Anda di halaman 1dari 30

Komunikasi Gender #4

Peran, Mitos, Keadilan,


dan Ketidakadilan
Gender

Rinta Arina Manasikana, M.A.


Peran Gender?

• Peran gender (gender role) didasarkan pada harapan yang berbeda


yang dibebankan ke suatu individu berdasarkan jenis kelamin
mereka dan berdasarkan masing-masing nilai dan kepercayaan
masyarakat tentang gender.

• Peran gender merupakan produk dari interaksi antara individu dan


lingkungannya, di mana mereka memberi petunjuk kepada
individu tentang perilaku seperti apa saja yang diyakini sesuai
dengan jenis kelamin mereka masing-masing.
Masih Ingat Konsep Gender?

• Memahami istilah "peran gender" membutuhkan pengertian


terlebih dahulu mengenai istilah “gender”. Dalam kehidupan
sosial, istilah gender dan sex sering kali dipertukarkan satu sama
lain. Padahal hal ini merupakan dua konsep yang berbeda.

• Sex adalah konsep biologis, ditentukan berdasarkan karakteristik


seks primer individu yaitu jenis kelamin. Sedangkan di sisi lain,
gender mengacu pada makna, nilai, dan karakteristik yang
dilekatkan pada diri seseorang berdasarkan jenis kelamin yang
dimiliki.

• Dengan kata lain, gender adalah konsep yang diciptakan manusia,


sistem, dan lingkungan sosial. Tetapi hal ini sangat bergantung
pada perbedaan biologis yang pada akhirnya akan membedakan
peran-peran apa yang akan dijalani oleh setiap individu laki-laki
dan perempuan.
Masih Ingat Konsep Gender?

• Karena manusia dan sistem sosial yang menciptakan konsep


tentang gender, konsep gender merupakan sebuah konstruksi
sosial. Ini dapat didefinisikan sebagai sebuah makna yang
disematkan masyarakat mengenai ciri-ciri, status, atau nilai kepada
individu semata-mata karena hal yang melekat pada dirinya
(khususnya dalam hal jenis kelamin). Namun, anggapan ini bisa jadi
memiliki perbedaan di satu tempat dengan tempat yang lain
maupun bisa juga memiliki perubahan dari waktu ke waktu.

Apakah Peran Gender = Konstruksi Sosial?


Seperti Apa sih Peran Gender?

Dalam tulisannya, Amy Blackstone mengambil contoh sebagai


berikut:

• Banyak masyarakat Barat yang mempercayai perempuan lebih


memiliki sifat “nurture” (mengasuh) daripada laki-laki. Karena
pandangan tradisional tersebut, peran gender mengatur bahwa
perempuan harus berperilaku sebagai seseorang yang sudah
seharusnya punya peran sebagai pengasuh.

• Salah satu cara yang mungkin dilakukan seorang wanita dalam


peran gender feminin tradisional adalah mengasuh keluarganya
dengan bekerja penuh waktu di dalam rumah daripada mengambil
pekerjaan di luar rumah.
Seperti Apa sih Peran Gender?

• Sedangkan, laki-laki, di sisi lain, dianggap oleh pandangan peran


gender tradisional sebagai seseorang yang menjadi pemimpin.
Pandangan tradisional tentang peran gender maskulin, oleh karena
itu, menunjukkan bahwa laki-laki harus menjadi kepala rumah
tangga mereka dengan menyediakan keuangan untuk keluarga dan
membuat keputusan keluarga yang penting.
Let’s Play: Agree or Disagree Game
1. Pria pada dasarnya adalah pemimpin yang lebih baik
daripada wanita.
2. Wanita harus memprioritaskan keluarga mereka daripada
karir mereka.
3. Laki-laki diharapkan menjadi pencari nafkah utama dalam
rumah tangga.
4. Wanita secara alami lebih emosional daripada pria.
5. Pria tidak boleh menunjukkan kerentanan atau emosi karena
itu adalah tanda kelemahan.
6. Wanita tidak cocok untuk pekerjaan yang membutuhkan
kekuatan fisik.
7. Laki-laki tidak mampu menjadi pengasuh bagi anak-anak.
Let’s Play: Agree or Disagree Game

8. Wanita tidak tertarik mengejar karir di bidang sains dan


teknologi.
9. Pria harus selalu menjadi orang yang mengambil langkah
pertama dalam hubungan romantis.
10. Wanita tidak sekompetitif pria.
11. Pria diharapkan tegas dan dominan dalam situasi sosial.
12. Laki-laki tidak boleh menjadi ayah yang tinggal di rumah
karena bertentangan dengan peran gender tradisional.
13. Wanita yang tegas dan percaya diri sering dicap sebagai
"suka memerintah" atau "agresif".
Let’s Play: Agree or Disagree Game

