Anda di halaman 1dari 31

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT

UMUM ESHMUN

MEDAN

NOMOR : 70/SK/DIR/SUE/III/2019

TENTANG
PANDUAN PELAYANAN PONEK 24 JAM DI
RUMAH SAKIT
RSU ESHMUN
Jl.Marelan Raya No. 173 A, Tanah EnamRatus, Medan Marelan 20245
Telp.(061) – 88818880/ 88818282
Email: eshmunhospital@yahoo.com

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ESHMUN MEDAN


NOMOR : 70/SK/DIR/SUE/III/2019

TENTANG
PANDUAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF
( PONEK ) 24 JAM DI RUMAH SAKIT UMUM ESHMUN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ESHMUN

Menimb : a. Bahwa dalam upaya peningkatan mutu Pengorganisasian dan Pelayanan bagian sistem
ang informasi manajemen RSU ESHMUN, maka diperlukan Panduan Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif ( PONEK ) yang bermutu tinggi;
b. Bahwa agar Pelayanan Instalasi Gawat Darurat ( IGD ) di RSU Eshmun dapat
terlaksana dengan baik, perlu adanya Peraturan Kepala RSU ESHMUN Tentang
Pedoman Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif sebagai landasan
Pengorganisasian Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif ( PONEK ) di RSU ESHMUN;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir a dan b perlu
ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala RSU Eshmun;
Mengin : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
gat 2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan;
4. Surat KepMenkes Nomor 1045/MENKES/PER/XI/2006 Tentang Pedoman Organisasi
Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1051/MENKES/SK/XI/2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif ( PONEK ) 24 Jam di Rumah Sakit;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN
Meneta :
pkan
KESA : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSU ESHMUNMEDAN TENTANG
TU PANDUAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI
KOMPREHENSIF 24 JAM DI RSU ESHMUN.
KEDU : PanduanPelayananObstetri Neonatal EmergensiKomprehensif ( PONEK ) RSU
A Eshmun,sebagaimanadimaksuddalamdiktumkesatuterlampirdalamkeputusanini
KETIG : SuratKeputusaniniberlakuselama 3 tahunsejaktanggalditetapkan,
A apabiladikemudianhariterdapatkekeliruandankesalahanmakaakandiadakanperubah
andanperbaikankembalisebagaimanamestinya.
Ditetapkandi:MEDAN
PadaTanggal: 18-Maret-2019
RumahSakitUmumESHMUN

dr.RUDY
Direktur
LAMPIRAN I
SURAT KEPUTUSAN KEPALA RSU ESHMUN
NOMOR
TENTANG
PANDUAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL
EMERGENSI KOMPREHENSIF ( PONEK ) 24 JAM
DI RUMAH SAKIT

PANDUAN
PELAYANAN PONEK 24 JAM DI RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT UMUM ESHMUN


MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya
Panduan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif ( PONEK ) dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.

Meningkatkan angka kesehatan ibu dan menurunkan angka kematian bayi merupakan
Program Nasional dan menjadi sasaran MDG’S serta standar pelayanan minimal rumah sakit,
karenanya pelaksanaan pelayanan kesehatan maternal neonatal di rumah sakit harus dapat
diselenggarakan dengan baik. Untuk itu telah disusun Panduan Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif ( PONEK ) Rumah Sakit Umum ESHMUN yang diharapkan dapat
menjadi pedoman bagi RSU ESHMUN dalam mengoptimalkan berjalannya Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif di rumah sakit.

Kami menyadari bahwa Panduan ini masih belum sempurna, kami mengharapkan adanya
masukan bagi penyempurnaan Panduan ini dikemudian hari. Untuk itu kami harapkan agar
Panduan ini dapat dipergunakan sebagai acuan dengan sebaik-baiknya.

Medan, 2019

TIM PENYUSUN

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I. DEFINISI ............................................................................................................. 1

BAB II. RUANG LINGKUP............................................................................................. 2


A. Pelayanan ......................................................................................................................... 2
B. Sumber Daya Manusia ...................................................................................................... 7
C. Prasarana dan Sarana ....................................................................................................... 7

BAB III. TATA LAKSANA ............................................................................................... 15


A. Penanganan Kegawatan Maternal dan Neonatal di Ruang Perawatan Bayi II dan Rawat
Khusus ICU ....................................................................................................................... 15
B. Penanganan Kegawatan Maternal dan Neonatal di IGD .................................................... 16
C. Penanganan Kegawatan Maternal dan Neonatal di Kamar Bedah ..................................... 17
D. Penanganan Kegawatan Neonatal di Ruang Kebidanan ..................................................... 17
E. Penanganan Kegawatan Maternal di Ruang Kebidanan ..................................................... 18
F. Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab ........................................................................... 23

BAB IV. DOKUMENTASI ................................................................................................. 26

ii
BAB I
DEFINISI

PONEK merupakansuatu program pelayanandimanasetiapunsurtim yang ada di


dalamnyamelakukanfungsi yang berbeda, sangatmembutuhkanketerpaduan,
kecepatandanketepataninformasi yang ditujukankepadapeningkatanmutu,
cakupandanefektifitaslayanankepadamasyarakat.
Pelayanan PONEK adalahsuatupelayanankedaruratan maternal dan neonatal
secarakomprehensifdanterintegrasiselama 24 jam dalamseharidan 7 haridalamseminggu.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

A. PELAYANAN
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) adalah suatu pelayanan
kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan terintegrasi selama 24 jam dalam
sehari dan 7 hari dalam seminggu.

PelayananObstetri Neonatal EmergensiKomprehensif (PONEK):


1. Kasus-kasus potensial resiko tinggi dan kasus gawat darurat obstetri dan neonatal
mengikuti standar pelayanan yang telah ada.
2. Tindakan operatif dapat dilaksanakan 24 jam.
3. Pelayanan kebidanan siap 24 jam.
4. Dokter jaga 24 jam telah mengikuti pelatihan penanggulangan gawat darurat
kebidanan dan neonatal.
5. Fasilitas gawat darurat kebidanan dan fasilitas pelayanan Rawat Khusus ICU sesuai
standar kompetensi.
6. Layanan Penunjang : Laboratorium dan Radiologi siap 24 jam.
7. Upaya – upaya Pelayanan PONEK meliputi :
a. Stabilitas di IGD dan persiapan untuk pengobatan definitif.
b. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di ruang tindakan.
c. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparatomi dan sectio caesaria.
d. Perawatan intensif ibu dan bayi.
e. Pelayanan Asuhan Ante Natal Resiko Tinggi.

