Anda di halaman 1dari 16

KAJIAN GENDER DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

DAN KESEHATAN

D O SE N: R USSISK A, S.ST ,M KM

DISUSUN OLEH :
- A N G G U N T I S M AT U L H A S A N A H
- D I L A F E B R I YA N T I
- KONI RAHMASARI
- R E Z A S R I L E S TA R I
- S I S K A WA R N I T A
- S R I YA N I

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


S E K O L A H T I N G G I I L M U K E S E H ATA N K U N I N G A N
TA H U N 2 0 1 9
DEFINISI GENDER

GENDER = SEX
DEFINISI GENDER

Gender adalah pandangan masyarakat tentang pembedaan peran, fungsi dan tanggung jawab laki-
laki dan perempuan yang merupakan hasil kontruksi social budaya dan dapat berubah sesuai
dengan perkembangan zaman. Rekayasa sosial yang menghasilkan perilaku diskrimantiv yang
menimbulkan dampak negative, Gender berhubungan dengan persepsi dan pemikiran serta
tindakan yang diharapkan sebagai laki-laki yang dibentuk masyarakat, bukan karena perbedaan
(WHO,1998).
• Pembedaan peran laki – laki dan perempuan dilihat dari konstruksi social atau budaya.
• Suatu sifat yang dijadikan dasar untuk mengidentifikasi perbedaan antara laki – laki dan
perempuan dilihat dari segi kondisi social dan budaya, nilai dan perilaku, keyakinan, mentalitas,
dan emosi, serta faktor – faktor nonbiologis lainnya.
HUBUNGAN GENDER DALAM PELAYANAN KEBIDANAN DAN KESEHATAN
REPRODUKSI

Tingginya angka kematian ibu di latar belakangi oleh berbagai masalah salah satu diantaranya
adanya masalah gender yaitu adanya ketidakmampuan perempuan dalam mengambil keputusan
dalam kaitanya dengan kesehatan dirinya sendiri misalnya siapa yang jadi penolong persalinan
dan sebagainya. Seorang bidan harus memberdayakan perempuan diaspek kehidupan,
terutama,Pendidikan,kesehatan,dan akses terhadap sumber daya. Bidan dapat memperkuat
kemampuan ditingkat nasional dan regional.

Kesenjangan gender dalam kesehatan reproduksi remaja dari data SDKI 2007 diketahui bahwa
sekitar 2,6 pasien wanita pernah kawin melakukan perkawinan pertamanya pada kelompok umur
15-19 tahun.
DAMPAK PERKAWINAN PADA MASA REMAJA

Tidak dapat melanjutkan Pendidikan lagi karena peraturan sekolah yang tidak menginjinkan
siswa yang telah menikah untuk bersekolah. Secara mental remaja yang masih sangat muda dapat
dikatan belum siap sepenuhnya menghadapi kehidupan rumah tangga. Di lihat dari sisi
reproduksi yang secara langsung di ikuti oleh kehamilan yang bias resiko pada keguguran atau
pendarahan.
1. Isu jender dalam elemen kesehatan reproduksi
• Kesehatan ibu dan bayi (safe motherhood)
a. ketidakmampuan perempuan dalam mengambil keputusan.
misalnya: menentukan kapan hamil dan dimana akan melahirkan.
b. sikap dan perilaku keluarga yang cenderung mengutamakan laki-laki.
• Keluarga berencana
a. kesetaraan perKB yang timpang antara laki-laki dan perempuan.
b. perempuan tidak memiliki kekuatan untuk memutuskan metoda kontrasepsi
c. pengambilan keputusan
d. ada anggapan bahwa KB adalah urusan perempuan karena kodrat perempuan
untuk hamil dan melahirkan
• Kesehatan reproduksi remaja
a. ketidakadilan dalam membagi tanggung jawab
b. ketidakadilan dalam aspek hokum
c. dalam tindakan aborsi illegal yang terancam adalah perempuan
KEADAAN DAN MASALAH PEREMPUAN

Kondisi perempuan Indonesia


1. Peraturan perundangan-undangan yang diskriminiatif terhadap laki-laki dan perempuan
adalah membeda-bedakan perundangan-undangan antara laki-laki dan perempuan.
2. Kekerasan fisik dan nonfisik didalam dan diluar rumah tangga
3. Perdagangan dan penipuan perempuan
4. Ekploitasi bentuk tubuh alas an seni dan pariwisata
5. Kawin muda,cerai,dan poligami
PERBEDAAN SEX DAN GENDER

SEX GENDER

• Ciptaan tuhan • Bentukan manusia


• Bersifat biologis (kodrat) • Bersifat sosial, budaya , dan nonbiologis
• Tidak dapat di tukar lainnya

• Berlaku selamanya & dimana saja • Dapat berubah


• Dapat di tukar
• Berlaku tergantung waktu dan budaya
setempat
MACAM-MACAM DAN BENTUK DISKRIMINASI GENDER

Diskrimiasi gender adalah adanya perbedaan, pengecualian atau pembatasan yang dibuat
berdasarkan peran dan norma gender yang dikontruksi secara sosial yang mencegah seseorang
untuk menikmati HAM secara penuh.
Perilaku diskriminasi akan menimbulkan dampak negative yaitu:

1. Marginalisasi
2. Stereotipe/citra baku
3. subordinasi
4. Beban ganda/ double burden
5. Tindak kekerasan/violence
1. MARJINALISASI (PEMINGGIRAN)

Kondisi atau proses peminggiran terhadap salah satu jenis kelamin dari arus/pekerjaan utama
yang berakibatan kemiskinan.
Contoh:
• Perempuan sebagai pencari nafkah tambahan,di sektor produksi/public, sering dibedakan
pendapatannya.
• Banyak bidang pekerjaan tertutup bagi laki-laki dibanding perempuan
• Dalam kepimpinan, peluangnya lebih besar laki-laki disbanding perempuan
2. STERIOTIPE / CITRA BAKU

Pelabelaan atau penandaan yang sering kali bersifat negative secara umum sering kali ketidalaan.
Contoh:
• Bagi laki-laki marah dianggap tegas, sedangkan bagi perempuan dianggap emosional dan tak
bias menahan diri
• Laki-laki dianggap sebagi “pencari nafkah” mengakibatkan kerja perempuan dianggap
“sambilan” sehingga kurang di hargai
3. SUBORDINASI (PENOMORDUAAN)

Adanya anggapan bahwa salah satu jenis kelamin lebih rentang atau dinomorduakan posisinya
jenis kelamin lainnya.
Contoh:
• Banyak kasus dalam tradisi keagamaan mampu aturan birokrasi yang meletakan perempuan
lebih rendahn daripada laki-laki
• Status perempuan dianggap lebih rendah dari laki-laki di masyarakat (terutama yang tidak
menikah atau janda)
• Pekerja perempuan di posisi pengambil keputusan dan penentu kebijakan lebih sedikit
3. DOUBLE BURDEN (BEBAN GANDA)

Adanya perlakuaan terhadap salah satu jenis kelamin dimana bersangkutan bekerja jauh lebih
banyak dibandingkan dengan jenis kelamin lainnya.
Contoh:
• Perempuan bekerja di luar maupun didalam rumah
• Laki-laki bekerja masih harus ikut siskamling
• Perempuan sebagai: perawat, pendidik anak sekaligus pendamping suami, pencari nafkah
utama sekaligus pengatur keluarga
4. VIOLENCE (KEKERASAN)

Suatu seragan terhadap fisik maupun psikologis seorang, sehingga kekerasan tersebut tidak hanya
menyangkut fisik (perkosaan,pemukulan) tetapi juga non fisik (pelecehan
seksual,ancaman,paksaan, yang bias terjadi di rumah tangga, tempat kerja, dan tempat umum).
Contoh:
1. suami membatasi uang belanja dan memonitor pengeluaran secara ketat.
2. Suami memperketat istri dalam urusan ekonomi keluarga.
3. Istri mencelah pendapat suami didepan umum.
4. Istri merendahkan martabat suami dihadapan masyarakat.
5. Suami melarang istri bersosialisasi di masyarakat.
KESIMPULAN

Persoalan gender bukanlah persoalan baru dalam kajian-kajian sosial, hukum, kesehatan,
maupun lainnya. Kajian tentang gender masih tetap aktual dan menarik, mengingat masih
banyaknya masyarakat yang belum memahami persoalan ini. Masih banyak terjadi berbagai
ketimpangan dalam penerapan gender, sehingga memunculkan terjadinya ketidakadilan gender,
termasuk dalam hal kesehatan atau reproduksi.

kesetaraan gender merupakan suatu keadaan setara antara laki-laki dan perempuan dalam hak
secara hukum dan kondisi atau kualitas hidupnya sama. Kesetaran gender merupakan salah satu
hak asasi setiap manusia. Gender itulah yang pembedaan peran, atribut, sifat, sikap dan perilaku
yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai