Anda di halaman 1dari 92

NASKAH BUKU PENGAYAAN

UNTUK SMP

SEGITIGA

Disusun Oleh :
Nama : MUHAMMAD YUSUF, S.Pd.
Pekerjaan : PENDIDIK
Unit Kerja : SMP NEGERI 1 BOLO

KABUPATEN BIMA
NUSA TENGGARA BARAT
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan naskah buku yang berjudul
“Segitiga” ini.
Naskah buku ini di susun dalam rangka menambah wawasan peserta didik
tentang Segitiga, khusunya pada tingkat SMP. Selama mengikuti kegiatan
pembelajaran reguler, peserta didik hanya mendapat sedikit pengetahuan tentang
Segitiga. Buku ini mencoba menguraikan beberapa hal tentang Segitiga yang tentu
lebih luas dari materi yang didapat saat pembelajaran reguler.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada seluruh keluarga saya atas
segala dukungannya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan naskah ini.
Akhirnya saya berharap agar naskah buku ini bisa bermanfaat bagi dunia
pendidikan kita, khusunya bagi perkembangan pengetahuan matematika peserta
didik kita. Saya juga berharap adanya saran dan masukan demi penyempurnaan
naskah ini.

Bolo, Juli 2013


Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii

BAB I SIFAT UMUM SEGITIGA 1


A. Unsur-Unsur Segitiga 1
B. Jenis Segitiga 1
C. Sifat Segitiga 3
D. Garis-Garis Istimewa pada Segitiga 4
E. Kesebangunan pada Segitiga 5

BAB II KESEBANGUNAN PADA SEGITIGA 6

BAB III KONGRUENSI SEGITIGA 11


A. Sisi Sudut Sisi 11
B. Sudut Sisi Sudut 12
C. Sudut Sudut Sisi 13
D. Sisi Sisi Sisi 14

BAB IV SEGITIGA SIKU-SIKU DAN TEOREMA PYTHAGORAS 15


A. Teorema Pythagoras 15
B. Kebalikan Teorema Pythagoras 16
C. Contoh Soal 16
D. Tripel Pythagoras 18
E. Dua Segitiga Siku-Siku Khusus 20
F. Beberapa Hubungan pada Segitiga Siku-Siku 21
BAB V LUAS SEGITIGA 24

BAB VI SEGITIGA SAMASISI 29


A. Definisi 29
B. Sifat-Sifat Segitiga Samasisi 29
C. Luas Segitiga Samasisi 30
D. Contoh Permasalahan pada Segitiga Samasisi 30
E. Jari-Jari Lingkaran Dalam dan Lingkaran Luar 34
F. Teorema – Teorema Penting 34
BAB VII SEGITIGA SAMAKAKI 38
A. Sifat Segitiga Samakaki 38
B. Analisis Soal Menggunakan Segitiga Samakaki 38
C. Membelah Segitiga Samakaki menjadi Beberapa Segitiga 41
Samakaki
D. Membelah Sebuah Segitiga Menjadi Dua Buah Segitiga 41
Samakaki
E. Masalah Langley 42
BAB VIII LINGKARAN LUAR DAN LINGKARAN DALAM 44
A. Lingkaran Luar 44
B. Lingkaran Dalam 45
C. Lingkaran Singgung Luar 46
D. Contoh-Contoh Permasalahan 47
BAB IX GARIS CEVIAN 54
A. Segitiga dan Lingkaran Cevian 54
B. Segitiga Kontak dan Titik Gergonne 55
C. Isogonal Conjugates 56
D. Symmedian 56
E. Perbandingan pada Symmedian 57
F. Panjang Symmedian 57
G. Garis-Garis Cevian Khusus 57
BAB X TEOREMA STEWART DAN APLIKASINYA 59
BAB XI TEOREMA CEVA DAN APLIKASINYA 68
A. Teorema Ceva 68
B. Teorema Ceva pada Titik Berat 69
C. Teorema Ceva pada Orthocenter 69
D. Teorema Ceva pada Titik Pusat Lingkaran Dalam 70
BAB XII TITIK-TITIK PENTING 71
A. Titik-Titik Penting 71
B. Titik Nagel 74
C. Titik Napoleon 75
D. Titik Torricelli 77
BAB XIII SEGITIGA SAMASISI DI DALAM SEBUAH PERSEGI PANJANG 78
A. Perhitungan Panjang Segmen Garis 78
B. Cara Membentuk Segitiga Samasisi 79
C. Contoh Soal 79
BAB XIV SEGITIGA 3-4-5 DI DALAM SEBUAH PERSEGI 84
A. Aneka Kreasi Segitiga 3-4-5 di Dalam Sebuah Persegi 84
B. Contoh Soal 85

Lampiran :
1. Surat Pengantar Kepala Sekolah
2. Biodata Penyusun
3. Fotokopi SK CPNS dan SK Terakhir
4. Fotokopi KTP
5. Surat Pernyataan Penulis
BAB I
SIFAT UMUM SEGITIGA

A. Unsur-unsur Segitiga
Perhatikan gambar segitiga berikut : A

B C
Segitiga memiliki tiga buah sisi sebagai pembatas. Pada setiap segitiga juga
terdapat tiga buah sudut, dimana masing-masing sudut diapit oleh dua buah sisi dan
titik pertemuan kedua sisi itu sebagai titik sudutnya. Penamaan sebuah segitiga
biasanya didasarkan pada huruf-huruf yang ada masing-masing titik sudut sesuai
urutan abjad.
Segitiga pada gambar di atas disebut segitiga ABC, dengan sisi-sisi AB, BC, dan
AC. Sudut-sudutnya adalah ∠CAB dengan titik sudut A, ∠ABC dengan titik sudut B,
dan ∠BCA dengan titik sudut C.

B. Jenis Segitiga
1. Berdasarkan besar sudutnya
Berdasarkan besar sudutnya segitiga dibedakan atas 3 jenis, yaitu :
a. Segitiga Lancip, yaitu segitiga yang besar ukuran ketiga sudutnya kurang
dari 900 .
b. Segitiga Siku-Siku, yaitu segitiga yang besar ukuran salah satu sudutnya
900 .
c. Segitiga Tumpul, yaitu segitiga yang besar ukuran salah satu sudutnya
lebih dari 900.

Segitiga Lancip Segitiga Siku-Siku Segitiga Tumpul


2. Berdasarkan panjang sisinya
Berdasarkan pajang sisinya segitiga juga dibedakan atas 3 jenis, yaitu :
a. Segitiga Samasisi, yaitu segitiga yang ketiga sisinya sama panjang.
b. Segitiga Samakaki, yaitu segitiga yang dua sisinya sama panjang.

SEGITIGA Halaman 1
c. Segitiga Sembarang, yaitu segitiga yang ketiga sisinya tidak sama
panjang.

Segitiga Samasisi Segitiga Samakaki Segitiga Sembarang

Contoh
Tentukan jenis segitiga-segitiga berikut
C D H

620 1200

590 590
A B E F G I
K
Q
M 0 0 O
42 42 850

J 450 500
N P R
L

Solusi :
Segitiga ABC : Berdasarkan sudut = Lancip
Berdasarkan sisi = Samakaki
Segitiga DEF Berdasarkan sudut = Siku-siku
Berdasarkan sisi = Samakaki
Segitiga GHI Berdasarkan sudut = Tumpul
Berdasarkan sisi = Sembarang
Segitiga JKL Berdasarkan sudut = Siku-siku
Segitiga MNO Berdasarkan sudut = Tumpul
Berdasarkan sisi = Samakaki
Segitiga PQR Berdasarkan sudut = Lancip
Berdasarkan sisi = Samakaki

SEGITIGA Halaman 2
C. Sifat Segitiga
1. Panjang Sisi Segitiga
Jumlah panjang dari dua buah sisi segitiga senantiasa lebih panjang dari
panjang sisi yang ketiga. Sifat ini dikenal dengan nama Ketaksamaan
Segitiga.
A
Perhatikan gambar segitiga berikut :
Pernyataan di atas dapat dirumuskan sebagai
berikut :
a. AC + AB > BC
b. AB + BC > AC
c. AC + BC > AB B C

2. Jumlah Sudut Segitiga


Jumlah ketiga sudut segitiga adalah 1800.
Pada segitiga di atas, ∠ABC + ∠BCA + ∠CAB = 1800

Contoh 1
Terdapat lima potong kayu dengan panjang 1m, 2m, 3m, 4m, dan 5m. Berapa
banyak jenis segitiga yang bisa dibuat dengan menggunakan potongan-
potongan kayu tersebut bila tidak ada potongan kayu yang disambung.
Solusi
Dengan menggunakan ketaksamaan segitiga, maka pasangan potongan kayu
yang bisa dibuat segitiga adalah (2,3,4), (2,4,5), (3,4,5)
(1,2,3) tidak bisa digunakan, karena 1 + 2 = 3
(1,2,4) tidak bisa digunakan, karena 1 + 2 < 4
(1,2,5) tidak bisa digunakan, karena 1 + 2 < 5
(1,3,4) tidak bisa digunakan, karena 1 + 3 = 4
(1,3,5) tidak bisa digunakan, karena 1 + 3 < 5
(1,4,5) tidak bisa digunakan, karena 1 + 4 = 5
(2,3,5) tidak bisa digunakan, karena 2 + 3 = 5
Contoh 2
Tentukan nilai x pada gambar di samping. 750
Solusi
Karena jumlah sudut segitiga adalah 1800
650 x
Maka x = 1800 – (65 + 75)0 = 400

SEGITIGA Halaman 3
Contoh 3
P U
Pada gambar di samping, garis PS, QT dan
a f
RU berpotongan pada satu titik yaitu titik O.
b O e
Tentukan nilai a + b + c + d + e + f Q T

c d
S
R
Solusi
∠POQ = 1800 – (a + b)
∠POQ = ∠SOT
∠SOT = 1800 – (∠SOR + ∠TOU)
Sehingga a + b = ∠SOR + ∠TOU
Sementara itu ∠SOR = 1800 – (c + d) dan ∠TOU = 1800 – (e + f)
Sehingga a + b = 1800 – (c + d) + 1800 – (e + f)
a + b + c + d + e + f = 3600

D. Garis-Garis Istimewa pada Segitiga


1. Garis Tinggi, yaitu garis yang ditarik tegak lurus dari salah satu titik sudut
sebuah segitiga ke sisi segitiga yang ada dihadapannya. Karenanya ada tiga
buah garis tinggi pada sebuah segitiga. Ketiga garis tinggi segitiga itu
berpotongan pada satu titik yang disebut orthocenter.
2. Garis Berat, yaitu garis yang ditarik dari salah satu titik sudut segitiga ke titik
tengah dari sisi yang ada dihadapannya. Garis berat suatu segitiga juga ada
tiga dan ketiganya berpotongan pada satu titik dan menjadi titik berat segitiga
itu.
3. Garis Bagi Sudut, yaitu garis yang membagi dua sebuah sudut segitiga
menjadi dua sudut yang ukurannya sama. Garis bagi sudut pada setiap
segitiga juga ada tiga dan ketiganya berpotongan pada satu titik yang
menjadi titik pusat lingkaran dalam segitiga itu. Lingkaran dalam adalah
lingkaran yang menyinggung ketiga sisi segitiga.
4. Garis Sumbu, yaitu garis yang membagi dua tegak lurus sebuah sisi segitiga.
Ketiga garis sumbu segitiga berpotongan pada sebuah titik yang menjadi titik
pusat lingkaran luar segitiga. Lingkaran luar segitiga adalah lingkaran yang
melalui ketiga titik sudut segitiga.

SEGITIGA Halaman 4
E. Kesebangunan pada Segitiga
Dua segitiga disebut sebangun jika memenuhi salah satu dari dua syarat berikut :
1. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar, atau
2. Sisi-sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan yang sama

Contoh 1 Contoh 2
Apakah kedua segitiga sebangun Apakah kedua segitiga sebangun
F R
C M

500 36 25
6 5

300 300 1000


A B D E K 4 L P 20 Q
Solusi Solusi
𝐾𝐿 4 1 𝐿𝑀 5 1 𝐾𝑀 6 1
∠B = 1800 – (300 + 500) = 1000 = 20 = 5 , 𝑄𝑅 = 25 = 5 , = 36 = 6
𝑃𝑄 𝑃𝑅

∠F = 180 – (30 + 100 ) = 50


0 0 0 0
Maka ΔKLM tidak sebangun dengan
∠A = ∠D, ∠B = ∠E, ∠C = ∠F ΔPQR
Maka ΔABC sebangun dengan ΔDEF

SEGITIGA Halaman 5
BAB II
KESEBANGUNAN SEGITIGA

Kita dapat menyatakan bahwa ΔABC and ΔA’B’C’ adalah sebangun dengan
koefisien k, jika m∠A = m∠A’, m∠B = m∠B’, m∠C = m∠C’ dan
𝐴′𝐵′ 𝐵′𝐶′ 𝐴′𝐶′
= = =𝑘
𝐴𝐵 𝐵𝐶 𝐴𝐶
Notasi yang biasa digunakan adalah ΔABC ∿ ΔA’B’C’.

Theorem 1. C
Diberikan sebuah ΔABC dan titik B’ yang terletak
C’
pada AB serta titik C’ yang terletak pada AC
sedemikian hingga BC sejajar dengan B’C’. maka
ΔABC ∿ ΔA’B’C’ A B’ B

Theorem 2.
Untuk setiap ΔABC dan sebuah bilangan real k > 0, terdapat sebuah ΔA’B’C’ yang
sebangun dengan dengan ΔABC dengan koefisien k.

Theorem 3.
Diberikan ΔABC dan ΔA’B’C’ sedemikian sehingga m∠A = m∠A’ dan m∠B = m∠B’.
Maka kedua segitiga tersebut sebangun.

Theorem 4.
𝐴′𝐵′ 𝐴′𝐶′
Diberikan ΔABC dan ΔA’B’C’ sedemikian sehingga m∠A = m∠A’ dan = . maka
𝐴𝐵 𝐴𝐶

kedua segitiga tersebut sebangun.

