Anda di halaman 1dari 37

PERAN GENDER DALAM KESEHATAN REPRODUKSI

BY MEIRNA EKA FITRIASNANI,SST,M.Keb


Definisi Gender

pandangan masyarakat tentang


perbedaan peran, fungsi dan
tanggung jawab antara
Gender perempuan dan atau laki–laki
yang merupakan hasil konstruksi
sosial budaya dan dapat
berubah dan atau diubah sesuai
dengan perkembangan zaman
Peran Gender
• Peran gender adalah peran sosial yang tidak ditentukan
oleh perbedaan kelamin seperti halnya peran kodrati.
• Oleh karena itu, pembagian peranan antara pria dengan
wanita dapat berbeda di antara satu masyarakat dengan
masyarakat yang lainnya sesuai dengan lingkungan
Beberapa status dan peran yang dianggap
pantas oleh masyarakat untuk pria dan wanita
Perempuan Laki-Laki ● kepala keluarga/
● ibu rumah rumah tangga
tangga ● pewaris
● bukan pewaris ● tenaga kerja publik
(pencari nafkah)
● tenaga kerja
domestik (urusan ● pilot
rumah tangga)
● pencangkul
● pramugari lahan
Jenis – Jenis Peran Gender

• peran yang dilakukan oleh seseorang, menyangkut pekerjaan yang


menghasilkan barang dan jasa, baik untuk dikonsumsi maupun untuk
diperdagangkan
Peran
Produktif • Peran ini sering pula disebut dengan peran di sektor publik

• peran yang dijalankan oleh seseorang untuk kegiatan yang berkaitan


dengan pemeliharaan sumber daya manusia dan pekerjaan urusan
rumah tangga, seperti mengasuh anak, memasak, mencuci pakaian,
Peran menyetrika, membersihkan rumah, dan lain-lain
Reproduktif • Peran reproduktif ini disebut juga peran di sektor domestik

• peran yang dilaksanakan oleh seseorang untuk berpartisipasi


di dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti gotong-
Peran royong dalam menyelesaikan beragam pekerjaan yang
Sosial menyangkut kepentingan bersama
Definisi Seksualitas
• Seksualitas/jenis kelamin adalah karakteristik biologis-
anatomis (khususnya system reproduksi dan
hormonal) diikuti dengan karakteristik fisiologis tubuh
yang menentukan seseorang adalah laki-laki atau
perempuan
• Seksualitas/Jenis Kelamin (seks) adalah perbedaan
fisik biologis yang mudah dilihat melalui ciri fisik primer
dan secara sekunder yang ada pada kaum laki-laki
dan perempuan
Area Seksualitas

Sensualitas Intimasi Identitas Life Cycle Exploitation


Area Seksualitas

Sensualitas Intimasi

• Kenikmatan yang merupakan • Ikatan emosional atau


bentuk interaksi antara kedekatan dalam relasi
pikiran dan tubuh interpersonal
• Umumnya sensualitas • Biasanya mengandung
melibatkan panca indera unsur-unsur: kepercayaan,
(aroma, rasa,penglihatan, keterbukaan diri, kelekatan
pendengaran, sentuhan) dan dengan orang lain,
otak (organ yang paling kuat kehangatan, kedekatan fisik,
terkait dengan seks dalam dan saling menhargai
fungsi fantasi, antisipasi,
memory, dan pengalaman)
Area Seksualitas
Lifecycle (Lingkaran
Identitas Kehidupan) Exploitation
• Peran jenis kelamin • Aspek biologis dari • Unsur kontrol dan
yang mengandung seksualitas yang manipulasi terhadap
persan-pesan gender terkait dengan seksualitas, seperti:
perempuan dan laki- anatomi dan fisiologi kekersan seksual,
laki serta mitos-mitos organ seksual pornografi,
(feminimitas dan pemerkosaan, dan
maskulinitas) serta pelecehan seksual
orientasi seksual
• Hal ini juga
menyangkut
bagaimana seseorang
menghayati peran
jenis kelamin, hingga
ia mampu menerima
diri dan
mengembangkan diri
sesuai dengan peran
jenis kelaminnya.
PERBEDAAN GENDER DAN SEKSUALITAS

Karakteristik Gender Seks

Sumber Manusia Tuhan


pembeda (masyarakat)

Visi, Misi Kebiasaan Kesetaraan


PERBEDAAN GENDER DAN SEKSUALITAS

Karakteristik Gender Seks


Unsur Kebudayaan Biologis (alat
pembeda (tingkah laku) reproduksi)
Sifat Harkat, Kodrat,
martabat dapat tertentu tidak
dipertukarkan dapat
dipertukarkan
PERBEDAAN GENDER DAN SEKSUALITAS

