Anda di halaman 1dari 44

WAWASAN

NUSANTARA

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


2006
KOMPETENSI
01/18/20

SETELAH MENGIKUTI TOPIK INI PESERTA DIDIK DIHARAPKAN


MAMPU:

MENGIMPLEMENTASIKAN PENGETAHUAN TENTANG


KONSEPSI WAWASAN NUSANTARA DAN MEMILIKI POLA
PIKIR, POLA SIKAP, DAN POLA PERILAKU YANG
TERCERMIN DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT,
BERBANGSA DAN BERNEGARA.
PENDAHULUAN

• Tiap-tiap negara memiliki wawasan nasional.


• Wawasan Nusantara adalah wawasan nasional
Indonesia.
• Wawasan nasional Indonesia dibentuk dan
dijiwai:
a. Paham kekuasaan berlandaskan Pancasila
(Kemerdekaan & Kedamaian, non
ekspansional dan non involusi teritori).
b. Geopolitik Indonesia berlandaskan
pemikiran kewilayahan (Archipelagio State,
negara kepulauan) dan kehidupan bangsa
(bersifat majemuk).
• Tujuan :
nasionalisme yang
kuat demi lestarinya
Indonesia.
 Fungsi :
• Kedudukan : pedoman, motivasi dan
landasan visional rambu-rambu penentuan
bangsa. kebijakan nasional.
POKOK BAHASAN
WAWASAN NUSANTARA

SUB POKOK BAHASAN (6.2):

KONSEP
WAWASAN NUSANTARA
WAWASAN NUSANTARA

Adalah Wawasan nasional yang bersumber


pada Pancasila dan berdasar UUD 1945, yaitu
cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa serta wilayah dalam
menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara untuk mencapai
tujuan nasional.
SKEMA WAWASAN
NUSANTARA
Tujuan ke dalam:
Mewujudkan kesatuan
segenap aspek kehidupan
Sejarah alamiah:
Perjuangan Bangsa Trigatra:
Geografi, Sumber daya alam,
Penduduk
Tujuan Cita-cita
Aspirasi Bangsa Wawasan
Sosial: Pancagatra Nasional nasional
Nusantar
a Ipoleksosbudhankam

Lingkungan
Tujuan Keluar:
Geopolitik Ikut serta mewujudkan
Geostrategi kebaha-giaan, ketertiban
perdamaian seluruh umat
manusia
LANDASAN
WAWASAN NUSANTARA

• Landasan Idiil Wawasan Nusantara :


PANCASILA.

• Landasan Konstitusional Wawasan


Nusantara:
UUD 1945 (dan Perubahannya).
HAKIKAT
WAWASAN NUSANTARA

• KEUTUHAN NUSANTARA

• CARA PANDANG YANG SELALU UTUH MENYELURUH


DEMI KEPENTINGAN NASIONAL
GAMBAR 2

DEMI KEPENTINGAN NASIONAL, SEMUA


WARGANEGARA BERHAK MENYALURKAN
ASPIRASINYA, MESKI HARUS BABAK BELUR
SUMPAH PALAPA
PATIH GADJAH MADA

HAKIKAT WASANTARA SALAHSATUNYA ADALAH KEUTUHAN


NUSANTARA
UNSUR-UNSUR DASAR
WAWASAN
NUSANTARA
A. UNSUR WADAH (CONTOUR)
a. Wilayah dan letak geografis : b. Tata pemerintahan, tata
organisasi kenegaraan dan
kelengkapannya :
- Terakhir sesuai dasar hukum: • Berdasarkan UUD 1945 dan
Pengumuman Pemerintah RI Perubahan pada pasal-pasal
Tahun 1969, UU No 1 Tahun yang mengatur sistem
1973, UU No 17 Tahun 1985 pemerintahan, baik pusat
dan UU No 6 Tahun 1999. maupun daerah.

- Indonesia belum memiliki UU • Dilengkapi dengan berbagai


tentang Batas Wilayah UU yang mendukung seperti
Negara, dan sedang dalam UU tentang Pemilu,
proses perumusan oleh Pemerintahan Daerah, dan
lembaga Eksekutif dan seterusnya.
Legislatif.
PETA WILAYAH N.K.R.I
STATUS 17 FEBRUARI 1969 - SEKARANG
DASAR HUKUM : TAP MPR NO. V/1999 TANGGAL.19 OKTOBER 1999

U
Km

0 250 500

DARATAN
NUSANTARA
PERAIRAN
NUSANTARA
LAUTAN TERITORIAL
LAUT ZONA EKONOMI
EKSKLUSI F 200 MIL

SOMIARNO, 2005
B. UNSUR ISI (CONTENT)

a. Menuju cita-cita dan b. Keterpaduan semua aspek


tujuan nasional: kehidupan nasional:
nasional

 Melindungi segenap bangsa  Aspek Trigatra: Geografi,


Indonesia dan seluruh Kependudukan, Kekayaan
tumpah darah Indonesia. Alam.

 Memajukan kesejahteraan  Aspek Pancagatra: Ideologi,


umum, mencerdaskan Politik, Ekonomi, Sosial
kehidupan bangsa. budaya, Pertahanan
Keamanan.
 Ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang
berdasarkan perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
C. UNSUR TATA LAKU (CONDUCT)

a. Tata laku Batiniah:

Kesadaran masyarakat untuk berbangsa


dan bernegara Indonesia.

b. Tata laku Lahiriah:

Kemanunggalan karya dan tindakan


melalui perencanaan pelaksanaan
pengawasan dan pengendalian
Pembangunan. Back
POKOK BAHASAN
WAWASAN NUSANTARA

SUB POKOK BAHASAN (6.3):

WILAYAH NEGARA KESATUAN


REPUBLIK INDONESIA
WAWASAN NUSANTARA & HUKUM KEWILAYAHAN

Wilayah
Udara Ruang Udara Bebas
Nasional

(KEDAULATAN) (YURISDIKSI)

Zona Landas
Laut Teritorial Tambahan ZEE Kontinen

12 MIL 24 Mil 200 Mil 350 Mil

Teritorial
Darat
SOMIARNO, 2005
PETA ALUR LAUT
KEPULAUAN INDONESIA
U

0 250 500

Km

SOMIARNO, 2005
RUANG ANTARIKSA
( WILAYAH KEPENTINGAN )

RUANG UDARA
RUANG WILAYAH KEDAULATAN RUANG
LAUT LAUT UDARA
UDARA
TERITORIAL
BEBAS TERITORIAL BEBAS

E ZT
DARATAN
ZE DARATAN
12

MN
NM

12
M
N
24

24
NM

M
N
20

0
20
0
N
M

SOMIARNO, 2005
HUKUM UDARA
DEKLARASI BOGOTA 1976
12,82%

33.979,07KM
GSO Indonesia
+ 35.871KM

AA
Ket: 5.140KM
A = Ruang Udara Nasional Indonesia E Y D C B BUMI Y
B = Ruang Udara Bebas/ Negara lain
A,B,C, = Atmosfir Bumi
D, E = Ruang Angkasa (Bebas untuk
kemanusiaan dan milik bersama)
Y = Orbit Geostarioner (GSO)
Y
SOMIARNO, 2005
PETA
PETA WILAYAHKEDAULATAN
WILAYAH KEDAULATAN RIRI
STATUS17
STATUS 17AGUSTUS
AGUSTUS1945
1945 - - 13
13DESEMBER
DESEMBER1957
1957
DASARHUKUM
DASAR HUKUM: TZMKO
: TZMKO1939.
1939.NO.442
NO.442

U
U
KmKm

0 0 250250 500500

3 3MIL
MIL
PETA WILAYAH KEDAULATAN
RI 13 DESEMBER 1957 - 17 FEBRUARI 1969
STATUS
DASAR HUKUM : DEKLARASI JUANDA 1957, UU NO. 4 PRP 1960

U
Km

0 250 500

12 MIL

DARATAN
NUSANTARA
PERAIRAN
NUSANTARA

LAUTAN TERITORIAL
PETA WILAYAH KEDAULATAN
RISTATUS 17 FEBRUARI 1969 - 19 DESEMBER 1999
DASAR HUKUM : UU.NO.1 TH,1973; UU NO.17 TH 1985; UU NO.6/1996.
UNCLOS 1982

U
Km

0 250 500

DARATAN
NUSANTARA
PERAIRAN
NUSANTARA
LAUTAN TERITORIAL
LAUT ZONA EKONOMI
EKSKLUSI F 200 MIL
12 PULAU TERLUAR RAWAN DIKUASAI NEGARA JIRAN
12 PULAU TERLUAR
RAWAN DI KUASAI NEGARA TETANGGA

NO NAMA PULAU SPESIFIKASI NEGARA TETANGGA RAWAN

7 P. MARAMPIT Penduduk + 1436 jiwa Filipina Illegal Fishing


Kab. Talaud Luas : + 12 km² Belum ada sarana Effective Occupation
Sulawesi Utara
8 P. FANI Ada penduduk Palau Illegal Fishing
Kab. Raja Ampat Luas : + 9km² 220 km² dari Sorong Effective Occupation
Papua 35 jam pelayaran
9 P. FANILDO Tak ada penduduk Palau Illegal Fishing
Kab. Biak Numfar Luas : + 9 km² 280 km dari Kabupaten Effective Occupation
Papua
10 P. BRAS Penduduk + 50 jiwa Republik Palau Illegal Fishing
Kab. Biak Numfor Luas : + 3.375 km Jarak dari Kab 280 km Effective Occupation
Papua dari P. Supriori 240 km
11 P. DANA Tak Ada Penduduk Australia Illegal Fishing
Kab. Kupang Dari P. Rote 4 km Pintu masuk ALKI III Effective Occupation
Nusa Tenggara Timur Dari Kupang 120 km
12 P. BATEK Tak ada Penduduk Timor Leste Illegal Fishing
Kab. Kupang Luas : + 25 ha Sebelah Utara ALKI III Effective Occupation
Nusa Tenggara Timur Tempat Penyu bertelur
Migrasi Lumba-lumba

Back
POKOK BAHASAN
WAWASAN NUSANTARA

SUB POKOK BAHASAN (6.4):

ASAS DAN CARA PANDANG


WAWASAN NUSANTARA
ASAS
WAWASAN
NUSANTARA
• KEPENTINGAN YANG SAMA
• KEADILAN
• KEJUJURAN
• SETIA KAWAN / SOLIDARITAS
• KERJASAMA / KOORDINASI
• SETIA PADA NEGARA
ARAH PANDANG
WAWASAN NUSANTARA
• Ke dalam : mewujudkan kesatuan
dan persatuan baik aspek-aspek alamiah maupun aspek-
aspek sosial.

• Ke luar : menjamin
kepentingan nasional Indonesia dalam dunia
Internasional.

Back
POKOK BAHASAN
WAWASAN NUSANTARA

SUB POKOK BAHASAN (6.5):

IMPLEMENTASI
WAWASAN NUSANTARA
DALAM OTONOMI DAERAH
WAWASAN NUSANTARA
DAN
OTONOMI DAERAH
UU No.32/2004 Tentang Sistem Pemerintahan
Daerah
 Istilah tingkatan daerah otonom lebih bersifat netral
yakni: Provinsi, Kabupaten, Kota dimana daerah
Provinsi tidak mempunyai hubungan komando
dengan daerah Kabupaten dan Kota.
 Terdapat keterpisahan secara tegas antara badan
eksekutif dengan badan legislatif daerah ( DPRD )
dimana DPRD juga melakukan fungsi kontrol.
 Pemerintahan di tingkat Provinsi hampir tidak
berubah.
 Pemerintahan Kabupaten dan Kota, Bupati dan
Walikota adalah sebagai Kepala Daerah Otonom saja.
PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA
PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
UU No. 35 / 2004

PEMERINTAH PROVINSI KAB/ KOTA


Pajak
Bumi Pajak Bumi dan Pajak Bumi Hak Pemerintah
Bangunan Bangunan 10% Bangunan 90% atas PBB dan
Perrolehan hak Perolehan hak perolehan Hak
atas tanah & atas Tanak atas atas Tanah
Bangunan 20% tanah & Bangunan oleh
Bangunan 80% Pemerintah Pusat
dibangikan
kepada Kab/ Kota

SOMIARNO, 2005
LANJUTAN:
PEMERINTAH PROVISI KAB/ KOTA
Kehutanan iuran Kehutanan iuran Kehutanan iuran HPH
HPH 20% HPH 16% 64%
Provisi Hasil H 20% Provisi Hasil H 16% Provisi Hasil H 32%

Untuk kab/kota lain


Kehutanan dalam Provinsi
32%
Pertambang Pertambangan Pertambangan Pertambangan Umum
-an umum & Umum Umum Land Rent 64%
Land rent 20% Land Rent 16% Explor & Exploi
Perikanan
Explor & Exploi Explor & Exploi 32%
20% 16%
Perikanan Pungutan Perikanan Pungutan Perikanan Jatah
Pengusahaan & Hasil Pengusahaan & daerah dibagikan
Perikanan Hasil Perikanan merata pada setiap
Kab/ kota
LANJUTA
N:
PEMERINTAH PROVINSI KAB/ KOTA
Minyak Bumi 85 % Minyak Bumi Minyak Bumi 6%
3% Untuk kab/ kota
lain dalam Provinsi
TAMBANG 6%
MINYAK &
GAS
ALAM
Gas alam 70% Gas alam 6% Gas alam 12%
Untuk kab/ kota
lain dalam Provinsi
12%

Back
POKOK BAHASAN
WAWASAN NUSANTARA

SUB POKOK BAHASAN (6.6):

TANTANGAN DAN INDIKATOR


KEBERHASILAN
WAWASAN NUSANTARA
TANTANGAN
IMPLEMENTASI
• Pemberdayaan Masyarakat :
Pembangunan yang kurang adil dan merata
dapat mengubah pola pikir, sikap dan tindakan
sebagai warganegara yang bertentangan
dengan Wawasan Nusantara.
• Dunia Tanpa Batas :
Perkembangan masyarakat global yang dapat
mengikis bahkan menghancurkan nasionalisme.
• Era Baru Kapitalisme :
Kekuatan ekonomi Internasional dengan
berbagai efek variasinya (budaya, politik) dapat
melemahkan kekuatan nasional dan mengubah
persepsi masyarakat.
KEBERHASILAN
WAWASAN NUSANTARA

• Wawasan Nusantara berhasil jika mendasari


cara berpikir, bersikap dan bertindak dalam
rangka menghadapi, menyikapi dan
menangani permasalahan kehidupan
nasional yang berorientasi pada
kepentingan rakyat dan keutuhan tanah air.
• Setiap warga negara Indonesia perlu:
- menyadari hak dan kewajibannya sebagai
warga negara.
- mengerti, memahami, menghayati dan
mengimplementasi Wawasan Nusantara.
GAMBAR 3

SAAT BENCANA, KONSEP WAWASAN NUSANTARA TIDAK


MENGENAL DIKHOTOMI SIPIL ATAU MILITER UNTUK
TERJUN BERSAMA DI LAPANGAN
BERDISKUSI DAN MENGHAYATI
MAKNA WAWASAN NUSANTARA
SEBAGAI LANDASAN VISIONAL
BANGSA
MELALUI CONTOH PERISTIWA

PEMBANGUNAN DISAMPING MENUMBUHKAN


KESEJAHTERAAN, JUGA BANJIR !!
GAMBAR : 4
REFERENSI
:
• UUD 1945 dan Perubahannya.
• Tiga Undang-Undang Dasar (UUD 1945, UUD RIS 1950,
UUDS RI 1950).
• Kewiraan Tinjauan Strategis dalam Berbangsa dan
Bernegara, Dedi Karsono, PT Grasindo, Jakarta, 1999.
• Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia, Prof. Dr. Moh.
Mafud MD, Rineka Cipta, Jakarta, 2001.
• Pendidikan Kewarganegaraan, S. Sumarsono, dkk., Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2005.
• Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, Tim
Dosen UGM, Paradigma, Yogyakarta, 2002.
• Soemiarno, Slamet, Penataran Suscadoswar 2005,
Lemhanas, Jakarta
• FILM tentang Wawasan Nusantara dari DEPHANKAM.

Back

Anda mungkin juga menyukai