Theorem 5.
Diberikan ΔABC dan ΔA’B’C’ sedemikian sehingga
𝐴′𝐵′ 𝐵′𝐶′ 𝐴′𝐶′
= =
𝐴𝐵 𝐵𝐶 𝐴𝐶
Maka kedua segitiga tersebut sebangun

SEGITIGA Halaman 6
Theorem 6.
Diberikan sebuah segitiga siku-siku ABC, dengan ∠C
C
sebagai sudut siku-siku.
Diberikan pula CD sebagai garis tinggi ΔABC dari titik
C dengan M terletak pada AB. Maka ΔABC, ΔACD,
ΔCBD semuanya sebangun.
A D B

Contoh 1
Diberikan trapesium ABCD dengan panjang dua sisi sejajarnya adalah AD = 9 dan
BC = 6, sedemikian hingga jarak antara kedua sisi sejajar tersebut adalah 5.
Diberikan pula titik O sebagai titik potong perpanjangan garis AB dan CD
(a) Tunjukkan bahwa ΔOBC dan ΔOAD adalah kongruen
(b) Tentukan jarak dari O ke AD
Solusi
Perhatikan gambar berikut O

B C

A D

(a) Karena BC sejajar dengan AD, maka sesuai teorema 1 berlaku ΔOBC ∿ ΔOAD
𝐵𝐶 6 2
(b) Koefisien perbandingan ΔOBC dan ΔOAD adalah 𝐴𝐷 = 9 = 3
2
Sehingga perbandingan tinggi kedua segitiga juga harus 3

Misalkan tinggi ΔOAD = t, maka tinggi ΔOBC = t – 5


Akibatnya
𝑡−5 2
=
𝑡 3
Sehingga diperoleh nilai t = 15
Jarak O ke AD adalah sama saja dengan tinggi ΔOAD, sehingga jaraknya
adalah 15

SEGITIGA Halaman 7
Contoh 2
Pada ΔABC, D adalah titik tengah BC, E adalah titik tengah AC, dan F adalah titik
tengah AB. Tunjukkan bahwa ΔDEF sebangun dengan ΔABC dengan koefisien ½.
Solusi
Perhatikan gambar berikut A

F E

B D C

Karena DE ⫽ AB , maka ΔCDE ∿ ΔABC


Akibatnya DE : AB = CD : CB = ½ atau DE = ½ AB
Dengan cara yang sama diperoleh EF = ½ BC, dan DF = ½ CA
Sehingga perbandingan sisi dari ABC dan DEF adalah
𝐷𝐸 𝐸𝐹 𝐷𝐹 1
= = =
𝐴𝐵 𝐵𝐶 𝐶𝐴 2
Sesuai teorema 5, maka ΔABC ∿ ΔDEF dengan koefisien ½

Contoh 3
Tentukan nilai x, y dan z pada masing-masing gambar berikut

8 156
6 65 x
x

y z y z

(a) (b)

Untuk menyelesaikan soal ini, perhatikan kembali teorema 6 di atas dan akan
dibahas dengan lebih detail lagi pada bagian Teorema Pythagoras

SEGITIGA Halaman 8
Contoh 4
Gunakan gambar berikut untuk membuktikan ∘
bahwa
𝑥 𝐵𝐴 B
=
𝑦 𝐵𝐶 ∘∘

x y ∘
A C

solusi
D

B
∘∘

x y ∘
A E C

Karena ∠EBC = ∠BCD, maka BE ⫽ CD, sehingga ΔAEB ∿ ΔACD


Akibatnya AE : AC = AB : AD
Karena BCD samakaki, maka BD = BC, sehingga AD = AB + BC
Sehingga
AE : AC = AB : AD ⇒ x : (x + y) = AB : (AB + BC)
x(AB + BC) = AB(x + y)
𝐴𝐵+𝐵𝐶 𝑥+𝑦
=
𝐴𝐵 𝑥
𝐵𝐶 𝑦
1 + 𝐴𝐵 = 1 + 𝑥
𝑥 𝐵𝐴
=
𝑦 𝐵𝐶

SEGITIGA Halaman 9
Contoh 5 M
Sisi miring dari segitiga siku-siku 5-12-13 adalah
x
merupakan garis bagi sudut M dari segitiga KLM.
Tentukan panjang M. N
13
5
∘∘
L 12 K

Solusi
Perhatikan gambar berikut

M

x
N
13
5
∘∘
P ∘
L 12 K

ΔKLN ∿ ΔKPM, sehingga 12 : KP = KN : KM


Karena LMP samakaki, maka LP = LM
Sehingga 12 : KP = KN : KM ⇒ 12 : (12 + LM) = 5 : (5 + x)
12(5 + x) = 5(12 + LM)
60 + 12x = 60 + 5LM
12x = 5LM
Sementara itu dengan menggunakan teorema pythagoras, LM2 = LK2 + KM2
Sehingga LM2 = 122 + (5 + x)2
LM2 = 169 + 10x + x2
Karena 12x = 5LM
12𝑥 2
Maka = 169 + 10x + x2
5

Sehingga 144x2 = 4225 + 250x + 25x2


119x2 – 250x – 4225 = 0
250± 62500 +4×119×4225 250± 100(625+119×169)
x= =
2×119 2×119
250±1440
x= dan karena x harus positif, maka
2×119
250+1440 845
x= = 119
2×119

SEGITIGA Halaman 10
BAB III
KONGRUENSI SEGITIGA

Dua segitiga, ΔABC dan ΔDEF, disebut kongruen jika ukuran sudut-sudut yang
bersesuaian sama besar dan panjang sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang.
Notasi untuk menyatakan kekongruensian dua segitiga tersebut adalah ΔABC ≅
ΔDEF.
C F AC = EF ∠BAC = ∠DEF
AB = DE ∠BCA = ∠EFD
BC = DF ∠ABC = ∠EDF

ΔABC ≅ ΔDEF
A B D E

Contoh
J
Jika semua segitiga pada gambar di samping adalah
kongruen, temukan tiga buah segitiga terbesar yang H I

kongruen E F G

Jawab A B C D
ΔACH, ΔBDI, dan ΔEGJ

A. Sisi Sudut Sisi


Jika ΔABC dan ΔDEF adalah dua buah segitiga yang memenuhi AB = DE, ∠ABC =
∠DEF, dan BC = EF, maka ΔABC ≅ ΔDEF.
Perhatikan gambar berikut
A D

B E F
C

Kedua gambar di atas adalah sama persis, yang satu merupakan duplikat dari yang
lain, dengan AB = DE, ∠ABC = ∠DEF, dan BC = EF. Jika titik A dan C dihubungkan

SEGITIGA Halaman 11
dan titik D dan E juga dihubungkan, maka panjang AC = DE, demikian juga dengan
m∠BAC = m∠EDF dan m∠BCA = m∠EFD. Sehingga ΔABC ≅ ΔDEF.

Contoh
D
Perhatikan gambar di samping. A
E
Jika AE = CE dan BE = DE. Tunjukkan bahwa
ΔABE ≅ ΔCDE C
B

Solusi
AE = CE Sesuai soal
mBEA = mCED Sesuai sifat dua sudut yang berseberangan
BE = DE Sesuai soal
Sehingga ΔABE ≅ ΔCDE

B. Sudut Sisi Sudut


Jika ABC dan DEF memenuhi
∠CAB = ∠FDE
AB = DE
∠ABC = ∠DEF
Maka ΔABE ≅ ΔCDE

Perhatikan gambar berikut


A D
x x

B
∘ ∘
E
C F
∠CAB = ∠FDE
AB = DE
∠ABC = ∠DEF
Jika panjang AC, BC, DF, dan EF diukur dengan teliti, maka pasti akan ditemukan
bahwa BC = EF, AC = DF, demikian pula dengan ∠BCA = ∠EFD.
Sehingga ΔABE ≅ ΔCDE

SEGITIGA Halaman 12
Contoh
Perhatikan gambar berikut
M P
Jika KL = QR,
0
85 tunjukkan bahwa
ΔKLM ≅ ΔPQR
750
K R
200 200
L Q
Solusi
∠MKL = 1800 – (850 + 200) = 750
Sehingga
∠MKL = ∠PRQ
KL = QR
∠KLM = ∠RQP
Maka ΔKLM ≅ ΔPQR

C. Sudut Sudut Sisi


Jika ABC dan DEF memenuhi
A D
∠ABC = ∠DEF
∠CAB = ∠FDE
AC = DF
Maka ΔABE ≅ ΔCDE B C E F

Contoh
B
Perhatikan gambar di samping.
Jika ∠EAD = ∠EBC D

AD = BC
Tunjukkan bahwa AE = BE A E
C

Solusi
∠EAD = ∠EBC sesuai soal
ΔADE ≅ ΔBCE
AD = BC sesuai soal
(sudut-sudut-sisi)
∠E = ∠E sudut berimpit
Akibatnya AE = BE

SEGITIGA Halaman 13
D. Sisi Sisi Sisi
Jika sisi-sisi yang bersesuaian pada dua buah segitiga sama panjang, maka kedua
segitiga tersebut kongruen.
Perhatikan gambar berikut. D
C

A B

ΔABE ≅ ΔCDE
E

Contoh B C
Perhatikan gambar di samping.
Y
Jika AC = AB dan BY = CY, tunjukkan bahwa
ΔBYA ≅ ΔCYA

A
Solusi
AC = AB dan BY = CY (sesuai soal)
AY = AY (garis berimpit)
Maka ΔBYA ≅ ΔCYA

SEGITIGA Halaman 14
BAB IV
SEGITIGA SIKU-SIKU DAN TEOREMA PYTHAGORAS

A. Teorema Pythagoras
Jika sebuah segitiga adalah segitiga siku-siku dengan panjang sisi a, b, dan c,
dimana a ≤ b < c, maka a2 + b2 = c2.
A

b c

C a B
Ada banyak pembuktian yang telah disampaikan oleh para ahli tentang teorema itu,
salah satunya dengan cara berikut :

Pada masing-masing sisi segitiga siku-siku


dibuat sebuah persegi dengan panjang sisi
sesuai panjang sisi segitiga.
Dari ketiga persegi yang dibuat itu

a c diperoleh hubungan bahwa luas persegi


sisi c sama dengan luas persegi sisi a
b ditambah luas persegi dengan sisi b
Dengan demikian
a 2 + b 2 = c2

Perhatikan pula pembuktian Euclid berikut


G

J A

F
H

K B C

D E

SEGITIGA Halaman 15
Garis BHI dibuat sejajar dengan CF.
BCF dan ECA adalah dua segitiga yang kongruen (sesuai syarat sisi-sudut-sisi)

ECA dan ECB memiliki luas yang sama (sama-sama beralaskan CE dengan tinggi
BC). Sehingga luas ECA = ½ Luas persegi pada sisi BC.

Karena BI sejajar dengan CF, maka luas BCH = ½ Luas FCHI


Dengan demikian luas FCHI sama dengan luas persegi pada sisi BC.

Dengan membuat garis BG dan CJ, maka dengan kesebangunan akan diperoleh
bahwa luas HIGA sama dengan luas persegi pada sisi AB.

Sehingga luas persegi pada sisi AC = luas persegi pada sisi BC + Luas persegi pada
sisi AB

Perhatikan pula pembuktian dengan gambar berikut


a b b a

a a c a
b c
c

c b c b
c b
a
b a b a

B. Kebalikan Teorema Pythagoras :


Jika sebuah segitiga dengan panjang sisi-sisinya adalah a, b, dan c yang memenuhi
a2 + b2 = c2, maka segitiga tersebut adalah segitiga siku-siku

C. Contoh Soal
1. Dapatkah ketiga ruas garis dengan panjang sebagai berikut digunakan untuk
membentuk segitiga siku-siku?
a) 2 cm, 7 cm, dan 1 cm
b) 37 m, 12 m, dan 35 m
c) 6m, 7m, dan 8m
solusi

SEGITIGA Halaman 16
a) Tidak dapat membentuk segitiga apapun, karena 2 + 1 < 7
b) Dapat membentuk segitiga siku-siku, karena 122 + 352 = 372
c) Dapat membentuk segitiga, tetapi bukan segitiga siku-siku
2. Tentukan panjang sisi miring dari segitiga berikut.

