0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan29 halaman
Dokumen tersebut membahas konsep dasar gender dan perbedaan antara gender dan seksualitas. Gender merupakan sifat sosial dan budaya yang melekat pada laki-laki dan perempuan, sementara seksualitas mengacu pada perbedaan biologis. Dokumen juga membahas berbagai bentuk ketidakadilan gender seperti diskriminasi, marginalisasi, dan stereotipe gender serta dampaknya terhadap isu-isu kesehatan reproduksi.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar gender dan perbedaan antara gender dan seksualitas. Gender merupakan sifat sosial dan budaya yang melekat pada laki-laki dan perempuan, sementara seksualitas mengacu pada perbedaan biologis. Dokumen juga membahas berbagai bentuk ketidakadilan gender seperti diskriminasi, marginalisasi, dan stereotipe gender serta dampaknya terhadap isu-isu kesehatan reproduksi.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar gender dan perbedaan antara gender dan seksualitas. Gender merupakan sifat sosial dan budaya yang melekat pada laki-laki dan perempuan, sementara seksualitas mengacu pada perbedaan biologis. Dokumen juga membahas berbagai bentuk ketidakadilan gender seperti diskriminasi, marginalisasi, dan stereotipe gender serta dampaknya terhadap isu-isu kesehatan reproduksi.
Gender • Suatu sifat melekat pada kaum lelaki- perempuan secara sosial maupun kultural • Misal perempuan itu lemah lembut, cantik, emosional, keibuan • Lelaki kuat, rasional, jantan, perkasa • Ada beberapa karakter dari sifat tersebut yang dapat bertukar : – Pertama ada lelaki yang emosional, lemah lembut, keibuan – Ada perempuan kuat, rasional dan perkasa • Maskulin identik keperkasaan, bergelut di sektor publik, jantan dan agresif
• Feminim identik lemah lembut, berkutat
di sektor domestik (rumah), pesolek, pasif Seksualitas • Seks mengacu pada jenis kelamin perbedaan biologis perempuan dan laki-laki perbedaan tubuh • Definisi konsep seks menekankan perbedaan kromosom pada janin • Perbedaan jenis kelamin manusia yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan • Jenis kelamin laki-laki manusia yg memiliki penis, dan memproduksi sperma • Jenis kelamin perempuan manusia yg memiliki alat reproduksi seperti rahim, jalan lahir, memproduksi sel telur, vagina dan alat menyusui Secara biologis alat-alat tersebut tidak bisa dipertukarkan lelaki dan perempuan
Secara permanen tidak pernah berubah dan
merupakan ketentuan biologi atau sering dikatakan sebagai ketentuan Tuhan atau kodrat Gender vs Seksualitas Landasan Yuridis • Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 • UU No. 68 Tahun 1958 tentang Pengesahan Konvensi mengenai Hak-Hak Politik Perempuan (Convention of Women’s Political Rights) • UU No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan (Convention on the Elimination of all Forms of Discrimination Against Women) • UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia • UU No. 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan Konvenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (International Convenant on Economic, social and Cultural Rights) • UU No. 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Konvenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (International Convenant on Civil and Political Rights) Ketidakadilan Gender • Sejak lahir penghargaan yg berbeda terhadap anak yg lahir – Anak laki2 dianggap penerus marga/ keturunan disambut dg acara yg meriah • Pembagian wilayah kerja antara suami dan istri suami mencari nafkah di luar rumah (sektor publik) sdg istri melakukan pekerjaan di dlm rumah tangga (sektor domestik) – Bila istri ikut membantu mencari nafkah di sektor publik, istri melakukan perluasan dari sektor domestik tetapi beban domestik tidaklah berkurang suami tidak serta merta ikut berpartisipasi di sektor domestik SISTEM PATRIARKHI SISTEM MATRIARKHI
• Sistem sosial kaum laki2 • sistem dlm masyarakat atau
sbg suatu kelompok pemerintahan dijalankan mengendalikan kekuasaan oleh perempuan atas kaum perempuan • Matriarkhi kekuasaan • Budaya patriarkhi lelaki berada di tangan ibu atau mempunyai kedudukan pihak perempuan sdgkan lebih tinggi dari perempuan laki-laki berada dibawah dlm bermasyarakat kekuasaan perempuan khususnya keluarga • Masyarakat matriarkhi • Masyarakat patriarkhi suku Minangkabau suku Batak
Budaya patriarkhi & matriarkhi memandang hub laki2 dan perempuan