Karakteristik Gender Seks


Dampak Terciptanya norma- Terciptanya nilai-nilai
norma/ketentuan tentang : kesempurnaan,
“pantas” atau “tidak pantas” kenikmatan,
laki-laki pantas menjadi kedamaian dll.
pemimpin, perempuan Sehingga
“pantas’ dipimpin dll. Sering menguntungkan kedua
merugikan salah satu pihak, belah pihak.
kebetulan adalah perempuan
PERBEDAAN GENDER DAN SEKSUALITAS

Karakteristik Gender Seks


Ke-berlaku-an Dapat berubah, Sepanjang masa
musiman dan dimana saja,
berbeda anra tidak mengenal
kelas pembedaan
kelas.
Menurut Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perbedaan
antara Gender dan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Gender
Tidak dapat berubah, Dapat berubah, contohnya
contohnya alat kelamin laki- peran dalam kegiatan sehari-
laki dan perempuan hari, seperti banyak perempuan
menjadi juru masak jika
dirumah, tetapi jika di restoran
juru masak lebih banyak laki-
laki.
Menurut Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perbedaan
antara Gender dan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Gender


Tidak dapat dipertukarkan, Dapat dipertukarkan
contohnya jakun pada
laki-laki dan payudara
pada perempuan
Menurut Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perbedaan
antara Gender dan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Gender
Berlaku sepanjang masa, Tergantung budaya dan
contohnya status sebagai laki- kebiasaan, contohnya di jawa
laki atau perempuan pada jaman penjajahan belanda
kaum perempuan tidak
memperoleh hak
pendidikan.Setelah Indo
merdeka perempuan
mempunyai kebebasan
mengikuti pendidikan
Menurut Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perbedaan
antara Gender dan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Gender
Berlaku dimana saja, Tergantung budaya setempat,
contohnya di rumah, dikantor contohnya pembatasan
dan dimanapun berada, kesempatan di bidang
seorang laki-laki/perempuan pekerjaan terhadap perempuan
tetap laki-laki dan perempuan dikarenakan budaya setempat
antara lain diutamakan untuk
menjadi perawat, guru TK,
pengasuh anak
Menurut Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perbedaan
antara Gender dan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Gender


Merupakan kodrat Tuhan, Bukan merupakan budaya
contohnya laki-laki setempat, contohnya
mempunyai cirri-ciri pengaturan jumlah anak
utama yang berbeda dalam satu keluarga
dengan cirri-ciri utama
perempuan yaitu jakun.
Menurut Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perbedaan
antara Gender dan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Gender


Ciptaan Tuhan, contohnya Buatan manusia,
perempuan bisa haid, contohnya laki-laki dan
hamil, melahirkan dan perempuan berhak
menyusui sedang laki-laki menjadi calon ketua RT,
tidak. RW, dan kepala desa
bahkan presiden.
Budaya yang Mempengaruhi Gender
• Sebagian besar masyarakat banyak dianut
kepercayaan yang salah tentang apa arti menjadi
seorang wanita, dengan akibat yang berbahaya bagi
kesehatan wanita
• Setiap masyarakat mengharapkan wanita dan pria
untuk berpikir, berperasaan dan bertindak dengan
pola-pola tertentu dengan alasan hanya karena
mereka dilahirkan sebagai wanita/pria
• wanita diharapkan untuk menyiapkan masakan,
membawa air dan kayu bakar, merawat anak-anak
dan suami. Sedangkan pria bertugas memberikan
kesejahteraan bagi keluarga di masa tua serta
melindungi keluarga dari ancaman
Budaya yang Mempengaruhi Gender
• Gender dan kegiatan yang dihubungkan dengan jenis
kelamin tersebut, semuanya adalah hasil rekayasa
masyarakat. Beberapa kegiatan seperti menyiapkan
makanan dan merawat anak adalah dianggap sebagai
“kegiatan wanita”
• Kegiatan lain tidak sama dari satu daerah ke daerah
lain diseluruh dunia, tergantung pada kebiasaan,
hukum dan agama yang dianut oleh masyarakat
tersebut
• Peran jenis kelamin bahkan bisa tidak sama didalam
suatu masyarakat, tergantung pada tingkat
pendidikan, suku dan umurnya
Budaya yang Mempengaruhi Gender

• Peran gender diajarkan secara turun temurun dari orang


tua ke anaknya. Sejak anak berusia muda, orang tua
telah memberlakukan anak perempuan dan laki-laki
berbeda, meskipun kadang tanpa mereka sadari
Bentuk-Bentuk Ketidakadilan Gender

Marginalisasi

Beban Ganda
(Double Subordinasi
Dourden)

Kekerasan Pandangan
(Violence) Stereotype
Marginalisasi (Peminggiran)
• Marginalisasi perempuan sebagai salah satu bentuk
ketidakadilan gender
• Banyak pekerja perempuan tersingkir dan menjadi
miskin akibat dari program pembangunan seperti
internsifikasi pertanian yang hanya memfokuskan petani
laki-laki
• Pemupukan dan pengendalian hama dengan teknologi
baru laki-laki yang mengerjakan, pemotongan padi
dengan peralatan sabit, mesin diasumsikan hanya laki-
laki yang dapat mengerjakan, menggantikan tangan
perempuan dengan alat panen ani-ani, usaha konveksi,
pembantu rumah tangga menyerap lebih banyak
perempuan dari pada laki-laki
Subordinasi (Penomorduaan)
• Keyakinan bahwa salah satu jenis kelamin dianggap
lebih penting atau lebih utama dibanding jenis kelamin
lainnya
• Pandangan yang menempatkan kedudukan dan peran
perempuan lebih rendah dari laki -laki
Pandangan Stereotype (Citra Baku)
• Citra baku tentang individu atau kelompok yang tidak
sesuai dengan kenyataan empiris yang ada
• Stereotip merupakan pelabelan/penandaan terhadap
kelompok tertentu dan biasanya pelabelan ini selalu
berakibat pada ketidakadilan, sehingga dinamakan
pelabelan negative
• Hal ini disebabkan pelabelan yang sudah melekat
pada laki-laki misalnya manusia yang kuat, rasional,
jantan, perkasa. Sedangkan perempuan adalah
mahkluk yang lembut, cantik dan keibuan
• Wanita-sumur-dapur-kasur, Wanita macak-masak-
manak, laki-laki tlang punggung keluarga, kehebatan
pada kemampuan seksualnya, Laki-laki mata
keranjang, janda mudah dirayu
Kekerasan (Violence)
• Kekerasan adalah suatu
serangan terhadap fisik
maupun integritas mental
psikologi seseorang
• Kekerasan terhadap
perempuan merupakan
kekerasan yang disebabkan
adanya keyakinan gender
• Kekerasan terhadap
perempuan meliputi kekerasan
fisik : perkosaan, pemukulan,
dan penyiksaan. Non fisik :
pelecehan seksual, ancaman,
dan paksaan
Beban Ganda (Double Dourden)

• Beban ganda yang harus dilakukan oleh salah satu


jenis kalamin tertentu secara berlebihan
• Berbagai observasi, menunjukkan perempuan
mengerjakan hampir 90% dari pekerjaan dalam rumah
tangga
• Sehingga bagi mereka yang bekerja, selain bekerja di
tempat kerja juga masih harus mengerjakan pekerjaan
rumah tangga
Isu Gender dalam Kesehatan Reproduksi

Isu Gender di
Masa Tua

Isu Gender di
Masa Dewasa

Isu Gender di
Masa Remaja

Isu Gender
pada Anak
Perempuan

Isu Gender
di Masa
Kanak-
Kanak
Kesehatan Reproduksi Peka Gender

Memberikan pelayanan berkualitas yang


berorientasi kepada kebutuhan klien, tanpa
adanya perbedaan perlakuan, baik karena
jenis kelamin maupun status sosialnya

Memberikan pelayanan kesehatan dengan


memperhatikan kebutuhan yang berbeda
antara laki-laki dan perempuan akibat
kodrat masing-masing

Memahami sikap laki-laki dan perempuan


dalam menghadapi suatu penyakit dan
sikap masyarakat terhadap perempuan
dan laki-laki yg sakit
Kesehatan Reproduksi Peka Gender

Memahami perbedaan
perjalanan penyakit pada laki-
laki dan perempuan

Menyesuaikan pelayanan
agar hambatan yg dihadapi
oleh laki-laki dan perempuan
sebagai akibat adanya
perbedaan tersebut diatas
dapat diatasi
Pengarusutamaan Gender (Gender Mainstraiming)

• Strategi yang dilakukan secara rasional dan sistimatis


untuk mencapai dan mewujudkan kesetaraan dan
keadilan gender dalam sejumlah aspek kehidupan
manusia (rumah tangga, masyarakat dan negara),
melalui kebijakan dan program yang memperhatikan
pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan
perempuan dan laki-laki ke dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh
kebijakan dan program diberbagai bidang kehidupan
dan pembangunan
Pengarusutamaan Gender (Gender Mainstraiming)

• Tujuan pengarusutamaan gender adalah memastikan


apakah perempuan dan laki-laki memperoleh akses
yang sama kepada sumber daya pembangunan.
Dapat berpartisipasi yang sama dalam semua proses
pembangunan, termasuk proses pengambilan
keputusan. Mempunyai kontrol yang sama atas
sumber daya pembangunan, dan memperoleh
manfaat yang sama dari hasil pembangunan
Organisasi
pemerintah

Sasaran
Organisasi Organisasi
Keagamaan Pengarusutamaan Swasta
Gender

Organisasi
Profesi
Prinsip
Pengarusutamaan
Gender

Pluralistic, yaitu
dengan menerima
keragaman budaya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai