Ketika mendengar gender kata yang paling pertama terbersit dalam pikiran adalah kesetaraan
gender. Sesungguhnya gender itu bukan hanya masalah kesetaraan, tetapi lebih kepada peran
dan tugas yang harus di lakukan dan dikerjakan oleh laki-laki dan perempuan. Setara atau
tidaknya gender itu sendiri tergantung dari sistem dan struktur sosial suatu masyarakat yang
mempengaruhinya. Agar lebih jelas dan tidak salah paham tentang jender, dalam tulisan ini
Istilah gender diperkenalkan oleh para ilmuan sosial untuk menjelaskan perbedaan
perempuan dan laki-laki yang bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan dan yang bersifat
bentukan budaya yang dipelajari dan disosialisasikan sejak kecil hinga meninggal dunia.
Pembedaan ini sangat penting, karena selama ini sering sekali mencampur adukan ciri-ciri
manusia yang bersifat kodrati dan yang bersifat bukan kodrati (gender). Gender tidak bersifat
kodrati dari Tuhan, karena gender terbentuk setelah seseorang lahir dan dipengaruhi oleh
kehidupan sosial tempat tinggalnya. Jadi jender adalah pembagian peran, kedudukan, dan
tugas antara laki-laki dan perempuan ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat
perempuan dan laki-laki yang dianggap pantas sesuai dengan norma-norma, adat istiadat,
Jadi sistem dalam kehidupan suatu masyarakat akan mempengaruhi struktur dalam kehidupan
manusia yang berpengaruh terhadap gender laki-laki dan perempuan yang hidup dalam
1. Sebagian besar masyarakat banyak dianut kepercayaan yang salah tentang apa arti
menjadi seorang wanita, dengan akibat yang berbahaya bagi kesehatan wanita.
2. Setiap masyarakat mengharapkan wanita dan pria untuk berpikir, berperasaan dan
bertindak dengan pola-pola tertentu dengan alas an hanya karena mereka dilahirkan
membawa air dan kayu bakar, merawat anak-anak dan suami. Sedangkan pria bertugas
memberikan kesejahteraan bagi keluarga di masa tua serta melindungi keluarga dari
ancaman.
3. Gender dan kegiatan yang dihubungkan dengan jenis kelamin tersebut, semuanya
adalah hasil rekayasa masyarakat. Beberapa kegiatan seperti menyiapkan makanan dan
4. Kegiatan lain tidak sama dari satu daerah ke daerah lain diseluruh dunia, tergantung
pada kebiasaan, hokum dan agama yang dianut oleh masyarakat tersebut.
5. Peran jenis kelamin bahkan bisa tidak sama didalam suatu masyarakat, tergantung pada
tingkat pendidikan, suku dan umurnya, contohnya : di dalam suatu masyarakat, wanita
dari suku tertentu biasanya bekerja menjadi pembantu rumah tangga, sedang wanita
lain mempunyai pilihan yang lebih luas tentang pekerjaan yang bisa mereka pegang.
6. Peran gender diajarkan secara turun temurun dari orang tua ke anaknya. Sejak anak
berusia muda, orang tua telah memberlakukan anak perempuan dan laki-laki berbeda,