Anda di halaman 1dari 31

KODE/RUMPUN ILMU: 433/TEKNIK KIMIA

USULAN
PENELITIAN PRODUK TERAPAN

METODE EKSTRAKSI DENGAN GELOMBANG ULTRASONIK DAN


GELOMBANG MIKRO PADA PEMBUATAN KARAGENAN DARI
RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII

Tim Pengusul:
Ir.Hastami Murdiningsih, M.T
NIDN 0006066015
Ir. Barlian HS, M.T
NIDN 0012115908

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG


MEI 2016

i
ii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

1. Judul Penelitian : Metode Ekstraksi dengan Gelombang Ultrasonik dan


Gelombang Mikro Pada Pembuatan Karagenan dari Rumput Laut Eucheuma
Cottonii
2. Tim Peneliti
No. Nama Jabatan Bidang Instansi Asal Alokasi
Keahlian Waktu
1 Ir. Hastami Lektor Teknik Politeknik 15
Murdiningsih, Kepala Kimia Negeri Ujung jam/minggu
M.T Pandang
2 Ir. Barlian HS, Lektor Teknik Politeknik 10
M.T Kepala Kimia Negeri Ujung jam/minggu
Pandang

3. Objek Penelitian (jenis material yang akan diteliti dan segi penelitian): Kappa
Karagenan dari eucheuma cottonii

4. Masa Pelaksanaan
Mulai : bulan: Januari tahun: 2017
Berakhir : bulan: Desember tahun: 2018

5. Usulan Biaya DRPM Ditjen Penguatan Risbang


- Tahun ke-1 : Rp 58.960.000,-
- Tahun ke-2 : Rp 54.760.000,-
6. Lokasi Penelitian Laboraturium Proses Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung
Pandang

7. Instansi lain yang terlibat jika ada, dan uraikan apa kontribusinya):-

8. Temuan yang ditargetkan (produk atau masukan untuk kebijakan)


Karagenan hasil ekstraksi Metode yang terbaik

9. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu (uraikan tidak lebih dari 50
kata,tekankan pada gagasan fundamental dan orisinal yang mendukung
pengembangan iptek): Ekstraksi gelombang ultrasonik dan gelombang mikro
menyebabkan pergerakan molekul dengan migrasi ion dan rotasi dari dua kutub,
tetapi tidak mengubah struktur molekulnya. Pemanasan akibat ultrasonik
gelombang mikro menyebabkan dinding sel hancur, sehingga analit yang akan
diekstrak keluar dari sel dan dapat terdifusi ke pelarut lebih cepat dibandingkan
ekstraksi konvensional.

10. Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran (tuliskan nama terbitan berkala ilmiah
internasional bereputasi, nasional terakreditasi, atau nasional tidak terakreditasi
dan tahun rencana publikasi) adalah jurnal INTEK dan tahun rencana publikasi
2018 dan 2019

11 Rencana luaran HKI, buku, purwarupa atau luaran lainnya yang ditargetkan,
tahun rencana perolehan atau penyelesaiannya
iii
- Publikasi Ilmiah Jurnal Internasional, tahun ke-1 Target: belum/tidak ada
- Publikasi Ilmiah Jurnal Internasional, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada
- Publikasi Ilmiah Jurnal Nasional Terakreditasi, tahun ke-1 Target: draft
- Publikasi Ilmiah Jurnal Nasional Terakreditasi, tahun ke-2 Target: submitted
- Pemakalah dalam pertemuan ilmiah Nasional, tahun ke-1 Target: belum/tidak ada
- Pemakalah dalam pertemuan ilmiah Nasional, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada
- Pemakalah dalam pertemuan ilmiah Internasional, tahun ke-1 Target: belum/tidak
ada
- Pemakalah dalam pertemuan ilmiah Internasional, tahun ke-2 Target: belum/tidak
ada
- Keynote Speaker dalam pertemuan ilmiah Internasional, tahun ke-1 Target:
belum/tidak ada
- Keynote Speaker dalam pertemuan ilmiah Internasional, tahun ke-2 Target:
belum/tidak ada
- Keynote Speaker dalam pertemuan ilmiah Nasional, tahun ke-1 Target: belum/tidak
ada
- Keynote Speaker dalam pertemuan ilmiah Nasional, tahun ke-2 Target: belum/tidak
ada
- Visiting Lecturer Internasional, tahun ke-1 Target: belum/tidak ada
- Visiting Lecturer Internasional, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada
- Paten, tahun ke-1 Target: belum/tidak ada
- Paten, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada
- Paten Sederhana, tahun ke-1 Target: belum/tidak ada
- Paten Sederhana, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada
- Hak Cipta, tahun ke-1 Target: belum/tidak ada
- Hak Cipta, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada
- Merk Dagang, tahun ke-1 Target: belum/tidak ada
- Merk Dagang, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada
- Rahasia Dagang, tahun ke-1 Target: belum/tidak ada
- Rahasia Dagang, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada
- Desain Produk Industri, tahun ke-1 Target: belum/tidak ada
- Desain Produk Industri, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada
- Indikasi Geografis, tahun ke-1 Target: belum/tidak ada
- Indikasi Geografis, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada
- Perlindungan Varietas Tanaman, tahun ke-1 Target: belum/tidak ada
- Perlindungan Varietas Tanaman, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada
- Perlindungan Topografi Sirkuit , tahun ke-1 Target: belum/tidak ada
- Perlindungan Topografi Sirkuit , tahun ke-2 Target: belum/tidak ada
- Teknologi Tepat Guna, tahun ke-1 Target: produk
- Teknologi Tepat Guna, tahun ke-2 Target: produk
- Model/Purwarupa/Desain/Karya Seni/Rekayasa Sosial, tahun ke-1 Target:
belum/tidak ada
- Model/Purwarupa/Desain/Karya Seni/Rekayasa Sosial, tahun ke-2 Target:
belum/tidak ada
- Buku Ajar (ISBN), tahun ke-1 Target: belum/tidak ada
- Buku Ajar (ISBN), tahun ke-2 Target: draft
- Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT), tahun ke-1 Target: Skala 5
- Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT), tahun ke-2 Target: Skala 5

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM iii
DAFTAR ISI v
RINGKASAN vi

BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan 2
1.3 Tujuan 3
1.4 Urgensi Penelitian 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Rumput Laut 4
2.2 Rumput Laut Jenis Eucheuma Cottonii 5
2.3 Karagenan 6
2.4 Umur Panen 7
2.5 Manfaat Karagenan 7
2.6 Standar Mutu Karagenan 7
2.7 Proses Ekstraksi Karagenan 8
2.8 Road Map Riset Pengolahan Karagenan 9

