Anda di halaman 1dari 53

Kekuasaan, politik

dan kebijakan
dalam
pelayanan
Deny Eka Widyastuti
kebidanan
Pengertian gender
● Sex adalah produk biologis, sementara gender adalah produk sosial, kultural dan psikologis. Jenis
kelamin diperoleh secara biologis, yang artinya mengandung makna implisit bahwa individu tidak
memiliki kuasa untuk menentukan. Determinasi biologis melibatkan faktor alam yang melekat
pada tubuh manusia. Sedangkan gender adalah sebuah pencapaian status. Secara sosiologis, status
yang dicapai merupakan produk sosial. Dengan kata lain, individu dapat menentukan gender-nya
sendiri sesuai peran yang dimainkannya dalam situasi sosial. Gender, dengan demikian,
merupakan peran, aktivitas (doing), pencapaian yang diperoleh melalui interaksi dalam situasi
sosial.
● Pengertian gender sangat sosiologis. Gender dipahami sebagai aktivitas rutin, metodis, dan produk
pencapaian. Aktivitas gender dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang mana kompetensinya
sebagai anggota masyarakat ikut serta memproduksi gender tersebut. Gender melibatkan aktivitas
mikro politik, interaksional dan perseptual yang secara sosial menghasilkan ekspresi ’natural’
yang disebut “maskulin dan feminin”
● Gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran, fungsi, hak,
tanggung jawab dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai social, budaya dan adat
istiadat (Badan Pemberdayaan Masyarakat, 2003)
3 konsepsi Gender sbg sebuah konstruksi sosial
Sex Kategori Sex
Gender
Kategori sex merupakan penempatan Gender secara kontras berbeda dengan sex dan
Sex ditentukan secara
individu yang ditentukan melalui kriteria kategori sex. Gender adalah aktivitas manajemen
sosial diatas klasifikasi
jenis kelamin. Namun dalam kehidupan situasi dalam konsepsi normatif tentang perilaku
biologis yang
sehari-hari, kategorisasi tersebut dibentuk dan aktivitas yang sesuai dengan kategori sex
disepakati. Klasifikasi
dan dipertahankan berdasarkan identifikasi tertentu.
biologis menghasilkan
penampakan jenis kelamin. Melalui Aktivitas gender dipengaruhi oleh keanggotaan
istilah laki-laki dan
penampakan jenis kelamin tersebut, individu dalam kategori sex dimana individu berada.
perempuanSex terdiri
memproklamirkan dirinya sebagai anggota Kecenderungannya adalah, laki-laki melakukan
dari laki-laki dan
dalam kategori yang mana, laki-laki atau aktivitas yang maskulin dan perempuan
perempuan.
perempuan. Dalam kategori sex, jenis melakukan aktivitas yang feminin. Pengertian
kelamin menjadi proksi yang menentukan gender sebagai aktivitas ini tidak membatasi
individu masuk dalam kategori laki-laki atau bahwa laki-laki harus maskulin dan perempuan
perempuan”. Sex dan kategori sex terlihat harus feminin. Ada kemungkinan dimana
mirip, namun dalam kategori sex ada perempuan melakukan aktivitas maskulin dan laki-
kemungkinan individu masuk sebagai laki melakukan aktivitas feminin karena aktivitas
kategori laki-laki atau perempuan meskipun gender berada diluar konsepsi normatif tentang sex
jenis kelaminnya tidak jelas. dan kategori sex
Peran Gender dlm konstruksi
Gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran, fungsi,
hak, tanggung jawab dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai social, budaya
dan adat istiadat (Badan Pemberdayaan Masyarakat, 2003)
Peran gender adalah peran-peran yang dilaksanakan oleh perempuan dan laki
laki yang menyangkut hak-hak dan kewajiban mereka, sedangkan konstruksi
adalah tatanan atau susunan. sehingga peran gander dalam konstruksi dapat di
artikan sebagai pembagian peran kerja antara laki laki dan perempuan.
peranan gender dalam konstruksi antara lain
Peran gender dalam
Peran Gender dalam
pendidikan
keluarga
01 • Peran perempuan sebagai ibu rumah
tangga dan laki laki sebagai pencari
03 Siswa perempuan lebih banyak mengikuti
ekstrakulikuler seperti tari dan tata bogga
sedangkan anak laki laki lebih suka
nafkah. sepakbola dan olahraga lain.
• Anak perempuan biasanya diberikan
tanggung jawab untuk membantu sang
ibu dalam urusan dapur sedangkan anak
laki laki lebih sering bermain.

