Anda di halaman 1dari 48

PANDUAN PELAYANAN

OBSTETRI NEONATAL EMERGENS KOMPREHENSIF

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET

KABUPATEN JEPARA

PROVINSI JAWA TENGAH

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Pemurah karena atas rahmat dan pertolongan-Nya pedoman Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) dapat diselesaikan
penyusunannya. Pedoman Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) merupakan regulasi yang terintegrasi dengan kegiatan
penjaminan mutu layanan rumah sakit dengan standar akreditasi khususnya
berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak. Hal ini sesuai dengan amanat
Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit yang di dalamnya
mewajibkan tiap rumah sakit untuk mengikuti dan melaksanakan akreditasi
rumah sakit sebagai bentuk peningkatan mutu layanan yang berorientasi pada
keselamatan pasien.

Pedoman ini akan dievaluasi kembali dan dilakukan perbaikan bila dalam
perjalanan implementasi pedoman Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) tidak sesuai dengan kondisi rumah sakit yang
berorientasi pada keselamatan pasien terkini.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan


yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dengan
segala upaya demi tersusunnya pedoman Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit Umum Daerah Kelet
Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah ini.

Kelet, 09 Januari 2019

Tim Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seperti kita ketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi, yaitu AKI : 228/100.000
kelahiran hidup (KH) dan AKB : 34/1000 kelahiran hidup (SDKI 2007).
Sedangkan target RPJMN Depkes 2004-2009 AKI : 226/100.000 KH dan AKB
: 26/1000KH. Dalam Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa
pada tahun 2000 disepakati  bahwa terdapat 8 Tujuan Pembangunan
Millenium (Millenium Development Goals/MDGs) pada tahun 2015. Dua
diantara tujuan tersebut mempunyai sasaran dan indikator yang terkait
dengan kesehatan ibu, bayi dan anak yaitu :

1. Mengurangi Angka Kematian Bayi dan Balita sebesar 213 dari angka
pada tahun 1990 (menjadi 20 dan 25/1000 KH).
2. Mengurangi Angka Kematian Ibu sebesar ¾ dari AKI pada tahun 1990
(menjadi 125/100.000 kelahiran hidup.
Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 menyebutkan bahwa
penyebab kematian ibu terbanyak di Indonesia adalah pendarahan (28%),
Eklampsia (24%) Infeksi (11%), Partus macet/lama (8%) dan aborsi (5%)
sedangkan penyebab kematian bayi baru lahir yang terbanyak adalah karena
BBLR (29%), Asfiksia (27%), Infeksi dan Tetanus (15%) masalah pemberian
minum (10%), gangguan hematologi (6%), lain-lain (13%). Hal tersebut
kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan pengambilan keputusan,
merujuk dan mengobati. Sedangkan kematian ibu umumnya disebabkan
pendarahan (25%), infeksi (15%), pre-eklamsia/eklamsia (15%), persalinan
macet dan abortus. Mengingat kematian ibu mempunyai hubungan erat
dengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi
harus dilakukan dalam sistem terpadu di tingkat nasional dan regional.

Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya


penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam
bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di
Rumah sakit dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di
tingkat Puskesmas.

3
Rumah sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem rujukan
pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam
menurunkan angka kematian ibu dan  bayi baru lahir. Kunci keberhasilan
PONEK adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi,
prasarana, sarana dan manajemen yang handal.Untuk mencapai kompetensi
dalam bidang tertentu, tenaga kesehatan memerlukan pelatihan-pelatihan
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perubahan perilaku
dalam pelayanan kepada pasien. Komplikasi obstetric tidak selalu dapat
diramalkan sebelumnya dan mungkin saja terjadi pada ibu hamil yang
diidentifikasi normal. Oleh karena itu kebijakan Rumah Sakit Umum Daerah
Kelet Jawa Tengah adalah mendekatkan pelayanan obstetric dan neonatal
sedekat mungkin kepada setiap ibu hamil sesuai dengan pendekatan Making
Pregnancy Safer (MPS) yang mempunyai 3 peran kunci yaitu :

1. Persalinan bersih dan aman oleh tenaga terampil


2. Penanganan komplikasi kehamilan dan persalinan secara
adekuat.
3. Setiap kehamilan harus diinginkan dan tersedianya akses bagi
penanganan komplikasi abortus tidak aman.
Penyebab kematian pada masa prenatal/neonatal pada umumnya
berkaitan dengan kesehatan ibu selama kehamilan, kesehatan janin selama
di dalam kandungan dan proses pertolongan persalinan yang bermasalah.
Oleh karena itu perlu adanya strategi penurunan kematian/kesakitan maternal
perinatal dengan Sistem Pelayanan Maternal Perinatal Regional yaitu
dukungan bagi MPS di Indonesia dengan upaya :

1. Menyiapkan pelayanan yang siap siaga 24 jam.


2. Meningkatkan mutu SDM dengan pelatihan berkala mengenai pelayanan
kegawatdaruratan.
3. Bertanggung jawab atas semua kasus rujukan.
4. Bekerjasama dengan dinas dalam surveilance/audit kematian ibu dan
bayi.
Selanjutnya diharapkan Pedoman Penyelenggaraan PONEK di Rumah
Sakit ini dapat dijadikan panduan bagi Tim PONEK Rumah Sakit Umum
Daerah Kelet Jepara Jawa Tengah sehingga dapat dipergunakan untuk
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
wilayah kerjanya.

4
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan (Lembaran Negara RI Tahun 1992
Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 2495).
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara RI Tahun 2004
Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4431).
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun
2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437).
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
159b/Menkes/SK/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1333/Menkes /SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan
Rumah Sakit.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 131/Menkes/ SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan
Nasional, diatur Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya
Kesehatan Masyarakat.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1575/Menkes/Per/ XI/2005 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Kesehatan.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1045/Menkes/Per/ XI/2006 tentang Pedoman Organisasi
Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 512/Menkes/Per/ IV/2007 tentang Izin Praktik dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran.
10. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 463/23 Tahun 2012
tentang Pembentukan Tim Pengarah dan Kelompok Kerja
Program Expanding Maternal And Neonatal Survival Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2012-2016.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/
MENKES/ PER/ VII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit.
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1051/MENKES/SK/XI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan

5
pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif
( PONEK) 24 jam di Rumah Sakit.
C. Visi dan misi
1. Visi
Visi RSUD Kelet Jepara Jawa Tengah adalah profesional dalam
memberikan pelayanan kesehatan rujukan.

2. Misi
a. Membangun dan mengembangkan SDM yang berkompeten dan
berkarakter unggul
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan yang bermutu
c. Mengupayakan sarana dan prasarana yang sesuai standart rumah
sakit kelas B
d. Mengembangkan sistem manajemen rumah sakit yang berkualitas
D. Tujuan
1. Umum
Meningkatkan pelayanan maternal dan perinatal yang bermutu dalam
upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di
Rumah Sakit Umum Daerah Kelet Jepara Jawa Tengah.

2. Khusus
a. Adanya kebijakan Rumah Sakit dan dukungan penuh manajemen
dalam pelayanan PONEK 
b. Terbentuknya tim PONEK RS
c. Tercapainya kemampuan teknis Tim PONEK sesuai standar
d. Adanya koordinasi dan sinkronisasi antara pengelola dan
penaggungjawab program pada tingkat kabupaten, provinsi, dan
pusat dalam manajemen program PONEK.
E. Sasaran
1. Pimpinan RSUD Kelet Jepara Jawa Tengah
2. Seluruh Petugas yang terlibat (dokter, bidan, perawat) ruang
maternal dan neonatal serta IGD.
3. Pengelola program kesehatan ibu dan anak di RSUD Kelet
Jepara Jawa Tengah
F. Pengertian
1. Regionalisasi pelayanan obstetri dan neonatal
Adalah suatu sistem pembagian wilayah kerja rumah sakit dengan
cakupan area pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat dalam
waktu kurang dari 1 jam, agar dapat memberikan tindakan darurat sesuai

6
standar. Regionalisasi menjamin agar sistem rujukan kesehatan berjalan
secara optimal.

2. Rujukan
Adalah pelimpahan tanggung jawab timbal balik dua arah dari sarana
pelayanan primer kepada sarana kesehatan sekunder dan tersier.

3. Rumah Sakit PONEK 24 jam


Adalah rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kedaruratan
maternal dan neonatal secara komprehensif dan terintegrasi 24 jam.