Ruang Lingkup Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK),


meliputi :
1. Pelayanan Kesehatan Maternal
a. Pelayanan Kehamilan
b. Pelayanan Persalinan Normal dan Persalinan dengan tindakan operatif.
c. Pelayanan Nifas
d. Pojok Laktasi

2. Pelayanan Kesehatan Neonatal Fisiologi


a. Asuhan Bayi Baru Lahir (Level I : Asuhan Dasar Neonatal/Asuhan Neonatal
Normal).
Fungsi Unit :
1) Resusitasi Neonatus

2
2) Rawat gabung bayi sehat - ibu.
3) Asuhan evaluasi pasca lahir neonatus sehat.
4) Stabilisasi dan pemberian asuhan bayi baru lahir usia kehamilan 35 – 37
minggu yang stabil secara fisiologis.
5) Perawatan neonatus usia kehamilan < 35 minggu atau neonatus sakit sampai
dapat pindah ke fasilitas asuhan neonatus spesialistik
6) Stabilisasi neonatus sakit sampai pindah ke fasilitas asuhan neonatal
spesialistik.
7) Neonatus normal, stabil, cukup bulan dengan berat lahir ≥ 2,5 kg.
8) Neonatus hampir cukup bulan (masa kehamilan 35-37 minggu), stabil secara
fisiologis, bayi dengan resiko rendah.
b. Imunisasi dan stimulasi, deteksi, intervensi dini tumbuh kembang

3. Pelayanan Kesehatan Maternal Risiko Tinggi


a. Masa Antenatal
1) Perdarahan pada kehamilan muda/ abortus
2) Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut/ kehamilan ektopik
3) Kehamilan Ektopik (KE) dan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET).
4) Hipertensi, Preeklamsi/ Eklamsi.
5) Perdarahan pada masa Kehamilan.
6) Kelainan Vaskuler/ Jantung.
7) Janin mati dalam rahim dengan komplikasi.
b. Masa Intranatal
1) Persalinan dengan parut uterus.
2) Persalinan dengan distensi uterus.
3) Gawat Janin dalam persalinan
4) Pelayanan terhadap syok
5) Ketuban Pecah Dini.
6) Persalinan macet
7) Induksi dan akselerasi persalinan.
8) Aspirasi vakum manual.
9) Ekstraksi vacuum
10) Seksio sesarea.
11) Episiotomi.
12) Malpresentasi dan malposisi.
13) Distosia bahu
14) Prolapsus tali pusat.
15) Plasenta manual.
16) Perbaikan Robekan serviks.

3
17) Perbaikan Robekan vagina dan perineum
18) Perbaikan robekan dinding uterus.
19) Reposisi Inversio Uteri.
20) Histerektomi.
21) Sukar Bernafas.
22) Kompresi bimanual dan aorta.
23) Dilatasi dan kuretase
24) Ligase Arteri Uterina
25) Anestesi Umum dan Lokal untuk Seksio sesaria.
26) Anestesi Spinal

c. Masa Post Natal


1) Masa Nifas
2) Demam Pasca Persalinan / Infeksi nifas.
3) Perdarahan Pasca Persalinan.
4) Nyeri perut Pasca Persalinan.
5) Keluarga Berencana.

4. Pelayanan Kesehatan Neonatal dengan Risiko Tinggi.


Asuhan bayi baru lahir
a. Ruang Observasi
Pelayanan untuk bayi sehat dan normal
b. Asuhan Bayi Baru Lahir Level I
Pelayanan untuk bayi dengan :
1) semua kondisi yang memerlukan pengawasan sementara (< 24 jam) misal
pasca SC, vakum ekstraksi, sungsang, bayi hiperbilirubinemia, pasca asfiksia
ringan.
2) neonatus kurang bulan (36-37 minggu) dengan suhu stabil, latihan
menyusu/metode kanguru
3) bayi dengan muntah dan memerlukan jalur infus.
c. Asuhan Bayi Baru Lahir Level II
Pelayanan obstetri dan neonatal emergensi komprehensif (sesuai dengan
kemampuan standar PONEK.)
Fungsi Unit :
1) Kemampuan Unit perinatal Level I ditambah dengan tersedianya ventilasi
mekanik selama jangka waktu singkat (< 24 jam)
2) Infus Intravena, nutrisi parenteral total, jalur sentral menggunakan tali pusat
dan jalur sentral melalui intravena per kutan.
Kriteria Rawat Inap :

4
1) Bayi prematur < 32 minggu
2) Bayi dari ibu dengan Diabetes
3) Bayi yang lahir dari kehamilan beresiko tinggi atau persalinan dengan
komplikasi.
4) Gawat napas yang tidak memerlukan ventilasi bantuan
5) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) lebih dari 1,5 kg
6) Hiperbilirubinemia yang perlu terapi sinar
7) Sepsis neonatorum
8) Hipotermia

5. Pelayanan Ginekologis
a. Kehamilan Ektopik
b. Perdarahan Uterus Disfungsi
c. Perdarahan Menorargia
d. Kista Ovarium Akut
e. Radang Pelvik Akut
f. Abses Pelvik
g. Infeksi Saluran Genitalia

6. Pelayanan Penunjang Medik


a. Pelayanan Darah
1) Jenis pelayanan
a) Merencanakan kebutuhan darah di RS
b) Menerima darah dari PMI dan Bank Darah RS (BDRS) yang telah
memenuhi syarat uji saring (non reaktif) dan telah dikonfirmasi golongan
darah
c) Melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus pada darah
donor dan Rhesus dan darah resipien
d) Melakukan tes lab : infeksi VDRL, hepatitis.
2) Sumber Daya Manusia
a) Dokter
b) Para medis.
c) Tenaga Administrator
d) Pekarya.
3) Fasilitas Peralatan
Memiliki peralatan sesuai dengan standar minimal peralatanmaternal
danneonatal

5
b. Perawatan Intermediate/ Intensif
1) Jenis Pelayanan
a) Pemantauan terapi cairan
b) Pengawasan gawat nafas / ventilator
c) Perawatan Sepsis
2) Tempat Pelayanan
Unit perawatan Intensif
3) Kompetensi
a) Pelayanan pengelolaan resusitasi segera untuk pasien gawat, tunjangan
kardiorespirasi jangka pendek dan mempunyai peran memantau serta
mencegah penyulit pada pasien medic dan bedah yang berisiko.
b) Ventilasi mekanik dan pemantauan kardiovaskuler sederhana.
c) Sumber Daya Manusia
Dokter jaga 24 jam dengan kemampuan melakukan resusitasi jantung-
paru, Dokter Spesialis Anestesiologi.
c. Pencitraan
1) Radiologi, termasuk rontgen portable
2) USG Ibu dan Neonatal
d. TNPM (Total Parental Nutrition and Medication)
1) Pada bayi premature, bayi sakit dan pasca operasi yang tidak mendapat nutrisi
enteral adekuat memerlukan dukungan nutrisi parenteral. Hal ini untuk
mengurangi kesakitan dan agar bayi tetap bertumbuh dengan memperhatikan
komplikasi yang mungkin menyertai.
2) Mempertahankan keseimbangan cairan, elektrolit dan fungsi metabolic.
e. Ruang BMHP (Bahan Medis Habis Pakai)
f. Ruang pencucian dan penyimpanan alat steril yang sudah dibersihkan
Area membersihkan alat merupakan tempat yang digunakan untuk membersihkan
alat yang kotor untuk didekontaminasi tingkat tinggi/ sterilisasi. Area penyimpanan
alat bersih merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan alat kedokteran
yang sudah dibersihkan/ didekontaminasi tingkat tinggi/ steril dan siap pakai.
g. Pojok Laktasi
h. Ruang susu
Dapur susu merupakan tempat yang digunakan untuk menyiapkan susu
(ASI/PASI) bagi neonatus. Dapur susu terdiri dari 2 ruang yaitu ruang
penyimpanan dan ruang persiapan yang digabung menjadi satu ruang.

6
B. SUMBER DAYA MANUSIA
Memiliki Tim PONEK esensial yang terdiri dari :
1. 1 dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
2. 2 dokter Spesialis Anak
3. 2 dokter di Instalasi Gawat Darurat
4. 2 orang bidan ( 1 koordinator dan 1 pelaksana )
5. 2 orang perawat.
Tim PONEK ideal ditambah :
1. 1 Dokter spesialis anesthesia
2. 1Perawat Anesthesi
3. 6 Bidan Pelaksana
4. 10Perawat ( tiap shift 2-3 perawat jaga )
5. 1 Petugas Laboratorium ( setingkat Analis )
6. 1 Petugas Radiologi
7. Petugas Administrasi
8. Tenaga Elektronik

Staf :
1. Dokter Spesialis Anak yang telah mengikuti pelatihan khusus PONEK, harus
tersedia/dapat dihubungi 24 jam.
2. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, harus tersedia/dapat dihubungi 24 jam.
3. Dokter Spesialis Anesthesi, harus tersedia/ dapat dihubungi 24 jam.
4. Dokter dan perawat harus terlatih dalam asuhan neonatal (ASI, Resusitasi Neonatus,
kegawat daruratan neonatus). Tim IGD sebaiknya sebagai pemeriksa awal dan cepat
untuk menemukan kegawatdaruratan dan melakukan tindakan stabilisasi untuk
penyelamatan jiwa, sedangkan tindakan definitif sebaiknya dilakukan di Kamar
Bersalin.
5. Rasio perawat : pasien = 1 : 2-4 dalam setiap tugas jaga.

C. PRASARANA DAN SARANA


Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaraan PONEK harus dipenuhi hal-
hal sebagai berikut :
1. Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman.
2. Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan yang lengkap.
3. Ruang pulih/ observasi pasca tindakan
4. Protokol pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan termasuk koordinasi internal.

7
I. Kriteria Umum Ruangan :
a) Struktur Fisik
 Spesifikasi ruang tidak kurang dari 15-20 m2
 Lantai harus ditutup dengan lantai porselen atau plastik
 Dinding harus ditutup dengan porselen atau dicat dengan bahan yang bisa di
Rawat khusus di cuci atau dilapis keramik.
 Langit-langit dicat dengan cat yang bisa di Rawat khusus / di cuci.
 Unit harus memiliki area untuk menyiapkan susu dan area laktasi.
 Minimal tersedia 6 outlet listrik untuk setiap pasien
 Harus ada 1 lemari dan meja untuk penyimpanan bahan di ruangan
b) Kebersihan
 Cat dan lantai harus berwarna terang sehingga kotoran dapat terlihat dengan
mudah.
 Ruang harus bersih dan bebas debu, kotoran, sampah atau limbah rumah sakit
 Hal tersebut berlaku pula untuk lantai, mebel, perlengkapan, instrumen, pintu,
jendela, dinding, steker listrik, dan langit-langit
c) Pencahayaan
 Pencahayaan harus memadai dan sesuai dengan area dalam ruangan
 Pencahayaaan harus terang dan memadai baik cahaya alami atau buatan atau
listrik
 Semua jendela harus diberi kawat nyamuk agar serangga tidak masuk
 Listrik harus berfungsi baik, kabel dan steker tidak membahayakan dan
semua lampu berfungsi baik dan kokoh.
 Tersedia lampu emergensi
 Harus ada cukup lampu untuk neonatus
d) Ventilasi
 Ventilasi, dapat mencakup sumber alami (jendela), harus cukup jika
dibandingkan dengan ukuran ruang.
 Kipas angin atau pendingin ruang harus berfungsi baik.
 Diperlukan pendingin ruangan, suhu ruangan dipertahankan pada 24-26
derajat Celsius.
 Pendingin ruang harus dilengkapi filter (sebaiknya anti bakteri).
e) Pencucian tangan
1. Tersedia 1 wastafel,kran harus dapat dibuka dengan siku.
2. Wastafel harus dilengkapi dengansabun atau desinfektan yang dikendalikan
dengan siku atau kaki.
3. Wastafel, keran air harus dipasang pada ketinggian yang sesuai (dari lantai
dan dinding).
4. Tidak boleh ada saluran pembuangan air yang terbuka.

8
5. Pasokan air panas yang cukup.
6. Harus ada handuk (kain bersih) atau tissue sekali pakai untuk mengeringkan
tangan, diletakkan di sebelah wastafel.
7. Di ruangan perawatan neonatus, untuk setiap 3 inkubator harus tersedia 1
wastafel.

