Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM KERJA BATU

Disusun oleh :
FERNANDO RAMA SYAHPUTRA
1 MRK 1
NIM : 2241320104

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2023

LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, para instruktur atau pembimbing yang telah memberikan persetujuan atas laporan
praktek kerja batu yang disusun oleh :

Nama : Fernando Rama Syahputra


NIM : 2231420104
Kelas : 1 MRK 1

Malang, 27 Februari 2023


Menyetujui,
DosenPembimbing

MOH. CHARITS, ST.


NIP. 19610331 199003 1 001

KATA PENGANTAR

1
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan “Praktikum Kerja Batu” tepat pada waktunya. Laporan ini dibuat supaya dapat melengkapi tugas praktek
kerja batu serta untuk memberikan informasi dan pengetahuan terutama pada para pembaca. Semoga dapat menjadi wawasan yang
bermanfaat dalam pekerjaan di lapangan.

Dengan selesainya penyusunan laporan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada para instruktur dan pembimbing yang
telah mengajarkan materi pada saat di bengkel maupun saat pengarahan teori di kelas. Terima kasih juga kami sampaikan kepada
para penulis buku yang kami gunakan sebagai sumber penulisan, serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan
ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna dan perlu perbaikan. Oleh karena itu, penulis mohon saran dan
kritik dari para instruktur maupun pembaca pada umumnya.

Malang, 27 Februari 2023

Penulis.

DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Lembar Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv

2
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang 1
I.2. Tujuan 1
I.3 Manfaat 2
I.4 Batasan Masalah 2
I.5 Metode 2
BAB II DASAR TEORI 4
BAB III PERALATAN DAN BAHAN
III.1. Peralatan 6
III.2. Bahan-bahan 13
BAB IV PEMASANGAN
IV.1. Pembuatan Spesi 18
IV.2. Pemasangan Bata 18
IV.3. Pemasangan Rolag 18
IV.4. Plesteran Dinding 24
IV.5. Pemasangan Keramik Lantai dan Dinding 25
BAB V PERHITUNGAN BAHAN 27
BAB VI PENUTUP
VI.1. Kesimpulan 29
VI.2. Saran 30
VI.3. Dokumentasi............................................................................31

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG


Seiring pekembangan dan perubahan zaman yang semakin maju, sejak dahulu pun sudah ada pembangunan atau adanya
konstruksi bangunan yang menggunakan ilmu kerja batu. Di zaman sekarang ini sudah tidak bisa lepas dari masyarakat dan banyak

3
mengalami kemajuan. Oleh karena itu, sekarang ini banyak sekali diperlukan seseorang yang terampil dan professional untuk kerja
batu. Maka para mahasiswa harus dilatih dan diajarkan untuk menjadi seorang engineer sipil yang professional dan handal melalui
praktikum di bengkel. Tujuannya yaitu untuk melatih keterampilan para mahasiswa dalam praktek kerja batu, khususnya dalam
merencanakan suatu konstruksi bangunan.

I.2. TUJUAN
Tujuan praktek kerja batu antara lain sebagai berikut :
 Menguasai teknik kerja batu.
 Menjadikan individu yang terampil dan memberi pengajaran tentang cara kerja di lapangan.
 Mengetahui cara menggunakan alat dengan baik dan benar sesuai dengan fungsinya.
 Mengetahui kemampuan para mahasiswa dalam bekerja di lapangan.
 Mengetahui pentingnya keselamatan kerja.

I.3. MANFAAT
Banyak sekali manfaat yang dapat kita peroleh dari praktek kerja batu antara lain :
 Mengetahui cara membuat konstruksi bangunan yang baik dan benar
1
 Mengetahui cara pasang rollag, pasangan /2 bata, plesteran, acian, pasang keramik dinding dan keramik lantai.
 Mempunyai wawasan dasar untuk menggunakan peralatan kerja batu.
 Mempunyai wawasan dasar kerja batu untuk di lapangan.
 Mengetahui cara yang benar dalam memilih bahan bangunan yang bagus dan berkualitas

I.4. BATASAN MASALAH


1. Pekerja

4
Pekerjaan batu tidak boleh dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya.
2. Bahan
Apabila bahan campuran sudah disesuaikan, maka tidak boleh dilebihkan atau dikurangi.
3. Lokasi Perencanaan Kerjaan
Suatu pekerjaan harus sesuai dengan rencana atau lokasi pekerjaan
4. Keselamatan Kerja
Mempelajari dan memperhatikan tentang keselamatan kerja melalui pengalaman-pengalaman yang pernah dialami maupun
diperolehnya.
5. Kebersihan Lokasi Kerja
Tempat kerja yang berserakan peralatannya, material dan lainnya sungguh merupakan suatu hal yang sangat
membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

I.5. METODE

Metode yang digunakan dalam praktek kerja batu kali ini menggunakan metode manual yaitu bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan kita dalam pemasangan batu bata, plester, acian secara manual denganbaik dan benar, sehingga kita
dapat mengerjakan dengan baik di lapangan dengan pencampuran material yang benar dan sesuai dengan yang tertera.

5
BAB II
DASAR TEORI

Praktek batu adalah sebagian pelaksanaan dari suatu pekerjaan bangunan. Pasa umumnya telah diketahui bahwa dalam
melaksanakan pekerjaan suatu bangunan terutama dalam bangunan gedung. Dikenal beberapa macam jenis pekerjaan, antara lain :
1. Batu
2. Beton
3. Besi
4. Kayu, dll

Pekerjaan batu meliputi semua kegiatan pekerjaan yang menggunakan bahan dari batu atau semua pekerjaan yang ada
hubungannya dengan batu, misalnya :
 Pengukuran
 Pasangan
 Finishing

Teori yang digunakan dalam kerja bengkel adalah teori keselamatan kerja. Pengertian dari keselamatan kerja itu sendiri

6
adalah tata cara bagaimana kita dapat menjaga keselamatan kerja diri maupun berkelompok pada saat melaksanakan kerja.
Perlengkapan yang dapat digunakan untuk melindungi diri pada saat bekerja antara lain :
a. Helm, digunakan untuk melindungi kepala dari runtuhan atau rontokan benda pada saat bekerja.
b. Sepatu boot/safety, digunakan untuk melindungi kaki dari benda-benda tajam.
c. Sarung tangan, digunakan untuk melindungi tangan dari semen maupun kapur.
d. Masker, digunakan untuk menutup hidung dari debu atau abu pada saat menuang kapur ataupun bahan lainnya.

Apabila terjadi kecelakaan pada saat bekerja, kita dapat segera melakukan pertolongan pertama dengan P3K dan
melaporkan kejadian pada instruktur, pelaksana ataupun mandor pada saat berada di lapangan.
Perlengkapan yang terdapat pada kotak P3K antara lain :
1. Obat merah
2. Perban
3. Alkohol
4. Kapas, dll.

Apabila terjadi kebakaran di tempat kerja, langkah-langkah yang dapat kita ambil antara lain :
1. Menggunakan karung basah
2. Menggunakan tabung fire extinguisher
3. Menggunakan pasir

Langkah-langkah di atas bertujuan agar pekerja dapat meminimalkan terjadinya kecelakaan maupun kebakaran pada saat
bekerja. Meskipun demikian, para pekerja tetap dituntut untuk selalu waspada dan mengutamakan keselamatan kerja.

BAB III
PERALATAN DAN BAHAN

7
3.1. PERALATAN
Dalam pemasangan bata, plesteran dan pemasangan ubin banyak sekali peralatan yang kita gunakan, antara lain :
1. Sendok Spesi

Alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu. Banyak sekali macam sendok spesi, ada yang
berbentuk segitiga dan ada juga yang berbentuk oval.
Fungsi : Untuk mengambil spesi dari tempat adukan

2. Cangkul

Alat ini terbuat dari plat baja dan diberi tangkai dari kayu.
Fungsi : Untuk mengaduk spesi, menggali tanah dan sebagainya.

8
3. Kotak spesi

Kotak spesi terbuat dari plat besi dan berbentuk trapesium.


Fungsi : Untuk mencampur pasir dan kapur yang sudah diaduk dan siap dipasang.

4. Waterpass

5.
Terbuat dari bahan plastik berisi air.
Fungsi : Untuk mengukur ketegakkan pada pasangan bata.

6. Line Bobbyn

9
Alat ini terbuat dari plat baja tipis yang berbentuk segi tiga. Line Bobbyn terdiri dari dua buah plat baja
yang dihubungkan dengan benang.
Fungsi : Digunakan untuk garis petunjuk pemasangan batu bata. Pemakaian alat ini dianggap lebih efisien bila dibandingkan
dengan pemakaian paku, karena kedudukan alat ini mudah diatur.

7. Palu Pemotong Baja

Alat ini terbuat dari baja dengan tangkai yang terbuat dari kayu.
Fungsi : Sebagai pemotong bata, selain itu alat ini juga digunakan untuk memukul paku.

8. Penggaris Siku Besi

10
Alat ini terbuat dari plat baja atau besi dengan membentuk sudut siku-siku dan dilengkapi dengan garis-
garis ukuran dalam satuan cm.
Fungsi : Digunakan untuk mengukur kesikuan pertemuan dinding dalam pemasangan bata.

9. Ember

Wadah berbentuk tabung mengerucut ke bawah yang terbuat dari plastik.


Fungsi : Untuk mengambil air, menakar pasir, semen dan kapur serta membawa adukan dan lain-lain.

10. Tongkat Ukur

11
Alat ini terbuat dari kayu empat persegi panjang yang sisinya datar dan lurus.
Fungsi : Untuk menentukan panjang pasangan dan juga berguna untuk pembantu waterpass dalam melevel pasangan.

11. Straight Edge

Terbuat dari kayu yang berbentuk empat persegi panjang.


Fungsi : Untuk mendatarkan plesteran.

12. Meteran

Ada yang terbuat dari plat baja tipis dada juga yang terbuat dari kayu yang disebut meteran lipat. Pada
meteran tercantum garis ukuran dalam millimeter, sentimeter dan inchi.
Fungsi : digunakan untuk mengukur panjang, lebar, tebal dan tinggi.
13. Jointer

12
Jointer ini terbuat dari besi.
Fungsi : Digunakan untuk membersihkan siar pada pasangan bata.

14. Ruskam kayu dan besi

Ruskam ini terbuat dari kayu atau besi yang diberi tangkai pada belakangnya.
Fungsi : Untuk meratakan plesteran dinding dengan jalan menggosok-gosokkannya pada plesteran.

15. Ayakan Pasir

13
Ayakan terbuat dari kawat yang diberi kerangka kayu dan berbentuk empat persegi panjang.
Fungsi : Untuk menyaring pasir, semen, kapur atau bahan lainnya.

16. Sikat

Fungsi : Untuk membersihkan permukaan pasangan sebelum di plester.

17. Gerobak Dorong

Fungsi : Digunakan untuk mengangkut bata, semen, kapur dan lainnya

3.2. BAHAN-BAHAN
Bahan yang digunakan dalam pemasangan bata, plesteran dan ubin bermacam-macam, antara lain :
1. Batu Bata
 Bata terbuat dari :

14
 Tanah liat.
 Air.
 Kemudian dibakar dengan sekam atau kayu.

 Ciri-ciri bata yang baik :


 Pembakarannya matang / sempurna (paling baik adalah dibakar dengan kayu).
 Ukurannya tepat 6x13x27cm atau 5x11x23cm.
 Sudutnya berbentuk siku-siku.
 Mempunyai warna yang seragam.
 Saat dipukul suaranya nyaring.
 Pada saat dihancurkan, nilai kehancurannya minimum.
 Tidak terdapat banyak lubang.
 Permukaan rata, tidak bergelombang.

 Cara penyimpanan bata yang baik :


 Simpan di tempat yang tidak terlalu lembab ataupun kering.
 Sebelum bata ditumpuk sebaiknya diberi alas terlebih dahulu agar air pada tanah tidak terserap oleh bata
tersebut. Sebab bata mempunyai daya serap tinggi.
 Bata disusun berselang-seling agar tidak pecah atau retak, dan penyusunannya juga jangan terlalu tinggi
(kira-kira 2 m) ini bertujuan agar mudah dalam pengambilannya.
 Pada bagian atas sebaiknya juga diberi tutup plastik atau terpal agar terlindung dari cuaca yang
dapatmengurangi mutunya.
2. Pasir
 Cara mendapatkan pasir
Pasir dapat kita peroleh dari sungai ataupun gunung.

 Ciri-ciri pasir yang baik :


 Bersih.
 Keras.
 Susunan besar butir harus baik.

15
 Besar butiran maximum 5 mm.
 Kandungan lumpur / tanah liat max 5 %.

 Cara menentukan mutu pasir yang baik :


 Ambil pasir digenggaman kita kemudian kita lepaskan. Apabila banyak pasir yang masih menempel di tangan
kita, maka pasir tersebut mengandung banyak lumpur dan tidak layak digunakan.
 Ambil beberapa contoh pasir, lalu dipanaskan. Apabila menimbulkan bau yang menyengat berarti mengandung
bahan organik, maka pasir tidak baik.

 Fungsi pasir adalah sebagai bahan pengisi

 Cara menyimpan pasir :


 Pasir sebaiknya diletakkan pada bak khusus. Jika tidak ada kita dapat memberi alas terlebih dahulu agar
pasir tidak tercampur dengan tanah dan diwaktu pengambilannya juga mudah. Supaya pasir tidak berantakan,
maka disamping-sampingnya dapat kita dampingi dengan bata.

3. Kapur
 Cara memperoleh kapur :
Dapat kita peroleh dari gunung kapur

 Fungsi kapur :
 Sebagai bahan pengikat
 Memudahkan pekerjaan
 Memperlambat proses pengerasan semen
 Mengurangi penyusutan air

 Ciri-ciri kapur yang baik :


 Harus terpadamkan dengan baik
 Membentuk tepung halus

16
 Dalam keadaan kering kadar air <10%
 Kadar bagian yang aktif tidak kurang dari 90%
 Butiran kasar <5%

 Cara menyimpan kapur :


Kapur harus disimpan dalam ruangan tertutup untuk mencegah terserapnya air oleh kapur. Penyimpanan
kapur hendaknya lebih tinggi dari permukaan banjir.

4. Air
 Fungsi air adalah untuk menghomogenkan bahan untuk pembuatan spesi.
 Air yang baik digunakan :
 Air bersih
 Tidak berwarna
 Tidak berbau
 Bukan air laut (mengandung garam), karena dapat mengurangi kekuatan ikatan bata.

BAB IV
PEMASANGAN

4.1 PEMBUATAN SPESI


Langkah-langkah pembuatan spesi adalah sebagai berikut :
1. Mengayak pasir dan kapur terlebih dahulu.
2. Mengukur pasir dan kapur dengan perbandingan 1 : 4
3. Kemudian memamasukkan satu persatu bahan tersebut ke dalam tempat pembuatan spesi.
4. Kemudian menambahkan air, jangan terlalu encer dan jangan terlalu kental (plastis).
5. Mengaduk dengan cangkul atau sekop sampai merata.
6. Kemudian memindahkan ke bak spesi dan siap digunakan.

4.2 PEMASANGAN ROLLAG


Langkah-langkah pemasangan rollag adalah sebagai berikut:
1.Mengukur tempat yang akan dipasang rollag

17
2.Meletakkan bata di pojok sudut sisi tembok yang sudah di pasang Line Bobyn
3. Menyusun bata dengan posisi berdiri beralaskan mortar serta dengan jarak antar bata sebesar 1 cm
4. Melanjutkan pemasangan bata hingga selesai

4.3 PEMASANGAN BATA

18
19
20
21
TAMPAK DEPAN

TAMPAK DEPAN

TAMPAK DEPAN

TAMPAK DEPAN

22
23
4.4
PLESTERAN DINDING
Langkah-langkah plesteran dinding adalah sebagai berikut :
1. Bersihkan permukaan dinding dengan sikat ijuk dari kotoran yang mudah lepas, siapkan Peralatan, Bahan dan Ukur Ruangan
terhadap ketepatan ruangan (siku-siku => diagonal) dengan meteran. (lihat denah ruangan dibawah ini)

2. Periksa ketegakan pasangan dinding dengan unting-unting (lot / plumb bob) dan tandai dengan memasang benang lurus (ujung-
ujungnya dipasang paku).
3. Pasang kepala plesteran dengan permukaan tegak lurus benang unting-unting selebar 2 - 5 ( umumnya 3 cm), setebal 1 - 2
cm, setinggi dari lantai (boleh dari plint) hingga setinggi dinding yang dipasang, bila untuk ruangan, kepala plesteran dari sudut
dinding dengan jarak 20 cm, dan jarak interval 1 - 1,5 m.

4. Periksa kepala plesteran 3 selurus kepala plesteran 1 & 2 dengan menarik benang lurus.

5. Perciki permukaan dinding yang akan diplester dengan air, isikan bahan plesteran (adukan) dengan komposisi adukan yang

24
dikehendaki, pada permukaan dinding dengan ketebalan lebih sedikit dari pada kepala plesteran.

