Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PERENCANAAN BANGUNAN RESERVOIR DI


KELURAHAN PANGALA’, KECAMATAN RINDINGALLO
KABUPATEN TORAJA UTARA

Oleh:

JUAN PEREZ PUTRATAMA

217213051

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA

2021
DRAFT
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG .......................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ...................................................... 2
1.3 TUJUAN PENELITIAN ...................................................... 2
1.4 MANFAAT PENELITIAN ................................................... 2
1.5 BATASAN MASALAH ....................................................... 2
1.6 METODOLOGI PENELITIAN ............................................ 3
1.7 SISTEMATIKA PENULISAN ............................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. DEFINISI AIR BERSIH ...................................................... 4
2.2. PERSYARATAN AIR BERSIH .......................................... 4
2.3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN AIR
DOMESTIK ....................................................................... 5
2.4. KEBUTUHAN AIR DOMESTIK DAN NON-DOMESTIK .... 5
2.5. JARINGAN TRANSMISI SALURAN TERBUKA ................ 6
2.6. JARINGAN TRANSMISI DAN DISTRIBUSI ...................... 8
2.7. JENIS PIPA ....................................................................... 9
2.8. KEBOCORAN PIPA .......................................................... 9
2.9. ALIRAN BERTEKANAN DALAM PIPA............................ 10
2.10. PERKIRAAN AWAL DIAMETER PIPA ............................ 12
2.11. RESERVOIR ................................................................... 12
2.12. SISTEM PEMOMPAAN................................................... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .................... 19
3.2. METODE PENELITIAN ................................................... 19
3.3. BAGAN ALIR PENELITIAN ............................................. 21
3.4. PROSEDUR PENELITIAN .............................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 23

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Air merupakan kebutuhan bagi kehidupan. Semua makhluk hidup
membutuhkan air dalam kehidupannya sehingga tanpa air dapat
dipastikan tidak ada kehidupan. Manusia dalam melakukan aktivitasnya
sehari-hari membutuhkan air dalam berbagai aspek kehidupan dan
pemanfaatannya juga tidak terbatas di aspek rumah tangga tapi juga di
berbagai fasilitas umum, sosial dan ekonomi.
Dalam upaya penyediaan air bersih segala cara dan teknologi mulai
dikembangkan demi tercapainya kecukupan air. Alat dan bahan mulai
dikembangkan demi kemudahan dalam perencanaan ataupun
pembangunan fasilitas bangunan air.
Seiring dengan perkembangan zaman dan juga semakin padatnya
jumlah penduduk, pemanfaatan air bersih juga semakin tinggi. Lingkungan
dengan kepadatan tinggi akan mengurangi kemudahan akses air bersih.
Dengan pertambahan kepadatan penduduk dibutuhkan juga reservoir (bak
penampungan) yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Penyaluran air bersih di Kelurahan Pangala’ sudah ada namun
pada saat ini belum memenuhi kebutuhan konsumen karena adanya
kendala pada tidak memadainya bak reservoir yang mengakibatkan
penyaluran air bersih kurang maksimal.
Berdasarkan permasalahan yang didapatkan di lapangan yaitu
perencanaan bangunan reservoir di Kelurahan Pangala’ yang kurang
memenuhi kebutuhan masyarakat, maka penulis tertarik untuk meneliti
serta membahasnya dalam tugas akhir dengan judul :

“PERENCANAAN BANGUNAN RESERVOIR DI KELURAHAN


PANGALA’, KECAMATAN RINDINGALLO, KABUPATEN TORAJA
UTARA”

1
2

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas dapat disimpulkan menjadi


rumusan masalah yaitu :

Bagaimana dimensi bangunan reservoir yang tepat agar kebutuhan air


domestik dan non-domestik dapat terpenuhi dengan baik?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian adalah :

Untuk mengetahui dimensi reservoir yang tepat agar kebutuhan air


domestik dan non-domestik dapat terpenuhi dengan baik.

