Anda di halaman 1dari 39

Kode/Nama Rumpun Ilmu : 421/Teknik Sipil

LAPORAN AKHIR
HIBAH KOMPETENSI
TAHUN PERTAMA 2014

INOVASI BETON BAJIK UNTUK BETON BERKELANJUTAN

TIM PENGUSUL

Dr. MI. Retno Susilorini, ST., MT. NIDN. 0629037001


Prof. Dr.-Ing. Harianto Hardjasaputra NIDN. 0302115202
Dr. Ir. Sri Tudjono, MS. NIDN. 0009035304

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA


November 2014
Laporan Akhir - Daftar Isi - Penelitian Kompetensi 2014

DAFTAR ISI
Halaman Sampul i
Halaman Pengesahan ii
Daftar Isi iii
Ringkasan iv

BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan Penelitian 2
1.3. Kebaruan Penelitian 2
1.4. Penerapan Hasil Penelitian 2
1.5. Luaran Penelitian 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 4


2.1. Beton Bajik 4
2.2. Bahan Tambah 5
2.3. Beton Polimer 6
2.4. Durabilitas dan Keberlanjutan Beton 7

BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 8


3.1. Tujuan Penelitian 8
3.2. Manfaat Penelitian 8

BAB IV. METODE PENELITIAN 9


4.1. Jalannya Penelitian 9
4.2. Kegiatan, Benda Uji, dan Pengujian Eksperimental 9

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 12


5.1. Hasil Uji Eksperimental 12
5.2. Pembahasan 16

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 18


6.1. Kesimpulan 18
6.2. Saran 18

DAFTAR PUSTAKA 19

LAMPIRAN

Lampiran 1 Foto-foto Kegiatan Penelitian


Lampiran 2 Makalah Diterima untuk dipresentasikan

Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan iii
Laporan Akhir Ringkasan - Penelitian Kompetensi 2014

RINGKASAN
Penelitian Kompetensi Periode 2014-2016 ini merupakan kelanjutan dari Penelitian
Kompetensi terdahulu pada Periode 2009-2011. Hasil Penelitian Kompetensi Periode 2009-
2011 dikembangkan dan diimplementasikan menjadi beton bajik inovatif. Istilah beton
bajik memang tidak lazim digunakan. Terminologi beton bajik diadopsi dari terminologi
the virtues of concrete, yang mendeskripsikan semua kebaikan beton untuk memperoleh
kinerjanya yang terbaik. Beton bajik mengandung semua kebaikan dari beton, dengan 3
karakteristik utama yaitu awet (durable), berkelanjutan (sustainable), dan pintar (smart).
Terobosan awal beton bajik telah dilakukan pada Penelitian Kompetensi Periode 2009-2011
dengan inovasi beton dengan bahan tambah berbasis gula dan pengekang jala nylon yang
terbukti manfaat dan keunggulannya dan telah diterapkan pada elemen struktur beton.
Penelitian Kompetensi Periode 2009-2011 juga sudah menghasilkan sebuah Paten, yaitu
Bahan Tambahan Beton (dari Bahan Tambah Berbasis Gula), dengan No. Sertifikat Patent ID.
No. P0032950, 2013.
Inovasi beton bajik sangat signifikan untuk memperoleh beton berkelanjutan yang
akan mendukung pembangunan berkelanjutan. Penelitian Kompetensi Periode 2014-2016 ini
memiliki tujuan jangka pendek/target khusus menghasilkan beton bajik inovatif yang
mengandung bahan tambah beton dan polimer inovatif dari material lokal; sedangkan tujuan
jangka panjang dari penelitian ini adalah mewujudkan beton bajik yang berkelanjutan di
masa datang, yaitu beton yang awet, berkelanjutan, dan pintar. Tujuan lain dari penelitian ini
adalah membangun jejaring antar peneliti di Unika Soegijapranata, UPH (Universitas Pelita
Harapan), dan Universitas Diponegoro; serta jejaring antar lembaga, dalam hal ini
Laboratorium Bahan Bangunan Unika Soegijapranata, Lab Beton UPH, serta Lab Bahan dan
Konstruksi Universitas Diponegoro. Penelitian ini juga diharapkan menjadi penelitian payung
dari Tim Peneliti.
Metode yang digunakan dalam penelitian pada Tahun Pertama dan Kedua adalah
metode penelitian eksperimental. Pada Tahun Ketiga dilakukan metode penerapan di lapangan
dengan melakukan grouting dan atau retrofitting serta uji non-destrutif pada bangunan-
bangunan yang mengalami kerusakan, bekerjasama dengan Bappeda Kota Semarang (Surat
Pernyataan Kerjasama terlampir) sebagai pengguna hasil penelitian.
Manfaat dari Penelitian Kompetensi Periode 2014-2016 ini, yaitu beton bajik
inovatif, akan dapat digunakan oleh industrI beton-jadi (ready-mix), kontraktor, serta
masyarakat umum. Dalam Penelitian Kompetensi Periode 2014-2016 ini, Bappeda Kota
Semarang akan menerapkan beton bajik inovatif pada bangunan-bangunan di kawasan kota
lama Semarang dan bangunan-bangunan lain yang memerlukan.
Luaran dari Penelitian Kompetensi Periode 2014-2016 ini adalah: Tahun Pertama
(2014) : (1) Draft Buku Teks; (2) Draft Deskripsi Paten; Tahun Kedua (2015) : (1) Deskripsi
Paten; (2) Penerbitan Buku Teks; (3) Draft Artikel Jurnal Internasional; Tahun Ketiga (2016) :
(1) Pendaftaran Paten; (2) Submission Artikel Jurnal Internasional.
Dengan Penelitian Kompetensi ini, diharapkan para peneliti dalam Usul Penelitian
Kompetensi Periode 2014-2016 dapat lebih leluasa memperdalam, memperluas, dan
mendiseminasikan hasil penelitiannya sehingga tujuan keseluruhan rangkaian penelitian hibah
ini tercapai dan tuntas. Dengan demikian, para peneliti dapat selalu konsisten, kompeten, dan
menjadi yang terbaik di bidangnya.

Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan iv


Laporan Akhir - Bab I - Penelitian Kompetensi 2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penelitian Kompetensi Periode 2014-2016 ini merupakan kelanjutan dari Penelitian


Kompetensi terdahulu yaitu Penelitian Kompetensi Periode 2009-2011. Hasil Penelitian
Kompetensi Periode 2009-2011 dikembangkan dan diimplementasikan menjadi beton bajik
inovatif. Istilah beton bajik (Susilorini, 2011a, 2012) diadopsi dari terminologi the virtues
of concrete (Sika, 2009) yang mendeskripsikan semua kebaikan beton untuk memperoleh
kinerjanya yang terbaik. Beton bajik mengandung semua kebaikan dari beton, dengan 3
karakteristik utama yaitu awet (durable), berkelanjutan (sustainable), dan pintar (smart).

Penelitian-penelitian tentang inovasi teknologi beton dan implementasinya pada


elemen struktur telah dilakukan. Berbagai penelitian tersebut kemudian ditindaklanjuti secara
signifikan dengan diperolehnya Penelitian Kompetensi 2009-2011 yang menjadi cikal bakal
pengembangan beton bajik. Penelitian Kompetensi Periode 2009-2011 menghasilkan
inovasi beton dengan bahan tambah berbasis gula dan pengekang jala nylon (Susilorini
2009a-c, 2010, 2011a-b; Susilorini, et. al, 2010a-b, 2011a-c) yang terbukti manfaat dan
keunggulannya dan telah diterapkan pada elemen struktur beton. Penelitian Kompetensi
Periode 2009-2011 juga sudah menghasilkan sebuah Paten, yaitu Bahan Tambahan Beton
(Bahan Tambah Berbasis Gula), dengan No. Sertifikat Paten ID. No. P0032950, 2013.

Inovasi beton bajik sangat signifikan untuk memperoleh beton berkelanjutan yang
akan mendukung pembangunan berkelanjutan. Untuk itu, Penelitian Kompetensi Periode
2014-2016 bermaksud mengembangkan beton bajik yang inovatif, yaitu dengan penggunaan
bahan tambah dan polimer yang terbuat dari material lokal dan alami pada campuran beton.
Beton bajik yang inovatif pada penelitian ini akan memiliki ketiga sifat utama beton bajik,
yaitu awet, berkelanjutan, dan pintar. Penelitian Kompetensi Periode 2014-2016 diharapkan
bermanfaat bagi masyarakat dan dapat diterapkan di dunia jasa konstruksi. Untuk itu, pada
Tahun Ketiga, hasil penelitian akan diimplementasikan untuk grouting dan atau retrofitting
(pengecoran ulang elemen atau bagian elemen) pada bangunan-bangunan di kawasan Kota
Lama Semarang dan bangunan lain bekerjasama dengan Bappeda Kota Semarang.

Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan 1


Laporan Akhir - Bab I - Penelitian Kompetensi 2014

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian Kompetensi Periode 2014-2016 ini memiliki tujuan jangka pendek


menghasilkan beton bajik inovatif berupa beton polimer alami termodifikasi (natural polymer
modified concrete) dari material lokal dan tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah
mewujudkan beton bajik yang berkelanjutan, yaitu beton yang awet, berkelanjutan, dan
pintar. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan membangun jejaring antar peneliti di Unika
Soegijapranata, UPH (Universitas Pelita Harapan), dan Universitas Diponegoro; serta jejaring
antar lembaga, dalam hal ini Laboratorium Bahan Bangunan Unika Soegijapranata dan
Laboratorium Bahan dan Konstruksi, Universitas Diponegoro. Kerjasama dan jejaring antar
perguruan tinggi tersebut diharapkan dapat melibatkan dosen dan mahasiswa. Bagian dari
penelitian ini dapat menjadi skripsi, thesis, maupun disertasi mahasiswa. Penelitian
Kompetensi Periode 2014-2016 ini juga diharapkan menjadi penelitian payung Tim Peneliti.

