Anda di halaman 1dari 28

PANDUAN

PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL


EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)
24 JAM

PANDUAN
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT BUAH HATI CIPUTAT
NOMOR: 003.15/PER/DIR/BHC/VII/2022
TENTANG

PANDUAN PONEK 24 JAM


RUMAH SAKIT BUAH HATI CIPUTAT

DIREKTUR RUMAH SAKIT BUAH HATI CIPUTAT,


Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit
Buah Hati Ciputat, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan maternal dan neonatus yang bermutu tinggi;
b. Bahwa agar pelayanan kesehatan maternal dan neonatus di Rumah
Sakit Buah Hati Ciputat dapat terlaksana dengan baik perlu adanya
panduan bagi penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal;
a. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
butir a dan b, perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah
Sakit Buah Hati Ciputat.
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1051/Menkes/SK/XI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24
Jam Di Rumah Sakit
5. Peraturan Direktur PT Buah Hati Medika Nomor
006/Per/Dir/BHM/I/2022 tentang Penetapan Struktur Organisasi

ii
Rumah Sakit Buah Hati Ciputat;
6. Keputusan Direktur PT Buah Hati Medika Nomor
003/Per/Dir/BHM/I/2022 tentang Pengangkatan dr. Rianayanti
Asmira Rasam, M.A.R.S. sebagai Direktur Rumah Sakit Buah Hati
Ciputat.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUAH HATI CIPUTAT


TENTANG PANDUAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL
EMERGENSI KOMPREHENSIF DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT BUAH
HATI CIPUTAT
KESATU : Panduan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif di
Lingkungan Rumah Sakit Buah Hati Ciputat sebagaimana terlampir
dalam Peraturan ini.
KEDUA : Panduan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif di
Lingkungan Rumah Sakit Buah Hati Ciputat dilaksanakan selama 24
jam terus menerus dengan mengacu Panduan ini.
KETIGA : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Tangerang Selatan


Pada tanggal : 20 Juli 2022
Direktur,

dr. Rianayanti Asmira Rasam. MARS.

iii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI iv

BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. DEFINISI 1

BAB II RUANG LINGKUP 3


A. UPAYA PONEK 3
B. PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL 3
C. PELAYANAN PENUNJANG MEDIS 5
D. SUMBER DAYA MANUSIA 6
E. SARANA DAN PRASARANA 7
F. RUANGAN MATERNAL 9
G. RUANGAN NEONATAL 10
H. RUANG OPERASI 10
I. RUANGAN PENUNJANG 11
J. PRASANA DAN SARANA PENUNJANG 12
K. PERALATAN ESENSIAL 12
L. PERALATAN IDEAL 14
M. SISTEM INFORMASI 15

BAB III KEBIJAKAN 17

BAB IV TATA LAKSANA 19


A. TATA LAKSANA PELAYANAN MATERNAL & PERINATAL19
B. SISTEM PEMBIAYAAN 20
C. TATA LAKSANA SISTEM RUJUKAN 20

BAB V DOKUMENTASI 23
A. PENCATATAN DAN PELAPORAN 23

iv
Lampiran
Peraturan Direktur Rumah Sakit Buah Hati Ciputat
Nomor : 003.15/PER/DIR/BHC/VII/2022
Tanggal : 20 Juli 2022

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seperti kita ketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Neonatal (AKN) di Indonesia masih tertinggi diantara negara ASEAN dan
penurunannya sangat lambat. AKI dari 390/100.000 kelahiran hidup (SDKI tahun
1994), menjadi 307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2003. Demikian pula
AKN 28,2/1000 kh 1987-92 menjadi 21,8/1000 kelahiran hidup pada tahun 1992-
1997.
Kematian bayi baru lahir umumnya dapat dihindari penyebabnya seperti Berat
Badan Lahir Rendah (40,4%), asfiksia (24,6%) dan infeksi (sekitar 10%). Hal tersebut
kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan pengambilan keputusan, merujuk dan
mengobati. Sedangkan kematian ibu umumnya disebabkan perdarahan (25%), infeksi
(15%), pre-eklampsia / eklampsia (15%), persalinan macet dan abortus. Mengingat
kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan ibu, maka proses
persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu. Pelayanan
obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan
bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit.
Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam
pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam
menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK
adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana,sarana dan
manajemen yang handal. Untuk mencapai kompetensi dalam bidang tertentu, tenaga
kesehatan memerlukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan perubahan perilaku dalam pelayanan kepada pasien.

B. DEFINISI
1. Maternal adalah jangka waktu dari mulai kehamilan, bersalin sampai masa nifas
(42 hari setelah melahirkan).