Peran gender dalam


masyrakat
02 • Saat kerja bakti bersih desa biasanya
laki laki lebih banyak mengambil
pekerjaan berat dibanding prempuan.
• Kegiatan ronda malam hanya
dilakukan oleh laki laki.
Identifikasi Isu-
isu
Permasalahan dalam gender sering muncul lebih banyak dipengaruhi oleh tafsir sosial itu sendiri.
Dalam banyak hal, permasalahan gender seringkali lebih nampak saat perempuan yang menjadi
terpinggirkan, sehingga isu gender seolah-olah identik dengan permasalahan perempuan. Sebagai
contoh, dalam partisipasi ekonomi, kaum laki-laki memperoleh kesempatan yang lebih besar
daripada perempuan. Demikian pula dalam akses informasi dan pasar, umumnya perempuan
memiliki keterbatasan yang lebih besar daripada laki-laki. Namun demikian, di beberapa negara
terdapat kasus dimana laki-laki justru mengalami ketidakadilan. Jadi gender bukanlah keberpihakan
terhadap perempuan, tetapi lebih menekankan terhadap pembagian peran secara adil antara laki-laki
dan perempuan. Bagaimana pola relasi antara perempuan dan laki-laki dalam unit rumah tangga,
masyarakat dan kelompok sosial yang lebih besar berpengaruh terhadap posisi dan status gender.
Hal ini juga yang kemudian berpengaruh pada kesempatan ikut serta dalam pembangunan dan
menikmasi hasil pembangunan apakah berlangsung secara adil atau tidak
Macam-macam ketidakadilan gander:

• Steriotipe/citra baku
Karena perempuan dianggap ramah, Lembut,
rapi, maka lebih pantas bekerja sebagai
sekretaris, guru, taman kanak-kanak. Kaum
perempuan ramah dianggap genit, kaum laki-
laki dianggap perayu
• Subordinasi/penomorduaan
• Marginalisasi/peminggiran
• Beban ganda/daouble burden
• Kekerasan/violence
Perkembangan Isu Gander Dari
Waktu Ke Waktu

Perhatian isu gander lahir dari pemikiran gerakan veminisme yang memusatkaan
perhatian pada masalah perempuan adalah karna kualitas dari perempuan itu
sendiri.
perempuan tidak mampu berkompetisi dengan laki-laki untuk ikut
serta dan menikmati hasil pembangunan.

