menetapkan sasaran keperawatan pada unit yang
dipimpinnya;
c. Memberikan kesempatan pada ketua tim dan membantu untuk
mengembangkan ketrampilan manajemen dan kepemimpinan;
d. Secara berkesinambungan mengorientasi staf baru tentang prosedur tim
keperawatan;
e. Menjadi narasumber bagi ketua tim dan staf tempat diskusi;
f. Memotifasi staf untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan;
g. Melakukan komunikasi terbuka untuk setiap staf yang dipimpinnya.

4.1.2 Tanggung jawab Ketua Tim


a. Mengkaji setiap klien dan menerapkan tindakan keperawatan yang tepat.
Pengkajian merupakan proses yang berlanjutan dan berkesinambungan,
dapat dilakukan saat serah terima tugas;
b. Mengkoordinasikan rencana perawatan yang tepat waktu, membimbing
anggota tim untuk mencatat tindakan kepemimpinan yang telah dilakukan;
c. Meyakinkan semua hasil evaluasi berupa respon klien terhadap tindakan
keperawatan tercatat;
d. Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan langsung atau
laporan anggota tim.

4.1.3 Tanggung Jawab Anggota Tim


a. Menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk setiap klien di
ruangan;
b. Mengikuti instruksi keperawatan yang tertera dalam rencana keperawatan
secara teliti termasuk program pengobatan;
c. Melaporkan secara tepat dan akurat tentang asuhan yang dilakukan serta
respon yang ditunjukkan klien;
d. Menerima bantuan dan bimbingan ketua tim.

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 9


4.2 BAGAN ALUR METODE TIM DI RUANG RAWAT INAP

4.3 PEMBERIAN ASUHAN KEBIDANAN


4.3.1 Tahap pengkajian kebidanan
1. Menerima pasien baru dan melakukan serah terima dengan
perawat/bidan dari ruangan sebelumnya.
 Mencocokkan gelang identitas pasien, meyakinkan ketepatan
identitas pasien dengan bertanya langsung kepada pasien.
 Menambahkan gelang pasien dengan tanda alergi atau resiko tinggi
sesuai dengan ketentuan.
 Melakukan pengkajian kebidanan.
 Melakukan observasi tanda-tanda vital.
 Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien
sesuai dengan kondisi pasien.

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 10


 Melaporkan hasil pengkajian kepada dokter penanggung jawab dan
melakukan tindakan sesuai instruksi dokter.
 Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan.

Prosedur yang dilakukan oleh dokter


 Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien
sesuai dengan kondisi pasien
 Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yang akan
dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik
selama tindakan maupun setelah selesai tindakan.
 Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang
melakukan tindakan
 Melakukan verifikasi laporan dengan tanda tangan di tempat pelaporan
yang sudah di stempel oleh bidan,tanda tangan di sertai verifikasi
tanggal dan jam tandatangan.

2. Penerimaan dan perawatan pasien rawat inap sehari (one day care
prosedur yang dilakukan oleh bidan
 Menerima pasien di kamar bersalin (VK)
 Bidan kamar bersalin melengkapi berkas rekam medis pasien
 Bidan kamar bersalin melaporkan ke dokter operator dan dokter
anastesi bahwa pasien sudah di kamar bersalin
 Bidan kamar bersalin melakukan persiapan tindakan seperti
mengganti baju pasien, membersihkan lipstik dan melepaskan
perhiasan pasien, observasi tanda-tanda vital, anjurkan pasien buang
air kecil terlebih dahulu dan lain-lain
 Setelah tindakan dilaksanakan, pasien diobservasi kondisi umum dan
tanda-tanda vitalnya
 Jika keadaan umum pasien baik maka bidan memberi tahu keluarga
pasien untuk menyelesaikan administrasi
 Keluarga pasien menyerahkan kartu izin pulang dari penata rekening
pada bidan
 Bidan menjelaskan pada keluarga pasien mengenai perawatan paska
tindakan dirumah, menyerahkan obat pulang dan kartu kontrol dengan
menggunakan formulir discharge planning.
 Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan

Prosedur yang dilakukan oleh dokter


 Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien
sesuai dengan kondisi pasien
 Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan
dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik
selama tindakan maupun setelah selesai tindakan

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 11


 Melakukan tindakan di ruang tindakan
 Membuat resep dan menjadwalkan kontrol
 Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang
melakukan tindakan

3. Persiapan pasien pre op sectio cesarea


Petugas yang melaksanakan : bidan yang bertanggung jawab kepada pasien
Prosedur :
 Memastikan bahwa pasien telah mendapatkan penjelasan dari dokter
penanggung jawab dan anestesi mengenai tindakan operasi yang
akan dilakukan
 Meminta pasien atau keluarga mengisi formulir surat persetujuan
tindakan section cesarea dan surat ijin tindakan anestesi
 Melakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang
lainnya sesuai anjuran dokter (hematolog Lengkap, BT,CT,Urine
lengkap jika di perlukan)
 Siapkan pasien, puasa, cukur daerah operasi, persiapkan darah bila
diperlukan, melepas protese dan lain-lain
 Lengkapi formulir check list pre operasi yang terdapat didalam
pendokumentasian
 Menghubungi dokter spesialis anak untuk memberitahukan pasien
sudah siap diantar ke kamar operasi
 Hubungi ruang operasi untuk memastikan bahwa pasien akan diantar
 Antar pasien ke ruang operasi sesuai jadwal, minimal 30 menit
sebelum jadwal operasi
 Cek Denyut Jantung Janin (DJJ) dengan disaksikan perawat kamar
operasi
 Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan

Prosedur yang dilakukan oleh dokter


 Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien
sesuai dengan kondisi pasien
 Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan
dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik
selama tindakan maupun setelah selesai tindakan
 Melakukan tindakan di kamar operasi
 Membuat resep dan protap perawatan selanjutnya
 Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang
melakukan tindakan

4. Asistensi dokter dalam menolong persalinan normal


Petugas yang melaksanakan : bidan yang bertanggung jawab kepada pasien
Prosedur :

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 12


 Kontrol his, monitor denyut jantung janin dan perhatikan keadaan
umum pasien
 Mengkaji adanya faktor resiko pada ibu dan janin sebelum proses
persalinan, laporkan pada dokter
 Periksa dalam untuk menentukan diagnosis sudah memasuki kala II
 Monitor denyut jantung bayi sesuai dengan partograf
 Lakukan perawatan kala III
 Bantu dokter dalam proses penjahitan luka perineum
 Lakukan perawatan kala IV
 Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan

Prosedur yang dilakukan oleh dokter


 Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien
sesuai dengan kondisi pasien
 Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan
dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik
selama tindakan maupun setelah selesai tindakan
 Melakukan tindakan pertolongan persalinan
 Melakukan jahit perineum dengan didampingi oleh bidan
 Membuat resep dan membuat protap perawatan selanjutnya
 Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang
melakukan tindakan

5. Asistensi tindakan curretage


Prosedur :
 Memastikan pasien telah mendapatkan penjelasan tindakan yang
akan dilakukan oleh dokter operator
 Mempersiapkan surat izin tindakan curettage dan surat izin tindakan
anestesi yang telah ditandatangani oleh pasien atau keluarga pasien
 Persiapkan pasien seperti puasa, pasang infuse, pakaian pasien,
kosongkan kandunng kemih dan lain-lain
 Masukan jaringan dalam bokal berisi formalin 10% dan diberi
identitas pasien untuk jaringan yang akan dilakukan pemeriksaan
patologi anatomi, untuk jaringan yang tidak akan dilakukan
pemeriksaan patologi anatomi, jaringan dapat dimasukan dalam
bokal/plastik tanpa formalin dan diberikan pada keluarga (dicek
apakah boleh jaringan yanng sudah diambil tidak di PA)
 Mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital dan perdarahan
sampai dengan 3-4 jam pasca tindakan curretage
 Jika keadaan umum pasien baik, tanda-tanda vital normal, tidak ada
perdarahan dan keluhan, pasien diperbolehkan pulang setelah
menunjukkan surat ijin pulang.
 Mempersiapkan pasien pulang

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 13


 Bidan menjelaskan pada keluarga pasien mengenai perawatan paska
tindakan dirumah, menyerahkan obat pulang dan kartu kontrol dengan
menggunakan formulir discharge planning.

Prosedur yang dilakukan oleh dokter


 Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien
sesuai dengan kondisi pasien
 Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan
dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik
selama tindakan maupun setelah selesai tindakan.
 Pasien dilakukan anastesi oleh dokter anestesi
 Melakukan tindakan curretage
 Membuat resep dan jadwal kontrol
 Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang
melakukan tindakan.

1) Observasi
Adalah mengamati perilaku dan keadaan untuk memperoleh data dengan
tingkat kelihatan klien. Dilakukan dengan menggunakan alat indra lainnya
(meraba, menyentuh, mendengar)
2) Pemeriksaan Fisik
Dilakukan secara chepalo-caudal dari kepala sampai ujung kaki meliputi:
- Tanda-tanda vital;
- Inspeksi/pandang;
- Palpasi/raba;
- Auskultasi/dengar;
- Perkusi/ketuk;
- Pemeriksaan dalam/vagina tucher (untuk pasien kebidanan);
- Pemeriksaan lainnya.
A. Pengelompokan data pendukung/analisa data
Dengan mengelompokkan data, perawat segera dapat menentukan
masalah yang terjadi pada klien. Pengelompokan data meliput:
1) Data fisiologis/biologis :
- Keluhan utama;
- Masalah kesehatan yang dialami saat ini;
- Masalah kesehatan dan penyakit yang lalu;
- Masalah pola fungsi kehidupan sehari-hari/Activity Day Living (ADL);
- Masalah resiko tinggi pengaruh perkembangan terhadap individu;
- Prosedur invasive;
- Riwayat alergi.
2) Data psikologis mental dan sosial :
- Perilaku;
- Pola emosional;
- Konsep diri;
- Gambaran diri;

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 14


- Penampilan intelektual;
- Pola pemecahan masalah;
- Satuan ekonomi;
- Kegiatan reakreasi;
- Bahasa komunikasi;
- Pengaruh kebudayaan;
- Factor resiko lingkungan;
- Hubungan social;
- Hubungan dengan keluarga;
- Pekerjaan.
3) Data spiritual
- Data-data/norma;
- Kepercayaan;
- Keyakinan;
- Moral.
4) Tingkat ketergantungan
- Minimal;
- Parsial;
- Total.
B. Jenis Data
1) Data objektif
Adalah data nyata yang ditemukan oleh tenaga perawat pada saat
pemeriksaan berlangsung.
2) Data subjektif
Adalah data yang dirasakan oleh klien sendiri berupa keluhan-
keluhan. Contoh : mual, sakit kepala, perasaan takut operasi.
C. Analisa Data
Adalah mengaitkan, menghubungkan data yang diperoleh dengan
konsep, teori, prinsip yang relevan untuk mengetahui masalah kesehatan klien.
Oleh karena itu analisa data dilakukan dengan konsep, teori, prinsip yang
relevan untuk mengetahui masalah kesehatan klien. Oleh karena itu analisa
data dilakukan dengan:
1) Mengesahkan data;
2) Mengelompokkan data;
3) Membandingkan dengan standart;
4) Menentukan kesenjangan;
5) Menginterprestasi kesenjangan;
6) Membuat kesimpulan.
Petunjuk untuk pengkajian :
1) Data dikumpulkan secara menyeluruh, meliputi aspek bio-psiko-sosial-
spiritual;
2) Menggunakan berbagai sumber data dan berbagai cara pengumpulan
data;
3) Setiap data yang dikumpulkan harus data yang baru dan mendapat
pengabsahan/validasi;
4) Dilakukan secara sistematis dan terus-menerus;
5) Data harus dicatat, dapat dibaca dan dimengerti oleh orang lain;
Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 15
6) Data dikelompokkan dalam bentuk kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual;
7) Data dianalisa dengan dukungan pengetahuan yang relevan.

4.3.2 Tahap diagnosa keperawatan


Diagnose keperawatan adalah suatu pernyataan dari masalah klien
yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan,
yang dimaksud masalah nyata adalah masalah yang sudah ada pada waktu
pengkajian. Sedangkan masalah potensial merupakan masalah yang
mungkin timbul bila tindakan pencegahan tidak dilaksanakan.
A. Manfaat diagnose keperawatan adalah:
1) Memberi pedoman untuk asuhan keperawatan secara komprehesif
yang mandiri;
2) Memberi kesatuan bahasa dalam komunikasi perawatan secara
komprehensif;
3) Sedangkan klien/pasien kebidanan dapat dilakukan dalam batas
wewenang bidan;
4) Sifat diagnose keperawatan : berorientasi pada kebutuhan dasar
manusia (maslow).
B. Perbedaan diagnose medic dan diagnose keperawatan
1) Diagnose medis
- Berfokus pada faktor yang bersifat pengobatan dan penyembuhan
penyakit;
- Berorientasi pada keadaan patologis;
- Cenderung tetap, mulai sakit sampai sembuh;
- Mengarah pada tindakan meis yang sebagian dapat dilaksanakan
oleh tenaga perawat;
- Diagnose medis melengkapi diagnose keperawatan.
2) Diagnose keperawatan
Berfokus pada respon klien terhadap penyakit atau faktor yang
mempengaruhi yang sangat berfariasi, perbedaannya:
- Berfokus pada respon klien terhadap penyakit, tindakan medis dan
faktor lain;
- Berorientasi pada kebutuhan individu;
- Berubah sesuai dengan perubahan respon klien;
- Mengarah pada fungsi mandiri perawatan dalam melaksanakan
tindakan keperawatan dan evaluasi;
- Diagnose keperawatan melengkapi diagnose medis;
C. Cara merumuskan diagnose keperawatan dapat menggunakan
pendekatan sebagai berikut:
1) Rumus pes : Problem (Masalah)
Etiologi (penyebab)
Symstom (gejala)
Diagnosa Keperawatan = Masalah+Penyebab+Gejala+/ Tanda
Contoh: gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan adanya
luka decubitus grade II, ditandai dengan penderita mengatakan luka
pada tumit merasa nyeri dan panas.

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 16


2) Rumus PE : Problem (masalah) Etiologi (penyebab)
Diagnose keperawatan = Masalah + penyebab
Contoh : Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan adanya
luka decubitus grade II
D. Tujuan
Ada 2 kategori tujuan yaitu:
1) Tujuan jangka pendek
Adalah hasil yang dicapai dalam waktu yang cepat yaitu dalam
kurun waktu jam atau hari. Tujan jangka pendek sangat cocok untuk
keadaan emergency dimana klien tidak stabil. Contoh : Ny. Y dalam
waktu 5 (lima) hari mampu berjalan menggunakan tongkat sejauh 5
meter.
2) Tujuan jangka panjang
Adalah hasil dalam pencapaiannya memerlukan waktu yang lebih
lama (lebih dari 1 minggu sampai sebulan). Contoh : Ny.Y mampu
berjalan tanpa bantuan saat pulang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis tujuan:
a. Ditulis secara singkat jelas dan mudah dimengerti oleh tenaga yang
lain;
b. Spesifik artinya tujuan harus merupakan perilaku-perilaku yang
menunjukkan berkurangnya masalah klien;
c. Realistis artinya dapat dilaksanakan dengan tenaga dengan fasilitas
yang tersedia dan klien mampu dengan waktu tersedia;
d. Rumus tujuan sbh :
T = S+P+K = KO
T = Tujuan Subyek S = Subyek
P = Predikat K = Kriteria Tujuan
KO = Kondisi
Contoh : Ny.Y (s) mampu berjlan (p) sejauh 10 meter dalam 5 hari (k)
dengan menggunakan tongkat (ko).
E. Menentukan rencana tindakan
1) Hal-hal yang perlu diperhatikan:
- Mengidentifikasi alternative tindakan;
- Teknik prosedur keperawatan yang digunakan;
- Melibatkan klien seoptimal mungkin;
- Latar belakang budaya dan agama klien;
- Mengarah pada tujuan yang akan tercapai;
- Tindakan yang menjamin rasa aman bagi klien;
- Rencana apa yang akan dilakukan;
- Siapa yang akan melakukan tindakan.
2) Factor-faktor yang harus diperhatikan:
- Dalam menyusun rencana tindakan berupa kalimat instruksi,
ringkas, tegas dan mudah dimengerti
- Disusun oleh tenaga perawat
- Bahasa yang dipakai jelas dan mudah dimengerti
- Tindakan keperawatan merupakan kesinambungan asuhan
keperawatan
Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 17
4.3.3 Tahap perencanaan keperawatan
Adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk menanggulangi masalaah yang telah ditentukan dan
bertujuan untuk terpenuhinya kebutuhan klien. Perawat menggunakan
keterampilan pemecahan masalah serta menentukan masalah khusus klien.
A. Tujuan
B. Langkah-langkah penyusunan
Terdiri dari 3 kegiatan yaitu :
- Prioritas tertinggi diberikan kepada masalah kesehatan yang mengancam
kehidupan atau keselamatan pasien;
- Masalah yang sedang dialami diberikan perhatian terlebih dahulu dari
pada permasalahan yang mungkin (potensi);
- Berdasarkan pada kebutuhan dasar manusia (maslow);
Contoh :
Klien datang dengan batuk darah, gelisah, sesak nafas/pernafasan cepat
(32x per menit), maka penentuan prioritas masalah sebagai berikut :
1) Masalah pernafasan (kebutuhan O2)
2) Masalah perdarahan
3) Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai
Direncanakan untuk menanggulangi/mengatasi masalah yang telah
dirumuskan dalam dignosa keperawatan.
Pernyataan tujuan keperawatan harus jelas disebutkan sehingga perawat
yang mengawasi mampu menentukan apakah tujuan tercapai atau belum.

4.3.4 Tahap tindakan keperawatan


Pelaksanaan rencana tindakan yang telah ditentukan dengan maksud
agar kebutuhan klien terpenuhi secara maksimal/optimal. Tindakan
keperawatan tersebut dapat dilksanakan oleh klien, perawat (independen)
maupun bekerja sama dengan petugas lain.
Dengan demikian tampak bahwa pelaksanaan keperawatan bukan
semata-mata tugas tenaga perawat (independen) maupun bekerja sama
dengan petugas lain.
Dengan demikian tampak bahwa pelaksanaan keperawatan bukan
semata-mata tugas tenaga perawat dan bidan tetapi melibatkan banyak
pihak. Namun demikian yang memikul tanggung jawab secara keseluruhan
adalah tenaga perawat tersebut.
Langkah-langkah persiapan, perawatan tersebut :
A. Langkah persiapan, perawat hendaknya :
- Memahami rencana keperawatan yang ditentukan;
- Menyiapkan tenaga dan alat yang diperlukan;
- Menyiapkan lingkungan therapeutic sesuai dengan jenis tindakan yang
akan dilakukan.
B. Langkah persiapan, perawat hendaknya :
Hendaknya perawat harus mengutamakan keselamatan, keamanan
dan kenyamanan klien, diantaranya :
- Sikap yang meyakinkan;
- Sistematika kerja yang tepat;
Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 18
- Pertimbangan hokum dan etika;
- Bertanggung jawab dan tanggung gugat;
- Mencatat semua tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
Pada waktu memberikan asuhan keperawatan, proses pengumpulan
dan analisa data berjalan terus menerus guna perubahan/penyesuaian
tindakan keperawatan. Beberapa faktor dapat mempengaruhi yang penting
fasilitas/alat yang ada, pengorganisasiannya pekerjaan perawat serta
lingkungan fisik dimana asuhan keperawatan dilakukan.