1
2. Perinatal adalah jangka waktu dari masa konsepsi sampai 7 hari setelah lahir;
sebagai batasan operasional, periode perinatal dimulai pada usia kehamilan 28
minggu hingga bayi baru lahir sampai 7 hari.
3. Neonatal adalah periode bayi baru lahir sampai usia 28 hari
4. Kematian maternal adalah kematian seorang wanita hamil atau yang dalam 42
hari sesudah melahirkan, tidak pandang usia dan letak kehamilan, disebabkan
atau berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan
disebabkan kecelakaan.
5. Kematian perinatal adalah kematian yang terjadi pada janin dalam kandungan
mulai usia kehamilan 28 minggu sampai bayi baru lahir usia 0-7 hari.
6. Kematian neonatal adalah kematian yang terjadi pada bayi baru lahir (0-28 hari
setelah lahir).
7. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gram, yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam
pertama setelah lahir.
8. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
9. PONEK adalah Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif RS 24 jam
yang memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan langsung terhadap ibu
hamil/ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir baik yang datang sendiri atau
atas rujukan, Bidan, Puskesmas dan Puskesmas PONED.
10. ICU (Intensive Care Unit) adalah ruang perawatan terpisah yang berada di dalam
rumah sakit yang dikelola khusus untuk merawat pasien sakit berat dan kritis
dengan melibatkan tenaga terlatih khusus serta didukung dengan peralatan
khusus.
11. NICU (Neonatal Intensive Care Unit) adalah ruang perawatan terpisah yang
berada di dalam rumah sakit yang dikelola khusus untuk merawat bayi sakit
atau prematur dengan melibatkan tenaga terlatih khusus serta didukung dengan
peralatan khusus.

2
BAB II RUANG LINGKUP

A. UPAYA PONEK
1. Stabilisasi di IGD dan persiapan untuk pengobatan definitif
1. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di ruang tindakan
2. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparotomi, dan sektio caesaria
3. Perawatan intensif ibu dan bayi.
4. Pelayanan Asuhan Ante Natal Risiko Tinggi

B. PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL


1. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis
a. Pelayanan Kehamilan
b. Pelayanan Persalinan normal dan Persalinan dengan tindakan operatif
c. Pelayanan Nifas
d. Asuhan Bayi Baru Lahir
e. Immunisasi
f. Intensive Care Unit (ICU)
g. NICU
2. Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal dengan risiko tinggi
a. Masa antenatal
1) Perdarahan pada kehamilan muda/abortus.
2) Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut/kehamilan ektopik.
3) Kehamilan ektopik (KE) & Kehamilan Ektopik Terganggu (KET).
4) Hipertensi, Preeklampsi/Eklampsi.
5) Perdarahan pada masa Kehamilan
6) Kehamilan Metabolik
b. Masa intranatal
1) Persalinan dengan parut uterus
2) Persalinan dengan distensi uterus
3) Gawat janin dalam persalinan
4) Pelayanan terhadap syok
5) Ketuban pecah dini
3
6) Persalinan macet
7) Induksi dan akselerasi persalinan
8) Seksio sesaria
9) Episiotomi
10) Malpresentasi dan malposisi
11) Distosia bahu
12) Prolapsus tali pusat
13) Plasenta manual
14) Perbaikan robekan serviks
15) Perbaikan robekan vagina dan perineum
16) Perbaikan robekan dinding uterus
17) Reposisi Inversio Uteri
18) Histerektomi
19) Sukar bernafas
20) Kompresi bimanual dan aorta
21) Dilatasi dan kuretase
22) Ligase arteri uterine
23) Anestesia umum dan lokal untuk seksio sesaria
24) Anestesia spinal, ketamin
c. Masa Post Natal
1) Masa nifas
2) Demam pasca persalinan
3) Perdarahan pasca persalinan
4) Nyeri perut pasca persalinan
5) Keluarga Berencana
6) Asuhan bayi baru lahir sakit
3. Pelayanan Kesehatan Neonatal
a. Hiperbilirubin,
b. Asfiksia,
c. Trauma kelahiran,
d. Hipoglikemi,
e. Kejang,
4
f. Sepsis neonatal
g. Ganguan keseimbangan cairan dan elektrolit,
h. Gangguan pernapasan,
i. Kelainan jantung (payah jantung, payah jantung bawaan, PDA),
j. Ganguan pendarahan,
k. Renjatan (shock),
l. Aspiresi mekonium,
m. Koma,
n. Inisiasi Menyusu Dini,
o. Kangaroo Mother Care,
p. Resusitasi Neonatus,
q. Penyakit Membran Hyalin,
r. Pemberian minum pada bayi risiko tinggi,
s. Pemberian cairan Parenteral
t. Kelainan bawaan
4. Pelayanan Ginekologis
a. Kehamilan ektopik
b. Perdarahan uterus disfungsi
c. Perdarahan menoragia
d. Kista ovarium akut
e. Radang pelvik akut
f. Abses pelvik
g. Infeksi saluran genitalia
5. Perawatan Intensif Neonatal

