Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI DALAM PERSPEKTIF GENDER

NAMA : YUNDI PERMATA SARI

NIM : 1815301024

DOSEN PENGAMPUH : SYUKRIANTI SYAHDA S.ST.M.Kes


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Syukur Alhamdulillah saya dapat
mengerjakan tugas makalah ( KESPRO ) KESEHATAN REPRODUKSI
DALAM PERSPEKTIF GENDER ini dengan tepat waktunya.

Saya mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan
didalamnya. Karena saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari
teman-teman semua untuk menyempurnakan makalah saya selanjutnya. Saya
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan rekan-rekan yang lainnya.

Bangkinag 02 april 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR………………………………………

RUMUSAN MASALAH………………………………………

TUJUAN …………………………………………………

BAB II

KONSEP GENDER…………………………………………..

DEFENISI GENDER……………………………………………

MACAM-MACAM DAN BENTUK DISKRINASI GENDER………….

KONSEP GENDER DALAM MASYARAKAT…………………………..

KONSEP SEKS DAN SEKSUALITAS…………………………..

PERBEDAAN GENDER DAN SEKS…………………………………………

KONSEP HAM ……………………………………………………

DIMENSI SOSIOAL DALAM PEMERSALAHAN……………………….

FAKTOR PENYEBAB KESENJANGAN GENDER………………………

KEADAAN DAN MASALAH PEREMPUAN…………………

HUBUNGAN GENDER DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI…………

BAB III

PENUTUP
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran,


fungsi, hak, tanggung jawab dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai social,
budaya dan adat istiadat ( badan pemberdayaan masyarakat, 2003 ).

Peran gender adalah peran social yang tidak ditentukan oleh perbedaan
kelamin. Oleh karena itu, pembagian peranan antara pria dengan wanita dapat
berbeda dintara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya. Peran gender
juga dapat berubah dari masa-kemasa, karena pengaruh kemajuan seperti
pendidikan, teknologi, ekonomi.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan gender.


2. Macam-macam dan bentuk diskriminasi gender
3. Dimensi social wanita dan permasalahannya
4. Hubungan gender dan kesehatan produksi
5. Isu gender dalam elemen kesehatan produksi esensial
6. Upaya pengarusutamaan gender

TUJUAN

Tujuan umum

1. Menjelaskan kesehatan reproduksi dalam perspektif gender

Tujuan khusus

1. Memberikan pengetahuan tentang pengertian gender


2. Memberikan pengetahuan tentang macam-macam diskriminasi gender
3. Memberikan pengetahuan tentang dimensi social wanita dalam
permasalahannya
4. Memberikan pengethuan tentang bagaimana hubungan gender dengan
kesehatan reproduksi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KONSEP GENDER
Gender adalah peran yang dikonstruksikan oleh masyarakat karena
tersebut sebagai perempuan atau laki-laki berdasarkan jenis kelamin, yang
dibentuk oleh masyarakat dan lingkungan serta dipengaruhi oleh waktu,
tempat, social, budaya, system kepercayaan dan situasi politik, sebagai contoh
peran.

DEFENISI GENDER
Gender pada awalnya diambil dari kata dalam bahasa arab JINSIYYUN
yang kemudian diadopsi dalam bahasa prancis dan inggris menjadi gender.
Gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran, fungsi,
hak, tanggung jawab, dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai social,
budaya dan adat istiadat ( badan pemberdayaan masyarakat 2003 ).
Gender adalah peran dan tanggung jawab perempuan dan laki-laki yang
ditentukan secara social. Gender berhubungan dengan presepsi dan pemikiran
serta tindakan yang diharapkan sebagai perempuan dan laki-laki yang
dibentuk masyarakat, bukan karena perbedaan biologis ( WHO, 1998 ).
Seks adalah perbedaan jenis kelamin yang ditentukan secara biologis,
yakni alat kelamin pria ( penis ) dan alat kelamin wanita ( vagina ).sejak lahir
sampai meninggal dunia pria akan tetap berjenis kelamin pria dan wanita
( kecuali dioperasi untuk berganti jenis kelamin ). Oleh karena itu seks
melekat secara fisiksebagai alat reproduksi.

MACAM-MACAM dan BENTUK DISKRIMINASI GENDER


Diskriminasi gender adalah adanya perbedaan, pengecualian atau
pembetasan yang dibuat berdasarkan peran dan norma gender yang
dikontruksi secara social yang mencegah seseorang untuk menikmati HAM
secara penuh.
Perilaku deskriminasi akan menimbulkan dampak negative yaitu :
a. Steriotipe / citra baku
Adalah pelabelan atau penandaan yang sering kali bersifat negative secara
umum seringkali ketidak adilan.
b. Subordinasi / penomorduaan
Adanya anggapan bahwa salah satu jenis kelamin lebih rentang atau
dinomorduakan posisinya disbanding jenis kelamin lainnya.
c. Marginalisasi / peminggiran
Adalah kondisi atau proses peminggiran terhadap salah satu jenis kelamin
dari arus / pekerjaan utama yang berakibat kemiskinan.
d. Beban ganda / double burden
Adanya perlakuan terhadap salah satu jenis kelamin di mana yang
bersangkutan bekerja jauh lebih banyak dibandingkan dengan jenis
kelamin lainnya
e. Kekerasaan / violence
Suatu serangan terhadap fisik maupun psikologis seseorang, sehingga
kekerasaan tersebut tidak hanya menyangkut fisik ( perkosaan,
pemukulan), juga non fisik ( pelecehan seksual, ancaman, paksaan yang
bisa terjadi dirumah tangga, tempat kerja dan tempat-tempat umum.

KONSEP GENDER DALAM MASYARAKAT

Perbedaan gender terkadang dapat menimbulkan suatu ketidakadilan


terhadap kaum laki-laki dan terutama kaum perempuan. Ketidakadilan gender
dapat termanisfestasi dalam berbagai bentuk ketidakadilan, yakni :

 Marginalisasi perempuan
Marginalisasi perempuan ( penyingkiran / pemiskinan ) kerap terjadi di
lingkungan sekitar. Perempuan yang tersingkir dan menjadi miskin akibat
dari program pembangunan seperti internsifikasi pertanian yang hanya
menfokuskan petani laki-laki. Dengan hal ini banyak kaum pria yang
beranggapan bahwa perempuan hanya mempunyai tugas disekitar rumah
saja.
 Subordinasi
Yaitu keyakinan bahwa salah satu jenis kelamin dianggap lebih penting
atau lebih utama dibandingkan jenis kelamin lainnya. Sejak dahulu
terdapat pandangan yang menempatkan kedudukan dan peran perempuan
yang lebih rendah dari laki-laki. Contohnya pria beranggapan pekerjaan
wanita hanyalah dirumah saja. Dengan pandangan seperti itu, maka sama
halnya dengan tidak memberikan perempuan untuk mengapresiasikan
pikirannya di luar rumah.
 Pandangan stereotype
Ialah citra baku tentang individu atau kelompok yang tidak sesuai dengan
kenyataan empiris yang ada. Berdasarkan pengertian gender, yakni terjadi
terhadap salah satu jenis kelamin, ( perempuan ) hal ini mengakibatkan
terjadinya deskriminasi dan berbagai ketidakadilan yang merugikan
perempuan.

KONSEP SEKS DAN SEKSUALITAS


Seks menjelaskan ciri jenis kelamin secara anatomi dan fisiologi pada
laki-laki dan perempuan. Dimensi seksualitas :

a. Dimensi social kultural


Dipengaruhi oleh norma dan aturan yang menentukan apakah perilaku
diterima dalam kultur.
b. Dimensi agama dan etik
Keputusan seksual yang melewati batas kode etik individu dapat
mengakibatkan konflik internal.
c. Dimensi psikologis
Perilaku orang tua secara berbeda terhadap anak perempuan dan laki-laki
memberi dampak pada perkembangan psikologis anak membentuk
identitas gender.

PERBEDAAN GENDER DAN SEKS

Gender adalah perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan yang


dikonstruksikan secara social, yakni perbedaan yang bukan kodrat dan bukan
ketentuan tuhan melainkan diciptakan oleh manusia melalui proses social dan
kultural.

