Anda di halaman 1dari 21

KARAKTERISTIK KANDUNGAN MINERALOGI DENGAN METODE

SEMI-KUANTITATIF PADA PENAMBANGAN BIJIH BAUKSIT


DI PT. CITA MINERAL INVESTINDO (Tbk). KETAPANG,
KALIMANTAN BARAT

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh :
NAMA : KIKI IRAWAN
NIM : 710015094

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2018

i
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI
MINERAL SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS)
Jl. Babarsari Catur Tunggal Depok Sleman, Yogyakarta
Telepon : +62-274-485390 – 486986Fax : +62-274-487249

PERMOHONAN PENELITIAN TUGAS AKHIR


DIAJUKAN KEPADA
PT. CITA MINERAL INVESTINDO (Tbk). KABUPATEN KETAPANG,
KALIMANTAN BARAT

Oleh :
KIKI IRAWAN
NIM 710015116

ii
KARAKTERISTIK KANDUNGAN MINERALOGI DENGAN METODE
SEMI-KUANTITATIF PADA PENAMBANGAN BIJIH BAUKSIT
DI PT. CITA MINERAL INVESTINDO (Tbk). KETAPANG,
KALIMANTAN BARAT

Oleh :
KIKI IRAWAN
710015094

Disetujui untuk
Jurusan Teknik Pertambangan
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Tanggal : ……………………

Yogyakarta, Oktober 2018

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan Dosen Pembimbing

(Dr. R.Andy Erwin Wijaya, S.T,M.T) (Dr.R. Andy Erwin Wijaya, S.T,M.T )
NIK : 19730227 NIK : 19730227

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
I. JUDUL SKRIPSI……………………………………………………...1
II. LATAR BELAKANG MASALAH......................................................1
III. RUMUSAN MASALAH……………………………………………...1
IV. BATASAN MASALAH ……………………………………………...2
V. TUJUAN PENELITIAN........................................................................2
VI. METODE PENELITIAN……………………………………………...2
VII. MANFAATPENELITIAN…………………………………………...3
VIII. DASAR TEORI……………………………………………………….3
IX. RENCANA JADWALPENELITIAN………………………………..8
X. PESERTA……………………………………………………………..9
XI. RENCANA DAFTAR ISI……………………………………………9
XII. PENUTUP……………………………………………………………9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………11
LAMPIRAN……………………………………………………………………...12

iv
I. JUDUL SKRIPSI
KARAKTERISTIK KANDUNGAN MINERALOGI DENGAN
METODE SEMI-KUANTITATIF PADA PENAMBANGAN BIJIH
BAUKSIT DI PT. CITA MINERAL INVESTINDO (Tbk). KETAPANG,
KALIMANTAN BARAT.

II. LATAR BELAKANG MASALAH


Bauksit merupakan jenis endapan bijih utama untuk memproduksi logam
aluminium. Karakteristik bauksit memiliki pengaruh yang dominan pada kondisi
operasional proses Bayer. Penelitian ini membahas mengenai karakteristik bauksit
yang meliputi mineralogi, tekstur serta geokimia. Mineralogi dari bauksit diketahui
dengan menggunakan metode XRD semi-kuantitatif. Metode XRD semi-
kuantitatif adalah metode yang menggabungkan metode analisis kuantitatif dan
kualitatif. Metode analisis kuantitatif, menghitungan kandungan mineral penyusun
bauksit dengan hasil persentase berat dari setiap mineral penyusun bauksit.
Sedangkan metode analisis kualitatitif untuk mengetahui kandungan mineral
penyusun bauksit. Jika telah diketahui karakteristik bauksit maka dapat
diperkirakan pengaruhnya terhadap proses Bayer saat pengolahan bauksit menjadi
alumina. Penelitian ini membahas pengaruh karakteristik bauksit terhadap kondisi
proses
Bayer, meliputi pengaruh terhadap temperatur proses pemasakan bauksit,
penggunaan larutan NaOH serta produk berupa sodium aluminat yang dihasilkan
dari proses Bayer.
III. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka permasalahan yang akan
diangkat dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana karakteristik bauksit di kawasan tambang PT.Cita Mineral
Investindo ?
2. Bagaimana penentuan kandungan mineral penyusun bauksit dengan
menggunakan metode semi-kuantitatif, serta berapa kadar kandungan

1
mineral penyusun bauksit di kawasan tambang PT.Cita Mineral
Investindo ?
3. Bagaimana pengaruh karakteristik bauksit terhadap proses Bayer?