1.4. MANFAAT PENELITIAN


Manfaat dari penelitian tentang Perencanaan Bangunan Reservoir
di Kelurahan Pangala’, Kecamatan Rindingallo, Kabupaten Toraja Utara
adalah sebagai berikut :
1. Bagi instansi terkait, memberikan masukan mengenai perencanaan
bangunan reservoir agar kedepannya lebih diperhatikan khususnya di
Kelurahan Pangala’, Kecamatan Rindingallo, Kabupaten Toraja Utara.
2. Bagi mahasiswa, dapat menambah wawasan dan menambah
pengetahuan tentang perencanaan bangunan reservoir.
3. Bagi masyarakat, sebagai acuan kepada masyarakat untuk
menambah pengetahuan tentang pentingnya peran dari reservoir.

1.5. BATASAN MASALAH


Berdasarkan rumusan masalah di atas, diperoleh hasil yang lebih
akurat dalam studi ini, maka perlu diberikan batasan masalah yaitu
sebagai berikut :
1. Daerah yang dijadikan objek penelitian yaitu Kelurahan Pangala’,
Kecamatan Rindingallo, Kabupaten Toraja Utara.
2. Tidak membahas kualitas air bersih (fisik, kimia, dan mikrobiologi).
3. Tidak membahas analisa biaya.
3

4. Tidak membahas jaringan perpipaan dan distribusi air bersih.


5. Sumber air yang digunakan adalah air dari pegunungan.
6. SNI 7509:2011 tentang tata cara perencanaan teknik jaringan
distribusi dan unit pelayanan sistem penyediaan air minum.

1.6. METODOLOGI PENELITIAN


Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Studi lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan untuk
mengumpulkan data primer dengan meninjau langsung pada lokasi
yang dimaksud untuk melakukan pengamatan guna mendapatkan
data-data kondisi fisik.
2. Studi literatur dengan membaca buku-buku yang berhubungan
dengan permasalahan yang diteliti.

1.7. SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulisan di sini adalah membagi kerangka masalah
dalam beberapa bagian yang ditempatkan sebagai bab per bab dengan
maksud agar masalah yang hendak dibahas menjadi jelas dan mudah
diikuti.
Secara garis besar Tugas Akhir ini terdiri dari lima Bab dengan
urutan sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN, yang menjelaskan tentang Latar Belakang,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,
Batasan Masalah, Metodologi Penelitian, dan Sistematika
Penulisan.
BAB II. LANDASAN TEORI, yang menjelaskan tentang teori yang
digunakan dalam penelitian.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN, yang menjelaskan gambaran
Umum Daerah Studi, Gambaran Umum Lokasi, Metode
Penelitian, Bagan Alir Penelitian, dan Prosedur Penelitian.
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V. KESIMPULAN AN SARAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. DEFINISI AIR BERSIH
Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang
bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi
atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya
adalah sanitasi (Wikipedia). Pada umumnya masyarakat awam
menganggap semua air bersih aman untuk dikonsumsi padahal air minum
harus melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum.

2.2. PERSYARATAN AIR BERSIH


Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan yang meliputi
persyaratan fisika, kimia, mikrobiologi dan radioaktif sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
a. Suhu dan kelembaban
 Suhu : 18 – 28 0C
 Kelembaban : 40 % - 60 %
b. Debu
Kandungan debu maksimal didalam udara ruangan dalam
pengukuran rata-rata 8 jam adalah sebagai berikut :
No Jenis Debu Konsentrasi Maksimal
1 Debu total 0,15 mg/m3
5 serat/ml udara dengan panjang serat
2 Asbes bebas
5 u (mikron)

c. Pertukaran udara : 0,283 M3/menit/orang dengan laju ventilasi :


0,15–0,25 m/detik. Untuk ruangan kerja yang tidak menggunakan
pendingan harus memiliki lubang ventilasi minimal 15% dari luas
lantai dengan menerapkan sistim ventilasi silang.

4
5

d. Gas pencemar
Kandungan gas pencemar dalam ruang kerja, dalam rata-rata
pengukuran 8 jam sebagai berikut :
Konsentrasi Maksimal
No. Parameter
(mg/m3) ppm
1 Asam Sulfida (H2S) 1 -
2 Amonia (NH3) 17 25
3 Karbon Monoksida (CO) 29 25
4 Nitrogen Dioksida (NO2) 5,60 3,0
5 Sulfur Dioksida (SO2) 5,2 2

e. Mikrobiologi
 Angka kuman kurang dari 700 koloni/m3 udara
 Bebas kuman pathogen

2.3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN AIR DOMESTIK


a. Usia pengguna (anak, pertumbuhan dan produktif, lanjut usia).
b. Agama, budaya, dan adat istiadat/kebiasaan.
c. Ketersediaan air.
d. Iklim dan cuaca.
e. Harga layanan air.
f. Tingkat pendapatan (individual dan atau keluarga).
g. Tingkat kesadaran masyarakat pada air bersih yang sehat.
h. Usaha atau industri rumah tangga.

2.4. KEBUTUHAN AIR DOMESTIK DAN NON-DOMESTIK


Standar Kebutuhan Pokok Air Minum adalah kebutuhan air sebesar
10 meter kubik/kepala keluarga/bulan atau 60 liter/orang/hari, atau
sebesar satuan volume lainnya yang ditetapkan Iebih lanjut oleh Menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sumber daya air
(Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006, Bab I, Pasal 1,
Ayat 8).
6

Adapun kebutuhan air minum secara rinci adalah sebagai berikut:


a. Kebutuhan domestik
b. Kriteria yang digunakan
 Lihat hasil survey kebutuhan prasarana
 Pemakaian air untuk SR = 120 liter/orang/hari
 Pemakaian untuk HU/TA = 60 liter/orang/hari (standar pelayanan
minimum)
c. Kebutuhan non-domestik
d. Kebutuhan industri dengan kriteria pemakaian air = 0,1 – 0,3 l/ha/hr
e. Kabutuhan niaga dengan kriteria pemakaian air = 900 l/niaga/hr
(niaga kecil) dan 5000 l/niaga/hr (niaga besar)
f. Kebutuhan fasilitas umum (pendidikan, kantor pemerintahan dsb)
dengan kriteria pemakaian air = 10% - 15% dari kebutuhan domestic
g. Prediksi dilakukan 15 – 20 tahun ke depan sesuai dengan Rencana
Induk SPAM.
h. Kriteria pemakaian untuk hari maksimum = 1,15 pemakaian hari rata-
rata
i. Pemakaian air untuk jam puncak = 1,5 – 1,7 pemakaian hari
maksimum
j. Kebutuhan hotel = 3 m3/kamar/hr

2.5. JARINGAN TRANSMISI SALURAN TERBUKA


a. Aliran Melalui Saluran Terbuka
Hal yang perlu dipahami pertama-tama adalah debit aliran.
Pada saluran terbuka, sama dengan saluran pipa, debit aliran adalah
volume air setiap satuan waktu yang melewati penampang saluran
tersebut. Jadi debit aliran dapat dirumuskan sebagai :
Q = V . A ......................................................................(2.1)
dengan,
Q : Debit aliran (m3/s)
V : Kecepatan aliran (m/s)
A : Luas penampang basah aliran (m2)
7

Debit aliran dapat dihitung secara teoritis menggunakan


persamaan Chezy :
v = c√ .......................................................................(2.2)
dengan :
C : Koefisien Chezy (m1/2/s)
R : Radius hidraulik
I : Kemiringan garis tenaga

Harga R dapat dihitung dengan persamaan :

R= ............................................................................(2.3)

dengan :
P : Keliling tampang basah (m)

Persamaan Manning juga sangat sering digunakan untuk


hitungan aliran dalam saluran terbuka.
V= R2/3.I1/2.................................................................(2.4)

Harga n berkisar antara 0,02 hingga 0,04 untuk saluran pada


umumnya.
Tabel 2.1 Hasil hitungan debit aliran untuk berbagai lebar saluran (B)
B (m) A (m2) R (m) V (m/s) Q (m3/s)
0,5 0,5 0,2 0,759 0,379
0,6 0,6 0,230 0,815 0,489
0,7 0,7 0,259 0,864 0,604
0,8 0,8 0,286 0,907 0,726
0,9 0,9 0,310 0,945 0,851
1 1 0,333 0,980 0,980
1,02 1,02 0,338 0,986 1,006
1,1 1,1 0,354 1,011 1,112
1,2 1,2 0,375 1,039 1.247
8

2.6. JARINGAN PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI


Tabel 2.2 Kriteria pipa transmisi dan distribusi menurut Kepmenpu No. 18
Tahun 2007
Kriteria Pipa Kriteria Pipa
No Uraian
Transmisi Distribusi
1 Debit perencanaan (Qmax) Fmax X Qrerata Fmax X Qrerata
2 Faktor harian maksimum (Fmax) 1,10 – 1,50 1,15 – 3
3 Jenis saluran Pipa atau terbuka -
Kecepatan aliran dalam pipa
a) kecepatan minimum (Vmin) 0,3 – 0,6 m/s 0,3 – 0,6 m/s
4 b) kecepatan maksimum (Vmax)
PVC 3,0 – 4,5 m/s 3,0 – 4,5 m/s
DCIP 6,0 m/s 6,0 m/s
Tekanan air dalam pipa
a) tekanan minimum (Hmin) 1 atm 0,5 – 1,0 atm,
pada titik
jangkauan
terjauh
5
b) tekanan maksimum (Hmax)
Pipa PVC 6 – 8 atm 6 – 8 atm
Pipa DCIP 10 atm 10 atm
Pipa PE 100 12,4 Mpa 12,4 Mpa
Pipa PE 80 9,0 Mpa 9,0 Mpa
Kecepatan saluran terbuka
a) kecepatan minimum (Vmin) 0,6 m/s
6 -
b) kecepatan maksimum (Vmax) 1,5 m/s

7 Kemiringan saluran terbuka 0,005 – 0,001 -


8 Tinggi bebas saluran terbuka 15 cm (minimum) -
Kemiringan tebing terhadap 45 untuk
9 -
dasar saluran trapesium
9

2.7. JENIS PIPA


Tabel 2.3 Beberapa jenis pipa, keuntungan dan kerugiannya secara
sepintas
No Jenis Pipa Keuntungan Kerugian
Murah, terdapat di Cepat rusak, banyak
1 Bambu
pelosok bocoran
Ringan, mudah diangkut Tekanan rendah
2 PVC dan dipasang, tidak
bereaksi dengan air
Ringan, mudah diangkut Tekanan rendah
dan dipasang, tidak
bereaksi dengan air,
3 HDPE
panjang mencapai
100m tanpa sambungan
untuk diameter kecil
Tekanan tinggi, tahan Lebih berat,
terhadap cuaca dan investasi,
tekanan langsung, lebih transportasi, dan
baik untuk pipa di luar instalasi lebih mahal
Baja, tanah dibandingkan
4
galvanized iron yang lain, lebih tahan
terhadap benturan /
gesekan atau terhadap
pengeboran untuk
pengambilan air ilegal

2.8. KEBOCORAN PIPA


Setelah dipasang, jaringan pipa harus dites kekuatannya untuk
menahan bocoran. Sambungan pipa yang kurang baik bias
mengakibatkan kebocoran. Kebocoran pipa yang masih dapat diterima
menurut AWWA (American Water Work Association) adalah kurang dari
yang ditentukan oleh persamaan berikut (McGhee, 1991).
10

L= ......................................................................... (2.5)

dengan :
L : kebocoran (gallon/jam)
N : jumlah sambungan pada jalur yang diuji
D : diameter nominal pipa (inci)
P : rerata tinggi tekanan saat pengujian (lb/in2) (1 lb/in2 = 6,895 Kpa)
C : konstanta = 1,850

Tabel 2.4 Bocoran yang diperkenankan tiap kilometer


Diameter Pipa Bocoran yang Diizinkan Bocoran yang Diizinkan
(mm) (l/hari) (l/detik)
50 166 0,00192
75 249 0,00288
100 332 0,00384
150 498 0,00576

2.9. ALIRAN BERTEKANAN DALAM PIPA


2.8.1 Persamaan Darcy Weisbach
Kehilangan energy utama sepanjang pipa karena gesekan menurut
Darcy Weisbach diberikan pada persamaan 2.6.

hf = 8f .....................................................................(2.6)

atau

hf = f ........................................................................(2.7)

dengan :
hf : kehilangan energy atau tekanan (mayor atau utama) (m)
Q : debit air dalam pipa (m3/s)
f : koefisien gesek (Darcy Weisbach)
L : panjang pipa (m)
D : diameter pipa (m)
11

g : percepatan gravitasi bumi (m/s2)

Koefisien gesek f bergantung pada diameter kekasaran relative dan


angka Reynold.

f = F( ) = F( ) ................................................(2.8)
dengan :
ε : diameter kekasaran pipa
D : diameter pipa (dalam)
V : kecepatan aliran

: kekentalan kinematik

Perhatikan bahwa jika pipa sangat halus, misalnya PVC, mendekati


nol dan harga e/D dapat dianggap nol sebagai pendekatan. Dengan
demikian, Persamaan 2.8 dapat disederhanakan menjadi :

f=( ( ))2 ...........................................(2.9)

Untuk mempermudah mengingat, maka Persamaan 2.9 khusus


untuk pipa PVC, HDPE, atau pipa plastic halus lainnya dapat ditulis
sebagai :

f=( ( ))2 ...................................................(2.10)

Untuk daerah laminer berlaku Persamaan 2.11.

f= ................................................................................(2.11)

2.8.2 Persamaan Hazen Williams


Persamaan Hazen Williams dapat ditulis sebagai :
Q = CuCHWd2,63i0,54 ..............................................................(2.12)

Dengan Cu = 0,2785, atau persamaan dapat ditulis sebagai :


Q = 0,2785CHWd2,63i0,54 .......................................................(2.13)
dengan :
CHW : koefisien Hazen Williams

i : kemiringan atau slope garis tenaga ( )


12

D : diameter pipa (m)


Q : debit aliran (m3/s)

2.10. PERKIRAAN AWAL DIAMETER PIPA


Pada sistem jaringan air perpipaan yang bukan merupakan loop,
maka diameter pipa dapat diperkirakan lebih mudah dengan berpedoman
pada beberapa hal berikut.
a) Semakin besar debit yang harus dialirkan, semakin besar pula
diameter yang diperlukan.
b) Semakin besar selisih energi antara dua lokasi, semakin kecil
diameter yang diperlukan.
c) Semakin banyak belokan (ke arah horizontal maupun ke arah
vertikal), semakin besar diameter yang diperlukan.
d) Semakin panjang pipa dari satu node ke node yang lain, semakin
besar pipa yang diperlukan.
e) Kecepatan rendah (di bawah kecepatan maksimum yang
diperkenankan Permenpu No. 18 Tahun 2007) lebih disarankan.
Dengan kecepatan rendah, maka keamanan terhadap pengaruh
water hammer (palu air) lebih terjamin.

2.11. RESERVOIR
2.11.1. Penempatan
Penempatan reservoir ada:
a) di bawah permukaan tanah;
b) sebagian atau seluruhnya di atas permukaan tanah;
c) di atas tanah dengan penyangga.

2.11.2. Komponen
Bagian utama dari reservoir adalah bak penampung air minum,
dilengkapi dengan:
13

a) perpipaan:
1) pipa air masuk / pipa inlet, dilengkapi dengan katup aliran
(gate valve);
2) pipa air keluar / pipa outlet, umumnya dilengkapi dengan
saringan dan katup aliran;
3) pipa peluap, dilengkapi dengan saringan;
4) pipa penguras, dilengkapi dengan katup aliran;
5) pipa udara, dilengkapi dengan kawat kasa untuk menghindari
serangga atau binatang lain masuk ke dalam reservoir;
b) lubang inspeksi, digunakan untuk mengontrol atau jalan masuk ke
dalam reservoir;
c) tangga untuk naik ke menara reservoir dan tangga untuk masuk
ke dalam reservoir;
d) alat penunjuk tinggi muka air dalam reservoir;
e) alat pengukur debit air dipasang pada pipa air keluar dari
reservoir.
2.11.3. Fungsi Reservoir
Fungsi utama reservoir adalah menyeimbangkan antara debit
produksi dan debit pemakaian air yang berfluktuasi selama 24 jam. Pada
saat jumlah produksi air bersih lebih besar dari pada jumlah pemakaian air
maka untuk sementara kelebihan air disimpan dalam reservoir dan
digunakan kembali untuk memenuhi kekurangan air pada saat jumlah
produksi air bersih lebih kecil dari pada jumlah pemakaian air.
Berdasarkan fungsinya, reservoir dalam sistem distribusi dibagi
menjadi dua kategori:
a) reservoir pelayanan;
b) reservoir penyeimbang.

2.11.3.1. Fungsi Reservoir Pelayanan


a) sebagai pemasok sebagian besar jaringan pipa distribusi;
b) untuk menambah tekanan air pada jaringan pipa distribusi;
c) agar tekanan air pada jaringan pipa distribusi relatif stabil;
14

d) sebagai tempat persediaan air pada keadaan darurat, yaitu


saat terjadi kebakaran, atau pipa transmisi sedang diperbaiki
atau saat pompa untuk mengisi reservoir jalan dan untuk
kepentingan umum lainnya;
e) sebagai tempat pencampuran air dengan desinfektan, sehingga
pencampuran lebih merata, disamping itu dengan
pencampuran lebih lama diharapkan sisa khlor yang berlebih
dapat dikurangi;
f) sebagai tempat pengendapan pasir atau kotoran lain, yang
mungkin masih terbawa air dari instalasi pengolahan atau dari
sumur dalam.
2.11.3.2. Fungsi Reservoir Penyeimbang
a) sebagai penampung air bersih yang dipompakan dan
didistribusikan ke sebagian besar atau beberapa reservoir
pelayanan;
b) dengan pompa yang merata ini maka dapat menghemat
pemakaian tenaga listrik.

2.11.4. Lokasi dan ketinggian reservoir


a) reservoir penyeimbang biasanya dibangun di dekat instalasi
pengolahan air;
b) reservoir pelayanan ditempatkan sedekat mungkin dengan pusat
daerah pelayanan, kecuali kalau keadaan tidak memungkinkan
selain itu harus dipertimbangkan pemasangan pipa paralel;
c) ketinggian reservoir pada sistem gravitasi ditentukan sedemikian
rupa sehingga tekanan minimum sesuai hasil perhitungan hidrolis
di jaringan pipa distribusi primer adalah 15 m. Muka air reservoir
rencana diperhitungkan berdasarkan tinggi muka air minimum;
d) jika elevasi muka tanah wilayah pelayanan bervariasi maka
wilayah pelayanan dapat dibagi menjadi beberapa zone wilayah
pelayanan yang dilayani masing-masing dengan satu reservoir.
15

2.11.5. Volume reservoir


a) volume reservoir pelayanan ditentukan berdasarkan:
1) jumlah volume air maksimum yang harus ditampung pada
saat pemakaian air minimum ditambah volume air yang harus
disediakan pada saat pengaliran jam puncak karena adanya
fluktuasi pemakaian air di wilayah pelayanan dan perioda
pengisian reseroar;
2) cadangan air untuk pemadam kebakaran kota sesuai dengan
peraturan yang berlaku dari Dinas Kebakaran untuk daerah
setempat;
3) kebutuhan air khusus, yaitu penggelontoran, taman, dan
peristiwa khusus;
4) kebutuhan air untuk backwash;
b) volume efektif reservoir atau reservoir penyeimbang ditentukan
berdasarkan keseimbangan aliran keluar dan aliran masuk
reservoir selama pemakaian air di daerah pelayanan. Sistem
pengisian reservoir dapat dengan sistem pompa maupun sistem
gravitasi. Pasokan air ke konsumen dilakukan secara gravitasi
dan/atau pemompaan;
c) metode perhitungan volume efektif reservoir ditentukan dengan:
1) cara tabulasi, volume efektif adalah jumlah dari selisih positif
terbesar (m3) dengan selisih negatif terbesar (m3) antara
fluktuasi pemakaian air dan pasokan air ke reservoir. Hasil
perhitungan nilai kumulatif dibuat dalam bentuk tabel;
2) kurva masa, volume efektif didapat dari jumlah persentase
akumulasi surplus terbesar pemakaian air ditambah akumulasi
defisit terbesar pemakaian air terhadap akumulasi pengaliran
air ke reservoir (bila pengaliran air ke reservoir dilakukan
selama 24 jam). Contoh perhitungan volume efektif reservoir
dengan metoda kurva dapat dilihat pada Lampiran B;
3) secara persentase, volume efektif ditentukan minimum 15%
dari kebutuhan air maksimum per hari.
16

2.11.6. Faktor-faktor Perencanaan Tangki


Faktor Persyaratan
 Efisien dalam menerima, menyimpan dan
mendistribusikan
 Dapat mempertahankan kualitas air
Aspek Fungsi  Memenuhi persyaratan peraturan local terkait
 Memiliki nilai estetika yang baik
 Memungkinkan pengaturan/pemantauan jarak
jauh, pengendalian dan alarm telemetri
 Kepemilikan lahannya jelas
 Tersedianya akses untuk keadaan darurat dan
kegiatan pemeliharaan
 Ruangan yang cukup untuk flowmeter, katup dan
aksesoris
 Kondisi keamanan
Pemilihan lokasi
 Drainase air hujan memadai pada lokasi dan
akses jalan didesain pada banjir 100 tahunan
 Ketinggian, kemiringan lokasi dan kondisi tanah
 Ketersediaan infrastruktur pendukung meliputi air
bersih (hidran), listrik dan penerangan umum
keamanan
 Dirancang untuk meminimalkan kebutuhan
operator dan pemeliharaan
 Standar perawatan yang mudah
 Menyediakan fleksibilitas operasi
Perawatan
 Memanfaatkan komponen standar yang sudah
tersedia dan umum digunakan
 Memberikan kondisi kerja yang aman untuk
operasional dan pemeliharaan
 Beroperasi secara handal, efektif dan otomatis
Kehandalan
(yaitu biasanya tanpa pengawasan)
17

 Memiliki toleransi risiko di mana kegagalan salah


satu item tidak akan menyebabkan kegagalan
total
 Menggabungkan langkah-langkah keamanan
yang memadai
 Mendukung dalam pengembangan pelayanan,
Kemudahan dan wilayah baru dan kebutuhan masa depan
Lingkungan  Melengkapi dengan estetika yang baik,
(Amenity and pepohonan, taman, dll
Environment)  Mengembangkan rencana landscape sesuai
perencanaan daerah dan kota
Sumber : Jaringan Pemipaan Air Minum oleh Arya Rezagama, MT.

2.11.7. Kapasitas Reservoir


Air yang telah melalui filter sudah dapat dipakai untuk air minum.
Air tersebut telah bersih dan bebas dari bakteriologis dan ditampung pada
bak reservoir untuk diteruskan pada konsumen. Untuk keperluan
pemakaian terbanyak pada jam 16.00-18.00 diperlukan tendon minimum
10% debit/harinya. (Nober Tandingala’ dan Medical Tandi, 2020)
Dalam menentukan volume reservoir dapat dilakukan dengan
metode sebagai berikut :
a. Perhitungan dimensi reservoir berdasarkan suplai air dari
PDAM
b. Perhitungan dimensi reservoir berrdasarkan rumus
Adapun rumus yang dapat digunakan dalam perhitungan volume
dan penentuan dimensi reservoir berdasarkan rumus menurut
(Noerbambang & Morimura, 1993) yaitu :
a. Dihitung besarnya kapasitas pipa (Qs)
Qs = Qh ....................................................................(2.14)

Dimana :
Qh = Jumlah kebutuhan air rata-rata per jam (m3/jam)
Qs = Kapasitas pipa (m3/jam)
18

b. Dihitung besarnya volume reservoir


Volume ground reservoir = [Qd – (Qs x T)] .................(2.15)
Dimana :
Qd = Jumlah kebutuhan air per hari (m3/hari)
Qs = Kapasitas pipa dinas (m3/jam)
T = Rata-rata jangka waktu pemakaian (m3/hari)
c. Ditentukan dimensi reservoir
Setelah dihitung volume dari reservoir tersebut, selanjutnya
dapat ditentukan dimensi untuk tiap reservoir yang mencakup :
1) Panjang (m)
2) Lebar (m)
3) Tinggi Efektif (m)
4) Tinggi Free Board (m)
5) Tinggi Total (m)

2.12. SISTEM PEMOMPAAN


Debit pompa transmisi air minum ke reservoir ditentukan
berdasarkan debit hari maksimum. Jumlah dan debit yang digunakan
sesuai Tabel 2.5.
Tabel 2.5 Jumlah dan debit pompa sistem transmisi air minum
Debit (m3/hari) Jumlah pompa Total unit
Sampai 2.800 1 + 1 (cadangan) 2
2.500 sampai dengan 10.000 2 + 1 (cadangan) 3
3 atau lebih + 1 (cadangan
Lebih dari 90.000 4 atau lebih
minimum)
Sumber : SNI 7509:2011
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. GAMBARAN UMUM LOKASI
Lokasi penelitian saya berada di Kelurahan Pangala’, Kecamatan
Rindingallo, Kabupaten Toraja Utara.

3.2. METODE PENELITIAN


Metode penelitian ini merupakan suatu cara peneliti bekerja untuk
memperoleh data yang dibutuhkan dan selanjutnya akan digunakan untuk
dianalisa sehingga memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam
penelitian. Metode penetian bertujuan untuk mempermudah pelaksanaan
dalam melakukan penelitian guna memperoleh pemecahan masalah
dengan maksud dan tujuan yang telah ditetapkan secara sistematis.

19
20

Cara pelaksanaan teknis pengambilan data di lapangan yang


dilakukan selama penelitian berlangung adalah sebgai berikut :
a) Observasi
Observasi, yaitu melakukan pengamatan terhadap kegiatan
ataupun prosedur kerja yang berhubungan dengan objek yang
diteliti.
b) Wawancara
Wawancara, yaitu melakukan Tanya jawab secara langsung
dengan masyarakat yang ada di lingkup Kelurahan Pangala’.
c) Studi Pustaka
Studi pustaka, yaitu penulis mendatangi perpustakaan Kampus
II UKI Toraja di Kakondongan untuk mengumpulkan data dan
informasi dari buku-buku yang penulis pelajari yang sesuai dengan
objek penelitian tentang Tinjauan Distribusi Air Bersih.
d) Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk
memperoleh data dengan cara mengumpulkan data melalui hasil
penangkapan gambar atau foto.
e) Metode pengukuran di lapangan secara langsung
Metode pengukuran di lapangan secara langsung yaitu metode
yang langsung terjun ke lapangan atau daerah perencanaan
reservoir yang akan diteliti dengan menentukan debit pemakaian air
bersih per hari yang ada di Kelurahan Pangala’, lalu menentukan
volume kebutuhan air per hari dan merencanakan dimensi bangunan
reservoir sesuai volume air yang telah diperoleh.
21

3.3. Bagan Alir Penelitian

Mulai

Persiapan alat dan bahan

Pengumpulan data

Data Sekunder
Data Primer
 Data jumlah penduduk
 Survey daerah layanan
 Data debit air yang
 Wawancara langsung ke
diproduksi di Kelurahan
penduduk
Pangala’

Pengolahan data

Analisis dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai
22

3.4. PROSEDUR PENELITIAN


Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, maka tahap
berikutnya yaitu pengolahan data yang akan dijelaskan sebagai berikut :
a) Menghitung proyeksi jumlah penduduk.
b) Perhitungan kebutuhan air bersih :
1) Kebutuhan air domestik.
2) Kebutuhan air non-domestik.
c) Melakukan survey elevasi pada lokasi perencanaan.
d) Merencanakan dimensi bangunan reservoir.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


907/MENKES/SK/VII/2002 : Departemen Kesehatan.

Anonim. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1405/MENKES/SK/XI/2002 : Departemen Kesehatan.

Anonim. 2006. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006


tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum
Pada Perusahaan Daerah Air Minum: Menteri dalam Negeri.

Anonim. 2007. Buku Panduan Penembangan Air Minum: Direktorat


Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.

Anonim. 2007. Kepmenpu No. 18 Tahun 2007 : Departemen Pekerjaan


Umum.

Anonim. 2011. SNI 7509-2011 Tentang tata cara perencanaan teknik


jaringan distribusi dan unit pelayanan sistem penyediaan air minum.

Rezagama, Arya. 2016. Jaringan Pemipaan Air Minum. Semarang :


Teknosain.

Tandingala’, Nober dan Medical Tandi. 2020. Analisis Kebutuhan dan


Distribusi Air Bersih (Studi Kasus : Rumah Sakit Umum Daerah
Sawerigading Kota Palopo). Toraja Utara : Universitas Kristen
Indonesia Toraja.

Triatmadja, Radianta. 2014. Teknik Penyediaan Air Minum Perpipaan.


Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Wiharsa, Ida Aditya. 2016. Perencanaan Bangunan Reservoir dan


Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih di Desa Randugading
Kecamatam Tajinan Malang. Malang : Universitas Brawijaya.

23

Anda mungkin juga menyukai