POKOK BAHASAN:
Aspek Mekanika Rekayasa dan Hubungannya dengan
Perancangan Elemen Struktur;
Karakteristik bahan beton; Karakteristik baja; Karakteristik
bahan kayu; Beton bertulang sebagai bahan komposit;
Konsep perancangan struktur (Perancangan cara elastik;
Konsep regangan batas; Perancangan cara kekuatan batas;
Faktor tahanan dan faktor beban (konsep LRFD));
Kriteria Perancangan dan analisis balok lentur; Perancangan
tulangan geser balok; Perancangan struktur kolom; Detail
penulangan; Topik tambahan : (Struktur kayu).
Prasyarat:
Daftar
Mekanika
Teknik
Pustaka:
Salmon, Jhonson; Steel Structure Design and Behavior; Harver & Row
Publisher,
1980.
Bowles; Structural Steel design; McGraw-Hill Book Co., New York, 1980.
Istimawan Dipohusodo; Struktur Beton Bertulang berdasarkan SK-SNI T-151991-03
Dep.
PU,
Gramedia,
Jakarta.
1994.
Kardiyono Tjokrodimuljo, Teknologi Beton, NAFIRI, Yogyakarta, 1996.
R. Sagel, P. Kole, Gideon; Pedoman Pengerjaan Beton; Erlangga; Jakarta;
1994.
William Weaver, Jr. dan James M. Gere. 1989, Analisa Matriks untuk Struktur
Rangka, 1989, Alih Bahasa
Wira. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional (BSN), 2002. Tata cara perencanaan konstruksi
kayu.
SNI-5,
Jakarta,
2002.
Awaluddin Ali, Konstruksi Kayu. Yogyakarta, JTS Fakultas Teknik UGM 2005
POKOK BAHASAN
Pertemuan 9 & 10: Aspek mekanika dan hubungannya dengan perancangan
elemen struktur
Pertemuan 11 &12: Karakteristik bahan beton.
Pertemuan 13: Karakteristik baja dan kayu
Pertemuan 14 & 15: Konsep perancangan struktur beton bertulang dan
struktur kayu)
Pertemuan 16: UAS
MEKANIKA TEKNIK
Bentuk elemen struktur:
Batang (member)
Ukuran panjang jauh melebihi dimensi
penampang melintangnya (lebar dan
tebal/tinggi)
Bahan solid
(a)
(d
)
q
(b)
(c)
(e)
(f)
Elemen
Struktur
Bangunan
Dinding
(non struktural)
Gedung
r r
e
p tu
p
U ruk om
st Kol ok
l t
a
B ela
P ll
d
Muka
Tanah
r i
u
b
t s
u
k
S ru da
st Pon ok
l
a
B oof
sl
Cangkang
Silo
Tekanan Tanah
Aktif
Pelat Pondasi
Saluran Drainase/Irigasi
Saluran
terbuka
Saluran
tertutup
Kolam
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Tekanan
tanah
Gaya
gravitasi
berat tanah
Posisi
tulang
an
Tumpuan
sendi
Beban luar
(AKSI)
Tumpuan
rol
Dukungan/Sokongan
/Pondasi/Tumpuan
(REAKSI)
Panjang bentangan balok, L
Konsep KEKUATAN
Struktur
Pada Penampang Bahan juga terjadi perlawanan
untuk tetap eksis dan tidak patah/hancur
(collapse)/gagal (failure). Usaha untuk bertahan
adalah merupakan kemampuan Kekuatan suatu
bahan. Upaya untuk bertahan pada elemen
struktur tidak dapat diamati secara visual, dengan
cara bantuan instrumen elektronik (srain gauge)
dapat diamati perilaku perubahan bentuk yang
kecil (deformasi) dalam penampang bahan/elemen
Deformasi didefinisikan sebagai perubahan bentuk yang sangat kecil.