1.3. Kebaruan penelitian

Penelitian ini sangat orisinal dan memiliki kebaruan-kebaruan sebagai berikut.

1. Beton bajik memiliki karakteristik yang tidak dimiliki beton konvensional, yaitu aspek
keawetan, keberlanjutan, dan kepintaran, (Susilorini, 2011a, 2012)
2. Bahan tambah beton dari madu memiliki kebaruan dan keunggulan karena mudah
terserap, kekentalannya tinggi, sehingga meningkatkan kekuatan dan durabilitas beton.
3. Beton polimer dari bubuk biji kelor memiliki kebaruan karena membuat beton
memiliki kinerja anti-korosi (Sutanto, et. al., 2007)
4. Beton polimer dari gel rumput laut Eucheuma cotonii sp dan agar-agar ganggang
merah, Gracilaria sp memiliki kebaruan karena rekatan yang dihasilkan (Nur, 2009;
Indriyani, 2000).

1.4.Penerapan Hasil Penelitian

Hasil Penelitian Kompetensi Periode 2014-2016 ini secara umum dapat diterapkan
pada industri beton-jadi (ready-mix) dan kontraktor bangunan. Secara khusus, pada Tahun
Ketiga dilakukan penerapan di lapangan dengan grouting dan atau retrofitting serta uji non-
destruktif pada bangunan-bangunan yang mengalami kerusakan bekerjasama dengan Bappeda
Kota Semarang (Surat Pernyataan Kerjasama terlampir) sebagai pengguna hasil penelitian.

Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan 2


Laporan Akhir - Bab I - Penelitian Kompetensi 2014

1.5. Luaran Penelitian

Luaran yang diharapkan dari Penelitian Kompetensi Periode 2014-2016 ini adalah:

1. Tahun Pertama (2014) : (1) Draft Buku Teks; (2) Draft Deskripsi Paten
2. Tahun Kedua (2015) : (1) Deskripsi Paten; (2) Penerbitan Buku Teks; (3) Draft
Artikel Jurnal Internasional
3. Tahun Ketiga (2016) : (1) Pendaftaran Paten; (2) Submission Artikel Jurnal
Internasional

Kontribusi hasil dan luaran dari ini bagi ilmu pengetahuan adalah mendiseminasikan
pada masyarakat luas tentang inovasi dan manfaat beton bajik yang awet, berkelanjutan, dan
pintar, bernilai ekonomis dan memanfaatkan material lokal. Hasil penelitian ini juga akan
memberikan inovasi beton yang lebih awet, berkelanjutan, pintar, yang mendukung beton
berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan.

Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan 3


Laporan Akhir - Bab II - Penelitian Kompetensi 2014

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Beton Bajik


Secara konvensional, terminologi beton belum diarahkan pada karakteristik yang
terdapat dalam beton bajik. Kata bajik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti
sesuatu yg mendatangkan kebaikan (keselamatan, keberuntungan, dan sebagainya).
Dengan demikian, beton bajik pasti mengandung segala sesuatu yang mendatangkan
kebaikan, keselamatan (bagi pengguna dan lingkungan), keberuntungan (efisien, ekonomis,
awet, berlanjut). Beton bajik mengandung semua kebaikan dari beton (Susilorini, 2011a,
2012) dan memiliki 3 karakteristik utama, yaitu awet (durable), berkelanjutan
(sustainable), dan pintar (smart). Kemajuan teknologi beton terkini mampu mencapai
kemajuan atas ketiga karakteristik tersebut, namun sangat penting untuk menjadikan
ketiganya menjadi satu kesatuan utuh untuk mencapai kebajikan beton.

Gambar 2.1. Karakteristik beton bajik


(Susilorini, 2013)

Keawetan didefinisikan oleh ACI Committee 201 sebagai kemampuan beton


menahan gangguan cuaca, serangan kimia, abrasi, atau segala proses pengrusakan,
sehingga mampu mempertahankan bentuk aslinya, kualitas, dan kemampuan layannya bila
berinteraksi dengan lingkungan (Mehta dan Monteiro, 1993) Beton yang awet adalah beton

Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan 4


Laporan Akhir - Bab II - Penelitian Kompetensi 2014

yang keberlanjutan seperti yang disyaratkan oleh beton bajik. Konsep beton
berkelanjutan dikemukakan oleh (Humphrey & Mahasenan, 2002) sebagai: (a)
mengaplikasikan teknologi produksi semen yang hemat energi dan rendah polusi, (b)
menggantikan bahan campuran beton dengan bahan daur ulang, dan (c) meningkatkan
keawetan beton dengan desain campuran dan pemilihan bahan tambah yang tepat. Karakter
ketiga dalam beton bajik adalah pintar yang didefinisikan sebagai material dan struktur
beton yang memiliki kemampuan intrinsik maupun ekstrinsik untuk merespon dan
menstimulasi perubahan lingkungan serta mengaktivasi fungsinya sesuai perubahan
tersebut, dan sebagai sistem, beton dapat menggabungkan fungsi bagian-bagian dari sensor
dan penggerak untuk menampilkan aksi secara berakal (Akhras, 2000; Banthia, 2009;
Susilorini, 2011a).

Pada Penelitian Kompetensi Periode 2014-2016, beton bajik yang inovatif, yaitu
dengan penggunaan bahan tambah dan polimer yang terbuat dari material lokal dan alami
pada campuran beton akan awet, berkelanjutan, dan pintar. Hasil Penelitian Kompetensi
Periode 2014-2016 akan diimplementasikan pada model balok dan grouting pada
bangunan-bangunan di kawasan Kota Lama Semarang dan bangunan lain.

2.2. Bahan Tambah

ASTM C125 mendefinisikan bahan tambah (admixture) sebagai bahan selain air,
agregat, semen hidrolis, dan serat, yang digunakan dalam beton atau mortar dan
ditambahkan dalam campuran segera sebelum atau selama pengadukan. Bahan tambah
kimiawi maupun alami untuk beton telah banyak dikaji (Susilorini 2009a-c, 2010, 2011a-b;
Susilorini, et. al, 2010a-b, 2011a-c; Farmani, et. al., 2008; Crosswell, Steve; 2007; Frias,
et.al., 2007; Jayakumaranma, 2005; Collepardi, 2005; Peschard, et. al., 2004; Collepardi,
et. al., 1984, 1985; Chandler, et.al., 2002). Adanya lignin dalam ampas tebu dan air
perasannya (Viera, et.al., 2007) diindikasikan memberikan kontribusi lekatan bila larutan
tebu dicampurkan ke dalam adukan beton.

Penelitian Kompetensi Periode 2014-2016 ini memakai madu sebagai bahan


tambah beton. Madu tepat digunakan sebagai bahan tambah beton karena kekentalannya
cukup tinggi, sifat-sifatnya sebagai sakarida telah terbukti mampu meningkatkan kinerja
kekuatan dan durabilitas beton (Chasanah, 2001). Beton bajik yang menggunakan bahan

Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan 5


Laporan Akhir - Bab II - Penelitian Kompetensi 2014

tambah dari madu ini diharapkan akan memiliki sifat awet, berkelanjutan, dan pintar (saat
diimplementasikan sebagai bahan grouting pada bangunan yang mengalami kerusakan).
2.3. Beton Polimer

Penggunaan polimer ditujukan untuk menghasilkan material beton yang lebih


kedap air, lebih tahan terhadap korosi, serta mempunyai kuat tekan dan kuat tarik tinggi.
Beton polimer banyak diaplikasikan pada perbaikan struktur dan konstruksi, perkerasan
jalan raya, sistem buangan limbah, jembatan, lantai kerja, dam, dll. Beton polimer
dikelompokkan menjadi 3 jenis (Golestaneh, et. al., 2010) yaitu: (a) Beton Polimer Semen
(Polymer Cement Concrete, PCC) di mana monomer bersama-sama dengan semen
berfungsi sebagai matriks pengikat dalam campuran beton; (b) Beton Polimer
Terimpregnasi (Polymer Impregnated Concrete, PIC) di mana beton tersusun atas agregat,
semen dan bahan campuran lain, serta tambahan monomer yang diresapkan ke dalam pori-
pori beton yang telah mengeras; (c) Beton Polimer (Polymer Concrete, PC) yang sama
sekali tidak menggunakan semen Portland.

Dalam Penelitian Kompetensi 2014-2016 ini digunakan polimer dari gel rumput
laut Eucheuma cotonii sp dan agar-agar yang berasal dari ganggang merah, Gracilaria sp.
Rumput laut Eucheuma cotonii sp mengandung senyawa polisakarida/hidrokloid yang
berfungsi sebagai emulsifier, pensuspensi, pengental, dan stabilisator (Nur, 2009) yang
akan menghasilkan efek dan mekanisme rekatan untuk meningkatkan kuat tekan beton
polimer dengan gel rumput laut Eucheuma cotonii sp. Polimer lain yang digunakan adalah
bubuk agar-agar Gracilaria sp yang mengandung karagenan dan alginate. Agar-agar dari
Gracilaria sp juga memiliki kekuatan dan kekokohan lebih besar dibandingkan Eucheuma
cotonii sp (Indriyani, 2000) sehingga kekuatan tekannya juga akan lebih besar.

Inovasi beton polimer alami lain dalam penelitian ini adalah penggunaan bubuk biji
kelor (Moringa Oleifera Lamk.) sebagai polimer. Biji buah kelor mengandung senyawa
bioaktif rhamnosyloxy-benzil-isothiocyanate yang sangat potensial digunakan sebagai
koagulan alami untuk membersihkan air dari ion-ion logam terlarut (Sutanto, et. al., 2007).
Beton polimer alami dari kelor ini akan membuat beton bersifat anti-korosi.

Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan 6


Laporan Akhir - Bab II - Penelitian Kompetensi 2014

2.3. Durabilitas dan Keberlanjutan Beton

Durabilitas (keawetan) beton diartikan sebagai kemampuan untuk bertahan dari


cuaca, abrasi, atau semua proses lain yang menurunkan kualitas beton (ACI 201.2R-08
Chapter 1). ACI 201.2R-08 juga menegaskan bahwa beton yang durable, awet, akan
mempertahankan bentuk aslinya, kualitasnya, dan kemampuan pelayanannya, saat
terekspos dengan lingkungan. Penurunan kualitas struktur beton akan mengakibatkan beton
tidak dapat memberikan kemampuan pelayanan (serviceability) selama masa-layannya
(service-life), sehingga beton tidak berkelanjutan.

Keberlanjutan beton tidak lepas dari keberlanjutan pembangunan menuju


kesejahteraan. The World Commission on Environment and Development - The Brundlant
Report mendefinisikan keberlanjutan sebagai memenuhi kebutuhan masa kini tanpa
berkompromi dengan kemampuan generasi di masa datang untuk memenuhi kebutuhannya
(McDonough, et al., 1992). Keberlanjutan juga merupakan pemikiran untuk peduli
terhadap seluruh isi planet dan pertumbuhannya serta terhadap perkembangan manusia.
Suatu terminologi yang mengusik hati nurani dan menuntut konsekuensi dalam
implementasinya. Keberlanjutan dalam terminologi inilah yang disebut keberlanjutan
dunia. Dunia berkelanjutan menuntut berkelanjutan pembangunan dan infrastruktur (kaji
ulang sub bab 1.1.). Infrastruktur berkelanjutan menuntut kinerja beton yang berkelanjutan
pula. Dalam konteks durabilitas, dapat dikatakan bahwa beton berkelanjutan adalah beton
yang memiliki durabilitas (tinggi) di sepanjang masa-layannya.

Beton yang ramah lingkungan dan awet harus dapat bertahan dalam lingkungan
agresif agar senantiasa berkelanjutan. Lingkungan agresif seperti daerah pantai (coastal
area), laut (marine), daerah dengan kandungan klorida dan sulfat yang tinggi, akan
menurunkan kinerja bahkan merusak beton (Al-Rabiah, 1997; Rostam, 1997; Swamy,
2003; Bader, 2003). Dalam mengatasi masalah keawetan beton di lingkungan agresif, para
peneliti tersebut menyarankan pemilihan material yang tepat karena kualitas akhir struktur
beton tidak dapat diketahui pada tahapan desain, namun pada saat-saat awal produksi beton
di lapangan. Bahan tambah berbasis gula bit, MCI (migrating corrosion inhibitor) dengan
komponen gula bit, telah terbukti dapat menghambat korosi tulangan baja di dalam beton
(Chandler, et. al., 2002).

Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan 7


Laporan Akhir - Bab III - Penelitian Kompetensi 2014

BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan Penelitian

Penelitian Kompetensi Periode 2014-2016 Tahun Pertama ini memiliki tujuan sebagai
berikut:

a. Menghasilkan beton bajik inovatif berupa beton polimer alami termodifikasi (natural
polymer modified concrete) dari material lokal

b. Membangun jejaring antar peneliti di Unika Soegijapranata, UPH (Universitas Pelita


Harapan), dan Universitas Diponegoro; serta jejaring antar lembaga, dalam hal ini
Laboratorium Bahan Bangunan Unika Soegijapranata dan Laboratorium Bahan dan
Konstruksi, Universitas Diponegoro. Kerjasama dan jejaring antar perguruan tinggi
tersebut diharapkan dapat melibatkan dosen dan mahasiswa.

c. Bagian dari penelitian ini dapat menjadi skripsi, thesis, maupun disertasi mahasiswa.
Penelitian Kompetensi Periode 2014-2016 ini juga diharapkan menjadi penelitian
payung Tim Peneliti.

3.2.Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian Kompetensi Periode 2014-2016 bermanfaat untuk diterapkan pada


industri beton-jadi (ready-mix) dan kontraktor bangunan karena merupakan inovasi baru dari
material lokal yang relative lebih murah namun berkualitas tinggi dan berkelanjutan. Secara
khusus, pada Tahun Ketiga pemanfaatan hasil penelitian akan dilakukan langsung di lapangan
dengan grouting dan atau retrofitting serta uji non-destruktif pada bangunan-bangunan yang
mengalami kerusakan bekerjasama dengan Bappeda Kota Semarang (Surat Pernyataan
Kerjasama terlampir) sebagai pengguna hasil penelitian.

Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan 8


Laporan Akhir - Bab IV - Penelitian Kompetensi 2014

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1. Jalannya Penelitian

Penelitian Kompetensi 2014-2016 Tahun Pertama ini dilakukan dengan kegiatan


eksperimental. Kegiatan eksperimental pada Tahun Pertama ini ditujukan untuk optimasi
desain campuran beton bajik dengan bahan tambah dan polimer beton. Bahan tambah
menggunakan madu dan, sedangkan polimer menggunakan gel rumput laut dan bubuk
agar-agar serta bubuk biji kelor. Bahan tambah dan polimer akan menjadi bahan penyusun
beton bajik. Diagram tulang ikan jalannya penelitian disajikan pada Gambar 4.1.

4.2. Kegiatan, Benda Uji, dan Pengujian eksperimental

Benda uji untuk kegiatan eksperimental adalah:

a. Kubus mortar untuk pra-percobaan


b. Kubus mortar untuk pengujian utama

Kegiatan eksperimental yang dilakukan meliputi:

c. Kegiatan Pra-Percobaan:

1. Optimasi campuran mortar dengan bahan tambah madu


2. Uji kuat tekan mortar dengan bahan tambah madu

d. Kegiatan Percobaan Utama

1. Optimasi campuran mortar polimer alami termodifikasi dengan gel Euchema


Cottonii
2. Uji kuat tekan mortar polimer alami termodifikasi dengan gel Euchema Cottonii
3. Optimasi campuran mortar polimer alami termodifikasi dengan bubuk
Gracilaria sp
4. Uji kuat tekan mortar polimer alami termodifikasi dengan bubuk Gracilaria sp
5. Optimasi campuran mortar polimer alami termodifikasi dengan Gracilaria sp

Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan 9


Laporan Akhir - Bab IV - Penelitian Kompetensi 2014

6. Uji kuat tekan mortar polimer alami termodifikasi dengan Moringa Oleifera,
dengan dan tanpa kulit
7. Uji kuat tekan mortar polimer alami termodifikasi dengan Moringa Oleifera,
dengan dan tanpa kulit, dengan media perawatan air laut dan air payau

Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan 10


Laporan Akhir - Bab IV - Penelitian Kompetensi 2014

LUARAN

DRAFT
TAHUN PERTAMA BUKU AJAR

PERENCANAAN
CAMPURAN UTK BBRP
MATERIAL LOKAL SBG
BAHAN TAMBAH &
POLIMER (Dr. Rr. M.I.
Retno Susilorini, ST., MT.)

TELAAH PUSTAKA
(Prof. Dr.-Ing. Harianto
Hardjasaputra, Dr. Rr. M.I.
Retno Susilorini, ST., MT., INOVASI BETON BAJIK UNTUK
Dr. Sri Tudjono) BETON BERKELANJUTAN

OPTIMASI DESAIN
CAMPURAN MORTAR
DENGAN BAHAN
TAMBAH & POLIMER
DRAFT
DESKRIPSI
PATEN
Gambar 4.1. Diagram Tulang Ikan Jalannya
Penelitian Kompetensi 2014-2016 Tahun Pertama

Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan 11


Laporan Kemajuan - Bab V - Penelitian Kompetensi 2014

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Uji Eksperimental

Hasil uji eksperimental yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan
dalam paragraph-paragraf berikut.

a. Kegiatan Pra-Percobaan:

1. Optimasi campuran mortar dengan bahan tambah madu


2. Uji kuat tekan mortar dengan bahan tambah madu

Gambar 5.1. Perbandingan kuat tekan rerata mortar tanpa bahan tambah dan dengan bahan tambah
madu, dosis rendah dan dosis tinggi
(Widianto dan Herdiyana, 2013)

Hasil uji Pra-Percobaan memperlihatkan bahwa komposisi bahan tambah madu

sebesar 1% dari berat semen merupakan komposisi optimum dibandingkan dosis lain (0.1%,

0.25%, 0.5%, 2.5%, dan 5% dari berat semen) seperti diperlihatkan Gambar 5.1. (Widianto

dan Herdiyana, 2013). Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya (Susilorini, et. al.,

2010), komposisi madu sebesar 1% dari berat semen pada mortar (KM 07-1.0 dan KM 14-

1.0) juga memiliki kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan mortar dengan bahan tambah

Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan 12


Laporan Kemajuan - Bab V - Penelitian Kompetensi 2014

berbasis gula M-II-A-02 dari Susilorini (2010) baik pada umur 7 hari maupun 14 hari (Patent.

ID. No. P0032950), seperti disajikan pada Gambar 5.2.

Gambar 5.2. Perbandingan kuat tekan rerata mortar tanpa bahan tambah dan dengan bahan tambah
madu (dosis rendah dan dosis tinggi) dan bahan tambah berbasis gula
(Widianto dan Herdiyana, 2013)
b. Kegiatan Percobaan Utama

1. Optimasi campuran mortar polimer alami termodifikasi dengan gel Euchema


Cottonii
2. Uji kuat tekan mortar polimer alami termodifikasi dengan gel Euchema Cottonii
3. Optimasi campuran mortar polimer alami termodifikasi dengan bubuk Gracilaria
sp
4. Uji kuat tekan mortar polimer alami termodifikasi dengan bubuk Gracilaria sp
5. Optimasi campuran mortar polimer alami termodifikasi dengan Gracilaria sp
6. Uji kuat tekan mortar polimer alami termodifikasi dengan Moringa Oleifera,
dengan dan tanpa kulit
7. Uji kuat tekan mortar polimer alami termodifikasi dengan Moringa Oleifera,
dengan dan tanpa kulit, dengan media perawatan air laut dan air payau

Hasil uji eksperimental Percobaan utama memperoleh hasil komposisi optimum di


mana kuat tekannya juga optimum dari campuran:

Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan 13


Laporan Kemajuan - Bab V - Penelitian Kompetensi 2014

1. Mortar polimer alami termodifikasi dengan gel Euchema Cottonii pada dosis 0.5%
dari berat semen (Gambar 5.3.)
2. Mortar polimer alami termodifikasi dengan bubuk Gracilaria sp pada dosis 0.5%
dari berat semen (Gambar 5.4. dan 5.5.)
3. Mortar polimer alami termodifikasi dengan bubuk Moringa oilefera dengan dan
tanpa kulit pada dosis 0.2% dari berat semen (Gambar 5.6.)

Gambar 5.3. Perbandingan kuat tekan rerata mortar tanpa bahan tambah dengan bahan tambah gel
Euchema Cottonii dosis rendah dan dosis tinggi
(Hadikusuma dan Sucipto, 2013)

Gambar 5.4. Perbandingan Kuat Tekan RataRata Mortar Kontrol, Mortar Polimer Dengan Bahan
Tambah Serbuk AgarAgar Dosis Rendah dan Dosis Tinggi Umur 7, 14, dan 28 Hari
(Reksa S dan Hapsari, 2014)

Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan 14


Laporan Kemajuan - Bab V - Penelitian Kompetensi 2014

Gambar 5.5. Perbandingan Kuat Tarik Belah Mortar Kontrol, Mortar Polimer Dengan Bahan Tambah
Serbuk AgarAgar Dosis Rendah dan Dosis Tinggi Pada Umur 28 Hari (Reksa dan Hapsari, 2014)

Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan 15


Laporan Kemajuan - Bab V - Penelitian Kompetensi 2014

Gambar 5.6. Kuat Tekan Rerata Mortar dengan Bubuk Moringa oleifera dengan Kulit dan Tanpa
Kulit di 3 Media pada Umur 28 Hari

5.2. Pembahasan

Beberapa material lokal yang diaplikasikan pada campuran mortar dan mortar polimer
termodifikasi alami, pada umumnya memiliki daya rekat yang baik dan menguatkan
mekanisme lekatan (bonding mechanism) pada saat proses pengerasan (hardening) mortar.
Beberapa catatan perlu mendapat perhatian sebagai berikut.

a. Madu memiliki sifat lekat yang baik, namun daya lekatnya masih kurang
dibandingkan bahan tambah berbasis gula (Susilorini, 2010)

b. Polimer alami bubuk Gracilaria sp memiliki kinerja penebalan dan pengentalan


yang lebih baik dibandingkan gel Euchema Cottonii

c. Bubuk Moringa Oleifera memberikan lekatan dan kekuatan pada mortar dan
menyerap logam

Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan 16


Laporan Kemajuan - Bab V - Penelitian Kompetensi 2014

Dari keunggulan-keunggulan tersebut di atas, pada Usulan Penelitian Kompetensi


Tahun Kedua, dicoba optimasi campuran dengan memanfaatkan keunggulan bubuk
Gracilaria sp dan bubuk Moringa Oleifera secara bersama-sama. Penelitian yang akan dating
juga akan menguji durabilitas mortar dan beton polimer termodifikasi, serta menguji
ketahanannya terhadap korosi.

Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan 17


Laporan Akhir - Bab VI - Penelitian Kompetensi 2014

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Penelitian Kompetensi 2014-2016 Tahun Pertama ini mampu memperoleh


campuran optimum untuk mortar polimer termodifikasi dengan material lokal sebagai
berikut:

a. Mortar polimer alami termodifikasi dengan gel Euchema Cottonii pada dosis
0.5% dari berat semen
b. Mortar polimer alami termodifikasi dengan bubuk Gracilaria sp pada dosis
0.5% dari berat semen
c. Mortar polimer alami termodifikasi dengan bubuk Moringa oilefera dengan dan
tanpa kulit pada dosis 0.2% dari berat semen

6.2. Saran

Penelitian Kompetensi 2014-2016 Tahun Pertama ini harus dilanjutkan pada Tahun
Kedua dengan mengkaji:

a. Durabilitas beton polimer termodifikasi alami dengan bubuk Moringa oleifera


(kelor) dan bubuk Gracilaria sp;
b. Implementasi beton polimer termodifikasi alami dengan bubuk Moringa
oleifera (kelor) dan bubuk Gracilaria sp untuk perbaikan struktur beton pada
rumah tinggal yang mengalami degradasi maupun kerusakan

Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan 18


Laporan Akhir - Daftar Pustaka - Penelitian Kompetensi 2014

DAFTAR PUSTAKA

Akhras, Georges, 2000, Smart Materials and Smart Systems for The Future, Canadian Military
Journal, Autumn, pp. 25-32.
Banthia, N., 2009, Fiber Reinforced Concrete for Sustainable and Intelligent Infrastructure,
Proceedings SBEIDCO (1st International Conference on Sustainable Built Environment
Infrastructure in Developing Ccuntries), ENSET Oran, Algeria, Oct 12-14, pp.337-350.
Chandler, Cristophe., Kharsan, Margarita., dan Furman, Alla, 2002, Sugar Beets Against Corrosion,
Corrosion Review Journal, Vol. 20, No. 4-5, pp.379-390, London, England.
Chasanah, Nur. 2001. Kadar Dekstrosa, Levulosa, Maltosa, serta Fruktosa Madu Segar dan Madu
Bubuk dengan Bahan Pengisi Campuran Gum Arab dan Dekstin, Skripsi, Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian, Bogor.
Collepardi, M., Monosi, S., Moriconi, G., and Pauri, M., 1984, Influence of Gluconate,
Lignosulfonate, or Glucose on the C3A Hydration in the Presence of Gypsum With or
Without Lime, Journal of Cem. Concrete Res., Vol. 14, 105-112.
Collepardi, M., Monosi, S., Moriconi, G., and Pauri, M., 1985, Influence of Gluconate,
Lignosulfonate, or Glucose Admixtures on the Hydration of Tetracalcium Aluminoferitte in
the Presence of Gypsum With or Without Calcium Hydroxide. Journal of American Ceramic
Society, Vol. 68, No. 5, c.126-c128.
Collepardi, Mario, 2005, Chemical Admixtures Today, Proceeding of Second International
Symposium on Concrete Technology for Sustainable Development with Emphasis on
Infrastructure, pp. 527-541, India.
Farmani, B., Haddadekhodaparast, MH., Hesari, J., dan Aharizad, S. 2008. Determining Optimum
Condition for Sugarcane Juice Refinement by Pilot Plat Dead-end Ceramic Micro-filtration,
Journal of Agriculture Science Technology, Vol. 10, pp. 351-357.
Golestaneh, M., Amini, G., Najafour, GD., dan Beygi, MA. 2010. Evaluation of Mechanical Strength
of Epoxy Polymer Concrete with Silica Powder as Filler, World Applied Sciences Journal,
Vol 9., No. 2, pp. 216-220.
Iryani, Rini. 2000. Modifikasi Proses Pembuatan Tepung Agar-agar Dengan Menggunakan Pengering
Semprot (Spray Dryer) dan Pengering Drum (Drum Dryer), Skripsi, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Hadikusumo, G., dan Sucipto, J., 2013. Pengaruh Penggunaan Gel Rumput Laut pada Mortar
Polimer Alami Berumur 7 dan 14 Hari, Tugas Akhir, Program Studi Teknik Sipil,
Unika Soegijapranata, Semarang.
Hapsari, G., and Wahyu S, R., 2014. Pengaruh Penggunaan Serbuk Agar-agar (Gracilaria
sp.) terhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Mortar Polimer, Tugas Akhir,
Program Studi Teknik Sipil, Unika Soegijapranata, Semarang.
Humphreys, K., dan Mahasenan, M., 2002, Climate Change, Towards a Sustainable Cement
Industry, Battelle-World Council for Sustainable Development.
Kristianto, Y., dan Putrama, A., 2014. Pengaruh Penambahan Bubuk Kelor (Moringa oleifera) pada
Mortar Polimer Alami Termodifikasi Yang Dirawat dengan Air Laut dan Air Payau, Tugas
Akhir, Program Studi Teknik Sipil, Unika Soegijapranata, Semarang.
Mehta, P Kumar, dan Monteiro, PJM., 1993, Concrete Structure, Properties, and Materials.
Prentice-Hall, New Jersey.
Nur, Amatun. 2009. Karakteristik Nata de Cottonii dengan Penambahan Dimetil Amino Fosfat (DAP)
dan Asam Asetat Glasial, Skripsi, Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Peschard, A., Govin, A., Grosseau, P., Guilhot. B., and Guyonnet, R. 2004. Effect of polysaccharides
on the hydration of cement paste in the early age, Journal of Cement and Concrete Research,
Author Manuscript, Vol. 34, No.11, 2153.
Sika, 2009, The Virtues of Concrete, Ambition, Customer Magazine, Issue no. 1, April 22, pp. 8-12,
http://www.sika.com.
Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan 19
Laporan Akhir - Daftar Pustaka - Penelitian Kompetensi 2014