4.3.5 Tahap evaluasi


Adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang
rencana keperawatan.
A. Tujuan evaluasi :
- Menentukan kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang telah
ditentukan;
- Menilai efektifitas rencana keperawatan strategi asuhan keperawatan.
B. Hal-hal yang dievaluasi
- Apakah asuhan keperawatan berjalan efektif?
- Apakah tujuan keperawatan dapat dicapai pada tingkat tertentu?
- Apakah perubahan perilaku klien seperti yang diharapkan?
- Strategi keperawatan dan keperawatan manakah yang efektif?
C. Langkah-langkah
- Mengumpulkan data perkembangan klien
- Menafsirkan (menginterprestasikan) perkembangan klien
- Membandingkan keadaan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan
dengan menggunakan kriteria pencapaian tujuan yang telah itetapkan.
- Mengukur dan membandingkan perkembangan pencapaian klien
dengan menggunakan standart normal yang berlaku
D. Penafsiran hasil evaluasi
1) Tujuan tercapai
Klien menunjukkan perubahan perilaku dan perkembangan
kesehatan sesuai dengan kriteria pencapaian tujuan yang ditetapkan.
2) Tujuan sebagian tercapai
Klien menunjukkan perubahan dan perkembangan kesehatan
hanya sebagai dari pencapaian tujuan yang ditetapkan.
3) Tujuan tidak tercapai
Klien tidak menunjukkan perubahan atau bahkan timbul maslah
baru. Penelitian tentang perkembangan/kemampuan klien dibuat melalui
observasi, interaksi pemeriksaan oleh tenaga perawat, klien/keluarga
dan anggota tim kesehatan lain.
Dengan demikian tampak bahwa pelaksanaan keperawatan bukan
semata-mata tugas tenaga perawat (independen) maupun bekerja sama
dengan petugas lain.

4.3.6 Petunjuk teknis asuhan keperawatan instalasi gawat darurat


A. Petunjuk umum
- Identitas diri pasien
Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 19
Tanggal pengisian : di isi tanggal pengisian pengkajian awal
keperawatan
- Jam pengisian : diisi jam pengisian pengkajian awal keperawatan
- Nomer rekam medis : ditulis sesuai nomer pasien berobat yang
tercantum distatus.
- Nama pasien : di isi berdasarkan nama lengkap pasien
- Tanggal lahir/umur : di isi berdasarkan tanggal lahir, usia : hari, bulan,
tahun sesuai dengan kartu tanda penduduk atau akta kelahiran.
B. Keluhan utama
Ditulis singkat dengan keluhan yang paling dirasakan pasien sejak sakit.
C. Anamnesa
Diisi singkat sesuai dengan keluhan yang paling dirasakan pasien
sejak sakit.
- Riwayat penyakit sekarang
Ditulis sesuai riwayat proses perjalanan penyakit pasien saat ini
mulai pertama kali merasakan gejala sakit.
- Riwayat penyakit dahulu
Ditulis sesuai dengan masalah kesehatan dan penyakit yang lalu.
- Riwayat pengobatan pasien
Ditulis sesuai dengan ada atau tidaknya riwayat pasien
mengkonsumsi obat atau pernah mengalami perawatan di rumah sakit.
- Riwayat pengobatan keluarga
Ditulis sesuai dengan ada tidaknya keluarga pasien yang
mengkonsumsi obat tertentu atau pernah mengalami perawatan di
rumah sakit.
D. Pemeriksaan fisik
Di isi sesuai dengan hasil pemeriksaan pengkaji meliputi :
1) Keadaan (GCS)
Ditulis sesuai dengan hasil pengamatan perawat meliputi:
membuka mata, verbal dan motoric.
2) Keadaan utama
ditulis sesuai dengan keadaan utama pasien saat ini.
3) Tanda-tanda vital meliputi
- Frekuensi pernafasan
Diisi sesuai hasil penghitungan respirasi (inspirasi dan ekspirasi).
- Frekuensi nadi
Diisi sesuai hasil pengukuran nadi.
- Tekanan darah
Diisi sesuai hasil pengukuran tekanan systolic dan diastolik pada
lengan kanan.
- Suhu
Diisi sesuai dengan hasil pengukuran suhu.
- Tinggi badan/TB
Diisi sesuai dengan hasil pengukuran tinggi badan.
- Barat badan/BB.
- Diisi sesuai dengan hasil pengukuran berat badan.
- BMI
Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 20
Ditulis sesuai hasil pengukuran BMI.
4) Kepala dan leher
Di isi sesuai hasil pemeriksaan perawat meliputi mata, hidung, mulut,
telinga dan leher.
5) Thorax
Di isi sesuai hasil inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi daerah dada
meliputi normal atau tidak normal.
6) Abdomen
7) Di isi sesuai hasil inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi daerah perut
meliputi normal atau tidak normal.
8) Ekstremitas
Di isi sesuai hasil inspeksi dan palpasi meliputi normal atau tidak
normal.
E. Pemeriksaan tambahan
Ditulis sesuai dengan ada atau tidaknya pemeriksaan tambahan meliputi:
1) Laboratorium
2) Radiologi
3) Lain-lain

