Anda di halaman 1dari 15

KETIDAKSETARAA

N GENDER
PENGERTIAN GENDER DAN
SEKSUALITAS
1. GENDER
● Gender adalah pandangan masyarakat tentang perbedaan peran,
fungsi dan tanggung jawab antara perempuan dan atau laki–laki
yang merupakan hasil konstruksi sosial budaya dan dapat berubah
dan atau diubah sesuai dengan perkembangan zaman.
● Gender (Bahasa Inggris) yang diartikan sebagai jenis kelamin.
Namun jenis kelamin disini bukan seks secara biologis, melainkan
sosial budaya dan psikologis, tetapi lebih memfokuskan perbedaan
peranan antara pria dengan wanita, yang dibentuk oleh masyarakat
sesuai dengan norma sosial dan nilai sosial budaya masyarakat
yang bersangkutan.
2. SEKS (JENIS KELAMIN)

• Jenis kelamin merupakan perbedaan antara perempuan


dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir. jenis
kelamin berkaitan dengan tubuh laki-laki dan perempuan,
dimana laki-laki memproduksikan sperma, sementara
perempuan menghasilkan sel telur dan secara biologis
mampu untuk menstruasi, hamil dan menyusui.
• Seks berarti pria ataupun wanita yang pembedaannya
berdasar pada jenis kelamin, sex lebih merujuk pada
pembedaan antara pria dan wanita berdasar pada jenis
kelamin yang ditandai oleh perbedaan anatomi tubuh dan
genetiknya. Perbedaan seperti ini lebih sering disebut
sebagai perbedaan secara biologisatau bersifat kodrati dan
sudah melekat pada masing-masing individu sejak lahir.
Apa itu sifat, peran, dan ranah berdasarkan gender?
Sifat gender adalah sifat dan perilaku yang diharapkan pada laki-laki dan perempuan berdasarkan
pada nilai, budaya dan norma masyarakat pada masa tertentu.

Peran gender adalah apa yang harus, pantas dan tidak pantas dilakukan laki-laki dan perempuan
berdasarkan pada nilai, budaya dan norma masyarakat pada masa tertentu. Misalnya, laki-laki
bekerja untuk mencari nafkah, pemimpin, direktur, presiden, sedangkan perempuan adalah
menjadi ibu rumah tangga (memasak, mencuci dan mengasuh anak), guru, perawat, sekretaris dan
sejenisnya

Ranah gender adalah ruang bagi laki-laki dan perempuan untuk melakukan perannya. Ranah ini
membedakan ranah domestik dan publik. Ranah domestik adalah wilayah keluarga misalnya
dapur, sumur dan kasur, sedangkan wilayah publik adalah wilayah umum dimana pekerjaan
produktif dan ekonomis seperti bekerja di kantor, pasar, mall, dan lainlain.
Apa itu kesetaraan gender?
• Kesetaraan gender adalah perlakuan yang sama bagi laki-laki
dan perempuan dalam kondisi yang sama di dalam memperoleh
kesempatan, keterlibatan atau partisipasi dan pengambilan
keputusan serta keterjangkauan manfaat pembangunan dan
kesejahteraan.
• Kesetaraan gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan
perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya
sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam
kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan
keamanan nasional dan kesamaan dalam menikmati hasil
pembangunan tersebut (INPRES No.9 Tahun 2000).
Apa itu keadilan gender?

Keadilan gender adalah suatu proses untuk mendapat


posisi, peran atau kedudukan yang adil bagi laki-laki
dan perempuan. Untuk mencapai keadilan gender itu
dilakukan dengan perlakuan yang sama atau perlakuan
berbeda kepada laki-laki dan perempuan berdasarkan
kebutuhan masing-masing. Keadilan gender adalah
suatu proses untuk menjadi adil terhadap laki-laki dan
perempuan (INPRESNo.9 Tahun 2000).
Bagaimana keadilan dan kesetaraan gender
dapat tercapai?
Keadilan dan kesetaraan gender dapat tercapai melalui beberapa cara termasuk kebijakan negara.
Beberapa kebijakan Negara telah dibuat dengan pembentukan undang-undang yang dapat menjamin
tercapainya keadilan dan kesetaraan gender, dari tingkat pusat sampai daerah adalah sebagai berikut:

