Anda di halaman 1dari 28

STUDI PEMBUATAN DRAINASE PADA PT.

PUTRA MEKONGGA
SEJAHTERA KECAMATAN POMALAA KABUPATEN KOLAKA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

OLEH

IIS SAHNIAR

170910080

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SEMILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

AGUSTUS

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-NYA sehingga kita diberi kesempatan untuk menyusun
KKN/KP ini dengan judul” STUDI PEMBUATAN DRAINASE PADA PT.
PUTRA MEKONGGA SEJAHTERA”. Kegiatan KKN/KP ini merupakan salah
satu syarat untuk studi teknik pertambangan yang berbobot 2 sks dimana
dilakukan pada semester 6. Melalui KP diharapkan mahasiswa dapat memperluas
pengetahuan dan pemahaman mengenai disiplin ilmu dengan melihat
penerapannya secara nyata.

Untuk itu, saya menyusun dengan mengajukan proposal usul ini dengan
guna memenuhi syarat kerja praktek (KP) di perusahaan yaitu PT Putra
Mekongga Sejahtra.

Demikian usul permohonan ini saya buat. Atas perhatian, kerjasama dan
bantuan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Kolaka Agustus 2020

Penulis

IIS SAHNIAR
NIM 170910080

ii
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : STUDI PEMBUATAN DRAINASE PADA PT. PUTRA


MEKONGGA SEJAHTERA KECAMATAN POMALAA
KABUPATEN KOLAKA PROVINSI SULAWESI
TENGGARA
OLEH : IIS SAHNIAR
NIM : 170910080

Kolaka, 26 Agustus 2020

Menyetujui,

Pembimbing

Hasriyanti, ST .,MT
NIDN : 0027038704

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Pertambangan

Ir.Sahrul, ST .,MT .,IPP


NIDN: 091708860
DAFTAR ISI

iii
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah...........................................................................................2
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian............................................................................................2
BAB II TINJAUAN UMUM.................................................................................4
2.1 Sejarah Perusahaan ..........................................................………….......4
2.2 Kesampaian Daerah ...............................................................................4
2.3 Lokasi dan Luas Wilayah IUP ...............................................................6
2.4 Morfologi ...............................................................................................7
2.5 Struktur Geologi Wilayah Sekitar ..........................................................8
2.6 Keadaan Daerah Penelitian ..................................................................10
BAB III LANDASAN TEORI.............................................................................18
3.1 Nikel.............................................................................................................18
3.2 Sifat-Sifat Nikel...........................................................................................18
2.3 pengertian drainase.......................................................................................18
BAB IV METODOLOGI....................................................................................20
4.1 Metodologi...................................................................................................20
4.2 Penyaliran pada tambang terbuka.................................................................20
4.2 Bagan alir......................................................................................................22
BAB V PENUTUP................................................................................................23

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Drainase merupakan infrastuktur yang sangat penting bagi suatu wilayah.


Secara umum, drainase didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu konteks pemanfaatan
tertentu.sedangkan drainase tambang adalah mencegah air masuk kelokasi
penambangan dengan cara membuat saluran terbuka sehingga air limpasan yang
akan masuk kelibang bukaan dapat langsung di alirkan keluar lokasi
penambangan,upaya ini umumnya dilakukan untuk penambangan air tanah yang
berasal dari sumber air permukaan. Suatu sistem drainase yang baik haruslah
mampu menampung dan mengalirkan air semaksimal mungkin, sehingga tidak
akan terjadi genangan air dan banjir saat hujan turun.

Nikel merupaka salah satu barang tambang yang sangat berharga dan
memiliki nilai jual tinggi di pasaran dunia. Hal ini disebabkan manfaatnya begitu
besar bagi kehidupannsehari-hari. Beberapa manfaat dari bijih nikel adalah dapat
digunakan untuk pembuatan anti karat, campuran dalam pembuatan stailess stell
dan berbagai jenis barang lainnya.Bijih nikel diperoleh dari endapan nikel laterit
yang terbentuk akibat pelapukan batuan ultramafik yang mengandung nikel 0,2-
0,4 %. Nikel laterit nitemukan pada daerah tropis, dikarenakan iklim yang
mendukung terjadinya pelapukan, selain topografi drainase, tenaga tektonik,
batuan induk, dam struktur geologi.

PT.Putra Mekongga Sejahtra merupakan perusahan yang bergerak di


bidang pertambangan bijih nikel. Lokasi penambangan PT.Putra Mekongga
Sejahtra, kecematan Pomalaa Kabupaten Kolaka, sulawesi tenggara. Sistem
penambangan yang digunakan adalah sistem tambang terbuka (open pit).

1
1.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dari studi kerja praktek ini adalah.

1. Bagaimana prosedur pembuatan drainase pada PT. Putra Mekongga


Sejahtra?
2. Bagaimana dimensi drainase yang digunakan pada PT. Putra Mekongga
Sejahtra?

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada studi kerja praktek ini adalah :

1. Studi ini hanya membahas tentang bagaimana metode pembuatan drainase


pada PT. Putra Mekongga Sejahtra
2. Drainase yang dimaksud adalah drainase yang digunakan untuk
mengalirkan air limpasan dari pit ke check dam

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui prosedur pembuatan drainase PT. Putra Mekongga


Sejahtra
2. Untuk mengetahui dimensi drainase yang digunakan pada PT. Putra
Mekongga Sejahtra.

1.5 Mamfaat Kerja Praktek

Adapun mamfaat dari kerja praktek ini yaitu:

1. Kerja praktek ini dapat dijadikan referensi dalam proses studiperhitungan


biaya reklamasi.
2. Sebagai perbandingan pengetahuan yang lebih, bagi penulis mengenai
proses pengelolaan dan pemantauan reklamasi lahan pasca tambang.

2
1.6 Sistematika penulisan

Laporan kerja praktek ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai


berikut:

Bab I Pendahuluan.

Bab ini berisi bahasa mengenai latar belakang kerja praktek, tujuan
kerja praktek, mamfaat kerja praktek serta sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan umum.

Bab ini berisi bahasa mengenai lokasi dan kesampaian daerah,


geografi daerah, dan geologi daerah kerja praktek.

Bab III Tinjauan pustaka.

Bab ini berisi bahasa mengenai reklamsi pasca tambang, tanah, top
soil, revegetasi, pupuk kompos, pembena tanah.

Bab IV Metodologi penelitian

Bab ini berisikan metode yang digunakan dalam penelitian dari


sistematika kerja yang digunakan.

Bab V Penutup

Bab ini berisikan permohonan agar diterimanya proposal ini.

3
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Lokasi Penelitian

Kolaka adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara,


Indonesia yang terdiri dari tigabelas (13) kecematan. Kabupaten Kolaka
merupakan salah satu Kabupaten yang kaya akan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui maupun yang tidak dapat perbaharui, salah satunya yaitu Nikel.
Khususnya di Kecematan Pomala terdapat beberapara perusahaan yang bergerak
dalam bidang penambangan Nikel salah satunya yaitu PT. Putra Mekongga
Sejahtera.
Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) PT. Putra Mekongga Sejahtera
berada pada status operasi Produksi, sesuai Surat Keputusan Bupati Kolaka
Nomor: 155 tahun 2010 dengan luas 388 ha, berlaku selama 10 tahun. Adapun
peta IUP PT.Putra Mekongga Sejahtera dapat dilihat pada gambar 2.1.

PETA LOKASI WIUP


PT.PUTRA MEKONGGA
SEJAHTERA

PT. ANTAM
Tbk

PETA SULAWESI TENGGARA

PT. PUTRA PT. VALE


MOKONGGA Tbk
SEJAHTERA

Sumber : PT.Putra Mekongga Sejahtera


Gambar 2.1 IUP PT.Putra Mekongga Sejahtera

4
2.2 Kesampaian Daerah
Kegiatan Penelitian ini diusulkan pada PT. Putra Mekongga Sejahtera
secara administratif terletak di Kecamatan Pomala, Kabupaten Kolaka, Propinsi
Sulawesi Tenggara.