4.3.7 Petunjuk teknis pengisian format pengkajian data keperawatan kasus


penyakit umum
1) Petunjuk umum
Identitas diri pasien
- Tanggal pengisian : diisi tanggal pengisian pengkajian awal
keperawatan;
- Jam pengisian : diisi jam pengisian pengkajian awal keperawatan;
- Nomor rekam medis : ditulis sesuai nomer pasien berobat yang
tercantum di status;
- Nama pasien : diisi berdasarkan nama lengkap pasien;
- Tanggal lahir/umur : diisi berdasarkan tanggal lahir, usia : hari, bulan,
tahun sesuai dengan kartu tanda penduduk atau akta kelahiran;
- Nama DPJP : diisi nama penanggung jawab dan penjamin pasien.
2) Keluhan utama
Ditulis singkat sesuai dengan keluhan yang paling dirasakan pasien sejak
sakit.
3) Riwayat penyakit sekarang
Ditulis sesuai riwayat proses perjalanan penyakit pasien saat ini mulai
pertama kali merasakan gejala sakit sampai dengan dibawa ke UPT RSUD
Asembagus.
4) Riwayat penyakit dahulu
Ditulis sesuai dengan masalah kesehatan dan penyakit yang lalu.
5) Pengkajian nyeri (kenyamanan)
- Nyeri : diisi sesuai terjainya nyeri apakah mengganggu aktivitas, nyeri
tidak tertahankan, nyeri sedikit mengganggu atau nyeri sangat
mengganggu aktivitas.
- Provokativ : diisi sesuai dengan kondisi yang memicu pasien sehingga
terjadi nyeri.
Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 21
- Qualitative : diisi sesuai dengan interprestasi pasien terhadap rasa.
- Regio : diisi sesuai dengan lokasi tubuh yang nyeri dan penjalarannya.
- Skala nyeri : diisi sesuai dengan tingkat nyeri yang di alami pasien dari
skala 0 sampai dengan 10 dilihat dari ekspresi pasien.
- Time : diisi sesuai dengan kontinuitas nyeri pasien terus menerus atau
hilang timbul sejak kapan terjadi, berapa lama dan saat aktifitas apa
nyeri terjadi.
6) Pemeriksaan fisik
Dilakukan secara chephalo-caudal dari kepala sampai ujung kaki
pemeriksaan meliputi:
a. Keadaan (GCS)
Ditulis sesuai dengan skala kesadaran pasien hasil observasi perawat
(composmentis, sonmolen, apatis, soporcomatous,comatous).
b. Keadaan umum
ditulis sesuai dengan kondisi pasien hasil pengamatan perawat (cukup,
lemah, sangat lemah).
c. Tanda-tanda vital meliputi:
- Pernafasan
Diisi sesuai hasil penghitungan respirasi (inspirasi dan ekspirasi).
- Nadi
Diisi sesuai hasil pengukuran nadi.
- Tekanan darah
Diisi sesuai hasil pengukuran tekanan systolic dan diastolik pada
lengan kanan.
- Suhu
Diisi sesuai dengan hasil pengukuran suhu.
- Tinggi badan/TB
Diisi sesuai dengan hasil pengukuran tinggi badan.
- Barat badan/BB
Diisi sesuai dengan hasil pengukuran berat badan.
d. Kepala dan leher
- Mata : normal, icterus, anemis
- Hidung : simetris, asimetris
- Mulut : kering, lembab
- Telinga : bersih, kotor, adanya gangguan pendengaran
- Leher : simetris, asimetris, adanya benjolan
e. Dada
Diisi sesuai hasil inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi daerah dada
meliputi:
- Bentuk : normal atau tidak normal
- Ictus cordis : teraba atau diak pada ics
- Batuk : ada atau tidak batuk
- Bunyi nafas abnormal : ada atau tidaknya suara nafas abnormal
meliputi wheezing, ronchi dan lainnya.
f. Abdomen
Di isi sesuai hasil inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi daerah perut
meliputi :
Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 22
- Bentuk : supel, flat, cembung/cekung.
- BAB : meliputi frekuensi BAB, warna BAB.
- Bising usus : frekuensi bising usus dan adanya
gangguan pada bising usus sesuai hasil
auskultasi.
- Pembesaran hepar/lien : ada atau tidaknya pembesaran hepar atau
lien sesuai hasil palpasi.
- Ascites : ada atau tidaknya ascites sesuai hasil
inspeksi, palpasi an perkusi.
g. Tulang belakang
Di isi sesuai dengan hasil inspeksi dari bentuk tulang belakang normal
atau tiak normal meliputi scoliosis, lordosis, dll.
h. Genetalia dan anus
Di isi sesuai dengan hasil inspeksi dan palpasi meliputi kebersihan dan
kondisi normal atau tidak.
i. Ekstremitas
Di isi sesuai hasil inspeksi dan palpasi meliputi :
- Kekuatan otot : diisi sesuai skala kekuatan otot pasien
- Reflex : diisi sesuai adanya reflek fisiologis dan patologis
7) Resiko jatuh
Diisi sesuai engan ada atau tidaknya kemungkinan pasien jatuh.
8) Riwayat alergi
Diisi sesuai ada atau tidaknya riwayat alergi, penyebab alergi dan jenis
dari reaksi alergi yang timbul.
9) Prosedur invasive
Diisi sesuai dengan ada atau tidaknya alat medis yang terpasang saat ini
meliputi :
- Infus intravena : lokasi pemasangan dan tanggal pemasangan.
- NGT : lokasi pemasangan dan tanggal pemasangan.
- Dower chateter : lokasi pemasangan dan tanggal pemasangan dan
alat lainnya yang mungkin terpasang.
10) Resiko infeksi
Diisi sesuai dengan ada atau tidaknya resiko infeksi yang mungkin terjadi.
11) Status psikologis, mental, social
Diisi sesuai dengan hasil wawancara dengan pasien atau keluarga
meliputi :
- Perilaku
- Pola emosional
- Konsep diri
- Gambaran diri
- Penampilan intelektual
- Pola pemecahan masalah
- Status ekonomi
- Kegiatan reakreasi
- Bahasa komunikasi
- Pengaruh kebudayaan
- Factor resiko lingkungan
Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 23
- Hubungan social
- Hubungan dengan keluarga
- Pekerjaan
12) Status spiritual
Diisi sesuai dengan hasil wawancara dengan pasien atau keluarga
meliputi :
- Data-data / norma
- Kepercayaan
- Keyakinan
- Moral
13) Tingkat ketergantungan
Di isi sesuai dengan tingkat kebutuhan pasien dan keluarga terhadap
pertolongan perawat meliputi :
- Minimal
- Parsial
- Total
14) Pengkajian lainnya
Diisi bila ada pengkajian tambahan yang muncul.
15) Nama dan paraf
Diisi sesuai dengan nama dan paraf perawat yang melakukan pengkajian
terhadap pasien
16) Diagnose dan rencana keperawatan
Meliputi diagnose keperawatan yang mungkin muncul, tujuan/kriteria hasil
yang diharapkan, dan intervensi yang mungkin dilakukan dengan
memberikan tanda (□) diisi dengan centang (v) sesuai dengan masalah
keperawatan yang muncul berdasarkan prioritas masalah. Pada bagian
akhir disertai nama dan tanda tangan perawat yang melakukan pengisian.
17) Catatan perkembangan pasien terintegrasi
Meliputi implementasi/tindakan yang dilakukan perawat terhadap pasien
setiap hari dan SOAP/evaluasi terhadap pasien sesuai dengan kondisi
pasien saat itu disertai profesi, tanda tangan dan nama pihak yang
mengisi.
18) Petunjuk teknis pengisian format asuhan kebidanan
A. Status kandungan
1) Identitas
a. Ditulis nama lengkap penderita;
b. Ditulis nama suami penderita;
c. Ditulis umur penderita dalam tahun;
d. Ditulis umur suami penderita dalam tahun;
e. Ditulis nomor register sesuai nomor register saat masuk rumah
sakit;
f. Ditulis pekerjaan penderita;
g. Ditulis nama pengkaji tanggal dan jam pengkajian.
2) Data subyektif
a. Keluhan utama
Ditulis sesuai keluhan utama penderita masuk rumah sakit.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 24
Ditulis sesuai riwayat proses perjalanan penyakit pasien saat ini
mulai pertama kali merasakan gejala sakit sampai dengan
dibawa ke UPT RSUD Asembagus.
c. Riwayat penyakit dahulu
Ditulis sesuai dengan masalah kesehatan dan penyakit yang
lalu.
d. Riwayat penyakit keluarga
Ditulis sesuai dengan ada atau tidaknya kelurga pasien yang
mengkonsumsi obat tertentu atau pernah mengalami perawatan
di RS.
e. Riwayat menstruasi
Ditulis pertama lamanya siklus pasien menstruasi, lamanya
proses menstruasi berlangsung, ada atau tidaknya disminorea
dan ada atau tidaknya keputihan.
f. Riwayat perkawinan
Ditulis status perkawinan saat ini, berapa kali pasien menikah
dan lama pernikahan terakhir.
g. Riwayat persalinan
Ditulis jumlah anak yang dimiliki pasien saat ini, usia anak yang
terakhir, pernah atau tidak mengalami abortus, jika pernah
berapa kali mengalami abortus.
h. Tindakan operasi
Ditulis bila pasien pernah mengalami tindakan operatif. Jenis
tindakan operatif, kapan dan dimana tindakan dilakukan.
3) Data obyektif
Ditulis berdasarkan hasil pemeriksaan pengkaji, meliputi:
a. Kesadaran
Ditulis sesuai dengan skala kesadaran pasien hasil observasi
perawat (composmentis, sonmolen, apatis, soporcomatous,
comatous).
b. Keadaan umum
ditulis sesuai dengan kondisi pasien hasil pengamatan perawat
(cukup, lemah, sangat lemah).
c. Pernafasan
Diisi sesuai hasil penghitungan respirasi (inspirasi dan
ekspirasi).
d. Nadi
Diisi sesuai hasil pengukuran nadi.
e. Tekanan darah
Diisi sesuai hasil pengukuran tekanan systolic dan diastolik pada
lengan kanan.
f. Suhu
Diisi sesuai dengan hasil pengukuran suhu.
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi abomen dan VT.
h. Pemeriksaan penunjang