Seks adalah perbedaan jenis kelamin yang ditentukan secara biologis,


yang secara fisik melekat pada masing-masing jenis kelamin,laki-laki dan
perempuan. Perbedaan jenis kelamin merupakan kodrat atau ketentuan tuhan
sehingga sifatnya permanen dan universal.

Jelas bahwa jenis kelamin atau seks adalah perbedaan biologis hormonal
dan anatomis antara perempuan dan laki-laki. Sex tidak bisa berubah, permanen
dan tidak bisa dipertukarkan antara laki-laki dan perempuan karenanya bersifat
mutlak.

Konsep gender juga menyebabkan terbentuknya tereotipe yang


ditetapkan secara budaya atau hal yang umum tentang karakteristik gender yang
spesifik, berupa karakteristik yang berpasangan yang dapat menggambarkan
perbedaan gender.

KONSEP HAM

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia
sebagai anugrah yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai anugrah Tuhan Yang
Maha Esa yang tidak dapat diganggu gugatkeberadaannya. Contoh yang paling
kongkrit dapat dilihat pada penjajahan dari satu bangsa ke bangsa yang lain.
Sehingga dilakukan perjuangan terus menerus untuk tetap mempertahankan hak
asasi manusia yang dimilikinya. Hak asasi manusia yang diatur dalam Undang-
undang Nomor 39 Tahun 1999, adalah sebagai berikut :

1. Hak untuk hidup


2. Hak untuk berkeluarga
3. Hak untuk mengembangkan diri
4. Hak keadilan
5. Hak kemerdekaan
6. Hak berkomunikasi
7. Hak keamanan
8. Hak kesejahteraan
9. Hak perlindungan.

Ciri pokok dari hakikat hak asasi manusia adalah :

1. Hak asasi manusia berlaku tidak perlu diberikan, dibeli ataupun


diwarisi. Hak asasi manusia adalah bagian dari manusia secara
otomatis.
2. Hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis
kelamin, asal usul, ras, agama, etnis, dan pandangan politik.
3. Hak asasi manusia tidak boleh dilanggar

Hak asasi manusia atau biasa disingkat HAM merupakan sebuah hal yang
menjadi sebuah hal yang menjadi keharusan dari sebuah Negara untuk
menjaminnya dalam konstitusi.

DIMENSI SOSIAL WANITA DALAM PERMASALAHAN

Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap tindakan berdasarkan


perbedaan jenis kelamin yang berakibat kesengsaraan atau penderitaan perempuan
secara fisik, seksual ataupun psikologi, termasuk ancaman tindakan tertentu,
pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang, baik yang
terjadi dipublik maupun dalam kehidupan pribadi.

Bentuk Kekerasan :

a. Fisik
Adalah kekerasan yang melibatkan kontak langsung yang dimaksudkan
untuk menimbulkan perasaan intimidasi, cedera, atau penederitaan fisik.
b. Psikologis
Adalah suatu tindakan penyiksaan secara verbal sepeti menghina, berkata
kasar, dan kotor yang melibatkan menrunnya percaya diri, meningkatkan
rasa takut hilangnya kemampuan untuk bertindak dan tidak berdaya.
c. Seksual
Adalah perilaku yang memiliki muatan seksual yang dilakukan seseorang
atau sejumlah orang namun tidak disukai dan tidak diharapkan oleh orang
yang menjadi sasaran sehingga menimbulkan akibat negative
d. Fiansial
Kekerasan yang dilakukan dala bentuk eksploitasi, memanipulasi, dan
mengendalikan korban dengan tujuan finansial.

Faktor yang mempengaruhi kekerasan terjadi :