5 cm

12 cm
Solusi
x2 = 52 + 122
= 25 + 144 = 169
x = 13

3. Tentukan nilai x pada gambar berikut.

65 cm
x

63 cm
Solusi
x2 + 632 = 652
x2 + 3969 = 4225
x2 = 256
x = 16
4. Panjang salah sisi siku-siku sebuah segitiga siku-siku adalah 9 cm, sedangkan
selisih panjang dari dua sisi yang lainnya adalah 1 cm. Tentukan panjang semua
sisi segitiga tersebut.
Solusi
Misalkan panjang sisi miringnya = c dan panjang sisi siku-siku yang lainnya = b,
dengan c > b
Maka 92 + b 2 = c2
c2 – b2 = 81
(c + b)(c – b) = 81
(c + b) (1) = 81
c+b = 81

SEGITIGA Halaman 17
Karena c – b = 1 dan c + b = 81, maka 2c = 82, sehingga c = 41dan b = 40
Sehingga panjang ketiga sisi segitiga tersebut adalah 9 cm, 40 cm dan 41 cm

5. Panjang sisi miring sebuah segitiga siku-siku adalah 50 cm, sedangkan selisih
panjang dua sisi yang lainnya adalah 34 cm. Tentukan panjang semua sisi
segitiga tersebut.
Solusi
Misalkan panjang dua sisi siku-siku segitiga itu adalah a dan b
Maka a2 + b2 = 502
Karena a – b = 34, maka a = 34 + b
(34 + b)2 + b2 = 502
1156 + 68b + b2 + b2 = 2500
2b2 + 68b – 1344 = 02688
b2 + 34b – 672 = 0
(b – 14)(b + 48) = 0
B = 14 atau b = - 48
Karena b harus positif maka b = 14 dan a = 48
Sehingga panjang ketiga sisi segitiga itu adalah 14 cm, 48 cm, dan 50 cm

D. Tripel Pytagoras
Perhatikan kembali soal nomor 1(b) di atas.
Ruas-ruas garis dengan panjang 12 cm, 35 cm, dan 37 cm dapat digunakan untuk
membentuk segitiga siku-siku. Hal ini dikarenakan 122 + 352 = 372, sehingga
memenuhi teorema yang berlaku pada segitiga siku-siku yaitu a2 + b2 = c2.
Bilangan-bilangan bulat positif yang memenuhi hubungan seperti itu disebut tripel
pytagoras.
Berikut daftar beberapa bilangan tripel pytagoras

(3,4,5) (5,12,13) (7,24,25)

(8,15,17) (9,40,41) (11,60,61)

(12,35,37) (13,84,85) (15,112,113)

(16,63,65) (17,144,145) (19,180,181)

(20,21,29) (20,99,101) (21,220,221)

(23,264,265) (24,143,145) (25,312,313)

SEGITIGA Halaman 18
(27,364,365) (28,45,53) (28,195,197)

(29,420,421) (31,480,481) (32,255,257)

(33,56,65) (33,544,545) (35,612,613)

(36,77,85) (36,323,325) (37,684,685)

(39,80,89) (39,760,761) (40,399,401)

(41,840,841) (43,924,925) (44,117,125)

(44,483,485) (48,55,73) (48,575,577)

(51,140,149) (52,165,173) (52,675,677)

(56,783,785) (57,176,185) (60,91,109)

(60,221,229) (60,899,901) (65,72,97)

(68,285,293) (69,260,269) (75,308,317)

(76,357,365) (84,187,205) (84,437,445)

(85,132,157) (87,416,425) (88,105,137)

(92,525,533) (93,476,485) (95,168,193)

(96,247,265) (100,621,629) (104,153,185)

(105,208,233) (105,608,617) (108,725,733)

(111,680,689) (115,252,277) (116,837,845)

(119,120,169) (120,209,241) (120,391,409)

(123,836,845) (124,957,965) (129,920,929)

(132,475,493) (133,156,205) (135,352,377)

(136,273,305) (140,171,221) (145,408,433)

(152,345,377) (155,468,493) (156,667,685)

(160,231,281) (161,240,289) (165,532,557)

(168,425,457) (168,775,793) (175,288,337)

(180,299,349) (184,513,545) (185,672,697)

(189,340,389) (195,748,773) (200,609,641)

(203,396,445) (204,253,325) (205,828,853)

(207,224,305) (215,912,937) (216,713,745)

(217,456,505) (220,459,509) (225,272,353)

(228,325,397) (231,520,569) (232,825,857)

SEGITIGA Halaman 19
(240,551,601) (248,945,977) (252,275,373)

(259,660,709) (260,651,701) (261,380,461)

(273,736,785) (276,493,565) (279,440,521)

(280,351,449) (280,759,809) (287,816,865)

(297,304,425) (300,589,661) (301,900,949)

(308,435,533) (315,572,653) (319,360,481)

(333,644,725) (336,377,505) (336,527,625)

(341,420,541) (348,805,877) (364,627,725)

(368,465,593) (369,800,881) (372,925,997)

(385,552,673) (387,884,965) (396,403,565)

(400,561,689) (407,624,745) (420,851,949)

(429,460,629) (429,700,821) (432,665,793)

(451,780,901) (455,528,697) (464,777,905)

(468,595,757) (473,864,985) (481,600,769)

(504,703,865) (533,756,925) (540,629,829)

(555,572,797) (580,741,941) (615,728,953)

(616,663,905) (696,697,985)

E. Dua Segitiga Siku-Siku Khusus


1. Segitiga Siku-Siku Samakaki

4 2
3 2 4
2 2 3
2 2
1

1 2 2 4
Jika sebuah segitiga siku-siku, memiliki dua sisi siku-siku yang sama,
misalkan panjangnya adalah p, maka panjang sisi miringnya adalah p 2.

SEGITIGA Halaman 20
Contoh Soal D
A
Berapakah keliling persegi ABCD pada
gambar di samping?
18 2
Solusi
Karena ABD adalah segitiga siku-siku
samakaki, dan panjang sisi miringnya adalah B
C
18 2, maka AB = AD = 18
Sehingga luas persegi ABCD = 182 = 324
2. Segitiga Siku-Siku 300-600-900

6
3 3
4
2 3
3 2

1 2 3

Pada permodelan di atas, jika panjang sisi siku-siku terpendeknya adalah p,


maka panjang sisi siku-siku yang lainnya = p 3 dan sisi miring = 2p
Contoh
Tentukan nilai a dan b pada segitiga di samping
Solusi a 17 3
Segitiga di samping adalah segitiga siku-siku
0 0 0
300
30 -60 -90 , sehingga a = 17 dan b = 34 b

F. Beberapa Hubungan Pada Segitiga Siku-Siku

Hubungan 1
Sebuah segitiga siku-siku dengan dengan sudut siku-siku di C. CXPY adalah
sebuah persegi, dimana P pada sisi miring, X pada sisi A dan Y pada sisi B.
tunjukan bahwa jika t adalah sisi persegi itu, maka berlaku
1 1 1
= +
𝑡 𝑎 𝑏

SEGITIGA Halaman 21
Bukti
Perhatikan gambar berikut
A
Karena YP sejajar CB, maka m∠XBP = m∠YPA
Demikian pula dengan m∠YAP = m∠BPX
t P
bY Sehingga ΔXBP ∿ ΔXYPA
t Dengan demikian :

B YP : XB = YA : XP
C X
a t : (a – t) = (b – t) : t

Sehingga t2 = (a – t)(b – t)
t2 = ab – at – bt + t2
at + bt = ab
t(a + b) = ab
𝑎𝑏
t = 𝑎+𝑏
1 𝑎+𝑏
=
𝑡 𝑎𝑏
1 1 1
=𝑎+𝑏
𝑡

Hubungan 2
Diketahui ABC adalah segitiga siku-siku dengan sisi-sisi a, b, dan sisi miring c. jika d
adalah panjang garis tinggi segitiga itu dengan alas sisi miring, maka berlaku
hubungan
1 1 1
2
+ 2= 2
𝑎 𝑏 𝑑
Bukti
Perhatikan gambar berikut
C

b a
d

A B
D
c

SEGITIGA Halaman 22
DB2 = a2 – d2
DB = 𝑎2 − 𝑑2
Karena m∠DCB = m∠DAC dan m∠DBC = m∠DCA, maka ΔACD ∿ ΔDBC
Sehingga DC : DB = AC : BC
d : 𝑎2 − 𝑑 2 = b : a
b 𝑎2 − 𝑑2 = ad
Keduanya dikuadratkan, maka
b2(a2 – d2) = a2d2
b2a2 – b2d2 = a2d2
a2d2 + b2d2 = a2b2
d2(a2 + b2) = a2b2
𝑎2𝑏2
d2 = 𝑎 2 +𝑏 2

1 𝑎2 + 𝑏 2
=
𝑑2 𝑎2 𝑏2
1 1 1
+ =
𝑎2 𝑏 2 𝑑 2

SEGITIGA Halaman 23
BAB V
LUAS SEGITIGA

c b
t

B C
a

Rumus luas segitiga yang paling umum adalah


1
L = 2at

Di samping itu, juga dikenal rumus dengan menggunakan aturan sinus


1
L = 2ab sinC

Rumus luas yang lain adalah yang dikenal dengan Rumus Heron.
Untuk suatu segitiga dengan panjang sisi a, b, dan c, serta s sebagai setengah
keliling segitiga tersebut, maka
L= 𝑠 (𝑠 − 𝑎) (𝑠 − 𝑏) (𝑠 − 𝑐)
𝑎+𝑏+𝑐
dimana s = 2

Di samping itu dengan menggunakan jari-jari lingkaran luar segitiga, R, dan jari-jari
lingkaran dalam, r, juga berlaku rumus luas sebagai berikut
𝑎𝑏𝑐
L= 4𝑅

L = rs

Contoh 1
Keliling sebuah segitiga siku-siku adalah 60 dan luasnya 120. Tentukan panjang sisi-
sisi segitiga tersebut
Solusi
L = ½ at
120 = ½ at

SEGITIGA Halaman 24
Sehingga at = 240
Karena segitiga tersebut adalah segitiga siku-siku, maka t = b dan a2 + b2 = c2
Sehingga a2 + b2 = [60 – (a + b)]2 = 3600 – 120(a + b) + a2 + b2 + 2ab
120(a + b) – 2ab = 3600
120(a + b) – 2(240) = 3600
120(a + b) = 3600 + 480 = 4080
a + b = 34
Sehingga nilai c = 60 – 34 = 26
Karena ab = 240 dan a + b = 34, maka a = 10 dan b = 24 atau a = 24 dan b = 10
Sehingga panjang sisi segitiga itu adalah 10, 24, dan 26

Contoh 2
Segitiga ABC memiliki alas 8 dan tinggi 3. Jika panjang dua sisi yang lainnya adalah
x dan 2x, tentukan x.
Solusi
Perhatikan gambar berikut A

2x x
3

8–m m
B D C
8

ΔABD ∿ ΔADC, sehingga AD : DC = AB : AC


3 : m = 2x : x
Sehingga m = 3/2
Maka x = 3 + (3/2)2 = 9 + 9/4
2 2

x2 = (9/4) x 5
3
Sehingga x=2 5

Contoh 3
Tentukan luas segitiga samasisi dengan keliling 36
Solusi
Karena kelilingnya 36 maka panjang salah satu sisinya adalah 12

SEGITIGA Halaman 25
Tinggi segitiga t2 = 122 – 62
t2 = 144 – 36 = 108 = 36 . 3
t=6 3
Sehingga luasnya L = ½ x 12 x 6 3
L = 36 3

Contoh 4
A

Luas segitiga samasisi ABC di samping adalah 9 3.


Sebuah segi-6 beraturan dibuat pada segitiga itu
sehingga panjang sisi segi-6 tersebut sam dengan
panjang potongan sisi segitiga ABC “ yang masih
tersisa”. Tentukan luas dan keliling segi-6 beraturan
tersebut
B C
Solusi

𝑎
Misalkan panjang sisi segitiga adalah a, maka tingginya adalah 3
2

𝑎
Dan karena luas segitiga adalah 9 3, maka ½ x a x 2 3 = 9 3

Sehingga a = 6

Karena panjang potongan sisi segitiga ABC yang masih tersisa sama dengan
panjang sisi segi-6, maka setiap sisi persegi itu dibagi menjadi 3 bagian yang sama
panjang dan panjang sisi segi-6 adalah 2

Karena tiap sisi segitiga dibagi menjadi 3 bagian yang sama, maka tinggi sebuah
segitiga kecil adalah ⅓ dari tinggi segitiga ABC, demikian pula dengan panjang
alasnya adalah ⅓ dari alas segitiga ABC

Sehingga luas sebuah segitiga kecil adalah 1/9 x 9 3 = 3 , dan karena ada 3
potongan segitiga kecil, maka total luasnya adalah 3 3

Luas Segi-6 = Luas ABC – luas 3 potongan segitiga

=6 3

SEGITIGA Halaman 26
Kelilingnya adalah 2 x 6 = 12

Contoh 5

Tentukan perbandingan A
luas ΔABD dengan ΔBDC
5

D
4
B
15

Solusi

Panjang AB dapat dihitung denga teorema pythagoras

AB2 = BD2 – AD2

= 152 – 52

= 200

Sehingga AB = 100 2

Luas ABD = ½ x 5 x 100 2 = 250 2

Luas ABC = ½ x 9 x 100 2 = 450 2

Luas BDC = 450 2 – 250 2 = 200 2

Sehingga perbandingan adalah

250 2 ∶ 200 2

5∶4

SEGITIGA Halaman 27
Contoh 6 A
Pada ΔABC, AB = 24 cm dan BC = 10 cm. BD tegak lurus
terhadap AC. Tentukan perbandingan luas daerah yang diarsir
dengan daerah yang tidak diarsir.

Solusi
B C
AC2 = 242 + 102 = 676
AC = 26 cm

Misalkan CD = x, maka AD = 26 – x
BD2 = AB2 – AD2
= 242 – (26 – x)2
Sementara itu,
BD2 = 102 – x2
Sehingga 576 – 676 + 52x – x2 = 100 – x2
52x = 200
50
Berarti x = 13
14400
Maka BD2 = 102 – (50/13)2 = 100 – 2500/169 = 169
120
Sehingga BD = 13
50 120
Luas yang tidak diarsir = ½ x 13 x 13
288 120
Luas yang diarsir =½x x
13 13

Perbandinganya
50 120 288 120
½ x 13 x : ½x x
13 13 13

50 : 288
25 : 144

SEGITIGA Halaman 28
BAB VI
SEGITIGA SAMASISI

A. Definisi
Segitiga samasisi adalah segitiga yang ketiga sisinya samapanjang. Akibat
dari definisi itu adalah ketiga sudutnya juga sama besar, yaitu 60 0.

600

600 600

B. Sifat-Sifat Segitiga Samasisi


A
1. Memiliki tiga sumbu simetri. Ketiga sumbu simetri
itu juga merupakan garis bagi sudut, garis tinggi,
dan garis berat, serta sekaligus merupakan garis
F E
sumbu
AF = FB = BD = DC = CE = EA P
300 0
∠PAF = ∠PBF = ∠PBD = ∠PDC = ∠PCE 30 300
B D C
= ∠PAE = 30 0

AD ⏊ BC, BE ⏊ AC, CF ⏊ AB
2. Perbandingan antara dua potong garis yang ada pada masing-masing garis
tinggi adalah 1 : 2
Contoh : AP = 2PD, BP = 2PE, dan CP = 2PF
3. Semua segitiga yang terbentuk oleh ketiga garis tinggi adalah segitiga siku
(300 – 600 – 900). Ada 3 buah yang besar dan ada 6 buah yang kecil. Karena
sama-sama segitiga siku (300 – 600 – 900), maka segitiga yang besar
sebangun dengan segitiga yang kecil.
4. Panjang jari-jari lingkaran luarnya adalah dua kali
panjang jari-jari lingkaran dalamnya.
5. Lingkaran dalam dan lingkaran luarnya adalah
konsentrik, yaitu memiliki titik pusat yang sama.