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 25


Ditulis bila ada pemeriksaan penunjang yang dilakukan meliputi
laboratorium, radiologi, usg, dll.
4) Nama dan paraf
Ditulis dan ditanda tangani oleh bidan yang melakukan pengkajian
dan dokter yang merawat.
B. Status kebidanan
1. Identitas :
a. Ditulis nama lengkap penderita
b. Ditulis nama suami penderita
c. Ditulis umur penderita dalam tahun
d. Ditulis umur suami penderita dalam tahun
e. Ditulis nomor register sesuai nomor register saat masuk rumah
sakit
f. Ditulis pekerjaan penderita
g. Ditulis nama pengkaji tanggal dan jam pengkajian
2. Data subyektif
a. Keluhan utama
Ditulis sesuai keluhan utama penderita masuk rumah sakit.
b. Riwayat penyakit sekarang
Ditulis sesuai riwayat proses perjalanan penyakit pasien saat ini
mulai pertama kali merasakan gejala sakit sampai dengan
dibawa ke UPT RSUD Asembagus.
c. Riwayat kehamilan
Ditulis berdasarkan tempat dan frekuensi pemeriksaan pasien
saat hamil. Dan pernah atau tidak mendapat imunisasi TT.
d. Riwayat penyakit dahulu
Ditulis sesuai dengan masalah kesehatan dan penyakit yang
lalu.
e. Riwayat penyakit keluarga
Ditulis sesuai dengan ada atau tidaknya keluarga pasien yang
mengkonsumsi obat tertentu atau pernah mengalami perawatan
di RS.
f. Riwayat menstruasi
Ditulis pertama lamanya siklus pasein menstruasi, lamanya
proses menstruasi berlangsung, ada atau tidaknya disminorea,
ada atau tidaknya keputihan.
g. Riwayat perkawinan
Ditulis status perkawinan saat ini, berapa kali pasien menikah
dan lama pernikahan terakhir.
h. Riwayat KB
Ditulis berasarkan alat kontrasepsi apa yang pernah dipakai oleh
pasien dan berapa lama.
i. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
Ditulis sesuai dengan riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
pasien meliputi tahun kehamilan, lamanya kehamilan, komplikasi
yang terjadi saat kehamilan, cara persalinan, keadaan bayi yang

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 26


dilahirkan meliputi jenis kelamin bayi, berat badan bayi saat lahir
dan kondisinya.
3. Data obyektif
Ditulis berdasarkan hasil pemeriksaan pengkaji, meliputi:
a. Kesadaran
Ditulis sesuai dengan skala kesadaran pasien hsil observasi
perawat (composmentis, sonmolen, apatis, soporcomatous,
comatous).
b. Keadaan umum
ditulis sesuai dengan kondisi pasien hasil pengamatan perawat
(cukup, lemah, sangat lemah).
c. Pernafasan
Diisi sesuai hasil penghitungan respirasi (inspirasi dan
ekspirasi).
d. Nadi
Diisi sesuai hasil pengukuran nadi.
e. Tekanan darah
Diisi sesuai hasil pengukuran tekanan systolic dan diastolik pada
lengan kanan.
f. Suhu
Diisi sesuai dengan hasil pengukuran suhu.
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi kepala dan leher, dada, abdomen,
punggung dan ekstremitas atas dan bawah terdapat kelainan
atau tidak.
h. Pemeriksaan obstetric
Ditulis berasarkan hasil pemeriksaan meliputi palpasi abomen,
tafsiran berat badan janin, frekuensi his-an lamanya, auskultasi
abdomen, hasil VT.
i. Pemeriksaan penunjang
Ditulis bila ada pemeriksaan penunjang yang dilakukan meliputi
laboratorium, radiologi, usg, dll.
4. Nama dan paraf
Ditulis dan ditanda tangani oleh bidan yang melakukan pengkajian
dan dokter yang merawat.
a. OBSERVASI
- Ditulis sesuai dengan tanggal dan jam dimulainya his,
frekuensi his, adanya darah, lender, ketuban pecah/belum
dan keluhan lain.
- Keadaan umum
Ditulis berasarkan hasil pemeriksaan suhu, nadi ada tidaknya
odema.
- Pemeriksaan obstetric
Ditulis berdasarkan hasil pemeriksaan palpasi, DJJ, frekuensi
HIS dalam 10 menit, VT.

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 27


b. PARTOGRAF
Diisi pada grafik berdasarkan kondisi ibu, kemajuan persalinan
dan kondisi janin.
c. DIAGNOSA MASALAH
- Diagnose sesuai dengan nomenklatur kebidanan;
- Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien;
- Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara
mandiri, kolaborasi dan rujukan.
d. PERENCANAAN
Rencana tindakan disusun berasarkan prioritas masalah dan
kondisi klien, tindakan segera, tindakan segera antisipasi, dan
asuhan secara komprehensif.
e. PELAKSANAAN
Catat semua tindakan yang telah dilakukan
f. EVALUASI
- Ditulis dalam bentuk catatan SOAP;
- S adalah data subyektif, mencatat hasil anamnesa;
- O adalah data obyektif, mencatat hasil pemeriksaan;
- A adalah hasil analisa;
- P mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang
sudah dilakukan seperti tindakan antisipasif, tindakan segera,
tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan,
kolaborasi. Evaluasi/follow Up dan rujukan.

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 28


BAB V
LOGISTIK

NO JENIS KAMAR JENIS PELAYANAN HARGA


1. Kelas VIP Sarana dan makan minum pasien Rp. 30000
Jasa pelayanan asuhan keperawatan Rp. 16000
Visite dokter spesialis Rp. 75000
Jumlah Rp.121000
2. Kelas 1 Sarana dan makan minum pasien Rp. 20000
Jasa pelayanan asuhan keperawatan Rp. 8000
Visite dokter spesialis Rp. 50000
Jumlah Rp. 78000
3. Kelas 2 Sarana dan makan minum pasien Rp. 16000
Jasa pelayanan asuhan keperawatan Rp. 6000
Visite dokter spesialis Rp. 40000
Jumlah Rp. 62000
4. Kelas 3 Sarana dan makan minum pasien Rp. 15000
Jasa pelayanan asuhan keperawatan Rp. 4000
Visite dokter spesialis Rp. 30000
Jumlah Rp. 49000

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 29


BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien (patient safety) Adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
 Assesment resiko
 Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
 Pelaporan dan analisis insiden
 Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan
yang seharusnya dilakukan.
A. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan
B. Standar keselamatan pasien di rumah sakit
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan progam peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
C. 7 langkah keselamatan pasien
Uraian tujuh langkah menuju keselamatan pasien adalah sebagai berikut:
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Pimpin dan dukung staf anda
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko
4. Kembangkan sistem pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 30


D. Kejadian tidak diharapkan (KTD)
Adverse event :

Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan cedera


pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil suatu tindakan
yang seharusnya diambil dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien.
Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena
tidak dapat dicegah.

E. Kejadian tidak diharapkan yang tidak dapat dicegah


Unpreventable adverse event :

Suatu kejadian tidak diharapkan akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah
dengan pengetahuan yang mutakhir.

F. Kejadian nyaris cedera (KNC)


Near miss :

Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak


mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission) yang dapat menciderai
pasien tetapi cedera serius tidak terjadi karena keberuntungan (misalnya pasien
terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat) karena pencegahan
(suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan tetapi staf lain mengetahui dan
membatalkannya sebelum obat diberikan) atau peringanan (suatu obat dengan
overdosis lethal diberikan tetapi diketahui secara dini lalu diberikan antidotumnya).

G. Kesalahan medis
Medicl errors

Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien termasuk gagal melaksanakan
sepenuhnya suatu rencana atau menggunakan rencana yang salah untuk mencapai
tujuannya, dapat merupakan akibat dari melaksanakan suatu tindakan (commission)
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission).

H. Insiden keselamatan pasien


Patient safety incident :

Setiap kejadian yang tidak disengaja dan tidak diharapkan yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.

I. Kejadian sentinel
Sentinel event :

Suatu kejadian tidak diharapkan yang mengakibatkan kematian atau cedera


serius. Biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak
dapat diterima seperti operasi pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan kata sentinel

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 31


terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi sehingga pencarian fakta terhadap
kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan
prosedur yang berlaku.

J. Tata laksana kerja untuk keselamatan pasien

1. Semua Pasien yang datang baik dalam kondisi inpartu maupun observasi
kebidanan harus dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
2. Memperhatikan identitas pasien khususnya nama dan nomor rekam medis
3. Memastikan pasien telah mendapatkan informed consent dari dokter
penanggung jawab pasien atau dokter konsulen sebelum pasien mendapatkan
penatalaksanaan medis
4. Seluruh persalinan normal wajib ditolong oleh dokter spesialis kebidanan,
bidan boleh menolong persalinan dalam kondisi emergensi, disaat tidak ada
dokter atau dokter spesialis kebidanan
5. Pemeriksaan pervaginam dalam proses persalinan dilakukan setiap 4 jam sekali
atau bila ada indikasi
6. Observasi pasien ODC dilakukan selama 3-4 jam pasca tindakan, pasien
baru diperbolehkan pulang setelah sadar penuh dan keadaan umumnya baik
7. Seluruh pemeriksaan penunjang medis harus disertai dengan identitas
pasien yang lengkap, benar dan jelas
8. Setiap bayi yang lahir, langsung dilakukan pemeriksaan fisik, dicap kaki dan
diberikan peneng untuk identitas
9. Penghalang tempat tidur pasien selalu dalam keadaan terpasang bila ada
pasien di atas tempat tidur
10. Selalu memperhatikan prinsip benar pemberian obat
11. Kuku petugas harus pendek
12. Mencuci tangan sesuai prosedur sebelum dan sesudah tindakan
13. Mempertahankan sterilitas dan menjaga kebersihan
14. Sarung tangan yang digunakan harus sesuai dengan ukuran.

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 32


BAB VII
KESELAMATAN KERJA

7.1 Pendahuluan
HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman tersebut menjadi lebih
tinggi dan berbahaya karena penderita HIV/AIDS tidak menampakan gejala dan
yang lebih mengkhawatirkan hal tersebut banyak terjadi di negara-negara
berkembang yang belum mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan
pencegahan dan penanggulangan secara memadai.