C. PELAYANAN PENUNJANG MEDIS


1. Pelayanan Darah
a. Jenis Pelayanan
Jenis pelayanan darah di RS Buah Hati Ciputat adalah permintaan sesuai
dengan kebutuhan pasien dengan alur yang sudah ditetapkan
b. Tempat Pelayanan
Unit Laboratorium
5
2. Perawatan Intensif
Jenis Pelayanan
a. Pemantauan terapi cairan
b. Pengawasan gawat nafas/ventilator
c. Perawatan sepsis
3. Pencitraan
a. Radiologi
b. USG/Ibu dan Neonatal
4. Laboratorium
a. Pemeriksaan rutin darah, urin
b. Kultur darah, urin, pus
c. Kimia

D. SUMBER DAYA MANUSIA


Memiliki tim PONEK esensial yang terdiri dari:
1. 1 dokter spesialis Obstetri & Ginekologi
2. 1 dokter spesialis Anak
3. 1 dokter di Instalasi Gawat Darurat
4. 3 orang bidan (1 koordinator dan 2 pelaksana)
5. 1 orang perawat

Tim PONEK ideal ditambah:


1. 1 Dokter spesialis anesthesi /perawat anesthesia
2. 6 Bidan pelaksana
3. 10 Perawat (tiap shift 2-3 perawat jaga)
4. 1 Petugas laboratorium
5. 1 pekarya kesehatan
6. Petugas administrasi

6
Daftar Ketenagaan Tim PONEK RS
No Jenis Tenaga Tugas Jumlah
1 Dokter spesiallis Obstetri & Penanggung jawab pelayanan kesehatan 1
Ginekologi maternal & neonatal
2 Dokter spesialis Anak Pelayanan kesehatan perinatal & anak 1
3 Dokter spesialis Anastesi Pelayanan anestesi 1
4 Dokter Umum Penyelenggaraan pelayanan medic 1
5 Bidan ketua tim Koordinator asuhan pelayanan kesehatan 1
6 Bidan pelaksana Pelayanan asuhan kebidanan 1
7 Perawat pelaksana Asuhan keperawatan 1
8 Petugas laboratorium Pelayanan pemeriksaan penunjang 1
9 Pekarya kesehatan Membantu pelaksanaan pelayanan 1
kesehatan
10 Petugas administrasi Administrasi dan keuangan 1

E. SARANA DAN PRASARANA


1. Keadaan Ruangan
a. Lantai porselen, dinding dilapisi keramik
b. Cat berwarna krem terang
c. Ruangan bersih dan bebas debu, kotoran, sampah dan limbah
d. Pencahayaan terang dengan listrik
e. Listrik berfungsi baik, kabel dan steker aman, semua lampu berfungsi baik
f. Tersedia lampu darurat
g. Tersedia lampu untuk neonatus
h. Ventilasi cukup, pendingin ruangan berfungsi baik
i. Pencucian tangan
1) Wastafel dilengkapi dengan dispenser sabun atau disinfektan
2) Wastafel, keran dan dispenser dipasang pada ketinggian yang sesuai
(dari lantai dan dinding).
3) Saluran pembuangan air yang tertutup.
4) Handuk (kain bersih) atau tisu untuk mengeringkan tangan, diletakkan
di sebelah wastafel.
7
2. Keadaan Khusus Ruangan
a. Area cuci tangan di Ruang Obstetri dan Neonatus
Di ruang dengan lebih dari satu tempat tidur, jarak tempat tidur adalah 6
meter dengan wastafel.
b. Area resusitasi dan stabilisasi di Ruang Obstetri dan Neonatus/IGD
1) Paling kecil, ruangan berukuran 6 meter dan ada di dalam Unit Perawatan
Khusus.
2) Kamar PONEK di unit gawat darurat terpisah dari kamar gawat darurat
lain. Sifat privasi ini penting untuk kebutuhan perempuan bersalin dan
bayi.
3) Tujuan kamar ini ialah memberikan pelayanan darurat untuk stabilisasi
kondisi pasien, misalnya syok, henti jantung, hipotermia, asfiksia dan
apabila perlu menolong partus darurat serta resusitasi.
4) Dilengkapi dengan meja resusitasi bayi, dan inkubator.
5) Kamar PONEK berisi :
a) Ruang berukuran 15 m2
b) Berisi: lemari dan troli darurat
c) Tempat tidur bersalin serta tiang infus
d) Inkubator
e) Pemancar panas
f) Meja, kursi
g) Pencahayaan
h) Lampu sorot dan lampu darurat
i) Mesin isap
j) Defibrilator
k) Oksigen dan tabungnya
l) Lemari isi: perlengkapan persalinan, vakum, kuret, obat/infus
m) Alat resusitasi dewasa dan bayi
n) Wastafel dengan air mengalir dan antiseptik
o) Alat komunikasi dan telepon ke kamar bersalin
p) Nurse station dan lemari rekam medis
q) USG mobile
8
5) Sarana Pendukung, meliputi: toilet, kamar persiapan peralatan (linen dan
instrument), kamar jaga, ruang sterilisator dan jalur ke ruang bersalin/kamar
operasi terletak saling berdekatan dan merupakan bagian dari unit gawat
darurat.