BAB III. METODE PENELITIAN 10


3.1 Waktu dan Tempat 10
3.2 Bahan dan alat 10
3.3 Bagan Alir Penelitian (fishbone) 11
3.4 Variabel Penelitian 11
3.5 Prosedure Penelitian 11
3.6 Uji Mutu 13
BAB IV REKAPITULASI BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 15
4.1 Rekapitulasi Biaya 15
4.2 Jadwal Penelitian 15
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN-LAMPIRAN 18

v
RINGKASAN

Karagenan merupakan senyawa hidrokoloid hasil ekstraksi dalam larutan alkali


dari rumput laut golongan ganggang merah (Rhodophyceae) spesies eucheuma
cotonii .Metode ekstraksi konvensional yang selama ini menggunakan pelarut
tertentu dengan volume besar, membutuhkan waktu lama dan perolehan hasil sedikit
sehingga berdampak pada biaya produksi tinggi. Untuk meminimalkan dampak
tersebut perlu dikaji metode ekstraksi alternatif lain yaitu metode ekstraksi ultrasonik
dan gelombang mikro.
Tujuan penelitian pada tahun pertama yaitu 1.Membandingkan yield karagenan
yang diekstraksi dengan metode konvesional dengan metode ekstraksi ultrasonik, 2.
Membanding mutu karagenan yang diekstraksi secara konvensional dengan ekstraksi
ultrasonik . Tujuan penelitian pada tahun kedua adalah 1. Mempelajari pengaruh
daya gelombang mikro (low, medium, dan high) terhadap yield, 2. Mempelajari
pengaruh perbandingan rumput laut dengan pelarut terhadap yield pada ekstraksi
dengan menggunakan gelombang mikro, 3. Membandingkan yield dan mutu
karagenan yang dihasilkan dengan metode ekstraksi konvensional, ultrasonik, dan
gelombang mikro.
Ekstraksi dengan metode konvensional dilakukan melalui pemanasan rumput
laut dan pelarut dengan menggunakan pemanas listrik selama 3 jam pada suhu 90 oC,
metode ultrasonik dilakukan pada frekuensi 20-40kHz dengan waktu ekstraksi
divariasikan 10, 15, 20, 25, dan 30 menit perbandingan rumput laut dan pelarut 1:10,
1:15, 1:20, 1:25, dan 1:30 b/b Metode ekstraksi dengan gelombang mikro dilakukan
dengan beragam daya (low, medium, dan high) dan perbandingan rumput laut dan
pelarut 1:10, 1:15, 1:20, 1:25, dan 1:30 b/b. dengan waktu 25 menit. Hasil ekstraksi
disaring dan ekstraknya yang mengandung karagenan diendapkan dengan isopropil
alkohol, lalu dipisahkan dari cairan dan dikeringkan dan dilanjutkan dengan analisa
mutu.
Hasil penelitian dapat menentukan metode yang terbaik untuk mengekstraksi
karaginan dari rumput laut jenis eucheuma cottonii dan luarannya akan
dipublikasikan dalam jurnal nasional

Kata Kunci : Ekstraksi , karaginan, ultrasonik, gelombang mikro, yield

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumput laut merupakan salah satu sumberdaya perairan yang sejak lama telah
dimanfaatkan sebagai komoditi ekspor hingga saat ini. Sebagai negara dengan garis
pantai nomor dua terpanjang di dunia, sudah sewajarnyalah faktor alam tersebut
menjadi pendorong bagi Indonesia untuk mengembangkan rumput laut baik dari segi
pembudidayaan, pengolahan hingga pemasarannya.
Salah satu hasil ekstrak rumput laut yang penting adalah karagenan. Karagenan
merupakan salah satu jenis hidrokoloid yang diekstrak dari rumput laut golongan
ganggang merah (Rhodophyceae). Spesies dari Rhodophyceae yang menjadi sumber
karagenan adalah Eucheuma cotonii penghasil kappa karagenan (Istini & Zatnika
1991).
. Karaginan berdasarkan kandungan sulfatnya dibedakan menjadi dua fraksi yaitu
kappa karaginan yang mengandung sulfat kurang dari 28% dan iota karagian jika
lebih dari 30% . Kappa karaginan dihasilkan dari rumput laut jenis Eucheuma
cottonii, iota-karaginan dihasilkan dari Eucheuma spinosum sedangkan lamda
karaginan dari Chondrus crispus(Winarno, 1996).
Kappa karagenan dalam produk pangan banyak dimanfaatkan sebagai pengental,
pembentuk gel, bahan penstabil, pengemulsi, perekat, pensuspensi, pembentukan
tekstur, menjaga bentuk kristal es, dan lain-lain terutama pada produk susu, jeli,
jamu, permen, sirup, dan pudding. Kappa karagenan juga dapat diaplikasikan pada
produk non pangan sebagai pembentuk gel, pengental, yang diaplikasikan pada
industri-industri kosmetik, tekstil, cat, obat-obatan, pakan ternak, dan lain-lain (Istini
& Zatnika 1991).
Menurut Anggadireja dkk. (2008), secara garis besar tahapan proses pembuatan
karaginan terdiri dari pencucian, pemasakan, ekstraksi, pengendapan dan pengeringan.
Fokus penelitian ini pada proses ekstraksi karagenan karena pada proses inilah yang paling
menentukan besarnya perolehan hasil (yield) dan mutu karagenan. Teknik ekstraksi
konvensional yang digunakan selama ini (maserasi, soxhlet, dan hidrodistilasi) pada
umumnya berdasarkan pada pemilihan dan penggunaan sejumlah besar volume
pelarut yang tepat disertai dengan pemanfaatan panas dan/atau pengadukan untuk
memperbaiki kelarutan komponen sehingga dapat meningkatkan laju perpindahan

