TAHUN 2018
SURAT KEPUTUSAN
RS UMUM METRO MEDICAL CENTER
NOMOR : 014 / SK-DIR / PROGNAS / XII / 2018
TENTANG
PANDUAN PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATUS
Menetapkan :
Pertama : Keputusan direktur RS Umum Metro Medical Center tentang
kebijakan pelayanan obstetri neonatologi emergency
komprehensif di RS Umum Metro Medica Center.
Kedua : Pelayanan Obstetri Neonatologi Emergency Komprehensif
meliputi :
a. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatus.
b. Penyelenggaraan PONEK 24 jam di rumah sakit.
c. Rawat gabung ibu dan bayi.
d. Inisiasi menyusui dini dan asi eksklusif.
e. Perawatan metode kangguru pada BBLR.
f. Rumah sakit sayang ibu bayi.
g. Pelaksanaan rujukan.
Ketiga : Kebijakan sebagaimana dimaksud dalam diktum kedua agar
digunakan sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dan tenaga
PONEK.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan
dievaluasi setiap tiga (3) tahun atau apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.
Ditetapkan di Lhokseumawe
A. Latar Belakang
Penilaian kinerja klinis disesuaikan dengan kelas RS, syarat minimal pelayanan
yang harus disediakan RS PONEK adalah:
a. Mampu memberikan pelayanan kesehatan maternal fisiologis dan resiko tinggi
pada masa antenatal, intranatal, post natal
b. Mampu memberikan pelayanan neonatal fisiologis dan resiko tinggi pada level IIB
(asuhan neonatal dengan ketergantungan tinggi)
V. Pelayanan Ginekologis
a) Kehamilan ektopik
b) Perdarahan uterus disfungsi
c) Perdarahan menoragia
d) Kista ovarium akut
e) Radang Pelvik akut
f) Abses Pelvik
g) Infeksi Saluran Genitalia
h) HIV – AIDS
A. Batasan Operasional
a. Rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab timbal balik dua arah dari sarana
pelayanan primer kepada sarana kesehatan sekunder dan tersier.
b. Rumah Sakit PONEK 24 Jam adalah Rumah sakit yang menyelenggarakan
pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan
terintegrasi 24 jam.
c. Pelayanan Maternal adalah pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil sampai
melahirkan
d. Pelayanan Neonatal adalah pelayanan kesehatan terhadap neonatus/bayi
e. Pelayanan Risiko Tinggi adalah pelayanan kesehatan terhadap ibu dan bayi
yang berisiko tinggi terjadi kegawatdaruratan bahkan kematian
f. Pelayanan fisiologis adalah pelayanan secara normal
B. Landasan Hukum
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah
d. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159b/Menkes/SK/Per/II/ 1988 tentang
Rumah Sakit.
e. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
f. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional, diatur Upaya
Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat.
g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Kesehatan.
h. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di
Lingkungan Departemen Kesehatan.
i. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran
BAB III
KRITERIA RUMAH SAKIT PONEK
B. Kriteria Khusus
a. Sumber Daya Manusia
No. Nama Jabatan Kualifikasi formal Jumlah Keterangan
1. Konsultan Spesialis kebidanan dan 2 Belum ada
teknis kandungan sertifikat
kebidanan pelatihan
PONEK
2 Konsultan Spesialis anak 2 Belum ada
teknis sertifikat
neonatal pelatihan
PONEK
3 Kepala Dr Umum 1 Belum ada
Bidang sertifikat
Pelayanan pelatihan
Medik PONEK
3 Dokter Jaga Dokter umum 4 Belum ada
IGD sertifikat
pelatihan
PONEK
4 Koordinator D3 Kebidanan 1 Belum ada
Tim Ponek sertifikat
maternal pelatihan
PONEK
5 Koordinator D3Kebidanan 1 Belum ada
Tim Neonatal sertifikat
pelatihan
resusitasi dan
belum ada
serftifikat
pelatihan
PONEK
6 Pelaksana D3 Kebidanan 16 Belum ada
kebidanan sertifikat
pelatihan
PONEK
B A H
J1 J2 J3
D I S
E
G F
Keterangan:
A = Bed Gyn
B = O2 Sentral
C = Meja Tindakan
D = Wastafel
E = Rak Kaca
F = Troli Emergency
G = Troli NST
H = Troli Alat
I = Kamar Mandi
J1 = Tempat Sampah Medis
J2 = Tempat Sampah Nonmedis
J3 = Tempat Sampah Tajam
Ruang Neonatal/Bayi
B U
C
H A
S
G E
.