G. Ruang Lingkup
1. Upaya pelayanan PONEK :

a. Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan devinitif.


b. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di ruang
tindakan.
c. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparatomi dan
seksio sesaria.
d. Perawatan intensif ibu dan Bayi
e. Pelayanan Asuhan Ante Natal Risiko Tinggi.
Ruang lingkup pelayanan kesehatan maternal dan neonatal pada
PONEK terbagi atas 2 kelas, yaitu rumah sakit kelas C dan B. Rumah
Sakit Umum Daerah Kelet Jepara Jawa Tengah adalah rumah sakit type
C pelayanannya antara lain :

a. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis


1) Pelayanan Kehamilan 
2) Pelayanan Persalinan 
3) Pelayanan Nifas
4) Asuhan Bayi Baru Lahir (level 1)
5) Imunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang
( SDIDTK )
Asuhan Bayi Baru Lahir (Level I --> Asuhan Dasar
Neonatal/Asuhan Neonatal Normal) Fungsi Unit ini adalah : 
a) Resusitasi neonatus
b) Rawat gabung bayi sehat - ibu
c) Asuhan evaluasi pascalahir neonatus sehat
d) Stabilisasi dan pemberian asuhan bayi baru lahir usia kehamilan
35-37 minggu yg stabil secara fisiologis

7
e) Perawatan neonatus usia kehamilan <35 minggu atau neonatus
sakit sampai dapat pindah ke fasilitas asuhan neonatal
spesialistik
f) Stabilisasi neonatus sakit sampai pindah ke fasilitas asuhan
neonatal spesialistik
b. Pelayanan Kesehatan Maternal Risiko Tinggi.
1) Masa antenatal
a) Perdarahan pada kehamilan muda
b) Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut
c) Gerak janin tidak di rasakan
d) Demam dalam kehamilan dan persalinan
e) Kehamilan Ektopik (KE) & Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
f) Kehamilan dengan nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang
dan/koma, tekanan darah tinggi.
2) Masa intranatal
a) Persalinan dengan parut uterus
b) Persalinan dengan distensi uterus
c) Gawat janin dalam persalinan
d) Pelayanan terhadap syok
e) Ketuban pecah dini
f) Persalinan lama
g) Induksi dan akselerasi persalinan
h) Aspirasi vakum manual
i) Seksio sesarea
j) Episiotomi
k) Kraniotomi dan kraniosentesis
l) Malpresentasi dan malposisi
m) Distosia bahu
n) Prolapsus tali pusat
o) Plasenta manual
p) Histerektomi
q) Perbaikan robekan servik
r) Perbaikan robekan vagina dan perineum
s) Perbaikan robekan dinding uterus
t) Reposisi inversio uteri
u) Histerektomi
v) Sukar bernafas
w) Kompresi bimanual aorta

8
x) Dilatasi dan kuretase
y) Ligase arteri uterina
z) Bayi baru lahir dengan asfiksia
aa)BBLR
bb)Resusitasi bayi baru lahir
cc) Anestesia umum dan lokal untuk seksio sesaria
dd)Anestesia spinal, ketamin
(bila memerlukan pemeriksaan spesialistik, dirujuk ke RSUD yang
tipenya lebih tinggi )
3) Pelayanan Post Natal
a) Masa nifas
b) Demam pasca persalinan
c) Perdarahan pasca persalinan
d) Nyeri perut pasca persalinan
e) Keluarga berencana
f) Asuhan bayi baru lahir sakit ( level 2), di rujuk ke RSUD yang
tipenya lebih tinggi.
c. Pelayanan Kesehatan Neonatal
a) Hiperbilirubinemia
b) Asfiksia
c) Trauma kelahiran
d) Hipoglikemi
e) Kejang
f) Sepsis neonatal
g) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
h) Gangguan pernafasan
i) Inisiasi dini ASI
j) Kangaroo Mother Care
k) Resusitasi neonatus
l) Renjatan / syok
m) Aspirasi mekonium
n) Koma
o) Pemberian minum pada bayi resiko tinggi

d. Pelayanan Ginekologis
a) Kehamilan ektopik
b) Perdarahan uterus disfungsi
c) Perdarahan menoragia

9
d) Kista ovarium akut
e) Radang pelvic akut
f) Infeksi Saluran Genetalia
g) HIV – AIDS

e. Perawatan Khusus / High Care Unit


f. Transfusi darah
2. Pelayanan Penunjang Medik
a. Pelayanan Darah
1) Jenis Pelayanan
a) Merencanakan kebutuhan darah di RS
b) Menerima darah dari UTD yang telah memenuhi syarat uji
saring (nonreaktif) dan telah dikonfirmasi golongan darah
c) Menyimpan darah dan memantau suhu simpan darah
d) Memantau persediaan darah harian/mingguan
e) Melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus
pada darah donor dan darah resipien
f) Melakukan uji saling serasi antara darah donor dan darah
recipien
g) Melakukan rujukan kesulitan uji saling serasi dan golongan
darah ABO/rhesus ke Unit Trasfusi Darah/UTD secara
berjenjang.
h) Bagi Rumah sakit yang tidak memiliki fasilitas unit tranfusi
darah / Bank darah dianjurkan untuk membuat kerjasama
dengan penyedia fasilitas tersebut.
2) Tempat Pelayanan
a) Unit Transfusi darah/ UTD PMI
b) Bank darah rumah sakit/BDRS

3) Kompetensi
a) Mempunyai kemampuan manajemen pengelolaan tranfusi
darah dan Bank Darah Rumah Sakit.
b) Mempunyai sertifikasi pengetahuan dan keterampilan
tentang:
Tranfusi darah

 Penerimaan darah
 Penyimpanan darah
 Pemeriksaan golongan darah

10
 Pemeriksaan uji silang serasi
 Pemantapan mutu internal
 Pencatatan, pelaporan, pelacakan dan dokumentasi
 Kewaspadaan universal ( universal precaution )

4) Sumber Daya Manusia


a) Dokter
b) Para medis Teknologi Tranfusi Darah (PTTD)
c) Tenaga administrator
d) Pekarya
5) Ruang Pelayanan Darah
Diperlukan ruang 24 m2.

6) Fasilitas Peralatan
Peralatan utama.

b. Perawatan Intensif
a) Jenis pelayanan
 Pemantauan terapy cairan
 Pengawasan gawat nifas / Ventilator
 Pengawasan sepsis
b) Tempat Pelayanan
 Unit perawatan intensif
c) Kompetensi
 Pengelolaan resusitasi segera untuk pasien
gawat,tunjangan kardio-respirasi jangka pendek dan
mempunyai peran memantau serta mencegah
penyulit pada pasien medik dan bedah yang beresiko.
 Ventilasi mekanik dan pemantauan kardiovaskuler
sederhana.
d) Sumber Daya Manusia
 Dokter jaga 24 jam dengan kemampuan melakukan
resusiasi jantung paru.
 Dokter spesialis Anestesiologi
e) Ruang Pelayanan
 Ruang Pelayanan Intensif (ICU ) 75 M

11
c. Pencitraan
1) Radiologi
2) USG Ibu
d. Laboratorium
1) Pemeriksaan darah rutin, urin
2) Kultur darah, urin, pus
3) Kimia

BAB II

STRUKTUR ORGANISASI

A. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Penyelenggaraan pelayanan obstetri neonatal
emergensi komprehensif (PONEK) dalam pelaksanaannya dilakukan
secara terpadu oleh suatu panitia yang terdiri dari berbagai unit dalam
rumah sakit antara lain : bagian kebidanan dan kandungan, bagian anak
dan sebagainya yang telah ditetapkan dalam Surat Keputusan Direktur
Rumah Sakit.

