tembakau
Sejarah...
Elastisitas: elastisitas daun sanagt menetukan kualitas tembakau sebagai bahan baku
cerutu. Yang dimaksud elastisitas adalah kemampuan daun tembakau untuk bertahan
terhadap tarikan tertentu setelah dibasahi.
Body: tembakau dengan “body” yang baik apabila daun tembakau digenggam oleh
tangan terasa lunak karena lebih lembab(semifluid), bila genggamannya dibuka maka
akan kembali ke bentuk semula secara perlahan. Daun dengan “body” yang kurang
baik akan terasa kering dan akan segera kembali ke bentuk semula.
Kualitas bakar: diukur dari ; mudah nya dibakar, kemampuan menahan bara, keceatan
dan keseragaman bara, dan sifat abu.
Sifat fisik pada daun tembakau dipengaruhi oleh kandungansenyawa dan tekstur daun.
Kandungan lemak, lilin, klorofil dapat mengurangi aroma pada tembakau
Tingginya kadar K, asam-asam organik seperti asa malat, asam sitrat dan oksalat
berpengaruh sanagt bauk terhadap kualitas lama bara.
Kualitas bakar sangat dipengaruhi oleh oksigen. bila oksigen leluasa masuk dan
keluar dari gulungan daun maka kualitas bakar akan meningkat. Sehingga kualitas
bakar cigaret lebih baik dibandingkan cerutu
Komposisi kimia tembakau dan
hubungannya dengan pengolahan
1. Nikotin
Alkaloida yang berasal dari tumbuhan tembakau mempunyai rumus empiris
C10H14N2 dengan nama sistematis 3-(1-metil-2-pirolidin)-piridin
Nikotin memiliki warna putih didalam air, dan akan menjadi gelap bila terkena
cahaya. Nikotin dibuat oleh akar tanaman yang kemudian ditranspor mengalir
kebatang dan selanjutnya kedaun, biji tembakau tidak mengandung nikotin.
Konsentrasi nikotin 5% per 100 gram tembakau. 1 btg rokok mengandung 8-20 mg
nikotin. Nikotin tidak membahayakan bila dikonsumsi kurang dari 5 mg/hari.
Serapan tubuh sebesar 10%.
Kadar nikotin pada daun pasir adalah yang paling tinggi, daun tengah memiliki
kadar nikotin yang paling rendah, dan akan meningkat lagi pada daun bagian atas
krena distribusi nikotin berakhir di pucuk daun.
Pangkasan yang tidak tepat, dan penggunaan pupuk engan unsur CL dan N akan
meningkatkan kadar nikotin.
Selain posisi daun, kadar nikotin juga dipengaruhi oleh varietas. Jenis tembakau
dengan
A. kadar nikotin rendah 2-3%; Burley, Vike, RAM madura (prancak N1)
B. Kadar nikotin sedang: Katsuri, Lumajang VO, Paiton
C. Kadar nikotin tinggi; tembakau jawa, Temanggung (5-7%)
Semakin tinggi nikotin akan berpengaruh terhadap rasa hisap yang semakin berat.
Tingginya kadar nikotin pada tembakau Temanggung diakibatkan oleh:
pembudidayaan menggunakan pupuk kandang dengan nitrogen tinggi, pangkasan
awal, kurang air.
Penggunaan pupuk N yang rendah, tidak dipangkas dan banyak air menghasilkan
kadar nikotin yang rendah, daun tipis, dan elastis, dan kuat, sehingga cerutu
kandungan nikotinnya lebih rendah.
Gula
Minyak atsiri dan asam lemakserta bahan organik lainnya yang terdapat pada
daun tembakau berfungsi menyumbang rasa dan aroma saat dibakar.
Abu sisa pembakaran rokok yang baik adalah berwarna putih dan tidak mudah
putus, yang merupakan indikasi dari pembakaran yang sempurna. Daya bakar
yang baik dikaarenakan tembakau banyak mengandung kalium dan natrium.
Jenis tembakau Olahan
Tembakau rajangan
Penjelasan:
Tembakau rajangan duhasilkan dari daun tembakau yang dirajang kemudian baru
dikeringkan. Terdapat dua jenis pengeringan dengan penjemuran atau pengasapan.
Lanjutan...
Tembakau kerosok
Penjelasan:
Tembakau yang langsung dikeringkan, biasanya diusahakan oleh perusahaan.
Tujuan pengolahan tembakau
Cerutu terdiri dari 3 bagian: filler isi, binder pembalut. Pembungkus luar wrapper.