tidak setara, salah satu lebih tinggi kedudukan/ kekuasaannya dari yg lain Pengaruh Budaya terhadap Gender • Kepercayaan yang salah • Peran jenis kelamin • Masyarakat mengharapkan tergantung pada tingkat laki-laki dan perempuan pendidikan, suku dan untuk berpikir, berperasaan, umurnya dan bertindak dengan pola • Peran gender di ajarkan tertentu secara turun temurun dari • Gender hasil rekayasa orang tua ke anak-anaknya masyarakat • Pengaruh teman sebaya • Kegiatan tergantung pada • Pengaruh sekolah dan guru kebiasaan, hukum dan • Pengaruh media agama yang dianut oleh • Pengaruh kognitif masyarakat tersebut (pengetahuan) Hal yg menyebabkan Isu Gender dalam KesPro • Penyimpangan seksual • Perempuan lebih rentan dalam menghadapi resiko kesehatan reproduksi • Motivasi serta partisipasi laki - laki dalam kesehatan reproduksi masih sangat kurang • Perempuan rentan terhadap kekerasan dalam rumah tangga • Kesehatan reproduksi lebih banyak dikaitkan dengan urusan perempuan Diskriminasi Gender adanya perbedaan, pengecualian atau pembatasan yang di buat berdasarkan peran dan norma gender yang dikonstruksi secara sosial yang mencegah seseorang untuk menikmati HAM secara penuh
Bentuk-bentuk diskriminasi gender:
• Marjinalisasi • Sub Ordinasi • Pandangan Stereotipe • Kekerasan • Beban ganda Marginalisasi • Peminggiran/pemiskinan akibatkan kemiskinan • Marginalisasi perempuan sebagai salah satu bentuk ketidakadilan gender • Contoh banyak pekerja perempuan tersingkir menjadi miskin akibat program pembangunan seperti internsifikasi pertanian hanya memfokuskan petani laki-laki • Perempuan dipinggirkan dari berbagai jenis kegiatan pertanian dan industri yang lebih memerlukan keterampilan yang biasanya lebih banyak dimiliki laki-laki • Perkembangan teknologi semula dikerjakan secara manual oleh perempuan diambil alih oleh mesin yang umumnya dikerjakan oleh tenaga laki-laki • Perempuan identik dgn ketelitian maka diarahkan sekolah guru, perawat, sekretaris Subordinasi (Penomorduaan) • Keyakinan bahwa salah satu jenis kelamin dianggap lebih penting/ utama dibanding jenis kelamin lainnya • Misalnya, laki-laki sebagai pemimpin dan perempuan sebagai pengikut/ orang yg patuh • Sejak dahulu ada pandangan yang menempatkan perempuan lebih rendah dari laki-laki • Masih ada nilai-nilai masyarakat yang membatasi ruang gerak perempuan dalam kehidupan – Contoh : apabila seorang isteri yang hendak mengikuti tugas belajar, atau hendak berpergian ke luar negeri harus mendapat izin suami, tetapi kalau suami yang akan pergi tidak perlu izin dari isteri Pandangan Stereotype (Citra Baku) • Pemberian lebel atau cap yang dikenakan kepada seseorang atau kelompok yang didasarkan pada suatu anggapan yang salah atau sesat • Pelabelan/ pandangan terhadap suatu kelompok/seks tertentu yang sering kali bersifat negatif dan secara umum melahirkan ketidakadilan • Sering dijumpai pelabelan negatif kepada perempuan – Mis; perempuan suka berdandan dianggap untuk menarik perhatian laki-laki cocok diberi tugas sebagai penerima tamu – Perempuan sebagai pendamping suami sehingga tidak perlu dipromosi menjadi ketua atau kepala sebab dianggap bukan pencari nafkah utama yang akan menopang ekonomi keluarga – Perempuan dianggap cengeng suka menggoda sehingga tidak dapat dipercayakan menduduki jabatan penting/strategis Pandangan Stereotype (Citra Baku)
• Seorang laki-laki marah, ia dianggap tegas
tetapi bila perempuan marah atau tersinggung dianggap emosional dan tidak dapat menahan diri • Label laki-laki pencari nakah utama, (breadwinner) mengakibatkan apa saja yang dihasilkan oleh perempuan dianggap sebagai sambilan atau tambahan dan cenderung tidak diperhitungkan Kekerasan (Violence) • Berbagai bentuk tindak kekerasan terhadap perempuan akibat perbedaan, muncul dalam bebagai bentuk. • Kekerasan suatu serangan terhadap fisik maupun integritas mental psikologis seseorang • Kekerasan fisik perkosaan, pemukulan dan penyiksaan • kekerasan non fisik seperti pelecehan seksual sehingga secara emosional terusik • Pelaku kekerasan bermacam-macam, ada yang bersifat individu, baik di dalam rumah tangga sendiri maupun di tempat umum, ada juga di dalam masyarakat itu sendiri Beban Ganda (Double Dourden) • Beban ganda harus dilakukan oleh salah satu jenis kalamin tertentu secara berlebihan • Dalam suatu rumah tangga perempuan mengerjakan hampir 90% dari