i5
#+
nxt
++$+
"+++
+
.}>*
i++
++
PENGANTAR
Kelar'$aan buku-buku wajib dan" rujukan sebagai bahan informasi,
an hany; {menambah lebar jarak ketiiiggalan pengetahuan kita. Sekalipun
wasa ini helah banyak diterbitkan buku-buku pe4getahuan khususnya
am bahasa Indonesia untuk mengipi ketinggalan ini; namun masih lebih
ak lagi buku-buku yang perlu diciptakan untuk mengisi kekurangan
Selamat belajar.
I
I
DAFTAR,ISI
Hal.
AR iii
ftar isi.
v
bI. GAYA. I
l.l. Pendahirluan I
1.2. Gaya 2
Sifat gaya, komposisi gaya, komponen,
resultan, keseimbangan, momen dan torsi.
L3. Berbagai kasus. t2
Soal. l7
b II. GAYA-GAYA LUAR 2t
2. l. Pendahuluan. 21
2.2. P engertian Gaya- Luar. 2t
A. Muatan.
B. Perletakan
2.3. Car:a inenghitung reaksi. 3l
2.4. Beberapa kasus 34
Soal. 42
IIi. GAYA.DALAM. 45
3.1. Pendahuluan. 45
3.2. Pengertian Gaya-Dalam. 46
3.:. Car"amenghitung. 48
3.4. Diagram gaya normai, gaya lintang dan
momen lentur, 50
3.5. Hubungan antara gaya lintar^g dan
momen lentur. 54
3.6. Berbagai kasus pada struktur balok 56
Soal. 80
b IV. STRUKTUR PORTAL. 85
4.1. Pen<iahuluan. 85
4.2. Pengertian Portal, 88
4.3. Caramenghitung. 93
,1.4. Beberapa kasus. 102
Soal. II5
V. KONSTR.UKSI RANGKA BATANG 117,,
5.l. Pendahuluan. 117
fl
5.2. Pengertian rangka batang t2t
5.3. Cara n:enghitung. 123
Gtl!l'',-1*T-T*qlrr--l--
DAFTAR ISI
Hal.
PENGANTAR ul
Daftar isi. X
v
BabI. GAYA. I
l.l.Pendahirluan I
1.2. Gaya 2
Sifat gaya, komposisi gaya, komponen,
resultan, keseimbangan, momen dan torsi.
1.3. Berbagai kasus. t2
Soal. l7
Bab II. GAYACAYA LUAR 2t
. 2.1. Pendahuluan. 2t
2.2. P engertian Gaya-Luar. 2t
A. Muatan.
B. Perletakan
2.3. Cara inenghitung reaksi 31
2.4. Beberapa kasus 34
Soal. 42
Bab IIi. GAYA-DALAM. 45
3.1. Pendahuluan. 45
3.2. Pengertian Gaya-Dalam. 46
3.:. Carumenghitung. 48
3.4. Diagram gaya normal, gaya li:ntang dan
momen lentur, 50
3.5. Hubungan antara gaya lintar.g dan
momen lentur. 54
3.6. Berbagai kasus pada struktur balok 56
Soal. 80
Bab IV. STRUKTUR PORTAL. 85
4.1. Pen<ilhuluan. 85
4.2. P engertian Portal, 88
4.3. Caramenghitung. 93
" a.4. Beberapa kasus. 102
Soal. lls
Bab V. KONSTRUKSI RANGKA BATANG llTh
5.1. Pendahuiuan. 1t7I
5.2. Pengertian rangka batang t2t
5.3. Cara nienghitung. 123
'
FtFtr{''Y ' 'strT: ffi,
,)i
l
r ffir'
#
'f,','
'i't ,
t,rjikd
Hal.
4;
fi
BAB I : GAYA
1
)
F i'
Apakah yang akan teiadi bila kqwat
itu.putus ?
I.-
bagai gambar 1.2.
Coba sendiri :
I
,
(
I
J= Gambarkan sebuah gaya 800 kg menda-
Tanpa ragu-ragu jawabnya
6'E o "Benda itu akan jatuh".
adalah Skala I 100 kg tar arah kekanan dengan skala I cm =
200 kg.
gd Gambar 1.2
Mengapa benda iatuh ? Terangkan
lG
pendap,at saudara dari contoh seder-
Selanjutnya perlu dijelaskan adanya titik tangkap dan garis kerja. Perhati-
(o i hana iii ! kan pada sebuah kereta dorong yang dihela atau didorong oleh seorang
Et.ta Ir.to l lc dengan gaya P seperti pada gambar 1.3.
Gambar l.l - Dapat dipahami bahwa pengaruh di do-
rong oleh gaya P' atau ditarik oleh gaya
Mudah dipahami bahwa benda itu jatuh disebabkan karena ada gaya P adalah sama saja, asal besarnya gaya,
yang menarik benda tersebut ke bawah. Gaya itu adalah berat sendiri dari arah dan garis kerjanya sama.
benda tersebut yang digambarkan dengan G. Gaya berat tersebut mempu-
nyai arah ke bawah dan bekerja melalui titik berat benda.
Sebaliknya Apalafi yang teriadi bila kawat tidak putus ?
Konsep yang penting yaitu adanya sebuah gaya yang menyebabkan kawat
Gambar 1.3.
dalam keadaan tegang selama benda bergantung.
- GAYA MANAKAH YANG DIMAKSUD ? BAGAIMANA KERJANYA ?
Dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa sebuah gaya dapat bekerja
Gaya yang dimaksud di atas adalah sebuah gaya yang bekerja pada pada setiap titik sepanjang garis kerjanya dengan akibat yang sama pada
kawat yang mengimbangi berat benda dan yang menyebabkan kawat dalam benda. Prinsip ini dalam bahasa Inggris disebut "principle of rransmissi-
keadaan tegang. Gaya ini menangkap di titik A, mempunyai arah ke atas, bility".
berimpit dengan sumbu kawat, seperti gambar I .l .c.
Komposisi Gaya
APAKAH YANG DAPAT DISIMPULKAN DARI CONTOH DI ATAS ?
Pada sebuah berrda mungkin bekerja lebih dari sebuah. gaya dan su-
Dengan contoh di atas dapat disimpulkan bahwa Sebuah gaya mempunyai sunannya j uga bermacam-macam.
besaran, arah dan titik tangkap.
BERILAH CONTOH KEMUNGKINAN KEMUNGKINAN TERSEBUT
Untuk menggambarkan gaya semacam ini lazim digunakan Anak panah. !
Besaran - Untuk menggambatkan besaran suatu gaya ditunjukkan Berbagai kemungkinan susunan gaya dapat diringkaskan sebagai beri-
dengan panjang anak panah. Makin panjang anak panah, ktrt :
makin besar gayanya. Untuk lebih menegaskan masih diberi l. Gaya-gaya kolinier (colinear forces) adalah-gaya-gaya yang garis kerja-
angka, misalnya G = 500 kg. nya terletak pada satu garis lurus.
Arah Gaya - Arah gaya ditunjukkan dengan arah mata panah. 2. Gaya-gaya koplanar (coplanar forces) adalah gaya-gaya yang garis
Titik tangkap kerjanya terletak pada satu bidang.
* Titik tangkap sebuah gaya ditunjukkan oleh sebuah garis 3. Gaya-gaya ruang (thfee demensional system of forces) adalah gaya-gaya
yang bekerja di dalam ruang.
melalui sumbu batang panah.
ffi,iry"sw7lT*:'''ro'
I
I l
4. Gay*gaya konkuren (Concunent forces) adalah garis kerjanya melalui Oleh karena itu ada tiga kemungkinan dapat terjadi : :
P,+-
P3
\'' maka dapat dimengerti bahwa P = Gr + G? + G3.
-sesuit)n
Delgan kata lain soyo go;o kolonier'akan seimbang bila iumlah
Pr,
Gaya konkurcn
aljabar gaya-gayd itu sama dengan nol.
"1r.,/rr..,)" ''ll*-J"
Gambar 1.4.
Selanjutnya dalam buku ini akan lebih banyak dibahas gaya-gaya d,a-
lam bidang baik liner, konkuren maupun non-konkuren, seperti pada gam-
bar 1.4.
Untuk menghitung berbagai gaya ini digunakan salib*umbu ortogo- Gambar 1.5
nal XY, dan semua gaya dilukiskan di dalam bidang ini agar dapat dihitung
secara aljabar. Di samping itu digunakan pula cara grafik sebagaimana di- Resultan dan komponen
tunjukkan di dalam bagian akhir buku ini.
Pelaiari apa yang terjadi bila benda G digantung seperti gamtbar 1.6,
Untuk penyelesaian secara aljabar ditetapkan tanda sebagai lazimnya di- demikian sehingga sistim tersebut dalam keadaan diam.'Terangkan gaya
gunakan di dalam salib-sumbu, yaitu :
apa saja yang bekerja pada benda tersebut. Jelaskan pendapat saudara.
Gaya positif -' Suatu proyeksi gaya pada suatu sumbu akan Positif,
bila arah gaya tersebut kekanan, atau ke atas.
Gaya negatif - Suqtu proyeksi gaya pada suatu sumbu akan negatif,
bila arah gaya,tersebut ke kiri atau ke bawah.
(eseimbangan
Bila sebuah benda dengan berat tergantung pada kawat dalam keadaan
diam, seperti gambar l.l, dapat menyebabkan kawat dalarn keadaan tegang.
Telah dibahas di muka bahwa kawat menjadi tegang disebabkan karena se-
buah gaya yang bekerja sepanjang sumbu kawat dengan arah ke atas, seba-
gai akibat harus menahan beban G. Apabila gaya tersebut adalah P, Syarat
apalah yang harus dipenuki gaya P agar benda dalam keadaan diam ?
Dapat dipahami bahwa garis kerja P berimpit dengan garis kerja G, sedang-
kan arahnya berlawanan satu to.rhadap yang lain. Kedua gaya tersebut da- Gambar 1.6 RESULTAN DAN KOMPONEN
lam koadaan Koliniar.
4
tl { : ]q$
L ffi
,ltl
seperti telah diuraikan di muka, maka pada kawat MA dan NA tentu uraikan gayafaya m dan n menjadi komponen-komponen pada sumbu X
bekerja gaya yang digambarkan sebagai m dan n, yang menyebabkan selu- dan Y, yakni ffix, ffiv, n* dan n.r.
ruh sistirn dalam keadaan seimbang. Menurut keseimbarigan gaya kolonier, maka komponen gayagaya akan
Menurut penjelasan tersebut m dan'/, mempunyai akibat yang sama seperti seimbang bila :
Dengan kedua persamaan tersebut di atas besarnya m dan n dapat dihitung' Beberapa pertanyaan
secara grafik komponen m dan n dai P dapat diperoleh dengan cara l. Bandingkan diagram pada gambar 1.6.c dengan 1.7.b" perhatikan per-
,,Segi tiga giya" seperti gambar 1.6.c. Besarnya m dan n didapat dengan
bedaannya dan tariklah kesimpulannya.
cara mengukur. 2. sebuah gaya P dapat diganti dengan dua pasang komponen gaya lain
yang membentuk sebuah diagram segitiga-gaya.
Cobalah sendiri. Berapa pasang komponen gaya yang dapat mengganti seb,ah gaya ?
Gambarkan gaya P'yang melukiskan gaya P di dalam skala yang cermat 3. Cobalah pernyataan di bawah ini.
kemudian gambarkan gaya m' / / m melalui pangkal gayaP' dan gaya n" f I cara mendapatkan resultan dari sesusunan gaya-goya konkuren tidak
n melalui ujung gaya Pl. Hal ini akan membentuk suatu "Diagram segitiga tergantung pada urutan gaya yang bekerja.
gdya".
'(il
Gambar 1.7 SEIMBANG
6
tffirt:"': s+i iH
,$
hr
Gambar 1.9
rC
Segera dapat dihitung MC = * 112,5 kgM. Cobalah sendiri !
Di sini dapat disimpulkan bahwa Resultan momen dari beberapa gaya ter-
hadap suatu titik sama dengan jumlah Aliabar dari momen setiap gaya ter-
hadap titik tersebut.
Sehubungan dengan pengertian resultan momen ini kiranya penting mem-
a)
pelajari tecri Yarignon. t
Gambar 1.8
"Momen sebuah gaya terhadap sebuah titik sama dengan jumhh mo-
Futaran gaya-gaya disebut Momen. Sebuah momen akibat dari suatu
ini men dnri komponen-komponen gaya tersebut terhadap titik itu".
gaya terhadap suatu titik adalah hasil kali gaya tersebut denganjarak antara
Untuk membuktikan teori ini, dapatkah digambarkan suatu gaya R merupa-
gaya dan titik tersebut.
kan resultan gaya P dan Q yang bekerja pada titik A, seperti garnbar.
HITUNGLAH BESARNYA MOMEN AKIBAT GAYA YANG TERJADI PADA
GAMBAK 1.8
Selanjutnya apakah perbedaan kedua contoh'di atas ?
Kiranya cukup menarik untuk diperhatikan bahwa contoh pertama meng-
akibatkan suatu putaran "lawan Jarum Jam" sedangkart conti:h kedua
mengakibatkan suatu putaran "searah Jarum Jam".
Dengan demikian untuk membedakan arah momen diusulkan suatu perjan-
jian ai bawah ini.
Momm bernilai positif apabila mengakibatkan putaran searah iarum
iam, dan sebaliknya bernilai negatif apabila mengakibatkan putaran
lawan iarum iam.
Dengan demikian momen di atas akan bernilai M4 = - 2000 kgCM dan
MC=*50kgM.
Ai'aUita pada c,:ntoh di atas gaya 50 kg tidak mampu mengangkat barang
yang berat, maka djperlukan tambahan gaya untuk mengangkat barang
berat seperti dilukiskan pada gambar 1.9.
8
-ri t':lm 1ry:,'
ryflT-lTlJ I
r;:
,:$ir${ffi
I
I
pusat momen yang dipilih. Tariklah gaya A0, dan
Titik 0 adalah suatu titik Andaikan gaya.dalam komposisi sepe.rti gambar l.l2 ini dipelajari
proyeksikan gaya-gaya tadi pada garis 1 tegak lurusA0. selanjutnya, tarik- momennya terhadap sembarang titik 0, akan dapat dihitung
lah tangan-tangan rnomen p, q, r dari ketiga gaya tersebut terhadap
titik 0 Mg= P.a + P.b = P (a+b)=P.l
dan terbentuklah sudut-sudut a; -L
seperti pada gambar'
Jadi resultan dari pasangan gaya ini adalah momen, dan tidak mungkin
gaya-gaya P dan q merupakan sisi jajaran genjang' mudah dipahami suatu resultan gaya ataupun seirnbang, sekalipun jumlah aljabarnya sama
Selama
bahwa ac = bd, dan terbukti Pula dengan nol.
ad=ab+bd=ab+ac Pasangan gaya ini disebut : Momen kopel.
atau Rsin =Psinq+QsinF Apa yang terjadi pada suatu benda bila suatu gaya p yang bekerja
nilai p, q dan r padanya dipindahkan translasi sejauh e, seperti gambar 1.13.
Kalikan pbrsamaan dengan jarak A0, dan masukkan
ini susunan demikian akan mengakibatkan perputaran dan l pergeseran.
ke dalam persamaan tersebut, maka akan diperoleh : Pergeseran ini disebabkan oldh gaya P yang bekerja pada c dan perputaran
R't=PnP+Q'q' ini disebabkan oleh momen sebesar P.e.
yang membuktikan pernyataan teori Varignon',
pelajaritah sistem iaya pada ungkang-ungkii,'seperti pada gambar 9 ini'
di':
u rai trnn a w v an s t e ri a
P2=6okc ::* ;:' :;;:iua u un er an g-u n gkit akan
menimbulkan momen positif dan nega-
tif terhadap titik A. r*l--.-.1_
Apabila momen positif lebih besar dari Gambarl',3
Pl = 30kc .i P2 = 60kG momen negatif atau sebaliknya, rnaka
I Torsi. t
lill
.ttVr
papan akan tidak seimbang.
Pada gambar 9 a, akan timbul M4 = t gaya
Pada kasus lain ada sebuah gaya bekerja terhadap sumbu. Garis kerja
ini tegak lurus sumbu dengan jarak d, seperti gambar I .14.
i :.so -1.25 |
45 kgM yang mengakibatkan papan ter- Seperti halnya dengan rnomen, gaya ini menimbulkan puhtiran , yang
putar searah jarum jam. lazim disebut Torsi (T).
Puntiran pada sumbu akibat gaya ini dihitung sebagai :
T=P.d
Tetapi bila gaya P2 bergeser ke kiri seperti gambar l.l l, akan menimbulkan
momen MA = 0.
Selanjutnya, perlu pula ditetapkan tanda bagi suatu sumbu yang dipu-
tar.
Hal ini be?irti momen positif sama dengan momen negatif, dan dinyatakan
setimbang.
Dalam buku ini diusulkan hukum tangan kanan, yaitu bila ibu jari me-
Kasus lain berupa dua gaya sejajar, sama besar, berlawanan arah de- nunjuk arah sumbu maka jari-jari yang lain merupakan gaya yang menim-
bulkan Torsi negatif. Pada buku ini tidak dibahas rnasalah Torsi.
ngan jarak tertentu seperti gambat l -12.
BAGAIMANA RESULTAN}.IYA ?
P. 50Kg
'D
,.
1
-._-__-___-=|
12b r
-+r
I
to ll
,*wfi
ffit': iliiYr' ':r ','':'r r;
,r ,lrr,{il
.j
1.3 BERBAGAI KASUS Berdasarkan pengertian seimbang, maka Sesusun g6ya konkuren akan seim-
bang bila :
I
I
Kasus l. koliniar.
Gaya-gaYa
2X=0
Pertimbangan gaya-gayaPy P2 dan P3 bekerja pada sebuah garis 1, )Y=0
dan adaikan gans 1 6erimpit deneln sumbu ortogonal X, maka resultan
Dengan kata lain, sesusun gaya konkuren koplanar akan seimbang bila
gaya-gaya tersebut dapat dihitung sebagai :
iumlah aliabar dari komponen-komponennya pada sumbu X dan sumbu Y
R=EX=Pr+P2-P3 sama dengan nol.
x Y
Proyeksi gaya-gaya tersebut dapat diikhtisarkan seperti daftar berikut:
Pt x1 Yl Gaya Prov. Sb. X Proy. Sb. Y
P2 x2 Y2 xM1 YMy
P3 x3 Y3
P4 x4 Y4 Pl xl Xt'Yt Yl - Yl '*l
P2 x2 - xz'Yz -Y2 Y2'x2
EX >Y
Gambar 2. KONKUREN KOPLANAR'
P3 -x3 Xg.Yg -Y3 - Y3 '*3
Y4.x4
P4 -x4 - x+'Yq Y4
l1 l'?
7
Ir
l"l': I t'ry ;ffil
l
Dengan demikian : Selanjutnya momen kopel akan terjadi bila E )(= 0
Jumlah mpmen M;6 sama dengan jumlah momen terhadap 0 dari != 0
l
Baya-gaya proyeksi pada sumbu X, yaitu MOX. Mol 0
Seperti dimaksudkan pada gambar 4.b.
Jumlah momen My sama dengan jumlah momen terhadap 0 dari
gaya-gaya proyeksi pada sumbu Y, yaitu MOy.
Akhirnya jumlah momen M6a dan M6y nada titik 0 dapa[ pula dijumlah-
kan menjadi Mg-
Akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa resultan g^yr-guyunon konkuren
dapat dirumuskan sebagai,
RX= EX
RY= >Y 4.b Kopel
M0= EM1+XMy.
. ,
gaya tersebut menangkap pada suatu garis yang memotong sumbu X, pada Gambar 4, GAYA SEJAJAR DAN KOPEL
14 rt
ffi ,-:. ,;l#lq,*,i
SOALSOAL
Letak titik Mpv MFX
berat bagian
I' carilah Resultan dari komposisi gaya-gaya seperti pada gambar dengan
cara grafik dan cara analisa.
200 .K|'400kg
'c)
'f*r'rmt*r
K3 = 800 kg (41i 5rr= zoorg FT!T1
P P p=900ks
Kl = 800 kg
t
2
Ir = 600 rg
Kr -
2oo
rzoorrJxrYr**. {..,**
[3oo , l0o
Try-
PP
Gt = loo xe
Gt=75kg
G2=75ke Gz=50rg
G:=25kg
G:=50rg
=25kg
Pesrbioaan Pc(puitaLsln
r^.-.- a':
l$ffi r.r ,i|r: r tr. .l,,i r
I
;t .{,Al it1fl;i{[,0
|F{ri:tr 't , 't' :,r,ii!,l
'r;,;
ll
I
3. Berapa besar x agar K dapat mengimbangi gaya*aya pada gambar 5" Carilah titik berat tampang berikut.
=f'r-[:
I
berikut. Dan berapa pula besarnya Pu dan P6.
I
tt
T--.l
Pa-( \..P0
3oo 3oo
.
L-l 1.' ln
50 +:-r-+
20 .50
I 20.20
--+
I
aoi
I
tl
t;
| *1
I L_-_-/
,20
-,t
lzs
't,5
I
15
l" i
Uraikan sebuah gaya menjadi gaya-gaya I
I 1,,
yang' sejajar dengan garis a dan b.
i
ls
i
Berapa komponen yang memenuhi I
syarat.
,rl l',
l I
c. P = 1,2 ton
I A
I
Uraikan pula sebuah gaya menjadi gaya
J / A komponen yang sejajar garis a, b dan c.
lo
r" w il1_{ilr.1t,iil!ryr,i?ff.1i rlrtl7\Wi yj-r!q?f ylWlEXiltF
2.1, PENDAHULUAN
Konstruksi suatu bangunan selalu diciptakan untuk tujuan tertentu.
Tujuan pokok itu lazimnya untuk menciptakan sesuatu ruang agar dapat
dimanfaatkan bagi keperluan tertentu. Suatu kebutuhan yang berbeda,
memerlukan ruang yang berbeda, dan membuttrhkan konstruksi yang
berbeda pula. Berbeda tujuan berbeda pula muatannya, dan semua kons-
truksi diciptakan untuk dan harus dapat menahan berbagai macam Muatdn
itu. Di Indonesia muatan yang dimaksud adalah muatan yang tersebut
dalam Peraturan Muo,an Indonesia I97C NI-l S.
