Disusun Oleh :
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Segala puji peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan judul
Tofu Liqiud Waste Treatment Installation (TLI): Analisis Parameter
Turbiditas, Penurun Intensitas Warna, dan Aerasi Limbah Industri Tahu.
Pembuatan karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu,
peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini, khususnya kepada:
1. Bapak Ir. El Khobar M. N, M. Eng selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan waktu, ilmu, dan tenaga, serta menuntun peneliti selama
pembuatan karya tulis ilmiah ini;
2. Mba Licka selaku laboran Teknik Lingkungan Departemen Teknik Sipil UI
yang telah membantu membimbing kami di laboratorium;
3. Mba Lia selaku laboran Fakultas Farmasi yang telah membantu
membimbing kami di laboratorium;
4. Keluarga tim peneliti yang senantiasa mendukung dan memotivasi peneliti
untuk menyelesaikan karya ilmiah ini;
5. Seluruh teman-teman mahasiswa Departemen Teknik Sipil angkatan 2014
yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam pembuatan karya
ilmiah ini.
Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sehingga dapat menambah wawasan dan karya tulis ilmiah ini dapat
disempurnakan.
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman Muka i
Lembar Pengesahan ii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v
Daftar Gambar vii
Daftar Tabel viii
Daftar Lampiran ix
Abstrak x
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang
1
1.2. Alasan Pemilihan Judul
2
1.3. Rumusan Masalah
3
1.4. Tujuan Penelitian
3
1.5. Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1. Tahu 5
2.1.1. Proses Pembuatan Tahu 6
2.2. Karakteristik Limbah Cair Tahu 7
2.3. Parameter Penelitian 9
2.3.1. Kekeruhan (turbiditas) 9
2.3.2. Skala Warna Air 10
2.3.3. DO (Dissolved Oxygen) 11
2.3.4. BOD (Biochemical Oxygen Demand) 11
2.4. Spektrofotometer Uv-Vis 12
2.5. Biji Kelor 13
2.6. Tulang Ayam 14
2.7. Arang Aktif 15
2.8. Aerasi 16
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 17
3.1. Kerangka Konsep 17
3.2. Metode Penelitian 18
3.3. Waktu dan Tempat Penelitian 19
3.4. Prosedur Penelitian 19
3.4.1. Alat dan Bahan Penelitian 20
3.4.2. Perlakuan Pengambilan Sampel Primer 20
3.4.3. Uji Kandungan oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) Untuk
Pemilihan Sampel Primer 21
3.4.4. Uji Koagulasi Limbah 21
3.4.5. Uji Penurunan Intensitas Warna dan Penormalan pH 22
3.4.6. Uji Penurunan BOD 24
3.5. Prosedur Pembuatan Bak TLI 26
3.5.1. Alat dan Bahan (Model Prototipe) 26
3.5.2. Mekanisme Pembuatan 26
3.5.3. Cara Kerja Bak TLI 27
3.5.4. Tofu Liquid Waste Treatment Installation (TLI)
(Skala Produksi) 27
3.6. Rencana Biayak Pembuatan Bak TLI (Skala Produksi) 28
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30
4.1. Hasil Penelitian 30
4.1.1. Identifikasi Kandungan Oksigen Terlarut untuk Pemilihan
Sampel Primer 30
4.1.2. Pengaruh Koagulan Serbuk Biji Kelor dengan Ukuran 50
Mesh terhadap Penurunan Turbiditas Limbah Cair Tahu 31
4.1.3. Pengaruh Arang Tulang Ayam pada Uji Penurunan Intensitas
Warna dan Penormalan pH Limbah Cair Tahu 33
4.1.4. Penurunan BOD melalui Proses Aerasi 37
4.2. Pembahasan 38
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 42
5.1. Kesimpulan 42
5.2. Saran 42
DAFTAR PUSTAKA 43
DAFTAR LAMPIRAN 45
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Desain 3D dan Rencana Lokasi Strategis Penempatan
Bak TLI Skala Produksi 45
Lampiran 2. Penentuan Persamaan Regresi Larutan Standar Skala
Warna Pt-Co 46
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian 48
Lampiran 4. Lembar Pernyataan Orisinalitas Karya 50
Lampiran 5. Daftar Riwayat Hidup
51
ABSTRAK
Indonesia sebagai negara dengan kawasan pesisir yang luas berpotensi besar
menjadi poros maritim dunia khususnya dalam pendistribusian barang melalui
transportasi laut. Kenyataannya, kontribusi sektor kepelabuhan terhadap Logistic
Performance Index hanya sebesar 19,66%, belum terkoneksinya kawasan industi
dengan pelabuhan yang terintegrasi dan rata-rata dwelling time (DT) pelabuhan
Indonesia masih diatas 6 hari, hingga kurangnya kapasitas pelabuhan untuk
masuknya kapal container yang hanya 5000 TEUs mendorong perlunya
infrastruktur pelabuhan baru yang lebih produktif. Karya tulis ini membahas
Sayung, Demak, sebagai wilayah pengembangan strategis (WPS) yang akan
menjadi Kawasan Industri (KI) prioritas di daerah pesisir Jawa Tengah yang
berpotensi menambah cargo dan tingginya biaya pengapalan pada pelabuhan
disekitarnya, sehingga diperlukan infrastruktur pesisir yang efisien terintegrasi
dengan Kawasan Industri. Sayung Floating Container Transshipment Terminal
adalah konsep pelabuhan terapung berlokasi di pesisir Sayung yang mengubah
kapal container kapasitas besar sebagai terminal container dan memfungsikan
empat crane sebagai alat pengatur jalur pelayaran container. SFCTT bertujuan
untuk mengembangkan daerah pesisir, menghindari kemacetan jalan pantura, dan
sebagai Tanjung Emas spoke port. Melalui pendekatan forecasting dengan metode
Winter dianalisis DT dan yard occupancy ratio (YOR) yang terjadi dan evaluasi
kapasitas terminal peti kemas, prediksi arus kapal, arus peti kemas, dan panjang
dermaga optimal menggunakan metode regresi linear dengan analisis Berth
Occupancy Ratio (BOR) dan Berth Throughput (BTP). Hasil menunjukan bahwa
FSCTT dapat meningkatkan produktivitas hingga 0,6 juta TEUs/tahun dengan
operasional 12 jam/hari, mengurangi DT hingga 12,34% (timelineness),
menghindari over container capacity Tanjung Emas dengan kapasitas tampung
4000 TEUs, mengurangi traffic congestion KI Sayung, dan mengembangkan
industrial free zone untuk mendukung domestic trade flows pada future Indonesia
maritime axis. Dengan pembangunan yang cepat sehingga dapat dioperasikan
lebih dini, SFCTT dapat menjadi pelabuhan petikemas baru untuk daerah pesisir
industri yang belum memiliki pelabuhan konvensional.
Kata Kunci:
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. SCFKCSL
2.2. SAHKS
2.3. JZBDCKS