MATEMATIKA
REKAYAS
OLEH : NUR ASIYAH
Matematika rekayasa dapat
memecahkan masalah masalah yang
terkait dengan teknologi dan alam
yang timbul dari persoalan/ proses
ilmiah dalam pemodelan matematika
mengenai kehidupan nyata.
JURUSAN MATEMATIKA
F M I P A ITS
SURABAYA, 2 0 1 6
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Yang Maha Kuasa yang telah memberikan pertolongan
hingga buku Matematika Rekayasa dapat diselesaikan. Buku teks ini dimaksudkan untuk
membantu penyelenggaraan materi mata kuliah Matematika Rekayasa (Matrek) yang
merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa jurusan Teknik Mesin. Sejalan dengan
tujuan penyelenggaraan Pendidikan, kami menganggap perlu pembuatan buku ajar, agar
memotivasi mahasiswa untuk lebih tertarik mempelajari Matematika Rekayasa itu dengan
menunjukkan bahwa mata kuliah tersebut dapat memecahkan masalah masalah yang
terkait dengan teknologi dan alam yang timbul dari persoalan/ proses ilmiah dalam
pemodelan matematika mengenai kehidupan nyata. Dalam hal ini, setelah mengikuti
materi buku ini yang akan melanjutkan ke jenjang materi kuliah lebih tinggi tidak akan
mengalami banyak kesulitan.
Materi yang diberikan dalam buku teks ini cukup untuk satu semester di
semester tiga setelah memahami kalkulus 1 dan Kalkulus 2. Untuk itu, materi dalam buku
ini diberikan dengan cara sederhana dan contoh singkat, mengingat bahwa semua materi
harus diserap sendiri. Untuk itu diharapkan masiswa dengan tekun dan sungguh-sungguh
mengikuti buku ini dan aktif mengerjakan soal-soal.
Penyusun
i
Kompetensi Dasar
:
- Kemampuan memahami dan mengidentifikasi PD
- Kemampuan menyelesaikan PD tk 1
- Kemampuan menyelesaikan PD tk 2
- Kemampuan mengaplikasikan PD pada masalah nyata
Pada baba ini akan dipelajari Persamaan Diferensial Biasa yang memainkan peranan penting
sebagai bahasa didalam merumuskan dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang melibatkan ilmu
pengetahuan dan keteknikan. Dalam bab ini pembicaraan dimulai dengan pernyataan yang jelas dari
definisi prinsip dan teorema yang berkaitan dengan Persamaan Diferensial Tingkat Satu beserta ilustrasi
dan deskriptif lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan metode menyelesaikan PD tingkat dua.
Suatu Persamaan Diferensial adalah suatu persamaan yang menghasilkan fungsi yang tak
diketahui terhadap turunannya terhadap satu atau lebih peubah bebas Diklasifikasikan ada 2 jenis, yaitu
Persamaan Diferensial Biasa dan Persamaan Diferensial Parsial. Salah satu klasifikasi yang jelas adalah
dengan melihat apakah fungsi yang tak diketahui bergantung pada satu atau lebih . Bila hanya satu
disebut Persamaan Diferensial Biasa, dan jika fungsi yang tak diketahui bergantung pada lebih dari satu
variabel bebas disebut Persamaan Diferensial Parsial.
1. 0 Persamaan potensial
x 2 dy 2
2U x,t U x,t
2
2. Persamaan difusi atau induksi panas.
x2 t
1
A. Pengertian Persamaan Diferensial dan Definisi-Definisi.
Banyak masalah penting dalam teknik, ilmu fisika dan ilmu sosial ketika diformasi dalam bentuk
matematika memerlukan penelitian dari suatu fungsi yang memenuhi suatu permasalahan yang
mengandung satu atau lebih derifatif dari fungsi yang tidak diketahui. Persamaan semacam ini disebut
Persamaan Diferensial. Beberapa gambaran bagaimana terbentuknya suatu Persamaan Diferensial
diberikan dibawah ini :
a. Suatu kurva yang mempunyai koefisien arah (slope) garis singgungnya pada setiap titik (x,y) sama
dengan dua kali jumlah koordinat titik itu diberikan oleh
2x y
dy
dx
b. Persamaan diferensial dari berkas kurva parabola . Apabila didiferensialkan diperoleh
pers: . Parameter c dieliminasi dengan menggunakan persamaan berkas parabola
diatas diperoleh PD:
c. Faktor utama yang mempengaruhi mendinginnya suhu benda dengan suhu media sekelilingnya,
menurut hukum pendingin Newton.
Setelah memahami bagaimana terbentuknya suatu Persamaan Diferensial akan diberikan suatu definisi
dari Persamaan Diferensial.:
Definisi : Suatu Persamaan Diferensial adalah suatu persamaan yang memuat satu atau lebih
turunan dari fungsi yang tak diketahui..
2
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial (PUPD) :
Adalah penyelesaian Persamaan Diferensial yang mengandung konstanta sebarang yang banyaknya
sama dengan tingkat dari Persamaan Diferensial tersebut.
Contoh :
dy x 2
1. Selesaikan Persamaan Diferensial :
dx 1 3y 2
Penyelesaian dapat ditulis : 1 3y 2 dy x2 dx 0
1 3y dy x dx 0
2 2
1
PUPD : y y3 x3 c
3
2. x y 1dx y x 1dy 0
2 2
3
x2 y2
diubah menjadi dx dy 0 maka dengan mengintegralkan
x 1 y 1
1 1
x 1 x 1 dx y 1 y 1 dy 0
diperoleh x 1 y 1 2 ln x 1 y 1 C
2 2
Persamaan Diferensial tingkat satu dan derajat satu disebut Persamaan Diferensial Homogen,
Jika Persamaan Diferensial tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk :
dy
f y / x (2.1)
dx
Contoh :
dy
x2 y2
1 y / x 2
dx 2xy 2 ( y / x)
1 d 1 3V 2 dx C
3 1 3V
2
x
3
ln 1 3v2 x3 C maka
y2
PUPD : 1 3 2 x
C
x
4
y
2. e y / x dx dy 0
x
Penyelesaian :
Misalkan y vx
dx v
x
e dv C ,
y x2 y2
3. Selesaikan : y'
x
y
PUPD : arc sin ln Cx
x
y
arcsin
Atau Cxe x
Bentuk umumnya :
px dx
Cara mendapatkan Penyelesaian umumnya : Gandakan Persamaan Diferensial dengan e
Didapat :
dy px dx
y P(x) e Q(x) e
px dx px dx
e
dx
d Q(x) e px dx
y e
px dx
dx
5
PUPD : y e
px dx
Q(x) e
px dx
C
px dx
Dimana : e dinamakan faktor pengintegral dari Persamaan Diferensial.
Contoh :
Penyelesaian :
e
px dx
Faktor Pengintegral e
1
x dx
= eln x x
PUPD : y x 4x 2 x dx C
atau xy x4 C
dy
2. Selesaikan PD : Cos x y sin x 1
dx
Penyelesaian :
dy
Persamaan Diferensialnya dapat ditulis : y tg x sec x
dx
Faktor pengintegral e
pdx
e tg xdx elnsecx sec
x
y sec x sec x sec x dx atau
PUPD :
y sin x C cos x
Bentuk umumnya:
6
Contoh : Selesaikan Persamaan Diferensial :
1. y x 1 y y 3 x 3
Penyelesaian : Substitusi z y13 y 2
Faktor Pengintegral e:
2 x 1
dx
ln x
2
2
e x
PUPD : z x2 2x 3 x2 dx C x2 C
atau y 2 x4 cx 2
dy
2. y tg x y 3 sec x
dx
Buktikan PUPDnya : 2 1
y
C sec2 x 2tg xsec x
Disebut Persamaan Diferensial Eksak ; Jika ada suatu fungsi Fx, y yang diferensial totalnya
sama dengan M x, ydx Nx, ydy yaitu :
F F
dF dx dy M x, ydx N x, ydy
x y
Teorema :
Syarat perlu dan cukup agar persamaan M x, ydx Nx, ydy 0 merupakan
Persamaan Diferensial Eksak adalah : M N
y x
F x, y
M x, y dan F x, y N x, y
x y
7
Dari kedua hubungan ini dapat dicari Fx, y sebagai berikut :
F
M x, y maka F x, y M x, ydx Ry atau
x
Dari
x
y
F
N x, ymaka F x, y N x, ydy Qx,
y
x
Dimana : M menyatakan bahwa dalam integrasi y dipandang konstanta dan dalam hal ini
y
Ry adalah konstanta integrasi. N x, y menyatakan bahwa dalam integrasi x dipandang
x y
Maka dari persamaan (2.3) diatas dapat ditemukan : R(y) atau Q(x) lalu substitusi ke (2.2) dan
didapat :
PUPD : Fx, y C
1. 3x
4xy 2 dx 2y 3y 2 4x 2 y dy 0
2
Penyelesaian :
M N
8xy
y x
8
3x 4xy 2 dx R( y) x3 2x2 y 2 R( y)
x x
Fx, y M dx R( y) 2
F dR
4x2 y 2 y 3y 2 4x2 y
y dy
dR
2 y 3y 2 4x2 y 4x2 y
dy
Ry y 2 y3
Apabila Persamaan Diferensial M x, ydx Nx, ydy 0 tidak eksak, yaitu :
maka salah satu cara digunakan faktor pengintegral sedemikian Persamaan Diferensial menjadi eksak.
Suatu fungsi yang tidak nol vx, y disebut faktor pengintegral untuk M x, ydx Nx, ydy 0 , jika
persamaan diferensial V x, yM x, ydx V x, yNx, ydy 0 adalah eksak.
9
Syarat perlu dan cukup untuk ini adalah :
(VM (VN ) V M V N
atau M V N V
y x y y x x
V M N V V N , berubah menjadi
M V
y y x x
M dV N dV
V N V ; atau VM y N VN x
y dx x dx
dV My Nx
Jadi : dx
V N
My Nx
Karena V f (x) ; maka juga hanya merupakan fungsi dari x saja katakanlah h(x) .
N
dV
Sehingga h(x)
V
lnV h(x) dx
V e
h( x) dx
V e
h( x) dx
10
Contoh Soal :
1
Disini : y M N Pers. Dif. Tidak Eksak
N y x
Nx
1
x
M N
Sedangkan y x 1 1 2
N x x
2
dx 1
Faktor pengintegral : v e x
e2 ln x
x2
1
Persamaan Diferensial (i) dikalikan dengan v menjadi
x2
1 y 1
1 2 dx dy 0 Persamaan Diferensial Eksak
x x x
2. 2xy dx y 2 3x 2 dy 0
Penyelesaian :
M
M 2xy y 2x M N
Pers. Dif. Tidak Eksak
N y x
N y 2 3x 2 6x
x
11
3. ( y xy2 ) dx x x2 y dy 0
Penyelesaian :
M
1 2xy
M
y N dan v= f(x,y)
N y x
1 2xy
x
z z
Misalkan z= xy maka y dan x diperoleh
x y
v 2 2
dz = dz
v xy z
2
z dz e2 ln
1 1
2 2
Faktor pengintegral v e
z
2
z x y
y xy2
dx x x y dy 0
2
Dengan demikian , PD eksaknya adalah
x2 y2 x2 y2
1 x
Yang mempunyai penyelesaian F (x, y) ln C
xy y
Banyak masalah ilmu pengetahuan dan Rekayasa yang bilamana dirumuskan secara matematis
menjadi masalah nilai batas (Boundary-Value Problems). Yaitu persamaan diferensial dan syarat-syarat
yang berhubungan dengannya.
Penyelesaian masalah ini sangat bernilai bagi seseorang yang ingin mendalami masalah fisika,
mekanika biologi, kedokteran dan sebagainya.
Dalam perumusan matematis suatu masalah fisis dipilih suatu model matematis dan seringkali
mendekati situasi sebenarnya. Sebagai contoh dalam gerakan perputaran bumi mengelilingi matahari,
kita memandang matahari dan bumi itu sebagai suatu titik.
Jika suatu model matematis dan perumusan matematis yang berkaitan menjadi sangat baik
dengan yang diramalkan dari pengamatan atau percobaan, maka model itu baik. Sebaliknya suatu model
baru mungkin dipilih.
12
A. Pertumbuhan Populasi
Banyak masalah terapan cenderung memperhatikan perilaku suatu besaran, sebut saja X t
yang mana laju perubahan terhadap waktu sebanding dengan lengan X , digambarkan dalam
persamaan diferensial sebagai :
dX
k X , k = konstanta ; t = waktu
dt
Hasil ini disebut peningkatan eksponen atau penurunan eksponen, tergantung apakah konstanta
k nya positip atau negatip sesuai dengan yang diketahui. Sket dari fungsi penyelesaian ini berupa fungsi
eksponensial. Kasus x0 0 diberikan oleh gambar (1)
X(t)
X(t
X0
X0 t
t
Gambar 1(a) Gambar 1(b)
Model sederhana untuk pertumbuhan populasi diperoleh dengan memperkirakan bahwa laju
pertambahan populasi pada tiap waktu adalah sebanding terhadap ukuran populasi pada waktu
tersebut. Jika P(t) adalah populasi pada waktu t, maka
dP
kP (3.1)
dt
P P0 ekt (3.2)
13
bagi kedua sisi dengan P0 dan cari logaritmanya td , adalah: k td ln 2
1
td ln 2
k
TUGAS 2:
Kunci Jawaban :
B. Peluruhan Radioaktif
Misal N( t ) menunjukkan jumlah atom-atom radioaktif di dalam sampel dari bahan radioaktif,
kemudian melalui eksperimen diperoleh kenyataan bahwa N meluruh dengan laju yang sebanding
terhadap jumlah atom-atom radioaktif yang ada. Secara matematis dapat dituliskan rumus peluruhan
radioaktif sebagai persamaan diferensial :
dN
KN
dt
dimana K adalah konstanta negatif.Penyelesaian umum dari PD diatas adalah :
N N 0ekt
dimana N0 menunjukkan pada jumlah atom-atom radioaktif pada saat awal karena K negatif
dapat dilihat bahwa N( t ) meluruh secara eksponensial terhadap waktu. Waktu yang diperlukan tepat
separuh dari jumlah atom-atom radioaktif yang dibagian awal ada dalam sampel untuk meluruh disebut
Waktu Paruh Bahan.
1 1
Ambil N 2 N 0 N 0 e K1 / 2
N 0 sehingga 2
1
t ln 2
1
2 K
Perhatikan bahwa t 1 tidak bergantung N0 yang memenuhi sifat dari bahan radioaktif.
2
14
Aplikasi dari peluruhan radioaktif adalah penentuan umur organisme. Selama masa hidup
organisme ditemukan bahwa rasio dari radio aktif 14C (Carbon 14) terhadap carbon yang ada dalam
organisme, mendekati nilai konstan dan sama dengan rasio pada medium yang mengelilingi. Namur
demikian, ketika organisme mati, jumlah carbon 14 yang ada didalamnya berkurang karena peluruhan
radioaktif. Karena diketahui waktu paruh dari carbon 14 adalah mendekati 5600 tahun, dengan
mengukur jumlah 14C didalam organisme Sangat memungkinkan untuk memastikan umur organisme
itu.
Tugas mandiri 3
dari persamaan (4.2) jika t maka suhu benda mendekati media sekelilingnya T Tm . Hal ini
pasti konstan dengan pengalaman kita sehari-hari. Lihat gambar 2 yang menjelaskan bahwa menurut
hukum pendingin Newton benda mendekati suhu ruangan secara eksponensial.
T0
Benda mendingin
Tm
T0 Benda memanas
Gambar 2
15
Tugas mandiri 4
Sebuah batang besi panas yang suhunya
diletakkan dalam ruangan yang suhunya 700F setelah 2
menit suhu besi menjadi 2100F. Berapa suhu batang
besi
Kunci jawaban :
Tingkat Persamaan Diferensial dapat dilihat dari turunan tertinggi yang termuat dalam
Persamaan Diferensial itu. Dalam bab ini pusat perhatian dititik beratkan pada unsur-unsur dari teori
tentang penyelesaian Persamaan Diferensial linier dan membicarakan metode untuk memperoleh
penyelesaian umum.
Tentu saja penyelesaian umum persamaan diferensial linier tingkat satu dengan koefisien
konstan ataupun koefisien peubah sudah diketahui pada bab 1. Selanjutnya oleh karena ada beberapa
kesulitan aljabar, yang akan dicari dalam penyelesaian ini adalah Persamaan Diferensial linier tingkat n
dengan koefisien konstan dan bentuk khusus. Adapun Persamaan Diferensial linier dengan koefisien
peubah secara eksplisit sulit dicari penyelesaiannya tetapi dapat diselesaikan dengan metoda deret
kuasa atau secara numerik.
Bentuk Umum :
d2y dy
a0 a1 a2 y 0 (2.6)
dx2 dx
dengan a0, a1, a2 adalah konstan. Misalkan y = emx merupakan penyelesaian dari PD tersebut, maka
harus memenuhi (2.6):
a m2emx a memx a emx 0
0 1 2
16
emx (a m2 a m a ) 0
0 1 2
emx maka (a m2 a m a ) 0
0 1 2
disebut persamaan karakteristik, dengan m1, m2 merupakan akar-akar karakteristiknya. Dengan melihat
keadaan akar-akar karakteristiknya, ada tiga kondisi :
1) Jika m1 m2 (aka-akarnya real dan berbeda) maka PUPD :
y = c1 e m1 x + c 2 e m2 x
2) Jika m1 m2 = m (merupakan akar-akar yang real dan kembar yaitu bernilai m) , maka PUPD :
y = em x ( c +1 c x 2)
3) Jika terdapat akar komplek sekawan m12 = a b i , sedangkan yang lain real dan berbeda ,
maka PUPD :
y = ea x ( c1 cos bx + c2 sin bx )
Untuk penyelesaian PD Linier tingkat n dengan koefisien konstan tereduksi caranya sama dengan
tingkat dua tersebut diatas , hanya tinggal menjeneralisir saja.
Contoh :
persamaan karakteristik : m2 + 5 m + 6 = 0
y(0) 0 0 = c1 + c2 …( i )
y(0) 1 y(x) 3c e 3 x 2c e 2 x 1 = -3 c - 2 c ( ii )
1 2 1 2
Tugas Mandiri
17
1) Selesaikan , dengan syarat awal
Kunci jawaban :
2) Selesaikan
Kunci Jawaban :
3) Selesaikan
Kunci jawaban :
Penyelesaian umum dari PD tingkat dua linier nonhomogen dengan koefisien konstan :
d2y dy
a0 a a y F (x) …( 2.7)
1 2
dx2 dx
dengan a0, a1, a2 konstan, kita peroleh dari penyelesaian PD tereduksi (PD homogen) , yaitu yc , dan
penyelesaian partikulirnya yaitu yp.
PUPL : y = yc + yp.
Persamaan 2.7 dapat pula ditulis sebagai berikut : y py qy F(x) (2.8)
dina p dan q adalah konstan. Misalkan y1(x) dan y2(x) adalah dua penyelesaian yang bebas linier yang
berkaitan dengan PD homogen : y py qy 0
maka penyelesaian umum dari PD homogen : yc = c1 y1(x) + c2 y2(x)
Metoda variasi parameter meletakkan kembali konstanta c1 dan c2 sebagai fungsi L1(x) dan L2(x)
sedemikian hingga yp penyelesaian dari PD (2.8) :
Yp = L1(x) y1(x) + L2(x) y2(x)
Dimana L1(x) dan L2(x) mengikuti sifat :
18
Dua persamaan dengan 2 bilangan anu L1 (x) dan L2 (x) pasti dapat diselesaikan dengan aturan Cramer
1 2
: L1 (x) = dan L2 (x) = .
Contoh :
Dapatkan penyelesaian umum dari y 4y 4y e 2x ln x
Penyelesaian :
Penyelesaian umum dari PD homogen yang berkaitan adalah :
yc = c1 e-2x + c2 x e-2x
sehingga penyelesaian partikulir dari PD Lengkap diatas adalah :
yp = L1(x) e-2x + L2(x) x e-2x
dimana :
L1(x) e-2x + L 2(x) x e-2x =0
L1(x) (-2 e-2x ) + L 2(x) e-2x (-2x +1) = e-2x ln x
atau L1 (x) + L2 (x) x = 0
L1 (x) (-2 ) + L2 (x) (-2x +1) = ln x
0x
ln x 1 2x x ln x
12
L1 (x) = = = -x lnx L1(x) = x ln x dx = x (1-2lnx)
1x 1 4
2 1 2x
1 0
ln x dx = x ( lnx – 1 )
ln x
L (x) = 2 ln x =
= lnx L (x) =
2 2
1 x 1
2 1 2x
sehingga penyelesaian partikulir dari PD Lengkap diatas adalah :
1 2 -2x -2x
yp = x (1-2lnx) e + x ( lnx – 1 ) x e
4
12
= x e-2x (2 lnx – 3 )
4
-2x 1 2
Jadi PUPL y = c1 e -2x + c2 x e + x e-2x (2 lnx – 3 ) .
4
19
Contoh:
PUPR: y = ex (c1 + c2 x + c3 x2 ).
d2y dy
Padang kembali PD lengkap (2.9): a0 a a y F (x)
1 2
dx2 dx
dengan a0, a1 dan a2 konstan , berubah menjadi :
a D2 y a D1 y a y F(x) (2.11)
0 1 2
0 1 2
F(D ) disebut Polonomial operator D . Dan persamaan (2.11) dapat ditulis menjadi :
F(D ) y = F(x) (2.12)
PD homogen dapat ditulis : F(D ) y = 0 (2.13)
yp adalah penyelesaian partikulir yang merupakan penyelesaian dari (2.11).
Metode operator D dapat digunakan untuk mendapatkan penyelesaian partikulir :
1
yp = F (x) (2.14)
F (D)
Sekarang perhatikan (2.14), F(D ) dapat diuraikan menjadi :
F(D) (D m1 )D m2
1 1
maka yp = F (x)
(D m1 ) (D m2 )
dimana masing masing pecahan operator dioperasikan terhadap R(x), misalkan pada bagian
1
R(x) = u atau Du – mn u = R(x) merupakan PD linier tingkat satu, dengan bentuk
(D mn )
20
e
m x mn x
penyelesaian : u = e n R(x)dx , dan kemudian hasilnya dioperasikan kembali pada operator
berikutnya sehingga didapat penyelesaian partikulir. Diberikan teorema berikut yang sangat bermanfaat
untuk memperoleh penyelesaian PD lengkap, namun untuk kemudahan pembuktian kita terapkan pada
PD order 2:
(D2 pD q) y F(x)
yang kemudian dapat di generalisasi pada F(D) derajat n.
Teorema 2.5 :
1 1
1. [ eax ] = eax , dimana F(a) 0
F (D) F (a)
1 1
2. [ eax f(x) ] = eax f(x).
F (D) F (D a)
1 1
3. 2
[ sin(ax+b) ] = 2
sin(ax+b) , dimana F( -a2 ) 0
F (D ) F (a )
1 1
2 [ cos(ax+b) ] =
cos(ax+b) , dimana F( -a2 ) 0
F (D ) F (a 2 )
1
4. Pn(x) = ( a0 + a1 D + a2 D2 + … + an Dn ) Pn (x).
F (D)
1 1 F ( D)
5. [ x V(x) ] = x V(x) - V(x).
F (D) F (D) {F (D)}2
Penyelesaian :
PR : D2 + 1 = 0
PK : m2 + 1 = 0
Akar-akar : m12 = i
PUPR : yc = c1 cos x + c2 sin x.
21
1 2x 1
PP : yp = e = e2x
D 1
2
5
1 2x
PUPL : y = c1 cos x + c2 sin x + e
5
2. Dapatkan penyelesaian umum dari y y 12cos 2x sin x
Penyelesaian :
PUPR : yc = c1 cos x + c2 sin x.
PP : yp = 1 (12cos 2x sin x )
D2 1
yp = 1 1
12 cos 2x 2 sin x )
D 12
D 1
= 1 12 cos 2x Im{ 1
ei x
3 (D i)(D i)
1 1
= 4 cos 2x ei x = 4 cos 2x ei x .1
Im{ Im{
(D i)2i 2i (D i)
ix 1
= 4 cos 2x Im{ 1
ei x .1 = 4 cos 2x Im{e 1}
2i (D i) 2i D
i
= 4 cos 2x Im{ ei x x} = 4 cos 2x Im{ i x(cos x i sin x)}
2 2
1
= 4 cos 2x x cos x
2
1
PUPL : y = c1 cos x + c2 sin x 4 cos 2x x cos x
2
Sering kali persamaan diferensial yang diselesaikan merupakan persamaan diferensial dengan
koefisien tidak konstan sehingga untuk menyelesaikannya diperlukan teknik teknik tersendiri. Dalam bab
ini akan dicari penyelesaian dari persamaan diferensial linier tingkat n dengan koefisien tidak konstan
22
yang berbentuk khusus, yaitu PD Cauchy-Euler. Adapun Persamaan Diferensial linier dengan koefisien
peubah yang diluar bentuk khusus tadi secara eksplisit sulit dicari penyelesaiannya tetapi dapat
diselesaikan dengan metoda deret kuasa atau secara numerik.
d2y dy p y F (x)
(ax b)2 P (ax b) (2.15)
2 1 2
dx dx
disebut dengan Persamaan Diferensial Cauchy-Euler. Pada persamaan tersebut a1, a2 dan an merupakan
konstanta-konstanta dan F adalah fungsi yang kontinu. Untuk menyelesaikan (2.15) dilakukan subtitusi
sehingga (2.15) menjadi PD dengan koefisien konstan. Untuk itu dimisalkan
et = ax + b maka t = ln(ax+b)
dt a
sehingga
dx ax b
y = dy dy dt
a dy = a dy (2.16)
dx dt dx ax b dt ax b dt
d dy = d a dy = a2 d2 y dy
y
dx dx dx ax b dt (ax b) dt dt
2 2
a2 d d
y 1 y (2.17)
(ax b)2 dt dt
Misalkan operator d = Ð maka (2.16) , (2.17), (2.18), (2.19) dapat ditulis kembali :
dt
(ax b) y = a Ð y
(ax b) 2 y = a2 Ð (Ð-1) y
Contoh
23
A. Kelompokkan setiap Persamaan Diferensial berikut ini dengan menuliskan tingkat Persamaan
Diferensial dan Derajat Persamaan Diferensial.
y"2 3x 2 y'3
1.
dy y
2. y2
dx x
3. d 2Q 3 dQ
2q 4 sin 2t
dt 2 dt
4. dy x y
dx x y
d 2I dI
5.
2
3I 2 cos t 4sin t.
2
dt 2 dt
6. 3 d v dv
x 2 2
dx dx
B. Kelompokkan Persamaan Diferensial berikut ini termasuk bentuk Persamaan Diferensial apa.
1. 2x 3
y 3 dx 3xy 2 dy 0
dy
dx 2 y x cos 4x
2. x 3
C. Tunjukkan bahwa fungsi yang diberikan adalah penyelesaian dari suatu Persamaan Diferensial yang
diberikan (C1 , C2 konstanta sembarang) dan tentukan interval maximum agar penyelesaian
Persamaan Diferensial tersebut adalah benar.
1. y C e x C e x , y" y'2y 0
1 2
2. y 1 , y' y 2
x 4
3. y C1e x x 1 , y'x y 0
4. Q"(t) 4Q'(t) 20Q(t) 16e2t , t 0 ; Q(0) 2 ; Q'(0) 0
dy 2xy
5. x 2 y y3 C ,
dx 3y2 x2
24
dy xy 2 1
3.
dx 2x 2x 1
4. dy 1 sin (x y) , y
dx sin y cos x
4 4
dy
5. 3x 2 y 3y
6. sin x y
y dx
dy
y x cos
x dx x
dy 2
7. y 4x , y(1) 2
dx x
dy
8. sin x y cos x sin 2x , y 2
dx 2
9. dy 2
dx x y 6 y x
2 4
10. 2xy' y3 x2 y 0
11. cos(xy) xy sin (xy)dx x2 sin (xy) dy 0
12. y exy dx 2y x exy dy 0
13. (xy 1) dx (xy 1) dy 0
x y
dy
14. ye x
, , adalah konstanta
dx
15. (xy 1) dx x dy 0
2
16. y dx 2x y dy 0
4
17. 3xy 2y1 dx x x y2 dy 0
dy 2x 1
18. y
dx 1 x 2
1 x 2 2
19. (x3+y4 )dx+8xy3 dy = 0
20. (2 xy4 ey+ 2xy3+y)dx+( x2y4 ey- x2y2-3x )dy = 0
21. Diberikan model populasi yang mana laju kelahiran per orang, dan laju kematian per orang
adalah , konstan. Model Persamaan diferensial yang menggambarkan hal ini dP P .
dt
Carilah penyelesaian persamaan diferensial dan hitung dan prediksi jumlah populasi untuk t .
Jika 0 tentukan waktu kelipatan dua.
22. Pada pukul 4 sore batu bara yang panas ditari keluar dari pemanggangan dan kemudian diletakkan di ruangan
yang dingin yang memiliki suhu 75 0 F. Jika setelah 10 menit suhu batu bara 415 0 F, dan setelah 20 menit
temperatur berubah menjadi 347 0 F, hitunglah :
a. Suhu pada pemanggangan.
b. Jam berapa ketika batu bara mendingin mencapai 100 0 F.
25
23. Suatu koloni bakteri bertambah dengan laju yang berbanding lurus dengan jumlah bakteri yang ada. Jika
jumlah bakteri dalam empat jam menjadi tiga kali jumlah semula.
a. Buat model yang mempresentasikan jumlah bakteri N(t) dalam waktu t.
b. Tentukan solusinya.
c. Berapa waktu yang diperlukan agar jumlahnya menjadi 27 kali jumlah semula.
24. Sebuah tangki berisi 600 liter larutan yang mengandung 1500 gram bahan kimia. Sebuah larutan mengandung
5 gram/liter bahan kimia mengalir masuk kedalam tangki dengan kecepatan 6 liter/menit, dan larutan yang
telah diaduk rata dikeluarkan dengan kecepatan 3 liter/menit. Hitung jumlah bahan kimia dalam tangki
setelah 1 jam. Berapa konsentrasi bahan kimia didalam tangki pada waktu itu ?
25. Suatu subtansi yang tidak mudah terbakar pada kondisi awal temperaturnya adalah 50 0 F berada
dalam open yang panas yang mana suhunya adalah 450 0 F. Temperatur subtansi tersebut menjadi
150 0 F setelah 20 menit. Hitung temperatur subtansi setelah 40 menit. Jika subtansi terbakar ketika
suhu mencapai 350 0 F , hitung waktu yang dibutuhkan sampai subtansi tsb terbakar.
Untuk soal 1 – 3.
Tunjukkan bahwa fungsi berikut adalah penyelesaian dari Persamaan Diferensial yang diberikan
dalam , dan tentukan yang mana dari mereka yang merupakan basis dari Persamaan
Diferensial.
1. y" y'6y 0 , y1 e3x , y2 e2
2. y"4y 0 , y1 cos 2x , y2 sin 2x
3. y"2y' y 0 , y1 e x , y2 xe x , y3 e x (x 2)
4. Diberikan Persamaan Diferensial y" y'6y 018e3x
a) Tentukan nilai dari r yang konstan sedemikian hingga y erx adalah penyelesaian dari
Persamaan Diferensial homogen dalam , dapatkan pula fungsi komplemennya.
b) Dapatkan nilaidari A0 yang konstan sedemikian hingga y p A e03x adalah penyelesaian
partikulir di Persamaan Diferensial.
c) Dengan menggunakan hasil dari a) dan b) tentukan penyelesaian umum
5. Diberikan Persamaan Diferensial y" y'2y 4x2
a) Tentukan nilai dari r yang konstan sedemikian hingga y erx adalah penyelesaian dari
Persamaan Diferensial homogen dalam , dapatkan pula fungsi komplemennya.
b) Tentukan nilai a0 , a1 , a 2 yang konstan sedemikian hingga y p a0 a1 x a2 x2 adalah
penyelesaian partikulir di Persamaan Diferensial.
c) Dengan menggunakan hasil dari a) dan b) tentukan penyelesaian umum.
Untuk nomer 6 – 12 Tentukan penyelesaian umum dari persamaan diferensial yang diberikan:
26
9. y y 4y 4y 0
10. D 22 y 0
11. D 2 6D 34 y 0
12. D 4D 1y 0
2
13. Dapatkan penyelesaian dari MNA y" y'6y 0, y(0) 3 , y'(0) 1
14. Diberikan persamaan Laplace : u u
2 2
0
x 2 y 2
2
df q
( , konstan positif) menjadi Persamaan Diferensial d f 2 p f 0
d 2
d 2
1
Dimana p
2 2
, q 2 2
15. D 2 2D 3y 15e 4 x
16. DD 2y 49ex sin 2x
17. D 2 2D 1y 3xx 4
18. y"2y'2y 4x2
n
19. y"9 y 5cos 2x , y(0) y 2
2
d 2x
2 W0 x F0 cos t
2
20.
dt
dimana 0 dan baik persamaan konstan, F0 adalah konstan sembarang. Jelaskan dua kasus
yang berbeda 0 dan 0
2e3x
21. y"6 y'9 y
x 2 1
e2 x
22. y"4 y'4 y ,x0
x2
64e x
23. y"2 y 17 y
3 sin 2 (4x)
24.
25.
27
Kompetensi Dasar
:
- Kemampuan mentransformasika fungsi ke bentuk fungsi Laplace
- Kemampuan mengetahui sifat sifat fungsi Laplace
- Kemampuan menyelesaikan PD dengan Laplace
Dalam baba ini akan dibicarakan fungsi fungsi yang penting dalam menyelesaiakan
permasalahan model matematika yang berupa masalah nilai awab/bata syaitu suatu fungsi yang
disebut fungsi Laplace . Untuk itu akan didefinisikan fungsi Laplace beserta sifat sifatnya.
Penyelesaian dari Model matematika suatu sistem atau penyelesaian suatu masalah nilai
awal apakah memuat fungsi fungsi eksponensial, sinus, cosinus atau lainnya yang perilakunya
dianggap penting. Jika formula penyelesaiannya tidak diketahui maka matematikawan dapat
menentukan cara uji untuk mendeteksi bentuk eksponensial. Gagasan atau ide uji yang
dimaksudkan sebagai berikut: Misalkan akan diuji bentuk eksponensial . Kalikan
fungsi tersebut dengan diperoleh
Yang akan terbatas apabila dan konstan apabila . Dengan demikian integral
Menjadi terbatas apabila dan tak terbatas apabila sebagai mana ditunjukkan
oleghgambar 1.
1
2
Contoh 2 Tentuka Transformasi Laplace dari dengan adalah suatu bilangan
konstan
Penyelesaian:
Dari persamaan (1) diperoleh
{}∫∫∫
[( ) ]
Dimana
Teorema 2.1 [Linieritas dari Transformasi Laplace]:
3
4
Dengan menggunakan Teorema 1.1 diperoleh :
5
6
Sifat Transformasi Laplace untuk turunan fungsi disajikan oleh teorema berikut:
7
Teorema 2.3 [Transformasi Laplace dari turunan ke-n]:
8
9
10
Teorema 2.4 [Transformasi Laplace dari Integral fungsi ]:
11
12
Teorema 2.5 [Sifat Translasi Pertama]:
Penyelesaian:
karena { } maka {}
13
Teorema 2.6 [ Sifat Translasi kedua]:
14
Sebagai Latihan, dapatkan fungsi Laplace dengan menggunakan teorema2.5 dan 2.6, untuk
beberapa fungsi berikut ini:
a)
b)
c)
d) {
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Penyelesaian PD adalah dimana adalah sama dengan :
24
I. Dapatkan transformasi Laplace untuk fungsi fungsi berikut dimana a, b, c, dan adalah konstanta
II. Berikut diberikan fungsi fungsi yang merupakan pengembangan dafi fungsi yanga ada di Tabel TL.
25
III. Dengan menggunakan sifat sifat dari TL yang telah diberikan, Selesaikanlah masalah yang diberikan
berikut ini.
26
27
Kompetensi Dasar
:
- Kemampuan memahami fungsi diskrit dan transformasi_Z
- Kemampuan mentransformasikan fungsi periodik ke dalam deret Fourier
Dalam baba ini akan dibicarakan fungsi fungsi diskrit yang penting dalam menyelesaiakan
permasalahan model matematika yang variabel bebasnya berupa bilangan bulat seperti hari bulan atau
tahun. Oleh karenanya konsep barisan mutlak dibutuhkan dalam bab ini. Transformasi fungsi ini disebut
transformasi_Z . Untuk itu akan didefinisikan fungsi yang bernilai diskrit atau dikenal dengan barisan
beserta sifat sifatnya. Selain itu akan dipelajari pula Deret Fourier yg digunakan sebagai landasan
menyelesaikan Masalah Nilai batas yang sering muncul pada masalah sains dan teknologi getaran atau
konduksi panas
TRANSFORMASI_Z
1
MENDAPATKAN DERET FOURIER
Fungsi kontinu sebagian demi sebagian dan periodik dengan periode 2L dapat ditransformasikan ke
bentuk fungsi Sinus/cosinus menjadi sebuah deret yang disebut dengan DERET FOURIER
Teknik untuk mendapatkan koefisien koefisien Fourier bagi fungsi pada interval :
∑( )
Dimana ∫
Contoh :
1. Tentukan deret Fourier untuk fungsi pada interval dan sketsalah fungsi gelombang
tersebut
2. Tentukan deret Fourier untuk fungsi pada interval dan sketsalah fungsi
gelombang tersebut
2
3
FUNGSI GENAP FUNGSI GANJIL
Apabila merupakan fungsi genap, maka deret fouriernya hanya fungsi cosinus saja,
dalam hal ini nialai dan disebut deret Cosinus Fourier diberikan sebagai berikut :
∑ ( )
Dimana ∫
Apabila merupakan fungsi ganjil, maka deret fouriernya hanya fungsi sinus saja,
dalam hal ini nialai dan disebut deret sinus Fourier diberikan sebagai
berikut :
∑( )
dimana ∫
Contoh
4
1. Tentukan deret Cosinus Fourier untuk fungsi pada interval [0,1] sertai sketsa
gelonmbangnya.
2. Diberikan fungsi periodic dengan periode 2 satuan, dan .
Dapatkan Deret Fouriernya. Sertai sketsa gelombang fungsi tersebut
5
Kompetensi Dasar :
- Kemampuan memahami persamaan diferensial parsial dan metoda penyelesaiannya
- Kemampuan menurunkan persamaan penerapan rekayasa dan cara
menyelesaikan permasalahan nilai awal dan nilai batas
Persamaan diferensial parsial dijumpai dalam kaitan dengan berbagai masalah fisik dan
geometris bila fungsi yang terlibat tergantung pada dua atau lebih peubah bebas. Tidak
berlebihan jika dikatakan bahwa hanya sistem fisik yang paling sederhana yang dapat
dimodelkan dengan persamaan diferensial biasa mekanika fluida dan mekanika padat, transfer
panas, teori elektromagnetik dan berbagai bidang fisika lainnya penuh dengan masalah-
masalah yang harus dimodelkan dengan persamaan differensial parsial.Yang sesungguhnya,
kisaran penerapan persamaan diferensial parsial sangatlah besar, dibandingkan dengan kisaran
penerapan persamaan diferensial biasa. Peubah-peubah bebas dapat berupa waktu dan satu atau
lebih koordinat di dalam ruang.
Definisi :
Persamaan Diferensial Parsial (PDP) adalah suatu persamaan yang mengandung satu atau lebih
derivative parsial dari suatu fungsi dari dua atau lebih peubah bebas.
Tingkat derivative parsial tertinggi merupakan tingkat persamaan diferensial parsial tersebut.
Contoh
1
Dalam hal ini adalah konstanta, adalah waktu dan adalah koordinat Kartesius.
Yang dimaksud Penyelesaian suatu Persamaan Diferensial Parsial sdalam daerah R adalah suatu
fungsi yang mempunyai derivative derivative parsial yang tampak didalam persamaan diferensial
parsial itu dan memenuhi persamaan diferensial tersenut.
Penyelesaian persamaan diferensial tidaklah tunggal, namun jika ada informasi tambahan dari
situasi fisik, misalnya, solusi yang diinginkan pada batas Dimain yang diketahui (Syarat atau
Kondisi batas) atau dalam kasus lain, apabila diberikan nilai penyelesaian pada saat = 0
(Syarat Awal ).
2
3
Penyelesaian PDP dengan Metode Pemisahan Variabel
Persamaan Diferensialparsial linier tingkat tinggi dengan beberapa keistimewaan dapat
diselesaikan dengan menggunakan metode pemisahan variabel .
Bentuk Umum PDP tersebut adalah :
4
Dengan keistimewaan :
1) Tidak terdapat derivative parsial lebih dari satu variabel bebas
2) fungsi x saja, fungsi y saja, fungsi t saja, i=0,1,2,3,…
Penyelesaian PDP dimisalkan sebagai fungsi yang variabelnya terpisah :
̇ ̈ ,…,
̇ ̈, … ,
Yang merupakan persamaan diferensial biasa, dengan . Jadi penyelesaian PDP adalah
:
5
4. Tunjukkna bahawa Penyelesaian Masalah Nilai Batas :
,
Dengan syarat batas
Syarat awal
adalah:
Dengan ∫( )
∫ ( )
6
Gambar 4.1
Asumsi asumsi itu sedemikian rupa sehingga kita dapat berharap bahwa solusi
dapat menerangkan dengan cukup baik getaran kecil dawai ”nonideal” yang bermassa
kecil dan homogeny yang mengalami tegangan besar.
Dari keadaan gambar 4.1 diatas diperoleh :
7
Diperoleh :
8
Penyelesaian Persamaan Gelombang berdimensi Satu dengan Metode Pemisahan
Variabel.
Maka :
̈ dan ̈
̈ ̈
PD menjadi : ̈ ̈ atau
9
̈ diperoleh penyelesaian
̈ diperoleh penyelesaian
Dengan
Penyelesaian Umumnya adalah
Dengan memasukkan syarat batas pada penyelesaian untuk semua
Diperoleh nilai A adalan 0 (nol) dan, atau . Dengan mengambil B=1, kita
dimana , , dan ,
Persamaan diatas membentuk deret Sinus Fourier (DSF) dari pada interval (0, L) dengan
koefisien Fourier :
∫ ( )
∫ ( )
10
Atau
∫( )
Hasil analisa yang telah diuraikan tersebut diatas dapat diperoleh kesimpulan SBB:
Model Persamaan Gelombang dimensi satu ( Dawai bergetar):
Dimana ∫ ( )
Dan ∫()
Contoh soal
Tentukan persamaan gelombang jika defleksi awal berbentuk segitiga
11
{
∫ ( )
∫ ) ∫ )
( (
( ), n=0,1,2,…
Tentukan penyelesaian MNB dawai yang bergetar yang panjangnya L, dan jika:
12
2. Simpangan awalnya nol dan kecepatan awalnya diberikan pada fungsi berikut ini:
Dimana
dan ∫( )
Contoh permasalahan
13
Penyelesaian
∫ ( )
{ }
{ }
∫ ( )
( )]
Jadi
14
Atau dapat pula dilihat dengan memasukkan Syarat awal menghasilkan persamaan
(
)
( )
∑ ∑ [( ) ( ) ]
Dengan ∫ ∫
Untuk kondisi steady (stabil) temperature tidak terpengaruh oleh waktu : model
15
penyelesaiannya adalah:
∑ ∑
Dengan √
() ()
∫∫()( )
∫ ∫ () ( )
16
Kompetensi Dasar :
- Kemampuan medefinisikan fungsi dengan dua variable bebas dan menggambar
grafiknya
- Kemampuan menyelesaikan integral lipat dua dan lipat tiga
- Kemampuan memahami fungsi vector dan sifat siafat dan turunannya
- Kemampuan menyelesaikan integral garis dengan teorema teorema yang terkait
Pada bab ini akan dibahas masalah integral garis dan integral permukaan dan aplikasinya yang
sering terjadi pada masalah sains dan teknologi. Akan tetapi dalam menyelesaikan permasalahan integral
garis dan integral permukaan dibutuhkan konsep fungsi yang bernilai real dengan dua variabel bebas
dengan derivative parsialnya dan integral lipat
Integral garis dapat diubah menjadi integral lipat dua untuk suatu lintasan yang tertutup atau
integral permukaan dan sebaliknya. Teorema Green, Stokes dan Gauas merupakan suatu teorema yang
amat penting dalam menyelesaikan masalah masalah yang terkain dengan integral vector dengan
ditambah pemahaman fungsi vector, operator gradient, divergensi dan Curl
Fungsi bernilai riil dari dua peubah riil adalah fungsi yang memadankan setiap pasangan terurut
dalam daerah asal (Domain) D pada bidang yang bernilai riil
Contoh
Himpunan semua titik titik hasil pemetaan atas daerah asal D, merupakan Daerah Hasil yang geometrinya
berupa bidang dalam ruang tiga dimensi. Seperti yang telah disampaikan diatas bahwa suatu fungsi
dengan dua peubah bebas geometrinya berupa suatu permukaan benda dalam ruang tiga dimaensi. Contoh
1
gambar geometri dari fungsi dan seperti terlihat pada gambar 1a dan gambar
1b dibawah ini
Z
zx2 y2
Gambar 1a Gambar 1b
Sebaliknya :
Selanjutnya rumus rumus turunan fungsi dengan satu peubah dapat diterapkan pada turunan parsial ini.
b) Jika maka :
2
TURUNAN PARSIAL TINGKAT TINGGI
() dan ()
3
5.3. Integral Lipat Dua dan Tiga
Gambar 2
4
2. Jika yang merupakan bidang atas (perhatikan gambar 2) maka ∬
merupakan Volume benda yang dibatasi oleh alas A, bidang atas dan sisi samping
sempadannya.
3. Jika yang merupakan bidang atas (perhatikan gambar 2) maka
Contoh 1.
Tentukan Luas daerah yang dibatasi kurva dari sampai dan sumbu .
Penyelesaian.
Apabila daerah integrasi dipotong potong secara vertikal (Gbr.2) berati integral yang berjalan lebih
dahulu adalah terhadap ( dianggap konstan) kemudian dilanjutkan terhadap .
∫ ∫ ∫ ∫
Gambar 2
Contoh 2.
Carilah Volume benda (gambar 3) yang terletak dibawah bidang , yang dibatasi oelh bidang
bidang koordinat dan bidang vertikal
Jawaban
5
A merupakan alas yang berbentuk segitiga, bidang atas adalah dan sisi sampingnya adalah
bidang koordinat XZ, YZ, dan
Apabila daerah integrasi dipotong potong secara vertikal (Gbr.3.a) berati integral yang berjalan lebih
dahulu adalah terhadap ( dianggap konstan) kemudian dilanjutkan terhadap .
∫ ∫ ∫ ∫ ∫
Apabila daerah integrasi dipotong potong secara horizontal (Gbr.3.b) berati integral yang berjalan lebih
dahulu adalah terhadap ( dianggap konstan) kemudian dilanjutkan terhadap .
∫ ∫ ∫ ∫ ∫
∫ ( )
6
Gambar 4
B. Sistem Koordinat Silinder
yaitu sistem koordianat untuk 3 dimensi (ruang, gambar 5) yang mempunyai hubungan sebagai
berikut:
Gambar 5
C. Sistem Koordinat Bola
yaitu sistem koordianat untuk 3 dimensi (ruang, gambar 6) yang mempunyai hubungan sebagai
berikut:
Gambar 6
7
Hubungan Integral lipat dua menjadi bentuk sistem koordinat silinder
dengan bantuan fungsi Jacobian diperoleh hubungan sebagai berikut:
∫ ∫ ∫ ∫
∫ ∫ ∫ ∫ ∫ ∫
∫ ∫ ∫ ∫ ∫ ∫
LATIHAN SOAL
∫ ∫
∫ ∫
∫
∫
∫ ∫
∫ ∫
∫ ∫
√
8
Hitunglah Integrak berikut ini:
9
5.4. Fungsi Vektor
Setelah mengenal fungsi yang bernilai skalar dalam ruang, selanjutnya diperkenalkan suatu
fungsi yang bernilai vektor. Ingat kembali suatu aljabar vektor
Contoh dari fungsi bernilai real yang geometrinya berupa bidang parabolaida yang terbuka
kebawah dengan poncak di diberikan oleh persamaan yang
gambar nya diberikan gambar.7, Sedangkan contoh dari fungsi bernilai vektor yang diberikan
oleh persamaan yang gambarnya diberikan oleh gambar 8.
z costiˆsint ˆj t kˆ
Z
Gambar 7 Gambar 8
10
Jadi Gradien mengubah fungsi yang bernilai skalar menjadi fungsi yang bernilai vektor.
11
Jadi Divergensi mengubah fungsi yang bernilai vector menjadi fungsi yang bernilai skalar.
12
13
14
15
5.5. Integral Vektor
Integral vektor adalah integral yang arah lintasannya telah ditentukan. Dalam hal
menyelesaikan integral vektor, transformasi menjadi integral lipat atau sebaliknya sangat
membantu penyelesaian integral tersebut dengan memanfatkan teorema Green, Teoprema Stokes
maupun teorema Gauss.
16
Gambar 9
Jika perubahannya kontinu untuk perpindahan titik dari sampai titik
sepanjang lintasan C maka usaha yang dilakukan untuk memindahkan partikel dari
sampai titik persamaan (5.1) menjadi integral garis :
∫ (5.2)
Usaha yang dihasilkan merupakan integral garis dari fungsi vector F.
Usaha yang dilakukan oleh suatu vector gaya sepanjang
kurva C merupakan integral garis :
∫ ∫ (5.3)
Contoh
Hitung Usaha ∫ , dimanaF adalah gaya yang diberikan oleh persamaan
dan C merupakan seperempat lingkara bagian atas yang berpusat di 0 dengan
jari jari 1 (gambar 10)
Jawab.
Kurva C merupakan persamaan lingkaran ( gambar 10) yang dapat diubah
ke bentuk fungsi parametrik dan . Sehingga fungsi vektor
.
Dengan demikian ∫∫
∫ , misalkan
∫ ∫
∫ ∫
( )⌈ ⌈
17
Gambar 10
Teorema Green
Untuk obyek bergerak dengan lintasan tertutup dimana partikel bergerak dari titik A
kembali ke titik A melalui lintasan C seperti ditunjukkan gambar 11, persamaan (5.3)
integral garis dapat diubah menjadi integral lipat dengan menggunakan teorema Green
sebagai berikut.
Jika R suatu daerah tertutup di bidang XY yang dibatasi oleh kurva tertutup
sederhana C dan jika M dan N adalah fungsi fungsi kontinu dari x dan y yang mempunyai
derivative derivative parsial kontinu dalam R, maka:
∮ ∬
Atau
∬ ∮ dimana
Gambar 11
18
5.5.2. Integral Permukaan
Integral garis dari sebuah vector uang mengelilingi sebuah kurva tertutup
sederhana C sama dengan integral permukaan dari Curl melalui sembarang permukaan S
dengan C sebagai batasnya tertuang dalam teorema Stokes sebagai berikut:
Teorema Stokes:
Suatu permukaan S yang dibatasi oleh lintasan tertutup C, yang proyeksinya adalah R
dibidang xy, maka untuk medan vector berlaku :
∮ ∬
Contoh
Penyelesaian:
19
Gambar 12
∫∭
Dengan adalah vector normal satuan S. Atau :
∬ ∭( )
20
Contoh
Hitung ∬
Dengan S adalah permukaan tertutup yang berupa silinder
Jawab:
∬ ∭
√
∫∫∫
LATIHAN SOAL
9. Hitung ∮ Jika
a) dengan C adalah segitiga titik titik sudut
b) dengan C adalah linkaran
c) dengan C adalah irisan
10. Hitung ∬ dengan teorema divergensi jika :
a) dengan S adalah permukaan kubus
b) dengan S adalah permukaan silinder
c) dengan S adalah permukaan
d) dengan S adalah permukaan
e) , S adalah permukaan silinder
21