1
massa-nya. Teknik tersebut membutuhkan banyak waktu dan beresiko terjadinya
degradasi thermal terhadap sebagian atau sejumlah besar konstituen nabati yang
terkandung didalamnya serta pemanfaatan sejumlah besar volume pelarut berdampak
pada penambahan biaya produksi, yaitu saat pengadaan maupun pembuangan racun
pelarut yang berbahaya bagi lingkungan. Pada dekade terakhir diperkenalkan
beberapa teknik ekstraksi alternatif untuk meminimalkan keterbatasan tersebut,
diantaranya ekstraksi ultasonik (Péres et al., 2006) dan gelombang mikro (Niken P.,
2011)
Pourhossein et al. (2009) berpendapat bahwa ekstraksi ultrasonik termasuk
salah satu alternatif dari preparasi sampel padat, karena dapat mepermudah dan
mempercepat beberapa langkah preparasi, seperti pelarutan, fusi dan leaching. Hal
ini dikarenakan efek dari gelombang ultrasonik yang membentuk local high
temperature dan gerakan mekanik antarmuka zat padat dan zat cair, sehingga akan
mempercepat laju perpindahan massa-nya. Ekstraksi gelombang mikro merupakan
proses ekstraksi yang memanfaatkan energi yang ditimbulkan oleh gelombang mikro
dengan frekuensi 2.450 MHz dalam bentuk radiasi non-ionisasi elektromagnetik
(Armstrong,1999). Energi ini dapat menyebabkan pergerakan molekul dengan
migrasi ion dan rotasi dari dua kutub, tetapi tidak mengubah struktur molekulnya.
Pemanasan akibat gelombang mikro menyebabkan dinding sel hancur, sehingga
analit yang akan diekstrak keluar dari sel dan dapat berdifusi ke pelarut.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang timbul
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana perbandingan yield karagenan hasil ekstraksi konvensional dengan
ekstraksi ultrasonik
2. Bagaimana perandingan mutu karagenan hasil ekstraksi konvensional dengan
ekstraksi ultrasonik
3. Bagaimana pengaruh frekuensi gelombang mikro terhadap yield
4. Apakah rasio rumput laut (rumput laut) dengan pelarut berpengaruh terhadap
yield pada ekstraksi dengan gelombang mikro
5. Bagaimana mengoptimasi metode ekstraksi

2
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini tahun pertama:

1. Membandingkan yield karagenan hasil ekstraksi konvensional dengan


ekstraksi ultrasonik
2. Membandingkan mutu karagenan hasil ekstraksi konvensional dengan
ekstraksi ultrasonik
Tujuan penelitian tahun kedua:
1. Bagaimana pengaruh frekuensi gelombang mikro terhadap yield
 Mempelajari pengaruh rasio rumput laut (rumput laut) dengan pelarut
terhadap yield pada ekstraksi dengan gelombang mikro
 Optimasi metode ekstraksi.

1.4 Urgensi Penelitian

Jenis rumput laut penghasil kappa karaginan yang banyak terdapat di perairan
Indonesia dan telah dibudidayakan secara massal adalah jenis rumput laut eucheuma
cotonii termasuk Sulawesi Selatan yang merupakan penghasil rumput laut terbesar di
Indonesia sebagian besar (75%) yang dibudidayakan adalah jenis eucheuma cottonii
.Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai tambah dari rumput laut dan mengurangi
impor akan hasil-hasil olahannya, maka pengolahan rumput laut menjadi karaginan
di dalam negeri perlu dikembangkan (Istini, 1998)
Karaginan dapat diperoleh dengan mengekstraksi rumput laut jenis Eucheuma
Sp dan eucheuma cottonii yang tidak mudah dilakukan oleh masyarakat umum dan
membutuhkan biaya tinggi. Kondisi ini menyebabkan masyarakat lebih memilih cara
yang praktis yaitu dengan mengolahnya menjadi makan tradisional atau
mengeringkan dan menjualnya dengan harga yang relatif murah (Warkoyo, 2008).
Nilai ekonomis rumput sebagai bahan baku karaginan dan agar cukup berarti bagi
perekonomian masyarakat pesisir yaitu 1 kg rumput laut kering jenis cottonii
berkisar antara Rp 10.500,- sampai Rp 15.500,- dengan masa panen 45 hari, tanpa
menggunakan pupuk. Dengan teknologi sangat sederhana, bahan mentah rumput laut
kering dapat diolah menjadi karaginan dalam bentuk SRC (Semi Refine Carragenan)
yang harganya 10 kali lipat harga bahan mentah. Demikian pula nilai tambah yang
didapat untuk bentuk karaginan murni(Refine Carragenan) akan meningkat sepuluh
kali lipat.

3
Di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan produksi karaginan masih dalam
bentuk semi refined carragenan dan hampir semua produksi karaginan ini diolah Oleh
PT. Batimurung Indah, PT. Citra Laut, dan PT Cahaya Cemerlang. Perusahaan-
perusahaan ini belum berani mengolah rumput laut menjadi karaginan murni disebabkan
oleh biaya produksi yang tinggi terutama pada proses pengendapan. Penelitian ini
diharapkan dapat menemukan cara pemisahan karaginan dengan air yang lebih cepat,
efektif, dan biaya yang lebih murah, sehingga akan menjadi masukan bagi dunia industri
untuk mengolah rumpul laut jenis eucheuma cottonii menjadi karaginan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumput Laut


Rumput laut adalah makroalga yang hidup di laut maupun air payau. Rumput
laut tergolong tanaman berderajat rendah, umumnya tumbuh melekat pada substrat
tertentu, tidak mempunyai akar batang dan daun sejati; tapi hanya menyerupai
batang yang disebut thallus. Rumput laut tumbuh di alam dengan melekatkan dirinya
pada karang, lumpur, pasir, batu dan benda keras lainnnya. Selain benda mati,
rumput laut pun dapat melekat pada tumbuhan lain secara epifitik (Anggadiredja dkk,
2006).
Secara taksonomi, rumput laut dikelompokkan kedalam Divisio Thallophyta.
Berdasarkan kandungan pigmennya, rumput laut dikelompokkan menjadi 4 kelas,
yaitu sebagai berikut (Anggadiredja dkk, 2006) :
1. Rhodophyceae (ganggang merah)
2. Phaeophyceae (ganggang coklat)
3. Chlorophyceae (ganggang hijau)
4. Cyanophyceae (ganggang biru-hijau)
Beberapa jenis rumput laut Indonesia yang bernilai ekonomis dan sejak dulu
sudah diperdagangkan yaitu Euchema sp., Hypnea sp., Gracilaria sp., dan Gelidium
sp. dari kelas Rhodophyceae serta Sargassum sp. dari kelas Phaeophyceae.Euchema
sp. dan Hypnea sp. menghasilkan metabolit primer senyawa hidrokolid yang disebut
karaginan (carrageenan). Gracilaria sp. dan gelidium sp. menghasilkan metabolit
primer senyawa hidrokolid yang disebut agar. Sementara, Sargassum sp.
menghasilkan metabolit primer senyawa hidrokolid yang disebut alginat. Rumput

4
laut yang menghasilkan karaginan disebut pula Carrageenophyte (karaginofit),
penghasil agar disebut agarophyte (agarofit), dan penghasil alginat disebut
alginophyte (alginofit) (Anggadiredja dkk, 2006).

2.2 Rumput Laut jenis Eucheuma cottonii


Eucheuma cottonii merupakan salah satu jenis rumput laut merah
(Rhodophyceae) dan berubah nama menjadi Kappaphycusalvarezii karena karaginan
yang dihasilkan termasuk fraksi kappa-karaginan. Maka jenis ini secara taksonomi
disebut Kappaphycus alvarezii. Nama daerah ‘cottonii’ umumnya lebih dikenal dan
biasa dipakai dalam dunia perdagangan nasional maupun internasional (Samsuari,
2006). Nama daerah (dagang) yang lebih dikenal untuk jenis ini yaitu E.cottonii.
Taksonomi Eucheuma sebagai berikut (Anggadiredja dkk,2006) :

Divisio : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Bangsa : Gigartinales
Suku : Solierisceae
Marga : Eucheuma
Jenis : Eucheumaspinosum (Eucheuma denticulatum)
Eucheuma cottoni (Kappaphycus alvarezii)

Gambar 1. Rumput laut Euchema cottoni


Ciri-ciri rumput laut Eucheuma cottonii adalah mempunyai thallus silindris;
permukaan licin; Cartilogeneus (menyerupai tulang rawan/muda); serta berwarna
terang, hijau olive, dan cokelat kemerahan. Percabangan thallus berujung runcing

5
atau tumpul, ditumbuhi nodulus (tonjolan-tonjolan), dan duri lunak / tumpul untuk
melindungi gametangia. Percabangan bersifat alternates (berseling), tidak teratur,
serta dapat bersifat dichotomus (percabangan dua-dua) atau trichotomus (sistem
percabangan tiga-tiga). Rumput laut Eucheuma cottonii memerlukan sinar matahari
untuk proses fotosintesis. Oleh karena itu, rumput laut jenis ini hanya mungkin hidup
pada lapisan fotik, yaitu kedalaman sejauh sinar matahari masih mampu
mencapainya. Di alam, jenis ini biasanya hidup berkumpul dalam satu komunitas
atau koloni dan indikator jenisnya antara lain jenis-jenis Caulerpa, Hypnea,
Turbinaria, Padina, Gracillaria, dan Gellidium. Eucheuma cottonii tumbuh di rataan
terumbu karang dangkal sampai kedalaman 6 meter, melekat di batu karang,
cangkang kerang dan benda keras lainnya. Faktor yang sangat berpengaruh pada
pertumbuhan jenis ini yaitu cukup arus dengan salinitas yang stabil yaitu 28-34
(Anggadiredja dkk, 2006).

2.3 Karaginan
Karaginan merupakan getah rumput laut yang diperoleh dari hasil ekstraksi
rumput laut merah dengan menggunakan air atau larutan alkali pada suhu yang tinggi
(Gliksman, 1983).
Karaginan yaitu senyawa hidrokoloid yang merupakan senyawa polisakarida
rantai panjang yang diekstraksi dari rumput laut jenis-jenis karaginofit, seperti
Eucheuma sp., Chondrus sp., Hypnea sp., dan Gigartina sp (Anggadiredja dkk,
2006).
Didasarkan pada stereotipe struktur molekul dan posisi ion sulfatnya,
karaginan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu iota-carrageenan, kappa-
carrageenan, dan lambda-carrageenan. Ketiganya berbeda dalam sifat gel dan
reaksinya terhadap protein (Anggadiredja dkk, 2006).
Karaginan berdasarkan kandungan sulfatnya dibedakan menjadi dua fraksi
yaitu kappa karaginan yang mengandung sulfat kurang dari 28% dan iota karagian
jika lebih dari 30% . Kappa karaginan dihasilkan dari rumput laut jenis Eucheuma
cottonii, iota-karaginan dihasilkan dari Eucheuma spinosum sedangkan lamda
karaginan dari Chondrus crispus(Winarno, 1996).

6
Tipe karaginan yang paling banyak dalam aplikasi pangan adalah kappa
karaginan. Sifat-sifat fisik-kimia karaginan meliputi kelarutan, viskositas,
pembentukan gel dan stabilitas pH (Samsuari, 2006).
Derajat kekentalan karaginan dipengaruhi oleh konsentrasi, suhu dan molekul
lain yang larut dalam campuran tersebut. Kekentalan larutan karaginan akan
berkurang dengan cepat seiring meningkatnya suhu. Kemampuan karaginan dalam
membentuk gel (menjedal) dibedakan dari yang kuat sampai rapuh (britle) dengan
tipe yang lembut dan elastik. Tekstur tersebut tergantung dari jenis karaginan,
konsentrasi, keberadaan ion-ion lain, keberadaan larutan lain, serta senyawa
hidrokoloid yang tidak membentuk gel (Anggadiredja dkk, 2006).

2.4 Umur Panen


Yunizal et al. (2000) menyatakan bahwa sebagai bahan baku pengolahan,
rumput laut harus dipanen pada umur yang tepat. Rumput laut jenis Gracilaria
pemanenan dilakukan setelah berumur 3 bulan, sedangkan jenis Eucheuma dipanen
setelah berumur 1,5 bulan atau lebih.

2.5 Manfaat Karaginan


Karaginan sangat penting peranannya sebagai stabilizer (penstabil), thickener
(bahan pengentalan), pembentuk gel, pengemulsi dan lain-lain. Sifat ini banyak
dimanfaatkan dalam industri makanan, obat-obatan, kosmetik, tekstil, cat, pasta gigi
dan industri lainnya (Winarno, 1996). Selain itu juga berfungsi sebagai penstabil,
pensuspensi, pengikat, protective (melindungi kolid), filmformer (mengikat suatu
bahan), syneresis inhibitor (mencegah terjadinya pelepasan air) dan flocculating
agent (mengikat bahan-bahan (Anggadireja et al.2008).
2.6 Standard Mutu Karaginan
Di Indonesia sampai saat ini belum ada standard mutu karaginan. Standard
mutu karaginan yang telah diakui dikeluarkan oleh Food AgricultureOrganization
(FAO), Food Chemicals Codex (FCC) dan European EconomicCommunity (EEC).
Spesifikasi mutu karaginan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel1.Standar mutu karaginan

7
Spesifikasi FCC EEC( FAO Komersil
( Food European ( Food
chemical economic agriculture
codex ) community) organization )
Kadar air, % Maks. 12 Maks. 12 Maks. 12 14,34±0,25
Sulfat, % 18-40 15-40 15-40 -
Abu, % Maks. 35 15-40 15-40 18,06±0,22
Abu tak larut asam, % Maks. 1 Maks. 12 Maks. 1 -
Bahan tak larut asam, % - - - -
Lead (Pb), ppm Maks. 4 Maks. 10 - -
Viskositas 1,5 % sol, cP Min. 5 - Min. 5 -
Titik leleh (oC) - - - 50,21±1,05

Titik Gel (oC) - - - 34,10±1,86


Kekuatan Gel (g/cm2) - - - 685±13,43
Sumber: A/S Kobenhvas Pektufabrik, 1978

2.7 Proses Ekstraksi Karagenan


Alkalisasi merupakan tahap untuk mendapatkan karaginan dari rumput laut
Eucheuma cottonii. Towle (1973) menyatakan bahwa larutan alkali mempunyai dua
fungsi yaitu membantu ekstraksi polisakarida dari rumput laut dan berfungsi untuk
mengkatalisis hilangnya gugus-6-sulfat dari unit monomernya dengan membentuk
3,6-anhidrogalaktosa sehingga mengakibatkan kenaikan kekuatan gelnya.
Penggunaan alkali mempunyai dua fungsi, yaitu membantu ekstraksi polisakarida
menjadi lebih sempurna dan mempercepat eliminasi 6-sulfat dari unit monomer
menjadi 3,6-anhidro-D-galaktosa sehingga dapat meningkatkan kekuatan gel dan
reaktivitas produk terhadap protein (Towle, 1973). Penelitian yang dilakukan
Zulfriady dan Sudjatmiko (1995), menunjukkan bahwa ekstraksi karaginan
menggunakan (KOH) berpengaruh terhadap kenaikan yield dan mutu karaginan yang
dihasilkan.
Metode konvensional produksi karaginan didasarkan pada kemampuan
osmosis rumput laut. Suwandi (1992) mengisolasi karaginan dari rumput laut jenis
0
Eucheuma cottonii pada temperatur 80 C dan waktu pemanasan 90 menit

8
memperoleh rendemen hasil maksimal sebesar 57%. Sedangkan Sarjana dan Widia
(1998) mengisolasi karaginan dari rumput laut jenis Eucheuma spinosum pada
o
temperatur 100 C dan waktu pemanasan 3,5 jam memperoleh rendemen hasil
maksimal sebesar 63,64%. Kedua penelitian ini menggunakan pH basa yang konstan.
Namun, kedua penelitian ini tidak menampilkan tingkat kemurnian dan data spektra
dari karaginan hasil isolasi. Dian Andriani (2006) mengisolasi karaginan dengan
jenis dan konsentrasi larutan alkali yang berbeda perolehan karaginan sebesar
27,77% dengan KOH 10%. Demikian juga Bawa dkk. (2007) mengisolasi karaginan
pada 90 oCberbagai variasi pH dengan perolehan karaginan sebesar 34,65% pada pH
8,5.-9.
Pada penelitian metode ultrasonik tanpa variasi frekuensi dibandingkan
metode konvensional . Pada metode pemanasan dilakukan pada suhu 80oC selama
30 – 120 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai gel strength tertinggi
pada proses gelasi dengan metode pemanasan selama 120 menit yaitu sebesar
550,40 g/cm2. Sedangkan pada metode ultrasonikasi (grafik 1) nilai gel strength
tertinggi didapat pada perlakuan US-KCl selama 16 menit yaitu sebesar 1339,86
g/cm2, tanpa menginformasikan yield (Aji Prasetyaningrum dkk.,2015) . Optimasi
karaginan dengan membandingkan ekstraksi konvensional dan gelombang mikro
telah dilakukan oleh Niken Pratiwi (2011), dengan variable jenis pelarut dan waktu
ekstraksi. Yield tertinggi 26,3%, waktu 30 menit dan pelarut NaOH diperoleh dari
ekstraksi gelombang mikro, sedangkan secara konvensional 21,48%, waktu 120
menitdengan pelarut NaOH.

Road Map Riset Pengolahan karagenan

Tema Riset Capaian sampai Tahun 2014- Tahun 2016- Tahun 2020
tahun 2014 2015 2019
Pengembangan 1.Optimasi 1.Kajian Kajian -Scale up
teknologi waktu dan tentang ekstraksi produksi dari
pengolahan suhu ekstraksi substitusi karagenan dari skala
rumput laut 2.Optimasi isopropanol rumput laut laboraturium
jenis pelarut basa yang mahal dengan ke skala
eucheuma 3.Optimasi sebagai bantuan industry
cottonii perbandingan bahan gelombang - Perancangan
menjadi rumput laut pengendap ultrasonik, alat-alat
karagenan dengan pelarut karagenan gelombang produksi skala
4.Optimasi dengan mikro, dan industri
pemisahan metode lain pada keadaan
karagenan dari seperti super kritis

9
pelarut dengan pengeringan
alkohol dengan spry
dryer, dan
metode
pembekuan
dan lain-lain

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Kimia Jurusan Teknik


Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang. Waktu pelaksanaan selama 10 bulan
dimulai pada bulan Januari hingga Oktober 2017.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah:
 Baskom  Kertas pH
 Erlenmeyer
 Spray dryer
 Beker glass
 Cawan porselen
 Blender
 Viscometer Brookfield  Pinggan penguap
 Termometer
 Textur analyzer
 Labu takar
 Tanur
 Pipet volume
 Kain saring 150 mesh  Gelas ukur

3.2.2 Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah:


 Rumput laut jenis eucheuma  Etil alkohol

 Kalium Hidroksid (KOH)  KCl


 Isopropanol
 HCl
 Aquadest
 Kaporit  Metanol

10
3.3 Bagan Alir Penelitian (Fishbone Diagram) 
Bagan alir penelitian (fishbone diagram) ini dapat dilihat pada gambar 3.1.

Sortasi , Pencucian dan


pencucian dan pengeringan dengan
pngecilan ukuran sinar matahari
Blender Filtrasi

Metode
terbaik
ekstraksi
Rumput Laut Karaginan

Optimasi
Proses Perendaman ekstraksi Pengeringan
Bleaching

Gambar 3.1 Bagan alir penelitian (fishbone diagram)

3.4 Variabel Penelitian


1. Metode ultrasonik dilakukan pada frekuensi 20-40kHz dengan waktu
ekstraksi divariasikan 10, 15, 20, 25, dan 30 menit. Perbandingan rumput
laut dan pelarut 1:10, 1:15, 1:20, 1:25, dan 1:30 b/b.
2. Metode ekstraksi dengan gelombang mikro dilakukan dengan beragam daya
(low, medium, dan high) dan perbandingan rumput laut dan pelarut 1:10,
1:15, 1:20, 1:25, dan 1:30 b/b.dengan waktu 25 menit

Pada metode ekstraksi konvensional kondisi operasi terbaik telah diketahui


yaitu waktu ekstraksi 3 jam, pH 9, dan suhu 90 oC . Yield dan mutu
karagenan yang dihasilkan dari metode ini akan dibandingkan dengan
metode ekstraksi ultrasonik dan gelombang mikro
3.5 Prosedure Penelitian
Tahapan proses pengolahan karaginan metode alkohol(Anggadireja dkk. 2008)

sebagai berikut:

1. Pembersihan atau sortasi

Rumput laut dibersihkan dari kotoran, seperti pasir, batu-batuan, kemudian


dipisahkan dari jenis yang satu dengan yang lain.

11
2. Bleaching. Proses pemutihan dilakukan dengan merendam rumput laut dalam
larutan kaporit 1% selama 1 jam

3. Pencucian hingga bau kaporitnya hilang


4. Pengeringan dengan sinar matahari selama 3 hari

3 Perendaman:
Rumput laut yang telah bersih direndam dalam air dengan volume 40 kali
berat rumput laut kering, pH larutan 9 dengan penambahan KOH selama 12
jam untuk melunakkan rumput laut.
4 Ekstraksi
Proses ekstraksi dilakukan dengan tiga metode:
1. Metode konvensional dilakukan dengan cara mengekstrak bubur rumput
selama 3 jam pada pH 8,5-9 dengan suhu 90oC
2. Metode ekstraksi ultrasonik dilakukan dengan frekuensi 20-40kHz, dengan
waktu ekstraksi divariasikan 10, 15, 20, 25, dan 30 menit. Perbandingan
rumput laut dan pelarut 1:10, 1:15, 1:20, 1:25, dan 1:30 b/b.
3. Metode ekstraksi dengan gelombang mikro dilakukan dengan beragam
daya (low, medium, dan high) dan perbandingan rumput laut dan pelarut
1:10, 1:15, 1:20, 1:25, dan 1:30 b/b.dengan waktu 25 menit
Metode ekstraksi konvensional dan ultrasonic dilaksanakan pada tahun pertama
sedangkan metode gelombang mikro pada tahun kedua.
5 Penyaringan
Setelah proses ekstraksi selesai bubur rumput laut disaring dengan kain saring
150 mesh. Ampasnya dibuang, sedangkan filtratnya dimasukkan kedalam bak
pengendap karaginan.
6 Pengendapan:
Pengendapan karaginan dilakukan dengan cara menuangkan filtrat ke dalam
isopropyl alkohol sambil diaduk-aduk selama 15 menit, sehingga terbentuk
serat-serat karaginan. Perbandingan filtrat dan isopropyl alkohol yang
digunakan adalah 1 : 2. Serat-serat karaginan yang diperoleh kemudian
direndam kembali dengan isopropyl alkohol selama 30 menit sehingga
diperoleh serat karaginan yang lebih kaku.
7 Pengeringan dan Penepungan :

12
Serat-serat karaginan kemudian dikeringkan di dalam oven dengan suhu 60°C
selama 10 jam, kemudian digiling sehingga diperoleh tepung karaginan.
Tepung ditimbang untuk mengetahui % yield.

Perolehan karaginan (%yield) = × 100%

3.6 Uji Mutu Karaginan


Uji mutu hasil meliputi kadar air, viskositas, dan kekuatan gel
3.61. Kadar air ( Metode AOAC, 1984)
Penentuan kadar air didasarkan perbedaan berat contoh sebelum dan
sesudah dikeringkan . Pengeringan contoh dilakukan selama beberapa jam sampai
berat contoh konstan pada suhu 105 oC

Kadar air(%) = {(Wo – W1)/Wo }x 100%

Keterangan : Wo = berat contoh mula-mula

W1= berat contoh setelah pengeringan

3.6.2 Viscositas ( Metode AOAC, 1984, FMC Corp., 1977)


Larutan karaginan 1,5% dipanaskan dalam bak air mendidih sambil diaduk
secara teratur sampai suhu 75 oC. Viskositas diukur dengan viscometer Brookfield
dengan menggunakan spindle yang sesuai.

3.6.3 Kekuatan Gel ( Metode AOAC, 1984 dan FMC Corp., 1977)

Larutan karaginan 1,5% dan KCl 0,16% dipanaskan dalam bak air mendidih
dengan pengadukan secara teratur sampai suhu 80 oC. Volume larutan dibuat sekitar
50 mL. Larutan panas dimasukkan ke dalam cetakan berdiameter 4 cm dan dibiarkan
pada suhu 10 oC selama 2 jam. Kekuatan gel dalam cetakan diukur dengan texture
analyzer. Gel dalam cetakan ditempatkan dalam alat ukur (TAXT2i Texture
Analyser) sehingga plugger yang akan bersentuhan dengan gel berada ditengahnya.
Komputer dinyalakan dan program tekstur analyzer diaktifkan. Kondisi pengukuran
ditetapkan.

13
Rumpu laut

Pembersihan Pasir, garam dll.

Larutan
kaporit 1% Bleaching 1 jam

air Pencucian

Sinar Matahari
Pengeringan
( 3 hari)

 Air 40 x berat rumput


laut kering Perendaman 12 jam

Penghancuran

Ekstraksi gelombang mikro Ekstraksi konvensional Ekstraksi ultrasonik


-frekuensi low, medium, dengan suhu 90oC; pH 9; -Frekuensi 20-40 kHz,
heigh, waktu 25 menit dan waktu 3 jam -Waktu 10,25,20,25,dan 30 menit
-rasio rumput laut/pelarut -rasio rumput laut/pelarut
:1/10,1/15,1/20,1/25,1/30 :1/10,1/15,1/20,1/25,1/30

ekstrak ekstrak
 Filtrasi (kain saring saring
150 mesh

filtrat
Pengendapan karagenan dengan
isopropil alkohol

Pengeringan Dengan oven


suhu suhu 60oC, 10 jam
Catatan:
1. Ekstraksi konvensional dan Penepungan
gelombang ultrasonic dilaksanakan
tahun pertama
2. Ekstraksi gelombang mikro tahun
kedua Tepung Analisa Mutu
karaginan

Gambar 6. Blok diagram pembuatan tepung karaginan

14
BAB IV. REKAPITULAI BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1. Rekapitulasi Biaya Penelitian
Biaya yang diusulkan xRp 1000
No Jenis Pengeluaran Tahun 1 Tahun 2
1 Honorarium untuk Pelaksana 10.820 16.160
Belanja Barang Non Operasional
2 lainnya 14.348 23.900
3 Belanja Barang dan Bahan 16.855 11.700
4 Perjalanan 7.977 3.000
5 Jumlah 50.000 54.760

4.2 Jadwal Penelitian


Jadwal Kegiatan Tahun Ke I
No Kegiatan Bulan Ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Studi kepustakaan
2 Penyiapan alat & Bahan
Ekstraksi konvensional dan
3 ultrasonik
4 Analisa produk

5 Pengolahan data
Pembuatan laporan, seminar,
6 dan publikasi .

Jadwal Kegiatan Tahun Ke II

No Kegiatan Bulan Ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pembuatan proposal tahun
1 kedua
2 Penyiapan alat & Bahan
3 Ekstraksi gelombang mikro
4 Analisa pruduk

5 Pengolahan data
6 Pembuatan Laporan dan .
seminar

15
DAFTAR PUSTAKA

Aji P, Gunawan, W.S, Darmawan, Y, dan Moh. Djaeni, 2015. Kombinasi Cold
Gelation dan Foam Mat Drying pada Karakteristik Produk Karagenan.
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan, Yogyakarta
Andriani, D .2006. Pengolahan Rumput Laut (Eucheuma cattonii) Menjadi Tepung
ATC (Alkali Treated Carrageenophyte) dengan Jenis dan Konsentarsi
Alkali yang Berbeda. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Anggadireja,J.T. Zatnika.A, Purwoto, dan Istini.S. 2008. Rumput Laut.Jakarta:


Penebar Swadaya.
Anggadiredja, J.T., 2006. Rumput Laut. Jakarta:Penebar Swadaya.

AOAC.1984. Official Methode of Analysis of the associated of Official Analytical


Chemist. 14 edth A.O.A.C. Inc.Airlington. Virginia.

Armstrong, Stephanye Dawn,(1999),” Microwave-Assisted Extraction for the


Isolation of Trace Systemic Fungicides from Woody Plant
Material”,Doctor Dissertation, Virginia Polytechnic Institute and State
University.
A/S Kobenhvs Pektifabric.1978.Carrageenan.Lilleskensved.Denmark.

Bawa, I.G.A.G, Bawa Putra, A.A, dan Laila, I.R. 2007. Jurnal Kimia 1 (1): 15-20.
Denpasar:Univ.Udayana.http://abumie.wordpress.com/2007/06/28/rumput
-laut-kayaserat-penuh-manfaat/ (diakses tanggal 8 Februari 2008).

FMC Corp. 1977. Carrageenan.New Jersey, USA:Marine Colloid Monograph


Number One.

Glicksman, 1983. Seaweed extracts. Di dalam Glicksman M (ed). Food


Hydrocolloids Vol II. CRC Press. Boca Raton. Florida.

Istini,S. dan Suliani. 1998. Manfaat dan Pengolahan Rumput Laut. Jakarta: Lembaga
Oseonologi Nasional.

Niken, P., 2011. Optimasi Ekstraksi Karagenan Kappa dari Rumput Laut eucheuma
Cottonii, Skripsi, Depatemen FMIPA IPB, Bogor

Péres, V.L., J. Saffia, M.I.S. Melecchi, F.C. Abadc, R.A. Jacques, M.M. Martinez,
E.C. Oliveira, and E.B. Caramao. 2006."Comparison of Soxhlet, Ultrasound-
assisted and Pressurized Liquid Extraction of Terpenes, Fatty Acids and
Vitamin E from Piper gaudichaudianum Kunth." Journal of Chromatography
A 1105 : 115–118.
Pourhossein, A., M. Madani, and M. Shahlaei. 2009."Valuation of an Ultrasound–
assisted Digestion Method for Determination of Arsenic and Lead in Edible
Citric Acid Samples by ETAAS." Canadian Journal of Analytical Sciences

16
and Spectroscopy 54 (1) (2009): 39–44.

Samsuari. 2006. Penelitian Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut Eucheuma


cottonii di Wilayah Perairan Kabupaten Jeneponto propinsi Sulawesi
Selatan. Institut Pertanian Bogor.
Sarjono,P dan Widia,W. 1998. Mempelajari Teknik Pengolahan R.L. Menjadi
Karaginan Secara Hidrasi. Denpasar: Universitas Udayana

Soegiarto, A. Yunizal M, dan wirdiah N., 2000. Rumput Laut (algae): manfaat,
potensi dan usaha budidayanya.Jakarta: Lembaga Oseanologi Nasional.

Suwandi, 1992. Isolasi dan Identifikasi karaginan dari rumput laut euchema cottoni.
Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara . Medan.

Syarief., Rizal, & Halid, H. 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. Kerjasama


dengan Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB. Penerbit Arcan.
Jakarta.

Towle, A.G., 1973. Carrageenan. In : R.L Whistler (Ed). Industrial Gum :


Polysacharides and Their Derivates. London: Academic Press.

Warkoyo.2008. Metode Ekkstraksi Carraeenan dari Rumput Laut Asal Pantai


SumenepMadura. Seminar Nasional Pangan. Yogyakarta.

Winarno, FG., 1996. Teknologi Pengolahan Rumput Laut.Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

Zulfriady D, Sudjatmiko W. 1995. Pengaruh Kalsium Hidroksida dan Sodium


Hidroksida Terhadap mutu Karaginan Rumput Laut E. spinosum. Jakarta:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Bidang Pasca Panen, Sosial,
Ekonomi dan Penangkapan. hlm 137-146.

17
Lampiran 1. JUSTIFIKASI ANGGARAN

REVISI ANGGARAN PENELITIAN TAHUN KE-1


Anggaran Penelitian Tahun 2017 yang disetujui sebesar = Rp 50.000.00
000
Honorarium Penunjang Satuan
Penelitian/Perekayasa Vol (Rp) Total (Rp)
Ketua Peneliti/Perekayasa (10 bulan) 10 OB 420,000 4,200,000
Pembantu Peneliti (3 jamx 4 minggu x 10 bulan) 120 OJ 25,000 3,000,000
Pengolah Data ( selama masa penelitian) Pen/ 1,540,000 1,540,000
Petugas Pembantu-1 14 OH 80,000 1,120,000
Petugas Pembantu-2 12 OH 80,000 960,000
Total (Rp)= 10,820,000

Satuan
Belanja Barang Non Operasional Lainnya Vol (Rp) Total (Rp)
Biaya Penginapan [1ORG x 4 Hari] 4 OH 962,000 3,848,000
Biaya Koneksi Internet [ 10 Bulan ] 10 Bln 200,000 2,000,000
Transport Dalam Kota [1 ORG x 15 KALI] 15 OK 100,000 1,500,000
Publikasi pada Jurnal Nasional 1 PKT 3,000,000 3,000,000
Sewa Alat Ukur Texture Analyzer 1 PKT 2,000,000 2,000,000
Sewa Alat Pengering dan Furnace 1 PKT 1,000,000 1,000,000
Sewa Alat Ukur Viskositas 1 PKT 1,000,000 1,000,000
Total (Rp)= 14,348,000

Satuan
Belanja Barang dan Bahan Vol (Rp) Total (Rp)

