Anda di halaman 1dari 2

Nama: malik royan qodri

Nim: 202210360311286

Stigma Negatif Masyarakat Dalam Memahami Kesetaraan Gender Dalam Kacamata


Pancasila
Dewasa ini, kita sering melihat di berbagai media berita yang membahas dan bahkan
memperdebatkan tentang kesetaraan gender di Indonesia. Terlebih lagi pandangan-pandangan
tentang “Pria itu harus kuat dan Wanita itu lemah” sudah menjadi stereotipe yang tidak asing
lagi terdengar. Tapi sebelum lanjut tentang kesetaraan gender apasih yang dimaksud dengan
gender itu ? dan apakah sebuah pembeda biologis antara pria dan wanita?.
Masih banyak diantara kita yang menganggap bahwa gender itu ialah jenis kelamin
(Sex). Padahal defenisi gender bukan cuma sekedar perbedaan kelamin antara perempuan dan
laki-laki. Istilah kata “gender” berasal dari bahasa Inggris yang mana di dalam kamus tidak
secara jelas membedakan pengertian kata sex dan gender. Untuk itu kita perlu memahami
konsep gender dan membedakannya antara kata sex dan kata gender. Sederhananya sex
adalah perbedaan jenis kelamin secara biologis sedangkan gender perbedaan jenis kelamin
berdasarkan konstruksi sosial atau konstruksi masyarakat dalam pergaulan hidup sehari-hari
yang dapat dibentuk dan diubah.
Secara umumnya kita bisa membedakan antara kata sex dengan kata gender sebagai
sex merupakan jenis kelamin yang lebih condong terhadap fisik seseorang atau status yang
melekat dan bawaan sejak dari lahir (kodrati). Sedangkan gender lebih condong terhadap
tingkah lakunya. Gender tidak bersifat biologis, melainkan dikontruksikan secara sosial.
Karena gender tidak dibawa sejak lahir, melainkan dipelajari melalui lingkungan sosialnya.
oleh sebab itu gender dapat berubah.
Kesetaraan gender merupakan kesamaan kondisi antara laki-laki dan perempuan.
Memang benar laki-laki dan perempuan diciptakan tidak dengan hierarki yang setara dalam
segala hal. Ada hitam ada putih, ada yang dipimpin dan ada yang memimpin. Tapi hal ini
bukan berarti siapa yang memimpin lebih hebat dibandingkan dengan yang dipimpin.
Kesalahan masyarakat saat ini ketika memahami kesetaraan gender itu sebagai kesamaan
kondisi antara laki-laki dan perempuan yang dilihat hanya dalam konteks domestiknya saja.
Sebagai contoh menyamakan bahwa, ketika lelaki bisa melakukan pekerjaan berat seperti
helper excavator. maka perempuan juga diharuskan bisa melakukan pekerjaan itu. Padahal
ini adalah suatu kesalahan yang besar dalam memahami kesetaraan gender.
Kesetaraan gender memiliki kaitan dengan keadilan gender. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), keadilan adalah menempatkan sesuatu pada porsinya, keadilan
gender merupakan suatu perlakuan adil terhadap laki–laki dan perempuan. Yang meletakkan
unsur-unsur kesanggupan antara laki-laki dan khususnya perempuan. Terwujudnya
kesetaraan dan keadilan gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi baik terhadap laki–
laki maupun perempuan. Sehingga dengan hal ini setiap orang memiliki akses, kesempatan
berpartisipasi, dan control atas pembangunan serta memperoleh manfaat yang setara dan adil
dari pembangunan tersebut.
Memahami Kesetaraan Gender disini juga sebagai kesamaan kondisi bagi laki-laki
dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia. Agar
mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya,
dan Pendidikan. serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan tersebut. Kesetaraan
Nama: malik royan qodri
Nim: 202210360311286

gender juga meliputi penghapusan diskriminasi dan ketidakadilan struktural, baik terhadap
laki-laki maupun perempuan.
Setiap orang memiliki kodratnya masing-masing dan di antara laki-laki dan
perempuan mereka mempunyai tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Tidak ada
yang melarang wanita bermain bola, tidak ada yang melarang wanita menjadi seorang
pemimpin, tidak ada yang melarang laki-laki menyukai fashion, tidak ada yang melarang
laki-laki untuk menyukai warna pink.

Anda mungkin juga menyukai