Sutanto, TD., Adva, M., dan Tarigan N. 2007. Buah Kelor (Moringa Oleifera Lamk) Tanaman Ajaib
yang Dapat Digunakan untuk Mengurangi Ion Logam dalam Air, Jurnal Gradien, Vol. 3., No.
1., pp. 219-221.
Susilorini, R, M.I. 2001a. Pemanfaatan Material Lokal untuk Bahan Campuran Beton Ringan, Seri
Kajian Ilmiah, Vol. 10, No. 2.
Susilorini, Retno, M.I. 2007a. Model Masalah Cabut-Serat Nylon 600 Tertanam dalam Matriks
Sementitis yang Mengalami Fraktur, Disertasi, Unika Parahyangan, Bandung.
Susilorini, Retno, Rr. M.I., 2009a. Green Admixture for Sustainable Concrete Implemented to
Subsidized Apartment, Prosiding Seminar Nasional Perspektif Apartemen Bersubsidi Ditinjau
dari Multidisiplin Ilmu, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 15 Agustus, pp.254-262.
Susilorini, Retno, M.I. Rr. 2009b. Pemanfaatan Material Lokal untuk Teknologi Beton Ramah
Lingkungan yang Berkelanjutan, Laporan Akhir, Hibah Kompetensi, Tahun Pertama, Ditjen
Dikti, DP2M, LPPM, Unika Soegijapranata, Semarang.
Susilorini, Retno, M.I. Rr. 2009c. Failure Analysis of Nylon Mesh as Beam Confinement Based on
Fracture Mechanics Approach, Proc. the 11th International Conference on QIR (Quality of
Research), 2-5 Agt, Faculty of Engineering, University of Indonesia.
Susilorini, Retno, M.I. Rr. 2010. The Use of Sugar, Sucrose and Sugar Cane Liquid Mix as Sugar
Based Admixture for Mortar, Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil VI Pengembangan
Infrastruktur dalam Menunjang Pembangunan Ekonomi Nasional, Program Studi Pasca
Sarjana Jurusan Teknik Sipil, ITS, Surabaya.
Susilorini, Retno, M.I. Rr. 2011a. Beton Bajik - Meningkatkan Daya Saing Bangsa Di Bidang
Teknologi Beton Sebagai Wujud Kasih Akan Tanah Air, dalam buku Bunga Rampai Kasih
Akan Tanah Air: Upaya untuk Terus Menjadi, Penerbit Unika Soegijapranata.
Susilorini, Retno, M.I. Rr. 2011b. Sugar Based Admixture for Durable Concrete, International
Seminar, MPA-Uni Stuttgart International Seminar, 23 November, Stuttgart, Germany.
Susilorini, Retno, M.I. Rr. 2012. Beton Bajik untuk Dunia Berkelanjutan, Penerbit SPS, Semarang.
Susilorini, Retno, Rr. M.I., Adhi S, PPK., dan Haryono, A. 2010a. Sugar Based Admixture for
Promising Green Concrete Technology - Improving Concrete Beam Performance with Sugar
Based Admixture 0.03% of Cement Weight, dalam buku Bunga Rampai Teknologi Masa
Depan dalam Perspektif Unika Soegijapranata.
Susilorini, Retno, M.I. Rr., Lelono, Andri., Widiadharma, dan Ida Bagus. 2010b. Ductility
Emprovement of Deep Beam by Nylon Mesh Confinement, Proc. the 1th International
Conference on Sustainable Built Environment (ICSBE), Faculty of Engineering and Planning,
Islamic University of Indonesia, Yogyakarta.
Susilorini, Retno, M.I. Rr., Sambowo, Kusno Adi., Purwanto, Hendro., dan Apriando P. , Proylin.
2011a. Compressive Strength of Mortar with Sugar Based Admixture Exposed to Seawater ,
Proc. the 12th International Conference on QIR (Quality of Research), 4-7 Juli, Faculty of
Engineering, University of Indonesia.
Susilorini, Retno, M.I. Rr., Sambowo, Kusno Adi., dan Waluyo, Budi. 2011b. Ductility Performance
of Precast Concrete Beam Confined by Nylon Mesh, Proc. the 3rd International Conference
of EACEF, 20-22 September , UPH UAJY.
Susilorini, Retno, M.I. Rr., Sambowo, Kusno Adi, dan Santosa, Budi. 2011c. Pemanfaatan Material
Lokal unttk Teknologi Beton Ramah Lingkungan yang Berkelanjutan, Laporan Akhir, Hibah
Kompetensi, Tahun Ketiga, Ditjen Dikti, DP2M, LPPM, Unika Soegijapranata, Semarang.
Viera, RGP., Filho, GR., Assuncao, RMN., Meireles, CdS, Vieira, JG., and Oliveira, GS., 2007,
Synthesis and Characterization of Metylcellulose from Sugar Cane Baggase Cellulose, Journal
of Carbohydrates Polymer, Vol. 67, 182-189.
Widianto, T., dan Herdiana, D., 2013. Peningkatan kinerja Kuat Tekan Mortar dengan Bahan
Tambah Alami Madu Pada Umur 7 hari dan 14 hari, Tugas Akhir, Program Studi Teknik
Sipil, Unika Soegijapranata, Semarang.

Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan 20


Laporan Akhir - Lampiran - Penelitian Kompetensi 2014

LAMPIRAN

Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan 21


Laporan Akhir - Lampiran - Penelitian Kompetensi 2014

Lampiran 1

Foto-foto Kegiatan Penelitian

Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan 22


Laporan Akhir - Lampiran - Penelitian Kompetensi 2014

Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan 23


Laporan Akhir - Lampiran - Penelitian Kompetensi 2014

Lampiran 2

Makalah diterima untuk dipresentasikan


dalam

2nd International Conference on Sustainable Civil Engineering Structures


and Construction Materials, Yogyakarta, September 23-25, 2014,

dan
Dipublikasikan dalam Journal Procedia Engineering-Elsevier terindex
Scopus, diterbitkan Januari 2015

dengan judul The Advantage of Natural Polymer Modified Mortar with


Seaweed: Green Construction Material Innovation for Sustainable
Concrete

Susilorini, et. al. | Inovasi Beton Bajik untuk Beton Berkelanjutan 24


2nd International Conference on Sustainable Civil Engineering Structures and Construction Materials

The Advantage of Natural Polymer Modified Mortar with Seaweed: Green


Construction Material Innovation for Sustainable Concrete

Rr. M. I. Retno Susilorini, Galih Hapsari, Reksa Wahyu S, Ginanjar Hadikusumo, Joko Sucipto
Department of Civil Engineering, Soegijapranata Catholic University, Semarang, Indonesia

Harianto Hardjasaputra
Department of Civil Engineering, Pelita Harapan University, Kawaraci, Indonesia

Sri Tudjono
Department of Civil Engineering, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Abstract: Green construction material is major component of sustainable concrete that needs more breakthroughs. One
important innovation is natural polymer modified mortar and concrete. Natural polymer modified mortar is expected for its
excellent bonding mechanism and durability which is the key factor to achieve sustainability. In this research, polymer
modified mortar used is natural polymer from seaweed, Euchema cotonii sp. (gel) and Gracilaria sp. The research conducted in
two parts, pre-experiment and main experiment. Pre-experiment aimed to make compressive strength comparison between
natural polymer modified mortar with seaweed gel and seaweed powder in their early age, 7 and 14 days. The pre-experiment
followed by main experiment which investigated their compressive and splitting tensile strength in 7, 14, and 28 days. The
mortar mix composition is 1 : 1 : 0.6 (cement : sand : water). The result of pre-experiment emphasized that natural polymer
modified mortar with seaweed powder has optimum compressive strength value at age 7 and 14 days. The most optimum mix
composition of natural polymer modified mortar with seaweed powder is KM-0.5 because it has the highest value of both
compressive strength and splitting tensile strength. Natural polymer modified mortar with seaweed powder is very promising
to become green construction material for sustainable concrete.

