LAPORAN PENELITIAN
Disusun oleh :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2013
2
HALAMAN PENGESAHAN
PRAKATA
Puji syukur kehadirat ALLoH SWT yang telah memberikan kemampuan pada
penulis untuk dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul Pengembangan Desain
Mesin Pompa Air Portable Alat Siram Tanaman Bawang Merah
DenganMempertimbangkan Faktor Faktor Ergonomi . Sholawat dan salam semoga
senantiasa dilimpahkan pada Nabi Muhammad SAW, sahabat dan pengikutnya yang
senantiasa memegang teguh syariat-Nya.
Selama penelitian ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Rektor Universitas Pancasakti Tegal yang telah memberikan dana untuk penelitian.
2. Bapak Dr. Dino Rozano, M.Pd selaku Ketua LEMLIT yang senantiasa memberikan
dorongan dan kesempatan pada para dosen untuk melakukan penelitian.
3. Bapak Mustaqim, ST.M.Eng. Selaku Dekan FT UPS Tegal yang telah memberikan
support pada dosen untuk melakukan penelitian.
4. Rekan-rekan dosen FT yang aktif memberikan masukan saat analisa data untuk
menyelesaikan penelitian ini.
Penulis menyadari ada kesalahan dan ketidak sempurnaan yang tidak tampak
dimata penulis, maka kritik dan saran senantiasa penulis harapkan untuk
penyempurnaan tesis ini. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini memberi manfaat
bagi kemaslahatan umat.
Peneliti
4
ABSTRAK
Bawang merah adalah jenmis tanaman yang memerlukan air cukup banyak,
namun demikian tanaman ini jika terendam air akan membusuk dan mati, maka pola
penanaman bawang merah akan dilakukan ditas tanah yang ditinggikan dengan
dikelilingi air. Karena tanaman ini memerlukan air cukup banyak maka ada satu
kegiatan nyang dilkukan petani bawang merah yaitu melakukan peyiraman baik pada
pada pagi hari maupun sore hari. Kegiatan ini dimulai saat tanaman baru berusa 3 hari
samapi menjelang panen. Luasnya tanaman yang harus disiram menjadikan pekerja
mengalami keluhan-keluhan muskuskeletal dan tingkat kelelahan yang cuput tinggi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keluhan dan kelelahan yang
dialami oleh pekerja siram. Tujuan lain adalah mengembangkan alat siram yang
ergonomis.
Dari penelitian yang dilakukan dengan sampel 25 pekerja siram didapat 40 %
keluhan dialami dibagian pinggang, hal ini dikarenakan pekerja harus melakukan
kegiatan membungkuk saat mengambil air dan berdiri saat menyiram. 20 % kesakitan
pada pergelangan tanggan, karena ada gerakan memutar untuk menumpahkan air dari
alat ketanaman. 40 % yang lain keluhan pada pantat dan pinggul.
Dari keluhan-keluhan yang ada dan dari keinginan para pekerja didapat satu
konsep alat yang diharapkan mampu mengatasi keluhan pekerja. Alat ini dikembangkan
dengan cara memodifikasi alat pemotong rumput gendong yang dirubah putaranya
menjadi pompa hisap. Untuk kenyamanan pekerja kerangka dan dudukan yang
menempel di punggung disesuaikan dengan ukuran ergonomic tubuh pekerja. Mesin
siram ini mampu menghasilkan 8.161,5 m/menit air, adapun kekuatan pancar
tergantung pada nosel yang dipasang diujung alat siram.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
PRAKATA iii
ABSTRAK iv
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Khusus 4
1.4 Urgensi Penelitian 4
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAAN
hari dan sore hari. Adapun alat yang dipakai menggunakan ember atau alat siram yang
didesain secara khusus dengan volume 5 6 liter, seperti pada gambar 1. Kegiatan
penyiranam air pada tanaman bawang merah dengan alat bantu khusus ini memerlukan
gerakan membungkuk untuk mengambil air, kemudian gerakan mengangkat air dengan
tangan dan memutar pergelangan tangan untuk menumpahkan air ke tanaman bawang.