II. Kriteria Khusus Ruangan :


a) Area Cuci Tangan di Ruang Obstetri dan Neonatus
b) Area Resusitasi dan Stabilisasi di Ruang Obstetri dan Neonatus/ IGD
 Paling kecil, ruangan berukuran 6 m2 dan ada di dalam Unit Perawatan
Khusus.
 Kamar di Instalasi Gawat Darurat harus terpisah dari kamar gawat darurat
lain. Sifat privasi ini penting untuk kebutuhan perempuan bersalin dan bayi.
 Tujuan kamar ini ialah: memberikan pelayanan darurat untuk stabilisasi dan
apabila perlu menolong partus darurat serta resusitasi.
 Perlu dilengkapi dengan meja resusitasi bayi, inkubator dan peralatan
resusitasi lengkap.
c) Ruang Maternal
Kamar Bersalin
 Lokasi berdekatan dengan Kamar Operasi dan IGD
 Luas minimal : 6m2 per orang. Berarti bagi pasien; 1 pasien, 1 penunggu dan
2 penolong, diperkirakan 4 x 4 m2 = 16 m2.
 Paling kecil, ruangan berukuran 12 m2 ( 6 m2 untuk masing-masing pasien).
 Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah.
 Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat hadir.
 Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang orang
 Bila kamar operasi juga ada dalam lokasi yang sama, upayakan tidak ada
keharusan melintas pada ruang bersalin.
 Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit umum
 Kamar Bersalin terletak sangat dekat dengan kamar neonatal, untuk
memudahkan transpor bayi dengan komplikasi ke ruang rawat.
 Kamar Bersalin harus dekat dengan ruang jaga perawat (nurse station) agar
memudahkan pengawasan ketat setelah pasien partus sebelum dibawa ke
ruang rawat (post partum). Selanjutnya bila diperlukan operasi, pasien akan
dibawa ke kamar operasi yang berdekatan dengan kamar bersalin.
 Harus ada kamar mandi-toilet berhubungan kamar bersalin
 Ruang post partum harus cukup luas, standar : 8 m2 per tempat tidur (bed)
alam kamar dengan multibed atau standar 1 bed minimal : 10 m2.
 Ruang tersebut terpisah dari fasilitas : toilet, kloset, lemari.

9
 Pada ruang dengan banyak tempat tidur, jarak antar tempat tidur minimum
1m s/d 2 m dan antar dinding 1m.
 Jumlah tempat tidur per-ruangan maksimum 4-5.
 Tiap ruangan harus mempunyai jendela sehingga cahaya dan udara cukup.
 Harus ada fasuilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan.
 Tiap pasien harus punya akses ke kamar mandi privasi (tanpa ke koridor).
 Kamar pasien/diagnostik berisi: tempat tidur pasien/obsgin, kursi
pemeriksaan, meja, kursi, lampu sorot, troli alat, lemari obat kecil, USG
mobile, dan troli emergensi.
 Kamar periksa harus mempunyai luas sekurang-kurangan 11 m2. Bila ada
beberapa tempat tidur maka per pasien memerlukan 7m2. Perlu disediakan
toilet yang dekat dengan ruang periksa.
 Ruang perawat-nurse station- berisi: meja, telepon, lemari berisi
perlengkapan darurat/obat.
 Ruang tindakan operasi kecil/darurat/one day care: untuk kuret, penjahitan
dan sebagainya berisi: bed gynekologi, lampu sorot, lemari perlengkapan
operasi kecil, wastafel cuci operator, inkubator, perlengkapan kuret dsb.

d) Ruang Neonatal
Unit Perawatan Neonatal Normal
 Ruangan terpisah (ruang rawat neonatus) atau rawat gabung ibu-bayi harus
tersedia di semua RS atau pusat kesehatan dengan unit atau ruang bersalin
(tidak memandang berapa jumlah persalinan tiap hari).
 Jumlah box bayi harus melebihi jumlah persalinan rata – rata setiap hari.
 Suhu dalam ruangan harus terkontrol (24-260C).
Unit Perawatan Neonatal denganRisikoTinggi Level II
 Unit asuhan khusus harus dekat dengan ruang bersalin, bila tidak
memungkinkan kedua ruangan harus berada di gedung yang sama dan harus
jauh dari tempat lalu lintas barang/orang.
 Unit harus memiliki kemampuan untuk mengisolasi bayi:
 Area terpisah dalam 1 unit
 Inkubator di area khusus
 Ruang harus dilengkapi paling sedikit enam steker listrik yang dipasang
dengan tepat untuk peralatan listrik. Steker harus mampu memasok beban
listrik yang diperlukan, aman, dan berfungsi baik.
 Minimal harus ada jarak 1 m antar inkubator atau tempat tidur bayi.
 Pojok Laktasi
Dilengkapi dengan kursi, wastafel dan tempat sampah.

10
e) Ruang Operasi
 Unit operasi diperlukan untuk tindakan operasi seksio sesarea dan
laparotomi.
 Idealnya sebuah kamar operasi mempunyai luas: 25 m dengan lebar minimum
4 m, di luar fasilitas: lemari pendingin. Unit ini sekurang kurangnya ada
sebuah bagi bagian kebidanan.
 Harus disediakan unit komunikasi dengankamar bersalin. Di dalam kamar
operasi haru tersedia: pemancar panas, inkubator, dan perlengkapan resusitasi
dewasa dan bayi.
 Ruang resuitasi. Harus tersedia 6 sumber listrik.
 Kamar pulih ialah ruangan bagi pasien pasca bedah
 Fasilitas pelayanan berikut perlu disediakan untuk unit operasi:
- Nurse Station yang juga berfungsi sebagai tempat pengawasan lau lintas
orang.
- Ruang kerja-kotor terpisah dari ruang kerja bersih- ruang ini berfungsi
membersihkan alat dan kain kotor. Perlu disediakan tempat cuci wastafel
besar untuk cuci tangan dan fasilitas air panas/dingin. Ada meja kerja,
kursi, dan troli.
 Saluran pembuangan kotoran/cairan.
 Kamar pengawas OK
 Ruang tunggu keluarga: tersedia kursi, meja, dan toilet.
 Kamar sterilisasi yang berhubungan dengan kamar operasi.
 Kamar obat berisi lemari dan meja untuk distribusi obat.
 Ruang cuci tangan (scrub) sekurangnya untuk 2 orang, terdapat di depan
kamar operasi/kamar bersalin. Wastafel itu harus dirancang agar tidak
membuat basah lantai. Air cuci angan dianjurkan air steril yang mengalir.
 Ruang kerja bersih. Ruang ini berisi meja dan lemari berisi linen, baju dan
perlengkapan operasi. Juga terdapat troli pembawa linen.
 Kamar diskusi bagi para staf dan paramedik
 Kamar jaga dokter
 Kamar paramedik
 Kamar rumatan rumah tangga (house keeping): berisi lemari, meja, kursi,
peralatan mesin isap, sapu, ember, perlengkapan kebersihan, dsb.
 Ruang tempat branker dan kursi dorong
 Ruang penunjang harus disediakan seperti:
- Ruang perawat/bidan.
- Kantor perawat.
- Ruang rekam medis.
- Toilet staf.