Isu gander di Indonesia

Di Indonesia, pengarusutamaan gander telah di intruksikan oleh presiden


melalui INPRES No. 9/2000 yang memiliki tujuan untuk mewujudkan
kesetaraan dan keadilan gander dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat,
berbanggsa dan bernegara
Pengertian HAM
● “Semua orang dilahirkan merdeka, serta mempunyai martabat dan hak-hak yang
sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani, dan hendaknya bergaul satu sama lain
dalam semangat persaudaraan.” – Pernyataan Umum tentang Hak-hak Asasi
Manusia, 1948
● Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat, dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara
hukum, pemerintahan, dan setiap orang; demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia. HAM bersifat universal dan mutlak; artinya penegakan HAM
berlaku untuk semua orang, di manapun mereka berada.
● Sebagai contoh, Pasal 9 Pernyataan Umum tentang Hak-hak Asasi Manusia menjamin
bahwa “Tidak ada seorangpun yang boleh ditangkap, ditahan, atau dibuang dengan
sewenang-wenang”. Dalam pelaksanaanya, seorang individu tidak perlu melakukan
hal-hal tertentu – seperti bekerja selama 8 jam per-hari, menjadi pemeluk agama yang
baik, atau bersosialisasi secara aktif dengan tetangga – untuk mendapatkan jaminan
tidak akan ditangkap, ditahan, atau dibuang dengan sewenang-wenang.
● Akan tetapi, diskursus mengenai premis “kewajiban mendahului hak” menjadi populer
di Indonesia, khususnya ketika membahas tentang elemen HAM yang berkaitan
dengan tubuh individu. Pemenuhan atas hak-hak ketubuhan – yang umumnya disebut
dengan istilah HKSR: Hak-hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi – dibatasi, dengan
anggapan bahwa setiap individu memiliki kewajiban untuk mengikuti standar moral
kelompok tertentu.
Hak-hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi
(HKSR)
Hak-hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) menjamin setiap individu
untuk dapat mengambil keputusan terkait aktivitas seksual dan reproduksi
mereka tanpa adanya diskriminasi, paksaan, dan kekerasan. HKSR
memastikan seorang individu untuk dapat memilih apakah ia akan
melakukan aktivitas seksual atau tidak, kapan dia akan melakukan aktivitas
itu, dan dengan siapa dia akan melakukan aktivitas tersebut.
Selain jaminan terkait aktivitas seksual seseorang, HKSR juga turut menjamin
kebebasan reproduksi seorang individu – bahwa seorang individu memiliki
kebebasan untuk memilih apakah ia akan mempunyai anak atau tidak;
kapan ia akan memiliki anak; dan akses terhadap informasi terkait hal-hal
tersebut
Hak-hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi
(HKSR)
HKSR merupakan bagian dari HAM, karena Komponen HKSR berasal dari
komponen-komponen HAM; seperti hak untuk hidup, hak untuk bebas dari
penyiksaan, hak untuk mendapatkan privasi, hak untuk mendapatkan
pendidikan, dan hak untuk terbebas dari diskriminasi.
Artinya, HKSR – layaknya HAM – bersifat mutlak dan universal. Seorang
individu tidak perlu melakukan apapun untuk mendapatkan akses HKSR-
nya, karena akses terhadap hak-hak tersebut merupakan bagian yang tidak
dapat dilepas dari keberadaannya sebagai manusia.
Hak Reproduksi adalah hak-hak dasar setiap pasangan maupun individu  untuk
secara bebas dan bertanggung jawab  memutuskan jumlah, jarak kelahiran
dan waktu untuk memiliki anak serta mendapatkan informasi  mengenai
cara melakukannya termasuk hak untuk mendapatkan standar tertinggi
kesehatan reproduksi juga kesehatan seksual juga termasuk hak mereka
untuk membuat keputusan menyangkut reproduksi yang bebas dari
diskriminasi, perlakuan sewenang-wenang, dan kekerasan (ICPD, Kairo
1994)
Landasan hukum tentang • Konvensi penghapusan segala bentuk
Hak Seksual dan Hak •
kekerasan terhadap perempuan (CEDAW)
Konferensi Internasional dan Pembangunan
reproduksi: Ada beberapa (ICPD) PBB pada tahun 1994 di Cairo , Mesir
instrumen (perangkat) • Konferensi Dunia ke 4 tentang perempuan
(FWCW) tahun 1995 di Beijing, Cina
hukum yang terkait dengan • Konvensi Hak- hak Sipil dan Politik (ICCPR)
hak seksual dan hak • Hak atas Kebebasan pribadi ( Pasal 17)
• Hak persamaan (Pasal 26)
reproduksi: • Hak Kebebasan dari diskriminasi (Pasal 2;
1)
• UU No. 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi
CEDAW, Undang-undang No. 23 Tahun 1992
tentang kesehatan, UU No 23 Tahun 23 Tahun
2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga.
• Strategi dan Kebijakan Kesehatan Reproduksi
Remaja Nasional (BKKBN).
12 Hak Reproduksi:
03