F. RUANGAN MATERNAL
1. Kamar Bersalin
a. Lokasi berdekatan dengan Kamar Operasi
b. Ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah.
c. Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat hadir.
d. Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang orang.
e. Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit umum.
f. Kamar bersalin dekat dengan ruang jaga perawat (nurse station) agar
memudahkan pengawasan ketat setelah pasien partus sebelum dibawa ke
ruang rawat (post partum). Selanjutnya bila diperlukan operasi, pasien akan
dibawa ke kamar operasi yang berdekatan dengan kamar bersalin.
g. Kamar mandi-toilet berhubungan kamar bersalin.
h. Tiap ruangan harus mempunyai jendela sehingga cahaya dan udara cukup.
i. Fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan.
j. Tiap pasien punya akses ke kamar mandi privasi (tanpa ke koridor).
k. Kamar periksa/diagnostik berisi: tempat tidur pasien/obsgin, kursi
pemeriksa, meja, kursi, lampu sorot, troli alat, lemari obat kecil, USG mobile
dan troli emergensi.
l. Ruang isolasi bagi kasus infeksi perlu disediakan seperti pada kamar
bersalin.
m. Ruang tindakan operasi/kecil darurat/one day care: untuk kuret, penjahitan
dsb berisi: meja operasi lengkap, lampu sorot, lemari perlengkapan operasi
kecil, wastafel cuci tangan operator, mesin anestesi, inkubator, perlengkapan
kuret.
n. Ruang tunggu bagi keluarga pasien
2. Unit Perawatan Intensif

9
a. Unit ini harus berada disamping ruang bersalin, atau setidaknya jauh dari
area yang sering dilalui.
b. Di ruang dengan beberapa tempat tidur.
c. Ruang harus dilengkapi paling sedikit enam steker listrik yang dipasang
dengan tepat untuk peralatan listrik. Steker harus mampu memasok beban
listrik yang diperlukan, aman dan berfungsi baik.

G. RUANGAN NEONATAL
1. Unit Perawatan Intensif
a. Unit ini harus berada di samping ruang bersalin, atau setidaknya jauh dari
area yang sering dilalui,
b. Harus ada tempat untuk isolasi bayi di area terpisah
c. Ruang harus dilengkapi paling sedikit enam steker yang dipasang dengan
tepat untuk peralatan listrik,
2. Unit Perawatan Khusus
a. Unit ini harus berada di samping ruang bersalin, atau setidaknya jauh dari
area yang sering dilalui
b. Minimal ruangan berukuran 12 m (4 m untuk masing-masing pasien)
c. Harus ada tempat untuk isolasi bayi di tempat terpisah
d. Paling sedikit harus ada jarak 1 m antara inkubator atau tempat tidur bayi
3. Area laktasi

H. RUANG OPERASI
1. Unit operasi diperlukan untuk tindakan operasi seksio cesarea dan laparotomi.
2. Idealnya sebuah kamar operasi mempunyai luas: 25 m 2 dengan lebar minimum 4
m, di luar fasilitas: lemari dinding. Unit ini sekurang kurangnya ada sebuah bagi
bagian kebidanan.
3. Harus disediakan unit komunikasi dengan kamar bersalin. Didalam kamar
operasi harus tersedia: pemancar panas, inkubator dan perlengkapan dewasa
dan bayi.
4. Recovery Room (RR) ialah ruangan bagi pasien pasca bedah, sekurang-
kurangnya ada 2 tempat tidur, selain itu isi ruangan ialah: meja, kursi perawat,
10
lemari obat, mesin pemantau tensi/nadi oksigen dsb, tempat rekam medik,
inkubator bayi, troli darurat.
5. Harus dimungkinkan pengawasan langsung dari meja perawat ke tempat pasien.
Demikian pula agar keluarga dapat melihat melalui kaca.
6. Perlu disediakan alat komunikasi ke kamar bersalin dan kamar operasi, serta
telepon. Sekurang kurang ada 4 sumber listrik/bed.
7. Fasilitas pelayanan berikut perlu disediakan untuk unit operasi :
a. Nurse station yang juga berfungsi sebagai tempat pengawas lalu lintas orang.
b. Ruang kerja kotor yang terpisah dari ruang kerja bersih- ruang ini berfungsi
membereskan alat dan kain kotor. Perlu disediakan tempat cuci wastafel
besar untuk cuci tangan dan fasilitas air panas/dingin. Ada meja kerja dan
kursi-kursi, troli-troli.
c. Saluran pembuangan kotoran/cairan.
d. Ruang tunggu keluarga: tersedia kursi-kursi
e. Kamar sterilisasi yang berhubungan dengan kamar operasi. Ada autoklaf
besar berguna bila darurat.
f. Kamar obat berisi lemari dan meja untuk distribusi obat.
g. Ruang cuci tangan (scrub) sekurangnya untuk dua orang, terdapat di depan
kamar operasi/kamar bersalin. Wastafel itu harus dirancang agar tidak
membuat basah lantai. Air cuci tangan haruslah steril.
h. Kamar ganti: pria dan wanita.
i. Kamar jaga dokter.
j. Ruang tempat brankar.