IV. BATASAN MASALAH


Penelitian ini fokus terhadap pembahasan mengenai karakteristik bauksit
yang meliputi komponen mineralogi, tekstur, geokimia, serta penentuan
kandungan mineral penyusun dengan menggunakan metode semi-kuantitatif dari
bauksit di kawasan Tambang bijih bauksit di PT. CITA MINERAL
INVESTINDO.Tbk. Kabupaten Ketapang,Kalimantan Barat. Dari karakteristik
bauksit tersebut dapat diketahui pengaruhnya terhadap proses pengolahan
bauksit menjadi alumina melalui proses Bayer. Pengaruh pada proses Bayer
meliputi temperatur pemasakan bauksit, penggunaan larutan NaOH, serta larutan
sodium aluminat yang dihasilkan dari proses Bayer.

V. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui karakteristik bauksit yang terdapat di tambang PT.Cita


Mineral Investindo.
2. Menghitung kandungan mineral penyusun bauksit dengan metode semi-
kuantitatif serta menentukan kadar kandungan mineral penyusun bauksit
di PT.Cita Mineral Investindo.
3. Mengetahui pengaruh karakteristik bauksit terhadap proses Bayer.
4. Berguna bagi perusahaan untuk mengetahui kandungan mineralogi dan
karakteristik bijih bauksit

VI. METODE PENELITIAN


Untuk melakukan perhitungan yang tepat maka harus dilakukan metode
penilitian yang terstruktur. Adapun metode penilitian yang dilakukan adalah
sebagai berikut :

2
1) Studi Literatur
Yaitu dengan mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan masalah
yang akan dibahas di lapangan melalui buku-buku/literatur. Selain itu juga
mempelajari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya berupa skripsi
atau laporan data perusahaan.
2) Kegiatan Lapangan
Kegiatan lapangan ini merupakan suatu kegiatan pengambilan data
dilapangan. Adapun data tersebut dibagi menjadi dua jenis, yaitu : data
primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Merupakan data petrografi menggunakan sampel konkresi bauksit.
Sedangkan data sekunder berupa data XRD dan XRF. Data XRD dan XRF
menggunakan sampel bauksit dari empat lokasi yang sama pada data
petrografi.
b. Data Sekunder
Merupakan sampel endapan bauksit. Sampel endapan bauksit berasal dari
lokasi di tambang PT.Cita Mineral Investindo.
3) Pengolahan dan Analisis Data
Menganalisa dan melakukan pertimbangan dari hasil perhitungan dan
pengolahan data untuk dijadikan saran dan kesimpulan dari hasil penilitian
yang telah dilakukan.
4) Kesimpulan
Kumpulan dari hasil perhitungan data yang telah dianalisa dan selanjutnya
memberikan rekomendasi bagi perusahaan.
5) Pembuatan Draft
Membuat laporan sementara dari penelitian yang dilakukan di lapangan
sebagai syarat selesainya penelitian di lapangan.

3
Diagram Alur Rencana Penelitian.

STUDY LITERATUR METODE PENILITIAN

PENGOLAHAN DATA PENGOLAHAN DATA


SEKUNDER PRIMER

PEMBAHASAN KESIMPULAN

Gambar 6.1 Diagram Alir Penelitian

VII. MANFAAT PENELITIAN


Adapun manfaat dari penilitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa terbantu dalam proses memperoleh data aktual yang
berhubungan dengan penelitian yaitu mengenai Tinjauan karakteristik
kandungan mineralogi bijih bauksit Pada PT. Cita Mineral Investindo
(Tbk).
b. Sebagai penerapan ilmu-ilmu pertambangan yang terkait dengan ilmu yang
didapatkan di perkuliahan terutama tentang karakteristik kandungan
mineralogi bauksit.
c. Menambah pengalaman tentang kegiatan penambangan secara langsung di
lapangan, khususnya mengenai kegiatan karakteristik kandungan
mineralogi bauksit.

VIII. DASAR TEORI


8.1 Gambaran Umum Bauksit
Menurut Tim Analisa dan Evaluasi Komoditi Mineral Internasional Proyek
Pengembangan Pusat Informasi Mineral (1984), Bauksit merupakan mineral bijih

4
alumina yang dimanfaatkan sebagai bahan galian industri, sebagai bahan dasar
pembuatan jenis logam aluminium. Bauksit berasal dari endapan residual dari
proses lateritisasi batuan asal. Bauksit adalah bahan mineral yang heterogen, yang
mempunyai mineral dengan susunan terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa
mineral buhmit (Al2O3H2O) dan mineral gibsit (Al2O3 3H20). Secara umum bauksit
mengandung Al2O3 sebanyak 45-65 %, SiO2 1-12 %, Fe2O3 2-25%, TiO2 >3 % dan
H2O 14-36 %.
Indonesia memiliki potensi bauksit yang relatif besar terutama di Pulau
Bintan dan Kalimantan Barat. Cadangan bauksit di Kalimantan Barat umumnya
belum dieksploitasi secara optimal dan diperkirakan berjumlah besar (Husaini dkk,
2009, dalam Amalia dkk, 2013).

8.2 Gambaran Umum Karakteristik kandungan mineralogi bijih bauksit


Bauksit merupakan jenis endapan bijih utama untuk memproduksi logam
aluminium. Karakteristik bauksit memiliki pengaruh yang dominan pada kondisi
operasional proses Bayer. Penelitian ini membahas mengenai karakteristik bauksit
yang meliputi mineralogi, tekstur serta geokimia. Mineralogi dari bauksit diketahui
dengan menggunakan metode XRD semi-kuantitatif. Metode XRD semi-
kuantitatif adalah metode yang menggabungkan metode analisis kuantitatif dan
kualitatif. Metode analisis kuantitatif, menghitungan kandungan mineral penyusun
bauksit dengan hasil persentase berat dari setiap mineral penyusun bauksit.
Sedangkan metode analisis kualitatitif untuk mengetahui kandungan mineral
penyusun bauksit. Jika telah diketahui karakteristik bauksit maka dapat
diperkirakan pengaruhnya terhadap proses Bayer saat pengolahan bauksit menjadi
alumina. Penelitian ini membahas pengaruh karakteristik bauksit terhadap kondisi
proses
Bayer, meliputi pengaruh terhadap temperatur proses pemasakan bauksit,
penggunaan larutan NaOH serta produk berupa sodium aluminat yang dihasilkan
dari proses Bayer.
8.2 Metode X-ray diffraction (XRD) Semi-kuantitatif
Difraksi sinar X atau X-ray diffraction (XRD) adalah suatu metode analisa
yang digunakan untuk mengidentifikasi fasa kristalin dalam material dengan cara

5
menentukan parameter struktur kisi serta untuk mendapatkan ukuran partikel. Profil
XRD juga dapat memberikan data kualitatif dan semi kuantitatif pada padatan atau
sampel. Difraksi sinar X ini digunakan untuk beberapa hal, diantaranya:
 Pengukuran jarak rata-rata antara lapisan atau baris atom
 Penentuan kristal tunggal
 Penentuan struktur kristal dari material yang tidak diketahui
 Mengukur bentuk, ukuran, dan tegangan dalam dari kristal kecil
8.4 Karakteristik Bauksit
Karakteristik bauksit ynag berasal dari batuan induk gabro akan memiliki
kandungan mineral aluminium hidroksida berupa gibsit, buhmit, diaspor, mineral
besi oksida berupa goetit dan hematit, dan mineral lempung berupa haloisit, dan ilit,
sedangkan terdapat mineral klastik berupa kuarsa. Tekstur bauskit berupa konkresi
dengan komponen mineral aluminium hidroksida yang dominan, sedangkan
karakteristik geokimia bauksit terdapat unsur Al2O3 dan FeO yang tinggi.
Karakteristik bauksit yang berasal dari batuan induk granodiorit akan memiliki
kandungan mineral aluminium hidroksida berupa gibsit dan diaspor, mineral besi
oksida berupa goetit dan hematit, mineral lempung berupa haloisit, ilit dan kaolinit.
Tekstur yang dapat ditemui berupa konkresi dengan mineral yang dominan berupa
kuarsa dan besi oksida. Karakteristik geokimia pada bijih bauksit yang berasal dari
granodiorit memiliki kadar unsur geokimia Al2O3 dan SiO2 yang dominan.
8.5 Endapan laterit Bauksit

Bauksit (Al2O3.2H2O) memiliki sistem kristal oktahedral, terdiri dari 35-


65% Al2O3, 2-10% SiO2, 2-20% Fe2O3, 1-3% TiO2 dan 10-30% H2O. Sebagai
bijih alumina, bauksit mengandung sedikitnya 35% Al2O3, 5% SiO2, 6% Fe2O3,
dan 3% TiO2. Bauksit terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar aluminium
tinggi, kadar besi rendah dan sedikit kadar kuarsa bebas. Pada saat batuan
mengalami pelapukan kimiawi unsur kimia silika (Si) terlarut dan terlepas dari
ikatan kristal begitu juga sebagian unsur besi. Alumina, Titanium dan mineral
oksidasi terkonsentrasi sebagai endapan residu. Batuan yang dapat memenuhi
persyaratan itu antara lain nephelin sienit, batuan lempung/serpih. Batuan itu akan

6
mengalami proses lateritisasi (proses pertukaran suhu secara terus menerus
sehingga batuan mengalami pelapukan). Valeton (1972) Secara komersial bauksit
terjadi dalam tiga bentuk, yaitu:
1. Pissolitic atau oolitic disebut pula “kemel” yang berukuran diameter dari
sentimeter, sebagai amorfous trihydrate.
2. Sponge ore (Arkansas), porous, merupakan sisa dari batuan asal dengan
komposisi utama mineral gibsit.
3. Amorphous atau bijih lempung. Clay symposium (1952)

8.6 Klasifikasi Endapan Bauksit

Berdasar letak depositnya, menurut Valeton (1972) bauksit klasifikasikan menjadi


empat tipe, yaitu:

1. Deposit bauksit residual


Asosiasi dengan kemiringan lereng yang menengah sampai hampir datar
pada batuan nephelin syenit. Permukaan bauksit kemiringannya lebih dari
50 dan batasan yang umum adalah 250. Pada batuan nephelin syenit bagian
bawah bertekstur granitik.
2. Deposit bauksit koluvial
Deposit diselubungi oleh kaolinit, nephelin, dan sienit. Deposit ini terletak
di bawah lempung dan termasuk swamp bauxite dengan tekstur pisolitik dan
oolitik yang masih terlihat jelas serta berada di daerah lembah.
3. Deposit bauksit alluvial pada perlapisan Deposit membentuk perlapisan
silang siur, dipisahkan dengan gravel yang bertekstur pisolitik
4. Deposit bauksit alluvial pada konglomerat kasar
5. Deposit tipe ini umumnya menutupi bauksit boulder dengan konglomerat
kasar, terutama dari lempung karbonat dan pasir.
Berdasarkan kriteria lapisan tanah yang ideal dalam pengendapan bauksit,
terdapat 3 jenis lapisan tanah (Valeton (1972), yaitu :
1. Latosol : Tanah yang terbentuk dari batuan asal
2. Andosol : Tanah mineral yang berasal bukan dari batuan asal biasanya dari
abu gunung api yang kaya akan Al+ dengan Gibbsite sebagai Aluminum.

7
3. Catena : Tanah yang ada bersama sama berkembang pada saat bersamaan
dibawah kondisi yang berbeda.
8.7 Proses Pembentukan Endapan Bauksit

Menurut Zarasyandi, dkk (1984). proses-proses yang dapat membentuk


endapan bauksit dijelaskan sebagai berikut :
1. Proses Magmatik
Alumina yang bersumber dari proses magmatik dijumpai dalam bentuk
batuan yang kaya akan kandungan alumina yang disebut dengan
alumina-rich rock.
2. Proses Hidrothermal
Alumina produk alterasi hidrothennal dari trasit (trachyte) dan riolit
(rhyolite).
3. Proses Metamorfosa
Alumina yang bersumber dari proses metamorfosa adalah sumber
alumina yang tidak ekonomis.
4. Proses Pelapukan
Alumina yang bersumber dari proses pelapukan, dijumpai sebagai
cebakan residual dan disebut sebagai bauksit.

IX. RENCANA JADWAL PENELITIAN


Rencana waktu pelaksanaan penelitian dalam rangka penyususnan tugas
akhir adalah 2 bulan (12 Maret-12 Mei) yang perinciannya sebagai berikut:
1. Studi literature selama 4 minggu
2. Penyelidikan lapangan selama 2 minggu
3. Pengambilan data selama 3 minggu
4. Perhitungan dan pengolahan data selama 2 minggu
5. Penyusunan laporan sementara selama 3 minggu

Giant Chart kegiatan skripsi dan waktu pelaksanaan :

8
Kegiatan/waktu(minggu) 1 2 3 4 5 6 7 8

Studi literatur

Penyelidikan lapangan

Pengambilan data

Pengolahan data

Penyusunan laporan

X. PESERTA
Saya sebagai mahasiswa Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi
Nasional Yogyakarta:
Nama : Kiki Irawan
NIM : 710015094
Jurusan : Teknik Pertambangan
Perguruan Tinggi : Sekolah Tinggi Teknologi Nasional (STTNAS)
Yogyakarta.
XI. RENCANA DAFTAR ISI
Penyusunan laporan hasil penelitian akan disusun secara sistematis sesuai
dengan bab bahasan masalah (Lampiran 1)

XII. PENUTUP

Kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa untuk melaksanakan Tugas


Akhir di PT. Cita Mineral Investindo (Tbk) akan mengenalkan dan mendekatkan
mahasiswa pada lingkungan kerja yang sebenarnya sehingga keterkaitan antara
lembaga Perguruan Tinggi dengan kebutuhan kerja akan semakin cepat dalam
proses penyesuaian mahasiswa dalam menghadapi pekerjaan dalam industri kerja
pertambangan nantinya. Kesempatan yang diberikan oleh perusahaan dalam hal ini
PT. Cita Mineral Investindo (Tbk) kepada mahasiswa tentunya akan dimanfaatkan

9
sebaik mungkin dan kami akan berusaha menyelesaikan dan memberikan laporan
penelitian dengan sebaik mungkin.
Semoga akan terjalin kerja sama yang baik dan menguntungkan antara
lembaga Perguruan Tinggi Sekolah Tinggi Teknologi Nasional (STTNAS)
Yogyakarta dengan pihak perusahaan yaitu PT. Cita Mineral Investindo (Tbk)
dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu mahasiswa
yang lebih kompeten dalam bidang pertambangan, tentunya akan kami manfaatkan
semaksimal mungkin kesempatan ini yang hasilnya akan disusun dalam bentuk
laporan hasil penelitian. Untuk itu besar harapan kami agar dapat melaksanakan
Penelitian Tugas Akhir di PT. Cita Mineral Investindo (Tbk).

10
DAFTAR PUSTAKA

Clay symposium, 1952. Problem of Clay and Laterit Genesis. New York : The
America Institute of Mining and Metallurgical Engineers.
Dhadar, J.R., 1983. Eksplorasi Endapan Bahan Galian. Bandung: G.S.B Bandung
Dominique L. Butty and Claude A. Chapallaz. 1984. Bauxite Genesis. Senior
Geologists, Billiton International Metals B.V. Leidschendam, The
Netherlands. Chapter 7.
Guilbert, J.M. dan Park, C.F. Jr., 1986, The Geology of Ore Deposits.
W.H.Freeman and Company:
New York.
Koesoemadinata, R.P. Geologi Eksplorasi. Bandung: ITB
N. Suwarna (GRDC) dan R.P. Langford (AGSO). 1993. Peta Geologi Regional
Lembar Singkawang skala 1 : 250.000. Bandung : Directorate General of
Geology and Development Center.
Priyadi bambang. 2009. PPT Chapter 4 GKExp Unsoed 2010 Weathering.
Bandung : Institut Teknologi
Bandung (Tidak dipublikasikan : Materi Kuliah).
Priyadi bambang. 2009. PPT Chapter 5 GKExp Unsoed 2010 Soil Formation.
Bandung : Institut
Teknologi Bandung (Tidak dipublikasikan : Materi Kuliah)
R. R. Anand, R. J. Gilkes, G. I. D. Roach. 1991. Geochemical and Mineralogical
Characteristics Of Bauxites, Darling Range, Western Australia. Applied
Geochemistry. Vol. 6. pp. 233-248.
Valeton Ida. 1972. Bauxites. Elsevier Publishing Company. Amsterdam

11
Lampiran 1

RENCANA DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
SARI
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Batasan Masalah
I.4 Tujuan Penelitian
I.5 Manfaat Penelitian
I.6 Lokasi Penelitian
I.7 Peneliti Terdahulu
BAB II TINJAUAN UMUM
II.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Penelitian
II.2 Keadaan Topografi dan Geologi Daerah Penelitian
II.3 Iklim dan Cuaca Daerah Penelitian
II.4 Keadaan Geologi daerah Peneliti
II.5 Endapan Bauksit di Kawasan Tambang PT.Cita Mineral
Investindo,Tbk

BAB III DASAR TEORI


III.1 Pengertian Bauksit
III.2 Proses Pembentukan Bauksit
III.3 Karakteristik Bauksit

12
III.4 Proses Bayer
III.5 Hipotesis Penelitian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN


IV.1 Metode Penelitian
IV.2 Lokasi Penelitian
IV.3 Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
IV.4 Teknik Pengumpulan Data
IV5. Pelaksanaan
IV.6 Analisis Data

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN


V.I Lokasi Pengambilan Sampel
V.2 Data XRF
V.3 Data Petrografi
V.4 Data XRD
V.5 Karakteristik Bauksit
V.6 Pengaruh Karakteristik Bauksit Terhadap Proses Bayer
BAB VI. PENUTUP
VI.1 Keseimpulan
VI.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

13
Lampiran 2
CURRICULUM VITAE

Nama Lengkap : Kiki Irawan


Tempat & Tanggal ahir : Meliau,20 Juni 1997
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki-laki
Tinggi/ Berat badan : 160 cm / 63 kg
Email : tuturtinular22@gmail.com
Telephone/HP : 085249749610
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat Orang Tua : Desa Melobok, Kecamatan Meliau, Kabupaten
Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat
Alamat di Yogyakarta : Jalan Asrama UKDW No.7,Seturan, Depok, Sleman,
Yogyakarta.
Nama Ayah Kandung : Tukiman
Nama Ibu kandung : Sami

Pendidikan Formal
2003-2009 : SDN 02 Meliau
2009-2012 : SMPN 01 Meliau
2012-2015 : SMAN 01 Meliau (IPA)
2015-sekarang : Sekolah Tinggi Teknologi Nasional (STTNAS), Yogyakarta
Pengalaman Lapangan
21 Feb-1 Mar 2017 : Kuliah Lapangan I, PT. Sugih Alamanugroho,
CV. Alam Muliah dan PT. Calvari Abadi
05-11 Agustus 2018 : Kuliah Lapangan III di Kampus Lapangan
STTNAS Yogyakarta Kulon Progo D.I.
Yogyakarta
Pengalaman Organisasi

14
Tahun 2015-sekarang : Anggota Himpunan Mahasiswa Pertambangan (HMTA),
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional (STTNAS)

Riwayat hidup diatas adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan


kebenarannya.

Yogyakarta, 27 September 2018

Kiki Irawan

15
Lampiran 3

16
Lampiran 4

17

Anda mungkin juga menyukai