Anda di halaman 1dari 87

PROPOSAL PROYEK AKHIR

PENGARUH KECEPATAN UDARA DAN LAJU


ALIRAN PENDINGIN TERHADAP KUALITAS
KOPI SANGRAI

Disusun Oleh :

JOSUA SIANTURI
1621302004
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
POLITEKNIK CALTEX RIAU
2020

LAPORAN PROYEK AKHIR


Pengaruh Kecepatan Udara dan Laju Aliran
Pendingin Terhadap Kualitas Kopi Sangrai

Josua Sianturi
1621302004

Pembimbing
Dianita Wardani, S.Si., M.T.

2
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
POLITEKNIK CALTEX RIAU
2020
HALAMAN PENGESAHAN
Pengaruh Kecepatan Udara dan Laju Aliran Pendingin
Terhadap Kualitas Kopi Sangrai
Josua Sianturi
1621302004

Proyek Akhir ini diajukan sebagai salah satu persyaratan


untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (S.TR.T) di
Politeknik Caltex Riau

Pekanbaru, September 2020


Disetujui Oleh
Pembimbing Penguji

1.Dianita Wardani, S.Si,. M.T 1.AmnurAkhyan, S.ST,. M.T.


Nip. 179205 Nip. 007803

2.Roni Novison, S.T,. M.T


Nip. 178506

3
Mengetahui

Ketua Program Studi Teknik Mesin

AmnurAkhyan, S.ST,. M.T.


Nip. 007803

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam proyek


akhiryang berjudul :

‟Pengaruh Kecepatan Udara dan Laju Aliran Pendingin


Terhadap Kualitas Kopi Sangrai”
Adalah benar hasil karya saya, dan tidak mengandung karya
ilmia atau tulisan yang pernah diajukan disuatu perguruan
tinggi.

Setiap kata yang dituliskan tidak mengandung plagiat, pernah


ditulis maupun diterbitkan orang lain kecuali yang secara
tertulis diacu dalam laporan proyek akhir ini dan disebutkan
pada daftar pustaka.saya siap menanggung seluruh akibat
apabila terbukti melakukan plagiat.

4
Pekanbaru,
September 2020

Josua Sianturi

5
Abstrak
Kopi merupakan jenis minuman yang banyak digemari
oleh hampir seluruh masyarakat dunia minuman ini banyak
melalui tahapan pengolahan untuk menghasilkan minuman
kopi yang mempunyai cita rasa, aroma dan warna yang baik.
Sehingga proses dari pasca panen, pencucian, pembuangan
lendir, pengeringan, fermentasi, roasting, pendinginan,
grinding(giling) dan penyajian harus diperhatikan.
Pada penelitian ini membahas tentang pendinginan paksa
setelah kopi diroasting dengan tujuan untuk menjaga biji kopi
tidak mengalami perubahan panas yang berkelanjutan dan
dapat meningkatkan kerapuhan. Sehingga pada penelitian ini
menganalisa pengaruh pendinginan paksa terhadap biji kopi
dengan menggunakan medium dengan kapasitas 500gramdi
pasang alat ukurempatTermokopel pada bagian atas dan
empat Termokopel dibagian bawah medium dan satu alat
ukur Anemometer sebagai pengambilan data laju aliran
udara yang masuk kedalam medium diletakkan pada tengah
atas medium.Menggunakan blower dan water cooling
sebagai media pendinginuntuk memaksa biji kopi setelah
diroasting menjadi dingin dengan waktu yang relatif singkat.
Kata kunci: Pendinginan Paksa, Roasting, Blower dan
Water Cooling, Biji Kopi.

6
Abstrack
Coffee is a type of drink that is popular with almost all
people in the world, this drink goes through many processing
stages to produce coffee drinks that have good taste, aroma
and color. So that the process of post-harvest, washing, slime
removal, drying, fermentation, roasting, cooling, grinding
(milling) and serving must be considered.
This study discusses forced cooling after roasting with the
aim of keeping the coffee beans from experiencing continuous
heat changes and increasing brittleness. So that in this study
analyzing the effect of forced cooling on coffee beans using a
medium with a capacity of 500 grams in a pair of
thermocouple measuring devices at the top and four
thermocouples at the bottom of the medium and an
anemometer measuring instrument for data collection of the
flow rate of air entering the medium placed at the top center
of the medium. Using a blower and water cooling as a
cooling medium to force the coffee beans to cool down in a
relatively short time.
Keywords: Forced Cooling, Roasting, Blower and Water
Cooling, Coffee Beans

7
KATA PENGATAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan
yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan Proyek Akhir
yang bejudul ‟Pengaruh Kecepatan Udara dan Laju
Aliran Pendingin Terhadap Kualitas Kopi Sangrai” yang
merupakan salah satu syarat akademik dalam
menyeselasaikan Program Studi Teknik Mesin di Politeknik
Caltex Riau yang harus diselesaikan oleh mahasiswa/i
Politeknik Caltex Riau.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan Proyek
Akhir ini masih belum sempurna, sehingga penulis
mengharapkan masukkan dan saran pada Proyek Akhir yang
ditulis ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada pihak yang banyak memberikan bantuan
dan dukungan yang tiada terhingga baik secara langsung atau
tidak langsung. Ucapan terimaksih tersebut penulis tujukan
kepada :
1. Kepada Tuhan yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunia-Nya yang membuat mampu menyelesaikan
tugas akhir ini.

8
2. Bapak Dr.Dadang Syarif Sihabudin,. S.Si,. M.Sc selaku
Direktur Politeknik Caltex Riau yang telah memberikan
dukungan moral dalam menyelesaikan Proyek Akhir
ini.
3.Bapak Amnur Akhyan., SS.T., M.T selaku ketua
Program Studi Mesin Politeknik Caltex Riau yang telah
memberikan dukungan moral dalam menyelesaikan
Proyek Akhir ini.
4. Ibu Dianita Wardani., S.Si., M.T sebagai dosen
pembimbing yang telah member ilmu dan bimbingan
penuh kesabaran kepada penulis dalam menyelesaikan
Proyek Akhir ini.
5.Kepada Bapak Amnur Ahkyan,. S.ST,. M.T dan Bapak
Roni Novison,. S.T,. M.T. selaku penguji yang telah
memberi ilmu kepada penulis dalam penyelesaian
Proyek Akhir ini
6. Semua Dosen Program Studi Teknik Mesin yang telah
memberikan beekal ilmu kepada penulis dalam
menyelesaikan Tugas Proyek Akhir ini.
7.Kedua orang tua dan Keluarga besar yang telah
memberikan dukungan dan motifasi selama ini pada
saat awal masuk pendidikan sampai pada ini.

9
8. Abang-abang Laboratorium Mesin Produksi Politeknik
Caltex Riau
9.Seluruh teman-teman teknik mesin angkatan 2016 dan
HMM Politeknik Caltex Riau
10. Namboru dan Amangboru Lulu, Namboru dan
Amangboru Kristin, Sahabat Sikembar Dony Deny
Sianturi, Johannes NDP, Apara Jefri Simatupang, Arbi
Situmorang, Pak Yama Situmorang, Yehezkiel
Panjaitan, Febryman Butar-butar, saudara/i yang tidak
bisa saya sebutkan namanya satu persatu saya
mengucapkan terimakasih dengan sebesar-besarnya.

10
Daftar Isi

Ringkasan ii
Daftar Isi iii
Daftar Gambar vi
BAB I 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian 4
1.2.1 Tujuan 4
1.2.2 Manfaat 4
1.3 Rumusan Masalah 5
1.4 Batasan Masalah 5
1.5 Metode Penelitian 6
1.6 Sistematika Penulisan 6
BAB II 8
2.1. Penelitian Terdahulu 8
2.1.1 Meneliti Biji Kopi Dari Senyawa Aroma Pada Satu
Monitoring Dari Biji Hijau Kesecangkir Kopi 8

11
2.1.2 Karakteristik Aroma Kopi Panggang Dengan
Mengoptimalkan Parameter Panggangan 9
2.1.3 Pengaruh Suhu Dan Lama Penyangraian Tehadap
Sifat Fisik Mekanis Biji Kopi Sangrai Robusta 10
2.2 Sistem Pendingin 11
2.3 Kopi 12
2.4 Jenis-Jenis Kopi 13
2.5 Proses Penanganan Pasca Panen Kopi 15
2.6 Standar Mutu Kopi 19
2.7 Blower 19
2.7.1 Tekanan (p) 21
2.8 Motor DC 22
2.8.1 Torsi (Torque) Pada Motor 24
2.8.2 Inersia 24
2.9 Perpindahan Panas 25
2.9.1 Perpindahan Kalor Secara Konduksi 26
2.9.2 Perpindahan Kalor Secara Radiasi 27
2.9.3 Perpindahan Kalor Secara Konveksi 28
BAB III 30
3.1 Blok Diagram Sistem 30
3.2 Diagram Alir Penelitian 32
3.3 Eksperimen Apparatus 34

12
3.4 Perancangan Mekanik 36
3.5 Perancangan Tabung Pendingin Paksa Biji Kopi 38
3.6 Beban Torsi Pengaduk Biji Kopi (Poros) 39
3.7 Perhitungan Perpindahan Panas 41
3.7.1 Perhitungan Perpindahan Panas Konveksi Udara
Isap Blower Dari Pipa Pendingin. 41
3.7.2 Perhitungan Perpindahan Panas Konduksi Pada Biji
Kopi Kedinding Medium 41
2.7.3 Nilai Kalor Kapasitansi Dari Biji Kopi 43
3.8 Perhitungan Laju Aliran Udara 43
3.9 Teknik Analisa Data 44
3.10 Mesin, Alat Dan Bahan 44
3.10.1 Mesin 44
3.10.2 Alat 44
3.10.3 Bahan 45
3.11 Langka Kerja 45
3.12 Metode Penelitian 46
3.13 Tabel Nomenklatur Proses 47
BAB IV 48
4.1 Time Chart 61
4.2 Anggaran Biaya 62
DAFTAR PUSTAKA 63

13
Daftar Gambar

GAMBAR 2. 1 MENUNJUKKAN BIJI KOPI YANG SUDAH


DISANGRAI. 13
GAMBAR 2. 2 TAHAPAN PROSES KOPI SECARA KERING (DRY
PROCESS) SUMBER: SUSWONO (2012) 16
GAMBAR 2. 3 TAHAPAN PROSES KOPI SECARA BASAH (FULLY
WASHED) SUMBER: SUSWONO (2012) 17
GAMBAR 2. 4 TAHAPAN PROSES KOPI SECARA SEMI-BASAH
(SEMI-WASHED).SUMBER: SUSWONO (2012) 18
GAMBAR 2. 5 BLOWER 20
GAMBAR 2. 6 MOTOR DC 12V TYPE AA GEARBOX 24
GAMBAR 2. 7 ILUSTRASI PERPINDAHAN PANAS YANG TERJADI
PADA WAJAN PEMANAS AIR 26
GAMBAR 3. 1 BLOK DIAGRAM SISTEM
GAMBAR 3. 2 FLOWCHART
GAMBAR 3. 3 EKSPERIMEN APPARATUS
GAMBAR 3. 4 PERANCANGAN MESIN PENDINGIN PAKSA BIJI
KOPI
GAMBAR 3. 5 TEMPAT BIJI KOPI

14
GAMBAR 3. 6 SHAFT PENGADUK BIJI KOPI

Daftar Tabel

TABEL 2. 1 SPESIFIKASI MOTOR DC 12V TYPE AA GEARBOX


23

TABEL 3. 1 KOMPONEN PERANCANGAN MESIN PENDINGIN


PAKSA BIJI KOPI 37

TABEL 4. 1 NOMENKLATUR PROSES PADA BIJI KOPI DENGAN


BLOWER ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
TABEL 4. 2 NOMENKLATUR PROSES PADA BIJI KOPI DENGAN
BLOWER DAN WATER COOLLING ERROR! BOOKMARK
NOT DEFINED.
TABEL 4. 3 NOMENKLATUR PROSES PADA SUHU UDARA
MASUK. ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
TABEL 4. 4 NOMENKLATUR PROSES PADA BIJI KOPI PADA
SAAT DIDINGINKAN ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
Tabel 4. 5 Nomenklatur Proses Pada Suhu Udara Masuk

TABEL 4. 6 NOMENKLATUR PROSES PADA BIJI KOPI PADA


SAAT DIDINGINKAN.

15
16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kopi (Coffea spp) adalah spesies tanaman berbentuk
pohon dan termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus
Coffea. Tanaman ini tumbuh tegak, bercabang dan dapat
mencapai tinggi 12 m. Tanaman kopi terdiri dari jenis Coffea
arabica, Coffea robusta dan Coffea liberica. Tanaman kopi
merupakan komoditas ekspor yang mempunyai nilai
ekonomis yang relatif tinggi di pasaran dunia, di samping
merupakan salah satu komoditas unggulan yang
dikembangkan di Indonesia. Sudah hampir tiga abad kopi
diusahakan penanamannya di Indonesia untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi di dalam negeri dan luar negeri.
Sebagai negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia
setelah Brasil dan Vietnam. Indonesia mampu memproduksi
sedikitnya 748 ribu ton atau 6,6 % dari produksi kopi dunia
pada tahun 2012. Dari jumlah tersebut, produksi kopi robusta
mencapai lebih dari 601 ribu ton (80,4%) dan produksi kopi
arabika mencapai lebih dari 147 ribu ton (19,6%). Luas lahan
perkebunan kopi di Indonesia mencapai 1,3 juta hektar(ha)
dengan luas lahan perkebunan kopi robusta mencapai 1 juta

1
ha dan luas lahan perkebunan kopi arabika mencapai 0,30 juta
ha. (Israyanti, 2015)
Proses pengolahan kopi adalah proses pasca panen,
pencucian, pembuangan lendir, pengeringan, fermentasi,
roasting, pendinginan dangrinding(giling) dan penyajian.
Dalam tahap ini Jika dikomposisikan perbandingan penentu
cita rasa kopi yaitu padaproses pendingnan 30%,pada proses
penyangraian60% dan proses budidaya serta panen di kebun
adalah 10%. (Ayu Purnama, 2017).
Roasting kopi adalah proses dimana kopi dibawa untuk
dipanggang pada suhu dan waktu tertentu. Proses
pemanggangan dengan kisaran temperatur 170C °- 230C °
berlangsung selama 10 - 15 menit .
Pada proses roasting ini dapat dibedakan menjadi tiga
fase yaitu:
a. Fase pengeringan, dimana kelembaban dihilangkan.
b.Fase roasting, dimana proses sejumlah pirolitik kompleks
terjadi.
c. Fase pendingin,dimana kopi yang baru dipanggang dengan
cepat didinginkan. (Chahan Yeretzien, Springer-Verlog
2001)
Proses pendinginan biji kopi yang telah disangrai sangat
perlu dilakukan. Ini untuk mencengah agar tidak terjadi

2
pemanasan lanjutan yang dapat mengubah warna, flavor,
volume atau tingkat kematangan biji yang diinginkan.
Beberapa cara dapat dilakukan antara lain pemberian kipas,
atau dengan menaruhnya kebidang datar (Pangabean 2012).
Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh
Chahan Yeretzian dan Raphael Badout pada 2001yang
berjudul tentang “From the Green Bean To The Cup Of
Coofee Investigating Coffee Roasting By On-Line Monitoring
Of Volatiles”.prosesRoasting adalah dimana biji kopi harus
dipanggang dengan temperatur dan suhu diatur sampai pada
170-230 ℃ berlangsung sampai 10-15 menit. Pada fase ini
sejumlah reaksi pirolik kompleks terjadi, sehingga pada Fase
Pendinginan untuk menjaga agar kopi setelah disangrai tidak
terjadi letupan atau pemanggan lanjut yang dapat mengurangi
kualitas rasa, warna dan aroma kopi yang dihasilkan untuk
mengakhiri fase siklus penyanggraian.
Sehingga dari stagment yang dikeluarkan oleh jurnal di
atas, penulis mengambil judul penelitian proyek akhir
tentang“Pengaruh Kecepatan Udara dan Laju Aliran
Pendingin Terhadap Kualitas Kopi Sangrai” dengan tujuan
untuk melihat kualitas kopi sangrai bedasarkan warna, rasa
dan aroma yang dihasilkan dari biji kopi. Dengan percobaan
penelitian menggunakan alat pendingin berupa water cooling
membantu untuk mendinginkan udara yang masuk kedalam

3
medium dan blower sebagai isapan panas pada biji kopi
dengan kapasitas biji kopi 500 graam. Diharapkan pada
penelitian ini dapat memecahkan permasalahan yang ada
dalam proses pengolahan kopi yaitu pada proses pendinginan
biji kopi setelah disangrai.
1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian “Pengaruh Kecepatan
Udara dan Laju Aliran Udara Pendingin Terhadap Kualitas
Kopi Sangrai”, adalah:
1.) Untuk menganalisa perpindahan panas setelah biji kopi
disangrai dengan metode penelitian perpindahan panas
secara konduksi pada biji kopi terhadap medium
pendingin dan perpindahan panas secara konveksi paksa
pada bagian blower dan water cooling dengan tujuan
mampu mendinginkan biji kopi dengan waktu yang
cepat.
1.2.2 Manfaat
Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah:
1.) Menganalisa setiap variasi penurunan temperatur sesuai
dengan waktu.

4
2.) Mecegah terjadinya perpindahan panas lanjut yang
disebakan oleh adanya penurunan temperatur secara
alami.
3.) Meningkatkan kualitas homogen.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang Studi Analitis “ Pengaruh
Pendinginan Paksa Terhadap Kualitas Biji Kopi” berfokus
pada suatu rumusan masalah yaitu:
1.) Bagaimana pengaruh penurunan temperatur dengan
mengunakan Blower terhadap kualitas biji kopi yang
didinginkan?
2.) Bagaimana pengaruh pendinginan paksa dengan
menggunakan Blower dan water cooling terhadap
kualitas biji kopi yang didinginkan ?
3.) Bagaimana karakteristik biji kopi setelah didinginkan
paksa terhadap mutu biji kopi?
1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam pembuatan proyek akhir
ini adalah:
1.) Analisa data pada saat Biji kopi yang baru disangrai
dengan temperatur sekitar 170 C °- 210 C ° ketemperatur

normal 27 C °.

5
2.) Waktu memasukkan kopi dianggap0(nol) atau tidak
dihitung karena sistem pendingan sudah menyalah
sebelum kopi masuk pada medium.
3.) Medium pendingin biji kopi dianggap vakum dengan
cara memodifikasi design yang efesien.
1.5 Metode Penelitian
Metodologi penelitian dipakai dalam pembuatan proyek
akhir ini adalah:
1.) Studi Literatur
Berdasarkan beberapa literatur yang ada, maka informasi
yang mendukung dikumpulkan sebagai acuan untuk
menyusun dalam bentuk Proposal pembuatan proyek akhir,
“Pengaruh Kecepatan Udara dan Laju Aliran Pendingin
Terhadap Kualitas Kopi Sangrai”.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan proyek akhir ini secara
keseluruhan terdiri dari empat bab, masing-masing terdiri dari
beberapa sub bab. Ada pun pokok pembahasan terdiri dari
masing-masing bab tersebut secara garis besar sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, perumusan masalah dan ruang

6
lingkup masalah metodologi penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUN PUSTAKA
Bab ini menguraikan beberapa hasil penelitian terdahulu
dan landasan teori yang diperlukan untuk merancang sisem.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan metode tentang perhitungan
perancangan alat pendingin paksa pada biji kopi dan
perhitungan secara teori untuk data perpindahan panas
terhadap mutu kopi.
BAB IV JADWAL DAN PERKIRAAN BIAYA
Bab ini berisi hasil proyek akhir tentang jadwal
pengerjaan serta biaya yang diperlukan selama pembuatan alat
pendinginan paksa biji kopi sampai proses pengujian mutu
biji kopi.

BAB II

7
TINJAUN PUSTAKA
Pada bagian ini berisikan tinjaun pustaka yang telah
dilakukan sebagai dasar dalam proses pembuatan proyek
akhir. Bagian ini yang dibahas adalah penelitian terdahulu dan
dasar teori.
2.1. Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini akan menguraikan penjelasan tentang
tinjauan pustaka yang akan dipakai terkait dengan proyek
akhir yang akan dirancang bangun yaitu pengaruh
pendinginan paksa pada biji kopi.
2.1.1 Meneliti Biji Kopi Dari Senyawa Aroma Pada Satu
Monitoring Dari Biji Hijau Kesecangkir Kopi
Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Chahan
Yeretzian dan Raphael Badout pada tahun 2001tentang
“From the Green Bean To The Cup Of Coofee Investigating
Coffee Roasting By On-Line Monitoring Of Volatiles” yang
berlangsung10-15 menit dengan tiga fase pengeringan untuk
mengeringkan kelembaban dan pengeringan yang diharapkan
dapat menghilangkan kadar air pada biji kopi sebesar 10-11%
tetapi fase yang tak kalah pentingnya merupakan proses fase
pendinginan karena pada saat kopi setelah disangrai sebaiknya
biji kopi sesegera didinginkan. Karena penyangraian lebih
lanjut dapat menyebabkan letupan atau pemanggan lanjut
yang dapat mengurangi kualitas rasa, warna dan aroma kopi

8
yang dihasilkan sehingga proses pendiginan cepat merupakan
salah satu alternatif cara untuk menghasilkan biji kopi yang
berkualitas baik dan mempunyai rasa, aroma, dan warna yang
diinginkan.
2.1.2 Karakteristik Aroma Kopi Panggang Dengan
Mengoptimalkan Parameter Panggangan
Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Firman
Ridwan dan Roni Novison pada tahun 2018 tentang
“Karakteristik Aroma Kopi Panggang Dengan
Mengoptimlkan Parameter Panggangan”.yaitu, untuk melihat
karakteristik aroma kopi dengan cara mengambil tiga data
dalam sembilan percobaan dengan menggunakan variabel
respon pada tingkat aroma kopi dari yang terbesar sampai
terkecildengan menghitung respon nilai SNR. Nilai terbesar
dalam tabel mewakili kualitas kopi terbaik sesuai dengan LTB
dan Variabel independem yang memiliki empat faktor yang
mempengaruhi kualitas kopi sangrai Aroma panggang kopi
terbaik yaitu pada suhu 170 C °, Waktu 14 menit, Kadar air
6%(v/w) dan kecepatan putaran silinder 50 Rpm, nilai rata-
rata dari masing-masing faktor yang pertama yaitu 1,67(suhu),
kedua1,00(waktu inklubasi), ketiga 0,66(kadar air) dan
keempat 0,44(kecepatan rotasi silinder)

9
2.1.3 Pengaruh Suhu Dan Lama Penyangraian Tehadap
Sifat Fisik Mekanis Biji Kopi Sangrai Robusta
Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rohma
Yunita Sari pada tahun 2018 tentang “Pengaruh Suhu dan
Lama Penyangraian Terhadap Sifat Fisik-Mekanis Biji Kopi
Sangrai Robusta” yaitu Alat penyangrai menggunakan wajan
teflon berdiameter 25 cm (A1) dan wajan teflon berdiameter
16 cm (A2) yang dipasang enam thermocouple, tiga
thermocouple(T1,T2,T3) digunakan untuk mengukur suhu
bahan dan tiga thermocouplelainnya (T4,T5,T6) digunakan
untuk menggukur suhu alat.Thermocouple yang digunakan
untuk mengukur suhu alat direkatkan pada dinding wajan
teflon. Dari data yang didapatProses penyangraian
menggunakan panas konduksi dengan alat penyangrai
berpenutup menyebabkan panas tersebar secara merata
sehingga proses sangrai berjalan lebih cepat. Perlakuan suhu
dan lama penyangraian berpengaruh terhadap perubahan sifat
fisik mekanis pada kopi tersebut, yaitu penurunan kadar air
yang lebih cepat, peningkatan kerapuhan dan mempercepat
perubahan warna kegelapan. Hasil sangraian terbaik terdapat
pada perlakuan B yaitu suhu sekitar 200-215C ° selama 10
menit. Sedangkan perlakuan C dan D hasilnya tidak berbeda
jauh dengan perlakuan A dan B.

10
2.2 Sistem Pendingin
Hukum Newton tentang pendinginan menyebutkan bahwa
laju pendinginan berbandinglurus dengan selisih suhu benda
dengan suhu ruangan.Penurunan suhu pada pendinginan
mengikuti kurva peluruhan, dengan mengetahui konstanta
waktu peluruhan maka dapat ditentukan koefisien konveksi
suatu fluida. Penggunaan perangkat lunak akan memudahkan
dalam perhitungan koefisien konveksi ini, Ramadhanti
menggunakan Coachlab II+ untuk menentukan koefisien
konveksi bahan-bahan tertentu (Ramadhanti, 2014).
Meniupkan udara ke benda panas dapat mempercepat proses
pendinginan benda tersebut, seperti saat sedang menikmati
secangkir kopi, agar lebih cepat dingin maka seseorang akan
meniup kopi tersebut. Dalam penelitian ini peneliti
menentukan hubungan kecepatan pendinginan air dengan
kecepatan tiupan udara dengan perangkat lunak Pasco
Capstone 14.1 dan Originpro 8.0.
Teori Hukum Newton Tentang Pendingin Hukum Newton
tentang pendinginan air menyatakan bahwa laju penurunan
suhu berbanding lurus dengan selisih suhu air dan ruangan,

dT
secara matematis dirumuskan sebagai: = −∝(T −T 0)
dt

11
dengan α adalah konstanta pendinginan air (s-1), T adalah
suhu air (c °) dan T0 adalah suhu ruangan (c ° ). Penurunan
persamaan (1) akan menghasilkan persamaan:
T(t) = T 0 + (T 1−T 0 )e−∝ t
Dengan T1 adalah suhu awal air panas (c °).
2.3 Kopi
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan
yang sudah lama dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis
yang lumayan tinggi. Konsumsi kopi dunia mencapai 70%
berasal dari spesies kopi arabika dan 26% berasal dari spesies
kopi robusta. Kopi berasal dari Afrika,yaitu daerah
pegunungan di Etopia. Namun, kopi sendiri baru dikenal oleh
masyarakat dunia setelah tanaman tersebut dikembangkan di
luar daerah asalnya, yaitu Yaman di bagian selatan Arab,
melalui para saudagar Arab.

Gambar 2. 1 Menunjukkan Biji Kopi yang Sudah Disangrai.

12
Di Indonesia kopi mulai di kenal pada tahun 1696, yang
di bawa oleh VOC. Tanaman kopi di Indonesia mulai di
produksi di pulau Jawa, dan hanya bersifat coba-coba, tetapi
karena hasilnya memuaskan dan dipandang oleh VOC cukup
menguntungkan sebagai komoditi perdagangan maka VOC
menyebarkannya ke berbagai daerah agar para penduduk
menanamnya. (Dimas Suwendo,2014)
2.4 Jenis-Jenis Kopi
Di dunia perdagangan dikenal beberapa golongan kopi, tetapi
yang paling sering dibudidayakan hanya kopi arabika,
robusta, dan liberika. Pada umumnya, penggolongan kopi
berdasarkan spesies, kecuali kopi robusta. Kopi robusta bukan
nama spesies karena nama kopi ini merupakan keturunan dari
beberapa spesies kopi terutama Coffea canephora terdapat
empat jenis kopi yang telah dibudidayakan, yaitu:
1. Kopi Arabika
Kopi arabika merupakan kopi yang paling banyak di
kembangkan di dunia maupun di Indonesia khususnya. Kopi
ini ditanam pada dataran tinggi yang memiliki iklim kering
sekitar 1350-1850 m dari permukaan laut. Sedangkan di
Indonesia sendiri kopi ini dapat tumbuh dan berproduksi pada
ketinggian 1000 – 1750 m dari permukaan laut. Jenis kopi
cenderung tidak tahan Hemilia Vastatrix. Namun kopi ini
memiliki tingkat aroma dan rasa yang kuat.

13
2. Kopi Liberika
Jenis kopi ini berasal dari dataran rendah Monrovia di
daerah Liberika. Pohon kopi liberika tumbuh dengan subur di
daerah yang memilki tingkat kelembapan yang tinggi dan
panas. Kopi liberika penyebarannya sangat cepat. Kopi ini
memiliki kualitas yang lebih buruk dari kopi Arabika baik
dari segi buah dan tingkat rendemennya rendah.
3. Kopi Canephora (Robusta)
Kopi Canephora juga disebut kopi Robusta. Nama
Robusta dipergunakan untuk tujuan perdagangan, sedangkan
Canephora adalah nama botanis. Jenis kopi ini berasal dari
Afrika, dari pantai barat sampai Uganda. Kopi robusta
memiliki kelebihan dari segi produksi yang lebih tinggi di
bandingkan jenis kopi Arabika dan Liberika.
4.Kopi Hibrida
Kopi hibrida merupakan turunan pertama hasil
perkawinan antara dua spesies atau varietas sehingga
mewarisi sifat unggul dari kedua induknya. Namun, keturunan
dari golongan hibrida ini sudah tidak mempunyai sifat yang
sama dengan induk hibridanya. Oleh karena itu,
pembiakannya hanya dengan cara vegetatif seperti stek atau
sambungan.

14
2.5 Proses Penanganan Pasca Panen Kopi
Ada beberapa proses penanganan kopi paska panen.Proses
penanganan paska panen terbagi menjadi tiga
yaitu:
1. Proses Kopi Secara Kering (Dry Process)

Gambar 2. 2 Tahapan proses kopi secara kering (Dry Process)


Sumber: Suswono (2012)

15
2. Proses Secara Basah (Fully Washed)

Gambar 2. 3 Tahapan proses kopi secara basah (Fully


washed) Sumber: Suswono (2012)

3. Proses Secara Semi Basah (Semi Washed Process)

16
Proses secara semi basah dilakukan untuk menghemat
penggunaan air dan menghasilkan kopi dengan citarasa yang
khas (berwarna gelap dengan fisik kopi agak melengkung).
Kopi Arabika yang diproses secara semi-basah biasanya
memiliki tingkat keasaman lebih rendah dengan body lebih
kuat dibanding dengan kopi yang diproses secara basah
penuh.

Gambar 2. 4 Tahapan proses kopi secara semi-basah (Semi-


Washed).Sumber: Suswono (2012)

2.6 Standar Mutu Kopi

17
Standar mutu diperlukan sebagai tolok ukur dalam
pengawasan mutu dan merupakan perangkat pemasaran
dalam menghadapi klaim dari konsumen dan dalam
memberikan umpan balik ke bagian pabrik dan bagian kebun.
Standar Nasional Indonesia biji kopi yang telah
dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional yaitu SNI
Nomor 01-2907-2008Persyaratan umum mutu biji kopi kadar
air b/b(Maks 12,5%), Kadar Kotoran Brupa
Ranting,Tanah,Benda-benda Asing Lainnya (Maks 0,5%),
Serangga Hidup(Tidak ada) dan Biji Berbau Busuk(Tidak
ada).
2.7 Blower
Blower adalah mesin atau alat yang digunakan untuk
menaikkan atau memperbesar tekanan udara atau gas yang
akan dialirkan dalam suatu ruangan tertentu juga sebagai
pengisapan atau pemvakuman udara atau gas tertentu. Bila
untuk keperluan khusus, blower kadang kadang diberi nama
lain misalnya untuk keperluan gas dari dalam oven kokas
disebut dengan nama exhouter. Di industri industri kimia alat
ini biasanya digunakan untuk mensirkulasikan gas gas tertentu
didalam tahap proses proses secara kimiawi dikenal dengan
nama booster atau circulator. Kompresor juga sebagai alat
mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan fluida
mampu mampat, yaitu gas atau udara. Adapun pengertian

18
kompressor adalah mesin untuk memampatkan udara atau
gas. Secara umum biasanya menghisap udara dari atmosfer,
yang secara fisika merupakan campuran beberapa gas dengan
susunan Nitrogen, Oksigen, dan campuran argon, Karbon
dioksida, Uap air, minyak dan lainnya. Kompresor juga
banyak digunakan di industri bangunan mesin,terutama untuk
menggerakkan pesawat pesawat pneumatic, antara lain boor,
hammer, pesawat angkat, pembersih pasir, alat control,
penyemprotan dan pompa. Tekana kerja untuk alat pneumatic
berkisar 1 15 psi, mesin pneumatic 70 : 90 psi, untuk udara 40
: 100 psi ( udara berekvansi ) dan untuk pencairan gas tekanan
kerjanya 200 : 3500 psi. (Frank M.White, Mekanika Zat Alir,
Erlangga, Jakarta,1986)

Gambar 2. 5 Blower

2.7.1 Tekanan (p)

19
Dalam perhitungan lebih dahulu untuk menghitung
tekanan gas yang akan dikeluarkan dengan menggunakan
persamaan:

p
ρ= …………………………………. (persamaan 2.1)
Ri . T

Dimana: p = Tekanan (N / m 2)

ρ = Masa jenis udara atau gas (Kg / m3)

Ri = Ketetapan gas untuk udara (287 Nm/Kg.K)

T = Masa jenis udara atau gas pada kondisi ditempat


(C °+273 K ° )

Besar perbedaan tekanan antara bagian bawah dan atas


cerobong:

1 1
∆ p=C . a . h ( −
T0 T1 )
…………………….(persamaan 2.2)

Dimana :∆ p = Perbedaan Tekanan (Pa)


C = 0,0342
a = Tekanan atmosfir (Pa)
h = Tinggi blower / stack (m)
T 0= Temperatur udara luar absolut (k °)

20
T 1= Temperatur rata-rata absolut gas dalam stack (k °)
Sedangkan untuk menghitung kecepatan udara rata-rata dapat
menggunakan Persamaan berikut:

v=
Cp. √❑ …………………...(persamaan 2.3)

Dimana : v = Kecepatan Udara/Gas (m/s)

Cp = Konstanta tabung pilot (0.85)

∆ p = Perbedaan tekanan rata-rata yang diukur oleh


tabung pilot dengan mengambil pengukuran
pada sejumlah titik pada seluruh bagian
melintang saluran (Kg/cm)
2.8 Motor DC
Motor Listrik adalah perangkat elektromekanik yang
digunakan untuk mengubah energy listrik menjadi energy
mekanik.Energi mekanik ini digunakan pada salah satu
contoh aplikasi memutar pompa impeller, kipas angin atau
blower, menghidupkan compressor dan mengangkat material.
Motor kapasitor yang paling banyak digunkan adalah
jenis motor kapasitor start. Motor ini dapat digunakan untuk
tegangan 110V dan 220V. pada prinsipnya kemampuan setiap
ujung-ujung kumparan sebesar 110V. dengan demikian,

21
motor kapasitor dapat dirangkai dalam hubungan seri parallel
akan didapat digunakan pada tegangan 220V.
Motor AC yang digunakan pada proyek akhir ini
mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
Tabel 2.1 Spesifikasi Motor DC12V Type AA gearbox

22
Gambar 2. 6 Motor DC 12V Type AA Gearbox

2.8.1 Torsi (Torque) Pada Motor


Secara umum torsi (torque) merupakan gaya yang
digunakan untuk menggerakan sesuatu dengan jarak dan arah
yang tertentu. Dari penjelasan tersebut, maka rumusan untuk
torsi dapat diturunkan menjadi:
τ = l x α …………………………….……….(persamaan 2.4)
dimana: τ = Torsi (Newton Meter)/(N.m)
α = Percepatan sudut (m/ s2)
l = Inersia (kg.m 2)
2.8.2 Inersia
Besar enersia silinder pejal merupakan hasil perkalian
setengah massa dengan jari-jari kuadrat:

23
1
I = m x r 2……………………………………(persamaan
2
2.5)
Dimana : I = Inersia (kg.m 2)

m= massa (kg)

r = jari-jari (m)

Besarnya enersia batang terhadap sumbu melalui ujung tegak

1
lurus batang merupakan hasil perkalian (sepertiga) massa
3
dengan panjang poros.

1
I= m x l………………………………(persamaan 2.6)
3

Dimana: I = Inersia (kg.m 2)


m = massa (kg)
l = panjang (m)
2.9 Perpindahan Panas
Perpindahan panas merupakan ilmu untuk meramalkan
perpindahan energi dalam bentuk panas yang terjadi karena
adanya perbedaan suhu di antara benda atau material. Dalam
proses perpindahan energi tersebut tentu ada kecepatan
perpindahan panas yang terjadi, atau yang lebih dikenal

24
dengan laju perpindahan panas. Maka ilmu perpindahan panas
juga merupakan ilmu untuk meramalkan laju perpindahan
panas yang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu. Perpindahan
kalor dapat didefinisikan sebagai suatu proses berpindahnya
suatu energi (kalor) dari satu daerah ke daerah lain akibat
adanya perbedaan temperatur pada daerah tersebut. Ada tiga
bentuk mekanisme perpindahan panas yang diketahui, yaitu
konduksi, konveksi, dan radiasi.

Gambar 2. 7 Ilustrasi Perpindahan Panas yang Terjadi Pada


Wajan Pemanas Air

2.9.1 Perpindahan Kalor Secara Konduksi


Perpindahan kalor secara konduksi adalah proses
perpindahan kalor dimana kalor mengalir dari daerah yang
bertemperatur tinggi ke daerah yang bertemperatur rendah
dalam suatu medium (padat, cair atau gas) atau antara

25
medium-medium yang berlainan yang bersinggungan secara
langsung sehingga terjadi pertukaran energi dan momentum.
Laju perpindahan panas yang terjadi pada perpindahan
panas konduksi adalah berbanding dengan gradien suhu
normal sesuai dengan persamaan berikut.

Persamaan Dasar Konduksi.


dT
Qx = -kA [ ]……………………....(persamaan 2.7)
dn
Keterangan : q = Laju Perpindahan Panas (kj / det,W)
k = Konduktifitas Termal (W/m.°C)
A = Luas Penampang (m²)
dT = Perbedaan Temperatur ( °C, °F )
dn = Perbedaan Jarak (m / det)
ΔT = Perubahan Suhu ( °C, °F )
2.9.2 Perpindahan Kalor Secara Radiasi
Radiasi atau pancaran adalah perpindahan energi kalor
dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Pada tahun 1897,
Joseph Stefan melakukan pengukuran daya total yang
dipancarkan oleh benda hitam sempurna. Dia menyatakan
bahwa daya total itu sebanding dengan pangkatempat suhu
mutlaknya. Lima tahun kemudian Ludwig Boltzmann
menurunkan hubungan yang sama. Persamaan yang didapat

26
sama dari hubungan ini dikenal sebagai hukum Stefan-
Boltzmann yang berbunyi “Energi yang dipancarkan oleh
suhu permukaan (A) dan sebanding dengan pangkat empat

suhu mutlak permukaan itu (T4)” ,dengan σ dikenal sebagai

tetapan Stefan-Boltzmann yang mempunyai nilai 5,67 x 10-


8
Wm-2K-4. Karena tidak semua benda dianggap sebagai
benda hitam sempurna maka persamaan Stefan- Boltzman
untuk benda dapat ditulis sebagai.
Persamaan Dasar Radiasi :
H = ¿] = eσ AT 4………………….....…(persamaan 2.8)
keterangan: Q = Energi yang dipancarkan oleh permukaan
benda (Joule)
H = Energi persatuan waktu (J/s atau Watt)
e = Emisivitas permukaan
σ = Konstanta umum Stefan-Blotzam
T = Suhu mutlak (C °)
A= Luas permukaan benda (m 2 )
t = Lama waktu emisi energy (s)
2.9.3 Perpindahan Kalor Secara Konveksi
Konveksi adalah proses perpindahan kalor dari satu
bagian fluida ke bagian lain fluida oleh pergerakan fluida itu
sendiri. Ada dua jenis konveksi, yaitu konveksi alamiah dan

27
konveksi paksa. Pada konveksi alamiah, pergerakan fluida
terjadi akibat perbedaan massa jenis. Adapun pada konveksi
paksa, fluida yang telah dipanasi langsung diarahkan ke
tujuannya oleh sebuah peniup (blower) atau pompa. Contoh
konveksi paksa, antara lain sistem pendingin mobil dan
pengering rambut (hairdryer). Pemanfaatan konveksi terjadi
pada cerobong asap, sistem suplai air panas, dan lemari es.
Laju kalor Q/t sebuah panas memindahkan kalor ke fluida
sekitarnya secara konveksi sebanding dengan luas permukaan
benda yang bersentuhan dengan fluida dan beda suhu di
antara benda dan fluida. Hal tersebut dapat ditulis sebagai.
Persamaan Dasar Konveksi :

hA (Ts - T∞ ) = -kA ( dTdy )s……………..…(persamaan 2.9)


Dimana: h = Laju kalor (W/m 2) atau (Btu/jam.ft 2.°F)
T = Temperatur (W/m 2)
Dengan h adalah koefisien konveksi yang nilainya
bergantung pada bentukdan kedudukan permukaan, yaitu
tegak, miring, mendatar, menghadap ke bawah, atau
menghadap ke atas.

28
BAB III
PERANCANGAN DAN METODE PENELITIAN
Perancangan merupakan tahap awal dari suatu proses
pembuatan dan pengerjaan alat atau mesin yang berguna
untuk mempermudah dan memperlancar segala sesuatu
pekerjaan dan mampu meminimalisir biaya yang akan
dikeluarkan akibat kesalahan proses pembuatan alat atau
mesin.
Dalam suatu produk diperlukan suatu gambaran yang
digunakan untuk dasar-dasar dalam melangkah, adapun hal
lain yang harus diperhatikan seorang designer dalam
membuat suatu produk yaitu mengefesiensikan kerja mesin
atau alat yang digunakan.
Kemudian perencanaan memberikan solusi dari
perancangan yang akan dibuat jika kondisi dasar dari alat
tidak bisa diselesaikan, berikut dijabarkan dalam bentuk Blok
Diagram untuk memudahkan dalam merencanakan lebih baik.
3.1 Blok Diagram Sistem

29
Blok diagram secara umum dapat dijelaskan dengan
spesifikasi dari prinsip kerja mesin pendingin paksa biji kopi
yang akan direncanakan.

Gambar 3. 1 Blok Diagram Sistem

Dari Gambar 3.1 blok diagram menjelaskan sistem


menjelaskan sistem kerja pada mesin terdapat 4 input
pushbutton, yang setiap pushbutton memiliki fungsi masing-
masing. Pushbutton Aktif (Motor Dc), Pushbutton Tidak
Aktif (Motor Dc). PushbuttonAktif (Blower dan Water
Cooling), danPushbutton Tidak Aktif (Blower dan Water
Cooling)dari keempat push button tersebut. Dapat dilihat laju
aliran udara masuk dengan menggunakan alat Anemometer
dan suhu didalam medium mesin pendingin paksa biji kopi,
dengan menggunakan alat ukur Termokopel1,2,3 dan 4 dan

30
suhu biji kopidengan menggunakan alat ukurTermokopel5,6,7
dan 8 setelah suhu biji kopi sudah pada temperatur normal
maka semua sistem di tidak aktifkan, kemudian dapat diambil
data waktu lama proses pendiginan untuk sampel pengujian.
3.2 Diagram Alir Penelitian
Flowchart adalah gamabaran dari bentuk diagram alir.
Fungsinya untuk mendeskripsikan urutan pelaksanaan proses
sistem dari mesin pendingin paksa pada biji kopi.

Gambar 3. 2 Flowchart

31
Perancangan mesin atau alat pendingin paksa pada biji
kopi ini dapat dilihat dari flowchart, dimana diawali dengan
menghidupkan pushbutton on blower kemudian akan masuk
biji kopi yang panas kedalam medium tujuan agar tidak ada
mis anatara pendinginan temperature luar dengan alat
pendingin paksa yang dirancang. Kemudian pada saat biji
kopi masuk kedalam medium alat pendingin paksa maka
Pushbutton On hidup motor Dc dengan tujuan unutk
mengaduk biji kopi agar semua yang ada didalam medium
memiliki temperature yang merata. Kemudian thermometer
berguna untuk membaca suhu yang ada didalam medium jika
Yes maka akan selesai proses pendinginan paksa pada biji
kopi kemudian pushbutton of blower dan motor Dc ditekan,
jika thermometer membaca temperatur yang ditentukan No
maka blower akan tetap menyala sampai suhu rendah yang
telah ditentukan Sehingga (Yes). Menekan Pushbutton of
blower dan motor dc setelah proses pendinginan paksa selesai
(Finish).

32
3.3 Eksperimen Apparatus

Gambar 3. 3 Eksperimen Apparatus

Eksperimen Apparatuspada alat ini dapat dilihat pada


gambar 3.3. Pada eksperimen apparatus ini menggunakan
tangki penyimpan air, pompa water cooling, pipa,
Termokopel, medium pendingin biji kopi, pipa isap dan
blower.
Air dalam tangki dipasang Termokopeluntuk melihat suhu
air sebelum melewati pipa kemudian dipompa dengan
menggunakan pompa water cooling untuk dialirkan kepipa

33
kemudian air tidak disirkulasikan ketangki sehingga pada
bagian ujung pipa dipasang Termokopeluntuk melihat suhu
air yang dibuang. Tujuan untuk menurunkan temperatur suhu
udara yang masuk kedalam tempat pendingin biji kopi.Udara
dingin mengenai biji kopi yang panas dan sebagian panas dari
biji kopi mempengaruhi suhu air pada water cooling
kemudian udara panas akan keluar keluar melewati pipa isap
blower.
Suhu udara normal diisap oleh blower mengenai pipa
water cooling menyebabkan suhu udara turun Didalam tempat
biji kopi terjadi perpindahan panas secara konveksi yaitu,
udara dingin mempengaruhi suhu biji kopi yang panas
menjadi dingin dengan isapan udara yang dilakukan oleh
blower sehingga dipasang TermokopelT1 dan T2 pada sisi
dinding medium bagian pipa aliran masuk dan TermokopelT3
dan T4 pada sisi bagian aliran air keluar. Sedangkan
perpindahan panas secara konduksi yang disebabkan oleh biji
kopi yang panasbersentuhan langsugkebase penahan biji kopi
sehingga dipasang empat Termokopel untuk melihat suhu
yang ada pada biji kopi yaitu pada T5 ,T6 dipasang pada
bagian bawah dari aliran masuk air water cooling sedangkan
TermokopelT7 dan T8 dipasang pada bagian bawah dari
aliran pipa keluar air water cooling

34
3.4 Perancangan Mekanik
Pada gambar 3.4 menunjukkan design perancangan mesin
pendingin paksa biji kopi. Sebelum melakukan pembuatan
sebuah mesin, penulis merancang sebuah mekanik untuk
memudahkan dalam proses pembuatan sebuah mesin
pendingin paksa biji kopi.

Gambar 3. 4 Perancangan Mesin Pendingin Paksa Biji Kopi

35
Tabel 3. 1 Komponen Perancangan Mesin Pendingin Paksa
Biji Kopi

Pada Perancangan alat untuk pendingin paksa pada biji


kopidibuat dapatmenerangkan letak dari setiap komponen
yang digunakan seperti Tangki penyimpanan air, pipa water
cooling, base medium, Blower dll.
Pada mesin pendingin paksa biji kopi terdapat sebuah
komponen yang sangat berperan penting terhadap proses
pendinginan berlangsung. Komponen tersebut berupa tabung
yang berfungsi sebagai tempat biji kopi. Maka untuk bahan
dasar darimedium harus bersifat kuat, ulet, tahan panas dan

36
mampu tahan terhadap karat, sehingga kopi menjadi higienis
ketika didinginkan.
3.5 Perancangan Tabung Pendingin Paksa Biji Kopi
Pada Gambar 3.5 Tempat Biji Kopimemperlihatkan
model tempat biji kopiUntuk menentukan volume maksimal
biji kopidapat menggunakan persamaan sebagai berikut:

Gambar 3. 5 Tempat Biji Kopi

Volume Tabung = π x r 2 x t

Diameter Luar =
3.14 x 1472 mm x 200 mm = 0,013570452 m 3
Diameter Dalam (Isi Biji Kopi) =
3.14 x 1452 mm x 200 mm = 0,0132037 m 3
V tabung = D Luar – D Dalam =
0,013570452 m 3 - 0,0132037 m 3 = 0,000366752 m 3

37
Volume yang dirancang untuk pendingin paksa pada biji kopi
yaitu kapasitas = 3 (Kg/m 3)

1
Jadi kondisi biji kopi dalam keadaan maksimal yaitu:
2

V Tabung x ρ kopi
=
2

Kg
0,0132037 m3 x 561 7,4072757 kg
m3 = = 3,703637 Kg
2
2

3.6 Beban Torsi Pengaduk Biji Kopi (Poros)


Untuk mendapatkan torsi harus mencari beban yang akan
diterima oleh motor dengan cara menghitung volume poros
dan alat pengaduknya dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
a.) V Sirip Pengaduk = P x Lx P
280 mm x 2 mm x 35 mm = 0,0000196 m 3

38
Gambar 3. 6 Shaft Pengaduk Biji Kopi

b.) V Shaft pengaduk = π x r 2 x p


Shaft 3.14 x14 2 mm x 65 mm = 0,000400036 m 3
Lubang Dudukan Sirip.
= P x L x T = 28 mm x 2 mm x 35 mm = 0,00000196 m 3
Lubang Dudukan Motor DC.
= π x r 2 x T = 3,14 x 72 mm x 20 mm = 0,00000307m 3
Total volumepengadu.
= V Shaft Pengaduk - Lubang Sirp – Lubang Shaft Motor Dc
0,000400036 m 3- 0,00000196 m 3 - 0,00000307 m 3
= 0,0003949988 m 3
Volume pengaduk ialah V ShaftPengaduk + V Sirip
Pengaduk.
= 0,0000196 m 3 + 0,0003949988 m 3 = 0,0004145988 m 3
Kg
Massa jenis Stenless Stell = 7400
m3

39
Kg
F = ρ x V = 7400 x 0,0004145988 m 3
m3
= 3,06803112 Kg
Untuk pengaduk kopi yang dirancang menggunakan

Kg
bahan stanless stell dengan massa jenis ρ=7400 . Maka
m3
berat total yang ditanggung oleh motor adalah:
Pengaduk biji kopi dan Biji kopi.
= 3,06803112 Kg + 3,703637 Kg = 6,77166812 Kg
F = massa x Gravitasi =
m
6,77166812Kg x 9,81 = 66,43006426Kg. m 2/ s2
s2
= 66,43006426N
τ Rata-rata = 66,43006426Kg. m/ s2 x 0,14625 m
m2
= 9,715396898 Kg
s2
m2
9,715396898 Kg
s2
= 0,99035646 kg.m
m
9.81 2
s
3.7 Perhitungan Perpindahan Panas
3.7.1 Perhitungan Perpindahan Panas Konveksi Udara
Isap Blower Dari Pipa Pendingin.

40
Salah satu perpindahan kalor yang terjadi dengan cara
konveksi cairan water cooling kemedia pendingin dengan
ansumsi:
-Dalam keadaan tunak .
-Tidak terjadi perpindahan kalor antara chip lempeng.
-Menggunakan chip pada ruang tertutup.
Q = -hA (Tb-Tf) atau Q = -hA (Tb-Tf) – w
Penyelesaian untuk Tb = . . . .?
−w
Tb = + Tf
hA
Konveksi pada Water Cooling = Q = kA (T2 - T1)
397(w/m.℃ ). 3,14 . 0.00752 m . (200℃ -30℃ )
397(w/m.℃ ). 0,1766 m 2. 170 ℃
Q = 11918,734 w.m (Joule)

3.7.2 Perhitungan Perpindahan Panas Konduksi Pada Biji


Kopi Kedinding Medium
Salah satu perpindahan kalor yang terjadi dengan cara
konduksi didinding Mediumdan Base tempat biji kopi pada
saat didinginkan. Untuk mencari kalor yang akan dipindahkan
biji kopi ke medium dengan mencari laju kalor spesifik pada
biji kopi:

41
Q T 2−T 1
Laju kalor =
t
= kA( X )
.t

a) Pada titik air masuk pipa Penyelesaian untuk Q=....?

Q =kA . ( Tb−Tf
x )
.T

Q = Laju kalor (w/m atau Joule)


A = Luas Penampang (m 2 ¿
K = Nilai ketetapan Material (w/mk ° ¿ ¿
X = Jarak (m)
Tf = Temperatur Didih (k ° ¿
T = Temperatur Akhir (k ° ¿
11918, 734 w.m = 397 w/m℃ . 0.015 m . 0,24 m .

( Tb−180 ℃
0,002 m )
.℃

34722956 w . ℃ 2 . m
Tf = = 1,618812871 ℃
2145372,12w . m ℃
b) Pada titik air Keluar pipa Penyelesaian untuk Q = …?

Q =kA . ( Tb−Tf
x )
.T

42
11918, 734 w.m = 397 w/m.c ° . 0.015 m .0,24 m .

Tb−200 c °
( 0,002 m )
. 27c °

3858840 w . ℃ 2 .m
Tf = = 1,618812871℃
2383746,8 w . m℃
2.7.3 Nilai Kalor Kapasitansi Dari Biji Kopi
Mencari nilai kapasitansi dari biji kopi dengan
menggunakan persamaan:
Q = m .C .∆ T
Q = Laju kalor (w/m atau J).
∆ T = Temperatur (k ° ¿
m = Massa (Kg)
1 Kg = 1 x 103mole
Q 11918,794 Joule
C = = =
m. ∆ T 3,08 x 103 mol .173 k °

11918,794 Joule
514360 mol . k °
= 0,022368429 J/mol.k °
3.8 Perhitungan Laju Aliran Udara
1
Q Blower (P) = x ρ x A x v2
2
v2 = v

43
= √ ❑= √ ❑
¿ √❑

−4 Kg
= √❑ = 7,200485368x10 watt
3.9 Teknik Analisa Data
Teknik Analisa Data Penelitian ini, yaitu penelitian
berupa grafik, numerik dan gambar.
3.10 Mesin, Alat Dan Bahan
3.10.1 Mesin
1. Mesin Roasting Biji Kopi
2. Mesin Pendingin
3.10.2 Alat
1. Kompor Pemanas
2. Motor Dc 12 V
3. Blower
4. Water Cooling
5. Cup
6. Thermokopel
7. Anemometer
8. Pump
9. Display Thermokopel
10. Thacometer Digital
11. Timbangan

44
12. Gelas Ukur
13. Stopwacth
3.10.3 Bahan
1. Biji Kopi Sangrai (Robusta Gayo)
2. Air
3. Udara Dingin
3.11 Langka Kerja
● Setelah mempersiapkan Alat dan Bahan kemudian
menyalakan kompor pemanas dengan mengatur aliran
LPG(Liquefied Petroleum Gas).
● Mengatur kecepatan Motor Pengadukan biji kopi sesuai
dengan Volume yang akan Diroasting.(Lihat pada tabel
Lampiran).
● Nyalakan Display Thermokopel.
● Kemudian panaskan medium roasting sampai level panas
yang diiginkan yaitu Low, Medium, High dan Very High.
● Setelah mencapai suhu yang diinginkan kemudian
masukkan biji kopi kedalam mesin Raosting. Lakukan
pengambilan data temperatur dari awal masuk biji kopi
sampai biji kopi keluar.
● Sebelum mengeluarkan biji kopi yang telah diroasting
hidupkan Motor pengaduk pendingin biji kopi dengan
menentukan kecepatan(Rpm), Blower dengan menentukan

45
laju aliran udara , dan Water Coolling dengan menentukan
laju air pendingin.
● Kemudian mempersiapkan alat ukur seperti Stopwacth
dan Air Flow Anemometer.
● Buka pintu output mesin Roasting, sehingga biji kopi
masuk kemedium pendingin. Catat temperatur suhu biji
kopi, udara masuk dan water cooling pada inlet dan outlet,
dan laju aliran udara buang blower untuk pengambilan
data pendinginan secara paksa (Konveksi Paksa) terhadap
kualitas Kopi Sangrai.
3.12 Metode Penelitian
● Pertama-tama, mengukur tekanan udara isap blower
dengan menggunkan Anemometer, untuk menentukan

m
isapan konstan sampai .
s
● Kemuidan mengukur temperatur suhu yang ada pada
masukan dan keluaran dari instalasi water cooling.
● Menentukan letak termokopel pada bagian sisi dari
pengadukan langsung pada biji kopi didalam medium.
● Menentukan kecepatan Rpm yang digunakan dengan
adaptor menggunakan Thacometer.
● Untuk pengambilan data dengan cara mempersiapkan alat,
dan menginstalasi alat ukur dan melakukan eksperimental

46
dengan langka ketika biji kopi yang telah disangrai masuk
kedalam medium maka tentukan laju isapan udara
dihasilkan oleh blower dan lihat perbedaan temperatur
suhu air masuk dan air keluar pada water cooling dengan
menggunakan termokopel, kemudian perhatikan waktu
dan temperatur biji kopi kemudian varisikan metode
pendingin yang mana yang lebih cepat mempengaruhi
cepat dingin biji kopi yang telah disangrai. Analisa data
biji kopi dengan menggunakan standar kualitas biji kopi
dari kecerahan warna, kegetasan, dan kadar-kadar kimia
yang terkandung pada biji kopi sangria.
3.13 Tabel Nomenklatur Proses
Pada pengambilan data untuk penelitian Pengaruh
Kecepatan Udara dan Laju Aliran Pendingin Terhadap
Kualitas Kopi Sangrai, dengan cara melihat apa-apa saja yang
mempengaruhi pendinginan biji kopi sangrai untuk melihat
Kualitas kopi yang baik warna, rasa, dan aroma dengan cara
pengambilan data pada pengujian biji kopidengan tabel
Nomenklatur berikut:
Tabel 3.2 Nomenklatur Proses Pengambilan Data

47
Sebelum melakukan perhitungan numerik, pada bagian ini
akan ditampilkan beberapa paramter fisik yang digunakan
dalam proses simulasi, beberapa parameter fisik merupakan
suatu konstanta dan lainnya berupa fungsi. Karena
menggunakan biji kopi sebagai sampel, maka parameter yang
digunakan merupakan parameter fisik kopi.
Tabel 3.3 Parameter Fisik Material Pendinginan Biji Kopi
Secara Paksa

BAB IV
Pengujian dan Analisa

48
Pada bab pengujian dan analisa ini, yang dilakukan adalah
pengamatan karakteristik dan pengaruh penurunan suhu biji
kopi terhadap kualitas biji Kopi Sangrai. Pada bab ini akan
dilakukan pengujian sistem yang hasil pengujiannya akan
dianalisa. Dari hasil analisa tersebut akan diketahui penyebab
kesalahan yang terjadi pada sistem yang dibuat. Adapun hal-
hal yang diuji pada alat ini adalah:
4.1 Pengujian Suhu Yang Dihasilkan Oleh
Pendinginan
4.4.1 Prosedur Pengujian
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui penurunan
suhu biji kopi yang dikeluarkan dari mesin Roasting sampai
mencapai suhu ruangan. Berikut ini adalah beberapa prosedur
dalam pengujian suhu yang berada pada biji Kopi
1.User menekan tombol PB star
2.Lalu Display termokopel akan menyela yang berada pada
media pendingin dan membaca prop yang terhubung
langsung keBiji Kopi.
3.User mencatat suhu masuk dan suhu keluar terhadap waktu
yang dicapai sampai suhu temperatur suhu ruangan.

4.1.2 Hasil dan Analisa

49
Pada pengujian pengukuran yang dilakukan pada (titik A)
suhu biji kopi keluaran dari mesin roasting kemedia pendingin
penunjukan pengambilan data seperti pada gambar dibawah
ini:

A A

A A

Gambr 4.1 Display dan Penunjukan Prop Termokopel


Penagbilan Data
Data-data berikut merupakan data yang diambil secara
keseluruhan pada pendingin secara paksa pada biji kopi, yang
pengambilannya sebanyak empat kali dengan parameter-
parameter massa dan suhu keluaran biji kopi dari alat
roasting seperti pada tabel berikut:

50
Tebel 4.1 Pengambilan Data Pada Massa Biji Kopi Terhadap
Suhu Awal dan Suhu Akhir Pendinginan.

Keterangan A = Biji Kopi


Tujuan dari pengambilan data suhu biji kopi yaitu untuk
melihat suhu awal masuk biji kopi kemedia pendingin sampai
suhu akhir keluar biji kopi ketemperatur suhu ruangan.
Kemudian pengambilan data keseluruhan pada
temperatur suhu udara masuk (titik B) kemedia pendingin
yang dipengaruhi oleh isapan Blower seperti pada tabel
berikut:

51
Tebel 4.2 Pengambilan Data Pada Massa Biji Kopi Dititik
Tube Pipe.

Keterangan B = Udara Masuk Pada Pipa Water Coolling


Tujuan dari pengambilan data suhu udara masuk yaitu
untuk melihat udara yang mempengaruhi laju perpindahan
panas, pada biji kopi yang sudah disangrai dan didinginkan
secara paksa kemedia pendinganan biji kopi.
Penunjukan titik pengambilan data suhu udara masuk dapat
dilihat pada gambar berikut:

52
B B

B B

Gambar 4.2 Penunjukkan Prop Termokopel Suhu Masuk


Kemedia Pendingin Biji Kopi
Pendinginan biji kopi secara paksa dapat diatur laju aliran
Water Colling dengan menggunakan dimmer dan dilihat suhu
In dan Out pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3 Pengambilan Data Laju Aliran Water Colling,
terhadap suhu (In – Out) dan Waktu

53
Keterangan D = Suhu Air
Untuk pengambilan laju aliran Water Cooling dilakukan
dengan cara:
1.Mengukur debit air pada gelas ukur
v Volume(Gelas ukur )
Debit (D) = = = (m3/s)
t Waktu
2.Menghitung Volum Air
v = Luas alas x Tinggi
= 3.14 x 0,07 2m x 0,08 = 0,00123088m3
0,00123088 m3
= = 0,0000410293m3/s
30 t

3.Menghitung luas alas pipa

Luas alas = π .r 2 = 3.14 x 0,0082


= 0,00020096 m2

54
3
0,0000410293 m / s
Debit(D) =
0,00020096 m2
= 0,20416 m/s

D D

Gambar 4.3 Penunjukan Temperatur Suhu Air Water Cooling

Laju aliran dan suhu pada isapan blower dapat


menggunakan alat Hot Wire Anemometer data dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4.4 Pengambilan Data Pendingin Pada Kecepatan Udara

55
Gambar 4.3 Pembacaan dari Alat Ukur Hot Wire Anemometer
Kemudian kecepatan pengaduk biji kopi pada saat
didinginkan dapat diatur dengan cara menandai shaft dengan
spidol dan pada alas pendingin biji kopi dan menghitung
kecepatan motor permenit data dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.5 Pengambilan Data Pada Kecepatan Motor
Pengaduk Pendinginan Biji Kopi

56
4.2 Pengolahan Data Keseluruhan Pada Proses
Pendinginan Paksa Biji Kopi
Data-data berikut merupakan data keseluruhan studi
numberik dari semua parameter suhu yang mempengaruhi
pendinginan paksa yang telah digabungkan, untuk selanjutnya
diolah menggunakan persamaan-persamaan analisis Heat
Exchanger untuk mendapatkan efektifitas nantinya pada
media pendingin biji kopi.
Untuk mendapatkan analisa Heat Exchanger pada
pendingin biji kopi, data hasil dari pengujian akan diolah
menggunakan persamaan-persamaan berikut. Sebagai contoh
pengolahan data pengujian dengan parameter massa biji kopi
200g.

4.2.1 Temperatur Rata-rata Udara


a. Temperatur rata-rata udara (Ta)
Tu¿ +TuOut 43,2+37
T= = = 40,1 °C
2 2
b. Temperatur rata-rata air (Ta)
Tu¿ +TuOut 23+26
T= = = 24,5 °C
2 2
Dengan temperatur rata-rata udara yang didapatkan maka
properties udara diambil dari tabel A-4 Incropera & Dewit

57
dengan menggunakan interpolasi, data seperti pada tabel
dibawah:

Tabel 4.3 Propertis Material Pada Temperatur Udara

58
43,2+37
● T rata-rata = Suhu awal + Suhu akhir / 2 =
2
= 40,1 °C
● T rata-rata = 273 °k + Suhu rata-rata = 273 + 40,1
= 313,1 k

● Massa Jenis = ( T rata−rata−x


y−x ) x ( y−x ) + y
313,1−300
=(
350−300 )
x ( 0,995−1,1614 ) +1,1614

= 1,118 Kg/m 3

59
● Panas Spesifik =( T rata−rata−x
y−x ) x ( y−x ) + y
313,1−300
=(
350−300 )
x ( 1,009−1,007 )+ 1,007

= 1,0075 KJ/Kg . J

( T rata−rata−x
● Koefisien Konfeksi =
y−x ) x ( y−x ) + y
313,1−300
=(
350−300 )
x ( 30−26 ) +26

= 27,27 W/ m . K
4.2.2 Temperatur Rata-rata Air
a. Temperatur rata-rata udara (Ta)
Ta¿ + Tua ut 23+26
T= = = 24,5 °C
2 2
b. Temperatur rata-rata air (Ta)
Tu¿ +TuOut 23+26
T= = = 297,5 °C
2 2
Dengan temperatur rata-rata air yang didapatkan maka
properties air diambil dari tabel A-4 Incropera & Dewit
dengan menggunakan interpolasi sama seperti persamaan
pada udara, data disajikan seperti pada tabel dibawah:

60
Tabel 4.4 Propertis Material Pada Temperatur Air

4.3 Analisa Data Kecepatan Udara dan Laju Aliran


Pendingin
Dari pengolahan data diatas yaitu tentang propertis
material pada temperatur udara dan air maka dapat dicari laju
pendinginan biji kopi secara paksa terhadap Waktu,

61
Tabel 4.5 Efektifitas Pendinginan Biji Kopi Dengan
Propertis Meterial Udara

● Luas Alas Medium = π x r 2 = 3,14 x 152m


= 0,07065 m 2
● Laju Aliran Volume = Luas Alas x Kec Udara
m3
= 0,07065 x 4,14 = 0,292491
s
● Laju aliran Massa = massa jenis x laju aliran volume
= 1,118 x 0,292491 Kg/s

62
● Perpindahan Panas
= Laju Aliran x Panas Spesifik (Suhu Awal – Suhu Akhir)
= 0,326947376 x 1,0075 (43,2 – 37) = 2,042325433 W/K
● q Maksimum = C min x ( T a∈¿−T u∈ ¿¿ ¿)

= 0,0196 (60,5 – 20) = 0,7938 kW


Kapasitas Panas
● Efektifitas = x 100
q Maks
0,32907328
= x 100 = 41,49752177 %
0,7938
Tabel 4.6 Efektifitas Pendinginan Biji Kopi Dengan Propertis
Meterial Water Cooling

Dari perhitungan data diatas dapat dianalisa, bahwa


perpindahan panas yang sangat signifikan pada saat
mendinginkan biji kopi menggunakan Blower(Isapan Udara)
disbanding menggunkan water cooling. Karena pendinginan

63
water menggunakan luas alas air yang sangat kecil
menyebakan

Dari tabel diatas dapat dianalisa setelah biji kopi selesai


diroasting biji kopi menjadi dingin merata. Dan dari semua
proses massa biji kopi mengalami penurunan.

4.4 Time Chart

64
4.5 Anggaran Biaya

65
66
Bab V

Penutup

5.1 Kesimpulan
Setelah semua proses perancangan, pembuatan dan
pengambilan data pada pengaruh kecepatan dan laju aliran
pendingin terhadap kualitas kopi sangrai maka dapat
disimpulkan.
1.Semakin laju aliran udara dan air pada pendinginan biji
kopi maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan pada
proses pendinginan mencapai suhu ruangan 27°C
2.Laju kecepatan udara lebih besar pengaruhnya terhadap
pendinginan biji kopi sangrai mencapai 41,5% dari pada
menggunakan Water Colling hanya 5,17%. Disebakan
laju Aliran massa Udara lebih Cepat dibanding Air.
3.Penurunan massa biji kopi rata-rata 54,66%

5.2 Saran

67
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Yeretzian, C., Jordan, A., Badoud, R. & Lindinger, W.
(2001). From the green bean to the cup ofcoffee: investigating
coffee roasting by on-linemonitoring of volatiles. European
FoodResearch and Technology, 214(2): 92-104.
[2]. https://www.researchgate.net/publication/332016892_Charact
erization_of_Roasted_Coffee_Aroma_by_Optimizing_Roaste
r_Parameters
[3]. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S09639
96914001549?via%3Dihub
[4]. Del Terra, L., Lonzarich, V., Asquini, E., Navarini,L.,
Graziosi, G., Suggi Liverani, F. &Pallavicini, A. (2013).
Function alcharacterization of three Coffea arabica
L.monoterpene synthases: Insights into theenzymatic
machinery of coffee aroma.
Phytochemistry, 89: 6-14.
[5]. Ciptadi, W. dan Nasution, M.z. 1985.Pengolahan Kopi
Fakultas Teknologi Institut Pertanian Bogor
[6]. Ma’sum, Zuhdi., Arsana, Made., Malik, Fathurrahman.,
Priyono, Wahyudi., Altway, Ali.,(2012). Analisis
Perpindahan Panas dengan Konveksi Bebas Dan Radiasi

68
padaPenukar Panas Jenis Pipa dan Kawat, Jurnal Teknik
Kimia Vol.7, No.1, September2012
[7]. Aak.1980. Budidaya Tanaman Kopi. Yayasan Kanisius,
Yogyakarta
[8]. J.P Holman, Perpindahan kalor edisi ke-enam, alih bahasa, Ir.
E. Jasfi M.Sc. Lemigas Erlangga, 1997, Jakarta.
[9]. Clifford, M. N. 1985. Chemical and physical aspects of green
coffee and coffee products. In Biochemistry and Production of
Beans and beverage. M. N. Clifford & K. C. Wilson (Eds).
The AVI Publishing, p.305-374.
[10]. Flament, I. 2002. Coffee Flavor Chemistry (p. 424). West
Susex,England : Jhon Wiley and Sons Ltd.
[11]. Mulato, S., S. Widyotomo dan E. Suharyanto. 2006.Teknologi
Proses dan Pengolahan Produk Primer dan Sekunder Kopi.
Jember: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao.
[12]. Buffo, R. A. & Cardelli-Freire, C. 2004. Coffee flavour : an
overview. Flavour and Fragrance Journal, 19:99-104.
[13]. Hall, C. W. 1957. Drying and Storage of Agriculture Crops.
The AVI Publishing Company, Inc. Westport, Connecticut.
[14]. Brooker, D. B., F. W. Bakker-arkema and C. W. Hall, 1974.
Drying Cereal Grains. The AVI publishing Company,
Inc.Wesport.
[15]. Zimmermann R, Dorfner R, Kettrup A, Yeretzian C (1999)
On-line analysis of food processing gases by resonance laser

69
mass spectrometry (REMPI-TOFMS): coffee roasting and
related applications.In: 18th International Scientific
Colloquium on Coffee. ASIC, Helsinki, pp 136–149

70

Anda mungkin juga menyukai