Dosen Pembimbing:
Kennedi Sembiring, S.Kel, M.Sc
Dinno Sudinno, S.Pi, M.T
Dosen Pembimbing:
Muhammad Akbarurrasyid, S.Kel., M.P
Atiek Pietoyo, S.ST., M.P
Dimas Nugraha
NIT. 19.7.08.059
Dosen Pembimbing:
Kennedi Sembiring, S.Kel, M.Sc
Dinno Sudinno, S.Pi, M.T
i
Disetujui oleh :
Mengetahui
Ketua Program Studi
Tanggal Pengesahan :
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktik Kerja Lapangan I yang berjudul “Proses Pembuatan Garam
Krosok di Tunnel Kelompok Usaha Garam Rakyat Kebumen”. Penulis
mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang mendukung dalam
menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan I ini kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Bapak DH. Guntur Prabowo, A.Pi., M.M selaku Direktur Politeknik KP
Pangandaran
3. Bapak Yuni Ari Wibowo, S.T, M.T selaku Ketua Program Studi Teknologi
Kelautan
4. Bapak Kennedi Sembiring, S.Kel, M.Sc selaku Dosen Pembimbing I
Praktik Kerja Lapangan
5. Bapak Dinno Sudinno, S.pi, M.T selaku Dosen Pembimbing II Praktik
Kerja Lapangan
6. Pihak-pihak yang telah membantu dan memberi dukungan, dalam
penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapang ini.
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk
perbaikan selanjutnya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Dimas Nugraha
NIT: 19.7.08.059
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN I
KATA PENGANTAR II
DAFTAR ISI III
DAFTAR TABEL 1
DAFTAR GAMBAR 2
DAFTAR LAMPIRAN 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1. Latar Belakang 4
1.2 Tujuan 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1. Pengertian Garam 6
2.2. Sejarah Garam 6
2.3. Karakteristik Bahan 7
2.4. Sumber Pembuatan Garam 7
2.5. Tunnel Garam 7
2.6. Penguapan Garam 8
2.7. Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Garam 9
2.8. Panen 9
BAB III METODOLOGI 10
3.1. Waktu dan Tempat 10
3.2. Alat dan Bahan 10
3.2.1. Alat 10
3.2.2. Bahan 11
3.3. Tahapan Kegiatan 11
3.4. Metode Perolehan Data 12
3.4.1. Data Primer 12
3.4.2. Data Sekunder 13
3.5. Metode Pengolahan Data 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14
4.1. Persiapan Lahan 14
iv
4.2 Persiapan Air Laut 15
4.3 Pengelolaan Tunnel 20
4.4. Pemeliharaan Kolam Tunnel 21
4.4.1. Lumut 21
4.4.2. Perbaikan Tunnel 22
4.5 Panen 22
BAB V PENUTUP 25
5.1 Kesimpulan 25
5.2 Saran 25
DAFTAR PUSTAKA 26
LAMPIRAN 28
v
DAFTAR TABEL
1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Garaam 6
Gambar 2. Tunnel Garam 8
Gambar 3. Lokasi Praktik Kerja Lapangan 10
Gambar 4. Diagram Tahapan Kegiatan 12
Gambar 5. Proses Pembersihan Plastik HDPE 14
Gambar 6. Pengecekan Mesin Pompa Air 15
Gambar 7. Pengecekan Pipa 16
Gambar 8. Pengecekan Kolam Tandon 16
Gambar 9. Alat Ukur Boume Meter 17
Gambar 10. Pengisian Air 17
Gambar 11. Keran 18
Gambar 12. Proses Penyaringan 19
Gambar 13. Grafik Pengecekan Be(º) 21
Gambar 14. Alat Serokan 22
Gambar 15. Pembersihan Lumut 22
Gambar 16. Proses Panen 24
2
DAFTAR LAMPIRAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Proses pembuatan garam di Indonesia menggunakan dua acara yaitu cara
tradisional dan modern. Pembuatan garam secara tradisional dilakukan dengan
peralatan sederhana, membutuhkan lahan yang luas untuk proses penguapan. Cara
modern dilakukan dengan metode TUF (Teknologi Ulir Filter), dengan cara ini
kadar garam menjadi 90% memiliki kualitas bagus (Sumaryani dan Parmithi,
2019). Proses pembuatan garam krosok di tunnel garam Kelompok Usaha Garam
Rakyat (KUGAR) Kebumen dilakukan dengan cara tradisional yaitu
menggunakan metode tunnel dengan sistem kristalisasi. Proses dimulai dari
persiapan hingga panen. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan
pembelajaran untuk menambah wawasan tentang proses pembuatan garam krosok
di Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) Kebumen.
1.2 Tujuan
Tujuan dari Laporan Praktik Kerja Lapang ini adalah :
a. Mengetahui dan memperluas wawasan tentang proses pembuatan garam krosok
di Tunnel Garam Kelompok Usaha garam Rakyat (KUGAR) Kebumen.
b. Mengetahui pengaruh keberhasilan produksi garam krosok di Tunnel
Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) Kebumen.
c. Mengetahui hasil produksi garam krosok di Tunnel Kelompok Usaha Garam
Rakyat (KUGAR) Kebumen.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 1. Garam
6
Yunani kuno berfikir garam begitu berharga sehingga menjadikannya sebagai
mata uang. Garam produksi dan perdagangan adalah bisnis besar dan bahkan
menjadi penyebab dari beberapa perang yang terjadi. Sampai tahun 1800-an,
pengasinan merupakan metode terbaik untuk menjaga makanan. Garam terus
digunakan dalam makanan untuk mencegah pertumbuhan bakteri, fermentasi
menurun dan untuk mengubah tekstur makanan dan rasa (Tivana & Firzal, 2011).
Metode awal produksi garam adalah penguapan air laut oleh panas matahari.
Metode ini sangat cocok untuk daerah panas, daerah kering dan kawasan pesisir
(Tivana & Firzal, 2011).
7
Dalam proses pembuatan garam salah satu teknologi yang digunakan adalah
dengan metode Greenhouse Salt Tunnel (GST) (Gambar 2) dengan menggunakan
Geomembran HDPE (Listanti dan Mustafa 2021). Menurut Rusiyanto (2013)
menyebutkan bahwa produk garam yang diperoleh dari tambak yang
menggunakan membrane HDPE mempunyai keunggulan dalam hal kualitas, yaitu
kadar NaCl, penampilan fisik (lebih putih, lebih bersih) dan lebih higienis dari
pada produk garam konvensional. Teknologi ini berhasil membuat petani garam
dapat panen baik di musim kemarau maupun musim hujan. Berdasarkan hasil
penelitian Arwiyah (2015) menyebutkan bahwa lamanya proses kristalisasi, pada
media geomembran dengan proses kristalisasi lebih cepat menghasilkan
produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan media tanah ataupun
keramik.
8
disekitarnya. Semakin cepat proses penguapan pada garam maka semakin cepat
terjadinya proses kristalisasi pada garam.
2.8. Panen
Menurut Utama (2001) menyebutkan bahwa panen merupakan pekerjaan
akhir dari usaha garam tetapi merupakan awal dari pekerjaan pasca panen yaitu
melakukan persiapan untuk proses penyimpanan dan proses pemasaran.
Selanjutnya komoditas yang dipanen tersebut akan melalui jalur-jalur tataniaga
sampai berada di tangan konsumen.
9
BAB III
METODOLOGI
3.2.1. Alat
Alat yang diperlukan pada saat proses pembuatan garam krosok dapat
dilihat pada Tabel 1.
10
Tabel 1. Alat Dan Kegunaan
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada saat proses pembuatan garam krosok disajikan
pada Tabel 2.
11
Persiapan
(Pembersihan dan pengeringan)
Pengisian Air
Pemeliharaan
(Pengecekan dan pembersihan kolam tunnel)
Panen
12
3.4.2. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2013), data sekunder adalah pengumpulan data melalui
cara tidak langsung atau harus melakukan pencarian mendalam dahulu seperti
melalui internet, literatur, statistik, buku, dan lain-lain.
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
14
4.2 Persiapan Air Laut
Persiapan air laut di Tunnel Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR)
Kebumen meliputi pengecekan mesin pompa, pengecekan pipa, pengecekan
kolam tandon, dan pengisian air. Berikut tahapan dan penjelasan tentang
persiapan air laut di tunnel kelompok usaha garam rakyat (KUGAR) dibawah ini :
Pada saat Praktik Kerja Lapangan I dilakukan pengecekan mesin pompa air
sebelum digunakan untuk menyedot air dari laut dan mengalirkan ke tandon
melalui pipa. Pengecekan alat pompa air meliputi pengecekan ketersediaan bahan
bakar dan pengecekan kondisi alat pompa air agar dapat bekerja dengan baik.
2) Pengecekan Pipa
Pengecekan pipa dilakukan sebelum air laut dialirkan menggunakan mesin
pompa air yang bertujuan untuk memastikan tidak ada kebocoran pada pipa yang
akan mengalirkan bahan baku pembuatan garam yaitu air laut. Pengecekan pipa
dapat dilihat pada Gambar 7.
15
Gambar 7. Pengecekan Pipa
Pada saat Praktik Kerja Lapangan I dilakukan pengeccekan pipa yang akan
mengalirkan air laut dari alat pompa air ke kolam tandon, pengecekan dilakukan
untuk memastikan tidak ada kebocoran pada pipa. Apabila terdapat kebocoran
maka tindakan yang dilakukan adalah menambal kebocoran menggunakan karet
ban.
3) Pengecekan Kolam Tandon
Pengecekan pada kolam tandon dilakukan sebelum kolam tandon diisi oleh
air laut, pengecekan dilakukan untuk memastikan tidak ada kebocoran pada kolam
tandon. Pengecekan kolam tandon dapat dilihat pada Gambar 8.
16
4) Pengisian Air Laut
Pengisian air laut yang dilakukan di Tunel Kelompok Usaha Garam Rakyat
(KUGAR) ini berasal dari air laut, pengisian air laut dilakukan dengan
menggunakan mesin pompa air kemudian dialirkan melalui pipa paralon
berukuran 3 inch dengan panjang 1 km dari bibir pantai hingga ke kolam tandon.
Air laut kemudian ditampung di kolam tandon yang memiliki ukuran tinggi kolam
60 cm. Kolam diisi air laut hingga ketinggian air laut pada kolam mencapai 50
cm. Menurut Hadi dan Ahied (2017) menyebutkan bahwa rata-rata air laut
memiliki nilai kekentalan air yaitu 3,5ºbe. Berdasarkan pengukuran yang
dilakukan menggunakan alat ukur Boume meter (Gambar 9) kadar kekentalan air
laut yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan garam di Kelompok Usaha
Garam Rakyat (KUGAR) Kebumen memiliki nilai 3,5ºbe. Pengisian air laut
dapat dilihat pada Gambar 10.
Pada saat Praktik Kerja Lapangan I alat ukur boume meter digunakan untuk
mengukur kadar kepekatan air pada masing-masing kolam tunnel untuk
menentukan kapan waktu air dialirkan dari satu tunnel ke tunnel selanjutnya.
17
Pada saat Praktik Kerja Lapangan I dilakukan proses pengisian air laut pada
pagi hari hingga siang hari dan membutuhkan waktu sekitar 5 jam dengan debit
air rata-rata 8.400 liter/jam hingga air di kolam tandon sesuai dengan prosedur
pengisian air. Dalam pengisian air tersebut terlebih dahulu diendapkan sebelum di
alirkan ke tunnel selanjutnya agar pasir atau kotoran yang terbawa dari laut
mengendap dan tidak terbawa ke kolam tunnel.
18
Gambar 12. Proses Penyaringan
Pada saat Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan proses penyaringan air
menggunakan alat saringan yang terbuat dari jaring dan filter. Penyaringan
dilakukan pada setiap tunnel yang dialirkan air kedalamnya.
Tahapan pengaliran air laut diukur berdasarkan perubahan konsentrasi air
laut yang diukur dalam ºBe dari masing masing kolam tunnel. Berikut tahapan dan
penjelasan tentang proses pengaliran air laut di Tunnel Kelompok Usaha Garam
Rakyat (KUGAR) Kebumen dibawah ini :
a) Kolam Tandon
Kolam tandon adalah jenis tunnel yang digunakan sebagai kolam untuk
menyimpan bahan baku air laut yang kemudian akan dialirkan ke tunnel lainnya.
Kadar kekentalan air yang diukur dengan alat ukur Boume meter pada kolam
tendon di Tunnel Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) Kebumen adalah
3,5ºbe. Pada kolam tandon air laut ditampung dan diendapkan hingga kekentalan
air mencapai nilai 5ºbe. Setelah itu air dialirkan ke kolam selanjutnya.
b) Kolam Tunnel I
Kolam tunnel I atau kolam penguapan I adalah kolam tempat terjadinya
penguapan pada air laut. Kadar kekentalan air laut pada kolam ini memiliki nilai
5ºbe. Pada kolam tunnel I air laut mengalami penguapan hingga kadar kekentalan
air menjadi 8ºbe. Setelah itu air dialirkan ke kolam selanjutnya.
c) Kolam Tunnel II
Kolam tunnel II atau kolam penguapan II adalah kolam tempat terjadinya
penguapan pada air laut. Kadar kekentalan air laut pada kolam ini memiliki nilai
19
8ºbe. Pada kolam tunnel II air laut mengalami penguapan hingga kadar kekentalan
air menjadi 10ºbe. Setelah itu air dialirkan ke kolam selanjutnya.
d) Kolam Tunnel III
Kolam tunnel III atau kolam Penguapan III adalah kolam tempat terjadinya
penguapan pada air laut. Kadar kekentalan air laut pada kolam ini memiliki nilai
10ºbe. Pada kolam tunnel III air laut mengalami penguapan hingga kadar
kekentalan air menjadi 14ºbe. Setelah itu air dialirkan ke kolam selanjutnya.
e) Kolam Tunnnel IV
Kolam tunnel IV atau kolam penguapan IV adalah kolam tempat terjadinya
penguapan pada air laut. Kadar kekentalan air laut pada kolam ini memiliki nilai
14ºbe. Pada kolam tunnel IV air laut mengalami penguapan hinngga kadar
kekentalan air menjadi 18ºbe. Setelah itu air dialirkan ke kolam selanjutnya.
f) Kolam Tunnel V
Kolam tunnel V atau kolam penguapan V adalah kolam tempat terjadinya
penguapan pada air laut. Kadar kekentalan air laut pada kolam ini memiliki nilai
18ºbe. Pada kolam tunnel V air laut mengalami penguapan hingga kadar
kekentalan air menjadi 22ºbe. Setelah itu air dialirkan ke kolam selanjutnya.
g) Kolam Tunnel VI
Kolam tunnel VI atau kolam pengkristalan adalah kolam tempat terjadinya
penguapan pada air laut sehingga mengalami pengkristalan. Kadar kekentalan air
laut pada kolam ini memiliki nilai 22ºbe. Pada kolam VI air laut mengalami
penguapan hingga kadar air menjadi 29ºbe dan terjadi proses pengkristalan pada
garam.
4.3. Pengelolaan Tunnel
Pada pengelolaan tunnel yang dilakukan pada siklus I dilakukan pengecekan
be. Be yang terkandung di siklus I berkisar antara 5-29ºbe. Maka dapat diperoleh
data mingguan pada grafik dibawah ini :
20
Be (º)
35
30
25
(º) 20
15
10
5
0
3/5/2021 10/5/2021 17/5/2021 24/5/2021 31/5/3021 7/6/2021
Be
4.4.1. Lumut
Lumut menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat proses produksi
garam krosok di Tunnel Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) Kebumen.
Dengan adanya lumut berpengaruh terhadap proses yang terjadi di dalam kolam
tunnel. Penanganan yang dilakukan adalah membersihkan kolam dari lumut
secara manual menggunakan alat serokan (Gambar 14). Proses pembersihan
21
lumut di Tunnel Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) Kebumen dapat
dilihat pada Gambar 15.
22
kerusakan oleh faktor alam seperti angin kencang yang dapat merusak kontruksi
tunnel. Perbaikan dilakukan secara langsung apabila terdapat kerusakan perbaikan
dilakukan menggunakan alat seperti palu, paku dan gun tecker.
4.5 Panen
Proses panen dilakukan apabila kadar kekentalan pada tunnel 6 atau tunnel
pengkristalan telah mencapai nilai 27-29ºbe, jika melebihi angka tersebut maka
garam akan memiliki rasa yang pahit dan tidak layak konsumsi. Proses panen
yang dilakukan di Tunnel Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) Kebumen
dilakukan pada sore hingga malam hari, hal tersebut bertujuan untuk menghindari
suhu panas didalam tunnel sehingga dapat mempermudah petani untuk melakukan
panen. Proses panen dilakukan oleh 5 orang. Dikarenakan belum adanya
pembukuan untuk jumlah garam setiap panen maka hasil dari satu kali panen di
Tunnel Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) Kebumen untuk satu tunnel
diperkirakan akan memperoleh jumlah garam 8-12 kuintal. Proses panen dapat
dilihat pada Gambar 16. Tahapan pada saat proses panen dapat dilihat sebagai
berikut :
1) Persiapan Alat
Sebelum dilakukan proses pemanenan garam maka terlebih dahulu
menyiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk membantu proses panen seperti
serokan, dan wadah bambu anyam (jobong).
2) Pengumpulan Garam
Proses selanjutnya adalah mengumpulkan garam dengan menggunakan alat
serokan menjadi tumpukan agar memudahkan pada saat pengambilan garam dari
tunnel pengkristalan ke tunnel tiris.
3) Pemindahan Garam
Pada proses ini garam yang telah dikumpulkan kemudian dipindahkan ke
tunnel tiris menggunakan alat wadah (jobong) yang bertujuan untuk mengurangi
kadar air pada garm.
23
Gambar 16. Proses Panen
24
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Praktik Kerja Lapangan I di Tunnel Kelompok Usaha Garam Rakyat
(KUGAR) tentang proses pembuatan garam krosok ini dapat disimpulkan :
5.2 Saran
Dari hasil selama melaksanakan praktik lapangan dapat ditemukan saran
agar menjadikan lebih baik. Saran yang dapat diberikan antara lain :
1. Untuk proses pengecekan kadar kepekatan air dilakukan secara rutin untuk
tetap menjaga kualitas garam agar mampu bersaing dengan produk garam
impor.
2. Untuk kedepannya dibutuhkan pembukuan yang lebih baik, sehingga dapat
dikalkulasi produktivitas tiap tunnel dalam proses produksi garam.
3. Untuk lebih meningkatkan promosi agar dapat diketahui masyarakat luar
tentang kegiatan proses pembuatan garam di Tunnel Kelompok Usaha Garam
Rakyat (KUGAR) Kebumen.
25
DAFTAR PUSTAKA
Ardiyanti S.T. 2016. Produksi Garam Indodesia. Info Komoditi Garam, Badan
Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Al Mawardi Prima.
Jakarta.
Arwiyah, A., Zainuri, M., & Efendy, M. (2015). Studi kandungan NaCl di dalam
air baku dan garam yang dihasilkan serta produktivitas lahan garam
menggunakan media meja garam yang berbeda. Jurnal Kelautan:
Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 8(1), 1-9.
Hadi, W. P., & Ahied, M. (2017). Kajian etnosains Madura dalam proses produksi
garam sebagai media pembelajaran IPA Terpadu. Rekayasa, 10(2),
79-86.
Ingot S.R. dan T.K. Lestari. 2016. Konsumsi Garam. Info Komoditi Garam,
Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Al Mawardi
Prima. Jakarta.
Listanti, R., & Mustafa, M. B. (2021). PENGARUH JUMLAH TUNNEL DAN
TEKNIK PRODUKSI TERHADAP MUTU GARAM RAKYAT
DENGAN TEKNOLOGI GREEN HOUSE SALT
TUNNEL. Prosiding, 10(1).
Nagaraja, 2015. Karakteristik Petani dan Kelayakan Finansial Usahatani Garam
Secara Tradisional dan Teknologi Geomembran (Studi Kasus di Desa
Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang). Jurnal
Pamator, 10(1): 54-60.
Pranoto, A. K., (2012). Modul Pelatihan Garam Lanjutan. Jakarta: STP Press.
Purbani, D. (2006). Proses pembentukan kristalisasi garam. Badan Riset Kelautan
dan Perikanan Pati. Pati.
Purbani, 2003. Pendapatan Petambak Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Produksi Garam. Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Riyanti, D. A. S. N., Satriawan, I. K., & Sadyasmara, C. A. B. (2019). Analisis
Pemasaran Garam Kusamba Di Kecamatan Dawan, Kabupaten
Klungkung. Jurnal Rekayasa dan Manajemen agroindustri, 7(2), 169-
180.
Rusiyanto, R., Soesilowati, E., & Jumaeri, J. (2013). PENGUATAN INDUSTRI
GARAM NASIONAL MELALUI PERBAIKAN TEKNOLOGI
BUDIDAYA DAN DIVERSIFIKASI PRODUK. Sainteknol: Jurnal
Sains dan Teknologi, 11(2).
26
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta.
Suhelmi et, al. 2013. Potensi Pesisir Utara Banten Sebagai Penghasil Garam.
Jurnal Kebijakan Pembangunan, 1 (1): 71 – 86.
Sulistyaningsih,Sugiono,&Sedyawati(2010). Pemurnian Garam Dapur Melalui
Metode Kristalisasi Air Tua Bahan Pengikat Pengotor Na2C2O4 –
NaHCOз dan Na2C2O4 – Na2CO3. Jurnal Kimia, I(8), 26-3.
Sumaryani, N. P., & Parmithi, N. N. (2019). FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PENURUNAN PRODUKSI GARAM DI
PANTAI KUSAMBA KLUNGKUNG. Widyadari: Jurnal
Pendidikan, 20(1).
Suryati, S., Jalil, F., & Budi, S. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Produksi Garam Di Desa Matang Tunong. Agrifo: Jurnal Agribisnis
Universitas Malikussaleh, 1(1), 73-79.
Tansil, Y., Belina, Y., & Widjaja, T. (2016). Produksi garam farmasi dari garam
rakyat. Jurnal Teknik ITS, 5(2), F80-F84.
Taufiq-SPJ, N., Hartati, R., & Widianingsih, W. (2016). Produksi Garam Dan
Bittern Di Tambak Garam. Jurnal Kelautan Tropis, 19(1), 43-47.
Tivana, A., dan Firzal, M. 2011. Industri Garam. Politeknik Negeri Bandung.
Bandung.
Utama, M. S. (2001). Penanganan Pasca Panen Buah dan Sayuran
Segar. Universitas Udayana, Denpasar, Bali.
Variyana, Y., & Hakim, M. L. (2015). Inovasi teknologi alat pemurnian garam
dari impuritiesnya menghasilkan high sodium chloride melalui metode
rekristalisasi dengan penambahan koagulan PAC (Doctoral
dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember).
27
LAMPIRAN
28
Lampiran 4. Pengukuran Be
29
M
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
30