Tembaksu deli terkenal sbagai wrapper karena tmbakau delli halus dan rata, bersih
aromanya netral. Di klaten bisa menghasilkan 3 bhn diatas. pembungkus
menyumbang sekitar 40 persen dari rasa, sementara isi dan penutup menyumbangkan
60 persen bagi cita-rasa
Tembakau kualitas Dekblad, merupakan tembakau yang digunakan sebagai
pembalut terluar sehingga menuntut persyaratan kualitas tembakau yang tinggi
karena sangat menentukan penampilan cerutu. Keguaannya sebagai pembalut,
temabaku cerutu yang berkualitas dekblad memiliki nilai ekonomis lebih tinggi
dari omblad dan filler.
Tembakau kualitas Omblad, merupakan tembakau yang digunakan sebagai
pembungkus dilapisan kedua. Persyaratan kualitas yang dibutuhkan omblad lebih
rendah dari dekblad, akan tetapi harus memiliki karakter taste yang khas.
Kemasakan daun sangat diperlukan bagi tembakau yang dipergunakan sebagai
omblad.
Tembakau kualitas Filler, merupakan tembakau yang digunakan sebagai pengisi
atau bagian paling dalam dari cerutu. Tembakau yang diperuntukan untuk filler,
penampilan tidaklah terlalu penting, hanya taste yang dimiliki harus dominan
karena sangat menentukan taste cerutu itu sendiri. Tembakau kualitas filler
mempunyai nilai ekonomis yang paling rendah dibandingkan tembakau penyusun
cerutu lainnya.
Cerutu atau Cigar dibuat dari bahan tembakau yang
diproses secara natural/alamiah tanpa tambahan bahan
kimia apapun
Cerutu terdiri dari 3 bagian:
1. Filler (Isi); merupakan kombinasi dari 3 bagian daun, yaitu:
– Mild/light flavor – diambil dari daun bagian bawah batang tanaman, disebut dengan istilah
“Volado”.
– Medium flavor – diambil dari daun yang berada di bagian tengah batang tanaman, disebut dengan
istilah “Seco”
– Full flavor – diambil dari daun yang berada dibagian atas batang tanaman, disebut dengan istilah
“Ligero”
2. Binder (Pengikat), disebut dengan istilah “Capote”
3. Wrapper (Pembungkus), disebut dengan istilah “Capa”. Tembakau yang dipergunakan untuk
bagian ini adalah jenis tambakau yang ditanam dan dipelihara secara khusus, dimana perawatan
yang paling utama adalah bahwa tembakaunya tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung.
Itulah sebabnya daunnya sangat elastis.
Tahapan membuat cerutu
cerutu dengan komposisi tembakau yang sama dan ukuran berbeda relative
memiliki cita rasa yang berbeda pula.
Pola konsumsi cerutu Jika dihubungkan dengan jam-jam tertentu dalam satu hari,
maka cerutu kecil dengan cita rasa mild untuk pagi hari, cerutu ukuran dan rasa
medium untuk siang hari dan cerutu dengan rasa lebih kuat serta ukuran lebih
besar setelah makan malam.
Perbedaan antara rokok putih dan rokok
kretek
Perbedaan di antara kedua jenis rokok tersebut yakni didasarkan pada bahan
campuran (blend) kandungannya dan juga keberadaan filter di ujung batang rokok
tersebut
Rokok putih
Rokok putih merupakan jenis tembakau yang paling umum dikonsumsi dan
meluas di seluruh dunia. Rokok putih diproduksi secara komersial dalam skala
yang besar. Rokok putih didesain dengan dibalut oleh kertas rokok dan disertai
dengan satu penapis pada ujung pemegang
Rokok putih atau seringkali disebut dengan rokok mild merupakan salah
satu dari produk olahan tembakau.Rokok ini memiliki kandungan tar dan
nikotin yang lebih rendah dibandingkan dengan rokok kretek dan rokok
pada umumnya, rokok putih adalah rokok buatan pabrik yang tidak mengandung
campuran tambahan cengkeh ataupun menyan
kandungan utamanya rokok putih ialah berisi cacahan atau potongan daun
tembakau. Namun terdapat pula rokok putih yang mengandung mint atau menthol
untuk menambah cita rasa dalam kandungan rokok putih ini serta tambahan saus-
saus seperti Acetanisole, asam asetat, asetoin, asetopenon, karamel, asam askorbat
, gula cair, cengkeh, oleoresin rempah-rempah, tembakau blend.
1. asap mainstream
2. bahan filtrasi (arang aktif dan beberapa orang lain)
3. perekat
4. lubang ventilasi (Mengurangi rasa rokok)
5. Tinta
6. Perekat
7. sidestream smoke
8. filter /Menyaring
9. tipping Paper
10. Tembakau dan bahan-bahan
11. Kertas
12. Membakar titik dan abu
Rokok merupakan merupakan silinder kertas yang berisi daun tembakau kering
yang dicacah dan umumnya memiliki ukuran panjang 70 sampai 120 mm [2].
