Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN HASIL PRAKTEK LAPANGAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 14

NAMA-NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. CRISANDI PRAMBADI

2. RAHMAT ZULMY

3. CRAFAEL ZULPRITSLY

4. M. RIZKY

5. FERALDO SANDRIO

6. RAZAK ARDHI SHIDDIQ.

7. TRIO MEI KRISTIN ZENDRATO

8. CHAIRANI

9. BERRYL HANNAH

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat serta anugerahNya, sehingga penyusunan Laporan Praktek Lapangan
yang diadakan pada tanggal 7 – 9 September 2018 di Nagari Tambang, Kecamatan IV Jurai
Pesisir Selatan Sumatera Barat ini dapat terselesaikan dengan baik.
 Laporan ini disusun bersama rekan-rekan kami. Seluruh isi laporan ini disusun
berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan referensi melalui media internet.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan,
Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan. Oleh karena itu, kami mengharap kritik
dan saran yang dapat membangun motivasi kami agar dapat menjadi lebih baik dan lebih
maju untuk masa yang akan datang.
Harapan kami semoga laporan yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi kami dan
para pembaca pada umumnya.

Padang, 14 September 2018


Penyusun

Kelompok 14
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Jurusan Teknik Pertambangan , Fakultas Teknik (FT) yang berada di lingkungan
Universitas Negeri Padang  (UNP) memiliki tujuan untuk mendidik mahasiswa agar
mampu  berkiprah serta dapat bersaing di dunia kerja nantinya. Yaitu dengan menghasilkan
intelektual-intelektual yang ahli dalam bidang keteknikan yang mencakup dalam bidang
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang perlu dimiliki oleh mahasiswa.
            Untuk mendapatkan standar mutu yang baik, maka jurusan bersama Himpunan
Mahasiswa Teknik Pertambangan melakukan kebijaksanaan yang dinamis, sesuai dengan
perkembangan teknologi sekarang, yaitu dengan mewajibkan mahasiswa untuk melakukan
Praktek Lapangan, agar bisa melihat secara langsung ilmu yang didapat di lapangan dan
dapat mengaplikasikan di dalam bermasyarakat maupun di dunia luar nantinya. Hal ini
akan menambah wawasan berfikir dan pengalaman di dunia industri, sehingga dapat
meningkatkan mutu dalam proses belajar.
            
B.     Tujuan Praktek Lapangan Industri
      Adapun kegiatan Praktek Lapangan Industri ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Umum
a. Mahasiswa mampu memahami situasi dunia kerja yang sesungguhnya.
b. Mahasiswa mampu melengkapi ilmu yang diperoleh di perkuliahan melalui
penerapan secara praktis dalam laneuver.

c. Mahasiswa mampu memperdalam pengetahuan ilmiah yang terkait dengan bidang


laneuver tempat Kerja Praktek dilaksanakan.

2. Khusus
a.       Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
b.       Melatih kedisiplinan.
c.       Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan keadaan sebenarnya
yang ada di perindustrian.
C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktek Lapangan

Praktek Lapangan Industri ini dilaksanakan di Nagari Tambang , Kecamatan IV Jurai


Pesisi Selatan, Sumatera Barat. Berlangsung dari tanggal 07 September 2018 sampai dengan
09 September 2018.
PEMBAHASAN