6. Ratakan dan potong permukaan plesteran dengan menggunakan jidar atau tongkat kayu yang lurus dengan berpedoman pada
permukaan kepala plesteran 1 & 3.

IV. 5. PEMASANGAN KERAMIK LANTAI DAN DINDING


Cara pemasangan keramik lantai dan dinding :
a. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk menghindari  kerusakan akibat pekerjaan yang
belum selesai.
b. Permukaan lantai/dinding yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup kering dan rata air.
c. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak ruangan / tangga / dinding yang ada. Pemasangan keramik lantai atau

25
dinding dimulai dari tulangan ini.
d. Sebelum dipasang, keramik lantai atau dinding agar direndam dalam air terlebih dahulu.
e. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air.
f. Adukan  semen  untuk  pemasangan  keramik  harus penuh,  baik  permukaan  dasar maupun  dibadan belakang  keramik lantai 
atau dinding  yang terpasang. Perbandingan  adukan dan  ketebalan rata-rata yang dianjurkan adalah:    
    - Untuk lantai, Semen : Pasir = 1:6, dengan ketebalan rata-rata : 2 - 4 cm
    - Untuk dinding, Semen : Pasir = 1:4, dengan ketebalan rata-rata : 2,0 cm
g. Lebar nat yang  dianjurkan, untuk lantai = 4 - 5 mm dan dinding = 2 mm, dengan campuran  pengisi  nat (Grout) semen 
atau  bahan khusus  yang ada  dipasaran. Bagi  area yang  luas dianjurkan  untuk diberi expansion joint.
h. Khusus untuk dinding luar, harap diberi tali air per jarak tertentu dengan mem pertimbangkan desainnya, agar tidak menerima
beban terlalu berat.
i. Bersihkan segera bekas adukan/grout dari permukaan keramik, dapat digunakan bahan pembersih yang ada dipasar dengan kadar
asam tidak lebih dari 5%, setelah itu segera bersihkan dengan air bersih.
j. Karena sifat alamiah dari produk keramik, yang disebabkan proses pembakaran pada temperatur tinggi, dapat terjadi  perbedaan
warna  dan ukuran, untuk  ini periksa  dan pastikan keramik lantai atau dinding yang akan dipasang mempunyai seri dan golongan
ukuran yang sama.

26
BAB V
PERHITUNGAN BAHAN

 Jumlah Bata
Bata yang digunakan untuk kerja praktek lapangan kerja batu adalah bata lokal dengan ukuran tinggi 5cm, lebar 10cm
dan panjang 20cm (5x10x20 cm).
Kerja batu kali ini menghabiskan batu sebanyak :
Dengan menggunakan perhitungan panjang = 130 cm = 1,30 m
tinggi = 82 cm = 0,82 m
1 m2 = panjang x tinggi
= 1,3 m x 0,82 m
= 1,066 m2

1 m2 = 72 bata

Jumlah bata dapat dihitung melalui perbandingan :


1 , 066
x 72 = 76 bata
1

Rollag panjang 6 bata


6 x 21
= 21 bata
6

Pilar12,5 bata

Total bata yang dipergunakan bata dalam praktek kerja batu

27
 Jumlah Pasir dan Jumlah Kapur
Dengan perhitungan jumlah spesi atau volume spesi dari dinding tembok dapat dihitung menggunakan perbandingan yang
ada :
 Tebal siar
 Lebar siar menurut lebar batu bata
 Panjang siar menurut batu bata

V spesi = tebal x lebar x panjang


= 0,01 m x 0,1 m x 0,20 m
= 0.0002 m3

Perbandingan kapur dengan pasir = 1 : 4


Jadi, kapur 1/6 x V spesi = 1/6 x 0,0002 m3 = 0,00003 m2
Pasir 4/6 x V spesi = 4/6 x 0,0002 m3 = 0,00013 m2

lingkaran . atas  lingkaranb awah


V timba = 2 X tinggi timba

Sama perbandingan kapur dan pasirnya 1 : 5


 berbeda dengan plesteran dengan perbandingan 1 kp : 3 ps
 berbeda juga dengan finishing dengan kapur saja 3mm tebal
 V = luas x tebal