14. Pria yang senang memasak atau bersih-bersih dianggap


kurang maskulin.
15. Laki-laki harus selalu membayar untuk kencan karena
itu adalah tanggung jawab mereka sebagai penyedia.
16. Wanita tidak pandai matematika dan sains seperti pria.
17. Pria lebih tertarik pada teknologi dan gadget daripada
wanita.
Mitos Gender
• Seperti yang diperlihatkan contoh-contoh ini, peran
gender kadang-kadang dibuat atas dasar stereotip
tentang jenis kelamin yang ada. Stereotip gender
seakan-akan terlalu menyederhanakan pemahaman
mengenai laki-laki dan perempuan dan perbedaan di
antara mereka.
• Mitos gender adalah stereotip-stereotip atau keyakinan
yang salah tentang peran gender yang telah
dikonstruksi oleh masyarakat. Mitos gender sering kali
menggambarkan bagaimana seharusnya seorang pria
atau wanita berperilaku, berbicara, dan bertindak
berdasarkan jenis kelamin mereka.
• Mitos gender dapat mempengaruhi cara seseorang
memandang diri sendiri dan orang lain, serta dapat
membatasi kemampuan dan potensi individu.
Traditional  Nontraditional

• Mereka yang memelihara orientasi peran gender


tradisional mungkin dipengaruhi oleh aturan dan ritual
dari generasi ke generasi yang datang sebelum mereka.
• Sedangkan individu nontradisional, memiliki paham
bahwa peran gender lebih cenderung untuk percaya
bahwa perilaku seseorang tidak atau tidak seharusnya
hanya ditentukan oleh jenis kelaminnya.
• Individu dengan nontradisional percaya pada nilai
hubungan egaliter (setara/sederajat) antara laki-laki
dan perempuan dan dalam kekuatan individu sebagai
manusia untuk menentukan peran apa yang mereka
ingin duduki dan sejauh mana peran tersebut harus
dikaitkan dengan jenis kelamin mereka.
Traditional  Nontraditional

By: Eli Rezkallah “In a Parallel Universe”


https://www.buzzfeed.com/crystalro/this-artist-re-created-sexist-vintage-ads-with-the-roles
Traditional  Nontraditional

By: Eli Rezkallah “In a Parallel Universe”


https://www.buzzfeed.com/crystalro/this-artist-re-created-sexist-vintage-ads-with-the-roles
Traditional  Nontraditional
Traditional  Nontraditional
Keadilan dan Ketidakadilan Gender

• Peran gender dapat mempengaruhi ketidakadilan gender. Peran


gender dalam hal ini dapat membatasi kemampuan individu untuk
melakukan pilihan hidup mereka, termasuk dalam hal pekerjaan,
pendidikan, dan peran keluarga.

• Dalam masyarakat yang memperkuat peran gender yang ketat,


bias gender dapat terjadi, yang memperkuat pandangan yang salah
bahwa laki-laki dan perempuan memiliki kemampuan dan peran
yang berbeda secara inheren (sudah melekat, tidak dapat
dipisahkan)

• Dalam situasi seperti itu, laki-laki dan perempuan dapat


mengalami ketidakadilan gender dalam hal upah, kesempatan
pekerjaan, akses terhadap pendidikan, dan hak-hak lainnya.
Keadilan dan Ketidakadilan Gender

• Selain itu, gender juga dapat mempengaruhi pengalaman individu


dalam hal kekerasan dan diskriminasi gender, yang sering kali lebih
banyak dialami oleh perempuan.

• Ini dapat terjadi karena pandangan yang keliru tentang kekuatan


dan kontrol yang dimiliki laki-laki dalam masyarakat, yang sering
kali menghasilkan pengabaian terhadap kekerasan dan diskriminasi
terhadap perempuan.

• Oleh karena itu, upaya untuk mempromosikan keadilan gender


harus mencakup perubahan dalam norma dan nilai-nilai sosial
yang mempengaruhi peran gender dalam masyarakat.
Keadilan dan Ketidakadilan Gender
• Keadilan gender merujuk pada kesetaraan hak, kesempatan, dan
perlakuan yang adil antara jenis kelamin yang berbeda, yaitu laki-
laki dan perempuan. Ini berarti bahwa laki-laki dan perempuan
harus memiliki hak yang sama dalam hal pendidikan, pekerjaan,
upah, perlindungan hukum, dan partisipasi dalam kehidupan
politik dan sosial.

• Ketidakadilan gender, di sisi lain, merujuk pada ketidakadilan atau


diskriminasi yang terjadi karena jenis kelamin seseorang. Hal ini
bisa terjadi dalam berbagai bentuk, seperti upah yang lebih rendah
untuk pekerjaan yang sama, kesulitan dalam mendapatkan
pekerjaan tertentu karena stereotip jenis kelamin, penganiayaan
seksual dan kekerasan, dan ketidaksetaraan dalam hak-hak sipil
dan politik.
Keadilan dan Ketidakadilan Gender
• Ketidakadilan gender dapat memiliki dampak yang signifikan pada
kehidupan individu dan masyarakat secara keseluruhan, termasuk
pembatasan akses terhadap sumber daya dan peluang, serta
memperburuk kesenjangan sosial dan ekonomi antara laki-laki dan
perempuan.

