PUTRA MEKONGGA
SEJAHTERA KECAMATAN POMALAA KABUPATEN KOLAKA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
OLEH
IIS SAHNIAR
170910080
AGUSTUS
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-NYA sehingga kita diberi kesempatan untuk menyusun
KKN/KP ini dengan judul” STUDI PEMBUATAN DRAINASE PADA PT.
PUTRA MEKONGGA SEJAHTERA”. Kegiatan KKN/KP ini merupakan salah
satu syarat untuk studi teknik pertambangan yang berbobot 2 sks dimana
dilakukan pada semester 6. Melalui KP diharapkan mahasiswa dapat memperluas
pengetahuan dan pemahaman mengenai disiplin ilmu dengan melihat
penerapannya secara nyata.
Untuk itu, saya menyusun dengan mengajukan proposal usul ini dengan
guna memenuhi syarat kerja praktek (KP) di perusahaan yaitu PT Putra
Mekongga Sejahtra.
Demikian usul permohonan ini saya buat. Atas perhatian, kerjasama dan
bantuan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.
Penulis
IIS SAHNIAR
NIM 170910080
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Pembimbing
Hasriyanti, ST .,MT
NIDN : 0027038704
Mengetahui,
iii
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah...........................................................................................2
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian............................................................................................2
BAB II TINJAUAN UMUM.................................................................................4
2.1 Sejarah Perusahaan ..........................................................………….......4
2.2 Kesampaian Daerah ...............................................................................4
2.3 Lokasi dan Luas Wilayah IUP ...............................................................6
2.4 Morfologi ...............................................................................................7
2.5 Struktur Geologi Wilayah Sekitar ..........................................................8
2.6 Keadaan Daerah Penelitian ..................................................................10
BAB III LANDASAN TEORI.............................................................................18
3.1 Nikel.............................................................................................................18
3.2 Sifat-Sifat Nikel...........................................................................................18
2.3 pengertian drainase.......................................................................................18
BAB IV METODOLOGI....................................................................................20
4.1 Metodologi...................................................................................................20
4.2 Penyaliran pada tambang terbuka.................................................................20
4.2 Bagan alir......................................................................................................22
BAB V PENUTUP................................................................................................23
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Nikel merupaka salah satu barang tambang yang sangat berharga dan
memiliki nilai jual tinggi di pasaran dunia. Hal ini disebabkan manfaatnya begitu
besar bagi kehidupannsehari-hari. Beberapa manfaat dari bijih nikel adalah dapat
digunakan untuk pembuatan anti karat, campuran dalam pembuatan stailess stell
dan berbagai jenis barang lainnya.Bijih nikel diperoleh dari endapan nikel laterit
yang terbentuk akibat pelapukan batuan ultramafik yang mengandung nikel 0,2-
0,4 %. Nikel laterit nitemukan pada daerah tropis, dikarenakan iklim yang
mendukung terjadinya pelapukan, selain topografi drainase, tenaga tektonik,
batuan induk, dam struktur geologi.
1
1.2 Rumusan masalah
2
1.6 Sistematika penulisan
Bab I Pendahuluan.
Bab ini berisi bahasa mengenai latar belakang kerja praktek, tujuan
kerja praktek, mamfaat kerja praktek serta sistematika penulisan.
Bab ini berisi bahasa mengenai reklamsi pasca tambang, tanah, top
soil, revegetasi, pupuk kompos, pembena tanah.
Bab V Penutup
3
BAB II
TINJAUAN UMUM
PT. ANTAM
Tbk
4
2.2 Kesampaian Daerah
Kegiatan Penelitian ini diusulkan pada PT. Putra Mekongga Sejahtera
secara administratif terletak di Kecamatan Pomala, Kabupaten Kolaka, Propinsi
Sulawesi Tenggara.
\
( sumber : rian anugrah )
Gambar 2.2 Peta lokasi ketersampaian
5
Untuk mencapai lokasi penambangan dan sekitarnya dapat ditempuh dengan
rute sebagai berikut :
- Kabupaten Kolaka Utara – Kecematan Pomala
Dapat di tempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat
dengan waktu tempuh ± 5 jam.