01 02 Hak atas
kesetaraan dan 04
bebas dari
Hak atas
Hak untuk segala bentuk Hak atas
kemerdekaan
hidup diskriminasi kerahasiaan
dan keamanan
Setiap perempuan Setiap individu berhak Setiap individu mempunyai hak pribadi
mempunyai hak untuk untuk menikmati dan untuk bebas dari segala bentuk Setiap individu mempunyai
bebas dari risiko kematian mengatur kehidupan diskriminasi termasuk kehidupan hak untuk mendapatkan
karena kehamilan. seksual dan reproduksinya seksual dan reproduksinya. pelayanan kesehatan seksual
dan tak seorang pun dapat dan reproduksi dengan
dipaksa untuk hamil, menghormati kerahasiaan
menjalani sterilisasi dan pribadi. Setiap perempuan
aborsi. mempunyai hak untuk
menentukan sendiri pilihan
reproduksinya
12 Hak Reproduksi:
07
06 Hak untuk
05 menikah atau tidak
08
Hak menikah serta
mendapatkan membentuk dan
Hak atas Hak untuk
informasi dan merencanakan
kebebasan memutuskan
pendidikan keluarga
berpikir Setiap individu mempunyai
Setiap individu bebas dari mempunyai hak atas Setiap individu berhak untuk
penafsiran ajaran agama informasi dan pendidikan tidak dipaksa menikah pada usia anak atau tidak
yang sempit, kepercayaan, yang berkaitan dengan anak yaitu 19 tahun (UU dan kapan
filosofi dan tradisi yang kesehatan reproduksi dan Perkawinan No 16 tahun 2019)
membatasi kemerdekaan seksual termasuk jaminan mempunyai
berpikir tentang pelayanan kesehatan dan anak
kesehatan reproduksi dan kesejahteraan perorangan
seksual. maupun keluarga
12 Hak Reproduksi:
11
09 10
Hak atas
Hak atas
Hak untuk
kebebasan 12
mendapatkan
pelayanan dan berkumpul dan Hak untuk bebas
manfaat dari
perlindungan berpartisipasi dari penganiayaan
kemajuan ilmu
kesehatan dalam politik dan perlakuan
pengetahuan
Setiap individu Setiap individu Setiap individu mempunyai hak buruk
mempunyai hak atas mempunyai hak untuk untuk mendesak pemerintah agar Termasuk hak-hak
informasi, keterjangkauan, memperoleh pelayanan memprioritaskan kebijakan yang perlindungan anak dari
pilihan, keamanan, kesehatan reproduksi berkaitan dengan hak-hak eksploitasi dan penganiayaan
kerahasiaan, kepercayaan, dengan teknologi kesehatan seksual dan reproduksi. seksual. Setiap individu
harga diri, kenyamanan, mutakhir yang aman dan mempunyai hak untuk
dan kesinambungan dapat diterima. dilindungi dari perkosaan,
pelayanan. kekerasan, penyiksaan, dan
pelecehan seksual.
Secara umum, HKSR • Mencari, menerima, dan mengkomunikasikan
informasi terkait seksualitas.
mencakup hak seluruh • Menerima pendidikan seksual.
manusia untuk: • Mendapatkan penghormatan atas integritas
tubuhnya.
• Memilih pasangan.
• Memilih untuk aktif secara seksual, atau tidak.
• Melakukan hubungan seks konsensual.
• Menikah secara konsensual.
• Memutuskan untuk memiliki anak atau tidak,
dan kapan waktu yang tepat untuk memliki
anak.
• Memiliki kehidupan seksual yang memuaskan,
aman, dan menyenangkan.
Prinsip dasar kesehatan dalam hak seksual dan
reproduksi

01 02 03 04

Bodily integrity Personhood Equality Diversity


persamaan hak antara laki-laki
tidak hanya terbebas dari mengacu pada hak wanita dan perempuan dan antar
siksaan dan kejahatan untuk diperlakukan perempuan itu sendiri, bukan penghargaan terhadap tata
fisik, juga untuk sebagai aktor dan hanya dalam hal menghentikan nilai, kebutuhan, dan prioritas
menikmati potensi tubuh pengambil keputusan diskriminasi gender, ras, dan yang dimiliki oleh para wanita
mereka bagi kesehatan, dalam masalah seksual kelas, melainkan juga jaminan dan yang didefinisikan sendiri
kelahiran, dan kenikmatan dan reproduksi dan adanya keadilan sosial dan oleh anita sesuai dengan
seks aman sebagai subyek dalam kondisi yang menguntungkan keberadaannya sebagai pribadi
kebijakan terkait bagi perempuan, misalnya akses dan anggota masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan tertentu
reproduksi
Hak – hak wanita dalam
a. Hak untuk mendapatkan keterangan mengenai
mendapatkan pelayanan
kesehatannya.
kesehatan
b. Hak untuk mendiskusikan keprihatinan dalam
lingkungan dimana ia merasa percaya.
c. Hak untuk mengetahui prosedur yang akan
dilakukan.
d. Hak untuk mendapatkan privacy.
e. Hak mengatakan pandangan pelayanan yang
aman.