SEGITIGA Halaman 29
C. Luas Segitiga Samasisi
Sebagaimana telah diketahui, bahwa luas segitiga = ½ x alas x tinggi. Karena
segitiga sama sisi memiliki kekhususan, maka cara perhitungan luasnya juga
memiliki kekhususan.

Perhatikan gambar berikut.


Karena garis tingginya membagi dua alas
(seperti yang diuraikan di atas) maka dengan
menggunakan teorema phytagoras diperoleh
hasil sebagai berikut :
a a
t2 = a2 – (a/2)2 t

t2 = a2 – a2/4
3𝑎 2
t2 = 2
𝑎 𝑎
𝑎 3
t= 2 2
2
𝑎×𝑡
Sehingga luasnya = 2
𝑎×𝑎 3
= 4
𝑎2 3
= 4

D. Contoh Permasalahan pada Segitiga Samasisi


1. Segitiga yang disebelah kiri adalah segitiga samasisi. Gambar sebelah kanan
dibuat dengan cara memotong setiap sisi segitiga semula menjadi 3 bagian
yang sama, kemudian dibuat segitiga samasisi pada potongan yang ditengah
dengan membuang alasnya. Jika segitiga semula memiliki panjang sisi 1,
tentukan luas bangun yang dibuat pada gambar kedua.

SEGITIGA Halaman 30
Solusi
Bentuk gambar di atas dapat dipandang sebagai bentuk berikut

3
Karena panjang sisi segitiga semula adalah 1, maka luasnya = 4
1
Panjang sisi sebuah segitiga samasisi yang kecil adalah 3
3
Sehingga luasnya = 36

Karena ada 3 buah segitiga samasisi kecil yang kongruen yang menonjol
3 3 3
keluar dari segitiga semula, maka luasnya = + 3 × 36 =
4 3

2. Segitiga OAB dan OA1B1 adalah segitiga-segitiga samasisi, dengan titik


sudut sekutu O. Tunjukkan bahwa titik-titik tengah dari OB, OA1, dan AB1
adalah titik-titik sudut sebuah segitiga samasisi
B1
D
A

O
E
B F
A1

Untuk membuktikan bahwa DEF adalah segitiga samasisi, kita dapat


menggunakan rata-rata geometri, dimana kita harus membuktikan bahwa
DEF adalah rata-rata geometri dari dua segitiga sama sisi yang ada.
Dari gambar di atas, diperoleh :
½ A + ½ B1 = D
½B+½O=E
½ O + ½ A1 = F
Ketiga persamaan tersebut dijumlahkan, sehingga

SEGITIGA Halaman 31
½ ABO + ½ B1OA1 = DEF
Sehingga DEF samasisi

3. Semua segitiga yang ada pada gambar berikut adalah samasisi. Jika panjang
sisi segitiga yang besar adalah p, tentukan luas daerah yang diarsir.

Solusi
𝑝2 3 𝑝2 3
Luas segitiga yang besar = . Luas sebuah segitiga yang kecil =
4 16
3𝑝 2 3
Sehingga luas daerah yang diarsir = 16

4. Sudut E dari sebuah segitiga samasisi ABE terletak di dalam persegi satuan
ABCD. Jika R adalah daerah yang berisi semua titik-titik yang berada di
1 1
dalam persegi dan di luar segitiga dan berjarak dari AD adalah antara dan 3.
2

tentukan luas R. (AMC 12 Tahun 2008)


Solusi
Segitiga AEF adalah segitiga siku-siku (300 – C G D
600 – 900) dengan sisi miring AE = 1 dan EF =
E
3
. Daerah R adalah merupakan daerah dua
2
1
trapesium kongruen dengan tinggi dan garis
6
3
sejajar terpendek = 1 − , dan garis sejajar
2

terpanjang adalah B F A
2 1 2 3 1 3
𝐸𝐺 + 𝐴𝐷 = 1− + ∙1= 1−
3 3 3 2 3 3
Maka luas R adalah

1 1 3 3 1 5 3 12 − 5 3
2∙ ∙ 1− + 1− = 2− =
6 2 2 3 6 6 36

SEGITIGA Halaman 32
5. Sebuah persegi panjang dan sebuah segitiga samasisi dengan luas yang
sama memiliki lingkaran luar yang kongruen yang berjari-jari 2.

Tentukan ukuran persegi panjang.


Solusi

4
x

𝑎 3
Karena R = 2, maka pada segitiga berlaku R = =2
3

Sehingga panjang sisi segitiga = a = 2 3


2
𝑎2 3 2 3 3 4∙3 3
Luas segitiga = = = =3 3
4 4 4

Sementara pada persegi panjang, diameternya = 4


Misalkan ukurannya adalah x dan y, maka x2 + y2 = 42
Sehingga x2 + y2 = 16
Luasnya = xy = luas segitiga, sehingga xy = 3 3, sehingga x2y2 = 27
27
Maka x2 + y2 = 16 ⇒ x2 + 𝑥 2 = 16

⇒ x4 – 16x2 + 27 = 0
Penyelesaian dari persamaan tersebut adalah x2 = 8 ± 37.
Karena y2 = 16 – x2, maka y2 = 16 − 8 ± 37
Maka pilihan yang tepat yang dapat menghasilkan nilai x dan y yang positif
adalah x2 = 8 + 37 dan y2 = 8 − 37

Sehingga ukuran persegi panjang adalah x = 8 + 37 dan y = 8 − 37.

SEGITIGA Halaman 33
E. Jari-Jari Lingkaran Dalam dan Lingkaran Luar
Sebagaimana yang disebutkan di atas, bahwa lingkaran dalam dan lingkaran
luar dari sebuah segitiga samasisi adalah konsentrik.
Panjang jari-jari lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga samasisi dengan
panjang sisi a adalah sebagai berikut
A
Jari-jari lingkaran luar = R = PB
Sebagaimana yang sudah dihitung di atas,
𝑎 3
F E AD = BE = CF = 2

P Dan sudah pula diketahui bahwa PB = ⅔BE


Sehingga
B D C
𝑎 3
R= 3

Sedangkan panjang sisi lingkaran dalamnya adalah sebagai berikut


Jari-jari lingkaran luar = r = PE
Karena,
𝑎 3
F E AD = BE = CF = 2

P Dan PE = ⅓BE
Sehingga
B D C
𝑎 3
r= 6

F. Teorema-Teorema Penting
Teorema 1 A
Jika ABC adalah segitiga samasisi dan M adalah
sebuah titik pada busur BC dari lingkaran luar ABC,
maka
│MA│ = │MB│ + │MC│.
Teorema 2 B
C
Jika ABC adalah segitiga samasisi dan M adalah
sebuah titik yang terletak pada bidang segitiga
ABC, maka ⦁
M
│MA│ ≤ │MB│ + │MC│.

SEGITIGA Halaman 34
Teorema 3
Jika M adalah sebuah titik pada bidang segitiga samasisi ABC. Maka jarak │MA│,
│MB│ dan │MC│ dapat menjadi panjang sisi-sisi sebuah segitiga.

Dari teorema 2 di atas, diketahui


│MA│ ≤ │MB│ + │MC│
Pertidaksamaan itu adalah merupakan bentuk pertidaksamaan segitiga, sehingga
ketiganya dapat menjadi panjang segitiga.
Segitiga yang dibentuk dengan panjang sisi │MA│, │MB│ dan │MC│ disebut
segitiga Pompeiu. Karena M berada di dalam daerah segitiga ABC, maka segitiga
pompeiu dapat diduplikasi keluar dari daerah segitiga ABC.

Buatlah sebuah titik N seperti pada gambar sehingga BNM samasisi. Sehingga
sekarang kita punya dua segitiga A
AMB dan BNC,
dimana AB = BC,
BM = BN
dan ∠MBA = 600 - ∠MBC = ∠CBN M

Sehingga kedua segitiga tersebut sebangun.


C B
Karena AM = CN, maka segitiga NMC memiliki panjang
sisi yang sama dengan │MA│, │MB│ dan │MC│. Oleh
karenanya NMC merupakan segitiga Pompeiu. N

Teorema 4 (Tabirca)
Jika ABC adalah segitiga samasisi, dan M adalah titik yang berada di dalam segitiga
ABC, maka besar sudut-sudut dari segitiga Pompeiu dan luasnya mengikuti atuaran
berikut :
(a) Ukuran ketiga sudutnya adalah ∠BMC – 600 , ∠CMA – 600 dan ∠AMB – 600
1 3 2
(b) Luas segitiga Pompeiu adalah (Luas ABC) – 𝑀𝑂 , dimana O adalah titik
3 4

pusat lingkaran luar segitiga ABC.

SEGITIGA Halaman 35
Pembuktian A
(a) Pada segitiga NMC,
∠CMN = ∠CMB - ∠NMB
= ∠CMB – 600,
∠CNM = ∠CNB – ∠MNB M
= ∠CNM – 600 = ∠AMB – 600
C B
akhirnya, ∠MCN = 1800 – {∠CMN + ∠CNM}
= 1800 – {∠CMB – 600 + ∠AMB – 600}
= 3000 – {3600 – ∠AMC} N
0
= {∠AMC – 60 } .

(b) Pada gambar, NMC adalah segitiga Pompeiu,


misalkan kita lambangkan dengan Sp, maka :
1
Luas(Sp) = 2( 𝐶𝑀 ∙ 𝐵𝑀 ) sin(∠CMN)
1
= 2 𝐶𝑀 ∙ 𝐵𝑀 sin(∠CMB – 600)
1 1 3
= 2 𝐶𝑀 ∙ 𝐵𝑀 [sin(∠CMB) × 2 – cos(∠CMB) × )]
2

1 3
= 4 𝐶𝑀 ∙ 𝐵𝑀 sin(∠CMB) – 𝐶𝑀 ∙ 𝐵𝑀 cos(∠CMB)
4
1 3
= 2Luas (CMB) – 8
{ 𝐶𝑀 2 + 𝐵𝑀 2 - a2}
dimana a = 𝐵𝐶 = 𝐶𝐴 = 𝐴𝐵
1 3
Luas (Sp) = 2Luas (CMB) – 8
{ 𝐶𝑀 2 + 𝐵𝑀 2 - a2}
Identik dengan cara itu, kita bisa mendapatkan
1 3
Luas (Sp) = 2Luas (CMA) – 8
{ 𝐶𝑀 2 + 𝑀𝐴 2 - a2} , dan
1 3
Luas (Sp) = 2Luas (BMA) – 8
{ 𝐵𝑀 2 + 𝑀𝐴 2 - a2}
Ketiganya dijumlahkan
1 3
3Luas(Sp) = 2Luas (ABC) – 8
{2( 𝑀𝐴 2 + 𝑀𝐵 2 + 𝑀𝐶 2) – 3a2}
Pada setiap segitiga dengan titik pusat G, berlaku formula Leibniz berikut
1 2 2 2
𝑀𝐴 2 + 𝑀𝐵 2 + 𝑀𝐶 2
= 3 𝑀𝐴 2 + 3 𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 + 𝐴𝐶
2 2
Pada segitiga sama sisi, G = 0, dan a2 = 𝐴𝐵 = 𝐵𝐶 = 𝐴𝐶 2 .

SEGITIGA Halaman 36
Sehingga 𝑀𝐴 2 + 𝑀𝐵 2 + 𝑀𝐶 2
= 3 𝑀𝑂 2 + a2
Maka
1 3
3Luas(Sp) = 2Luas (ABC) – (6 𝑀𝑂 + 2a2 – 3a2)
8
1 6 3 3 2
= 2Luas (ABC) – 𝑀𝑂 2
+ a)
8 8
𝑎2 3
Karena luas segitiga samasisi dengan panjang sisi a adalah 4

Maka
1 3 3 1
3Luas(Sp) = Luas (ABC) – 𝑀𝑂 2
+ Luas (ABC)
2 4 2
3 3
= Luas (ABC) – 𝑀𝑂 2
4

Sehingga
1 3
Luas(Sp) = 3Luas (ABC) – 𝑀𝑂 2
4

SEGITIGA Halaman 37
BAB VII
SEGITIGA SAMAKAKI

Segitiga samakaki adalah segitiga yang memiliki dua sisi yang sama panjang. Kedua
sisi yang sama panjang itu disebut kaki-kaki segitiga dan satu sisi lainnya disebut
alas. Segitiga samasisi adalah merupakan segitiga samakaki yang memiliki sifat
kekhususan.

A. Sifat Segitiga Samakaki


1. Garis tinggi sebuah segitiga samakaki
memotong alas menjadi dua bagian yang sama
panjang

2. Garis tinggi sebuah segitiga samakaki


membagi sudut puncak menjadi dua sudut
yang sama besar. Artinya garis tinggi juga
merupakan garis bagi sudut puncak

3. Dua sudut yang menghadap dua sisi yang


sama panjang adalah sama besar

B. Analisis Soal Menggunakan Sifat Segitiga Samakaki


Contoh 1
Tentukan nilai x pada gambar di samping x

0
67

SEGITIGA Halaman 38
Solusi
x + 670 + 670 = 1800
Maka x = 460

Contoh 2
Tentukan nilai x pada gambar di samping x

Jawab x = 7

Contoh 3
Tentukan nilai-nilai x pada gambar-gambar berikut

x 0
68

x
0
65
0 30

Solusi

x 0
68

3 x 1 1
2 2
2
x
1 0
65
0
1 30

∠1 = 650 ∠1 = 900 – 300 ∠1 = 1800 – 2 x 680 = 440


∠2 = 1800 – 2 x 650 ∠1 = 600 ∠2 = ∠1 = 440
∠2 = 500 x = ∠1 = 600 x = 1800 – 2 x 2
∠3 = ∠2 = x = 500 x = 1800 – 2 x 440 = 920

SEGITIGA Halaman 39
Contoh 4
PO adalah garis sumbu pada sisi MN. Tentukan x.
M N
2x + 5 15 – 3x

5x + 1

Solusi
Karena garis sumbu MN tepat melalui titik O, maka ΔMNO samakaki
Sehingga 2x + 5 = 15 – 3x
x=2

4 M
Contoh 5 K L
560
Pada ΔJKL, JK = JL.
Tentukan : a) m∠KMJ
b) KL 6

c) m∠KJM
d) m∠KJL
e) m∠K
J

Solusi
Karena JK = JL, maka ΔJKL samakaki
Akibatnya
a) JM adalah garis tinggi, sehingga m∠KMJ = 900
b) JM adalah garis berat pada sisi KL, sehingga KM = ML, maka KL = 8
c) JM adalah garis bagi, sehingga m∠KJM = m∠MJL = 900 – 560 = 340
d) Sehingga m∠KJL = m∠KJM + m∠MJL = 680
e) m∠K = m∠L = 560

SEGITIGA Halaman 40
C. Membelah Segitiga Samakaki menjadi Beberapa Segitiga Samakaki
1. Untuk Segitiga Samkaki Lancip

2. Untuk Segitiga Samakaki Siku-siku

3. Untuk Segitiga Samakaki Tumpul

D. Membelah Sebuah Segitiga menjadi Dua Buah Segitiga Samakaki


Cara pembelahannya adalah sebagai berikut
A A
α

α 2α
B C B D C

Berdasarkan teorema sudut luar, maka ∠ADC = ∠DAB + ∠B = 2α. Dari bentuk
di atas ada tiga kasus yang mungkin, yaitu :

SEGITIGA Halaman 41
1. Kasus 1 : ∠ADC = ∠DCA = 2α.
Kasus ini mengakibatkan ∠CAD = 1800 – 4 > 00. Ini berarti bahwa kedua
segitiga tersebut memiliki perbandingan sudut 1 : 2, dengan sudut α
memenuhi 00 < α < 450.
Pada kasus ini hanya ada satu kemungkinan segitiga yang dibelah seperti itu
yaitu segitiga (360, 720, 720)
2. Kasus 2 : ∠ADC = ∠CDA = 2α.
Kasus ini mengakibatkan ∠CAB = 3α, dan ∠ACD = 1800 – 4 > 00. Ini berarti
bahwa segitiga asal mememilik perbandingan sudut 1 : 3.
Pada kasus ini ada dua jenis segitiga yang bisa dibelah seperti itu, yaitu
180 0 180 0 540 0
segitiga (360, 360, 1080) dan segitiga ( , , )
7 7 7

3. Kasus 3 : ∠DCA = ∠CAD


Akibat dari kasus ini adalah jumlah kedua sudut tersebut adalah 90 – α,
sehingga ∠CAB = 900.
Hanya ada kemuningkan segitiga yang bisa dibelah dengan cara ini, yaitu
segitiga (450, 450, 900)

E. Masalah Langley
Masalah ini diungkapkan oleh Edward M Langley, dalam Majalah Matematika The
Mathematical Gazette, Vol. 11, No. 160 (Oktober 1922), Hal. 173.
A

Berikut permasalahan yang disampaikan oleh Langley


Pada segitiga ABC berikut, ∠A = 200 dan AB = AC. Titik 200
D terletak pada AC sehingga ∠DBC = 600. Dan titik E
terletak pada AB sehingga ∠ECB = 500. Tentukan
ukuran ∠BDE.

600 500
B C

SEGITIGA Halaman 42
Solusi
Buat titik X pada CD sehingga ∠XBC = 200, seperti pada gambar berikut
A

Maka
EB = BC (ΔEBC memiliki sudut alas yang sama) 200
= BX (ΔBCX memiliki sudut alas yang sama)
Sehingga ΔEBX samasisi, karena EB = BX dan
∠EBX = 600
EX = BX (segitiga samasisi) D
= XD (ΔBXD memiliki sudut alas yang sama) p0

E
Akibatnya ΔEXD samakaki
Sementara itu
∠EXD = 1800 – EXB – BXC = 1800 – 600 – 800 X

∠EXD = 400
600 200 500
sehingga ∠XDE = 700 B C
Karena p = ∠XDE – ∠XDB
0

Maka p0 = 700 – 400 = 300

SEGITIGA Halaman 43
BAB VIII
LINGKARAN LUAR DAN LINGKARAN DALAM

A. Lingkaran Luar
Sebagaimana telah disebut pada bagian awal, bahwa ketiga garis sumbu segitiga
berpotongan di titik pusat lingkaran luar segitiga tersebut
Perhatikan gambar berikut
A A

α
F E c b
O O
α R
C B a/2 C
B D D

Jari-jari lingkaran luas segitiga dapat dicari dengan cara berikut B


Misalkan panjang jari-jari lingkaran luarnya R.
a
Tarik BD tegaklurus AC (dengan panjang tb)!
c tb
Tarik garis tengah BE, jadi panjang BE = 2R! O
Hubungkan E dengan C! C
A D b
Perhatikan segitiga ABD dan segitiga EBC.
A   E ( sebab menghadap busur yang sama BC ) E
 D   BCE = siku-siku.
Jadi  ABD  EBC. Sehingga diperoleh:
C : tb = 2R: a atau 2Rtb = ac.
ac
Jadi 2R =
tb
abc
 2R =
btb
abc
 R=
2btb
abc
 R= (sebab b.tb = 2 kali luas daerah segitiga ABC)
4L

SEGITIGA Halaman 44
Karena luas daerah segitiga juga dapat dinyatakan dengan
L= s(s  a)(s  b)(s  c)
Maka diperoleh :
abc
R=
4 s( s  a)(s  b)(s  c)

Disamping itu, dengan menggunakan aturan sinus, diperoleh hubungan sebagai


berikut :
Jika jari-jari lingkaran luar sebuah segitiga adalah R dan sudut-sudutnya adalah α, β
dan γ, serta a sebagai panjang sisi di hadapan sudut α, b sebagai panjang sisi
dihadapan sudut β, dan c sebagai panjang sisi dihadapan sudut γ, maka
𝑎 𝑏 𝑐
= = = 2𝑅
sin 𝛼 sin 𝛽 sin 𝛾

B. Lingkaran Dalam
Sebagaimana yang disebutkan pada bagian awal buku ini bahwa ketiga garis
bagi sudut sebuah segitiga berpotongan di titik pusat lingkaran dalam segitiga
tersebut. Lingkaran dalam adalah lingkaran yang menyinggung semua sisi segitiga.
Panjang jari-jari lingkaran dalam suatu segitiga dapat dicari sebagai berikut.

C
E
a
b
D G

A B
F
c
Buat ruas-ruas garis GD,CE,GF, berturut-turut tegaklurus AC, BC, dan AB.
Misalkan panjang jari-jari lingkaran dalam tersebut r.
Luas daerah AGB = ½ c.r
Luas daerah BGC = ½ a .r
Luas daerah CGA = ½ b.r
----------------------------------- +
Luas daerah  ABC = ½ (a + b + c) .r

SEGITIGA Halaman 45
 L = s.r
L
r=
s
dengan L = luas daerah segitiga ABC, s = setengah keliling segitiga ABC dan r =
jari-jari lingkaran dalam segitiga ABC
Karena luas daerah segitiga ABC = s(s  a)(s  b)(s  c) maka rumus di
atas dapat ditulis :
s( s  a)(s  b)(s  c)
r=
s

C. Lingkaran Singgung Luar


Lingkaran singgung luar sebuah segitiga adalah lingkaran yang menyinggung
suatu sisi segitiga dan dua perpanjangan dua sisi yang lain.
Panjang jari-jari lingkaran luar segitiga dapat dihitung sebagai berikut
Diketahui segitiga ABC dengan panjang sisi-sisinya a, b, c.
Misalkan
ra = panjang jari-jari lingkaran singgung luar yang menyinggung sisi a,
rb= panjang jari-jari lingkaran singgung luar yang menyinggung sisi b, dan
rc = panjang jari-jari lingkaran singgung luar yang menyinggung sisi c)

Pandang lingkaran singgung luar pada AB, dengan titik pusat Zc.
ZcD, ZcE, ZcF berturut-turut tegaklurus pada AC, BC, dan AB.
Luas daerah segitiga ACZc = ½. b.rc
Luas daerah segitiga CBZc = ½. a. rc
Za
--------------------------------------------- + C
Zb
Luas daerah segi-4 CAZcB = ½ (a + b).rc
Luas daerah segitiga ABZc = ½.c.rc F
----------------------------------------------- - A B
E
Luas daerah segitiga ABC D
rc
= ½(a + b-c).rc
Zc
= (s – c).rc ( dengan s = setengah keliling).

SEGITIGA Halaman 46
Jika L = luas daerah segitiga ABC, maka L = (s – c).rc
L
atau rc =
sc
L L
Dengan jalan yang sama akan diperoleh : ra = dan rb=
sa sb

D. Contoh-Contoh Permasalahan
Contoh 1
𝑐
Tunjukkan bahwa jari-jari lingkaran luar sebuah segitiga siku-siku adalah R =
2

Solusi
Luas sebuah segitiga siku-siku adalah L = ½ ab
𝑎𝑏𝑐 𝑎𝑏𝑐 𝑐
Sehingga R = = 2𝑎𝑏 = 2
4𝐿

Contoh 2
Tunjukkan bahwa jari-jari lingkaran dalam sebuah segitiga siku-siku adalah r = s – c
Solusi
Luas segitiga siku-siku adalah ½ ab
𝐿 ½ab 𝑎𝑏
Karena r = 𝑠 , maka r = =
½(a+b+c) 𝑎+𝑏+𝑐

Disamping itu, pada segitiga siku-siku juga berlaku c2 = a2 + b2 = (a + b)2 – 2ab


Yang berarti bahwa ab = ½[(a + b)2 – c2]
𝑎 +𝑏 2 −𝑐 2
𝑎𝑏 𝑎 +𝑏+𝑐 𝑎 +𝑏−𝑐 1
Sehingga r = 𝑎+𝑏+𝑐 = 2
= =2 𝑎+𝑏−𝑐
𝑎+𝑏+𝑐 2 𝑎+𝑏+𝑐

Atau r = ½(a + b + c – 2c) = ½(a + b + c) – c = s - c

Contoh 3
Tentukan semua nilai yang mungkin untuk pecahan berikut
𝑅+𝑟
𝑎+𝑏
dimana R dan r berturut-turut adalah merupakan jari-jari lingkaran luar dan lingkaran
dalam sebuah segitiga siku-siku yang panjang kedua kakinya adalah a dan b

SEGITIGA Halaman 47
Solusi
Perhatikan gambar berikut
B

S
T

A
C U

Jarak antara masing-masing sudut ke titik-titik singgung lingkaran dalam pada


segitiga ABC di atas adalah
𝑏+𝑐−𝑎 𝑎+𝑐−𝑏 𝑎+𝑏−𝑐
AU = AV = , BV = BT = , CT = CU =
2 2 2

Titik-titik C, T, U dan S (pusat lingkaran dalam) membentuk persegi. Panjang sisi


𝑎+𝑏−𝑐
persegi itu adalah r = CT = CU = 2
𝑐
Disamping itu, R = 2

Sehingga
𝑐 𝑎+𝑏−𝑐 𝑎+𝑏
𝑅+𝑟 = + =
2 2 2
𝑅+𝑟 1
Akibatnya, hanya ada satu nilai untuk 𝑎+𝑏 , yaitu 2

Contoh 4
Pada segitiga siku-siku ABC dengan sudut siku-siku di C, garis ℓ dibuat melalui C
dan sejajar AB. Titik P dan Q terletak pada AB dengan P antara A dan Q, dan titik R
dan S terletak pada garis ℓ dengan C antara R dan S sedemikian hingga PQRS
adalah persegi. Jika PS memotong AC di X, dan QR memotong BC di Y, jari-jari
lingkaran dalam segitiga ABC = 10, dan luas persegi PQRS = 576. Tentukan jumlah
jari-jari lingkaran dalam dari segitiga AXP, CXS, CYR, dan BYQ.
Solusi
Jari-jari lingkaran dalam segitiga siku-siku ABC dengan a = BC, b = AC, dan c = AB
𝑎+𝑏−𝑐
adalah r = , karena titik pusat lingkaran dalam berjarak sama dengan jarak dari
2

titik siku-siku C ke titik singgung di sisi AC atau BC. Sehingga jumlah jari-jari
lingkaran dalam dari segitiga-segitiga AXP, CXS, CYR, dan BYQ adalah setengah

SEGITIGA Halaman 48
dari selisih antara jumlah panjang kaki-kaki segitiga-segitiga tersebut dengan jumlah
panjang dari segitiga-segitiga tersebut.
Jika t adalah panjang sisi persegi PQRS, maka jumlah panjang kaki-kaki segitiga
AXP, CXS, CYR, dan BYQ adalah
AP + PX + XS + SC + CR + RY +YQ+ QB
= AP + PS + SR + RQ + QB
= AP + t + t + t + QB
= AB − PQ + 3t
= c − t + 3t
= c + 2t.
Jumlah panjang sisi miring dari segitiga-segitiga AXP,CXS,CYR, dan BYQ adalah
AX + XC + CY + YB = AC + CB = b + a.
Sehingga jumlah jari-jari lingkaran dalam dari segitiga-segitiga AXP,CXS,CYR, dan
𝑐+2𝑡−(𝑎+𝑏)
BYQ adalah = t − r.
2

Sehingga hasilnya adalah 576 − 10 = 24 − 10 = 14.