Keywords: seaweed, natural, mortar, polymer, green material, sustainable concrete

1 INTRODUCTION polysaccharide. It has agarose and agaropectin which


produce strong gel (Salamah, et. al., 2006). According
Green construction material has become major to the advantage of seaweed, this natural polymer
component of sustainable concrete. Many innovations modified mortar is expected for its excellent bonding
of green construction materials implemented in mechanism and durability. Durability is the key factor
construction industry, but there are still defects that to achieve sustainability. Hence, natural polymer
need to be repaired and improved. Sustainable modified mortar contained seaweed is designed to
concrete needs more breakthroughs, and the become green material that is also sustainable.
innovation of seaweed natural polymer modified
mortar and concrete, will become the solution to According to the reasons, this research aims to
improve green construction materials because it is investigate the advantage of natural polymer
useful in concrete repairing and retrofitting as well as modified mortar with seaweed as green
modern construction (Barbuta and Harja, 2008).
construction material for sustainable concrete.
Polymer modified concrete and polymer modified
mortar is the composites made by using polymer and 2 METHODS
cement and also aggregates, depend on the size of Materials used in this research are mortar and seaweed
granule (Barbuta and Harja, 2008; Islam, et. al., as natural polymer. The species of seaweed used are
2011). In this research, polymer modified mortar used Euchema cotonii sp. (gel) and Gracilaria sp. (powder).
is natural polymer from seaweed, Euchema cotonii sp. Euchema cotonii sp. that used is extracted from raw
(gel) and Gracilaria sp. (powder). Euchema cotonii sp. boiled seaweed (Figure 1) and Gracilaria sp. that used
is polysaccharide that contains kappa carrageenan. It is powder (Figure 2).
has advantage as emulsifier, suspensor, condenser,
and stabilisator (Nur, 2009). Gracilaria sp. is also

1
Yogyakarta, September 23-25, 2014 Proceedings of the 2nd SCESCM

Specimens used for pre-experiment are mortar cubes


of 50 mm x 50 mm x 50 mm, while the ones used for
main experiment are mortar cubes 50 mm x 50 mm x
50 mm and also cylinders of 150 mm x 300 mm. The
pre-experiment specimens were tested for its
compressive strength (fc) referred to ASTM C-39,
while the ones for main experiments were tested for
its compressive strength (fc) referred to ASTM C-39
and also splitting tensile strength (fct) referred to
Figure 1. Euchema cotonii sp. used in this research, raw ASTM C-496.
seaweed and gel (Susilorini, et.al., 2014; Hadikusumo and
Sucipto, 2013)
3 RESULTS AND DISCUSSION
3.1. Pre-experiment

Figure 2. Gracilaria sp., raw seaweed, powder, and gel


(http://fadliqnoze.blogspot.com/2011/10/gracilaria-sp.html,
2014; Susilorini, et.al., 2014; Hapsari and Wahyu S, 2014) Figure 3. Comparison of compressive strength on 7 days of
natural polymer modified mortar with seaweed gel and
The research conducted in two parts, pre-experiment powder (modified from Susilorini, et.al., 2014;
and main experiment. Pre-experiment aimed to make Hadikusumo and Sucipto, 2013; Hapsari and Wahyu S,
compressive strength comparison between natural 2014)
polymer modified mortar with seaweed gel
(containing Euchema cotonii sp.) and seaweed powder
(containing Gracilaria sp.) in their early age, 7 and 14
days. The pre-experiment followed by main
experiment which investigated their compressive and
splitting tensile strength in 7, 14, and 28 days. The
mortar mix composition (Susilorini, 2007; Susilorini,
et. al., 2011) is 1 : 1 : 0.6 (cement : sand : water). The
composition of seaweed in the mortar is described in
Table 1.

Table 1. Composition of gel and powder seawedd in the


mortar
% seaweed gel % seaweed powder
of the cement of the cement
weight weight
7 days 0.1; 0.5;1;5 0.1; 0.2; 0.5;1;2; 5
14 days 0.1; 0.5;1;5 0.1; 0.2; 0.5;1;2; 5
28 days 0.1; 0.5;1;5 0.1; 0.2; 0.5;1;2; 5
Figure 4. Comparison of compressive strength on 14 days
of natural polymer modified mortar with seaweed gel and

2
2nd International Conference on Sustainable Civil Engineering Structures and Construction Materials
powder (modified from Susilorini, et.al., 2014;
Hadikusumo and Sucipto, 2013; Hapsari and Wahyu S,
2014)

Pre-experiment has shown higher compressive


strength on natural polymer modified mortar with
seaweed gel at age 7 days for four mix compositions
(the maximum is 32.7 MPa by KM-07-0.5) as
described by Figure 3, but one of the mix composition
(KM-07-1) was getting lower at age 14 days
compared to natural polymer modified mortar with
seaweed powder (23.03 MPa, lower than 29.17
MPa).as described by Figure 4.

The result of pre-experiment emphasized that natural


polymer modified mortar with seaweed powder has
optimum compressive strength value at age 7 and 14
days. The higher compressive strength of natural
polymer modified mortar with seaweed powder may
Figure 6. Compressive strength and splitting tensile
caused by better bonding mechanism produced by
strength of natural polymer modified mortar with seaweed
Gracilaria sp. powder. Therefore, the main experiment powder (modified from Susilorini, et.al., 2014; Hapsari and
focused on the performance of polymer modified Wahyu S, 2014)
mortar with seaweed powder.

3.2. Main experiment

Main experiment investigated the compressive


strength and splitting tensile strength of polymer
modified mortar with seaweed powder which
characterized the mortar performance. The specimens
were categorized by six mix compositions and one
control which were tested for compressive and
splitting tensile.

Figure 7. Percentage of splitting tensile strength by


compressive strength of natural polymer modified mortar
with seaweed powder (modified from Susilorini, et.al.,
2014; Hapsari and Wahyu S, 2014)

4 CONCLUSIONS
Natural polymer modified mortar can be produced by
implementing seaweed, Euchema cotonii sp. (gel) and
Gracilaria sp. (powder). They have shown good
Figure 5. Compressive strength on 7, 14, and 28 days of performance of compressive strength, but the natural
natural polymer modified mortar with seaweed powder polymer modified mortar with seaweed powder
(modified from Susilorini, et.al., 2014; Hapsari and Wahyu achieve higher value of compressive strength as well
S, 2014) as splitting tensile strength. The most optimum mix
composition of natural polymer modified mortar with
seaweed powder is KM-0.5 because it has the highest
3
Yogyakarta, September 23-25, 2014 Proceedings of the 2nd SCESCM

value of both compressive strength and splitting Sementitis yang Mengalami Fraktur, PhD
tensile strength. Natural polymer modified mortar Dissertation, Unika Parahyangan, Bandung.
with seaweed powder is very promising to become
green construction material for sustainable concrete. Susilorini, Retno, M.I. Rr., Sambowo, Kusno Adi, and
Santosa, Budi. (2011). Material Lokal unttk
Teknologi Beton Ramah Lingkungan yang
Berkelanjutan, Final Report, Competence Grant
ACKNOWLEDGMENTS
2009-2011, Third Year, Ditjen Dikti.
This research is supported by Competence Grant Susilorini, Rr. M.I. Retno, Hardjasaputra, H, and
2014-2016 (First Year), Contract No. Tudjono, S. (2014). Inovasi Beton Bajik untuk Beton
052/K6/KL/SP/Penelitian/2014), Directorate of Berkelanjutan, Progress Report, Competence Grant
Research and Community Service, General 2014-2016, First Year, Ditjen Dikti.
Directorate of Higher Learning, Ministry of Education
and Culture.

REFERENCES
Barbuta, M. and Harja, M. (2008). Experimental
Study on the Characteristics of Polymer Concrete with
Epoxy Resin, Bul. Inst. Polit. Iasi, t. LIV (LVIII), f.
1, 53-39.

Hadikusumo, G. and Sucipto, J. (2013). Pengaruh


Penggunaan Gel Rumput Laut pada Mortar Polimer
Alami Berumur 7 dan 14 Hari, Undergraduate
Thesis, Department of Civil Engineering, Faculty of
Engineering, Soegijapranata Catholic University,
Semarang.

Hapsari, G. and Wahyu S, R. (2014). Pengaruh


Penggunaan Serbuk Agar-agar (Gracilaria sp.)
terhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Mortar
Polimer, Undergraduate Thesis, Department of Civil
Engineering, Faculty of Engineering, Soegijapranata
Catholic University, Semarang.

Islam, MA., Rahman, MM., and Ahmed, M. (2011).


Polymer-modified Concrete:World Experience and
Potential to Bangladesh, Point of View, Indian
Concrete Journal, 55-63.

Nur, A. (2009). Karakteristik Nata de Cottonii


dengan Penambahan Dimetil Amino Fosfat (DAP)
dan Asam Asetat Glasial, Undergraduate Thesis,
Department of Fishery Technology Production,
Faculty of Fishery and Oceanology Science, Bogor
Institute of Farming, Bogor.

Salamah, E., Erungan, AC., and Retnowati, Y.


(2006).Pemanfaatan Gracilaria sp. dalam Pembuatan
Permen Jelly, Buletin Teknologi Hasil Perikanan,
9(1), 38-46.