28
BAB VI
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Pekerjaan pemasangan merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam suatu konstruksi bangunan. Oleh karena itu,
pemasangan yang baik dan benar sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas mutu bangunan tersebut.
Kesimpulan yang di dapat dari laporan ini antara lain :
1. Keselamatan kerja harus diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik.
2. Perencanaan dan perhitungan pemasangan membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang tinggi untuk memperoleh hasil yang
lebih baik.
3. Pada saat pemasangan harus dilkukan dengan hati-hati agar hasilnya sesuai dengan yang kita inginkan
4. Untuk spesi atau campuran harus selalu diperhatikan atau sesuai yang diberikan oleh instruktur.
5. Pada saat plesteran harus diperhatikan penuh, karena dalam pekerjaan ini perlu kesabaran yang penuh.
6. Pada saat plesteran pertama harus diplesester secara merata agar saat diberikan plester lapisan kedua tidak terjadi
perbedaan ukuran
7. Plester lapisan pertama harus benar benar kering terlebih dahulu sebelum di plester lapisan kedua
8. Adonan plester yang baik adalah yang mudah menempel dan cepat kering

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :


 Adukan baru jangan tercampur dengan adukan lama atau bahan-bahan sisa yang sudah tidak aktif.
 Gunakan takaran untuk mendapatkan campuran yang homogen (merata).
 Air yang digunkan harus bersih.
 Adukan jangan terlalu kering atau terlalu basah.
 Bata yang sudah dipasang tidak boleh diketuk-ketuk lagi.
 Pemasangan spesi yang baik adalah 10mm.

29
 Bak tempat adukan sebaiknya ditutup plastik untuk menjaga penguapan air.
 Untuk menghilangkan debu pada bata dan mengatur peresapan air adukan, bata direndam dalam air sampai gelembung
udara hilang (2-5 menit)
 Setelah penambahan air pada adukan harus segera dihabiskan/dipakai, jangan melebihi 2,5 jam dan harus dilakukan
pengadukan ulang selama masa pelaksanaan untuk menjaga homogenitas.
 Sebelum digunakan batu bata harus direndam terlebih dahulu untuk menghilangkan titik jenuh.
 Pasangan bata yang baik sangat berpengaruh pada saat plester
 Ubin sebelum dipakai harus dibasahi terlebih dahulu untuk menghindari retakan atau pecah
 Pemasangan line bobyn harus benar benar kencang supaya pasangan bata tidak miring
 Cara pengamanan bahan, yaitu :
a. Menyimpan pasir jangan di tempat becek atau dapat tercampur dengan daun-daun atau kotoran lainnya.
b. Penyimpanan semen tidak boleh melebihi 2 bulan dan harus disimpan pada tempat yang kering.
c. Penyimpanan kapur harus disimpan pada tempat yang kering.
d. Bata/batako tidak boleh langsung diletakkan pada permukaan tanah dan tempatkan pada tempat yang tidak terlalu
kering ataupun terlalu lembab.

5.2 SARAN
Dalam pemasangan batu bata yang baik dibutuhkan kejelihan,kesabaran dan ketelitian karena dengan itu kita dapat
menghasilkan pekerjaan yang baik dan hasil yang maksimal sesuai yang kita inginkan. Begitu pula dengan memilih bahan bahan yang
akan kita gunakan, kita juga harus tau kualitas dan kuantitas bahan agar kita dapat membangun bangunan dengan hasil yang
maksimal. Karena pemilihan bahan bahan adalah inti dari ketahanan dan kekokohan suatu bangunan, jika dari pemilihan bahan bahan
sudah tidak maksial maka bangunan yang akan kita buat menjadi mudah rusak.

Perawatan atau pengamanan alat dan bahan juga menjadi poin penting dalam proses pembanguan. Walaupun alat dan bahan yang kita
beli sangat berkualitas tetapi jika kita tidak bisa merawat atau mengamankannya akan sama saja.

30
5.3. DOKUMENTASI

31
1.1 Pengukuran Area Praktek

1.2 Pengambilan bata dan pengambilan pasir

32
1.3 Pembuatan adukan

1.4 Persiapan Plesteran Dinding Bata

33
1.5 Proses Plesteran Awal

1.4 Pemasangan Ubin Dinding

1.4 Pemasangan Ubin Lantai

34
1.6 Hasil Akhir Dari Pemasangan Ubin Dinding Dan Lantai

1.4 Pembongkaran Dinding Bata

35

Anda mungkin juga menyukai