STRUKTUR ORGANISASI
PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF
(PONEK)

DIREKTUR KOMITE MEDIK

12
KABID PELAYANAN

KASIE
KEPERAWATAN

KETUA TIM PONEK

IBS IGD IRJA

OK UGD RUANG RUANG RUANG POLIKLINIK


RUANG
PONEK PONEK GINEKOLOGI BERSALIN NIFAS OBSGYN
PICU/NICU
DAN
KIA/KB

B. Uraian Tugas
1. Pembina/ direktur
Melakukan pembinaan dan arahan dalam pelaksanaan teknis
pelayanan PONEK Rumah Sakit Umum Daerah Kelet Provinsi Jawa
Tengah.
2. Penanggung Jawab /Kabid pelayanan
Melaksanakan, memfasilitasi, dan mengevaluasi pelaksanaan
program dan teknis pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kelet
Provinsi Jawa Tengah dari jejaring rujukannya.
3. Komite Medik
- Koordinasi untuk pelaksanaan PONEK di RSUD Kelet
- Koordinasi untuk monitoring dan evaluasi selama proses
pelaksanaan Pelayanan PONEK di RSUD Kelet.
- Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terus
menerus program PONEK di RSUD Kelet.
4. Ketua

13
- Melakukan koordinasi secara internal dan eksternal rumah sakit
terkait dengan kegiatan PONEK.
- Membuat program kerja PONEK.
- Membuat kebijakan dan prosedur serta uraian tugas tim.
- Melakukan evaluasi pelayanan PONEK.
- Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
5. Sekretaris
- Bertanggung jawab dalam system pencatatan dan
pelaporanPONEK.
- Melaporkan hasil kegiatan PONEK secara rutin.
- Mengusulkan kebutuhan sarana dan prasarana untuk kelancaran
kegiatan PONEK.
6. Dokter Pelaksana
- Dokter spesialis obgin
 Bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan maternal
meliputi konseling, tindakan medis dan tindakan operatif.
 Memberikan pelayanan maternal sesuai dengan SPO serta
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai standart profesi.
 Berkerjasama dengan sepesialis lain berkaitan dengan
pelayanan maternal.

- Dokter Spesialis Anak


 Memberikan pelayanan neonatal sesuai dengan SPO serta
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai standart profesi.
 Berkerjasama dengan sepesialis lain berkaitan dengan neonatal.
7. Koordinator Pelayanan
- Melakukan koordinasi yang terkait dengan pelayanan medis
kegiatan PONEK.
- Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan logistik yang terkait
kegiatan pelayanan PONEK.
- Melakukan evaluasi pelayanan medis PONEK.
8. Koordinator Penunjang
- Melakukan koordinasi yang terkait dengan pelayanan penunjang
kegiatan PONEK.
- Bertangung jawab memenuhi kebutuhan logistik PONEK yang
terkait pelayanan penunjang.
- Melakukan evaluasi pelayanan penunjang PONEK.
9. Koordinator Paramedis

14
- Melakukan koordinasi yang terkait dengan pelayanan keperawatan
kegiatan PONEK.
- Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan logistik PONEK yang
terkait pelayanan paramedis.
- Melakukan evaluasi pelayanan paramedis PONEK.
10. Koordinator Laboratorium
- Melakukan koordinasi yang terkait dengan pelayanan laboratorium
kegiatan PONEK.
- Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan logistik PONEK yang
terkait pelayanan laboratorium.
- Melakukan evaluasi pelayanan laboratorium PONEK.
11. Koordinator Farmasi
- Melakukan koordinasi pada kegiatan farmasi terkait dengan kegiatan
PONEK.
- Melakukan evaluasi pelayanan farmasi PONEK.
12. Dokter Umum
- Melakukan pelayanan untuk pasien obstetri dan neonatal di IGD.
- Membantu pelayanan untuk pasien obstetri dan neonatal di poli
obsgyn apabila dibutuhkan.
13. Pelaksana Bidan
- Melakukan kegiatan keperawatan di Irja Obsgyn dan Irna obsgyn .
- Melaporkan kegiatan bulanan di Irja Obsgyn dan Irna obsgyn .
- Mengusulkan kebutuhan sarana dan prasarana.
C. Keterkaitan Hubungan Kerja dengan unit lain
1. Logistik Farmasi
Kebutuhan obat dan alat medis floor stock, diperoleh dari bagian
logistik farmasi dengan prosedur permintaan.
2. Logistik Umum
Kebutuhan alat-alat rumah tangga dan alat tulis kantor, diperoleh dari
logistik umum dengan prosedur permintaan.
3. IBS
Ibu yang memerlukan tindakan persalinan dengan operasi, akan
dibuatkan surat persetujuan operasi oleh dokter, kemudian
penanggung jawab/ keluarga pasien setelah memberikan persetujuan
operasi, bidan melakukan kolaborasi dengan tim IBS dan anastesi .
4. Laboratorium

15
Ibu dan bayi yang membutuhkan pemeriksaan laboratorium akan
dibuatkan formulir permintaan laboratorium oleh dokter dan formulir
diserahkan kepada petugas laboratorium .
5. Umum / Teknisi
Kerusakan alat medis dan non medis di VK, rawat inap gabung dan
Kamar Bayi akan dilaporkan dan diajukan perbaikan ke bagian umum
dengan prosedur permintaan sesuai dengan SPO yang ber0laku.
6. Instalasi Rekam Medik
Ibu yang dirawat di ruang bersalin/ rawat gabung dan bayi yang
dirawat di Ruang bersalin bila pulang paksa atau meninggal dunia,
status akan dikembalikan lagi ke rekam medik, atau bila ada pasien
lama yang dirawat maka rekam medik akan memberikan status
lamanya.
7. TPPRI
Setiap bayi yang dirawat di Ruang bersalin selalu didaftarkan ke
bagian TPPRI disiapkan status dan slip pendaftaran pasien, kemudian
status dan slip pendaftaran diantarkan oleh petugas TPPRI ke ruang
bersalin.
8. Kasir
Ibu dan bayi yang telah selesai dirawat akan menyelesaikan
administrasi pembayaran di kasir oleh keluarganya.

9. Instalasi Gawat Darurat (IGD)


Apabila ada pasien yang akan masuk rawat dari IGD, maka pasien
akan dibuatkan surat pengantar rawat inap oleh dokter, penanggung
jawab / keluarga pasien dianjurkan ke bagian administrasi untuk
menetapkan kamar, setelah penanggung jawab / keluarga pasien
menandatangani surat persetujuan rawat inap , maka pasien diantar
oleh perawat IGD ke ruang rawat inap/bersalin.
10. Instalasi Rawat Jalan (IRJ)
Pasien yang memerlukan tindakan lanjut / konsul ke dokter spesialis
pada jam kerja, perawat akan menghubungi dokter konsulan dan bila
kondisi pasien memungkinkan untuk tindak lanjut di poliklinik, maka
pasien diantar oleh perawat ke bagian IRJ.
11. Umum / sopir
Pasien yang memerlukan rujukan ke RS lain dapat meanggunakan
ambulan Rumah Sakit Umum Daerah Kelet Jepara.

16
12. Umum / Keamanan
Bila ada pasien yang meninggal, maka setelah jenazah dirapikan akan
diantar ke kamar jenazah dengan terlebih dahulu menginformasikan ke
bagian Umum/Keamana

BAB III
KRITERIA RUMAH SAKIT PONEK 24 JAM

A. Kriteia umum rumah sakit Ponek


1. Ada dokter jaga yang terlatih di IGD untuk mengatasi kasus emergensi baik
secara umum maupun emergency obstetrik-neonatal.
2. Dokter, bidan, telah mengikuti pelatihan PONEK di rumah sakit meliputi
resausitasi neonatus, kegawat-daruratan obstetrik dan neonatus.
3. Mempunyai Standart Operasional Prosedur penerimaan dan penanganan
pasien kegawat- daruratan obstetrik neonatal
4. Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawa-daruratan obstetrik
neonatal
5. Mempunyai prosedur pendelagasian wewenang tertentu.
6. Mempunyai standart respon time di IGD selama 10 menit, dikamar bersalin
kurang dari 30 menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam.