Susilorini, Retno, M.I. (2007). Model Masalah


Cabut-Serat Nylon 600 Tertanam dalam Matriks

4
Available online at www.sciencedirect.com

ScienceDirect
Procedia Engineering00 (2014) 000000
www.elsevier.com/locate/procedia

2nd International Conference on Sustainable Civil Engineering Structures and Construction


Materials 2014 (SCESCM 2014)

The advantage of naturalpolymermodifiedmortar with seaweed: green


constructionmaterialinnovation for sustainable concrete

Rr. M. I. RetnoSusilorini*,a,Harianto Hardjasaputrab, Sri Tudjonoc, GalihHapsaria, ReksaWahyu


Sa, GinanjarHadikusumoa, JokoSuciptoa
a
Department of Civil Engineering, Soegijapranata Catholic University, Jl. Pawiyatan Luhur IV/1, Bendan Dhuwur, Semarang 50193,
IndonesiabDepartment of Civil Engineering, Pelita Harapan University, Lippo Village, Tangerang 15811, Indonesia
c
Department of Civil Engineering, Diponegoro University, Jl. Prof. Soedarto, SH., Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

Abstract

One important innovation of green construction materialis natural polymer modified mortar. In this research,
polymer modified mortar used natural polymer from seaweed, EucheumaCottonii (gel) and Gracilaria Sp. The
research conducted in two parts, pre-experiment and main-experiment. Pre-experiment aimed to investigate
compressive strengthof natural polymer modified mortar with seaweed gel (EucheumaCottonii) and seaweed
powder (Gracilaria Sp.). The pre-experiment followed by main-experiment which investigated compressive strength
and splitting tensile strength. The research has shown that natural polymer modified mortar with seaweed powder
(GracilariaSp.) performed great compressive strength and splitting tensile with optimum mix composition of KM-
0.5.

2014 The Authors. Published by Elsevier Ltd.


Peer-review under responsibility of organizing committee of the 2nd International Conference on Sustainable Civil Engineering
Structures and Construction Materials 2014.

Keywords:seaweed; natural;polymer modified mortar; green;construction material; sustainable concrete

* Corresponding author. Tel.: +62-24-8441555; fax: +62-24-8445265.


E-mail address:susilorini@unika.ac.id

1877-7058 2014 The Authors. Published by Elsevier Ltd.


Peer-review under responsibility of organizing committee of the 2nd International Conference on Sustainable Civil Engineering Structures and
Construction Materials 2014.
2 Rr. M.I. Retno Susilorini, et. al. / Procedia Engineering 00 (2014) 000000

1. Introduction

Green construction material takes important role in sustainable development. Brundtland Report (1987) about
sustainability has driven the global concept of sustainability [1] as well as the sustainability of infrastructure. Since
concrete has become the most popular construction material in the world, achieve the sustainable concrete will
determine the sustainability of infrastructure. Several efforts have been done to achieve the sustainable
concrete.Those efforts make the concrete technology innovation green, lesss energy, and less carbon emission.
There is aconceptto make concrete becoming green construction material, Triangle of Virtuous Concrete
Principlewhich is stated by Susilorini [2]. The Triangle of Virtuous Concrete Principle is connecting the 3
aspects of sustainable development, infrastructure development, and carbon footprint reduction as unity. Connecting
the three aspects in Triangle of Virtuous Concrete Principle, concrete will trully become virtous as green
construction material.
It is known that concrete technology innovations has been implemented in construction industry. However, those
innovations are still limittedto meet criteria of green construction material. Therefore, we need more breakthroughs
of concrete technology to fulfil the worlwide need of green construction material.
Sustainable concrete need extra life-time that means longer durability. Hence, concrete shall be stronger,
denser, and more durable. Since 70 years ago, polymer modified cementitious material has been produced to
increase concrete performance to enhance its properties. Polymer made by polymerization of monomer tobe more
complex structure [3]. For application, polymer added into mortar or concrete which is called polymer mortar or
polymer concrete. When polymer added together with cement and also aggregate into mortar or concrete, it is called
polymer modified concrete or polymer modified mortar [4]. Polymer modified cementitious material has good
binding properties and adhesion to aggregates, therefore it is useful in concrete repairing and retrofitting in modern
construction [4], [5].
In ancient period, organic polymer has already used as construction materials [5]. For examples, natural polymer
asphalt used in Babylonia (fourth millenium BC) as well as bituminous mortar in Mohenjo-daro and Harappa (3000
BC) and also inTigris (1300 BC). The facts also tell us about the use of mortars containing albumen, blood, rice
paste, etc. and glutinous rice paste lime mortar in Great Wall of China construction (second century BC). In modern
era, polymer modified system has introduced natural rubber latexes that was improved to synthetic resin such as
polyvinyl acetate latexes, chloroprene rubber (Neoprene) latex, styrene-butadiene rubber, polyacrylic ester,
poly(vinylidene chloride-vinyl chloride) modified mortars and concretes, latex-modified concretes, etc. [5], [6].
The innovations of polymer modified mortar has been developed with application of organic polymer such as
rubber, latex, etc., but the use of natural polymer, especially carbohydrates polymer is very rare. This research wants
to investigate the use of seaweed as natural polymer for polymer modified mortar. EucheumaCottonii (gel) and
Gracilaria Sp. (powder) are used in this research because of their rheological properties as gelling and thickening
agents that contain agarans and carrageenans [7] which can perform as expoxy resin in polymer modified mortar.
EucheumaCottonii is polysaccharide that contains kappa carrageenan. It has advantage as emulsifier, suspensor,
condenser, and stabiliser [8]. Gracilaria Sp. is also polysaccharide. It has agarose and agaropectin which produce
strong gel [9]. According to the advantage of seaweed, this natural polymer modified mortar is expected to perform
excellent bonding mechanism, strength, and durability as the key factor to achieve sustainability. Hence, this
research aims to investigate the compressive strength and splitting tensile strength of natural polymer modified
mortar with seaweed. Thosecompressive strength and splitting tensile strength will perform good characteristics of
green construction material for sustainable concrete.

2. Experimental Works

2.1. Materials and Mix Compositions

Materials used in this research are mortar and seaweed as natural polymer. The species of seaweed used are
EucheumaCottonii (gel) andGracilaria Sp. (powder).The research usedEucheumaCottonii that is extracted from raw
boiled seaweed (Figure 1a) and Gracilaria Sp.powder (Figure 1b).
Rr. M.I. Retno Susilorini, et. al. / Procedia Engineering 00 (2014) 000000 3

(a) (b)
Figure 1.(a) EucheumaCottonii, raw seaweed and gel [10], [11] (b) Gracilaria Sp., powder [10], [12]

The mortar mix composition [13] is 1 : 1 : 0.6 (cement : sand : water) whilethe composition of seaweed in the
mortar is described in Table 1.

Table 1. Composition of gel and powder seaweed in the mortar

% seaweed gel of % seaweed powder of


Stage of experiment
the cement weight the cement weight
Pre-experiment 0.1; 0.5;1;5 0.1; 0.5;1;5
Main-experiment - 0.1; 0.2; 0.5;1;2; 5

2.2. Pre-Experiment

The research conducted in two parts, pre-experiment and main experiment. Pre-experiment aimed to investigate
compressive strengthof natural polymer modified mortar with seaweed gel (EucheumaCottonii) and seaweed
powder (Gracilaria Sp.) in age of 7 and 14 days.There were 4 (four) compositions of seaweedin the mortar as shown
by Table 1. The results of pre-experiment will determine which seaweed be used for the main-experiment.

2.3. Main-Experiment

The pre-experiment will be followed by main-experiment which investigated compressive strength and splitting
tensile strengthof natural polymer modified mortar with seaweed determined by results of pre-experiment. There
were 6 (six) compositions of seaweed in the mortar as shown by Table 1.All compressive strength specimens tested
in 7, 14, and 28 days while splitting tensile strength in 28 days. Those natural polymer modified mortar with
seaweed specimens will be compared to control specimens.
4 Rr. M.I. Retno Susilorini, et. al. / Procedia Engineering 00 (2014) 000000

2.4. Specimens and Tests

Specimen used for pre-experiment are mortar cubes of 50 mm x 50 mm x 50 mm, while for main-experiment
main are
mortar cubes 50 mm x 50 mm x 50 mm and also cylinders of 150 mm x 300 mm. For each mix compostion, there
are always 5 (five) specimens produced. Pre-experiment
P specimens subjected to compressive strength (fc) test
referred to ASTM C-39, while main-experiments
experiments subjected to compressive strength (fc) test referred to ASTM C-39
and also splitting tensile strength (fct) test referred to ASTM C-496.

3. Result, Analysis and Discussion

3.1. Result and Analysis

35
30
25
20
15 gel
10
5 powder
0

Figure 2.Compressive strength atage 7 days, of natural polymer modified mortar with seaweed gel and powder (modified from [10], [11], [12])

35
30
25
20
15 gel
10
5 powder
0

Figure 3.Compressive strength at age14 days, of natural polymer modified mortar with seaweed gel and powder (modified from [10], [11], [12])

Pre-experiment
experiment has shown higher compressive strength on natural polymer modified mortar with seaweed gel at
age 7 days for 4 (four) mix compositions. The
he maximum compressive strength at age 7 days achieved by KM-07-0.5
gel (32.7 MPa) as described by Figure 2. It is interesting thatat
that age 14 days, the mix composition KM-14-1gel
(23.03 MPa) was getting lower compared to KM-14-1 powder (29.1729.17 MPa)as described by Figure 3. According to
the trend shown by Figure 2 and 3, specimens of KM 07 and 14 powder perform stable performance of compressive
strength.As
As mentioned in the first pharagraphs of this paper, natural polymer modified mortar with seaweed gel
Rr. M.I. Retno Susilorini, et. al. / Procedia Engineering 00 (2014) 000000 5

(EucheumaCottonii) and seaweed powder (Gracilaria


Gracilaria Sp.)
Sp. have properties as gelling and thickening agents. Hence,
the agarose and agaropectin of Gracilaria Sp. must form stonger gel compared to kappa carrageenan of Eucheuma
Cottonii that increase the bonding mechanism of mortar. The results of pre-experiment
experiment has determined the seaweed
powder of Gracilaria
ria Sp. becomes natural polymer for polymer modified mortar specimens of main-experiment.
main

Main experiment investigated compressive strength and splitting tensile strength of 6 (six) mix compositions of
polymer modified mortar with seaweed powder specimens and 1 (one) control. It is shown by Figure 4 that mix
composition of KM-0.5 have the highest compressive strengths(29.28
strength (29.28 MPa at 7 days; 29.64 MPa at 14 days; and
30.36 MPa at 28 days) among all mix compositions at all ages (7, 14, and 28 days). It should be noted that
compressive strengthsof KM-0.1, KM-0.2,
0.2, and KM-0.5
KM have gradually increased from age 7 days to 14 and 28 days.
days
In the opposite, compressive strengths of KM-1,
KM KM-2, and KM-55 have gradually decreased from age 7 days to 14
and 28 days. Control specimens has shown lower compressive strength (18.85 MPa at 7 days; ays; 19 MPa at 14 days;
and 25.33
33 MPa at 28 days) compared to other mix compositions, except of KM-5
KM at 28 days. The results of main-
main
experiment has shown that high dosage of mix compositions (KM-1, KM-2, and KM-5) 5) will not give great
improvement of bonding mechanism. It seems that optimum mixm composition achieved by KM-0.5. 5.