A. TINJAUAN UMUM DAERAH PENGAMATAN


Batubara Daerah Lumpo, Kecamatan IV Jurai
Sumber daya tereka batubara daerah Lumpo dengan luas wilayah 922,70 Ha sebesar
33.508.800 ton dengan kualitas 5000 – 7000 kkal/kg. Izin eksploitasi telah diberikan kepada PT
Tambang Batubara Lumpo pada tahun 2000 dan berlaku sampai tahaun 2012, tetapi dua tahun
kemudian yaitu tahun 2002 izin KP dicabut, hingga sampai saat ini belum ada yang melanjutkan
kegiatan penambangan di daerah ini.
Data dan informasi yang dikumpulkan menunjukkan bahwa disamping adanya potensi bahan
galian yang dapat dikembangkan juga adanya kendala-kendala dalam pengusahaannya
Berdasarkan data keterdapatan bahan galian di daerah ini cukup melimpah dan beraneka
macam. Hanya saja umumnya masih hasil penyelidikan umum bukan dari hasil eksplorasi rinci
sehingga belum menunjukkan potensi dan kualitas sebenarnya yang dapat diusahakan atau
dimanfaatkan. Hal ini tentunya memerlukan tindak lanjut atau penyelidikan yang lebih rinci lagi.
Diharapkan pemerintah setempat segera proaktif menjalin kerjasama dengan pemerintah
provinsi, instansi terkait di pusat atau bahkan investor untuk melakukan penyelidikan lebih rinci
dan promosi yang muaranya dapat meningkatkan nilai jual di daerahnya. Saat ini kegiatan
produksi pertambangan oleh perusahaan/koperasi yang telah memegang ijin sebagian tidak
aktif beroperasi dengan berbagai dalih atau alasan, tetapi menurut informasi ada beberapa
karena berdalih soal pendanaan dan pemasaran. Hal ini juga merupakan kendala dalam
optimalisasi pemanfaatan bahan galian Dalam kegiatan pertambangan terutama tahapan
eksploitasi sebenarnya jika sudah melakukan kajian studi kelayakan atau feasibility study hal
tersebut sudah diperhitungkan dari awal mencakup segi teknis dan ekonomisnya, kecuali jika
terjadi perubahan yang mendasar yang mempengaruhi baik dari dalam ataupun dari luar
perusahaan. Di tahun-tahun mendatang diharapkan pemerintah setempat melalui dinas terkait
dalam hal ijin eksploitasi memberlakukan keharusan kepada perusahaan pemohon ijin untuk
melakukan studi kelayakan sebagai syarat memperoleh ijin eksploitasi. Sebagai informasi bahwa
kota Painan yang belum memiliki fasilitas industri–industri besar dan pelabuhan, menyebabkan
hampir semua produk komoditi bahan galian dari Painan masih sangat bergantung sekali pada
permintaan pasar yang harus melalui kota Padang. Satu-satunya jalan penghubung adalah jalan
darat negara yang tidak menguntungkan jika untuk pengangkutan produksi pertambangan
karena disamping jarak cukup jauh, banyak kelokan tajam serta di beberapa tempat terdapat
tanjakan yang sangat berbahanya. Hal ini sebagai kendala yang menyebabkan biaya
pengangkutan menjadi mahal.
B. DATA TEMUAN LAPANGAN
1. PERALATAN TAMBANG
 Dump-truck
 Excavator
 Dragline

2. DESKRIPSI BATUAN

Deskripsi batuan yang lengkap biasanya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1.Deskripsi material batuan (atau batuan secara utuh)
2.Deskripsi diskontinuitas
3.Deskripsi massa batuan.

Klasifikasi Batuan.
Berdasarkan proses terjadinya batuan dibedakan menjadi tiga bentuk yakni :

 BATUAN BEKU
Terjadi dari magma (batuan cair) yang mengalami proses
pendinginan,kemudian membeku. Berdasarkan tempat pembekuan batuan
beku dibagi menjadi 3 macam yaitu :

1.Batuan beku dalam. :pembekuannya terjadi di dalam,jauh dibawah


permukaan bumi.Proses pendinginannya sa ngat lambat.Hal ini
mengakibatkan terbentuknya hablur-hablur mineral besar-besar dan
sempurna serta kompak.
struktur mineral seperti itu disebut Struktur plutonik atau
granites(holokristalin)Batuan beku dalam disebut batuan Abisis.Contoh
batuan granit,diorit,sienit ,dan gabro.

2.Batuan beku gang atau korok atau hipabisis.Sisa magma yang masih cair
meresap ke lapisan yang lebih atas dan menyusup ke sela-sela pipa-pipa
gunung api,kemudian menjadi dingin dan membeku.Proses pemekuannya
relatif lebih cepat,sehingga hablur-hablur (kristal-kristal) yang terjadi tidak
sekompak bayuan beku dalam.Struktur batuan beku gang disebut Struktur
porfiris.Contoh :Granit,porfirisdiorit,porfiris sienit,dan porfiri.

3.Batuan beku luar atau batuan beku effusive.:Batuan beku macam ini
terjadi dari magma yang mencapai permukaan bumi,kemudian
membeku.Proses pembekuannya cepat sekali,sehingga dapat terbentuk
kristal(hablur)Misalnya pada tekstur porfiritik.

 BATUAN SEDIMEN

Batuan beku yang tersingkap di permukaan bumi akan mengalami


penghancuran oleh pengaruh cuaca,kemudian diangkat oleh tenaga alam
seperti air,angin,gletser,dan diendapkan di tempat lain,sehingga terbentuk
batuan sedimen.
Berdasarkan proses terjadinya batuan sedimen dibedakan atas :

a. Batuan Klastik atau Mekanik yang terbentuk dari gumpalan batu besar
yang diangkut dari lereng gunung melalui air hujan lalu diangkut oleh
arusd sungai dan kemudian diendapkan di daereah hilir dalam bentuk
pasai yang susunan kimiawinya masih sama dengan batuan asal.Ini
berarti pengendapan itu melalui proses mekanik
Contoh batuan klatik yaitu :
1.breksi
2.klonglomerat
3.pasir
4,tanah liat.

b. Batuan sedimen kimiawi.terbentuk melalui proses kimiawi,seperti yang


terjadi pada batu kapur di bagian atap gua kapur.Batu kapur yang diresapi
air hujan yang mengandung karbondioksida akan larut dalam bentuk
larutan kapur.Sebagian larutan itu menetes dari atap gua dan jatuh kr
dasar gua yang kering,sebagian lagi menempel pada bagian atas gua
sehingga terbentuklah endapan kapur sebagai sisa penguapanair kapur
pada saat larutan itu menetes.Terbentuklah stalaktit dan stalakmit yang
merupakan contoh batuan kimiawi.

c. Batuan organis,dibentuk dari penumpukan sisa-sisa tumbuhan dan


hewan.contoh batu karang

Berdasarkan tenaga pengangkutnya(medianya) batuan sedimen terbagi atas


:

a.sedimen akuatis,diendapkan oleh air.contoh batu pasir,tanah liat.


b.sedimen aeolis (aeris)diendapkan oleh angin(udara).contoh tnah loss,tanah
pasir.
c.sedimen glasial diendapkan oleh gletser.contoh batuan morena.

Berdasarkan tempat diendapkannya dibedakan menjadi :

a. sedimen terestris diendapkan didarat.contoh:batu tuf,batu pasir,tanah loss


b. sedimen marine diendapkan di laut,contoh:batu karang,batu garam
c. sedimen fluvial diendapkan disungai,contoh:pasir,tanah liat.
d. sedimen limnis diendapkan di dnau/rawa,contoh tanah rawa dan tanah
gambut.
e. sedimen glasial diendapkan di daerah ber es ,contoh batu morena.

 BATUAN METAMORF

Batuan metamorf :adalah batuan hasil ubahan dari batuan asal akibat proses
metamorfosis yaitu suatu proses yang dialami batuan asal akibat tekan dan
suhu yang sama-sama meningkat.
Batuan metamorfosis diklasifikasikan sebagai berikut.

a. batuan metamorfik termik(kontak):adalah batuan yg terbentuk karean


kanikan suhu.Misalnya batuan kapur berubah menjadi marmer/pualam.
Contoh:tambang marmer di Ciputat ,bandung dan Tulungagung

b. batuan metamorf dinamik :adalah batuan yang terbentuk akibat tekanan


datri lapisan di atasnya dalam waktu yang lama.Batuan metamorf dinamik
disebut juga batuan metamorf kinetis. Contoh batu tulis(sabak) yang
berasal dari tanah liat.
c. batuan metamorf kontak pneumatolotik adalah batuan yang terbentuk
akibat adanya penembagan suhu disertai menyusupnya unsur-unsur
lain(zat lain). Contoh:kuarsa yang dalam proses metamorfosisnya
disusupi unsur boron akan menghasilkan turmalin,sedangkan jika
disusupi fluorium akan menghasilkan topas.