I. RUANGAN PENUNJANG
1. Ruang perawat/bidan
2. Kantor perawat
3. Ruang rekam medis
4. Toilet staf
5. Ruang staf medik
6. Ruang loker staf/perawat
7. Ruang rapat/konferensi
11
8. Ruang keluarga pasien
9. Ruang cuci
10. Ruang persiapan diperlukan bila ada kegiatan persiapan alat/bahan
11. Gudang peralatan
12. Ruang kotor peralatan harus terpisah dari ruang cuci/steril. Ruang ini
mempunyai tempat cuci dengan air panas-dingin, ada meja untuk kerja.
13. Ruang obat: wastafel, meja kerja dsb. Ruang linen bersih.

J. PRASANA DAN SARANA PENUNJANG


1. Unit Laboratorium
Unit ini harus berfungsi untuk melakukan tes labotratorium dalam penanganan
kedaruratan maternal dalam pemeriksaan hemostasis penunjang untuk pre
eklamspsia dan neonatal
2. Radiologi dan USG
Unit ini harus berfungsi untuk diagnosis Obstetri dan Thoraks

K. PERALATAN ESENSIAL
1. Peralatan Maternal Essensial
No Jenis Peralatan Jumlah
1 Kotak resusitasi :
 Balon yang bisa mengembang sendiri berfungsi baik 1
 Bilah laringoskop berfungsi baik 1
 Batre AA (cadangan) untuk bilah laringoskop 1

 Bola lampu laringoskop 1

 Bola lampu laringoskop cadangan 1

 Selang reservoar oksigen 1


1
 Masker oksigen dewasa
1
 Pipa endottrakeal
1
 Plester
1
 Gunting
1
 Kateter penghisap

12
No Jenis Peralatan Jumlah
 Pipa minuman/sedotan 1
 Alat suntik 1, 2 ½, 3, 5, 10, 20 cc 1
 Ampul epinefrin/adrenalin 1

 NaCL 0,9%/RL 1

 MgSO4 40% 1

 Sodium bikarbonat 8,4% 1


1
 Kateter vena
1
 Infus set
2 Inkubator 1
3 Penghangat 1
4 Ekstraktor vakum 1
5 Monitor denyut jantung 1
6 Foetal Doppler 1
7 Set Sectio caesaria 1

2. Peralatan Neonatal Essensial


No. Jenis peralatan Jumlah
1. Inkubator 1
2. Infant warmer 1
3. Pulse oxymeter neonates 1
4. Therapy sinar 1
5. Syiringe pump 1
6. Tabung oksigen 1
7. Lampu tindakan 1
8. Alat-alat resusitasi neonatus 1
Laryngoskop neonatal
Ambubag
9. CPAP(Continous Positive Airways Preasure) 1
10. Infus set neonates 1
11. Ventilator 1
13
L. PERALATAN IDEAL
Merupakan peralatan medis yang harus ada dimasing-masing unit.
1. Unit Perawatan Intensif/isolasi untuk maternal
a. Oksigen
b. Tempat tidur obstetri/bersalin + tiang infus
c. Meja instrumen obstetri
d. Lampu sorot obstetri
e. Kursi penolong
f. Lemari dan meja untuk penyimpanan bahan pasokan umum, rak dan lemari
kaca tidak retak
g. Lemari es untuk obat-obatan
h. Pasokan oksigen
i. Lampu darurat
j. Monitor denyut jantung yang berfungsi baik
k. Stetoskop
2. Unit Perawatan Intensif Neonatal
a. Radiant warmer yang berfungsi baik
b. Tabung oksigen
c. Monitor yang berfungsi baik
d. Terapi sinar
e. Timbangan bayi
f. Oximeter nadi
g. Stetoskop
3. Kamar Bersalin
a. Lemari dengan perlengkapan darurat medik
b. Vakum
c. CTG
d. Inkubator bayi
e. Oksigen
f. Lampu sorot

