Anda di halaman 1dari 10

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Irrigation Smart atau Drip Irrigation Pada Tanaman Tebu di


Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur

BIDANG KEGIATAN :

PKM-PENELITIAN

Disusun oleh :

Ririn Bahuga Ahzari 21854 Angkatan 2020

Rannu Novi Fitrianti 21870 Angkatan 2020

Dwiky Andhito Baskoro 21984 Angkatan 2020


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

BAB 1 Pendahuluan 1
1.1. Rumusan Masalah 2
1.2. Tujuan Penelitian 2
1.3. Manfaat Penelitan 2
1.4. Luaran yang diharapkan 2
BAB 2 Tinjuan Pustaka 3
2.1. Smart Irrigation 3
BAB 3 METODE PELAKSANAAN 4
3.1. Waktu dan Tempat 4
3.2. Alat dan Bahan 4
3.3. Metode Penelitian 4
BAB 4 Biaya dan Jadwal Kegiatan 5
4.1. Anggaran biaya 5
4.2. Jadwal kegiatan 6
DAFTAR PUSTAKA 7
LAMPIRAN 8
BAB 1 i
PENDAHULUAN

Tebu (Saccharum officanarum L.) merupakan salah satu komoditas penting


karena merupakan bahan baku gula. Industri gula Indonesia mengalami penurunan
produktivitas sehingga diperlukan revitalisasi. Salah satu rekomendasi dalam rangka
revitalisasi industri gula, diantaranya adalah pendirian pabrik gula baru yang didukung
dengan lahan untuk tebu sebagai tempat produksi bahan bakunya (Sanusi et al., 2007).
Berdasarkan rencana strategis Kementerian Pertanian 2020 – 2024, empat kunci untuk
mencapai pertanian maju, mandiri dan modern, yaitu: 1) peningkatan produksi dan
produktivitas, 2) pertanian rendah biaya, 3) mekanisasi dan research, dan 4) ekspansi
pertanian (Anonim, 2019).

Menurut Bank Dunia, pening-katan GNP sebesar 7% per tahun dan Income Elasticity
sebesar 0.8 akan menyebabkan jumlah konsumsi gula dunia tiap tahun meningkat
sebesar 5.6% (World Bank, 1995). Peningkatan produksi gula dapat tercapai apabila di
tunjang antara lain dengan penerapan teknologi budi-daya yang tepat, yang memper-
hatikan sifat lahan dan kebutuhan air. Teknik budidaya tebu lahan kering menghendak
adanyapendayagunaan air secara optimal, agar kebutuhan air tanaman tebu dapat
terpenuhi. Menurut Ndlovu (2000), Arun et al. (2012) dan Gunarathna et al. (2018),
adopsi irigasi tetes pada tanaman tebu meningkatkan efisiensi penggunaan air (60-
200%), menghemat air (20-60%), mengurangi kebutuhan pupuk (20-33%) melalui
fertigasi, serta menunjukkan hasil tanaman berkualitas lebih baik dan meningkatkan
hasil (7-25%).

Permasalahan pada budidaya tanaman tebu diantaranya terbatasnya sumber air dan
tenaga kerja. Umumnya pengairan pada pertanaman tebu menggunakan irigasi
permukaan, salah satunya dengan memompa air embung kemudian dialirkan melalui
pipanisasi dan lahan kemudian digenangi. Cara lainnya, pengairan dengan
menggunakan big gun sprinkle, cara tersebut tidak efisien karena air akan banyak yang
terbuang. Untuk mengatasi hal tersebut, Balai Besar Pengembangan Mekanisasi
Pertanian (BBP Mektan) telah menciptakan model irigasi tetes (drip iirigation)  yang
bisa mengairi tanaman di sekitar perakaran disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. 
Alat ini  merupakan mesin tanam dan pemasang dripline terintergrasi yang dapat
mempermudah pengairan dan pertanaman tebu.  
1.1. Rumusan Masalah 1
Masalah yang sering terjadi yaitu petani yang masih menggunakan sistem irigasi
dengan metode lama, sehingga mengakibatkan produktivitas tidak maksimal.
Dengan adanya latar belakang tersebut penilitian dilakukan, dengan adanya
penelitian ini berharap dapat membantu para petani sehingga dapat
memaksimalkan hasil petani.

1.2. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kinerja mesin tanam dan pemasangan
dripline terintergrasi yang dapat mempermudah pengairan pertanaman tebu bagi
para petani di kabupaten Ponorogo provinsi Jawa Timur.