E F D
Keterangan:
A = Box Bayi
B = Meja Alat
C = Meja Tindakan
D = Inkubator
E = O2 Sentral
F = Box Bayi Khusus
G = Fototherapy
H = Tempat Sampah Medis
b) Standar Fasilitas
Peralatan yang tersedia di IGD mengacu kepada buku pedoman
pelayanan Gawat Darurat Departermen Kesehatan RI untuk penunjang
kegiatan pelayanan terhadap pasien Gawat darurat.
Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving untuk kasus
kegawatan jantung seperti monitor dan defribrilator
a. Prasarana dan Sarana
Ruangan PONEK terdiri dari :
NO JENIS RUANGAN JUMLAH KETERANGAN
1. Poliklinik obstetric 1
2. Ruang VK 1
3 Ruang Bayi 1
4. Rawat inap 8 Bed
5. UBS 1
d. Peralatan ESSENSIAL
1) Peralatan dan Obat-obatan Maternal
a. Peralatan Maternal Tidak Steril
No Jenis Peralatan Jumlah Keterangan
1. Oksigen dengan 1
regulator
2. Ambugbag dengan 1
masker resusitasi( ibu
dan bayi)
3. Pengisap lender 1
4. Lampu sorot 1
5. Penghitung nadi( jam 1
dengan jarum detik)
6. Sterilisator 1
7. Bak instrument dengan 3
tutup
8. Palu reflex 1
9. Alat pemeriksaan hb Lab
10. Set pemeriksaan urine Lab
11. Pita pengukur 1
12. Sarung tangan karet 2
untuk mencuci alat
13. Apron 2
14. Masker Sesuai
kebutuhan
15. Pengaman Mata 2
16. Sarung kaki plastic 2
17. Semprit disposibel Sesuai
kebutuhan
18. Tempat kotoran sampah 2
19. Tempat kain kotor non 1
medis / infeksius
20. Tempat plasenta Sesuai
kebutuhan
21. Pispot 1
22. Bengkok besar/kecil 2
23. Sikat, sabun ditempatnya 1
24. Kertas lakmus 1
25. Semprit gliserin 1
26. Gelas ukur 500 ml 1
27. Gunting perban 1
22. Spatula lidah logam 1
23. Perlengkapan pakaian Sesuai
bayi kebutuhan
24. Perlengkapan pakaian Sesuai
ibu kebutuhan
25. Tensimeter 1
26. Stetoskop 1
27. Timbangan dewasa 1
28. Timbangan Bayi 1
29. Pengukur panjang bayi 1
30. Termometer 1
2. Obat-obatan Neonatal
No Nama obat Jumlah Ket
1. Dekstrose 10 %,Dekstrose 40%,NaCl Sesuai kebutuhan
0,9% 25 ml dan 500 ml
2. Kalsium Bikarbonat 8,4% Sesuai kebutuhan
3. Kalsium Glukonat 10 ml Sesuai kebutuhan
4. Mg SO4 20% Sesuai kebutuhan
5. Adrenalin/epinephrine Sesuai kebutuhan
6. Dopamine Sesuai Kebutuhan
7. Dobutamine Sesuai Kebutuhan
8. Morpine Sesuai kebutuhan
9. Sulfas atropine Sesuai kebutuhan
10. Midazolam Sesuai kebutuhan
11. Phenobarbital injeksi Sesuai kebutuhan
12. Antibiotika Sesuai Kebutuhan
13. Gentamisin Sesuai kebutuhan
A. Pengertian
1. Regionalisasi Pelayanan Obstetri dan Neonatal adalah suatu system pembagian
wilayah kerja rumah sakit dengan cakupan area pelayanan yang dapat dijangkau
oleh masyarakat dalam waktu kurang dari 1 jam, agar dapat memberikan
tindakan darurat sesuai standar. Regionalisasi menjamin agar system rujukan
kesehatan berjalan secara optimal.