Di dalam buku ini Muatan yang dimailsud aken diselenggarakan dan
digambarkan sebagai Gaya-Khayal seperti yang telah dibahas pada Bab I :
yakni Muatan Statika. Berbagai macam muatan tergantung pada peren-
canaan, bahan dan tempat suatu bangunan akan didirikan. Adapula suatu
kondisi muatan pada suatu konstruksi dapat berubah dari waktu ke wakfu,
bahkan dapat berubah dengan cepat sekali atau sebaliknya.
Muatan yang membebani suatu kon'struksi akan dirambatkan oleh
konstruksi ke dalam tanah melalui pondasi. Gaya-gaya dari tanah yang
memberikan perlawanan terhadap gaya rambat tersebut disebut Reaksi.
Muatan dan reaksi yang menciptakan kestabilan konstruksi disebut gaya
fuar Adapun gaya yang merambatkan dari muatan kepada reaksi perletakan
disebut Gaya Dalam. Gaya Dalam ini akan dibahas pada Bab III.
A. Muatan
BERILAH BEBERAPA CONTOH MUATAN YANG SAUDARA KETAHUI !
JABARKAN BESARAN, ARAH SERTA GARIS KERJA DARI MASING.MA.
SING MUATAN YANG SAUDARA SEBUT TADI.
1l
1&f
{ t. ru$$
fur
{ ;ri[,r;i,l,p6*
I f
I
NI - 18.
dicari pada Peraturan Muatan Indonesia 1970
Kiranya penting dikemukakan bahwa muatan tersebut mempunyai
2.1. Arluatan titik atau Muatan terpusat, yaitu muatan yang glrris kerja-
Gambar 2.2 MUATAN
nya dianggap bekeda melalui satu titik, rnisalnya :
22
tir_.wl:rril ,r 1,i: i' '1:'W,Si
t,l U ,i,
3. Muatan Momen, yaitu muatan momen akibat dari muatan titik pada
- misalnya 60 kg
berat seseorang melalui kaki
konstruksi sandaran seperti pada gambar 2.2.c.
-
beratkolom pida pondasi " 5000 kg
Gaya Horizontal pada sandaran an,menyebabkan momen pada balok.
2.2. Muatan Terbagi, yaitu muatan yang bekerja pada bidang, misal-
nya: 4. Muatan Puntir, sedikit menyimpang dari pembatasan di atas; suatu gaya
- desak angin 4Okglmz non koplanar mungkin bekerja pada suatu balok sehingga menimbulkan
- tekanan air pada dinding suatu Muatan Puntir, namun masih pada batas Struktur Statik ter-
Muatan terbagi ini dapat dljabarkan lebih lanjut sebagai berikut : tentu, seperti ditunjukkan dalam gambar 2.2.d.
x lituatan terbagi rata, yaitu muatan terbagi yang dianggap sama
pada setiap satuan luas, misalnYa :
P= tlz .PH.H te
P =, ll2.c.H'kg
yang menangkap pada suatu garis keiaZl3 H dari permukaan
air. Muatan ini berbentuk segitiga.
Di samping muatan-muatan di atas terdapat pula Muatan Ter-
bagi Tidak Rata. Carilah contoh muatan demikian !
dinding
lantai Oleh karena muatan umumnya bersifat non konkuren koplanar, maka
gaya reaksi yang mengimbangi juga bersifat non konkuren koplanar. Karena
itu,perlu diciptakan tiga jenis perletakan, yaitu perletakan yang dapat me-
anak balok nahan momen, gaya vertikal dan gaya horizontal.
Berikut ini diuraikan tiga jenis perletakan yang merupakan jenis perletakan
yang umum digunakan.
Pada bab-bab selanjutnya kiranya sangat perlu memahami arti reaksi y.ang
dapat disumbangkan oleh bermacam-macam perletakan.
1A 27
lRrIWrr rq'rrlr' i ,, rJd
'iiir
"
singgung, dan kaienanya arah gaya ini akan melalui pusat poros.
Dengan demikian Reaksi apa yang dapat disumbangkan oleh perle-
takan ini ?
Andaikan suatu perletakan sendi A diletakkan pada alasnya mendatar,
dan andaikan R4 adalah reaksi yang menahan muatan padanya.
Garis kerja reaksi ini akan melalui pusat poros dan titik sentuh bidang
singgung. Dengan demikian dari reaksi ini hanya dapat diketahui titik reaksi
tangkap reaksi Ra saja, adapun besar dan arah reaksi tidak diketahui,
tergantung pada gaya yang rrrempengaruhinya.
Kedua elemen reaksi ini dapat digambarkan melalui komponen V4 dan
H4, seba8ai notasi dari Reaksi Vertikal dan Reaksi Horizontal diper-
letakan A. Perletakan demikian digambarkan dengan tanda A seperti
pada gambar 2.4.
8.2. PERLETAKAN GESER, lilrat grmbar 2.5.
Seperti halnya dengan perletakan sendi maka titik tangkap reaksi perle-
takan geser juga akan selalu melalui pusat porosnya. Apabila poros ini Gambar 2.4. Perletakan Sendi
licin seppurna maka poros ini hanya dapat meneruskan gaya yang te-
gak lurus bidang di mana poros ini diletakkan. Jadi suatu perletakan
geser akan menyumbangkan gaya reaksi yang tegak lurus bidang pada
konstruksi
mana poros itu diletakkan dan garis kerja gaya reaksi akan melalui pusat
porosnya.
Dengan demikian,.ielaslah bahwa pada perletakan geser gaya reaksinya
menangkap pada titik tertentu dan mempunyai arah tegak lurus perle-
takan, akan tetapi besamya reaksi masih belum diketahui.
Andaikan perletakan demikian diletakkan dengan alas mendatar dan
kemudian diletakkan pada salib sumbu X - Y melalui pusat poros. Apa-
bila kemudian ada gaya bekerja pada konstruksi, maka akan hanya ada Y
'i reaksi
reaksi Vertikal yang dapat disumbangkan perletakan ini sedangkan
i vertikal
reaksi Horizontal HB = 0. /T\
Perletakan demikian digambarkan sebagai A I
melalui Tihang yang bekerja melalui pusat kedua poros pada kedua
ujungnya. Karenanya suatu perletakan Tihang juga dapat memberikan Gambar 2,5, Perletakan geser.
reaksi yang menangkap pada titik tertentu dan yang mempunyai arah
tertentu pula. Perletakan dbmikian sering disebut : Pendel.
,e ,9
't ,r
tr,',',,
qt
'
v
REAKSI MACAN{ APA YANG DAPAT DISUMBANGKAN OLEH PERLE.
TAKAN JEPIT INI']
I
T Perletakan senlacalrl ini dapat meurberikan reaksi mendatar, tegak,
l11on1en dan torsi llaltlult besaruya tidak diketahui. Dengan demikian
prdr perletakarr Jepit hanya diketahui titik tangkap reaksi saja yaitu di
perletakan Jepitnya.
Perletakrn demikian dinyatakan sebagai tampak pada gambar 2.7
Gamlar 2.6. PERLETAKAN PENDEL (LI NK SUPPORT). Dari uraian tersebut dapat dimengerti bahwa Konstruksi merupakan
suatu bencla-benda (free tody) yang menahan keseimbangan antara
Muatan dan Reaksi. Oleh karena itu Muatan dan Reaksi disebut Gaya
Luar.
8.3. PERLETAKAN JEPTT
DENGAN PENGERTIAN INI GAMBARKAN KONSTRUKSI.KONSTRUKSI
Suatu jenis perletakan yang lain adalah Pejleta"kal Jepit, seperti -eanr-
SEDERHANA YANG SAUDARA INGIN PELAJARI.
gambar 2.7.
2.3. CARA MENGHITUNG REAKSI
Salah satu korrstruksi yang lazim dibahas berupa suatu balok sederhana,
yang dimuati oleh sesusun muatan seperti gambar 2.9.
Pada konstruksi demikian biasanya muatannya diketahui, sedangkan
reaksinya yang hams dicari.
{A_ flltrriltl]lflrTlllfillllltrllllilllllllY _1
.1
':o+.- - Ililllfflfllflfiililnffi
',* dr.
'*+^,-
lro
I
ln.
H"*+r- Ummnmmrofo _q,
30 3l
'r" t 'Ilr flil{',
' f,,
Konstruksi tersebut dapat digambarkan sebagai suatu benda "Free Sfabilitas Suahr Konstmksi
* body" yang dibebani Gaya-gaya Non Konkuren Koplanar. Sistim gaya-
, gaya di sini terdiri dari sejumlah gaya muatan yang diketahui dan tiga APAKAH SUATU KONSTRUKSI YANG DILETAKKAN PADA PERLETAKAN.
gaya reaksi yang tidak diketahui besaran-besarannya. PERLETAKANNYA SERTA MEMENUHI SYARAT PERSAMAAN STATIK
Konstruksi ini akan stabil bila sistim gaya yang bekerja padanya dalam TERTENTU SELALU STABIL'I ,
keadaan Seimbang. Sistim gaya-gaya yang Non Konkuren Koplanar ini Suatu struktur masih mungkin tidak stabil sekalipun telah memenuhi
akan seimbang bila memenuhi syarat Keseimbangan Statik, yakni : syarat persamaan statft tertentu. Kondisi demikian dapat dilihat pada
gambar 2.10.
EX=0
>Y =Q
EM=0
Ketiga pefsamaan syarat keseimbangan di atas disebut : Persamann Sta-
. tik tertentu. Pada gambar 2.9 dapat dilihat gaya reaksi yang dicari,
yakni VA ,HA dan Vg.
Secara matematika ketiga reaksi tersebut dapat dihitung dengan meng-
gunakan ketiga persamaan statik tertentu di atas.
32 ??
1t',, rlYwr
.i.
{,
-w
2.4. BEBERAPA KASUS. Kasus 3. Kantilever
# Carilah reaksi-reaksi perletakan dari berbagai konstruksi pada kasus
di bawah ini.
Kasus 1. Kantilever
yfD Suatu kantilevergambar 3,dibe-
bani muatan momen M2 dan
Suatu kantilever Yang dibebani M2.
muatan terpusat P, sePerti Pada Carilah reaksi-reaksinya !
gambar 1.
Carilah reaksinYa' Gambar 3.
Mfl
Penyelesaian :
)X=t0 + HB =0
, Gambar 1. xY=0- VB =0
Pada konstruksi demik ian gaya reaksi hanya terdapat pada perletakan >Mi=O -------+ Mfi = "Ml +M2
Jepit B berupa reaksi vertikal Vg dan momen jepit Mg.
DAPAT DISIMPULKAN BAHWA BESARNYA REAKSI PERLETAKAN AKIBAT
Dengan persamaan statik tertentu dapat dicari :
MUATAN MOMEN TIDAK TERGANTUNG PADA TITIK TANGKAP MOMEN
2X=0 -+ HB=0 PADA KONSTRUKSI.
xY=0 ----+ Vg-P=0 >VB -P
Kasus 4. Kantilever
2Mg=0 P.t+Mro=0 +MBo= P.,
o Suatu Kantilever dibebani
KaSus 2. Kantilever Mg
muatan segi tiga seperti pa-
da gambar 4.
Suatu kantilever yang dibebani muat-
Carilah reaksi-reaksinya.
an terbagi rata, sePerti gambar 2.
Dengan menggunakan hasil hitungan
_ ___8_ __ ,_,__ __1.
VA
*, o
l'lB di atas dapat diselesaikan sebagai
Gambar 4.
berikut.
Bila pada suatu titik X, sejauh x dari
J .,___ -- Penyelesaian :
A terdapat elemen q.dx, maka de-
Gambar 2. ngan menggunakan integrasi utrtuk >X = 0 -----> H^ = -f\
0
seluruh ,Y = 0 ------+ VA" = t/;qb.
muatan didapat : ,Mi = o ---? Mi = Y,qb(a+213b).
VB = .fo"g.dx = o.*/" = o.u BERAPA BESAR REAKSI tsILA A =O?
Bila a = 0, berarti | =[, sehingga reaksi reaksi menjadi :
MBo= { O.dx(
a
l-x)=q(l.x-ll2x2)f" HA=o
q.d ( l-ll2a\ VA = YrqQ
Mi = tl3 qa
Bilaa= [ +VB= q.l dan ' M; = tl2 q.P
HITUNGLAH REAKSI.REAKSI BILA PERLETAKAN JEPITNYA DI B, SEDANG
Bilaa= 1/2 1---+Vr= ll2 q.l dan Mi = 318 q.lz UruNG A BEBAS !
34 35
iv.4Fr.r,q
r
!,
M3
Gambar 7.
Penyelesaian : Muatan merata terbagi rata q dapat diganti dengan Penyelesaian :
Q = q.a. yang menangkap ditengah AB.
, Pada konstruksi dnmikian reaksi-reaksi terdapat pada perletakan $ b"-
Akibat gaya ini menimbulkan reaksi :
rupa reaksi ve.ltikal V4 dan horizontal H6, dan reaksi pada perletakan
EH = 0 € HC = q.a. B berupa reaksi vertikal Vg.
:: u = 0 Va = 0' Selanjutnya balok AB dianggap sebagai "Freebody" akan seimbang di
>MA = G* MB = Yrq,.a2 dalam sistim gaya-gaya luar. Sistim ini akan seimbang bila :
V,r= b P
rll
,4 lr
"
i4;-1--, Setelah memperhatikan penyelesaiap di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Semua gayahorizontal akan ditahan hanya oleh perletakan sendi
saja.
2. Reaksi-reaksi vertikal didapat ,dengan menggunakan persamaan nio-
men terhadap salah satu titik perletakan, misalnya :
E M-t = 0 akan menghasilkan Vg Yaitu :
Xr/ Vg.l.+P.a = P
menghasilkan : Vg = 3. P
Penyelesaian : P dapat diuraikan menjadi Py = P cos a dan Py = Psin a.
Akibat dai gaya-gaya urai ini diperoleh reaksi- rehksi,
0
o
X MB = dengan caru yangsama menghasilkan :
35 ?"1
r I
1'rsl ,rif
:lFrBtq4r$fl t{sil}!r:rrun*
vB
Dengan cara yang sama seperti kaasus 7 rnenghasilkan :
vA=+.vr*i Y2.
Penyelesaian :
Carilah reaksi-reaksi perletakan ba- Suatu konstruksi sederhana dengan muatan tak-langsung, seperti
lok sederhana yang dibebani muatan pada gambar 14.
B mornen, gambar 12. Diminta menghitung reaksi perletakan.
Penyelesaian :
B
Menurut pengertian muatan tak-
langsung bebanP dirambatkan pada
Gambar 12. balok induk melalui anek balok
I dan 2. Oleh karena itu P perlu
Penyelesaian :
Q= 5u diuraikan ke dalam gayaP 1 dan P2,
XMR = 0 *-M-VB.I =0 yaitu gaya yang disalurkan melalui
vB, M anak balok I dan 2.
I Dari hitungan diperoleh :
)Mg = 0 =0
-_-->-M+VA.I P,,u= 2u-a P
VA =i4a D a-u D
Tanda negatif pada hitungan di atas berarti arah gaya pada gambar terbalik.
l)
-u-
--
! I .
V^
.A = 4u.P, * 3l Pr (a)
at
VB= u'Pr+2u'Pz (b)
e
Gambar 13.
Subtitusikan P1 dan P2 ke dalam persamaan (a) dan (b), didapat i
Penyelesaian
\/vA- aV . L_g.. '- p + 3.r . u - u p =Su_=_g_.p= I - a.p
Dengan cara yang sama dapat dihitung :
[ u l. u 9. ---t-'-
V^
Aa.= L{
2u-a .p+2u.a-u.p=g.P
vB= +I vB=
t ^[u9.
Dari kasus 12 dan l3 di atas dapat disimpulkan bahwa : Dari hitungan ini dapat disimpulkan bahwa nilai tersebut sama saja dengan
1. reaksi pada tumpuan akibat muatan momen akan berupa momen nilai dari Kasus 7 , yaitu bila muatannya dihitung secara langsung.
kopel. Apabila bebannya berupa muatan terbagi rat:a, cara menghitung reaksi
2. Besarnya reaksi tidak tergantung dari letak momen. perletakannya tidak berb"da dengan cara muatan langsung.
40
SOAL. Carilah dengan cara grafik reaksi-reaksi perletakan dari struktur di ba-
1. Berdasarkan P.M.I l97l berapa berat satuan beban-beban tersebut wah ini dengan ketentuan : .
1, O]
O]
^i
5no.* 2,00 2,00
Sejumlah mahasiswa melakukan percobaan di laboratorium, dan men-
dapatkan data pengukuran sebagai tersebut di bawah.
Berapa besar reaksi pertretakan rnenurut hasil percobaan itu ?
P = 2500 kg
P = 800 kg/m' )+ \
K= 1200kg
t"
E-)t
l2'oo
I
lpo'4oo-,oo 'riil2pd
P=3ton P=3ton
@I
P
ts 2,405 5,001 600,06
p = 400 ke/m'
C 2,043 2,998 5,001 500,03
D 1,997 3,001 4,998 600,03
E 2,0a3 3,O02 5,000 600,04
10,00 5,00 2,00
4)
f l,llyiY TF{T',' i." ' l'
,
rJ,
',t'
..;:r
.,
'1.'_
.,1,,.
,/"
1.50 1.50 1.00 1.00 Timbullah pertanyaan '. Bagaimana suatu muatatx pada konstruksl dapat
menimbulkan reaksi ? '
' Bila suatu konstruksi bebas dari muatan, maka konstruksi tersebut
{
akan bebas pula dari reaksi perletakan. Bilamana kemudian suaiu kbrts-
Untuk menyelesaikan dengan ca- truksi dibebani muatan, maka perletakan segera memberi reaksi demikian
ra grafik pilihlah skala yang sehingga keseimbangan tercaPai.
kerja.
sesuai dengan kertas
l', Kiranya dapat diterima bahwa tidak ada pengantar (ntedia) lain
Ketentuan: P, = 2ton kecuali konstruksi itu sendiri yang merambatkan gaya dari muatan sarnpai
P, = 3ton kepada perletakan.,Gaya rambat inilah yang dimaksudkan sebagai Arrested
P, = 2,5 ton forces dalam pendahuluan buku ini, yang selanjutnya disebut gaya-dalam.
tg a= 413 Mekanika Teknik dimaksudkan untuk mempelajari tingkah laku konstruksi
1.50 3.00 1.00 1.00 yang menahan muatan-muatan yang direncanakan demikian sehingga
-'-- 1,00-
Gaya-Dalam harus menjamin stabilitas konstruksi tersebut, dan karenanya
harus pula menjamin keseimbangan dengan Gaya-Luar.
Analisa hitungan Gaya-Dalam seperti halnya dengan Gaya-Luar didas,qrkan
atas azas-azas gaya seperti pada Bab I. tlrutan hitungan ini dapat diurgikan
secara singkat sebagai berikut :
l. Meneiapkan dan menyederhanakan konstruksi menjadi suatu sistim''ri
yang memenuhi syarat yang dimintakan'
2. ivlenetapkan muatan yang bekerja pada konstruksi ini.
3. Menghitung Keseimbangan Luar.
4. Menghitung Keseimbangan Dalam.
5. Memeriksa kembali Senruo hitungan.
Dari uraian yang lalu dapat diciptakan berbagai konstruksi. Dan de-
wasa ini banyak konstruksi dapat dikernbangkan.
Konstruksi-konstruksi demikian seringkali terdiri dari konstruksi yang
lebihsederhana.Pemb4hasanberikutakandibatasiolehsuatukonstrr,lks.i
sederhana, statik tertentu dan koplanar, yakni suatu konstruksi yang :
l. Sumbunya berimpit dengan titik berat tampang-tampangnya ddn
merupakan garis lurus atau suatu lengkung.
2. Sumbu konstruksi, muatan dan reaksi terletak pada satu bidang.
3. Untuk sernentara dianggap sangat kaku.
45
r
Dengan syarat demikian konstruksi yang dibahas akan digambarkan sebagai Gambar 3.03. b, menggambarkan gaya P yang merambat sampai titik X
suatu garis sesuai dengan sumbu konstruksi, yang selanjutnya disebut : dan menimbulkan gafi sebesar P' dan M'.
Struktur. Apabila struktur daiam keadaan seimbang maka tiap-tiap bagian dari pada-
Apabila syarat ini dipenuhi maka struktur akan melentur murni di dalam nya harus pula daiam keadaan seimbang. Selanjutnya gaya P' dan M', harus
bidang kerja tanpa ada puntir. Pada buku ini terutama akan dibahas pula diimbangi oleh suatu gaya-dalam yang sarna besar dan berlawanan
masalah lentur. arah, yaitu gaya-dalam L I dan M1.
CARILAH KONSTRUKSI YANG PALING SEDERHANA YANG INGIN DIPE. Gaya tbrsebut merupakan sumbangan dari bagian XA yang mengimbangi
LAJARI ! gaya P' dan IU'.
Gaya-dalam yang tegak lurus sumbu ini disebut Gaya'Lintang, disingkat
Gambar 3.01
re Lx, dan momen yang menahan lentur pada bagian ini disebut Momen
Le-nrur" disingkat M1.
Dari perrbahasan di atas dapat dibedakan Gaytgaya-Dalam:
3.2. PENGERTIAN GAYA DALAM
1. yang bekerja searah sumbu balok, disebut Gaya Normal ( N)
Misalnya ada sebuah balok dijepit sa- 2. yang bekerja tegak lurus sumbu balok, disebut Gaya Lintang (L)
lah satu ujungnya dan dibebani oieh 3. yang menahan lentur sumbu balok, disebutMornen Lentur (M )
gaya P seperti pada gambar 3.02, maka Apabitra balok dalam keadaan seimbang, maka tiap-tiap bagian dari balok
dapat diduga bahwa di dalam konstruk- tersehut harus puia seimbang, dan gaya-dalam membentuk keseimbangan ini.
si tersebut timbul gaya-dalam. Dengan demikian maka Gaya-gaya-Dalam pada tiapliap bagian dari kons-
Gaya-dalam macam upakah yang ter- truksi yang stabil menjamin pula keseimbangan Gayagaya Luar.
iadi ? bagaimana arah dan garis keria- Dengan keseimbangan cii atas maka besarnya gaya-dalam dapat dihitung.
nya ? Bagaimana caranya ?
Apabila konstruksi dalam keadaan se- Perhatikan komposisi gaya-gaya yang membentuk keseimbangan ini !
imbang, maka pada suatu titik X se- Menurut pembahasan pada Bab. I dan Bab. II, Komposisi gaya-gaya yang
jauh x dari B akan timbul gaya-dalam bekerja parla konstruksi lazimnya berupa Baya-gaya non konkuren kopla-
yang mengimbangi P. nar. Suatu sistimiBaya-gaya Non Konkuren Koplanar akan seimbang bila
memenuhi syarat Tiga Persamaan Statik.
Gambar 3.02 Dengan cara matematika maka tiga gaya-dalam pada tiap-tiap tampang pada
kcnstruksi dapat diselesaikan dengan tiga persamaan statik, yang selanjut-
Gaya-Dalam yang mengirnbangtr gaya aksi ini tentunya bekerja sepanjang
nya persamaan ini disebut Persamaan Statik Tertentu.
sumbu batang sama besar dan rnengarah berlawanan dengan gaya aksi ini.
Gaya-Dalam ini disebut : Gaya Normal, disingkat N. Bila gaya aksi berbalik Gaya-dalam bekerja pada titik berat tampang sepanjang garis struktur.
arah maka berbalik pula arah Gaya Normalnya, Nilai gaya nonnal di titik X
Untuk menghitung' gaya-dalam ini diperlukan penlertian tanda. Menurut
itu dinyatakan sebagai N* . perjanjian tanda yang lazim digunakan di dalam Mekanika Teknik seperti
(U
Mx
I
Apa pula yang teriadi bila gaya aksi P M. M
Gambar 3.04
46 L1
Gaya Normal diberi tanda positif apabila gaya itu cenderung menimbulkan Dengan cara itu orn", :
sifat tarik pada batang, dan diberi tanda negatif bila giya cenderung menim- li}],y* T"ITry.ksinya
bulkan sifat tekan. VB = 20 ton
a;;iir,r"* iittt", positif apabila gaya itu cenderung menimbulkan p&: MB = 96 tM'
tah dan putaran jamm jam, dan negatif apabila gaya itu cenderung menim-
Langkah2.
bulkan kebalikannya.
Carilah ke seimbanganc-dalam !
gay'
Momen lentur diberi tanda positif apabila gaya itu menyebabkan sumbu
batang cekung ke atas, dan diberi tanda negatif apabila menyebabkan sum-
Apabila konstruksi stabil, gaya apakah yang terjadi pada tam-
pang I dan berapa besar gaya-gaya tersebut ?
bu batang cekung ke bawah.
Dengan memandang bagian AI sebagai "Free body" yang ser
Tanda-tanda ini dapat diikhtisarkan seperti ganrbar 3.04.d imbang, tampaklah gay a-gay a- dalam yang harus mengimbangi
Banyak dijumpai balok terletak horizontal, dan dengan mudah per- gaya-luar.
janjian ini dapat digunakan. Namun seringkali dijumpai pula batang berdiri
Dengan persamaan statik tertentu dapat dihitung :
tegak, dan tanda-tanda gaya-dalam perlu disesuaikan.
>H = 0* 6- Nl = 0 *NI = 6ton
>V = 0-+-8+ LI = 0 = 8ton
3.3. CARA MENGHTTUNG -*LI
XMI= 0-----+-$.1+MI= 0+l\{I= 8ton
,Struktur yang paling sederhana yang lazim dipelajari berupa sebuah
balok pederhana ini disebabkan karena konstruksi bangunan umumnya Mengingat tanda gaya-dalam telah ditetapkan di dalam perjanjian maka
terdiri dari bagian-bagian berupa balok. hasil hitungan di atas perlu diteliti. Dari penelitian ini diperoleh :
, Dengan mempelajari sifat-sifat balok ini diharapkan dapat dipelajari
lebih lanjut bentuk-bentuk konstruksi lain seperti konstruksi portal, rangka
NI = -6ton
batang atau konstruksi gabungan balok sepanjang masih dalam batas kons-
L; = -8ton
truksi statik tertentu.
MI = -Ston
Untuk methfelajari sifat-sifat itu, berikut ini akan diuraikan kasus- Hitungan di atas didapat dengan cara meneliti keseimbangan bagian sebelah
kasus struktur liang sangat dasar. kiri potongan I - l. Bagaimana hitungan tersebut bila ditinjau keseimbang-
an bagian sebelah knnan ? Carilnh sendiri ! Dan cabalah puk mencari gaya-
CARA HITUNGAN dalam tampang II !
Nilai gaya-dalam pada potongan II * II
NII= - 6tbn
J,ffi,"Jl r Sebuah kantilever dibebani muatan LU = -24 ktn
Fl = 10 ton dengan membentuk sudut MII = '-56 tM
0 terhadap AB, dan P2 = 12 ton pada
titik C, seperti gambar 3.05.
Tg a = 0,75.
Tentukan besarnya gaya norrnal, gaya
\MB
lintang dan momen lentur di titik I
dan II.
ftfn'
Langkah l.
vB
C
Carilah keseimbangan gaya luar !
Py=8ton
Selanjutnya carilah reaksi-reaksinya seperti contoh pada Bab I[.
48 49
r
3.4. DIAGRAM GAYA NORMAL, GA.YA LINTANC DAN MOMEN LENTUR Dengan memasukkan nilai x yang berlaku bagi masing-masing persamaan di
Apabila sebuah balok sederhana dibebani muatan tetap, kiranya perlu atas dapat dibuat daftar gaya-dalam sebagai berikut :
diselidiki Gaya-Dalam apakah ))ang teriadi pada tiap-tiap titik sumbu ?
Nx Lx Mx
0 -6 l0 o
Andaikan balok yang akan di- 2 -6 6 l6
P=101 pelajari berupa batang AB 4 -6 2
1
24
yang dibebani muatan sebagai 6 -6 .'
24
terlukis di dalam gambar 3.06. 8 -6 20
Hitunglah gaya-dalam pada se- r0 0 -10 0
tiap titik. dari sumbu batang
tersebut ! Berdasarkan persamaan-persamaan di atas dan daftar gaya-dalam dapat di-
Tsa= 413. gambarkan diagram gaya-dalam.
.IX
Langkah l. Carilah keseim-
Gaya-Luar.
P dapat diuraikan menjadi :
PX=6tondanPy=8ton
CATATAN
Jadi nilai Ny, L1 dan M* di atas adalah fungsi aljabar yang dapat di-
gambarkan dalam bidang salib sumbu XY, seperti dilukis dalam
gambar 3.06.c, d,e yang disebut garis normal, garis yang lintanS, dan
Selanjutnya pada batas 8 ( x( 10, berlaku :
garis momen.
Nx =Q (3.4.3a) Bidang yang dibatasi oleh absis dan garis tersebut disebut : Bidang
I"x = - l0 (3.4.3b) Normal, Bidang Gaya Lintang dan Bidang Momen, secara keseluruhan
Mx = -10x+100
f$:.i disebut : Diagram Gaya-Dalam
50 ) 5l
!' ".
Persamaan di atas berlaku bag. gaya dalam pada balok antara 0 dan 6. Misalnya :
Dengan uraian di atas persamaan gaya-dalam pada batas 0 ( x ( 6 a. Carilah nilai maksimumf minimum dari persamum momen
berlaku : (3.4.1.c)
N" = *6 (3.4.1a\ Y*= -x2 + 10x
Lx = -2x+10 (3.4.1b) Nilai makximum itu dapat dicari dengan menarik garis singgung
M* = -xz+lox (3.4.1c) persamaan tersebut mendatar, yang setelah diselesaikan didapat
x=5.
BAGAIMANA BENTUK PERSAMAAN SELANJUTNYA UNTUK TAMPANG
Berarti gI = o. atau dY = - 2x * 1o = o.
X2 DAN X3 ? DAN BAGAIMANA PUL.A BATAS BERLAKUNYA ? dx dx
Dengan cara yang sama dapat diturunkan pula persamaan gaya-dalam Hal ini berarti bahwa nilai momen maksimum terletak pada titik
pada batas 6 ( x 8, berlaku
=< . x = 5. Bila nilai ini dimasukkan ke dalam persamaan (3.4.1c) akan
N* = -6 (3.4.2a) didapat :
Dengan pengertian di
atas kiranya perlu diteliti nilai batas,yarig ber- b. Di mana letak momen lentur = 0 ?
laku bagi periamaan yang berbatasan. Hai ini dapat dipelajari dari Momen lentur sama dengan nol, bila persamaan ('1'4'lc) tersebut
daftar berikut. memotong sumbu X, berarti
Y* = -*2 +10x = 0
niiai gaya nilai gaya-dalam dari atau Yr, = -x(x - 101= 6
x dalam persarnaan (3.4.1) persamaan (3.4.2)
Persamaan ini menunjukkan bahwa momen lentur sama dengan
Nx nol pada xl = 0 danx2= l0 M. Nilai manakahyang berlaku ?
-6.| -6"\ c. Selidikilah nilai-nilai batas gaya,-lintang !
Lx
Mx 24 24 Pada soal di atas tidak terdapat nilai Gaya-Lintang makximum,
karena persamaan tersebut merupakan garis linier.
persamaan (3.4.2) persamaan (3.4.3) Nilai tersebut sama dengan nol, bila persamaan (3.4.1.b) tersebut
memotong sumbu X yang berarti.
Nx
Lx
-6
_L
-0 Yl=2x+10=0ataux=5
-10 Berarti nilai Gaya-Lintang sama dengan nol terletak pada x = 5m.
Mx +20 +20
I'erjanjian tanda pada diagrarn
Dengan demikian dalam menghitung gaya-dalam perlu diteliti harga
Untuk memperoleh kesamaan diagram lazimnya ditetapkan perjanjian
batas tersebut: Sebagai contoh Lx di titik D dari persamaan (3.4.2)
tanda sebagai berikut
berbeda dari Ln pada persamaan (3.4.3). Untuk membedakannya
dinyatakan sebagai LO.ti dan Lp.1, , singkatan dari Gaya Lintang di Gaya Tanda diagram
D sebelah kiri dan Gaya Lintang di D sebelah kanan. dalam Positif Negatif
Nilai l\{aksirnum clan Minimum Normal ke atas ke bawah
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai gaya-dalam dapat Lintang ke atas ke bal-:ah
dinyatakan sebagai persamaan aljabar, dan karenanya dapat dicari Momen lentui ke bawah ke atas
nilai batas maksimum/minimum.
52 53
r \
l. ' I{:I{,S1F'IF"i1I5?E
Pada akhir pembahasan yang lalu timbul pertanyaan apakah ada hu- Gaya-Lintang merupakan fungsi turunan dari momen lentur, dan be-
btmgan antdra muatan, gaya lintang dan mome n lentur ? ban merupakan fungsi turunan dari gaya-iintang. Atau sebaliknya
gaya-lintang merupakan jumlah integrasi dari beban, dan momen len-
Untuk membahas pertanyaan terserut, pelajarilah suatu struktur
sederhana yang dibebani muatan penuh terbagi rata, seperti terlukis pada tur merupakan jumlah integrasi dari gaya-lintag.
gambar 3.07. 'xM..
Jika, = merupakan fungsi pangkat dua.
Selidikilah gaya-dalam yang terjadi di suatu titik m; sejauh x dari titik A. dM
fungsi linear.
Dan bandingkanlah nilai tersebut dengan gaya-dalam di titik n sejauh jarak dx
deferensi dx dari m. dL
Gaya-dalam di m dapat dihitung se- ox = -q fungsi tetaP.
AW
/\g
besar:
Mm = VA.r- ll2q2=^
atau sebaliknya.
Q1 = -qfungsitetap.
-
112 qlx ll2 qxz (3.s. I )
Lx
Lm = l12ql*qx (3.s.2\ C q x.dx fungsi linear.
Mx lI! ox,ax fungsi Parabola.
Gaya-dalam di n dapat dihitung sebe-
SAI :
54 55
Mr= VA'* - Y, q,.*2 = Yz qlx - /, q.*2 Kasus l.
L*= dM- V4 * ex= lz ql .- qx. Suatu kantilever dibebani muatan
titik P = 1,5 ton, sepe.rtigambar 1 .
d"
Selanjutnya dapat dicari nilai batas persamaan itu, seperti momen Diminta:
maksimum, momen minimum, letak momen lentur sama dengan nol, a. menghitung reaksi n&rlet4kan.
gaya-lintang sama dengan nol dan sebagainya. b. menurunkan persamflqn gaya-da-
Untuk. mencari nilai momen maksimum perlu menarik garis singgnng 7,s lam.
pada puncak lengkungan itu. Garis singgung yang dimaksudkan adalah: c. menggambarkan diagam bri$ans
momen lentur dan gaya lidtang.
dM
dx
=u (3.s.10) Penyelesaian.
a. Keseimbangan-Luar.
Persamaan (3.5.10) di atas menunjukkan bahwa momen lentur maksimum
BIDANG M
VB= P = l,5ltgp.
terletak pada gaya-lintang sama dengan nol.'
BIDANG L
MB= P.5 = 7,5 td--h,,.
Nilainilai lain dapat diselesaikan secara a'-;abar biasa. Penyelesaian b. Kescimbangan-Dal4gt. '
s6
r '.,,'.11
Kasus 2. Suatu kantilever dibebani muatan Kasus 3. Karrtilever. Suatu kantilever dibebani muatan
terbagi rata Q, seperti pada gambat 2. momen IVI, yang menangkap pada
Diminta: suatu titik C pada batang, sePerti
pada gambar 3.
a. menghitung reaksi perletakan.
b. menurunkan persamaan gaya-da-
Diminta:
a. menghitung reaksi perletakan.
lam.
q.a(l-Yza\ b. menurunkan persamaan gaya-da'
| c. menggambarkan diagram bidang
lam.
momen dan gaya lintang.
c. menggambarkan diagram bidang
Penyelesaian . momen lentur dan gaya lintang.
a. Keseimbangan-Luar. Penyelesaian.
Setelah dihitung dapat : a. Keseimbangan Luar.
BIDANG M
BIDANG M
VB = q.a. Dari perhitungan diperoleh reaksi:
MB = q.a.(b + 112 a). vB= o
b. Keseimban gan-Dalam.
BIDANG L
MB= M
02x2o Mx= - 1l2qxz b. Keseimbangan-Dalam.
Lr=- qx. Gambar 3
0(x(a M* = 0
a2{21 Mx=q.a(xYza) Lx-o
L* = -, ea. a(x(l M* = M
Lx=Q
Gambar 2.
xMxLx
0
5R 59
r .ry
Kasus 4. Balok di atas dua perletakan. \ Kasus 5. Balok dengan muatau terbagi rata.
Suatu balok sederhana terletak di atas dua perletakan dibebani Suatu balok sederhana terletak di-
muatan titik = 2 ton, seperti pada gambar 4.
P q atas dua tumpuan dibebani muatan
Diminta : a. menghitung reaksi perletakan. 1- mlWffiUlromm B terbagi rata q, seperti pada gambar 5.
b. menurunkan persamaan gaya-dalam. ,i '].-f - Dirninta :
c. menggambarkan diagram bidang momen dan gaya tii;at b
a. menghitung reaksi perletakan.
b. menurunkan persamaan gaya-da;
Iintang. I I BIDANG Ml
lam.
c. menggambarkan diagram gayaJin-
Penyelesaian.
tang dan momen lentur.
a. Keseimbanngan luar. Penyelesaian.
VA = blL.P = 0,8ton a. Keseimbangan-Luar.
VB = llQ.P = l,2ton Berdasarkan hitungan pada Kasus
b. Keseimbangan dalam. 9, Bab II, didapat reaksi perle-
62x20. Mx = 0,8x takan :
Lx = o'8 vA= b+2c.qb
l0)x)6.M* = 1,2(x-10) 29
Lx = l'2 VD = b+2a.qb
-D
c. Dari persamaan tersebut dapat di- 29
buat daftar gaya-dalam sebagai y, q. b. Keseimbangan-Dalam.
berikut.
0(x(a Mx =VA.x
Mx Lx
Lx =VA
L0 .|
0 0,8
a(x((a+b) Mx= VA.*- ll2. q (x-a)2
1,6 0,8
4 a^
3rZ 0,8 r,x = VA-q (x-a)
6 4,8 o,8l-t,2 (a+b)(x( I = -Vs(x- l)
I\,[x
t,2 8 )l
- 1,2 Lx= -vB
Gambar 4.
10 0 - 1.2
C. Diagram Bidang Momen dan Gaya Lintang'
Perlu diperhatikan nilai batas pada x = 6, di titik tersebut terdapat Dari persamaan di atas dapat dilukiskan diagram gaya-dalam'
nilai L* 1iri, Lx kanan dan M*u" = 4,8 tM.
Apabila bebannya merupakan muatan penuh terbagi rata maka di-
pada
dapatkan Mmu, = 1/8. ql2, ditengah bentang seperti terlihat
gambar 5.c.
60
r ,r,.{lfl-e i.r.ffi' ,i,1"-
Mx Lx
l0 - 5,0 -0,6 l*3,0
t2 0 + 3,0
Gambar 5 00 M/t
^10 1,,** Mle
Mle
Perhatikan nilai gaya-lintang pada bata:, .< = 10,00.
o.r. 63
r a'; . 'ffi.
l(x(([+e) Mx
Gambar 8
Gambar 9.
M
Mx ==q.({+e-x)2 9.
Lx =+/2.q.([+e-x). ! -y -MI
c. Daii persamaan tersebut perlu dipelajari nilai-nilai batas;
dan sekaligus disusun daftar gaya-dalam sehingga dapat di- ([+e) -tr,t 0
lukiskan diagram gaya-dalam.
Dari persamaan dan daftar gaya
dalam tersebut dapat' dibuat dia_
gram gaya-dalam.
64 65
r i ,t,"., .l , : , . -,i, 'r'st.{
Kasus 10, Konstrulsi Balok Tak Langsung. teruskan oleh anak balok I dan2, yaitu
:
Diminta:
itu diagram momen lenturnya akan berbentuk garis lurus sedangkan
diagram gaya lintangnya berupa garis mendatar.
a. menghitung reaksi Perletakan'
Dengan demikian diagram momennya didapat dengan cara menghubungkan
b. menurunkan persamaan gaYa-da-
ordinat IU, dan M, yang diperoleh dari persamaan momen lentur, bila
lam.
konstruksi diarrggap sebagai konstruksi langsung. Dengap pendekatan y4ng
c. menggambar diagram'bidang mo-
sama diperoleh pula diagram gaya-lintang di daerah 1.2, seperti terlihat
men dan bidang gaYa lintang.
pada gambar l0.c dan gambar 10.d.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa diagram gaya-dalam
Penyelesaian : pada konstruksi muatan tak langsung dapat dicari dari diagram konstruksi
a. Keserrnbangan-Luar. muatan langsung dengan mengadakan penyesuaian mengingat sifat kons-
Dari kasr..rs pada Bab II telah di- truksi muatan tak langsung.
bahas bahwa reaksi perletakan
pada konstruksi balok tak lang- PERHATIKAN !
sung sama saja dengan cara Dari bahasan di afas tampak bahwa momen maksimum pada sistim
muatan langsung. Jadi reaksi. konstruksi muatan tak langsung lebih kecil dari momen maksimum bila
vA= b FdanVg=+.t
T
Gambar 10.
b. Keseimbangan-Dalam.
Berhubung konstruksi ini merupakan konstruksi tak langsnng
maka batas persamaan gaya-dalarn ditetapkan atas pengaruh gaya
yang merupakan pada balok induk. Dalam soal ini b4tas tersebut
adalah sebagai berikut.
Mx = Vu.*
Lx=vA
2u ( x ( I Pada bagian inipun gaya-dalam yang berlaku trerupa :
66 61
:rti ) ff \11' rirlt)
Kasus I 1 Konstruksi balok tak langsung depgan muatan terbagi rata. Dari reaksi anak balok tersdbut dapat dihitung gaya yang diteruskan
kepada balok induk berupa
dalam
b. menghitung persamaan gaya- Reaksi-reaksi tersebut akan menimbulkan rnomen lentur di titik 0,
c. menggambar diagram gaya- 1,2, 3,4, 5 dan 6 sebagai berikut :
dalam. Mo= 0
Mr = ll?qlu - ll2 qu2
M5 Mz= qlu 2 qu'
M3 l% glu 4Yz qu2
vA''o BIDANG M Diminta: M4 2 qlu 8 qu'
a. I(esimpulan-Luar. Ms 2/z qlu 12% qfi
I(arena konstruksi dan be- M6 3 qlu 18 qu2= 0
BIDANG L bannya simetri maka reaksi
dapat dihitungkan sebagai: BANDINGKAN NILAI.NILAI TERSEBUT BILA MUATANT{YA LANGSUNG !
VA = VB = l12 q.L
, Bila muatannya langsung berlaku M* = - Y,
qx' + VA x, yang
merupakan persamaan parabola.
Gambar 11' vB-t6 Dengan persamaan tersebut dapat dicari momen lentur di titik 0 , I o 2, 3 , 4,
5 dan 6. Cobalah sendiri / Maka akan didapat nilai-nilai ordinat rnomen len-
b. Keseimbangan-Dalam. tur di atas !
Telah dimengerti bahwa konstruksi ini dibagi oleh anak balok menjadi
bagian-bagian, yang tiap-tiap bagian merupakan konstruksi balok Dengan demikian cara menggambarkan diagram momen lentun untuk
sederhana. Dengan demikian muatan apapun yang dibebankan pada konstruksi rnua,tan tak langsung dapat ditarik da,ri diagram rnornen lentur
konstruksi tak langsung akan selalu diteruskan dalam bentuk muatan konstruksi mfiatan langsung yang dipotong oleh garis-garis lurus sesuai
titik. Dan oleh karenanya bentuk diagram momennya tidak akan meru- dengan letak''anak balok, seperti yang ditunjukkan di dalam gambar 11.
pakan garis lengkung, melainkan garis lurus, dan diagram gayaJintang Denqan pendekatan yang sama dapat diselesaikan diagram gaya lin-
akan merupakan garis mendatar. tangnya.
Setelah dihitung tiap-tiap bagian akan didapat nilai reaksi pada anak
balok seperti :
r0r = tro = ll2 q. u
rr2 = tzr = ll2 . q. u
tzt = rtz = ll2 q. u
fsc = Ics = ll2. q. u
fss = fsn = ll2 q. u
fse=res=ll2.q.u{
68 6D
Kasus 12, Konstruksi balok miring dengan beban terpusat'
. Suatu balok miring dibebani muatan titik P, seperti pada gamoar 12.
Di.minta : a. .menghitung reaksi perletakan'
b. menurunkan Persamaan gaya dalam'
c. menggambar diagram gaYa dalam'
Penyelesaian : BIDANG M
a. Keseimbangan luar.
Bebanpadasoalinimerupakanbebanyangtidakte8aklurussumbu
tegak lurus
balok. Demikian pula arah reaksi perletakan geser tidak
sumbu balok. Kakalu dihitung akan diperoleh :
v^A1= b P
vB=3'P BIDANG L
7l
f'""
lentur di tilik X tersebut ? Kasus 14. Konstruksi Gerber.
Dalam rRencari momen lentur hendaknya tidak dipengaruhi oleh letak Dalam usaha mendapatkan konstruksi yang lebih ringan namun mem-
sumbu balok yang miring, untuk momen lentur cukup dicari hasil punyai kemampuan yang lebih tinggi, diciptakan konstruksi yang lazim
kali re-aksi perletakan V6 kali jarak x dikurangi akibat beban, yaitu disebut Konstruksi Gerber.
MX = VA.* - Yz qxz
Konstruksi ir,i merupakan konstruksi balok di atas beberapa tumpuan,
Oleh karrinanya beban merupakan muatan terbagi rata, maka berlaku : yang merllpakan gabungan konstruksi balok dengan pinggui yang disam-
0 x 8 Y" =Yl.* Yr.q.*' (13,1)
bung dengan balok lain oleh sendi.
Lx =Vl.cosa-q.x
^ = Ori-qlx)cosa= Lfcos . cos ct=dM.coscv
Untrlk sementara dapat diungkapkal bahwa suatu momen lentur yang
tr besar menuntut ukuran konstruksi yang besar pula. Dari kasus-kasus yang
Nx =VA.sina-o.x sinct telah dibahas dapat'diketahui bahwa besarnya momen lentur itu tergantung
^ = di - q. x)sinCI=
'dx {Msina fl3.3) pada bentang konstruksi, makin besar bentangan makin besar pula momen
lenturnya. Makin besar momen lenturnya makin besar pula ukuran kons-
Dqngan memperhatikan kqrsus-kasus di atas maka persamaan (13,1) meru- truksinya.
pakan persamaan rnomen lentur, kalau balok tersebut seolah-olah mendatar Hal .tersebut terutama sangat berpengaruh pada konstruksi yang dibebani
dengan muatan penuh terbagi rata dan panjangnya 8.00 meter. muatan terbagi rata, misalnya oleh beratnya sendiri.
Sedangkan gaya-lintangnya merupakan fungsi turunan pertama dari momen Untuk menghindari timbulnya momen lentur yang besar pada kons-
lenturnya dikalikan cos ct, dan gaya-normalnya merupakan fungsi turunan truksi yang mempunyai bentang yang lebar, seringkali digunakan penunjang
pertama momen lentur dikalikan sin c. Adapun tandanya perlu disesuaikan. di. antara dua perletakan. Sehingga konstruksi tersebut terletak di atas tiga
Dengan demikian nilai-nilai batas dapat dicari pula. perletakan. Dengan adanya perletakan ketiga itu konstruksi menjadi statik
c. Eiagram gaya-dalam. tak-tentu. untuk mengembalikan sifat konstruksi itu menjadi konstruksi
Bila angka-angka itu dimasukkan statik tertentu digunakan sambungan sendi.
q=6tlm' Misalkan suAtu konstruksi balok yang terletak di atas tiga perletakan,
ke dalam persamaan di atas, maka
B persamaan-persamaan tersebut men- yaitu satu perletakan sendi dan dua perletakan geser, seperti gambar 14.
II jadi :
Suatu konstruksi dengan perletakan demikian akan menimbulkan empat
trl= ooo Mx = 24x - 3x2 buah reaksi. Untuk mencari reaksi tersebut diperlukan empat buah persa-
I Lx = (24 - 6x) cos cr maan, sedarigkan persamaan statik-tertentu, maka konstruksi itu iarus
= 19,2 - 4,8x disambung dengan satu sendi S, agar-dengan demikian terdapat tambahan
persamaan, yaitu jumlah momen terhadap sendi S sama dengan nol.
BIDANG M Nx =-14,4 - 3,6x
448 0 0
t4,4 636 9,6 't ')
80 - 19,2 14,4
BIDANG N
Gambar 13.
7)
':1EIS[
- bagian Yang
?
vc =# P3
^cs
stabil Ada berapa pilihan untuk menjadi-
4BCD kan statik tertentu ?
vs= m P3 yang merupakan bebara bagi bagian balok ABS.
[*
Cobalah sendiri !
Pada balok ABS setelah dihitung didapat reaksi
yang stabil CD
-
Gambar 14. B
\/va =b*c.
--
Pl + P3
14
?$ffif;'
Persamaan gaya dalam pada bagian B III bila ditunrnkan dari kiri,
sebagian berikut :
Mx= 18x 24(x- 4)--12(x_ 8)+26(x-12)
= 8x -120 (la)
L*= 8
Persamaan gaya dalam pada bagian B III bila diturunkan dari sebelah vs
Kanan berbentuk sebagai berikut ,
, MB
Mr= lOxo -lB(xo -4) = -8xo+72 (2a)
L, = -8
Persamaan (la) rlan (2a) bila dibandingkan untuk titik B dirn S mem-
punyai nilai-nilai sebagai berikut :
Diagram Gaya-Dalam
Berdasarkan persamaan-persamaan yang dapat ditunrnkan di atas dapat ) t I^rl rlr .
'76
.' :lnt t-?El'
Kasus 15. I(onstruksi Gerber dengan muatan penuh terbagi rata. Setelah disubtitusikan nilai-nilai tersebut ke dalarn persamaan-persama-
Suatu konstruksi Gerber dibebani muatan terbagi rata, seperti pada an di atas dapat dibuat daftar gaya-dalam sebagai berikut :
sambar 15. Mx L*D
il Diminta : a. menghitung reaksi perletakan.
,1
b. menurunkan persamaan gaya-dalam. 0 0 5,4
c. menggambarkan grafik diagram gaya-dalam 2 8,4 J
4 12,0 0,6
ril Penyelesaian :
6 10,8 1,8
I
a. Keseimbangan luar. 8 4,8 4r2
Dengan mengingat bagian SC menumpang pada bagian ABS, dapat di- l0
hitung, -6 6,6
t2 -21,6 9
"l VC= Yr. c q l3 - 13,2 7,8
vs = 72
v t/
c q t4 -6 6,6
dan selanjutnya l5 0 5,4
(a2 -e2)-c. e ."n l8 10,8 1,8
rr
YA= - 2u l0,B
2t 1,8
24
tB-= (a+e+c)(a+e)
0 5.4
\/-
2;-'q Momen lentur maksimum diperoleh pada bagian AB dan CS. Mmax di-
b. Keseirnbangan-dalam. dapat padaLx = 0,yaitu : 5,4 - l,2x=0, didapat x = -Lt = 4,i'-
1,2
Dengan memperhatikan semua gaya-gaya luar dapat diturunkan persa- Subtitusikan nilai ini ke dalam persamaan (la) didapat M_u* =
maan gaya-dalam sebagai berikut : 12, 15 tm untuk bagian AB.
Dengan cara yang sama didapat M.r* = 12,15 tm untuk bagian SC.
0(x(a. Mx = VA.r. --Yr.q x2 ( 1a)
Selanjutnya perhatikan ! Meigapa diagram gaya-lintang pada
Lx = V4*e.x (lb)
bagian AB sejajar dengan diagram gaya-lintang bagian BC ?
a(x((a+e)
Mx= VA . x - /, .q .*' + VB (x--a) (2a\
q= l,2tlm' c
Lx= VA --q. x + VB (2b)
(a+e)(x( L.
Mx= VCG-x)-'/r.q (L-x)2 (3a)
Lx --VC + q [-x)
Y_
(3u1
bilaL=a*e*c.
Diagram gaya-dalam.
Berddsarkan persamaan-persamaan di atas dapat dibuat daftar gaya-
dalam be.serta nilalnilai batasnya.
Untuk memberikan pengertian yang baik nilai-nilai pada gambar dinya-
takan dalam angka berikut : BIDANG M
a = 12.00 m muatanq = 1,2 tfm'
c = 9.00m
e = 3.00m
Dengan angka-angka tersebut didapat V4 = 5,4 ton, Vg = l8 ton dan
V" = 5,4 ton.
5,4
78
SOAL. sejumlah mahasiswa,melakukan percobaan dilaboratorium, dan men-
1. Lukiskan diagram gaya-dalam pada soal BAB II, nomor 2a,2b, dapatkan data ukur sebagai tersebut di bawah'
2. Carilah a agar Mmin = M*u, dari struktur di bawhh ini yang dibebani nerapa besar reaksi perletakan, momen lentur maximum dan Gaya lin-
tang dititik C, menurut hasil percobaan itu
't'
. berat sendiri.
5t
11'
I at'b
,l
6. Konstruksi Gerber
3 x 4.00
12.00
ff.u'"
I
I,
J -r.m
i--_---r---_.-.I
4.00
+__lP_+
.PP P=2ton
I too
I
J."
6.00
Diminta :
82
BAB TV. STRUKTUR. PORTAL (FRAITE STRUCTURE)
4.I. PENDAHULUAN
Sejak dahulu masalah tempat untuk melindungi diri dari cuaca telah
diatasi dengan menutup dinding dan atap. Pada jaman batu dinding dan
atap dibuat dari batu, tanpa dapat dibedakan antara perletakan dan pe-
nutupnya. Suatu cara yang memisahkan penutup dari perletakannya
cendcrung menuju sistim balok dan tonggak.
Balok menumpang pada tonggak dan memikul beban atap. Tonggak meru-
pakan tiang penumpu yang berdiri tegak menahan beban dari atas me-
lalui balok. Balok semacam ini kalau dibebani akan melentur, dan akan
hanya meneruskan gaya reaksi kepada Tiang penumpu, tanpa menimbulkan
lentur di dalamnya. Tonggak itu tentu juga menahan gaya horizontal.
Pondasi tiang memikul beban atap dan berat sendiri tiang, dan menye-
barkannya ke dalam tanah, demikian sehingga menjamin agar tanah mampu
menahan seluruh beban dan membatasi penurunan.
Dewasa ini berbagai bahan bangunan telah dikembangkan seperti
bahan beton dan baja, demikian sehingga hubungan antara balok menda-
tar, tiang tegak dan pondasi dapat dijamin kualitasnya. Dengan bahan ter-
sebut dapat diciptakan hubungan antara balok dan tiang yang lebih kaku,
sehingga lentur yang terjadi pada balok akan diteruskan pula kepada tiang
dan selanjutnya ke perletakan.
Dengan cara demikian diharapkan dapat dibangun gedung bertingkat ba-
nyak vang lebih menjamin kekokohannya.
Dalam buku ini akan dibahas bangunan berbentuk portal (frame
structure). Bangunan demikian merupakan bangunan balok dan tiang
y,ang dihubungkan satu dengan yang lain secara sangat kaku. Konstruksi
demikian adalah kokoh terhadap gaya vertikal maupun terhadap gaya
horizontal, seperti pada gambar 4.01.d.
Konstruksi demikian kalau dibebani muatan terbagi rata cenderung
akan menimbulkan lendutan pada baloknya, yang mengakibatkan ujung
tiang bawah akan saling menjauhkan diri satu sama lain. Untuk mencegah
hal ini berbagai cara dapat ditempuh, antara lain dengan memberikan
"sabuk bumi" yang merupakan batang tarik seperti gambar 4.01.e.
Konstruksi portal yang dibebani muatan pada ketiga batangnya akan
mengalami lentur dan gaya normal. Gaya normalyangterjadi selalu diharap
kan bersifat tekan. Dalam perencanaan diharapkan sebanyak mungkin gaya
normal-tekan terjadi pada tiang sebagai akibat darireaksi dan lentur terjadi
pada balok sebagai akibat dari beban.
Muatan yang dibebankan kepada konstruksi akan melibatkan lentur
dan normal tekan yang perlu diperhitungkan untuk penghematan dan
efisiensi bahan yang digunakan.
r
I
I
l
j Struktur lengkung
d). Pdrtal
(\
Gothic
( \( \t
Roma Arab \
ffiH*,it
Gambar 4.01
86 87
Apabila oleh sesuatu sebab balok atas dari portal harus mendatar, setiap usaha untuk mengembalikan pergeseran kaki tiang ini memerru-
maka bentuk konstruksi demikian mungkin sudah merupakan hasil suatu kan gaya horizontal H yang mengakibatkan momen lentur pada tiang mau-
perencanaan yang efisien dan optimal. Namun konstruksi demikian masih pun baloknya. Momen lentur pada tiang akibat gaya horizohtal H sarna
dapat ditingkatkan efisiensinya bila balok bagian atas berbentuk lengkung- dengan [I.y merupakan fungsi linier. sedangkan momen lentur akibat
an atau bentuk "gabled frame". Konstruksi demikian lebih menyatu- gaya H pada balok akan sama dengan H.t, merupakan garis tetap. Diagr4m
kan fungsi balok dan tiang. gaya-dalam usaha ini dapat dipelajari pada gambar 4.02.c.
Prinsip "Gabled" ini dapat dikembangkan dengan memperpendek Namun lendutan dan putaran sudut di atas memerlukan pengetahuan
tiang dan memperbanyak segi-segi balok, sehingga menyerupai lengkungan, Ilmu Gaya Kokoh. untuk sementara ini pembahasan dibatasi pada portal
yang akan mengakibatkan bertambah besarnya gaya tekan dan akan mem- Statik Tertentu, dengan tidak memperhitungkan perubahan bangun yang
l
t perkecil lentur. Struktur demikian seringkali disebut pelengkung (Archl terjadi. Kalau ada perubahan bangun dianggap perubahan itu sangat kecil
Ciri dari bentuk ini berupa timbulnya sebanyak-banyaknya gaya normal terhadap dimensi portal, meskipun hal ini menyebabkan ukuran portal
.j pada konstruksi dan makin hilangnya momen lentur. menjadi besar, yang berarti konstruksi tidak efisien.
Bentuk demikian diperoleh dari rantai yang digantung kedua ujungnya
kemudian dibalik atau bentuk setengah lingkaran. Sehingga timbullah BUATLAH SKETSA BANGUNAN PORTAL YANG INGIN DIPELAJARI !
RR
bP Bidane N ao
'1," ,,,i"j.l:[
bentuk portal menyimpang dari bentuk segi banyak batang maka akan
timbul lentur, makin besar menyimpangnya makin besar pula momen
lentumya.
Garis yang berimpit dengan segi banyak batang disebut : Garls Tet<an
Besarnya gaya tekan horizontal digambarkan sebagai panjangnya jari-jari
kutub.
Makin tingei bentuk lengkungan makin pendek jarak kutub, berarti makin
Bidang M
Gambar 4.02.C
kecil gaya tekannya, dan makin kecil pula reaksi horizontalnya. Hal demik!
an berarti niakin ringan konstruksirrya.
Namun sukar mencari bentuk demikian karena kenyataannya gaya yang
Pada konstruksi balok atas dua tumpuan yang dibebani muatan bekerja banyak sekali macamnya.
vertikal akan menimbulkan lentur saja tanpa ada gaya nornal. Sedangkan Bentuk portal yang lazim dipelajari dapat berupa segi empat, segi tiga,
pada konstruksi Portal'yang dibebani muatan vertikal akan menimbulkan segi banyak (Gabled) atau lengkungan.
gaya lentur pada balok dan gaya normal pada tiang, bahkan pada konstruksi Portal segi empat membedakan balok dari tiang, sedangkan bentuk portal
"Gabled" yang dibebani muatan vertikal dapat menimbulkan gaya normal yang lain telah menghilangkan perbedaan itu. Karenanya pada Bab ini akan
saja. dibahas khususnya portal segi empat dan portal pelengkung.
Segi banyak batang dari lukisan kutrib merupakan contoh "Gabled Di samping bentuk-bentuk tersebut terdapat pula bentuk portal struktur
Frame" yand taik. +).
Apabila suatu portal mengikuti bentuk segi banyak batang, dengan bentuk
lengkungan ke atas, dibeba.ni gaya-gaya terpusat pada sudut-sudut tekukan,
maka batang-batang hanya akan mengalami gaya normal tekan saja, seperti PELAJARILAH SIFATSIFAT STRUKTUR TICA SENDI
gambar 4.03. Struktur tiga sendi terdiri dari dua bagian yang disambung satu dengan
yang lain oleh sendi, serta diletakkan di atas dua tumpuan sendi, seperti
MENGAPA DEMIKIAN ? APA YANG TERJADI BILA BENTUK LENGKUNGAN ganbar 4.04;
MENYIMPANG DARI SEGI BAT.IYAK BATANG ITU ?
Gambar 4.04
Cambar 4,03
Mengingat syarat kestabilan konstruksi struktur tiga sendi ini dimak-
Dari pengertian lukisan kutub dapat dipelajari bahwa segi banyak sudkan bukan struktur yang terdiri dari ciua bagian yang dihubungkan de-
batang merupakan uraian gaya-gaya muatan yang sifatnya tekan dan se- ngan tigasendiyang terletak pada safu garis lurus.
imbang. Oleh karena itu bila ada batang yang berimpit dengan gaya urai Bila bagian-bagian itu merupakan batang maka struktur ini disebut
tersebut, maka batang akan mengalami tekan dan tidak ada lentur. tsila portal tiga sendi. Bila bagian ini merupakan lengkungan maka struktur ini
disebut pelengkung tiga sendi. Bila bagian itu merupakan rangka batang,
+) Harap mempelajari lukisan kutub pada bagian akhir dari buku ini. maka struktur itu disebut rangka tiga sendi atau spandrel.
90 9I
,-q
i l,t l
It
h
I
)
Telah dibahas pada Bab yang lalu bahwa semua beban pada kons- 'lt
truksi akan diteruskan ke bumi dengan jalan sesingkat-singkatnya. Dengan
demikian muatan P akan diteruskan ke perletakan dan disebarkan ke burni B
2
nielalui bagian struktur yang kiri maupun yang kanan. Secara khayal dapat
dikatakan gaya tersebut diteruskan ke perletakan dengan jalan sesingkat-
singkatnya melalui garis lurus AS dan BS. Kedua garis itu disebut garis te,
lun juga.
A
Reaksi perletakan RA di A dan RB di B tentu akan menyesuaikan
dengan arah garis tekan ini.
Secara analisa reaksi itu dapat dicari dengan syarat xeseimbangan gaya Gambar 4.05
konkuren koplanar di titik S, yaitu ,X = 0 dan EY = 0.
Apabila konstruksi tersebut dibebani muatan p yang rnenangkap
pada titik C, seperti pada gambar 4.05.b. Bagaimana puta reiksi aan iayi- Dengan cara lukisan segitiga kutub maupun dengan cara analisa dapat
dalamnya ? dihitung besarnya reaksi perletakan. Setelah reaksi-reaksi perletakan dapat
diselesaikan, gaya-dalam dapat pula dihitung.
Reaksi perletakan B akan berimpit dengan garis tekan BS, dan reaksi
perletakan A akan menyesuaikan dengan garis AD, perpotongan antara garis Struktur portal ini dapat dikembangkan menjadi macam'macam
struktur portal yang merupakan gabungan portal dan konstruksi Gerber,
tekan BS dengan garis kerja P, sehingga tercapai keseimbangan konkuren
atau bentuk-bentuk lain.
koplanar.
Setelah reaksi dapat diselesaikan, gaya-dalam dapat pula dihitung.
Apabila struktur tiga sendi tersebut berupa "gabted" sesuai dengan RENCANAKAN STRUKTUR PORTAL YANG INGIN SAUDAR.A PEdATIT.
segi banyak batang, maka seluruh batang akan hanya menahan gaya normal t:
tekan saja, dan garis tekan yang dimaksudlcan di atas berupa segi banyak 4.3. CARA MENGHITUNG
batang tersebut, seperti gambar 4.06. Struktur portal yang akan dipelajari berbentuk lengkun$an, baik
Pada portal Gabled bentuk garis tekan dapat bermacam-macam tergantung bersifat sebagai portal yang terletak pada tumpuan sendi dan sendi-geser
pada segi banyak gayanya, sedangkan pada gabled tiga sendi hanya ada ataupun portal tiga sendi.
satu garis tekan bagi sesusun gaya-gaya, bila ketiga sendinya telah ditetap-
kan. 4.3.I. FORTALBALOK.
Sua*u portaf'pelengkung dibebani muatan *erpusat seperti pada gam-
bar 4.O7.rReaksi perletakannya berupa VA, HA , Yg YanB dapat dihitung
92 93
F
seperti pada balok sederhana, yaitu : Persamaan di atas merupakan persamaan gaya dalam yang berraku
>Mo >Mo pada balok atas dua tumpuan. Karena itu portal semacarn ini seringkali
H uo=* , vB=+ , Hb = EPr,
dianggap sebagai struktur balok biasa.
PERHATIKAN BENTUK PERSAMAAN MOMEN LENTURNYA
I Selanjutnya, dalam hal bentuk portal merupakan poftal yang terdiri
dengan Mi - momen gaya-gaya luar terhadap perletakan A. dari balok dan tiang, maka persamaan gaya-dalam di atas masih berlaku.
Hanya perlu diingat batas berlakunya persamaan-persamaan tersebut
h {
Mo
B
momen gaya-gaya luar terhadap perletakan B. mengingat bentuknya portal.
Biasanya portal demikian baloknya mendatar, sedangkan tiangnya mung-
1
Px proyeksi horisontal gaya-gaya yang bekerj a padaportal.
kin tegak mungkin pula miring. Dalam hal bentuk portalnya merupakan
Dalam hal perletakan tumpuan A dan B tidak sama tinggi masih di segi empat seperti pada gambar 4.08 Bagaimana bentuk persamaan gaya-
J
tempuh perhitungan yang sama. Hanya dalam menglritung EM$ ter- dalamnya
dapat suku v4 dan HA yang masih belum diketahui, sehingga masih PELAJARILAH KESEIMBANGAN G.A,YA.LUAR DAN KESEIMBANGAN GAYA
memerlukan persamaan satu lagi, misalnyl Z H = 0. DALAM PADA PORTAL, seperti gambar 4.08 dan 4.09.
BIDANG L
Gambar 4.0,1
94
Sebagaimana lazimnyt gayrdthm pada batas'batas AD, DE, EC dengan Mg mornen lentur pada balok akibat gaya'gaya horizontal
dan BC. C&ra mencari gaya-dalarn seperti halnya pada balok. Dengan Mx momen lentur akibat gaya vertikal pada CD yang
cara seperti itu dapat diturunkan peniamaan ssbagai berikut: dianggap seolah-olah seperti balok di atas tumpuan
AD. =,Q DE. Mx vA' * C dan D.
Lx vA Dari persarnaan tersebut tampaklah momen lentur akibat gaya hori-
\, =Q zontal pada tiang. Hal itu dapat digambarkan pada diagram seperti gam-
Nv - -vA Nx 0
bar 4.09.
Gaya horizontal ini oleh sifat translasi akan menimbulkan gaya dan
momen pada sumbu AB, oleh karena itu gaya ini akan menimbulkan
reaksi horizpntal, serta reaksi vertikal vAK dan vg6 YanE akan meru'
pakan pasangan gaya kopel yang akan mengimuangi momen yang diaki-
batkan oleh gaya Horizontal itu'
Dari pengertian tersebut dapat dihitung reaksi perletakan sebagai berikut: Bidang L Bidang N
HA '= (
Vef =t.K (arahkebawah) Gambar 4.09. Gaya horizontal K pada tiang.
Vnf =i..K
rr
-
V r/ (arahkeatas)
t ^^Lt-,. ^*a.
Kasus l. Suatu Portal dibebani muatan terbagi rata seperti parla gambar 2.
Penyelesaian.
Suatu Portal dibebani muatan P dan K, seperti pada gambar l.
a. Keseimbangan - Luar
Penyelesaian.
vA= !r., * + ,!I
I
vA = i-p
t, b
H4 p.t =
I
I
b - Dalam.
Keseimbangan
ts+"o AD. My = -HA-y
h, = -HA
Ny = -vA
\ = -HA ft.M, = -MH * Mg
Nv - -vA
= - HA.t + V4.x -!, ,*,
DE.Mx--HAh+V4-x
Lx=vA Lx = V4-ex
Nx = -( Nx = *HA
EC. Mx = V6;x -P(x-a)-H
m (dijabarkan dari B)
I
Lx = VA-P M,,=tpy2
v2
Nx - -K BIDANG L
\ = -pv
BTDANG M c. Dari persamaan tersebut dapat dilu- Nv - -vB
kiskan diagram gaya dalam. c. Dari persamaan-persamaan tersebut
dapat dilukiskan diagram gaya-dalam
vs
BIDANG N
BIDANG L Gambar 2
BIDANG N Gambar l.
102 tn?
, " 11 ".1,51-L'_f._r'1
ri
[tr*
Kasus 3. Kasus 4.
Bandingkan nilai-nilai gaya-dalam dari berbagai kasus di bawah ini. Suatu Portal persegi dengan satu kaki dibebani muatan P dan K,
Cocokan hasil perhitungan saudara dengan diagram berikut. seperti pada gambar 4.
Penyelesaian.
il
a. Keseimbangan - Luar.
r,VA _P.b+K.c
'rl
wru HA=K
t^fro
lro Bidang L
"^#h.^m-m",
Bidang M Bidartg N
Vg = P.a -
I
--_--
K.c
b. Keseimbangan - Dalam
a. Gaya P balok dan K pada tiang.
AE My = -HA.y
\ = -HA
yr - -VA
N.,
My = -K.c
ffi,^m-m,,
CE.
Lv -o
Nv - -vA
vr Bidang M Bidang L Bidang N
m. Mx =MII-M?
b. Gaya P pada balok dan K pada tiang. = _K.c + V4.X
Lx =vA
Nx =Q
DB. Mx = VB:(x-a)
Lx = -.vB
Nx =s
Bidang M Bidang L Bidang N Dari persamaan tersebut dapat' dilu-
kiskan diagram gaya-dalamnya.
c. Gaya P Pada balok dan K Pada tiang
Gambar 3
Gambar
104 105
,,r.,]
r,,'
I
Kasus 5 Portal tiga sendi. C. Diagram gayadalam
a. Keseimbangan Luar. A
MB - 0 setelah dihitung didapat VA = -t29 'x (ke atas)
b. Keseimbangan - Dalam.
AD , My = -HA.y DC : M* = V4'x -H,q,.t
\, = -HA Lx =vA
Ny = -vA Nx - -HA
BE ,My =HB.y EC. My = HB.y -K(y-Yrt)
t
Lv -HB ) =HB K AK
Ny =VB N, =vB
Dengarr memasukkan nilai-nilai batas dapat digambarkan diagram gaya-
dalam.
.Lr
zQ
Gambar 5
106 1o'7
rI !':4"o'
I
a. Keseimbangan -Luar.
q.*
Dari hitungan didaPat : V^
fl.
= (arah ke bawah)
2.1
Vg 9.& (arah ke atas)
2 .l'
H6 %q.t. (arah kP kiri)
HB 'aq.t. (arah ke kanan)
b. Keseimbangan -- Dalam.
AD , My = HA.Y - Yr lY2
Bidang M
\, = HA -Y'qY
NY =vA
DC' M* = - VA,* - HA't + kqt7
Lx ---vA
Nx = -Hg
BC
' My - -HB'Y Bidang L
\, = -HB
Nv - -vts
Bidang N
Gambar 6
lno
Kasus 7. Pelengkung tiga sendi.
Suatustrukturpelengkungsendiberbentuky=+ ( 1- x ) x'
tTlEifir,rrlxtTili
lz I
llo lll
.,,,
DAFTAR GAYA-DALAM
1x v tsg o sin O cos O Qo Qo sin O Qo costi - H sine H cos0 -Hy M*o a Mx N
l.J
0 0 r,33 3 5308' 0,7999 0,6000 t4,2 I 1,3586 8,s200 - 6,1992 4-6500 0 0 2,30 0 15,00
I t,26 1,185 490so' 0,7642 0,6449 t) ) 9,3232 7,8678 - 5,9225 4,9980 * 9,759'.1 t3? 1,90 3,4 14,32
2 2,37 1,037 4502', 0,7198 0,6 915 10.2 7,3420 7,05 3 3 - 5,5 184 5,3591 -18,3712 24,3 1,50 5,9 12,70
3 3,33 0,889 41038' 0,6644 0,7474 8,2 5,44 8l 6,1287 5,7923 - 25,8345 3 3,5 0,98 7,7 11,24
- 5,1491
4 4,15 0.741 36032' 0,5954 0,8034 6,2 3,6915 4,981I - 45143 6,2263 32,1496 40,7 o,37 8,s 9,92
5 4,81 0,593 30041' 0.5100 0,8601 4,2 2,1420 3,6124 - 3,9525 6,66 s8 - 3'l ,3165 4s,8 -o;34 8,5 8,8r
,l) '1,98
6 5,33 0444 23o s6' 0,4058 0,9140 0,8927 2,0108 - 3,t449 7,083s - 41,33s2 48,9 - 1,13 7,6
7 5,70 0,296 16029' 0.2838 0,95 89 0,2 0,0568 0,19r 8 - 2,1994 7 AstS - 44,2057 50,2 -2,01 6,0 7,49
8 5,93 0,148 8025' 0,1464 0,9892 * 1,8 -0,2635 - 1.7806 - 1,1346 7,6663 - 45,9280 49,3 -2,92 3A 7,40
9 6,00 0 0 0 1,0000 3,8 0 -3,8000 0 7 ,',t 500 46,5021 46,5 -3,80 0 7,75
- -
10 5,93 -0,148 - 8o25 -0,1464 0.9892 - 3,8 0.5 563 -3,75 89 |,1346 '7,6663 - 4s,9280 42,7 -2,60 -3,2 8,22
1l 5,70 -0,296 -16029 -0,2838 0.9s89 - 3,8 t,07 84 -3 ,643 8 2,1994 7,4315 - 44,2057 38,8 -1,44 -5,4 8,5 I
t2 5,3 3 0,9140 -3,8 t,5420 3,1449 7,0835 3 5,0 -0,33 -6,3 8,63
-o,444 -23056 -0,4058 -3,4732 - 41,3352
t3 4,81 -0,s93 -30o41 -0,5100 0,8601 - 3,8 1,9380 -3,2684 3,952s 6,6658 - 37,3t65 31,2 0,6 8 -6,1 8,60
t4 4,15 -0,741 -36032', -0,5 954 0,8034 -3,8 2,2625 -3,0529 4$143 6,2263 - 32,1496 27,3 1,s6 -4,8 8,49
15 3.33 -0,889 *41o38', -0,6644 0,7 474 - 3,8 2,s247 -2,8401 4,149r 5,7 923 - 2s,8345 23,5 2,31 -2,3 8,32
-7,8 5,1 823 -5,8297 - 0,68 t0,97
16 2,37 -1,037 -,4602', -0,7198 0,6 915 - 7,8 5,6144 -s,3937 s.5 784 s,3591 - 18,37 t2 l5,7 0.18 _)7 t0,97
t7 r,26 - 1,185 -49050' -0,7642 0,6449 - 7,8 5,9608 - 5,0302 5,9225 4,9980 9.7 59'l 7,8 0,89 -t.g 10,96
18 0 -1,333 -5 308' -0,7999 0,6000 -7,8 6,2392 -4,6800 6,1992 4,6500 0 0 1,52 0 10,89
sr qu PF g tr' p h
lln: h,
rn EU U 7( -.
UX; =...
ts l 7
rfl (D ^-'6
o r!' u, 8i
o 5*E i-rt,
(t
zr< ; Ol a: If o-p 5 -'u q
;'Z..r.5 F{ 0a x d ;E il < il E il < il < EE I dP E
A:
f,il[il[il]t n I
'Fil ll
i
g.*#o r-;tr ;>- o.r- gE ;;;* 3 3
I
: rEE r r I I tl I
U
EB r n r - r E ,, 3E 38EA=E
tlr 1.,
FJ' E
I*+i" Ir P F9
;.t
-[]i r
ilrr.
,f
r n rr
aI I "3"n+ -- ,r 7r X, $t H 5 "O 1EqgE
gE H3
;i; i; 3r
5 l'J t.) lt ilr r B H B 8i sH*sa
B r-Ii;i; t
X*{ ttt
aut r'k o.\ N) t.) EnE"E
(Jr
\,Eoi Lrr Ln
4
I P<58
I #
Ir r; %
E .E i ct
5oo E *< H
T i s;$
f I + $ " h e.x S + E
A FEF E
B I *g
i f _( FF
E++bAS-S
F,go.slLdE.
? te "\o F'
oo
H":[r E
,tr.,.s8
A|,orrii-|
5'ro+
;Arr E
EiloF'
F)llrFt
D]
v+
l)
:.d
Mx =-Yr.q.*Z +4x= -x2 +4x SOAL:
Lx * -Zx -l 4
Nx -o l. Pada konstruksi di bawah ini diminta :
*
" -r;re.oo
GAMBAN E
lla lt(
nlm
5.1. TENDAHULUAN
Telah dipelajari pada Bab-Bab yang lalu beberapa konstruksi balok
yang secara struktur dapat ditingkatkan kemampuannya, seperti balok
dengan pinggul, konstruksi Gerber, konstruksi muatan tak langsung serta
konstruksi portal khususnya portal yang sesuai dengan garis tekan. Kons-
truksi tersebut cenclerung menuju sistim konstruksi ringan yang mem-
punyai kemampuan tinggi.
Salah satu sistim konstruksi ringan namun lltempunyai kemampuan
yang besar berupa suatu Razgkn Batang.
Rangka batang merupakan suatu bagan terdiri dari sejumlah batang-
batang yang disambung satu dengan yang lain pada kedua ujungnya sehing-
ga membentuk satu kesatuan struktur yang kokoh. Bentuk rangka batang
dapat bermacarn-macam sesuai dengan fungsi konstruksi, seperti konstruksi
unfuk jembatan, kuda-kuda, derek, menara, dan sesuai pula dengan bahan
yang digunakan seperti baja atau kayu.
Pada Konstruksi-Berat batang konstruksi dibuat dari bahan baja,
yakni batang baja yang lazim disebut Baia Profil, seperti baja siku, baja
kanal, bajaC, baja I dan baja profil lainnya.
Rangka Konstruksi Berat yang dimaksud di atas adalah jembatan, rangka
bangunan pabrik, menara yang tinggi dan sebagainya.
Banyak pula dijumpai konstruksi rangka batang yang dibuat dari
bahan Kayu, baik berupa balok maupun papan. Konstruksi rangka kayu
ini banyak dimanfaatkan untuk kuda-kuda atap, atau konstruksi yang ter-
lindung.
Batang-batang pada konstruksi rangka-baja biasanya disambung satu
dengan yang lain dengan menggunakan las, paku keling atau baut. Sedang-
kan pada konstruksi rangka-kayu lazynnya sambungan itu dilakukan
dengan baut atau paku. Sambungan-sambungan ini dalam analisa-hitungan
dianggap sebagai sendi bebas, yaitu suatu sambungan sendi yang licin dan
bebas geseran. Sambungan itu selanjutnya disebut : Simpul. Berdasarkan
anggapan tersebut maka batang-batang pada rangka batang bersifat seperti
tumpuan pendel, sehingga padanya hanya timbul gaya aksial saja. Hal itu
akan terjadi apabila gaya-gaya menangkap pada simpul. Dengan demikian
suatu konstruksi rangka batang jika dibebani gaya pada simpul akan hanya
mengalami Gaya Normal saja,yang selanjutnya disebut Gaya Batang.
Gaya batang ini dapat bersifat tarik atau tekan.
Rangka batang demikian biasanya direncanakan berpasangan, dengan
meletakkan satu rangka disebelah yang lain, dan dihubungkan satu dengan
yang lain oleh anak balok melintang yang sekaligus menciptakan konstruksi
muatan tak langsung, seperti dilukiskan pada gambar 5.01.
111
1i'
melintang Dari pengertian itu dapat diciptakan berbagai rangka batang seperti
terlukis pada gambar 5.03.
Gambar 5.01
Selanjutnya, Bagaimana dapat menciptakan konstruksi rangka batang yang
stabil ? II tirggi
konstruksi
Bila diperhatikan bentuk rangka batang sederhana yang paling stabil
adalah sesi Tisa. Satu atau dua batang tidak dapat membentuk rangka.
Sebaliknya bentuk segi empat atau lebih tidak dapat membentuk rangka bentang
Uatang yang stabil da-n kaku. Rangka batang yang labil itu akan menjadi rangka batang sederhana
kaku bila ditambahkan diagonal.
Namun ada teknologi sambungan yang dapat menciptakan sambungan yang
kaku, seperti konstruksi "Vierendeel", yaitu rangka batang yang ter-
susun dari segi empat segi empat namun merupakan konttruksi yang kaku'
Rangka demikian tidak dibahas dalam buku ini.
tinggi
konstruksi
I \
---/ \
I \
I \
I \
bentang
rangka pelengkung
tidak stabil tidak stabil
akan stabil bila akan stabil bila
diberi batang dia- diberi dua batang
gonal AC atau BD diagonal.
bentang
VIERENDEEL rangka portal
Gambar 5.02.
Gambar 5.03.
lt8 t 10
w!tr'
I
',,
t
1,
PRATT. HOWE.
{
Rangka gabungan
t\
I
WARREN Rangka K,
BALTIMORE.
FINK" WARREN.
Dalam Bab ini akan dibahas rangka batang sederhana, yaitu rangka
batang yang memenuhi syarat berikut :
ujung sendi. Titik sambungan selanjutnya disebut Titik Simpul ' Perhatikan keseimbangan titik A, seperti ditu4iukkan di dalam gambar
atauSimpul. 5.05.a. Dari gambar tersebut dapat dianalisa bahwa gayayaigbekeda pada
Garis yang menghubungkan semua Simpul pada konstruksi rangka titik A akan konkuren-koplanar, krenanya berlaku.
disebut Garis Sistim.
2. Muatan yang bekerja pada rangka batang harus menangkap pada EX = 0
simpul. EY = 0
3. Garis Sistim dan gaya{uar harus terletak dalam satu bidang datar.
4. Rangka Batang ini harus merupakan rangka batang Statik Tertentu,
baik ditinjau dari keseimbangan luar maupun dari keseimbangan
dalam.
Dengan demikian suatu rangka batang yang terdiri dari s sendi akan
dapat menurunkan 2 s persamaan.
Gambar !'04 Bagi seluruh rangka batang yang terdiri dari m batang dan sejumlah r
reaksi perletakkan, akan mendapatkan sejumlah ( m * r ) besaran yang
Batang-batang pada rangka tersebut dapat dibagi menjadi Batang Tepi tidak diketahui.
dan Batang Pengisi, yang selanjutnya dapat diperinci sebagai berikut : Untuk menghitung (m + r) besaran ini diperlukalr (m * r) persamaan.
Dengan demikian bagi suatu konstruksi rangka batang harus dipenuhi
persyaratan-persyaratan 2 s= (m +r ) atau 2 s - m - r= 0 akan merupakan
a. Batang Tepi Atas, yaitu batang-batang 1,2,3,4, 5,6,
syarat suatu rangka batang statik-tertentu-dalam yang kaku.
b Batang Tepi Bawah, yaitu batang-batang7,8,9, 10, 11.12..
Bila 2 s - m - r ( 0, rangka akanmerupakan rangkayangtidak Kaku
c. Batang Pengisi Diagonal, yang selanjutnya disebut batang Diagno'
Bila 2 s - m -r ) 0,rangkaakanmerupakanrangkastatik-tak-tentu
nal, yaitl batang 14, 16,18, 20.
dalam.
d. Batang Pengisi Tegak, yang selanjutnya disebut batang TEGAK,
Dalam hal rangka batang diletakkan atas dua tumpuan sendi dan rol,
yaitu : batang 13, 15, l'1,19 dan21.
maka jumlah reaksi r = 3, sehingga bentuk persamaan di atas menjadi
Kiranya perlu pula diketahui ada berbagai cara menyebut nama batang 2s-m-3=0.
misalnya batang 1, batang 2, batang 3 sama dengan batang Ad, Dg, Gh
dan seterusnya. Cara memberi nama ini tergantung kepada cara menghitung
gayabatangnya. Cara-cara ini akan dibahas pada kasus'kasus pada Bab ini. 5.3. CARA MENGHITUNG
selanjutnya perlu dipelajafi Bagaimana menilai suatu rangka batang
yang kaku ? LANGKAH APA YANG DILAKUKAN UNTUK MENGHTTUNG GAYA BA,
Andaikan suatu rangka batang seperti yang ditunjukkan di dalam TANG ?
gambar 5.05 dalam keadaan seimbang, maka semua sendi harus dalam ke- Menghitung rangka batang sederhana terdiri dari 3 tahap, yakni :
adaan seimbang. Yang berarti semua titik sendi dalarn keadaan tetap. 1. memeriksa kekakuan rangka.
122 123
{Y{!,r,". F'', ,Ii:iwmt
:
2. menghitung keseimbangan luar. Bila sebagian konstruksi dalam keadaan seimbang, maka akan
3. menghitung keseimbangan dalam. tampak adanya gaya-gaya yang non-konkuren-koplanar, dan karena-
Memeriksa kekakuan rangka telah dibahas di muka, YtnE akan menilai nya bagian konstruksi akan seimbang bila memenuhi syarat ke-
seimbangan non-konkuren-koplanar.
apakahrangkaitumerupakanrangftabatangyangstatiktertentudalam.
Sedangkan menghitung keseimbangan-luar telah dibahas pula pada Sab II Di samping kedua pendekatan tersebut terdapat pula cara menghitung
yang digUnakan untuk menghitung besarnya reaksi. Adapun keseimbangan gaya batang dengan cara grafik atau cara bnalisa.
dalam dimaksudkan untuk menghitung gaya-dalam yang bekerja pada Dengan demikian untuk menghitung gaya batang dapat diselesaikan
rangka batang. dengan kombinasi dari caia di atas, yaitu :
GAYA APA YANG TERIADI DI DALAM BATANG.BATANG SUATU KE.. a. Metoda analisa keseimbangan titik.
NENCTI BATANG? b. Metoda grafik keseiwbangan titik.
Telah ditetapkan dalam batasan rangka batang sederhana, yakni
di c. Metoda analisa keseimbangan bagian.
bahwa gdya:luar yang bekerja pada rangka batang menangJcap
pada Simpul' . d. Metoda grafik keseimbangan bagian.
iliil #;gunuu*in timbulnya Gaya normnt saia pada batang. Mengapa
Lain daripada itu masih terdapat pula suatu cata yang menganggap rangka
demikian'? Terdngkan pendapa:t Siiudara !
'ieluruh simpul sebagai batang biasa, dan dengan menggunakan bidang rnomen dan gaya
Apabila konstruksi dalam keadaan seimbang -m.al5a
iintang dapat dihitung gaya batangnya.
harus i"lar" tsaOaan--selmblihg. Jika tiap-tiap simpul dalam keadaan seim-
gaya{uar dan Cara ini disebut Metoda analisa balok.
bang padallal gaya--gaya juga m-g..11angkap pada simpul, T*.u
guyu_drum: pada simpul hirrus merupakan gaya-gaya konkuren koplanar Secara keseluruhan terdapat 5 cara menghitung gayayang akan diuraikan
gaya-dalam beru-pa.gaya aksial di bawah ini.
iang seimuang. Hal ini tranya mungkin bila
yang Ueterja sepanjang sumbu batang, yang selanjutnya disebut Gaya
Batang. 5.3.I. METODE ANALISA KESEIMBANGAN TITIK.
gaya tarik'
Gaya yang diperoleh dibedakan atas gaya tekan dan
batangnya bersifat BUATLAH SKETSA RANGKA BATANG SEDERHANA UNTUK SUATU
Suatu gay.a batang akan bersifat tarik bila gaya
KONSTRUKSI JEMBATAN. CANTUMKAN GAYA.GAYA LU ARhIYA.
menarik batang dan sebaliknya akan bersifat tekan bila gaya batang ber-
sifat menekan batang. Lihat gambar 5.05.a. gayabatatg 51 bersifat tekan i{ndaikan jembatan yang dimaksud seperti gambar 5.06.
pula
"dan gaya batang s5 bersifat tilrik. Biasanya{gaya batang dinyatakan
mis"Inya 51 = - 6-tor, be-rarti gaya batang 51 sebesa.r 5 tgn dan bersifat
,,)
tekan. Demikian pula 55 -= 4 ton, berarti gaya batang 55 sebesar 4 ton dan
bersifat tarik. ,.-,r', t / |
untuk menghitung gaya batang suatu rangka dapat ditinjau dari dua /
I
pendekatan, yakni :
,t t
'i
l. Keseimbangan Titik.
Pendekatan ini memandang.bahwa bila konstruksi dalam keadaan
seimbang maka seluruh simpul harus dalam keadaan seimbang
pula. Gambar 5.06
Bila'kemr,rdian ditinjau dari keseimbangan simpul maka tiap-tiap
1. Periksalah kestabilan konstruksinya.
simpul akan merupakan keseimbangan yang harus memenuhi syarat
konkuren koPlanar. Syaratrangkayangstabil:2s - m- r=
Sedangkan dari gambar 5.06 diketahui :
2. Keseimbangan Bagian.
Pendekatan ini rnemandang, bila konstnrkei di dalam keadaan se- s= 5 o'4-*r.:; ttf ., ,,, i ,' I \t)I
Iltr = 7 *-. ..r , ^ 0 1. 1), [61 6 '.rr
imbang maka selurtrh atau sebagiarr konstruksi harus pula dalam
keadaan seimbang.
r= 3 *,, /.ll t
124 t25
': ! l.trif
r*
Setelah nilai tersebut dimasukkan ke dalam syarat kestabilan kons-
, Keseimbangan titik D Dari keseimbangan titik D ini didapat :
truksi memang benar didapat :
2.5-7-3=0 52 = -0,618P
Jadi konstruksi tersebut adalah stabil. .D- s2 56 = 0,618 P
i 2. Carilah reaksi perletakannya.
Dengan keseimbangan statik didapat :
VA=VB=0,5P Dengan cara yang sama setelah semua titik keseimbangan ditinjau
3. Carilah gaya batang. dapat diringkaskan besarnya gaya batang seluruh rangka seperti tersebut
Telah disebut di muka Bila konstruksi dalam keadaan seimbang, di dalam daftar berikut.
makn semua titik sendi harus dalam keadaan seimbang.
Tarik Tekanan
PELAJARILAH KESEIMBANGAN TITIK A.
Batang
(+) (-)
Pada titik A bekerja gaya-gaya yang konkuren koplanar, seperti yang di- st 0,618 P
gambarkan dalam sketsa di bawah ini.
s2 0,168 P
Kesimbangan titik A
S. 0,618 P
Dalam ganibar itu yang dicari 51 dan
Y 55, sedangkan V4 telah diketahui. s4 0,363 P
',.\':', -\,-'7,<
i;,
Berdasarkan keseimbangan gaya-gaya S- 0,363 P
konkuren koplanar dapat dijabarkan )
,,, f.t
''
) ..- so
persamdan : 0,618 P
'"{
, A
* Sl cos ct + 55 = 0 ..........(l) s7 0,618 P
r nx'
51 sin a + VO:0..........(2)
VA
5.3.2. T{ETODE GRAFIK KESEIMBANGAN TITIK.
V^
Dari persam aan (2) didapat St = -;;t = 0,618 P (tekan)
T'elah dibahas di depan bahwa Bila suatu rangka batang di tlalam se-
imbang maka semua sendi harus dalam keadann seimbang-
Subtitusikan hasil tersebut ke dalam persamaan (1) akan diperoleh S51S1. Karenanya tiap-tiap titik sendi berlaku keseimbangan gaya konkuren-
cos o. = 0,363 P (tarik) koplanar, dan menurut cara.grafik keadaan demikian dapat digambarkan
Jadi dari keseimbangan titik A dapat clihitung gaya batang s1 dan St. di dalam segi-banyak gayd tertutup.
Apabila rangka batang yang ditinjau berupa jembatan seperti gambar
SELANJUTNYA KESEIMBANGAN TITIK MANAKAH YANG AKAN DITIN' 5.06, maka perryelesaiarl cara grafik juga menempuh pendekatan yang sama-
JAU ? dengan cara analisa, yakni di mulai dari suatu titik sendi yang hanya:nem-
punyai dua batang yang belum diketahui gaya batangnya.
Berdasarkan pengertian keseimbangan gaya-gaya konkuren koplanar Dengan melakukan operasi cara grafik pada tiap-tiap titik sendi dapat
dapat dimengerti bahwa persamaan yang dapat diturunkan hanya akan dicari besarnya gaya batang seluruh konstruksi, seperti yang digambarkan
dapat mencari dua gayayang tidak diketahui. pada gambar no. 5.07.
Oleh karena itu carilah sebuah titik simpul yang menangkap dua batang Keseimbangan titik A, secara erafik dapat digambarkan sebagai gambar
yang belum diketahui. 5.07.e. Dari keseimbangan ini dapat dicari gaya batang S1 dan 55.
selanjutnya pindah ke titik sendi D, karena padanya hanya terdapat
dua gaya batang yang belum diketahui, yakni 52 dan 36 PERHATIKAN ARAH GAYANYA !
tae
ffifl 1Br ' :]'r.' l' i 'l
u.
.,,, I
rOA trDGDNTDALIAAf,I
Bila ditinjau dari titik A arah gaya 51 akan bersifat Tekan dan untuk 55 5.3.3. METODA ANALISA KESEIMBANGAN BAGIAN.
bersifat TARIK. Dari pembahasan yang lalu, Rangka Batang dengan Metoda Kese-
imbangan Titik, dapat dipahami bahwa cara tersebut cocok bagi Konstruksi
SELANJUT}.IYA TITIK KESEIMBANGAN MANA YANG AKAN DITINJAU ?
Rangka Sederhana dengan gaya-gaya yang sederhana pula.
MENGAPA DEMIKIAN ? Seringkali dalam menghitung gaya batang diperlukan waktu yang lebih
Keseimbangan titik D,
secara grafik dapat digambarkan seperti galn- singkat terutama bagi konstruksi yang seirama, seperti gambar 5.08.
bar 5.07.b. Dari diagram tersebut dapat dicari gaya batang S, dan So'
Demikian berturut-tumt dicari gaya batang SZ, Sa dan 53 dari leseimbE-
ngan titik B, seperti terlukis pada gambai S.0l.c. dan gambar 5.07.d.
E, dan
Dari diagram 5.07.a,b,c,d dapat dilihat adanya komponen-komponen
yang dikerjakan dua kali. Untuk tnenyederhanakan diagram-diagram ter-
sebut dapat dirangkumkan dalam satu diagram seperti gambar 5.07.e.
Untuk melengkapi diagram tersebut perlu dicantumkatl arah putaran ope-
rasi dan daftar gaya batang. Gambar 5.08
f)iagrarn yang dilengkapi ini disebut Diagram Cremona' Untuk menghitung gaya batang a, b, t C.an d dengan Metoda Keseimbangan
Untuk mengetahui lebih lanjut cara g;rafik ini dapat dipelajari bagian Titikharus melakukan operasi berturut-turut mulai dari titik simpul perle-
terakhir dari buku ini.
takan A sampai titik simpul B.
Lain daripada itu terdapat berbagai konstruksi yang sukar dipecahkan
dengan cara keseimbangan titik, seperti pada gambar 5.09.a. dan 5.09.b
va
VB
0,6 P
3l 0,6 P Gambar 5,09.a Gambar 5.09.b
c) Keseimbangan titik E
S3 0,6 P
S4 0,4 P
S5 0,4 P
0,6 P
S6 Struktur demikian sukar diselesaikan dengan cara keseimbangan titik
/1\ S7 0,6 P karena tidak ada suatu sirr;pul yang mempunyai dua gaya batang yang tidak
diketahui. Untuk mtJnyelesaikan hal tersebut digunakan metoda kese-
imbangan bagian. Bila rangka batang yang akan dipelajari seperti gambar
Garnbar 5.07 Diagrarn'Cremona
5.I0, BAGAIMANA CARA MENGHITUNG GAYA BATANG ?
129
r
ttr
t
dengan X Mo. = momen akibat gaya luar
t = tinggi konstruksi
dan gaya
-dalam
terhadap titik S.
momen terhadap titik S, yaitu pertemuan batang 52 dan Sg, untuk men-
2. Carilah perletakkau dengan lukisan,kutub.
3. Carillrh gaya batang 2 , 5 dan 8,
dapatkan 55, yaitu :
Andaikan rangka batang-batang tersebut dipotong oleh garis khayal I - I
menjadi rangka bagian kiri dan rangka bagian kanan, maka gaya batang2, S
^"5 - >Mo"
dan 8 yang bekerja pada konstruksi bagian kiri akan mengimbangi gaya luar
-T* V4 dan P1. Gaya-gaya tersebut dapat komposisi non-konkuren-koplanar.
130 131
.Oleh karena itu gaya-gaya tersebut akan saling mengimbangi bila resultan Apabila dijabarkan MH = arA. 3u - P, . 2u - Fr.u merupakan per-
gaya dalam menutup resultan gaya luar pada lukisan segi banyak Bayanya szunaan momen lentur statik tertentu bila konstnrksi cli atas dianggap se-
luar Ra dapat dicari
-urprl pada segi banyak batangnya. Resultan gayayaitu
bagai balok terletak di atas dua tumpuan.
<lengan memanfaatkan lukisan segi banyak batang menarik gaya urai
Dengan demikian besarnya gaya batang S, sama dengan besarnya momen
II dengan gaya penutup p yang bertemu dititik G. Besarnya resultan Ra lentur dititik H dibagi tinggi konstruksi, afrabila rangka batang itu diumpa-
adalah selisih dari V4dan P1 yang dapat dibaca pada lukisan segi-banyak- makan sebagai balok di atas dua tumpuan.
gaya. Dengan pendekatan yang sama gaya batang dari batang tepi yang lain
Selanjutnya resultan Ra ini harus mengimbangi gaya batang 5, 8 dan 2. dapat dihitung.
Dengan kata lain resultan tersebut harus dapat diuraikan menjadi tiga gaya
Selanjutnya, BAGAIMANA CARA MENGHITTING GAYA BATANG
5, 8 dan 2. PENGISI ?
Gaya batang 2 dan 8 berpotongan di titik s. Hal ini berarti resultan gaya
batang 2 dan 8 akan melalui titik S tersebut. Hal ini berarti pula bahwa Dengan menggunakan pengertian Ritter S. dapat dihitung sebagai
resultan Ru hanrs diuraikan menjadi gaya 5 dan sebuah gaya yang melalui berikut.
titik S, seperti yang ditunjuk di dalam gambar 5,10., yaitu menjadi gaya Mft=o
55 dan R2g. Selanjutnya gaya R2g diuraikan kembali menjadi gaya 52 dan V4.3u *Pl .2u-Pz.u -S"., -Sa.h=0
56. Dengdn demikian ketiga batang 52, 55 dan Sg dapat dicari dengan Sc=3VA-2Pr-Pr-*
keseimbangan bagian cara grafik. # H
Cara ini dikenal sebagai cara Culmann.
Persamaan ini bila diselesaikan akan diperoleh :
selanjutnya cara-cara grafik akan ditunjukkan pada bagian akhir dari buku
ini. S. = V1 pl -p2
Nilai persamaan ini sama dengan besarnya gaya lintang di F sebelah kanan,
5.3.5. MENGHTTUNG GAYA BATANG DENGAN METODA ANALISA BAI.OK.
Lp.ka,
Sebuah balok kalau dibebani muatan tegak akan melentur. Lenturan Dengan cara yang sama gaya batang diagonal, misalnya 56, dapat dr-
ini mengakibatkan serat pada lapisan di atas sumbu'akan tertekan dan serat hitung sebagai berikut.
pada lapisan di bawah sumbu akan tertarik. MoF= o
Apabila konstruksi itu berupa rangka batang seperti pada gambai 5.12,
maka konstruksi cenderung akan melentur yang mengakibatkan batang tepi = V4.2u-Pl .u-S" h
atas bersifat tekan dan batang tapi bawah bersifat tarik. Hal di atas hanya V4.2u -Fl ., - S*.h
berlaku bila arah muatannya vertikal ke bawah. sehingga 54 =
Selanjutnya, BAGAIMANA CARA MENGHITUNG GAYA BATANG
NYA ? Apabila v = sin a dan v- = cos cr , serta memasukkan nilai Su ke
Berdasarkan pengertian Ritter besarnya salah satu gaya batang, misal- uh
nya Su dapat dihitung sebagai berikut. dalam persamaan a) maka 56 dapat diselesaikan sebagai berikut.
I
56 = (V4 = I
.sa=t 2Mg - Pl - PZ). ffi; LF.ka ffi-cr
Nilai tersebut bila diukur sanna dengan panjang garis mn, pada glambar
5.12.d.
dengan EMg = jumlah momen dari gaya-gaya yang bekerja pada bagian
rangka sebelah kiri terhadap titik H.
BAGAIMANA SIFAT GAYA BATANGNYA ?
t - tinggi konstruksi Bagi gaya batang diagonal beriaku petunjuk seperti gambar 5.'t2.e.
132 l??
1),' I 'l
Batang diagonal miring negatif yang proyeksinya jatuh pada bidang gaya tlt
lintang positif akan bersifat negatif, sebaliknya batang diagonal yang miring a)
ttt
negatif yang proyeksinya jatuh pada bidang gaya lintang negatif akan trer-
sifat positif.
Bagi batang tegak berlaku petunjuk batang tegak akan bersifat tarik
bila batang tersebut terletak pada bidang gaya lintang positif dan diapit
oleh batang diagonal yang miring negatif, sebaliknya akan bersifat tekan.
b)
COBALAH MENCARI GAYA"GAYA BATANG LA]NNYA ?
batang
diagonal
miring
negatif
Gambar 5.12
t34 llS
ryq . 'r 'as$tr' ,"t"s !Y.
f l.oo
S8= EE
I
lX= 0 56 + 55 * Sg cos 45=O
Gambar l.A.
3.00 3.00 3.00 55 =56 - Sg cos 45= 5ton
VA = 4 ton.
I 5,66
V" = 5 ton. ) 4
c. MENGHITUNGGAYA BATANG. 3 7,07
METODA ANALISA KESEIMBANGAN TITIK. 4 5
Kesimbangan Titik A.
5 5
EY=0 51 sin45 + VA = 0 6 4 __
7 4
S1
,, =r# = -5,66 ton 8 1,414
9 6
EX = 0 SO-St cos 45 = 0
56 = Sl cos 45 = 4 ton.
12.'7
rw' Ijr, .:aSi
E 57' lF 4
>M- V3
I 5,6 A
,)
S.r=
zh i = 4ton(tekan)
4 3
-
3 7 Va.3
4 5- ,u=t* +3 = 4ton (tarik)
5 5- EMn vA'6 - 56'3
6 4 S?=
,h
L
= 4ton(tarik)
h
7 4
' -
8 1,4 Potongan II - il menghasilkan hitungan.
9 6- Mc vA'6 Pt.3
s.=
,h = .T-- = Ston(tarik)
o EMD ve.3 Ss.3
Gambar l.B
Diagram Cremona.
"g=_r =
T = l.4l5ton(tekan)
Potongan III - III menghasilkan hitungan.
MF vg'3
' +4 ,d 2,12
= 7 ,07 5 ton ( tekan )
i
dengan cara penyelesaiannya. Di bawah ini akan diuraikan perbandingan
dua metoda khususnya cala grafik, yaitu cara Maxwell dan cara CrEmona.
Perbandingkan kedua cara mencantumkan nama batang !
MAXWELL CREMONA
N AB I
I
BC 2
CD 3
DE 4
C
o
p
@
ab 5
-),;-t bc 6
zz f,'I I
cg 7
.J
I
I
dst dst
F1
;) I
/-
()
.i I
I
z sl /d
o -o I
I
LHS'
t)-
cr /t E: tr.,}(
q=()
d
Perhatikan pula cara operasinya !
z \ /t
tt+
/l
E0) JU€
o(6v
o / I *b Urutar, Maxwell Urutan Cremona
z
r I/
tlJ9
ca
/!
/ldF
;'s !.Y.+ a,B,b A,C,L
rq
U) t ?9
qgE "o $ra.j D,d E,N
rI]
v '= cc fit I lt ll.
dan seterusnya dan seterusnya
v ePtu olra€
r& c-> .h v) .a
d
o EHE
Hdr
td>
o OP E
o
t"
CdG,6
E>3 Pada dasarnya kedua operasi sama saja, hal itu tampak pada diagram
tll U tite gayabatangnya.
\
\ Namun cara Maxwell tampak lebih gampang nfencantumkan gaya-gaya
batangnya. Hal ini akan diketahui bila mengukur sendiri besarnya gaya
batang.
\
ta\
ll -r ii r,;n -.""- _ .. _.
t:
(tfii] {41nr,.0,1y
i:
l,r
,i t4t
"1nlqililmIr,
CNE PI ONA
M,AXWE LL
t42 143
" ., .r ,iil:ir. . l
Bentuk rangka batang dibatasi oleh batang tepi atas clan batang tepi Gambar 3.A.
bawah. Adapun batang pengisi bersifat sebagai penu4jang saja. Namun
kiranya perlu dipelajari pengaruh batang pengisi pada seluruh rangka.
berupa jembatan seperti pada
. Rangka batang yang akan dipelajari pengisi
gamb"t 3. Untuk mempelajari sifat batang pada konstruksi tersebut
dapat digunakan Metoda analisa balok.
Dari metoda tersebut dapat digambarkan diagram gaya-dalam secara
grafik seperti gambar 3.8. Berdasarkan diagram tersebut dapat dipelajari
Gambar 3. B.
sifat dan besarnya gaya batang seluruh rangka, bila miringnya batang
diagonal dirubah-rubah.
Dari konstruksi seperti gambar 3.A, dapat dihitung :
.o3=
d3 =
+ (-)
Lp g..sec.45.
b3 = T
( tarik )
Mn
(+)
r
Gambar 3.C.
L2 - r
LDka
Dari konstruksi seperti gambar 3.B, dapat dihitung :
Gambar 3.D.
la =+
-rh
Mp
(-), -n = YD
b1 (+)
a3 -b-
hh -,ME
_b
hh
_5 Gambar 3.E.
ME MD ME MD
b3 +- +- +- +-
hh hh
d3 t LD ka sec 4.
- LD ku sec d,
t44 145
Kasus 4. Pengaruh posisi perletakan.
Rangka batang sederhana selalu diletakkan pada perletakan rol dan
perletgkan sendi. Posisi perletakan ini mempengaruhi sifat gaya batang. Se-
bagai gambaran dapat dipelajari kasus berikut ini.
)--
t\
-L-
2/3
P P
Suatu rangka papan iklan yang dibebani muatan angin seperti pada I
DAHKAN. I
B t,l + Bts +
l l,5 P I 1,5 P
1 0,9P 2 0,9 P
3 0,8 P 3 0,8 P
0,8 P 0,8 P
5 02sP 5 0,'r5 P
6 0,5 P 6 0,5 P
1 0,5 P 7 0,5 P
Gambar 4.
t46 J47'
, ,ia "iru
Pa :100 kg
I
Kasus 5. Rangka Kuda-kuda
pi:2oo ks p :5O0 kg
BEBAN APA YANG BEKERIA PADA KUDA.KUDA ?
V
Pada rangka kuda-kuda bekerja beban atap, desakan angin dan berat P2:2.Qoks \ Z-l --<L : 600 k<.1
sendiri.
r')<|+z; Pg 3OO kg
r
Semua beban tersebut bekerja sebagai beban terbagi rata. Mengingat sifat
rangka batang, maka muatan terbagi rata tersbbut secara tak langsung harus "l\1'
dipindahkan melalui gording kepada simpul-simpul dan berubah menjadi 5\b 5
beban terpusat. V4 vg
Perhatikan arah gaya tersebut ! Arah gaya angin tegak lurus bidang
atap,yang menyebabkan daya desak dan daya hisap padaatap. Sedangkan
berat sendiri dan beban atap niempunyai arah vertikal.
Miring atap tergantung pada bahan yang digunakan, seperti asbes,
genteng, seng gelombang, aluminium mempunyai syarat-syarat khusus.
Dengan sifat-sifat tersebut miring atap dan jarak gording harus diatur. //
Jarak gording biasanya antara 1, l0 - I ,60 meter. ,/z
Selanjutnya bentuk rangka kuda-kuda tergantung kepada tujuan dari
bangunan yang ditutupnya, misailnya untuk rumah, hanggaL gedung kese-
nian, gereja dan sebagainya.
Sebagai contoh pelajari Bambar 5.A dan garnbar 5.8. berikut ini.
Gambar 5.
r48 t40
i
GAYA.GAYA APAYANG BEKERIA PADA JEMBATAN ? Portal dengan bentang dan beban yang besar biasanya menggunakan
struktur Rangka Batang Portal, seperti pada derek untuk melayani "contai-
i
Pada rangka jembatan bekerja beban lalu lintas, gaya horizontal rem, ner'" atau derek pada tambang-tambang batu bara.
desakan angin dan berat sendiri. Salah satu bentuk rangka batang portal yang ingin dipelajari berupa
Dalam pembahasan ini gaya-gaya tersebut disederhanakan dan dipilih khu- rangka batang seperti pada gambar 7.
susnya berupa gaya vertikal akibat beban kendaraan.
Beban kendaraan ini secara tak langsung dipindahkan melalui lantai kenda- BANDINGKAN NILAI-NILAI GAYA BATANG DISEKITAR TUMPUAN DAN
raan kepada sendisendi. Pada jembatan ada lantai kendaraan yang diletak- GAYA BATANG DITENGAH BENTANG!
kan pada batang tepi tas, dan ada pula yang diletakkan pada batang tepi Dengan menggunakan metoda Ritter dapat dihitung besarnya gaya
bawah, seperti gambar 6. batarlg Sal, Sbl,Sdl, Stl dan Su2, Sb2, Sd3, Sa2 sebagai berikut.
Dengan berbagai batasan, sifat bahan, jarak bentang dan lain-lain
dapat diciptakan berbagai bentuk jembatan.
Su1 ='5 t
Sa2
.rM^
='+
Ima sb2=
Srr T Y
Oleh karena tinggi konstruksi sama, maka nilai gaya batang tersebut
tergantung besarnya momen. Berdasarkan pengertian Metoda Analisa Balok
besarnya momen itu sama dengan momen lentur pada balok. Bila konstruk-
sinya demikian maka momen lentur di tengah akan lebih besar dari pada
momen di tepi. Oleh karena itu gaya batang tepi atas dan bawah di tengah
tengah bentang akan lebih besar dari pada batang tepi lainnya.
Dengan pendekatan yang sama akan diketahui bahwa gaya batang dari
batang pengisi disekitar tumpuan akan lebih besar dari gaya batang dari
l'agian lainnya.
Gambar 8
152 153
[-' r
SOAL Periksalah beberapa gaya batang dari konstruksi rangka pada soal
nomor 2 dengan cara Ritter.
l. carilah gaya-gaya batang dari konstruksi di bawah ini dengan Metode
Analisa Keseimbangan Titik. 4. Carilah gaya-gaya batang yang diduga merupakan gaya batang yang
besar pada konstruksi rangka berikut.
I
i4,00
iffil"p\A' D
I
24.00 18.00
Ari 'rt"('a+*
4{f-
0.70 0.70
t--+-_-_-J
2.00 2.00
F __]_._
2.0a v c8
l8 00
2_ Carilah gaya-gaya batang dari konstruksi di bawah ini dengan Metoda 5" Carilah gaya batang a, b, c dan d dari konstruksi rangka batang berikut
Grafik Keseimbangan Bagian. dengan cara Culniann.
I18.
i1,,, t
4toot
.{- +
12.b4
/#!"Nru1
l*---'l--___}----<------+
4x5.00
+---J----*--....l_-_-t
4x5 00
i''"
f
l'" '
I-- -- -
-- 15.00
-.---J
,
40.00
154 lss
6. Carilah gaya-gaya batang dari rangka batang berikut dengan Metoda BAB VI. GARIS PENGARUH
Analisa Balok.
6.I. PENDATIULUAN
Berbeda dari bab-.bab sebelumnya yang membahas konstruksi yang
dimuati beban mati pada posisi tertentu, pada bab ini akan dibahas suatu
kenyataan adanya muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung
' 6x4.00 lain pada suatu konstruksi.
Apabila ada sebuah kendaraan melalui suatu iembatan maka akan timbul
perubahan-perubahan nilai reaksi maupun gaya-dalam. Nilai itu tergantung
j, ,, kepada posisi kendaraan pada jembatan; yang sekaligus menunjukkan
hubungan reaksi atau gaya-dalam dengan letak titik tanekap beban.
Contoh lain dapat digambarkan sebagai berikut:
6 x 4.00
Pada suatu ketika pada salah satu batang dari suatu konstruksi rangka-
muatan terbagi rata batang yang dibebani muatan hidup mungkin akan bersifat tarik, dan pada
ketika lain akan bersifat tekan.
Pada suatu konstruksi gerber terjadi suatu keadaan yang rnenunjukkan
adanya pengaruh beban pada konstruksi anak yang menjalar kepada kon-
5 x 4.00
struksi induk, dan tidak sebaliknya.
7. Carilah gaya-Eaya batang dari rangka batang berikut dengan caru apa Apabila seseorang merencanakan ukuran satu bagian tertentu dari
saja. suatu konstruksi kiranya perlu dipertimbangkan demikian sehingga bagian
dari konstruksi itu selaras dengan bentuk konstruksi dan cukup kuat me-
+ nahan gaya terbesar yang akan terjadi pada masa umur konstruksi itu.
1
1.00 Besarnya gaya-dalam yang dihasilkan oleh muatan hidup pada bagian ter-
T tentu itu tergantung kepada posisi muatan pada konstruksi. Dalam pada
lz.oo I,, itu selalu dapat dicari suatu posisi muatan hidup yang mengakibatkan
nilai maksimum gaya-dalam pada bagian tertentu dari konstruksi di atas.
I,oo [.oo Bagian dari konstruksi yang dimaksudkan itu dapat berupa reaksi perletak-
l-_--J---+
'
' 2.00 2.00 ' 00 1.00
2
+__,# an, momen lentur atau pun gaya lintang, atau gaya batang pada rangka
' 1.00 2'00
batang.
Suatu perencanaan yang cermat dari berbagai bagian dari suatu kon-
struksi umumnya tergantung kepada posisi muatan hidup yang berbeda-
beda; Oleh karena itu sangatlah penting untuk menjelaskan suatu cara
yang dapat menetapkan posisj muatan hidup yang dapat menim.bulkan
reaksi dan gaya-dalam yang paling besar.
I,, ]vlasalah di atas akan dibahas dalam Bab ini, namun hal tersebut akan
Eoo disajikan dasar-dasarnya saja. Cara ini dikenal sebagai Garis Pengaruh.
1.50.
.r...JJ l.0q { 1.50 6.2. PENGERTIAN GARIS PENGARUH
' ' 1.s0' I.00 1.50'
Dalam mempelajari reaksi perletakan, gaya-lintang, gaya-normal
dan momen lentur pada suafu konstruksi, telah kita ketahui, bahwa besar-
nya gaya-dalam tersebut tergantung dari posisi beban pada konstruksi.
Untuk mengetahui besarnya reaksi dan gaya-dalam pada suafu kons-
r(6 157
' 'tl l ' ,. , : .ii.1itllfii .'1
truksi perlu dihitung akib.at muatan mati dan akibat muatan hidup yang maka reaksi perletakan A sebesar I ton, sedangkan reaksi perletakan ts
bergerak pada konstruksi. Muatan mati yang dimaksudkan seperti berat sebesar 0.
Sebaliknya bila muatan P ada di atas
sendiri, sedangkan muatan hidup antara lain seperti kendaraan, manusia
dan sebagainya.
Karena besarnya reaksi atau gaya-dalam tergantung kepada posisi
re
AB
perletakan B akan mengakibatkan reak-
si A sebesar 0 dan reaksi perletakan
beban, maka hubungan tersebut dapat dinyatakan sebagai B sebesar I ton.
y = P.f(x) Apabila kemudian muatan sedang ada
dengan ymenyatakan nilai reaksi atau gaya-dalam di suctu titik X, maka reaksi perletakan
xmer^yatakan posisi beban pada konstruksi Aakansebesar I .* p
I
P menyatakan besarnya beban pada konstruksi'
sedangkan reaksi perletakan B akan
Dalam pembahasan ini beban pada konstruksi dinyatakan dalam satrt
satuan berat, misalnya P = I ton.
sebesar 4-
I
.P.
Dengan demikian persamaan ( 6.1 ) berubah menjadi : Oleh karena muatan P = I ton, maka
y = f(x) .(6.2) nilai reaksi perletakan menjadi:
dengan pengertian : ,rA _ __l___
I-x
f(x) men-pakas garis Pengaruh-
y merupakan ordinqnt Pengaruh.
vB= x
sedangkan bidang yang dibatasi garis pengaruh dengan sumbu X disebut
Gambar 6.01 T
bidang pengaruh. Kedua nilai tersebut ternyata mempu-
Apabila pada suatu konstruksi dibebani muatan K dan menimbul- nyai bentuk suatu persamaan linier.
RINGKASAN
kan ordinat pengaruh momen y di titik C pada konstruksi itu, maka akibat
Dengan demikian kedua reaksi per-
muatan K tersebut menimbulkan
letakan tersebut dapat dinyatakan
MC=K.y. (kG.M) ..,.(6.3) Posisi Reaksi di di dalam suatu diagram seperti yang
Bila y menyatakan ordinat pengaruh reaksi di A maka muatau K tersebut gaya A B dilukiskan di dalam gambar 6.02.a
akan menimbulkan dan 6.02.b.
vA = (kG). ....'(6.4) A P o
K'Y' Diagram ini yang dimaksudkan sebagai
B o P garis pengaruh, dan selanjutnya dising-
Uraian di atas menjelaskan bahwa. y dapat menyatakan illomen lentur
x I -x kat sebagai Gp. VA, GP. Vnl
maupun gaya. Dari persamaan ( 6.3 ) menunjukkan bahwa y untuk momen
mempunyai dimensi (meter), sedangkan dari persamaan( 6.4 ) menunjuk-
I in Selanjutnya dapat dipelajari sifat Garis
pengaruh gaya-dalam pada suatu titik
kan bahwa y untuk gaya tidak mempunyar dimensi.
Selanjutnya garis pengaruh di atas dapat dinyatakan di dalam diagram.
pada konstruksi, misalnya titik C
Bagi garis pengaruh yang bernilai positif digambarkan di dalam diagram ke pada gambar 6.02.
bawah, kecuali bila gambar diagsam itu disuperposisikan' BAGAIMANA GARIS PENGARUH GAYA.LINTANG DAN MOMEN LENTUR
DI TITIK C ?
1<Q r
ro
gram reaksi Vg Vane berlaku dari A ke C. Demikian halnya bila muatan AC. MC=bVB
bergerak dari C ke B besarnya gaya lintang sama dengan diagram reaksi
V4 yang berlaku dari C ke B, berarti diagram garis-pengaruh gaya lintang- eB. MC=aVA
nya dapat digambarkan sama dengan diagram reaksi V4 Yans berlaku dari Gambar 5.02
C ke B. Dengan demikian diagram garis pengaruh gaya lintang di titik C
dapat dilukiskan seperti gambar 6.02.c.
6,4. BEBERAPA KASUS.
MOMEN LENTUR
Kasus 1. Balok di atas tumpuan dengan pinggul (overhanging).
Dengan cara yang siuna momen lentur pada titik C dapat diselesaikan.
Bila muatan hidup P bergerak dari A ke C, maka momen lentur di C dapat
dihitung sebagai Vg.b. Hal ini berarti besarnya momen lentur di C akibat Bagaimana garis pengaruh reaks|perletakan dan gaya-dalam pada
muatan hidup yang bergerak dari A ke C sama dengan kelipatan b kali konstruksi balok sederhana yang terletak di ats,s dua tumpuan dengan
reaksi perletakan B yang berlaku dari A ke C, seperti yang dilukiskan pinggtl, seperti gambar l.
pada diagram garis pengaruh M6 Pada gambar 6.02.d. Demikian halnya
Penyelesaian.
kalau muatan itu bergerak dari C ke B akan dapat diselesaikan garis pe-
ngaruh momen lentur di C sama dengan a.VA. Secara aijabar kejadian itu Apabila muatan hidup P = I ton bergerak sejauh x dari ujung bebas A,
dapat dirumuskan sebagai berikut. Bila P bergerak dari A ke C: maka dapat dihitung reaksi perletakan sebagai berikut.
Gp Mc= b.vs = b.t
Garis pengaruh reaksi B.
Bila P bergerak dari C ke B :
Gp vA
vA=t 1-X
0
Gp vB
1l ------1' T'X
YB
1
vc=
GpV6 =
*-"
xe
I
P
A Hm Bila P di sebelah kiri I akan didapat Bila P bergerak di sebelah kiri titik B
tg a
1. sudut miring
^
CaVa - Iintang dititik I. 2. perletakan memberi reaksi tegak (vertikal).
f
Bila P di sebelah kiri I akan didapat 3. aruh muatan tetap tegak, tidak tegak lurus sumbu batang.
' ll[Tffi[l|[J|' ,, garis pengaruh L1 =
P, bla P di- Dengan cara yang sama dengan kasus I dapat diselesaikan sebagai
g lllllllllllll "r.' I sebelah kalan titik I didapat LI = 0. berikut :
16) l6-a
,r !'lri{rt{r,liir:{T'I7 -"'.tilryflyqk
bl
I
Bila kemqdian gaya bergerak dari FB, reaksi A dan B akan seperti yang diuraikan pada kasus l, balok di atas
maka dua perletakan dengan pinggul.
Gp. Mt = VA., Bila muatan P bergerak pada bagian SC maka gaya tersebut akan di-
teruskan kepada perletakan A dan B melalui sendi S, yang besarnya ter-
Gp. Lf = VA. gantung pada Rr.
Namun persoalan menjadi lain bila ' Selanjutnya R. dan V. mempunyai garis pengaruh yang sifatnya
gaya F bergerak antara E dan F, dimana sama dengan balok sederhana.
Sebagai gambaran dapat dipelajari kasus ini dengan angka-angka seperti
untuk potongan di sebelah kiri [, L1
tercantum pada gambar 6.06.
akan ditentukan oleh reaksi ai A (Vl)
dan komponen P di E (PB), di mana Garis pengaruh reaksi.
V6 dan P6 akan bersama-sama meru- Analisa garis pengaruh reaksi dapat diringkaskan sebagai berikut.
bah nilai L1 secara linier.
Bila P bergerak di antara E dan F se- REAKSI
cara umum dapat dijabarkan sebagai
LI=VA-PE
= vA - t4" * )r
;
3u, didapat L1 VA
bila x = = I
XD.r=-VBdiE
I
x = 4u, didapat L1 = Va - 0
=VAdiF'
Oleh karena Persamaan L1 meruPakan
dengan R, = 24-x
9
persamaan linier maka garis pengaruh
LI di daerah EF daPat ditunjukkan Garis pengaruh momen lentur dan gaya lintang.
oleh garis ab pada gambar 3c. Dengan Garis pengaruh momen lentur dan gaya lintang yang menarik untuk di-
pendekatan yang sama daPat dicari pelajari adalah titik l, B dan 2. Analisa garis pengaruh momen lentur dan
diugtu* M1, sePerti Pada gambar 3e' gaya lintang dapat diringkas sebagai berikut.
^garis pengaruh M1, terjadi
Perhatikan
Gambar : 3. pengurangan Momen maksimum diban- bila muatan di antara AI , Ml =8VB
dingkan terhadap muatan langsung' bila muatan di antara 1C , Ml = 4 VA
A 4.oo L-<=>.S
8.00 B
8.oo 3.00
3.oo 5.00 Gp.LBka
Gp.Rs 0,555
a)
0,444 Cp.LZ
Gambar 4.
169
"!
Kasus 5. Konstruksi gerber (lanjutan). AD
Macam-macam bentuk konstruksi gerber dapat diciptakan.'
Buatlah sketsa konstruksi gerber, dan selesaikan garis pengaruhnya. Gp.va
Di bawah ini akan dibahas dua macam bentuk Konstruksi Gerber
yang lain untuk ditimbangkan. Bandingkanlah
dua konsrtruksi gerber gambar 5A dan 58.
garis-garis pengaruh pada
,mmry
:ruu[lffilf
Bandingkanlah analisa Saudara dengan diagram di bawah.
-46-- --7\ D
a,zs cpvs
a ---sr'?.0_0,
?.!9_ 0.00 _j.09_ 8.00 8.00 _ r
tr ').*
1,25
Lcti
0,25
Gp.i.g*i
Gp.Mg
W
Gp.Lcka
Gp.Mz
Gambar : 5.
Gp.vgi<i
Gp.vcka
Gambar 6. 07
t7a t7t
Kasus 6. Garis pengaruh konstruksi rangka batang.
BAGAIMANA MENGHITUNG MOMEN LENTUR PADA SUATU TITIK AKI.
Telah dibahas pada Bab V
tentang berbagai bentuk rangka batang BAT MUATAN BEP.ANTAI ?
Pembahasan rangka batang yang dimaksudkan masih terbatas pada bentuk Untur mempelajat'i hal tersebut marilah dibahas momen lentur dititik
yang sederhana. Oleh karena itu pembahasan garis pengaruh rangka batang I suatu konstruksi balok sederhana yang dibebani muatan-hidup-berantai,
pada Bab ini juga dibatasi.
seperti gambar 6.04.
Suatu rangka batang sederhana, seperti pada gambar 6. Diminta
mempelaiari garis pengaruh pada batang-batang a, b, c dan d.
a=MH
h
Garis pengaruh konstruksi setelah di-
MG analisa dapat dilukiskan seperti gambar
b=
b=
6.A4a,6,04b dan 6.04c.
I I
Sedangkan garis pengaruh M6 dan M11
I
dapat juga
ffi
I
I I diselesaikan seperti kasus Garis pengaruh momen I menggambar-
+ --{=
I yang telah dibatras. Dengan demikian kan besamya mornen lentur I bila
garis pengaruh batang a dan batang b 1,25 gaya P = I ton bergerak sepanjang
dapat dibuat. 1 ,750 batang ffi.
Selanjutnya berdasalkan pengertian
Metoda Analisa.Balok
t = LFKi Bila suatu gaya P = 3 ton bekerja di-
cosec cs
titik A, maka M1 = -1,750 x 3 =
lt I
d = LFK. Sec a
- 5,25 ton Gaya P = 3 ton ini akan
! lr I
I
I
rl I
13 rnenimbulkan M1 terbesar bila P ada
Sedangkan Lpfi dan sudut batang
I
.Y -t-I lr
I
I
urutan (l'3)
dititik I, yakni sebesarMy=2,917 .3=
d. J:J
I
I
diagonal diketahui. Jadi dengan demi
8,751 ton.
kian garis pengaruh gaya batang d dan
c dapat dibuat, sesuai dengan gaya 3{q?l
Gambar 6.
lintang di F sebelah kiri. JJ urutan (3, l)
Gambar 6.04
6.5. MANFAAT GARIS PENGARUH
172 177
1tr ilr $*! I uFr )yJ'El.,ipa.rryqry1 1u
Ternyata pula rangkaian ini iiiemUeri hasil M1 yang lebih besar. Dapat berarti
disimpulan bahwa Rangkaian ini akan menghasilkan nilai terbesar bila gaya
yang lebih besar ditempatkan pada ordinat pengaruh terbesar puh.
Dari pengertian tersebut dapat diduga bahwa rangkaian ini akan
l
dapat menghasilkan nilai M1 terbesar bila gaya 3 ton ditempatkan dititik I. atau
Namun urutan mana yang ikan memberikan nilai M1 terbesar, karena ada
dua kemungkinan urutan. MI = q . luas (bidang baal + bidang bnnl)
Urutan(1.3) -M1 = (1,75O.1) + (2,917.3) = 10,501 ton.
Karena bidang baal bernilai negatif sedang bidang bnn, bernilai positil
Urutan(3.1) -M1 = (2,917 .3) + (2,084 'l) = 10.835 ton.
maka jumlah bidang yang dicakup muatan q sepanjang AN satha dengan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penempatan gaya 3 ton dititik I q kali selisih luas bidang baal dan luas bidang bnn1.
dengan urutan (3il) akan menghasilkan M1 terbesar. Bila panjang AN = 5 m, maka ordinat 0n= 1,167. Dengan demikian nilai
Pembahasan gaya berantai ini masih dapat dilanjutkan bagi rangkaian
gaya seperti kereta api atau kendaraan yang berderet-deret' Pemecahan MI = e x(-Yz. 1,750 .3+Y2.1,167 .2)
peristiwa ini dipat dilakukan dengan cara coba-coba, dengan menggunakan
pendekatan seperti uraian di atas. MI = -1,458. q
Pembahasan ini berkembang pula bagi muatan terbagi rata.
BAGAIMANA CARA MENGHITUNG MOMEN LENTUR AKIBAT MUATAN
Dari uraian tersebut di atas disimpulkan bahwa pengaruh muatan
terbagi rata pada suatu konstruksi ditentukan oleh luas bidang pengaruh"
TERBAGI RATA DENGAN MEMANFAATKAN GARIS PENG,ARUH ?
Konstruksi di atas yang dibebani muatan terbagi rata q .akan memberi
Bila sejumlah muatan terbagi rata bekerja pada konstruksi tersebut akibat terbesar M1 bila muatan itu terbentang sepanjang BC, sebesar q x
pada,posisi seperti gambar 6,05, maka dapat dihitung besarnya M1 akibat luas bci.
muatan tersebut sebagai berikut.
Dengan menggunakan diagram garis pengaruh M1 pada garnbar 6,04 mata Bila q = 1,2 ton/M', maka MI. .u* = 1,2 . 1/, . 12 . 2,917 =
M1 akibat muatan terbagi rata q dapat dianalisa sebagai berikut. = 21,002 ton dan Ml.rni, = - 5,4 ton.
e,%P
BiN iI C
a1
0o rl 1,7 5
Bila muatan q bekerja di titik A,
rl
a maka
M1 = qxord.peng.A.
M1 = 1,750.q
2,917
Gambar 6.05
144
r rr rr'1.,
T$,,i
; r!,',.'
l'
SOAL. ) Pada struktur tiga sendi di bawah ini buatlah Garis Pengaruh
a. Reaksi perletakin.
1. Pada struktur di bawah ini buatlah Garis Pengaruh b. Gaya lintang di titik I, II dan III.
a. Reaksi perletakan. c. Momen lentur di titik I, II dan III.
b. Gaya Lintang di titik I, II dan B'
c. Momen lentur di titik I, II dan B.
3.00
-t--------?-
c f-
4.50
----t
3.00
F--.i|.1-+
2.00
,'/ | )\
A /,
t+\ lt=ooo \
2.oo"8.oocz.oo A B
I
l=goo
__* _r__ _.._ L=9.00
Gambar 1.1 y = Jt (l-x)x
9'.
Gambar 2.1
5xu II
8,4=200
Gambar 1.2 s +**-+
2.00
3.00
Gambar 2.2
+
I
ol
gt I
I
^t
.l
6t
+
Gambar 1.3
Gambar 2.3
Gambar 1.4
1nz 177
. r.,, | , jr,l 1-:r
3. Pada konstruksi rangka batang di bawah ini buatlah Garis Pengaruh: GRAFIKI. GAYA
a. reaksi perletakan. Sebuah gaya memp,unyai hesaran, arah dan titik tangkap tertentu yang
b. gaya batang a, b, c dan d. digambarkan sebagai anak panah. Makin panjang anak panah makin besar
c. bandingkan nilai-nilai gaya batang z, b, c dan d bila muatan gayanya.
I
P = ton bergerak pada batang tepi atas dan pada batang tepi
bawah.
r.ob r.oo
-+ +-- ..--+-l.oo
l.oo
--+-+=--_-+
Gambar 3.2 Beban terbagi rata sebesar Q'KGlm'
I ton
q= l,2tlm'
5.00
5. Berapr besar gaya lintang dan momen lentur di titik I pada gambar
2.1 dan 2.2, bila stnrktur ittr dibebani muatan terbagi rata setengah
bentang.
178 179
I 'r1
'T
Pada suatu garis kerja hanya ada satu Resultan itu jwga dapat dicari dengan
keadann seimbang, yaitu satu gaya b.
menggunakan segi tiga gaya, seperti
yang ditiddakan oleh gaya- lain yans grafik 3.b.
sama besar dan berlnwanan arah.
R.1.2
iika suatu sistim gaya ydng terdiri lebih
dari dua gaya yang bekerja konkuren
koplanar dapat dicari resultannya de-
ngdn hukum iaiaran genjang, seperti
grafik 3.c.
Grafik ini dapat disederhanakan dengan
menggambarkan salah satu sisi jajaran
geniang yang digabungkan sdtu sama
lain, seperti diagram 3"d.
Pl
e.
180
t'"
Untuk mendapatkan satu grafik yang jelas, penyederhanaan grafik 3.d. GRAFIK 4. RESULTAN DAN KOMPONEN
dapat dilakukan secara terpisah. Grafik terpisah ini dinamalan segi banyak
gaya. Penyelesaian ini disebut lukisan segi banyak gaya, seperti grafik 3.e.
Resultan adalah sebuah gaya yang mengganti dua gaya atau lebih yang
mengakibatkgn pengaruh yang sama terhadap sebuah benda di mana gaya-
gaya tersebut bekerja.
Jika R seimbang dengan P, dan R dapat
diganti oleh M dan M tentunya P.M
dan N ada pada satu keadaan seimbang.
1e') 183
rr.
.\
Sebuah gayayang bekeda pada satu titik hanya dapat diganti oleh dua pa-
sang gaya-gaya lain yang mempunyai pengaruh sama terhadap titik tersebut.
P dapat diuraikan menjadi gaya P,, dan Pn yang sejajar dengan garis m dan
n, dan dapat pula diuraikan menjadi Pu dan P1, YanB sejajar garis a dan b.
Karena itu, sebuah gaya dapat diganti dengan pasangal pasangan komponen
yang tak terhingga banyaknya yang memenuhi bentuk segitiga gaya.
191l tR<
I
Pi
P;
Pj
1A{,
f
I )-l
{*\,,
SESUSUN GAYA.GAYA SEJAJAR DALAM KEADAAN SEIMBANG BILA SEGI.
I
BANIYAK BATANGNYA TERTUTT]P.
SUATUsIsTIMGAYANoN.KoNKURENKOPLANARAKANSEIMBANG,BILA APAKAH YANC TERJADI APABILA SEGI BANYAK GAYAI.IYA TERTUTUP TETA-
StsGIBANYAKGAYApaN-sBcIgINYAKBATANGNYATERTUTI.JP. PI SEGI BANTAK BATANGNTYA TERBUKA ?
Apa.yang akan terjadi dengan gaya komponen yang melalui tali batang Jika O' merupakan sebuah kutub dari lukisan kutub untuk suatu sistim
gaya-gaya, dan O" merupakan sebuah kutub lain untuk sistim gya-garya
I dan 5?
yang sirma, maka garis penghubuarg Q'O" akan se;iqiar dengan gari$ l, ydtu
tempat kedudukan titik-titik pr$tong dari tali batang tali batang seppinar
nya.
O' adalah sebuah kutub sem.horang, sehingga banyak titik kutub yang
serupa untuk sistim gaya-gaya yang sama, sehingga oleh karena itu dapat
dibr*at tak berhinesa sumbu seiaiar
LUKISKAN SUMBU SEJAJAR UNTU.K SUATU. KUTT'-B O YANG TERLETHK VER.
TIKAL DT BAWAH KUTUB O"
l9t
rT"
GRAFTK 13. SEGEA}IYAK BATANG MELALII DUA TITIK TETAP. GRAFIK 14. SEGIBANYAK BATANG MELALUI TIGA TITIK TETAP .
Suatu sistim gaya-gaya sejajar koplanar P1, P2, P3 dan P4 seperti pada
gambar, bekerja diantara titik A, B dan C. Gambarkan segi banyak batang
yang melalui ketiga titik A, B dan C.
.l
Petunjuk :
__{
., I
I
l. Carilah resultan gaya-gaya R1 diantara A dan C, dan R2 diantara
I B dan C, dengan pertolongan kutub 01.
I
I 2. Tariklah tali batang a dan c1 untuk R1 yanB melalui titik A dan C
P^l
tl untuk mendapatkan kutub 02.
I Tariklah pula tali batang b dan c2 untuk R2 melalui titik B dan C
I
b I
untuk mendapatkan kutub 03.
I
3, Dengan menggunakan pengertian sumbu sejajar, tariklah garis m//Ae
dan n//BC masing-masing melalui kutub 02 dan kutub 03. Garis m
dan n akan bertemu pada titik O.
J_ 4. Dengan kutub O tariklah tali-batang-tali-batang l, 2, 3,4dan5
melalui titik A, B dan C.
Dengan cara tersebut dapat dilukis segibanyak batang melalui tiga titik
Suatu sistim gaya-gaya koplanar sejajar p1, p2, dan P3 seperti terlihat
pada gambar, bekerja di antara titik-titik A din B. Gambarkanlah tetap.
segi-
banyak batang yang melalui kedua titik A dan B.
Petunjuk : // 1\
l. Gambarkanlah suatu segibanyak batang yang melalui titik A dengan
c1
menggunakan diagram kutub 01.
cz
2. Tariklah tali batang a, b, c dan d dari diagram kutub or. I
3. Dari mana didapatkan garis kerja resultan r.
4. Ambil sembarang'titik C pada garis kerja r tersebut.
5. Tariklah tali batang I dan 4 dari titik c melalui titik A dan B.
6. Gambarlah jari-jari kutub yang berhubungan dengan l, dan R2
4, daram ,
segi banyak gaya, dai mana didapat titik kutub O. a
m
7. Dengan membuat diagram kutub dari titik kutub o, akan dapat di- ,// 02
gambarkan segibanyak batang melalui dua titik A dan B yang sudah
ditentukan.
,/ \.\_\
t9)
-_--
b0, 193
lltttrr'
'r
1S5
--.,:.\sF!tr.
llry1 iril'
vA
I
9
--
)
I vs
I I
)
'oi I
pl
ya,
P2 -'
lq6 197
GRAFIK 19. BIDANG MOMEN DAN BIDANG GAYA LINTANG. Sehingga persamaan I menjadi :
198 t99
-?' t-W: W\
GRAFIK2o.BIDANGMoMENDANGAYALINTANGPADABALoKAKIBAT GRAFIK 2I. BIDANG IUOMEN DAN GAYA LINTANG PADA BALOK AKIBAT
MUATAN SEGI TIGA.
MUATAN TERBAGI RATA'
di atas dua tumpuan,dibebani muatan terbagi rata dapat Bidang momen dan gaya lintang pada konstruksi balok yang dibebani
suatuu,balok
dicari bidang momen dan gaya lintangnya dengan lukisan kutub
seperti muatan segi tiga dapat diselesaikan dengan lukisan kutub seperti pada
gambar berikut.
Pada diagram berikut.
.A
t rT.\
I\.
vnf
i"l\
o:f+-)
I
I
I
-T
| 1.2'//
ls{ //
\'V/
l,/ +-
I
I{ --{-
I {,
VB
H: 'l cm
201
ry ,,'
GSF IK 22. I\IOMEN LENTUR DAN GAYA LINTANG PADA KONSTRUKSI TAK Dengan pengertian grafik 18 maka tampaklah lukisan segibanyak
LAI\GSUNG batang abcd merupakan diagram bidang momen lentur.
Selanjutnya diagram gaya lintang dapat diikuti cara yanglazim dengan
Suatu konstruksi tak-langsung dibebani muatan terpusat P seperti
memperhatikan gaya yang bekerja pada balok induk berupa gaya reaksi
pada gambar. Bagaimana diagram bidang momen dan gaya-lintang. VA , VB , 12 dan13.
Dengan demikian diagram bidang momen lentur dapat dilukiskan
berdasarkan lukisan segibanyak batang jika gaya-gaya aksi bekerja secara
langsung pada balok induk, yang selanjutnya segibanyak tersebut dipotong
oleh garis penutup bagi anak balok dimana gaya aksi tersebut bekerja.
Oleh karena itu garis momen pada konstruksi tak langsung selalu menrpa-
kan fungsi linier, sedangkan garis gaya lintangnya menjadi garis konstan
zl 13 ( garis mendatar ).
I ,{
_.t -L I
I
Pz,r
l/
Y.
4
vA
VB
Seperti telah dibahas pada Bab III cara mencari reaksi perletakan tidak
berbeda dengan konstruksi sederhana langsung. Oleh karena itu reaksi
perletakannya dapat dicari dengan lukisan kutub.
Tetapkan lukisan segibanyak gaya dengarr jarak kutub H, dan tariklah
jari-jari kuhrb I' dan 2'. Tariklah selanjutnya tali batang I dan 2 yang
merupakan komponen gaya P. Tariklah garis penutup P. Melalui kutub 0
tariklah pula jari-jari kutub p', sehingga membagi gya P menjadi reaksi
V4 dan Vg.
Kiranya perlu pula diketahui besarnya gayayang diteruskan oleh anak
balok 2 dan 3. Dengan memanfaatkan lukisan kutub yang ada dapat ditarik
garis penutup PZ3 pada segi banyak batang, yaitu garis yang menghubung-
kan antara titik potong tali batang I dan 2 dengan garis kerja reaksi per-
letakan anak balok 2 dan3.
Tariklah pula jari-jari penutup p'23 yang membagi gaya P menjadi gala
pada anak balok 12danr3.
202 203
,?,
GRAFIK 23. KONSTRUKSI GERBER. GRAFIK 24. REAKSI PERLETAKAN KONSTRUKSI TIGA SENDI.
Pengertian konstruksi Gerber telah diuraikan pada Bab III buku ini. Suatu konstruksi tiga sendi dibebani sebuah gaya P seperti pada
Suatu konstruksi Gerber semacam itu dibebani muatan terpusat dan mu- garnbar. Caritah reaksi perletakannya.
atan terbagi rata q. Diagram bidang momen dan gaya lintang dapat disele- Pengcrtian konstruksi tiga sendi telah dibahas pada Bab IV buku ini.
saikan dengan cara lukisan kutub. Petunjuk :
Gambarkan segibanyak gaya dengan jarak kutub H. l. Reaksi A akan mengimbangi,gaya P dengan arah AB. Reaksi B akan
Tariklah jari-jari kutubnya, bagilah muatan terbagi rata menjadi gaya- menyesuaikan dengan keseimbangan tersebut dengan arfi BD.
gaya yang teratur. 2. Oleh karena itu tariklah reaksi R6 menurut garis kerja AB yang memo-
Tariklah tali-tali batang sesuai dengan jari-jari kutubnya.
, tong garis kerja gaya p dititik D.
Tariklah garis penutup CS, mengingat bahwa segibanyak batang akan 3. Tariklah reaksi perletakan Rg menurut garis kerja BD.
merupakan bidang momen serta mengingat pula bahwa pada kedua 4. Dcngan menggunakan segibanyak gaya dapat ditetapkan besa-rnya gaya
sendi perletakan C dan S didapat momen lentur sama dengan nol reaksi VA, HA, Vg dan Hp.
Tariklah garis penutup Cs ini hingga memotong garis kerja reaksi
perletakan B pada suatu titik dari mana garis penutup Pab antara A Selanjutnya, garis kerja AD dan BD disebut garis teknn.
dan B dapat digambarkan.
Dengan lukisan kutub ini dapat dilukiskan diagram momen dan gaya
lintangnya, seperti diuraikan pada grafik 23.
.rD
../, t
/Pt
10.000
204 205
i
.t. "rl
'iffi
GRAFIK 25. REAKSI DAN MOMEN LENTUR PADA KONSTRUKSI TIGA SENDI. GRAFTK 26. r\{OMEN LENTLR PADA KONSTRUKSI TIGA SENDI AKIBAT Gtfl.
GAYAVERTIKAL.
Suatu konstruksi tiga sendi dibebani muatan terpusat P, seperti pada
Suatu konstruksi tiga sendi dibebani muatan terpusat seperti pada
gambar.
Grafik 26 A.
Carilah : a. Reaksi perletakan,
b. Garis tekan. Pelajarilah reaksi dan momen lentur pada konstruksi tersebut.
c. Bidang momen.
Petunjuk : Petunjuk :
l. Dengan menggunakan pengertian Grafik 14 dapat dicari segibanyak l. Seperti yang diuraikan pada GRAFIK 24 dan 25 dapat dicari reaksi
batang yang melalui ketiga sendi A, S dan B. perletakan dan garis tekan. Pada konstruksi tiga sendi yang lainnya di-
2. Di dalam segibanyak gaya dapat diukur besarnya reaksi perletakan A bebani muatan vertikal hanya akan menimbulkan reaksi horizontal H4
dan B. dan HB sama besar dan berlawanan arah.
3. Lukisan segi banyak batang sekaligus merupakan garis tekan. 2. Perhatikan Grafik 26 itu.;
Apabila sumbu konstruksi mengikuti garis tekan ini, maka pada kons- Tiap-tiap potongan pada kosntruksi tiga sendi yang dibebani muatan
truksi hanya akan timbul gaya tekan saja. Konstruksi demikian disebut vertikal akan hanya mengalami komponen gaya horizontal H saia.
konstruksi Gabled tiga sendi. 3. Oleh karena itu besarnya momen lentur pada suatu potongan pada
4. Bila konstruksi menyimpang dari garis tekan ini akan timbul momen sumbu konstruksi akan sama dengan H.y., bila y merupakari"Xselisih
lentur, yang besarnya sama dengan H.y, bila y merupakan selisih ordinat ordinat garis tekan dan zumbu konstruksi dititik X. '
garis tekan dan sumbu konstruksi.
Selanjutnya pelajari garis tekan dan momen lentur yang terjadi pada kons-
truksi tiga sendi yang dibebani muatan terbagi rata pada konstruksi bagian
kiri saja, seperti yang ditunjukkan di dalam Grafik 26 B.
A
w
N..,
Ra) 81
207
f, ' 'T' f'
GRAFII( 27. MOMEN LEMI.JR PADA KONSTRUI$I TIGA SENDI AKIBAT GAYA-
GAYA HORIZONTAL.
Suatu konstruksi tiga sendi dibebani muatan terpusat seperti pada
Grafik 27. A.
Pelaiarihh reaksi dan momen lentur pada konstrulcsi tersebut.
Petunjuk :
I seperti yang telatr diuraikan pada Grafik 24, 25 dan 26 dapat dicari
reaksi perletakan dan garis tekan. Pada konstruksi tiga sendi yang di-
bebani muatan horizontal hkan menimbulkan reaksi vertikal V4 dan Vg
sama besar dan berlawanan arah, seperti tampak pada Grafik 21.n. ailt
27. B.
2. Perhatikan Grafik 27.A.
Tiaytiap potongan pada konstruksi tiga sendi yang dtbebani mwtan
horison akan lanya mengalami komponen gaya vertikal saia.
3. oleh karena itu besarnya momen lentur pada suatu potongan X pada
sumbu konstruksi akan sama dengan v.u., bila u merupakan selisih absis
garis tekan dan sumbu konstruksi dititik x.
selanjutnya pelajarilah garis tekan dan momen lentur yang terjadi pada
konstruksi tiga sendi yang dibebani muatan terbagi rata horisoatal pada
konstruksi bagian kiri saja, seperti yang ditunjukkan di dalam Grafik 27.8.
Pl
P2
P
,ro
208 209
r'"
q GRAT,IK28.DIAGRAMRANGKABATANGJEMBATANSEDERHANA.
EI 'Suatu rangka jembatan sederhana dibebani muatan terpusat pada
simpul-batang-tepi-atas, seperti pada Grafik 28'
carilah seluruh gaya batang pada konstruksi tangka tersebut.
E Pengertian Rangka Batang telah dibahas pada Bab v buku ini, dan
E mencarigayabatangdengancaragrafikdapatdipelajaridari5.3.2.Metoda
Grafik keseimbangan Titik, yanglazim ditempuh dengan cataCremona' A.
Mengeqakan diagram rangka batang cara grafik hendaknya dilakukan
dengan teliti, hati-hati, serta tepat dan cermat.
Petunjuk :
l. Pilihlah skala gaya dan skala panjang yang sesuai'
2. Tariklah garis sistim rangka batang dan cantumkan nama-nama batang
dan nama simpul, sambil menghitung keseimbangan rangka'
3. Cantumkan beban'yang bekerja, baik muatan terpusat maupun terbagr
rata.
4. Carilah reaksireaksi perletakan
5. Buatlah diagram gaya batang dimulai dari titik simpul yang mengikat
dua batang yang belum diketahui. Kedakan operasi tersebut sehingga
keseimbangan seluruh titik pada konstruksi ditinjau'
6. Buatlah daftar gaYa batang.
7. Ukurlah gaya-gaya batang dari diagram rangka batang di atas' Cantuml
kan hasilnya di dalam daftar gaya batang di atas'
8. Lengkapilah diagram di atas dengan tanda-tanda yang diperlukan seperti
putiran operasi ( menurut arah jarum jam atau sebaliknya ), skala yang
dipilih.
2to 2tt
IPIYf*I..M!!FW,F .w' ;q
t'-
Suatu rangka atap dibebani muatan angin dan berat sendiri, seperti
pada grafik 29. Carilah gaya batang maksimum akibat dari kedua bebas
di atas.
Pada pembahasan Bab v Rangka Batang telah disinggung beban angin dan
berat sendiri yang bekerja pada atap. Beban angin tegak lurus pada bidang
atap, sedangkan berat sendiri mempunyai arah vertikal. Untuk mencari
gaya batang akibat kedua gaya tersebut perlu dilakukan dua kali operasi
secara terpisah yaitu diagram gaya batang akibat gaya angin dan diagram
gaya batang akibat berat sendiri.
Bi<l + Hasil yang didapat dari kedua diagram itu dimasukkan di dalam daftar gaya
'I 2,\ P batang pada kolom yang sudah tersedia bagi masing-masing operasi. Nilai
2 1P maksimum dari masing-masing gaya batang akibat kedua beban di atas
a /CD merupakan jumlah dari gaya-gaya batang akibat dari masing-masing beban.
/,,5
Dalam hal menjumlah gaya batang perlu mengingat sifat gayabatang, tekan
/. P
/D
atau tarik. Jumlah maksimum diperoleh dari jumlah gaya-batang yang
)
a<D
sejenis sifatnya, atau nilai maksimum dari gaya batang akibat dari masing-
6
masing beban, seperti ditunjukkan di dalam daftar.
'7
I
9 1,P
10 t,P
'11 1D
12 /D
13
t1
r5 3,5 P
AC D
16
17 2,1 P
18 1,5 P Skala panJanq f cml 2m
19 0t7 P Skala gaya l ton? i cm
70 1P
21 *O,7P
2Z 1,5 P
23 2,1 P
71 2,5 P
25 3,5 P
111 7l?
D. D
'.5
?e P7
P/,
P.t
A15
'l-
12 9El
-1
P9
P"
41"""\(Dfr 10
r\
-t \
\
P,
P.
.l
21 4
'
,*'
DAFTAR GA YA BATANG
GMFIK 30. RANGKA BATANGKANTITEVER
JUMLAH
Suatu rangka batang kantilever tlibebani beberapa muatan terpusat
ANGIN ATAP T EN BE SA R P,
,TG
+ + + seperti pada gambar
335 1 170 r 505 dt;6t*rangka ini mudah diselesaikan dengan cart CYemona. . Nilai
2 260 r 000 r? 60 ,n"iri*,rn1 iuva U"t*g lazimnya pada batang 3 dan 11. Untuk menghitung
3 185 81,0 gaya batang ini secaratpat Oapat dilakukan dengan metoda
Ritter' Pertk-
235 840 1 075 salah hastl crernont di bowah dengan cara rltter'
\
5 85 840 9?s
7 75 1 000 l0?5
I 30 11 70 I 200 ft=.aOQ kq
15 v5 l 050 r 595
6.00
t6 0 0 0 0 0 0
t7 125 r65 40
r8 55 ?5 r30
l9 15 7, 5 2to 367,5
20 'r
12 t 5 r50 262,5
21 250 335 585
22
'l'r
7. 5 335 ?17,5
23 55 'r 50 95
21 72 ,5 210 I 37,5
25 22 ,5 75 52 t5
't6 5
?6 67 ,5 97 ,5
?7 0 0 c 0 o 0
216 211
GRAFIK 3I. RANGKA DATANG. METOITE CT'L,MANN. GRAFIK 32. RANGKA BATANG. KONSTRUKSI K.
Rangka batang banyak digunakan irntuk ikatan angt4.Dengan kons-
Rangka bataag seperti gambar berikut tidak dapat diselesaikan dengan
truksi rangka batang K dimaksudkan untuk menghindari batang diagonal
cara Cremona soperti biasartya. Seperti telatr dibatras pada Bab V Rangka yang panjang,'.dan curam. Unfuk menghitung seluruh gaya batang dapat
Batang soal ini
dapat diselesarikan dengan metoda Culmann seperti diselesaikah dengan cara Cremona, seperti pada gambar.
diagram berikut.
5S
#
j---{\-l_.-
--
FtoYek Penrbinat+
Jawa I lriuY'
f. A. '99a 1 le95
218
*.*"'- .,rr:i{inr..ar
I,*,
1t2P 1t2 P
Buku Acuan
3 3,1 P
il2P 3. Ludolph & Polma,
'y
r
t, t, 3,9 P GrafostatiCa
/-2 'Batavia : JB Wolters
5 5 0,5 P
c./
P - Groningen
6 6 P
+7
7-r 2
P
4. Noris & Wilbur,
7 7 0,3 P
r,2/ ,,\ Elementary Structural Arulysis, 2nd ed.
I I 0,3 P
New York : Mc Graw - Hill
9 9 0 5P -?1
-8(
-13,.ts- \ P
'I
2,5P
+17 *1 -tBr ,21 \ .23 RB
0 t0 5. Salvadori & Heller,
ll l1 r,8P P Structure In Architechture
1'.l 12 1?P London : Prentice Hall,1967
r3 'r
3 0,3 P
18 18 4P 1t2 P
19 '19 1'1 P
?0 70 1.2 P
21 21 O,B P
r ': :::
2? 22 r ;f '17r i"g11,!.,;i,y1; (,r.,:1,,'.t,,i1,,1't
Skala panJJnq 1cm? F
23 23 1,8 P
Skala prak lcrn?2m
t
I J$wa -l r,nru:'
2t 2t, 1,3 P I
t . 1..- t99 I r99.;
25 25 2,1 P