1.3. Manfaat penelitian


1. Secara Teoritis
Untuk memberikan sumbangsih keilmuan, khususnya Ilmu Teknologi
mengenai sistem kinerja mesin tanam dan pemasangan dripline terintergrasi
2. Secara Praktis.
Sebagai bahan informasi untuk penelitian lain dalam mengembangkan dan
menelaah serta mendalami tentang kinerja mesin tanam dan pemasangan
dripline.

1.4. Luaran yang diharapkan


Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah artikel jurnal ilmiah
yang dapat dipublikasikan dalam bentuk media cetak maupun media
elektronik

2
BAB 2

Tinjuan Pustaka

2.1. Smart Irrigation

Irigasi tetes disebut juga sebagai smart irrigation (irigasi pintar) karena debit
air bisa dikendalikan sesuai kebutuhan tanam, komponen pupuk juga bisa diatur
bahkan dikembangkan dengan full mekanisasi. Irigasi tetes merupakan irigasi
bawah permukaan dripline perlu dibenamkan sedalam 15-17 cm dibawah tanah
dan dibutukan alat untuk bisa membenamkannya saat bertanam tebu.

Dripline dipasang dibawah tanah subsurface dan bagian ujung disambungkan


dengan pipa utama, air kemudian dibuka dengan tekana 2 bar sehingga dripline
yang tadinya pipih akan menyerupai pipa yang mengeluarkan air dalam bentuk
tetes, perlahan namun pasti, tetesan air dari perakaran tebu. Sumber air bisa
menggunakan air embung maupun air tanah yang dipompa kemudian disalurkan
terlebih dahulu pada filter untuk kemudian masuk kedalam pipa utama dan
dripline.
Perawatan irigasi tetes cukup lakukan pengecekan berkala pada filter agar
tidak ada yang menyumbat dan air masih bisa mengalir. Dripline lebih optimal
digunakan dalam kondisi lahan datar tetapi juga bisa pada lahan dengan
kemiringan 45 derajat, hanya saja konsumsi tenaga pompa untunk mengalirkan
airnya harus lebih besar sehingga tida efisien lagi. Penggunaan dripline ini sendiri
bisa digunakan dalam 5 kali pertanaman tebu sebelum akhirnya dibongkar.
Sehingga bisa efisien dalam penggunaan air namaun bisa tetap berproduksi tinggi
dengan kualitas terbaik.

3
BAB 3

METODE PELAKSANA

3.1. Waktu dan tempat


Waktu dan tempat berasa di kabupaten Ponorogo provinsi Jawa Timur.

3.2. Alat dan Bahan


Bahan rekayasa yang digunakan dalam pembuatan kontruksi adalah besi
UNP, besi plat esser, besi plat stainless steel, besi as, mur dan baut serta
bearing. Instrumen dan peralatan yang digunakan untuk mendukung hegiatan
rekaysa antara lain, mesin bubut, mesin potong, mesin las, mesin tekuk, mesin
bor dan lain-lain. Data yang digunakan adalah data iklim harian yang meliputi :
curah hujan, suhu udara, kelembaban, kecepatan angin, dan radiasi surya.
Sedangkan alat untuk pengamatan karakteristik fisik dan profil tanah digunakan:
ring sampler, bor tanah, alat ukur untuk menetapkan kandungan air tanah pada
kapasitas lapang dan titik layu permanen, alat ukur mengetahui kedalaman
perakaran dan tinggi tanaman.

3.3. Metode
Tahapan kegiatan diawali dari kegiatan rekayasa implemen tanam benih tebu,
pemupukan dan pemasangan pipa irigasi tetes ini menggunakan metode rekayasa
balik (reverse engineering), yaitu proses penemuan prinsip-prinsip teknologi dari
suatu perangkat, objek, atau sistem melalui analisis strukturnya, fungsinya, dan
cara kerjanya.
Potensi sumberdaya air dihitung berdasarkan neraca air hidrologi dengan
metode sebagai berikut:
a. Penentuan batas sub DAS menggunakan GPS (Global Position System)
dengan titik referensi alat duga muka air otomatis (Automatic Water Level
Recorder) (AWLR). Batas sub DAS tersebut diplot di peta dan dihitung
luasnya.
b. Menghitung volume total curah hujan efektif yang mengalir sebagai aliran
permukaan dalam areal tersebut, dengan persamaan :
Volume total = curah hujan x koefisien aliran permukaan x luas areal
c. Air yang berpotensi dapat digunakan atau ditampung adalah air yang
berasal dari aliran permukaan (run off).

4
BAB 4
Biaya dan Jadwal Kegiatan

4.1. Anggaran biaya


Tabel 1. Rencana biaya
Jumlah Total Biaya
No Nama Barang Barang / Biaya (Rp)
Sewa Barang
Plat Hitam 1.0mm
1
1.20 x 2.40 Meter - 1 Rp. 460.000 / lbr Rp. 460.000
Plat Eser Besi
Plat 2B SS 304L
2 4 inch x 8 inch x 1 Rp1.345.600 / lbr Rp1.345.600
1,5 mm
As Besi 20mm St
3 10 Rp 48.287 / pcs Rp. 482.870
42 Panjang 1m
Baut Mur Hexagonal
1/2 Inci X 3 Inci Isi
4 10 Pcs Per Pack /
3 Rp.25.900 / pack Rp. 77.700
Hex Bolt Nut
Ntn Miniature Ball
Bearings, Small
Diameter Ball
Bearings Zz
5 5 Rp. 27.900 / pcs Rp.139.500
(Standard Type)
(Without Flange)
(Laher) 629x50zz
1unit
Rp. 3.000.000
6 Mesin bubut 2 Rp. 1.5 jt / minggu
jt
Bosch Gco 200
Cut Off Machine / Rp. 1.900.000
7 1 Rp. 1.9 jt / pcs
Mesin Potong Besi jt
14"
Mesin las travo Rp. 1.020.000
8 3 Rp. 340.000/ hari
200 A jt
Krisbow Alat Rp.5.700.000 jt
Penekuk Plat Besi
9 1 Rp. 5.7 jt/ per buah
Manual 0.1x30.5
Cm
10 Mesin Bor Listrik 2 Rp. 285.000/per Rp. 570.000
Set H&L 13mm shet 5
Impact Drill Box
Set Komplit Hnl
HL913
Soil Sampler Ring
11 1 Rp. 1.1 jt/ per box Rp. 1.100.000
Tube Lokal
Total Rp. 15.246.130 jt

4.2. Jadwal Kegiatan


Tabel 2. Jadwal Kegiatan

Keterangan :
No Jenis Kegiatan Bulan PJ
1 2
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Perencanaan
a). Pembentukan ALL
Tim
2. Persiapan
a). Kesepakatan RNF
Kerjasama
b). Pembelian RBA
Peralatan & Bahan
c). Pembagian DAB
Peralatan & Bahan
3. Pelaksanaan
a). Perancangan DAB
b). Praktik lapangan RNF
c). Pengecekan RBA
4. Laporan Akhir ALL

RNF Rannu Novi Fitriani


RBA Ririn Bahuga Azhari
DAB Dwiky Andhito Baskoro

DAFTAR PUSTAKA

6
Kinkin, G. A., Wiyono, J., Triwahyudi, S., & Mulyantara, L. T. (2020). Desain dan Uji
Kinerja Mesin Tanam Tebu Kombinasi Pemupukan dan Pemasang Pipa
Irigasi Tetes. Jurnal Enjiniring Pertanian, 12(1), 49-66.

Udiana, I. M., Bunganaen, W., & Padja, R. A. P. (2014). Perencanaan sistem irigasi
tetes (drip irrigation) di Desa Besmarak Kabupaten Kupang. Jurnal
Teknik Sipil, 3(1), 63-74.

Irianto, G., & Surmaini, E. (2002). Analisis potensi dan kebutuhan air untuk menyusun
rekomendasi irigasi suplementer tanaman tebu lahan kering. Jurnal
Tanah dan Iklim, 20, 1-12.

7
LAMPIRAN

Gambar 1.1 Rancangan mesin tanam tebu dan pemasang irigasi tetes (tampak depan
dan tampak belakang isometrik

Keterangan gambar:
1. Kerangka utama (frame)
2. Dua unit roda penggerak (kanan-kiri)
3. Unit pembuka alur tanam tebu
4. Unit pemupuk
5. Unit pemotong
6. Unit penampung batang tebu
7. Unit pembuka alur irigasi tetes
8. Unit penutup alur tanam tebu
9. Unit penggantung gulungan (roll) irigasi tetes
10. Unit pipa lengkung
11. Unit silinder pemampat

Anda mungkin juga menyukai