2. Rujukan diartikan sebagai proses yang bermula dan timbal balik pada saat
seorang petugas kesehatan pada salah satu tingkat pelayanan mengalami
kekurangan sumber daya (saran, prasarana, alat, tenaga, anggaran/uang) dan
kompetensi, untuk mengatasi sesuatu kondisi, sehingga harus meminta bantuan
kepada sarana pelayanan kesehatan lain baik yang setingkat (horizontal) maupun
berbeda tingkat (vertikal).
B. Pengertian
Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi adalah Rumah Sakit publik maupun privat
umum dan khusus yang telah melaksanakan 10 Langkah Menuju Perlindungan Ibu
dan Bayi Secara Terpadu dan Paripurna.
C. Tujuan RSSIB
1. Umum
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi secara terpadu dalam
upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB).
2. Khusus
a. Melaksanakan dan mengembangkan standar pelayanan perlindungan ibu dan
bayi secara terpadu dan paripurna.
b. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk
kepedulian terhadap ibu dan bayi.
c. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan
obstetri dan neonatus termasuk pelayanan kegawat daruratan.
d. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan
ibu dan bayi bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya.
e. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembina teknis dalam
pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini, Rawat Gabung dan Pemberian ASI
Eksklusif.
f. Meningkatkan fungsi rumah sakit dalam Perawatan Metode Kangguru
(PMK) pada BBLR.
g. Melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program RSSIB.
D. Strategi Pelaksanaan
Melaksanakan 10 (sepuluh) langkah perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan
paripurna menuju RS sayang ibu dan bayi sebagai berikut :
1. Ada kebijakan tertulis manajemen yang mendukung pelayanan kesehatan ibu
dan bayi termasuk Inisiasi Menyusu Dini (IMD), pemberian ASI Eksklusif dan
indikasi yang tepat untuk pemberian susu formula serta Perawatan Metode
Kangguru (PMK) untuk bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
2. Menyelenggarakan pelayanan antenatal termasuk edukasi dan konseling
kesehatan maternal dan neonatal, serta konseling pemberian ASI.
3. Menyelenggarakan persalinan bersih dan aman serta penanganan pada bayi baru
lahir dengan Inisiasi Menyusu Dini dan kontak kulit ibu bayi.
4. Menyelenggarakan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif
(PONEK) selama 24 jam sesuai dengan standar minimal berdasarkan tipe RS
masing-masing.
5. Menyelenggarakan pelayanan adekuat untuk nifas, rawat gabung termasuk
membantu ibu menyusui yang benar, termasuk mengajarkan ibu cara memerah
ASI bagi bayi yang tidak dapat menyusu langsung dari ibu dan tidak
memberikan ASI perah melalui botol serta pelayanan neonatus sakit.
6. Menyelenggarakan pelayanan rujukan dua arah dan membina jejaring rujukan
pelayanan ibu dan bayi dengan sarana kesehatan lain.
7. Menyelenggarakan pelayanan imunisasi bayi dan tumbuh kembang.
8. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan keluarga berencana termasuk
pencegahan dan penanganan kehamilan yang tidak diinginkan serta kesehatan
reproduksi lainnya.
9. Menyelenggarakan Audit Medik di RS dan Audit Maternal dan Perinatal
Kabupaten/Kota.
10. Memberdayakan Kelompok pendukung ASI dalam menindaklanjuti pemberian
ASI Eksklusif dan PMK.
BAB VI
TATA LAKSANA PELAYANAN PONEK
A. Kegiatan
a. Permintaan
b. Pencatatan
c. Inventarisasi alat kesehatan (stok opname)
d. Stok opname Obat
e. Pelaporan
a. Permintaan
a) Alat Kesehatan
Permintaan alat kesehatan ini melalui pembelian dan logistik;
a. Permintaan dibuat / disiapkan oleh coordinator PONEK dengan
membuat pengajuan ke TIM pengadaan rumah sakit.
b. Pengajuan dengan persetujuan dari Tim Pengadaan dan bagian Keuangan
c. Tim pengadaan melakukan kajian terhadap harga dengan
membandingakan beberapa harga dan urgency kebutuhan.
d. Hasil kajian disampaikan ke direktur untuk mendapatkan persetujuan.
e. Tim pengadaan membeli alat kesehatan yang telah disetujui oleh direktur
f. Jika barang sudah ada, tim pengadaan menghubungi petugas
administrasi logistic untuk mengiventaris alat kesehatan yang dibeli
g. Koordinator PONEK kemudian membuat amprahan ke logistic unuk alat
yang diajukan dan mencatat di iventaris ruangan
b) Alat Kantor dan Rumah tangga
Alat kantor dan rumah tangga diminta melalui logistik, permintaan
dilayani setiap hari pada jam kerja, kecuali hari libur. Pengambilan barang bisa
dilakukan setelah barang tersedia;
a. Koordinator PONEK membuat amprahan alat kantor dan rumah tangga
yang dibutuhkan dalam buku amprahan
b. Bila amprahan dilakukan oleh petugas harus mendapat persetujuan dari
koordinator PONEK
c. Buku permintaan/amprahan di bawa ke bagian logistic untuk mendapatkan
barang yang dibutuhkan
d. Setelah dilakukan serah terima barang,petugas yang mengambil barang dan
logistic menandatangani serah terima barang
e. Barang diterima dan dibawa ke bagian PONEK
c) Obat – obat Farmasi
Permintaan akan kebutuhan obat – obatan dan Bahan habis pakai dilayani oleh
farmasi.
a. Setiap pergantian shift Bidan/perawat mengontrol obat – obatan yang ada
terutama bagian emergency
b. Permintaan obat – obatan dilakukan setiap hari
c. petugas membuat amprahan obat berdasarkan resep dan BHP dengan
menggunakan buku amprahan/permintaan obat
d. Amprahan di bawa ke farmasi untuk mendapatkan persetujuan petugas
apotik/gudang farmasi
e. Serah terima obat dan BHP dilakukan dengan penandatanganan oleh petugas
yang mengambil permintaan dan petugas farmasi
b. Pencatatan
a) Alat Kesehatan
Disediakan buku stok untuk setiap jenis alat kesehatan. Setiap barang masuk dan
keluar dicatat dalam buku stok
e. Pelaporan
Laporan persediaan barang dibuat setiap bulan yaitu pada awal minggu pertama
bulan berikutnya
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu yang digunakan di RS Umum Metro Medical Center pada PONEK
adalah sesuai dengan standar mutu minimal rumah sakit dari depkes. Standar mutu
untuk kebidanan/PONEK yaitu :
1. Kejadian Kematian Ibu Karena Persalinan
JUDUL Kejadian Kematian Ibu Karena Persalinan
DIMENSI MUTU Safety TIPE INDIKATOR Proses
TUJUAN Mengetahui mutu rumah sakit terhadap pelayanan kasus
persalianan
DEFINISI Kematian ibu yang melahirkan karena
OPERASIONAL pendarahan,preeklamsi,eklamsia dan sepsis
Pendarahan adalah pendarahan yang terjadi pada saat
kehamilan semua skala persalinan dan nifas
Pre-eklamsia dan eklamsia mulai terjadi pada kehamilan