- Ibu Kota Kendari – Kecematan Pomalaa
Dapat di tempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda
empat dengan waktu tempuh ± 4 jam
- Kabupaten Kolaka – kantor PT.Putra Mekongga Sejahtera
Mempergunakan angkutan beroda empat dan dua dengan waktu tempuh ± 30
menit
- Kampus Tanggetada USN- kantor PT.Putra Mekongga Sejahtera
Dapat di tempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat
dengan waktu tempuh ± 30 Menit
- Provinsi Sulawesi Selatan – Kecematan Pomala
Dapat di tempuh dengan menggunakan kapal peri dimulai dari pelabuhan
bajoe samapai di pelabuhan kolaka dengan waktu tempuh ± 8 jam kemudian
di lanjutkan dengan kendaraan roda dua dan roda empat untuk sampai kelokasi
PT.Putra Mekongga Sejahtera
6
Melanges pre Miosen di Selatan dan Barat terdiri dari sekis yang berarah
Tenggara dengan body ultrabasa kecil. Batuan ini telah mengalami pelapukan
kuat dan membentuk plateau tersayat yang letaknya lebih rendah (“Low Lying
Dissected Plateau”) dengan pembentukan endapan bijih nikel yang terpencar
terutama disepanjang pinggiran seperti endapan nikel Pomalaa yang ditambang
oleh PT. Putra Mekongga Sejahtera.
Blok daerah besar yang terpatahkan keatas mempunyai relief lebih dari
600 meter dan sedang mengalami erosi yang sangat aktif. Daerah lainnya yang
terdepresi terdiri dari plateau yang ditutupi oleh laterit dan sebagian lagi oleh
Ferikrit “Iron Capping” dengan daerah tepian yang telah tersayat disertai oleh
perkembangan pembentukan endapan nikel yang baik,
7
2.3.1 Geomorfologi
Berdasarkan relief dan batuan penyusun diwilayah Kabupaten Kolaka secara
umum dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) satuan morfologi, yaitu :
a Morfologi pegunungan
Satuan morfologi pengunungan menempata bagian terluas di kawasan ini, terdiri
atas pegunungan Mekongga, pegunungan Tangkelemboke, pegunungan
Mendoke, dan pegunungan Rumbia yang terpisah di ujung selatan lengan
tenggara. Puncak tertinggi adalah pegunungan Mekongga dengan ketinggian
2790 Mdpl. Rangkaian pegunungan ini memiliki pola yang hamper sejajar
berarah barat laut-tenggara. Arah ini sesajar dengan pola struktur sesar reginal di
kawasan ini, pola ini mengindikasikan bahwa pembentukan pegunungan itu erat
hubungannya dengan sesar regional. Satuan pegunungan dibentuk oleh batuan
malih dan batuan ofiolit, berdasarkan hasil penelitian pegunugan yang disusun
oleh batuan ofiolit mempunyai punggung gunung yang panjang dan lurus dengan
lereng relative lebih rata serta kemiringan yang tajam, sementara itu pegunugan
yang dibentuk oleh batuan malih, punggung gunungnya terputus pendek-pendek
dengan lereng yang tidak rata walaupun bersudut tajam.
b Morfologi perbukitan tinggi
Menempati bagian selatan lengan tenggara, terutama di selatan kota kendari.
Satua ini terdiri atas bukit-bukit yang mempunyai ketinggian 500 Mdpl dengan
morpologi kasar. Batuan penyusun morfologi ini berupa batuan sedimen Klastika
Mesozoikum dan Tersier.
c Morfologi perbukitan rendah
Melempar luas di utara Kendari dsn ujung selatan lengan tenggara Sulawesi.
Satuan ini terdiri atas bukit kecil dan rendah dengan morfologi yang
bergelombang. Batuan penyusun satuan ini adalah batuan Sedimen Klastika
Mesozoikum dan Tersier.
d Morfologi pedataran
Dijumpai dibagian tengah ujung selatan lengan tenggara Sulawesi. Tepi selatan
dataran Wawotobi dan dataran Sapara berbatasan langsung dengan morfologi
pegunungan. Penyebaran morfologi ini tampak sangat dipengaruhi oleh sesar
geser mengisi ( sesar Kolaka dan Sistem Sesar Konaweha ). kedua system ini
8
diduga masih aktif, yang ditunjukkan oleh adanya torehan pada endapan aluvial
dalam kedua dataran tersebut (Surono dkk,1997) sehingga sangat mungkin
kedua dataran ini mengalami penurunan.
Dataran Langkowala yang melampar luas di ujung selatan Lengan Tenggara,
merupakan dataran rendah. Batuan penyusunnya terdiri atas batupasir kuarsa dan
konglomerat kuarsa Formasi Langkowala. Dalam dataran ini mengalir sungai-
sungai yang pada musim hujan berair melimpah sedang pada musim kemarau
kering. Hal ini mungkin disebabkan batupasir dan konglomerat sebagai dasar
sungai masih lepas, sehingga air dengan mudah merembes masuk ke dalam
tanah. Sungai tersebut di antaranya Sungai Langkowala dan Sungai Tinanggea.
Batas selatan antara Dataran Langkowala dan Pegunungan Rumbia merupakan
tebing terjal yang dibentuk oleh sesar berarah hampir barat-timur.
e Morfologi Karst
Morfologi karst melampar di beberapa tempat secara terpisah. Satuan ini
dicirikan perbukitan kecil dengan sungai di bawah permukaan tanah. Sebagian
besar batuan penyusun satuan morfologi ini didominasi oleh batugamping
berumur Paleogen dan selebihnya batugamping Mesozoikum. Batugamping ini
merupakan bagian Formasi Eemoiko, Formasi Laonti, Formasi Buara dan bagian
atas dari Formasi Meluhu. Sebagian dari batugamping penyusun satuan
morfologi ini sudah terubah menjadi marmer. Perubahan ini erat hubungannya
dengan pensesar-naikkan ofiolit ke atas kepingan benua.
9
(sumber : Rian Anugrah)
Gambar 2.4 Peta Satuan Morfologi Kabupaten Kolaka
10
2.3.2. Topografi
Keadaan topografi setempat sangat mempengaruhi sirkulasi air beserta reagen-
reagen lain. Untuk daerah yang landai maka air akan begerak perlahan-lahan
sehingga mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih dalam melalui
rekahan-rekahan atau pori-pori batuan. Akumulasi endapan umumnya berada di
daerah yang landai sampai kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa ketebalan
pelapukan mengikuti bentuk topografi. Pada daerah yang curam jumlah air yang
meluncur “run off” lebih banyak dari pada air yang meresap, ini dapat menyebabkan
pelapukan kurang intesif. Pada tempat-tempat dimana terdapat keseimbangan, nikel
akan mengendap melalui proses pelapukan kimia.
2.3.3. Stratigrafi
Secara regional, daerah studi terutama tersusun oleh kelompok Batuan Ultra
basa (Ku) yang berumur Kapur dan Endapan Aluvial berumur Holosen. Batuan ultra
basa di Sulawesi Tenggara merupakan kelompok batuan ofiolit (Ku) yang terdiri atas
peridotit, harsburgit, dunitd an serpentinit. Peridotit, berwarna hitan kehijauan,
kecoklatan; berbutir sedang sampai kasar, fanerik, hablur penuh, yang tersusun oleh
mineral piroksen, olivin, dan sekitar plagioklas serta bijih.
Harsburgit, berwarna hijau kehitaman, berbutir menengah, Fanerik,
hipidiomofik, sebagian telah terserpentinkan. Dunit, berwarna hijau tua; berbutir
halus sampai sedang; granular dengan bentuk Kristal tidak sempurna (anhedral),
terdiri dari olivin dengan sedikit piroksen. Serpentinit, kelabu kehijauan; agak keras
setempat mengandung asbes; biasanya terdapat pada lajur sesar. Pada umumnya
bantuan ultramafik di daerah ini telah mengalami pelapukan cukup kuat yang
menghasilkan lapisan laterit, mencapai ketebalan beberapa meter sampai belasan
meter. Mineral garnierite, magnesit dan oksidabesi sering di jumpai didaerah
ini.Satuan ini adalah bantuan asal kerak samudera yang merupakan batuan dasar dan
lajur Hialu. Bantuan ofolit ini tertidih takselaras dengan formasi Matano yang
berumur kapurakhir. Sehingga umur batuan diduga lebih tua dari kapur akhir.
Endapan Aluvial terdiri atas endapan berukuran kerikil, kerakal, pasir,
lempengan dan lumpur. Sebenarnya terdapat di daerah daratan sekitar muara sungai
besar yang didaerah penyelidikan dijumpai disekitar Lahumbuti dan sekitarnya.
11
2.3.4. Struktur Geologi
Endapan bijih nikel yang ditemukan di daerah Pomalaa adalah termasuk bijih
nikel laterit yang terbentuk oleh hasil pelapukan batuan ultrabasa yang terdapat di
Sulawesi Tenggara.
Keterdapatan endapan bijih nikel di daerah Kolaka – Pomalaa meliputi pulau
Lemo, pulau Maniang, di perbukitan Pomalaa, Tanjung Pakar dan Batu Kilat. Batuan
dasarnya yaitu peridotit dan serpentinit yang penyebarannya tidak merata.
Secara umum pada daerah pomala banyak terdapat rekahan-rekahan kecil
yang akan mempermudah dan mempercepat proses pelapukan terhadap batuan
induknya. Rekahan-rekahan kecil ini umumnya telah terisi oleh mineral-mineral
sekunder seperti silica dan magnesium.
Terdapat dua kelompok utama dari rekahan-rekahan ini yang pertama
umumnya diisi oleh mineral-mineral garnierite dan asbes, sedangkan rekahan yang
ke dua umumnya diisi oleh mineral kaldeson (silica).
12
untuk penyiraman debu pada jalan-jalan tambang. Dan jika dalam musim penghujan,
penambangan tidak dapat dilakukan secara optimal karena lokasi dan jalan tambang
menjadi becek akibat genangan air sehingga mempengaruhi faktor K3 dan kinerja
alat mekanis. adapun data curah hujan Kabupaten Kolaka Kecematan Pomala yaitu
seperti table 2.1.
13
Table 2.1
Data Curah Hujan mulai tahun 2008-2017
TAHUN DATA JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
2008 RR 132.6 66.6 269.7 196.8 159.3 154.90 76.7 169.0 167.0 202.5 327.2 93.2
2009 RR 106.3 160.8 192.2 216.8 271.1 68.9 154.6 23.1 2.1 108.5 220.1 243.9
2010 RR 138.9 221.3 224.8 185.4 286.5 304.1 277.8 272.7 469.7 349.5 314.0 258.8
2011 RR 213.4 46.5 231.3 115.2 191.4 68.5 93.8 16.8 124.2 141.3 199.3 236.7
2012 RR 168.8 203.8 327.8 273.8 229.7 47.3 141.8 15 46.1 203.9 81.1 139.8
2013 RR 284.8 52.9 178.5 562.1 241.3 195.4 362.6 48.2 38.2 30.1 172.5 0
2014 RR 281.0 193.9 374.6 300.2 220.4 203 41.2 0 0 100.3 100.3 213.6
2015 RR 190.5 221.0 162.0 208.5 124.5 220.5 37.0 0 0 8.5 31.5 102.5
2016 RR 269.0 148.5 234.0 348.5 133.5 155.0 100.0 45.0 54.0 135.0 203.7 191.0
2017 RR 228.5 267.0 144.5 234.1 267.8 262.4 202.3 75.9 147.3 200.5 284.6 214.1
(Sumber : BMKG Pomala-Kolaka, Sulawesi Tenggara)
14
2.4.3 Tahapan Penambangan
Cara atau teknik yang dilakukan untuk membebaskan atau mengambil
endapan bahan galian yang mempunyai arti ekonomis dari batuan induknya untuk
di olah lebih lanjut sehingga dapat memberikan keamanan dan keselamatan kerja
yang baik serta meminimalisasi dampak lingkungan yang dapat ditimbulkannya.
Merupakan kegiatan yang dilakukan baik secara sederhana (manual) maupun
mekanis yang meliputi, pemberaian, pemuatan dan pengangkutan bahan galian.
Beberapa tahapan kegiatan penambangan secara garis besar adalah:
a. Pembersihan lahan (Land clearing)
Clearing adalah kegiatan pembersihan lahan dari semak-semak belukar,
pepohonan dan bongkahan-bongkahan yang dapat menghambat kegiatan-
kegiatan penambangan.
15
2.4.4 Penambangan
Adapun rangkaian kegiatan penambangan meliputi :
a. Penggalian/pembongkaran
Pekerjaan penggalian adalah merupakan pekerjaan yang dilakukan untuk
mengambil atau membebaskan bijih dari batuan induknya dan ditumpuk pada
tempat penumpukan sementara (penumpukan di front penambangan).
Penambangan bijih nikel di PT. Putra Mekongga Sejahtera dilakukan dengan
cara tambang terbuka dan cara penggaliannya bersifat memilih disebabkan
karena kadar dari bijih yang tidak merata guna memenuhi kebutuhan ekspor.
Penggalian bijih dimulai dari bench yang paling atas, hal ini diterapkan agar
bahaya longsor dapat dihindarkan sehingga penggalian berjalan dengan lancar.
b. Pemuatan bijih
Pemuatan (Loading) bijih nikel hasil penggalian dapat dilakukan dengan alat
gali yaitu backhoe. Bijih nikel yang dimuat adalah bijih nikel yang telah
ditumpuk oleh alat gali di front penambangan. Tetapi bila terpaksa backhoe
menggali bijih nikel dan langsung dimuat ke alat angkut. Sistem pemuatan
yang digunakan adalah single side loading yaitu sistem pemuatan dimana alat
muat Excavator Back Hoe melakukan pemuatan material bijih ke satu alat
angkut Dump Truck, sedangkan pola dumping yang digunakan adalah rear
dump yaitu mengosongkan muatan ke belakang.
c. Pengangkutan Bijih
Pengangkutan bijih nikel pada PT. Putra Mekongga Sejahtera yaitu proses
pemindahan bijih nikel dari front penambangan menuju pelabuhan dengan
menggunakan alat angkut dump truck.
d. Penjualan/Pengapalan
Penjualan merupakan kegiatan memasarkan hasil tambang yang berupa ore
kepada pihak pembeli. Penjualan pada PT. Putra Mekongga Sejahtera bekerja
sama dengan pihak asing yaitu XJX yang merupakan kontaktor dari Cina.
16
1. L
and Clearing
2. Pengangkutan T
op Soil 3. Penumpukan T
op Soil
Hitaci
By : Aria nto Ma ja
4 .Pe n a m b a n g a n
Hitaci 5 . Pe ng a ng kuta n
6 . Pe num p uka n
7 .Pe n g a p a la n
Hitaci
Luas bukaan sampai akhir tahun 2017 adalah seluas ± 40,80 ha. Sejak
berlakunya UU no.4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara, kegiatan PT. Putra
Mekongga Sejahtera terkonsentrasi pada kegiatan reklamasi dan pengelolaan li
ngkungan tambang.
17
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Nikel
Nikel adalah logam putih seperti perak yang bersifat keras dan anti karat.
Logam ini membantu dalam proses perubahan beberapa logam olahan dalam
bentuk larutan yang menghasilkan energi panas. Selain itu, Ni juga berperan
penting dalam bentuk paduan logam (alloy) seperti stainlestel yang mengandung
18% Ni dan 8% Cr dan nikhrome yang mengandung 80% Ni dan 20% Cr
disarankan oleh Roberts (Rusmini: 2010)
Nikel bersifat liat, terdapat di tempat yang sangat kokoh. Logam ini
melebur pada 1455 derajat celcius. Selain itu nikel mempunyai sifat tahan karat
dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi.
Kom dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat dan keras, mudah
ditempa, sedikit ferromagnetis, dan merupakan konduktor yang agak baik
terhadap panas dan listrik. Nikel tergolong dalam grouf logam besi – kobal, yang
dapat menghasilkan alloy yang sangat berharga.
Rumus aliran
Untuk perencanaan ruas air saluran dianggap sebagai aliran tetap, dan untuk itu
ditetapkan rumus strickler.
18
V =k R 2/ 3 I 1/ 2
A
R=
P
A=(b+ mh)h
P=b+2 h √m 3 +1
Q=VA
b=nh
dimana:
H = tinggi air,m
19
BAB IV
METODOLOGI
4.1 Metodologi
a. Mine drainage
Merupakan upaya untuk mecegah masuknya air kedalam penambangan.
Hal ini umumnya dilakukan untuk penanganan air tanah dan air yang
berasal dari sumber air permukaan
b. Mine dewatering
Merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke
area penambangan. Upaya ini terutama untuk mengenai air yang berasal
dari air hujan.
20
Data primer :
1. Perencanaan drainase
2. Perawatan drainase
3. Pengumpulan data saluran drainase
Data skunder
1. Data penggunaan drainase
2. Spesifikasi drainase
3. Mengkaji produktifitas drainase
21
4.2 Bagan alir
STUDI PUSTAKA
OBSERVASI
PENGAMBILAN DAN
PENGUMPULAN DATA
PENGOLAHAN DATA
Data estimasi aliran drainase
PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
22
BAB V
PENUTUP
23
DAFTAR PUSTAKA
24