Gerakan tersebut dilakukan secara repetitif atau berulang-ulang selama proses
penyiraman. Kegiatan tersebut yang dilakukan pagi hari mulai jam 07.00 wib sampai
jam 09.00 wib, sedangkan proses penyiraman sore hari dilakukan mulai jam 15.00
sampai jam 17.00 wib. Dari hasil survai awal wawancara dengan beberapa pekerja,
kebanyakan mereka mengalami keluhan, terutama pada daerah punggung, tangan kanan
atas dan tangan kiri atas. Keluhan sistem musculoskeletal yang mera rasakan akibat
dari beban kerja yang berlebihan dan dapat juga di sebabkan oleh posisi saat bekerja
yang tidak nyaman. Jika kegiatan ini diteruskan maka akan menyebabkan kecelakaan
kerja. Kecelakaan kerja ini disebut over exertion-lifting and carrying atau kerusakan
jaringan tubuh (Nurmianto, 1996). Gerakan yang berulang juga akan dapat
menimbulkan kelelahan kerja dan yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas
kerja (Byrd dan Moore, 1986).
BAB II
LANADASAN TEORI
merah diikat dalam ikatan-ikatan kecil (1-1.5 kg/ikat), kemudian dijemur selama 5-7
hari). Setelah kering (penjemuran 5-7 hari), 3-4 ikatan bawang merah diikat menjadi
satu, kemudian bawang dijemur dengan posisi penjemuran bagian umbi di atas selama
3-4 hari. Pada penjemuran tahap kedua dilakukan pembersihan umbi bawang dari tanah
dan kotoran. Bila sudah cukup kering (kadar air kurang lebih 85 %), umbi bawang
merah siap dipasarkan atau disimpan di gudang.
Pengairan, tanaman bawang merah salah satu jenis tanaman yang memerlukan
cukup banyak air, pada musim kemarau maka petani akan melakukan penyiraman pada
pagi hari dan sore hari. Kegiatan ini dimulai saat bibit tanaman ditanam sampai tanaman
memasuki usia 50 hari. Kegiatan penyiraman ini merupakan proses yang cukup banyak
memerlukan biaya, disamping itu tanaga yang diperlukan sangat banyak dibandingkan
proses yang lain. Alat yang digunakan para pekerja masih sangat tradisional dan sangat
beragam. Salah satu contoh alat yang digunakan seperti terdapat pada gambar 2 berikut.
2.2 Ergonomi
2.2.1. Pengertian Ergonomi
Ergonomi ialah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan
informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang
suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik,
yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan
nyaman (Sutalaksana, 1979). Menurut Barnes (1991) menyebutkan istilah ergonomi
15
kompleks. Untuk mempelajari manusia, tidak cukup ditinjau dari satu disiplin ilmu saja.
Oleh sebab itulah untuk mengembangkan Ergonomi diperlukan dukungan dari berbagai
disiplin ilmu, antara lain psikologi, antropologi, faal kerja atau fisiologi, biologi,
sosiologi, perencanaan kerja, fisika, dan lain-lain. Masing-masing disiplin tersebut
berfungsi sebagai pemberi informasi. Pada gilirannya, para perancang, dalam hal ini
para ahli teknik, bertugas untuk meramu masing-masing informasi di atas, dan
menggunakannya sebagai pengetahuan untuk merancang fasilitas kerja sehingga
mencapai kegunaan yang optimal (Sutalaksana, 2006).
Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun
(desain) atau rancang ulang / redesain (Nurmianto, 1996). Ergonomi dapat berperan
pula sebagai desain pekerjaan pada suatu organisasi, misalnya : penentuan jumlah jam
istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja (shift kerja), dan lain-lain.