f. Hak mengatakan pandangan dan pilihannya


mengenai layanan yang diterimanya.
Woman center care
Prinsip Woman center care
Prinsip Woman Center Care
Jika dan kapan akan hamil, prosedur yg
akan dilakukan, kontrasepsi, pemberi
layanan dan fasilitas kesehatan yg ingin
Pilihan digunakan

Layanan yg mudah diakses:


Dpt terjangkau (harga/pembiayaan),
Akses dilakukan dlm jangka waktu yg sesuai,
bisa diakses dng mudah oleh masyarakat,
menghargai dan kerahasiaan dijamin
Kualitas Berikan informasi dan konseling untuk
mendukung pilihan yg berdasarkan kesadaran
Contents 04
penuh, layanan yg sesuai dng kebutuhan
individu dan situasi sosialnya, gunakan metode
dan protokol askeb yg direkomendasikan,
berikan metode layanan kontrasepsi yg
diinginkan
Kualitas lanjutan

1. Tawarkan layanan kesehatan reproduksi lain yg terkait


2. Pastikan kerahasiaan/konfidesialitas, privasi dan interaksi yg menghormati
3. Menjamin layanan yg bebas stigma, bebas diskriminatif dan non judmental
4. Menjamin rasa nyaman, aman dan menghargai (respecful)
5. Layanan yg diberikan secara komprehensif dan menggunakan teknologi tepat guna
Peran konsumen sebagai penerima layanan

istilah konsumen dalam pelayanan kesehatan mencakup pengertian mereka


yang menerima pelayanan jasa maupun obat-obatan dari petugas kesehatan
(paramedis, bidan, dokter), yang secara khusus disebut klien, pasien.
Sedangkan yang dimaksud pelayanan yang berkualitas biasanya mengacu
pada pengertian Quality of Care atau standar pelayanan yang berkualitas,
yakni pelayanan yang menghormati hak-hak konsumen.
Setiap konsumen memiliki hak yang dilindungi
undang-undang. Sebagai pasien, konsumen berhak:
• Mendapatkan informasi yang dapat dipahaminya mengenai penyakit yang diderita, cara
pengobatan, prosedur perawatan, efek samping pengobatan, kelebihan maupun kekurangan
pengobatan, biaya, pendapat dari petugas kesehatan lainnya, hal-hal dirahasiakan, catatan medis
petugas kesehatan, dan izin persetujuan pasienbila ingin akan dioperasi.
• Memperoleh rasa aman dari semua proses pelayanan, dan jaminan keamanan/keselamatannya.
• Mendapatkan ganti rugi apabila terjadi malpraktek yang dilakukan petugas kesehatan. Contoh
aktual adalah bayi yang dilahirkan cacat (tanpa tangan) di RSUD Bayu Asih Purwakarta (Kompas,
26 Juni 1997). Orang tua bayi itu menuduh pihak RS, dalam hal ini bidan, karena kecerobohan
dalam pelayanannya, telah menyebabkan anak mereka cacat seumur hidup. Kasus ini kemudian
dibawa ke pengadilan dengan tuntutan 1 milyar rupiah, meskipun akhirnya ditempuh jalan damai
dengan ganti rugi 25 juta rupiah.
• Memilih tempat pelayanan yang diinginkannya, membatalkan persetujuan sewaktu-waktu, dan
jika dianggap perlu, ia menolak suatu metode pengobatan atau tindakan medis tertentu.
Sebagai pasien, konsumen memiliki kewajiban, yaitu:
• Mengetahui sejarah atau riwayat pengobatannya;
• Menepati janji dengan petugas kesehatan;
• Bersedia bekerja sama dan mematuhi perawatan yang diberikan;
• Memberitahu petugas kesehatan jika ia menerima perawatan dari dokter yang lain;
• Jika menggunakan jasa asuransi, ia berkewajiban mengetahui apa yang dapat atautidak dapat
diatasi oleh perusahaan asuransi.
Isu dalam pelayanan kebidanan