17
7. Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam ) melakukan operasi, bila
ada kasus emergency obstetri atau umum.
8. Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam waktu
kurang dari 30 menit.
9. Memiliki Kru / awak yang siap melakukan operasi untuk melaksanakan
tugas sewaktu- waktu, meskipun on call
10. Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK, antara lain
dokter kebidanan, dokter anak, dokter ([petugas anastesi, dokter
penyakitdalam, dokter spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat)
11. Tersedia pelayanan darah siap 24 jam
12. Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan dalam PONEK, seperti
laboratorium dan radiologi selama 24 jam, recovery room 24 jam , obat dan
alat penunjang yang selalu siap tersedia
13. Perlengkapan
a. Semua perlengkapan harus bersih ( bebas debu, kotoran, bercak,
cairan dll)
b. Permukaan metal harus bebas karat atau bercak
c. Semua perlengkapan harus kokoh ( tidak bagian yang longgar atau
stabil )
d. Permukaan yang dicat harus utuh dan bebas dari goresan besar
e. Roda perlengkapan (jika ada) harus lengkap dan berfungsi baik
f. Instrumen yang siap digunakan harus di sterilisasi
g. Semua perlengkapan listrik harus berfungsi baik (saklar, kabel, dan
steker menempel kokoh)
14. Bahan
Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup untuk
memenuhi kebutuhan unit ini
B. Kriteria Khusus
1. Sumber daya Manusia
Memiliki tim PONEK esensial yang terdiri dari :
1 dokter Specialis Kebidanan dan Kandungan
1 dokter Specialis Anak
1 dokter di Unit Gawat Darurat
3 Orang bidan ( 1 Koordinator dan 2 penyelia )
2 orang perawat

18
Tim PONEK Idial ditambah :
1 dokter Spesialis anestesi /perawat anestesi
6 bidan pelaksana
10 perawat ( tiap shif 2-3 perawat jaga )
1 petugas laboratorium
1 pekarya kesehatan
1 petugas administrasi

BAB IV
STANDART KETENAGAAN

A. Daftar Ketenagaan RS Penyelengaraan Ponek


N Jenis Tenaga Tugas Jumlah
o
1 Dokter Penanggung jawab 1-2
spesialis pelayanan kesehatan
obstetri maternal & neonatal
&Ginekologi
2 Dokter Pelayanan kesehatan 1-2
spesialis anak perinatal dan anak
3 Dokter Pelayanan anesthesi 1-2
spesialis
anasthesi
4 Perawat Pelayanan anasthesi 1-2
anasthesi
5 Dokter terlatih Penyelenggaraan 2-4
pelayanan medik
6 Bidan Koordinator asuhan 1-2
koordinator pelayanan kesehatan
7 Bidan penyelia Koordinas tugas,sarana 2-4
dan prasarana
8 Bidan Pelayanan asuhan 6-8
pelaksana kebidanan

19
9 Perawat Asuhan keperawatan 1-2
koordinator
10 Petugas Pelayanan pemeriksaan 1-2
laboratorium penunjang
11 Perawat Asuhan Keperawatan 8-11
Pelaksana
12 Pekarya Membantu pelaksanaan 2-4
kesehatan pelayanan kesehatan
13 Petugas Administrasi dan 2-4
administrasi keuangan

BAB V

STANDART FASILITAS

A. Prasaran dan sarana


Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaraan PONEK
harus dipenuhi hal – hal sebagai berikut :
- Ruang rawat Inap yang leluasadan nyaman
- Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan yang
lengkap
- Ruang pulih / observasi paska tindakan
- Panduan pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan termasuk
koordinasi internal
1. Kriteria Ruangan Umum

20
a) Struktur fisik
 Spesifikasi ruang tidak kurang dari 15-20 m
 Lantai harus porselen/ keramik
 Dinding harus di cat dengan bahan yang bisa dicuci atau di
lapisi keramik
b) Kebersihan
 Cat dan lantai harus berwarna terang sehingga kotoran dapat
terlihat dengan mudah
 Ruang harus bersih dan bebas debu, kotoran, sampah atau
limbah rumah sakit
 Hal tersebut berlaku pula untuk lantai, mebel, perlengkapan,
instrumen, pintu, jendela, dinding, steker listrik dan langit –
langit
c) Pencahayaan
 Pencahayaan harus terang dan cahaya alami atau listrik
 Listrik harus berfungsi baik, kabel dan steker tidak
membahayakan dan semua lampu berfungsi baik dan kokoh
 Tersedia peralatan gawat darurat
d) Ventilasi
 Ventilasi, termasuk jendela, harus cukup jika dibandingkan
dengan ukuran ruang
 Kipas angin atau pendingin ruang harus berfungsi baik
 Suhu ruangan harus dijaga 24-26◦C
 Pendingin ruangan harus dilengkapi filter (sebaiknya anti
bakteri)
e) Pencucian tangan
 Wastafel harus dilengkapi dengan dispenser sabun atau
disinfektan
 Wastafel, keran dan dispenser harus dipasang pada
ketinggian yang sesuai (dari lantai dan dinding)
 Tidak boleh ada saluran pembuangan air yang terbuka
 Harus ada handuk (kain bersih) atau tisu untuk mengeringkan
tangan, diletakkan de sebelah wastafel
2. Kriteria Khusus Ruangan
a) Area Cuci Tangan di Ruang kebidanan
Di ruang dengan lebih dari satu tempat tidur, jarak tempat tidur
adalah 6 meter dengan wastafel.

21
b) Area Resusitasi dan stabilisasi di Ruang Obstetri dan Neonatus
/UGD / UGD
 Paling kecil, ruangan berukuran 6 meter dan ada unit
perawatan Khusus
 Kamar PONEK di unit gawat darurat harus terpisah dari kamar
darurat lain. Sifat privasi ini penting untuk kebutuhan ibu
bersalin dan bayi.
 Tujuan kamar ini adalah memberikan pelayanan darurat untuk
stabilisasi kondisi pasien, misalnya syok, henti jantung,
hipotermia, asfiksia dan apabila perlu menolong partus darurat
serta resusitasi
 Perlu dilengkapi meja resusitasi bayi, dan inkubator.
 Kamar PONEK membutuhkan :
 Ruang berukuran 15 m2
 Berisi : lemari dan troli darurat
 Tempat tidur bersalin serta tiang infus
 Infant warmer
 Meja, Kursi
 Aliran udara bersih dan sejuk
 Pencahayaan
 Lampu sorot dan lampu darurat
 suction
 Oksigen dan tabungnya atau berasal dari sumber dinding
(outlet)
 Lemari berisi : perlengkapan persalinan, vakum, kuret,
obat/infuse
 Alat resusitasi dewasa atau bayi
 Wastafel dengan air mengalir atau antiseptic
 Alat komunikasi dan telpon di kamar bersalin
 Nurse station
 USG mobile
 Sarana pendukung, meliputi : toilet, ruang tunggu keluarga,
kamar persiapan peralatan (linen dan instrumen), kamar kerja
kotor, kamar jaga, dan jalur dari ruang bersalin ke kamar
operasi saling berdekatan dan merupakan bagian dari unit
gawat darurat.
c) Ruang Maternal
 Kamar Bersalin

22
 Lokasi berdekatan dengan Kamar Operasi dan IGD
 Luas minimal : 6 m2 per orang.bearti bagi 1 pasien, 1
penunggu dan 2 penolong di perlukan 4 x 4 m 2 = 16 m2
 Paling kecil, ruangan berukuran 12 m 2 ( 6 m2 untuk masing-
masing pasien)
 Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah
 Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat
hadir
 Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang
orang
 Bila kamar operasi juga ada dalam lokasi yang sama,
upayakan tidak ada keharusan melintas pada ruang bersalin
 Minimal ada 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah
sakit
 Kamar bersalin terletak dekat dengan kamar neonatal, untuk
memudahkan transpor bayi dengan komplikasi ke ruang
rawat
 Idealnya sebuah ruang bersalin merupakan unit ter- integrasi
: kala 1, kala 2, dan kala 3 yang berarti setiap pasien di
perlakukan utuh sampai kala 4 bagi ibu bersama bayinya
secara privasi. Bila tidak memungkinkan, maka di perlukan
dua kamar kala 1 dan sebuah kamar kala 2.
 Kamar bersalin dekat dengan ruang jaga perawat (nurse
station) sehingga memudahkan pengawasan ketat setelah
pasien partus sebelum dibawa ke ruang rawat (post partum)
selanjutnya bila diperlukan operasi, pasien akan dibawa ke
ruang operasi yang berdekatan dengan kamar bersalin.
 Harus ada kamar mandi - toilet yamg berhubungan dengan
kamar bersalin.
 Ruang postpartum harus cukup luas, standart: 8 m 2 per
tempat tidur (bed) dalam kamar dengan multibed atau
standart 1 bed minimal : 10 m2.
 Ruang tersebut terpisah dari fasilitas : toilet, kloset, lemari.
 Pada ruang dengan banyak tempat tidur , jarak antar tempat
tidur minimum 1 m s.d 2m dan antar dinding 1m.
 Jumlah tempat tidur per ruanganan maksimum 4.
 Tiap ruangan harus mempunyai jendela sehingga cahaya
dan udara cukup