• Oleh karena itu, upaya untuk mencapai keadilan gender menjadi


sangat penting dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif
dan adil.
Contoh Ketidakadilan Gender
• Ketimpangan upah antara laki-laki dan perempuan. Di banyak
negara, laki-laki masih mendapatkan upah yang lebih tinggi
daripada perempuan meskipun memiliki kualifikasi dan
pengalaman kerja yang sama.

• Ketidakadilan dalam pendidikan. Di beberapa negara, perempuan


masih tidak memiliki akses yang sama ke pendidikan seperti laki-
laki. Ada juga perbedaan dalam pilihan program studi yang
tersedia untuk laki-laki dan perempuan.

• Kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan terhadap perempuan


masih menjadi masalah yang sangat serius di banyak negara. Ini
termasuk kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual,
pemerkosaan, trafficking, dan mutilasi genital.
Contoh Ketidakadilan Gender
• Diskriminasi dalam pekerjaan. Perempuan masih menghadapi
diskriminasi dalam dunia kerja, seperti tidak diberikan kesempatan
yang sama dalam promosi, mendapatkan pekerjaan yang tidak
sebanding dengan kualifikasi mereka, dan terhambat oleh
stereotip gender.

• Ketidakadilan dalam partisipasi politik. Perempuan masih


terkendala untuk ikut serta dalam proses politik dan pengambilan
keputusan, seperti menjadi anggota parlemen atau memegang
jabatan publik tertinggi.
Contoh Ketidakadilan Gender
• Stereotip gender. Perempuan dan laki-laki masih sering dijebak
dalam stereotip gender yang mempengaruhi cara mereka
diperlakukan di masyarakat. Misalnya, perempuan sering dianggap
sebagai orang yang lebih lemah, sementara laki-laki dianggap
sebagai orang yang lebih kuat dan kompeten.

• Pemisahan gender yang tidak perlu. Beberapa negara masih


memisahkan laki-laki dan perempuan dalam ruang publik, seperti
tempat duduk di transportasi umum atau ruang shalat. Hal ini
dapat memperkuat pemisahan gender yang tidak perlu dan
memperkuat pandangan negatif tentang laki-laki dan perempuan.
Bagaimana dengan ini?

Ladies
Parking/Tempat
Parkir yang
Dikhususkan
untuk Perempuan
Bagaimana dengan ini?
• Tempat parkir khusus perempuan dapat dianggap sebagai bentuk
keadilan gender dalam beberapa konteks, seperti di tempat-
tempat umum yang seringkali menjadi sumber kekhawatiran
atau bahaya bagi perempuan, seperti pusat perbelanjaan atau
stasiun kereta api yang ramai. Dalam situasi-situasi tersebut,
memberikan tempat parkir khusus bagi perempuan dapat
membantu meningkatkan rasa aman dan kenyamanan mereka.

• Namun, dalam situasi-situasi lain, tempat parkir khusus


perempuan dapat menjadi bentuk diskriminasi terhadap laki-laki,
dan tidak menghasilkan kesetaraan hak dan perlakuan yang adil
antara laki-laki dan perempuan.

• Jika tempat parkir khusus perempuan hanya disediakan karena


asumsi bahwa perempuan tidak dapat memarkir mobil dengan
baik, atau bahwa perempuan harus dilindungi dari kekerasan
yang mungkin terjadi di area parkir, hal ini dapat memperkuat
stereotip gender dan ketidakadilan.
Bagaimana dengan ini?

Gerbong Khusus Wanita


Bagaimana dengan ini?
• Gerbong khusus perempuan di transportasi umum
dapat dianggap sebagai bentuk keadilan gender dalam
beberapa konteks, terutama dalam situasi di mana
perempuan seringkali menjadi korban pelecehan
seksual di transportasi umum yang ramai. Gerbong
khusus perempuan dapat membantu meningkatkan
rasa aman dan kenyamanan perempuan dalam
menggunakan transportasi umum.
• Namun, dalam situasi lain, gerbong khusus perempuan
dapat menjadi bentuk diskriminasi gender yang
memperkuat stereotip dan pandangan negatif tentang
perempuan. Hal ini juga dapat memperkuat pemisahan
gender yang tidak sehat dan tidak membantu dalam
mempromosikan kesetaraan gender.
Bagaimana dengan ini?
• Jika gerbong khusus perempuan hanya diberikan karena
asumsi bahwa perempuan tidak dapat berbagi gerbong
dengan laki-laki, atau bahwa laki-laki cenderung
melakukan pelecehan terhadap perempuan, hal ini
dapat memperkuat pandangan negatif tentang laki-laki
dan perempuan dan tidak membantu dalam
mempromosikan kesetaraan gender.
Bagaimana dengan ini?

Jatah 30% Perempuan di


Parlemen
Bagaimana dengan ini?

GrabCar For Women

Anda mungkin juga menyukai