35
KM-0.1
30
KM-0.2
25
20 KM-0.5
15 KM-1
10 KM-2
5
KM-5
0
CONTROL
7 DAYS 14 DAYS 28 DAYS

Figure 4. Compressive strength at age 7, 14, and 28 days of natural polymer modified mortar with seaweed powder (modified from [10], [12])

Since the mortar and concrete are excellent in compressive strength but not very good in tensile strength, the
influence of seaweed powder is expected to to increase its tensile strength. Figure 5 and 6 have shown the splitting
tensile strength that is achieved by mix composition of KM-0.5 KM in very good manner. KM-0.50.5 has the highest
highes
splitting tensile strength (6.27 MPa that is 21.35%
21. of its compressive strength)
gth) among the others mix compositions
and control
rol specimens (3.26 MPa that is 12.87%
12. of its compressive strength). Unlike the results of compressive
strength, KM-1 has highh splitting tensile strength (5.63
(5. MPa) that is closed to KM-0.5. It is obvious that the agarose
and agaropectine made very strong gel and increased the bonding mechanism that contributed very good bonding
mechanism to make the performance of natural polymer modified mortar with seaweed powderbecoming
powderbecoming excellent.
6 Rr. M.I. Retno Susilorini, et. al. / Procedia Engineering 00 (2014) 000000

30
25 KM-0.1
20 KM-0.2
15 KM-0.5
10 KM-1
5 KM-2
0
KM-5
COMPRESSIVE SPLITTING
STRENGTH TENSILE CONTROL
STRENGTH

Figure 5. Compressive strength and splitting tensile strength of natural polymer modified
modified mortar with seaweed powder (modified from [10], [12])

25.00 KM-0.1
20.00 KM-0.2

15.00 KM-0.5
KM-1
10.00
KM-2
5.00
KM-5
0.00
CONTROL
%

Figure 6.. Percentage of splitting tensile strength by compressive strength (modified from [10], [12])))

3.2. Discussion

Polymer modified mortar hasgood


good binding properties and adhession to aggregates and be useful for repairing and
retrofitting.. When used together with cement, polymer will fill the porous parts and strengthen cement performance.
Gracilaria Sp. and Eucheuma Cottonii
ottonii have similar properties in gelling and thickening.. They contain agarans and
carrageenans that work at cement hydration phase. According to Arham, et. al. [14], Gracilaria Sp. has lower
shrinkage but better ductility compared to Eucheuma Cottonii. It may cause the results of pre-experiment
experiment performed
better compressive strength performance of natural polymer modified mortar with seaweed powder compared to
seaweed gel. It should be noted that raw boiled seaweed (Eucheuma Cottonii) has been boiled in high h temperature
before applied into mortar and experienced cement hydration. It means that Eucheuma Cottonii seaweed has boiled
twice that may reduce its bonding capability.
Gracilaria Sp. seaweed powder is very effective in gelling and thickening. Since Gracilaria
racilaria Sp. has low shrinkage
and great ductility, it will increase bonding mechanism and density. Hence, it can be understood that main- main
experiment results performed great compressive strength and tensile strength of KM-0.5.. The results have shown
that high dosage of mix compositions (KM-1,
(KM KM-2, and KM-5) 5) will not give increasing of compressive strength
but decreasing. The resultt may caused by killing-set
killing set of mortar hardening because of excessive portion of natural
polymer applied into mortar. It is obvious
ious that low dosage of mix compositions (KM-0.1, KM-0.2,KM and KM-0.5)
will increase the compressive strength. SinceGracilaria Sp. has characteristic of low shrinkage and great ductility
Rr. M.I. Retno Susilorini, et. al. / Procedia Engineering 00 (2014) 000000 7

performance, it is shown by the results that splitting tensile strength of natural polymer modified mortar was
increased. It should be noted that among the mix compositions, KM-0.5 is the optimum.

4. Conclusions

Eucheuma Cottonii(gel) and GracilariaSp. (powder) can be used as natural polymer. They are very effective in
gelling and thickening and may increase bonding mechanism and density. The research has shown that natural
polymer modified mortar with seaweed powder (GracilariaSp.) performed great value of compressive strength and
splitting tensile compared to control specimens.KM-0.5 is the optimum mix composition. Natural polymer modified
mortar with seaweed powder is very promising to become green construction material for sustainable concrete.

Acknowledgements

The authors wish to acknowledge Directorate of Research and Community Service, General Directorate of
Higher Learning, Ministry of Education and Culture, Republic of Indonesia, that support this research by
Competency Grant 2014-2016 (First Year), Contract No. 052/K6/KL/SP/Penelitian/2014).

References

[1] World Commission on Environment and Development, 1987. Our Common Future, United Nations.
[2] Susilorini, Rr. M. I. Retno, 2013. Virtuous concrete: concrete technology innovation for carbon footprint reduction, Proc. International
Seminar on Concrete Technology: Green Concrete Technology Innovation,Semarang, Indonesia, p. 62-68.
[3] Bhiksma, K., Jagannadha Rao, K., Balaji, B., 2010. An experimental study on behavior of polymer cement concrete, Asian Journal of Civil
Engineering (Building and Housing) 11(5), p. 563-573.
[4] Islam, MA., Rahman, MM.,Ahmed, M., 2011. Polymer-modifiedconcrete:worldexperience and potential to Bangladesh, Point of View,
Indian Concrete Journal, pp. 55-63.
[5] Barbuta, M.,Harja, M., 2008. Experimental study on the characteristics of polymerconcrete with epoxyresin, Bul. Inst. Polit. Iasi, t. LIV
(LVIII), f. 1, pp. 53-39.
[6] Ohama, Y., 1995. Handbook of polymer-modified concrete and mortars properties and process technology, Noyes Publications, New Jersey,
USA.
[7] Barros, FCN., da Silva, DC., Sombra, VG., Maciel, JC, Feitosa, JPA., Freitas, ALP., de Paula, RCM. 2013. Structural characterization of
polysaccharide obtained from red Seaweed Gracilaria caudata (J Agardh), Short communication, Carbohydrate Polymers 92, pp. 598 603.
[8] Nur, A., 2009. KarakteristikNata de CottoniidenganpenambahanDimetil Amino Fosfat (DAP) danAsamAsetatGlasial, Undergraduate Thesis,
Department of Fishery Technology Production, Faculty of Fishery and Oceanology Science, Bogor Institute of Farming, Bogor.
[9] Salamah, E., Erungan, AC., Retnowati, Y., 2006.PemanfaatanGracilaria Sp.dalampembuatanpermenjelly, BuletinTeknologiHasilPerikanan,
9(1), pp. 38-46.
[10] Susilorini, Rr. M.I. Retno, Hardjasaputra, H, Tudjono, S., 2014.Inovasibetonbajikuntukbetonberkelanjutan (Virtuous concrete innovation for
sustainable concrete), Progress Report, Competence Grant 2014-2016, First Year, Directorate of Research and Community Service, General
Directorate of Higher Learning, Ministry of Education and Culture, Republic of Indonesia.
[11] Hadikusumo, G., Sucipto, J., 2013. Pengaruhpenggunaangel rumputlautpadamortarpolimeralamiberumur 7 dan 14 hari (The influence of
seaweed application to natural polymer mortar by age 7 and 14 days), Undergraduate Thesis, Department of Civil Engineering, Faculty of
Engineering, Soegijapranata Catholic University, Semarang.
[12]Hapsari, G., Wahyu S, R., 2014. Pengaruhpenggunaanserbukagar-agar (Gracilaria Sp.) terhadapkuattekandankuattarikbelahmortarpolimer
(Application of agar powder Gracilaria Sp. to compressive strength and splitting tensile strength of polymer mortar), Undergraduate Thesis,
Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, Soegijapranata Catholic University, Semarang.
[13] Susilorini, Rr. M. I. Retno. 2009. Striving for green concrete with nylon 600 fiber - a review of pull-out model with nylon 600,
International Journal of Science Engineering and Technology,2(1), pp. 41-45.
[14] Arham, N.A., Mohamad, N.A.N., Jai, J., Krishnan, J., Noorsuhana Mohd Yusof, N.M., 2013. Application of response surface methodology
in extraction of bioactive component from palm leaves (Elaeis guineensis). International Journal of Science and Engineering, 6(1), pp.1-10.

Anda mungkin juga menyukai