Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SITI KHOLIPAH

KELAS : XI IPA 2
MAPEL : SOSIOLOGI

Essay
Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dan salah paham tentang sex dan gender bahwa
keduanya sebenarnya berbeda. Seks adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada perbedaan
biologis antara pria, wanita, atau interseks. Dimana seseorang biasanya memiliki jenis kelamin yang
ditentukan sejak lahir berdasarkan karakteristik fisik, termasuk alat kelamin dan komposisi
kromosom mereka. Saat lahir, wanita memiliki kadar estrogen dan progesteron yang lebih tinggi,
sedangkan pria memiliki kadar testosteron yang lebih tinggi. Ketika anatomi seksual dan pelaporan
seseorang tidak sesuai dengan definisi khas perempuan atau laki-laki, mereka dapat digambarkan
sebagai interseks. Sedangkan gender berdasarkan pada konstruksi sosial dan sistem kepercayaan
yang diterapkan berhubungan dengan maskulinitas dan feminitas. Berbeda dengan seks, gender
bukan tentang bagian tubuh melainkan lebih tentang bagaimana laki-laki dan perempuan
diharapkan untuk berperilaku, berpakaian dan bekerja karena jenis kelaminnya. Gender merupakan
konstruksi sosial atau atribut yang digunakan pada manusia yang dibangun oleh kebudayaan
manusia. Misalnya, laki-laki diharapkan kuat atau berani tidak boleh menangis dan perempuan
diharapkan harus memperdaya lemah lembut atau perempuan yang pembuat kebijakan cenderung
dipandang aneh karena konstruksi sosial membuat perempuan dipandang lemah dan laki-laki kuat.
Bahkan pada peran pekerjaan pun laki-laki bertugas mencari nafkah, sementara perempuan
bertugas mengurus rumah tangga. Intinya anak perempuan harus berperilaku feminin (mengenakan
gaun, warna pink, mengasuh) dan anak laki-laki harus bertindak dan menjadi maskulin (memakai jas,
warna biru, menjadi pelindung) itulah yang telah diajarkan (Utaminingsih, 2017). Intinya perbedaan
biologi adalah perbedaan jenis kelamin atau jenis kelamin yang mana merupakan kodrat dari Tuhan.
Sedangkan gender merupakan perbedaan perilaku terkait tugas dan fungsi antara perempuan dan
laki-laki yang dikonstruksikan secara sosial-budaya, dimana ini dikonstruksikan oleh manusia sendiri
melalui proses sosial dan budaya yang panjang. Maka dari itu gender dapat dibentuk dan diubah
dalam implementasinya di lapangan mau itu politik, hukum, ekonomi, dan budaya. Disinilah
mengapa muncul kekuatan gender. Dikarenakan adanya budaya yang membentuk ketimpangan
antara tugas dan fungsi berdasarkan gender itu sendiri. Budaya patriarki melahirkan ketidakadilan
bagi kaum perempuan. Salah satunya dalam ruang hukum Intinya perbedaan biologi adalah
perbedaan jenis kelamin atau jenis kelamin yang mana merupakan kodrat dari Tuhan. Sedangkan
gender merupakan perbedaan perilaku terkait tugas dan fungsi antara perempuan dan laki-laki yang
dikonstruksikan secara sosial-budaya, dimana ini dikonstruksikan oleh manusia sendiri melalui
proses sosial dan budaya yang panjang. Maka dari itu gender dapat dibentuk dan diubah dalam
implementasinya di lapangan mau itu politik, hukum, ekonomi, dan budaya. Disinilah mengapa
muncul kekuatan gender. Dikarenakan adanya budaya yang membentuk ketimpangan antara tugas
dan fungsi berdasarkan gender itu sendiri. Budaya patriarki melahirkan ketidakadilan bagi kaum
perempuan. Salah satunya dalam ruang hukum Intinya perbedaan biologi adalah perbedaan jenis
kelamin atau jenis kelamin yang mana merupakan kodrat dari Tuhan. Sedangkan gender merupakan
perbedaan perilaku terkait tugas dan fungsi antara perempuan dan laki-laki yang dikonstruksikan
secara sosial-budaya, dimana ini dikonstruksikan oleh manusia sendiri melalui proses sosial dan
budaya yang panjang. Maka dari itu gender dapat dibentuk dan diubah dalam implementasinya di
lapangan mau itu politik, hukum, ekonomi, dan budaya. Disinilah mengapa muncul kekuatan gender.
Dikarenakan adanya budaya yang membentuk ketimpangan antara tugas dan fungsi berdasarkan
gender itu sendiri. Budaya patriarki melahirkan ketidakadilan bagi kaum perempuan. Salah satunya
dalam ruang hukum Sedangkan gender merupakan perbedaan perilaku terkait tugas dan fungsi
antara perempuan dan laki-laki yang dikonstruksikan secara sosial-budaya, dimana ini
dikonstruksikan oleh manusia sendiri melalui proses sosial dan budaya yang panjang. Maka dari itu
gender dapat dibentuk dan diubah dalam implementasinya di lapangan mau itu politik, hukum,
ekonomi, dan budaya. Disinilah mengapa muncul kekuatan gender. Dikarenakan adanya budaya
yang membentuk ketimpangan antara tugas dan fungsi berdasarkan gender itu sendiri. Budaya
patriarki melahirkan ketidakadilan bagi kaum perempuan. Salah satunya dalam ruang hukum
Sedangkan gender merupakan perbedaan perilaku terkait tugas dan fungsi antara perempuan dan
laki-laki yang dikonstruksikan secara sosial-budaya, dimana ini dikonstruksikan oleh manusia sendiri
melalui proses sosial dan budaya yang panjang. Maka dari itu gender dapat dibentuk dan diubah
dalam implementasinya di lapangan mau itu politik, hukum, ekonomi, dan budaya. Disinilah
mengapa muncul kekuatan gender. Dikarenakan adanya budaya yang membentuk ketimpangan
antara tugas dan fungsi berdasarkan gender itu sendiri. Budaya patriarki melahirkan ketidakadilan
bagi kaum perempuan. Salah satunya dalam ruang hukum Maka dari itu gender dapat dibentuk dan
diubah dalam implementasinya di lapangan mau itu politik, hukum, ekonomi, dan budaya.

Disinilah mengapa muncul kekuatan gender. Dikarenakan adanya budaya yang membentuk
ketimpangan antara tugas dan fungsi berdasarkan gender itu sendiri. Budaya patriarki melahirkan
ketidakadilan bagi kaum perempuan. Salah satunya dalam ruang hukum Maka dari itu gender dapat
dibentuk dan diubah dalam implementasinya di lapangan mau itu politik, hukum, ekonomi, dan
budaya. Disinilah mengapa muncul kekuatan gender. Dikarenakan adanya budaya yang membentuk
ketimpangan antara tugas dan fungsi berdasarkan gender itu sendiri. Budaya patriarki melahirkan
ketidakadilan bagi kaum perempuan. Salah satunya dalam ruang hukum.

Pertama, pengarusutamaan gender harus dimulai pada tahap analisis gender. Analisis Gender adalah
berbagai metode yang digunakan untuk memahami hubungan antara laki-laki Dan perempuan,
khususnya dalam hal akses terhadap sumber daya, kegiatan, dan hambatan Yang dihadapi. Analisis
gender bertujuan untuk memberikan informasi yang mengkaji aspek Gender dan bagaimana
hubungannya dengan ras, etnis, budaya, kelas dan usia mempengaruhi Kondisi ekonomi, sosial dan
hukum perempuan dan laki-laki. Informasi ini layak Dipertimbangkan dalam proses pengambilan
keputusan karena masing-masing adalah unik.Peran gender dalam konteks analisis gender
mempengaruhi aktivitas individu. Lebih jelasnya, Laporan Sida membagi peran individu, yaitu peran
produktif, reproduktif, dan peran Masyarakat. Ketiga peran tersebut cenderung berbeda ketika
dimainkan oleh jenis kelamin Yang berbeda. Misalnya, peran produktif atau menghasilkan
pendapatan yang dimainkan oleh Laki-laki sering terjadi melalui kegiatan di luar ruangan. Sementara
itu, peran produktif Perempuan dalam ruang keluarga banyak diremehkan. Inilah sebabnya mengapa
kebijakan Peningkatan pendapatan yang hanya berfokus pada pekerjaan formal atau kantor sering
kali Hanya menguntungkan laki-laki. Kedua, pengaruh keutamaan gender membutuhkan proses
yang menentukan. Proses Identifikasi merupakan penghubung antara langkah-langkah analisis
gender dan pendekatan Selanjutnya. Laporan Sida mengatakan bahwa proses ini harus
memperhitungkan tujuan dan Kebutuhan masyarakat dan memiliki arah tindakan yang jelas. Ketiga,
strategi Pengaruh utama gender perlu mengadopsi berbagai pendekatan, termasuk pengaruh
utama Gender, kegiatan yang bertarget gender, dan dialog peka gender. Pengaruh utama gender
Merupakan upaya untuk mewujudkan kesetaraan gender dalam konteks dan kondisi yang Berbeda,
seperti partisipasi perempuan dalam kegiatan produktif di luar ruangan.

Bagi saya kesetaraan gender sangatlah penting, dengan adanya pengaruh utama Gender kita dapat
mewujudkan hal tersebut. Dengan masyarakatnya yang juga kooperatif dalam Melaksanakan
pemberdayaan tersebut itu juga dapat menunjang kesuksesan dari tujuan Kesetaraan gender di
Indonesia. Kita juga harus mendukung segala rupa program yang di Adakan oleh pemerintah dalam
rangka mewujudkan pembangunan sumber daya manusia yang Cerdas dan bermartabat dalam hal
pekerjaan agar tidak ada lagi kesetimbangan yang akan Merujuk pada pelanggaran-pelanggaran
HAM dan kekerasan seksual mau itu verbal atau non verbal terhadap calon pekerja. Berikan
dukungan terhadap pemerintah dalam menangani isu Ini dengan menjadi masyarakat yang patuh
terhadap aturan dan kebijakan negara Indonesia.

Dalam mewujudkan sebuah keadilan gender diperlukan kesadaran yang tinggi oleh masyarakat. Hal
ini dikarenakan kesetaraan gender terlahir dari dalam diri masyarakat itu sendiri. Apabila masyarakat
tidak menyadari betapa penting kesetaraan gender, maka akan berdampak terjadinya ketidakadilan
gender dalam masyarakat tersebut, sehingga wanita dalam masyarakat itu menjadi tertinggal dan
terintimidasi. Sebaliknya apabila masyarakat menyadari pentingnya kesetaraan gender maka akan
menghasilkan keadilan gender dalam masyarakat tersebut.

Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesetaraan gender biasanya terjadi karena
kesalahpahaman masyarakat terhadap konsep utama kesetaraan gender itu sendiri. Masyarakat
menganggap kesetaraan gender tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan agama yang mereka anut.
Padahal pelaksanaan kesetaraan gender terjadi karena ketidakadilan yang dirasakan oleh wanita
dalam masyarakat. Wanita menuntut sebuah keadilan gender tanpa melupakan kodratnya sebagai
seorang wanita. Oleh karena itu kesetaraan gender sebenarnya tidak bertentangan dengan agama
yang dianut oleh masyarakat. Masyarakat seharusnya memahami betul makna dan konsep utama
dari kesetaraan gender sehingga tidak terjadi kesalahpahaman mengenai kesetaraan gender.

Kesadaran masyarakat akan kesetaraan gender juga dipengaruhi oleh pendidikan. Masyarakat yang
telah belajar mengenai kesetaraan gender pasti menyadari arti pentingnya hal tersebut. Masyarakat
yang telah mempelajari kesetaraan gender akan mewujudkan keadilan gender dalam lingkungannya.
Akibatnya tidak akan ada kesenjangan dalam gender dalam masyarakat tersebut. Pendidikan
terhadap kesetaraan gender dalam masyarakat dapat dilakukan oleh pemerintah dengan cara
menggiatkan kegiatan sosialisasi akan pentingnya kesetaraan gender dalam kehidupan
bermasyarakat. Dengan banyaknya sosialisasi yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat, cepat
atau lambat masyarakat akan menyadari betapa pentingnya kesetaraan gender sehingga
terbentuklah keadilan gender.

Anda mungkin juga menyukai