Contoh 5
Garis-garis AB, BC, dan EF menyinggung lingkaran
A
dengan panjang AB = BC = 16. Tentukan keliling
C E
ΔBEF D
F

Solusi
Misalkan BF = a, BE = b, dan EF = c
Sesuai sifat garis singgung lingkaran dari satu titik di luar lingkaran, maka CF = FD
dan DE = EA, sehingga DF = 16 – a dan DE = 16 – b
Akibatnya DE + DF = c = 32 – (a + b)
Keliling segitiga = a + b + c = a + b + 32 – (a + b) = 32

SEGITIGA Halaman 49
Contoh 6
Diberikan dua buah garis yang menyinggung sebuah lingkaran yang berpusat di O di
titik B dan C serta kedua garis berpotongan di titik A di luar lingkaran. Tunjukkan
bahwa lingkaran tersebut melalui titik pusat lingkaran dalam segitiga ABC.
Solusi
Perhatikan gambar berikut C

Q? A
O
P

Karena AB dan AC masing-masing merupakan garis singgung lingkaran, maka


besar ukuran masing-masing sudut alas segitiga siku-siku ABC adalah setengah dari
ukuran sudut BOC.
Selanjutnya kita misalkan titik potong dari garis-garis sumbu segitiga ABC adalah Q,
sehingga besar ukuran sudut BQC = 1800 – ½ m∠BOC.
Buat sebuah titik pada lingkaran yang berada di luar segitiga, sehingga ukuran sudut
BPQ = ½ m∠BOC
Karena ΔBQC dan ΔBPC saling komplemen, maka BQCP harus merupakan
segiempat tali busur.
Itu artinya bahwa Q terletak pada lingkaran

Contoh 7
(O, R1) C
Diberikan segitiga siku-siku ABC dengan lingkaran
luarnya adalah lingkaran O dengan jari-jari R1,
kemudian dibuat sebuah lingkaran P dengan jari-jari
R2 yang menyinggung kedua kaki segitiga siku-siku A B

ABC dan juga menyinggung lingkaran O (seperti (P, R2)


pada gambar). Tunjukkan bahwa R2 = a + b – c.

SEGITIGA Halaman 50
Solusi
Misalkan C = (0, 0). Kemudian P = (R2, R2) and
O = (b/2, a/2). Karena OP dapat diperpanjang
A
hingga titik singgung kedua lingkaran, maka P
OP = R1 – R2 = c/2 – R2. O
Sementara itu, dari segitiga siku-siku kecil yang Q
2 2 2
ditengah, OP = (b/2 – R2) + (R2 – a/2) . Sehingga C B
2
c – 4R2 + 4R22 2 2
= a + b – 4aR2 + 8R22.

Kemudian kita bisa mengganti c2 dengan a2 + b2, sehingga persamaan tersebut


menjadi R2 = a + b – c.

AKIBAT: Pada setiap lingkaran dengan setengah keliling s = (a + b + c)/2, jarak dari
C ke salah satu titik singgung lingkaran dalamnya adalah s – c. sehingga pada
segitiga siku-siku, seperti segitiga ACB di atas, dengan lingkaran dalamnya yang
berpusat di Q dengan jari-jari R3, maka R3 = s – c = (a + b – c)/2. Sehingga R2 =
2R3.

Contoh 8
Segitiga siku-siku ABC terbagi menjadi dua buah segitiga oleh garis tinggi CD.
Tunjukkan bahwa panjang garis tinggi tersebut sama dengan jumlah panjang jari-jari
ketiga lingkaran dalam.
B

[O3,r3]
D

[O1,r1] [O2,r2]

A
C

SEGITIGA Halaman 51
Solusi
Ketiga segitiga adalah siku-siku, sehingga 2r1 = a + b – c, 2r2 = BD + CD – a, and 2r3
= AD + CD – b. jumlahkan ketiga persamaan tersebut, sehingga diperoleh 2r1 + 2r2 +
2r3 = AD + BD + 2CD – c = 2CD.
Sehingga r1 + r2 + r3 = CD.

Contoh 9
Persegi ABCD memiliki panjang sisi a dan diagonal D C

AC seperti pada gambar berikut. Lingkaran dalam


dari ACN dan BCN adalah kongruen. Berapakah
jari- jari dari kedua lingkaran itu bila dinyatakan
dalam a.

Solusi
Karena BCN adalah segitiga siku-siku, maka
r = ½(BC + BN – CN) A N B
Karena kedua lingkaran kongruen, maka akan berakibat CN2 = s(s – AB), dimana s
adalah setengah keliling segitiga ABC
𝑎 2
Karena AC = a 2, maka s = + a.
2

𝑎 2 𝑎 2 𝑎2 2+1
Sehingga CN2 = +𝑎 =
2 2 2
𝑎
Maka CN = 2 2 + 2
𝑎2 2+1 𝑎2 2−1
Dan BN2 = − 𝑎2 =
2 2
𝑎
Sehingga BN = 2 2 − 2

SEGITIGA Halaman 52
Contoh 10
Sebuah segitiga siku-siku memiliki tiga buah lingkaran yang menyinggung sisi siku-
siku serta ketiganya sekaligus juga menyinggung lingkaran luar segitiga. Lingkaran
O1 adalah lingkaran yang menyinggung kedua sisi siku-siku, lingkaran O2 dan O3
berturut-turut menyinggung sisi AC dan BC dititik tengah M dan N. Tunjukkan bahwa
r12 = 32r2r3.
Solusi
Diameter lingkaran O2 dan O3 adalah
sama dengan tinggi busur AC dan BC.
B
Sehingga vb = 2r2 dan va = 2r3
Postulat :
Pada setiap segitiga siku-siku, jar-jari
Lingkaran dalam r = 2𝑣𝑎 𝑣𝑏 O1
N
Bukti :
va = R – b/2 2va = c – b
vb = R – a/2 2vb = c – a
4vavb = ab – c(a + b – c) A M C
4vavb = ab – 2cr
2vavb = ab/2 – cr
2vavb = rs – cr = r(s – c) = r2.
Karena r1 = 2r (Lihat contoh 7), maka r2 = r12/4 = 8r2r3. Sehingga r12 = 32r2r3.

SEGITIGA Halaman 53
BAB IX
Garis Cevian
Garis adalah segmen garis yang menghubungkan suatu titik sudut segitiga dengan
sisi yang ada dihadapannya. Oleh karenanya, dapat dibuat tiga buah garis cevian
dari suatu titik yang terletak di dalam segitiga, dan titik itu disebut titik cevian.
Garis tinggi, garis berat dan garis garis bagi sudut adalah juga merupakan garis-
garis Cevian
A

AD adalah Garis Cevian

B D C
A. Segitiga dan Lingkaran Cevian
Misalkan titik P adalah suatu titik yang terletak di dalam segitiga, kemudian dibuat
garis-garis cevian dari masing-masing sudut ke sisi-sisi yang ada dihadapannya.
Katakanlah titik potong garis-garis cevian itu terhadap sisi-sisi AB, BC, dan CA
berturut-turut adalah C’, B’, dan A’.

Segitiga cevian Lingkaran cevian


B

C’

A P
A’

B’

ΔA’B’C’ disebut segitiga cevian dari ΔABC


Lingkaran luar ΔA’B’C’ disebut lingkaran cevian

SEGITIGA Halaman 54
B. Segitiga Kontak dan Titik Gergonne
Bila dibuat segitiga melalui ketiga titik singgung lingkaran dalam sebuah segitiga,
misalnya ΔABC, maka segitiga itu disebut segitiga kontak dari ΔABC.
A
F

C
D ⦁I

Bila dibuat garis-garis cevian dari masing-masing sudut ke titik-titik singgung


lingkaran dalamnya, maka garis-garis cevian akan berpotongan pada satu titik yang
disebut Titik Gergonne (Ge).

Ge C
D ⦁I

Bila dibuat garis-garis yang melalui titik gergonne dan sejajar dengan sisi-sisi
segitiga kotak, maka keenam titik potong garis-garis itu dengan ABC adalah siklik
(terletak pada sebuah lingkaran), dan lingkaran itu disebut Lingkaran Adam.

Titik pusat Lingkaran Adam =


Titik pusat lingkaran dalam Ge
⦁I

A C

SEGITIGA Halaman 55
C. Isogonal Conjugates
Dua garis AB dan AC yang melalui sudut A disebut isogonal jika yang satu
merupakan cerminan terhadap garis bagi sudut A dari yang lain.

A
Garis bagi sudut A

B
Jika garis-garis yang melalui A, B, dan C berpotongan di P, maka garis-garis
isogonal berpotongan di Q. Titik P dan Q disebut Isogonal Conjugates

D. Symmedian
Pada ΔABC, Symmedian ASa adalah garis cevian yang melalui sudut A ke Sa yang
terletak pada sisi BC yang isogonal conjugate dengan garis berat AMa, dengan Ma
sebagai titik tengah BC. A
Dua Symmedian yang lainnya, BSb
dan CSc memiliki definisi yang
sejenis.

Garis Berat
B Symmedian
Ma
Sa
C

Tiga buah symmedian berpotongan pada satu titik yang disebut Titik Symmedian
atau Titik Lemoine.
Titik Symmedian K pada segitiga siku-siku adalah titik tengah garis tinggi pada sisi
miring.
A

Mb
K

B C
B

SEGITIGA Halaman 56
E. Perbandingan pada Symmedian

𝑩𝑺𝒂 𝒄𝟐
= c b
𝑪𝑺𝒂 𝒃𝟐 Sb
Sc

B Sa C

F. Panjang Symmedian
𝑎𝑏 2𝑎2 + 𝑏 2 − 𝑐 2
𝐶𝑆𝑐 =
𝑎2 + 𝑏 2

𝑎𝑐 2𝑎2 + 𝑐 2 − 𝑏 2
𝐵𝑆𝑏 =
𝑎2 + 𝑐 2

𝑏𝑐 2𝑏 2 + 𝑐 2 − 𝑎2
𝐴𝑆𝑎 =
𝑏2 + 𝑐 2

G. Garis-Garis Cevian Khusus


Sebagaimana yang disebutkan di atas, bahwa garis-garis tinggi, garis-garis berat,
garis-garis bagi adalah merupakan garis-garis cevian yang khusus. Berikut uraian
tentang garis-garis tersebut.
Jika t adalah garis tinggi, b adalah garis berat, dan s adalah garis bagi sudut, maka
akan berlaku beberapa teori berikut.

C
Garis Tinggi :
Garis-garis tinggi sebuah segitiga berpotongan
pada orthocenter.
b a
tc = a sin B
tc
2𝐿
tc =
𝑐
A c B
tc adalah garis tinggi dari titik C. Hal sama juga
berlaku untuk ta dan tb

SEGITIGA Halaman 57
Garis Berat :
C
Garis-garis berat sebuah segitiga berpotongan
pada titik berat segitiga. Sepanjang sebuah
garis berat pada segitiga, jarak antara titik 2x
sudut ke titik berat adalah dua kali jarak dari
titik berat ke sisi segitiga.

A B

C
Panjang sebuah garis berat :

𝑎2 𝑏 2 𝑐 2
𝑏𝑐 = + −
2 2 4
bc
bc adalah garis berat dari sudut C, hal yang
sama juga berlaku untuk ba dan bb
A B

Garis Bagi Sudut :


Garis-garis bagi sudut sebuah segitiga
berpotongan pada titik pusat lingkaran
dalam segitiga tersebut

C
Teorema Garis Bagi Sudut :
𝑎 𝑏
=𝑛
𝑚 b
Panjang sebuah garis bagi sudut : a sc
𝑐2
𝑠𝑐 = 𝑎𝑏 1 − 𝑎 2 +𝑏 2
A B
m n
c

SEGITIGA Halaman 58
BAB X
TEOREMA STEWART DAN APLIKASINYA

Teorema Stewart
C
Segitiga dengan ukuran seperti pada
gambar di samping memenuhi hubungan
berikut : a b
d
a2n + b2m = c(d2 + mn)

B m D n A

c
Pembuktian
Buat garis CE ⏊ AB sehingga kita dapat menerapkan teorema pythagoras
C

a b
d
p

B m D n A
c

Pada ΔCEB a2 = h2 + (m – p)2


Pada ΔCED d2 = h 2 + p 2
Sehingga a2 = d2 - p2 + (m – p)2
a2 =d2 + m2 – 2mp
Pada ΔCEA b2 = h2 + (n + p)2
Sehingga b2 = d2 - p2 + (n + p)2
b2 = d2 + n2 + 2np
Selanjutnya a2n =d2n + m2n – 2mnp
b2m = d2m + n2m + 2mnp
Sehingga a2n + b2m = d2n + m2n + d2m + n2m
= d2(n + m) + mn(m + n)
a2n + b2m = c(d2 + mn)

SEGITIGA Halaman 59
Panjang Garis Berat
C

a
mc

B m = c/2 D n = c/2 A
Berdasarkan Teorema Stewart a2n + b2m = c(mc2 + mn)
𝑎2 𝑐 𝑏 2 𝑐 2
𝑐2
+ = 𝑐 𝑚𝑐 +
2 2 4
𝑎2 𝑏 2 𝑐 2
𝑚𝑐2 = + −
2 2 4
Maka panjang garis berat untuk masing-masing sisi
1
2ma2 = b2 + c2 – a2
2
1
2mb2 = a2 + c2 – 2b2
1
2mc2 = a2 + b2 – 2c2

Contoh 1
Untuk segitiga dengan ukuran 3 – 4 – 5, panjang garis beratnya :
73 5
𝑚𝑎 = , 𝑚𝑏 = 13 , 𝑚𝑐 =
2 2
Perhitungannya :
Nilai a = 3, b = 4, dan c = 5
1
2ma2 = b2 + c2 – 2a2 = 42 + 52 – ½ 32 = 16 + 25 – ½ . 9

4ma2 = 32 + 50 – 9 = 73
73
ma = 2
1
2mb2 = a2 + c2 – 2b2 = 32 + 52 – ½ 42 = 9 + 25 – ½ . 16

2mb2 = 9 + 25 – 8 = 26
mb = 13
1
2mc2 = a2 + b2 – 2c2 = 32 + 42 – ½ 52 = 9 + 16 – ½ . 25

4mc2 = 18 + 32 – 25 = 25
5
mc =
2

SEGITIGA Halaman 60
Contoh 2
Tentukan nilai x pada gambar di samping.