Kertas A4 80 Gr 5 42,000 210,000


Flashdisk 2 250,000 500,000
Cartridge Canon 3 200,000 600,000
Rumput Laut 10 kg 10 150,000 1,500,000
KOH 1 kg 1 560,000 560,000

18
Iso Propanol 8 liter 8 75,000 600,000
Ballpoint Standard 2 pack 2 155,000 310,000
Penyusunan Laporan 1 PKT 500,000 500,000
Cetak Laporan 1 PKT 1,000,000 500,000
Penjilidan Laporan 1 PKT 1,000,000 500,000
Ekstraktor Ultrasonik 1 PKT 8,000,000 8,000,000
Blender 1 bh 250,000 250,000
Materai Rp.6000 10 6,000 60,000
Buku Kuitansi 1 15,000 15,000
Kain saring 150 mesh 1m 300,000 300,000
Pemutih (NaOCl) 2L 100,000 200,000
Konsumsi selama percobaan 40 25,000 1,000,000
Konsumsi Penyusunan Laporan 40 25,000 1,000,000
Kertas Lakmus 1 Box 250,000 250,000
Total = 16,855,000

Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Satuan


Luar Kota Vol (Rp) Total (Rp)
Biaya Tiket Penerbangan Mks-Jkt (PP) [1
ORG x 2 KALI] 1 OK 3,829,000 3,829,000
Biaya Taksi Perjalanan Dinas di Jakarta [1
ORG x 4 KALI] 4 OK 213,000 1,278,000
Biaya Taksi Perjalanan Rumah ke Bandara
[1 ORG x 4 KALI] 4 OK 145,000 870,000
Transportasi lokal ( 1ORG x 15 kali) 15 OK 100,000 1,500,000
Transportasi antar Kabupaten (1 ORG x2
KALI) 2 OK 250,000 500,000
Total = 7,977,000

Total Anggaran Penelitian Tahun 2017 = A+B+C+D = 50,000,000

19
Lampiran II. DUKUNGAN SARANA DAN PRASARANA PENELITIAN
L.2.1. LABORATORIUM
Laboratorium yang akan digunakan adalah Laboratorium Kimia Proses,
dan Laboratorium Analisis Instrumen, Jurusan Teknik Kimia PNUP.

L.2.2. Alat utama : Texture analyzer untuk menguji kekuatan gel, viscometer
Broofield untuk mengukur viscositas tersedia di lab.namun untuk ultrasonic
dan gelombang mikro keperluan ekstraksi perlu didanai pengadaannya.

Lampiran 3. Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas

No. Nama Peneliti NIDN Bidang Peran/ Jumlah Uraian


Ilmu Kegiatan Jam/ Tugas.
Mingggu
Ir. Hastami Teknik
1 Murdiningsih,M.T 0006066015 Kimia Ketua 15 Mengkoordin
Peneliti asi,
melaksanaka
n, dan
membuat
laporan
penelitian
2 Ir. Barlian HS, MT 0012115908 Teknik Anggota 15 Melaksanaka
Kimia Peneliti n dan
membantu
pembuatan
laporan
3. Ahmad Rifai Kimia Analis 10 Menganalisis
sampel,
menyiapkan
alat dan
bahan

20
Lampiran IV Biodata tim Pengusul
A. Identitas Diri Ketua Pelaksana
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Ir. Hastami Murdiningsih, M.T.
2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
3 Jabatan Struktural Kepala Unit P3AI
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 19600606 198803 2 002
5 NIDN 0006066015
6 Tempat dan Tanggal Lahir Klaten, 6 Juni 1960
7 Alamat Rumah BTP Blok C No: 260, Makassar
8 Nomor Telepon/Faks/HP 0411-581209 / 081343738205
9 Alamat Kantor Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10
Tamalanrea, Makassar
10 Nomor Telepon/Faks 0411-585365, 585356, 585368 / 0411-
586043
11 Alamat e-mail nininghartono@yahoo.com.au
12 Mata Kuliah yang Diampu 1. Matematika
2. Azas Teknik Kimia
3. Matematika Teknik Kimia
4. Proses Industri Kimia
5. Lab. Kimia Fisika
6. Lab. Satuan Operasi I
7. Lab. Satuan Operasi II

B. RiwayatPendidikan
S1 S2
Nama Perguruan Tinggi Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah
Semarang Mada, Yogyakarta
Bidang Ilmu Teknik Kimia Teknik Kimia
Tahun Masuk-Lulus 1979 - 1986 2002 – 2004
Judul PraRancangan Industri Kinetika Reaksi
Skripsi/Tesis/Disertasi Asam Sulfat Pemungutan Khrom
dalam Limbah Cair
Penyamakan Kulit
dengan Kapur
Padam dalam
Reaktor Alir Tanki
Berpengaduk
(RATB)
Dosen Pembimbing/Promotor Ir. Bambang Pramudia, Prof. Dr. Ir. Warniati
S.U. Agre

C. Pengalaman Penyusun Bahan Ajar


No Tahun Judul
1 2005 Azas Teknik Kimia
2 2006 Proses Industri Kimia

21
22
2. Anggota Peneliti

1 Nama Lengkap Ir. Barlian Hasan, M.T.


L
2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
3 Jabatan Struktural -
4 NIP 195911121990031001
5 NIDN 0012115908
6 Tempat dan Tanggal Lahir Aceh, 12 November 1959
7 Alamat Rumah Perumahan Politeknik Neg. UP Daya No.
3, Makassar
8 Nomor Telepon/Fax -
9 Nomor HP 081342373829
10 Alamat Kantor Jl. Perintis Kemerdekaan KM 10
Makassar 90245
11 Nomor Telepon/Fax (0411) 585 367/ (0411) 586 043
12 Alamat e-mail barlian_hasan59@yahoo.co.id
13 Lulusan yang telah D3 = 125 orang
dihasilkan
1. Termodinamika
14. Mata Kuliah yang diampu 1. Satuan Operasi II
2. Lab. Pengendalian Proses
3. Lab. Satuan Operasi
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Unsyiah UGM
Bidang Ilmu Teknik Kimia Teknik Kimia
Tahun Masuk-Lulus 1979-1988 1996-1999
Judul Prarancangan Pabrik Kinetika Hidrolisis
Skripsi/Thesis/Disertasi Natrium Bikarbonat Minyak Bijih Kepuh
Pada Tekanan Lebih
Dari Satu Atmosfir
Nama Prof. Dr. Ir. Kusno Prof.Dr.Ir. Ida Bagus
Pembimbing/Promotor Budhi Karjono, MT Agra
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah (
Juta Rp.)
1 Rancang bangun alat produksi biodiesel dari TPSD 30
minyak jarak, 2007 (Ketua)

23
24
25

Anda mungkin juga menyukai