DASAR
I
F R
K K A F
F F FIA
I S S
F
I S S
D
I S S
Penerbit Periuk
Yogyakarta, 2015
i
FISIKA DASAR
I
Penelaah:
Dr. Agus Setyo Budi
Guru Besar Fisika
Universitas Negeri Jakarta
Pemeriksa Naskah:
Siti Wahyuni
Perancang Sampul:
Yusuf Dyan Prabowo
© Copyleft.
Hak cipta hanya Allah yang memiliki. Dipersilakan memperbanyak
sebagian atau seluruh buku ini dalam bentuk apapun, baik secara
elektronis maupun mekanis, termasuk memfotocopy, merekam, atau
dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.
Dilarang mengomersialkan atau menjualnya dalam bentuk apapun tanpa
izin penerbit.
Versi cetak asli buku ini hanya dikeluarkan oleh Penerbit Periuk.
ISBN:
978-602-71257-0-4 (no.jil.lengkap)
978-602-71257-1-1 (jil.1)
Edisi Pertama, 2015
iii
Eko Firmansah mempersembahkan buku ini untuk keluarga dan wong sing gelem sinau.
v
vi Pengantar
Ucapan Terimakasih
Banyak rekan yang telah membantu para penulis demi terwujudnya buku ini. Para
penulis mengucapkan teri-makasih kepada saudari Siti Wahyuni atas kejeliannya
dalam memeriksa naskah asli buku ini. Atas kejeliannya, banyak kesalahan ketik
yang telah ditemukan dan diperbaiki. Juga untuk Prof. Agus Setyo Budi yang telah
bersedia menelaah buku ini. Atas kritikan dan saran terbaiknya kami hanya bisa
berucap terimakasih. Ucapan terimakasih paling khusus patut dihaturkan kepada
Ibu Rumini Nasikun atas kemurahan hatinya dalam me-nyediakan tempat yang
nyaman serta kopi dan teh manis untuk teman kami menyiapkan naskah asli buku
ini. Selanjutnya ucapan terimakasih yang tulus juga disampaikan oleh para penulis
kepada rekan-rekan anggota subkelompok penelitian KAM Laboratorium Fisika
Atom dan Inti Bagian Fisika FMIPA UGM atas saran-saran dan harapan-harapan
yang telah menjadi masukan yang sangat berarti.
Yogyakarta,
Maret 2015
v
i
i
95 Bab 4
Kinematika
Bandul Melingkar 154 Daftar Isi xi
5.7 Kerangka Acuan Non Inersial: 8.1 Orientasi, Kecepatan, dan Perce-
Gaya-gaya Lembam 156 patan 212
8.2 Hubungan Variabel Linier dan Vari-
abel Sudut 218
Bab 6 8.3 Tenaga Kinetik dan Momen Iner-sia
159 Kerja dan Tenaga
222
6.1 Tenaga Kinetik 160 8.4 Teorema Sumbu Sejajar dan
6.2 Kerja 164 Sumbu Tegak 233
Kerja Sepanjang Pergeseran Ke-cil 8.5 Momen Gaya 236
166 8.6 Dinamika 239
Kerja Sepanjang Lintasan 167 8.7 Kesetimbangan 244
6.3 Medan Gaya Lestari dan Tenaga 8.8 Usaha, Tenaga, dan Daya 248
Potensial 171 8.9 Momentum Sudut 250
6.4 Hukum Kelestarian Tenaga Meka- 8.10 Perpaduan Translasi dan Rota-si
nik 177 255
8.11 Topik Khusus dalam Rotasi 258
Gerak Giroskop dan Gasing 258
Bab 7 Pengantar Gerak Benda Tegar
185 Tumbukan, Impuls, dan Momentum
Tersam-bung 259
7.1 Pusat Massa 186
Sistem Banyak Partikel 186
7.2 Momentum Linier 191 Bab 9
Definisi Momentum Linier 192 261
Momentum Sistem Dua Partikel dan
Gravitasi
Kelestariannya 193 9.1 Hukum Kepler 263
Hukum Pertama Kepler 265
Momentum Linier Sistem Parti-kel 194
Hukum Kedua Kepler 266
7.3 Tumbukan dan Impuls 196 Hukum Ketiga Kepler 267
Tumbukan dan Impuls 196 9.2 Gravitasi Oleh Benda Titik 269
9.3 Gravitasi Oleh Benda-benda Be-
7.4 Kelestarian Momentum Lini-er 200
sar 274
7.5 Tenaga dan Momentum Tumbuk-an Gaya Pasang (Tidal) 279
201 9.4 Massa Lembam versus Massa
Tumbukan Lenting Sempurna 201 Gra-vitasi 284
Tumbukan Lenting Sebagian 205 Dari Galilei, Newton, dan Bes-sel 284
Tumbukan Tidak Lenting Sama Seka-
li 205 Eksperimen Eötvös 285
Eksperimen Roll-Krotov-Dicke
7.6 Tumbukan Dua Dimensi 207 287 Eksperimen Braginskij-Panov
7.7 Gerak dengan Perubahan Mas-sa
287
209
9.5 Gravitasi Newton dan Hukum Ke-
pler 289
Bab 8 9.6 Medan Gravitasi 297
211 Gerak Benda Tegar 9.7 Tenaga Potensial Gravitasi 299
Usaha Oleh Gaya Gravitasi 299 Tenaga
Potensial Gravitasi 302 Tenaga Mekanik
dan Bentuk Lintas-
an 305
xii Daftar Isi 11.4 Persamaan Gerak 352
9.8 Orbit Satelit 306 11.5 Kekenyalan dan Hukum Hoo-ke
9.9 Pandangan Einstein tentang Gravi- 355
tasi 308 11.6 Bahan Kenyal Tanpa Ketegar-an
357
Prinsip Kesetaraan Lemah 309
Modulus Bongkahan 357
Prinsip Kesetaraan 312
Modulus Young 358
Terapan Prinsip-prinsip Kesetara-
11.7 Bahan Kenyal dengan Ketegar-an
an 314 362
9.10 Topik Khusus 316
11.8 Gaya Pemulih 364
9.11 Lebih Jauh tentang Gravity Probe-
B 317 367 Daftar Pustaka
9.12 Teknologi pada Gravity Probe-
B 318
Sekat Berpori 318
Wadah Timbal Berlapis 319
Pendorong Mikro 319
369Lampiran
Sistem Suspensi Giroskop 319
Bab 10
321
Dinamika Zat Alir
10.1 Pengertian Zat Alir 322
10.2 Jenis-jenis Zat Alir 323
10.3 Partikel Zat Alir 323
10.4 Tekanan 325
10.5 Persamaan Kontinuitas 325
10.6 Dinamika Zat Alir 328
10.7 Tekanan Hidrostatik 330
10.8 Gaya Apung 332
10.9 Hukum Bernoulli 334
10.10 Zat Alir Tak Ideal 336
Zat alir kental tak termampatkan di an-
tara dua pelat 337
Aliran zat alir kental dalam pipa berpe-
nampang bujursangkar 339
Bab 11
343
Mekanika Benda Malar
11.1 Vektor Pergeseran 344
11.2 Tensor Regangan dan Tensor
Rota-si 346
Makna Komponen Tensor Regang-
an 349
11.3 Medan Kecepatan dan Percepat-an
351
1
Fisika: Upaya
Memahami Alam
Quantum mechanics in action.
Gambar ini memperli-
hatkan sebuah visualisasi
piston nanohidrolik. Mo-
del ini melibatkan suatu
tabung nano karbon (biru),
atom-atom helium (hi-
jau), dan sebuah molekul
"Buckyball". Teknologi
dalam ukuran nanometer
semacam ini merupakan
konsekuensi fisika kuan-
tum (gambar diambil dari
http://www.nanotech-
now.com)
Pola-pola
Keteraturan
Perumusan Pola-
meyakini bahwa alam ini diciptakan sebagai suatu keselarasan (harmoni) yang
memiliki Fisika merupakan pola-pola keteraturan. Walaupun gejala-gejala alamiah
sering terlihat terjadi secara acak, upaya menemukan namun tetap saja sesungguhnya
adalah acak yang teratur. Ada keteraturan dalam keacak-pola-pola keteraturan an.
Perambatan kalor dan difusi bahan sesungguhnya adalah gejala acak. Akan tetapi,
alam dan terdapat keteraturan sehingga gejala perambatan panas dan difusi bahan
dapat dirumus-membingkainya kan secara matematis. Jadi, adakalanya pola-pola
keteraturan itu tampak jelas nyata, tetapi menjadi bagan sering terjadi bahwa
keteraturan itu sangat tersembunyi, sehingga membutuhkan kejelian berpikir yang runtut.
dan kecermatan kita dalam mengungkapnya. Sekarang marilah kita merenung
sejenak. Bagan bepikir tentang Mungkinkah akan terasa nyaman andaikata kita mampu
mengetahui kaidah-kaidah atau pola-pola keteraturan pola-pola yang dianut oleh setiap
gejala alamiah dalam setiap rinciannya. Dengan pandu-alamiah itu disebut an kaidah-
kaidah itu kita dapat meramalkan segala sesuatunya. Dari hasil ramalan itu, kita teori.
Jadi, fisika dapat mengambil tindakan yang memadai agar kita dapat mengambil
keuntungan ataupun adalah upaya menghindar dari kerugian. Boleh jadi, hidup kita
akan terasa lebih mudah. Sesuatunya membangun teori akan tampak pasti, jauh dari
kegalauan dan kegundahan. Atau mungkin malah sebalik-tentang gejala-gejala nya,
dengan kepastian semacam itu hidup kita justru terasa sulit, tidak pernah tenang dan
alamiah. selalu dalam kesedihan sebagaimana seorang narapidana yang telah
mendapat kepastian kapan akan dihukum mati. Akan tetapi, terlepas dari
kemungkinan-kemungkinan se-macam itu, cita-cita ilmu fisika hanyalah menemukan
kaidah-kaidah atau pola-pola yang
sering disebut hukum alam itu.
F
Bagan bepikir tentang pola-pola
keteraturan alamiah itu
disebut . Jadi, fisika adalah upaya membangun teori tentang gejala-
gejala alami-ah. Bagan berpikir itu secara matematis disajikan
sebagai kaitan-kaitan matematis yang menghubungkan struktur-
struktur matematis yang mewakili konsep-konsep tertentu, se-misal
besaran, parameter, dll. Oleh karena itu, konsep-konsep pun
bermunculan sesuai
Perumusan Pola-pola Matematis Itu 5
kebutuhan. Jadi, ilmu fisika berusaha menemukan pola-pola
keteraturan tersebut dan membingkainya dalam suatu rumusan
matematis. Yang diusahakan adalah mendapatkan gambaran
matematis maksimal, yakni persamaan matematis yang paling tepat
dan yang memiliki jangkauan paling luas dalam menjelaskan
keteraturan alam. Walaupun tidak ada kesepakatan secara formal
namun telah berkembang keyakinan secara luas bahwa pola-pola
Gunung es di permukaan
laut. Yang tersembunyi di bawah
permukaan la-ut jauh lebih besar
jika dibandingkan dengan yang
tampak di atas permukaan.
Semakin banyak Jadi, model-model yang masih lolos dari penolakan akan terus
bertahan, sedangkan yang eksperimen yang telah gagal perlu diperbaiki atau
ditinggalkan sama sekali. Model-model yang masih lolos gagal membuktikan uji perlu
digabungkan sehingga didapatkan model-model yang memiliki jangkauan (do-
kesalahan sebuah main) yang lebih luas. Selanjutnya, model-model hasil
penggabungan kemudian harus teori, semakin diuji lagi dengan eksperimen-
eksperimen. Sekali lagi, yang masih lolos akan bertahan, meyakinkan teori itu. yang
gagal diperbaiki atau ditinggalkan. Proses semacam ini berlangsung terus-menerus.
Lalu, kapan akan berakhir? Jawabnya : tiada akan berakhir. Kehebatan sebuah teori atau
Perumusan Pola-pola Matematis Itu 7
model diukur dari kemampuannya bertahan dari upaya
penolakan melalui eksperimen-eksperimen. Semakin
banyak eksperimen yang gagal membuktikan kesalahan
sebuah teori, semakin meyakinkan teori itu. Akan tetapi,
tetap saja, bahwa teori itu tidak akan pernah terbukti
kebenarannya.
Objek matematis
untingan serat yang tersusun
atas torus dan lingkaran
berpadan-an dengan
Taksonomi Fisika
Terdapat tiga cara dalam penyusunan taksonomi atau
pengelompokan cabang-cabang il-mu fisika, yakni yang
berdasarkan tujuannya, berdasarkan peran dalam
penyusunan teori, dan yang berdasarkan objek material
kajiannya. Tiga cara pengelompokan itu dijelaskan sebagai
berikut.
Berdasarkan tujuannya, dikenal fisika (murni) dan fisika
ter-
apan. Dalam hal ini fisika (murni) bertujuan membangun teori
tentang keteraturan alam.
Sementara dalam fisika terapan, para fisikawan berupaya
mempelajari cara memanfaatkan
berbagai pengetahuan (teori, model, dan kaitan-kaitan fisis)
untuk tujuan-tujuan khusus
dan umum.
Dalam setiap cabang Berdasarkan peran yang dimainkan, dikenal dua
metodologi,
fisika yang yakni fisika teoretik dan fisika eksperimental atau
observasional. Dalam fisika teore-
digolongkan tik para fisikawan berupaya menyusun model-model (matematis)
bagi keteraturan alami-
berdasarkan objek ah, memprakirakan hasil-hasil eksperimen dan pengamatan, serta
berupaya menjelaskan
material terdapat hasil-hasil eksperimen dan pengamatan. Dalam fisika
eksperimental dan observasional
kajian yang bersifat para fisikawan melakukan eksperimen dan pengamatan terkait
dengan pengujian teori
teoretis maupun atau model-model matematis yang diusulkan, mengumpulkan
data-data, dan melakukan
eksperimen- eksplorasi gejala-gejala alamiah.
tal/observasional dan
yang bertujuan untuk Ini adalah pengelompokan fisika berdasarkan objek
membangun teori material yang menjadi bahan kajian. Mengingat
beranekaragamnya objek material ilmu
fisika tentang objek fisika, maka dapat diduga terdapat berbagai cabang fisika
berdasarkan cara pengelompok-
itu maupun untuk an ini. Sekedar untuk disebutkan, beberapa cabang itu antara
lain fisika partikel, fisika
menerapkan Bumi (geofisika), fisika atom, fisika nuklir, fisika plasma, fisika
komputasi, fisika material,
pengetahuan yang ekonofisika, biofisika, dll.
sudah diperoleh.
Taksonomi fisika oleh karena itu dapat di sajikan sebagai
matriks yang tersaji da-
lam Gambar 1.8. Hal penting yang harus disadari adalah bahwa
dalam setiap cabang
fisika yang digolongkan berdasarkan objek material terdapat
kajian yang bersifat teore-
tis maupun eksperimental/observasional dan yang bertujuan
untuk membangun teori
fisika tentang objek itu maupun untuk menerapkan pengetahuan yang sudah diperoleh.
Taksonomi Fisika 11
berkembang dengan sangat pesat karena bimbingan teori-teori sains yang ada.
RASA Rasa ingin tahu INGIN TAHU adalah motivasi paling agung dan alami dalam
sains. Itulah yang mendo-adalah motivasi rong ilmuwan sejati dalam melakukan
perenungan dan penelitian. Jadi, bukanlah tuntutan paling agung dan uang, bukan
ketenaran, bukan kemanfaatan, bukan trend, bahkan bukan pula publikasi il-
alami dalam sains. miah yang mendorong para ilmuwan perintis jaman dalam
membuka jalan bagi kemajuan
umat manusia dewasa ini. Kita simak sekali lagi ungkapan
Newton yang terkenal itu:
“... I seem to have been only like a boy playing on the
seashore, and diverting myself in now and then finding a
smoother pebble or a prettier shell, whilest the great
ocean of truth lay all undiscovered before me."
Karena dorongan RASA INGIN TAHU, ilmu pengetahuan
berkembang semakin luas dan semakin mendalam, menjangkau hal-
hal luar biasa yang sangat mengagumkan yang tidak dapat kita
perhitungkan dari semula, sehingga kita mampu bergerak menuju
ke tengah lautan ilmu (meskipun kita tidak akan mungkin sampai di
sana) serta mam-pu menyelam menuju kedalaman samudra ilmu
yang disebut-sebut oleh Newton di atas (meskipun kita juga tidak
akan mungkin sampai di sana). Sebaliknya jika pengembangan sains
hanya didorong (lebih tepatnya dikebiri) oleh kebutuhan-kebutuhan
hidup sesaat, maka seolah sudah ada batas bagi pengembaraan kita.
Inilah yang akhirnya membatasi atau menghalangi kita untuk
bergerak semakin ke tengah dan semakin ke dalam samu-dra ilmu.
Akhirnya, kita hanya berada di pinggir, mungkin hanya sebatas di
teluk sempit dan dangkal saja. Di sana kita tidak akan mendapatkan
hal-hal luar biasa, yang meng-agumkan, dan yang tak terduga. Lebih
parah lagi, kalau kemudian kita merasa sudah berada di samudra
ilmu. Padahal samudra ilmu itu luas dan dalam, bukan sesempit dan
sedangkal teluk itu. Mari kita bebaskan sains dari belenggu-
belenggu itu, yang menge-kang kreativitas kita yang menghalangi
kita untuk sekedar menghilangkan rasa haus kita akan pengetahuan
dan pemahaman.
Pertanyaan-pertanyaan
1. Dugaan ilmiah atau bukan ?
a)Albert Einstein adalah fisikawan terpopuler sepanjang
zaman.
b) Zinedin Zidane adalah pemain sepak bola terbaik di
dunia.
2. Susunlah sendiri beberapa dugaan. Lalu diskusikan
dengan rekan-rekan Anda apakah dugaan-dugaan Anda
itu merupakan dugaan ilmiah.
3. Bagaimana pendapat Anda tentang pertanyaan yang diajukan
salah seorang rekan An-da kepada guru perihal jawaban
sebuah soal yang ada dalam buku ini? Dapatkah pertanyaan
itu menggerakkan para ilmuwan mencari jawabannya?
4. Bayangkanlah Anda hidup pada masa ketika manusia belum
mengetahui bahwa Bu-mi ini bulat dan masih beranggapan
bahwa Bumi ini merupakan bidang datar. Lalu andaikan pada
masa itu ada orang yang melakukan perjalanan ke arah barat
terus me-nerus tanpa berhenti. Maka orang itu tentu akan
muncul dari arah timur. Hal ini bagi kita bukanlah sesuatu
yang menakjubkan. Akan tetapi, bagi orang-orang pada masa
itu kejadian seperti itu tentu akan mengherankan dan akan
menimbulkan banyak pe-nafsiran. Dapatkah Anda
memperkirakan seperti apakah bayangan manusia tentang
bentuk Bumi ini setelah mengetahui kejadian itu?
2
Besaran dan
Pengukuran
Candi Siwa dan Wisnu di
komplek candi Prambanan
seolah tidak tampak. Pun-
cak candi Brahma ini juga
terlihat lebih tinggi daripa-
da puncak Merapi. Inilah
yang disebut sebagai Para-
laks. Hal ini juga terjadi pa-
da rasi bintang yang selama
ini terlihat seolah pada sa-
tu bidang. Dalam pengu-
kuran dampak adanya para-
laks ini harus diperhitungk-
an (panoramio.com).
.
Satuan panjang tidak harus meter. Satuan massa tidak harus kilogram.
Satuan luas
juga tidak harus hektar. S . Tentu saja selalu ada konversi
dari satu satuan ke satuan yang lain untuk besaran yang
sama sehingga tidak menghambat komunikasi.
22 Bab Besaran dan Pengukuran
Ketentuan penulisan
satuan:
1. Apabila satuan
di-tulis lengkap, ma-ka
selalu dimulai de-ngan
huruf kecil. Contoh:
newton, li-ter, meter,
joule, dll.
4 kg/m − − ML −
−
Sistem Internasional
Salah satu pekerjaan seorang ilmuwan dalam proses ilmiah
adalah mengomunikasikan
atau melaporkan hasil-hasil pengamatannya kepada masyarakat Pendefinisian sistem
khususnya masyarakat il-
miah. Apabila seseorang memberitahukan hasil-hasil satuan yang
pengukurannya kepada masyarakat
ilmiah maka ia harus memenuhi aturan atau format-format diterapkan secara
tertentu yang telah disepaka-
ti. Sesuatu yang telah disepakati ini disebut standar. Anda akan internasional sangat
bingung apabila tiba-tiba
datang kepada Anda seorang asing (mungkin makhluk yang penting. Hal tersebut
berasal dari luar tata surya
kita) dan mengatakan bahwa ia datang dari suatu tempat yang memudahkan dalam
jaraknya 100 “milita” dari
tempat anda berada. Apa itu “milita”? Yang jelas “milita” adalah berkomunikasi, lebih
satuan panjang. Tetapi
berapa satu milita? Berbeda halnya kalau orang asing itu khususnya
mengatakan bahwa ia datang
dari suatu tempat yang jauhnya 50 kilometer dari tempat Anda komunikasi yang
berada. Mengapa? Betul,
karena kita telah memahami nilai satu kilometer itu. terkait
Besaran pokok maupun besaran turunan dapat diukur dengan penelitian-penelitian
menggunakan satuan
yang telah baku maupun satuan yang belum baku. Penggunaan ilmiah dan
berbagai satuan tersebut
tentu akan menimbulkan berbagai masalah. Untuk mengatasi pengembangan
hal ini, di Perancis pada
tahun 1790 telah didefinisikan dan disepakati suatu standar teknologi.
sistem satuan yang berlaku
secara menyeluruh di Eropa saat itu dengan mendefinisikan standar
panjang dalam meter.
Sistem ini dikenal dengan sistem metrik dan merupakan sistem
alternatif selain sistem
Inggris yang juga berlaku pada saat itu terutama di Inggris.
Meskipun sistem metrik ini
sudah digunakan untuk jangka waktu yang lama secara
internasional, namun penggunaan
istilah Sistem Internasional (SI) baru dimulai sejak tahun 1970.
Sistem internasional ini
diturunkan dari sistem metrik sehingga sistem ini lebih populer
dengan nama sistem
24 Bab Besaran dan Pengukuran
F A
Fakt Awalan Simbol Fakt Awalan Simbol
or or
/. yotta- Y /. − yotta- y
/. zetta- Z /. zepto- z
/. eksa- E /. − atto- a
/. peta- P /. − femto- f
/. tera- T /. − piko- p
/. giga- G /. − nano- n
/.Sekarang
mega- satuMpersatu
/. − standar
micro- untuk masing-masing
besaran pokok tersebut hendak dibicarakan.
/. kilo- k /. − mili- m
/. hekto- h /. − senti- c
Panja
ng/. deka- da −
− desi- d
/.
Sebenarnya orang telah melakukan
pengukuran panjang sejak 1 milenium
sebelum masehi. Satuan panjang ter-tua
yang tertulis dalam sejarah adalah cubit.
Satuan cubit tersebut merupakan satuan
mesir kuno, yang panjang-nya setara
dengan jarak dari siku hingga jari tengah
apa-bila tangan direntangkan. Cubit
Seperti telah dijelaskan sebelumnya,
sistem metrik sudah dicetuskan sejak
tahun 1790 oleh Lembaga Na-sional
Prancis. Sistem metrik ini kemudian
Artefak batang yang menunjukkan tersebar luas dan digunakan oleh banyak
negara di Eropa dan Ameri-ka Latin, hingga
konvensi ini adalah penandatanganan Pakta Meter. Selain itu,
dibentuk juga tiga lembaga yang menjaga pelaksanaannya. Lembaga
tersebut adalah: (1) Conférence Générale des Poids et Mesures
(britishmuseum.org).
Sistem Internasional 25
s
mengumpulkan delegasi-delegasi dari negara-negara yang telah
a
menyepakati konvensi. Tugas utama konferensi ini adalah
menyebarluaskan dan melakukan pengembangan Sis-tem l
Internasional (SI). (2) Comité International des Poids et Mesures a
(CIPM). CIPM merupa-kan kepengurusan yang terdiri delapan belas h
pakar dari berbagai negara. Kepengurusan CIPM diajukan melalui
CGPM. CIPM melakukan pertemuan setiap tahun dan tugas-nya s
adalah memberikan pertimbangan pada CGPM. CIPM ini memiliki a
sub bagian, yang menangani bidang yang berbeda. Salah satu
t
bidang dari CIPM adalah CCU (Consultative Committee for Units),
u
yang bertugas memberikan pertimbangan pada CIPM perihal satuan
Tetapi pada tahun 1983, definisi diubah lagi menjadi Alat yang kita
pembanding, yaitu alat ukur yang sudah ditera se- yang dimiliki
Benda Jarak
(m)
Jarak quarsar paling jauh yang diketahui 1,4 10
dari Bumi
Jarak galaksi paling dekat dari Bumi 2 10
Jarak rata-rata Matahari dari Bumi 1,5 10
Jejari Bumi 6,3 10
7
Jarak Jakarta-Surabaya 8,4 10
9
Panjang kertas A4 2,9 10
7
Diameter atom Hidrogen 1 −
−
0
Massa
Apakah massa itu? Awalnya orang mengatakan massa adalah
ukuran banyaknya suatu benda. Kemudian di era mekanika
Newton, massa disebut sebagai ukuran kecenderung-an benda
dapat dipercepat oleh suatu gaya. Sementara itu ada konsep
massa inersial dan massa gravitasi (lihat bab Gravitasi).
Kemudian dalam perkembangan terakhirnya, para fi-sikawan
masih mencari asal usul terjadinya massa. Dugaan terakhir
adalah bahwa massa terjadi karena setiap benda "diberi massa"
oleh partikel Higgs. Dugaan tersebut terbuk-ti pada 4 Juli 2012
dengan ditemukannya partikel dengan massa berada di antara /
03 dan /05 GeV/c di LHC. Temuan ini memastikan teori tentang
keberadaan medan Hig-gs. Keberadaan medan Higgs merupakan
kabar gembira bagi penganut Model Standar. Namun hingga
sampai saat ini, asal usul massa masih dipertanyakan karena
teori Model Standar banyak menuai kritik.
Model Standar, yang sejauh ini diyakini oleh banyak fisikawan
partikel, menjelaskan tentang penyusun materi dan cara materi
berinteraksi satu dengan yang lain. Model stan-dar bersandar pada
dua gagasan sederhana: semua materi tersusun atas partikel-
partikel elementer, dan partikel tersebut saling berinteraksi satu
dengan yang lain dengan me-nukarkan partikel lain yang diyakini
bertanggung jawab atas keberadaan gaya-gaya fun-damental.
Partikel-partikel penyusun materi disebut sebagai fermion dan
partikel-partikel pembawa interaksi disebut sebagai boson. Standar
model sangat sederhana, namun terda-pat persamaan yang sangat
rumit di belakangnya.
Model standar masih memiliki kekurangan, yaitu tidak dapat
menjelaskan fenomena yang terjadi pada energi tinggi. Pada tingkat
energi rendah, semuanya dapat dijelaskan. Ini senada dengan
kenyataan bahwa mekanika Newton tidak dapat menjelaskan benda-
benda yang bergerak dengan kelajuan mendekati kelajuan cahaya.
Masalah besar di Model Standar adalah tidak menyertakan interaksi
gravitasi dalam tinjauannya. Model standar tidak dapat menjelaskan
alasan gravitasi jauh lebih lemah daripada gaya elektromagnetik
dan gaya-gaya inti. Model standar memiliki lubang besar. Kemudian
diperkenalkanlah teori supersimetri, yang menyatakan bahwa setiap
partikel memiliki padanan. Supersi-metri inilah yang menutup
lubang model standar. Untuk penjelasan lebih rinci mengenai fisika
partikel, akan dibahas pada jilid 1 buku ini. Untuk sementara,
secara pragmatis, massa dapat dipandang sebagai ukuran resistensi
benda terhadap gaya.
Pengukuran massa telah dilakukan sejak 1 milenium sebelum
masehi oleh orang-orang Mesir kuno. Satuan massa pada saat itu
adalah deben, yang setara dengan 7/ gram.
Sistem Internasional 27
Deben artinya "balok batu". Hal ini menyatakan bahwa
pengukuran massa pada zaman itu adalah membandingkan
massa benda yang diukur terhadap balok-balok batu
dengan menggunakan neraca.
Teknologi pengukuran massa terus dikembangkan hingga saat ini.
Standar massa in-
ternasional yang disepakati hingga saat ini
adalah (kg). S
alloy
Waktu
Hingga saat ini, pertanyaan "Apakah
sebenarnya wak-tu itu?" masih menjadi
pencarian bagi para fisikawan. Waktu
menjadi kajian yang sangat filosofis dan
mungkin esoteris. Untuk saat ini, waktu
dapat dipahami sebagai
parameter dinamika. Namun sesungguhnya, maknanya
(commons.wikimedia.org)
jauh lebih dalam daripada itu. Dalam relativitas khusus,
Minkowskian, waktu dimaknai sebagai dimensi keempat. Waktu
merupakan salah satu sumbu dalam ruang datar (ke-lengkungannya
nol) berdimensi empat. Sementara dalam relativitas umum, orang
tidak lagi mengatakan "dimensi ruang dan waktu", tetapi orang
mengatakan "ruang waktu" ka-rena ruang dan waktu terjalin, tidak
terpisah, sebagai struktur alam semesta. Untuk lebih
jelasnya dapat dibaca buku ini.
pada Jilid
Standar waktu yang masih digunakan sampai ( ).
saat ini adalah Seperti
waktu secara internasional ini juga mengalami perubahan.
halnya standar panjang, 3
standar
Pada awalnya satu detik didefinisikan sebagai (1/60)(1/60)
(1/24) hari Matahari rata-rata. Jadi, satu detik adalah
1/86400 hari Matahari rata-rata. Kemudian, para ahli
menyadari bahwa hari Matahari rata-rata berubah dari
tahun ke tahun sehingga tidak cocok lagi dijadikan sebuah
standar. Pada tahun 1967, dengan menggunakan jam atom,
yaitu alat yang bekerja berdasarkan getaran suatu atom
tertentu, telah didefinisikan standar waktu yang baru.
Dengan menggunakan jam atom,
. Dalam kehidupan
sehari-hari, selain detik digunakan pula satuan yang lain seperti menit,
jam, dan hari. Sa-
tuan ini merupakan kelipatan satuan yang lainnya, contohnya 1 menit = 60
sekon, 1
jam = 60 menit, dan 1 hari = 24 jam. Untuk satuan hari dan tahun perlu
kehati-hatian
28 Bab Besaran dan Pengukuran
mengingat satuan-satuan tersebut terkait dengan gerak Bumi dalam
sistem tata surya kita.
Satuan hari dan tahun bergantung dari planet tempat
pengamatan dilakukan.
.
Mengikuti definisi kuat arus, tetapan magnetik , yang
juga dikenal dengan perme-
−
abilitas vakum, adalah tepat ; 2 /. henry per meter.
Suhu
Suhu atau temperatur adalah ukuran numerik yang menyatakan
dingin atau panasnya suatu benda. Suhu sebenarnya tidak lain
adalah energi kinetik. Untuk pembahasan lebih lanjut akan
dijelaskan pada jilid 2 buku ini bab Termodinamika.
Berdasarkan kesepakatan internasional Conférence
Générale des Poids et Mesures (CGPM) pada tahun 1968,
sebagai standar suhu ditetapkan kelvin (K). Sebelum satuan
kelvin, satuan yang digunakan adalah derajat kelvin (°K),
yang ditetapkan di konferensi interna-sional CGPM pada
tahun 1954. Sebelum derajat kelvin ini, sebagai standar suhu
orang menggunakan derajat celcius yang menetapkan titik
beku air 0 °C dan titik didih air 100 °C pada tekanan 1
atmosfer. Satuan derajat Celcius ini ditetapkan pada CGPM
tahun 1948. Satuan kelvin juga menggunakan acuan yang
sama yaitu titik beku air dan titik didih air. Pada skala kelvin,
titik beku air pada tekanan atmoster ditetapkan 273,16 K,
dan titik didih air 373,16 K. K
.
Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya adalah daya yang dipancarkan gelombang
elektromagnetik per satu sa-tuan sudut ruang. Standar
internasional satuan intensitas cahaya mengalami penyempur-naan
dari waktu ke waktu. Pada awalnya, sebagai standar intensitas
cahaya orang menggu-nakan lilin, kemudian diganti dengan
kandela, berdasarkan pada radiasi benda hitam sem-purna saat
mencapai titik lebur platina. Kemudian, secara internasional
kembali diberikan definisi baru mengenai standar intensitas cahaya.
S
−
.
Sistem Internasional 29
Banyaknya Zat
A .
Uraian tentang standar untuk masing-masing besaran di atas dirangkum
pada Tabel
2.5.
S
Besaran Satuan Simb Definisi
ol
Panjang meter m Satu meter adalah panjang lintasan yang ditempuh
oleh cahaya dalam ru-
ang hampa selama interval waktu 1/299.792.458
detik
Massa kilogr kg Satu kilogram sama dengan massa sebuah silinder
am pejal yang terbuat dari
campuran platina-iridium yang disimpan di the
International Bureau of
Weights and Measures di
Sèvres, Perancis.
Waktu detik dt Satu detik adalah 9.192.631.770 kali periode radiasi
(gelombang elektro-
magnetik) yang dipancarkan karena transisi antara dua
aras hiperhalus pa-
da keadaan dasar atom
Caesium-133.
Arus amper A Satu ampere didefinisikan sebagai besar kuat arus yang
listrik e bila dialirkan pada
masing-masing kawat dari dua kawat sejajar berdiameter
amat sangat kecil
yang panjangnya tak terhingga dan terpisah oleh jarak 1
meter dalam ruang
hampa, akan menimbulkan gaya − newton di antara
sebesar 2 x 10 kedua
kawat itu untuk setiap meter
panjang kawat.
Suhu kelvin K Pecahan 1/273,16 suhu termodinamis titik tripel
Ter- air
modina
mis
Banyakn mole mol Satu mol suatu zat terdiri buah partikel yang
ya atas 6,022 x 10 nilainya
zat sama dengan bilangan
Avogadro.
Intensit candel cd Satu candela didefinisikan sebagai intensitas cahaya
as a monokromatik atau
cahaya radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh suatu
sumber pada freku-
ensi tertentu (540 terrahertz atau 5,4 x 10 hertz)
dengan intensitas radiasi
−
sebesar 1,46 x 10 W/sr dalam arah pancaran
tersebut.
1.Andaikan massa artefak 1 kilogram pada saat adalah ' . Karena terjadi
kontaminasi, pada saat massanya menjadi ') . Pada saat tersebut, artefak
standar langsung digunakan untuk menera duplikat artefak dan diperoleh
bahwa massa duplikat artefak tersebut .* /3 lebih besar daripada masa
artefak standar. Berapakah massa duplikat artefak tersebut?
2. Seseorang menimbang massa badannya di permukaan Bumi. Kemudian
orang tersebut menimbang kembali massa badannya saat berada di dalam
pesawat yang sedang meluncur di ketinggian 10 kilometer di atas permu-
kaan laut. Apakah sama hasil penimbangan massa seseorang ketika
berada di permukaan Bumi dan berada di ketinggian 10 kilometer?
Mengapa?
30 Bab Besaran dan Pengukuran
3. Diberikan sebuah material logam dengan rapat massa . Seorang metalurgist
diminta untuk membuat silinder
berongga dengan jejari dalamdan jejari luar . Tentukan banyaknya (massa) material yang
harus digunakan
oleh metalurgist tersebut apabila dalam proses pembuatannya terjadi penyusutan
material sebesar 1 .
4. Untuk membuat peranti-peranti laboratorium berupa wadah senyawa, digunakan
material kaca borosilikat. Di-
ketahui massa material borosilikat tersebut adalah 0* 01 g/cm . Tentukan massa
kaca borosilikat yang diper-
lukan apabila ingin dibuat gelas kimia (berbentuk silinder) dengan jejari dalam 5.
mm, tinggi gelas (diukur pada
bagian dalam) 7/ mm dan ketebalan gelas tersebut 0 mm pada bagian pinggir, 1 mm
pada bagian bawah, dengan
penyusutan selama proses pembuatan adalah 0 .
(a) Triquetrum adalah salah satu alat astronomis (b) Astrolabe adalah salah
satu alat navigasi yang
yang dibuat pertama kali oleh Ptolomeus (musli- dikembangkan oleh para
matematikawan muslim
mheritage.com) abad pertengahan (commons.wikimedia.org).
Definisi
32 Bab Besaran dan Pengukuran
Simbol merupakan
kesepakatan untuk
menyatakan tetapan
Planck. Sementara
simbol atau
biasanya
merupakan simbol
yang disepakati untuk
menyatakan kelajuan
cahaya di ruang
hampa. Simbol
digunakan untuk
dapat dipastikan tiruannya yang mengalami penambahan ataukah
arte-faknya yang mengalami penyusutan atau sebaliknya.
−
/. JK , dan tetapan Avogadro
−
yang nilainya
berkembangnya Boltzmann *
teknologi, 4* .0./2 /. mol .
juga mengusulkan tetapan alamiah berikut ini, untuk juga dijaga ek-
ditemukanlah Selain itu, −
kelemahan- CCU
kelemahan pada sak nilainya: Kelajuan cahaya di ruang hampa meter per
sistem SI ini. adalah 077,570,236 detik,
Salah satunya frekuensi pemecahan hiperhalus atom Cesium-133 pada keadaan dasar yang dinotasikan
CCU )
dengan adalah 7 /70
hfs hertz, dan efikasi dari
adalah
41/ 55. luminus radia-
kebergan-
tungan si monokromatik dengan hertz adalah tepat 461 lumen
terhadap frekuensi 32. /. per watt.
artefak satu mengusulkan pula agar: artefak standar kilogram tidak lagi
digunakan dan definisi
kilogram
kilogram yang digunakan sekarang harus dicabut, definisi
sebagai standar.
ampere harus dicabut, definisi kelvin dicabut, dan definisi
Artefak satu
kilogram ini
mole direvisi.
tidak dapat
dijaga Usulan Standar Panjang
sepenuhnya
dari Standar panjang yang diusulkan tidak jauh berbeda dari yang digunakan sekarang. Hanya
kontaminasi. saja redaksinya diubah sedikit sehingga definisi tersebut lebih mengena.
Ketika tiruan
yang dibuat
berdasarkan
arte-fak ini
mengalami
penambahan
massa,
kemudian
dibandingkan
kembali dengan
artefak asli,
maka tidak
Redefinisi Sistem Internasional 33
−
Planck sehingga tepat 4 404.4 /. jika dinyatakan
dalam J s.
Akibat langsung usulan ini adalah satuan kilogram yang
baru menjadi bergantung pada definisi meter dan detik.
Namun, satuan ini tidak lagi bergantung pada artefak
kilogram sehingga artefak tersebut hanya tinggal sejarah.
−
muatan elementer sehingga tepat 4 .0/5 /. jika
dinyatakan dalam C.
Standar ampere yang digunakan saat ini, yang
bergantung pada berdimensi
ML . Hal tersebut berarti satuan ampere bergantung pada
T standar kilogram, me-
dan detik yang harus didefinisikan terlebih dahulu. Sementara standar ampere yang
te −
r,
diusulkan oleh CCU, memberikan konsekuensi bahwa satuan ini
, melainkan hanya bergantung pada satuan
detik.
1. Andaikan dipilih suatu sistem satuan sedemikian rupa sehingga kelajuan cahaya di
ruang hampa sama dengan satu. Tentukan waktu yang ditempuh oleh cahaya untuk
mencapai planet yang jaraknya 1 SA dari sumber cahaya tersebut. (SA adalah Satuan
Astronomis yang didefinisikan sebagai jarak rerata antara Bumi dan Matahari. Jika
dinyatakan dalam /3. juta kilometer.)
kilometer, / SA
2. Diketahui besarnya 'gaya gravitasi' yang dialami oleh suatu benda terkait dengan
keberadaan benda lainnya
diberikan , dengan adalah tetapan adalah massa benda
oleh ; gravitasi umum, pertama,
kedua, dan adalah jarak kedua benda. Tentukan satuan tersebut.
adalah massa /
benda
3. Andaikan dipilih suatu sistem satuan sedemikian rupa sehingga nilai tetapan
gravitasi umumsama dengan
satu. Tentukan satuan 'gaya gravitasi'.
Besaran Ekstensif dan Intensif 35
4. Energi foton ; , dengan adalah tetapan Planck dan adalah
diberikan oleh frekuensi gelombang
elektromagnetik Apabila dipilih suatu sistem satuan ; / ,
dalam Hertz. sedemikian rupa sehingga maka
tentukan satuan energi
foton tersebut.
Suatu besaran jika besar atau magnitude-nya bersifat Besaran Ekstensif dan
disebut aditif yak-
ni dijumlahkan dari bagian-bagiannya. Sebagai contoh adalah Intensif akan
besaran massa dan volume.
Jika tersedia seonggok daging yang massanya 1 kg dan sepotong dijelaskan dengan
gula merah 0,5 kg, ma-
ka secara keseluruhan massa daging dan sepotong gula merah itu lebih rinci pada buku
adalah 1,5 kg, yakni
merupakan jumlahan dari massa daging dan massa gula. jilid berikutnya
Suatu besaran disebut
bila besarnya tidak tergantung dari penambahan subsistem. bagian
Sebagai contoh
adalah besaran massa jenis. Dua potong kayu masing-masing termodinamika.
memiliki massa jenis 0,9
kg/m . Bila kayu itu kemudian disambung, maka massa jenisnya
tidak berubah, yakni
tetap 0,9 kg/m . Jadi, massa jenisnya tidak menjadi dua kali
massa jenis masing-masing potongan. Contoh lain adalah
tekanan dan temperatur.
(2.4)
Luas penampang bernilai tetap di sembarang titik, sehingga dapat keluar dari tanda integral
= cm
; ) , (2.5)
= cm
/
; )
cm
. (2.6)
; /163* 77 e, (2.7)
Dimensi
Istilah dalam ilmu fisika memiliki dua pengertian khusus yang
berbeda. Yang
pertama berkaitan dengan keleluasaan gerak sebuah benda. Sebuah
manik-manik yang dibiarkan begitu saja di atas meja akan dapat
bergerak lebih leluasa dibandingkan dengan manik-manik yang
diuntai pada seutas kawat yang kaku. Manik-manik yang diuntai
pada seutas kawat kaku itu akan bergerak hanya sepanjang kawat
itu saja. Dikatakan bahwa manik-manik yang diuntai tinggal dalam
ruang yang dimensinya lebih rendah dibandingkan manik-manik
yang dibiarkan bebas di atas meja. Manik-manik yang diuntai
dikatakan “hidup” dalam ruang satu dimensi, sedang manik-manik
yang dibiarkan bebas di atas
Dimensi 37
meja dikatakan hidup pada ruang dua dimensi jikalau
tidak ada kemungkinan terangkat dari permukaan meja.
Pengertian istilah dimensi yang kedua terkait dengan
besaran. Inilah yang akan dibicarakan di sini.
Dengan satuan apapun, jarak suatu gugus bintang dari Bumi
adalah besaran panjang. Entah dengan satuan meter, tahun cahaya
atau satuan tradisional semacam sejengkal, sedepa dan lain
sebagainya, jarak gugus bintang tersebut tetaplah besaran panjang.
Oleh karena
itu jarak memiliki . Demikian pula untuk selang waktu, akan
dinyatakan dengan satuan apapun, entah dengan detik,
menit, jam, atau entah dengan satuan-satuan waktu yang lain,
selang waktu tetaplah selang waktu. Ia memiliki dimensi
waktu.
Pada awalnya dimensi merupakan nama yang diberikan kepada
setiap besaran yang terukur. Kemudian dalam perkembangan
selanjutnya dimensi diartikan pula sebagai cara untuk menyusun
suatu besaran dengan menggunakan huruf atau lambang tertentu.
Setiap besaran fisika hanya mempunyai satu dimensi.
Misalnya dimensi untuk be-saran panjang ditetapkan L. Panjang,
lebar, tinggi, kedalaman dan diameter merupakan besaran yang
sama, yaitu besaran panjang. Oleh karena itu memiliki dimensi
panjang. Demikian pula untuk besaran-besaran pokok yang lain.
Dimensi untuk massa dan wak-tu berturut-turut ditulis sebagai
M dan T. Selanjutnya, dimensi untuk besaran turunan diperoleh
berdasarkan dimensi besaran-besaran pokoknya. Berdasarkan
kenyataan ini, dimensi sering pula diartikan sebagai cara untuk
menyusun suatu besaran berdasarkan besaran-besaran
pokoknya. Dimensi bermanfaat misalnya untuk mengingat-ingat
ben-tuk persamaan-persamaan dalam fisika dan memeriksa
apakah perhitungan-perhitungan yang dilakukan telah sesuai.
Kegunaan dimensi yang lain adalah untuk menguji apakah suatu
persamaan yang tersusun dari berbagai besaran fisis sudah tepat
atau belum. Dapat pula digunakan untuk menjelaskan adanya
kesetaraan dua besaran fisis yang secara sekilas terlihat
berbeda.
Y0 −
benar.
Jadi, ;0 secara dimensi ]=MLT .
persamaan tidak
Y[ ; K L −
+
Konversi Satuan
Dalam pengukuran seringkali diperlukan adanya konversi dari satu sistem satuan ke sis-tem
satuan yang lain. Hal ini memudahkan pengukuran ataupun penghitungan karena
Konversi Satuan 39
satuan dapat dipilih sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
kebutuhan. Dalam perhi-tungan konversi satuan, satuan dapat
dipandang layaknya peubah dalam aljabar, sehingga dapat saling
meniadakan (dapat "dicoret"). Perlu diperhatikan, bahwa dalam
melakukan konversi sebaiknya dibiasakan menulis secara lengkap
satuan yang digunakan hingga akhir perhitungan. Hal ini untuk
memudahkan pelacakan jika terjadi kesalahan perhitungan.
Satu parsec sama nilainya dengan 1* 04 tahun cahaya. Oleh karena itu,
pengetahuan ini dapat kita gunakan sebagai faktor konversi. Jarak bintang
tersebut apabila dinyatakan dalam tahun cahaya
1* 04 tahun
cahaya
47.,... parsec ; 0,027,2.. tahun cahaya, (2.8)
/ parsec
Sesungguhnya kita melihat supernova yang telah terjadi 0,027,2.. tahun
yang lalu, karena cahaya membutuhkan waktu 0,027,2.. tahun untuk sampai
ke mata kita.
Mars Climate
(commons.wikimedia.or
Tahukah Anda ?
Pada tahun 1993, NASA memulai program Mars
Surveyor. Program Mars Su-rveyor tersebut menjalankan
serangkaian misi yang bertujuan untuk eksplorasi planet
Mars. Pada tahun 1995, dua misi dijadwalkan akan
diluncurkan pada akhir 1998 dan awal 1999. Kedua misi
tersebut adalah Mars Climate Orbiter (MCO) dan Mars
Polar Lander (MPL). MCO diluncurkan pada 11
Desember 1998 dan MPL diluncurkan pada 3 Januari
1999. Sembilan setengah bulan setelah peluncuran, MCO
akan segera menyalakan mesin untuk mencapai or-bit
eliptik di sekitar Mars. Mesin MCO dihidupkan pada 23
September 1999, namun MCO hilang ketika memasuki
atmosfer Mars karena orbitnya lebih rendah dari yang
diharapkan. MCO mengorbit terlalu rendah karena
kompu-ter yang mengirimkan perintah dari Bumi
menggunakan sistem satuan British Engineering
sementara komputer yang ada pada MCO menggunakan
satuan SI.
Kesalahan ini membuat MCO berada 56 kilometer di atas permukaan Mars
dari yang seharusnya diharapkan yaitu 250 kilometer. Kerugian yang diderita akibat
kesalahan ini mencapai 168 juta dollar pada masa itu. Kejadian ini memberikan
pelajaran bahwa kesepakatan satuan sangat penting.
Uji Penguasaan Konsep 2.5 Konversi Satuan
1. Jembatan yang menghubungkan pulau Jawa dan Pulau Madura adalah jembatan
Suramadu. Panjang jembatan
suramadu adalah 3261 m. Tentukan panjang jembatan tersebut dalam satuan mil (/ mil ; /*
4.7 /. m).
Tentukan sisi alas persegi Piramid Giza tersebut dalam satuan inci,
apabila tingginya 057* .25 cubit (/ cubit setara dengan 30* 3 cm).
5. Ziggurat of Ur, adalah salah satu bangunan bersejarah Mesopotamia. Ziggurat of Ur
merupakan frasa dari bahasa Sumeria yang artinya "bangunan yang fondasinya
menimbulkan teror". Ziggurat dulunya adalah bangunan
sejenis candi yang digunakan sebagai pusat administrasi kota, dan juga
dijadikan sebagai tempat suci Dewa Bulan. Bangunan ini alasnya
berbentuk persegi panjang dengan ukuran 0/. ft /3. ft. Tentukan luas alas
bangunan tersebut dalam satuan uzalak. Satuan uzalak adalah satuan
Mesopotamia kuno yang setara dengan 7.. m .
Angka Penting
Pengukuran tidak bisa dipisahkan dari fisikawan. Fisikawan
tentunya menyampaikan ha-sil ukur hingga ambang batas
ketidakpastiannya. Dalam hasil ukur, terdapat angka yang
disebut sebagai . Oleh karena itu, tentu saja terdapat pula angka
yang tidak penting. Angka penting dalam pengukuran,
menunjukkan tingkat ketelitian pengu-kuran tersebut. Bagi
fisikawan, hasil ukur /1 mm berbeda dengan /1* ... mm. Pada hasil
ukur /1 mm, digit terakhir, yaitu angka 1 merupakan angka yang
diragukan. Se-mentara pada hasil ukur /1* .. mm, digit terakhirnya
yaitu angka . merupakan angka yang diragukan. Dari kenyataan
tersebut, tentulah hasil ukur /1* .. mm lebih teliti da-ripada /1 mm.
Hasil ukur tersebut misalnya adalah hasil pengukuran diameter
kancing baju secara berturut-turut menggunakan penggaris kayu
satu meter dan jangka sorong. Skala terkecil penggaris kayu
adalah / cm, sehingga tidak mungkin didapatkan digit keti-ga dalam
pengukuran tersebut apabila satuan yang digunakan adalah
milimeter. Dengan demikian, seorang eksperimentator melaporkan
hasil pengukuran diameter kancing baju
dengan menggunakan penggaris tersebut, misalnya /1 0' mm.
Sementara pengu-kuran menggunakan jangka sorong dapat
dilaporkan misalnya /1* ... .* ..0' mm.
Tampak jelas bahwa hasil ukur yang kedua lebih teliti
daripada hasil ukur pertama. Hasil ukur pertama berarti
bahwa nilai diameter kancing baju berada di antara // mm
dan /3 mm. Sementara hasil ukur kedua mengatakan
bahwa hasil ukur tersebut berada di antara /0* .76 mm dan
/1* ..0 mm.
A
. Suatu fungsi yang peubahnya hasil ukur juga mengandung angka
penting. Pada
42 Bab Besaran dan Pengukuran
kasus pengukuran diameter kancing baju di atas, hasil ukur /1 mm
mengandung dua ang-ka penting, yaitu / dan 1, karena digit
taksirannya adalah satu digit terakhir, yaitu angka
1. Sementara /1* ... mengandung lima angka penting, karena digit
taksirannya adalah juga satu digit terakhir, yaitu angka . . Kita
dapat mengetahui angka mana saja yang me-rupakan taksiran dari
suatu hasil ukur dengan cara melihat ralatnya. Dari kasus di atas,
diketahui ralatnya masing-masing bersesuaian dengan digit terakhir
hasil ukurnya.
Perlu diperhatikan bahwa
. Taksiran suatu pengukuran bisa saja
diwakili oleh dua digit terakhir, tiga digit terakhir, dan seterusnya.
Hal tersebut bergantung pada ting-kat ketelitian pengukuran.
Sebagai contoh, hasil ukur presesi geodesik pada eksperimen
Gravity Probe B diperoleh 44.0 /6 milidetik/tahun. Pada
hasil ukur tersebut, nilai taksirannya terletak pada dua
digit terakhir, yaitu angka .0 .
Pada kasus lain, apabila ada seseorang yang menyampaikan hasil
ukur massa 12.. gram misalnya, maka angka tersebut menimbulkan
ambiguitas. Kita tidak dapat menge-tahui apakah dua angka nol
merupakan taksiran atau bukan. Apabila dinyatakan dalam
notasi ilmiah, angka 12.. g g. Tentu saja hasil ini
menjadi 1* 2 /. berbeda apabila
ternyata yang dimaksud adalah g. Nilai ukur 1* g lebih
1* 2.. /. 2.. /. teliti
daripada 1* 2 /. g, walaupun keduanya setara g. Oleh
nilainya dengan 12.. karena
itu disepakati bahwa angka nol di sebelah kanan angka bukan
nol yang tidak mengikuti tanda desimal bukanlah angka penting.
Dengan demikian, apabila ada yang menuliskan hasil ukur
misalnya seperti 12.. g, maka dianggap sama dengan 1* 2 /. g,
dengan kata lain, hanya memiliki dua angka penting. Dari uraian
tersebut, maka sebaiknya dalam menyajikan hasil ukur, sebisa
mungkin dalam notasi ilmiah. Tentang notasi ilmiah akan
dibahas kemudian. Untuk penjelasan yang lebih rinci mengenai
angka penting, dapat dilihat pada rangkuman aturan berikut.
2. A
Pada pengurangan dua buah bilangan akan muncul
beberapa angka yang diragukan. Maka hasil
pengurangan harus dibulatkan sehingga angka yang
diragukan tinggal satu saja.
3. A
Hasil perkalian harus dibulatkan sehingga jumlah angka
pentingnya sama dengan jum-lah angka penting paling
kecil di antara yang dikalikan.
4. A
Hasil bagi harus dibulatkan sehingga jumlah angka
pentingnya sama dengan jumlah angka penting paling
kecil di antara bilangan-bilangan yang muncul dalam
pembagian (entah pembagi maupun yang dibagi)
1. A
Bilangan “4,8890” memiliki lima angka penting. Sedangkan “43,67” memiliki empat
angka penting. Ada berapa angka pentingkah pada hasil jumlahan kedua bilangan di
atas? Hasil jumlahan matematis kedua bilangan itu adalah 48,5590. Angka yang
diragukan pada “43,67” adalah angka “7” yang terletak dua angka dibelakang koma.
Sedang angka yang diragukan pada “4,8890” adalah angka “0” dan terletak empat
angka di belakang koma. Maka angka-angka yang diragukan pada hasil jumlahan
matematis adalah yang terletak mulai dari dua angka di belakang koma, yakni
mengikuti letak angka “7” pada bilangan 43,67. Angka-angka tersebut adalah yang
digarisbawahi pada bilangan 48,5590. Tetapi angka yang diragukan haruslah satu
saja. Oleh karena itu perlu pembulatan. Dan pembulatan ini dilakukan sampai angka
yang diragukan paling kiri. Hasilnya 48,56. Jadi 4,8890 ditambah 43,67 sama dengan
48,56 dan bilangan ini memiliki empat angka penting.
2. A
Hendak dihitung pengurangan 2,567 dari 345,2. Hasil pengurangan
secara matematis adalah 342,633. Tiga angka yang digarisbawahi
merupakan angka yang diragukan. Karena tidak boleh terdapat lebih dari
satu angka yang diragukan, maka harus dibulatkan sampai ke angka
diragukan paling kiri. Hasilnya adalah 342,6. Jadi, ada empat angka
penting.
3. A
Andaikan anda harus mengalikan bilangan 3,428 dengan 81,3224. Bilangan
pertama memiliki empat angka penting, sedang yang kedua memiliki enam angka
penting. Menurut kalkulator hasilkali kedua bilangan itu adalah 278,7731872.
Tetapi di antara kedua bilangan yang dikalikan, jumlah angka penting terkecil
dimiliki oleh bilangan 3,428, yakni sebanyak empat angka penting. Oleh karena
itu, hasil perkalian yang ditunjukkan kalkulator di atas harus dibulatkan
sehingga tinggal empat angka penting saja. Jadi, 278,8.
44 Bab Besaran dan Pengukuran
4.A
Hendak dihitung 2,389 ÷ 3,22278. Dari kalkulator anda mendapatkan 0,741285474.
Tetapi di antara kedua bilangan yang muncul dalam pembagian jumlah angka penting
paling kecil dimiliki oleh bilangan 2,389, yakni empat angka penting. Oleh karena itu
hasil perhitungan kalkulator di atas harus dibulatkan menjadi 0,7413.
Notasi Ilmiah
Bentuk umum penulisan ilmiah adalah /. . Bagian yang nilainya
memenuhi atur-
an / : /. disebut . Jumlah angka penting mantissa
disesuaikan dengan
jumlah angka penting bilangan yang akan ditulis dalam
notasi ilmiah. Bagian /. disebut ordo, dengan n bilangan
bulat.
Penaksiran
Seringkali, seorang fisikawan dihadapkan dengan suatu masalah
yang harus diselesaikan dengan cepat. Dalam hal ini, fisikawan
tersebut tidak dapat memberikan secara cepat bilangan eksak yang
diharapkan, kecuali beberapa orang saja yang menguasai metode
Penaksiran 45
hitung cepat. Oleh karena itu, seorang fisikawan terbiasa
melakukan penaksiran (estima-tion). Taksiran seorang fisikawan
yang hebat, pasti mendekati nilai sebenarnya. Orang awam
melihat bahwa fisikawan sering melakukan tebakan. Namun,
tebakan fisikawan itu seringkali benar, bahkan hampir tidak
pernah salah, sehingga orang mengatakan bah-wa tebakan
seorang fisikawan bukanlah sembarang tebakan. Orang
mengatakan bahwa fisikawan tidak melakukan guessing
(menebak), melainkan guesstimation, yaitu tebakan yang
didasarkan pada perhitungan.
Tentang Pengukuran
Dalam melakukan pengukuran, fisikawan memiliki metode
tersendiri yang diatur sede-mikian rupa sehingga pengukuran
yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kesahi-hannya.
Telah disebutkan di muka bahwa pengukuran adalah kegiatan
membandingkan besaran suatu objek atau suatu fenomena
dengan standar yang sesuai. Seseorang yang sedang mengukur
jarak rumah tempat tinggalnya dengan warung mie ayam
terdekat, se-sungguhnya sedang membandingkan jarak rumah-
warung itu dengan duplikat standar satu meter yang berupa
Kegiatan pengukuran
meteran. Mengukur jarak rumah-warung sesungguhnya adalah
adalah proses dalam
kegiatan mencari jawaban bagi pertanyaan "Sama dengan berapa
menentukan nilai suatu
kali satu meterkah jarak rumah ke warung mie ayam terdekat?"
besaran fisis dengan
Ketika seorang fisikawan eksperimental sedang melakukan
menggunakan alat
pengukuran, artinya ia se-dang menentukan nilai suatu besaran
ukur
dengan dengan bantuan alat yang disebut sebagai
. Hasil pengukuran kemudian disajikan sebagi
perkalian antara sebuah bilangan riil dengan satuan yang
Akurasi versus dipakai. Bilangan riil dalam ungkapan hasil pengukuran
Presisi. Suatu menun-jukkan hasil perbandingan (rasio) antara besaran
pengukuran dikatakan yang diukur dengan duplikat standar besaran yang dipakai.
akurat apabila Dari caranya, pengukuran dapat digolongkan menjadi
taksiran terbaik dua:
pengukuran tersebut
dekat dengan nilai 1.
sebenarnya. Pengukuran atau pengamatan yang dilakukan sekali saja
Sementara, untuk mengukur suatu besar-an tertentu, disebut
pengukuran dikatakan pengukuran tunggal
presisi apabila
ralatnya kecil. 2.
Pengukuran yang dilakukan beberapa kali untuk
mengukur suatu besaran tertentu, disebut pengukuran
berulang.
1. S
Pengukuran dalam waktu yang cukup singkat, karena jika terlalu lama dapat merusak termokopel
dikatakan tersebut. Dalam selang waktu pengukuran suhu yang singkat itu, skala yang terbaca
statis jika berubah.
keluaran
yang
dihasilkan
tetap
(konstan)
selama pe-
riode yang
relatif lama.
Contoh
sepele
misalnya,
pengukuran
massa dan
pengukuran
panjang.
Contoh lain
misalnya
mengukur
nilai rerata
dari arus
bolak-balik.
2. D
Pengukuran
dikatakan dinamis
jika keluaran yang
dihasilkan
berubah sebagai
fungsi waktu.
Contoh misalnya
pengukuran fluks
magnetik dengan
menggunakan
galva-nometer
balistik. Contoh
lain misalkan
pengukuran
benda bersuhu
tinggi dengan
menggunakan
termokopel. Tentu
saja termokopel
ditempelkan pada
benda tersebut
Tentang Pengukuran 47
Jad − −
Sekalipun alat yang digunakan digital, apabila keluaran
i,
nilainya tetap dalam waktu yang lama, pengukuran digolongkan keraguan
sebagai pengukuran statis. Sementara dalam pe-ngukuran orang yang
dinamis, eksperimentator perlu mengetahui sistem pengukuran melakukan
secara rinci, termasuk persamaan diferensial yang terkait, serta pengukuran
fungsi transfer, dan lain-lain. akan hasil
pengukuranny
a sendiri. Dan
Ketidakpastian Pengukuran se-baliknya,
Hasil pengukuran bukanlah besaran yang diukur. Ambilah semakin kecil
sepotong kertas sembarang dan juga penggaris yang Anda miliki. ralat yang
dituliskan
Coba ukurlah lebar kertas yang anda punya. Misalk-an anda
semakin
melakukannya dengan baik sehingga anda dapat menyebutkan
yakinlah
20 cm. Pertanyaan yang mudah dijawab, apakah 20 cm itu
orang yang
merupakan lebar kertas Anda yang sesungguhnya? Tentu saja melakukan
tidak. Dapatkah Anda mengetahui lebar kertas tersebut yang pe-ngukuran
sesungguhnya? Tidak! Bahkan seorang fisikawan eksperimental akan hasil
yang hebat sekalipun tidak akan berhasil mengetahuinya. pengukuranny
Perlu ditekankan bahwa kegiatan mengukur selalu a.
merupakan prosedur eksperimen, dan selalu melibatkan Kemampuan
alat ukur. Alat ukur dibuat oleh manusia, dan selalu tidak melakukan
sempur-na. Maka estimasi ralat
. Oleh karena itu para fisikawan memperkenalkan merupakan
konsep ketidakpasti-an atau ralat. Ralat atau ketidakpastian adalah salah satu
sarana bagi para fisikawan yang melakukan pengukuran untuk ukuran
mengungkapkan keragu-raguan mereka akan hasil ukur. Ralat diwu- kehebatan
judkan dalam bentuk bilangan positif. Dengan menggunakan konsep seorang
eksperimentat
ketakpastian ini
or.
hasil pengukuran suatu besaran disajikan Besar
dengan format , dengan adalah
kecilnya ralat
rata-rata pengukuran dan adalah ralatnya. Sajian hasil
pengukuran semacam itu diar- dapat pula
tikan bahwa nilai sesungguhnya besaran yang diukur itu dipahami
terletak antara sebagai
kepastian
sampai (presisi)
) . Dengan kata lain lagi, nilai besaran yang pengukuran.
sesungguhnya tidak kurang dari
Se-makin
dan tidak lebih dari ) .
besar ralatnya,
Sebagai contoh, hasil pengukuran tetapan Hubble oleh seorang
fisikawan disajikan semakin
sebag 5/ km.d .Mpc . Artinya, menurut orang yang kurang pasti
ai 2' t melakukan pengukuran, pengukuran
nilai tetapan yang
yang sesungguhnya berada di antara nilai 45 km.dt .Mpc sampai
− − −
Hubble dilakukan.
nilai 53 .Mpc −
Sebaliknya, se-
km.dt . semakin besar ralat yang dituliskan merupakan pertanda semakin besar pula makin kecil
ralatnya, semakin pasti pengukurannya. Besar kecilnya ralat
Hal yang tidak
tergantung da-ri beberapa faktor : kualitas alat, kemampuan
akan pernah bisa
orang yang melakukan pengukuran dan jumlah pengukuran yang
dihindarkan dari
dilakukan. Untuk mengukur ketebalan buku ini, misalnya, pe-
pengukuran
makaian jangka sorong akan memberikan hasil yang lebih pasti adalah kesalahan
ketimbang pemakaian penggaris biasa. Pengukuran yang diulang dan ketidakpastian
akan memberikan pembanding bagi data ha-sil pengukuran
sebelumnya dan ini pada gilirannya akan meningkatkan
Nilai ralat
kepastian. Cara menentukan ralat sangat bervariasi, bergantung menunjukkan tingkat
pada cara pengukuran dan alat ukur yang dipakai. presisi suatu
pengukuran. Semakin
kecil ralatnya,
semakin presisi
pengukuran tersebut.
Eksperimentator dapat
merancang sistem
pengukuran yang
realistis dengan tidak
mengabaikan faktor-
faktor yang terlibat
dalam pengukuran.
Ralat dalam suatu
instrumen tidak hanya
diketahui berdasarkan
spesifikasi yang
tertulis pada booklet
manual. Pengukuran
yang baik dapat
dilakukan dengan cara
membangun sendiri
peranti eksperimen,
sehingga
eksperimentator
benar-benar
memahami segala
faktor terkait
pengukurannya.
48 Bab Besaran dan Pengukuran
Misalkan kita sedang mengukur panjang pensil yang kita punya Ralat pembacaan
dengan menggunakan
mistar yang mempunyai mm. Kita letakkan salah satu ujung skala tidak selalu
skala terkecil pensil terse-
but lurus dengan nilai nol mistar. Panjang pensil tersebut terbaca sama dengan setengah
di skala mistar, lebih
dekat 127 mm 126
m atau 128 mm. Kita tidak dapat
memastikan
127 mm kali skala terkecil.
ke daripada m 1
adalah panjang pensil namun kita dapat tetapkan nilai tersebut
sebagai taksiran terbaik dari
pengukuran kita. Nilai sebenarnya dari panjang pensil tersebut
pastilah terletak di antara
126, 5 mm 127, 5 mm
dan .
Nilai ralat pengukuran dari hasil pembacaan skala tidak selalu
sama dengan setengah
skala terkecil. Nilai ralat tersebut bergantung pada kepercayaan
diri eksperimentator da-
lam melakukan inter polasi. Interpolasi artinya proses menaksir Interpolasi artinya
posisi penunjuk di antara
tanda-tanda skala. Eksperimentator dapat juga misalnya, proses menaksir posisi
menyatakan ralatnya sebagai
0, 2 kali skala terkecil. Kemampuan eksperimen semacam ini penunjuk di antara
meningkat seiring bertam-
bahnya pengalaman dalam melakukan pengukuran. tanda-tanda skala.
Ketidakpastian Relatif
Perambatan Ralat
Dalam proses pengukuran, tidak selalu besaran yang ingin diketahui
nilainya merupakan besaran yang langsung diukur. Seringkali nilai
besaran yang ingin diketahui ditentukan dari (merupakan fungsi)
besaran yang lain, sedangkan ralat besaran-besaran yang lain ter-
sebut masing-masing sudah diketahui. Nilai besaran yang ingin kita
tentukan, tentu saja memiliki ralat. Ralat itu diperoleh dari ralat
besaran-besaran lain yang digunakan untuk menentukan besaran
tersebut. Andaikan adalah besaran yang nilainya akan ditentukan
dan bergantung pada , , , dan seterusnya. Jadi = ( , , , ⋯) . Ralat besaran
ditentukan dari ralat besaran-besaran , , dan lain-lain.
5 Bab Besaran dan Pengukuran
0
Ralat Jumlahan dan Selisih
Perambatan ralat Suatu diukur langsung, dan diperoleh hasil .
besaran ukurnya yaitu Kemungkina
n
merupakan metode nilai minimum besaran , dan kemungkinan nilai
tersebut adalah maksimumnya
menghitung ralat adal ) . Kemudian besaran lain, juga diukur langsung dan
ah yaitu besaran diperoleh
suatu besaran yang hasil . Kemungkinan nilai minimum dan maksimumnya
ukur secara berturut turut
merupakan fungsi yaitu )dan . Apabila nilai besaran yang ingin diketahui
merupakan jumlahan
beberapa besaran lain dari dan , dinyatakan ; ) , dengan nilai taksiran
besaran sebagai terbaiknya
yang langsung dinyatakan ;) , maka secara berturut-turut, kemungkinan
sebagai nilai minimum
diukur. dan maksimumnya ) ' da ) ) ' . Sama halnya
adalah n apabila ada
besaran lain yang merupakan dan , misalkan dinyatakan ;
selisih antara sebagai
, dengan taksiran terbaiknya ; , maka secara
diberikan oleh berturut-turut,
kemungkinan nilai maksimum dan ) ' dan )' .
minimumnya adalah )
Oleh karena itu ketidakpastian maupun adalah sama, yaitu
baik untuk untuk jumlahan
ketidakpas da
tian n
; ) , (2.10
)
Dengan demikian, hasil dan , masing-masing dapat
ukur besaran besaran dinyatakan
sebag dan .
ai
Mengalikan Dua Hasil Ukur
Eksperimen Andaikan kita ingin mengukur luas sebidang tanah yang berbentuk
persegi panjang. Pasti
merupakan suatu seni kita mengukur terlebih dan tanah tersebut, kemudian
dahulu panjang lebar kita kalikan
melakukan kedua hasil ukur itu untuk ; . Panjang dan lebar
mendapatkan luas tanah tanah
pengukuran. yang kita ukur tersebut masing-masing memiliki ketidakpastian.
Kita dapat tuliskan hasil
pengukuran panjang (2.11)
;
sebagai
= 1+ 1+ (2.15)
maks
| | .
||
Perambatan Ralat 51
Sementara nilai
terkecilnya adalah
min (2.16)
Persamaan (2.15) dapat dituliskan sebagai
1−
= | | 1−|| .
maks (2.17)
1+ | |+|| +
sang at kecil, ap alag i jika kedua nilai terseb ut d ikalikan, p astilah
Nilai -z da -z = | || |
n
menjadi jauh lebih kecil lagi. Oleh karena itu, suku terakhir yang ada
di dalam kurung
|
persamaan dapat diabaikan, sehingga
|
(2.17) menjadi
maks (2.18)
+ .
= 1+
Nilai minimum pengukuran luas dapat ditentukan dengan cara yang sama
| | ||
min (2.19)
1− .
= −| |
Maka secara umum, hasil ukur luas dapat dituliskan sebagai
| |
; (2.20)
deng 1±
an | |
(2.21)
z
Dari persamaan (2.21) di
ditarik kesimpulan bahwa ralat relatif besaran yang
= +
atas, dapat
|| dengan cara
merupakan perkalian dua hasil ukur langsung
|| | menjumlahkan
dapat diperoleh
ralat relatif masing-masing hasil ukur tersebut. Dengan mengalikan
kedua ruas persama-
an (2.21) | = | || | maka didapatkan ralat mutlak
dengan z pengukuran luas sebagai
berik ; z |+ | | (2.22)
ut
= =
= 444 ± 17 gram
= massa wadah senyawa A
= 66 ± 2 gram
= massa senyawa B beserta wadahnya
= 222 ± 11gram
= massa wadah senyawa B
= 14 ± 1 gram
∏=
(notasi pada persamaan (2.26) digunakan untuk menyingkat penulisan perkalian be-
Perambatan Ralat 53
runtun) maka ketidakpastian relatifnya diberikan oleh
z ; ℎ + = (2.27)
z
= |ℎ | .
| |
;z , (2.32)
z
; (2.33)
maka ralat relatif dapat dinyatakan sebagai
; , (2.34)
zz zz
54 Bab Besaran dan Pengukuran
Ralat Kuadratur untuk Jumlahan
Apabila ralat masing-masing peubah fungsi saling bebas dan acak,
ralat yang lebih realistis
dan lebih kecil dapat diperoleh dengan penjumlahan kuadratur.
Jika besaran dinyatakan
dengan persamaan (2.23), maka ralatdapat dinyatakan sebagai.
; (ℎ) + ( ). (2.35)
= =
= ℎ
diturunkan terhadap
menghitung nilai besaran fungsi
dengan
menganggap peubah
; ℎ +⋯+ ℎ = = ℎ ,
lain sebagai tetapan.
(2.38)
Persamaan (2.38) merupakan persamaan "sakti" yang umum digunakan untuk menghi-
Perambatan Ralat 55
tung perambatan ralat. Jika menemui besaran yang merupakan
fungsi beberapa peubah, bagaimanapun bentuknya, dengan syarat
ralat masing-masing peubah bebas satu dengan lainnya, maka
persamaan (2.38) berlaku. Namun, apabila besaran yang ingin kita
ketahui nilainya merupakan fungsi beberapa peubah dan ralat
masing-masing peubah tersebut terikat (ralat yang satu
mempengaruhi yang lain), maka ralat tidak sederhana. Eksperi-
mentator yang baik akan berusaha menghilangkan kebergayutan
(keterikatan) ralat antar masing-masing peubah tersebut. Bagi
eksperimentator pemula yang kesulitan menghi-langkan
kebergayutan tersebut, dapat menggunakan persamaan (2.39).
Penjelasan lebih rinci mengenai ralat dapat dibaca pada
buku-buku yang membahas metode pengukuran, misalnya
[ ].
= .
Oleh karena pengukuran dilakukan berulang menggunakan alat yang sama, maka ralat
masing-masing pengukuran sama
56 Bab Besaran dan Pengukuran
(2.43)
+⋯+ =√ .
Metode Grafik
Grafik sangat penting bagi fisikawan. Hanya dengan melihat
grafik, seorang fisikawan mampu menjelaskan hubungan antara
besaran-besaran fisis yang ada. Hanya dengan melihat grafik,
fisikawan mampu menjelaskan evolusi suatu besaran, dan
menjabarkan sifat-sifatnya. Grafik menjadi penting bagi para
fisikawan terkait kegunaannya dalam
58 Bab Besaran dan Pengukuran
(a) Periode bandul fungsi panjang tali. (b) Kuadrat periode bandul fungsi panjang tali.
; * (2.4
9)
Dalam hal ini, mungkin Anda menggambar grafik dengan sebagai sumbu- dan sebagai sumbu- . Jika hal tersebut
dilakukan, maka tidak menghasilkan persamaan garis lurus pada grafik dan tentunya akan mempersulit
60 Bab Besaran dan Pengukuran
Anda dalam melakukan analisis data. Setelah Anda mengubah
persamaan (2.49) menjadi
; /- ' * (2.50)
Anda telah mendapatkan persamaan garis lurus. Oleh karena itu, sebagai sumbu- ,
grafik digambar dengan dan
/- sebagai sumbu- , sehingga diperoleh garis lurus di
atas kertas grafik.
Linearisasi Persamaan
Dalam eksperimen, tidak selalu hubungan linier masukan dan
luaran langsung diperoleh. Seringkali persamaan tersebut tidak
linier, sehingga perlu dilakukan 'linearisasi'. Sebagai contoh dalam
kasus eksperimen bandul kita, panjang tali tidak berhubungan linier
de-ngan periode sehingga, kita lakukan linearisasi terhadap
persamaan tersebut untuk mem-peroleh hubungan linier. Mudahnya
berbicara, kita mencari persamaan sedemikian rupa
sehingga selalu yang kita dapatkan adalah ; ) dengan
adalah masukan atau
fungsi yang memuat masukan sebagai argumennya, dan
adalah luaran atau fungsi yang memuat luaran sebagai
argumennya.
fungsi '
jme -
Dalam hal ini luminositas bintang ditentukan oleh massa bintang itu dan ke-
nyataan menyatakan bahwa massa bintang merupakan parameter yang menentukan struktur dan sifat-sifat bintang.
Mengukur Gravitasi Bumi 6
1
Regresi Linier
Dalam suatu pengukuran, eksperimentator mendapatkan titik-
titik data. Titik-titik data
merupakan pasangan bilangan yang berupa masukan dan
keluaran. Titik data tersebut
biasa , merupakan peubah
dilambangkan dengan bebas
yang dipilih oleh eksperimentator sebagi merupakan
masukan, dan peubah
yang terkait dengan peubah bebas secara linier. Titik-titik data
terikat atau , ), ⋯ ( , ) ,⋯, . Sebagai Garis alur, adalah
keluaran, persamaan ; )
tersebut membentuk yang ,⋯,
suatu memenuhi
contoh dalam eksperimen di atas, menunjukkan garis lurus imajiner
persamaan bahwa nilai
yang kita cari termuat dalam gradien garis. Nilai taksiran yang menjadi alur
terbaik gradien garis, yaitu
yang diwakili persamaan berikut data. Garis alur tidak
dapat diperoleh melalui suatu = (4 / ) menyentuh seluruh
metode statistik
; * (2.53) titik data, tetapi
menyentuh banyak
data, atau berada di
dengan
dekat titik-titik data.
; (2.54)
diperoleh melalui
ungkapan
; Σ − Σ Σ. (2.55)
dan
= . (2.58)
sehingga
;2 (2.61)
sumbu- nya.
bahwa hukum Coulomb dinyatakan dalam persamaan ; /-2 . Anda
ingin mengonfirmasi
ungkapan tersebut. Anda mengatur jarak dua bola bermuatan dan
mengukur gaya yang terjadi. Tentukan pada kertas grafik, tentukan
sumbu- dan
2. Anda melakukan eskperimen untuk mengetahui tetapan suatu pegas. Kita ketahui
bahwa besarnya gaya pemulih
pada pegas dinyatakan sebagai ; , dengan tetapan pegas dan adalah pertambahan panjang pegas. Anda
memberikan gaya, berupa beban pada pegas, kemudian Anda ukur pertambahan panjangnya. Tentukan
Pengukuran Klasik vs Kuantum 63
persamaan yang sesuai untuk dilukiskan pada grafik.
dengan ; )
3. Andaikan Anda menguji apakah suatu material tunduk pada hukum Ohm. Anda
telah mengatur rangkaian,
dan mengubah-ubah beda potensial antara kedua ujung penghantar. Anda mencatat
arus yang mengalir untuk
beda potensial yang berbeda. Hukum Ohm dapat ; - , dengan adalah bed
dinyatakan dengan arus, a
potensial, dan hambatan. Tentukan persamaan yang ) untuk dilukiskan pada
sesuai dengan ; grafik.
4. Anda ingin mengetahui nilai fokus suatu lensa cembung. Anda telah mengatur
peranti eksperimen dan siap
melakukan pengukuran. Telah diketahui bahwa hubungan antara fokus lensa
dengan jarak benda dan jarak
bayangan diberikan +1/ , dengan adalah jarak fokus lensa, adalah
oleh /- ; /- jarak benda terhadap
lensa, dan adalah jarak bayangan terhadap lensa. Tentukan persamaan .
yang sesuai dengan ; )
Struktur Esensial
Sistem klasik dan sistem kuantum memiliki struktur esensial
bersama. Struktur esensial tersebut maksudnya adalah hal-hal
mendasar yang pasti ada dalam penggambaran setiap gejala alamiah
secara matematis. Struktur esensial tersebut antara lain adalah:
Replika Alat
Pengukuran tetapan Gravitasi
oleh Cavendish. Satu-satunya
replika yang menyerupai aslinya
ada di Science Museum
Eksperimen Cavendish
Eksperimen Cavendish adalah eksperimen untuk menentukan
tetapan gravitasi yang dilakukan oleh Henry Cavendish pada
tahun 1798 untuk menentukan nilai tetapan gra-vitasi umum
yang muncul dalam hukum gravitasi Newton.
;0 - (2.67)
dengan adalah momen inersia batang penghubung bola kecil
yang diberikan oleh
; (2.68)
sehingga 2
; . (2.69)
0
− − −
Alat Pengukuran ngukurannya dengan menggunakan alat yang telah
tetapan gra- dimodifikasi. Te-
vitasi tapan Gravitasi diperoleh m kg denga
umum 6,67545(18) 10 s n
ketidakpastian 27 ppm [ ]. Hasil ukur terakhir ini merupakan hasil ukur yang paling teliti
− − −
sejauh ini.
Jelas sekali, bahwa pengukuran tetapan gravitasi tidak hanya berhenti pada Henry
Pengukuran adalah Pacuan 69
Cavendish. Fisikawan generasi berikutnya, bahkan hingga saat
ini, masih berlomba men-dapatkan hasil ukur yang paling akurat
dan paling teliti. Sumber daya yang besar dikelu-arkan untuk
melakukan riset alat-alat pengukuran yang lebih mutakhir.
Kepuasan para eksperimentator adalah ketika bisa merancang
alat yang lebih canggih dan hasil ukur-nya lebih akurat dan
presisi. Para fisikawan yang benar-benar fisikawan merasa
nyaman dengan pekerjaannya dalam pencapaian hal-hal seperti
di atas, mereka tidak tertarik de-ngan hal-hal semacam jabatan-
jabatan yang sejatinya mengganggu passion mereka untuk
mendapatkan gambaran alam semesta secara lebih jelas.
Gravity Probe-B
Menurut Teori Einstein, materi menimbulkan kelengkungan. Gravity Probe B
Benda yang berotasi, me-
melintir ruang waktu. Bayangkan sebuah bola di atas lembaran merupakan
karet, kemudian diputar,
maka karet itu terpelintir. Begitu juga terjadi pada Bumi. Bumi eksperimen terlama
yang berotasi memelintir
dan menggeser ruang waktu di sekitarnya. Josef Lense dan Hans dalam sejarah.
Thirring telah meng-
gagas keberadaan fenomena ini sejak 1918, tetapi baru pada Eksperimen ini
1960-an George Pugh dari
Departemen Pertahanan AS dan Leonard Schiff dari Stanford memakan waktu 47
University secara terpisah
menemukan ide untuk mengukur pergeseran tersebut tahun, dan memakan
menggunakan giroskop.
Pada tahun 1959, Leonard Schiff bertemu dengan koleganya, dana 750 juta dollar.
William Fairbank dan
Robert Cannon di kolam renang Stanford University. Mereka duduk
di pinggir kolam dan
membicarakan rencana peluncuran giroskop itu agar mengorbit
Bumi dan mengukur efek
presesi dan puntiran ruang waktu di sekitar Bumi. Namun, efek
geodesik yang diramalkan
sangat kecil nilainya. Ibarat mengukur tinggi koin dari jarak
62 mil. Schiff meyakini
pengukuran yang menuntut kepresisian tinggi ini tetap mungkin
untuk dikerjakan. Pada
tahun 1960, Schiff mempublikasikan artikelnya terkait cara
melakukan pengukuran ini
[ ].
Pada 1962, Schiff mengajukan proposal kepada
NASA agar men-
danai 1 juta dollar untuk eksperimen yang diberi
nama Gravity Probe
B ini. Awalnya, para penggagas memperkirakan
eksperimen ini akan
selesai dalam tiga tahun. Gravity Probe B
sebenarnya sangat sederhana,
hanya teleskop, giroskop, dan sebuah bintang.
Namun, setelah dila-
kukan kajian yang lebih mendalam, teknologi yang
dibutuhkan untuk
menjalankan eksperimen ini sangatlah tinggi,
sehingga untuk rancang
bangun peranti dibutuhkan waktu yang sangat
panjang. Semua peran-
ti riset harus dirancang sendiri dan sepresisi
mungkin. Salah satu pe-
nemuan besar dalam eksperimen ini adalah giroskop
ultrasensitif yang
terbuat dari kuarsa dan dilapisi niobium, dapat Telesk pelac bintan
dilihat pada Gambar op ak g.
2.1 pada awal bab ini. Giroskop tersebut tidak Kotak kec pad gamb adala
memiliki tanda skala hitam il a ar h
secara fisik. Untuk memantau perubahan orientasi fotodetek dengan tingg
giroskop ini digu- tor ketepatan i
nakan konsep superkonduktivitas, dan dideteksi untuk mengunci binta terte
dengan mengguna- posisi ng ntu
kan detektor Superconducting Quantum (einstein.stanford
Interference Device (SQUID). .edu).
Teleskop pelacak bintang juga harus dibuat sepresisi mungkin. Teleskop tersebut
dibuat dari bahan kuarsa (Gambar 2.17). Metode Eksperimen Gravity Probe B ini sa-ngat
sederhana, yang tidak sederhana adalah riset untuk merancang alat eksperimen ini.
Awalnya "pesawat" ruang angkasa yang terdiri atas kelengkapan giroskop, teleskop, dan
lainnya diluncurkan dan mengorbit Bumi pada jarak 640 km di atas permukaan Bumi. Ke-
mudian teleskop pelacak bintang mengunci posisi bintang IM Pegasi (HR 8703) sebagai
7 Bab Besaran dan Pengukuran
0
acuan secara presisi. Pesawat dipastikan selalu ke bintang IM
Pegasi tersebut, diarahkan
dengan penggerak sejenis roket yang berbahan bakar
helium, disebut microthruster.
Giroskop berada di dalam tempatnya, dibuat mengambang di
ruang vakum. Giros-
kop tersebut berputar dengan sumbu putar sejajar sumbu simetri
pesawat. Cara memutar
giroskop adalah dengan pompa helium, yang kemudian dihisap
kembali untuk memas-
tikan tidak ada torka dan arus lain kecuali dari niobium
giroskop. Giroskop berputar,
detektor SQUID membaca data orientasi giroskop
[ ]. Selesai.
Pada kenyataannya, eksperimen ini tidak semulus yang
diinginkan. Proyek ini sudah
hampir dibatalkan oleh NASA sebanyak 9 kali. Apakah
pengukuran sepresisi ini tetap
akan bisa diwujudkan? Pesawat Gravity Probe B diluncurkan 20
April 2004. Pengambil-
an data dimulai 28 Agustus 2004 dan berakhir 14 Agustus 2005.
Pada awal pengambilan
data, seluruh tim eksperimen berduka. Giroskop mengalami
guncangan yang tidak diper-
kirakan sebelumnya. Untuk membersihkan data, dibutuhkan dana
jutaan dollar. NASA
telah munghentikan pendanaan eksperimen ini. Namun, sumber
dana lain berdatangan.
Setelah mendapat sumbangan dari beberapa pihak di luar
NASA, termasuk salah sa-
tunya Richard Fairbank (anak salah satu penggagas eksperimen
ini--William Fairbank),
eksperimen ini tetap dilanjutkan dan memperoleh hasil yang dekat
dengan perkiraan dan
Aspek-aspek fisis ralatnya cukup kecil. Presesi geodesik /6 milidetik/tahun,
didapatkan 44.0 sementara
yang lebih rinci perhitungan secara teori adalah 44.4 milidetik/tahun.
Pergeseran kerangka diperoleh
mengenai Gravity 15* 5* 0 milidetik/tahun dari yang diprediksi 17* 0
0 milidetik/tahun [ ]. Setelah ber-
Probe B akan dibahas susah payah hampir setengah abad, hanya sepasang hasil
pengukuran tersebutlah yang
lebih lanjut pada bab didapatkan. Hal itu mengarah pada kesimpulan, "Sejauh ini, teori
Einstein masih benar".
Gravitasi.
Eksperimen Eötvös
Eksperimen Eötvös adalah pengukuran perbedaan antara massa
inersial dan massa gra-
vitasi. Hipotesisnya adalah kesamaan massa gravitasi dan
massa inersial. Eksperimen ini se-
benarnya telah dilakukan oleh Newton dan kemudian oleh
Bessel. Roland von Eötvös
mulai melakukan eksperimen ini pada 1885 dengan alat yang
lebih akurat. Alat yang
digunakan adalah neraca puntir.
Presisi versus presesi. Hasil pengukuran oleh Eötvös dipaparkan di Hungarian
Academy of Sciences pada
Istilah presisi terkait 20 Januari Teks asli yang memuat eksperimen ini berjudul
1889. Über die Anziehung der
dengan ketilitian. Erde auf verschiedene Substanzen dalam jurnal
Mathematische und Naturwissenschaftliche Berichte
Pengukuran dengan aus Ungarn yang terbit pada 1890 [ ]. Dalam tulisannya
tersebut, Eötvös memperoleh
presisi tinggi artinya hasil bahwa massa gravitasi dan massa inersia dapat dianggap
sama dengan ketidakpas-
ketilitiannya tinggi. tian hingga , namun ia tidak menyatakan perhitungan yang
0 /. menunjukkan cara
Sementara istilah ketidakpastian itu. Pada tahun 1922, terbit artikel dengan nama Eötvös,
ia −
mendapatka
n
presesi terkait dengan Pekár dan Fekete yang berjudul Beiträge zum Gesetz der
Proportionalität von Trägheit und Gra-
perubahan orientasi vität. Dalam artikel tersebut, ketidakpastian kesamaan massa
gravitasi dan inersial adalah
sumbu putar benda 0 / − . Hasil ini lebih teliti dari eksperimen
. sebelumnya [ ].
yang berotasi. Eksperimen yang lebih teliti dilakukan oleh Roll, Krotov dan
Dicke pada tahun 1961.
Massa inersial dikatakan proporsional dengan massa .
gravitasi dengan orde /. Ke-
mudian Braginskij dan Panov melakukan eksperimen
tahun 1972.
−
yang lebih teliti pada
Ketidakpastian yang didapatkan berada [ ].
−
pada orde /.
3 Peranti
Matematik
Alam memperlihatkan
keberadaanpola-pola
matematik yang luar biasa.
Gambar di samping mem-
perlihatkanpenampakan
“close-up” se- potong
bunga salju. Bunga salju di
samping memiliki simetri
yang terkait dengan objek
matematik yang dikenal
sebagai grup dihedral D3.
(Gambar ini diambil dari
www.demilked.com/macro-
snowflakes-diy-camera-
alexey-kljatov)
Aljabar Vektor
Dua vektor dapat dijumlahkan sehingga diperoleh sebuah vektor
lain, tetapi cara penjum-lahannya berbeda dari penjumlahan skalar.
Vektor dapat pula dikalikan dengan skalar, ha-silnya adalah sebuah
vektor lain. Dalam subbab ini kita akan mempelajari penjumlahan
vektor dan perkalian vektor dengan skalar dan beberapa sifatnya.
Penjumlahan Vektor
Sekarang andaikan anda menggeser sebuah pot
tanaman dari suatu tempat di lantai ruang tengah
rumah Anda yang ditandai dengan huruf Y ke
suatu tempat lain yang ditandai dengan huruf K.
Jika diukur dari titik Y pot itu sekarang memiliki
posisi yang diwakili
oleh vektor posisi (lihat Gambar 3.3). Apabila
kemudian Anda menggesernya lagi sehingga pot
itu berada pada titik yang ditandai dengan huruf P,
maka pot itu sekarang terlihat memiliki posisi
apabila diukur dari titik Y dan apabila
diukur dari titik K.
Jadi, posisi diperoleh dari
posisi dengan menggeser pot
itu sejauh . Kita
katakan bahwa vektor posisi
merupakan
hasil penjumlahan dengan vektor
dari vektor pergeseran
dan ditulis sebagai
= ⃗⃗ + ⃗ . (3.1)
)
)
)
) ; ) , (3.2)
z )z = + + ( + cos ) (3.4)
= ( sin ) .
= sin + + 2 cos + cos
z ) z;
z = + + 2 cos
(3.5)
Jadi, didapatkan ) atau
persamaan z
+ + 2 cos .
tjo
tjo (3.6)
+ + 2 cos
dan
) amq .
amq + + 2 cos (3.7)
;
Uji Penguasaan
Konsep 3.1
Andaikan dan dua buah besaran vektor yang sematra dan keduanya searah satu dengan
yang lain. Bedasarkan uraian di atas, z ) z ; ) dan vektor ) searah dengan vektor dan .
Apabila besar vektor dua kali besar vektor (yakni ; 0 ), maka z ) z ; 1z z. Jadi, ) adalah
sebuah vektor yang besarnya sama
dengan 1 dan searah maupun vektor . Dalam hal ini
dengan vektor kemudian
kita ) ; 1 . Sebaliknya, perhatikanlah bahwa (yakn
tuliskan besarnya vektor i
) memenuhi ; /-1'z )z . Dengan kata lain, besarnya
persamaan vektor
sepertiga kali ) . Jadi, vektor adalah sebuah vektor
besarnya vektor yang searah
dengan ) dan besarnya adalah sepertiga kali .
vektor besar vektor ) Dala
m
hal ini, kita ; /-1' ) ' .
tulis
Aljabar Vektor 77
Sekarang andaikan vektoradalah sebuah vektor yang arahnya berlawanan
dengan
vekto dan besarnya tiga kali besar vektor . Maka dengan mudah
r didapatkan bahwa
vekto ) adalah sebuah vektor yang panjangnya )z ; 0z z
r diberikan oleh z
(lihat persamaan(3.5)) dan arahnya ditunjukkan oleh sudut yang
memenuhi persamaan
qg ; . dan ;
/ , ; /6. (lihat persamaan (3.6)). Itu
l amq yakni berarti bahwa
vekto ) berlawanan dengan ∘
. Jadi, secara vektor dapat
r vektor
dituliskan sebagai
) ; 0 .
Secara umum, sebarang besaran suatu skalar (bilangan
jika vektor dan riil), maka
vekto adalah vektor yang didefinisikan sebagai
r berikut:
' ;. , merupakan vektor
jika mak nol,
a
' :. , adalah vektor yang arahnya berlawanan
jika mak dengan vektor ,
a
sedangkan besarnya z zkali besar
vektor ,
' . , adalah vektor yang searah , sedangkan
jika maka dengan vektor be-
sarny kali besar
a vektor .
Khususnya / , / ditulis dan disebut sebagai
untuk ; vekto sebagai lawan
r
vekto . Dalam hal ini muncul konsep berarti
r pengurangan vektor: sebuah
vektor yang diperoleh dengan dengan lawan vektor.
menjumlahkan vektor Jadi,
; ) ' .
/
Hal ini menunjukkan paralel .
bahwa vektor dengan
(b) Dari perhitungan di atas ; ' yang menunjukkan z z z
didapat pula bahwa z
karena / . Selain itu juga ; /' ' . Yang terakhir ini z
. diperoleh berarti z
z z.
⃗⃗ | ⃗⃗
|
Persamaan (3.9) ; .
memperlihatkan bahwa
Contoh Vektor satuan ⃗⃗
3.2
Hukum Hubble
Seorang astronom Amerika bernama Edwin Hubble pada tahun 1929 dengan
memanfaatkan teleskop paling kuat di dunia (saat itu) menemukan kenyataan bahwa
masing-masing galaksi di sekeliling kita bergerak menjauhi kita. Gambar 3.7 kiri
memperlihatkan hasil pengamatan Hubble tentang besarnya kecepatan galaksi-galaksi
(diukur dalam kilometer persekon) untuk berbagai jarak (diukur dalam mega parsek;
satu parsec adalah ketinggian segitiga samakaki dengan sudut puncak 1 sekon dan alas
150 juta kilometer). Tampak dari grafik Gambar 3.7 bahwa besar kecepatan galaksi-
galaksi berbanding lurus dengan jarak galaksi-galaksi itu dari kita. Tetapan
kesebandingannya
adalah gradien kemiringan garis pada km Mpc . ini disebut
grafik itu, yaitu s Tetapan tetapan
di bumi semakin cepat galaksi itu bergerak
−
Hubble. Hal ini berarti bahwa semakin jauh suatu galaksi dari kita −
posisi sebuah galaksi bernama G diukur dari Bumi dan
menjauhi kita. Secara vekt = 72 ⋅
matematis, apabila or
kecepatannya (juga diukur dari Bumi), = ⃗.
maka berlaku
(3.11)
Uji Penguasaan
Konsep 3.2
2.Gejala macam apa yang digambarkan oleh hukum Hubble jika tetapan
Hubble negatif ?
Aljabar Vektor 79
lain, kurung menjadi tidak penting. Penjumlahan vektor itu cukup ditulis
+ + .
vektor vektor a ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗
5. ⃗⃗
= 0⃗ −
d iseb ut vektor lawan b ag i vektor
⃗⃗
.
. ⃗⃗ ⃗⃗
Vektor
Untuk setiap dan sebarang dua dan berlaku dua sifat
vektor skalar berikut
⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗
(i) ( ) = ( )= ( )
,
( + ) = + ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗
(ii ⃗⃗ .
) ( + )=
6. dua serta sebarang berla
vektor skalar ku
⃗⃗
⃗
Untuk setiap ⃗⃗
da
n
7. ⃗⃗ dan berla
+ ⃗
sebarang ku
Untuk setiap
vektor
(i 1. ⃗⃗= ⃗
, ⃗⃗
)
0. ⃗= 0
(ii
,
)
80 Bab Peranti Matematik
(iv) .0 = 0.
Penguraian Vektor
Perhatikanlah dalam Gambar 3.8 (a). Gambar 3.8 (b)
vektor menunjukkan bahwa
vektor dapat digambarkan sebagai jumlahan antara vektor . Akan tetap i, Gamb ar 3.8 (c) jug a menunjukkan b ahwa vektor
dan vektor , yakni dapat dituliskan
⃗⃗
. Apa hanya itu? Adakah sepasang vektor yang
sebagai ⃗⃗
jumlahan vektor dan vektor ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗
=
⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗
lain sed emikian rup a sehing g a jumlahan p asang an itu sama deng an vektor ? Ada! Lihat
+ juga merupakan
⃗⃗ ⃗⃗
Gamb ar 3.8 (d )! Di dalam g amb ar itu d itunjukkan bahwa vektor
jumlahan dari
vektor
d an vektor . Gamb ar 3.8 (b ) meng atakan b ahwa vektor
⃗⃗ ⃗⃗
vektor menjadi dua vektor
d an vektor . Sementara Gamb ar 3.8 (d ) mengatakan bahwa
vektor
vektor lain. ⃗⃗
diuraikan atas vektor d an vektor . Jad i, terd ap at sekian banyak (bahkan tak
⃗⃗ ⃗⃗
⃗⃗
b erhing g a jumlahnya) p asang an vektor- vektor sed emikian rup a sehing g a vektor dapat
⃗⃗
⃗⃗
⃗
⃗
merupakan
jumlahan
antara vektor-
vektor dalam
setiap
pasangan itu.
Oleh karena
itu,
⃗⃗
penguraian
vektor atas dua
vektor yang lain
dikatakan tidak
tunggal.
Sekarang
perhatikan ⃗⃗
Gambar 3.9!
Gambar
tersebut
memperlihatk
an kembali
penguraian
vektor
atas vektor
Penguraian Vektor 81
̂ (3.14)
= ,
⃗⃗
= ,̂
⃗⃗
deng , , danadalah skalar yang sesuai dan tiga skalar ini disebut
koordinat bagi
an = ,
vekto . Akan tetapi seringkali ketiga skalar ini juga disebut
r komponen-komponen vek-
tor . Dengan demikian dapat diuraikan atas koordinat-
sebarang vektor koordinatnya
sebagai berikut
; ̄̂ ̄̂ (3.15)
̄̂
Vektor-vektor satuan , membent
uk
himpunan y *
*
yang
disebut
.
, dan + + .
Tata koordinat yang digunakan untuk menguraikan vektor tersebut
bukan satu-satunya tata koordinat yang ada. Setiap tata koordinat
kartesius berkaitan dengan sebuah basis. Oleh karena itu, basis pun
tidak tunggal. Sebagai contoh, perhatikan sumbu-sumbu ko-ordinat
baru, yaitu sumbu-x’, sumbu-y’, dan sumbu-z’ sebagaimana diperlihatkan
pada
, , }
dinat ̄̂
̂
Penguraian Vektor 83
1. Dapatkah sebuah vektor diuraikan menjadi dua vektor lain yang lebih
besar?
2. Dapatkah sebuah vektor A diuraikan menjadi dua buah vektor yang semuanya
tegak lurus terhadap vektor A?
a) ) 0
b) 1
c) z 0 z
4. Sebuah kereta api bergerak dari suatu stasiun A sejauh 0 km dengan arah horizontal,
∘
kemudian menanjak dengan sudut inklinasi /3 sejauh /* 3 km. Kemudian kereta
bergerak lagi dengan arah horizontal sejauh 1 km. Setelah itu kereta mengalami jalan
∘
menurun dengan sudut deklinasi 0. sejauh 0 km. Dari ujung jalan menurun tersebut
∘
kereta kemudian berjalan horizontal lagi sejauh 2 km namun berbelok 1. dari jalur
awalnya dan sampailah kereta di stasiun B. Tentukan perpindahan kereta tersebut
dari stasiun A ke stasiun B.
5. Radar sebuah menara pemantau di pesisir pantai mendeteksi kapal perang musuh
memasuki perairan setempat. Kapal perang tersebut berada 0/* 0 kilometer dari
∘
menara pemantau dan berada di arah /. (satuan derajat pada radar dihitung
sebagaimana pada kompas, nol derajat menunjukkan arah utara, dan penambahan
angka derajat bersesuaian dengan putaran arah jarum jam). Sementara pesawat
tempur yang mengawasi wilayah setempat
84 Bab Peranti Matematik
∘
sedang berada /.* 3 kilometer pada arah 063 dan berada pada ketinggian
2... ft di atas permukaan laut. Tentukan posisi kapal perang relatif
terhadap pesawat tempur dalam notasi vektor satuan (disepakati vektor
satuan mengarah ke selatan, vektor satuan mengarah ke timur, dan vektor
satuan mengarah ke atas). Tentukan juga jarak antara kapal perang dan
pesawat tempur tersebut.
6. Dalam uji coba evakuasi bencana dalam suatu kawasan penduduk, seseorang diberi
informasi bahwa titik aman bencana dapat dicapai dari tempat tinggalnya melalui
rute sebagai berikut: 2.. meter ke arah timur, kemudian 3.. meter ke arah utara, 3.
meter ke barat, terakhir /.. meter ke utara. Titik aman yang lain dapat ditem-puh
dengan rute: 5.. meter ke arah barat, kemudian 1.. meter ke selatan, terakhir, 3.
meter ke arah barat daya. Andaikan dalam praktiknya, orang bisa memilih jalan
pintas sehingga jalur yang ditempuh bisa seminimal mungkin. Tentukan titik aman
yang mana sebaiknya menjadi prioritas. Jelaskan perhitungan tersebut.
⃗⃗ . (lihat Gambar
3.14(b)).
Untuk setiap , berlaku persamaan .
vektor z z;
6 Untuk setiap dan , ketaksamaan Schwartz berikut
. pasangan vektor berlaku: z
z z zz z .
amq ; ; (3.19)
z zz z
berlaku, dengan adalah sudut yang dibentuk oleh
kedua vektor itu.
Karena vektor-vektor , dalam sumbu-sumbu sistem
satuan , dan koordinat yang
diperlihatkan pada Gambar 3.12 saling tegak lurus satu
dengan yang lain, maka hasilkali skalar antar vektor-
vektor satuan itu adalah
; ; ;/ (3.20)
dan
; ; ; ., (3.21)
Dari dua persamaan terakhir ini
diperoleh
; ++ , (3.22)
dan
86Bab Peranti Matematik
+ + , (3.23)
Jadi,
̄̂ ̂ ,
⋅ = cos
̄̂ ̂ ,
⋅ = cos
⋅ = cos ,
⋅ = ⋅( )+ ⋅( )+ ⋅( ) = ( ⋅ )+ ( ⋅ )+ ( ⋅ ) = ,
̄̂ ̄̂ ̂ ̂ ̄̂ ̂ ̂ ̄̂ ̂ ̄̂ ̂ ̄̂ ̂
⋅ = ⋅( )+ ⋅( )+ ⋅( )= ( ⋅ )+ ( ⋅ )+ (⋅ )= ,
Hasil Kali Skalar 87
dan
⃗⃗ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂̂ ̂̂ ̂̂
⋅ = ⋅( )+ ⋅( )+ ⋅( )= ( ⋅ )+ ( ⋅ )+ ( ⋅ )= .
Jika sekarang kedua ruas persamaan (3.15) diambil hasilkali skalarnya berturut-turut de-
ngan , dan , maka akan ̄̂ ̄̂
, didapat
⃗⃗ ̄̂ ̄̂ ̄̂ ̄̂ cos + cos + cos ,
⋅ = = ⋅( )+ ⋅( )+ ⋅( ) =
dan ̄̂ ̄̂ ̄̂ ̄̂ ̄̂ ̄̂
⃗ cos + cos + cos .
Jadi,
⋅ = = ⋅( )+ ⋅( )+ ⋅( ) =
tidak lenyap, sehingga matriks itu memiliki invers. Invers matriks tersebut
ialah
− cos cos cos (3.29)
= .
cos cos cos
cos cos cos
.
= − sin cos 0
0 0 1
88 Bab Peranti Matematik
1.Adakah sebuah vektor yang tegak lurus dengan semua vektor? Berilah
alasan!
b) 0 1
c) 0 1
d) 0 1
9. Diberikan dua buah yang panjangnya 3 satuan, dengan sumbu
vektor, yaitu membentuk sudut 3. positif,
∘ terhad sumbu positif.
dan vektor yang panjangnya 5 satuan, dan
membentuk sudut /7. ap Tentukanlah:
∘
a) 0 0
b) 2 '
c) '
yang lain.
z z ; z zz z qgl , (3.32)
⃗⃗ ⃗ ⃗ ⃗ ⃗ ⃗ ⃗
(3.34)
×( + )= ( × ) + ( × ).
⃗ ⃗ ⃗ ⃗
5. Untuk sembarang dua vektor dan , nilai | × | sama dengan luas
⃗ ⃗
jajaran genjang yang dibatasi oleh vektor dan vektor .
⃗⃗ ⃗⃗⃗ ⃗ ⃗
(a) (( × ) × ) ⋅ ,
⃗⃗ ⃗⃗ ⃗ ⃗
(b) ×( ⋅ ) ,
⃗⃗ ⃗⃗ ⃗ ⃗
(c) ( × ) ⋅ ( × ),
3. Buktikan 0 × = 0 ⃗⃗
⃗⃗ ⃗⃗ untuk semua ⃗⃗
bahwa
.
vektor
⃗⃗ ⃗̂ ̂ ̂ ⃗̂ ̂ ̂⃗ ̂ ̂ ̂
a)×
⃗⃗ ⃗⃗
b) ×
⃗⃗ ⃗⃗ ⃗
c) × ⋅
⃗⃗ ⃗⃗ ⃗
d) × ⋅ 2
Medan Skalar dan Medan Vektor
Dalam perjalanan menyusuri buku ini dari satu bab ke bab yang lain, Anda akan men-
jumpai banyak besaran, entah skalar maupun vektor, yang bergantung pada posisi dan
Medan Skalar dan Medan Vektor 9
1
waktu. Besaran fisis semacam . Jika yang bergantung pada
itu disebut posisi dan
waktu itu besaran vektor, maka kita . Jika yang
menyebutnya bergantung
pada posisi dan waktu itu besaran skalar, maka .
kita menyebutnya Tem-
peratur atau suhu ruangan adalah contoh bagi medan skalar. Medan adalah
Dalam hal ini temperatur
yang bergantung pada posisi dan waktu itu hendak *. besaran fisis yang
kita tuliskan sebagai 'Karena
vektor posisi ditentukan oleh tiga buah ,, , maka sebuah bergantung pada
peubah, yakni dan medan
temperatur merupakan fungsi berpeubah ; * * * posisi dan waktu.
(bervariabel) empat. Jadi, ' .
Contoh-contoh lain untuk medan skalar adalah * , 'potensial
rapat massa bahan lis-
trik * , 'dan potensial * .' Contoh medan vektor adalah
gravitasi medan induksi
magnetik * .' Contoh-contoh lain adalah * ,' medan
medan listrik percepatan
gravit *, dan' medan *dala aliran fluida. Karena
asi kecepatan m' sebuah vek-
tor dapat diurai atas koordinat-koordinatnya, maka *dapa
sebuah medan vektor t'
ditulis ( ⃗⃗ , ) ( ⃗⃗ , )+ ( ⃗ , ) ,
sebagai +
deng , , dan (3.36)
an
sione (⃗, ) (⃗, ) '; ( ⃗⃗ , ̂
r. ) -medanskalar sebagai
* medan
̂
koordinatnya. Me-
dan yang tidak bergantung pada waktu atau sta-
dikatakan sebagai
Jik * sebuah' medan skalar. * ' adalah medan
a Medan vektor vektor yang
didapat dari medan * 'melalu
skalar i
deng
an
*
'
adala fungs * 'terhadap , yaitu turunan *'
h i peubah fungsi
*
'
; *' (3.38)
menyatakan perubahan medan di titik pada saat jika kita bergeser sejauh .
92 Bab Peranti Matematik
Contoh 3.3 Gradien Medan
Skalar
exp(−
dari pusat koordinat ke titik medan temperatur di sebuah ; + + jara
)
ruangan, dengan k
Andaik * *
an ';
yang ditinjau, dan tetapan. Tentukan gradien
sedangkan temperatur.
Dalam hal ini harus dihitung turunan- - , - , dan -. Turunan - dip
turunan parsial parsial e-
roleh −( + + )
) = (−2 )
−( + + )
) = −2 .
dari
;
; 0 ,
Jadi, gradien temperatur di
ruangan itu adalah
'; ) ) ; 0 0 0 ; ' ,
0
Andaika '; ( )+ ( )+ ( ) sebuah medan vektor.
n Medan skalar
gral milik medan vektor itu. Setiap medan vektor selalu memiliki
kurva integral. K
sebuah medan vektor adalah kurva-kurva yang mengisi
ruang (yakni melalui
titik-titik dalam ruang itu) sehingga di tiap titik dalam ruang itu,
medan vektor meru-
pakan vektor singgung pada kurva-kurva itu. Sebuah kurva dalam
ruang dapat ditulis
sebagai rentetan kontinyu titik-titik dalam ruang. Oleh karena itu
sebuah kurva dapat
dituliskan sebagai vektor posisi atau koordinat yang bergantung
pada sebuah parameter
rii . Sebuah kurva, oleh karena itu, '; ' ' ) ' ,
l ditulis sebagai ) dengan
adalah bilangan riil yang bervariasi secara kontinyu dalam
sebuah interval. Vektor 'ke-
cepatan' pada kurva relatif' terhadap , adalah
tersebut di titik parameter 'kecepatan'
Medan Skalar dan Medan Vektor 93
terhadap parameter
itu, yakni
; ' ) ' ) ' ,
= (). , = () , = ()
(3.42)
Dari persamaan ini diperoleh persamaan kurva
integral untuk medan
vekt 'sebag
or ai
(3.43)
=, = , = .
= = 0. Persamaan (3.43)
ini, menghasilkan
; .* ;.
,
Hal ini menunjukkan '; da '; , dan tetapan-tetapan. semb
bahwa n dengan Sementara a-
.
rang. Jika sebuah kurva /* /* /', maka /' ; ; / dan /' ; = 0. Jadi, ; / =0
melalui titik dan
Kurva integral yang melalui titik /* /* .' ditentukan
oleh persamaan
' ; /*
Persamaan terakhir ini dibaca sebagai * * ' ; / dan ; . . Himpunan ini
himpunan titik-titik denga berupa
n
garis yang melalui titik /* /* .' dan sejajar dengan sumbu-x sebagaimana
terlihat pada Gambar 3.17(a).
94 Bab Peranti Matematik
1
Hal ini menunjukkan ' ; /-1' / dan ' ; , dengan dan tetapan-tetapan.
bahwa Sementara
=0 '; )+ =1 =0
sembarang. Jika sebuah kurva melalui /' ; /-1' / dan /' ; .
titik /* /* .' , maka yang melalui titik
Jadi, ; 0-1 . Kurva + 2 /* /* .' ditentukan oleh
dan integral persamaan
1
titik-titik * * ' dengan ; /-1' dan ;. .
+ 3,
Persamaan terakhir ini dibaca sebagai himpunan 3.17(b
Himpunan ini berupa parabola yang /* /* .' yang diperlihatkan oleh ).
melalui titik Gambar + (2/3)
Kinematika
Sebua ben dikatak
h da an
Kerangka Acuan
Vektor Posisi
1. Seorang siswa SMK baru saja membeli kit robot dari luar negeri. Ia merangkainya
menjadi sebuah robot, dan memasukkan perintah ke dalam chip robot tersebut.
Perintah itu merupakan persamaan lintasan dua dimensi yang diterjemahkan
dalam bahasa mesin. Persamaan tersebut masing-masing adalah
' ; .* 3 − (4.2)
dan
' ; .* (4.3)
7,
*Posisi dinyatakan dalam satuan meter dan waktu dinyatakan dalam satuan detik.
Tentukanlah posisi partikel yang bergerak ; 7 +3 ;2,
2. dengan persamaan 0 ⃗̂ ⃗̂ dan
;4. pada saat
;0,
− ⃗⃗ .
Jarak versus Perpindahan. Kurva hijau meng- oleh benda dari posisimenuju posisi .
Jarak adalah
gambarkan lintasan besaran skalar. Jarak dapat dihitung
benda. dengan mengguna-
kan metode integral kurva. Andaikan benda menuju posisi
berpindah dari posisi ) .
Vekto adalah vektor perpindahan yang besarnya mendekati
r nol. Dengan kata lain,
Kerangka Acuan dan Vektor Posisi 99
benda mengalami perpindahan yang sangat kecil nilainya. Maka,
jarak yang ditempuh benda untuk perpindahan yang sangat kecil
tersebut tidak lain adalah panjang vektor ,
zz ; , (4.5)
Kita ketahui bahwa dapat diuraikan berdasarkan komponen- Perpindahan adalah
vektor komponennya, vektor perubahan
; ) ) . Dengan demikian, perkalian skalar denga posisi. Sementara
antara vektor n
jarak adalah total
dirinya sendiri, dapat
panjang lintasan yang
dituliskan sebagai
ditempuh benda.
; + + . (4.6)
, )= ⃗⃗ + + . (4.8)
⃗⃗
, )=⃗ + +
⃗⃗ (4.9)
( , ⃗) = ⃗⃗ 1+ + (4.11)
⃗⃗
dan
, ⃗) = ⃗⃗ 1+ + . (4.12)
⃗⃗
';0 (4.16)
Misalnya dilakukan , maka dapat dilakukan dengan ; -3 ,
, cara subtitusi sehingga
parametrisasi terhadap ()=5, ( ) = 3 − 5.
diperoleh persamaan − 5.
0 1
Dari persamaan di atas '; 25 dan '; 25 (4.17)
diperoleh
Kerangka Acuan dan Vektor Posisi 101
; 2 dan ; 4 , (4.18)
0 0
3 3
Dengan memasukkan persamaan (4.18) ke persamaan
(4.11), maka diperoleh
3'* 0'' ; ⃗⃗( ) 1 + 4 + 6 . (4.19)
⃗⃗( ) 25 25
625 625
/
3'* 0'' ; 625 + 52 . (4.21)
03
Misalkan
; rl*
maka
; - rl,
Dengan demikian
102 Bab Kinematika
tfd .
/ /
; qca r l ) jl z )rl z (4.25)
qca
0
0
Sehingga, jarak yang ditempuh oleh √
partikel adalah
; 30 05. + 32500 1 625 + 52 (4.26)
2
0 625 + 2 ln 25 + 25 .
3
̄̂ ' ̄̂
= ((0 − 0 )
m' 2 0' (4.32)
- detik
;. m/s,
104 Bab Kinematika
Sementara adal dibagi dengan waktu
ah tempuh.
Kelajuan rata-rata merupakan besaran skalar, dapat
dituliskan sebagai
→ =( ( ), ( )) . (4.33)
−
Uji Penguasaan Konsep 4.2 Kecepatan
Rerata
1. Suatu robot mainan bergerak dengan persamaan , (satuan posisi dalam meter
gerak pada sumbu- dan satuan
waktu dalam detik.) ' ; .,0 −
dan pada sumbu-
' ; .* 3 ,
Apabila robot tersebut telah dipindahkan sedemikan ; . telah berada di titik
rupa sehingga pada 1* 1',
tentukan
a) posisi robot tersebut pada ,
sembarang
b) posisi robot tersebut pada , ;5 ,
;1, ;3 dan
c) jarak yang ditempuh oleh robot ; 0 hingg ; 4 ,
tersebut dari a
d) jarak yang ditempuh oleh robot ; 1 hingg ; 5 ,
tersebut dari a
e) kecepatan rata-rata robot tersebut ; sampai ; ,
pada selang waktu . dengan 3
f) kecepatan rata-rata robot tersebut ; sampai ; / ,
pada selang waktu 3 dengan .
g) kelajuan rata-rata robot tersebut pada ; 0 hing ; 4 ,
selang waktu ga
h) kelajuan rata-rata robot tersebut pada ; 1 hing ; 5 .
selang waktu ga
2. Dari sebuah pelabuhan, seorang nahkoda mengarahkan kapalnya ke arah timur
laut dan menempuh jarak 012 kilometer, ditempuh selama 4 jam. Kemudian ia
berbelok, mengarahkan kapalnya ke utara sejauh /.. kilometer, ditempuh selama
1* 3 jam. Tentukan kecepatan rata-rata kapal tersebut dalam satuan knot.
3. Sebuah pesawat komersial melaju ke arah barat dari sebuah bandara internasional,
menempuh jarak 2.. kilome-ter dalam waktu 1. menit. Kemudian pesawat berbelok ke
arah utara dan menempuh jarak 5.. kilometer dalam waktu 3. menit. Tentukan
kecepatan rata-rata dan kelajuan rata-rata pesawat tersebut dalam satuan Mach.
untuk yang sangat kecil (menuju nol). Jadi kecepatan sesaat benda itu
adalah
; jgk ⃗⃗ ( + ) − ⃗ ( )
→ (+ )−
= lim (+ )−() ̄̂ ( + ) − ( ) ̄̂
→
̄̂ +
(+ )−() (4.35)
+
= (+ )−() ̄̂ lim ( + ) − ( ) ̄̂
→
lim→ +
(+ )−() ̄̂
+ lim→
= + + ,
karena sembarang ', ̄̂
untuk fungsi
̄̂ ̄̂
10 Bab Kinematika
6
mjn (+ )−() = . (4.36)
'; ; ) ) (4.37)
atau
'; ̄̂ ̄̂ ̄̂ (4.38)
++ .
Besarnya kecepatan sesaat kelajuan sesaat atau
disebut sebagai kelajuan. Kelajuan
inilah yang tampak pada spidometer.
1. Diberikan persamaan − ) + ( − 6 − 7) − (2 − 3) .
lintasan benda
; 1 (4.39)
;3 −5 −2 +3+4 . (4.41
)
Percepatan Rata-Rata
Percepatan rata-rata adalah perubahan kecepatan dalam selang waktu tertentu. Tinjau
; . ) )
suatu benda yang memiliki saat , dan pada saat .
kecepatan kecepatannya
Percepatan rata-rata pada dan adalah nisbah → denga
selang waktu antara n
−
= = ⃗⃗ ( ) − ⃗⃗ . (4.4
→ ⃗⃗
() 2)
→
−
deti (4.43)
k
= (−2 sin( 4) +
̂ 2 cos( 4) )̂− (−2 sin( 2) ̂+ 2 cos( 2) )/(4̂ − 2)
; . m/s .
108 Bab Kinematika
Percepatan Sesaat
Sekarang ditinjau percepatan rata-rata suatu benda dalam da )
selang waktu antara n
.
. Kecepatan sesaat benda adal ' ; ()+ ()+ ()
pada saat ah
Sementara ) , kecepatannya ) '; (+ )+ (+
̄̂ ̄̂ ̄̂
pada saat adalah
̄̂
)+ (+ )
̄̂ ̄̂
. Percepatan rata-rata dapat dinyatakan sebagai
= ⃗⃗ ( + ) − ⃗ ( )
→+ (+ )− ̄̂ ̄̂ ̄̂ ̄̂ ̄̂
̄̂
= (+ )+ (+ )+ (+ )− ()− ()− ()
(+ )− () (4.44)
= ( + ) − ( ) ̄̂ ̄̂ ( + ) − ( ) ̄̂
+ + .
→ (+ )−
(+ )− ()
( + ) − ( ) ̄̂ ̄̂ ( + ) − ( ) ̄̂
= lim→ + +
= ( + ) − ( ) ̄̂ lim ( + ) − ( ) ̄̂ (+ )− () ̄̂
→
lim→ ̄̂ + + lim→
̄̂ ̄̂ (4.45)
= + + .
denga ; + + , (4.4
n 7)
̄̂ ̄̂ ̄̂
(4.4
8)
= ;= ;= .
Gerak Lurus 109
; 0m- s. (4.50)
̂
Uji Penguasaan
Konsep 4.4
Diberikan persamaan posisi − 3 − 5) + (2 ) + (2 − 4)
1. suatu partikel ; 1 ̄̂ ̄̂ ̄̂
sesaatnya pada ; 6 , dan ; 7 ,tentukanlah
;5 , percepatan
2. Percepatan sesaat suatu partikel diberikan ;0 . Apabila pada partikel
oleh persamaan saat ; 1 tersebut
berada pada ) /0 , tentukanlah jarak yang ditempuh ;0 ;2.
posisi 3 partikel itu dari hingga
Kecepatan suatu partikel diberikan +3
3. oleh persamaan 0 ̄̂ ̂
but. .Tentukanlah percepatan sesaat
partikel terse-
Gerak Lurus
Gerak lurus adalah gerak dengan lintasan berupa garis lurus.
Kita memasang koordi-nat sepanjang lintasan itu, kemudian
perlu disepakati titik nol koordinat itu. Setelah menentukan titik
nol, maka letak sebuah benda ditandai dengan sebuah bilangan
riil .
Vektor posisi benda itu dapat dituliskan sebagai ' ; ' . Gerakan sembarang ben-da titik
sepanjang sumbu- dapat digambarkan seperti Gambar 4.5, yang menunjukkan
grafi sebagai fungsi . Jika benda awalnya yang dilabeli
k berada di posisi koordinat
), ) , kemudian berada di yang dilabeli ), ) , maka
posisi koordinat dapat
ditarik garis lurus yang da . Garis lurus tersebut
menghubungkan n merupakan sisi
miring segitiga yang ' dan . Nisbah '; kecura
mempunyai sisi antara m-
dan = − merupakan kemiringan garis lurus tersebut atau
)− ( )
ukuran
110 Bab Kinematika
an garis lurus pada grafik. Gambar 4.5 menunjukkan beberapa
kemiringan garis untuk
kecil , maka semakin curam. Semakin ,⋯, ,
nilai curam garis
dan
) adalah
→+
⃗⃗ ( + ) − ⃗⃗ ( ) ( + )−() ̄̂ ( ) ̄̂ (4.52
)
= = = .
(+ )−
Sementara
kecepatan
sesaat diberikan
oleh
' ; jgk →+ = (+ )−() ̄̂ ̄̂ (4.53
)
→ ⃗⃗ lim→ = .
Konsep tentang kecepatan sesaat dalam grafik lintasan
benda sebagai
dapat disajikan
fungsi waktu, seperti yang ditunjukkan Gambar 4.6. Sama halnya
Gambar 4.5, Gambar
4.6 juga menunjukkan kecepatan rata-rata yang merupakan
kemiringan garis. Jika me-nuju nol, maka kemiringan garis yang
menunjukkan kecepatan rata-rata semakin besar. Kecuraman garis-
garis itu tidak melebihi dari garis singgung pada kurva di titik ,
yakni
ketika menuju nol. Kemiringan garis singgung pada kurva
di titik adalah kecepat-an sesaat pada saat tersebut.
Secara umum dapat dikatakan bahwa
. Ke-
Gerak Lurus 111
; ; ., (4.55)
saat
(4.57) dapat dituliskan
sebagai
.' ; (4.58)
atau + +1.
'; (4.66
)
Oleh karena itu pergeseran benda 2
diberikan oleh
' = +1. (4.67
)
Persamaan (4.64) ; '2 . Jika ; ' )/
menunjukkan bahwa
disubtitusikan ke persamaan (4.66),
)/
diperoleh persamaan
11 Bab Kinematika
4
() + ()− +1 ()− . (4.68
)
atau
2()+2 − ( ) = 2 ( ) −2 ,
− ,
dapat dinyatakan
sebagai
' (4.71
)
Persamaan (4.7 1) menunjukkan hubung an antara jarak temp uh, percep atan, dan ke-
2 2
titik dari ; . sampa sama dengan luas wilayah
saat i grafik laju ko-
ordinat yang dibatasi ', sumbu- , ; . serta
oleh kurva garis garis
;. yang tegak lurus pada melalui titik . Hal ini juga
sumbu- telah dipero-
Grafik fungsi leh untuk kasus GLB. Pertanyaan yang mungkin
menarik, apakah hal
tersebut hanya berlaku untuk GLB dan GLBB? Atau
juga untuk gerak-
gerak lurus yang lain? Jawabnya ya. Asalkan luas diberi
wilayah di bawah sumbu- tanda
negatif ketika dijumlahkan. Sebagai contoh, lihat Gambar 4.9(a),
yang menggambarkan
laju koordinat sebuah benda . Pergeseran total
sepanjang sumbu- adalah
(4.73
)
kembali Gambar 4.9(a), jarak tempuh benda adalah panjang
Nilai ini sama dengan luas wilayah pada grafik laju sebagai fungsi waktu
yang dibatasi
oleh sumbu- , garis ; , garis ; dan kurva laju, sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 4.9(b).
'
'
(a) Jarak tempuh adalah luas di bawah kurva ' (b) Grafik Laju koordinat fungsi waktu.
Gerak Osilasi
Jika sebuah benda bergerak sedemikian rupa sehingga
sepanjang sumbu- koordinatnya
sebagai fungsi waktu '; dengan adalah
dituliskan oleh tetapan
yang dinyatakan dalam suatu tetapan yang dinyatakan
rad/sekon dan dalam satuan
gerak getaran atau osilasi selaras. Tetapan
radian, maka benda itu dikatakan sin( + )
mengalami
11 Bab Kinematika
6
disebut sebagai frekuensi sudut, disebut fase awal. Kecepatan
sedangkan benda itu
diberikan oleh
'; ; cos( + ), (4.75)
+ = 0. (4.77)
Gerak Parabola
Ketika orang melempar benda dari permukaan Bumi, bagaimanapun
1
caranya, sebenar-nya benda tersebut mengalami gerak elips .
Artinya lintasan benda tersebut sebenarnya merupakan bagian dari
lintasan elips. Namun, apabila wilayah yang dilalui oleh benda itu di
dalam gerakan tidak begitu luas maka bolehlah dilakukan
penyederhanaan yakni medan gravitasi di sekitar permukaan Bumi
dianggap seragam dan mengarah vertikal ke bawah. Alhasil lintasan
benda yang dilemparkan merupakan bagian dari parabola, se-hingga
seolah-oleh benda yang dilemparkan mengalami gerak parabola.
Sebagai contoh gerakan peluru yang ditembakkan dari meriam.
Oleh karena itu gerak parabola juga di-sebut gerak peluru.
Sesungguhnya gerak peluru ini dipengaruhi oleh beberapa hal di
1Gerak elips lebih detail akan dibahas pada bab Gravitasi.
Gerak pada Bidang 117
antaranya adalah hambatan udara dan variasi percepatan
gravitasi. Akan tetapi diasum-sikan gerak parabola yang
akan dibahas mengabaikan hambatan udara dan
menganggap nilai percepatan gravitasi konstan sebesar
=9,8 m/s .
Seseorang melempar sebuah benda dari suatu titik di atas permukaan Bumi. Selanjut-
nya kita pilih suatu sistem koordinat atau kerangka acuan sedemikian rupa sehingga titik
tempat melempar benda tersebut ) dengan
memiliki koordinat ( kecepatan awal
= + + atas, percepatan gravitasi secara
, ,
. Dengan anggapan tersebut di
vekt ditulis . Oleh karena itu, benda akan
or sebagai ;̂ mengalami percepatan
̄̂ ̄̂
⃗⃗ ̄̂ ̂ ̄̂ ̄̂ ̄̂ ̄̂ (4.78
)
= ( + + )= + + =0+0− .
Dari
persamaan di atas diperoleh tiga persamaan diferensial
berikut
dan ̄̂
Sesuai dan
dengan nol,
=0, =−
yang telah dibahas karena percepatan
=0, .
sebelumnya, kearah
maka benda mengalami gerak lurus beraturan ke arah tersebut. Koordinat benda pada
ara dapat dinyatakan sebagai
h berikut
'; (4.79)
̄̂ ̄̂ ̄̂
+ )+( + )+( + − 2 ).
() ( 1 (4.84)
̄̂ ̄̂
'; 1 (4.87)
+( − ).
Terlihat bahwa benda bergerak . Uraian di menunjukkan bahwa
atas gerak
pada bidang- 2
di dalam medan gravitasi Bumi yang dianggap konstan
tersusun atas tiga buah gerak lurus yang saling bebas.
Andaikan sebuah benda titik dilemparkan dengan kecepatan awal dengan sudut
terhadap bidang horizontal. Seperti yang telah disampaikan di atas maka gerak benda titik
itu berada pada bidang vertikal. Andaikan yang diambil sebagai bidang vertikal itu adalah
bidang- . Gerak benda titik tersebut dapat digambarkan sebagai tersusun atas dua buah
gerak lurus, yakni gerak lurus arah ) dan arah vertikal
mendatar (sumbu- (sumbu- ).
Oleh karena = cos dan = sin . Berdasarkan persamaan
itu, (4.86) dan
(4.87)
diperoleh
cos + ( sin − )
'; ̄̂ ̄̂ (4.88
)
da ̄̂ ̄̂
n
= /
gian dan jangkauan maksimum dipengaruhi oleh
kecepatan awal dan sudut lemparan awal (elevasi). Kedua
persamaan tersebut hanya berlaku untuk kasus dengan
ketinggian awal dan akhir sama.
Bahwa lintasan benda titik berupa parabola dapat diperoleh dengan menyatakan
waktu menurut; '- . Sehingga dari ungkapan '
untuk koordinat yakn
i
'; sin ) − diperoleh
1 (4.92
)
Jelas bahwa persamaan di atas merupakan persamaan parabola.
Gerak Melingkar
Suatu benda dikatakan mengalami gerak melingkar jika lintasannya
berbentuk lingkaran. Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik
pada suatu bidang yang memiliki jarak yang sama dari sebuah titik
tertentu (titik pusat) di bidang yang sama. Jika bidang yang dimaksud
adalah bidang- dan pusat lingkaran itu adalah titik dengan posisi
= +
n n posisi benda ),
' ; amq ) ) + sin( + ) . (4.96
)
Apa dan ? Dari mana diperoleh? ̄̂
̄̂
makna keduanya
Andaikan pada ; . benda , ). Dari persamaan (4.96)
saat berada di diperoleh
Gerak pada Bidang 121
.' ; + = cos( ) + sin( ) . (4.9
7)
Jadi menentu posisi benda ̄̂
saat
tetapan kan ;. .
̄̂ ̄̂
Contoh Gerak Melingkar
4.6
Jik = 0 maka = dan = 0. Benda bergerak melingkar * .' pada saat
a
Jika maka
melewati titik ;. .
= /2 ' ; amq ) - ) qgl ) - ; ' ) amq' ,
0' 0' qgl
()= − ( ). (4.110)
Berdasarkan kedua persamaan di atas dan persamaan (4.77), dapat disimpulkan bahwa
Gerak pada Bidang 123
gerak melingkar beraturan tersusun atau dapat diuraikan atas dua gerak
osilator harmonis.
dan
' ; qgl ',
dan
'; (4.115)
1. Seperti permasalahan pada Contoh 4.6, tentukan posisi benda posisi benda
saat ;.
b. = 1/2
untuk
a. = 2/3
untuk
5
Dua truk yang
terlihat pada
Dinamika
gambar di samping
memi-
liki daya, keduanya
sama-
sama PS 120. Yang
ber-
beda dari
keduanya ada-
lah beban yang
diangkut.
Truk yang sebelah
kiri ti-
dak apapu
mengangkut n
sedangkan truk
yang sebe-
lah kanan sarat
dengan mu-
atan. Oleh karena
itu, mas-
sa truk yang sebelah
kiri ku-
rang dari massa
truk yang
sebelah kanan. Truk
mana
yang lebih mudah
menam-
bah Truk
kecepatannya?
mana yag lebih
leluasa un-
tuk
berbelok?
Gerak Menurut Tentu dalam kehidupan keseharian Anda, aktivitas seperti
mendorong atau
Aristoteles menarik benda sering Anda lakukan. Minimal mendorong
atau menarik pintu ru-
Hukum Pertama mah. Hal sederhana lain adalah menarik atau mendorong
kursi mendekati meja
Newton Hukum ketika Anda sedang belajar. Apa yang terjadi ketika Anda
menarik atau mendo-
Kelembaman rong kursi yang awalnya diam? Kursi akan bergerak dan akan
berhenti ketika Anda
Hukum Kedua menghentikan tarikan atau dorongan yang Anda lakukan.
Kesimpulan apa yang
dapat Anda ambil dari peristiwa tersebut? Mungkin dalam
pikiran Anda terpi-
Newton Seberapa kir bahwa gaya dorong atau gaya tarik yang Anda lakukan
merupakan penyebab
Besar Perubahan terjadinya gerakan atau pergeseran kursi tersebut. Atau
secara umum mungkin
Gerak Anda berpikir bahwa gaya merupakan penyebab gerakan. Jika
benar demikian ke-
Hukum Ketiga simpulan yang Anda ambil, maka ketahuilah bahwa Anda
tidak sendirian. Sekitar
Newton 2300-an tahun yang lalu, Aristoteles seorang filsuf Yunani
kuno yang masyhur pun
Aksi-Reaksi memiliki pemahaman yang sama dengan Anda, yaitu gaya
adalah penyebab gerak-
Macam-macam an. Aristoteles berpendapat bahwa jika tidak ada gaya yang
bekerja pada suatu
benda, maka benda tersebut tidak akan bergerak. Rekam jejak
Gaya
dimulainya penjela-
jahan bidang mekanika adalah sejak Aristoteles menulis
tentang masalah-masalah
Penerapan Hukum mekanika ) tepatnya pada tahun 384-322
Lebih Lanjut
(M sebelum Masehi.
Newton
Kerangka Acuan
Non Inersial
Gaya-gaya Lembam
126 Bab Dinamika
Corpus omne perseverare in statu suo quiescendi vel movendi unifomiter in dire-
ctum, nisi quatenus a viribus impressis cogitur statum illum mutare
(Lex I, Principia:12).
Anda akan melihat dengan mata kepala sendiri bahwa bola itu akan bergerak radial
keluar dan mengalami percepat-
an ke arah luar (radial) padahal Anda meletakkannya saja tanpa
mendorongnya. Bola mengalami percepatan tanpa ada gaya yang bekerja
pada bola itu. Padahal menurut hukum pertama Newton, seharusnya bola
itu diam saja di tempat Anda meletakkannya. Salahkah hukum pertama
Newton?
1. Anda sedang berdiri di stasiun, di pinggir rel kereta. Anda sedang melepas kepergian
seseorang. Kereta pergi meninggalkan stasiun dengan kecepatan tetap, menjauh
meninggalkan Anda yang masih tetap berdiri termangu di tempat yang sama. Apakah
hukum Newton berlaku pada seseorang yang sedang berada di dalam kereta?
2.Seorang agen spionase memasuki suatu daerah target dengan cara terjun
dari ketinggian 10000 kaki mengguna-kan parasut. Ketika ia sedang terjun
bebas, apakah hukum Newton berlaku? Kemudian setelah parasut dibuka,
apakah hukum Newton berlaku? Jelaskan jawaban Anda.
3.Anda memegang gelas berisi air di tangan Anda. Kemudian Anda
melepaskan gelas tersebut. Apa yang terjadi pada gelas dan air di
dalamnya? Berlakukah hukum Newton pada peristiwa tersebut?
4. Di masing-masing peristiwa berikut ini, berikanlah penjelasan mengenai
keberlakuan hukum Newton.
= = ⃗⃗ + = ⃗⃗ + ,
⃗⃗ (5.2)
= .
132 Bab Dinamika
Untuk hal khusus ini, resultan gaya yang bekerja pada sebuah
benda sama dengan perkalian massa inersial dengan percepatan
benda itu. Karena gaya dan percepatan me-rupakan besaran vektor,
maka persamaan (5.2) menyatakan bahwa percepatan yang dipe-
roleh oleh suatu benda searah dengan resultan gaya yang bekerja
pada benda itu. Berikut adalah prinsip-prinsip penting yang harus
selalu diperhatikan dalam penerapan hukum kedua Newton: ruas
kiri persamaan (5.2) merupakan jumlahan vektor semua gaya yang
bekerja pada benda yang ditinjau. Apabila persamaan (5.2) hendak
diterapkan hanya pada
suatu bagian dari suatu sistem mekanis, maka lupakanlah
gaya-gaya yang
bekerja
pada bagian itu. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggambarkan
.
Besaran skalar pada
persamaan (5.1) adalah . Massa inersial
suatu
benda adalah ukuran kelembaman atau inersia benda itu.
Sebagai contoh upaya meng-hentikan (memperlambat) sebuah
balok bermassa 3000 kg yang sedang meluncur di lantai yang
licin jauh lebih susah jika dibandingkan dengan upaya
menghentikan sebuah balok bermassa 1 kg yang juga sedang
meluncur di lantai yang licin. Demikian halnya, berupa-ya
menggerakkan dari keadaan diamnya (mempercepat) balok
bermassa 3000 kg di lantai yang licin jauh lebih sulit jika
dibandingkan dengan upaya menggerakkan dari keadaan
diamnya balok bermassa 1 kg di lantai yang sama.
Ditinjau resultan gaya
yang bekerja pada benda pertama yang
bermassa dan
benda kedua yang bermassa , dengan .
Jika dikatakan ber-
arti benda kedua lebih masif jika dibandingkan dengan benda
pertama. Resultan gaya
> >
; (5.4)
atau
|⃗| = .
z
| (5.6)
( ) = (5.9)
dan ( ) = .
(5.10)
( )= , ( ) = , ( ) = .
(5.11)
Untuk mendapatkan Persamaan (5.11) bagi benda yang ditinjau,
inilah disebut dengan
persamaan gerak, kita ( ) adalah jumlahan komponen semua gaya yang
sepanjang sumbu- bekerja pada
berapa ( )
harus mengetahui dan benda adalah jumlahan komponen semua gaya
itu, sepanjang sumbu- yang
mendaftar semua bekerja pada benda itu, dan . Jadi persamaan gerak
demikian pula berupa be-
gaya yang bekerja persamaan diferensial yang dapat diselesaikan dengan
pada benda-benda
prosedur-prosedur yang
maupun komputasi. Mendapatkan persamaan
dikenal dalam teori persamaan ( )
diferensial
yang terlibat dalam gerak adalah langkah penting dalam memahami perilaku sistem
mekanik. Untuk men-
sistem mekanik yang dapatkannya melalui penerapan hukum Newton di atas, Anda
harus mengetahui dan
kita pelajari. mendaftar semua gaya yang bekerja pada benda-benda yang
terlibat dalam sistem meka-
nik yang Anda pelajari. Dalam prakteknya, sering terjadi, ada
beberapa gaya yang tidak
diketahui dari awal dan merupakan bagian dari masalah yang
harus diselesaikan. Dalam
hal-hal semacam itu prosedur sederhana di atas tidak berlaku.
Oleh karena itu diperlukan untuk merumuskan hukum kedua
Newton secara lebih seksama (akurat), yakni semisal dengan
menggunakan perumusan Lagrange maupun Hamilton. Tetapi,
yang disebut ter-akhir ini belum layak untuk dibicarakan dalam
buku ini.
Uji Penguasaan
Konsep 5.2
Sebuah benda dikenai dua buah gaya sebagaimana pada gambar. Apa-
bila benda bermassa tentukanlah percepatan yang dialami benda ter-
sebut.
Hukum Kedua Newton Seberapa Besar Perubahan Gerak 135
1. Tiga orang siswa SMA sedang melakukan eksperimen. Sebuah kubus kayu
yang bermassa 0 kilogram ditarik dengan tiga buah tali ke arah yang
berbeda. Siswa pertama menarik kubus tersebut ke arah utara dengan
gaya terukur 1. newton. Orang siswa kedua menarik ke arah barat dengan
gaya terukur 2. newton. Sementara siswa ketiga menariknya ke arah
tenggara dengan gaya terukur 0. newton. Tentukanlah percepatan yang
dialami kubus tersebut.
2. Dua orang sedang memindahkan lemari yang bermassa 4. kilogram.
Orang pertama mendorong lemari tersebut ke arah timur dengan gaya 0.
newton. Orang kedua mendorong lemari tersebut dengan gaya 13 newton
ke arah utara. Tentukan percepatan yang dialami lemari tersebut.
3. Sebuah sepeda motor sedang melaju dengan kecepatan 4. km/jam.
Kemudian sepeda motor tersebut direm dengan gaya pengereman 53
newton. Tentukanlah selang waktu antara dimulainya pengereman hingga
sepeda tersebut berhenti.
4. Sebuah pesawat komersial memiliki 2 buah mesin jet. Masing-masing
mesin jet dapat memberikan gaya dorong-an 12. kN. Apabila pesawat
tersebut membawa beban total (termasuk massa pesawat) 3.. ton,
tentukanlah percepatan lepas landasnya.
5. Sebuah benda bermassa 1 kilogram, ;1 )0 . Empat gaya bekerja
mengalami percepatan pada benda
tersebut, tiga di = 3N , = −2 N , dan = 2N ) N . Tentukan gaya
antaranya: 0 keempat yang
bekerja pada benda
tersebut.
dengan ⊕
(
adalah massa gravitasi Bumi, dan ad alah tetap an g ravitasi umum. Oleh
+ ℎ)
⊕
karena itu, berdasarkan hukum kedua Newton tentang gerak, percepatan jatuh bebas
benda tersebut di dekat permukaan Bumi adalah
13 Bab Dinamika
6
⊕ ⊕ , (5.13)
denganadalah massa inersial itu. Jika saja massa inersial sama dengan
massa
benda ( + ℎ)
gravitasi, / = 1 dan
maka
; ; ⊕ ⊕ , (5.14)
Gaya aksi dan reaksi Contoh-contoh yang telah disebutkan menunjukkan bahwa gaya
tidak pernah saling aksi dan reaksi tidak pernah saling mengimbangi karena dua gaya
mengimbangi karena ini bekerja pada benda yang berbeda (yang saling berinteraksi),
dua gaya ini bekerja kecuali jika kedua benda itu kita tinjau secara keseluruhan sebagai
pada benda berbeda satu kesatuan sistem. Gaya aksi dan gaya reaksi tidak pernah
yang saling
bekerja pada benda yang sama. Gaya reaksi bekerja pada benda
berinteraksi, kecuali
yang melakukan gaya aksi, tidak pada diri sendiri.
jika kedua benda itu
Dalam contoh di atas, jika kuda dan kereta dipandang sebagai
kita tinjau sebagai
satu kesatuan sis-tem (benda), kedua gaya itu dapat dikatakan
satu sistem.
bekerja pada benda yang sama (yaitu ku-da+kereta), sehingga
harus dijumlahkan kalau kita hendak menerapkan hukum kedua
Newton untuk kuda dan kereta sebagai sebuah benda. Jika kuda
dan kereta sebagai sebuah benda, maka gaya aksi kuda dan
reaksi kereta harus dijumlahkan karena kedu-anya bekerja pada
benda kuda+kereta. Keduanya saling menghilangkan. Mengapa
ben-da kuda+kereta mengalami percepatan? Tentu ada gaya lain
yang bekerja pada benda kuda+kereta. Gaya yang manakah itu?
Kuda menjejak-jejakkan kakinya ke tanah. Kaki-kaki kuda itu
secara keseluruhan melakukan gaya terhadap tanah (melalui
gaya gesek) dengan arah ke belakang. Oleh karena itu, tanah
pun memberikan reaksi dengan gaya yang besarnya sama dan
arah berlawanan (ke depan). Jadi, benda kuda+kereta mengala-
mi gaya reaksi dari tanah dengan arah ke depan. Gaya inilah
yang menyebabkan benda kuda+kereta mengalami percepatan.
Contoh 5.4
Perhatikanlah sebuah durian yang
tergantung pada dahan pohonnya yang
tumbuh di kebun (Gambar 5.7). Andai-kan
massa durian itu dan tangkai buah durian
itu diang-gap sangat ringan. Gaya manakah
yang merupakan reaksi
bagi gaya berat ; ? Pertanyaan semacam
ini akan sangat mudah untuk dijawab jika
kita mengetahui benda
atau objek yang melakukan gaya
itu dan juga
benda
yang mengalami gaya itu. Telah jelas
bahwa gaya berat dikerjakan oleh Bumi
pada buah durian. Oleh karena itu
reaksinya pasti dilakukan oleh buah
durian itu pada pihak yang
mengerjakannya, yaitu Bumi. Gaya
reaksi ini bekerja pada pusat Bumi.
Buah durian itu tidak jatuh ke tanah. Tentu
ada gaya yang dilakukan oleh tangkai buah
itu agar buah itu tidak jatuh
ke tanah. Gaya itu adalah gaya . Pertanyaan
selanjutnya, bagaimanakah dengan gaya ini? Ini gaya reaksi
atau-
kah aksi? Gaya berat yang dilakukan oleh Bumi pada buah durian akan
oleh buah itu hingga
buah itu
menarik gagang atau tangkai buah. Gaya yang dilakukan oleh buah pada gagangnya ini
adalah gaya . Jadi, akan
Macam-macam Gaya 139
ada reaksi dari gagang pada buah durian itu. Reaksi yang
dilakukan oleh gagang inilah gaya itu. Lalu, berapakah besarnya
gaya %?
Untuk menjawab pertanyaan ini, semua gaya yang bekerja pada buah durian perlu
diperiksa dan didaftar terlebih
dahulu. Terlihat bahwa dan gaya tegangan saja yang bekerja pada buah
hanya gaya gagang durian itu. Oleh
karena itu resultan gaya yang bekerja pada ; ) . Karena benda dalam
buah durian adalah keadaan
setimbang, yakni percepatannya nol, maka berdasarkan hukum kedua
Newton diperoleh persamaan
; ) ; . ; ., (5.15)
Jadi, ; . ⃗ ⃗
Karena = − ,maka didapatkanlah = .
identitas
Tetapi perlu dicatat bahwa persamaan ini tidak selalu berlaku. Sebagai
contoh, jika (karena suatu sebab) bagian atas gagang durian itu putus,
maka durian beserta gagangnya jatuh dengan percepatan maka persamaan
(5.15) harus diganti dengan
; ) ; ; , (5.16)
⃗
Oleh karena itu, ; . dan = 0.
Macam-macam Gaya
Bermacam-macam gaya dapat Anda temukan di alam ini.
Ketika Anda mendorong meja kerja yang cukup berat, otot-
otot Anda harus menegang sehingga Anda mendorong meja
itu. Dalam beberapa contoh yang telah dibahas di depan,
Anda juga telah mengenal gaya berat yang bekerja pada kuda,
kereta, dan pada buah durian, serta gaya tegangan yang
bekerja pada gagang durian. Dalam beberapa pembicaraan
mendatang Anda akan bersinggungan dengan gaya gesek dan
gaya normal. Betapa riuh rendah alam ini dengan berbagai
macam gaya.
Gaya Sentuhan
Dua benda atau lebih yang bersentuhan satu dengan yang lain,
sesungguhnya saling mengerjakan gaya satu terhadap yang lain. Dua benda atau lebih
yang bersentuhan
Gaya-gaya ini merupakan perwujudan atau akibat keberadaan gaya-
satu dengan yang
gaya listrik dan magnet yang tergabung sebagai satu kesatuan ga-
lain, sesungguhnya
ya, yakni gaya elektromagnetik. Ketika dua buah benda
saling mengerjakan
bersentuhan, terjadilah interaksi antara molekul-molekul penyusun
gaya satu terhadap
kedua benda itu yang berada di permukaan masing-masing benda
yang lain.
itu. Gaya elektromagnetiklah yang bertanggung-jawab baik atas
interaksi antara molekul-molekul di permukaan kedua benda itu
maupun ikatan-ikatan antar mo-lekul di masing-masing benda yang
bersentuhan itu. Empat contoh gaya sentuhan yang hendak dibahas
dalam bagian ini adalah gaya normal, gaya gesek, gaya Stokes, dan
gaya
140 Bab Dinamika
pengereman oleh zat alir. Sebuah contoh lain bagi gaya sentuh
adalah gaya tekan yang dialami oleh permukaan sebuah benda
yang berada di dalam fluida atau zat alir.
Gaya-gaya yang bekerja pada astronaut itu adalah gaya beratnya ⃗ dan gaya
⃗
normal . Karena pesawat itu bergerak vertikal dengan percepatan ke atas,
maka berlaku persamaan
atau ⃗ ⃗⃗
⃗⃗ + = ⃗ ).
⃗⃗
= ⃗ − ⃗ = (⃗ − ̂ ̂
itu, dan vektor ⃗̂ ⃗⃗ = − ⃗⃗ =
Jika arah vertikal dipilih sebagai ke atas, maka dan . Oleh
sumbu- satuannya karena
>0 = ( − (− )) = ( + ) .
Jika kita berdiri di atas sebuah timbangan pegas, gaya berat yang
dilakukan oleh Bumi pada diri kita akan kita teruskan sehingga
badan kita melalui kaki kita menekan timbang-an. Gaya tekan badan
kita itulah yang terbaca pada timbangan. Padahal besar gaya tekan
yang kita lakukan pada timbangan karena gaya berat kita itu sama
dengan besar gaya nor-
142 Bab Dinamika
Yang terbaca pada mal yang dilakukan oleh permukaan timbangan pada badan kita.
Jadi, yang terbaca pada timbangan sebagai timbangan sebagai bobot badan kita adalah
besar gaya normal yang dilakukan oleh per-bobot badan kita mukaan timbangan itu
pada badan kita. Jika astronaut pada contoh di atas berdiri di atas adalah besar gaya
timbangan, maka bobot astronaut itu bertambah pada saat > 0, yakni ketika
pesawat normal yang dipercepat ke atas. Astronout itu berkurang bobotnya saat < 0.
Astronout itu tanpa
dilakukan oleh bobot ketika = − .
permukaan timbangan
itu pada badan kita.
K
Sentuhan permukaan dua buah benda dan gerak relatif
antara keduanya
menghasilkan gejala-gejala yang menarik untuk dikaji.
Cabang sains yang
mempelajarinya . Ketika dua benda
disebut bersentuhan sehingga
terdapat gaya sentuhan normal dan terdapat perbedaan
keadaan gerak antara
keduanya, yakni ada gerak relatif antara kedua benda itu,
maka akan muncul
gaya gesek yang dikerjakan oleh satu benda terhadap yang
lain (Gambar 5.9).
Arah gaya gesek ini sejajar dengan permukaan yang
bersinggungan. Arah ga-
ya gesek selalu berlawanan dengan arah kecepatan ataupun
kecenderungan
gerak benda. Benda yang berwarna biru pada Gambar 5.9
bergerak ke kiri
Gaya gesek berlawanan
relatif terhadap benda yang berwarna
dengan arah dengan
kecepatan kecepatan merah. Sentuhan
antara keduanya dapat yang dilakukan oleh
mengakibatkan gaya gesek benda merah
gesek yang diderita oleh benda merah bergantung pa-
⃗
pada benda biru. Besarnya gaya merah pada benda biru dan
da gaya normal yang dilakukan oleh sifat-sifat
benda yang ⃗⃗
Andaikan kita hendak menentukan koefisien gesekan statis antara sebuah balok dan permukaan meja. Yang perlu
dilakukan adalah dengan mengangkat salah satu sisi meja sehingga memiliki kemiringan tertentu , katakanlah , yang
menyebabkan benda itu mulai bergerak meluncur. Tepat ketika permukaan meja memiliki kemiringan sebeser itu,
terdapat kesetimbangan gaya
dan = − cos (5.20)
(5.21)
dengan sumbu- sejajar dengan searah dengan arah meluncurnya balok,
permukaan meja sedang sumbu- tegak
= sin − ,
lurus pada permukaan meja. Persamaan (5.20) dapat
dituliskan menjadi
; (5.22)
amq
yang menunjukkan bahwa koefisien gesek statis sama dengan tangen sudut
kemiringan saat balok tepat mulai meluncur.
Jika sudut kemiringan melebihi , maka balok meluncur dengan besarnya
percepatan . Oleh karena itu, kompo-nen gaya pada sumbu- adalah
qgl (5.25)
Gaya Tegangan
Sekarang kita tinjau sebuah balok yang terletak di atas lantai kasar sehingga koefisien ge-
sekan kinetik antar balok dan lantai . Seperti dalam kasus kereta kuda di atas, pada balok
itu pun bekerja gaya normal dan gaya gravitasi Bumi. Keduanya saling melenyap-kan
karena tidak ada percepatan vertikal. Selanjutnya, andaikan ujung seutas tali dikaitkan
dengan kuat pada sisi kanan balok itu dan ujung tali yang lain ditarik mendatar ke kanan
Macam-macam Gaya 147
dengan gaya . Andaikan tali itu cukup kuat. Ketika tali ditarik ke kanan oleh tangan kita,
ikatan-ikatan pada molekul penyusun tali itupun bereaksi sehingga melawan tarikan
tangan kita sehingga secara berurutan tarikan itu dirambatkan oleh molekul-molekul se-
panjang tali itu. Kuatnya tali itu berarti kuatnya ikatan molekuler bahan penyusun tali itu.
Karena kaitan ujung tali dengan balok itu cukup kuat, maka tarikan tangan kita akhirnya
menyebabkan tali menarik balok ke kanan. Dengan apa tali menarik balok itu ke kanan?
Tentu saja dengan gaya yang diteruskan atau dialirkan secara beruntun sepanjang tali itu.
Inilah gaya tegangan tali. Sebut gaya ini gaya . Sebagai reaksi atas gaya oleh tali ini, balok
melakukan gaya pada ujung tali dengan gaya yang besarnya sama tetapi dengan
arah yang berlawanan, =− . yang tertera pada
yakni gaya Gaya gambar seha-
rusnya berada pada garis kerja yang dan , tetapi sengaja
sama dengan gaya digeser
⃗
sedikit ke bawah demi kejelasan gambar. Jadi,ada dua gaya yang bekerja
pada tali, yaitu
gaya ke kanan dan gaya ke kiri. Kalau diabaikan,
reaksi balok massa tali maka
berdasarkan hukum kedua
Newton,
; ⋅ ⃗ = 0 ⋅ ⃗⃗
.
0=. (5.29)
Jadi, jika tali sangat ⃗⃗
ringan, ;
Bagaimana jika massa tali
tidak dapat diaba-ikan? Dalam
hal ini, tentu saja
; ⋅ ⃗ .(5.30)
) (5.32)
denga massa balok. Dari (5.31)
n persamaan didapat
= ⋅ ⃗⃗ ,
; / ⃗⃗ ⃗⃗
( + ).
Jika ungkapan untuk percepatan ini dimasukkan ke dalam persamaan (5.30), didapat
; ⃗⃗ ⃗⃗ (5.33)
Dari persamaan terakhir ini ( + ).
didapatkan
; − . (5.34)
⃗⃗ ⃗⃗ ⃗̂
Jika mendatar ke kanan vektor satuan , ; , =−
sumbu- maka
dengan +
148Bab Dinamika
dan
+ = + ̄̂
; (5.35)
+ + .
̄̂ ̄̂
I
Interaksi Mediator Kekuatan Jangkauan
Mendasar Interaksi Nisbi (meter)
Gaya Gravitasi Graviton 1 10
−
Gaya Foton 10 −
Elektromagnetik
Gaya Kuat Gluon 10 ∞
10
Mengapa Bulan tetap cantik menggantung di langit dan tidak jatuh ke Bumi? Mengapa
buah-buahan yang telah matang jatuh ke tanah ketika gagangnya telah melemah? Begitu
juga, mengapa bintang-bintang ganda terus saling setia menempuh perjalanan panjang
mereka memutari pusat galaksi? Planet Venus, planet Mars, dan planet-planet lain ter-
kadang dapat dilihat di langit malam atau langit senja, atau saat fajar. Mengapa planet-
Macam-macam Gaya 149
planet itu dapat terbentuk? Menariknya planet-planet ini
tetap berada pada garis edarnya dan tidak saling bertubrukan
bahkan menubruk Bumi. Mengapa itu terjadi? Mengapa
planet-planet berbentuk bola? Mengapa bintang-bintang lahir
dari kumpulan awan-awan molekuler? Mengapa komet
Schoemaker Levy 9 pecah berkeping-keping ketika melintas
di dekat planet Jupiter? Mengapa ada pasang naik dan pasang
turun di laut? Mengapa sa-telit sputnik terjebak mengorbit
Bulan, padahal semula satelit itu direncanakan mendarat di
permukaan Bulan?
Penyebab semua gejala atau peristiwa tersebut di atas adalah
interaksi gravitasi. Gra-vitasi adalah interaksi terlemah di antara
interaksi-interaksi fundamental yang lain. Oleh karena itu,
dalam interaksi ini partikel elementer dapat diabaikan. Interaksi
ini terjadi karena adanya massa dan selalu tarik-menarik
(atraktif). Untuk lebih jelasnya silakan membuka bab tentang
gravitasi di dalam buku ini.
dan , 0=,
.; (5.36)
4 = . (5.37)
Persamaan (5.36)
menghasilkan
Penerapan Hukum Newton Lebih Lanjut 151
0 0 (5.38)
= = = 0, dan = = =0
Ini ' dan ' tetapan. Kita pilih saja tetapan ini nol. Artinya,
berarti kelereng jatuh
di permukaan oli di titik
(0,0,0).
Sementara itu persamaan (5.37)
menghasilkan
6
+ =−.
(5.41)
dengan
; 4
, (5.43)
(5.47)
=− =−
dan
=− 1 2ℎ + . (5.49)
diberikan
oleh
Kecepatan kelereng dalam
oli akhirnya
()=− 2ℎ − . (5.50)
+ +
.
Akhirny ' diberikan
a oleh
−
),
'; ) / 0) / (5.53)
sin ( ) − cos ( ) +
− ̂
sin ( )
(5.5
7)
̄̂ ̄̂ ̄̂ ̄̂
= − sin ( ) − cos ( ) − cos ( ) + sin ( )
deng = ⃗⃗ ( ) + ⃗⃗ ( ), ̄̂ ̄̂
an
percepatan
tangensial, dan
̄̂ ̄̂
()= cos ( ) + sin ( )
(5.59
)
percepatan sentripetal. skalar setiap saat. Artinya,
kedua
Hasilkali
komponen percepatan itu selalu tegaklurus dari waktu men
ke waktu. Karena disebut percepatan sentripetal.
u-
Sedangkan
⋅
ju ke pusat lingkaran, maka komponen ini( ) ⃗⃗ ( ) = 0
kompon ( )disebut percepatan tangensial. terhadawakt
en Turunan kedua pu,
()
; , (5.60
)
154 Bab Dinamika
; '
; ()+ ⃗()
̄̂ ̄̂ ̄̂ ̄̂
= − sin ( ) − cos ( ) − cos ( ) + sin ( ) .
̄̂ ̄̂ ̄̂ ̄̂ (5.61)
= −
sin ( ) − cos ( ) − cos ( ) + sin ( ) .
Bandul Melingkar
Sekarang ditinjau sebuah bola bermassa yang
diikat dengan salah satu ujung seutas tali
ringan dengan panjang . Tali dian-daikan cukup
ringan tetapi kuat. Ujung tali yang lain
dipegang dan diayunkan sedemikian rupa
sehingga bola itu berputar de-ngan laju tetap
pada bidang mendatar dan tali membentuk su-
du terhadap garis vertikal seperti yang
t ditunjukkan Gambar
5.14. Akan ditunjukkan yang dibentuk
bahwa sudut oleh tali
dengan garis vertikal tergantung pada besar
kecepatan tangen-
si . Semakin besar kecepatan , semakin
al tangensial besar
sudut , tetapi tidak akan . Gaya-gaya
melebihi 7. yang be-
kerja pada bola adalah ; dan gaya
gaya berat tegangan
tal . Sementara untuk gaya hambat udara
i dapat diabaikan.
Percepatan yang dialami oleh bola adalah
percepatan sentripe-
tal yang berarah ke pusat lingkaran. Jadi,
berdasarkan hukum
kedua Newton
diperoleh
Bandul yang bergerak ; ) ; . (5.62)
melingkar
Pada arah vertikal (ke atas dipilih sebagai positif) persamaan ini dapat ditulis sebagai
Penerapan Hukum Newton Lebih Lanjut 155
amq ; ., (5.63
)
Ke arah pusat atau mendatar (ke pusat dipilih sebagai arah positif)
persamaan persamaan
(5.62) dapat ditulis
sebagai
qgl ; (5.64
)
Dari persamaan (5.63) = .
didapatkan bahwa sin
; , (5.65
)
am
q
Jika ungkapan untuk ini disubstitusikan ke dalam
persamaan (5.64), maka
qg ; . (5.66
l )
am
q
kecepatan tangensial bola adalah
Persamaan (5.66) menunjukkan bahwa
sin
besarnya
; (5.67
qgl r l )
,
Besarnya qgl sama dengan jari- ' yang merupakan lintasan
jari lingkaran horizontal
bola, sehingga besarnya kecepatan tangensial bola dapat
dituliskan sebagai
; (5.68
rl , )
;0 * (5.73)
diperoleh ; /236 m/s . Massa busa adalah ; .* 536 kg. Dengan demikian kita
dapat menghitung besarnya gaya yang dirasakan oleh sayap pesawat, yaitu
; ; //.3* 0.5 L,
Gaya tersebut setara dengan gaya yang akan kita rasakan apabila kita tertimpa bola bowling yang jatuh dari keting-
gian 10 meter. Gaya tersebut cukup untuk membuat lubang di panel RCC pesawat, yang mengakibatkan masuknya
udara panas ketika pesawat kembali memasuki atmosfer.
6 Kerja dan
Tenaga
Mengapa truk yang meng-
angkut pisang ini dapat
bergerak? Hampir semua
orang dengan mudah dapat
menjawabnya, yakni kare-
nakeberadaan roda-roda
yang berputar. Lalu, me-
ngapa roda-roda itu da-
pat berputar? Karena ada
mesin. Mengapa mesin
dapat menggerakkan roda-
roda truk itu? Jawabnya,
karena piston-piston dalam
mesin itu melakukan torka
yang memutar roda melalui
batang pemutar. Menga-
pa piston-piston itu mam-
pu mengerjakan torka?
Tenaga Kinetik
Kerja Telah dijelaskan bahwa penyebab gerak. Sebuah benda
gaya titik tetap
bergerak (dengan kecepatan tetap) meskipun resultan gaya yang
bekerja padanya nol.
Medan Gaya Lestari Gaya adalah penyebab perubahan gerak. Lalu apa yang
menyebabkan terjadinya ge-
dan Tenaga rakan? Setiap benda yang bergerak, memiliki tenaga kinetik yang
didefinisikan sebagai
Potensial /-0' , dengan massa lembam benda itu dan kecepatan
benda itu. Jika benda
Hukum Kelestarian itu diam, maka tenaga kinetiknya nol. Jadi, ada kaitan antara
tenaga kinetik dengan
gerak. Dulu, ketika kita masih belajar di bangku SMA, kita
Energi Mekanik memahami bahwa sebuah
benda titik bermassa gravitasiyang berada pada dari atas
ketinggian permukaan
tanah memiliki tenaga . Tenaga potensial benda itu
potensial sebesar tidak dapat
dilepaskan dari keberadaan Bumi. Jika benda itu dijauhkan dari
Bumi dan dibawa ke
tempat yang terisolir dari benda atau planet apapun, maka
tidak ada relevansinya un-
tuk berbicara tentang tenaga potensial. Jadi, tenaga potensial
menyangkut dua benda:
benda titik itu dan Bumi. Hal yang lebih umum dari yang
terakhir ini adalah energi
potensial yang dimiliki oleh dua benda titik dan yang
bermassa semisal bernilai
/ (lihat Bab 9 untuk lebih rincinya). Jika kedua benda itu
dijauhkan, ma-ka tenaga potensial keduanya berkurang.
Sebaliknya, jika keduanya lebih didekatkan, maka tenaga
potensial kedua benda itu bertambah. Jadi, jauh dekatnya benda-
benda titik itu menentukan energi potensial benda itu. Dengan
kata lain, energi potensial
benda terkait dengan benda-benda itu.
16 Ba Kerja dan Tenaga
b
Ketika kita memanasi sebuah batang besi di
atas kompor, su-hu batang besi itu meningkat.
Pemanasan memberikan sesuatu pada batang
sehingga suhu batang itu meningkat. Sesuatu
itu
ML T
Satuan untuk tenaga dalam SI adalah
−
kg.m .s atau joule.
Tenaga Kinetik
Tenaga kinetik sebuah benda adalah tenaga yang terkait dengan
keadaan gerak benda itu. Keadaan gerak sebuah benda ditengarai
dengan momentum benda itu. Jika massa benda selama pengamatan
tidak berubah, maka keadaan gerak benda cukup ditengarai dari ke-
cepatannya. Karenanya, keadaan gerak suatu objek bergantung
pada tempat pengamatan (kerangka acuan) dan tenaga kinetik
bergantung pula pada kerangka acuan. Karena ter-kait dengan
keadaan gerak, maka tenaga kinetik sebuah benda dapat dituliskan
sebagai selisih antara tenaga keseluruhan benda itu dari tenaga
yang diukur dari kerangka tempat benda itu diam. Berdasarkan
teori relativitas khusus Einstein, tenaga keseluruhan sebuah benda
bermassa jika diukur dari kerangka sembarang acuan adalah
; ,
1−
oleh
Tenaga Kinetik 161
; 1 (6.1)
= − = −1 .
1− 1−
2 2
/
; . (6.2)
0
Karena = + + = ⃗ ⋅, maka⃗ tenaga kinetik tersebut dapat dituliskan sebagai
/
; ', (6.3)
0
Ungkapan ini tentu saja dapat ditulis dalam bentuk lain sebagai
; = ⃗⃗ (6.4)
⋅, ⃗
dengan adalah momentum Momentum sebuah benda adalah
perkalian ke-
benda itu.2 2
cepatan benda itu dengan massanya. Jadi, momentum benda yang kita
tinjau adalah
; .
Sekarang saatnya kita membicarakan pengaruh gaya bagi
tenaga kinetik sebuah ben-da. Jika resultan gaya yang bekerja
pada sebuah benda tidak nol, maka penyebab peru-bahan
kecepatan tidak nol, akibatnya terjadi perubahan gerakan benda.
Jika terjadinya perubahan kecepatan itu hanya menyangkut
perubahan arah, maka, menurut ungkapan di atas, tenaga
kinetik benda tidak berubah. Jika perubahan kecepatan itu
menyangkut besarnya kecepatan, maka akan terjadi perubahan
tenaga kinetik. Berdasarkan persamaan (6.4), perubahan tenaga
kinetik diberikan oleh
; ; ; ; ,
(6.5)
; ; , (6.6)
amq ; , (6.7)
= ( ) = 2 cosh cos .
kinetik balok itu / −sinh = 1 untu
adalah k
Berdasarkan identitas fungsi hiperbolik amqf sembarang bilangan riil , perubahan tenaga
; 1 1 1
0
untuk amq .? Ya, tentu saja. Pembuktiannya silakan digunakan untuk
Apakah hasil serupa juga − 2= 2( − ) = 2 ( − ) cos .
didapatkan
latihan.
Contoh 6.2
Masih terkait dengan contoh sebelumnya. Tentukan perubahan tenaga kinetik benda
itu selama benda bergerak
dari ke , dengan menggunakan ungkapan perubahan tenaga kinetik yang
diberikan oleh persamaan (6.5) di atas.
Pergeseran sepanjang lintasan itu selalu tegak lurus terhadap gaya berat , maka gaya
berat tidak menyebabkan perubahan tenaga kinetik. Oleh karena itu, perubahan tenaga
kinetik hanya diakibatkan oleh gaya luar saja. Perubahan tenaga kinetik merupakan
penjumlahan perubahan-perubahan kecil akibat pergeseran-pergeseran kecil
yang diberikan oleh ⃗⃗ cos = cos
;
1 ⋅ ⃗ =
(6.9)
tenaga kinetik positif. Dalam hal ini, balok mendapatkan tambahan tenaga kinetik oleh
Terlihat bahwa = 2 ( − )cos .
perubahan
bekerjanya gaya luar itu. Gaya luar itu "menambahkan" tenaga kinetik ke dalam balok.
Contoh 6.3
Sebuah balok bergerak sepanjang garis lurus (sumbu-x) pada lantai dengan kecepatan
tetap ke kanan. Mulai titik lantai kasar sehingga timbul gesekan antara benda itu
dengan lantai. Massa balok itu , percepatan gravitasi setempat , dan koefisien gesekan
kinetis . Tentukan perubahan tenaga kinetik benda itu selama benda bergerak
dari ke .
164 Bab Kerja dan Tenaga
Terlihat bahwa perubahan tenaga kinetik negatif. Hal ini menunjukkan bahwa
bekerjanya gaya gesek menyebabkan pengurangan tenaga kinetik balok. Gaya gesek
itu "mengambil" tenaga kinetik dari balok itu.
1. Perhatikan sebuah benda yang bergerak melingkar beraturan. (a) Apakah pada benda
itu bekerja sebuah gaya?
(b) Apakah kecepatan benda itu mengalami perubahan? (c) Apakah tenaga
kinetik benda itu berubah?
2. Dari contoh di atas terlihat bahwa penerapan persamaan (6.5) untuk menghitung
perubahan tenaga kinetik tidak
bergantung pada posisi benda pada saat ; . maupun positif atau negatifnya nilai amq . Buktikan bahwa hal inipun
sebenarnya juga berlaku jika perhitungan selisih tenaga kinetik menggunakan kecepatan balok di kedua
titi dan . =1
k − sinh;
3. Buktikan danamqf ; jik
untuk sembarang bilangan
ungkapan amqf riil a
− −
− +
2 2 .
qglf
4. Sebuah benda bergerak dengan kecepatan 1000 km/jam. Hitunglah tenaga kinetik
benda itu terlebih dahulu dengan persamaan (6.1), lalu dengan persamaan (6.2).
Tentukan selisih antara kedua hasil perhitungan di atas.
5. Sebuah mobil bermassa 2 ton bergerak di jalan raya dengan kecepatan 50 km/jam
relatif terhadap tanah. Mobil itu didahului oleh sebuah sepeda motor bermassa 120
kg yang melaju dengan kecepatan 60 km/jam relatif terhadap tanah. (a) Hitunglah
tenaga kinetik mobil dan motor itu diukur dari tanah. (b) Hitunglah kecepatan relatif
sepeda motor dilihat dari mobil. (c) Berapa tenaga kinetik sepeda motor jika diukur
dari mobil.
Kerja
Apakah kerja itu? Kerja sesungguhnya adalah energi atau tenaga. Tetapi energi yang
ba-Kerja yang dilakukan gaimana? Kerja selalu terkait dengan gaya yang bekerja pada
sebuah benda atau sistem, oleh sebuah gaya sementara gaya menyebabkan perubahan
gerakan atau kecepatan. Perubahan kecepatan pada sebuah sistem yang disebabkan oleh
gaya itu bisa menimbulkan perubahan tenaga kinetik, baik menam-adalah perubahan
bah atau mengurangi. Jika bekerjanya sebuah gaya pada sebuah benda menyebabkan
ber-tenaga sistem akibat tambahnya tenaga kinetik benda itu, maka dapat dibayangkan
adanya pemindahan tenaga bekerjanya gaya itu. (entah asalnya) ke dalam benda oleh
gaya tersebut. Jika bekerjanya gaya itu, menyebab-kan berkurangnya tenaga kinetik
benda itu, maka dapat dibayangkan adanya pemindahan
Kerja
165
tenaga dari dalam benda (entah tujuannya) oleh gaya tersebut.
Tetapi, secara umum be-kerjanya sebuah gaya pada sebuah
sistem selalu mengakibatkan pemindahan tenaga (tidak harus
berupa tenaga kinetik) dari atau ke dalam sistem. Pemindahan
energi itu menye-babkan perubahan energi yang dimiliki oleh
sistem. K
. Jika kerja yang dilakukan oleh sebuah gaya pada sebuah sistem itu
dilambangkan de-
ngan dan perubahan tenaga sistem akibat bekerjanya gaya
itu dilambangkan dengan , maka
; , (6.11)
; ; ) * (6.12)
; ; ) * (6.13)
dengan . . Oleh karena itu, kerja yang dilakukan oleh gaya gesek pada balok adalah
166 Bab Kerja dan Tenaga
( − )+ . Atas berlakunya gejala semacam ini, gaya
gesek digolongkan
=0 ; ∥ (6.17
)
.
Selanjutnya, andaikan gaya tak yang bekerja pada
terdapat disipatif benda itu, se-
misal,, , . Masing-masing gaya itu akan menimbulkan
dan perubahan mo-
Kerja
167
mentum benda menurut hukum kedua Newton:
/ ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗
Masin = , ⋯ ( ; /* 0*
g- perubahan benda gay * ).
=, = ,
momentum akibat a
deng adalah
an laju
masing gaya itu akan menimbulkan perubahan
energi kinetik senilai
⃗⃗ ⋅ ⃗⃗ ⃗⃗
pergese adalah = = ⃗ ⋅ = ⋅ ⃗.
ran b end a selama bend a meng alami
⃗ ⃗ ⃗ (6.19)
= ⋅ ⃗ +⋅ ⃗ +⋯+⋅ ⃗
→ ⃗⃗ .
⃗⃗ + ( ⃗ ) ⋅ ⃗⃗ + ⋯ + ( ⃗ ) ⋅
⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ (6.2
3)
Semakin kecil pergeseran-pergeseran yang dipilih, yakni (se
semakin besar bilangan -
makin banyak pergeseran), nilai jumlahan yang di kanan semakin
dekat dengan nilai kerja
→ . Secara matematis, hal tersebut dapat ditulis sebagai
→
=
=
(⃗)⋅ ⃗⃗ . (6.24)
lim⃗→
⃗⃗
Limit yang berada di ruas kanan lazim ditulis Kerja 169
sebagai
⃗⃗ ⃗⃗ ) ⋅ ⃗⃗
( (6.25)
Jika diuraikan
pergeseran menurut
) ) *
(6.27)
Contoh 6.4
Sebuah benda bergerak di lantai sedemikian rupa sehingga lintasan benda itu
berupa garis lurus. Anggap lantai
itu sebagai bidang-xy sehingga titik-titik di sepanjang lintasan ;. . Andaikan
benda memiliki koordinat lintasan
benda itu berawal dari 0* 0* .' dan berakhir di 1* /1* .' . Salah satu gaya yang
titik A = titik B = bekerja pada
benda itu * * '; ) ) 2 . Hitunglah kerja yang sepanjang
adalah 0 dilakukan oleh gaya lintasan itu.
Dalam hal , . Persamaan ; 1 ) 2 da ; . (dari
,
= =4
Karena
=2
koordinat
170 Bab Kerja dan Tenaga
= − + 4
2 +−
= − 3
2 +−
= [9 − 4] + 3 [169 − 4] (6.28)
= 2
252,5 satuan
Contoh 6.5
Sebuah benda bergerak di lantai sedemikian rupa sehingga lintasan benda itu berupa parabola dengan persamaan
;0 dan ; dari titik 0* 2* menuju titik B = 1* 7* .' . Salah satu gaya yang
. A= .' bekerja pada benda
;.
itu (,,)=2 + , +4
̄̂ ̄̂ ̄̂
adalah .Hitunglah kerja yang dilakukan oleh gayasepanjang
lintasan itu.
Dalam hal ini , dan . Karena lintasannya ada di (lantai
lantai, maka dipilih
Berdasarkan persamaan (6.27), kerja yang dilakukan oleh gaya
=
sebagai bidang-xy) . 2 = =4 diberikan
(,,) +
oleh
→ = (,,) + (,,)
= − 2 + + 4
= − 2+ 1
= 2 +
3 −3 (6.29)
= 70 + 665 = 735 = 245 satuan
3 3 3
Uji Penguasaan
Konsep 6.2
1. Perhatikan kembali Contoh 6.1. Andaikan balok itu memiliki kerapatan seragam
dan terbuat dari besi dengan massa 1 kg. Andaikan pula percepatan gravitasi
setempat 10 m/s , − = 0,5 m, dan koefisien gesekan balok itu dengan lantai 0,6.
Jika ternyata permukaan balok bagian bawah itu sampai ketebalan 0,01 m
mengalami perubahan suhu 1 kelvin, tentukan kerja yang telah dilakukan oleh
gaya gesek pada balok itu.
2. Hitunglah kerja yang dilakukan oleh gaya gravitasi Bumi pada sebuah benda yang
bergerak mengelilingi Bumi pada ketinggian 10 km di atas khatulistiwa dengan
periode setengah hari jika benda itu bergerak selama 2 hari.
komponen pergeseran
Setelah jumlahan pergeseran itu didapatkan, menuju ke tak berhingga.
kerja atas ambillah limit Bandingkan
Catatan: untuk memper-
yang Anda dapatkan dengan yang didapatkan pada contoh- = ( − )/
contoh tersebut di atas.
mudah pekerjaan silakan
menggunakan komputer.
5.Andaikan adalah lintasan yang berawal di titik A dan berakhir di adalah
lintasan titik B, sedangkan lintasan
yang berawal di titik B dan . Andaikan pula bahwa adalah lintasan yang
berakhir di titik lintasan berawal
dari titik A dan berakhir di titik C yang diperoleh dengan dan . Tunjukkan
menyambung lintasan bahwa
kerja oleh suatu sepanjan memenu
medan gaya g hi
⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ + ⃗⃗ ⃗⃗ . (6.31)
⋅ = ⋅ ⋅
⋅ ⃗⃗ = 0 (6.34)
⃗⃗
Andaikan
lintasan adalah lintasan yang berawal dari titik A dan berakhir di titik B sebagaimana
diperlihatkan oleh Gambar 6.5(b), sedangkan lintasan lintasan yang berawal dari titik B
menuju ke titik A. Terlihat bahwa lintasan tertutup merupakan lintasan dilanjutkan dengan
lintasan . Jika lintasan adalah lintasan dari A menuju B melalui jalur yang sama dengan
lintasan dengan arah berlawanan, maka lintasan
Medan Gaya Lestari dan Tenaga Potensial 173
sama dengan lintasan . Oleh karena itu, kerja yang
dilakukan oleh sebuah
medan sepanjang lintasan sama dengan kerja oleh
gaya tertutup medan gaya itu
sepanjang dilanjutkan kerja sepanjang ,
lintasan lintasan yakni
⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ (6.35)
= = +
⋅ ⋅ ⃗+ ⋅ ⋅ ⋅ ⃗⃗ .
−
Karena
−
⋅ ⃗⃗ = ⋅ ⃗⃗ , (6.36)
−
⃗⃗ ⃗⃗
Jika medan gaya itu merupakan medan gaya lestari, maka dari
persamaan terakhir didapat
⋅ ⃗ − ⋅ ⃗ =0 (6.38)
⃗⃗ ⃗⃗
atau
⋅ ⃗⃗ = ⋅ ⃗⃗ . (6.39)
⃗⃗ ⃗⃗
⋅ ⃗ = = −Δ ( ⃗ ). (6.41)
→
⃗⃗
Jadi, kerja oleh medan gaya lestari sama dengan minus perubahan
tenaga potensial. Jika
yang kita tinjau adalah , maka usaha oleh medan gaya
pergeseran kecil tersebut adalah
; dan perubahan tenaga potensialnya pun . Oleh
juga sangat kecil, karena
itu,
; ; , (6.42)
Contoh 6.7
Sebuah benda berada pada pengaruh sebuah medan gaya sehingga tenaga potensialnya dapat ditentukan dari per-
samaan
/
* ';
denga * benda
n sebuah tetapan positif. Tentukan medan gaya itu.
0 ,
yang memengaruhi
Penerapan persamaan (6.43) secara ̄̂
langsung menghasilkan diakibat
* * '; * *'; /
kan
Jad ; 0 yan oleh pegas ideal
i, g dengan
. Medan gaya ini adalah medan gaya =− .
pemulih semisal
tetapan
pegas .
Secara umum, jika tenaga potensial hanya bergantung pada
sebuah koordinat, semi-
sal saja, maka medan gaya lestari yang terkait dengan tenaga
potensial itu merupakan
minus kemiringan atau gradien grafik tenaga potensial terhadap
koordinat itu. Dengan
melihat grafik tenaga potensial itu, kita dapat melihat keberadaan
dan sifat-sifat medan
gaya lestari yang terkait dengan tenaga potensial itu. Sebagai
contoh perhatikan tenaga
potensial efektif sebuah benda angkasa dengan momentum sudut
tidak nol yang berada
di bawah pengaruh medan gravitasi benda angkasa lain yang
sangat masif yang diperli-
hatkan oleh Gambar 6.6. Dalam grafik itu tenaga potensial
digambarkan sebagai fungsi
jarak (dilambangkan dengan ) benda angkasa itu dari sebuah
benda angkasa lain yang
lebih masif sebagai pusat gravitasi. Grafik tenaga potensial tersebut
memiliki kemiringan
negatif misalnya di pada . Hal ini berarti terdapat
sebelah kiri titik sumbu gaya yang
mendorong benda angkasa itu menjauhi pusat gravitasi jika saja
benda itu berada pada
jarak kurang dari pusat gravitasi. Jika benda itu dari
dari berada pada jarak pusat
gravitasi, benda itu tidak menderita gaya apapun itu tenaga
sebab pada jarak potensial
memiliki nilai ekstrem, yakni kemiringan grafiknya nol. Jika benda
itu berada pada jarak
lebih , benda itu akan menderita gaya yang arahnya menuju
dari pusat gravitasi sebab
kemiringan grafik tenaga potensial di wilayah
itu positif.
Di wilayah yang jaraknya dari pusat gravitasi
kurang dari
, semakin dekat dengan pusat gravitasi,
semakin besar nilai mutlak kemiringan grafik
tenaga potensial. Hal ini berarti bah-wa
semakin dekat dengan pusat gravitasi semakin
besar (kuat) gaya yang mendorong benda itu
menjauhi pusat gravitasi. Di
wilayah yang jaraknya dari pusat gravitasi
lebih dari , sema-kin jauh dari pusat gravitasi
semakin kecil nilai mutlak kemi-
176 Bab Kerja dan Tenaga
Uji Penguasaan
Konsep 6.3
; ; * (6.45)
) ; ) '; = 0. (6.46)
Besaran = + yang merupakan jumlahan antara tenaga kinetik benda dan tenaga
Contoh 6.8
Sebuah balok mula-mula bergerak dengan kecepatan tetap sebesar pada
lintasan mendatar yang licin. Mulai titik A, lintasan licin itu menanjak
cukup jauh.
(a) Berapakah ketinggian maksimum yang dapat dicapai oleh balok itu jika
percepatan gravitasi setempat sebesar
.
(b) Tenaga mekanik benda bersifat tetap. Pada saat balok masih berada
pada lintasan mendatar, tenaga potensialnya nol sehingga tenaga mekanik
balok sama dengan tenaga kinetiknya, yakni = /2. Dari persamaan hukum
kelestarian tenaga mekanik di atas, kita mendapatkan ungkapan berikut
= / .
Terlihat semakin besar tenaga mekanik yang dimiliki oleh balok, semakin
tinggi ketinggian maksimum yang dapat dicapai oleh balok itu.
Contoh 6.9
Sebuah proton dengan C ditembakkan pada sebuah inti atom oksigen O
muatan 1,6 /. dari jarak 20 cm.
agar proton dapat menyentuh permukaan inti oksigen itu.
Tentukan kecepatan proton −
minimum
Perlu diingat bahwa tenaga potensial listrik yang dimiliki oleh dua muatan
dan yang terpisah oleh jarak sejauh adalah
; ,
deng = 9 1 N. −
.C . Jari-jari inti oksigen diperoleh menurut (lihat
an 0 m bab Fisika Nuklir)
/
an 0 m. Dengan anggapan bahwa efek hentakan balik yang dialami oleh inti oksigen diabaikan,
= 3,0 1 −
0
kelestarian tenaga mekanik menghasilkan
huku −
m
Hukum Kelestarian Tenaga Mekanik 179
1
0 + = + , (6.48)
/ 2
=2 1 − 1 (6.49)
Contoh 6.10
Sebuah bola kecil diikat pada ujung seutas sang
bermassa tali yang at
ringan. Ujung tali yang lain diikatkan pada paku A
yang tertancap pada
dinding vertikal sedemikian rupa panjang tali efektif
yang menghubungkan
bola dengan paku A adalah . Andaikan percepatan dan
gravitasi setempat
tepat -0 di bawah paku A ditancapkan juga sebuah
paku B pada dinding.
Mula-mula bola diletakkan dekat dengan dinding
sehingga tali membentang
lurus mendatar. Setelah itu bola dilepaskan sehingga
mengayun menyusuri
bagian sebuah lingkaran dengan jari-jari . Tali tersangkut
pada paku B ketika
Bandul digantung pada melewatinya dan bola terus mengayun tetapi sekarang
menyusuri potongan
sebuah lingkaran dengan -0 (lihat Gambar 6.8).
jari-jari
paku A dilepaskan dari
posisi menda-
tar dan menyangkut pada paku B.
(a) Tentukan kecepatan benda saat benda itu berada di titik paling bawah.
Berapakah tegangan tali saat itu?
(b) Tentukan kecepatan bola pada saat berada dititik P. Berapakah tegangan
tali saat itu?
Jawab:
(a) Andaikan permukaan tanah dianggap acuan untuk tenaga potensial gravitasi Bumi
dengan potensial nol di sana.
180 Bab Kerja dan Tenaga
2
; + = + =3 .
0
Jadi, + ℎ kecepata bola+ ℎdan saat bola sampai di
= , titik P.
n ketinggiannya
dengandan berturut-turut 2
adalah 1
) = + ℎ + /2.
2
Dengan sedikit langkah aljabar,
=
√
dan = . Tegangan tali pada saat bola di titik P adalah
; ( /2) = 2 .
(c) Kita kembali menuliskan hukum keletarian tenaga mekanik,
/ + ℎ = 1 + ℎ, (6.52)
0
denga adalah kecepatan bola jika sampai di = ℎ adalah ketinggian titik A dari
n 2 tanah. Dengan
titik A dan
/ )= − ( /2)
menggunakan data-data yang dan , persamaan terakhir dapat
=ℎ dituliskan
ada, yakni
sebag
ai
=0 − 2 )=2 + ℎ,
0
kecepatan
nol.
yang setara . Jadi, bola tiba di titik A 1
dengan dengan
Sifat penting bahwa tenaga potensial tidak memiliki nilai mutlak terlihat dalam contoh ini. Cobalah untuk me-
nyelesaikan persoalan di atas dengan mengambil ketinggian titik A sebagai acuan tenaga potensial, yakni dengan
mengambil nilai tenaga potensial di ketinggian itu nol. Tunjukkan bahwa pengambilan acuan itu tidak berpengaruh
pada hasil yang akan diperoleh.
Hukum Kelestarian Tenaga Mekanik 18
1
Karena hukum kelestarian tenaga mekanik, pengurangan tenaga
potensial berarti pe-
nambahan tenaga kinetik dan sebaliknya, penambahan tenaga
potensial berarti pengu-
rangan tenaga kinetik. Jika tenaga mekanik yang dimiliki oleh benda Karena hukum
lebih besar dari nilai
tenaga potensial di suatu tempat, maka benda itu dimungkinkan kelestarian tenaga
untuk mencapai tempat
itu asalkan ada lintasan yang mencapai tempat itu sedemikian mekanik,
rupa sehingga sepanjang
lintasan itu tenaga potensial tidak melebihi tenaga mekanik. pengurangan tenaga
Perhatikan Gambar 6.9. An-
potensial berarti
penambahan tenaga
kinetik dan
sebaliknya,
penambahan tenaga
potensial berarti
pengurangan tenaga
kinetik.
yang dimiliki oleh benda angkasa itu tidak mungkin akan melebihi
tenaga potensial di wilayah itu. Jadi, terdapat "tanggul" yang tidak
mungkin dapat dilewati oleh benda ang-kasa itu untuk mencapai
pusat gravitasi. Jika tenaga mekanik benda angkasa itu positif atau
nol, maka benda angkasa itu bebas bergerak ke manapun kecuali
melewati tanggul di sekitar pusat gravitasi. Jika energi mekanik
benda angkasa itu kurang dari nol, maka gerak benda angkasa itu
terbatas sedemikian rupa sehingga ada tanggul di sebelah kiri yang
mencegahnya menuju ke pusat gravitasi dan tanggul di sebelah
kanan yang mence-gahnya untuk meninggalkan pusat gravitasi
menuju ke tak berhingga. Dalam hal terakhir ini, benda angkasa itu
dikatakan dalam keadaan terikat. Jika energi mekanik benda ang-
kasa itu sama dengan energi minimum tenaga potensial efektif
benda itu, maka benda itu tidak pernah lebih jauh dan tidak pernah
pula lebih dekat ke pusat gravitasi daripada
182 Bab Kerja dan Tenaga
Uji Penguasaan
Konsep 6.4
a) Buatlah grafik tenaga potensial pegas sebuah benda yang diikat pada
ujung pegas itu.
b) Jika tenaga mekanik benda yang diikat pada ujung pegas itu , tentukan
simpangan maksimum benda yang diikat pada ujung pegas itu. Tentukan pula
kecepatan maksimum yang dimiliki oleh benda itu.
c) Masih terkait soal 1b hitung pula kecepatan maksimum benda itu.
2.Perhatikan Gambar 6.10. Sebuah bola pejal di beri lubang dan di pasang
pada pipa sehingga bola pejal itu bebas bergerak sepanjang pipa itu tanpa
gesekan. Pipa tempat bola bergerak itu dipasang pada tanggul di kedua
ujungnya sehingga membatasi gerak bola sepanjang pipa. Jika gerak bola
itu dirumuskan sebagai gerak pada garis lurus (sumbu- ) sepanjang pipa
itu, dapatkah Anda merumuskan tanggul itu sebagai potensial secara
matematis jika
(a) tanggul-tanggul itu tegar.
(b) tanggul-tanggul itu elastis dan memenuhi hukum Hooke.
sumbu- .
7 Tumbukan, Impuls, dan
Momentum
Antennae Galaxies, juga
dikenal sebagai NGC
4038/NGC 4039, meru-
pakan sepasang galaksi
yang saling berinteraksi
dalam konstelasi Corvus.
Galaksi-galaksi tersebut
sedang dalam fase ketika
tumbukan awan-awan yang
tersusun atas debu dan gas,
dengan keterlibatan medan
magnetik, menyebabkan
pembentukan bintang se-
cara cepat. Galaksi-galaksi
ini dtemukan oleh William
Herschel pada tahun 1785
(Wikimedia/ Commons).
Pusat Massa
Momentum Linier
Tumbukan dan
Impuls Coba pikirkan, apa yang terjadi ketika sebuah bola kasti
dipukul oleh seorang
Kelestarian pemain kasti dengan galah pemukul? Atau bola tenis dipukul
dengan raket tenis? Bola
tersebut mendapat kecepatan awal yang cukup tinggi setelah
Momentum Linier terjadi tumbukan atau
benturan dengan tongkat pemukul ataupun raket. Akibatnya,
bola tersebut mampu
Tenaga dan meluncur di udara menempuh jarak yang cukup jauh. Tetapi, apa
yang terjadi apabila
Momentum sebuah bola kasti atau bola tenis itu dipukul dengan sepotong
lidi? Bola golf maupun
Tumbukan bola tenis tidak bergerak sama sekali. Bahkan lidi itulah yang
akan terpental (kalau
Tumbukan Dua tidak patah). Mengapa hal ini terjadi?
Pernahkah melihat roket yang sedang meluncur menuju ke
ruang angkasa? Me-
Dimensi ngapa harus ada hasil pembakaran yang disemburkan dengan
deras oleh roket itu ke
Gerak dengan belakang? Mengapa pesawat terbang menggunakan baling-
baling yang cukup kuat
untuk menggerakkan udara sehingga tersembur ke belakang?
Perubahan Massa Mengapa kapal mesin
perlu baling-baling yang menggerakkan air ke arah belakang
untuk dapat bergerak di
atas air? Semua pertanyaan-pertanyaan itu bermuara pada
konsep tentang momen-
tum linier, impuls, dan hukum kelestarian momentum linier.
Kita akan mendapatkan
jawaban atas keheranan-keheranan semacam itu di sini. Mari
kita mencari jawaban-
nya.
186 Bab Tumbukan, Impuls, dan Momentum
Gejala yang terkait dengan momentum adalah tumbukan.
Gejala ini juga penting un-tuk dibicarakan. Banyak peristiwa atau
fenomena yang terkait dengan gejala ini. Cekungan-cekungan
besar yang ditemukan di permukaan Bumi dan juga di permukaan
Venus, Mer-kurius, serta Mars terbentuk karena tumbukan-
tumbukan antara planet-planet itu dengan benda-benda angkasa
yang lain pada masa awal pembentukan tata surya kita. Tumbuk-
an juga digunakan oleh para fisikawan untuk lebih memahami
bangunan atom dan inti atom. Partikel-partikel dipercepat
sebelum dibenturkan dengan partikel lainnya. Dari tumbukan itu,
berbagai hal dapat dihitung.
Pusat Massa
Untuk meninjau gerak benda-benda besar, mobil misalnya, tidak
diperlukan untuk me-ninjau gerak setiap partikel penyusun mobil.
Tinjauan gerak untuk keseluruhan mobil
dapat diwakili oleh satu titik saja. Satu titik tersebut
disebut sebagai . Mobil tersusun atas banyak partikel,
sehingga dapat disebut sebagai sistem partikel. Sesung-
guhnya massa mobil terkonsentrasi pada satu titik saja dan
gaya-gaya yang bekerja pada mobil dapat diwakilkan pada
titik tersebut.
si
, maka pusat massa sistem tersebut
, ,…,
dapat
Pusat Massa 187
= ⃗⃗ + ⃗ + … + ⃗⃗ (7.2)
pm
+ +…+ .
1
Untuk benda yang kontinu , pusat massa dapat dihitung dengan
menggunakan integral
= 1 ; pm = 1 ; pm = 1 , (7.6)
pm
deng
an
adalah penggal massa yang sangat kecil. Integral ini
memudahkan, karena
untuk benda yang kontinu, diperlukan waktu yang sangat
lama apabila harus menghitung satu persatu untuk setiap
partikel penyusunnya.
Untuk kasus khusus benda kontinu yang , dengan kata
lain rapat massa benda tersebut sama di setiap penggal
masa yang ditinjau, maka ada sedikit penyeder-hanaan
dalam menghitung integral persamaan (7.6). Menurut
definisi, rapat massa dapat dituliskan sebagai
; ; * (7.7)
deng
an
mewakili luas keseluruhan mewakili unsur luasan
benda dan benda.
Apabila benda merupakan benda "garis", misalnya kawat
panjang atau sejenisnya yang luas penampangnya dapat
diabaikan terhadap panjangnya, maka persamaan (7.6)
dapat dituliskan dalam
bentuk
= 1 ; = 1 ; =1 , (7.12)
pm
pm pm
Kita dapat mengetahui dengan mudah bahwa total massa sistem adalah ; /0 kg. Dengan memasukkan data tersebut
ke persamaan (7.4), maka pusat massa komponen sumbu- diperoleh
Pusat Massa 189
= ++
pm
Persegi Berlubang
190Bab Tumbukan, Impuls, dan Momentum
= + . (7.13
+ )
+
Telah disebutkan + =0 persamaan (7.13) dapat
sebelumnya bahwa dituliskan sebagai
, sehingga
+= 0.
Oleh karena itu, pusat massa persegi yang telah dilubangi dapat diperoleh
melalui
= −.
Pada contoh ini, kita tidak perlu menggunakan integral yang rumit untuk menentukan
pusat massa benda yang kontinu. Dapat ditekankan bahwa dengan menggunakan
kesetangkupan, kita dapat mempermudah penghitungan.
Dalam hal ini, kita tidak dapat menggunakan simetri sebagaimana pada
Contoh 7.2. Misalnya, mungkin saja kita membayangkan, menganggap
benda yang akan kita tinjau adalah cakram utuh kemudian dipotong
setengahnya. Tetap saja, setengah cakram yang kita ambil tersebut belum
diketahui pusat massanya dan tidak lain, setengah cakram yang dipotong
merupakan bentuk yang sama dengan setengah cakram yang tersisa.
Dengan demikian akan lebih baik dan tidak membuang waktu apabila kita
memilih untuk langsung mencari letak pusat massa setengah cakram yang
ada.
Setengah Untuk menentukan pusat
Cakram massa ben-da kontinu,
berada di sumbu- . Dengan kata lain, telah diperlukan penerapan
kita ketahui kalkulus. Pusat massa dapat
dipero-leh melalui
persamaan (7.6). Kesu-litan
yang sering dihadapi adalah
me-nentukan batas-batas
pengintegralan.
Kemampuan tersebut akan
didapatk-an oleh mahasiswa
sains dan teknik seiring
bertambahnya waktu.
Gambar 7.4 menunjukkan
gambaran kasus yang
sedang kita tinjau. Senga-ja
dipilih koordinat sedemikian ru-
pa sehingga benda tersebut
setang-kup terhadap sumbu- .
Oleh kare-na itu, pastilah letak
pusat massanya
pm = 0. Sementara pm dapat dicari melalui persamaan
Momentum Linier 191
= ∫ = ∫ = ∫ ,
pm
= ∫ = ∫∫ = 3 .
pm
Jadi, letak pusat massa benda berbentuk setengah cakram tersebut berada pada
titik .* ).
1. Empat buah benda titik masing-masing bermassa 0 kg, 2 kg, 1 kg, dan /
kg tersebar membentuk persegi dengan panjang sisi 0 m, keempat benda
tersebut sebagai titik-titik sudutnya. Tentukanlah pusat massa sistem 2
buah benda tersebut.
2. Terdapat sebuah cakram berjari-jari . Cakram tersebut dilubangi dengan bentuk
persegi, yang salah satu titik
sudutnya berada di pusat cakram, dan titik sudut yang berseberangan berada di
pinggiran cakram, sehingga
diagonal persegi . Tentukan pusat massa cakram
tersebut adalah berlubang tersebut!.
3. Sebuah batang silinder , memiliki rapat , dengan adalah posisi titik
sepanjang massa ; 0 relatif terhadap
salah satu ujung batang silinder tersebut. Tentukanlah pusat massa
batang silinder tersebut.
4. Sebuah lingkaran dipotong /-2 bagian sehingga tinggal sebuah juring (1-2
dengan jari-jari lingkaran). Benda
tersebut memiliki rapat massa tidak + , suatu tetapan. Tentukan pusat
seragam, yaitu ; massa juring
tersebut.
Momentum Linier
Apakah yang dimaksud dengan ? Konsep momentum pertama
kali digagas oleh filsuf Prancis Descartes. Oleh Descartes,
konsep ini digunakan untuk menggambar-kan "banyaknya
gerak". Konon, konsep momentum juga digunakan pada abad ke
empat belas oleh pendeta Perancis, Jean Buridan. Konsep ini
digunakan untuk menjelaskan gagasan Newton mengenai
besaran yang mewakili gerak suatu benda.
192 Bab Tumbukan, Impuls, dan Momentum
; , (7.14)
dan =
= ⃗⃗ (7.19)
⃗ (7.20)
+ = 0.
atau
+ ⃗ = tetapan. (7.22)
( + ).
Kita dapat bagian pecahan dari persamaan di atas tidak lain
adalah
mengetahui, bahwa +
pm
⃗⃗
Persamaan di atas adalah Newton yang diterapkan untuk sistem
partikel,
hukum kedua
dengan tidak lain adalah gaya eksternal yang bekerja
pada sistem.
dituliskan
mengintegralkan gaya ⃗⃗
⃗⃗ ⃗⃗
Ruas kiri persamaan (7.32) di atas tidak lain adalah perubahan momentum
linier yang
dapat dituliskan sebagai ; , yaitu selisih antara momentum sesaat sebelum
terjadinya tumbukan dan sesaat sesudah terjadinya tumbukan.
Sementara ruas kanan
persamaan di atas disebut − ⃗ yang dinotasikan
sebagai dengan
; . (7.33)
⃗⃗
'
; / ⃗⃗ (7.35)
Dalam tinjauan ini, tidak diperlukan notasi vektor karena benda hanya bergerak
dalam satu dimensi. Arah yang berlawanan dalam tinjauan gerak satu dimensi
cukup dibedakan dengan tanda + dan -. Untuk menghitung im-
puls yang dialami benda, cukup dengan mengintegralkan ' terhadap waktu,
dan dimasukkan batas integralnya sehingga diperoleh
1015
; (2 + 3) = 3.
= (| ⃗ | cos − | ⃗ | cos )
= 0, 62 kg (4, 16 m/s ⋅ 0, 94 − 6, 94 m/s ⋅ 0, 77)
= −0, 88 kg m/s.
Begitu pula dengan dari impuls tersebut dapat dicari dengan cara
komponen
= − = ( − ),
dengan dan .
= | ⃗⃗ | = | ⃗ | sin Oleh karena itu,
sin
= (| ⃗⃗ | sin − | ⃗ | sin )
Dengan kita dandapat pula kita peroleh nilai z z dengan cara mencari panjang
peroleh vektor
zz; +
= arctan(2, 13)
∘
= 1, 13 rad = 64, 85 .
Maka kita dapat menyatakan baik dalam koordinat kartesian maupun polar.
200 Bab Tumbukan, Impuls, dan Momentum
( ,) lh n t
(, , ) lh n t
= ⃗⃗ (7.37)
luar
= 0,
maka dapat kita peroleh
;. (7.38)
Kasus ini dapat ditinjau dalam satu dimensi saja. Andaikan massa peluncur adalah
dan massa amunisi adalah . Kecepatan awal peluncur dinotasikan dengan dan
kecepatan awal amunisi dinotasikan dengan . Sekali
lagi, karena kasus ini ditinjau dalam satu dimensi, maka boleh saja besaran vektor dituliskan tanpa notasi vektor
Tenaga dan Momentum Tumbukan 201
(panah atau huruf tebal). Baik massa peluncur maupun massa amunisi tetap dalam
keadaan sebelum diluncurkan maupun sesaat setelah diluncurkan. Berikutnya,
kecepatan amunisi setelah peluncuran dinotasikan dengan dan kecepatan peluncur
dinotasikan dengan . Pada kasus ini, berlaku kelestarian momentum, karena tidak
ada gaya luar yang bekerja pada sistem. Kasus ini dapat dinyatakan melalui
persamaan
+ = ̄+ ̄
= −73, 93
di sini artinya arah kecepatan peluncur berlawanan dengan arah kecepatan
amunisi. Inilah yang disebut sebagai hentakan balik. Maka, kelajuan hentakan
balik yang dirasakan oleh tentara adalah 51* 71 m/s.
dan
/ + 2.
2= 2+
0 1 1 1 (7.46)
+=+ (7.48)
atau
−=− (7.49)
atau
( − )( + ) = ( − )( + ) (7.50)
atau
− = 1. (7.52)
Secara umum −
perbandingan
; − (7.53)
( − )= (7.56)
dan
= .
+
2 (7.59)
= 2 (7.64)
ℎ.
Akrobatik kita belum selesai karena yang kita ingin ketahui adalah besar
kecepatan peluru, yaitu kecepatan awal ketika peluru baru saja
ditembakkan. Pada sistem ini tidak ada gaya luar yang bekerja sehingga
kelestarian momen-tum berlaku. Dengan demikian, momentum awal sistem
(ketika peluru ditembakkan) dan momentum akhir sistem (ketika peluru
terbenam di bandul) haruslah sama. Dalam bentuk persamaan kelestarian
momentum linier dapat kita katakan
, =( + ) . (7.65)
Sebuah mobil dengan massa melaju dengan kecepatan tetap . Secara tiba-
tiba ditabrak dari belakang oleh sebuah truk bermassa yang melaju dengan
kecepatan . Apabila setelah tabrakan truk dan mobil menempel, tentukan
kecepatan mobil dan truk setelah tabrakan.
⃗⃗ + ⃗ = ⃗ + ⃗. (7.68)
− cos
= arctan .
cos −
Mari kita tinjau sebuah roket yang sedang berada di angkasa luar.
Misalkan awalnya,
roket bermassa ) melaju dengan kelajuan dalam kerangka
Bumi. Sesaat kemu-dian, roket menyemburkan bahan
bakar dengan massa dan kelajuan semburan bahan bakar
relatif terhadap kerangka roket dituliskan sebagai
(Gambar 7.10).
Momentum awal sistem dapat dinyatakan dalam ungkapan
21 Bab Tumbukan, Impuls, dan Momentum
0
(7.78)
perbandingan
bakar dan laju lain, roket harus membawa bahan bakar sebanyak mungkin.
Sementara besarnya
pembakaran bahan cara mengambil laju perubahan terhadap waktu
/
dapat kita peroleh dengan
bakarnya tiap satu dari persamaan (7.82),
satuan waktu. ; (7.84)
.
Orientasi,
Kecepatan, dan
Percepatan
Variabel Linier dan
Sudut
Tenaga Kinetik dan
Momen Inersia Gerak translasi merupakan gerak sebuah benda titik yang
Sumbu Sejajar dan mengalami gerak seperti
gerak lurus, gerak parabola dan gerak melingkar. Pada gerak
translasi, hal yang men-
Sumbu Tegak jadi pokok perhatian adalah posisi dan pergeseran. Benda
dikatakan mengalami gerak
Momen Gaya translasi apabila posisinya berubah. Artinya, benda itu
mengalami pergeseran. Perge-
Dinamika seran suatu benda dapat dimaknai sebagai perpindahan dari satu
titik ke titik yang lain
dengan maupun tanpa memperhitungkan lintasan benda yang
Kesetimbangan
dilaluinya. Dalam bab
terdahulu, posisi suatu benda dan perubahannya setiap saat
sebagai fungsi waktu telah
Usaha, Tenaga, dan dibahas secara rinci. Kecepatan (sesaat), misalnya,
didefinisikan sebagai pergeseran
Daya posisi tiap satu satuan waktu. Konsep penting yang dibicarakan
setelah pembicaraan
Momentum Sudut tentang kecepatan adalah konsep tentang percepatan, yakni
perubahan kecepatan per
satu satuan waktu. Gerak kemudian diklasifikasikan
Menggelinding
berdasarkan perilaku percepatan
ini. Ada gerak lurus beraturan ada gerak lurus berubah
beraturan, gerak melingkar
Beberapa Benda beraturan, gerak melingkar berubah beraturan, dan
lain sebagainya.
Khusus
Topik Khusus
212 Bab Gerak Benda Tegar
(a) (b)
(c)
Selain orientasi dan perputaran, masih ada satu konsep lagi yang
tak kalah penting, yakni sumbu rotasi. Sumbu rotasi adalah tempat
kedudukan titik-titik yang bergeming terhadap perubahan orientasi,
yakni titik-titik yang tidak mengalami pergeseran. Garis yang tegak
lurus bidang Gambar 8.1 (terlihat sebagai titik merah) dan melalui
titik per-potongan garis dan garis merupakan sumbu rotasi bagi
gerak rotasi yang dibicarakan di depan. Berdasarkan sumbu rotasi,
gerak rotasi dibedakan atas gerak rotasi murni dan gerak campuran
rotasi dan translasi. Gerak rotasi murni dapat dipisahkan atas dua
je-nis, yakni gerak rotasi dengan sumbu tetap dan gerak rotasi
dengan sumbu berpresesi. Gerak turbin air di PLTA dan gerak
piringan hitam merupakan dua contoh gerak rota-si murni. Gerak
gasing, gerak rotasi Bumi, dan gerak kipas angin tertentu
merupakan contoh gerak rotasi dengan presesi. Sementara itu,
gerak roda mobil, gerak roda sepeda
214 Bab Gerak Benda Tegar
Uji Penguasaan
Konsep 8.1
Contoh 8.1
Sebuah benda berputar sedemikian rupa sehingga orientasinya sebagai
fungsi waktu diberikan oleh
'; (8.4)
denga dan suatu tetapan. Berapakah sudut benda yang berotasi
n kecepatan itu?
+ ,
Kecepatan sudut sesaat benda itu .
adalah
d ;
d
Contoh 8.2
Sebuah benda berputar sedemikian rupa sehingga orientasinya sebagai
fungsi waktu diberikan oleh
'; 1 (8.5)
++ tersebut?
sudut benda,
dengan , , dan tetapan-tetapan. 2
Berapakah kecepatan
Kecepatan sudut benda yang berotasi +
tersebut adalah
d ;
sudut sesaat Δ
Orientasi, Kecepatan, dan Percepatan 217
(+ )
' ; jgk → =d , (8.8)
d
() = + + 1 () = + + 1
2 2
() = +2 () () = +2
() = 1( + ) () = 1( + )
2 2
Uji Penguasaan
Konsep 8.2
1. Selain dalam radian, apakah kecepatan sudut dan percepatan sudut juga dapat
dinyatakan dalam derajat?
'; d
jgk
'; (8.10)
Contoh 8.3
Perhatikan sepeda angin yang Anda miliki. Misalkan roda belakang sepeda
itu
memiliki = 50 cm. Roda gigi depan (dekat pedal)
radius selalu lebih besar
jejarinya dibandingkan dengan roda gigi pada pusat roda belakang. Kedua
roda
gigi itu dihubungkan dengan rantai. Andaikan roda gigi depan memiliki
jejari
cm, sedangkan jejari roda cm. Apabila
gigi belakang roda
gigi depan dikayuh dengan kecepatan sudut 4,0 radian per detik, (a) berapakah
kecepatan linier roda gigi belakang? (b) berapakah kecepatan sudut roda gigi
= 15 = 10
(c) Kecepatan sepeda Anda sama dengan kecepatan linier titik-titik pada pinggir
roda belakang. Karena roda gigi belakang menempel pada roda belakang dan sepusat
dengan roda belakang, maka roda belakang berputar dengan kecepatan sudut yang
sama dengan kecepatan sudut roda gigi belakang. Jadi, roda belakang sepeda Anda
berputar dengan kecepatan sudut 6,0 rad/dt. Titik-titik di pinggir roda belakang
memiliki laju linier sebesar
; = (0, 5 m)(6, 0 rad/dt) = 3, 0 m/d ,
Jadi, sepeda Anda bergerak ke depan dengan laju 3,0 meter/detik. Selamat
bersepeda gembira!
'; (8.12)
Jadi, semakin jauh sebuah titik pada benda dari sumbu rotasi,
semakin besar perce-
patan yang
dialaminya.
Perhatikan Gambar 8.7! Sebuah benda tegar
berotasi di sekitar sumbu
putar Titik pada benda tersebut mengalami
tetap . percepatan linier
sebes . Percepatan linier ini terbagi dua komponen
ar percepatan dengan
arah menyinggung lintasan rotasi dan ke arah pusat
rotasi. Percepatan yang
menyinggung lintasan rotasi adalah seperti
percepatan tangensial dide-
finisikan pada persamaan (8.12). Sementara
percepatan yang mengarah ke
sumbu rotasi adalah percepatan yang didefinisikan
sentripetal seperti pa-
da pembahasan gerak melingkar dengan
nilai percepatan
= (8.13)
; (8.15)
Contoh 8.4
Apabila pada saat Anda melewati jembatan di pinggir desa, Anda
memperkuat kayuhan kaki pada pedal sepeda, se-hingga roda gigi depan
mengalami percepatan sudut tetap sebesar 2,0 radian per detik kuadrat,
berapakah kecepatan sepeda Anda setengah menit setelah melewati
jembatan itu?
Percepatan linier yang dialami oleh titik-titik di pinggir roda gigi depan dihitung dari
persamaan (8.12). Hasilnya,
= = (0, 15 )(2, 0 /d ) = 0,3 /d .
222 Bab Gerak Benda Tegar
Karena roda gigi depan dan roda gigi belakang dihubungkan dengan rantai, maka
sebesar ini, = 0, 3 /d . Percepatan sudut gigi belakang dan roda belakang sama
karena memiliki titik pusat yang sama. Percepatan sudutnya diberikan oleh
= = 0, 3 /d = 3, 0 / d .
0, 1
Oleh karena itu, percepatan linier titik-titik pada pinggir roda belakang dan
tentu saja juga percepatan linier sepeda adalah
; = (0, 5 )(3, 0 /d ) = 1, 5 /d .
1 1 1
= 2+ 2+ 2
1 1 1
= 2 ( )+ 2 ( )+ 2 ( )
1
= 2(++)
Besaran yang didefinisikan oleh
;++ (8.17)
= (1/2)
me sebanyak
yan
g Oleh karena itu,tenaga kinetik keseluruhan model molekul
san itu da-pat ditulis sebagai
gat /
ring ;
an 0
sep dengan momen inersia sistem model molekul tersebut secara
erti jelas da-pat dituliskan sebagai
dipe
rlih
; (8.19)
atka
n
pad =
a
Ga
mba Sekarang ditinjau kasus untuk sembarang benda tegar konti-nyu.
r Tanda penjumlahan pada persamaan (8.19) mengisyaratkan un-tuk dapat
8.9. memungkinkan membagi suatu benda tegar kontinyu atas potongan-
Mas
potongan dengan ukuran sekecil mungkin untuk menda-patkan momen
ing-
mas inersianya seperti diperlihatkan Gambar 8.10.
ing
ato Momen kelembaman sebuah benda bergantung pada rapat mas-
m sa benda itu, sumbu rotasi yang dipilih dan bentuk serta ukuran benda tersebut. Un-tuk
dim
benda-benda yang tersusun atas benda-benda titik yang jumlahnya berhingga mo-men
o-
inersianya terhadap suatu sumbu selalu dapat ditentukan dengan mudah. Semen-tara itu,
delkan dengan bola yang
untuk benda-benda tegar kontinyu, momen inersia benda tersebut dapat diten-tukan
bermassa
dengan kesulitan bergantung pada beberapa hal. Secara umum, untuk benda te-gar
gerak rotasi dengan
kontinyu perhitungan momen inersia dilakukan dengan memotong-motong benda itu atas
sumbu putar
kotak-kotak
jam. Andaikan kecil (lihat Gambar bola
jarak masing-masing 8.10). Semakin kecil potongan-potongannya berarti
dari sumbu putar
semakin baik. Semakin kecil potongan-potongannya berarti juga semakin ba-
maka laju linier masing-masing bola dapat
dituliskan sebagai
nya, maka
perta
ma,
keempat,
dan
tenaga
kinetik
; + +
+⋯
+
Tenaga Kinetik dan Momen Inersia 225
nyak potongan-potongan yang ada. Potongan-potongan itu
diperlakukan sebagai benda-benda titik. Oleh karena itu, momen
inersia benda tegar kontinyu tersebut merupakan jumlahan
sebagaimana persamaan sebelumnya (persamaan (8.19)), yaitu
= Δ (8.20)
d ; d,
Silinder tipis
Tenaga Kinetik dan Momen Inersia 227
atau
; (8.24)
0 berjari- Cakram
jari homogen
S
d; d ; 0 ' d,
22 Bab Gerak Benda Tegar
8
Momen inersia silinder-silinder tipis
tersebut adalah
d ; d d,
Oleh karena itu, momen diberikan
inersia silinder oleh
= 2
; d ; d ; ( 2 d'; − ).
maka
; − )
10 (8.26)
= ( − )( + )
2 ( − )
= 1( + ).
2
S
Silinder pejal homogen berjejari dan
bermassa terhadap sumbu pusatnya memiliki
momen inersia
/
; (8.27)
0
Momen inersia tersebut dapat diperoleh sebagai berikut. Cara untuk
Silinder pejal
dengan mendapatkannya serupa dengan cara yang digunakan pada silinder ber-
jari-jari ongga pada kasus keempat. Perbedaannya hanya pada jari-jari rongga.
Untuk kasus ini jari-jari rongga sama dengan nol. Jadi, momen inersia
diberikan oleh ; 0 1 1
/ + )= 2 ( + 0) = 2.
Kulit bola (bola berongga) homogen bermassa berjejari terhadap sumbu yang melalui
pusatnya memiliki momen inersia
Tenaga Kinetik dan Momen Inersia 229
0
; (8.28)
1
Nilai ini diperoleh dengan membagi bola atas d . Setiap strip
strip-strip setebal yang
telah dibagi memiliki ; 0 qgl d ' karena jarak tiap strip
luas area d ke sumbu
putar qg . Oleh karena itu massa tiap
adalah l strip adalah
d ; d ;0 d
0 2 =5
; 3 1 2
Sebuah batang tegar homogen dengan panjang seperti
ditunjukkan pada Gambar
8.18. Andaikan massa batang dan diputar tepat ditengah batang dengan sumbu tegak lurus
batang (andaikan sumbu putar itu sumbu- ), momen inersia benda dapat dihitung
Tenaga Kinetik dan Momen Inersia 231
− + 24
24
atau
; / . (8.30)
/
0
23 Bab Gerak Benda Tegar
2
Sebuah batang dengan karakteristik seperti pada kasus
sebelumnya, tetapi sekarang
batang diputar di salah satu ujungnya seperti ditunjukkan pada
Gambar 8.19 maka mo-
men inersia dapat dihitung sebagai berikut. Secara keseluruhan
cara mendapatkan mo-
men inersianya serupa dengan cara yang dilakukan pada batang
yang diputar tepat dite-
ngah batang seperti pada kasus sebelumnya. Perbedaannya
terletak pada batas penginte-
gralannya yakni jika batang diputar tepat di tengah batang
batas integralnya dari /-0
sampai dengan , sedangkan jika diputar pada salah satu ujung
)/-0 batang batas inte-
gralnya dari . sampai . Oleh karena itu, momen inersia batang
dengan dapat diperoleh
menurut
; d ; d ;
−0 =
3 3
atau
; / . (8.31)
Sebuah lempeng benda tegar homogen berbentuk persegi panjang seperti ditunjuk
pada Gambar 8.20. Andaikan rapat massa lempeng dan diputar terhadap sumbu tepat di
tengah lempeng tegak lurus bidang lempeng, momen inersia benda tersebut dapat
dihitung sebagai berikut.
Pehatikan gambar sekali lagi. Dengan
membayangkan
lempeng itu sebagai tersusun atas setrip-
setrip yang seja-
jar dengan dengan , maka masing-
sumbu- tebal d masing
setrip dapat dipandang sebagai batang.
Sekarang perha-
tikan sebuah setrip mendatar yang
terletak pada ordinat
sembarang. Kita dapat memotong setrip
tersebut menja-
di potongan-potangan kecil, yang masing-
masing memiliki
panjang x. Karena rapat massa luasan
seragam maka mas-
sa potongan dengan d adalah d d d .
luas d ; Bagi-
an ini menyumbang momen ; d ;
inersia sebesar d
+ )
Lempeng dengan dan d d . Oleh karena itu, setrip
panjang lebar tersebut memiliki
momen inersia
sebesar
+
d = − ( + ) d d ; /0 + d,
/
dengan ; maka
Teorema Sumbu Sejajar dan Sumbu Tegak 233
; + ). (8.33)
/0
Uji Penguasaan
Konsep 8.4
= (ℎ + ) ) d
d = ; (ℎ + 2ℎ + + .
ℎ d + 2ℎ d d
; ℎ d + 2ℎ d + d
=ℎ + .
Contoh 8.5
Andaikan sebuah batang dengan panjang dan berkerapatan seragam
. Batang tersebut terletak pada sumbu
. Hendak dihitung momen inersia batang yang tegak lurus terhadap dari pusat
batang yang jaraknya massa
dengan dua cara, dengan cara langsung maupun dengan
teorema sumbu sejajar.
Teorema Sumbu Sejajar dan Sumbu Tegak 235
Momen inersia batang dapat dihitung sebagai berikut. diberikan
Momen inersia penggal d oleh
d ; d d = 2 + d .
;
9 −
3
Oleh karena itu, momen inersia
batang adalah
; d 2 d d 7
− 9 3 =
−− +−
36 .
Integral suku kedua nol karena integral tersebut merupakan integral fungsi
gasal dengan batas yang berlawanan. Selanjutnya momen inersia batang
dapat dihitung dengan menggunakan teorema sumbu sejajar dan hasilnya
sama dengan yang di atas.
Ditinjau sebuah benda planar. Andaikan dan sumbu yang ada pada bi-
dang benda itu dengan tegak lurus . Sementara sumbu yang
tegak lurus
bidang benda dan melalui titik perpotongan antara dan . Jika momen
inersia benda relatif terhadap , momen inersia
benda relatif terhadap ,
dan momen inersia benda relatif terhadap maka
+ = .
Bola pejal.
236 Bab Gerak Benda Tegar
1. Dapatkah disimpulkan bahwa benda yang massanya lebih besar selalu memiliki
momen inersia yang lebih besar?
2.Jika ada dua butir telur yang sedang diputar di atas meja, bisakah kita
membedakan kedua telur tersebut mana yang merupakan telur mentah
dan mana yang telur matang?
3.Sama-sama terhadap sumbu yang membujur sepanjang tubuh, sikap yang
manakah yang menghasilkan mo-men inersia lebih besar : merentangkan
kedua tangan ke samping (kanan dan kiri) ataukah meluruskan kedua
tangannya menempel di badan?
4.Dapatkah disimpulkan bahwa momen-momen inersia terhadap sumbu
putar yang sama dapat dijumlahkan atau dikurangkan secara aljabar?
5. Dengan menggunakan konsep energi kinetik rotasi buktikan bahwa besar momen
inersia sebuah batang yang
diputar melalui salah satu dan juga memenuhi teorema sumbu sejajar!
ujungnya sebesar (lihat kembali
Gambar 8.19)
Momen Gaya
Gaya tunggal maupun jamak yang dikerjakan pada
sebuah benda me-
miliki dampak beragam. Gaya tunggal akan
memberikan kemung-
kinan gerak translasi (percepatan linier) dan gerak
rotasi (percepatan
sudut). Sementara gaya dalam jumlah lebih dari
satu akan memung-
kinkan adanya kesetimbangan selain dua
kemungkinan di atas. Hal
ini ditentukan oleh letak garis kerja gaya-gaya
tersebut. Perhatikan
Gambar 8.23. Berdasarkan gambar tersebut dapat
dipahami bahwa
gay cenderung memicu benda untuk berotasi
a searah putaran ja-
rum cenderung memicu percepatan linier jika
jam, garis kerja gaya
itu tepat melalui titik yang disebut pusat massa
benda itu, dan gaya
Benda tegar yang cenderung memicu percepatan sudut sehingga
dikenakan benda akan bergerak
gaya di tiga titik berbeda. berlawanan arah dengan jarum jam.
Gaya yang bekerja pada sebuah benda yang tidak dapat
dipandang sebagai sebuah benda titik akan memungkinkan
timbulnya percepatan sudut selain percepatan linier. Penyebab
percepatan sudut ini adalah momen gaya atau torka. Momen
gaya atau tor-ka inilah yang merupakan timpalan gaya dalam
gerak rotasi. Untuk memahami konsep momen gaya itu
perhatikan sebuah benda yang berotasi dengan sumbu putar
seperti diperlihatkan oleh Gambar 8.24. Pada benda tersebut
diandaikan bekerja sebuah gaya dengan pangkal gaya pada titik
yang memiliki vektor posisi diukur dari sebuah titik
pada sumbu . Momen gaya oleh terhadap sumbu
atau torka gaya adalah suatu
besaran vektor yang besarnya
ditentukan oleh
z z; zzqgl (8.35)
z ,
(a) Arah momen gaya ke luar (b) Arah momen gaya masuk bidang gambar
bidang gambar
Jadi besar momen gaya sama dengan hasil kali antara lengan gaya dengan besar gaya itu
sendiri. | |=
⃗⃗
| | sin | = | ⃗⃗ | sin
=+ ,
dan
=− .
Jadi untuk sejumlah buah gaya,, ,..., yang bekerja pada sebuah
benda de-
ngan besar lengan gaya masing- , ,,…, memberikan resultan
masing gaya momen
gaya + + + ⋯ + =+++ ⋯ +.
sebesar
;
; = . (8.36)
= =
Contoh 8.7
Papan nama sebuah warung makan disokong oleh tali seperti diperlihatkan oleh Gam-
bar 8.26. Andaikan papan nama tersebut memiliki massa sedemikian rupa sehingga tali
memiliki tegangan sebesar 3. , panjang tali /* 3 meter dan membentuk sudut 1.
terhadap horizontal. Hitunglah besarnya torka yang dilakukan oleh tegangan tali
terhadap sumbu ! Ke mana arahnya?
Dinamika 239
Dalam hal ini pangkal gaya berada di ujung tali sebelah kanan. Oleh
karena itu, vektor
posisi berpangkal di sumbu dan berujung di titik pangkal gaya. Ada
dua cara un-
tuk menghitung besar torka tegangan tali. Pertama dengan jalan
mengitung besarnya
komponen gaya tegangan yang tegak ini. Dari Gambar
lurus pada vektor 8.27 terli-
meter. Jadi, besar torka tegangan = (50 )(sin 30 ) = 25
tali .
hat bahwa komponen ini besarnya z z qgl
1. Besarny
a
Cara lain adalah dengan menghitung lengan gaya z ) = (1, 5)(0, 867) =
vekto tidak lain adalah (panjang amq
r tali) dikali 1.
adalah /* 1 ' ; 10* .
03 ' 3,
| = | ⃗ | sin 30 = (1, 3 )(0, 5) = 0, 65 bag . Dari gambar tampak bahwa panjang
i lengan gaya ini
adala meter. Jadi, besar torka gaya tegangan || | =
hz tali adalah z
(0, 65)(50 ) = 32, 5 .
1, 3 . Sama dengan yang diperoleh melalui cara pertama. Arah
|
hasil torka ditentukan
dengan tangan kanan. Torka ini berarah ke luar ⃗⃗
kaidah bidang gambar.
1. Mengapa gagang penarik pintu selalu dipasang di pinggir jauh dari engsel?
2. Mengapa kayuhan sepeda terasa semakin berat pada saat kita memindah
roda gigi belakang ke roda gigi yang lebih kecil?
3. Sebuah pesawat komersial memiliki 2 buah mesin jet. Dalam sebuah perjalanan,
salah satu mesin mengalami kerusakan. Pilot mematikan salah satu mesin,
sehingga pesawat meluncur hanya dengan dua mesin. Mesin yang manakah yang
dimatikan? Jelaskan mengapa pilot harus melakukan hal tersebut.
; , (8.40)
241
zd z ; z d z;d .
atau
zd z ; d . (8.42)
Contoh 8.8
Seutas tali ringan yang cukup panjang digulung pada katrol yang bermassa
; 0* 3kg dengan
jejari ; 0. cm yang telah dipasang pada pinggiran meja (Gambar
8.31). Ujung yang lain diberi beban sebesar ; /* 0 kg. Hitunglah
percepatan turun ke bawah yang dialami oleh beban!
arah ke bawah ditulis negatif. Dari diagram bebas Gambar 8.32 (b)
kita mendapatkan per-samaan untuk torka. Ada tiga gaya yang
bekerja pada katrol, gaya tegangan tali , gaya
242 Bab Gerak Benda Tegar
berat dan gaya normal . Gaya normal dan gaya berat saling meniadakan. Kedua gaya
tersebut juga bekerja sepanjang garis yang melalui sumbu rotasi. Akibatnya tidak ada
sumbangan torka dari kedua
gaya ini. Torka hanya disumbang oleh gaya tegangan . Tanda negatif
tali, besarnya adalah diberikan karena
arahnya masuk bidang gambar (ini disepakati). Hukum kedua Newton untuk
rotasi memberikan
/
; ;
0
Karena ; , maka
(lihat penyelesaian momen inersia beberapa
kasus benda simetri).
; / , (8.45)
0
Dari persamaan (8.44) dan (8.45) .
didapatkan
; 0 ; 7* -
6
)0
dengan adalah tegangan tali yo-yo. Sementara itu untuk gerak rotasinya diperoleh
Dinamika 243
; =ℐ. (8.47)
; ) ' Yo-yo
+1
Uji Penguasaan
Konsep 8.8
Dua buah penggaris dengan massa dan panjang yang sama diberi lubang kecil pada
ujungnya masing-masing. Dengan sebuah sangkutan kawat,
kedua penggaris itu dipasang pada permuka-an meja
melalui lubangnya masing-masing seperti pada Gambar
8.35, sehingga kawat tersebut berfungsi sebagai engsel dan
kedua penggaris itu dapat bera-yun. Ujung atas salah satu
penggaris ditempeli segumpal plastisin. Kemudian kedua
penggaris itu diatur sehingga memiliki kecondongan yang
sama, kataka-nlah . Jika, kemudian keduanya dilepas, maka
penggaris yang manakah yang akan lebih dulu jatuh
membujur di atas meja?
244 Bab Gerak Benda Tegar
Kesetimbangan
Kesetimbangan merupakan salah satu hal penting dalam
kehidupan keseharian. Dalam bidang teknik kontruksi
bangunan pada konstruksi gedung, jembatan, atap sebuah
sta-dion, dan struktur bangunan lain sangat bergantung pada
kesetimbangan. Begitu pula pada mesin biologis tubuh
mahluk hidup, misalnya kesetimbangan pada tulang, otot,
dan urat. Kesetimbangan yang dimiliki oleh setiap benda atau
sistem tersebut sangat erat hubungannya dengan gaya-gaya
dan momen-momennya yang berkerja pada benda tersebut.
Sebuah benda tegar Baik benda itu dalam keadaan diam maupun bergerak,
keduanya dapat saja menderita dikatakan dalam gaya luar baik tunggal maupun
jamak. Gaya luar tersebut mengakibatkan dua dampak kesetimbangan terhadap
benda. Pertama, dengan tidak memperhatikan letak titik kerja sejumlah gaya
apabila benda itu yang bekerja pada sebuah benda akan memengaruhi gerak
translasi pada benda. Kedua, tidak mengalami bergantung pada titik kerja
sejumlah gaya berada, momen gaya total yang bekerja pada perubahan gerak
sebuah benda memengaruhi gerak rotasi benda. Sebuah benda tegar dikatakan
dalam ke-translasi maupun setimbangan apabila benda itu tidak mengalami
perubahan gerak translasi maupun gerak gerak rotasi. rotasi. Artinya, benda itu
tidak mengalami percepatan translasi dan tidak pula menga-lami percepatan
sudut. Berdasarkan hukum kedua Newton, baik untuk gerak translasi maupun
rotasi, benda tegar berada dalam keadaan setimbang manakala resultan gaya
dan
resultan momen gaya yang bekerja pada benda itu lenyap.
Secara matematis
;. dan ; .,
⃗ ⃗ ⃗ ⃗ (8.50)
= + + +⋯+ == = ⃗
⃗⃗
dan ⃗⃗ = =
⃗⃗ ⃗⃗
atau
⃗⃗ ⃗⃗ + ⋯ ⃗⃗
=⃗ + =( × )
+ + =
d
=( × ) =
⃗⃗ ⃗⃗ d ; (8.51)
245
seperti ditunjukkan oleh anak panah putus-putus pada gambar. Vektor-vektor posisi
itu, ⃗
=− ⃗
sebagai
dapat dinyatakan dalam vektor- . Oleh
berikut
vektor posisi karena
= = =
⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗
=
× = ( − )× = =( × ) − = ( × ).
Karen
a
=
⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗
= × = ×0=0
maka
=
⃗⃗ = ( ⃗⃗ ⃗⃗ =
⃗⃗ (8.54)
= × )= ⃗⃗ =
0.
Dengan demikian teorema di atas terbukti.
Sebuah benda mengalami lima gaya sebidang dan bertitik tangkap di titik yang
sama.
Contoh 8.10
Berapakah berat papan nama “Warung Pecel Solo” pada Contoh 6?
10* 3 , /z z ;
0 .,
Dari persamaan ini didapatkan ; z ; 3.
0 10* 3 , '-z
Contoh 8.11
Sebuah batang homogen yang sangat ringan dengan panjang .* 4
meter diberi lubah kecil di tengah-tengah. Kemudian batang itu
dipasang di dinding dengan memakunya tepat pada lubang kecil
itu. Pada ujung batang sebelah kiri digantungkan selembar baju
bermassa .* 1 kg dan yang sebelah kanan selembar jaket
bermassa .* 3 kg. Dapat diduga bahwa batang akan “njomplang“
ke kanan. Agar itu tak terjadi, batang di sebelah kiri paku
ditahan dengan menekannya ke bawah. (a) Bila percepatan
gravitasi
Bumi setempat /. - , dimanakah gaya penahan itu harus
dilakukan agar gaya penahan itu minimum? (b) Berapakah
gaya yang dibutuhkan untuk menahan batang itu? (c)
berapakah gaya penahan yang dilakukan oleh paku?
Gambar 8.38 memperlihatkan situasi dalam persoalan di adalah gaya berat gay
atas. Dalam gambar, baju, a
berat jaket gaya penahan pada paku. Dalam masalah ini, sebagai sumbu
dan putar adalah paku.
(a) Karena resultan torka terhadap paku harus nol, maka dari Gambar
8.38 tampak bahwa
) .* 1 m' m' m'
atau
.* 4 N.m
; ,
248 Bab Gerak Benda Tegar
(Gaya yang arahnya ke bawah ditulis negatif). Dari persamaan terakhir ini
didapatkanlah
= + −= 5N ) 1 N 0 N ; 4 N
Sehingga − = 2− 2 = 2( − ).
diperoleh
/ − )= .
; (8.56)
0
yang memberikan penegasan yang gaya pada
bahwa usaha dilakukan sebesar benda
merubah tenaga menjad . Persamaan (8.56) ini
kinetiknya dari i memberi petunjuk
kepada kita adanya kemungkinan padanan untuk teorema usaha-
tenaga pada gerak rotasi.
Untuk perputaran maka benda menempuh pergeseran
sebesar d sejauh d yang
diberikan d . Oleh karena itu, usaha yang adala
oleh d ; dilakukan oleh gaya h
d , d ; qg ' d
; l
denganqgl ; maka
d ; d , (8.57)
d ; 0 d 1 d ; d ;
atau
d
; ; , (8.59)
d
Hasil ini juga dapat diperoleh dengan menurunkan kedua sisi
persamaan (8.57) terhadap waktu. Ungkapan yang disajikan dalam
persamaan (8.59) ini merupakan padanan daya
pada gerak translasi yakni ; dan juga padanan lain yakni d ; d .
Meski pun ungkapan-ungkapan di atas ini diturunkan dari kasus
khusus sebuah benda titik yang diperlihatkan oleh Gambar 8.29
tetapi ungkapan-ungkapan di atas berlaku untuk benda tegar
secara umum. Kenyataan ini dapat ditunjukkan dengan meninjau
baik benda tegar yang tersusun atas benda-benda titik maupun
benda tegar kontinyu.
250 Bab Gerak Benda Tegar
Momentum Sudut
Padanan bagi momentum linier pada gerak translasi adalah
momentum sudut. Jikalau merupakan perkalian
kecepatan suatu benda dengan massanya, ma-
ka adalah perkalian kecepatan sudut suatu benda yang
berotasi de-ngan momen inersianya. Jadi, apabila sebuah
benda yang berotasi dengan kecepatan
mempunyai momen inersia , maka benda itu didefinisikan
momentum sudut sebagai
vektor
; , (8.60)
d
; ; , (8.63)
d
Andaikan persamaan (8.63) ditambah sebuah suku yang bernilai nol
maka tidak akan memberikan pengaruh apapun terhadap momen
gaya benda. Hal ini dapat dilakukan da-lam rangka untuk
mempermudah mendapatkan persamaan baru yakni momentum
sudut
dari persamaan ini. Suku tersebut adalah d -d ; . karena
dan sejajar. Oleh karena itu, persamaan (8.63) dapat juga
ditulis sebagai
d d
; ) , (8.64)
d d
Momentum Sudut 251
Persamaan ini dalam bentuk yang berbeda yakni dengan
aturan turunan hasil kali skalar, sedemikian rupa sehingga
d
; ', (8.65)
d
=
Perubahan momentum sudut tiap satu satuan waktu
dapat diperoleh dengan menu-runkan persamaan (8.67)
terhadap waktu
d ; = d = = d × ⃗ ). (8.68)
d d d
Jika setiap suku jumlahan yang muncul pada ruas paling kanan
diselesaikan didapatkan
= d + =
⃗⃗ d ; =
⃗⃗ × ⃗+ =
⃗
× ⃗⃗ × (8.69)
d d
Suku pertama ruas kanan jelas sama dengan nol. Sementara suku kedua ruas kanan dapat
ditulis sebagai
25 Bab Gerak Benda Tegar
2
=
⃗
=
⃗⃗ ⃗⃗ , (8.70
⃗⃗ × = = )
d
; , (8.71)
d
Akhirnya kita dapatkan ungkapan yang serupa dengan
ungkapan yang kita dapatkan un-tuk partikel tunggal.
Sejauh ini yang kita bicarakan adalah sistem benda titik yang
bergerak masing-masing secara bebas. Sekarang kita tinjau
seandainya buah benda titik itu bergerak secara tegar, yakni bahwa
masing-masing benda titik tidak bergerak bebas melainkan
sedemikian rupa sehingga jarak antar benda-benda titik satu
dengan yang lain selalu tetap, se-bagaimana titik-titik pada benda
tegar. Andaikan salah satu benda titik terlihat bergerak melingkar
memutari suatu sumbu, maka syarat bahwa jarak antar benda titik
itu sela-lu konstan mengakibatkan bahwa semua benda titik yang
lain juga bergerak melingkar dengan kecepatan sudut yang sama
walaupun dengan jari-jari lintasan melingkar yang
berbeda. Andaikan kecepatan sudut benda- . Maka momentum
benda tersebut sudut
masing-masing benda titik tersebut relatif terhadap
sebuah titik adalah
titik ⃗⃗ × ⃗ ). (8.72)
= ⃗ × ⃗ = ⃗ ×⃗ = ⃗×(
titi = titik =
k
[ ⃗̂ −(̂ )⋅ ̂ ].
; (8.75
⃗⃗
= )
Momentum sudut terhadap sumbu
putar adalah
titik ' , (8.76
sumbu ; )
Besar adala
titik h
Momentum Sudut 253
titi ;
k
[⃗̂ −( ̂ ⃗̂ ⃗̂ = [1−cos ] = (8.77)
⋅) ]⋅
= = =
; ) , (8.79)
sumbu ;
+ +⋯+
+,
Jika ; + + +⋯+ maka persamaan terakhir dapat
ditulis sebagai
25 Bab Gerak Benda Tegar ⃗⃗ ( .
4 )
() = (8.81)
massa terhadap fungsi , jadi pusat massa sistem benda itu juga
berubah.
Sekarang kita hitung momen gaya total oleh gravitasi
relatif terhadap pusat sistem koordinat. Momen gaya
gravitasi itu hendak ditulis sebagai . Jadi
= ⃗⃗ × ⃗⃗ .
; / ⃗⃗ = 1 ⃗⃗ (8.83)
= = . yakni pusat
massa
Jika terd ap at kesetimb ang an g aya, yakni maka - ; .
=0
bergerak dengan kecepatan konstan meskipun masing-masing
benda titik bergerak de-ngan kecepatan yang berubah-ubah. Hal ini
menunjukkan bahwa gaya total bekerja pada pusat massa sistem
benda titik itu. Apakah torka total sama dengan torka oleh gaya
total?
Andaikan
; ⃗ ⃗ ⃗
+ + + ... +
gaya total yang bekerja pada sistem. Selanjutnya dengan
menggunakan persamaan (8.37), momen gaya yang bekerja
pada pusat massa
= × ⃗⃗
⃗⃗ ' , (8.84)
d
⃗ d =∑⃗×
= ×
Mengingat momen gaya total yang bekerja ;
pada sistem adalah
maka
tidak sama dengan . Maka momen gaya yang bekerja pada
⃗
pusat massa tidak
Perpaduan Translasi dan Rotasi 255
sama dengan momen gaya total, yakni momen gaya total yang
bekerja pada sistem tidak sama dengan momen gaya yang
diakibatkan oleh resultan gaya yang bekerja pada sistem.
Meskipun momen gaya total sama dengan nol, momen gaya
denga adalah total roda. Persamaan Rotasi murni sebuah roda de-
n massa (8.89) dan
= +
sebag ngan kecepatan sudut sebesar
akan memberikan tenaga menggelin
ai dan kecepat-
kinetik roda ding an linier roda
=
sebesar
roda = 1( + ) =1 +1 = rotasi + trans. (8.90)
2 2 2
Selanjutnya, persamaan (8.90) dapat diterapkan semisal
untuk kasus seperti di-
tunjukkan pada Gambar 8.44. Sebuah silinder , dengan
homogen bermassa pan-
jang , dan berjari-jari . Tinggi puncak bidang miring dan kemiringan
bidang seca-
ra beturut-turut dan . Silinder bergerak menggelinding
adalah tanpa tergelincir
dengan kecepatan dan kecepatan . Dengan
sudut linier menggunakan nilai
momen inersia silinder ; / , persamaan (8.90) dapat
pejal dan diungkapkan
sebag
ai
; / + 1 1 pm 1 1 pm
pm
0 (8.91)
= + = 2 +pm.
2 pm 2 pm 2 pm
= +
+=
0+ ℎ= 1 ++ 0,
2
yakni
2ℎ
= . (8.92)
+1
Giroskop merupakan peranti yang digunakan sebagai acuan orientasi dengan meng-
gunakan prinsip momentum sudut. Giroskop memiliki sumbu utama (SU) lihat Gambar
8.45. Giroskop secara umum terdiri dari sebuah "piringan" dengan sumbu yang bebas
bergerak. "Piringan" yang dimaksud tidak harus berupa piringan atau cakram yang pen-ting
"piringan" memiliki kesetangkupan sumbu. Artinya setiap bagian piringan di satu titik akan
ditemukan pada bagian piringan yang lain yang berseberangan dengan sumbu.
Andaikan adalah vektor posisi suatu bagian piringan , ma-
giroskop yang bermassa
ka akan ada bagian piringan yang lain terletak pada ,
yang bermassa posisi denga
n
= = ⃗
dan , sedemikian rupa , , danterletak pada
sehingga satu bi-
dang datar membagi sudut menjadi sama besar.
dengan antaradan Akibatnya,
penjumlahan kedua ruas paling kanan persamaan (8.75) saling melenyapkan, sehingga
Topik Khusus dalam Rotasi 259
ya
mutar sumbu utama giroskop. . Jadi keberadaan gaya
Gerak ini disebut
berat menuntun sumbu piringan giroskop untuk berpresesi bukan
menjatuhkan piringan. Prinsip gerak giroskop banyak digunakan di
berbagai bidang teknologi. Pembuatan girokompas untuk salah satu
peranti pada kapal laut, pesawat terbang, pesawat luar ang-kasa,
dan berbagai kendaraan bermotor. Sementara itu, efek gerak
giroskop terjadi pada
gerak gasing, bumerang, dan beberapa jenis benda lainnya.
11 Yojana=7,2 mil
Hukum Kepler 263
Kepler yang empiristik diperoleh dari hukum-hukum (postulasi) Newton.
Satu hal yang gagal dijelaskan oleh gravitasi Newton adalah
. Seperti yang telah kita ketahui, bahwa Merkurius
mempunyai orbit yang paling eksentrik di antara orbit-orbit planet
yang lain, dengan eksentrisitas 0,206. Oleh karena itu, presesi
perihelion orbit Merkurius lebih mudah teramati dibandingkan de-
ngan presesi perihelion orbit planet yang lain. Hasil pengamatan
memperlihatkan bahwa perihelion orbit Merkurius mengalami
presesi lebih dari 15°tiap abad.
Jawaban atas persamaan gerak yang dirumuskan
untuk gerak planet-planet berdasarkan hukum
tentang gerak dan gravitasi Newton tidak
menghasilkan informasi tentang presesi perihelion
orbit Mer-kurius. Hal berikutnya yang gagal
dijelaskan oleh gravitasi Newton adalah pembelokan
cahaya oleh gravitasi. Hukum gravitasi Newton
mensyaratkan kepemilikan massa agar sebuah
partikel dapat dipenga-ruhi oleh gravitasi. Foton,
partikel cahaya, tidak memiliki massa. Oleh karena
itu, menurut Newton, tidak dipengaruhi oleh gravita-
si. Dalam kenyataan, banyak hasil pengamatan yang
memperlihatkan gejala pembelokan cahaya oleh
gravitasi. Untuk menjelaskan kedua gejala alam itu
diperlukan teori baru tentang gravitasi. Salah satu
teo-ri baru tentang gravitasi yang dapat menjelaskan
kedua gejala alamiah tersebut adalah teori gravitasi
Einstein.
Presesi perihelion orbit Mer-
kurius
Hukum Kepler
Dahulu orang mengira bahwa Bumi merupakan pusat alam
semesta. Bumi dipandang sebagai pelat datar yang sangat luas
(bahkan mungkin tak bertepi), sedangkan langit diki-ra sebagai
atap melengkung tempat Matahari, Bulan, bintang-bintang dan
segala macam benda langit beredar pada lintasannya masing-
masing. Setelah diketahui bahwa Bumi ternyata berupa sebuah
bola raksasa, pandangan itu sedikit bergeser, tetapi Bumi tetap
dipandang sebagai pusat alam semesta. Sementara Matahari,
Bulan dan berbagai benda langit berputar mengelilingi Bumi
pada bola-bola langit. Masing-masing benda beredar pada
masing-masing bola langit. Begitulah pandangan Eudoxus pada
abad ke 3 SM. Dalam pandangan ini, Bumi ditempatkan sebagai
pusat alam semesta. Jadi, pandang-an Eodoxus bersifat
geosentris. Seorang astrolog sekaligus pakar geografi Yunani
kuno yang bernama Claudius Ptolemeus yang hidup antara tahun
100-170 Masehi membawa pandangan baru tentang alam
semesta. Dalam pandangan ini, Bumi dianggap diam di suatu
tempat sementara planet-planet bergerak menyusuri lingkaran
yang disebut seba-gai episiklus. Pusat episiklus bergerak
menyusuri lingkaran besar yang berpusat di suatu titik diam
bersama Bumi.
Pandangan bahwa Bumi merupakan pusat alam semesta mulai
ditinggalkan oleh sarjana-sarjana muslim abad pertengahan dan
diperkuat oleh seorang sarjana Polandia bernama Nikolai Kopernik
(Copernicus) (1473-1543 Masehi) dalam bukunya De revolu-tionibus
orbium coelestrium (Tentang Peredaran Bola-bola Langit). Dalam
model kosmologi Kopernik Matahari merupakan pusat alam
semesta, planet-planet bergerak mengelilingi Matahari dan Bulan
mengelilingi Bumi. Tycho Brahe pun memiliki pandangan yang ter-
sendiri tentang alam semesta. Sebagaimana Eudoxus, Brahe
menempatkan Bumi sebagai
264 Bab Gravitasi
(a) Model alam semesta Kopernik. (b) Model alam semesta Tycho
Brahe
Jarak masing-masing titik fokus dari titik pusat elips kita sebut
= +
dan
memenuhi kaitan . Jikamengecil, maka panjang mendekati
dan elips tampak lebih ‘gemuk’ mendekati bentuk
sebuah lingkaran. Jika jarak antara kedua titik fokus itu
nol, maka ; . Dalam hal ini, elips tidak lain adalah sebuah
lingkaran. Jadi, lingkaran adalah kasus khusus dari elips.
Sebuah elips
dengan setengah sumbu
panjang dan sete-ngah
sumbu pendek .
Sementara, semakin dekat ke aphelion, semakin lambat planet itu bergerak (Gambar
Hukum Kepler 267
9.6(b)). Pada subbab berikutnya akan dijelaskan bahwa hal
ini terkait dengan kelestarian momentum sudut planet.
D
Planet Periode Setengah Sumbu Eksentrisit
(tahun) Panjang as
Merkuriu 0.241 0.387 0.206
s
Venus 0.615 0.723 0.007
Bumi 1.000 1.000 0.017
Mars 1.881 1.524 0.093
Yupiter 11.86 5.203 0.048
Saturnus 29.46 9.539 0.056
Uranus 84.01 19.18 0.047
Neptunus 164.8 30.06 0.009
Contoh 9.1
Komet Kopff memiliki eksentrisitas orbit 0,54. Jarak Komet Kopff pada saat berada
di titik perihelion dari Matahari pada 2 Juli 1996 adalah 1.58 SA. Hitung setengah
sumbu panjang orbitnya, dan hitung juga jarak komet itu ketika di titik aphelion
dari Matahari. Hitung kala revolusi orbitnya. Hitung Bulan dan tahun ketika komet
tersebut untuk pertama kalinya di titik perihelion di abad ke-21 (dalam satu tahun
ada 365,24 hari.)
Andaikan jarak perihelion dengan Matahari kita beri simbol . Kita ketahui
definisi eksentrisitas adalah ; - dan jarak perihelion sama dengan setengah
sumbu panjang dikurangi jarak fokus dari pusat
268 Bab Gravitasi
(9.4)
; (9.5)
/ ' ; (9.6)
; -/ ', (9.7)
Dengan memasukkan nilai eksentrisitas orbit 0,54 dan jarak perihelion 1,58 SA
diperoleh setengah sumbu panjang
orbit komet Kopff ; 1* 21
SA.
Jarak aphelion dari Matahari adalah ; , maka jarak aphelion adalah / ) ' ; 3*
) . Dengan 06SA.
Kala revolusi komet Kopff = 6, 35 tahun, sehingga pada abad ke 21, komet
yaitu ; tersebut pertama kali
sampai di perihelion pada
November 2002.
Contoh 9.2
Hitunglah jarak rata-rata planet Mars dari Matahari apabila kala
revolusinya 666,9 hari Mars dan satu hari Mars sama dengan 1,03 hari
Bumi.
Kala revolusi planet Mars sama dengan 666,9 × 1,03 hari Bumi = = 686,9 × 24
686,9 hari Bumi. Jadi, jam =
16485,6 jam. Dari persamaan (9.3)
jelaslah bahwa
= = 1,5 .
Contoh 9.3
Sebuah asteroid mengorbit Matahari dengan orbit elips. Pada saat asteroid
berjarak 2,5 SA dari Matahari, asteroid tersebut bertabrakan dengan sebuah
komet yang sedang melintas sehingga asteroid tersebut berhenti, kemudi-
an tentu saja jatuh ke Matahari. Perkirakan waktu yang dimiliki asteroid
tersebut sebelum membentur fotosfer Matahari?
Karena satuan yang dipilih adalah SA untuk jarak, dan tahun untuk periode,
maka ; / . Dengan nilai
tersebut,
maka periode orbit asteroid tersebut adalah 1,398 tahun. Karena Matahari berada di fokus, dan fokus yang di-
Gravitasi Oleh Benda Titik 269
Uji Penguasaan
Konsep 9.1
5. Jarak perihelion Bumi dari Matahari adalah 1 SA. Orbit Bumi dan Orbit
Komet Kopff (lihat Contoh 9.1) tidak beririsan. Mengapa?
⃗ ⃗ ⃗ ⃗
= + + + ... +
=− ⃗⃗ − ⃗⃗ − ⃗⃗ − ... − ⃗⃗
=− ⃗⃗ ⃗⃗ + ⃗⃗ + ... + ⃗⃗
+
atau =− ,
= − ⃗⃗ = (9.12
)
(9.12) dapat
antar buah partikel itu. Oleh karena itu, gaya total yang dialami
a oleh partikel nomor
=− = ≠
⃗⃗
(9.13
)
deng . Persamaan (9.13) menggambarkan gaya
an keseluruhan sesaat yang
dialami oleh partikel nomor . Oleh karena itu, dalam merup
persamaan tersebut a-
waktu. Berdasarkan hukum Newton tentang gerak, maka gaya akan sama
kan = − ⃗⃗
fungsi
dengan perubahan momentum . Jika massa partikel-
partikel nomor partikel tersebut
konstan maka didapatkan persamaan gerak
sebagai berikut,
⃗⃗ ⃗⃗ (9.14
= )
= ≠
,
Contoh 9.4
, ,
Perhatikan Gambar 9.10. Tiga buah bola masing-
masing bermassa
lain? =3
dan berturut-turut dipasang pada titik-titik sudut segitiga
sama sisi dengan sisi tarikan dua bola yang
20 cm. Berapakah gaya total yang dialami oleh =1 =2
bola pertama karena
−
= 5, 0 × 10 .
Gaya gravitasi yang dialami oleh bola pertama karena kehadiran bola ketiga adalah
=
sin 60 = 0, 81.
Sehingga sebesar 14* amq ; +
sudut 1.
274 Bab Gravitasi
2. Dapatkah sebutir pasir dianggap sebuah partikel titik ketika kita menghitung
gaya gravitasi yang ditimbulkan olehnya pada sebutir pasir yang lain yang
menempel padanya? Jelaskan mengapa demikian.
3. Apa akibatnya apabila tetapan gravitasi umum setengah dari nilai tetapan saat
ini atau bernilai 5 , / ?
4. Mengapa selalu ada dua peristiwa yaitu pasang naik dan pasang surut
dalam satu hari?
= − 2 cos + .
Selanjutnya kita dapat memasukkan hasil-hasil ini ke dalam persamaan (9.16), sehingga
gaya total yang dialami adalah
massa
; ( − cos ) 2 sin d
sin
;0 / d (9.17)
( + − 2 cos )
sin cos
0 d,
( + − 2 cos ) /
Integrasi dapat diselesaikan dengan melakukan ;
terhadap perubahan variabel,
amq . d ;d da
Akibatnya, qgl n
;0 − −
/ + (9.18) / .
( + −2 ) (
+ −2 )
; 2 − =4 − = (9.20)
− − −
Contoh 9.5
Sebuah partikel titik bermassa berada sejauh dari pusat sebuah berjari-
jari
bola pejal homogen bermassa dengan . Berapakah gaya gravitasi
yang dialami oleh partikel titik bermassa itu?
yakni tidak tergantung pada jejari bola pejal itu (asalkan partikel titik bermassa
m berada di luar bola).
Contoh 9.6
Sebuah batu ditimbang dengan menggunakan timbangan pegas di atas
permukaan Bumi. Pada timbangan pegas terbaca 10 kg. (a) Berapakah gaya
gravitasi yang dialami oleh batu tersebut? (b) Apabila gaya tersebut
merupakan satu-satunya gaya yang bekerja pada batu, maka berapakah
percepatan yang dialami oleh batu pada saat batu jatuh bebas?
(a) Bumi diandaikan sebagai bola pejal homogen sempurna dengan jejari =
6370 meter dan bermassa 3* 76
/ kg. Oleh karena itu, batu bermassa 10 kg akan menderita gaya gravitasi
Bumi sebesar
278 Bab Gravitasi
= (6.6726 × 10− . / ) (5.98 × 10 )(10 ) (9.22)
6.370 × 10
= 98.3
(b) Dalam keadaan jatuh bebas gaya yang bekerja pada batu hanyalah gaya gravitasi
itu (gesekan udara diabaikan).
Jika massa inersial batu sama dengan massa gravitasi (lihat bahasan
berikutnya, atau lihat Bab ( ) batu,
yakni
; /. kg, maka percepatan yang dialami oleh .
batu adalah
; ; 76,1 ; 7,61
N -
/.
Dari persamaan (9.22) pun, jika massa inersia sama dengan massa gravitasi,
kita mendapatkan percepatan benda senilai
; . (9.23)
Terlihat bahwa jika massa inersia sama dengan massa gravitasi, percepatan
yang dialami oleh benda-benda tidak bergantung pada massa benda itu.
( − ) 1− 1−
/ '
sebagai / < 1, maka dapat
untuk / :: / . percepatan dituliskan
Mengingat
= +2 . (9.28)
= −2 . (9.29)
= = = = 1 . (9.30)
( + ) 1+ 1+
/
)
dapa <1 , mengingat /)<1 , maka besar da
t
untuk . .: percepatan n
:
dituliskan
sebagai
(9.32)
= = 1 = 1− +⋯ .
sama, kita 1+
= = − . (9.33)
menuju ke
miliki komponen "mendatar" ke kiri dan "vertikal" ke bawah.
Sementara percepatan di
titik D, , memiliki komponen "mendatar" ke kiri dan
"vertikal" ke atas.
Selanjutnya, jika dilihat dari pusat bola kedua, percepatan
gravitasi di titik A akibat
bola pertama
diberikan oleh
− =2 (9.34)
Taylor, +
+
Berdasarkan penderetan
diperol / =1−2 +⋯,
eh
1 (9.37)
/)
= − 3 + ≈ , (9.38)
2 2
karena suku kedua dan ketiga dapat diabaikan. Sementara
komponen vertikal percepatan di titik C adalah
282 Bab Gravitasi
Percepatan gravitasi di
bagai tempat dipermukaan bola kedua
keberadaan bola
= = − . (9.39)
+ +
= − 3 + ≈ . (9.40)
2 2
karena suku kedua dan ketiga dapat diabaikan. Oleh karena itu, di
titik C percepatan gravitasi akibat bola pertama jika dilihat dari
pusat bola kedua adalah komponen vertikal berarah ke bawah.
Demikian halnya untuk titik D, percepatan gravitasi akibat bola
pertama di titik D jika dilihat dari pusat bola kedua hanyalah
komponen vertikal berarah
ke atas, yaitu
= . (9.41)
= =⊕ ,
berarah ke pusat Bumi. Karena permukaan Bumi didominasi
oleh wilayah perairan, maka gaya pasang ini berpengaruh pada
perairan. Di titik-titik yang paling jauh dan paling dekat dari
Bulan air laut akan terangkat sehingga pasang naik, sedangkan
untuk daerah lain permukaan laut akan tertekan sehingga
pasang surut (Gambar 9.19).
.
Persamaan yang digunakan Newton dalam melakukan eksperimen bandulnya adalah
Massa Lembam versus Massa Gravitasi 285
- ;2 (9.42)
sehingga
mengakibatkan
; (9.44)
, EPF Skema
percobaan
dan gaya yang diakibatkan oleh
percepatan sentrifugal
28 Bab Gravitasi dinyatakan dalam
6 ,
massa, (9.46)
− 2 + cos 2 − sin + ℎ ,
cos
−ℎ sin + ℎ cos
1 (9.51)
+ [ (Ω − Ω )] sin sin .
Eksperimen Braginskij-Panov
Pada tahun 1972, muncul artikel oleh V.B. Braginskij dan V.I. Panov
di Soviet Physics JETP. Artikel ini berjudul The Equivalence of
Inertial and Passive Gravitational Mass [ ]. Braginskij dan Panov
tampak berkeyakinan bahwa massa inersial dan massa gravitasi
sama.
288 Bab Gravitasi
Unsur esensial dalam eksperimen Braginskij-Panov adalah
neraca puntir dengan pe-riode osilasi 0 /. detik (3 jam 0. menit) dan
waktu relaksasi lebih dari 4 /. detik. Neraca puntir ini mengukur
perbedaan nisbah antara massa gravitasi dan massa inersial untuk
aluminium dan platina. Alat ini dirancang sedemikian rupa sehingga
memperkecil dampak dari fluktuasi Brown. Alat ini dapat
mendeteksi perbedaan percepatan kurang
−
dari /. cm/detik selama waktu pengamatan 4 /. detik dalam latar fluktuasi
−
Brown. Dipertimbangkan juga perbedaan percepatan aluminium
dan platina yang diu-
kur dalam pengaruh medan gravitasi cm/detik ), fluktuasi
Matahari ( ; .* 40 termal
dapat mengganggu prinsip kesetaraan pada skala .
kurang dari 3 /.
Neraca puntir digantung dengan menggunakan sepanjang
−
0* 6 /.
kabel wolfram
cm dan /. cm. Alat ini dimasukkan ke dalam ruang
diameter 3 vakum, dengan
konstan selama eksperimen pada kurang dari /. torre. Untuk
tekanan yang −
dijaga
mengurangi dampak dari gradien gravitasi lokal, geometri neraca puntir dibuat berbentuk
oktahedron, dengan radius /. cm, dan diberi massa yang sama di ujung yang berlawanan
tetapi berbeda material, yaitu aluminium dan platina dengan total beban 1* 7 g. Suhu
dijaga stabil pada ∘
C dengan bantuan termostat. Alat ini
3 /. juga diselubungi
terhadap medan
−
magnetik.
Osilasi neraca puntir direkam pada film fotografis dengan
pergerakan titik optisnya.
Laser He-Ne digunakan sebagai sumber cahaya. Panjang tuas
optis adalah 3 /.
cm.
Untuk waktu 02 jam, sudut yang terukur dapat diperoleh
melalui persamaan
; /3, 07 ), (9.53)
deng
an
Secara = [( / ) − ( / )]/(1/2)[( / ) + ( / )]. (9.54)
berurutan,
; .* 33 /* 43' /. (9.56)
sehingga
−
; .* 1 .* 7' /. . (9.57)
Gravitasi Newton dan Hukum Kepler 289
Gravitasi Newton dan Hukum Kepler
Pada Subbab 9.1 telah dibahas ketiga hukum Kepler, sedangkan
hukum gravitasi Newton
telah dibicarakan pada Subbab 9.2. Selanjutnya akan dibahas kaitan
antara ketiga hukum
Kepler dan teori gravitasi Newton. Dalam bagian ini, akan kita lihat
bahwa hukum-
hukum Kepler dapat diperoleh dari hukum Newton tentang gerak dan
teori gravitasinya.
Masalah gerak planet-planet di sekitar Matahari boleh dipandang
sebagai masalah dua
benda. Oleh karena itu, terlebih dahulu masalah dua benda secara
umum akan ditinjau.
Andaikan terdapat dua benda titik masing- dan .
masing bermassa Selanjutnya
,
andaikan posisi kedua benda itu dan . Jika kedua benda itu
berturut-turut berada di
angkasa dan terisolir dari benda atau pengaruh apapun, maka
interaksi yang ada adalah
antar kedua benda itu sendiri. Andaikan hanya gravitasi antar
keduanya yang berperan.
Jadi, benda kedua akan menderita gaya gravitasi akibat keberadaan
benda pertama senilai
persamaan (9.10)
=− ⃗⃗ ,
dan
⃗⃗ = (9.59)
⃗⃗ .
atau
290 Bab Gravitasi
⃗⃗ = ⃗⃗ = ⃗⃗ , (9.63)
dengan
; (9.64)
Besaran =( + ) + .
; ⃗⃗ + ⃗⃗
= 0.
⃗⃗ (9.66)
dan
Gravitasi Newton dan Hukum Kepler 291
= ⃗⃗ + ( + ) .
⃗⃗ (9.69)
adala × ⃗⃗ ⃗⃗ ×
h = ⃗ ,
deng ≡ ⃗ adala ; (9.70)
an h
aka momentum linier benda imajiner
n bermassa diukur dari
benda pertama. Selanjutnya kita akan buang saja indeks "0/" untuk
sementara. Kita
menulias untuk , untuk ,
kan dll.
Untuk menurunkan hukum pertama Kepler, mari kita
perhatikan efek gravitasi pada
momentum sudut orbital benda itu. Gaya yang
imajiner bermassa memengaruhi
benda tersebut merupakan gaya terpusat, yakni dimanapun benda
imajiner itu berada,
gaya tersebut selalu mengarah ke benda pertama dan besarnya hanya
bergantung pada
jarak benda imajiner itu dari benda pertama. Momen gaya terpusat
ini relatif terhadap
posisi benda pertama selalu nol (hasilkali silang antara dua vektor
yang sejajar). Berda-
sarkan hukum Newton tentang gerak untuk gerak rotasi, bahwa
resultan momen gaya
yang bekerja pada sebuah benda sama dengan laju perubahan
momentum sudut benda
itu, yakni perubahan momentum sudut tiap satu satuan waktu benda
itu. Oleh karena
itu, laju perubahan momentum sudutnya pun
harus nol. Jadi,
; ' ; .,
ata vektor tetap. Ini berarti bahwa benda itu dan juga
u imajiner bermassa benda
kedua bergerak pada sebuah bidang yang memuat benda pertama.
Bidang itu tegak lurus
terhadap momentum
sudut.
Pada kenyataannya, turunan momentum sudut massa tereduksi
terhadap waktu sama
dengan nol. Jika vektor posisi dinyatakan dalam sehing ; ,
bentuk vektor satuan ga
maka vektor momentum sudut dapat
dituliskan sebagai
; ; d '
d
; d ) d (9.71)
d d
d
; ,
⃗̂
×d
Hasil ini diperoleh dengan mengingat kenyataan bahwa deng
hasil kali silang antara an
dirinya sendiri sama dengan nol. Selanjutnya, dari persamaan (9.67)
kita dapat menyata-
kan percepatan massa tereduksi sebagai akibat gaya gravitasi yang
dikerjakan oleh massa
sebes ; +, yaitu ⃗⃗ ⃗̂ .
ar
; (9.72)
=−
292 Bab Gravitasi
; ̄̂ ̄̂ × ,
; × d d
d
Dengan menggunakan aturan "faktor tengah" dalam ';
hitung vektor, yaitu
, ' , ' ,
maka
d d
; , , ' , (9.73)
d d
Kare adalah vektor , ; /dan
na satuan, maka diperoleh
d /d
, ; , ' ; .*
0 d
d
sehingga persamaan (9.73) dapat ditulis
lebih jauh sebagai
; d , (9.74)
d
Selanjutnya, persamaan terakhir juga dapat
dituliskan dalam bentuk
d '; d '
d d
atau
; ) * (9.75)
1+
= .
Jarak terjauh terjadi meskipun tidak sama dengan /6 .
. Mengapa?
Dapat dibuktikan bahwa gerak kedua benda itu jika dilihat
dari koordinat atau ke-rangka acuan awal akan serupa dengan
hasil-hasil di atas. Benda pertama akan terlihat
294 Bab Gravitasi
bergerak sepanjang elips dengan titik fokus di pangkal koordinat
awal demikian juga de-ngan benda kedua. Jika orbit kedua benda
berupa orbit tertutup maka kedua orbit-orbit kedua benda itu
akan memiliki periode yang sama. Kedua benda juga akan
terlihat meng-alami gerak dengan orbit elips jika dilihat dari
pusat massa.
Pembahasan di atas dan hasil-hasil yang diperoleh dapat
diterapkan untuk Matahari sebagai benda pertama dan sebuah
planet sebagai benda kedua dengan pengabaian terha-dap massa
planet-planet yang lain. Jadi, Matahari pun juga mengalami gerak
dengan orbit elips dengan fokus di pusat massa sistem Matahari-
planet. Hanya saja, pusat massa sis-tem Matahari-planet itu sangat
dekat dengan Matahari sehingga gerak Matahari sepanjang orbitnya
tidak mudah untuk diamati dan planet-planet seolah bergerak
seputar Matahari. Bintang-bintang yang menjadi pusat tata surya
tentu saja mengalami situasi yang serupa yakni bahwa bintang-
bintang itu mengorbit pada orbit kecil di sekitar pusatnya sehingga
bintang-bintang itu bergoyang-goyang secara periodik. Gejala ini
yang digunakan oleh para astronom untuk menentukan bahwa
2
sebuah bintang sebagai pusat tata surya lain.
2 Cara menentukan bintang yang menjadi pusat suatu tata surya seperti itu pertama kali diungkapkan oleh M.
0
; /z ' |d
0
; / ⃗
0 | |d *
= .
; ⊙ + ) .
=( ⊙ + ) . (9.80)
ketiga Kepler,
dengan
Uji Penguasaan
Konsep 9.4
1. Besarnya produk vektor antara dua buah vektor sama dengan luas jajaran
genjang yang dibentuk oleh dua vektor itu. Sehingga luas suatu segitiga
sama dengan setengah kali besarnya produk vektor antara dua vektor
yang membentuk segitiga itu. Buktikan!
2. Karena memancarkan radiasi terus menerus maka massa Matahari
berkurang secara terus menerus. Adakah pengaruhnya pada kala revolusi
planet-planet?
3. Jupiter memiliki enam belas buah bulan. Empat bulan Jupiter yang paling
terang dan paling lama dikenal adalah kelompok Galileo, sesuai dengan
nama orang yang pertama melihatnya pada tahun 1610 M. Empat satelit
Jupiter itu diberi nomor I, II, III, dan IV urut sesuai dengan jaraknya dari
Jupiter. Lebih jauh lagi keempat bulan Jupiter kelompok Galileo ini diberi
nama berturut-turut sebagai Io, Europa, Ganymede, dan Callisto. Delapan
lagi bulan Jupiter ditemukan pada tahun 1892. Kala revolusi satelit-satelit
Jupiter berkisar antara 7/4 hari sampai 50/3 hari. Apabila massa planet
Jupiter 317,8 kali massa Bumi, hitunglah kisaran radius orbit satelit-
satelit Jupiter!
4. Sekarang ini para ahli astrofisika dan astronomi sedang berburu sistem
tata surya selain tata surya yang kita tempati ini. Salah satu yang telah
ditemukan adalah Pegasus 51. Apabila periode dan radius sebuah planet
dalam suatu tata surya berhasil diukur, maka dapatkah massa bintang
sebagai ‘Matahari’ sistem tata surya itu dihitung? Jelaskan!
5. Benarkah C yang disebutkan dalam persamaan (9.82) merupakan tetapan
untuk tata surya kita? Hitunglah tetapan C tersebut untuk semua planet
yang ada.
Medan Gravitasi
Sebuah benda titik diletakkan pada titik pusat suatu sistem
bermassa koordinat. Ke-
mudian, benda titik lain yang diletakan pada posisi . Maka
bermassa benda bermas-
sa akan melakukan gaya gravitasi pada benda pertama. Gaya
gravitasi yang dialami
oleh benda pertama karena keberadaan di pangkal koordinat
benda bermassa dinya-
takan oleh =− .
persamaan
(9.83)
Dan benda pertama yang terletak disekitar bola pejal itu pada
posisi akan menderita
gaya '.
gravitasi ;
Apabila bola pejal homogen yang berada di pangkal koordinat
itu Bumi, maka gaya
yang diungkapkan dalam persamaan terakhir itu tidak lain '
adalah gaya berat. Dan
adalah percepatan gravitasi Bumi di suatu titik di luar dari
Bumi dengan jarak pusat
Bumi. Oleh karena itu, benda yang berada pada ketinggian dari
permukaan Bumi akan
mengalami percepatan
gravitasi sebesar
⊕ ⊕
'; . (9.88)
dan masing ( + ℎ)
Uji Penguasaan
Konsep 9.5
Diskusikan dengan teman kuliah Anda alasan percepatan gravitasi di daerah
kutub Bumi lebih besar daripada percepatan gravitasi di khatulistiwa!
Secara matematis, silakan buktikan hasilnya!
Tenaga Potensial Gravitasi
Usaha Oleh Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi yang diungkapkan oleh persamaan (9.83)
merupakan atau . Suatu gaya disebut apabila
usaha yang dilakukan oleh gaya itu
sepanjang suatu benda yang bergerak tidak bergantung pada
lintasan yang dilalui oleh benda itu, melainkan hanya bergantung
pada titik pangkal dan titik ujung lintasan itu. Oleh karenanya, jika
lintasan benda itu berupa lintasan tertutup, maka titik ujung sama
dengan titik pangkal dan usahanya sama dengan nol. Jadi, gaya
lestari dapat pula dipahami
300 Bab Gravitasi
Diagram untuk mendapatkan usaha dengan adalah vektor satuan arah radial .
dalam rangka memindahkan benda Selanjutnya d dapat dituliskan dalam dua
uji di dalam medan gravitasi yang
berasal dari benda bermassa komponen yakni d yang paralel dengan ,
. sehingga diperoleh
d ;d
,
dan sedemikian rupa dapat diberikan sebagai
sehingga usaha berikut
; d =− 1− 1 , (9.90)
d eng an
dan ad alah jarak rad ial d ari dimulainya p artikel uji d i-
usaha yang digunakan untuk Kenyataan ini memberikan bukti pada kita bahwa medan
memindahkan gravitasi
sebuah benda dari sam-
bermassa titik merupakan gaya lestari
(konservatif).
pai dengan titik. Selain uraian tersebut di atas, masih yang
ada cara intuitif dapat
membantu kita dalam memahami alasan bahwa gaya gravitasi merupakan gaya lestari.
Pertama harus dicamkan bahwa gaya gravitasi yang ditimbulkan oleh benda titik atau
benda yang memiliki kesetangkupan bola besarnya hanya bergantung pada jarak kedua
Tenaga Potensial Gravitasi 301
benda itu (diukur dari pusat masing-masing benda itu). Kedua,
harus selalu dicatat pula bahwa gaya gravitasi merupakan gaya
terpusat, artinya arah gaya gravitasi sepanjang garis penghubung
pusat-pusat kedua benda itu. Jadi, dari kedua sifat gaya gravitasi
itu, didapat
'; .
; ' ;
Uji Penguasaan
Konsep 9.6
Buktikan usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi melalui lintasan tertutup
selalu sama dengan nol.
';
atau
; /− 1 (9.95)
.
Dari uraian tersebut juga dapat kita pahami bahwa kedua benda selama
tenaga potensial sis-tem bola-benda tersebut nol jika proses pemisahan
pergeseran yang dilakukan jaraknya sangat jauh atau kedua benda itu
dengan kata lain benda terpisah sangat jauh oleh jarak sehingga keduanya
yang besar- terpisah oleh jarak yang
tak hingga jauhnya.
nya tak berhingga. Jika pada dipilih jarak
persamaan (9.95), menuju tak Dengan demikian
berhingga maka usaha yang dilakukan oleh gaya persamaan (9.95)
dan gravitasi selama dapat dituliskan
ben diba
menuju ke titik tak berhingga tersebut adalah
sebagai
=
da wa
→ =0 − 1 = − . (9.96)
; , (9.98)
. = ( −)
; d d ; d)d ; d 0 1
2
atau dapat kita tuliskan
sebagai
; ; * (9.10
1)
denga
n
/
; (9.102)
0
yakni tenaga kinetik benda tersebut. Oleh karena itu usaha
bermassa yang dilakukan
oleh benda menghsilkan perubahan tenaga kinetik benda.
Pernyataan ini merupakan ungkapan lain untuk konsep
kelestarian tenaga. Dari persamaan (9.101), diperoleh
) ; ) ' ; ., (9.103) =
Jadi, jika tidak ada gaya lain selain gravitasi, maka tenaga
mekanik sistem, yakni
+ , bersifat konstan. Inilah hukum kelestarian tenaga mekanik.
Tenaga Potensial Gravitasi 305
Tenaga Mekanik dan Bentuk Lintasan
Adaikan suatu (bermassa ) yang bergerak di yang
benda titik sekitar benda titik
cukup masif (bermassa ). Selain memiliki tenaga potensial gravitasi
dengan nilai ber-
gantung (jarak kedua benda titik itu) menurut juga
pada persamaan (9.93), benda
memiliki tenaga kinetik. Jumlahan kedua jenis tenaga
itu tentu saja disebut
atau cukup saja (agar lebih
disebut singkat). Jadi,
tenaga keseluruhan yang diberikan
benda bermassa oleh
; + ()= 1 (9.104)
<0
0
Apabila persamaan ini dimasukkan dalam persamaan (9.104), maka
kembali ke 2
( ) (9.106)
=.
keseluruhan memiliki orbit berbentuk
eli-
Jika benda dengan tenaga 2
mekanik
ps, maka adalah sumbu panjang maksimum dari orbit-orbit elips yang mungkin
bagi
306 Bab Gravitasi
Seperti yang telah diuraikan sebelum ini, jika laju awal sedemikian rupa se-
+ℎ
pada bagian
hingga tenaga total negatif, maka lintasan satelit akan berupa elips. Namun, laju awal yang terlalu
rendah akan mengakibatkan satelit jatuh ke Bumi, sebab lintasan elipsnya memotong Bumi. Ini
diperlihatkan oleh lintasan . Dengan memperbesar laju awal ,
atau 2( ⊕ + ℎ) = 2 − ⊕+ ℎ
= .
⊕
⊕ (9.108)
= .
⊕
2 ⊕ (9.109)
2 ⊕ (9.110)
1. Suatu misi penting menuju planet Neptunus akan diberangkatkan. Misi tersebut
diharapkan mampu mengam-bil sampel gas yang ada di planet tersebut. Ketua proyek
memutuskan untuk memakai pesawat yang mampu mencapai kelajuan maksimum
17,5 kilometer per detik. Tepatkah pengambilan keputusan semacam ini?
gravitasi
Bumi
3.Dalam peluncuran satelit, apakah massa total satelit mempunyai
pengaruh terhadap sulit atau mudahnya satelit tersebut lepas dari
pengaruh gravitasi Bumi ?
= 1 . (9.112)
Dua benda dengan berjarak dengan gaya gravitasi dan gaya Coulomb.
/
= 1. (9.114)
Contoh 9.7
Dalam keadaan darurat, seseorang menjatuhkan diri dari atap sebuah gedung
bertingkat yang cukup tinggi. Setelah ia terjatuh selama 2 sekon, ia terkejut karena
melihat benda aneh yang muncul di kaki langit sehingga telepon geng-
gam yang ada di genggamannya lepas dari tangannya. Andaikan percepatan
gravitasi Bumi 10 - . Berapakah laju telepon genggam 3 detik setelah lepas
dari genggaman orang itu jika
(a) diukur oleh orang yang menjatuhkan diri?
(b) diukur oleh orang yang berada di atas tanah?
(a) Pada saat tiga detik setelah telepon genggam lepas, orang itu telah jatuh selama 5
detik. Kecepatan orang itu ter-
hadap pengamat di permukaan tanah adalah (10 - )(5 ) = 50 - . Berapa kecepatan telepon genggam saat itu? Ketika
telepon genggam lepas dari tangan, telepon genggam memiliki kecepatan sama dengan kecepatan
orang itu. Karena saat itu orang telah jatuh selama 2 detik, maka kecepatan )(2
orang saat itu adalah (10 -
) = 20 - . Jadi kecepatan awal
telepon genggam terhadap tanah adalah 20 - ke bawah. Setelah
3 detik
312 Bab Gravitasi
Bagi orang yang berada diam di atas tanah, kecepatan telepon genggam
yang jatuh itu semakin lama semakin cepat. Sementara bagi orang yang
menjatuhkan diri, telepon genggam diam selama jatuh. Percepatan gravitasi
“menghilang” dalam kerangka orang yang jatuh bebas itu.
Prinsip Kesetaraan
Pada tahun 1907 ada ungkapan masyhur yang disampaikan oleh
Albert Einstein, yakni “Since all bodies accelerate the same way,
an observer in a freely falling laboratory will not be able to
detect any gravitational effect (on a point particle) in this
frame.”
Efek gravitasi menjadikan setiap benda yang jatuh
menuju Bumi memiliki percepatan yang sama. Hal ini telah
diketahui dengan baik sejak zaman Galilei. Semenjak
Einstein memulai usahanya dalam memahami gravitasi, dia
menyadari bahwa jika kita berada se-buah lift yang jatuh
bebas maka kita tidak akan merasakan adanya pengaruh
gravitasi Bumi.
Prinsip Kesetaraan:
Fenomena fisis yang teramati pada kerangka acuan yang
jatuh bebas dalam medan gravitasi sama de-ngan
fenomena fisis yang teramati pada kerangka acuan inersial
tanpa gravitasi.
Contoh 9.8
Perhatikan seorang astronaut ketika pesawatnya jatuh bebas ke permukaan
sebuah planet. Apa yang terjadi dengan benda-benda yang dilepas dengan
kecepatan awal di dalam pesawat itu?
Situasi ini serupa dengan masalah telepon genggam pada contoh sebelumnya.
Karena seluruh benda yang ada dalam pesawat itu (termasuk pesawat itu) jatuh
dengan percepatan sama, maka benda-benda yang dilepas tanpa kecepatan awal
dalam pesawat itu akan tampak diam di awang-awang jika dilihat oleh astronaut
itu. Jadi, bagi astro-naut dalam pesawat itu, gravitasi menghilang. Akibatnya,
semua benda tidak memiliki bobot atau berat. Menurut Prinsip Kesetaraan di
atas, pesawat yang jatuh bebas boleh dipandang sebagai kerangka acuan
inersial tanpa gra-vitasi. Jadi, fenomena fisis yang teramati dalam pesawat yang
jatuh bebas akan sama dengan fenomena fisis dalam kerangka acuan inersial
tanpa gravitasi.
Prinsip Kesataraan di atas dapat ditulis dalam bentuk lain sebagai berikut:
Pandangan Einstein tentang Gravitasi 313
Fenomena fisis yang teramati pada kerangka acuan sam
inersial dalam pengaruh medan gravitasi a
⃗⃗ = − ⃗
dengan fenomena fisis yang teramati pada kerangka
acuan yang dipercepat dengan percepatan ⃗⃗ .
Contoh 9.9
Andaikan seorang astronaut berada dalam pesawat yang dipercepat ketika
berada jauh dari benda angkasa apapun. Apa yang terjadi dengan benda-
benda yang dilepas tanpa kecepatan awal di dalam pesawat itu apabila
percepatan pesawat itu sebesar ?
Contoh 9.10
Seorang berada di dalam ruang kerjanya yang tertutup rapat. Orang tersebut
dibius sehingga tidak sadarkan diri. Setelah beberapa saat kemudian orang itu
siuman dan menyadari dirinya berada di dalam ruangan tertutup yang lain.
Tidak ada perubahan yang dia rasakan kecuali keadaan ruangan yang sedikit
berbeda. Dia merasakan berat badannya tetap. Orang tersebut akan merasakan
adanya efek gravitasi seperti ketika misalnya terdapat sebuah peralatan kerja
jatuh dari meja menuju lantai dengan percepatan . Kemudian dia ditanya
tentang keberadaannya. Jawaban apa yang dapat dia berikan?
Serupa dengan fenomena sebelumnya, jelas bagi kita bahwa meskipun orang
yang berada di dalam ruang yang tertutup rapat itu merasakan keadaan
gravitasi sebagaimana di atas permukaan Bumi, namun keadaan itu belum
tentu diakibatkan oleh keberadaan Bumi. Tetapi jika orang itu diminta untuk
menentukan tempat keberadaannya sekarang, di atas permukaan Bumi atau di
tempat lain semisal di dalam pesawat yang dipercepat maka tidak ada cara bagi
orang itu untuk membedakan antara keduanya.
Uji Penguasaan
Konsep 9.8
1.Seseorang naik pesawat ruang angkasa. Ketika berada jauh dari benda-
benda angkasa, pesawat itu memiliki percepatan senilai tetap. Sebuah
bola besi ditembakkan dari dinding kabin dengan kecepatan awal yang
tegak lurus terhadap arah percepatan pesawat. Jelaskan gerak bola besi
yang dilihat oleh orang yang ada di pesawat tersebut!
2. Seseorang naik pesawat ruang angkasa. Beberapa saat setelah tinggal landas,
mesin roket pesawat itu mati hingga pesawat itu jatuh bebas ke permukaan
Bumi. Pada saat pesawat mengalami jatuh bebas, sebuah bola besi
ditembakkan dari dinding kabin dengan kecepatan awal yang tegak lurus
terhadap arah jatuhnya. Jelaskan gerak bola besi yang dilihat oleh orang yang
ada di pesawat tersebut!
3.Sebuah botol berisi penuh air mineral. Dalam keadaan terbuka (tanpa
tutup), botol itu dilepas dari suatu keting-gian di permukaan Bumi.
Tentukan tekanan hidrostatik di dasar botol ketika sedang jatuh bebas,
jika ketinggian air dalam botol itu 20 cm.
kerangka acuan inersial tanpa medan gravitasi. Jadi, sinyal yang dikirimkan dari pengirim
Pandangan Einstein tentang Gravitasi 315
pesawat +Δ + Δ dengan
pengirim
efek Doppler, pesawat yang di depan akan
menerima sinyal
= = .
Δ ℎ (9.115)
a ada
peranti penerima di langit-langit. Itulah sebabnya disebut sebagai
pergeseran merah.
316 Bab Gravitasi
Jika peranti pengirim dan penerima sinyal ditukar, pengirim
diletakkan di langit-langit dan penerima diletakkan di bawah, maka
panjang gelombang sinyal yang diterima oleh peranti penerima
berkurang. Itulah yang disebut sebagai pergeseran biru.
Topik Khusus
Penelitian yang berkaitan dengan gravitasi sangat banyak, baik
penelitian interaksi antar benda maupun penelitian yang
menempatkan gravitasi sebagai alat penelitian (metode).
Penelitian yang menempatkan gravitasi sebagai alat, biasanya
merupakan penelitian di bi-dang terapan. Gravitasi yang
dipandang sebagai alat sering disebut metode gravitasi atau
survei gravitasi. Metode gravitasi atau survei gravitasi banyak
digunakan dalam bidang penelitian geofisika, teknik, dan
arkeologi.
Di bidang penelitian geofisika, metode gravitasi lebih sering
digunakan dibandingkan metode-metode yang lain seperti metode
magnetik, metode radioaktivitas, dan metode lainnya. Seperti yang
diketahui bahwa semua material yang ada di Bumi dipengaruhi oleh
gravitasi. Akan tetapi, perilaku hukum kuadrat terbalik, material
(bebatuan) yang ada di sekitar titik pengamatan akan memiliki
dampak yang lebih besar jika dibandingkan de-ngan tempat yang
lebih jauh dari titik pengamatan. Situasi semacam ini, memberikan
kemudahan pada para peneliti untuk melakukan penelitian. Selain
itu, metode gravita-si merupakan metode yang paling mudah untuk
digunakan, metode gravitasi memiliki keunggulan yakni memiliki
anomali yang relatif kecil jika dibandingkan dengan metode
misalnya magnetik. Dalam memperoleh anomali gravitasi di bawah
titik pengukuran gra-vitasi sendiri, diperlukan beberapa koreksi
seperti koreksi pasang surut, gravitasi teoritis, koreksi udara bebas,
dan koreksi topologi. Metode gravitasi juga hanya bergantung pa-da
massa saja sedangkan metode magnetik selain bergantung pada
material yang ditinjau juga bergantung pada hal lainnya.
(a.) Prinsip kerja gravity meter jenis stabil. (b.) Prinsip kerja
gravity meter jenis
tak stabil [ ].
Sekat
Berpori
0
Keberadaan air
berarti ke-
beradaan
kehidupan. Da-
lam astrobiologi,
air me-
rupakan sidik jari
kehidup-
an. Air digunakan
seba-
gai petunjuk bagi
kita un-
tuk menentukan
keberada-
an kehidupan di
suatu tem-
pat di alam semesta.
Air
dapat juga berarti
keindah-
an. Air juga berarti
tena-
ga. Air memiliki
banyak sisi
dan makna. Dalam
bab ini,
kita akan
mempelajari sisi
lain air, yakni air
sebagai
zat alir. Kita akan
berupa-
ya memahami zat
alir atau
fluida. (Gambar
memper-
lihatkan sungai yang
berada
di daerah Nglimut,
Kendal,
Jawa Tengah)
Pengertian Zat Alir Banyak bahan atau zat yang dapat mengalir, tetapi tidak
semuanya disebut zat alir.
Perhatikan truk yang membawa pasir. Ketika truk itu sampai di
tempat tujuan, bak
Jenis-jenis Zat Alir truk itu dimiringkan sehingga kita melihat pasir mengalir ke
tanah dari bak truk itu.
Pasir yang mengalir dari bak truk itu bukan fluida. Atau
perhatikan lahar hujan yang
Gerak Zat Alir mengalir melalui sungai-sungai di gunung ketika hujan turun
beberapa saat setelah
Tekanan gunung itu meletus. Lahar hujan yang zat alir.
mengalir itupun
Perhatikan sebuah galaksi. Galaksi adalah kumpulan bintang-
bintang yang terikat
Persamaan oleh gravitasi antar bintang. Terdapat sekitar seratus milyar
bintang dalam sebuah ga-
laksi. Galaksi Bimasakti termasuk galaksi spiral. Bintang-bintang
Kontinyuitas
dalam galaksi kita ini
bergerak dalam pusaran di sekitar pusat galaksi. Sebagai
kumpulan milyaran bintang,
Dinamika Zat Alir sebuah galaksi secara keseluruhan dapat dipandang sebagai zat
alir dengan bintang-
Tekanan Hidrostatis bintang sebagai "molekul-molekul"-nya. Di alam semesta ini,
terdapat ratusan milyar
galaksi. Galaksi-galaksi itu merupakan "molekul-molekul" zat
alir yang membentuk
Gaya Archimedes alam semesta. Alam semesta keseluruhannya merupakan zat
alir? Ya, alam semesta
yang tersusun dari milyaran galaksi itu dapat dipandang
sebagai zat alir.
Hukum Bernoulli Lalu, apa sebenarnya zat alir itu? Mangapa pasir yang
mengalir dari bak truk atau
Zat Alir Tak Ideal lahar hujan yang mengalir di sungai-sungai bukan zat alir,
sedangkan sebuah galaksi
atau alam semesta keseluruhannya dapat diperlakukan
sebagai zat alir?
322 Bab Dinamika Zat Alir
325
Tekanan
Apa itu tekanan? Apakah tekanan itu besaran vektor atau besaran Persa
skalar? Tekanan adalah sebuah medan skalar, yakni besaran skalar maan
yang bergantung pada posisi dan waktu. Te-kanan dipahami sebagai
besarnya gaya tekan oleh zat alir tiap satu satuan luas yang tegak
Konti
lurus dengan gaya tekan itu. Perhatikan Gambar 10.2. Dalam nuita
gambar tersebut, sebuah s
sensor gaya yang berupa lempeng bujur sangkar dengan luas
dicelupkan ke dalam zat alir ideal. Permukaan lempeng itu Perhatikan
sangat peka terhadap gaya tekan sehingga melalui sebuah sebuah aliran
peranti antar muka gaya tekan zat alir dapat diketahui besarnya. tunak yang tak
Gambar 10.2 (a), (b), (c), dan (d) memperlihatkan empat termampatkan.
orientasi lempeng yang berbeda di tempat yang sama dalam zat Dalam aliran
alir. Pengukuran gaya tekan menunjukkan bahwa berbagai tak
orientasi lempeng sensor tidak memengaruhi besar gaya tekan termampatkan,
yang terukur. Hal ini menunjukkan bahwa besar gaya tekan tidak volume partikel
bergantung pada arah. Tekanan di tempat lempeng sensor itu zat alir tidak
berada kira-kira sama dengan besarnya gaya tekan yang terukur berubah
di tempat itu dibagi dengan luas lempeng sensor. Jika tekanan di sepanjang
tempat itu maka lintasan alirnya.
Oleh karena itu,
z z yang mungkin
,
terjadi adalah
Tekanan di tempat lempeng sensor itu berada sama dengan perubahan
besarnya gaya tekan dibagi dengan luas permukaan sensor bentuk partikel
untuk luas permukaan sensor yang dibuat sekecil mung-kin. zat alir itu.
Jika luas sensor dibuat sekecil mungkin, maka besarnya gaya Pada Gambar
tekan juga semakin kecil. Jadi, tekanan di tempat itu 10.3 sebuah
diberikan oleh partikel zat alir
bergerak
|Δ
sepanjang garis
|
; jgk ⃗⃗ (10.1) alir mulai dari
atau dengan kata →
Δ titik 1 sampai
lain dengan titik 2.
Di titik 1, volume par
z z adalah
; , (10.2) partikel di titik itu
adalah
maka = . Dalam
Karena tekanan itu tidak bergantung pada arah atau pergerak
|
orientasi permukaan sensor, maka
sebesa . Andaikan
tekanan semacam itu disebut . Satuan SI untuk tekanan rz jarak
adalah newton permeter persegi. Satuan ini disebut pascal
dan disingkat Pa. Satuan yang lain adalah atm atau
atmosfer. Satu atmosfer adalah /* ./1 /. Pa.
Tekanan adalah besaran skalar.
326 Bab Dinamika Zat Alir
(10.3)
= |/ adalah kecepatan zat alir di =| |/
kontinuitas.
| besarnya titik 1 dan
dengan =,
adalah besarnya kecepatan zat alir di titik 2. Persamaan (10.3) itu
disebut persamaan Karena volume partikel zat alir tidak berubah, maka rapat
massa zat alir juga
Persamaan Kontinuitas 327
dan
(10.6)
(a) Luasan
Besaran disebut rapat aliran massa, yaitu massa zat alir yang
melalui sebuah luasan satu satuan yang tegak lurus arah aliran tiap
satu satuan waktu. Jadi, rapat aliran massa di suatu titik dalam
aliran adalah massa zat alir yang melalui titik itu tiap satu satuan
328 Bab Dinamika Zat Alir
Dinamika Zat
Alir
Perhatikan Gambar 10.5 yang
menggam-barkan sebuah
partikel zat alir yang ber-gerak
sepanjang garis alirnya. Partikel
zat alir itu mengalami dua
macam gaya: gaya sentuh dan
gaya selain gaya sentuh. Ga-ya
sentuh berasal dari partikel-
partikel zat alir yang berada di
sekitarnya. Gaya sen-tuh ini
semisal gaya tekan akibat
tekanan isotropis untuk zat alir
ideal. Untuk zat alir yang tak
ideal akan ada gaya sentuh la-in
Keempat sisi kubus itu akan
Sebuah partikel zat alir menderita gaya sentuh akibat mengala-mi tekanan dari zat alir
di sekitarnya. An-daikan tekanan
tekan pada sisi kiri oleh karena itu adalah * * ' . Karena
adanya perbedaan koordinat sebesar , maka akan ada
perbedaan tekanan yang dirasakan oleh sisi kan-an
akan merasakan tekanan sebesar ) - ' . Jadi, sisi kanan
mendapatkan gaya tekan senilai
waktu tiap satu satuan luasan yang tegak lurus arah aliran (kecepatan
partikel-partikel zat
alir) di titik itu. Jika debit aliran yang melalui unsur luasan
ditulis sebagai , maka berdasarkan Gambar 10.4 (a)
didapat
; amq ; * (10.7)
;
denga adalah vektor satuan tegaklurus di da
n terhadap permukaan wilayah n
; . Jika kita meninjau seperti pada Gambar 10.4
sebuah luasan (b), maka
debit keseluruhan yang itu adalah jumlahan debit yang
melalui luasan melalui masing-
masing unsur ,
luasan yaitu
; ⃗⃗ ⋅ ⃗⃗ (10.8)
] = −[ ( , , ) + ] .
Gaya tekan pada sisi * * ' ,
Gaya selain gaya sentuh yang bekerja pada partikel zat alir itu
adalah gaya akibat adanya gravitasi dari benda-benda lain yang ada dengan
di sekitarnya, semisal gravitasi oleh par-tikel zat alir yang ada di
sekitarnya, gravitasi Bumi (kalau zat alir itu di Bumi), gravitasi
Matahari, dll. Gravitasi yang berasal dari benda-benda itu secara
keseluruhan maujud se-
bagai percepatan * * di' titik dengan * * '. Jadi, adalah
gravitasi senilai koordinat gaya gradien
akibat adanya gravitasi yang dialami oleh partikel ' * * '; tekanan.
zat alir itu adalah Inilah yang
* * ' . Karena momentum partikel ; ; ,
dikenal
zat alir itu berdasark
an sebagai
hukum kedua Newton tentang gerak, kita persamaan
memperoleh Euler. Dalam
' beberapa
; Y ) ) [ ) * * ' ; ; , subbab
(10.13) berikut akan
Karena massa partikel tetap sepanjang pergerakan partikel ditinjau
zat alir zat alir, maka terapan
' persamaan
; , Euler untuk
Akhirnya, kita mendapatkan persamaan gerak untuk partikel beberapa
zat alir itu sebagai masalah
sederha-na.
Y ) ) [ ) * * ' ; , (10.14)
Jika kedua ruas persamaan (10.14) , maka didapatkan
dibagi dengan persamaan gerak
zat alir ideal
sebagai
) ** ' ; * (10.15)
Persamaan gerak zat alir ideal,
baik untuk yang termampatkan maupun yang tak termampatkan.
330 Bab Dinamika Zat Alir
Tekanan Hidrostatik
Sekarang hendak ditinjau zat alir statis, yakni zat alir yang
tidak bergerak. Dalam hal ini, kecepatan zat alir itu nol.
Persamaan (10.15) dapat dituliskan sebagai
) * * ' ; ., (10.17)
Kasus khusus adalah air yang berada di bak mandi. Dalam hal ini,
percepatan gravitasi Bumi sangat dominan, sedang gravitasi antar
partikel fluida dapat diabaikan. Percepat-
an gravitasi bersifat tetap dan mengarah ke bawah, yakni * *
' ; , dengan tetapan. Kerapatan air dapat dikatakan tetap dan
merata. Tekanan air dalam bak mandi itu hanya bergantung
pada ketinggian dari dasar bak. Jika bidang-xy sistem
koordinat
kita pasang di dasar bak ' . Dalam situasi semacam ini,
mandi, maka ; persamaan
(10.17) menjadi
; . (10.18)
atau
;. (10.19)
atau
; , (10.20)
; ) * (10.21)
; )+ = ( − )+ .
Hal penting yang perlu dicatat di sini adalah bahwa tekanan hidrostatis bergantung pada
kerapatan, percepatan gravitasi setempat, dan kedalaman dari permukaan air.
Tekanan Hidrostatik 331
Situasinya sebagaimana air dalam bak, yakni bahwa tekanan atmosfer hanya bergantung
pada ketinggian ( ). Hanya saja kerapatan udara tidak dapat dianggap tetap atau
seragam. Kerapatan udara haruslah merupakan fungsi keting-gian. Jadi, persamaan
(10.20) berlaku dengan bukan tetapan sebagaimana pada kasus air di bak. Dari
persamaan
keadaan gas ideal ; , didapatkan
; ,
Jika kedua ruas persamaan terakhir ini dikalikan dengan massa molar ,
maka didapatkan
; ,
atau
; , (10.23)
atau ;
; ,
Dengan anggapan yang dan tetap, kita
ada bahwa memperoleh
= . j ; ) ,
l
Untu ; . , .' ; . Jadi, Akibatny .
k jl a,
jl ; ) jl
Jadi,
−
'; , (10.24)
dengan ; - .
332 Bab Dinamika Zat Alir
Gaya Apung
Gambar 10.6 (a) memperlihatkan sebuah benda kecil
berbentuk kubus bervolume ; yang berada sejauh
dari permukaan suatu cairan yang diam dengan
kerapatan
. Tekanan hidrostatis cairan itu hanya bergantung pada kedalaman
semata. Oleh karena itu, sisi kanan, kiri, depan, dan belakang akan
menderita gaya yang besarnya sama, yaitu
' , dengan ; ) -0 . Oleh karena itu terjadilah
kesetimbangan pada arah men-
datar. Sisi atas kubus itu akan ' ; + ) .
menderita gaya senilai
sisi bawah kubus menderita ) ' ; ̄̂
gaya senilai
Sementara Jadi, resultan gaya sentuh dalam arah ) '
. vertikal adalah
) ̂
̄̂ (10.25)
' ; . Jadi, gaya sentuh total pada kubus + +
tersebut adalah
= .
berarah vertikal ke atas. Oleh karena itu, gaya ini juga disebut
gaya ke atas. Perhatikan
bahwa adalah berat zat alir yang memiliki volume sama dengan
kubus itu. Kebera-daan benda berbentuk kubus di tempat itu tentu
saja memindahkan atau menggantikan bagian zat alir yang
seharusnya menempati wilayah berbentuk kubus itu. Jadi, kubus itu
menderita gaya yang berarah ke atas sebesar berat bagian zat alir
yang digantikannya.
Yang baru dibicarakan menyangkut sebuah benda yang sangat
kecil dan bentuknya kubus. Lalu, bagaimana untuk benda dengan
bentuk sembarang yang berada di semba-rang zat alir yang diam?
Perhatikan Gambar 10.6 (b). Pada gambar itu sebuah benda
besar dibenamkan dalam suatu zat alir yang diam. Setiap
unsur luasan pada
permu-
kaan benda itu akan mengalami tekanan sebesar * *
' yang bergantung pada
letak
unsur luasan itu. Gaya akibat tekanan zat alir itu tentu saja
senilai * * ' ;
** ' , dengan adalah vektor satuan normal pada
permukaan benda. Tanda
negatif harus dituliskan karena arah gaya tekan berlawanan dengan vektor satuan normal.
Gaya tekan keseluruhan yang bekerja pada benda adalah jumlahan atau integral gaya yang
bekerja pada masing-masing unsur luasan yang berada di sekujur permukaan benda itu,
yaitu
Gaya Apung 333
= (− ( , , ) )=− (, ,) , (10.26)
dengan adalah volume wilayah bagian zat alir yang sebentuk dengan benda itu, yakni
wilayah yang diselimuti oleh . Persamaan (10.17)
permukaan memberitahu kita bahwa
* * '; * * ' * * ',
Integral
(, ,) (, , ) ,
Tanda negatif menyatakan bahwa arah gaya apung ini berlawanan dengan gravitasi.
334 Bab Dinamika Zat Alir
Contoh Gunung Es
10.2
Gambar 10.7 memperlihatkan gunung-gunung es atau pulau-pulau es yang terapung
pada permukaan laut. Berapa
persen bagian volume pulau es yang muncul di permukaan air = 917 kg/m dan
laut jika rapat massa es rapat
Andaikan = 1030
kg/m ?
massa air
laut
volume es yang tercelup dalam air laut, maka
berat air laut yang
tergantikan oleh bagian es . Berat bagian air laut
itu adalah ini adalah
besar gaya apung. Berat gunung es keseluruhannya adalah
volume total gunung dan rapat massa es, yaitu ; .
es dikalikan dengan
percepatan gravitasi
Karena gunung es dalam kesetimbangan, maka gaya apung
sama dengan berat
gunung es . .
keseluruhan: ; Jadi,
Presentasi volume air muncul di permukaan air laut adalah /
= / =
es yang
/.. 7/5 ; /.*
/.1. 75 , Gunung es yang
tera-
pung pada permukaan
laut.
Hukum Bernoulli
Sekarang kita kembali memperhatikan aliran tunak yang tak
termampatkan. Gambar 10.8 memperlihatkan gerak sebuah partikel
zat alir dari titik 1 sepanjang garis alir menuju ke titik 2. Untuk
aliran semacam ini berlaku persamaan (10.15). Jika diambil hasil
kali skalar
persamaan tersebut dengan sepanjang garis alir,
pergeseran didapat
) * * ; , (10.3
' 1)
Ungkap
an
) ) ; (10.3
2)
) * * ' ; ; , (10.33)
Jika persamaan terakhir ini diintegralkan secara lintasan sepanjang garis alir partikel zat alir
itu dari menuju , maka didapatkan
Hukum Bernoulli 335
⃗⃗
+
⃗⃗
⃗(, ,)⋅ ⃗⃗ =
⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ . (10.34
⋅ )
⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗
atau
+ + ⃗⃗ ( , , ) ⋅ ⃗ = ⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ ⋅ ⃗⃗ .
⋅ −
⃗⃗ 1 1 (10.35)
⃗⃗ 2 2
+ +2 = + +2
1 1 (10.37)
+= + ℎ+ ,
denga dan berturut- ketinggia tempat dan kedua dari
n pertama permukaan
n turut 2 2
tanah. Persamaan Bernoulli ini memiliki terapan di berbagai
bidang, dari hal-hal yang sederhana sampai hal-hal yang
canggih. Yang sederhana semisal alat penyemprot obat nyamuk.
Yang canggih semisal dalam rancang bangun sayap pesawat
terbang.
336 Bab Dinamika Zat Alir
Berdasarkan persamaan 1
(10.39) didapat
−= −ℎ) ( − ).
(ℎ +
Jika 2
kecepatan
aliran di atas lebih besar daripada yang di bawah
sayap,
maka− > 0. Karena − ℎ = Δℎ, maka
1
Jik luas sayap = Δℎ + 2 ( − ). ;
a itu −, Aliran melalui sayap
maka gaya angkat pada sayap pesawat terbang. Perbedaan
− )
itu adalah kecepatan antara bagi-an di
atau
; ) / − ). atas dan di bawah sayap
mengakibatkan adanya gaya
angkat.
0
an kinematik. Tabel
bahan dan nilai
kekentalannya.
K
/ ) + + + = , (10.43)
dan
/ ) + + + = (10.44)
dan
maka ' ; . ; ) .
Jadi,
+.
Jika pada ketinggian , tekanan zat alir nol,
= ℎ. Oleh karena itu, tekanan dalam fluida itu adalah
'; '* (10.45)
= /ℎ '; , (10.46)
Zat Alir Tak Ideal 339
Aliran zat alir kental dalam pipa berpenampang bujursangkar
Sekarang, ditinjau zat alir kental yang mengalir pada pipa
dengan penampang bujur sang-kar dengan sisi (Lihat Gambar
10.11). Dalam pipa itu, terdapat gradien tekanan sepan-jang pipa
( - . ). Dalam situasi semacam ini, kecepatan zat alir hanya
memiliki
dan
; , (10.48)
.
;. dan ; , berlaku ;. : / dievaluasi
pada ;
tetap an, d an turunan
dengan da
n adalah
tetapan-
Di batas pipa, zat alir diam karena pipa diam. Oleh karena itu, di titik-titik
dengan
dan ⋅0+ ⋅0+ ,
.' ; . ;
'; . ; ℎ + ℎ+ ,
Jadi = 0 dan
,
Akhirnya =− − .
,
'; (10.51)
Jika − − .
zat alir mengalir searah dengan koordin (ke kanan). Laju zat
membesarnya at alir paling
< 0,
besar terjadi -0 .
di ; Sebaliknya,
jika
> 0,
/
dengan dievaluasi ; .
turunan pada
Uji Penguasaan Konsep
10.1
⃗ (10.53)
= −⃗ ⋅ ,
dengan sembarang wilayah dalam zat alir dan A adalah luasan yang membatasi
wilayah .
2. Persamaan gerak zat alir kental tak termampatkan dalam pipa (silinder)
dengan penampang lingkaran diberikan oleh
/ /
) ; .* (10.54)
dengan berarah sejajar adalah jarak titik yang ditinjau dari sumbu pipa
; sumbu-z dan (sumbu-z). Jika
jari-jari tentukan kecepatan zat alir itu
pipa sebagai fungsi .
11
Mekanika
Benda Malar
Ben mal ada dala
da ar m
angan-angan
melalui pe-
ngabai ata struktu
an s r
molekul Jadi,
ar. sebuah
ben mala dibayangk
da r an
terbu dar baha yang
at i n
sambung-
menyambung
sedemikian rupa
sehingga
tiada keterputusan
berupa
ruang Mekanik
kosong. a
ben mala membic
da r a-
raka gera setia titik
n k p
dalam bahan
semacam itu.
Mekani bend mala
ka a r
memega peran
ng penting
misalnya konstruk
pada si
jembat Gambar
an. ini
memperliha sebuah
tkan
jembat gantun yang
an g
membent di atas
ang
Kaliprogo,
Yogyakarta.
Vektor Pergeseran
Vektor Pergeseran
Gambar 11.2 memperlihatkan keadaan sebuah benda malar pada
tiga titik waktu yang berbeda. Benda malar itu mengalami
pergeseran pusat massa, perubahan bentuk (defor-masi), dan
mungkin juga rotasi. Perhatikan partikel P pada benda malar yang
bergerak itu. Dengan memperhatikan gerak partikel P pada benda
malar itu sepanjang perjalanan-nya, berarti kita sedang melakukan
peninjauan dengan cara Lagrange. Posisi partikel P itu berubah dari
waktu ke waktu. Dalam peninjauan Lagrange partikel P itu diberi
tanda atau label. Labelnya berupa vektor posisi partikel itu pada
saat tertentu yang kita sebut saat
awal, yakni saat ; . Sekarang perhatikan Gambar 11.3. Pada saat partikel P berada pada titik
dengan vektor posisi . Dalam koordinat kartesius untuk kerangka acuan yang
Vektor Pergeseran 345
Gerak benda malar. Perhatikan partikel P pada benda itu untuk tiga
waktu yang
berbeda.
(, ) = (, )− , (11.3)
(, ) = (, )− ,
⃗⃗ ⃗⃗ (11.4)
yakni vektor posisi ⃗⃗ = ⃗⃗
sesaat (11.5)
(, ) (, )− ,
⃗⃗ ⃗⃗
partikel yang semula di titik relatif terhadap
posisi awal par-
tikel itu. Selanjutnya, juga akan sering dituliskan sebag
komponen sebagai , ai
, sebagai . Vektor pergeseran ini bergantung pada
dan partikel yang ditinjau dan
juga pada waktu. Persoalan penting dalam mekanika benda malar
adalah menemukan vektor pergeseran ini. Vektor pergeseran ini
diperoleh dengan mencari selesaian sebuah persamaan gerak.
Persamaan gerak ini diturunkan dari hukum Newton tentang gerak.
Sedikit banyak, sifat-sifat gerak benda malar dapat
dipahami melalui vektor perge-seran ini. Sebagai contoh, jika
vektor pergeseran semua partikel pada benda malar itu sama
atau dengan kata lain vektor pergeseran itu tidak bergantung
pada , maka benda itu bergerak seragam. Benda malar itu
hanya berpindah tempat tanpa mengalami defor-masi
(perubahan bentuk) dan tanpa perubahan orientasi (rotasi).
Untuk gerak semacam ini, tentu saja jarak antar partikel
benda itu tidak berubah, sehingga benda itu mengalami
gerak benda tegar.
Tetapi, perlu dicatat, untuk mengalami gerak benda tegar,
sebuah benda malar tidak harus memiliki vektor pergeseran yang
sama untuk semua partikel-partikelnya. Sebuah benda malar dapat
saja mengalami gerak benda tegar meskipun vektor pergeseran
semua titiknya tidak sama satu dengan yang lain. Hal ini terjadi
misalnya pada gerak rotasi murni.
; (11.6)
dan
Ω Ω Ω
,
; Ω Ω (11.7)
= 1 − . (11.9
)
= + =
Oleh karena itu =2 2
; -0 .. , (11.1
2)
. ..
(b) Karena tensor regangannya tidak lenyap, benda malar dalam contoh
ini mengalami deformasi.
(c) Sementara tensor rotasinya dapat dihitung dengan persamaan yang
sudah tersedia, persamaan (11.9). Hasilnya diberikan oleh
. -
0 .
-0 . . , (11.13)
;
. . .
da = 2 + = 2 + =0
n
Sementar 1 + =1 ( )+ ( ) = 0.
=
a 2 2
komponen yang tidak lenyap adalah
Ole = =1 =1 ( )+ ( ) Gerak Benda Malar
h
+
2 2 = .
karena itu tensor regangan
diberikan oleh
. .
; . . , (11.14
)
. . .
Karena tensor regangannya tidak lenyap, benda malar dalam contoh ini
mengalami deformasi.
(b) Dengan menggunakan persamaan (11.9), selanjutnya, tensor rotasi
dapat dihitung. Hasilnya, semua kompo-nen tensor ini lenyap. Jadi, tensor
rotasi lenyap.
(c) Lenyapnya tensor rotasi menunjukkan ketiadaan gerak rotasi pada gerak
benda malar dengan pergeseran se-macam itu. Apakah balok itu mengalami gerak
translasi? Dari Gambar 11.5 keberadaan gerak translasi dapat
diperkirakan.
Dapatkan Anda merumuskan vektor pergeseran bagi benda malar itu
sehingga gerak yang dialaminya murni de-formasi (tanpa rotasi dan
translasi)?
(d) Karena fraksi perubahan volume partikel nol, maka benda malar secara
keseluruhan tidak mengalami perubah-
an.
sedang posisi ) * ⃗⃗
menjadi
partikel
'
) * '; ) ) ( + , ), , ).
⃗⃗ ⃗⃗
35 Bab Mekanika Benda Malar
0
Jarak kedua partikel itu setelah
pergeseran adalah
Selanjutnya terlihat ( + , ) − ( , ).
;
bahwa ) ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗
( + , )− (, ) = .
=
; ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗ (11.15)
Jad
i,
kompon adalah fraksi perubahan jarak
en kecil (infinite-
simal) antara dua titik . Dengan cara
sepanjang arah- serupa dapat
ditunjukkan bahwa adalah fraksi perubahan
komponen jarak ke-
cil (infinitesimal) antara dua titik . Demikian
sepanjang arah- halnya
kompon . Komponen , ; /* 0* 1 ),
en diagonal untuk disebut
(
.
Untuk memahami komponen-komponen selain
yang diagonal,
perhatikan Gambar 11.6 yang memperlihatkan
dua penggal vektor
()
partikel =
pada sebuah benda malar yang saling
tegak lurus, yakni menghubungkan sebuah
da . Kedua ( )
n penggal itu
dengan dua partikel yang lain dalam benda
malar itu. Se-
dua penggal vektor yang sejajar berturut-turut dengan
=
ngaja dipilih
sumb dan . Setelah bergerak misalkan
u- sumbu- selama , ke-
sudut dua penggal vektor itu berturut-turut
-0 berubah menjadi
. Dapat = mengalami defor-
da . Setelah selang waktu
Regangan Geser
( )
n itu, benda penggal vektor tidak lagi saling tegak lurus, melainkan membentuk
masi sehingga () =
kedua
dibuktikan bahwa komponen da terk
tensor regangan n ait
dengan itu =
sudut menurut
(11.16
)
= . dari ke-tegaklurus-
penyimpangan an pada
Jadi, kedua komponen itu 2
menggambarkan
bidang- , seberapa jauh dua garis yang semula tegak lurus
pada bidang- menjadi
tidak tegak lurus. Untuk komponen-komponen yang lain dapat
dimaknai dengan cara
serupa. Komponen-komponen selain yang .
diagonal disebut
* '
* '; * '; (11.18)
atau
perkomponen
= , = 1, 2, 3.
(11.19)
* '
* '; * ') '; (11.20)
atau perkomponen
= , = 1, 2, 3.
(11.21)
352 Bab Mekanika Benda Malar
. ; . , (11.22)
. . .
Sementara tensor rotasi lenyap. Jadi
tidak ada rotasi.
(c) Fraksi perubahan volume
partikel adalah
' ;/
)
dan = (2 + )Δ .
dengan ⃗⃗ ⃗⃗ ⃗⃗
' ;
+ + .
Persamaan Gerak
Jika sebuah benda malar dikenai gaya, maka gaya itu akan diteruskan
sambung-menyambung dalam bahan penyusun benda malar itu. Oleh
karena itu, sebuah partikel benda malar akan menderita gaya akibat
bersentuhan dengan bagian material benda malar yang me-
lingkunginya. Gaya semacam ini disebut . Selain gaya
sentuh terdapat pula , semisal gaya gravitasi, gaya listrik,
dan gaya magnet. Gaya-gaya inilah
yang menentukan gerakan sebuah partikel dalam benda malar itu. Gaya-gaya ini bertang-
gungjawab atas perubahan momentum partikel-partikel benda malar itu.
Persamaan Gerak 353
Pada , sebuah dengan memiliki
saat partikel volume momentum
*' ' ;Y * ' [ * '* (11.24)
;
denga * rapat' massa partikel itu. dan rapat massa
n Meskipun volume ber-
ubah, tetapi massa tidak berubah. Oleh karena itu,
partikel perubahan momentum
partikel itu
diberikan oleh
* ' * '
* '; ' ;Y * ' , (11.25)
[
⃗̂ ⃗̂ (11.29)
Y ⃗̂
bisa dimaknai gaya tiap luasa pad luasan yang tegak lurus sumbu-
n a yang
satu satuan + + ]
berada pada ketinggian . Tanda minus dalam persamaan (11.27) diperlukan karena lu-asan
yang ditinjau menghadap ke bawah. Sementara luasan yang di atas akan menderita gaya
dari bahan benda malar yang ada di atasnya. Besar gaya yang diderita luasan bagian atas
itu adalah
354BabMekanika Benda Malar
(11.30)
̄̂ ̄̂ ̄̂
+ Δ + + Δ + +Δ ΔΔ.
̄̂ ̄̂ ̄̂ (11.3
2)
+ + ΔΔΔ.
+
= + + + +
+ + + ̄̂ (11.3
ΔΔΔ, 5)
=
deng ( ⋅ )Δ , ̄̂ ̄̂
an
;
+ + + + + (11.3 6)
̄̂
+ + +
, tensor tegangan, yakni besaran yang tersusun atas sembilan kom-
da adalah
n medan
ponen, yakni
Kekenyalan dan Hukum Hooke 355
; (11.37)
.
* '
* ' ; ) * ' ', (11.38)
*'
* ' ; ) * ' '* (11.40)
dengan
; ) ) ,
untuk * ; /* = + + yang
0* 1,
denga adalah koefisien yang
n disebut
pada umumnya tidak tetap (seragam) dan bergantung pada bahan. Hukum Hooke itu
menyatakan, jika pada sebuah benda kenyal dikenakan gaya sehingga pada bahan itu ter-
dapat tegangan , maka benda itu mengalami regangan sedemikian rupa sehingga ber-
laku persamaan (11.42). Karena tensor tegangan dan kita
tensor regangan simetris ( ha-
dan = ), maka hanya ada sembilan persamaan yang
=
bebas. Selanjutnya,
Bahan Kenyal Tanpa Ketegaran 357
nya akan membicarakan bahan kenyal yang tergolong dalam
. Pada bahan semacam itu, berlaku
dengan dan = ( + + ) +2 , (11.43)
berturut-
= ( + + ) +2 =2 ,
Modulus Bongkahan
Andaikan sebuah kubus dengan volume terbuat dari bahan elastik
dengan tetapan La-mé . Jika kubus itu dimasukkan dalam suatu
keadaan sehingga sisi-sisinya tertekan oleh gaya yang besarnya
sama dan merata. Maka gaya tekan itu akan diteruskan sedemikian
rupa sehingga kubus itu akan termampatkan dan berkurang
volumenya. Atau kubus itu dimasukkan dalam keadaan sedemikian
rupa sehingga setiap sisinya tertarik ke arah luar secara merata,
maka kubus itu bertambah besar. Masing-masing partikelnya juga
akan mengalami situasi yang sama. Untuk masing-masing sisi
kubusnya berlaku
= (Δ ) ,
; , (11.47)
Jika ' merupakan tekanan air di
kedalaman , maka
';
atau ';
; .
+ =− − ℎ .
Modulus Young
Sekarang ditinjau hal yang lebih khusus lagi. Perhatikan sebuah
balok dengan ukuran panjang dan luas penampang . Balok itu di
letakkan di atas permukaan meja sebagai-
mana Gambar 11.8. Dari atas ditekan dengan gaya tekan senilai
sehingga mengalami deformasi sedemikian rupa sehingga luas
penampangnya tetap . Anggapan semacam ini masuk akal selama
penambahan atau pengurangan panjang tidak terlalu besar. Ang-
gapan ini setara dengan anggapan . Gaya tekan itu akan diteruskan
= =0
sehingga balok akan menekan permukaan meja dengan gaya tertentu. Akibatnya, per-
mukaan meja akan memberi reaksi pada muka balok bagian bawah. Karena balok itu
dalam keadaan setimbang (tidak mengalami percepatan), maka gaya yang dialami oleh
permukaan bawah balok itu sama dengan . Selanjutnya kita perhatikan sebuah parti-
Bahan Kenyal Tanpa Ketegaran 359
kel dengan ; ketika balok tidak dalam keadaan
volume terdeformasi dan
=ΔΔ
ketika dalam keadaan terdeformasi, berhubungtetap dan
karena-
ny juga tetap. Dalam keadaan setimbang, gaya yang diderita
a oleh permukaan atas
partikel sama dengan gaya yang dialami oleh permukaan bawah
partikel, yakni sebesar
. Dari persamaan (11.44) didapatkan
(Δ Δ )
= ΔΔ
atau
'; Δ. (11.48)
atau
; , (11.51)
dengan
; (11.53)
silinder dengan modulus Young dan . Misalkan kedua gaya itu berturut-turut
sedang memen = Δ.
gaya uhi
Terlihat bahwa
; ( − ) +.
;
Contoh 11.7 Silinder Dengan Bahan Gabungan
Dua buah silinder terbuat dari bahan kenyal.
Panjang dan jari-jari kedua silinder sama,
yakni berturut-turut dan . Silinder yang satu
memiliki modulus Young dan yang lain . Kedua
silinder itu disambung secara seri seperti
terlihat pada Gambar 11.11.
Tentukan tetapan kenyal silinder yang disambung dengan cara
semacam itu. Silinder kenyal yang
disambung
Jika silinder hasil sambungan itu diletakkan mendatar pada lantai yang licin sehingga
salah ujungnya menempel pada dinding. Sementara ujung yang lain ditekan dengan
gaya sebesar . Gaya ini akan diterusnya sambung menyam-bung sehingga karena
silinder berada pada keadaan setimbang, maka masing-masing bagian akan
mendapatkan gaya yang sama besarnya dan bekerja di ujung-unjungnya. Oleh karena
itu, berlaku persamaan
; Δ
dan
; Δ .
Δ = .
Pertambahan panjang keseluruhan adalah jumlahan perubahan panjang masing-masing bagian, yakni
;
+Δ = + = + .
362 Bab Mekanika Benda Malar
; /*
dengan +
/ ;
Akhirnya, + = .
; (
.
+ )
Silinder pada Contoh 11.6 dapat dipandang sebagai gabungan paralel antara dua silin-
der: silinder besar yang berlubang dengan dan silinder kecil
modulus Young seukuran
lubang pada silinder besar dengan . Hasil perhitungan pada
modulus Young Contoh
11.6 memperlihatkan
; (11.54)
0
Karena kecil, .
maka ; - Akibatny
a,
; , (11.58)
7. Perhatikan dua buah balok yang terbuat dari bahan kenyal yang sama. Luas
penampang mendatar balok itu sama, sedangkan tingginya berbeda. Dengan
gaya mendatar yang dikenakan pada permukaan atas kedua balok itu, bentuk
kedua balok itu dapat dibuat berubah menjadi seperti ditunjukkan oleh
Gambar 11.12 (b). Mengapa hal itu lebih mudah dilakukan untuk balok yang
lebih tinggi? Jelaskan.
Gaya Pemulih
Watak yang khas bahan-bahan kenyal adalah kemampuan
melakukan pemulihan setelah tegangan dihilangkan. Perhatikan
kembali sebuah bola kenyal yang ditekan dengan gaya tekan yang
merata pada permukaannya. Ketika tekanan itu diberikan, volume
bola itu berkurang. Besarnya pengurangan volume itu berbanding
lurus dengan gaya tekan atau tekanan yang diberikan. Pada keadaan
tertekan itu, terjadi kesetimbangan gaya: gaya tekan dari luar
diimbangi oleh suatu gaya tertentu dari dalam. Jika gaya tekan dari
luar dikurangi, gaya dari dalam itu mendominasi sehingga partikel-
partikel terdorong keluar. Akibatnya, ukuran bola bertambah. Jika
tekanan luar itu dihilangkan sama sekali, gaya dari dalam itu
semakin mendominasi sehingga mampu membawa partikel-partikel
bola malar kembali ke tempat semula, dan bahan itu akan kembali
ke ukuran dan bentuk se-mula (meskipun tidak benar-benar
sempurna). Sebaliknya, jika tekanan diganti dengan tarikan ke luar,
maka bola itu bertambah volumenya sebanding dengan gaya tarik
Gaya pemulih dapat
keluar itu. Sesaat bola itu mengalami pertambahan volume, muncul
dikatakan sebagai
gaya yang mengimbangi ga-ya luar. Ketika gaya luar yang
gaya yang membuat
menyebabkan pertambahan volume bola itu dihilangkan, gaya dari
sistem kembali ke
dalam itu menarik kembali partikel-partikel bola untuk kembali ke
keadaan setimbang.
tempatnya semula, sehingga bola kembali ke keadaan semula.
Gaya yang membuat bola kenyal itu kembali ke keadaan
semula disebut
. Dalam hal selalu searah dengan gaya luar dan tentu saja berlawanan dengan
ini, perhatikan gaya pemulih.
bahwa Untuk kasus yang dilukiskan oleh Gambar 11.8,
pergeseran setiap hubungan gaya pemulih
partikel dalam
dengan
bola tersebut perubahan panjang dapat dituliskan sebagai
̂ (11.59)
= − (Δ ) .
Perlu dicatat bahwa hubungan gaya pemulih dengan perubahan panjang tersebut di atas
hanya berlaku untuk hal-hal yang terbatas, terutama untuk perubahan yang kecil. Jika
perubahan itu melampaui batas-batas tertentu hubungan di atas tidak berlaku.
Gaya Pemulih 365
Pilihlah arah vertikal ke bawah sebagai arah sumbu- positif (Lihat Gambar
11.13). Tanpa ditarik ke bawah, benda sudah mengalami pertambahan
panjang karena adanya beban. Jadi, jika posisi benda (atau panjang tali saat
diam dengan beban), maka berlaku
; −), (11.60)
= −(− )
(11.6 Keadaan
4) Setimbang
dengan dan tetapan yang bergantung pada cara memberi simpang-an.
36 Bab Mekanika Benda Malar
6
Uji Penguasaan Konsep
11.3
1 Perhatikan bola yang digantung dengan tali kenyal pada contoh di atas.
. Tentukan tetapan dan jika
(a) bola itu mula-mula ditarik ke lalu dilepaskan.
bawah sejauh
(b) bola itu mula-mula diberi kecepatan awal ke bawah sebesar .
2 Jika tali elastis pada bandul dalam contoh di atas diganti dengan gabungan paralel
. utas tali serupa, tentukan
ferkuensi getaran selaras yang
dihasilkan.
3 Perhatikan kembali Gambar 11.12 (b). pada permukaan balok itu ditiadakan,
. Jika gaya luar maka yang bekerja
pada balok itu tinggal gaya
pemulih.
(a) Turunkanlah persamaan gerak untuk balok kenyal itu.
(a) Berapakah frekuensi getaran yang terjadi?
[ ] von Eötvös, R. (1890). Über die anziehung der erde auf verschiedene
substanzen. Mathematische und Naturwissenschaftliche Berichte aus
Ungarn, 8.
[ ] Will, C. M. (2011). Finally, results from gravity probe b. Physics
Viewpoint, 4(43).
36
7
Lampiran
K S
1 km = *1 = cm
0,6215 mi m 10
1 mi = 1 = 0,3861 = 247,1 acre
1,609 km km mi
1 m = 1,0936 yd = 3,281 ft = 39,37 in *1 = 6,4516
in cm
*1 in = 1 = 10 m
2.54 cm ft 9,29
*1 ft = 12 in = 1 = 10,76 ft
30,48 cm m −
1 tahun cahaya 10 m
= 9,461
S K S *1 kg = 1000
g
* rad = *1 ton = 1000 kg =
180 1 Mg
1 rad = 1u= 10 kg = 931,49 MeV/
∘
57,30 1,6605
−
1 = ∘ 10 rad 1 kg = 10 u
1,745 6,022
∘ −
1 putaran/menit =
0,1047 rad/s
1 rad/s = 9,549 *1 = cm
putaran/menit m 10
K *1 L = 1000 cm = m
10
*1 m/s = 3,6 1 gal = 3,785 −
km/h L
1 km/h = 0,2778 m/s = 0,6215 mi/h 1 gal = 4 qt = 8 pt = 128 oz = 231 in
1 mi/h = 0,4470 m/s = 1,609 km/h 1 = 16,39
in cm
1 mi/h = 1 = 1728 in = 28,2 L = 2,832 10
1,467 ft/s ft cm
*1 kWh = 10
− *1 Pa = 1 N/m
3,6 MJ
*1 cal = *1 atm = 101,325 kPa = 1,01325 bar
4,1840 J
1 ft lb = 1,356 J Btu 1 atm = 14,7 = 760 mmHg = 29,9
= 1,286 lb/in inHg = 33.9
ftH O
*1 L atm = 1 lb/in =
101,325 J 6,895 kPa
1 L atm = 1 torr = 1 mmHg = 133.32 Pa
24,217 cal
1 Btu = 778 ft lb = 252 cal = 1054,35 J 1 bar = 100
kPa
1 u c = 931,49
1 eV = 1− J
1,602 0
− Me 1 N = 0,2248 lb = 10 dyn
V
*1 erg = J *1 lb =
10 4,448222 N
D (1 kg) =
2,2046 lb
1 daya-kuda = 550 ft lb/s = 745,7 W R
1 Btu/h = 10 kW *1 g/cm= 1000 = 1 kg/L
2,931 kg/m
1W= 1− daya-kuda = 0,7376 (1 = 62,4
1,341 0 ft lb/s g/cm ) lb/ft
−
369
370 Lampiran
K S
S
Tetapan Gravitasi 6,6742(1 1 Nm /kg
0) 0
Kelajuan cahaya 299 792
458 m/s
Muatan fundamental 1,6 17 453(14 1 C
02 6 1 0
)
Bilangan Avogadro partikel/mol
6,0 14 5(1 1 −
22 1 0) 0
Tetapan 8,3 472(15) J/
gas 14 (mol K)
1,9 2065(36) kal/(mol K)
87
8,2 746( 1 L atm/(mol K)
05 15) 0
Tetapan Boltzmann ; - 1,3 65 5(2
10 J/K
−
80 0 4)
Tetapan Stefan- ; 5,6 400( 1 −W/(m k )
Boltzmann 70 40) 0 10 05 kg = 1u
Tetapan Massa Atom C' 1,66 538 86(28 −
= ( 0 )
1,25
Permeabilitas Vakum 6 1 − N/A
/60) /(ℏ ) 0
8,8 63 1 N/A C /(N m )
54 7 0
187 817 … 10
Permisivitas Vakum 4× − −
Tetapan Coulomb ; /- 8,9 55 788 1 Nm /C
2 87 1 … 0
Tetapan = 1/( ) 6,6 0693( 1 Js
Planck 26 11) 0
) 4,1 66 43(3 10 eV s
35 7 5) − −
; - 1,0 57 68(1 1 Js
0 54 1 8) 0
6,5 11 15(5 1 − eV s
82 9 6) 0
Massa 9,1 38 6(1 1 − kg
elektron 09 2 6) 0 MeV/c
0,5 99 918( −
10 8 44)
Massa 1,6 62 71(2 1 kg
proton 72 1 9) 0 MeV/c
938,272 −
029(80)
Massa 1,6 92 28(2 1 kg
neutron 74 7 9) 0 MeV/c
939,565 −
360(81)
Magneton Bohr 9,2 00 49(8 1 J/T
74 9 0) 0
5,7 38 804(
10 eV/T
−
= ℎ/2 88 1 39)
−
Magneton = ℎ/2 5,0 78 43(4 1 − J/T
Inti 50 3 3) 0
10 eV/T
3.1 45 259( −
52 1 21)