Deformasi yang terjadi dapat berupa:
Deformasi aksial (tarik atau tekan)
Deformasi lentur
Deformsai geser
Deformasi puntir.
EXTERNAL
LOADS
JENIS-JENIS DUKUNGAN/TUMPUAN
TUMPUAN
TUMPUAN
TUMPUAN
TUMPUAN
SENDI
ROL
JEPIT/RIGID
ELASTIS
rotasi =
Gaya
luar
Balok
Tumpuan
sendi
Tumpuan
rol
Gaya
luar
Balok
Tumpuan
sendi
Tumpuan
rol
Diagram gaya
geser; Vu
Momen maksimum;
Mu
KOLOM
Gaya
luar
Balok
Tumpuan
Jepit
Momen
maksimum;
Mu
Diagram gaya
geser; Vu
INTERNAL LOADS
Deformasi Aksial
P
x
L
dx dx
P.L
EA
EA = Kekokohan aksial
(Axial rigidity)
L0
L
L0
L
Contoh penggunaan :
Suatu elemen struktur dari bahan plat baja ukuran 2 x 5 cm dibebani
gaya aksial tarik sebesar 4 ton, panjang batang 2 meter, akan ditentukan
besarnya perpanjangan batang tersebut:
Penyelesaian:
P.L
EA
4000.200
2100000.10
= 0.038 cm
Deformasi LENTUR
y
y
z
x
x
L
d
d
x
dx
Perpindahan rotasi
M = momen
E = Modulus elastisitas
I = Momen inersia
M .L2
2.E.I z
M .L
E.I z
EI = Kekokohan lentur
(flexural rigidity)
Deformasi GESER
y
P
x
V
dx
L
V
dx
G.A
f .P.L
GA
Kekokohan geser
(shearing rigidity)
Deformasi Puntir
x
T
dx
L
dx
T .L
G
T = Momen puntir
R = Jari-jari
J = Momen inersia polar =
E
2(1 )
.R 4
2
GJ = Kekokohan puntir
(torsional rigidity)
KEKUATAN
BAHAN
300 mm
Gaya
tekan
(P)
Luas
penampang
yang terdesak
(A)
Lo
P
maks
Failure
P3
P2
P1
Grafik Hubungan
antara Beban
Perpindahan
1 2 3
Failure
f3
f2
f1
1 2 3
=
l/Lo
Bahan masih
berada pada
daerah elastis
linier,
Hukum Hooke:
f=
P/A
P
maks
Failure
f2
E = f/ = tan
=
l/Lo
Perbandingan Nilai E
Bahan
Baja
Teganga
n
Beton
Kayu
2 3
1
Regang
an
BAHAN BETON
(BERSIFAT ELASTO
PLASTIS)
E beton normal = 4700
fc tekan
(MPa)
Tegangan
Kuat
beton normal 10
55 (MPa)
Reganga
n
BAHAN BAJA
(BERSIFAT ELASTIS
LINIER)
fs
Batas ultimit, u
Batas leleh; l
elastis
Es = Tan =
fs
s
s
plastis region
strain hardening
CARA GRAFIS
p3
p4
p1
p2
p1
p2
p3
p3
p4
p1
CARA ANALITIS
p2
P= (p1 + p2 + p3 + p4)
x1
P
x2
x3
x
4
p1.x1+p2.x2+p3.x3+p4.x4=P.
X
p3
p4
p1
p1 = 2 ton
p2 = 1 ton
p2
P = (p1 + p2 + p3 + p4)
= (2+1+4+3) = 10 ton
p3 = 4 ton
p4 = 3 ton
x3 = 3
mater
x4 = 4
meter
p1.x1+p2.x2+p3.x3+p4.x4=P.
X
x1 = 1
meter
x2 = 1,5
meter
CARA ANALITIS
2.1+1.1,5+4.3+3X4 = 10 .X
2 + 1,5 + 12 + 12 = 10
X
27,5 = 10 X
x1
P
x2
x3
x
4
X = 2,75 meter
5 Cm
10 Cm
20 Cm
20 Cm
Model
1
20 Cm
20 Cm
10 Cm
Model
2
Model
3
5 Cm
Y
10 Cm
20 Cm
= 666,66
cm4
Model
1
Jadi: Ix >
Iy
= 416,667
cm4
10 Cm
Iy = 666,667
cm4
Ix = 416,667
cm4
20 Cm
Model
2
Jadi: Ix < Iy :
artinya sumbu lemah pada sumbu X
Untuk balok lebih lemah dan lendutan lebih
besar dibanding Balok model 1
ah k
r
A ku
te
Arah
tekuk
Kalau
model ini,
mana
sumbu
lemah
bahan?
20
Cm
X
Model 3
Bidang referensi
5 Cm
y
b
Bahan 2
ya
20
Cm
y
n
A1*ya+A2*yb = Atotal * yn
100 * 22,5 + 100 * 10 = 200yn
Jadi : yn = ((100*22,5)+(100*10))/200
16,25 cm
Bahan 1
Bahan 2
y1 = 6,25
cm
y2 = 6,25
cm
y
1y
2
y
n
= 4114,583 + 7239,583
= 11354,17 cm4
= 3333,33 + 208,333
= 3541,67 cm4
Kesimpulan:
Inersia sumbu X lebih besar =
sumbu kuat.
Tekuk terjadi pada sumbu lemah
Y
Y
20
Cm
10
Cm
10
Cm
X
20
Cm
20
Cm
Model 1
Model 2
Model 3
5 Cm
P = gaya aksial
A = luas penampang
Luas
penampan
g
Catatan:
1. batang relatif pendek, tekuk tidak ada.
2. Tegangan bahan harus lebih rendah dari tegangan yang
terjadi
(struktur = aman) berapa agka kemanan nya ?
faktor aman
Contoh:
Balok Kayu ukuran 8 cm x 14 cm ditarik dengan gaya P = 5
ton. Tegangan kayu yang diizinkan = 65 kg/cm2. Tentukan
apakah balok aman ?.
Penyelesaian:
= 5.000 / ( 8 x 14 )
= 44,64 kg/cm2 < tegangan izin (65
kg/cm2)
jadi balok aman
Faktor keamanan: 65/44,64
= 1,45
P
Sisi tertekan
h
b
Sisi tertarik
L
Suatu Balok kayu di atas tumpuan sendi-rol (tergambar).
Beban P , panjang bentang balok (L). Beban luar
mengakibatkan balok melentur, terjadi tegangan dalam bahan
(bentuk tegangan warna biru)
Tekanan
Garis netral
Tarikan
Momen
kopel
Z
h/2
b
C
Garis netral
Momen
kopel
Z
h/2
b
Momen kopel = C . Z
atau
=T.Z
={ ( . b . 1/2h) }. 2/3 h
= 1/6 . b . h2
Apabila nilai 1/6 b h2 dinyatakan dengan simbol
W, maka:
Momen kopel = . W atau M = . W (lih.
C
Garis netral
Momen
kopel
Z
h/2
b
Contoh :
Suatu Balok kayu ukuran lebar 7 cm dan tinggi 12 cm, terletak di atas
tumpuan sendi-rol (tergambar). Beban P = 250 kg, panjang bentang
balok (L) = 4 meter. Apabila tegangan yang diizinkan = 130 kg/cm2, maka
cek apakah tegangan yang diterima balok dalam kondisi aman ?.
P = 250
Penyelesaian:
Sisi tertekan
kg
Sisi tertarik
L=4
meter
M maks
M maks = P L
= . 250 .
400
W = 1/6 b h2= 25.000
kg-cm
= 1/6 . 7 . 122
= 168
cm3
= 25.000/168
= 148,81 kg/cm2 > tegangan
izin (130 Kg/cm2)
Baja
tulangan
pokok
2.