11
- Ruang staf medik.
- Ruang loker staf/perawat.
- Ruang rapat/konferensi.
- Ruang keluarga pasien.
- Ruang cuci.
 Ruang persiapan diperlukan bila ada kegiatan persiapan alat/bahan.
 Gudang peralatan.
 Ruang kotor-peralatan-harus terpisah dari ruang cuci/steril. Ruang ini
mempunyai tempat cuci dengan air panas-dingin, ada meja untuk kerja.
 Ruang obat: wastafel, meja kerja, dsb.
 Ruang linen bersih.

III. Kriteria Peralatan dan Perlengkapan Umum


a) Area cuci tangan
 Wastafel
Wastafel cuci tangan ukurannya cukup besar sehingga air tidak terciprat dan
dirancang agar air tidak tergenang atau tertahan.
 Wadah gaun bekas
 Rak/gantungan pakaian
 Rak sepatu
 Lemari untuk barang pribadi
 Wadah tertutup dengan kantung plastic
Harus disediakan wadah terpisah untuk limbah organik dan anorganik.
 Sabun
Tersedia dalam jumlah cukup, lebih disukai sabun cair antibiotik dalam
dispenser dengan pompa.
 Handuk
Harus ada handuk untuk mengeringkan tangan. Dapat berupa kain bersih atau
tisu.
b) Area Resuitasi dan Stabilisasi di Ruang Neonatus/ IGD
 Steker listrik
- Ruangan harus dilengkapi paling sedikit 3 steker listrik yang diperlukan,
aman, dan berfungsi baik.
- Steker harus mampu memasok beban listrik yang diperlukan, aman, dan
berfungsi baik.
 Meja periksa untuk neonatus
- Meja harus ditutup dengan lapisan kasur busa, lembar plastik utuh dan
sprei bersih.
- Bagian logam harus bebas karat.

12
 Jam dinding
Harus menunjukkan waktu yang tepat dan berfungsi baik.
 Meja perlengkapan
 Selimut
Harus ada cukup selimut untuk menutupi ibu dalam jumlah yang sesuai
dengan perkiraan persalinan.
- Perlengkapan
- Pasokan oksigen

IV. Kriteria Peralatan dan Perlengkapan Khusus


a. Level II
Harus ada dua tabung oksigen dan empat tabung medical air, masing-masing
satu regulator dan pengatur aliran.
1) Aliran (jika da oksigen dan medical air dengan sistem pipa di dinding, lihat
standar tingkat III/Rawat Khusus ICU)
2) Tabung oksigen dan medical air cadangan harus selalu terisi penuh
3) Harus ada pengatur kadar oksigen dan medical air
Lampu darurat :
1) Inkubator, asuhan normal
- Paling sedikit harus ada 1 inkubator yang berfungsi baik
- Paling sedikit harus ada jarak 1 m2 antar inkubator atau tempat tidur bayi
2) Timbangan bayi
Paling sedikit harus ada satu timbangan bayi yang berfungsi baik di setiap
ruangan
3) Alat/Instrumen
- Harus ada ektraktor vakum yang berfungsi baik
- Harus ada pompa vakum listrik yang dapat dibawa dengan pengatur
- Hisapan, selang dan reservoar bersih atau kanister sebagai cadangan
4) Generator listrik darurat
Harus ada generator listrik cadangan yang dioperasikan jika pasokan listrik
utama tidak ada
b. Kamar bersalin
Harus ada wastafel besar untuk cuci tangan penolong dan sumber listrik sebanyak
4 pada titik yang berbeda.

13
V. Jenis Peralatan Neonatal
a. Minimal 1 inkubator
Level II dengan asumsi 1 ruangan minimal 12 m2, dengan minimal 1 inkubator
tersedia:
 1 alat pemantau kardio-respirasi
 1 pulse oksimeter
 1 syringe pump
 4 steker untuk setiap incubator
b. 1 unit incubator
c. Alat pemeriksa glukosa
d. Tabung oksigen cadangan/konsentrator oksigen
e. Tabung medical air cadangan
f. Perangkat resusitasi

14
BAB III
TATA LAKSANA

A. PENANGANAN KEGAWATAN MATERNAL DAN NEONATAL DI RUANG


PERAWATAN BAYI LEVEL II DAN RAWAT KHUSUS ICU
1. Fasilitas dan Sarana
Pelayanan kegawatan maternal dan neonatal di RSU ESHMUN terdiri dari 1 layanan
yaitu Ruang Perawatan bayi level II dengan kapasitas tempat tidur untuk masing-masing
unit adalah Ruang perawatan bayi II terdiri dari 1 tempat tidur Sarana yang ada di ruang
perawatan intensif adalah :
a. Area pasien terbuka dan tertutup yang dilengkapi outlet udara dengan dinding dan
lantai mudah dibersihkan.
b. Area kerja meliputi ruang staf dokter, ruang perawat, ruang administrasi
c. Lingkungan dengan pendingin ruangan antara 22 – 25 derajat Celsius dengan
kelembaban antara 50 – 70 %.
d. Ruang penyimpanan peralatan dan barang bersih.
e. Ruang tempat pembuangan alat/ bahan kotor.
f. Ruang tunggu keluarga pasien.

2. Peralatan
Peralatan yang tersedia di Ruang Perawatan Intensif RSU ESHMUNmengacu pada
Buku Standar Pelayanan Rawat Khusus ICU Departemen Kesehatan RI untuk penunjang
kegiatan pelayanan terhadap pasien kritis.
Alat yang tersedia adalah bersifat peralatan monitoring baik invasif maupun non invasif
serta peralatan untuk bantuan lifesaving untuk kasus kritis dan kegawatan.
Peralatan yang dimiliki di ruang perawatan intensif terdiri dari :
a. Ventilator infant sampai dewasa
b. Alat ventilasi manual dan alat penunjang jalan nafas, termasuk laryngoscope bayi
dan dewasa.
c. Alat hisap/ suction baik sentral maupun portable
d. Peralatan akses vaskuler
e. Peralatan monitor invasif dan non invasif
f. Defibrilator dan alat pacu jantung.
g. Alat pengatur suhu pasien
h. Peralatan drain thorak
i. Pompa infus dan pompa syringe
j. Peralatan portable untuk transportasi
k. Tempat tidur khusus dan inkubator

15
l. Timbangan Bayi dan timbangan dewasa
m. Lampu untuk tindakan dan lampu terapi sinar.
Peralatan lain (Peralatan hemodialisis dan lain-lain) untuk prosedur diagnosis dan atau
terapi khusus tersedia bila secara klinis ada indikasi dan untuk mendukung fungsi
perawatan intensif.

3. Indikasi Masuk Rawat Khusus ICU dan Ruang Perawatan bayi level II
a. Maternal : Pasien yang memerlukan alat bantu nafas (ventilator) dan atau perlu
pengawasan ketat seperti : pre eklampsi, eklampsi, perdarahan post partum
berat,atonia uteri dan lain-lain.
b. Neonatal :
1) Bayi dengan gangguan hemodinamik
2) Apnoe
3) Bayi-bayi dengan gangguan pernafasan
4) Nutrisi parenteral total

B. PENANGANAN KEDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL DI IGD


1. Fasilitas dan Sarana .
Sarana yang ada di ruang tersebut :
a. Area pasien dengan luas 3x5 meter dengan outlet udara tekan dan stop kontak,
dengan dinding dan lantai mudah dibersihkan.
b. Area kerja meliputi ruang dokter, ruang perawat, ruang administrasi.
c. Lingkungan dengan pendingin ruangan antara 22 – 25 derajat Celsius dengan
kelembaban antara 50 – 70 %
d. Ruang penyimpanan peralatan dan barang bersih
e. Ruang tempat pembuangan alat/bahan kotor
f. Ruang tunggu keluarga pasien

2. Peralatan
Peralatan yang tersedia di ruang Resusitasi adalah
a. Troli obat darurat
b. Tempat tidur bersalin serta tiang infus
c. Inkubator transpor
d. Pemancar panas
e. Meja kursi
f. Pencahayaan
g. Lampu sorot dan lampu darurat
h. Mesin isap
i. EKG dan Defibriliator
16
j. Oksigen dinding (outlet)
k. Perlengkapan perslinan : partus set, vakum
l. Alat Resusitasi dewasa dan bayi
m. Wastafel dan air mengalir dan antiseptik
n. Alat komunikasi dan telpon ke Kamar Bersalin
o. Nurse station dan lemari rekam medik
Penanganan pasien maternal dan neonatal yang datang ke IGD dilakukan sesuai alur
pelayanan IGD dan Triase.
Bila pasen dalam keadaan gawat darurat maka akan langsung diberikan pertolongan di
IGD, sementara keluarga/ penanggung jawab pasien melakukan pendaftaran di Bagian
Registrasi.
Setelah dilakukan stabilitas di IGD akan dikonsulkan ke DPJP untuk perawatan / tindakan
lebih lanjut.

C. PENANGANAN KEDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL DI KAMAR


BEDAH
Penatalaksanaan anesthesi dan tindakan operasi untuk kasus-kasus maternal dan neonatal
mengacu pada Kebijakan Pelayanan Standing Order Operasi Cito/Emegensi.

D. PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN NEONATAL DI RUANG


KEBIDANAN
1. Fasilitas dan Sarana
Pelayanan kegawat daruratan neonatal meliputi Ruang Rawat Ibu,Ruang Bersalin,
Ruang Observasi Bayi dengan kapasitas 3 box dan 1 unit inkubator.
Sarana yang tersedia di Ruang Observasi Bayi adalah :
a. Area pasien, Ruang Observasi + Level 1, Level II
b. Area kerja meliputi ruang staf dokter, ruang perawat
c. Lingkungan dengan pendingin ruangan antara 22 – 25 derajat Celsius dengan
kelembaban antara 50 – 70 %
d. Ruang penyimpanan peralatan dan barang bersih
e. Ruang untuk mempersiapkan ASI/ PASI.
f. Ruang menyusui

2. Peralatan
Peralatan yang tersedia di Ruang observasi bayi mengacu pada Buku Pedoman
Penyelenggaraan PONEK di Rumah Sakit Kementrian Kesehatan RI Tahun 2012 untuk
penunjang kegiatan pelayanan terhadap kegawatan neonatal.
Peralatan yang dimiliki Ruang Observasi Bayi terdiri dari :
a. Oksimetri

17
b. Alat Hisap/Suction baik sentral maupun portable
c. Pompa infus dan pompa syringe
d. Foto terapi
e. Timbangan bayi
f. Lampu Tindakan
g. Oksigen Tabung
h. Set Umbilical Catheter

Langkah-langkah penanganan bayi baru lahir :


Segeradilakukanpenilaian :
1. Apakah kehamilan cukup bulan ?
2. Apakah bayi menangis atau bernafas ?
3. Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif ?
Apabila ke tiga point tersebut jawabannya tidak maka segera lakukan tindakan sesuai
Diagram Alur Resusitasi yang berikut :

E. PENANGANAN KEGAWATAN MATERNAL DI RUANG KEBIDANAN


1. Fasilitas dan Sarana
Pelayanan kegawatan maternal di RSU ESHMUNterdiri dari dua layanan yaitu Ruang
Bersalin dan Ruang Rawat Ibu dengan kapasitas :

18
a. Ruang Bersalin : 1 tempat tidur, 2 kamar observasi untuk partus dan tindakan
ginekologi
b. Ruang Rawat Ibu : 10 tempat tidur kelas III

2. Peralatan
Peralatan yang tersedia di ruang kebidanan mengacu pada Buku Standar Pelayanan
Rumah Sakit Kemenkes RI untuk penunjang kegiatan pelayanan terhadap kegawatan
maternal.
Peralatan yang dimiliki :
a. Ruang Bersalin :
1) Tempat tidur untuk melahirkan ( birthing bed)
2) Mesin Penghisap ( Suction )
3) Meja Ginekologi
4) Partus Set
5) Peralatan partus dengan penyulit ( vakum)
6) Lampu Sorot
7) Doppler untuk bunyi jantung janin

b. Ruang Rawat Ibu


1) Timbangan BB
2) Doppler
3) Trolly Obat Emergensi
4) Alat Resusitasi lengkap
5) Lemari Obat
6) Lemari penyimpanan alat 2 dan linen bersih
7) Oksigen central
8) Tidak semua kasus Gawat Darurat Obstetri dapat dideteksi & dicegah, namun
skrining kehamilan Risiko Tinggi dapat dipakai untuk mendeteksi beberapa
kasus, bahkan mencegah terjadinya kasus Gawat Darurat.
Yang termasuk Kehamilan Risiko Tinggi :
a) RiwayatObstetriJelek
b) Riwayatpembedahanrahim (SC, Miomektomi)
c) Riwayat menderita penyakit lain (Sesak, mudah berdarah, kelainan jantung,
anemia dll)
d) Usia> 35 th,grande multi, jarakanakterlaludekat/ terlalujauh
e) Ibu yg kecil/ gemuk/ sangat gemuk, kenaikan BB yang berlebih, bayi besar.

3. Pelayanan Kesehatan Maternal Risiko Tinggi Masa Antenatal


a. Perdarahan pada kehamilan muda/Abortus.

19
b. Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut/Kehamilan ektopik
c. Kehamilan Ektopik (KE) & Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
d. Hipertensi,Pre Rklampsi/Eklampsi
e. Perdarahan pada masa kehamilan
f. Kehamilan metabolic
g. Kelainan Vaskulair/Jantung.
h. Janin mati dalam rahim dengan komplikasi.

4. Pelayanan Kesehatan Maternal Risiko Tinggi Masa Intranatal


a. Persalinan dengan parut uterus
b. Persalinan dengan distensi uterus
c. Gawat janin dalam persalinan.
d. Pelayanan terhadap Syok
e. Ketuban pecah dini
f. Persalinan macet
g. Induksi dan Akselerasi persalinan
h. Aspirasi Vakum manual
i. Sectio Caesaria
j. Episiotomi
k. Malpresenasi dan malposisi
l. Distosia bahu
m. Prolapsus talipusat
n. Placenta manual
o. Perbaikan robekan cervix
p. Perbaikan robekan vagina dan perineum
q. Perbaikan robekan dinding uterus
r. Reposisi inversion uteri
s. Histerektomi
t. Sukar bernafas
u. Kompresi bimanual dan aorta
v. Dilatasi dan Kuretase
w. Ligase arteri uterine
x. Anastesia umum dan local untuk seksio sesaria
y. Anastesia spinal

5. Pelayanan Kesehatan Maternal Risiko Tinggi Masa Nifas


a. Demam pasca persalinan/ Infeksi nifas
b. Perdarahan pasca persalinan
c. Nyeri perut pasca persalinan
20
d. Keluarga berencana
Penanganan kegawatan maternal di Ruang Kebidanan sesuai dengan SPO yang ada,
melalui langkah-langkah yang tepat.

Contoh langkah-langkah penanganan kasus Masa Antenatal :


1. Perdarahan pada kehamilan muda/abortus.
a. Pasien ditempatkan di Ruang bersalin
b. Dilakukan identifikasi
c. Lakukan anamnesa kapan hari pertama haid terakhir/HPHT
d. Pemeriksaan tanda-tanda vital (Suhu,Nadi, tensi, Pernafasan).
e. Dilakukan pemeriksaan pengeluaran (Perdarahan,Jaringan/hasil konsepsi)
f. Anjurkan pasien untuk tirah baring
g. Laporkan kepada dokter jaga ruangan atau dokter penanggung jawab pasien/DPJP

2. Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut/Kehamilan ektopik


a. Pasien ditempatkan di Ruang Bersalin
b. Dilakukan identifikasi
c. Lakukan anamnesa kapan hari pertama haid terakhir/HPHT
d. Pemeriksaan tanda-tanda vital (Suhu,Nadi, Tensi, Pernafasan)
e. Lakukan pemeriksaan pengeluaran/perdarahan
f. Kaji tingkat nyeri pasien dengan skala nyeri
g. Anjurkan pasien untuk tirah baring
h. Laporkan kepada dokter jaga ruangan atau dokter penanggung jawab pasien/DPJP

3. Kehamilan Ektopik(KE) & Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)


a. Pasien ditempatkan di Ruang Bersalin
b. Dilakukan identifikasi
c. Lakukan anamnesa kapan hari pertama haid terakhir/HPHT
d. Pemeriksaan Tanda tanda Vital (Suhu,Nadi, Tensi, Pernafasan) tiap 15 -30 menit
sekali
e. Kaji tingkat nyeri pasien dengan skala nyeri.
f. Anjurkan pasien untuk tirah baring
g. Berikan resusitasi cairan sesuai instruksi dokter IGD.
h. Pemeriksaan HB Serial
i. Anjurkan pasien untuk puasa bila perlu untuk persiapan operasi
j. Lapor dokter jaga ruangan/DPJP

4. Hypertensi, Pre Eklampsi/Eklampsi


a. Pasien ditempatkan di Ruang bersalin/Ruang rawat inap (Sesuai umur kehamilan)
21
b. Tempatkan pasien sedekat mungkin dengan Oksigen
c. Dilakukan identifikasi
d. Lakukan anamnesa apakah ada riwayat kejang?
e. Lakukan pemeriksaan tanda tanda vital (Suhu,Nadi,Tensi,Pernafasan)tiap 30 menit
sekali
f. Observasi Denyut Jantung Janin tiap 30 -60 menit
g. Anjurkan pasien untuk tirah baring
h. Pasang Bed plang untuk antisipasi jatuh/cidera
i. Siapkan Sudip/Tonge Spatula untuk menghindari lidah tergigit
j. Berikan obat obat untuk mengurangi kejang & mencegah kejang sesuai instruksi
dokter
k. Anjurkan pasien untuk puasa bila perlu
l. Laporkan kepada dokter ruangan/DPJP

5. Perdarahan pada masa kehamilan


a. Pasien ditempatkan di ruang bersalin
b. Dilakukan identifikasiLakukan anamnesa kapan HPHT
c. Lakukan pemeriksaan TTV (suhu,nadi,tensi,pernafasan)
d. Lakukan palpasi untuk mengetahui TFU,letak janin
e. Observasi perdarahan
f. Observasi Bunyi jantung janin
g. Anjurkan pasien untuk tirah baring
h. Berikan obat obat untuk mengurangi perdarahan sesuai instruksi dokter
i. Laporkan kepada dokter jaga ruangan

6. STANDAR KETENAGAAN
Kualifikasi Sumber Daya Manusia :
1. Dokter Spesialis Anak yang telah mengikuti pelatihan khusus PONEK, sudah tersedia
dan dapat dihubungi 24 jam,sesuai dengan jadwal jaga.
2. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, sudah tersedia dan dapat dihubungi 24 jam,
sesuai dengan jadwal jaga.
3. Dokter Spesialis Anesthesi, sudah tersedia dan dapat dihubungi 24 jam sesuai jadwal
jaga. Lengkap dengan tim Blue Code yang siaga 24 jam.
4. Tim IGD yang selalu melakukan triase dengan cepat dan tepat sehingga segera dapat
menemukan kegawatdaruratan dan melakukan stabilisasi untuk penyelamatan jiwa,
sedangkan tindakan definitif dilakukan di Kamar Bersalin.
5. Rasio perawat : pasien disesuaikan dengan kondisi dan tingkat ketergantungan
pasien, yaitu 1 : 2-4 dalam setiap tugas jaga.

22
F. TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
a. Dokter Spesialis Obstetri & Gynekologi
1. Penanggung jawab utama dalam PONEK
2. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan maternal meliputi konseling
tindakan medis dan tindakan operatif
3. Bekerjasama dengan Spesialisasi lain terkait pelaksanaan PONEK
4. Memberikan pelayanan PONEK sesuai dengan SPO dan memberikan pelayanan yang
bermutu sesuai standar profesi

b. Dokter Spesialis Anak


1. Bertanggung Jawab dalam melaksanankan pelayanan neonatal meliputi
konseling,tindakan medis dan tindakan operatif
2. Bekerjasama dengan spesialisasi lain terkait pelaksanaan pelayanan neonatal
3. Memberikan pelayanan neonatal sesuai dengan SPO dan memberikan pelayanan
sesuai dengan standar profesi.

c. Dokter Spesialis Anestesi


1. Bertanggung jawab dalam melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan maternal
neonatal meliputi konseling,tindakan pembiusan pada tindakan operatif.
2. Bekerjasama dengan spesialisasi lain terkait pelaksanaan PONEK
3. Memberikan pelayanan sesuai dengan SPO dan memberikan pelayanan sesuai dengan
standar profesi.

d. Perawat Rawat Khusus ICU


Tugas
1. Melaksanakan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasidan koordinasiasuhan
keperawatan di ruang Rawat Khusus ICU
2. Merencanakan, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi kebutuhan obat
dan medikal suplay serta sarana lainnya sesuai kebutuhan pasien Rawat Khusus ICU
3. Melaksanakan Entry Data dan Kelengkapan Status Rawat pasien Rawat Khusus ICU

Wewenang
1. Melaksanakan asuhan keperawatan kritis pada pasien di ruang/bangsal Rawat Khusus
ICU
2. Melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk menangani pasien-pasien dengan
kondisi kesehatan yang kritis di ruang Rawat Khusus ICU

23
TanggungJawab
1. Bertanggung jawab atas terselenggaranya asuhan keperawatan yang optimal kepada
pasien di ruang Rawat Khusus ICU
2. Bertanggung jawab atas pemeliharaan, kelengkapan dan kesiapan ruangan, alat tenun,
instrument, alkes, medical supply dan RTK di ruang/bangsal Rawat Khusus ICU
3. Bertanggung jawab atas keakuratan entry data keperawatan dan kelengkapan status
rawat.
4. Bertanggung jawab atas terciptanya suasana kerja yang dinamis guna peningkatan
kinerja demi kepuasan.

e. Perawat IGD
Tugas
1. Merencanakan kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan di tim/ regu yang
dipimpinnya.
2. Mengorganisir pelaksanaan asuhan keperawatan diruangan secara efektif dan efisien
sesuai dengan standar dan kode etik profesi.
3. Mendistribusikan tenaga perawat secara tepat dan efisien sesuai tingkat
ketergantungan pasien.
4. Membimbing/ mengelola sumber daya keperawatan (tenaga, peralatan medis dan non
medis) untuk diberdayakan secara tepat.
5. Melaksanakan serah terima tugas yang telah dilaksanakan dan harus dilaksanakan
dengan regu sebelumnya atau regu sesudahnya.
6. Melakukan supervisi dan evaluasi terhadap kegiatan asuhan keperawatan dan atau
pelayanan keperawatan yang dilaksanakan oleh anggota regu.
7. Memberikan umpan balik terhadap kegiatan yang dilakukan oleh anggota regu.
8. Melakukan pengendalian infeksi nosokomial di ruangan

Wewenang
1. Mengatur dan melaksanakan asuhan keperawatan di ruang / tim yang berada dibawah
tanggung jawabnya
2. Mengkoordinir, mengatur dan mengevaluasi penempatan pasien dan penempatan
tenaga keperawatan serta pelaksanaan kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan di
tim dibawah tanggung jawabnya.
3. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan mutu asuhan keperawatan yang
diberikan oleh regu/ tim yang berada dibawah tanggung jawabnya.

TanggungJawab

24
- Secara teknis medis operasional, bertanggung jawab kepada dokter yang merawat/
dokter penanggung jawab.
f. Bidan
Tugas
1. Melaksanakan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasidan koordinasiasuhan
kebidanan di ruang Kamar Bersalin & Perinatologi
2. Merencanakan, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi kebutuhan obat
dan medikal supllay serta sarana lainnya sesuai kebutuhan pasien Kamar bersalin &
perinatologi
3. Melaksanakan Entry Data dan Kelengkapan Status Rawat pasien Kamar
Bersalin&Perinatologi

Wewenang
1. Melaksanakan asuhan kebidanan pada pasien di ruang/ bangsal Kamar Bersalin &
Perinatologi
2. Melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk menangani pasien-pasien dengan
kondisi kesehatan yang kritis di ruang/bangsal Kamar Bersalin & Perinatologi
TanggungJawab
1. Bertanggung jawab atas terselenggaranya asuhan kebidanan yang optimal kepada
pasien di ruang/bangsal Kamar Bersalin&Perinatologi
2. Bertanggung jawab atas pemeliharaan, kelengkapan dan kesiapan ruangan, alat
tenun, instrument, alkes, medical supply dan RTK di ruang/bangsal Kamar Bersalin
& Perinatologi
3. Bertanggung jawab atas keakuratan entry data kebidanan dan kelengkapan status
rawat.

25
BAB IV
DOKUMENTASI

Pelayanan kegawatan maternal dan neonatal dicatat pada format yang telah tersedia di unit
terkait, sesuai dengan standar RSU ESHMUN
Format yang digunakan di masing-masing unit sebagai berikut :
IGD :
1. Assemen medis gawat darurat
2. Formulirkonsul

RuangRawatKebidanan :
1. Asesmen awal medis rawat inap penyakit kebidanan
3. Catatanperkembanganpasienterintergrasi
2. Formulir operan shift
3. Laporan persalinan
4. Partograf
5. Pengkajian keperawatandanmedis bayi baru lahir
6. Formulir informasi dan edukasi terhadap pasien dan keluarga
7. Formulir rencana pemulangan pasien(Discharge planning)bayibarulahir

KamarBedah/ Anesthesi :
1. Laporan Operasi
2. Formulir informasi Tindakan medis caesaria
3. Catatan keperawatan preoperatif

Rawat Khusus ICU/ RuangPerawatanbayi level II :


1. Catatanperkembanganpasienterintergrasi
2. Pengkajian umum
3. Monitoring Observasi pasien

Rumah Sakit Umum Eshmun


Medan

dr.Rudy
Direktur

26

Anda mungkin juga menyukai