3. KEDUDUKAN STRUKTUR BEDA TINGGI

NO TITIK BA BT BB d ∆t HI
1 ST 1,47
2 P1 1, 33 1, 22 1, 11 22 0, 25 1,47
3 P2 2, 78 2, 665 2, 55 23 -1, 195 1,47
4 P3 1, 74 1, 68 1, 62 12 -0, 21 1,47
5 P4 1, 66 1, 625 1, 59 7 -0, 155 1,47
6 P5 0, 66 0, 57 0, 48 18 0, 9 1,47
7 P6 0, 588 0, 544 0, 50 8,8 0, 926 1,47
8 P7 0, 369 0, 305 0, 241 12,8 1, 165 1,47
9 P8 0, 728 0, 6715 0, 615 11,3 0, 7985 1,47

Adapun perbedaan hasil yang tidak jauh dikarenakan beberapa hal diantaranya
adalah adanya dataran yang tidak rata sehingga mempengaruhi pengukuran
dilapangan,dan faktor lainnya adalah kurangnya ketelitian membaca alat ukur,dan
faktor eksternal lainnya
C. ANALISIS
1. GENESA BATUAN (BATU BARA)
 Teori Genesa Batubara

Pembentukan batubara dimulai sejak Carboniferous Period (Periode Pembentukan


Karbon atau Batu Bara) – dikenal sebagai zaman batu bara pertama – yang berlangsung
antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu. Mutu dari setiap endapan batu bara
ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama waktu pembentukan, yang disebut sebagai
‘maturitas organik’. Proses awalnya gambut berubah menjadi lignite (batu bara muda) atau
‘brown coal (batu bara coklat)’ – Ini adalah batu bara dengan jenis maturitas organik rendah.
Dibandingkan dengan batu bara jenis lainnya, batu bara muda agak lembut dan warnanya
bervariasi dari hitam pekat sampai kecoklat-coklatan.
Mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan tahun, batu
bara muda mengalami perubahan yang secara bertahap menambah maturitas organiknya dan
mengubah batu bara muda menjadi batu bara ‘sub-bitumen’. Perubahan kimiawi dan fisika
terus berlangsung hingga batu bara menjadi lebih keras dan warnanya lebh hitam dan
membentuk ‘bitumen’ atau ‘antrasit’. Dalam kondisi yang tepat, penigkatan maturitas
organik yang semakin tinggi terus berlangsung hingga membentuk antrasit.
Hampir seluruh pembentuk batubara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan
pembentuk batubara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:

a. Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat
sedikit endapan batubara dari perioda ini.
b. Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga.
Sedikit endapan batubara dari perioda ini.
c. Pteridofita, umur Devon Atas hingga KArbon Atas. Materi utama pembentuk
batubara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan
biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
d. Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah.
Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung
kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan
glossopteris adalah penyusun utama batubara Permian seperti di Australia, India dan
Afrika.
e. Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah
yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding
gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.

Tingkat perubahan yang dialami batu bara, dari gambut sampai menjadi antrasit – disebut
sebagai pengarangan – memiliki hubungan yang penting dan hubungan tersebut disebut
sebagai ‘tingkat mutu’ batu bara. Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang
dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batubara umumnya dibagi dalam lima kelas:
antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.

1. Antrasit adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster)
metalik, mengandung antara 86% – 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang
dari 8%.
2. Bituminus mengandung 68 – 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari
beratnya. Kelas batubara yang paling banyak ditambang di Australia.
3. Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya
menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
4. Lignit atau batubara coklat adalah batubara yang sangat lunak yang mengandung air
35-75% dari beratnya.
5. Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling
rendah.

Proses pembentukan batu bara sendiri sangatlah kompleks dan membutuhkan waktu hingga
berjuta-juta tahun lamanya. Batubara terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan purba yang
kemudian mengendap selama berjuta-juta tahun dan mengalami proses pembatubaraan
(coalification) dibawah pengaruh fisika, kimia, maupun geologi. Oleh karena itu, batubara
termasuk dalam kategori bahan bakar fosil. Secara ringkas ada 2 tahap proses
pembatubaraan yang terjadi, yakni:

a. Tahap Diagenetik atau Biokimia (Penggambutan), dimulai pada saat dimana tumbuhan
yang telah mati mengalami pembusukan (terdeposisi) dan menjadi humus. Humus ini
kemudian diubah menjadi gambut oleh bakteri anaerobic dan fungi hingga lignit
(gambut) terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah
kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses
pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
b. Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus
dan akhirnya antrasit.