trimester kedua,pre-eklamsia dan eklamsia merupakan
kumpulan dua dari tiga tanda ,yaitu :
1. Tekanan darah sistolik > 160 mmhg dan sistolik > 110
mmhg
2. Protein uria > 5gr/24 jam,+3 dan +4 pada pemeriksaan
kualitati
3. Odem tungkai
Eklamsia adalah tanda pre-eklamsia yang disertai oleh
kejang dan penurunan kesadaran
Sepsis adalah tanda-tanda sepsis yang terjadi akibat
penanganan aborsi,persalinan dan nifas yang tidak
ditangani dengan tepat oleh pasien dan penolong
FREKUENSI Tiap bulan
PENGUMPULAN
DATA
PERIODE ANALISIS Tiap tiga bulan
NUMERATOR Jumlah kematian pasien persalinan karena preeklamsia,
eklamsia, pendarahan dan sepsis (sesuai penyebab)
DENOMINATOR Jumlah pasien persalinan dengan pendarahan,pre-
eklamsia/eklamsia dan sepsis
SUMBER DATA Rekam medis
STANDAR Pendarahan ≤1%,eklamsia ≤30%,sepsis≤0,2%
PENANGGUNG Penanggungjawab ruang VK
JAWAB
7. a. Keluarga Berencana
JUDUL Keluarga Berencana Mantap
DIMENSI MUTU Ketersediaan kontrasepsi mantap
TUJUAN Mutu dan kesinambungan pelayanan
DEFINISI Keluarga berencana yang menggunakan metode operasi
OPERASIONAL pada alat kontrasepsi
FREKUENSI 1 bulan
PENGUMPULAN
DATA
ANALISA 3 bulan
NUMERATOR Jenis pelayanan KB mantap
DENOMINATOR Jumlah peserta KB
SUMBER DATA Rekam medic dan data laporan KB RS
STANDAR 100 %
PENANGGUNG Ka.Sub.Seksi Pelayanan Medis
JAWAB
PENGUMPUL
DATA
b. Konseling KB Mantap
JUDUL Konseling Keluarga Berencana Mantap
DIMENSI MUTU Ketersediaan kontrasepsi mantap
TUJUAN Mutu dan kesinambungan pelaynanan
DEFINISI Proses konsultasi antara pasien dengan bidan untuk
OPERASIONAL mendapatkan pilihan pelayanan KB
FREKUENSI 1 bulan
PENGUMPULAN
DATA
ANALISA 3 bulan
NUMERATOR Jumlah konseling pelayanan KB mantap
DENOMINATOR Jumlah peserta konseling KB mantap
SUMBER DATA Laporan unit pelayanan KB
STANDAR 100 %
PENANGGUNG Ka.Sub.Seksi Pelayanan Medis
JAWAB
PENGUMPUL
DATA
8. Kepuasan Pelanggan
JUDUL Kepuasan Pelanggan
DIMENSI MUTU Kenyamanan
TUJUAN Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu pelayanan
persalinan
DEFINISI Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh
OPERASIONAL pelanggan terhadap pelayanan persalinan
FREKUENSI 1 bulan
PENGUMPULAN
DATA
NALISA DATA 3 bulan
NUMERATOR Jumlah komulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien
yang disurevei (dalam prosen)
DENOMINATOR Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
SUMBER DATA Survey
STANDAR ≥ 80%
PENANGGUNG Ka.Sub Seksi Marketing & Humas
JAWAB
BAB IX
PENUTUP
Angka kematian ibu dan bayi semakin meningkat dan tidak mengalami perubahan
berarti 5 tahun terakhir. Karakteristik kasus kebidanan yang sifatnya akut dan fatal akan
menurunkan kondisi kesehatan pada ibu dan bayi di masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu agar program Pelayanan Obstetri Neonatal
emergensi Komprehensif (PONEK) dijadikan prioritas, yang terlihat pada rencana
strategis Kementrian Kesehatan 2009-2014
Dalam usaha untuk memberikan pelayanan yang teratur dan terarah maka diperlukan
sebuah pedoman dalam pelayanan terhadap ibu dan bayi dengan membentuk Tim
PONEK. Pedoman ini menjadi acuan bagi petugas-petugas yang bekerja dalam tim.