1. Factor masyarakat
a. Kemiskinan
Adalah suatu keadaan yang disebabkan karena minimnya ekonomi
sehingga seseorang melakukan tindakan kekerasan.
b. Urbanisasi
Adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang menyebab
seseorang terpengaruh akan lingkungan baru ditempatnya.
c. Kelurga ketergantungan obat
Adalah perbuatan kompulsif yang terpaksa dilakukan dan keterlibatan
yang berlebihan terhadap suatu kegiatan tertentu.
d. Lingkungan kekerasan dan kriminalisasi
Adalah suatu tindakan kejahatan yang dilakukan sesorang akibat
lingkungan dan pergaulan bebas.
2. Factor keluarga
a. Keluarga yang sakit kelainan mental
Adalah suatu keluarga yang menderita kelainan mental yang
disebabkan oleh trauma kekerasan.
b. Keluarga yang kacau dan tidak bahagia
Adalah suatu keadaan dimana didalam keluarga tidak terdapat
keharmonian sehigga menyebabkan tindakan criminal.
c. Keluarga yang kurang akrab
Keadaan dimana suatu keluarga tidak ada komunikasi satu sama lain.
3. Factor individu
a. Wanita single
Seorang yang belum pernah menikah merasakan kesendirian sehingga
memicu kekerasan.
b. Berumur 17-28 tahun
Suatu tindakan dimana seseorang terpengaruh lingkungan sekitar.
c. Ketergantungan obat
Perbuatan kompulsif yang terpaksa dilakukan dan keterlibatan yang
berlebihan terhadap suatu kegiatan tertentu.
d. Wanita hamil
Ketidakstabilan hormone yang memicu seorang wanita yang dalam
keadaan hamil melakukan hal yang tidak disadarinya.
e. Pasangan yang cemburu berlebihan
Tindakan yang dilakukan seseorang remaja yang tidak bisa megontrol
emosi.
4. Perkosaan dan pelecehan seksual
a. Perkosaan
Adalah hubungan seksual tanpa kehendak bersama, yang dipaksakan oleh
satu pihak lain, yang juga dapat merupakan tindak pseudo seksual yaitu
perilaku seksual yang tidak selalu di motivasi dorongan seksual sebagai
motivasi primer melainkan hubungan dengan penguasaan dan dominan,
agresi dan perendahan pada satu pihak korban oleh pihak lainnya.
b. Pelecehan seksual

Adalah setiap bentuk perilaku yang memiliki muatan seksual yang


dilakukan sesorang atau sejumlah orang namun tidak disukai dan tidak
diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran sehingga menimbulkan akibat
negative, seperti rasa malu, tersengigug terhina, marah, kehilangan harga
diri, kehilangan kesucian, dan sebagainya pada diri orang yang menjadi
korban.

FAKTOR PENYEBAB KESENJANGAN GENDER

a. Kesenjangan gender dalam pekerjaan domestic ( rumah tangga )


Menyangkut pemersalahan pekerjaan domestic dalam keluarga tidak ada
pembagian pekerjaan anggota keluarga.
b. Kesenjangan gender dalam bidang kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi merupakan salah satu bidang kehidupan manusia
yang tidak kalah penting untuk diperhatikan.

c. Kesenjangan gender dalam partisipasi politik


Merupakan keikutsertaan individu dalam menentukan pilihannya baik
dalam pemilihan umum maupun pemilihan kepala daerah.
d. Kesenjangan gender dalam akses pendidikan bagi anak
Pendidikan anak merupakan kebutuhan hidup yang dapat dijadikan bakal
untuk kelangsungan hidup berikutnya.
e. Kesenjangan gender dalam kehidupan demokrasi
Kemampuan keluarga menyelesaikan persoalan secara musyawarah dan
menuju pada kata mufakat.
f. Kesenjangan gender dalam bidang ekonomi keluarga
Dalam bidang ekonomi dilihat dari pengelolaan ekonomi keluarga serta
hak waris untuk anak apakah ada pembedaan antara laki-laki dan
perempuan.

KEADAAN DAN MASALAH PEREMPUAN

Kondisi perempuan Indonesia

a. Peraturan perundang undangan yang diskriminatif terhadap laki-laki dan


perempuan.
b. Kekerasan fisik da nonfisik didalam dan diluar rumah tangga
c. Perdagangan dan penipuan perempuan
d. Kawin muda, cerai, dan poligami.
e. Salah dalam menafsirkan ajaran agama
f. Paksaan dalam KB beserta kurangnya jaminan pengayoman pasca
pelayanan.

HUBUNGAN GENDER DAN KESEHATAN REPRODUKSI

a. Perkawinan pada masa remaja dari data SDKI 2007 diketahui bahwa
sekitar 2,6 persen wanita pernah kawin melakukan perkawinan pertamnya
pada kelompok umur 15-19 tahun.
b. Kehamilan pada masa remaja
Kehamilan pada masa remaja berdampak pada perempuan untuk
melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi lgi.

ISU GENDER DALAM ELEMEN KESEHATAN REPRODUKSI

1. Kesehatan ibu dan bayi


a. Ketidak mampuan perempuan dalam mengambil keputusan. Misalnya :
menetukan kapan hamil dan dimana akan melahirkan.
b. Sikap dan kecenderungan keluarga lebih mengutamakan laki-laki

2. Keluarga berencana
a. Kesetaraan perKB yang timpang antara laki-laki dan perempuan.
b. Perempuan tidak mempunyai kekuatan untuk memutuskan metode
kontrasepsi
c. Pengambilan keputusan
d. Ada anggapan bahwa KB adalah urusan perempuan karna kodrat
perempuan untuk hamil dan melahirkan.
3. Kesehatan reproduksi
a. Ketidakadilan dalam membagi tanggung jawab
b. Ketidakadilan dalam aspek hokum
c. Dalam tindakan aborsi illegal yang terancam adalah perempuan.
4. Penyakit menular PMS
a. Perempuan selalu dijadikan objek intervensi dalam program
pembrantasan PMS, walau laki-laki sebagai konsumen justru
memberikan kontribusi besar pada permasalahan
b. Setiap upaya mengurangi praktik prostitusi, perempuan sebagai PSK
selalu menjadi objek dan tundingan permasalah sementara laki-laki
menjadi tundingan penularan tidak pernah diintervensi dan dikoreksi.

UPAYA PENGARUSUTAMAAN GENDER

a. Seorang bidan harus memberdayakan perempuan di aspek kehidupan,


terutama pendidikan, kesehatan dan akses terhadap sumber daya.
b. Bidan memperkuat kemampuan
c. Bidan dapat menetapkan tentang keadilan dan kesetaraan gender
sebagai tujuan pembangunan nasional.

Sasaran pengarusutamaan gender

Sasaran utama : organisasi pemerintah dari pusat sampai kelapangan


yang berperan dalam membuat kebijakan, dan program dan kegiatan.

Selain itu organisasi swasta, organisasi profesi, keagamaan, dan lain-


lain, dimana mereka sangat dekat dan terjun langsung paling depa
berhadapan dengan mayarakat.

Prinsip pengarusutamaan gender

Pluralistic, yaitu dengan menerima keragaan budaya. Bukan pendekatan


konflik, yaitu menghadapi permasalahan tidak membedakan antara laki
dan perempuan. Sosialisasi advokasi, memperluas informasi bagi
masyarakat umum dan memperkokoh kesetaraan dan keadilan gender.

UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN PEMERINTAH UNTUK


KESENJANGAN GENDER

1. Meningkatkan keterlibatan perempuan dalam proses politik dan


jabatan public.
2. Meningkatkan taraf pendidikan dan layanan kesehatan serta bidang
pembangunan lainnya.
3. Meningkatkan kampanye anti kekerasan terhadap perempuan dan anak
4. Menyempurnakan perangkat hokum pidana lebih lengkap dalam
melindungi setiap individu dari berbagai tindak kekerasan, eksploitasi
dan diskriminasi termasuk kekerasan dalam rumah tangga.
5. Memperkuat kelembagaan.koordinasi dan jaringan pengarusutamaan
gender dalam perencanaan, pelaksanaan, pengetahuan, dan evaluasi
dari berbagi kebijakan.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Gender adalah peran yang dikontruksikan oleh masyarakat karena sesorang
tersebut sebagai perempuan dan laki-laki. Perbedaan perempuan dan laki-laki
berdasarkan jenis kelamin, yang dibentuk masyarakat dan lingkungan serta
dipengaruhi oleh waktu, tempat social budaya, system kepercayaan dan situasi
politik.

Proses tersebut lama-kelamaan menjadi budaya yang berdampak


menciptakan perlakuan diskriminatif terhadap perempuan. Perilaku diskriminatif
terhadap perempuan dapat mengakibatkan berbagai permasalahan terhadap
perempuan dan yang akan menimbulkan pemerkosaan, pelecehan seksual,
kehamilan tidak diinginkan, aborsi dan sebaginya.

SARAN

Diharapkan pembaca dapat mengerti dan memahami apa itu gender

Anda mungkin juga menyukai