23
 Ada fasilitas untuk cuci tangan cuci tangan pada tiap
ruangan
 Tiap pasien harus punya akses ke kamar mandi privasi
(tanpa ke koridor)
 Kamar periksa / diagnostik berisi : tempat tidur pasien /
obsgin., kursi pemeriksa, meja, kursi, lampu sorot, troli alat,
lemari obat kecil, USG mobile dan troli emergensi
 Kamar periksa harus mempunyai sekurang-kurangnya 11 m 2
. Bila ada beberapa tempat tidur maka per pasien
memerlukan 7 m2 . perlu di sediakan toilet yang dekat
dengan ruang periksa.
 Ruang perawat (nurse statiton) berisi : meja, telepon, lemari
berisi perlengkapan darurat / obat.
 Ruang isolasi bagi kasus infeksi perlu di sediakan seperti
pada kamar bersalin.
 Ruang tindakan operasi / kecil darurat one day care : untuk
kuret, penjahitan dsb berisi : meja operasi lengkap, lampu
sorot, lemari perlengkapan operasi kecil, wastafel cuci
tangan operator, mesin anesthesi, inkubator, perlengkapan
kuret (MVA) dsb.
 Ruang tunggu bagi keluarga pasien bagi pasien : minimal 15
m2, berisi meja, kursi- kursi serta telepon.
 Unit Perawatan Intensif /Eklamsi /Sepsis
 Unit ini harus berada disamping ruang bersalin,atau
setidaknya jauh dari area yang sering dilalui.
 Paling kecil ,ruang berukuran 18 m persegi (6-8 m pesegi
untuk masing masing pasien )
 Di ruang dengan beberapa tempat tidur ,sedikitnya ada jarak
8 kaki ( 2,4 m ) antara ranjang ibu.
 Ruang harus dilengkapi paling sedikit enam stiker yang
dipasang dengan tempat untuk peralatan listrik.Stiker harus
mampu memasok beban listrik yang diperlukan ,aman dan
berfungsi baik.
d) Ruangan Neonatal
 Unit perawatan intensif
 Unit ini harus berada disamping ruang bersalin ,atau
setidaknya jauh dari area yang sering dilalui.

24
 Minimal ruang berukuran 18 m ( 6 – 8 m untuk masing
masing pasien )
 Di ruang dengan beberapa tempat tidur sedikitnya ada
jarak 8 kaki ( 2,4 m) antara ranjang bayi.
 Harus ada tempat isolasi bayi diarea terpisah
 Ruang harus dilengkapi palng sedikit enam stiker yang
dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik
 Unit perawatan khusus
 Unit ini harus berada disamping ruang bersalin,atau
setidaknya jauh dari area yang sering dilalaui.
 Minimal ruang berukuran 12 m (4 m untuk masing masing
pasien )
 Harus ada tempat untuk isolasi bayi ditempat terpisah
 Paling sedikit harus ada jarak 1 m antara inkubator atau
tempat tidur bayi
 Area laktasi
Minimal ruangan berukuran 6 m
 Area pencucian inkubator 6 – 8 m

e) Ruang Operasi
 Unit operasidiperlukan untuk tindakan operasi seksio sesarea
dan laparatomia,curetase.
 Idealnya sebuah kamar operasi mempunyai luas : 25 m 2
dengan lebar minimum 4 m, diluar fasilitas : lemari dinding. Unit
ini sekurang-kurangnya ada sebuah bagi bagian kebidanan.
 Harusdi sediakan unit komunikasi dengan kamar
bersalin.Didalam kamar operasi harus tersedia pemancar
panas, inkubator dan perlengkapan resusitasi dewasa dan bayi.
 Ruang resusitasi ini berukuran : 3 m 2 .harus tersedia 6 sumber
listrik.
 Kamar pulih ialah ruangan bagi pasien pasca bedah dengan
standart luas : 8 m2/ bed , sekurang- kurangnya ada 2 tempat
tidur, selain itu isi ruangan ialah: meja, kursi perawat, lemari
obat, mesin pemantau tensi/nadi oksigen dsb, tempat rekam
medik, inkubator bayi, troli darurat.
 Harus dimungkinkan pengawasan langsung dari meja perawat
ke tempat pasien. Demikian pula agar keluarga dapat melihat
melalui kaca.\

25
 Perlu disediakan alat komunikasi ke kamar bersalin dan kamar
operasi, serta telepon. Sekurang kurang ada 4 sumber
listrik/bed
 Fasilitas pelayanan berikut perlu disediakan untuk unit operasi :
o Nurse station yang juga berfungsi sebagai tempat
pengawas lalu lintas orang
o Ruang kerja-kantor yang terpisah dari ruang kerja bersih-
ruang ini berfungsi membereskan alat dan kain kotor.
Perlu disediakan tempat cuci wastafel besar untuk cuci
tangan dan fasilitas air panas/dingin. Ada meja kerja dan
kursi, troli troli.
o Saluran pembuangan kotoran/cairan
o Kamar pengawas KO ; 10 m2
o Ruang tunggu keluarga : tersedia kursi kursi , meja dan
tersedia toilet
o Kamar sterilisasi yang berhubungan dengan kamar
operasi. Ada autoklaf besar berguna bila darurat
o Kamar obat berisi lemari dan meja untuk distribusi obat
o Ruang cuci tangan (scrub) sekurangnya untuk dua orang,
terdapat didepan kamar operasi/ kamar bersalin.
Wastafel itu harus dirancang agar tidak membuat basah
lantai. Air cuci tangan haruslah steril.
o Ruang kerja bersih. Ruang ini berisi meja dan lemari
berisi linen, baju dan perlengkapan operasi. Juga
terdapat troli pembawa linen.
o Ruang gas/ tabung gas
o Gudang alat anestesi : alat/mesin yang sedang di
respirasi-dibersihkan, meja dan kursi
o Gudang 12m2: tempat alat alat kamar bersalin dan
kamar operasi
o Kamar ganti : pria dan wanita masing masing 12m 2,
berisi loker, meja, kursi dan sofa/ tempat tidur, ada toilet
3m2.
o Kamar diskusi bagi staf dan paramedik : 15m2
o Kamar jaga dokter 15 m2
o Kamar jaga paramedik : 15m2

26
o Kamar rumatan rumah tangga (house keeping) : berisi
lemari, meja, kursi, peralatan mesin isap, sapu, ember,
perlengkapan kebersihan, dsb.
o Ruang tempat brankar dan kursi dorong
f) Ruang penunjang harus disediakan seperti :
 Ruang perawat/ bidan
 Kantor perawat
 Ruang rekam medik
 Toilet staf
 Ruang staf medik
 Ruang loker staf/ perawat
 Ruang rapat/ konferensi
 Ruang keluarga pasien
 Ruang cuci
 Ruang persiapan diperlukan bila ada kegiatan persiapan
alat/bahan
 Gudang peralatan
 Ruang kotor-peralatan- harus terpisah dari ruang cuci/steril.
Ruang ini mempunyai tempat cuci dengan air panas-dingin, ada
meja untuk kerja.
 Ruang obat : wastafel, meja kerja ,dsb.
 Ruang linen bersih
B. Prasarana dan Sarana Penunjang
1. Unit Tranfusi Darah
Unit ini harus berfungsi untuk melakukan tes kecocokan, pengambilan
donor dan tes lab: infeksi VDRL, hepatitis dan HIV. Diperlukan ruang 25
m2, berisi lemari pendingin, meja kursi, lemari, telepon, kamar petugas,
dsb. Memiliki peralatan sesuai dengan standar minimal peralatan maternal
dan neonatala. Bagi rumah sakit yang tidak memiliki fasilitas unit transfusi
darah/ bank darah dianjurkan untuk membuat kerjasama dengan penyedia
fasilitas tersebut.
2. Laboratorium
Unit ini berfungsi untuk melakukan tes laboratorium dalam penanganan
kedaruratan maternal dalam pemeriksaan hemostasis penunjang untuk
pre eklamsia dan neonatal.
3. Radiologi dan USG
Unit harus berfungsi untuk menunjang diagnosis obstetri dan thorax