Penderita penyakit HIV/AIDS terus meningkat sejalan dengan semakin


tingginya potensi penularan dimasyarakat. Hal ini di tunjang dengan perilaku seks
bebas tanpa pelindung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum
ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik dan penggunaan bersama
peralatan yang menembus kulit, tato, tindik dan lain-lain.

Selain HIV/AIDS, juga wajib diwaspadai Penyakit Hepatitis B dan C yang


keduanya potensial menular melalui tindakan pada pelayanan kesehatan.
Kedua penyakit ini sering tidak dapat terkenali secara klinis karena tidak
menampakan gejala.

Dengan munculnya penyebaran penyakit-penyakit tersebut di atas


memperkuat keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang
bisa melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan
penyebaran infeksi dikenal melalui “Universal Precaution”.

Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan yang melakukan


kontak 24 jam dengan pasien mempunyai resiko terpajan lebih besar, oleh sebab
itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dari resiko
tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.

1.2 Tujuan
a. Petugas kesehatan dapat melindungi dirinya sendiri, pasien,dan masyarakat
dari penularan infeksi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
b. Petugas kesehatan harus menerapkan prinsip universal precaution
dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sehingga dapat mengurangi
resiko terpajan atau terinfeksi penyakit menular.
1.3 Tindakan yang beresiko terpajan
Ada beberapa hal yang dapat membuat seseorang tenaga kesehatan dapat
terpajan dengan infeksi menular yaitu:

1. Cuci tangan yang tidak benar


2. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 33


3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman
4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman
5. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan yang kurang benar
6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai

1.4 Prinsip keselamatan kerja

Prinsip utama dari prosedur universal precaution dalam kaitannya dengan


keselamatan kerja khususnya di Instalasi Kamar Bersalin adalah menjaga higine
sanitasi individu, higine dan sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga
prinsip tersebut dapat dijabarkan dalam kegiatan yaitu:

1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang


2. Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) yaitu pelindung kaki/sandal sepatu
khusus kamar bersalin, apron/gaun pelindung, topi, masker, goggle/kaca
mata dan sarung tangan.
3. Pengelolaan instrumen bekas pakai dan alat kesehatan lainnya
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam lainnya untuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
6. Pengelolaan alat tenun bekas pakai
7. Pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kesehatan dan pemberian
imunisasi
1.5 Hal-hal yang harus diketahui oleh petugas terpapar

Sebagai petugas kesehatan wajib mengetahui hal-hal yang harus dilakukan


jika terpajan/terpapar dengan infeksi menular sehingga dapat ditanggulangi dengan
tepat dan cepat. Hal-hal yang harus diketahui petugas kesehatan yang terpapar
adalah :

1. Tindakan sesuai dengan jenis paparan


2. Status kesehatan petugas terpapar
3. Status kesehatan sumber paparan
4. Kebijakan yang ada
5. Tindakan pertama pada pajanan bahan kimia atau cairan tubuh.
6. Tindakan pasca tertusuk jarum bekas pakai atau benda tajam bekas pakai
lain.

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 34


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

8.1 Indikator mutu pelayanan kebidanan


Indikator mutu pelayanan kebidanan yang digunakan di Rumah Sakit
Umum Daerah Asembagus diambil dari Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
129/ Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, yaitu:

1. Kejadian kematian ibu karena persalinan


 Perdarahan ≤ 1 %
 Pre –Eklamsia ≤ 30%
 Sepsis ≤ 0,2 %
2. Pemberi pelayanan persalinan normal
 Dokter spesialis kebidanan
 Dokter umum terlatih asuhan persalinan normal
 Bidan
3. Pemberi pelayanan dengan persalinan penyulit : Tim
PONEK yang terlatih.
4. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan
operasi
 Dokter spesialis kebidanan
 Dokter spesialis anak
 Dokter spesialis anastesi
5. Pertolongan persalinan melalui secsio cesaria ≤ 20%
6. Keluarga berencana :
 Persentase keluarga berencana vasektomi dan tubektomi yang dilakukan
oleh tenaga kompeten dokter spesialis kebidanan, dokter spesialis bedah
umum dan dokter umum terlatih 100%
 Persentase peserta keluarga berencana mantap yang
mendapatkan konseling keluarga berencana mantap oleh bidan terlatih
100%
7. Kepuasan pelanggan ≥ 80 %
8.2 Evaluasi dan pengendalian mutu
Merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui capaian mutu
pelayanan berdasarkan indikator yang telah ditetapkan, dapat dilakukan dengan
cara :
1. Audit pelayanan Kebidanan
2. Audit pendokumentasian
3. Audit prosedur pelayanan kebidanan
4. Survey kepuasan pasien.
5. Kepuasan pelanggan ≥ 80 %

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 35


8.3 Evaluasi dan pengendalian mutu
Merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui capaian mutu pelayanan
berdasarkan indikator yang telah ditetapkan, dapat dilakukan dengan cara :
1. Audit pelayanan Kebidanan
2. Audit pendokumentasian
3. Audit prosedur pelayanan kebidanan
4. Survey kepuasan pasien.

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 36


BAB IX
PENUTUP

Diharapkan dengan adanya pedoman pelayanan Instalasi Rawat Inap ini mutu
pelayanan di UPT RSUD Asembagus terutama di bidang pelayanan keperawatan dapat
ditingkatkan hasilnya. Untuk sumber daya manusia UPT RSUD Asembagus diharapkan
pedoman ini dapat membantu mereka didalam memahami masalah di dalam rumah
sakit dan dapat melakukan upaya antisipasi terhadap akibat-akibat yang ditimbulkan.
Menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk sumber daya
manusia UPT RSUD Asembagus. Aman dan sehat bagi pasien pengunjung atau
pengantar pasien, masyarakat dan lingkungan di sekitar rumah sakit, sehingga proses
pelayanan terutama pelayanan Instalasi rawat Inap berjalan baik dan lancar.
Tentu saja buku pedoman pelayanan instalasi rawat inap ini masih jauh dari
sempurna. Belum menggambarkan permasalahan dan cara penanggulangan secara
menyeluruh terutama berdasarkan instalasi yang ada di rumah sakit. Kepada para
pembaca diharapkan masukan yang berharga bagi penyempurnaan buku pedoman
pelayanan instalasi rawat inap di masa yang akan datang.

Pedoman Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus Situbondo 37

Anda mungkin juga menyukai