Anda di halaman 1dari 8

Definisi sampah

Definisi SAMPAH : - Semua jenis buangan yang bersifat padat atau semi padat yang dibuang
karena tidak dipergunakan dan tidak diinginkan keberadaannya ( Referensi : Tchobano
Glous)
• Sesuatu yang tidak dapat digunakan, dibuang, yang berasal dari kegiatan atau aktivitas
manusia ( Referensi A.P.H.A)
• Sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak disenangi atau
dibuang, sisa aktifitas kelangsungan hidup manusia

Sampah (UU-18/2008): Definisi sampah menurut UU-18/2008 tentang Pengelolaan Sampah


[68] adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.

KLASIFIKASI SAMPAH KOTA: GARBAGE; RUBBISH:Terbakar:Kertas, plastik, tekstil, karton,


karet, kulit, kayu, sampah kebun; tak terbakar: Kaca, kaleng, aluminium, ferrous, Non
ferrous; DUST; ASHES; DEMOLITION & CONSTRUCTION WASTE; SPECIAL WASTE: Mobil
bekas, bangkai binatang, sampah jalan; TREATMENT-PLANT WAST

SIFAT FISIK SAMPAH KOTA • Berguna untuk penyediaan alat & antisipasi dampak • Terdiri
dari: – Berat jenis (target = 600 kg/m3 ) – Kandungan air/kelembaban – Ukuran partikel &
distribusi ukuran – Kapasitas medan – Koefisien kelulusan air pada sampah yg sudah
terkompaksi

Sifat-sifat sampah
SIFAT KIMIA SAMPAH KOTA • Terdiri dari – Unsur kimia dominan (C,H,O,N,S, Ash) – Kalori
bakar (energy content)  600–1400 BTU – T pada proses dekomposisi – T untuk pembakaran
 abu (1200C) – Analisa penyusutan setelah pembakaran, analisa partikel terlepas ke atm
dan residu abu

SIFAT BIOLOGI SAMPAH KOTA • Komposisi bahan organik  pembentukan gas  vektor lalat
• Proses laju penguraian tgt habitat aerobik, anaerobik & fakultatif • Dihasilkannya air lindi
(leachate) – Vol dipengaruhi curah hujan – Pengolahan  kolam oksidasi atau kolam anaerab
(td = 30 hr)

KARAKTERISTIK SAMPAH KOTA • Kuantitas dan Kualitas sangat tergantung pada income
(GNP) – Low income < High income Cs = Pertambahan kuantitas sampah (%); Cp =
Pertambahan produk pertanian (%); Ci = Pertambahan produk industri (%); Cg =
Pertambahan GNP (%) P = Pertambahan jumlah penduduk (%)  Faktor lain:  Lokasi
geographis, musim, frekuansi pengangkutan, pencacah sampah, karakteritik populasi, sikap
penduduk, recycle, peraturan.

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses
alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan
setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan
manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Sampah merupakan material sisa baik dari hewan, manusia, maupun tumbuhan yang tidak
terpakai lagi dan dilepaskan ke alam dalam bentuk padatan, cair ataupun gas.
Sampah dibagi 2 yaitu sampah padat dan cair. Sampah padat ialah hasil sisa dari manusia
berupa zat padat dan sebaliknya

Jenis-jenis sampah:
Berdasarkan sumbernya
Sampah alam
1. Sampah manusia
2. Sampah konsumsi
3. Sampah nuklir
4. Sampah industri
5. Sampah pertambangan

Berdasarkan sumbernya

1. Sampah alam
2. Sampah manusia
3. Sampah konsumsi
4. Sampah nuklir
5. Sampah industri
6. Sampah pertambangan

Berdasarkan sifatnya-sifatnya

 Sampah organik - dapat diurai (degradable)


Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran,
daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
Contohnya : Daun, kayu, kulit telur, bangkai hewan, bangkai tumbuhan, kotoran hewan dan
manusia, Sisa makanan, Sisa manusia. kardus, kertas dan lain-lain.

 Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)


Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan
sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersial atau sampah yang laku dijual
untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah
plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan
kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.

 beracun (B3): limbah dari bahan-bahan berbahaya dan beracun seperti limbah rumah
sakit, limbah pabrik dan lain-lain.

Bentuk-bentuk sampah
Berdasarkan bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang.
Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:
Sampah padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair.
Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas
dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan
sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang
mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-
potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada
waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi
menjadi:

1. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses
biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah
pertanian dan perkebunan.
2. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi.
Dapat dibagi lagi menjadi:
 Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki
nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
 Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat
diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan
lain-lain.
Sampah cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan
dibuang ke tempat pembuangan sampah.
 Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen
yang berbahaya.
 Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat
cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam
dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi.
Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri
(dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi.
Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah
sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami,
seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar,
sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di
lingkungan pemukiman.
Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-
hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya
serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan)
penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada
dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia
dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan
teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang
misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.
Sampah konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang,
dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah
sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini
pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses
pertambangan dan industri.

Limbah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang
menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga
manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi
tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang
garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).
Tong sampah biru di Berkshire, Inggris
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, daur ulang, atau
pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah
yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya
terhadap kesehatan, lingkungan, atau estetika. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk
memulihkan sumber daya alam (resources recovery). Pengelolaan sampah bisa melibatkan
zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keterampilan khusus untuk masing-
masing jenis zat.
Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara berkembang,
berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan dan antara daerah
perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari
pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah
daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh
perusahaan pengolah sampah.
Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, di antaranya tipe zat
sampah, lahan yang digunakan untuk mengolah, dan ketersediaan lahan.

2 pola dasar CARA PENGELOLAAN LIMBAH SAMPAH (1) Konvensional, bersifat pasif yang
lebih menekankan kepada penanganan sampah yg dihasilkan ( end of pipe). Sistematika
kerja masih bisa mengandalkan berbagai pola penanganan yang dilakukan pemerintah.
Misalnya sistem manajemen pembentukan TPA, pengolahan akhir yang dapat dipakai
berulang ( sanitary landfill reusable), penggunaan alat pembakar sampah ( incinerator),
penanaman sampah ( landfilling), sistem pembuangan terbuka ( open dumping), hingga
bentuk kerjasama penanganan sampah yang melibatkan beberapa jaringan internasional.
Karakteristiknya - Adanya keterlibatan Pemda dan negara ( penyediaan TPA, anggaran
keuangan, pajak sampah, penyediaan sarana angkut, sdm) - Memerlukan lahan yang luas -
Merupakan ajaran klasik, namun belum menyentuh akar permasalahan manajemen
sampah. (2).Mencegah timbulnya masalah sampah sebelum ada ( clean production) -
Merupakan penanganan yang sifatnya preventif - Mengutamakan penyadaran masyarakat -
Kesadaran dimulai dari perlakukan terhadap komoditi barang dengan prinsif 3 R ( Recycling,
Reduce, Reuse ) - Konsep ini dijalankan secara mandiri oleh konsumen - Pemilihan gaya
hidup konsumen yang bersifat clean production tampak ketika menentukan skala prioitas
sebelum membeli suatu komoditi. - Pemilihan tersebut berupa pemilihian komoditis yg
tahan lama, dapat didaur ulang dan ramah lingk. - Mengedepankan lokalitas, dimana setiap
individu mempunyai kebijakan loka dalam menangani masalah sampah yang muncul.
Recycle ( daur ulang ) sampah sebelum digunakan perlu diolah ulang terlebih dahulu. Bahan-
bahan yang dapat direcycle atau didaur-ulang seperti kertas atau sampah bekas, pecahan-
pecahan gelas atau kaca, besi atau logam bekas dan sampah organik yang berasal dari dapur
atau pasar dapat didaur-ulang menjadi kompos (pupuk). Recycle (daur-ulang) ini juga dapat
mengubah sampah menjadi energi panas yang dikenal dengan proses insenerasi. Insenerasi
sederhana sudah ada yang melakukan oleh beberapa industri misal di Jakarta, yaitu
menggunakan limbah padat dalam bentuk lumpur hasil akhir pengolahan air limbahnya
tidak dibuang ke tanah tetapi digunakan sebagai bahan bakar setelah mengalami
pengeringan.

CARA PEGELOLAAN SAMPAH DENGAN 3 R

1. REDUCE (MENGURANGI SAMPAH) Mengurangi sampah dan menghemat pemakaian


barang. Contohnya, saat belanja di kantin, jika memungkinkan tidak memakai tas kresek.

2. REUSE (PEMANFAATAN ULANG) Upaya untuk menggunakan kembali sampah secara


langsung. 1. Seperti menggunakan botol isi ulang 2. Memanfaatkan balik kertas yang masih
kosong 3. Memanfaatkan kertas bekas untuk amplop. 4. Memanfaatkan kaleng bekas untuk
pot bunga 5. Memanfaatkan sisa makanan atau sayur untuk makanan ternak atau ikan.

3. RECYCLE (DAUR ULANG) Mendaur ulang barang yang bisa didaur ulang. 1. Mengolah
sampah kertas menjadi kertas daur ulang/kerajinan 2. Mengolah bungkus bekas menjadi
aneka kerajinan 3. Mengolah gabus styrofom menjadi bataco, pot bunga 4. Mengolah
sampah organik menjadi kompos.

PENGOLAHAN SAMPAH • Fisika – Pembakaran  insinerator • Kimia – Desinfeksi • Biologi


– Komposting  aerob – Anaerobic digester – Landfill

Metode Pembuangan
1. Penimbunan darat

Penimbunan darat sampah di Hawaii.


Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang
sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya
dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang
dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan
menjadi tempat penimbunan sampah yang higienis dan murah. Sedangkan penimbunan
darat yang tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai
masalah lingkungan, di antaranya angin yang berbau sampah, menarik berkumpulnya hama,
dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah
gas metana dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya.

Kendaraan pemadat sampah penimbunan darat.


Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern di antaranya adalah metode
pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau plastik pelapis. Sampah
biasanya dipadatkan untuk mengurangi volume dan menambah kestabilannya, dan ditutup
untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem
pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan
dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di
mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.

2. Daur ulang
Proses pemilahan sampah yang masih memiliki nilai secara materiil untuk digunakan
kembali disebut sebagai daur ulang (reuse). Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah
mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil energi dari bahan yang
bisa dibakar untuk membangkitkan listrik
3. Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan
menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang
dikumpulkan untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang
sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah
yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminium, kaleng baja
makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan
kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa didaur ulang. Daur ulang
dari produk yang kompleks seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian-
bagiannya harus diurai dan dikelompokkan menurut jenis bahannya.
4. Pengolahan biologis
Material sampah organik, seperti residu tanaman, sampah makanan, atau kertas, bisa diolah
dengan menggunakan proses biologis menjadi kompos, atau dikenal dengan istilah
pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas
metana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin
Program di Toronto, Kanada,[1] di mana sampah organik rumah tangga, seperti sampah
dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk dikomposkan.
5. Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi
bahan bakar tipe lain. Daur ulang melalui cara perlakuan panas bervariasi mulai dari
menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau pemanas, sampai penggunaannya
untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-
generator. Pirolisis dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakuan panas yang saling terkait,
ketika sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan anaerobik. Proses ini biasanya
dilakukan di wadah tertutup pada tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah
sampah menjadi produk berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk
menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa
dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan gasifikasi busur plasma yang
canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi gas
sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk
menghasilkan listrik dan uap.
Metode pencegahan dan pengurangan
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah
terbentuk, atau dikenal juga dengan "pencegahan sampah". Metode pencegahan termasuk
penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain
produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun
menggantikan tas plastik), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang
sekali pakai (contohnya kertas tisu), dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang
lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).
Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik
1. Longsor tumpukan sampah
2. Sumber penyakit
3. Pencemaran lingkungan
4. Menyebabkan banjir

Anda mungkin juga menyukai