27
C. Peralatan Essensial
Peralatan Maternal essensial

N Jenis Peralatan Jumlah


o
1. Kotak resusitasi :
 Balon yang bisa mengembang sendiri 1
berfungsbaik 1

 Bilah laringoskop berfungsi baik 1

 Bola lampu laringoskop ukuran 1


dewasa 1

 Baterai AA (cadangan) untuk bilah 1


laringoskop 1
1
 Bola lampu laringoskop cadangan
1
 Selang reservoar oksigen
1
 Masker oksigen dewasa
1
 Pipa endotrake
1
 Plester
1
 Gunting
1
 Catheter penghisap 1
 Pipa minuman 1
 Alat suntik1,2 ½, 3,5,10, 20 cc. 1
 Ampul epinfrin atau adrenalin 1
 NaCl 0,9% / larutan RL 1
 MgSo4 40 %
 Sodium Bikarbonat 8,4 %
 Kateter vena
 Infus set
2 Inkubator 1
3 Penghangat ( radiant warmer ) 1
4 Ekstraktor vakum 1
5 Forceo naegele 1
6 AVM 1
7 Pompa vakum listrik 1
8 Monitor denyut jantung/ pernafasan 1
9 Foetal dopler 1
10 Set secto saecaria 1

28
D. Peralatan Ideal
a. Perawatan Medis

Peralatan medis yang harus ada masing masing unit:

 Unit Perawatan Intensif /eklamsi /sepsis untuk Maternal


 Oksigen melalui pipa dinding,penghisap lendir ,sistim udara
bertekanan .Harus ada outlet oksigen ,satu outlet udara
bertekanan ,dan satu outlet penghisap lendir untuk setiap
tempat tidur
 Tempat tidur obstetri / bersalin dan tiang infus ( bagian
dada /kepala dapat turun naik ,bagian kaki untuk litotomi )
 Meja instrumen obstetri 80 x 40
 Lampu sorot obstetri
 Kursi penolong - dapat turun naik
 Harus ada satu lemari dan meja untuk penyimpanan bahan
pasokan umum,rak Dan lemari kaca tidak boleh retak
 Ada lemari es untuk obat oksitosin
 Harus ada meja di area administrasi dan penyuluhan,dan di
cat dengan bahan yang dibersikan
 Harus ada tiga kursi dikamar berslin
 Pasokan Oksigen
 Lampu Darurat
 Paling sedikit ada satu monitor denyut jantung /pernafasan
yang berfungsi baik untuk setiap tempat tidur
 Harus ada pompa vacum listrik yang bisa dipindah,selang
reservoir bersih,jika kanister
 Harus ada outlet penghisap dalam jumlah yang cukup,satu
untuk setiap tempat tidur
 Harus ada pompa vacum listrik yang bisa dipindah dengan
reguler penghisap,selang dan reservoir bersih atau kanister
sebagai cadangan
 Ada suatu oximetri nadi untuk setiap tempat tidur
 Generator listrik cadangan yang dapat dioprasikan bila
pasokan listrik utama tidak ada
 Pompa infus yang berfungsi baik setiap tempat tidur
 Ventilator

29
 Analis gas darah
 Unit Perawatan Intesif Neonatal
Palin sedikit harus memeliki :
 Satu alat penghangat ( radiar warmer) yang berfungsi baik
 Pompa tabung yang berfugsi baik untuk setiap inkubator
 Satu monitor denyut jantung /pernafasan yang berfungsi baik
untuk 3 inkubator
 Satu unit terspi sinar yang berfungsi baik untuk setiap tiga
inkubator atau tempat tidur bayi
 Satu oximetri nadi untuk untuk setiap inkubator
 Stetoskop yang berfungsi baik
 Kamar bersalin harus dilengkapi dengan perlengkapan darurat
medik termasuk : vacum, KTG, ECG mesin penghisap, inkubator
bayi, pemancar panas (radiar warmer ), oksigen, lampu sorot

E. Peralatan umum
1. Area cuci tangan
 Wastafel
Wastafel cuci tangan ukurannya cukup besar sehingga air tidak
terciprat dan di rancang agar air tidak tergenang atau tertahan.
 Wadah gaun bekas
 Rak/ gantungan pakaian
 Rak sepatu
 Lemari untuk barang pribadi
 Wadah tertutup dengan kantung plastik (tempat sampah )
Harus disediakan wadah terpisah untuk limbah organik dan non-
organik.
 Sabun
Tersedia sabun dalam jumlah cukup, lebih disukai sabun cair
antibakteri dalam dispenser dengan pompa.
 Handuk
Harus ada handuk untuk mengeringkan tangan.bisa kain bersih atau
tisu
2. Area resusitasi dan stabilisasi di ruang neonatus/ UGD
 Steker listrik ruang harus dilengkapi paling sedikit 3 steker yang di
pasang dengan tepat untuk peralatan listrik
30
Steker harus mampu memasok beban listrik yang di perlukan ,aman
dan berfungsi baik
 Meja periksa untuk ibu
Meja harus ditutup dengan lapisan kasur busa, lembar plastik utuh
dan sprei bersih
Bagian logam harus bebas karat
 Jam dinding
Harus menunjukkan waktu yang tepat dan berfungsi baik
 Meja perlengkapan
 Selimut
 Perlengkapan pasokan oksigen
Tingkat ll :
 Harus ada dua tabungan oksigen dengan satu regulator dan
pengukur aliran ( jika ada oksigen dengan sistim pipa di
dinding,lihat standar untuk tingkat ll NICU )
 Tabung oksigen harus selalu terisi penuh
 Harus ada pengatur kadar oksigen

3. Kamar Bersalin
Harus ada wastafel besar untuk cuci tanggan penolong,dan sumber listrik
sebanyak 4 pada titik yang berbeda
F. Obat- Obatan
1. OBAT-OBATAN MATERNAL KHUSUS PONEK

Ringer Asetat

Dextrose 10%

Dextran 40/HES

Saline 0,9%

Adrenalin/Epinefrin

Metronidazol

Kadelex atau ampul KCL

Larutan Ringer Laktat

Kalsium Glukonat 10%

Ampisilin

31
Gentamisin

Kortison/Dexametason

Aminophylin

Transamin

Dopamin

Dobutamin

Sodium Bikarbonat 8,4%

MgSO4 40%

Nifedipin

2. OBAT-OBATAN NEONATAL KHUSUS PONEK

Dextrose 10%

Dextrose 40%

N5

KCL

NaCl 0,9% 25ml

NaCl 0,9% 500ml

Kalsium Glukonat 10ml

Dopamin

Dobutamin

Adrenalin/Epinefrin

Morphin

Sulfas Atropin

Midazolam

Phenobarbital Injeksi

MgSO4 20%

Sodium Bikarbonat 8,4%

32
Ampisilin

Gentamisin

G. Denah Ruang PONEK RSUD Kelet Jepara

Dapur
ERStasion
Nurse R.tindkan R. R. spolh R.kelas I
R.Bersalin n pemer
iksaan Ruang perawatan
KM
Kelas 3

R Ruang perawatan
R. O Nurse Kelas 3
R. Bersalin/ R.rawat R.rawat R.
Observasi Stasion
VK Kls 2 Kls 2 B ganti
A
T KM KM

H. Standar Fasilitas dan Sarana


1. Nurse Station

No Nama Alat Jumlah Ukuran Keterangan


1 Tensimeter 1 Standar
2 Stetoskop 1 Standar
3 Bak instrument 1 Kecil
4 Timbangan 1 Dewasa
5 Troly obat 1 Standar
6 Glukometer 1 Standar
7 Tourniquet 1 Standar
8 X- ray film 1 Standart
9 Thermometer 1 Dewasa
ATK
1 Tempat isolatif 1 Standar
2 Perforator 1 Standar
3 Computer 1 Pentium 4

33
4 Kipas angin 1 Standar
5 CPU 1 Standar
6 Box file jumbo 11 Standar
7 Penggaris 50 cm 2 Standar
8 Map status Standar Sesuai jmlh
psien
9 Papan jaga bidan 1 40 x 60cm
10 Papan 1 80 x 60 cm
pengumuman
11 Formulir-formulir
ART
1 Kotak saran 1 Standar
2 Kursi kantor 3 Standar
3 Tempat sampah 1 sedang
medis
4 Tempat sampah 1 sedang
nonmedis
5 Pesawat telepon 1 Standar

2. Ruang Perawatan Kelas I (101.01)

No Nama Alat Jumlah Ukuran Keterangan


1 Tempat tidur 1 Standar
standar
2 Kasur 1 Standar
3 Bantal 1 Standar
4 Bedside cabinet 1 Standar
5 Overbed table 1 Standar
6 Sofa 1 Standar
7 Kulkas 1 Standat
8 AC 1 1 PK
9 Kamar mandi / WC 1 2 x 1,5 m

3. Ruang Perawatan Kelas II( 2 kamar) fasilitas tiap ruangan

No Nama Alat Jumlah Ukuran Keterangan


1 Tempat tidur 2 Standar

34
standar
2 Kasur 2 Standar
3 Bantal 2 Standar
4 Bedside cabinet 2 Standar
5 Overbed table 2 Standart
6 Kursi penunggu 2 Standar
7 AC 2 1 PK
8 Kamar mandi/ WC 2 2 x 1,5 m

4. Ruang Perawatan Kelas III(ada 2 kamar 301/302) fasilitas

No Nama Alat Jumlah Ukuran Keterangan


1 Tempat tidur ¾ Standar
standar
2 Kasur ¾ Standar
3 Bantal ¾ Standar
4 Bedside cabinet ¾ Standar
5 Overbed table ¾ Standar
6 Kursi penunggu ¾ Standar
7 AC 1/1 1 PK
8 Kamar mandi / WC 1/1 2 x 1,5 m

5. Ruang Bersalin / VK

No Nama Alat Jumlah Ukuran Keterangan


Alkes Standar
1 Bed partus 2 Standar
2 Infant warmer 1 Standar
3 Troli 2 Standar
4 Timbangan bayi 1 Standar
5 Korentang 1 Standar
6 Tromol 1 Standar
7 Tromol 1 Besar
8 Kom tertutup 1 Kecil
9 Pispot 1 Standar
10 Nierbekken/ 3 Standar
bengkok

35
11 Suction 2 Standart
12 Vacum ekstraktsi 1 Standart
listrik
13 Vacum ekstraksi 1 Standart
manual
14 Saturasi oksigen 1 Standart
dewasa
15 Saturasi oksigen 1 Standart
bayi
16 Infus pump 2 Standart
17 Foetal dopler 2 Standart
18 USG mobile 2 1 standart
Dimensi
ART
1 Kursi Bundar 2 Standar
2 Box Countainer 1 Besar
3 Kotak plastik 12 Besar
4 Loker plastik 2 Kecil
5 Telephone 1 Standar
6 Sepatu boot 2 Besar
No Nama OBAT Jumlah Ukuran Keterangan
Emergency Stok
Maternal
1 Diazepam 2 2 ml
2 Dexamethason 5 2 ml
3 Lidocain 5 2 ml
4 MGSO4 40 % 2 25 ml
5 Oxytosin 5 2 ml
6 Methergin 2 2 ml
7 Asam traneksamat 5 5 ml
Neonatal
1 Vit Ka 2 1 ml
2 Adrenalin 1
3 Sulfas Atropin 1
4 Ca.Glucoans 1
No Nama OBAT Jumlah Ukuran Keterangan
II. Cairan

36
Maternal
1 Dextrose 5% 1 500 ml
2 NaCl 0,9% 1 500 ml
3 Water For Injection 2 25 ml
4 Ringer Lactat 1 500 ml
5 Flutolid 1` 500 ml
6 HES steril 1 500 ml
Neonatal
1 D5 ½ NS 1 500 ml
2 D 10 1 500 ml
III. Bahan habis
pakai
1 Hanscun steril 2 panjang
2 Hanscun Steril 2 No. 6,5
3 Hanscun steril 2 No. 7
4 Hanscun steril 2 No. 7,5
5 Hanscun Steril 2 No. 8
6 Tranfusi set 2 standart
7 Catgut Chromic no 1 roll
3/0
8 Catgut plain no. 0 1 Roll
9 Silk black no. 0 1 Roll
10 Silk black no. 2 1 Roll
11 Silk black no. 4/0 1 Roll
12 Canule dewasa 2 standar
13 Canule anak 2 standart
14 Folley Cateter 2 No. 16
15 Hypavix 1 Roll
16 Infus Set 2 Standar
17 Abbocat no. 18 2 standart
18 Abbocat no. 20 2 standart
19 Abbocat no.22 2 satandart
20 IV Cateter 3 No.20
21 Kassa Steril 1 Tromol
22 Masker Surgical 5 Standar
23 Spuit 1 cc 5 1 cc
24 Spuit 3 cc 5 3 cc

37
25 Spuit 5 cc 5 5 cc
26 Spuit 10 cc 5 10 cc
27 Suction Cateter 2 No.8
28 Tegaderm 5 10 x 25 cm
29 Umbilical Cort 5 Standar
30 Urine bag steril 2 Standar
31 Feeding tube no 2 standart
3,5
32 Infus set micro 1 Standart
33 Ambubag dewasa 1 Standart
34 Ambubag bayi 1 Standart
35 ET bayi 1 Standart
36 ET dewasa 1 Standart

6. Nurse Station Ruang Nifas

No Nama Alat Jumlah Ukuran Keterangan


A ALKES
1 Timbangan 1 Dewasa
2 Troli emergensi 1 Standar
B ART
1 Meja Kantor 2 Standar
2 Tempat sampah 1 Sedang
medis
3 Tempat sampah 1 Sedang
nonmedis
4 Tissue kotak 1 Standar
C ATK
1 Jumbo box file 4 Standar
2 Telephone 1 Standar
3 Perporator 1 Standar

7. Ruang Linen

No Nama Alat Jumlah Ukuran Keterangan


1 Sprei 42 274 x 180 cm
2 Laken 42 269 x 176 cm

38
3 Stick laken 42 176 x 92 cm
4 Sarung bantal 42 65 x 53 cm
5 Perlak kecil 32
6 Perlak besar 42 Standart
7 Baju pasien 20 Standar
8 Kain Penutup 2 Standar
jenazah
10 Baju dokter 1 Standar
11 Selimut 42 Standar
12 Handuk 10 90 cm x 40
cm
13 Waslap 10 40 cm x 40
cm

8. Ruangan Spoelhok

No Nama Alat Jumlah Ukuran Keterangan


1 Baskom 10 Standar
2 Pispot 5 Standar
4 Urinal 5 Standar
5 Ceret (untuk 2 sedang
merebus air)
6 Ember bayi 3 standart
7 Sikat WC 1 Standar
9. Tas Emergency

No Nama Alat Jumlah Ukuran Keterangan


OBAT
1 Epinefrin 2 1cc
2 Ca Gluconas 1 10 cc
3 Vit K 2 1cc
4 Dektrose 10 % 1 500 cc
5 NaCl 1 500 cc
6 Water fo injeksi 2 25 cc
7 Cateter umbilical No 2 standart
3,5 F
8 Cateter umbilical No 2 standart
5F

39
9 Feeding tube No 3,5 1 satndart
10 Feedingtube No 5 1 Standart
11 Umbilikal klem 2 standart
12 Gelang bayi biru 1 standart
13 Gelang bayi merah 1 standart
muda
14 ETT no 3,5 1 standart
15 Spuit 10 cc 1 standart
16 Spuit 3 cc 1 standart
17 Spuit 1 cc 1 standart
18 Spuit 50 cc 1 standart
19 Suction cateter no 8 1 standart
20 Nasal canule bayi 1 standart
22 Balon resusitasi 1 standart
bayi
23 stilet 1 standart
24 Laringoskope 1 standart
25 Infus set mikro 1 standart
26 Hanscoon no 7,5 2 standart

I. Pemeliharaan, Perbaikan Dan Kalibrasi Peralatan


Setiap peralatan yang ada baik medis dan non medis harus dilakukan
pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi agar peralatan dapat tetap
terpelihara dan dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.
1. Tujuan :
a. Agar peralatan yang ada dapat digunakan sesuai dengan fungsi
dan tujuan
b. Agar nilai yang dikeluarkan dari alat medis sesuai dengan nilai
yang diinginkan
c. Agar peralatan yang ada dapat tetap terpelihara dan siap
digunakan
d. Sebagai bahan informasi untuk perencanaan, peremajaan alat
medis yang diperlukan
2. Prosedur
a. Untuk perbaikan peralatan yang rusak, mengisi buku permintaan
perbaikan rangkap 3 ( putih, merah dan kuning ) dan diantar ke
bagian teknisi beserta alat yang rusak
b. Setelah alat diperbaiki di teknisi, alat dikembalikan ke ruangan.

40
c. Bila alat tidak dapat diperbaiki oleh teknisi internal, maka alat
diperbaiki oleh teknisi luar ( melalui bagian pembelian ).