Solusi
Berdasarkan Teorema Stewart
17 17
172(x + 8) + 172x = (2x + 8)[162 + x(x + 8)]
289(2x + 8) = (2x + 8)(256 + x2 + 8x)
x2 + 8x + 256 – 289 = 0
x x+8
x2 + 8x – 33 = 0
(x + 11)(x – 3) = 0
Kerana x harus positif, maka x = 3

Teorema 1
Pada setiap segitiga, jumlah panjang garis beratnya kurang dari keliling segitiga
tersebut. A
Pembuktian
N pada AF sehingga NF = AF
D E
ACNB adalah jajargenjang
Sehingga BN = AC G

Pada ΔABN, AN < AB + BN B C


F
2AF < AB + AC
2ma < b + c
Identik dengan hal tersebut,
2mb < a + c dan 2mc < a + b
Sehingga N

2(ma+mb+mc) < 2a + 2b + 2c
ma + mb + mc < a+ b+ c

SEGITIGA Halaman 61
Teorema 2
Untuk setiap segitiga, jumlah panjang garis beratnya lebih dari ¾ kelilingnya.

Pembuktian A

BC + CG > BC
2 2
mc + mb > a
3 3 D E
Identik dengan itu
G
2 2
ma + mb > c
3 3
B C
2 2 F
ma + mc > b
3 3
Sehingga kalau ketiganya digabung, menjadi
2 2 2 2 2 2
mc + mb + ma + mb + ma + mc > a + b + c
3 3 3 3 3 3
4
(ma + mb + mc) > a + b + c
3
3
(ma + mb + mc) > (a + b + c)
4

Akibat Teorema 1 dan 2


3
(a + b + c) < (ma + mb + mc) < (a + b + c)
4

Teorema 3
Pada setiap segitiga, jumlah kuadrat dari ketiga mediannya adalah sama dengan ¾
dari jumlah kuadrat panjang ketiga sisinya.
Pembuktian
Berdasarkan formula untuk garis berat yang diuraikan di atas,
1
2ma2 = b2 + c2 – 2a2
1
2mb2 = a2 + c2 – 2b2
1
2mc2 = a2 + b2 – 2c2

Sehingga
1
2(ma2 + mb2 + mc2) = 2(a2 + b2 + c2) – (a2 + b2 + c2)
2
3
ma2 + mb2 + mc2 = 4 (a2 + b2 + c2)

SEGITIGA Halaman 62
Teorema 4
Pada setiap segitiga, jumlah kuadrat dari panjang ruas-ruas garis yang
menghubungkan titik pusat dengan masing-masing sudutnya adalah sama dengan
⅓ dari jumlah kuadrat panjang sisi-sisinya.

A
2 2 2 𝟏 2 2 2
AG + BG + CG = (a + b + c )
𝟑
c
b
D E

B C
F

Teorema 5
Garis berat dan garis tengah pada setiap segitiga saling berpotongan membagi dua
sama panjang satu sama lain.
Catatan : garis tengah adalah garis yang menghubungkan titik-titik tengah masing-
masing sisi segitiga A

Pembuktian
Kita hendak menunjukkan bahwa AF dand
DE saling berpotongan membagi dua sama
D E
panjang satu sama lain.
Buat garis DF dan FE.
DF || AE
AD || FE
B F C
Sehingga ADFE merupakan jajargenjang
Sesuai sifat jajar genjang, bahwa kedua diagonalnya saling berpotongan sama
panjang
Maka AF dan DE saling berpotongan membagi dua sama panjang satu sama lain

SEGITIGA Halaman 63
Teorema 6
Sebuah segitiga dan segitiga tengahnya memiliki pusat yang sama

Orthocenter
Perpotongan garis- garis tinggi segitiga dinamakan Orthocenter.
A

H adalah Orthocenter

B C

Titik Euler
Titik tengah dari segmen garis yang menghubungkan sudut dengan Orthocenter
dinamakan Titik Euler ΔABC dari sisi dihadapannya.
A

Ea adalah titik euler dari sisi a


⦁E a

Eb adalah titik euler dari sisi b


H
Ec adalah titik euler dari sisi c

Eb Ec ⦁

B C

SEGITIGA Halaman 64
Titik Pusat Lingkaran Luar dan Titik Pusat Segitiga
Jika titik pusat lingkaran luar dan titik pusat dari sebuah lingkaran berimpit, maka
lingkaran itu adalah samasisi. A

Pembuktian
Misalkan G = O Y

X adalah titk tengah BC, dan Y titik tengah AC G


G=O⇒ AG = BG
3 3 C
G = Titik pusat segitiga ⇒ 2AG = 2BG B X

Sehingga AX = BY ⇒ GX = GY
Dengan menggunakan aturan sisi-sudut-sisi,
Maka ΔAGY ≅ ΔBGX
Sehingga BX = AY BC = AC

Ruas Garis Euler


Titik pusat lingkaran luar O, titik pusat segitiga G,
dan orthocenter H adalah segaris. Selanjutnya G
C
terletak antara O dan H dan A
𝐺𝐻
=2
⦁O
𝑂𝐺 ⦁G


H

B
Kebalikan Teorema Ruas Garis Euler
Perpanjang OG dengan dua panjang OG ke suatu
titik P, sehingga GP = 2OG, maka P adalah
orthocenter. C

A O⦁
Buat garis berat, AL, dimana L adalah
G

L
titik tengah BC. Maka GH = 2OG, dan

AG = 2GL, dan ∠AGH = ∠LGO H

Maka ΔAGH ∿ ΔLOG, dan OL sejajar AP


B

SEGITIGA Halaman 65
Orthic Quadruple
Diberikan A, B, C, dan H adalah 4 buah titik yang berbeda dengan A, B, dan C tidak
segaris dan H adalah orthocenter dari ΔABC, maka garis yang menghubungkan dua
titik diantaranya adalah tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan dua titik
lainnya. A

B C

AB ⏊ CH, AC ⏊ BH, AH ⏊ BC

Akibat-akibat

A C

B
 H adalah orthocenter dari ΔABC
 A adalah orthocenter dari ΔHBC
 B adalah orthocenter dari ΔHAC
 C adalah orthocenter dari ΔHAB
{A, B, C, H} dinamakan Orthic Quadruple

Diberikan tiga buah titik {A, B, C}, maka senantiasa akan terdapat titik keempatm H,
yang menyebabkan keempatnya orthic quadruple KECUALI
1. A, B, C Segaris
2. A, B, C membentuk segitiga siku-siku

SEGITIGA Halaman 66
Segitiga Orthic
Diberikan tiga titik A, B, C yang membentuk sebuah segitiga dan D, E, F berturut-
turut melambangkan titik-titk potong garis-garis tinggi dari sudut-sudut A, B, dan C
pada sisi-sisi BC, AC, dan AB. Segitiga DEF disebut Segitiga orthic.
Teorema : Segitiga orthic dari masing-masing dari keempat segitiga ditentukan dari
orthic quadruple adalah sama.

Lingkaran luar Segitiga Orthic


Lingkaran luar segitiga orthic, melalui : E C
Mb
1. Titik D, E, dan F A
2. Titik-titik Euler Ec
3. Titik-titik tengah sisi Ea H

Oo D
Ma
Mc
Eb
F

Teorema Lingkaran 9 Titik


Teorema : Untuk setiap lingkaran, 9 buah titik berikut terletak pada sebuah
lingkaran. Kesembilan titik itu adalah tiga bua titik kaki dari garis-garis tinggi, tiga
buah titik euler, dan tiga buah titik tengah sisi-sisi.

Lingkaran itu juga kadang-kadang disebut Feuerbach.

SEGITIGA Halaman 67
BAB XI
TEOREMA CEVA DAN APLIKASINYA

A. Teorema Ceva
Tiga buah garis yang dibuat dari masing-masing sudut A, B, dan C pada ΔABC dan
berturut-turut memotong sisi-sisi yang ada dihadapannya pada titik-titik L, M, dan N
adalah berpotongan pada satu titik jika dan hanya jika
𝐴𝑁 𝐵𝐿 𝐶𝑀
∙ ∙ =1
𝑁𝐵 𝐿𝐶 𝑀𝐴

N M

P
B L C

Pembuktian
𝐿(∆𝐴𝐵𝐿) 𝐵𝐿 𝐿(∆𝑃𝐵𝐿) 𝐵𝐿
= =
𝐿(∆𝐴𝐶𝐿) 𝐿𝐶 𝐿(∆𝑃𝐶𝐿) 𝐿𝐶
𝐵𝐿 𝐿 ∆𝐴𝐵𝐿 − 𝐿(∆𝑃𝐵𝐿) 𝐿(∆𝐴𝐵𝑃)
= =
𝐿𝐶 𝐿 ∆𝐴𝐶𝐿 − 𝐿(∆𝑃𝐶𝐿) 𝐿(∆𝐴𝐶𝑃)
Identik dengan hal itu
𝐶𝑀 𝐿 ∆𝐵𝑀𝐶 − 𝐿(∆𝑃𝑀𝐶) 𝐿(∆𝐵𝐶𝑃)
= =
𝑀𝐴 𝐿 ∆𝐵𝑀𝐴 − 𝐿(∆𝑃𝑀𝐴) 𝐿(∆𝐵𝐴𝑃)
Dan
𝐴𝑁 𝐿 ∆𝐴𝐶𝑁 − 𝐿(∆𝐴𝑃𝑁) 𝐿(∆𝐴𝐶𝑃)
= =
𝑁𝐵 𝐿 ∆𝐵𝐶𝑁 − 𝐿(∆𝐵𝑃𝑁) 𝐿(∆𝐵𝐶𝑃)
Sehingga
𝐴𝑁 𝐵𝐿 𝐶𝑀 𝐿(∆𝐴𝐵𝑃) 𝐿(∆𝐵𝐶𝑃) 𝐿(∆𝐴𝐶𝑃)
∙ ∙ = ∙ ∙ =1
𝑁𝐵 𝐿𝐶 𝑀𝐴 𝐿(∆𝐴𝐶𝑃) 𝐿(∆𝐵𝐴𝑃) 𝐿(∆𝐵𝐶𝑃)

SEGITIGA Halaman 68
B. Teorema Ceva pada Titik Berat
Teorema
Pada setiap segitiga, ketiga garis beratnya berpotongan pada sebuah titik.
Pembuktian
Pada ΔABC dengan M sebagai titik tengah AB, N sebagai titik tengah BC, dan P
sebagai titik tengah AC.
Maka AM = MB, BN = NC, dan AP = PC
Sehingga
𝐴𝑀 𝐵𝑁 𝐴𝑃
∙ ∙ =1
𝑀𝐵 𝑁𝐶 𝑃𝐶
Maka berdasarkan teorema Ceva, ketiga berat AN, BP, dan CM adalah berpotongan
pada satu titik.

C. Teorema Ceva pada Orthocenter


Teorema
Pada setiap segitiga, ketiga garis tingginya berpotongan pada satu titik yang
dinamakan orthocenter.
Pembuktian B
P
R
H

A Q C
ΔBRC ∿ ΔBPA (sama-sama memiliki sudut siku-siku dan sebuah sudut sekutu)
𝐵𝑅 𝐵𝐶
Sehingga = 𝐵𝐴
𝐵𝑃

Identik dengan hal tersebut


𝐴𝑄 𝐴𝐵
ΔAQB ∿ ΔARC ⇒ = 𝐴𝐶
𝐴𝑅
𝐶𝑃 𝐴𝐶
ΔCPA ∿ ΔCQB ⇒ = 𝐵𝐶
𝐶𝑄

Sehingga
𝐵𝑅 𝐴𝑄 𝐶𝑃 𝐵𝐶 𝐴𝐵 𝐴𝐶
∙ ∙ =1 ∙ ∙ =1
𝐵𝑃 𝐴𝑅 𝐶𝑄 𝐴𝐵 𝐴𝐶 𝐵𝐶
Berdasarkan Teorema Ceva, ketiga garis tinggi itu berpotongan pada satu titik.

SEGITIGA Halaman 69
D. Teorema Ceva pada Titik Pusat Lingkaran Dalam
Pada ΔABC dengan AP, BQ, dan CR berturut-turut merupakan garis bagi sudut dari
∠A, ∠B, dan ∠C, berlaku teorema garis bagi sudut sebagai berikut.
A
Teorema
Ketiga garis bagi sudut itu berpotongan pada
Q
satu titik yang dinamakan titik pusat lingkaran R
dalam.
C

Pembuktian P

Berdasarkan pengertian garis bagi sudut B


𝐴𝐵 𝐵𝑃 𝐵𝐴 𝐴𝑄 𝐶𝐴 𝐴𝑅
= = =
𝐴𝐶 𝑃𝐶 𝐵𝐶 𝑄𝐶 𝐶𝐵 𝑅𝐵
Sehingga
𝐴𝑅 𝐵𝑃 𝐶𝑄 𝐴𝐶 𝐴𝐵 𝐵𝐶
∙ ∙ = ∙ ∙ =1
𝑅𝐵 𝑃𝐶 𝐴𝑄 𝐵𝐶 𝐴𝐶 𝐴𝐵
Berdasarkan teorema ceva, maka ketiga garis bagi sudut itu berpotongan pada satu
titik.

SEGITIGA Halaman 70
BAB XII
TITIK – TITIK PENTING

A. Titik – Titik Penting


1. Titik pusat segitiga : Titik potong ketiga garis berat segitiga
B

C
2. Titik pusat lingkaran luar : Titik potong ketiga garis sumbu segitiga
B

O
A

C
3. Orthocenter : Titik pusat ketiga garis tinggi segitiga
B

SEGITIGA Halaman 71
4. Titik pusat lingkaran dalam : Titik potong ketiga garis bagi sudut

5. Titik symmedian : Titik potong ketiga symmedian segitiga


B

C
6. Titik Gergonne : Titik potong dari tiga buah garis yang buat dari setiap sudut
ke titik singgung lingkaran dalam

Ge

SEGITIGA Halaman 72
7. Titik Spieker : Titik pusat lingkaran dalam segitiga tengah


Sp

8. Titik pusat lingkaran 9 titik : titik tengah garis euler

Mc
H⦁ Ma
⦁⦁
C9
G ⦁
O
A
Mb
C
9. Titik Mittenpunkt : Titik symmedian dari pusat luar segitiga
B

M

SEGITIGA Halaman 73
B. Titik Nagel
Titik Nagel adalah Titik potong dari ketiga garis cevian yang melalui titik-titik
singgung lingkaran luar segitiga

Ec
Ea
Na

A C
Eb

B
Ea sebagai salah satu titik
singgung lingkaran singgung luas
memiliki suatu keistimewaan yaitu
sebagai pertengahan keliling
dihitung dari titik A. Ec

Ea
AB + BEa = AC + CEa = s Na
A
Maka Eb
C

BEa = s – AB = s – c
CEa = s – AC = s – b
𝐵𝐸𝑎 𝑠 − 𝑐
=
𝐶𝐸𝑎 𝑠 − 𝑏

Identik dengan hal itu,


𝐶𝐸𝑏 𝑠 − 𝑎
=
𝐴𝐸𝑏 𝑠 − 𝑐
𝐴𝐸𝑐 𝑠 − 𝑏
=
𝐵𝐸𝑐 𝑠 − 𝑎

SEGITIGA Halaman 74
Sehingga dengan penerapan teorema ceva, diperoleh
𝐵𝐸𝑎 𝐶𝐸𝑏 𝐴𝐸𝑐 𝑠 − 𝑐 𝑠 − 𝑎 𝑠 − 𝑏
∙ ∙ = × × =1
𝐶𝐸𝑎 𝐴𝐸𝑏 𝐵𝐸𝑐 𝑠 − 𝑏 𝑠 − 𝑐 𝑠 − 𝑎

C. Titik Napoleon
Dari ΔABC dibuat segitiga samasisi di luar ΔABC pada masing-masing sisinya.
A’

B
C’
C

B’
Kemudian dibuat titik pusat segitiga pada masing-masing ΔA’BC, ΔAB’C, dan
ΔABC’ . misalkan titik-titik pusat itu berturut-turut di tandai dengan titik-titik U, V, dan
W.
A’

B ⦁U

C’
W⦁ C


A V

B’

SEGITIGA Halaman 75
Teorema Napolen : ΔUVW disebut segitiga Napoleon selalu samasisi
A’

U
B
C’
C
W

A V
SEGITIGA NAPOLEON

B’

AU, BV, dan CW selalu berpotongan pada satu titik, titik itulah yang disebut Titik
Napolen

A’

U
B
C’
C
W

A V

TITIK NAPOLEON
B’

SEGITIGA Halaman 76
D. Titik Toricelli
Dari ΔABC dibuat segitiga samasisi di luar ΔABC pada masing-masing sisinya.
A’

B
C’
C

B’

Hubungkan titik-titik AA’, BB’, dan CC’. Ketiga titik itu akan berpotongan pada satu
titik, titik itu disebut Titik Torricelli.
A’

C’
C

TITIK TORRICELLI

B’

Jika dibuat lingkaran-lingkaran luar dari ΔABC’, ΔAB’C, dan ΔA’BC, maka Titik
Torricelli adalah merupakan titik singgung ketiga lingkaran tersebut.

SEGITIGA Halaman 77
BAB XIII
SEGITIGA SAMASISI DI DALAM SEBUAH PERSEGI PANJANG

A. Perhitungan Panjang Segmen Garis


Pada persegi panjang ABCD, dibuat titik P pada BC dan Q pada CD sedemikian
hingga APQ adalah segitiga samasisi.

x Q a-x
D C

b–y
b

P
y
A a B

Dengan mengambil panjang AB = CD = a, AD = BC = b, DQ = x, dan BP = y

Maka akan terdapat hubungan sebagai berikut


a2 + y2 = b2 + x2 = (a − x)2 + (b − y)2.
Sehingga diperoleh, 2(ax + by) = a2 + y2 = b2 + x2, maka diperoleh
(x2 − 2ax + b2)2 = 4b2(b2 + x2) − 4a2b2.
Bentuk tersebut dapat ditulis dalam bentuk
(x2 + b2)((x2 + b2) − 4ax − 4b2) = 0,
Yang artinya
x = 2a − 3b.
identik dengan hal terserbut,
y = 2b − 3a.

SEGITIGA Halaman 78
B. Cara Membentuk Segitiga Samasisi
Salah satu cara membentuk segitiga samasisi di dalam sebuah persegi adalah
sebagai berikut.
- Buatlah segitiga samasisi BCY dan CDX dengan X dan Y di dalam persegi
anjang.
- Hubungkan AX sehingga memotong BC di P dan AY sehingga memotong CD
di Q
- Maka ΔAPQ adalah segitiga samasisi

D Q
C

Y
N

P
X
A B

C. Contoh Soal
Contoh 1
Tunjukkan bahwa luas ΔABP + luas ΔADQ = luas ΔCPQ
D Q C

P
A B

SEGITIGA Halaman 79
solusi
D x Q a–x C

b b–y

P
y
A a B

Seperti yang diuraikan di atas, agar APQ samasisi, maka x = 2a − 3b dan y = 2b −


3a.
Sehingga
1
Luas ABP = ½ a(2b − 3a) = ab – 3a2
2
1
Luas ADQ = ½ b(2a − 3b) = ab – 2 3b2

Luas PCQ = ½(a – (2a − 3b))(b – (2b − 3a))


= ½(b 3 – a)(a 3 – b) = ½(3ab – b2 3 – a2 3 + ab)
= ½(4ab – (b2 + a2) 3
1
= 2ab – 2 3 (a2 + b2)
1 1
Luas ABP + Luas ADQ = ab – 2 3a2 + ab – 2 3b2
1
= 2ab – 2 3(a2 + b2)

Sehingga
luas ΔABP + luas ΔADQ = luas ΔCPQ

SEGITIGA Halaman 80
Contoh 2
P adalah sebuah titik di dalam persegi panjang ABCD. Misalkan AP = a, BP = b, CP
= c. Tentukan jarak DP dinyatakan dalam a, b, c.
A C

x y
P p

B C

Terdapat 4 buah persegi panjang


x2 = a2 – q2
x2 = d2 – q2
Dari kedua persamaan tersebut diperoleh x2 + y2 = a2 + d2
x2 = b2 – p2
y2 = c2 – p2
Dari kedua persamaan tersebut diperoleh x2 + y2 = b2 + c2
Sehingga a2 + d 2 = b 2 + c2
d 2 = b 2 + c2 – a 2
Maka panjang DP = b2 + c2 – a2

Contoh 3
Sebuah lintasan dengan lebar d dibuat pada sebuah lapangan berukuran a x b,
seperti tampak pada gambar berikut. Tentukan luas lintasan tersebut.
A a P B

b
d

D Q C

SEGITIGA Halaman 81
Solusi
a
A Px B

b
d

D Q C

Dengan kesebangunan diperoleh


𝑛 𝑎−𝑥
=
𝑛+𝑑 𝑎
𝑛𝑎 = 𝑎 − 𝑥 𝑛 + 𝑑
𝑛𝑎 = 𝑎𝑛 + 𝑎𝑑 − 𝑥𝑛 − 𝑥𝑑
𝑥𝑛 = 𝑎𝑑 − 𝑥𝑑
𝑎𝑑 − 𝑑𝑥
𝑛=
𝑥
Sementara menurut teorema pada segitiga siku-siku, berlaku
1 1 1
2
= 2
+
𝑛 𝑎−𝑥 𝑏2
1 𝑏 2 + 𝑎2 − 2𝑎𝑥 + 𝑥 2
=
𝑛2 𝑎𝑏 − 𝑏𝑥 2
𝑎𝑏 − 𝑏𝑥 2
𝑛2 =
𝑏 2 + 𝑎2 − 2𝑎𝑥 + 𝑥 2
Dari kedua persamaan tersebut diperoleh
2
𝑎𝑑 − 𝑑𝑥 𝑏2 𝑎 − 𝑥 2
=
𝑥2 𝑏 2 + 𝑎2 − 2𝑎𝑥 + 𝑥 2
𝑑2 𝑎 − 𝑥 2
𝑏2 𝑎 − 𝑥 2
=
𝑥2 𝑏 2 + 𝑎2 − 2𝑎𝑥 + 𝑥 2
𝑑 2 𝑏 2 + 𝑎2 − 2𝑎𝑥 + 𝑥 2 = 𝑥 2 𝑏 2
𝑑 2 𝑏 2 + 𝑑 2 𝑎2 − 2𝑎𝑥𝑑 2 + 𝑑 2 𝑥 2 = 𝑥 2 𝑏 2
𝑏 2 − 𝑑2 𝑥 2 + 2𝑎𝑑2 𝑥 = 𝑑 2 𝑎2 + 𝑏 2

SEGITIGA Halaman 82
Dengan rumus ABC
−2𝑎𝑑2 ± 2𝑎𝑑 2 2 + 4 𝑏 2 − 𝑑 2 𝑑 2 𝑎2 + 𝑏 2
𝑥=
2 𝑏2 − 𝑑2
−2𝑎𝑑2 ± 4𝑎2 𝑑 4 + 4𝑑2 𝑏 2 𝑎2 + 𝑏 4 − 𝑎2 𝑑 2 − 𝑏 2 𝑑 2
𝑥=
2 𝑏2 − 𝑑2
−2𝑎𝑑2 ± 4𝑎2 𝑑 4 + 4𝑑 2 𝑏 2 𝑎2 + 4𝑑 2 𝑏 4 − 4𝑑 4 𝑎2 − 4𝑑 4 𝑏 2
𝑥=
2 𝑏2 − 𝑑2
−2𝑎𝑑 2 ± 4𝑑 2 𝑏 2 𝑎2 + 4𝑑 2 𝑏 4 − 4𝑑 4 𝑏 2
𝑥=
2 𝑏2 − 𝑑2
−2𝑎𝑑 2 ± 4𝑑 2 𝑏 2 (𝑎2 + 𝑏 2 − 𝑑 2 )
𝑥=
2 𝑏2 − 𝑑2
−2𝑎𝑑 2 ± 2𝑏𝑑 𝑎2 + 𝑏 2 − 𝑑2
𝑥=
2 𝑏2 − 𝑑2

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐷𝑄𝑃𝐵 = 𝑏𝑥
−2𝑎𝑏𝑑 2 ± 2𝑏 2 𝑑 𝑎2 + 𝑏 2 − 𝑑2
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐷𝑄𝑃𝐵 =
2 𝑏2 − 𝑑2

SEGITIGA Halaman 83
BAB XIV
SEGITIGA 3-4-5 DI DALAM SEBUAH PERSEGI

Yang dimaksud dengan segitiga 3-4-5 adalah segitiga dengan panjang sisi 3, 4, dan
5 atau kelipatannya. Tentunya segitiga tersebut adalah segitiga siku-siku, karena
32 + 42 = 52.

A. Aneka Kreasi Segitiga 3-4-5 Di Dalam Persegi


Berikut beberapa kreasi segitiga 3-4-5 di dalam sebuah persegi

SEGITIGA Halaman 84
B. Contoh Soal
Contoh 1
Tunjukkan bahwa daerah yang diarsir pada gambar berikut adalah merupakan
segitiga 3-4-5.

SEGITIGA Halaman 85
Solusi F
misalkan panjang sisi persegi adalah a D C

dari gambar di samping


AF = BF, dan AF BF
AF2 = a2 + ( ½ a)2 = 5/4 a2
𝑎
Sehingga AF = 2 5 E

Karena ∠DAF = ∠GBE dan ∠ADF = ∠BGE, G


Maka ΔADF ∿ ΔBEG
Sehingga AD : BG = AF : BE
𝑎
A : BG = 5:½a A B
2
𝑎
Sehingga BG = 5 5
𝑎 𝑎 3𝑎
Dari hasil tersebut diperoleh FG = 2 5 – 5 5 = 10 5

𝑎 2 3𝑎 2 5𝑎 2 45𝑎 2 320𝑎 2 4𝑎 2
AG2 = AF2 – FG2 = 5 − 5 = − = =
2 10 4 100 400 5
2𝑎
Sehingga AG = 5
5
3𝑎 2𝑎 𝑎
Maka FG : AG : AF = 10 5 : 5:2 5
5

=3:4:5

Contoh 2
Tentukan perbandingan luas dari ABY, BCXY, dan AXD
X
D C

A B

SEGITIGA Halaman 86
Solusi
X
D C

Misalkan panjang sisi persegi = a


Luas ADX = ¼ a2 = Luas BXC F Y I E
Luas ABX = ½ a2
D
Luas ADB = ½ a2
Luas XYD = k
Dengan kesebangunan pada ΔABD
AB : FY = AD : DF
a : FY = a : DF A B

FY : DF = 1
Sehingga DF = FY dan juga IE = FY = YI, sehingga IE = FY = YI = ⅓a
Sehingga FA = ⅔a
Maka luas ABY = ½ a(⅔a) = ⅓a2
1 1 5
Luas BCXY = a2 – ( a2 + a2) = a2
4 3 12

Perbandingannya adalah
1 1 5
a2 : 3 a2 : a2
4 12

3 : 4 : 5

SEGITIGA Halaman 87
DAFTAR PUSTAKA

Brown, Richard G, dkk. McDougal Littell Geometry. 2001.


http://www.nexuslearning.net/books/ml-geometry/
ClassZone. Geometry. Houghton Mifflin Harcourt Publishing
Company. http://www.classzone.com/books/geometry/
Gelca, Razvan. Introduction to Geometry. http://www.math.ttu.edu/~rgelca/
Kedlaya, Kiran. Notes on Euclidean Geometry. 1999. Math Olympiad Program
(MOP)
Kahfi, M. Shohibul, dkk. Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika 2. 2004. Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional.
Shapiro, Bruce E. Foundations of Geometry Lecture Notes for Math 370. 2012.
Northridge. California State University.
Yiu, Paul. Introduction to the Geometry of the Triangle. 2001. Florida. Florida Atlantic
University.
Yiu, Paul. Recreational Mathematics. 2003. Florida. Department of Mathematics
Florida Atlantic University

Anda mungkin juga menyukai