 Pancasila, Sila kedua “kemanusiaan yang adil dan beradab” dan Sila kelima “keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia”.
 Undang-undang Dasar 1945
 UU RI No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi terhadap Wanita. Pasal 27: “setiap warga Negara memiliki hak dan kewajiban yang
sama”
 Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan
Nasional.
 Kemendagri No. 132 Tahun 2003 tentang Pedoman umum Pelaksanaan Pengarusutamaan
Gender dalam Pembangunan Daerah.
DISKRIMINASI GENDER
Diskriminasi: adalah pelayanan yang tidak
adil terhadap individu tertentu, di mana
layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik
yang diwakili oleh individu tersebut.
Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang
biasa dijumpai dalam masyarakatmanusia, ini
disebabkan karena kecenderungan manusian
untuk membeda-bedakan yang lain. Inti dari
diskriminasi adalah perlakuan berbeda.
BENTUK DISKRIMINASI GENDER
1. Marginalisasi (Peminggiran)
Proses marginalisasi (peminggiran/pemiskinan) yang mengakibatkan kemiskinan, banyak
terjadi dalam masyarakat. Marginalisasi perempuan sebagai salah satu bentuk
ketidakadilan gender. Sebagai contoh, banyak pekerja perempuan tersingkir dan menjadi
miskin akibat dari program pembangunan seperti internsifikasi pertanian yang hanya
memfokuskan petani laki-laki. Perempuan dipinggirkan dari berbagai jenis kegiatan
pertanian dan industri yang lebih memerlukan keterampilan yang biasanya lebih banyak
dimiliki laki-laki.
Beberapa contoh marginalisasi yaitu pemupukan dan pengendalian hama dengan
teknologi baru laki-laki yang mengerjakan, pemotongan padi dengan peralatan sabit,
mesin diasumsikan hanya laki-laki yang dapat mengerjakan, menggantikan tangan
perempuan dengan alat panen ani-ani, usaha konveksi, dan lain lainnya.
2. Subordinasi (Penomorduaan)

• Subordinasi pada dasarnya adalah keyakinan bahwa salah satu jenis


kelamin dianggap lebih penting atau lebih utama dibanding jenis
kelamin lainnya. Sudah sejak dahulu ada pandangan yang
menempatkan kedudukan dan peran perempuan lebih rendah dari laki-
laki.
• Kenyataan memperlihatkan bahwa masih ada nilai-nilai masyarakat
yang membatasi ruang gerak terutama perempuan dalam kehidupan.
Sebagai contoh apabila seorang isteri yang hendak mengikuti tugas
belajar, atau hendak berpergian ke luar negeri harus mendapat izin
suami, tetapi kalau suami yang akan pergi tidak perlu izin dari isteri.
3. Pandangan Stereotype (Citra Baku)

 Stereotipe dimaksud adalah citra baku tentang individu atau kelompok yang tidak sesuai
dengan kenyataan empiris yang ada. Pelabelan negatif secara umum selalu melahirkan
ketidakadilan. Salah satu stereotipe yang berkembang berdasarkan pengertian gender, yakni
terjadi terhadap salah satu jenis kelamin (perempuan). Hal ini mengakibatkan terjadinya
diskriminasi dan berbagai ketidakadilan yang merugikan kaum perempuan.

 Misalnya pandangan terhadap perempuan yang tugas dan fungsinya hanya melaksanakan
pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan domistik atau kerumahtanggaan. Hal ini tidak
hanya terjadi dalam lingkup rumah tangga tetapi juga terjadi di tempat kerja dan masyarakat,
bahkan di tingkat pemerintah dan negara.
4. Kekerasan (Violence)
Berbagai bentuk tindak kekerasan terhadap perempuan
sebagai akibat perbedaan, muncul dalam bebagai bentuk.
Kata kekerasan merupakan terjemahkan dari violence,
artinya suatu serangan terhadap fisik maupun integritas
mental psikologis seseorang. Oleh karena itu kekerasan
tidak hanya menyangkut serangan fisik saja seperti
perkosaan, pemukulan dan penyiksaan, tetapi juga yang
bersifat non fisik, seperti pelecehan seksual sehingga secara
emosional terusik.
5.Beban Ganda (Double Dourden)

Bentuk lain dari diskriminasi dan ketidakadilan gender


adalah beban ganda yang harus dilakukan oleh salah
satu jenis kalamin tertentu secara berlebihan. Dalam
suatu rumah tangga pada umumnya beberapa jenis
kegiatan dilakukan laki-laki, dan beberapa dilakukan
oleh perempuan. Berbagai observasi, menunjukkan
perempuan mengerjakan hampir 90% dari pekerjaan
dalam rumah tangga. Sehingga bagi mereka yang
bekerja, selain bekerja di tempat kerja juga masih harus
mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Apakah relasi gender
dapat berubah?
Sifat, peran, kerja, kedudukan dan ranah gender dapat berubah karena perubahan
masyarakat terhadap pendidikan, politik, ekonomi yang mengharuskan perubahan nilai
budaya dan norma sosial. Dahulu, seorang perempuan yang keluar rumah sendirian
dianggap melanggar nilai budaya dan norma sosial, tetapi saat ini perempuan dapat
leluasa pergi sendiri dengan sepeda motor menuju sekolah, perkantoran, aktifitas
ekonomi dan politik.
Sebaliknya, di masa lalu, laki-laki dipandang tabu memasak di dapur, tetapi saat ini
laki-laki dapat menjadi koki handal seperti yang ada di televisi, restoran dan perhotelan.
Semakin banyak pula laki-laki yang menjadi desainer dan penjahit yang dahulu
dianggap sebagai peran gender perempuan. Dahulu perempuan hanya cocok menjadi
sekretaris atau perawat, sekarang perempuan dapat menjadi direktur dan dokter, rektor
hingga presiden. Demikian pula sebaliknya, ada laki-laki yang menjadi sekretaris dan
menjadi perawat, dan seterusnya meskipun banyak lakilaki yang menolak sampai
sekarang.
THANKS!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.
Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai