MATA KULIAH
SEMINAR (TOPIK KHUSUS)
Disusun Oleh
Nama: Desmawita
NIM: 03042621923001
DOSEN PENGAMPU: Prof. Dr. Ir. H. M. Taufik Toha. DEA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT berkat
Rahmat dan karuniaNyalah makalah ini bisa diselesaikan dengan baik. Makalah
ini ditulis dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Seminar (Topik Khusus).
Adapun judul makalah ini adalah: " Estimasi Ketebalan Endapan Batubara
Sebagai Dasar Penentuan Batas Tambang Menggunakan Metode Finite Element
Method Dan Inverse Distance Weighted". Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa hormat dan menghaturkan terima kasih yang sebesar-
besarnya,
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan sangat
mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini lebih sempurna serta sebagai
masukan bagi penulis untuk penelitian dan penulisan karya ilmiah di masa yang
akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ . 1
1.2 Rumusan Pembahasan ............................................................................ . 1
1.3 Tujuan Pembahasan ................................................................................ . 2
1.4 Ruang Lingkup Pembahasan .................................................................. . 2
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2.1 Pertambangan
2.1.1. Pertambangan Berdasarkan Undang-undang
Pertambangan menurut Undang-undang No 4 Tahun 2009 ialah suatu
kegiatan sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,
pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan
umum, eksplorasi, studi kelayakan, kontruksi, penambangan, pengolahan,
pemurnian, pengangkutan, penjualan dan pasca tambang.
Bedasarkan undang-undang No. 04 Tahun 2009 pasal 34 ayat 1 usaha
pertambangan dibagi menjadi dua yaitu pertambangan mineral dan pertambangan
batubara. Pertambangan mineral dimaksud pada ayat 1 dibagi menjadi empat
golongan yaitu:
1. Pertambangan Batubara
2. Pertambangan mineral logam
3. Pertambangan mineral bukan logam
4. Pertambangan mineral radioaktif
3
4
2.2 Batubara
Batubara adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari
endapan organik (dengan komposisi utama karbon, hidrogen dan oksigen),
terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan selama periode waktu yang panjang (puluhan
sampai ratusan juta tahun) (DR. Andi Aladin MT,2011).
Terdapat dua model formasi pembentuk batubara (coal bearing formation),
yakni model formasi insitu dan model formasi endapan material tertransportasi
6
Peringkat Batubara
Ketebalan (m) Batubara coklat (brown coal) Batubara keras (hard coal)
Lapisan batubara minimal (m) ≥ 1,00 m ≥ 0,40 m
Lapisan batubara pengotor (m) ≤ 0,30 m ≤ 0,30 m
Sumber : Pedoman pelaporan, sumberdaya, dan cadangan batubara, SNI 2011
9
Pada tabel SNI 2011 di atas, kualitas batubara dibagi menjadi 2 (dua)
tingkatan, yaitu kualitas batubara energi rendah (brown coal : lignit dengan nilai
kalori 6.300 s/d 8.300 Btu/lb dan subbituminus dengan nilai kalori 9.500 s/d
11.500 Btu/lb ) dan kualitas batubara energi tinggi (hard coal : bituminous s/d
Antrasit
dilakukan sebagai nilai kehilangan (losess) dari ketebalan batubara yang akan
ditambang sebagai proses kegiatan coal cleaning.
Parameter-perameter yang mempengaruhi batas penambangan untuk
menghitung cadangan tertambang (meneable) sadalah SR (Stripping Ratio),
Pengetahuan jumlah (kuantitas) batubara dan jumlah batuan penutup yang harus
dipindahkan untuk mendapati perunit batubara sesuai dengan metode
penambangan merupakan konsep dasar dari nisbah kupas. Faktor rank, kualitas,
nilai kalori, dan harga jual menjadi sangat penting dalam perumusan nilai
stripping rasio. Faktor utama menentukan nilai ekonomis stripping rasio adalah
jumlah cadangan batubara, volume tanah penutup serta umur tambang.
Cadangan tertambang tidak akan mungkin diperoleh 100% dari cadangan
insitu, dimana akan terjadi dilusion sepanjang tahap penambangan. Sebelum
menghitung suatu nilai cadangan tertambang maka ada 2 faktor utama yang harus
dikuantifikasi yaitu:
1. Faktor pembatas cadangan (dalam penerapannya akan menjadi faktor
pembatas pit limit dalam penambangan).
2. Faktor losses (faktor-faktor kehilangan cadangan akibat tingkat keyakinan
geologi maupun akibat teknis penambangan). Perhitungan lapisan batubara
yang ditinggalkan yaitu 10 cm pada roof dan 10 cm pada floor. Hal ini
dilakukan pada interval lapisan batubara karena terkontaminasi dengan
lapisan pengotor (Asan Pasintik,2015).
adalah bagian dari sumberdaya batubara tertunjuk dan terukur yang dapat
ditambang secara ekonomis. Estimasi cadangan batubara harus memasukkan
perhitungan dilution dan losses yang muncul pada saat batubara ditambang.
Penentuan cadangan secara tepat telah dilaksanakan yang mungkin termasuk
studi kelayakan. Penentuan tersebut harus telah mempertimbangkan semua faktor-
faktor yang berkaitan seperti metode penambangan, ekonomi, pemasaran,
legal, lingkungan, sosial dan peraturan pemerintah. Penentuan ini harus dapat
memperlihatkan bahwa pada saat laporan dibuat, penambangan ekonomis dapat
ditentukan secara memungkinkan (SNI 5015: 2011). Cadangan batubara dibagi
sesuai dengan tingkat kepercayaannya ke dalam cadangan batubara terkira dan
cadangan batubara terbukti (lihat Gambar 2.8).
Klasifikasi sumberdaya dan cadangan batubara menurut Standar Nasional
Indosia (SNI) 5015:2011, adalah sebagai berikut :
1. Sumberdaya Batubara Tereka (inferred coal resource)
Bagian dari total estimasi sumberdaya batubara yang kualitas dan
kuantitasnya hanya dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang
rendah. Titik lnformasi yang mungkin didukung oleh data pendukung tidak
cukup untuk membuktikan kemenerusan lapisan batubara dan/atau
kualitasnya. Estimasi dari kategori kepercayaan ini dapat berubah secara
berarti dengan eksplorasi lanjut.
2. Sumberdaya Batubara Tertunjuk (indicated coal resource)
Bagian dari total sumberdaya batubara yang kualitas dan kuantitasnya
dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang masuk akal, didasarkan
pada informasi yang didapatkan dari titik-titik pengamatan yang mungkin
didukung oleh data pendukung. Titik lnformasi yang ada cukup untuk
menginterpretasikan kemenerusan lapisan batubara, tetapi tidak cukup untuk
membuktikan kemenerusan lapisan batubara dan/atau kualitasnya.
3. Sumberdaya Batubara Terukur (measured coal resource)
Bagian dari total sumberdaya batubara yang kualitas dan kuantitasnya
dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan tinggi, didasarkan pada
informasi yang didapat dari titik-titik pengamatan yang diperkuat dengan
12
SUMBERDAY CADANGAN
A
TEREKA
Tabel 2.2 Jarak Titik Informasi Menurut Kondisi Geologi (SNI 5015: 2011)
Kondisi Sumberdaya
Kriteria
Geologi Tereka Terunjuk Terukur
Sederhana Jarak Titik Informasi (m) 1000 < x ≤1500 500 < x ≤1000 x ≤ 500
Moderat Jarak Titik Informasi (m) 500 < x ≤1000 250 < x ≤ 500 x ≤ 250
Komplek Jarak Titik Informasi (m) 200 < x ≤400 100 < x ≤ 200 x ≤ 100
15
Z (x,y)
Node/ titik
simpul
P3 (x3,y3)
P2 (x2,y2)
P1 (x1,y1)
M1 M2 M3
Gambar 2.4 Luas Elemen Segitiga Dengan Fungsi Basis Orde Tiga
(Sumber : Mulyono Dwiantoro 2007)
Luas segitiga pada gambar 2.3 dapat dinyatakan dalam titik-titik kordinat
sebagai berikut :
A = ½ (x1y2 + x2y3 + x3y1 – x3y2 – x2y1 – x1y3) …………………….. (2.1)
Penentuan luas (A) elemen segitiga tersebut dapat dibuktikan dengan cara
sederhana yaitu sebagai berikut :
Luas Segitiga = Luas trapesium M3P3P1M1 + Luas Trapesium M2P2P3M3 –
Luas Trapesium M2P2P1M1
= ½ (x3 – x1) (y1+y3) + ½ (x2 - x3) (y2 + y3) – ½ (x2 –
x1) (y1 + y2)
= ½ (x1y2 + x2y3 + x3y1 – x3y2 - x2y1 - x1y3)
Luas segitiga tersebut dapat ditulis dalam bentuk determinan sebagai berikut :
1 x1 y1
Luas Segitiga |A| = ½ 1 x2 y2
1 x3 y3
22
………………………………………………..…. (2.2)
∑
∑ ……………………………………………………… (2.3)
Keterangan :
Zo = Nilai titik yang ditaksir
wi = Faktor bobot dari titik
Zi = Nilai dari titik penaksir
di = Jarak antara titik i dengan titik yang ditaksir
= Faktor eksponen (power) 1, 2, 3, 4, 5
Keterangan:
Xi : Nilai Estimasi
Fi : Nilai Pengukuran
N : Jumlah Prediksi
Annisa3, 2017)
Perhitungan
Aplikasi Metode Interpolasi Inverse sumberdaya
Perhitungan
Distance Weighting dalam
sumberdya menggunakan
Penaksiran Sumberdaya Laterit
nikel metode IDW baru
Nikel (Hendro Purnomo, 2018)
ditemukan pada
endapan bijih
Kebaruan (Novelty)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan yang dibahas dan teori yang pendukung menyelesaikan
pokok permasalahan maka dapat ditarik kesimpulannya adalah:
1. Mendapatkan hasil perhitungan ketebalan batubara dengan menggunakan
metode Finite Element Method dan Inverse Distance Weighted.
2. Dapat menganalisis metode perhitungan mana yang lebih baik dipergunakan
dengan memperhitngkan nilai ERROR terendah yang paling cocok
digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Dwiantoro, Mulyono. Lilik Eko Widodo dan Annisa. 2017. Pemodelan Matematis
Metode Elemen Hingga Untuk Menghitung Sumberdaya Batubara Daerah
Pondok Labu Cekungan Kutai Kalimantan Timur. Jurnal Geosapta. 3(2):99-
105.
Hariyadi, Sundek dan Rahman. 2017. Rancangan Teknis Desain Push Back
Penambangan Batubara pada Pit 1A di PT. Nata Energi Resources Job Site
PT. Atha Marth Naha Kramo Kabupaten Malinau Provinsi Kalimantan
Utara. Jurnal Geologi Pertambangan. 21 (2):26-39.
Pramono, H, Gatot. 2008. Akurasi Metode IDW dan Krigging Untuk Interpolasi
Sebaran sedimen Tersuspensi di Maros Sulawesi Selatan. Jurnal Forum
Geografi. 22(1):145-158.
Putri, Anastasya, Devi. Zaenal dan Linda Pulungan. 2018. Analisis Investasi dan
Kelayajan Ekonomi Batu Gamping Menjadi Kaput Tohor di PT. Damwo
Indo Kecamatan Padang Larang Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa
Barat. Prosidhing Teknik Pertambangan. 4(2):405-410.
Widodo, Sri. Anshariah. Dan Fajar Astaman Masulili. 2015. Studi Perbandingan
anta Metode Poligon dan Inverse Distance pada Perhitungan Cadangan Ni
PT. Cipta Mandiri Putra Perkasa Kabupaten Morowali. Jurnal Geomine.
3:148-154.