Isu adalah masalah pokok yang berkembang di masyarakat atau suatu


lingkungan yang belum tentu benar, serta membutuhkan pembuktian.
Isu adalah topic yang menarik untuk didiskusikan dan sesuatu yang
memungkinkan orang untuk mengemukakan pendapat yang
bervariasi.Isu muncul dikarenakan adanya perbedaan nilai.
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai
manusia dalm menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan
apakah pernyataan itu baik atau buruk. Issue etik dalam pelayanan
kebidanan merupakan topic yang penting yang berkembang di masyarakat
tentang nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan yang berhubungan
dengan segala aspek kebidanan yang menyangkut baik dan buruknya.
Beberapa pembahasan Persetujuan dalam proses melahirkan.
 Memilih atau mengambil keputusan dalam
masalah etik dalm persalinan.
kehidupan sehari hari  Kegagalan dalam proses persalinan.
 Pelaksanan USG dalam kehamilan.
adalah sebagai  Konsep normal pelayanan kebidanan.
 Bidan dan pendidikan seks.
berikut: Contoh masalah etik yang berhubungan dengan
teknologi:
 Perawatan intensif pada bayi.
 Skreening bayi.
 Transplantasi organ.
 Teknik reproduksi dan kebidanan.
Beberapa pembahasan Contoh masalah etik yang berhubungan dengan
profesi:
masalah etik dalm  Pengambilan keputusan dan penggunaan etik.
kehidupan sehari hari  Otonomi bidan dan kode etik profesional.
 Etik dalam penelitian kebidanan.
adalah sebagai  Penelitian tentang masalah kebidanan yang
sensitif.
berikut: Biasanyan beberapa contoh mengenai isu etik dalm
pelayananan kebidanan adalah berhubungan
dengan masalah-masalah sebagai berikut:
 Agama / kepercayaan.
 Hubungan dengan pasien.
 Hubungan dokter dengan bidan.
 Kebenaran.
 Pengambilan keputusan.
Beberapa pembahasan  Pengambilan data.
  Kematian.
masalah etik dalm  Kerahasiaan.
kehidupan sehari hari  Aborsi.
  AIDS.
adalah sebagai   In_Vitro fertilization
Bidan dituntut untuk berprilaku hati-hati dalm
berikut: setiap tindakannya dalam memberikan asuhan
kebidanan dengan menampilkan perilaku yang
etis dan profesional.
Issue etik yang terjadi antara bidan
dengan klien, keluarga, masyarakat
Issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga dan masyarakat
mempunyai hubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu
tindakan. Seorang bidan dikatakan profesional bila ia mempunyai
kekhususan sesuai dengan peran dan fungsinya yang bertanggung jawab
menolong persalinan
Dengan demikian penyimpangan etik mungkin saja akan terjadi dalam praktek
kebidanan misalnya dalam praktek mandiri, bidan yang bekerja di RS, RB
atau institusi kesehatan lainnya. Dalam hal ini bidan yang praktek mandiri
menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan
besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan
etik.
Issue Etik yang Terjadi antara Bidan dengan
Teman Sejawat
Etik adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai
benar dan salah yang dianut suatu organisasi atau masyarakat. Konflik
Moral adalah suatu proses ketika 2 pihak atau lebih berusaha memaksakan
tujuannya dengan cara mengusahakan untuk menggagalkan tujuan yang
ingin dicapai pihak lain. (Setiawan. 1994). Dilema Moral adalah situasi
yang menghadapkan individu pada dua pilihan, dan tidak satupun dari
pilihan itu dianggap sebagai jalan keluar yang tepat. Issue Etik adalah topic
yang cukup penting untuk dibicarakan sehingga mayoritas individu akan
mengeluarkan opini terhadap masalah tersebut sesuai dengan asas ataupun
nilai yang berkenaan dengan akhlak, niali benar salah yang dianut suatu
golongan atau masyarakat.
Issu Etik Bidan dengan Team Kesehatan
Lainnya
Yaitu perbedaan sikap etika yang terjadi pada bidan dengan tenaga medis
lainnya. Sehingga menimbulkanketidak sepahaman atau kerenggangan
social.
Issue Moral Dalam Pelayanan Kebidanan
Moral merupakan pengetahuan atau keyakian tentang adanya hal yang baik dan
buruk yang mempengaruhi siakap seseorang. Kesadaran tentang adanya
baik buruk berkembang pada diri seseorang seiring dengan pengaruh
lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama, dll. Hal ini yang disebut
kesadaran moral. Isu moral dalam pelayanan kebidanan merupakan topik
yang penting yang berhubungan dengan benar dan salah dalam kehidupan
sehari-hari yang ada kaitannya dengan pelayanan kebidanan.
Beberapa contoh isu Kasus abortus
moral dalam kehidupan 01
sehari-hari:

Euthanansia
02
Keputusan untuk
terminasi kehamilan
03 Isu moral juga berhubungan
dengan kejadian luar biasa
dalam kehidupan sehari-
04 hari, seperti yang
menyangkut konflik dan
perang
Isu dalam politik dan kebijakan dlm kesehatan dan
kebidanan
Secara umum politik mempunyai dua arti, yaitu politik dalam arti
kepentingan umum (politics) dan politik dalam arti kebijakan (policy).
Politik dalam arti politics adalah rangkaian asas/prinsip, keadaan, jalan,
cara atau alat yag akan digunakan untuk mencapai tujuan. Sedangkan
politik dalam arti policy adalah penggunaan pertimbangan tertentu yang
dapat menjamin terlaksananya usaha untuk mewujudkan keinginan atau
cita-cita yang dikehendaki
Politik Kesehatan

Politik kesehatan merupakan upaya pembangunan masyarakat dalam bidang


kesehatan. Bambra et al (2005) dan fahmi umar (2008) mengemukakan
mengapa kesehatan itu adalah politik, karena dalam bidang kesehatan
adanya disparitas derajat kesehatan masyarakat, dimana sebagian
menikmati kesehatan sebagian tidak. Oleh sebab itu, untuk memenuhi
equity atau keadilan harus diperjuangkan.
Kesehatan adalah bagian dari politik karena derajat kesehatan atau masalah
kesehatan ditentukan oleh kebijakan yang dapat diarahkan atau mengikuti
kehendak (amenable) terhadap intervensi kebijakan politik. Kesehatan
bagian dari politik karena kesehatan adalah hak asasi manusia
Hubungan politik dan kesehatan

Politik kesehatan adalah kebijakan negara di bidang kesehatan. Yakni kebijakan


publik yang didasari oleh hak yang paling fundamental, yaitu sehat
merupakan hak warga negara. Sehingga dalam pengambilan keputusan
politik khususnya kesehatan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat
sebaliknya politik juga dipengaruhi oleh kesehatan dimana jika derajat
kesehatan masyarakat meningkat maka akan berpengaruh pada
kesejahteraan masyarakat.
Masalah politik dan kesehatan
Politik kesehatan merupakan upaya pembangunan masyarakat dalam bidang kesehatan. Masalah politik dalam
kesehatan adalah sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan dalam upaya pembangunan di bidang
kesehatan. Saat ini, apa yang dipikirkan oleh ahli kesehatan masyarakat sangat berbeda dengan apa yang
dipikirkan oleh para pemimpin politik dalam melihat pembangunan.
Para ahli kesehatan masyarakat selalu memandang kesehatan adalah utama dan satu satunya cara dalam
mencapai kesejahteraan, kesehatan ibu dan anak adalah prioritas, ketimpangan kaya dan miskin adalah
sumber masalah kesehatan. kebijakan dan politik kesehatan harus berbasis bukti dan pendekatan
pencegahan penyakit adalah yang utama. Sayangnya para pemimpin politik, tidak memandang sama
dalam melihat persoalan pembangunan kesehatan, keputusan-keputusan politik lebih didasari kepada hasil
survey popularitas dan prioritas pembangunan lebih kepada yang terlihat cepat di mata konstituen.
perbedaan masalah ini berakar dari para ahli kesehatan masyarakat yang enggan untuk memahami
masalah politik pembangunan, terutama pembangunan dalam bidang kesehatan. Sehingga tidak dapat
dipungkiri bahwa masalah kesehatan adalah masalah politik.
Masalah politik dan kesehatan
Masalah kesehatan bukan lagi hanya berkaitan erat dengan tehnis medis, tetapi sudah lebih jauh
memasuki area-area yang bersifat social, ekonomi dan politik karena masalah kesehatan
merupakan masalah politik maka untuk memecahkannya diperlukan komitmen politik.
Namun, untuk memecahkan masalah tersebut ternyata tidaklah semudah membalikkan
telapak tangan. Disini aktor politik kesehatan belum mampu meyakinkan bahwa kesehatan
adalah investasi, sector produktif dan bukan sector konsumtif. Praktisi kesehatan juga belum
mampu memperlihatkan secara jelas di dalam mempengaruhi para pemegang kebijakan
tentang manfaat investasi bidang kesehatan yang dapatmenunjang pembangunan bangsa.
Masalah politik dan kesehatan
Tidak ada batasan yang jelas siapa aktor politik kesehatan yang sesungguhnya, namun dapat
dikatakan bahwa aktor politik kesehatan adalah orang, lembaga atau profesi yang berjuang
untuk mewujudkan rakyat yang sehatdan sejahtera. Akan tetapi karena masalah politik adalah
masalah kesehatan, maka tentu saja tidak perlu semua aktor politik adalah orang kesehatan
atau orang dengan latar belakang kesehatan akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana
para aktor politik mempunyai wawasan kesehatan.
Isu dalam pendidikan kebidanan