Secara lebih rinci, proses pembentukan batu bara dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pembusukan, bagian-bagian tumbuhan yang lunak akan diuraikan oleh bakteri anaerob.
b. Pengendapan, tumbuhan yang telah mengalami proses pembusukan selanjutnya akan
mengalami pengendapan, biasanya di lingkungan yang berair. Akumulasi dari endapan
ini dengan endapan-endapan sebelumnya akhirnya akan membentuk lapisan gambut.
c. Dekomposisi, lapisan gambut akan mengalami perubahan melalui proses biokimia dan
mengakibatkan keluarnya air dan sebagian hilangnya sebagian unsur karbon dalam
bentuk karbondioksida, karbonmonoksida, dan metana. Secara relatif, unsur karbon
akan bertambah dengan adanya pelepasan unsur atau senyawa tersebut.
d. Geotektonik, lapisan gambut akan mengalami kompaksi akibat adanya gaya tektonik
dan kemudian akan mengalami perlipatan dan patahan. Batubara low grade dapat
berubah menjadi batubara high grade apabila gaya tektonik yang terjadi adalah gaya
tektonik aktif, karena gaya tektonik aktif dapat menyebabkan terjadinya intrusi atau
keluarnya magma. Selain itu, lingkungan pembentukan batubara yang berair juga dapat
berubah menjadi area darat dengan adanya gaya tektonik setting tertentu.
e. Erosi, merupakan proses pengikisan pada permukaan batubara yang telah mengalami
proses geotektonik. Permukaan yang telah terkelupas akibat erosi inilah yang hingga
saat ini dieksploitasi manusia.

 Faktor-Faktor Dalam Pembentukan Batubara

Faktor-Faktor dalam pembentukan batubara sangat berpengaruh terhadap bentuk maupun


kualitas dari lapisan batubara. Beberapa faktor yang berpengaruh dalam pembentukan
batubara adalah :

a. Material dasar, yakni flora atau tumbuhan yang tumbuh beberapa juta tahun yang lalu,
yang kemudian terakumulasi pada suatu lingkungan dan zona fisiografi dengan iklim
clan topografi tertentu. Jenis dari flora sendiri amat sangat berpengaruh terhadap tipe
dari batubara yang terbentuk.
b. Proses dekomposisi, yakni proses transformasi biokimia dari material dasar pembentuk
batubara menjadi batubara. Dalam proses ini, sisa tumbuhan yang terendapkan akan
mengalami perubahan baik secara fisika maupun kimia.
c. Umur geologi, yakni skala waktu (dalam jutaan tahun) yang menyatakan berapa lama
material dasar yang diendapkan mengalami transformasi. Untuk material yang
diendapkan dalam skala waktu geologi yang panjang, maka proses dekomposisi yang
terjadi adalah fase lanjut clan menghasilkan batubara dengan kandungan karbon yang
tinggi.
d. Posisi geotektonik, yang dapat mempengaruhi proses pembentukan suatu lapisan
batubara dari :
e. Tekanan yang dihasilkan oleh proses geotektonik dan menekan lapisan batubara yang
terbentuk.
f. Struktur dari lapisan batubara tersebut, yakni bentuk cekungan stabil, lipatan, atau
patahan.
g. Intrusi magma, yang akan mempengaruhi dan/atau merubah grade dari lapisan batubara
yang dihasilkan.
h. Lingkungan pengendapan, yakni lingkungan pada saat proses sedimentasi dari material
dasar menjadi material sedimen. Lingkungan pengendapan ini sendiri dapat ditinjau dari
beberapa aspek sebagai berikut:
i. Struktur cekungan batubara, yakni posisi di mana material dasar diendapkan.
Strukturnya cekungan batubara ini sangat berpengaruh pada kondisi dan posisi
geotektonik.
j. Topografi dan morfologi, yakni bentuk dan kenampakan dari tempat cekungan
pengendapan material dasar. Topografi dan morfologi cekungan pada saat pengendapan
sangat penting karena menentukan penyebaran rawa-rawa di mana batubara terbentuk.
Topografi dan morfologi dapat dipengaruhi oleh proses geotektonik.
k. Iklim, yang merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembentukan batubara
karena dapat mengontrol pertumbuhan flora atau tumbuhan sebelum proses
pengendapan. Iklim biasanya dipengaruhi oleh kondisi topografi setempa

 Proses pembentukan batubara dari tumbuhan melalui dua tahap, yaitu :

a. Tahap pembentukan gambut (peat) dari tumbuhan yang disebut proses peatification
Gambut adalah batuan sediment organic yang dapat terbakar yang berasal dari tumpukan
hancuran atau bagian dari tumbuhan yang terhumifikasi dan dalam keadaan tertutup udara
( dibawah air ), tidak padat, kandungan air lebih dari 75 %, dan kandungan mineral lebih
kecil dari 50% dalam kondisi kering.

b. Tahap pembentukan batubara dari gambut yang disebut proses coalification


Lapisan gambut yang terbentuk kemudian ditutupi oleh suatu lapisan sediment, maka
lapisan gambut tersebut mengalami tekanan dari lapisan sediment di atasnya. Tekanan yang
meningkatakan mengakibatkan peningkatan temperature. Disamping itu temperature juga
akan meningkat dengan bertambahnya kedalaman, disebut gradient geotermik. Kenaikan
temperature dan tekanan dapat juga disebabkan oleh aktivitas magma, proses pembentukan
gunung api serta aktivitas tektonik lainnya.

Peningkatan tekanan dan temperature pada lapisan gambut akan mengkonversi gambut
menjadi batubara dimana terjadi proses pengurangan kandungan air, pelepasan gas gas
( CO2, H2O, CO, CH4 ), penigkatan kepadatan dan kekerasanb serta penigkatan nilai kalor.

Pada daerah pengamatan di Nagari Tambang, Kecamatan IV Jurai Pesisir Selatan terdapat
batu bara yang melimpah dari hasil sedimentasi. Baik karena pelapukan dari tumbuhan
sekitar mapun faktor lain. Batu bara termasuk dalam golongan batu sedimen. Batu bara yang
terdapat di daerah pengamatan sangatlah berlimpah dan diolah dengan secara sederhana oleh
masyarakat setempat.
2. POTENSI SUMBER DAYA
Kabupaten Pesisir Selatan mempunyai beberapa sumber daya alam yang berpotensi untuk
menjadi peluang investasi. Terdapat 18 (delapan belas) buah sumber daya alam (energi
tambang) yang potensial dilakukan di Kabupaten Pesisir Selatan diantaranya yang memiliki
potensi cukup besar sebagai berikut:

N
o Jenis Energi Tambang Kecamatan Lokasi
Koto XI Sungai Pinang, Taluak Raya,
Tarusan Nanggalo
Selayang Pandang, Gurun Panjang,
Bayang Pinang Bairik
IV Nagari
Bayang Utara Asam Kumbang, Muaro Aie
Sungai Niapah, Bukit Langkisau
Painan Selatan, Koto Salido, Lumpo
IV Jurai Barat, Lumpo Selatan
Talauak Kasal Sungai Bungin, Tuik
Batang Kapas Kt. Gunung Kp. Baru
Sutera Taratak, Ampalu
Lengayang Koto Saiyo
Ranah Pesisir Pasia Pelangai, Koto VIII
Linggo Sari Padang XI Punggusaran, Pasa
Baganti Punggasan
1 Andesit Pancung Soal Inderapura Utara
Bayang Selayang Pandang
Ampuan Lumpo Barat, Bukit Pulai
IV Jurai Lumpo Selatan, Sungai Nipah
Pasar Kuok, Tuik Kt. Gunung Kp.
Batang Kapas Baru
Sutera Kayu Aro
Ranah Pesisir Bukit Punai Gunung Mas
Pancung Soal Inderapura Selatan
Ranah IV Hulu
Tapan Panadah Sungai Gambir
Basa IV Balai
Tapan Ampang Tulak
2 Batubara Lunang Kumbung
3 Granitis Koto XI Simpang Carocok, Rajo Agam
Tarusan Siguntua, Sungai Lunsang Taratak
Gunung Harun Painan Timur,
IV Jurai Lumpo Timur
Lubuk Nyiur, Trt. Tampatih Pdg
Batang Kapas Galundi
Lenggayang Koto Pulai
Linggo Sari
Baganti Rantau Simalenang
Pancung Soal Inderapura Selatan
Ranah IV Hulu
Tapan Koto Pulai, Sungai Gambir
Basa IV Balai
Tapan Pasa Bukik
Lunang Kumbung, Bukit Tapuih
Kota XI Batang Tarusan Siguntur, Batang
Tarusan Tarusan Talawi
Bayang Batang bayang Apa Jaya
Batang Lumpo Limau Gadang,
IV Jurai Batang Painan Bungo Pasang
Batang Kapas Batang Tuik Kt. Gunung Kp. Baru
Sutera Batang Surantih Ampalu
Batang Kambang Medan Baiak,
Batang Lengayang Koto Baru,
Lengayang Batang Lakitan
Ranah Pesisir Batang Pelangai Pasia Pelangai
Linggo Sari
Baganti Batang Air Haji
Batang Inderapura (Inderapura
Pancung Soal Timur)
Ranah IV Hulu Batang Tapan Kubu, Batang Tapan
Tapan Sungai Gambir
4 Sirtu Lunang Batang Lunang Tanjung Beringin
5 Tanah lliat Koto XI
Tarusan Mandeh
Bayang Puluik-puluik, Asam Kumbang
IV Jurai Silayang, Painan Selatan
Batang Kapas Teluk Kasai
Sutera Taratak
Lengayang Kotobaru, Koto Kandih
Ranah Pesisir Pasia Pelangai
Linggo Sari
Baganti Pasa Aia Haji, Pasa Bukik Aia Haji
Ranah IV Hulu
Tapan Muaro Sako
Basa IV Balai
Tapan Alang Rambah
Lunang Lunang
Silaut Silaut
Energi Baru dan terbarukan      Lokasi sudah di bebaskan dan
6. ( Pembangkit Listrik Silaut dihibahkan
7. PLTU Bio Mas Lunang Pembangkit Listrik Tenaga Sekam
8. Lasmiling Lunang  
UBK ( Usaha Berbasis Komunitas
yaitu pengolahan minyak goreng Alat Pengolahan Jagung menjadi
9 dan dodol jagung Lunang tepung

3. STRUKTUR GEOLOGI
Ilmu yang mempelajari berbagai struktur atau bentuk lapisan tanah akibat adanya gaya
tektonisme. Akibatnya akan menghasilkan lipatan(fold) dan patahan/sesar(fault)

Macam lipatan :
a.       Lipatan tegak / simetri
b.       Lipatan dengan lengan lipatan yang sama panjang
c.      Lipatan miring / asimetri
d.       Lipatan dengan lengan lipatan tidak sama panjang
e.       Lipatan rebah / recumben
f.       Lipatan yang mengalami pembalikan lapisan
g.      Lipatan menutup
Macam patahan/sesar :
a.       Sesar naik
b.      Sesar turun
c.       Sesar dekstral (kanan)
d.      Sesar sinistral (kiri)
e.      Sesar sungkup

Cara mengidentifikasi kemiringan bidang


                Contoh Struktur Bidang = perlapisan batuan, permukaan lereng dll
Untuk mengidentifikasi strukturbidang kita perlu mengetahui terlebih dahulu hal-hal apa saja
yang harus kita ukur, yaitu :

 
v  Strike
Sudut yang terbentuk antara perpotongan perlapisan dengan bidang horisontal dan arah utara.
Cara penulisannya dengan simbolisasi sebagai berikut :
N __˚ E
Keterangan : ___ diisi dengan besar sudut yang di dapatkan dari pengukuran.
v  Dip
Sudut yang menunjukkan besarnya kemiringan struktur bidang.

Strike dan dip singkapan yang didapat di lapangan pada saat praktek :
 Strike : 112⁰
 Dip : 21⁰

Dengan menggunakan kaidah tangan kiri. Untuk menemukan strike menggunakan kompas
dengan berpatok pada arah East dan untuk dip berpatok pada arah West.

4. SURVEY dan PEMETAAN

Ilmu ukur wilayah (surveying) adalah sebuah metode pengukuran titik-titik dengan
memanfaatkan jarak dan sudut di antara setiap titik tersebut pada suatu wilayah dengan
cermat. Berbagai titik tersebut biasanya adalah permukaan bumi dan digunakan untuk
membuat sebuah peta, batas wilayah suatu lahan, lokasi konstruksi, dan tujuan lainnya. Ilmu
ukur wilayah juga merupakan sebuah pekerjaan. Surveyor menggunakan berbagai elemen
matematika seperti geometri dan trigonometri, juga fisika dan keteknikan.

Pada saat praktek di lapangan, mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang telah mempersiapkan alat yang digunakan pada saat mengukur di
lapngan. Dengan membawa alat levelling beserta alat yang terhubung satu sama lain. Kompas
dan GPS. Setelah didapatkannya data dari hasil pengamatan, maka di laporan hasil kuliah
lapangan telah kami cantumkan di tabel data hasil yang didapatkan dengan beberapa formula
dasar untuk mencari beda tinggi dan pula jarak sebagai berikut :

Untuk mencari jarak :

d = (Batas Atas (BA) – Batas Bawah (BB) ) 100

Untuk mencari beda tinggi :

∆t = Tinggi Alat – Batas Tengah


5. PENGANTAR TEKNOLOGI MINERAL
 Pengertian umum Pertambangan adalah salah satu jenis kegiatan yang melakukan
ekstraksi mineral dan bahan tambang lainnya dari dalam bumi (kegiatan
mengeluarkan sumber daya alam dari dalam bumi).
 Sedangkan Penambangan adalah Proses Pengambilan material yang dapat diektraksi
daridalam bumi.
 Tambang adalah tempat terjadinya kegiatan penambangan.

 Keadaan tanah :
1. Tanah asli / bank (BCM)
- Tanah dalam kondisi aslinya (belum terusik atau belum tekena campur tangan
manusia maupun yang lainnya)
- Ukurannya dinyatakan dalam bank measure (BM) atau Bank cubic meter
2. Tanah lepas / loose (LCM)
- Tanah setelah digusur / digali / diangkut dan sebagainya (telah terkena campur
tangan manusia baik dengan alat manual maupun alat mekanis
- Ukurannya dinyatakan dalam loose measure (LM) atau loose cubic meter
- Volume tanah lepas lebih besar dari volume tanah asli karena mengembang
(swell)
3. Tanah padat / pampat / compacted
- Keadaan tanah setelah usaha pemadatan

 Secara garis besar metode penambangan dikelompokkan menjadi 3, yaitu :


1. Tambang terbuka (surface mining) : adalah metode penambangan yang segala
kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan di atas atau relatif dekat
dengan permukaan bumi, dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan
udara luar.
Secara umum dapat dikelompokkan kedalam 4 (empat) metode berdasarkan jenis
endapan :
1. Open pit/open cast/open cut/open mine
2. Quarry
3. Strip Mine
4. Alluvial Mine
2. Tambang dalam/tambang bawah tanah (underground mining) : adalah metode
penambangan yang segala kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan di
bawah permukaan bumi, dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan dengan
udara luar.
3. Tambang bawah air (underwater mining) : adalah metode penambangan yang
kegiatan penggaliannya dilakukan di bawah permukaan air atau endapan mineral
berharganya terletak dibawah permukaan air
PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, yang terletak di Nagari Tambang, Kecamatan


IV Jurai Pesisir Selatan bahwa dengan mengikuti kunjungan industri ini sangat bermanfaat
bagi kami untuk mengetahui bagaimana di dunia kerja tersebut dan melatih kami untuk
berinteraksi dengan orang banyak dan menambah wawasan.
Dengan diadakan Kunjungan Industri seperti ini para mahasiswa/mahasiswi diharapkan
dapat berfikir maju, kreatif, dan efisien sehingga dapat mengurangi perilaku yang bersifat
negatif. Kemampuannya lebih tersalur kepada hal-hal yang positif yang akan berguna bagi
kehidupannya baik sekarang maupun yang akan datang.

SARAN

Diharapkan agenda program kunjungan industri ini tetap berjalan setiap tahunnya.
Tetaplah menjadikan kunjungan industri sebagai sarana mahasiswa/i untuk menambah
pengetahuan, wawasan, dan pengelaman. Dan menjadikan para mahasiswa/i yang aktif dan
kreatif
Kunjungan industri hendaknya dilaksanakan dengan biaya yang terjangkau oleh
mahasiswa/mahasiswi
DAFTAR PUSTAKA

1. (http://psdg.bgl.esdm.go.id/kolokium%202003/konservasi/Proc%20PESISIR%20SELATAN-
Hutamadi.pdf)
2. http://www.academia.edu/15055050/deskripsi_batuan
3. http://berita.pesisirselatankab.go.id/page/detail/sektor-energi
4. http://kehidupannasution.blogspot.com/2016/05/pengertian-pertambangan-penambangan-
dan.html
5. https://geologidokterbumi.wordpress.com/kuliah/geologi-struktur-2/
6. https://herydictus.wordpress.com/2012/10/19/genesa-batubara/

Anda mungkin juga menyukai