BAB VI

STANDAR PELAYANAN

A. Alur pelayanan Di Rumah Sakit

Pasien datang sendiri / rujukan

Unit Gawat Darurat Unit Rawat Jalan

Rawat inap unit terkait

Kamar Operasi

41
Kamar Bersalin

- Bank Darah
- Pemeriksaan Penunjang
- Farmasi

BAB VII

PENERAPAN PROGRAM

RUMAH SAKIT SAYANG IBU DAN BAYI DALAM PROGRAM

PELAYANAN OBSTETRI DAN NEONATAL EMERGENSI

KOMPREHENSIF

PONEK mempunyai keterkaitan dengan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi
(RSSIB) dan dalam pelaksanaan di rumah sakit perlu penerapan program
tersebut untuk mencapai hasil optimal. Adapun konsep, pengertian dan tujuan
serta strategi pelaksanaan RSSIB sebagai berikut:

A. KONSEP DASAR RSSIB

Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi merupakan pelayanan yang


berkesinambungan dan saling terkait. Kesehatan bayi ditentukan sejak bayi
dalam kandungan. Disi lain kesehatan ibu dapat berpengaruh terhadap

42
kesehatan bayi yang dikandungnya. Oleh karena itu upaya penurunan Angka
Kematian Ibu dan Bayi merupakan kegiatan yang saling terkait dan tidak
terpisahkan sehingga pelaksanaannya menhjadi satu program yaitu Rumah Sakit
Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB).

Bayi mempunyai hak untuk mendapatkan ASI sedangkan Ibu mempunyai


kewajiban untuk memberiak ASI kepada bayi. Agar ibu dapat melaksanakan
kebajibannya memberikan ASI kepada bayi maka kesehatan ibu perlu dijaga
sehingga bayi mendapatkan haknya yaitu ASI maka bayi tersebut harus lahir
sehat. Sejalan dengan hal tersebut maka kesehatan bayi sangatlah diperlukan
sehingga hak dan kewajiban dapat dilaksanakan.

Diharapkan bahwa dengan diterapkannya Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi
maka upaya penurunan AKI dan AKB dapat dipercepat melalui peningkatan
kesiapan rumah sakit terutama Rumah Sakit kabupaten/kota dan agar diterapkan
Pedoman peningkatan mutu pelayanan ibu dan bayi berupa 10 langkah menuju
perlindungan Ibu dan Bayi secara terpadu dan paripurna.

B. PENGERTIAN

Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi adalah Rumah Sakit pemerintah maupun
swasta, umum dan khusus yang telah melaksanakan 10 Langkah menuju
perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan paripurna.

C. TUJUAN RSSIB

1) Umum:

Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi secara


terpadu dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB).

2) Khusus :

a) Melaksanakan dan mengembangkan standar pelayanan


perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan paripurna.

b) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi


termasuk kepedulian terhadap ibu dan bayi.

43
c) Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan
fungsi pelayanan obtetrik dan neonatus termasuk pelayanan
kegawatdaruratan (PONEK 24 jam)

d) Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan


pelayanan kesehatan ibu dan bayi bagi sarana pelayanan
kesehatan lainnya.

e) Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembina


teknis dalam pelaksanaan IMD dan pemberian ASI Eksklusif

f) Meningkatkan fungsi Rumah Sakit dalam Perawatan Metode


Kangguru (PMK) pada BBLR.

g) Melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan


program RSSIB.

D. SASARAN

 Rumah Sakit Umum Pemerintah dan Swasta

 Rumah Sakit Khusus (RS Bersalin dan RS Ibu Anak) Pemerintah


dan Swasta.

E. STRATEGI PELAKSANAAN

Melaksanakan Perlindungan Ibu dan Bayi secara terpadu dan paripurna melalui
10 (sepuluh) langkah menuju keberhasilan menyusui sebagai berikut:

1. Ada kebijakan tertulis tentang manajemen yang mendukung pelayanan


kesehatan ibu dan bayi termasuk pemberian ASI eksklusif dan Perawatan
Metode Kangguru (PMK) untuk bayi Berat Badan Lahir Rendah.

2. Menyelenggarakan pelayanan antenatal termasuk konseling kesehatan


maternal dan neonatal.

3. Menyelenggarakan persalinan bersih dan aman serta penanganan pada


bayi baru lahir dengan Inisiasi menyusui dini dan kontak kulit ibu-bayi.

4. Menyelenggarakan Pelayan Obtetrik dan Neonatal Emergensi


Komprehensif (PONEK)

5. Menyelenggarakan pelayanan adekuat untuk nifas, rawat gabung termasuk


membantu ibu menyusui yang benar, dan pelayanan neonatus sakit.

44
6. Menyelenggarakan pelayanan rujukan dua arah dan membina jejaring
rujukan pelayanan ibu dan bayi dengan sarana kesehatan lain.

7. Menyelenggarakan pelayanan imunisasi bayi dan tumbuh kembang

8. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan keluarga berencana dan


kesehatan reproduksi lainnya.

9. Menyelenggarakan Audit Maternal dan Perinatal Rumah Sakit secara


periodik dan tindak lanjut.

10. Memberdayakan Kelompok pendukung ASI dalam menindaklanjuti


pemberian ASI eksklusif dan PMK.

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan di rumah sakit umum daerah dalam memberikan
pelayanan adalah :

A. Indicator MDG
a. Melaksanakan IMD (Inisiasi menyusui dini)
B. Indicator mutu pelayanan ponek
a. Kejadian kematian ibu karena persalinan meliputi:
 Preeklampsia/eklampsia
 Perdarahan
 sepsis
b. Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria
C. Indikator mutu instalasi rawat inap
a. Kejadian infeksi nosokomial
b. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/
kematian

45
Indikator trsebut dilaporkan setiap bulan dalam laporan kerja bulanan.

BAB IX
PENUTUP

Angka kematian ibu angka kematian bayi semakin meningkat dan


tidak mengalami perubahan berarti pada lima tahun terakhir . keadaan ini
akan meningkat bila tidak segera di antisipasi dengan berbagai terobosan
yang optimal. Kasus kebidanan yang bersifatnya akut dan fatal akan
menurunkan kondisi kesehatan pada ibu hamil dan bayi di masyarakat
dan akan mempengaruhi prestasi dan kinerja generasi mendatang
Berdasarkan hal tersebut, maka dipandang perlu agar program
pedoman pelayanan obstetrik dan neonatal emergenci komperhensif
(PONEK) dijadikan prioritas, yang terlihat pada target upaya kesehatan
peroorangan (UKP) pada rencana strategis Departemen kesehatan 2005-
2009. Sesuai era desentralisasi. Kebijakan ini amat perlu didukung oleh
dinas kesehatan provinsi/kabupaten daerah sehingga terjadi sikronisasi

46
antara perencanaan Departemen kesehatan RI pusat dan daerah yang
menghasilkan suatu visi yang saling memperkuat dalam penurunan angka
kematian ibu ( AKI) dan angka kematian bayi (AKB)
Oleh karena itu buku pedoman pelaksanaan pelayanan obstetri
dan neonatal emergensi komprehensif ( PONEK)ini di susun disesuaikan
denmgan kondisi spesifik RSUD dan karena keterbatasan sumber daya di
harapkan dapat melaksanakan target yang optimal dalam
menyelenggarakan PONEK

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes (2008), Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal


Emergency Komprehensip 24 jam di Rumah Sakit.
2. Departemen Kesehatan (2000), Standar Tenaga Keperawatan Di Rumah
Sakit, Cetakan Pertama, Jakarta.
3. Departemen Kesehatan (2009), Pedoman Pelaynan Maternal dan
Perinatal Pada Rumah Sakit Umum Kelas B, C, dan D, Edisi Kedua,
Jakarta.
4. Departemen Kesehatan (2007), Pedoman Pedoman Rawat Gabung Ibu
dan Bayi, Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan, Direktorat Jendral Bina
Pelayanan Medik, Jakarta

47
5. Departemen Kesehatan (2009), Pedoman Pelayanan Kesehatan Bayi
Baru Lahir Rendah Dengan Perawatan Metode Kanguru di Rumah Sakit
Dan Jejaringnya, Depkes RI, Jakarta.
6. Departemen Kesehatan (2009), Pedoman Pelaksanaan Program Rumah
Sakit sayang Ibu dan Bayi, Depkes RI, Jakarta.

48

Anda mungkin juga menyukai