\
( sumber : rian anugrah )
Gambar 2.2 Peta lokasi ketersampaian

5
Untuk mencapai lokasi penambangan dan sekitarnya dapat ditempuh dengan
rute sebagai berikut :
- Kabupaten Kolaka Utara – Kecematan Pomala
Dapat di tempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat
dengan waktu tempuh ± 5 jam.
- Ibu Kota Kendari – Kecematan Pomalaa
Dapat di tempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda
empat dengan waktu tempuh ± 4 jam
- Kabupaten Kolaka – kantor PT.Putra Mekongga Sejahtera
Mempergunakan angkutan beroda empat dan dua dengan waktu tempuh ± 30
menit
- Kampus Tanggetada USN- kantor PT.Putra Mekongga Sejahtera
Dapat di tempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat
dengan waktu tempuh ± 30 Menit
- Provinsi Sulawesi Selatan – Kecematan Pomala
Dapat di tempuh dengan menggunakan kapal peri dimulai dari pelabuhan
bajoe samapai di pelabuhan kolaka dengan waktu tempuh ± 8 jam kemudian
di lanjutkan dengan kendaraan roda dua dan roda empat untuk sampai kelokasi
PT.Putra Mekongga Sejahtera

2.3 Geologi Regional


Berdasarkan Peta Geologi Indonesia, Lembar Kolaka (Rusmana, dkk, 1993)
Skala 1:250.000, daerah eksplorasi secara regional didominasi oleh kelompok
batuan ultramafik berumur kapur yang terdiri atas Dunit, Harzburgit, Lherzolit,
Piroxenit dan Serpentinit.
Kegiatan Struktur Geologi yang sangat komplek diantaranya Sesar Sorong
pada Oligosen, Sesar Kolaka dan Sesar Lawanaga (Simandjuntak, 1986) telah
mengangkat keseluruhan komplek batuan ultrabasa tersebut keatas batuan yang
lebih muda sampai pada kedudukanya seperti sekarang ini.
Dari konsep tektonik regional, bagian Utara Sulawesi terdiri dari dua
melanges subduksi yang masing-masing terangkat pada pre dan post Miosen.

6
Melanges pre Miosen di Selatan dan Barat terdiri dari sekis yang berarah
Tenggara dengan body ultrabasa kecil. Batuan ini telah mengalami pelapukan
kuat dan membentuk plateau tersayat yang letaknya lebih rendah (“Low Lying
Dissected Plateau”) dengan pembentukan endapan bijih nikel yang terpencar
terutama disepanjang pinggiran seperti endapan nikel Pomalaa yang ditambang
oleh PT. Putra Mekongga Sejahtera.
Blok daerah besar yang terpatahkan keatas mempunyai relief lebih dari
600 meter dan sedang mengalami erosi yang sangat aktif. Daerah lainnya yang
terdepresi terdiri dari plateau yang ditutupi oleh laterit dan sebagian lagi oleh
Ferikrit “Iron Capping” dengan daerah tepian yang telah tersayat disertai oleh
perkembangan pembentukan endapan nikel yang baik,

(Sumber: Peta Geologi Regional Pertambangan pada PT. PMS)

Gambar 2.3 Geologi Regional Lokasi Pertambangan PT. PMS

7
2.3.1 Geomorfologi
Berdasarkan relief dan batuan penyusun diwilayah Kabupaten Kolaka secara
umum dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) satuan morfologi, yaitu :
a Morfologi pegunungan
Satuan morfologi pengunungan menempata bagian terluas di kawasan ini, terdiri
atas pegunungan Mekongga, pegunungan Tangkelemboke, pegunungan
Mendoke, dan pegunungan Rumbia yang terpisah di ujung selatan lengan
tenggara. Puncak tertinggi adalah pegunungan Mekongga dengan ketinggian
2790 Mdpl. Rangkaian pegunungan ini memiliki pola yang hamper sejajar
berarah barat laut-tenggara. Arah ini sesajar dengan pola struktur sesar reginal di
kawasan ini, pola ini mengindikasikan bahwa pembentukan pegunungan itu erat
hubungannya dengan sesar regional. Satuan pegunungan dibentuk oleh batuan
malih dan batuan ofiolit, berdasarkan hasil penelitian pegunugan yang disusun
oleh batuan ofiolit mempunyai punggung gunung yang panjang dan lurus dengan
lereng relative lebih rata serta kemiringan yang tajam, sementara itu pegunugan
yang dibentuk oleh batuan malih, punggung gunungnya terputus pendek-pendek
dengan lereng yang tidak rata walaupun bersudut tajam.
b Morfologi perbukitan tinggi
Menempati bagian selatan lengan tenggara, terutama di selatan kota kendari.
Satua ini terdiri atas bukit-bukit yang mempunyai ketinggian 500 Mdpl dengan
morpologi kasar. Batuan penyusun morfologi ini berupa batuan sedimen Klastika
Mesozoikum dan Tersier.
c Morfologi perbukitan rendah
Melempar luas di utara Kendari dsn ujung selatan lengan tenggara Sulawesi.
Satuan ini terdiri atas bukit kecil dan rendah dengan morfologi yang
bergelombang. Batuan penyusun satuan ini adalah batuan Sedimen Klastika
Mesozoikum dan Tersier.
d Morfologi pedataran
Dijumpai dibagian tengah ujung selatan lengan tenggara Sulawesi. Tepi selatan
dataran Wawotobi dan dataran Sapara berbatasan langsung dengan morfologi
pegunungan. Penyebaran morfologi ini tampak sangat dipengaruhi oleh sesar
geser mengisi ( sesar Kolaka dan Sistem Sesar Konaweha ). kedua system ini

8
diduga masih aktif, yang ditunjukkan oleh adanya torehan pada endapan aluvial
dalam kedua dataran tersebut (Surono dkk,1997) sehingga sangat mungkin
kedua dataran ini mengalami penurunan.
Dataran Langkowala yang melampar luas di ujung selatan Lengan Tenggara,
merupakan dataran rendah. Batuan penyusunnya terdiri atas batupasir kuarsa dan
konglomerat kuarsa Formasi Langkowala. Dalam dataran ini mengalir sungai-
sungai yang pada musim hujan berair melimpah sedang pada musim kemarau
kering. Hal ini mungkin disebabkan batupasir dan konglomerat sebagai dasar
sungai masih lepas, sehingga air dengan mudah merembes masuk ke dalam
tanah. Sungai tersebut di antaranya Sungai Langkowala dan Sungai Tinanggea.
Batas selatan antara Dataran Langkowala dan Pegunungan Rumbia merupakan
tebing terjal yang dibentuk oleh sesar berarah hampir barat-timur.
e Morfologi Karst
Morfologi karst melampar di beberapa tempat secara terpisah. Satuan ini
dicirikan perbukitan kecil dengan sungai di bawah permukaan tanah. Sebagian
besar batuan penyusun satuan morfologi ini didominasi oleh batugamping
berumur Paleogen dan selebihnya batugamping Mesozoikum. Batugamping ini
merupakan bagian Formasi Eemoiko, Formasi Laonti, Formasi Buara dan bagian
atas dari Formasi Meluhu. Sebagian dari batugamping penyusun satuan
morfologi ini sudah terubah menjadi marmer. Perubahan ini erat hubungannya
dengan pensesar-naikkan ofiolit ke atas kepingan benua.

9
(sumber : Rian Anugrah)
Gambar 2.4 Peta Satuan Morfologi Kabupaten Kolaka

10
2.3.2. Topografi
Keadaan topografi setempat sangat mempengaruhi sirkulasi air beserta reagen-
reagen lain. Untuk daerah yang landai maka air akan begerak perlahan-lahan
sehingga mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih dalam melalui
rekahan-rekahan atau pori-pori batuan. Akumulasi endapan umumnya berada di
daerah yang landai sampai kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa ketebalan
pelapukan mengikuti bentuk topografi. Pada daerah yang curam jumlah air yang
meluncur “run off” lebih banyak dari pada air yang meresap, ini dapat menyebabkan
pelapukan kurang intesif. Pada tempat-tempat dimana terdapat keseimbangan, nikel
akan mengendap melalui proses pelapukan kimia.