Pendidikan Kebidanan terdiri atas:


a. Pendidikan akademik;
b. Pendidikan vokasi; dan
c. Pendidikan profesi.
Isu dalam pendidikan kebidanan

Pendidikan akademik terdiri atas:


a. Program sarJana;
b. Program magister; dan
c. Program doktor.
Lulusan pendidikan akademik dapat melanjutkan program pendidikan
profesi.
Pendidikan bidan di Indonesia
Pendidikan vokasi merupakan program diploma tiga kebidanan. Lulusan pendidikan
vokasi yang akan menjadi Bidan lulusan pendidikan profesi harus melanjutkan
program pendidikan setara sarjana ditambah pendidikan profesi.
Pendidikan profesi merupakan program lanjutan dari program pendidikan setara
sarjana atau program sarjana.
Bidan lulusan pendidikan diploma tiga hanya dapat melakukan Praktik Kebidanan di
Fasilitas pelayanan Kesehatan.
Bidan lulusan pendidikan profesi dapat melakukan Praktik Kebidanan di Tempat
Praktik Mandiri Bidan dan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
Daftar Ketrampilan
Daftar keterampilan dibedakan:
1. Sampai dengan tahun 2026
Keterampilan yang dimiliki oleh Bidan dan ahli madya kebidanan, dalam beberapa
keterampilan klinis yang fisiologis sama, sehingga lulusan profesi bidan maupun ahli
madya kebidanan dapat melaksanakan Praktik Kebidanan esensial secara mandiri di
Tempat Praktik Mandiri Bidan terhitung sebelum Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019
tentang Kebidanan diundangkan sampai dengan 7 (tujuh) tahun setelah Undang-Undang
tersebut diundangkan.
2. Setelah tahun 2026
Keterampilan yang harus dimiliki oleh Bidan dan ahli madya kebidanan dibedakan
sehingga praktik Kebidanan secara mandiri hanya dapat dilakukan oleh lulusan
pendidikan profesi Bidan di Tempat Praktik Mandiri Bidan terhitung 7 (tujuh) tahun setelah
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan diundangkan.
Pada saat UU mulai berlaku, setiap orang yang
Penerapan UU Kebidanan sedang mengikuti pendidikan Kebidanan
diploma empat dapat berpraktik sebagai
01 Bidan lulusan diploma empat di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan setelah lulus pendidikan
kecuali praktik mandiri Bidan.

Bidan lulusan pendidikan diploma empat sebelum

02
UU mulai berlaku dapat berpraktik di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan kecuali praktik
mandiri Bidan.

Bidan lulusan pendidikan Kebidanan di


bawah diploma tiga Kebidanan yang
telah melakukan Praktik Kebidanan
03 sebelum UU diundangkan masih tetap
dapat melakukan Praktik Kebidanan
untuk jangka waktu paling lama Bulan
Oktober Tahun 2O2O.
Bidan lulusan pendidikan diploma
Penerapan UU Kebidanan tiga dan Bidan lulusan
04 pendidikan diploma empat
yang telah melaksanakan
Praktik Kebidanan secara
mandiri di Tempat Praktik
Mandiri Bidan sebelum UU
diundangkan, dapat
melaksanakan Praktik
Kebidanan secara mandiri di
Tempat Mandiri Bidan untuk
jangka praktik waktu paling
lama 7 (tujuh) tahun setelah
UU diundangkan.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai