dalam pelayanan
kebidanan Di susun oleh :
Firda laelatul fazriyah
(1052201013)
01 Pengertian gender
Perbedaan sex dan
02 gender
Perbedaan kesetaraan
gender dan keadilan
Topik 03 gender
Persamaan kesetaraan
pembahasan 04 dan keadilan gender
05 Bentuk-bentuk ketidak
adilan
Isu –isugender
kesenjangan
06 gender
01
Pengertian
gender
Pengertian gender
Pembedaan peran, atribut, sifat, sikap dan
perilaku. Dan peran gender terbagi
menjadi peran produktif, peran
reproduksi serta peran sosial
kemasyarakatyang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakata
02
Perbedaan sexdan
gender
Perbedaan sex dan gender
sex gender
• Bentukan manusia
• Ciptaan Tuhan • Bersifat sosial, budaya, dan
• Bersifat biologis (kodrat) nonbiologis lainnya.
• Tidak dapat berubah • Dapat berubah
• Tidak dapat ditukar • Dapat ditukar
• Berlaku selamanya & dimana saja • Berlaku tergantung waktu
dan budaya setempat
03
Perbedaan kesetaraan
dan keadilan gender
Perbedaan kesetaraan ender dan keadilan
gender
Keadilan
Kesetaraan gender
gender
Kesamaan kondisi bagi laki-laki dan Suatu Proses dan perlakuan adil terhadap
perempuan untuk memperoleh kesempatan perempuan dan laki-laki, sehingga tidak ada
serta hak – haknya sebagai manusia, agar marginalisasi, subordinasi, pembakuan peran,
mampu berperan dan berpartisipasi dalam beban ganda, dan kekerasan terhadap
berbagai kegiatan (politik, hukum, perempuan maupun laki-laki.
ekonomi, sosial budaya, pendidikan, dan
lainnya), juga kesamaan dalam menikmati
hasil-hasil pembangunan.
04
Kesamaan kesetaraan
gender dan keadilan
gender
Kesamaan kesetaraan gender dan
keadilan gender
1 2 3 4 5
Contoh:
Perempuan sbg pencari nafkah tambahan, di sektor produksi/publik, sering dibedakan pendapatannya;
Modernisasi meminggirkan perempuan di sektor pertanian dan perkebunan sehingga membuat
perempuan miskin;
Dalam kepimpinan, peluangnya lebih besar laki-laki dibanding perempuan;
Banyak bidang pekerjaan tertutup bagi laki-laki karena anggapan laki-laki tidak teliti, tidak cermat, dan
tidak sabar;
Guru TK, sekretaris, perawat, konveksi, dan PRT dianggap pekerjaan rendah yang berpengaruh pada
penggajian.
2. SUBORDINASI
Subordinasi Artinya : suatu penilaian atau anggapan bahwa suatu peran yang dilakukan
oleh satu jenis kelamin lebih rendah dari yang lain.
Telah diketahui, nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, telah memisahkan dan memilah-
milah peran-peran gender, laki-laki dan perempuan. Perempuan dianggap bertanggung
jawab dan memiliki peran dalam urusan domestik atau reproduksi, sementara laki-laki
dalam urusan public atau produksi.
Pertanyaannya adalah, apakah peran dan fungsi dalam urusan domestic dan reproduksi
mendapat penghargaan yang sama dengan peran publik dan produksi? Jika jawabannya
“tidak sama”, maka itu berarti peran dan fungsi public laki-laki. Sepanjang penghargaan
social terhadap peran domestic dan reproduksi berbeda dengan peran publik dan
reproduksi, sepanjang itu pula ketidakadilan masih berlangsung.
Lanjutan...