14
M. SISTEM INFORMASI
PONEK merupakan suatu program pelayanan dimana setiap unsur tim yang ada di
dalamnya melakukan fungsi yang berbeda, sangat membutuhkan keterpaduan,
kecepatan dan ketepatan informasi yang ditujukan kepada peningkatan mutu,
cakupan dan efektifitas layanan kepada masyarakat.
Keberadaan sistem informasi ditujukan untuk medukung proses pelaksanaan
kegiatan pelayanan di rumah sakit dalam rangka pencapaian misi yang ditetapkan.
Sistem informasi dimaksud pada PONEK adalah:
1. Sistem informasi sehubungan dengan PONEK yang sejalan dengan visi dan misi
rumah sakit
2. Sistem informasi yang dapat mengintegrasikan seluruh data penting dari kamar
bersalin dan ruang neonatal yang melaksanakan PONEK yang dapat diakses
secara transparan melalui workstation.
3. Sistem informasi yang mampu memberikan peningkatan mutu pelayanan PONEK
bagi pasien, yaitu dengan tersedianya data PONEK yang lengkap dan akurat.
4. Sistem informasi yang dapat mendukung mekanisme pemantauan dan evaluasi.
5. Sistem informasi yang dapat membantu para pengambil peraturan dengan
adanya ketersediaan data yang lengkap, akurat dan tepat waktu.
6. Sistem informasi yang dapat mendukung kegiatan operasional (rutin) serta dapat
meminimalkan pekerjaan yang kurang memberikan nilai tambah, meningkatkan
kecepatan aktivitas rumah sakit serta dapat menciptakan ‘titik kontak tunggal’
atau case manager bagi pasien.
7. Sistem informasi yang dapat memberdayakan karyawan (empowering).
8. Sistem informasi yang dapat mengakomodasi aktivitas yang dibutuhkan untuk
keperluan penelitian dan pengembangan keilmuannya di bidang obstetri dan
ginekologi dengan ketersediaan teknologi informasi yang mampu untuk
memperoleh, mentransmisikan, menyimpan, mengolah atau memproses dan
menyajikan informasi dan data baik data internal maupun data eksternal.
Pelayanan ibu dan bayi berupa 10 langkah menuju perlindungan Ibu dan Bayi
secara terpadu dan paripurna yaitu sebagai berikut:

15
a. Ada kebijakan tertulis tentang manajemen yang mendukung pelayanan
kesehatan ibu dan bayi termasuk pemberian ASI eksklusif dan Perawatan
Metode Kangguru (PMK) untuk bayi Berat Badan Lahir Rendah.
b. Menyelenggarakan pelayanan antenatal termasuk konseling kesehatan
maternal dan neonatal.
c. Menyelenggarakan persalinan bersih dan aman serta penanganan pada bayi
baru lahir dengan Inisiasi menyusui dini dan kontak kulit ibu-bayi.
d. Menyelenggarakan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK)
e. Menyelenggarakan pelayanan adekuat untuk nifas, rawat gabung termasuk
membantu ibu menyusui yang benar, dan pelayanan neonatus sakit.
f. Menyelenggarakan pelayanan rujukan dua arah dan membina jejaring
rujukan pelayanan ibu dan bayi dengan sarana kesehatan lain.
g. Menyelenggarakan pelayanan imunisasi bayi dan tumbuh kembang
h. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi lainnya.
i. Menyelenggarakan Audit Maternal dan Perinatal Rumah Sakit secara periodik
dan tindak lanjut.
j. Memberdayakan kelompok pendukung ASI dalam menindaklanjuti
pemberian ASI eksklusif dan PMK.

16
BAB III KEBIJAKAN

A. Kebijakan Umum
1. Regionalisasi Pelayanan Obstetri dan Neonatal adalah suatu sistem pembagian
wilayah kerja rumah sakit dengan cakupan area pelayanan yang dapat dijangkau
oleh masyarakat dalam waktu kurang dari 1 jam, agar dapat memberikan
tindakan darurat sesuai standar. Regionalisasi menjamin agar sistem rujukan
kesehatan berjalan secara optimal.
2. Rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab timbal balik dua arah dari sarana
pelayanan primer kepada sarana kesehatan sekunder dan tersier.
3. Rumah Sakit PONEK 24 Jam adalah Rumah Sakit yang menyelenggarakan
pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan
terintegrasi 24 jam.
4. Setiap pasien inpartu, ibu dengan kegawat daruratan obstetri ditangani melalui
IGD, untuk selanjutnya dilakukan tindakan di Kamar Bersalin
5. Pasien inpartu adalah keadaan ibu hamil dengan disertai tanda-tanda persalinan
berupa: 1) kontraksi yang timbul minimal 2 kali dalam 10 menit dan lama
kontraksi 20 detik; 2) keluarnya darah dan atau lender (bloedslijm); atau 3)
keluarnya cairan ketuban.
6. Setiap neonatus yang lahir dari ibu yang mengalami kegawat daruratan obstetri
di Rumah Sakit, dilakukan pelayanan rawat gabung di ruang rawat inap,
sedangkan neonatus bermasalah (asfiksia sedang sampai berat / AS < 8) diunit
neonatologi level 2.
7. Tenaga profesional yang terlibat dalam PONEK meliputi dokter, bidan dan
perawat telah mengikuti pelatihan PONEK, meliputi resusitasi neonatus,
kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus.
8. Adanya dukungan semua pihak dalam pelayanan PONEK, antara lain dokter
kebidanan, dokter anak, dokter/petugas anastesi, dokter penyakit dalam, dokter
spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat.
9. Tersedianya pelayanan penunjang lain yang berperan dalam PONEK, seperti
laboratorium dan radiologi selama 24 jam, recovery room 24 jam, obat dan alat
penunjang yang selalu siap sedia.
17
B. Kebijakan Khusus
1. Kegawatdaruratan obstetri adalah asesmen/penentuan diagnosis dan penentuan
rencana pelayanan pasien obstetri emergensi dilakukan oleh dokter spesialis
obstetri, dan atau dokter umum, dan atau bidan jaga (diutamakan yang telah
mengikuti pelatihan PONEK).
2. Asesmen pasien dengan inpartu di IGD juga meliputi kondisi janin berupa
pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ) oleh dokter dan atau bidan di IGD.
3. Apabila didapatkan kegawatdaruratan janin, maka ditetapkan rencana pelayanan
terhadap neonatus yang akan dilahirkan, meliputi persiapan sarana dan
prasarana penanganan kegawatdaruratan janin tersebut.
4. Penanganan persalinan pada ibu inpartu dengan pembukaan lengkap dan kepala
sudah dalam keadaan crowning, dilakukan oleh dokter IGD dan atau bidan Kamar
Bersalin di IGD.
5. Observasi pasien inpartu Fase Laten dilakukan di Unit Rawat Inap, sedangkan
Fase Aktif dilakukan di Kamar Bersalin oleh bidan dengan melakukan asesmen
lanjutan dan penentuan rencana pelayanan.
6. Kegawatdaruratan neonatus meliputi kegawatdaruratan jalan napas, kejang pada
neonatus, perdarahan, penyakit jantung bawaan dan kelainan bawaan lainnya
yang berhubungan dengan asupan.
7. Neonatus yang baru dilahirkan segera mendapatkan ASI sejauh tidak ada kontra
indikasi ibu dan neonatus.
8. Neonatus hanya mendapatkan ASI dari ibunya sampai dengan usia 6 bulan.
Apabila sampai dengan 24 jam ibu tidak dapat memproduksi ASI maka atas
instruksi dokter spesialis anak, dapat diberikan pemberian Pengganti ASI yang
sesuai kondisi medis dan disediakan di Unit Farmasi RS.
9. Bayi dengan kondisi fisiologis baik dari persalinan normal atau patologis per
vaginam dan atau per abdominam dilakukan rawat gabung dengan ibunya dan
segera mendapatkan ASI.

18
BAB IV TATA LAKSANA

Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan RS dan
Standar Prosedur Operasional.

A. TATA LAKSANA PELAYANAN MATERNAL & PERINATAL


1. Melakukan Identifikasi Pasien
a. Pasien baru :
1) Bisa berasal dan rujukan luar maupun dalam RS serta datang sendiri.
2) Dilakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pengisian rekam medik yang
baru secara lengkap.
b. Pasien lama:
1) Bisa berasal dan rujukan luar maupun dalam RS serta datang sendiri.
2) Dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pengisian rekam medik yang
lama secara lengkap.
2. Tindakan pertama dilakukan setelah pemeriksaan oleh tenaga medis (dokter).
Pemeriksaan dilakukan secara sistematis meliputi anamnesa dan pemeriksaan
fisik.
3. Setelah itu kolaborasi dengan tenaga keperawatan lainnya sesuai kewenangan
masing-masing.
4. Apabila akan dilakukan tindakan/operasi maka pasien dan keluarga diberikan
informasi mengenai tindakan/operasi yang akan dilakukan (teknik, lokasi dll),
setelah setuju maka keluarga menandatangani informed consent.
5. Pada kasus-kasus dengan risiko tinggi sebelum diberikan informasi, pasien harus
ditangani terlebih dahulu.
6. Jika pasien dirawat bersama oleh beberapa spesialisasi maka harus ada Dokter
Penanggung Jawab Pasien (DPJP).
7. Apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
laboratorium, radiologi dan sebagainya.
8. Pelayanan yang diberikan meliputi preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.
9. Pulang dan kunjungan kontrol
a. Pasien dipulangkan setelah mendapat persetujuan dokter.
19
b. Pada saat pulang ibu diberikan catatan mengenai kesehatan ibu dan bayi
menggunakan buku KlA atau sejenisnya.
c. Kunjungan kontrol dapat dilakukan di tempat pemberi layanan (RS) atau
fasilitas kesehatan diluar RS (Puskesmas, klinik, dokter/bidan swasta) apabila
pasien sebelumnya merupakan kiriman/rujukan dari sarana pelayanan
kesehatan tersebut.

B. SISTEM PEMBIAYAAN
Pembiayaan untuk pelayanan maternal & perinatal ditetapkan sesuai dengan
peraturan yang berlaku atas dasar jenis pelayanan dan kelas perawatan. Sistem
pembiayaan:
1. Sumber
a. Biaya sendiri
b. Asuransi: Askes, Askes sukarela
c. Perusahaan
d. Lain-lain
2. Pola tarif terdiri dari
a. Konsul dokter
b. Tindakan:
1) Jasa medik
2) Jasa Rumah Sakit
3) Bahan dan alat

C. TATA LAKSANA SISTEM RUJUKAN


1. Pengertian rujukan
Sistem rujukan merupakan penyelenggaraan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab secara timbal balik balik vertikal maupun
horizontal, maupun struktural dan fungsional terhadap kasus penyakit atau
masalah penyakit atau permasalahan kesehatan.
Kegiatan rujukan mencakup:

20
a. Rujukan pasien
Rujukan pasien internal adalah rujukan antar spesialis dalam satu rumah
sakit. Rujukan ekstenal adalah rujukan antar spesialis keluar rumah sakit
dengan mengikuti sistem rujukan yang ada.
b. Dapat berupa permintaan kepada unit yang lebih mampu atau bantuan
kepada unit yang kurang mampu untuk menyelesaikan suatu masalah
tertentu, yang tidak dapat diatasi sendiri.
2. Sistem pelayanan menerima rujukan maternal dan perinatal
Bila ada pasien yang dirujuk dari Puskesmas/BPS, berpedoman kepada prosedur
rujukan di dalam rumah sakit dan mekanisme kerja dibagian/instalasi Anak dan
Obstetri & Ginekologi. Rujukan eksternal mengikuti mekanisme rujukan sesuai
jenjang pelayanan.
a. Persiapan menerima Pasien:
1) Menyiapkan petugas yang terlatih untuk menerima pasien.
2) Memberitahu penjelasan kepada pasien dan pihak keluarga tindakan yang
akan dilakukan di rumah sakit adalah untuk menyelamatkan ibu dan
bayinya.
3) Pada saat menerima pasien rujukan harus ada surat rujukan dan resume
medik pasien meliputi: riwayat penyakit, penilaian kondisi pasien yang
dibuat saat kasus diterima perujuk, tindakan atau pengobatan yang telah
diberikan dan keterangan lain yang perlu atau ditemukan sehubungan
dengan kondisi pasien.

21
3. Mekanisme Alur Meneripma Pasien Rujukan Maternal & Neonatal

IGD
MATERNAL

UNIT
NEONATOLOGI

FARMASI

ICU/NICU

22
BAB IV DOKUMENTASI

C. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dan pelaporan adalah keseluruhan proses pendataan pelaksanaan
pelayanan maternal dan perinatal di rumah sakit dimana petugas pencatatan dan
pelaporan serta jaiur dan terapan telah ditetapkan secara jelas.
1. Pencatatan
Dalam pelayanan maternal dan perinatal di rumah sakit diperlukan mekanisme
pencatatan yang akurat. Pencatatan dilakukan menggunakan pengisian Register
Rawat Jalan di komputer.
2. Pelaporan
a. Internal:
Laporan harian tetap dilakukan di tiap-tiap bagian di rumah sakit yang
nantinya secara periodik (bulanan) diserahkan manajer pelayanan Maternal
dan Perinatal.
b. Eksternal :
Laporan dari rumah sakit ke Dinas Kesehatan (LAP RS). Laporan bulanan ini
berisi informasi mengenai kesakitan dan kematian (serta sebab kematian) ibu
dan bayi baru lahir di Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan serta Bagian
Anak.

Penggunaan buku register di rumah sakit dalam pelayanan maternal dan


perinatal berisi data-data dasar semua pasien termasuk maternal dan perinatal
resiko tinggi. Dari data tersebut diharapkan dapat membantu untuk melakukan
analisa dan pencatatan selama penanganan guna kepentingan dalam peningkatan
mutu maupun kinerja pelayanan maternal dan perinatal di rumah sakit.

Pelaporan dibuat bulanan dan tahunan, pencatatan dibuat harian. Kegiatan


Pelayanan Peristi yang dilaporkan antara lain:
a. Laporan Jumlah Kehamilan Resiko Tinggi (bulanan & tahunan)
b. Laporan jumlah persalinan
c. Laporan kematian ibu resiko tinggi
23
d. Laporan kematian ibu karena perdarahan, eklampsia dan sepsis
e. Laporan pelayanan rawat gabung
f. Laporan persalinan resiko tinggi dengan tindakan sectio caesaria
g. Laporan bayi IUFD
h. Laporan jumlah neonatal resiko tinggi
i. Laporan kematian neonatal
j. Laporan imunisasi

Rumah Sakit Buah Hati Ciputat


Direktur,

dr. Rianayanti Asmira Rasam. MARS.

24

Anda mungkin juga menyukai