Disamping itu ergonomi juga memberikan peranan penting dalam meningkatkan faktor
keselamatan dan kesehatan kerja. Penerapan faktor ergonomi lainnya yang tidak kalah
pentingnya adalah untuk desain dan evaluasi produk. Produk-produk ini haruslah dapat
dengan mudah diterapkan pada sejumlah populasi masyarakat tertentu tanpa
mengakibatkan bahaya / resiko dalam penggunaannya.
Fokus perhatian ergonomi adalah berkaitan erat dengan aspek-aspek manusia
di dalam perencanaan man-made objects (proses perancangan produk) dan lingkungan
kerja (Wignjosoebroto, 1995). Pendekatan ergonomi akan ditekankan pada penelitian
kemampuan keterbatasan manusia, baik secara fisik maupun mental psikologis dan
interaksinya dalam sistem manusia-mesin yang integral. Maka, secara sistematis
pendekatan ergonomi kemudian akan memanfaatkan informasi tersebut untuk tujuan
rancang bangun, sehingga akan tercipta produk, sistem atau lingkungan kerja yang lebih
sesuai dengan manusia. Pada gilirannya rancangan yang ergonomis akan dapat
meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan
sistem serta lingkungan kerja yang cocok, aman, nyaman dan sehat.
Tarwaka (2004) menerangkan dalam bukunya seperti yang dikemukakan oleh
Manuaba (1999) bahwa salah satu definisi ergonomi yang menitik beratkan pada
penyesuaian desain terhadap manusia. Mereka menyatakan bahwa ergonomi adalah
17
desain, pertimbangan ergonomi yang nyata dalam aplikasinya untuk mendapatkan data
ukuran tubuh yang akurat menggunakan pengukuran antropometri.
Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai dengan ukuran tubuh
manusia yang akan mengoperasikannya, maka ditetapkan prinsip-prinsip yang harus
diambil di dalam aplikasi data antropometri seperti diuraikan berikut ini
(Wignjosoebroto, S.,1995):
1) Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim.
Rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2(dua) sasaran produk, yaitu:
Bisa sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim
dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibandingkan dengan rata-ratanya.
Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain(mayoritas
dari populasi yang ada).
2) Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan di antara rentang ukuran
tertentu. Rancangan bisa diubah-ubah ukurannya sehingga cukup fleksibel
dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh.
3) Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata. Dalam hal ini rancangan
produk didasarkan terhadap rata-rata ukuran manusia. Produk dirancang dan
dibuat untuk mereka yang berukuran sekitar rata-rata, sedangkan bagi mereka
yang memiliki ukuran ekstrim akan dibuatkan rancangan tersendiri.
langkah yang dilakukan untuk melakukan uji keseragaman data adalah sebagai
berikut : . (Tawaka, dkk, 2004)
1. Mengelompokkan data hasil pengukuran ke dalam kelompok-kelompok atau
grup.
2. Menghitung rata-rata grup.
5. Menentukan Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB) dengan
rumus :
Apabila N (N) < N (Jumlah data yang diukur) maka data yang diperoleh
hitung
sudah mencukupi, sebaliknya jika N(N) > N maka perlu tambahan data.
Perhitungan N dilakukan dengan formulasi seperti berikut untuk tingkat
keyakinan 95%, tingkat ketelitian 5% : (Wignjosoebroto, S.,1995):
Tabel 2.2 Macam Persentil Dan Cara Perhitungan Dalam Distribusi Normal
(Sumber: Wignjosoebroto, 1995)
Persentil Perhitungan
1 - st x - 2.325 x
2.5 - th x - 1.96 x
5 - th x - 1.645 x
10 - th x - 1.28 x
50 - th x
90 - th x + 1.28 x
95 - th x + 1.645 x
97.5 - th x + 1.96 x
99 - th x + 2.325 x
1) Klarifikasi tujuan
Tahap penting pertama dalam perancangan adalah bagaimana mencoba untuk
menjelaskan sasaran perancangan. Pada kenyataan ini sangat membantu pada
keseluruhan langkah perancangan untuk mendapatkan ide yang jelas terhadap
sasaran, walaupun sasaran ini dapat berubah selama pengerjaan perancangan.
Metode Objective Tree (pohon tujuan) menawarkan format yang jelas dan
berguna untuk pernyataan sasaran/tujuan. Metode ini menunjukkan sasaran dan
maksud umum untuk pencapaian tujuan yang ada di bawah pertimbangan. Metode
ini ditunjukkan dalam suatu bentuk diagram di mana jalur-jalur sasaran yang berbeda
dihubungkan satu sama lain, serta pola hirarki tujuan dan sub tujuan. Tujuan metode
Objective Tree untuk menjelaskan tujuan dan sub tujuan perancangan serta hubungan
diantara keduanya. Langkah-langkah dalam pembuatan Objective Tree adalah
sebagai berikut :
a. Menyiapkan daftar tujuan perancangan.
Daftar ini diambil dari ringkasan perancangan, dari pertanyaan kepada klien
dan dari diskusi di dalam tim perancang.
b. Daftar disusun ke dalam kumpulan tujuan tingkatan ( level ) tinggi dan level
rendah.
Perluasan daftar tujuan dan sub tujuan secara kasar dikumpulkan ke dalam
tingkatan hirarki
c. Menggambarkan diagram pohon tujuan, menggambarkan hirarki dan garis
hubungan Cabang-cabang atau akar dalam pohon menggambarkan hubungan
yang mengusulkan bagaimana mencapai tujuan.
2) Penetapan fungsi
Metode analisis fungsional (function analysis) menawarkan alat pertimbangan
fungsi-fungsi dasar dan tingkatan masalahnya yang akan dituju. Fungsi dasar
tersebut adalah fungsi di mana alat-alat, produk atau sistem yang akan dirancang
harus meyakinkan, tidak peduli apakah komponen fisik yang harus digunakan.
Tingkatan masalah ditentukan oleh penetapan batasan sekitar sub kumpulan fungsi
yang logis.
28
Transparant Box
3) Penetapan spesifikasi
29
2.4 Pompa
2.4.1. Definisi Pompa
Pompa adalah suatu mesin yang menambahkan energi ke cairan dengan tujuan
untuk meningkatkan tekanannya atau memindahkan cairan tersebut melalui pipa.
Pompa adalah alat atau mesin untuk memindahkan atau menaikkan cairan atau gas dng
cara mengisap dan memancarkannya, biasanya berupa silinder yg berpelocok berkatup.
Dalam menjalankan fungsinya tersebut, pompa mengubah energi gerak poros untuk
menggerakkan sudu-sudu menjadi energi tekanan pada fluida
2.4.2. Kerja Pompa Sentrifugal
Pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor diberikan kepada poros
pompa untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Zat cair yang ada
31
dalam impeler akan ikut berputar karena dorongan sudusudu. Karena timbulnya gaya
sentrifugal, maka zat cair mengalir dari tengah impeler keluar melalui saluran diantara
sudu dan meninggalkan impeler dengan kecepatan yang tinggi. Zat cair yang keluar dari
impeler dengan kecepatan tinggi ini kemudian mengalir melalui saluran yang
penampangnya makin membesar (volute/diffuser), sehingga terjadi perubahan dari head
kecepatan menjadi head tekanan. Maka zat cair yang keluar dari flens keluar pompa
head totalnya bertambah besar. Pengisapan terjadi karena setelah zat cair dilemparkan
oleh impeler, ruang diantara sudusudu menjadi vakum sehingga zat cair akan terisap
masuk.
Selisih energi per satuan berat atau head total dari zat cair pada flens keluar
(tekan) dan flens masuk (isap) disebut head total pompa
Keterangan :
D = diameter impeller (m)
Q = kapasitas aliran (m3/s)
H =head total pompa (m)
P = daya poros pompa (m)
N = putaran pompa (rpm)
Dalam menghitung ns untuk pompa isapan ganda harga Q diganti dengn Q/2,
sedangkan untuk pompa bertingkat banyak, head H yang dipakai dalam perhitungan ns
adalah head per tingkat dari pompa tersebut.
Besarnya ns dapat berbedabeda tergantung dari satuan yang dipakai untuk
menyatakan n, Q dan H. Tabel berikut menunjukkan faktor konversi yang harus
digunakan untuk mengubah ns dari satuan yang satu ke satuan yang lain.
37
2) Daya Hidrolis
Daya hidrolis adalah daya yang diperlukan oleh pompa untuk mengangkat
sejumlah zat cair pada ketinggian tertentu. Daya hidrolis dapat dicari dengan
persamaan berikut :
Keterangan :
= massa jenis , kg/m H = head ,
2.4.7. Kavitasi
Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir, karena
tekanannya turun sampai dibawah tekanan uap jenuhnya. Ketika zat cair terhisap pada
39
sisi isap pompa, tekanan pada permukaan zat cair akan turun, seperti pada gambar
dibawah ini.
Bila tekanannya turun sampai pada tekanan uap jenuhnya, maka cairan akan
menguap dan membentuk gelembung uap. Selama bergerak sepanjang impeler,
kenaikan tekanan akan menyebabkan gelembung uap pecah dan menumbuk permukaan
pompa. Fenomena ini dinamakan kavitasi. Jika permukaan saluran/pipa terkena
tumbukan gelembung uap tersebut secara terus menerus dalam jangka lama akan
mengakibatkan terbentuknya lubanglubang pada dinding saluran atau sering disebut
erosi kavitasi. Pengaruh lain dari kavitasi adalah timbulnya suara berisik, getaran dan
turunnya performansi pompa.
Keterangan :
hsv : NPSH yang tersedia, m
Besarnya koefisien kavitasi Thoma dapat ditentukan dari grafik pada gambar,
sedangkan NPSHyang diperlukan ditaksir sebagai berikut :
NPSH yang diperlukan : HSVN = x HN
biasanya telah disediakan oleh pabrik pembuatnya. Berikut ini adalah contoh diagram
pemilihan pompa standar .
Keterangan :
= massa jenis air sawah, 1100 kg/m3
g = gaya gravitasi, 9,806 m/s2
H = head , 2 m
Q = kapasitas, m3/s
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.2 Subjek
Subjek penelitian ini adalah kelompok pekerja pada tanaman bawang
merah di Desa Pesantunan Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes
3.3. Objek
Objek penelitian adalah sikap kerja / posisi kerja untuk aktivitas
penyiraman bawang merah di Desa Pesantunan Kecamatan Brebes Kabupaten
Brebes.
3.4. Lokasi Penelitian
Penelitian dengan judul Pengembangan Desain Pompa Air Portable Alat
Siram Tanaman Bawang Merah Dengan Mempertimbangkan Faktor Faktor
Ergonomi dilaksanakan di Desa Pesantunan Kecamatan Brebes Kabupaten
Brebes
44
Mulai
Penentuan Tujuan
Survei dilakukan
dipersawah 10 desa
Studi Literatur Survey Lapangan Lanjutan kab. Brebes Hasil :
Studi Literatur 1. Data tingkat keluhan
muskuskeletal
2. Data tingkat
Pengambilan Data VOC kelelahan pekerja
3. Desain Mesin
Pompa Air Portable
Pekerja
Pengambilan Data Antropometi
Sebagai
Pekerja
Sampel
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
Data penelitian ini menggunakan para pekerja bawang merah yang ada di Desa
Pesantunan Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes. Data diambil secara acak dengan cara
menjumpai pekerja yang tengah melakukan pekerjaan. Untuk menghindarin
kesalahpahaman maka peneliti memberikan maksud dan tujuan dari pengambilan data
kepada para pekerja. Tabel 4.1 menampilkan hasil pengambilan data pekerja.
48
menggunakan tingkat ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95%. Dari data tersebut maka
diperoleh nilai rata-rata dan standar deviasi, seperti terlihat pada tabel berikut.
Untuk melihat keseragaman data maka dilakukan uji kontrol. Uji ini berfungsi
untuk mengetahui apakah ada data yang ektrims atau tidak, baik ekrtim bawah maupun
atas. Untuk itu laanagkah pertama dalah menghitung batas kontrol atas (BKA) dan batas
kontrol bawah (BKB dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
BKA = x + k. x
BKB = x - k. x
Usia karyawan tidak dilakukan pengujiaan karena usia hanyta untuk mengetahui
seberapa besar minat pemuda di bidang pertaniaan, jadi tidak untuk rekomendasi
rancangandesain mesin pompa portable. Jadi Keseragaman data di kenakan pada Lebar
bahu dan tinggi bahu.
Dari gambar 4.1 terlihat bahwa data nomer 9 tidak masuk dalam batas kontrol.
Dengan demikian didalam perhitungan kecukupan data data tersebut dikeluarkan,
maka data yang ada berjumlah n = 24 dengan maka akan diperoleh :
2
2
40 24 39258 976144
N =
988
= 8,69
= 9
c. Persentil data
Persentil yang digunakan adalah persentil ke-50 agar operator dengan ukuran
anthropometri besar maupun kecil dapat menggunakan alat hasil rancangan. Persentil
tersebut di cari dengan menggunkan formula berikut :
P5 = x - 1.645. x
Black
Alat siram air Box Air yang tertuang
Tanaman Rusak
Jika diperhatikan pada gambar 4.5 ada kotak black box yang harus dibuka untuk
dijadikan transparan box sehingga interaksi antara pekerja mesin dan tanaman menjadi
jelas sehingga menghasilkan hasil yang optimal. Untuk . Funtion Analysis (Transparant
Box) hasil pengembangan alat seperti terlihat pada gambar 5.6.
54
Gambar 4.6. Funtion Analysis (Transparant Box) Mesin Pompa Air Portable
4.3.3 Tahap Penetapan Spesifikasi
Tahap ini akan menjelaskan masalah Mesin Pompa Air Portable dari tujuan awal
penggunaan hingga kebutuhan pelaksanaan. Dalam tahap ini menggunakan metode
Perfomance specification (Tabel 4.4), yang menjelaskan mesin pompa air portable ini
dirancang dan dibuat dengan tujuan untuk memudahkan dalam produksi dan memberikan
kenyamanan operator mesin.
Tabel 4.4 Penetapan Spesifikasi Mesin
No Spesifikasi Manfaat
1 Berat Mesin pompa menggunakan mesin rumput,
sehinga memiliki berat standar perusahaan
2 Kenyamanan mengoperasikan Dududukan mesin rumput diganti
mesin pompa air portable menggunakan dudukan yang telah disesuaikan
dengan lebar bahu dan tinggi bahu
3 Konstruksi Alat Kontruksi mesin tidak mengalami perubahan,
tetapi hanya memodifikasi di bagian poros
yang seharusnya dipakai untuk memutar pisau
rumput dimodifikasi dan dipasang pada poros
yang berfungsi untuk memoutar pisau rumput.
4 Tidak mudah rusak/awet Material mesin tidak ada perubahan yang ada
hanya pada penambahan komponen pompa
hisap dimana material terbuat dari kuningan
atau dapat memanfaatkan komponen pompa
pada pompa air dengan demikian maka tidak
mudah rusak atau awet.
5 Mobilitas alat Mobilitas alat sangat baik karena dibuat seperti
mesin potong rumput portable.
6 Sumber tenaga Menggunakan mesin rumput dengan bahan
bakar bensin/premium
55
= 1,02 kW
Sedangkan daya pompa adalah :
= 0,8364 kW
Maka untuk kapasitas pompa adalah :
= 0,0388 m3/dt
Atau sebesar 2,328 m3/menit.
2) Menghitung Kecepatan aliran air
Sehingga debit aliran air dari pompa ini adalah 0,0388 m3/dt. Untuk
kecepatan aliran air adalah :
sehingga
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang dilakukan pada bab 4 menjawab hasil pengamatan pada
pekerja 25 siram air maka dapat disimpulkan :
a. 40 % menyatakan kelelahan punggung, 20 % menyatakan nyeri pada
pergelangan tangan dan sisanya 40% pada bokong yang mendekati pinggul.
b. Dari poin a maka diperlukan peralatan kusus siram bawang merah
c. Mesin potong rumput dapat dikembangkan dengan desain kerangka mesin
mengacu pada ergonomic pekerja
d. Hasil perhitungan teknis dapat diketahui bahwa pompa mampu menyemprotkan
air sebanyak 8161,5 m/menit, sedangkan kekuatan pancar tergantung pada
mulut nosel air.
5.2 Saran-saran
Dari penelitian diatas maka disarankan untuk dapat dilakukan pembuatan mesin
pompa penyiram air dengan memodifikasi mesin potong rumput gendong.
58
DAFTAR PUSTAKA
Asih. W. E. 2004. Perancangan Meja Putar Alat Pembuat Gerabah Yang Ergonomis
Dengan Metode Quality Function Deployment, Tesis, Institut Teknologi Bandung,
Bandung.
Barnes. R. 1991. Motion And Time Study, John Wiley, New York
Bridger, R.S. 1995. Introduction to Ergonomics. Mc. Graw-Hill, Inc, New York.
Cohen, L. 1995. Quality Function Deployment : How Make QFD Work for You,
Addison-Wesley Publishing Company, Massachusetts.
Cross, N. 1994. Engineering Design Methods Strategies Of product, 2nd edition, John
Wiley & Sons Ltd, England.
Grandjean, E. 1993. Fitting the task to the man. 4th ed. Taylor & Francis Inc. London.
Muller, K.F.H. 1965. Ergonomic: man in his working environment. Chapman and Hill
Inc, London.
59
Murniasih, N.N. 2004. Modifikasi Pisau Matetuesan dan Perbaikan Sikap Kerja dapat
Menurunkan Keluhan Subyektif serta Meningkatkan Produktivitas Kerja Tukang
Tues. Prosiding Seminar Nasional Ergonomi, Aplikasi Ergonomi dalam Industri.
Yogyakarta.
Nurmianto, Eko. 1996. Ergonomi konsep dasar dan aplikasiny,. Guna Widya, Jakarta.
Nurmianto. E.1998 Ergonomi Konsep Dasar Dan Aplikasinya, Edisi Pertama, Guna
Widyan, Jakarta
Partha, C.G.I. 2002. Penggunanan betel modifikasi menurunkan beban kerja dan keluhan
subjektif serta meningkatkan produktifitas pembobok tembok pemasang pipa
instalasi listrik. Tesis Program Pascasarjana, Universitas Udayana, Denpasar.
Sumamur, P.K., 1992. Ergonomi untuk produktivitas kerja, Yayasan Swabhawa Karya.
Jakarta.
Sutalaksana, Iftikar. Z. 1980. Teknik tata cara kerja. Departemen Teknik Industri. ITB.,
Bandung.
Sutjipto A. 2006. Analisis pengaruh sudut rotasi keyboard terhadap beban otot,
performansi kerja, tingkat ketidaknyamanan, dan tingkat kelelahan pada
pekerjaan pengetikan berkomputer. Laporan Tugas Akhir, Departemen Teknik
Industri, ITB., Bandung.
Sutjipto A. 2006. Analisis pengaruh sudut rotasi keyboard terhadap beban otot,
performansi kerja, tingkat ketidaknyamanan, dan tingkat kelelahan pada
pekerjaan pengetikan berkomputer. Laporan Tugas Akhir, Departemen Teknik
Industri, ITB., Bandung.
60