DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 14
1. CRISANDI PRAMBADI
2. RAHMAT ZULMY
3. CRAFAEL ZULPRITSLY
4. M. RIZKY
5. FERALDO SANDRIO
8. CHAIRANI
9. BERRYL HANNAH
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat serta anugerahNya, sehingga penyusunan Laporan Praktek Lapangan
yang diadakan pada tanggal 7 – 9 September 2018 di Nagari Tambang, Kecamatan IV Jurai
Pesisir Selatan Sumatera Barat ini dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini disusun bersama rekan-rekan kami. Seluruh isi laporan ini disusun
berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan referensi melalui media internet.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan,
Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan. Oleh karena itu, kami mengharap kritik
dan saran yang dapat membangun motivasi kami agar dapat menjadi lebih baik dan lebih
maju untuk masa yang akan datang.
Harapan kami semoga laporan yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi kami dan
para pembaca pada umumnya.
Kelompok 14
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jurusan Teknik Pertambangan , Fakultas Teknik (FT) yang berada di lingkungan
Universitas Negeri Padang (UNP) memiliki tujuan untuk mendidik mahasiswa agar
mampu berkiprah serta dapat bersaing di dunia kerja nantinya. Yaitu dengan menghasilkan
intelektual-intelektual yang ahli dalam bidang keteknikan yang mencakup dalam bidang
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang perlu dimiliki oleh mahasiswa.
Untuk mendapatkan standar mutu yang baik, maka jurusan bersama Himpunan
Mahasiswa Teknik Pertambangan melakukan kebijaksanaan yang dinamis, sesuai dengan
perkembangan teknologi sekarang, yaitu dengan mewajibkan mahasiswa untuk melakukan
Praktek Lapangan, agar bisa melihat secara langsung ilmu yang didapat di lapangan dan
dapat mengaplikasikan di dalam bermasyarakat maupun di dunia luar nantinya. Hal ini
akan menambah wawasan berfikir dan pengalaman di dunia industri, sehingga dapat
meningkatkan mutu dalam proses belajar.
B. Tujuan Praktek Lapangan Industri
Adapun kegiatan Praktek Lapangan Industri ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Umum
a. Mahasiswa mampu memahami situasi dunia kerja yang sesungguhnya.
b. Mahasiswa mampu melengkapi ilmu yang diperoleh di perkuliahan melalui
penerapan secara praktis dalam laneuver.
2. Khusus
a. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
b. Melatih kedisiplinan.
c. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan keadaan sebenarnya
yang ada di perindustrian.
C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktek Lapangan
2. DESKRIPSI BATUAN
Deskripsi batuan yang lengkap biasanya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1.Deskripsi material batuan (atau batuan secara utuh)
2.Deskripsi diskontinuitas
3.Deskripsi massa batuan.
Klasifikasi Batuan.
Berdasarkan proses terjadinya batuan dibedakan menjadi tiga bentuk yakni :
BATUAN BEKU
Terjadi dari magma (batuan cair) yang mengalami proses
pendinginan,kemudian membeku. Berdasarkan tempat pembekuan batuan
beku dibagi menjadi 3 macam yaitu :
2.Batuan beku gang atau korok atau hipabisis.Sisa magma yang masih cair
meresap ke lapisan yang lebih atas dan menyusup ke sela-sela pipa-pipa
gunung api,kemudian menjadi dingin dan membeku.Proses pemekuannya
relatif lebih cepat,sehingga hablur-hablur (kristal-kristal) yang terjadi tidak
sekompak bayuan beku dalam.Struktur batuan beku gang disebut Struktur
porfiris.Contoh :Granit,porfirisdiorit,porfiris sienit,dan porfiri.
3.Batuan beku luar atau batuan beku effusive.:Batuan beku macam ini
terjadi dari magma yang mencapai permukaan bumi,kemudian
membeku.Proses pembekuannya cepat sekali,sehingga dapat terbentuk
kristal(hablur)Misalnya pada tekstur porfiritik.
BATUAN SEDIMEN
a. Batuan Klastik atau Mekanik yang terbentuk dari gumpalan batu besar
yang diangkut dari lereng gunung melalui air hujan lalu diangkut oleh
arusd sungai dan kemudian diendapkan di daereah hilir dalam bentuk
pasai yang susunan kimiawinya masih sama dengan batuan asal.Ini
berarti pengendapan itu melalui proses mekanik
Contoh batuan klatik yaitu :
1.breksi
2.klonglomerat
3.pasir
4,tanah liat.
BATUAN METAMORF
Batuan metamorf :adalah batuan hasil ubahan dari batuan asal akibat proses
metamorfosis yaitu suatu proses yang dialami batuan asal akibat tekan dan
suhu yang sama-sama meningkat.
Batuan metamorfosis diklasifikasikan sebagai berikut.
NO TITIK BA BT BB d ∆t HI
1 ST 1,47
2 P1 1, 33 1, 22 1, 11 22 0, 25 1,47
3 P2 2, 78 2, 665 2, 55 23 -1, 195 1,47
4 P3 1, 74 1, 68 1, 62 12 -0, 21 1,47
5 P4 1, 66 1, 625 1, 59 7 -0, 155 1,47
6 P5 0, 66 0, 57 0, 48 18 0, 9 1,47
7 P6 0, 588 0, 544 0, 50 8,8 0, 926 1,47
8 P7 0, 369 0, 305 0, 241 12,8 1, 165 1,47
9 P8 0, 728 0, 6715 0, 615 11,3 0, 7985 1,47
Adapun perbedaan hasil yang tidak jauh dikarenakan beberapa hal diantaranya
adalah adanya dataran yang tidak rata sehingga mempengaruhi pengukuran
dilapangan,dan faktor lainnya adalah kurangnya ketelitian membaca alat ukur,dan
faktor eksternal lainnya
C. ANALISIS
1. GENESA BATUAN (BATU BARA)
Teori Genesa Batubara
a. Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat
sedikit endapan batubara dari perioda ini.
b. Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga.
Sedikit endapan batubara dari perioda ini.
c. Pteridofita, umur Devon Atas hingga KArbon Atas. Materi utama pembentuk
batubara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan
biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
d. Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah.
Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung
kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan
glossopteris adalah penyusun utama batubara Permian seperti di Australia, India dan
Afrika.
e. Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah
yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding
gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.
Tingkat perubahan yang dialami batu bara, dari gambut sampai menjadi antrasit – disebut
sebagai pengarangan – memiliki hubungan yang penting dan hubungan tersebut disebut
sebagai ‘tingkat mutu’ batu bara. Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang
dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batubara umumnya dibagi dalam lima kelas:
antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.
1. Antrasit adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster)
metalik, mengandung antara 86% – 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang
dari 8%.
2. Bituminus mengandung 68 – 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari
beratnya. Kelas batubara yang paling banyak ditambang di Australia.
3. Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya
menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
4. Lignit atau batubara coklat adalah batubara yang sangat lunak yang mengandung air
35-75% dari beratnya.
5. Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling
rendah.
Proses pembentukan batu bara sendiri sangatlah kompleks dan membutuhkan waktu hingga
berjuta-juta tahun lamanya. Batubara terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan purba yang
kemudian mengendap selama berjuta-juta tahun dan mengalami proses pembatubaraan
(coalification) dibawah pengaruh fisika, kimia, maupun geologi. Oleh karena itu, batubara
termasuk dalam kategori bahan bakar fosil. Secara ringkas ada 2 tahap proses
pembatubaraan yang terjadi, yakni:
a. Tahap Diagenetik atau Biokimia (Penggambutan), dimulai pada saat dimana tumbuhan
yang telah mati mengalami pembusukan (terdeposisi) dan menjadi humus. Humus ini
kemudian diubah menjadi gambut oleh bakteri anaerobic dan fungi hingga lignit
(gambut) terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah
kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses
pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
b. Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus
dan akhirnya antrasit.
Secara lebih rinci, proses pembentukan batu bara dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pembusukan, bagian-bagian tumbuhan yang lunak akan diuraikan oleh bakteri anaerob.
b. Pengendapan, tumbuhan yang telah mengalami proses pembusukan selanjutnya akan
mengalami pengendapan, biasanya di lingkungan yang berair. Akumulasi dari endapan
ini dengan endapan-endapan sebelumnya akhirnya akan membentuk lapisan gambut.
c. Dekomposisi, lapisan gambut akan mengalami perubahan melalui proses biokimia dan
mengakibatkan keluarnya air dan sebagian hilangnya sebagian unsur karbon dalam
bentuk karbondioksida, karbonmonoksida, dan metana. Secara relatif, unsur karbon
akan bertambah dengan adanya pelepasan unsur atau senyawa tersebut.
d. Geotektonik, lapisan gambut akan mengalami kompaksi akibat adanya gaya tektonik
dan kemudian akan mengalami perlipatan dan patahan. Batubara low grade dapat
berubah menjadi batubara high grade apabila gaya tektonik yang terjadi adalah gaya
tektonik aktif, karena gaya tektonik aktif dapat menyebabkan terjadinya intrusi atau
keluarnya magma. Selain itu, lingkungan pembentukan batubara yang berair juga dapat
berubah menjadi area darat dengan adanya gaya tektonik setting tertentu.
e. Erosi, merupakan proses pengikisan pada permukaan batubara yang telah mengalami
proses geotektonik. Permukaan yang telah terkelupas akibat erosi inilah yang hingga
saat ini dieksploitasi manusia.
a. Material dasar, yakni flora atau tumbuhan yang tumbuh beberapa juta tahun yang lalu,
yang kemudian terakumulasi pada suatu lingkungan dan zona fisiografi dengan iklim
clan topografi tertentu. Jenis dari flora sendiri amat sangat berpengaruh terhadap tipe
dari batubara yang terbentuk.
b. Proses dekomposisi, yakni proses transformasi biokimia dari material dasar pembentuk
batubara menjadi batubara. Dalam proses ini, sisa tumbuhan yang terendapkan akan
mengalami perubahan baik secara fisika maupun kimia.
c. Umur geologi, yakni skala waktu (dalam jutaan tahun) yang menyatakan berapa lama
material dasar yang diendapkan mengalami transformasi. Untuk material yang
diendapkan dalam skala waktu geologi yang panjang, maka proses dekomposisi yang
terjadi adalah fase lanjut clan menghasilkan batubara dengan kandungan karbon yang
tinggi.
d. Posisi geotektonik, yang dapat mempengaruhi proses pembentukan suatu lapisan
batubara dari :
e. Tekanan yang dihasilkan oleh proses geotektonik dan menekan lapisan batubara yang
terbentuk.
f. Struktur dari lapisan batubara tersebut, yakni bentuk cekungan stabil, lipatan, atau
patahan.
g. Intrusi magma, yang akan mempengaruhi dan/atau merubah grade dari lapisan batubara
yang dihasilkan.
h. Lingkungan pengendapan, yakni lingkungan pada saat proses sedimentasi dari material
dasar menjadi material sedimen. Lingkungan pengendapan ini sendiri dapat ditinjau dari
beberapa aspek sebagai berikut:
i. Struktur cekungan batubara, yakni posisi di mana material dasar diendapkan.
Strukturnya cekungan batubara ini sangat berpengaruh pada kondisi dan posisi
geotektonik.
j. Topografi dan morfologi, yakni bentuk dan kenampakan dari tempat cekungan
pengendapan material dasar. Topografi dan morfologi cekungan pada saat pengendapan
sangat penting karena menentukan penyebaran rawa-rawa di mana batubara terbentuk.
Topografi dan morfologi dapat dipengaruhi oleh proses geotektonik.
k. Iklim, yang merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembentukan batubara
karena dapat mengontrol pertumbuhan flora atau tumbuhan sebelum proses
pengendapan. Iklim biasanya dipengaruhi oleh kondisi topografi setempa
a. Tahap pembentukan gambut (peat) dari tumbuhan yang disebut proses peatification
Gambut adalah batuan sediment organic yang dapat terbakar yang berasal dari tumpukan
hancuran atau bagian dari tumbuhan yang terhumifikasi dan dalam keadaan tertutup udara
( dibawah air ), tidak padat, kandungan air lebih dari 75 %, dan kandungan mineral lebih
kecil dari 50% dalam kondisi kering.
Peningkatan tekanan dan temperature pada lapisan gambut akan mengkonversi gambut
menjadi batubara dimana terjadi proses pengurangan kandungan air, pelepasan gas gas
( CO2, H2O, CO, CH4 ), penigkatan kepadatan dan kekerasanb serta penigkatan nilai kalor.
Pada daerah pengamatan di Nagari Tambang, Kecamatan IV Jurai Pesisir Selatan terdapat
batu bara yang melimpah dari hasil sedimentasi. Baik karena pelapukan dari tumbuhan
sekitar mapun faktor lain. Batu bara termasuk dalam golongan batu sedimen. Batu bara yang
terdapat di daerah pengamatan sangatlah berlimpah dan diolah dengan secara sederhana oleh
masyarakat setempat.
2. POTENSI SUMBER DAYA
Kabupaten Pesisir Selatan mempunyai beberapa sumber daya alam yang berpotensi untuk
menjadi peluang investasi. Terdapat 18 (delapan belas) buah sumber daya alam (energi
tambang) yang potensial dilakukan di Kabupaten Pesisir Selatan diantaranya yang memiliki
potensi cukup besar sebagai berikut:
N
o Jenis Energi Tambang Kecamatan Lokasi
Koto XI Sungai Pinang, Taluak Raya,
Tarusan Nanggalo
Selayang Pandang, Gurun Panjang,
Bayang Pinang Bairik
IV Nagari
Bayang Utara Asam Kumbang, Muaro Aie
Sungai Niapah, Bukit Langkisau
Painan Selatan, Koto Salido, Lumpo
IV Jurai Barat, Lumpo Selatan
Talauak Kasal Sungai Bungin, Tuik
Batang Kapas Kt. Gunung Kp. Baru
Sutera Taratak, Ampalu
Lengayang Koto Saiyo
Ranah Pesisir Pasia Pelangai, Koto VIII
Linggo Sari Padang XI Punggusaran, Pasa
Baganti Punggasan
1 Andesit Pancung Soal Inderapura Utara
Bayang Selayang Pandang
Ampuan Lumpo Barat, Bukit Pulai
IV Jurai Lumpo Selatan, Sungai Nipah
Pasar Kuok, Tuik Kt. Gunung Kp.
Batang Kapas Baru
Sutera Kayu Aro
Ranah Pesisir Bukit Punai Gunung Mas
Pancung Soal Inderapura Selatan
Ranah IV Hulu
Tapan Panadah Sungai Gambir
Basa IV Balai
Tapan Ampang Tulak
2 Batubara Lunang Kumbung
3 Granitis Koto XI Simpang Carocok, Rajo Agam
Tarusan Siguntua, Sungai Lunsang Taratak
Gunung Harun Painan Timur,
IV Jurai Lumpo Timur
Lubuk Nyiur, Trt. Tampatih Pdg
Batang Kapas Galundi
Lenggayang Koto Pulai
Linggo Sari
Baganti Rantau Simalenang
Pancung Soal Inderapura Selatan
Ranah IV Hulu
Tapan Koto Pulai, Sungai Gambir
Basa IV Balai
Tapan Pasa Bukik
Lunang Kumbung, Bukit Tapuih
Kota XI Batang Tarusan Siguntur, Batang
Tarusan Tarusan Talawi
Bayang Batang bayang Apa Jaya
Batang Lumpo Limau Gadang,
IV Jurai Batang Painan Bungo Pasang
Batang Kapas Batang Tuik Kt. Gunung Kp. Baru
Sutera Batang Surantih Ampalu
Batang Kambang Medan Baiak,
Batang Lengayang Koto Baru,
Lengayang Batang Lakitan
Ranah Pesisir Batang Pelangai Pasia Pelangai
Linggo Sari
Baganti Batang Air Haji
Batang Inderapura (Inderapura
Pancung Soal Timur)
Ranah IV Hulu Batang Tapan Kubu, Batang Tapan
Tapan Sungai Gambir
4 Sirtu Lunang Batang Lunang Tanjung Beringin
5 Tanah lliat Koto XI
Tarusan Mandeh
Bayang Puluik-puluik, Asam Kumbang
IV Jurai Silayang, Painan Selatan
Batang Kapas Teluk Kasai
Sutera Taratak
Lengayang Kotobaru, Koto Kandih
Ranah Pesisir Pasia Pelangai
Linggo Sari
Baganti Pasa Aia Haji, Pasa Bukik Aia Haji
Ranah IV Hulu
Tapan Muaro Sako
Basa IV Balai
Tapan Alang Rambah
Lunang Lunang
Silaut Silaut
Energi Baru dan terbarukan Lokasi sudah di bebaskan dan
6. ( Pembangkit Listrik Silaut dihibahkan
7. PLTU Bio Mas Lunang Pembangkit Listrik Tenaga Sekam
8. Lasmiling Lunang
UBK ( Usaha Berbasis Komunitas
yaitu pengolahan minyak goreng Alat Pengolahan Jagung menjadi
9 dan dodol jagung Lunang tepung
3. STRUKTUR GEOLOGI
Ilmu yang mempelajari berbagai struktur atau bentuk lapisan tanah akibat adanya gaya
tektonisme. Akibatnya akan menghasilkan lipatan(fold) dan patahan/sesar(fault)
Macam lipatan :
a. Lipatan tegak / simetri
b. Lipatan dengan lengan lipatan yang sama panjang
c. Lipatan miring / asimetri
d. Lipatan dengan lengan lipatan tidak sama panjang
e. Lipatan rebah / recumben
f. Lipatan yang mengalami pembalikan lapisan
g. Lipatan menutup
Macam patahan/sesar :
a. Sesar naik
b. Sesar turun
c. Sesar dekstral (kanan)
d. Sesar sinistral (kiri)
e. Sesar sungkup
v Strike
Sudut yang terbentuk antara perpotongan perlapisan dengan bidang horisontal dan arah utara.
Cara penulisannya dengan simbolisasi sebagai berikut :
N __˚ E
Keterangan : ___ diisi dengan besar sudut yang di dapatkan dari pengukuran.
v Dip
Sudut yang menunjukkan besarnya kemiringan struktur bidang.
Strike dan dip singkapan yang didapat di lapangan pada saat praktek :
Strike : 112⁰
Dip : 21⁰
Dengan menggunakan kaidah tangan kiri. Untuk menemukan strike menggunakan kompas
dengan berpatok pada arah East dan untuk dip berpatok pada arah West.
Ilmu ukur wilayah (surveying) adalah sebuah metode pengukuran titik-titik dengan
memanfaatkan jarak dan sudut di antara setiap titik tersebut pada suatu wilayah dengan
cermat. Berbagai titik tersebut biasanya adalah permukaan bumi dan digunakan untuk
membuat sebuah peta, batas wilayah suatu lahan, lokasi konstruksi, dan tujuan lainnya. Ilmu
ukur wilayah juga merupakan sebuah pekerjaan. Surveyor menggunakan berbagai elemen
matematika seperti geometri dan trigonometri, juga fisika dan keteknikan.
Pada saat praktek di lapangan, mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang telah mempersiapkan alat yang digunakan pada saat mengukur di
lapngan. Dengan membawa alat levelling beserta alat yang terhubung satu sama lain. Kompas
dan GPS. Setelah didapatkannya data dari hasil pengamatan, maka di laporan hasil kuliah
lapangan telah kami cantumkan di tabel data hasil yang didapatkan dengan beberapa formula
dasar untuk mencari beda tinggi dan pula jarak sebagai berikut :
Keadaan tanah :
1. Tanah asli / bank (BCM)
- Tanah dalam kondisi aslinya (belum terusik atau belum tekena campur tangan
manusia maupun yang lainnya)
- Ukurannya dinyatakan dalam bank measure (BM) atau Bank cubic meter
2. Tanah lepas / loose (LCM)
- Tanah setelah digusur / digali / diangkut dan sebagainya (telah terkena campur
tangan manusia baik dengan alat manual maupun alat mekanis
- Ukurannya dinyatakan dalam loose measure (LM) atau loose cubic meter
- Volume tanah lepas lebih besar dari volume tanah asli karena mengembang
(swell)
3. Tanah padat / pampat / compacted
- Keadaan tanah setelah usaha pemadatan
KESIMPULAN
SARAN
Diharapkan agenda program kunjungan industri ini tetap berjalan setiap tahunnya.
Tetaplah menjadikan kunjungan industri sebagai sarana mahasiswa/i untuk menambah
pengetahuan, wawasan, dan pengelaman. Dan menjadikan para mahasiswa/i yang aktif dan
kreatif
Kunjungan industri hendaknya dilaksanakan dengan biaya yang terjangkau oleh
mahasiswa/mahasiswi
DAFTAR PUSTAKA
1. (http://psdg.bgl.esdm.go.id/kolokium%202003/konservasi/Proc%20PESISIR%20SELATAN-
Hutamadi.pdf)
2. http://www.academia.edu/15055050/deskripsi_batuan
3. http://berita.pesisirselatankab.go.id/page/detail/sektor-energi
4. http://kehidupannasution.blogspot.com/2016/05/pengertian-pertambangan-penambangan-
dan.html
5. https://geologidokterbumi.wordpress.com/kuliah/geologi-struktur-2/
6. https://herydictus.wordpress.com/2012/10/19/genesa-batubara/