Asap mainstream rokok merupakan asap yang keluar dari pangkal batang sebuah
rokok. atau asap yang dihisap oleh perokok aktif [3]. Emisi dari rokok yang
berupa asap mengandung banyak bahan zat organik berupa gas dan partikel yang
didefinikan dari daun tembakau berupa asap rokok [4].
Rokok kretek
Rokok kretek sangat umum dijumpai di negara Indonesia. Jenis rokok ini
mempunyai rasa cengkih yang khusus. Hal ini dikarenakan penambahan bahan
pengawet eugenol pada tembakau, dimana akan menyebabkan efek anastetik serta
toksisitas yang lebih tinggi
Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF): rokok yang dalam proses pembuatannya
ditambahkan aroma rasa yang khas. Contoh: Gudang Garam International, Djarum Super dan lain-lain.
Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKM LM): rokok mesin yang menggunakan kandungan tar dan nikotin
yang rendah. Rokok jenis ini jarang menggunakan aroma yang khas. Contoh: A Mild, Clas Mild,
Star Mild, U Mild, L.A. Lights, Surya Slims dan lain-lain
Pengolahan tembakau
Pemetikan
Pengeringan
Fermentasi
Sortasi
pengepakan
Pemetikan
Pengeringan dilakukan didalam los pengeringan yang terbuat dari bambu dan
beratapkan daun tebu kering. Memiliki panjang 100 meter, lebar 20 meter.
Kerangka bangunan terbuat dari bambu, dan dinding serta atapnya terbuat dari
daun tebu kering, dan terdapat beberapa lembar jendela untuk ventilasi.
Gambar pelantangan
Daun yang telah dipetik pada pagi hari kemudian disortir ukuran daun, dirangkai
menggunakan seutas tali bambu, tali bambu ditembuskan pada bagian tulang
daun, punggung daun dihadapkan pada punggung daun, tujuannya menghindari
lengketnya daun, dan mencegah kelembapan.
Sundukan tali bambu diikatkan pada dolok yang ditaruh pada pelantangan.
Pengeringan berlangsung selama 20 hari.
Tingkat pengeringan pada tembakau
Tingkat pertama: daun tembakau dengan cepat kehilangan air, karena daun masih
melakukan proses respirasi, sel-sel daun masih utuh dan terjadi banyak perubahan
kimia. Proses ini berlangsung 3-5 hari. Kadar air 80%
Tingkat kedua: sel-sel daun rusak akibat pecahnya dinding sel, dan isi sel
bercampur sehingga terjadi rx kimia yang lebih cepat (browning) pengendalian
pengeringan sangat diperlukan karena cepatnya reaksi yang akan menentukan
warna daun. 4-7 hari
Tingkat ketiga: kandungan air 20-25%, kandungan gula meningkat sebanyakn
20%,
Selama penurunan kadar air selama respirasi yang
menghasilkan CO2 dan O2, maka diperlukan sirkulasi
yang baik untuk mengeluarkan uap. Maka dirumah
pengering dibutuhkan banyak jendela, dan apabila keadaan
diluar hujan maka perlu dinyalakan api didalam ruang
pengering akan sirkulasi udara berjalan dengan baik. Hal
ini bertujuan untuk menghindari timbulnya jamur dan
warna yang terlalu gelap pada daun tembakau.
Daun yang telah kering dibiarkan semalaman dengan ventilasi jendela terbuka,
yang bertujuan agar daun dapat menyerap uap air agar pada saat penurunan daun
tidak rusak.
Daun tembakau yang telah diturunkan kemudian diikat, tiap ikatan mengandung
60-65 lembar daun, kemudian ditumpuk dengan lebar tumpukan 1,5 meter,
panjang 3,5 meter dan tinggi 0,5 meter dilengkapi dengan termometer untuk
mengontrol suhu.
Pengaturan kelembapan ruang fermentasi, kelembapan 70%, sedangkan kadar air
daun 20%.
.
Fermentasi
Daun tembakau sebelum difermentasi memiliki aroma seperti jerami kering, mentah dan
terasa pahit.
Daun tembakau yang telah difermentasi akan memiliki aroma yang enak, tidak pahit,
warnanya menjadi mantap.
Selama fermentasi, Bila suhu tumpukan daun temabaku telah mencapai 40-45 0c
membutuhkan waktu 5-7 hari maka fermentasi dihentikan
Tumpukan dibongkar dan dilakuakn pembalikan, daun bagian dalam keluar dan daun bagian
luar kedalam
Fermentasi bersifat aerobik. Jika tidak dilakukan pembalikan maka fermentasi akan beralih
ke fermentasi anerob.
Gas CO2 dan O2 yang dihasilkan selama proses fermentasi berasal dari aktifitas enzim
amilase, yang memutus ikatan glikosidik, sehingga kadar glukosa meningkat hingga 20-
26%.
Sortasi