2.3.3. Stratigrafi
Secara regional, daerah studi terutama tersusun oleh kelompok Batuan Ultra
basa (Ku) yang berumur Kapur dan Endapan Aluvial berumur Holosen. Batuan ultra
basa di Sulawesi Tenggara merupakan kelompok batuan ofiolit (Ku) yang terdiri atas
peridotit, harsburgit, dunitd an serpentinit. Peridotit, berwarna hitan kehijauan,
kecoklatan; berbutir sedang sampai kasar, fanerik, hablur penuh, yang tersusun oleh
mineral piroksen, olivin, dan sekitar plagioklas serta bijih.
Harsburgit, berwarna hijau kehitaman, berbutir menengah, Fanerik,
hipidiomofik, sebagian telah terserpentinkan. Dunit, berwarna hijau tua; berbutir
halus sampai sedang; granular dengan bentuk Kristal tidak sempurna (anhedral),
terdiri dari olivin dengan sedikit piroksen. Serpentinit, kelabu kehijauan; agak keras
setempat mengandung asbes; biasanya terdapat pada lajur sesar. Pada umumnya
bantuan ultramafik di daerah ini telah mengalami pelapukan cukup kuat yang
menghasilkan lapisan laterit, mencapai ketebalan beberapa meter sampai belasan
meter. Mineral garnierite, magnesit dan oksidabesi sering di jumpai didaerah
ini.Satuan ini adalah bantuan asal kerak samudera yang merupakan batuan dasar dan
lajur Hialu. Bantuan ofolit ini tertidih takselaras dengan formasi Matano yang
berumur kapurakhir. Sehingga umur batuan diduga lebih tua dari kapur akhir.
Endapan Aluvial terdiri atas endapan berukuran kerikil, kerakal, pasir,
lempengan dan lumpur. Sebenarnya terdapat di daerah daratan sekitar muara sungai
besar yang didaerah penyelidikan dijumpai disekitar Lahumbuti dan sekitarnya.

11
2.3.4. Struktur Geologi
Endapan bijih nikel yang ditemukan di daerah Pomalaa adalah termasuk bijih
nikel laterit yang terbentuk oleh hasil pelapukan batuan ultrabasa yang terdapat di
Sulawesi Tenggara.
Keterdapatan endapan bijih nikel di daerah Kolaka – Pomalaa meliputi pulau
Lemo, pulau Maniang, di perbukitan Pomalaa, Tanjung Pakar dan Batu Kilat. Batuan
dasarnya yaitu peridotit dan serpentinit yang penyebarannya tidak merata.
Secara umum pada daerah pomala banyak terdapat rekahan-rekahan kecil
yang akan mempermudah dan mempercepat proses pelapukan terhadap batuan
induknya. Rekahan-rekahan kecil ini umumnya telah terisi oleh mineral-mineral
sekunder seperti silica dan magnesium.
Terdapat dua kelompok utama dari rekahan-rekahan ini yang pertama
umumnya diisi oleh mineral-mineral garnierite dan asbes, sedangkan rekahan yang
ke dua umumnya diisi oleh mineral kaldeson (silica).

2.4. Sumber Daya Nikel


2.4.1. Bentuk Endapan
Berdasarkan penyelidikan yang dilakukan dilapangan, dijumpai endapan bijih
nikel dengan variasi ketebalan antara 4 – 10 meter. Dari data hasil tes pit, singkapan
memperlihatkan kondisi berwarna merah kecoklatan dibagian atas, berwarna kuning
kehijauan dibagian tengah, berbutir halus – sedang, fragmen pasiran sampai gravel,
mineralisasi dijumpai berupa limonit, hematite, geotit, klorit, serpentin dan krisopras.
Lapisan tanah penutup memiliki ketebalan bervariasi antara 2 – 4 meter
dengan kandungan oksida besi yang cukup tinggi. Pada bagian tengah merupakan
lapisan saprolit yang memiliki kandungan nikel lebih tinggi dibandingkan dengan
lapisan limonit yang berada pada bagian atas, dijumpai urat-urat kuarsa (quartzveinz)
yang tidak beraturan dengan varian kuarsa berupa kalsedon dan krisopras.

2.4.2 Iklim dan Curah Hujan


Daerah Pomalaa merupakan daerah yang beriklim tropis. Kegiatan
penambangan bijih nikel pada PT. Putra Mekongga Sejahtera Sulawesi Tenggara
masih sangat dipengaruhi oleh iklim. Dimana pada musim kemarau, kegiatan
penambangan dapat dilakukan secara optimal, namun mengeluarkan biaya ekstra

12
untuk penyiraman debu pada jalan-jalan tambang. Dan jika dalam musim penghujan,
penambangan tidak dapat dilakukan secara optimal karena lokasi dan jalan tambang
menjadi becek akibat genangan air sehingga mempengaruhi faktor K3 dan kinerja
alat mekanis. adapun data curah hujan Kabupaten Kolaka Kecematan Pomala yaitu
seperti table 2.1.

13
Table 2.1
Data Curah Hujan mulai tahun 2008-2017

TAHUN DATA JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES

2008 RR 132.6 66.6 269.7 196.8 159.3 154.90 76.7 169.0 167.0 202.5 327.2 93.2
2009 RR 106.3 160.8 192.2 216.8 271.1 68.9 154.6 23.1 2.1 108.5 220.1 243.9
2010 RR 138.9 221.3 224.8 185.4 286.5 304.1 277.8 272.7 469.7 349.5 314.0 258.8
2011 RR 213.4 46.5 231.3 115.2 191.4 68.5 93.8 16.8 124.2 141.3 199.3 236.7
2012 RR 168.8 203.8 327.8 273.8 229.7 47.3 141.8 15 46.1 203.9 81.1 139.8
2013 RR 284.8 52.9 178.5 562.1 241.3 195.4 362.6 48.2 38.2 30.1 172.5 0
2014 RR 281.0 193.9 374.6 300.2 220.4 203 41.2 0 0 100.3 100.3 213.6
2015 RR 190.5 221.0 162.0 208.5 124.5 220.5 37.0 0 0 8.5 31.5 102.5
2016 RR 269.0 148.5 234.0 348.5 133.5 155.0 100.0 45.0 54.0 135.0 203.7 191.0
2017 RR 228.5 267.0 144.5 234.1 267.8 262.4 202.3 75.9 147.3 200.5 284.6 214.1
(Sumber : BMKG Pomala-Kolaka, Sulawesi Tenggara)

14
2.4.3 Tahapan Penambangan
Cara atau teknik yang dilakukan untuk membebaskan atau mengambil
endapan bahan galian yang mempunyai arti ekonomis dari batuan induknya untuk
di olah lebih lanjut sehingga dapat memberikan keamanan dan keselamatan kerja
yang baik serta meminimalisasi dampak lingkungan yang dapat ditimbulkannya.
Merupakan kegiatan yang dilakukan baik secara sederhana (manual) maupun
mekanis yang meliputi, pemberaian, pemuatan dan pengangkutan bahan galian.
Beberapa tahapan kegiatan penambangan secara garis besar adalah:
a. Pembersihan lahan (Land clearing)
Clearing adalah kegiatan pembersihan lahan dari semak-semak belukar,
pepohonan dan bongkahan-bongkahan yang dapat menghambat kegiatan-
kegiatan penambangan.

b. Pengupasan lapisan tanah penutup (Striping)


Tanah penutup (Overburden) adalah material bagian atas yang menutupi
endapan bijih nikel dengan ketebalan 0-6 meter. Kegiatan ini dilakukan
dengan suatu perencanaan berdasarkan letak pembuangan atau penimbunan
sementara overburden agar selanjutnya mudah dikembalikan setelah proses
penambangan berakhir untuk dimanfaatkan kembali pada tahap rehabilitasi
lahan bekas tambang.

c. Pembuatan jalan tambang


Untuk mencapai target produksi direncanakan salah satu upaya yang
dilakukan adalah membuat jalan tambang sebaik mungkin. Fungsi utama dari
pembuatan jalan tambang ini adalah sebagai sarana transportasi untuk
menunjang kelancaran kegiatan penambangan terutama kegiatan pengakutan.

15
2.4.4 Penambangan
Adapun rangkaian kegiatan penambangan meliputi :
a. Penggalian/pembongkaran
Pekerjaan penggalian adalah merupakan pekerjaan yang dilakukan untuk
mengambil atau membebaskan bijih dari batuan induknya dan ditumpuk pada
tempat penumpukan sementara (penumpukan di front penambangan).
Penambangan bijih nikel di PT. Putra Mekongga Sejahtera dilakukan dengan
cara tambang terbuka dan cara penggaliannya bersifat memilih disebabkan
karena kadar dari bijih yang tidak merata guna memenuhi kebutuhan ekspor.
Penggalian bijih dimulai dari bench yang paling atas, hal ini diterapkan agar
bahaya longsor dapat dihindarkan sehingga penggalian berjalan dengan lancar.
b. Pemuatan bijih
Pemuatan (Loading) bijih nikel hasil penggalian dapat dilakukan dengan alat
gali yaitu backhoe. Bijih nikel yang dimuat adalah bijih nikel yang telah
ditumpuk oleh alat gali di front penambangan. Tetapi bila terpaksa backhoe
menggali bijih nikel dan langsung dimuat ke alat angkut. Sistem pemuatan
yang digunakan adalah single side loading yaitu sistem pemuatan dimana alat
muat Excavator Back Hoe melakukan pemuatan material bijih ke satu alat
angkut Dump Truck, sedangkan pola dumping yang digunakan adalah rear
dump yaitu mengosongkan muatan ke belakang.
c. Pengangkutan Bijih
Pengangkutan bijih nikel pada PT. Putra Mekongga Sejahtera yaitu proses
pemindahan bijih nikel dari front penambangan menuju pelabuhan dengan
menggunakan alat angkut dump truck.
d. Penjualan/Pengapalan
Penjualan merupakan kegiatan memasarkan hasil tambang yang berupa ore
kepada pihak pembeli. Penjualan pada PT. Putra Mekongga Sejahtera bekerja
sama dengan pihak asing yaitu XJX yang merupakan kontaktor dari Cina.

16
1. L
and Clearing

2. Pengangkutan T
op Soil 3. Penumpukan T
op Soil

Hitaci

By : Aria nto Ma ja

4 .Pe n a m b a n g a n

Hitaci 5 . Pe ng a ng kuta n

6 . Pe num p uka n

7 .Pe n g a p a la n

Hitaci

(Sumber PT. Putra Mekongga Sejahtera)


Gambar 2.5 Tahapan Kegiatan Penambangan PT. Putra Mekongga Sejahtera

Luas bukaan sampai akhir tahun 2017 adalah seluas ± 40,80 ha. Sejak
berlakunya UU no.4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara, kegiatan PT. Putra
Mekongga Sejahtera terkonsentrasi pada kegiatan reklamasi dan pengelolaan li
ngkungan tambang.

17
BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Nikel

Nikel adalah logam putih seperti perak yang bersifat keras dan anti karat.
Logam ini membantu dalam proses perubahan beberapa logam olahan dalam
bentuk larutan yang menghasilkan energi panas. Selain itu, Ni juga berperan
penting dalam bentuk paduan logam (alloy) seperti stainlestel yang mengandung
18% Ni dan 8% Cr dan nikhrome yang mengandung 80% Ni dan 20% Cr
disarankan oleh Roberts (Rusmini: 2010)

3.2 Sifat-Sifat Nikel

Nikel bersifat liat, terdapat di tempat yang sangat kokoh. Logam ini
melebur pada 1455 derajat celcius. Selain itu nikel mempunyai sifat tahan karat
dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi.
Kom dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat dan keras, mudah
ditempa, sedikit ferromagnetis, dan merupakan konduktor yang agak baik
terhadap panas dan listrik. Nikel tergolong dalam grouf logam besi – kobal, yang
dapat menghasilkan alloy yang sangat berharga.

2.3 pengertian drainase

Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau


mengalihkan air. Secara umum drainase didefinisikan sebagai serangkaian
bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air
dari suatu kawasan atau lahan, sehinnga lahan dapat difungsikan secara otimal.

Rumus aliran

Untuk perencanaan ruas air saluran dianggap sebagai aliran tetap, dan untuk itu
ditetapkan rumus strickler.

18
V =k R 2/ 3 I 1/ 2

A
R=
P

A=(b+ mh)h

P=b+2 h √m 3 +1

Q=VA

b=nh

dimana:

Q=debit saluran, m3/dt

V=kecepatan aliran, m/dt

A = potongan melintang aliran, m 2

R = jari jari hidrolis, m

P = keliling basah m, b = lebar dasar, m

H = tinggi air,m

I = kemiringan energi (kemiringan saluran)

k = koefisien kekerasan Stickler m1/ 3 dt

m = kemiringan talud ( 1vertikal : m horizontal

19
BAB IV

METODOLOGI

4.1 Metodologi

Metodologi ini merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam


mendapatkan informasi atau mengumpulkan data penelitian yang ada dilapangan
metode penelitian ini mencakup

a. Pengumpulan data secara langsung ( data primer)


Pengumpulan data secara langsung (data primer) dilakukan dengan
metode Wawancara langsung Wawancara dilakukan terhadap semua pihak
yang berkepentingan dalam penulisan KKN/kerja praktek ini pada PT Putra
Mekongga Sejahtra sebagai penghasil Nikel, pelabuhan pelayaran dan
pengguna jasa transfortasi.Survey kondisi lapangan Survey kondisi lapangan
dilakukan di wilayah tambang nikel dan pabrik pengolahan nikel PT Putra
Mekongga Sejahtra.
b. Pengumpulan data secara tidak langsung (data sekunder)
Pengumpulan dat secara sekunder dilakukan dengan mengambil
sumber internet.

4.2 Penyaliran pada tambang terbuka

Penanganan masalah air dalam suatu tambang terbuka dapat dibedakan


menjadi dua yaitu:

a. Mine drainage
Merupakan upaya untuk mecegah masuknya air kedalam penambangan.
Hal ini umumnya dilakukan untuk penanganan air tanah dan air yang
berasal dari sumber air permukaan
b. Mine dewatering
Merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke
area penambangan. Upaya ini terutama untuk mengenai air yang berasal
dari air hujan.

20
Data primer :
1. Perencanaan drainase
2. Perawatan drainase
3. Pengumpulan data saluran drainase
Data skunder
1. Data penggunaan drainase
2. Spesifikasi drainase
3. Mengkaji produktifitas drainase

21
4.2 Bagan alir

STUDI PUSTAKA

OBSERVASI

PENGAMBILAN DAN
PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER DATA SEKUNDER


1. Perencanaan drainase 1. Data penggunaa drainase
2. Perawatan drainase 2. Spesifikasi drainase
3. Data pengumpulan saluran 3. Mengkaji produktifitas drainase
drainase

PENGOLAHAN DATA
Data estimasi aliran drainase

PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN

22
BAB V

PENUTUP

Demikian proposal permohonan penelitian penulis ajukan sebagai salah satu


pertimbangan bagi pihak PT. Putra Mekongga Sejahtra Kecematan Pomalaa,
Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara. Besar harapan penulis agar
kiranya proposal ini disambut dengan senang hati sehingga kesempatan yang
diberikan oleh pihak perusahaan yang akan penulis mamfaatkan semaksimal
mungkin.

Semoga Tuhan yang maha Esa senantiasa memberikan Rahmat dan


karunia-Nya kepada kita semua, Aamiin.

23
DAFTAR PUSTAKA

24

Anda mungkin juga menyukai