Contoh:
1. Banyak kasus dalam tradisi keagamaan maupun aturan birokrasi yang
meletakan perempuan lebih rendah daripada aki-laki;
2. Pekerja perempuan di posisi pengambil keputusan dan penentu kebijakan
lebih sedikit;
3. Perempuan mendapat upah yang lebih rendah dari laki-laki karena
dianggap mendapat nafkah dari suami;
4. Status perempuan dianggap lebih rendah dari laki-laki di masyarakat
(terutama yang tidak menikah atau janda);
5. Laki-laki sebagai kepala rumah tangga bermakna pada keterwakilan.
3. Stereotype
Contoh:
1. Peran publik perempuan dianggap “perpanjangan” peran domestiknya;
2. Dianggap pandai merayu, perempuan ditempatkan di bagian penjualan;
3. Bagi laki-laki marah dianggap tegas, sedang bagi perempuan dianggap emosional
dan takbisa menahan diri;
4. Label sebagai “Ibu Rumah Tangga” membatasi gerak perempuan dalam berbagai
kegiatan publik;
5. Laki-laki dianggap sebagai “pencari nafkah” mengakibatkan kerja perempuan
dianggap “sambilan” sehingga kurang dihargai;
6. Laki-laki ramah dianggap “perayu”. Pr. ramah dianggap “genit”.
4. DOUBLE BURDEN
Contoh:
Peran perempuan dalam reproduksi di rumah (domistik) tidak berkurang
meskipun melakukan peran publik yang besar;
Pekerjaan dalam rumah tangga, 90% dikerjakan kaum perempuan;
Dalam hal makan bersama, biasanya si bapak dan anak laki-laki selesai
makan langsung meninggalkan meja makan tanpa ada tanggung jawab
untuk merapikan dan mencuci piring.
5. VIOLENCE
Kekerasan (violence) artinya tindak kekerasan, baik fisik maupun non fisik yang dilakukan oleh salah satu jenis
kelamin atau sebuah institusi keluarga, masyarakat atau negara terhadap jenis kelamin lainnya. Peran gender telah
membedakan karakter perempuan dan laki-laki. Perempuan dianggap feminism dan laki-laki maskulin. Karakter ini
kemudian mewujud dalam ciri-ciri psikologis, seperti laki-laki dianggap gagah, kuat, berani dan sebagainya.
Sebaliknya perempuan dianggap lembut, lemah, penurut dan sebagainya.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan pembedaan itu. Namun ternyata pembedaan karakter tersebut melahirkan
tindakan kekerasan. Dengan anggapan bahwa perempuan itu lemah, itu diartikan sebagai alasan untuk diperlakukan
semena-mena, berupa tindakan kekerasan.
Contoh :
Lanjutan...
Contoh:
1. Pembedaan karakter feminin dan maskulin memunculkan kekerasan dan
kesemena-menaan;
2. Kekerasan fisik seperti perkosaan, pemukulan/penyiksaan, dan nonfisik yang
mengakibatkan perasaan tersiksa berupa pelecehan seksual, spt sebutan pd ciri
fisik dan status (bahenol, janda kembang), ancaman dan paksaan;
3. Bisa di dalam rumah tangga (KDRT) atau ditempat umum.
4. Pemaksaan/pengabaian alat kontrasepsi;
5. Sikap berasosiasi pernyataan hasrat seks (suitan, kerdipan);
6. Pornografi; dsb.
05
Isu-isu kesenjangan
gender
Isu kesenjangan gender
• Perempuan/istri kurang mendapatkan asupan gizi.
• Peristiwa kehamilan dianggap sebagai peristiwa biasa.
• Dalam kasus infertilitas, istri menjadi pihak pertama yang disalahkan;
• Sering ketidaksuburan disebabkan oleh pihak istri;
• Superioritas suami (merasa “jantan”) sehingga dianggap selalu mampu memberi
keturunan;
• Infertilitas diindentikkan dengan mandul;
• Dominasi suami/laki-laki dalam pengambilan keputusan keluarga, termasuk
• perintah memeriksakan
Kenyataannya diri;
seringkali pihak suami/laki-laki yang mengalami fertilitas,
• Pengetahuan suami
yang disebabkan tentang
oleh infertilitas
perilaku sendiri,terbatas.
antara lain karena:
1. Merokok.
2. Penggunaan Napza.
3. Minum minuman keras/beralkohol.
4. Adanya penyakit yg disebabkan karena sering melakukan hubungan
seks sebelum menikah sehingga sering menyebabkan menurunnya
kualitas dan kuantitas sperma.
Lanjutan...