pekerjaan dalam rumah tangga selain bekerja di tempat kerja juga masih harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga • Ketidakadilan tampak curahan tenaga dan waktu cukup panjang ternyata dihargai rendah dibandingkan pekerjaan publik Isu Gender dalam KesPro Isu Gender di Masa Kanak-Kanak • Anak laki-laki mis : suku tertentu, kelahiran bayi laki-laki sangat diharapkan penerus atau pewaris nama keluarga, pencari nafkah keluarga yang handal, penyanggah orang tuanya di hari tua • Masa kanak-kanak sifat agresif anak laki-laki serta perilaku yang mengandung resiko diterima sebagai suatu kewajaran dianggap sebagai sifat anak laki-laki anak laki-laki lebih sering terluka dan mengalami kecelakaan Isu Gender dalam KesPro Isu Gender di Masa Remaja • Remaja putri kekurangan nutrisi, seperti zat besi, anemia • Gerakan interaksi sosial remaja puteri terbatasi dengan datangnya menarche • Perkawinan dini pada remaja puteri tanggung jawab dan beban melampaui usianya Kehamilan dini resiko tinggi terhadap kematian • Remaja putreri berisiko pelecehan dan kekerasan seksual, yang bisa terjadi di dalam rumah sendiri maupun di luar rumah • Isu berkaitan dengan kerentanan perilaku stereotipe maskulin, seperti merokok, tawuran, kecelakaan dalam olah raga, kecelakaan lalu lintas, ekplorasi seksual sebelum nikah yang berisiko terhadap penyakit-penyakit yang berkaitan dengan: IMS, HIV/AIDS Isu Gender dalam KesPro Isu Gender di Masa Dewasa • Perempuan menghadapi masalah kesehatan berkaitan dengan fungsi alat reproduksinya serta ketidaksetaraan gender • Mis konsekuensi kehamilan dan melahirkan seperti anemia, aborsi, puerperal sepsis (infeksi postpartum), perdarahan, ketidakberdayaan dalam memutuskan bahkan ketika itu menyangkut tubuhnya sendiri. • Perempuan rentan terpapar penyakit yang berkaitan dengan IMS dan HIV/AIDS, meskipun mereka sering hanya sebagai korban • Metode KB hanya difokuskan pada akseptor perempuan • Perempuan rentan terhadap kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan ditempat kerja, dan diperjalanan Isu Gender dalam KesPro Isu Gender di Masa Tua • Keadaan biologis semakin menurun di usia tua • Osteoporosis banyak diderita perempuan di masa tua • Depresi mental juga lebih banyak diderita orang tua terutama karena merasa ditinggalkan • Umur harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki namun umur panjang perempuan berisiko ringkih terutama dalam situasi soaial-ekonomi kurang Pelayanan Kesehatan Reproduksi yang bersikap “Peka Gender” • Pelayanan berkualitas yang berorientasi kepada kebutuhan klien, tanpa adanya perbedaan perlakuan, baik karena jenis kelamin maupun status sosialnya • Pelayanan kesehatan dengan memperhatikan kebutuhan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan akibat kodrat masing- masing • Memahami sikap laki-laki dan perempuan dalam menghadapi suatu penyakit dan sikap masyarakat terhadap perempuan dan laki-laki yg sakit • Memahami perbedaan perjalanan penyakit pada laki-laki dan perempuan • Menyesuaikan pelayanan agar hambatan yg dihadapi oleh laki-laki dan perempuan sebagai akibat adanya perbedaan tersebut diatas dapat diatasi Pangarusutamaan Gender (Gender Mainstraiming)
Strategi yang dilakukan secara rasional dan sistimatis
mencapai dan mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam sejumlah aspek kehidupan manusia (rumah tangga, masyarakat dan negara) melalui kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki kedalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program diberbagai bidang kehidupan dan pembangunan Tujuan Pengarusutamaan Gender Memastikan apakah perempuan dan laki-laki memperoleh akses yang sama kepada sumber daya pembangunan
Dapat berpartisipasi yang sama dalam semua proses
pembangunan, termasuk proses pengambilan keputusan
Mempunyai kontrol yang sama atas sumberdaya
pembangunan dan memperoleh manfaat yang sama dari hasil pembangunan Prinsip Pengarusutamaan Gender
Pluralistik menerima keragaman budaya
tidak membedakan antar laki-laki dan perempuan Sosialisasi dan advokasi memperluas informasi bagi masyarakat umum dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk memperkokoh kesetaraan dan keadilan gender
Kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan masalah serius yang berdampak luas baik secara fisik maupun nonfisik. Kita semua perlu berperan dalam mencegah dan memberantas kekerasan