Oleh :
WULANDARI
100 500 188
Nama : Wulandari
NIM : 100 500 188
Program Studi : ManajemenLingkungan
Jurusan : ManajemenPertanian
Menyetujui/Mengesahkan,
Ketua Program StudiManajemenLingkungan
PoliteknikPertanianNegeriSamarinda
Ir. DadangSuprapto, MP
NIP. 196201011988031003
Lulus ujian pada tanggal :............................
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena atas
Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini banyak pihak yang terlibat,
baik langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
Samarinda.
dan Penguji II
6. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik moral maupun materi
7. Teman-teman senasib dan seperjuangan Nenny, Yanti, Andi, Dian, Pian, Febri,
Dina, Siska ,Ayu, Rudi, dan seluruh pasukan Manajemen Lingkungan angkatan
oleh karena itu segala kritik dan saran sangat kami harapkan untuk kesempurnaan
Wulandari
HALAMAN PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR LAMPIRAN vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Hasil Yang Diharapkan 3
A. Kesimpulan 61
B. Saran 62
DAFTAR PUSTAKA 64
LAMPIRAN 65
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
teori dan praktikum, juga disediakan waktu satu semester untuk mendapatkan
praktek kerja lapang. Tujuan praktek kerja lapang ini adalah untuk mendapatkan
kemampuan dan keterampilan lanjutan, sehingga mahasiswa tidak asing lagi bila
timbul serta mampu menghasilkan suatu teknologi tepat guna yang dapat
dua sisi yang saling berlawanan, disatu sisi penambangan batubara memberikan
menimbulkan berbagai macam dampak baik yang bersifat langsung maupun tidak
yang harus dilakukan dalam upaya menjaga ekosistem dan proses produksi pada
sekarang terutama bagi para pelaku usaha yang bergerak dalam bidang
pertambangan batubara.
B. Tujuan
Tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang dilaksanakan di PT.
di bangku kuliah
PT. Indominco Mandiri (PT. IMM) Bontang Kalimantan Timur merupakan suatu
badan usaha swasta yang bergerak dalam bidang usaha pertambangan batubara,
perusahaan ini sebelumnya berada di bawah naungan kelompok usaha Salim Group,
namun mulai Bulan Oktober 2001 semua saham yang ada diambil alih oleh BANPU yang
batubara Bukit Asam (persero) dan BKPM (Badan Konstitusi Penanaman Modal) yang
Penambangan) dengan areal konsesi seluas ± 25.000 Ha. Daerah tersebut terbagi
menjadi dua blok, yaitu blok barat (west block) dengan luas ± 18.000 Ha, dengan jumlah
cadangan sebesar 60.000.000 ton dan blok timur (east block) dengan luas ± 7.100 Ha,
dengan jumlah cadangan sebesar 106.200.000 ton. Dari perjanjian tersebut kemudian
dilakukan realisasi proyek awal dengan penyelidikkan umum hingga pengapalan pertama.
Adapun urutan sejarah proyek PT. Indominco Mandiri secara singkat adalah
sebagai berikut:
1. Pembukaan Area
Secara geografis PT. Indominco Mandiri Bontang terletak pada garis lintang
B. MANAJEMEN PERUSAHAAN
sebanyak 7640 orang terhitung selama 4156 hari kerja, dengan rincian sebagai
berikut :
f. Departement Laboratory
l. Departement Utilities
m. Departement Marine
Bontang Jl. Pelakan Km. 30 Bontang, Kalimantan Timur selama 2 bulan mulai
a. Tujuan
1) Mengetahui nomor izin kuasa pertambangan (KP) beserta luasan area yang
b. Dasar Teori
Aspek hukum dan administrasi yaitu suatu aspek yang terkait dengan
aspek legal yang meliputi ketentuan hukum yang berlaku termasuk izin lokasi dan
izin usaha yang meliputi akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV
atau berbentuk badan hukum lainnya, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Surat
tanda daftar perusahaan, Surat izin tempat usaha dari pemda setempat, Surat
tanda rekanan dari pemda setempat, Surat Izin Usaha Pertambangan (SIUP)
oleh perusahaan adalah informasi tentang perijinan pada instansi yang terkait
dengan kegiatan yang dilakukan oleh PT. Indominco Mandiri Bontang, dalam hal
ini izin KP eksplorasi dan luasan areal beserta peraturan-peraturan yang berkaitan
f. Pembahasan
yang dilakukan oleh PT. Indominco Mandiri Bontang diantaranya diuraikan dalam
PT. Indominco Mandiri merupakan suatu badan usaha swasta yang bergerak
Salim Group, mulai bulan Oktober 2001 semua saham yang ada diambil alih oleh
BANPU yang berkedudukan atau berpusat di Thailand. Luas area eksplorasi yang
dimiliki oleh PT. Indominco Mandiri sebesar 100.000 Ha yang sesuai dengan Surat
Kuasa Pertambangan (KP) yang diperoleh dari PT. Tambang Batubara Bukit Asam
Berdasarkan hasil eksplorasi yang dilakukan dari luas area 100.000 Ha tersebut,
yang dapat dilakukan eksploitasi hanya seluas 25.000 Ha saja, yang terbagi
menjadi dua blok penambangan yaitu, Blok Barat (West Block) seluas 18.000 Ha
dan Blok Timur (East Block) dengan luas area 7000 Ha. Keseluruhan area tersebut
Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur dengan formasi batubara Balikpapan Late
Miocene dan Pulau Balang. PT Indominco Mandiri adalah salah satu produsen
10,7 juta ton, menyumbang 61 % dari total produksi batubara untuk tahun
sebagai berikut :
1) Undang-undang
oleh PT. Indominco Mandiri ini berhubungan dengan lahan atau tanah
sebagai acuan karena kegiatan yang dilakukan oleh PT. Indominco Mandiri
2) Peraturan pemerintah
bahan galian.
AMDAL.
debu).
kegiatan yang dilakukan oleh PT. Indominco Mandiri ini wajib melakukan
oleh PT. Indominco Mandiri ini dilakukan pada wilayah yang memiliki
lindung.
4) Keputusan/Peraturan Menteri
sebagai acuan karena kegiatan yang dilakukan oleh PT. Indominco Mandiri
pekerja.
acuan karena kegiatan yang dilakukan oleh PT. Indominco Mandiri ini
dilakukan oleh PT. Indominco Mandiri ini wajib untuk menjalankan sistim
keselamatan kerja.
karyawannya.
sebagai acuan karena kegiatan yang dilakukan oleh PT. Indominco Mandiri
baku mutu air limbah domestik bagi usaha adan atau kegiatan
dilakukan oleh PT. Indominco Mandiri ini diprakiran akan menghasilkan air
limbah domestik.
baku mutu air limbah bagi usaha dan atau kegiatan penambangan
berupa air larian permukaan (surface run off) dan air dari proses pencucian
batubara.
PLTGU, dan PLTP dan lampiran III tentang petunjuk teknis upaya
tentang pedoman mengenai syarat dan tata cara perijinan serta pedoman
kajian pembuangan air limbah ke air atau sumber air, digunakan sebagai
acuan karena kegiatan yang dilakukan oleh PT. Indominco Mandiri ini
n) Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2008
karena kegiatan yang dilakukan oleh PT. Indominco Mandiri ini wajib
pinjam pakai kawasan hutan pada kawasan hutan produksi tetap kepada
PT. Indominco Mandiri untuk eksploitasi bahan galian batubara dan sarana
oleh PT. Indominco Mandiri ini masuk dalam kawasan Budidaya Kehutanan
(KBK).
hidup (RPL), digunakan sebagai acuan karena ada kewajiban dari PT.
6) Peraturan Daerah
sebagai acuan karena kegiatan yang dilakukan oleh PT. Indominco Mandiri
Timur.
dan retribusi ijin pembuangan limbah cair, digunakan sebagai acuan karena
339 tahun 1988 tentang baku mutu lingkungan di Propinsi Daerah Tingkat
terkena dampak dari kegiatan PT. Indominco Mandiri ini adalah di Propinsi
Kalimantan Timur.
sebagai acuan karena adanya kewajiban dari PT. Indominco Mandiri jika
nantinya beropersi untuk mengujikan kesehatan karyawan dan lingkungan
kerjanya.
diterapkan
a. Tujuan
Observasi mengenai CMS ini bertujuan untuk mempelajari buku panduan yang
Bontang.
c. Prosedur Kerja
dimulai dengan ada nya komitmen kebijakan perusahaan serta pelaksanaan secara
kerja yang aman sehat dan ramah lingkungan serta peningkatan produktivitas
Hasil yang dicapai dalam mempelajari materi mengenai CMS ini adalah
f. Pembahasan
1) Perencanaan
b) Risk Assessment
2) Implementasi
pendelegasian wewenang
h) Pencahayaan
i) Penanganan barang
l) Instalasi kelistrikan
3) Pemeriksaan
g) Pengendalian catatan
h) Internal asesmen
4) Evaluasi
Tinjauan manajemen
a. Tujuan
c. Prosedur Kerja
Mereview dan menuliskan poin-poin penting informasi tentang letak geografis PT.
d. Dasar teori
Letak geografis suatu wilayah adalah keberadaan posisi wilayah tersebut sesuai
f. Pembahasan
kurang lebih 250 km dari kota Balikpapan - Samarinda - Bontang. Yang dapat
ditempuh melalui jalan darat dengan menggunakan kendaraan darat dalam waktu
± 6 jam. Untuk mencapai lokasi pusat administrasi PT. Indominco Mandiri Bontang
dapat dicapai dari pusat kota Bontang dengan menggunakan kendaraan darat
melalui jalan beraspal melewati pos penjaga (security gate) di km 10, kemudian
sejauh 23 km menuju mess karyawan PT. Indominco Mandiri Bontang (camp 23),
dan sampai di km 30 akan ditemui bangunan pusat administrasi (mine site) PT.
Indominco Mandiri Bontang, mine stockyard dan instalasi crushing plant yaitu
dari km 10, dimana terdapat permanent dan temporary stockpile sebagai tempat
a. Tujuan
pengapalan batubara.
b. Dasar Teori
d. Prosedur kerja
2) Pemindahan Topsoil
4) Pengolahan Batubara
f. Pembahasan
Mandiri Bontang berada di 2 (dua) area penambangan yaitu blok barat (pit - 3S,
pit-11SE2, pit 11S, pit L13W1, pit-6SW1, pit-40, L11N, dan pit 13 exp). di blok
timur (pit Seam 10B, Pit 10C & 11A, Pit 19D).
1) Land Clearing
Land clearing atau pembersihan lahan merupakan kegiatan untuk
Kegiatan land clearing dilakukan bila di bawah lapisan tanah tersebut terdapat
bahan galian yang akan ditambang atau daerah tersebut akan digunakan untuk
belukar.
tumbuh pada permukaan daerah yang akan ditambang dengan tujuan untuk
Untuk PT. Indominco Mandiri , kayu dikelola oleh Puyuh, kontraktor yang
relatif besar dengan diameter lebih dari 30 cm dan panjang lebih dari 4
2) Pemindahan Topsoil
mengupas lapisan tanah yang paling atas, dimana tanah ini biasanya terdiri
dari lapisan humus dan tanah yang strukturnya tidak keras, sehingga lapisan
topsoil berguna sebagai tanah yang akan dipakai kembali untuk kegiatan
reklamasi. Topsoil biasanya terbentuk dari clay atau tanah liat. Pengupasan
tanah tersebut ke topsoil stock. Lapisan topsoil yang diambil adalah dengan
ketebalan 30 – 60 cm.
a) Alat gali muat adalah excavator backhoe PC 300 dengan kapasitas gali 1,8
m3
b) Alat angkut, yaitu Articulated Dump Truck (ADT) tipe Komatsu HM
Bulldozer d155.
3) Pengupasan Overburden
yang memiliki kekerasan yang ekstrem sehingga perlu dilakukan blasting dan
ada juga yang lunak sehingga cukup digalisaja dengan excavator backhoe.
Overburden pada East Block terdiri dari material PAF dan NAF. Komposisi
perbandingan material PAF dan NAF sekitar 60% : 40%. Pada lapisan material
overburdenadalah :
d) Dump truck HD 785 kapasitas bak angkut 48 m3 dan sekarang juga telah
digunakan HD1500.
Pada saat pertama kali batubara diangkut oleh Dump Truck menuju
mine stockyard masih berukuran lebih dari > 50 mm, lalu dari mine stockyard
dimasukan kedalam hopper dengan alat angkut truck dan alat muatnya Wheel
batubara disiram dengan sebuah alat water spray , yang mana penyiraman ini
(fine coal).
tidak masuk dalam feeder breaker. Sementara feeder breaker itu sendiri
adalah sebuah alat untuk penghancur batubara dari ukuran yang boulder
Pada belt conveyor dari alat crusher menuju twin boom stacker, terdapat
yang sudah siap untuk dipasarkan. Namun dalam pemuatannya terdapat suatu
karena produk batubara di CPP 1 mempunyai dua produk, yaitu Low Total
Sulfur dan High Total Sulfur. Oleh karena itu, produk dari crusher akan dibawa
sementara (mine stock yard), akan dibantu oleh bulldozer untuk didorong
menuju reclaimer feeder, dimana reclaimer feeder tersebut adalah alat untuk
doubletrolley.
Pemindahan hasil produk batubara Lo-TS dapat menggunakan dua cara,
1) Tujuan
2) Dasar Teori
4) Prosedur Kerja
PT.Indominco Mandiri.
5) Hasil yang dicapai
6) Pembahasan
a) Pit
sebagai berikut :
pohon sehingga berkibat dari hilangnya flora dan fauna. Maka, kegiatan
cepat berhasil.
lingkungan.
(d) Erosi dan sedimentasi
dengan telah dilakukan revegetasi ini, maka dampak erosi akibat air
kegiatan penambangan.
Sampah umum yang dihasilkan dari kegiatan pit berupa sampah umum
incinerator.
Dampak Pengelolaan
No
1 Debu/ fine Penyiraman dilakukan di sepanjang jalan tambang guna
coal mengurangi pencemaran debu dijalan tambang.
(1) Crusher
disekitar mine stockyard Km. 30. Limbah dari pencucian (tailing) tersebut
11.000.000 m. Kolam ini juga sekaligus untuk menampung air limbah berupa
run off dari mine stockyard dan ROM dan dari crusher-2. Adapun sistem
yang cukup besar sehingga memberi kesempatan terhadap air limbah untuk
pencucian ini tidak ada yang mengalir ke luar dan mencemari lingkungan
beroperasi beberapa tahun yang lalu. Sarana ini dapat mengantisipasi semua
harian dan mingguan yang dilakukan secara internal maupun dari hasil
menunjukan bahwa kualitas air masih normal dengan nilai pH sekitar 6.10 -
8.20. Ini dimungkinkan karena konstruksi dasar atau alas daripada struktur
batu gamping dan dari pasir laut, sehingga pH air dari fasilitas ini tidak ada
loading bin.
(4) MSY (Mine Stock Yard) dan PSY (Port Stock Yard)
konsumen.
No Dampak Pengelolaan
adalah :
No Dampak Pengelolaan
adalah :
Tabel 5.Dampak dan Pengelolaan di Unit Incinerator
No Dampak Pengelolaan
Unit PLTU merupakan unit yang berfungsi sebagai sumber listrik bagi
perusahaan .
sebagai berikut :
No Dampak Pengelolaan
sebagai kolam pengendapan semua air dari areal tambang, baik air tanah
maupan air hujan dan bertujuan untuk menjernihkan air yang keluar ke
perairan umum.
8 kolam di blok barat (SP-VII, SP-X, SP-XIII, SP-XIV, SP-XV, SP-XVI, SP-
XVII, SP-XVIII), 4 kolam di blok timur (SP-32, SP-34, SP-35, SP-36) dan 3
kolam di area port stockyard dan pelabuhan (SP-A, SP-C, SP-D). Ini ada 2
kolam yang tutup di area blok timur yaitu SP-30 dan SP-33, dan 1 kolam
Kemudian ada 3 kolam yang dibangun di blok timur yaitu SP-34, SP-35 dan
dilakukan :
Tabel 7.Dampak dan Pengelolaan Kegiatan di Lokasi Penunjang
No Dampak Contoh Limbah Pengelolan
1 Sampah umum Sisa makanan atau Dikumpulkan dalam bak
minuman maupun sampah sampah untuk selanjutnya
umum biasa di timbun di TPA
2 Limbah kegiatan MCK Tinja Dikelola di septic tank
3 Limbah B3 dan a. Kemasan/Bahan Kimia & Dikumpulkan dalam
sampah medis Pestisida kanton khusus yang
b. Sampah medis seperti tertutup rapat, diberi
bekas suntik atau alat - label/simbol untuk
alat medis lainnya selanjutnya di musnahkan
c. Cartridge printer & di Unit Incinerator.
photocopy
d. Timah/baterai kering
bekas
e. Filter bekas, majun
terkontaminasi
hidrokarbon
4 Besi, ban bekas dan Contoh sampah hidrokarbon 1. Untuk besi atau pun
sampah hidrokarbon : ban bekas masih dapat
a. Pelumas Bekas dimanfaatkan kembali.
b. Sisa Grease 2. Untuk pelumas bekas,
c. Filter oil/solar bekas sisa grase,solar bekas
d. Hose hidrolik bekas atau hose hidrolik
e. Drum bekas hidrokarbon bekas disalurkan ke
f. Majun terkontaminasi pengumpul
hidrokarbon 3. Untuk drum bekas di
g. Lumpur oil trap manfaatkan kembali
h. Tanah terkontaminasi 4. Untuk majun
hidrokarbon terkontaminasi
hidrokarbon
dimusnahkan di
incinerator
5. Untuk lumpur oil trap
dan tanah
terkontaminasi
hidrokarbon di
kumpulkan dalam drum
untuk selanjutnya
dikelola di lahan
bioremediasi ataupun
di kirim ke pengelola
B3 yang memiliki izin
b. Kegiatan Pemantauan Lingkungan
terhadap satu atau beberapa komponen lingkungan dengan menggunakan satu atau
beberapa parameter sebagai tolak ukur yang dilakukan secara terencana, terjadwal
Frekuensi
No Parameter
1 Kadar Debu 3 Bulan
3 Kebisingan
3 Bulan
Frekuensi
No Parameter
1 SOx, NOx, CO, dll
6 Bulan
Frekuensi
No Parameter
1 Opasitas
6Bulan
Tabel 11.Standar Baku Mutu Kualitas Udara untuk Parameter Udara
Ambientdan Emisi Gas Buang berdasarkan PP No. 41 Tahun
1999
No Parameter Standar
4 Kebisingan 70 dB
Tabel 12.Standar Baku Mutu untuk Sumber Emisi tidak Bergerak PLTU
Permen LH No.21 Tahun 2008 (Lampiran 1b)
No Parameter Standar
4 Opasitas 20 %
dibandingkan dengan baku mutu udara sesuai Perda Kaltim No.339 tahun
memenuhi standar baku mutu. Demikian juga dengan emisi sumber tidak
bergerak (genset), semua parameter memenuhi standar baku mutu KEP-
serta opasitas terlihat hampir mendekati Nilai Ambang Batas (NAB) yang
pencemaran lingkungan.
kegiatan dilakukan secara rutin dengan frekuensi yang berbeda sesuai dengan
batubara adalah :
b) Pencatatan data pH dan debit air pada papan data disetiap settling
pond
No Parameter Frekuensi
1 pH Harian
2 Fe 1 bulan
3 Mn 1 bulan
4 TSS 2x seminggu
1 TSS 300
4 pH 6- 9
a. Tujuan
b. Dasar teori
d. Prosedur kerja
Mandiri.
f. Pembahasan
Jenis tanaman yang digunakan adalah tanaman lokal dan non lokal, sebagai
berikut :
Tabel 15.Jenis Tanaman Lokal dan Non Lokal
a. Tujuan
b. Dasar teori
crop), jenis pelindung dan tanaman jenis lokal yaitu tanaman yang sebelumnya
f. Pembahasan
pucuk (topsoiling)
selama tahun 2012 telah dilakukan pada daerah bekas penambangan di blok
barat sekitar 416 Ha terdiri dari S-3S, S-4, S-9-11, S-16, S-40, S-6sw, S-0 dan
L-13, di blok Timur pada S-7 seluas 1.18 Ha. Area tersebut sekaligus
tanah pucuk (top soiling). Kegiatan backfilling tersebut masih terus berlangsung
2) Penghijauan
497.62 Ha dan blok timur sekitar 35.38 Ha, dengan jumlah bibit yang ditanam
bayur dan ulin dengan jumlah total bibit local yang ditanam sebanyak
3) Pembibitan
generatif.
Disamping lebih praktis dan mudah didapat, cara ini juga dapat dilakukan
dalam jumlah yang banyak. Jumlah bibit yang sudah dikembangkan dirumah
pembibitan dan siap tanam adalah sebanyak 707.630 batang yang terdiri dari
102 spesies. Jenis tanaman ini terdiri dari jenis lokal (jenis tanaman yang
berasal dari sekitar areal tambang atau pernah tumbuh sebelum dilakukan
penambangan) 59 spesies jenis lokal dan 43 spesies jenis non lokal (tanaman
yang berasal dari luar daerah). Diantara jenis non lokal ada beberapa jenis
b) Luasan area penimbunan tanah penutup diluar tambang (out pit dump)
dapat diminimalisir.
4) Pemantauan revegetasi
a) Gangguan hama seperti ulat pengerat daun, batang dan akar tidak
tanaman khusus untuk pohon akasia dan sengon laut. Sehingga tindakan
disekitarnya.
a. Tujuan
Mandiri Bontang.
b. Dasar teori
d. Prosedur kerja
IM :
1) Sektor ekonomi
b) Pendidikan dan pelatihan Home Industri untuk pemuda dan ibu PKK
c) Pengembangan agribisnis
a) Beasiswa Prestasi ( SD, SMP, SMA, S1, dan honorarium untuk guru honor
b) Sunatan Massal
f) Safari Ramadhan
3) Sektor Infrastuktur
pendidikan lainnya
f) Pembangunan MPB
4) Sektor lingkungan
a) Mitra TNK
d) Penanaman Mangrove
f. Pembahasan
desa.
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Indominco
terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari kualitas lingkungan yang memenuhi
1. Kegiatan pemantauan kualitas udara dilakukan dengan frekuensi yang teratur dan
hasil analisa menunjukkan kadar kualitas udara masih dibawah nilai ambang batas
yang ditentukan.
parameter air limbah seperti pengukuran Mn, Fe, TSS dan pH dengan frekuensi
3. Pada semua kegiatan yang dilakukan di area pertambangan PT. Indominco Mandiri
dalam lingkup K3 telah memenuhi standar K3 yang ditetapkan, hal ini dapat dilihat dari
minimnya kecelakaan kerja yang terjadi. Hal ini tak lepas dari kesadaran personal
4. Untuk kegiatan CSR/Comdev PT. Indominco Mandiri telah berjalan dengan baik,
Kegiatan PKL ini sangat bermanfaat dan penting bagi mahasiswa/i sehingga
sebagaimana telah disebutkan diatas banyak pelajaran yang didapat maka perlu
1. Mahasiswa harus lebih aktif dalam menimba informasi agar data yang didapat lebih
lengkap.
2. Mahasiswa harus lebih aktif berdiskusi dengan pembimbing lapangan agar segala
4. Perlu mengadakan hubungan kerja sama antara pihak kampus dan perusahaan yang
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai teknik penambahan kapur yang efisien.
2. Penambahan SDM pada bagian nursery, guna menunjang kegiatan baru dari
3. Perbaikan akses jalan menuju settling pond guna mempermudah pemantauan kualitas
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Standar Baku Mutu Kualitas
Udara untuk Parameter Udara Ambient dan Emisi Gas Buang
Perda Kaltim No.2 tahun 2011 dan KepMenLH No.113 tahun 2003 tentang
Standar Baku Mutu Air Limbah Untuk Kegiatan Pertambangan
Batubara
Permen LH No.21 Tahun 2008 (Lampiran 1b) tentang Standar Baku Mutu untuk
Sumber Emisi tidak Bergerak PLTU
Putra, 2006. Perancangan unit presipitasi pengolahan air limbah coal processing
plant (CPP) Site Lati, PT. BerauCoal
http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=20247476&loka
si=lokal. Diakses pada tanggal 8 April 2013