Anda di halaman 1dari 24

Stage Dasar

PROSES
PENGOLAHAN
TEMBAKAU
Pelatihan Management Agribisnis Tembakau Bid. PSP DKP3 KLU
2023
Pengolahan tembakau Pasca Panen Menjadi Penting, Sebagai proses pembentukan Citarasa
Tembakau, selain pada proses Budidaya . Pada tahap ini cita rasa orisinil terbentuk, tergantung
pada jenis varian termbakau dan perlakuan pada proses budidaya, yang tentunya memberi peran
penting tembakau masuk ke part pengolahan selanjutnya.
Curing Proses
Curing Proses yaitu proses untuk mengubah daun tembakau segar menjadi kerosok
sehingga akhirnya daun tembakau dapat dimanfaatkan baik sebagai bahan baku
rokok pabrikasi maupun linting, proses curring menjadi bagian yang penting, untuk
pembentukan cita rasa pada tahap kedua, dan juga menjadi bagian dari proses dari
pengawetan Tembakau.

Pada Proses Pengawetan inipun Tanaman yang dipotong ( Rajang ) atau daun yang
dicabut segera diproses menyusaikan kebetuhan di mana pada proses ini, berbeda-
beda tergantung jenis tembakau yang ditanam dan produk akhir yang dituju :
Bagaimana
Proses Curing ?
Tembakau yang diawetkan dengan

Curing Udara
udara digantung di gudang yang
berventilasi baik dan dibiarkan kering
selama empat hingga delapan
minggu. Tembakau yang diawetkan
dengan udara rendah gula, sehingga
memberikan asap tembakau yang
baik, rasa yang ringan, manis, dan
kandungan nikotin yang
tinggi. Tembakau cerutu dan burley
di keringkan dengan udara.
Curing Tembakau yang diawetkan dengan
api digantung di gudang-gudang

Api besar di mana pembakaran kayu


keras dilakukan dengan api kecil
terus-menerus atau sebentar-
sebentar dan memakan waktu
antara tiga hari hingga sepuluh
minggu, tergantung pada proses dan
tembakaunya. Pengawetan api
menghasilkan tembakau rendah
gula dan tinggi nikotin. Tembakau
pipa, tembakau kunyah.
Curing
Pengasapan
Pengeringan dengan peroses asap daun digantung pada tiang-tiang di gudang secara
tradisional juga disebut oats. Prosesnya secara umum akan memakan waktu sekitar satu
minggu. Cara ini menghasilkan tembakau dengan kandungan gula tinggi dan kadar
nikotin sedang hingga tinggi.
Di Sumatera, Proses pengasapan tembakau pasca panen juga mengunakan proses
pengasapan terbuka, mengunakan bahan baku kayu, berbeda dengan daerah luar,
proses ini sendiri tembakau langsung terpapar asap dari kayu, menghasilkan cita rasa
tembakau, rendah gula, kadar nikotin rendah, bercitarasa Smooky, sedangkan di daerah
Sulawesi Proses pengasapan dilakukan dengan memberikan treatment comfound pada
daun tembakau mengunakan Gula merah yang sudah dilarutkan dengan tambahan
beberapa campuran rempah
Curing
Matahari
Tembakau yang dikeringkan dengan sinar matahari berarti mengeringkan daunnya di
bawah sinar matahari sampai berwarna coklat dan layu.
Metode ini sebagian besar digunakan di Turki , Yunani , Bulgaria , Makedonia Utara ,
Rumania , dan seluruh Mediterania untuk memproduksi tembakau oriental. Metode
pengeringan matahari juga diproduksi di lakukan di India, Semanjung Asia dan
Afrika. Tembakau yang dihasilkan melalui proses menghasilkan tembakau rendah gula
dan nikotin tetapi harum, herbal, dan pedas, beraroma bunga, madu dan lainya,
bergantung vada varietas tembakau dan proses budidaya
Di India , pengeringan dengan sinar matahari digunakan untuk menghasilkan apa yang
disebut tembakau "putih".dari varietas burley. digiling dengan sangat halus menjadi
bubuk kering, dan memiliki khasiat yang luar biasa.
Tobacco Temper
Proses Pendinginan Tembakau Iris yang dikeringkan Dengan proses matahari, dengan
metode pelayuan melalui proses pengagin anginan selama beberapa hari, ditempat
ternaung, Guna menjaga kelenturan daun Tembakau pada jenis tertentu, proses ini
sangat baik guna mengembalikan cita rasa manis, dan aromatik tembakau.
Proses ini juga memperpanjang usia simpan pada tembakau iris, selain menambah
gramasi pada tembakau.
CASING VS TOPING
Apa Perbedaannya ?
Sering kali kita mendengar istilah Casing dan Topping Pada Proses Pengolahan
Tembakau, baik TIS, SKT, SKM, SPM, Pipe, maupun pada beberapa produk
tembakau original yang beredar di pasar.
Seolah olah kedua istilah diatas dapat dipertukarkan pada proses pengolahan
tembakau. Namun Sebenarnya Cassing dan Topping, dua pendekatan yang
sangat berbeda dalam proses pengolahan tembakau, untuk menujukan cita
rasa pada proses blending Tembakau. Secara karakter Cairan cassing, lebih
halus, dan cairan topping lebih menonjol dari segi aroma maupun rasa

Source : Jeremy R
Head Blender : Cornel & Diehl. Inc
Casing
Casing Merupakan Proses dasar, diaplikasikan pada tembakau untuk membantu
menghaluskan rasa tembakau, menutup pori tembakau, menghilangkan aroma
langu, serta berfungsi sebagai perasa dasar, melakukan perbaikan menyeluruh pada
karakter dasar tembakau.
Bahan dasar Cassing cendrung Berasa manis dan netral, penggunaan gula pasir,
gula merah, madu, Molasses, terkadang kita menemukan vanili, adas manis,
cengkeh, licorice (akar manis) asli dan sejenisnya digunakan sebagai bahan baku
dasar casing, dan alcohol FG, digunakan sebagai media penghantar, karena alcohol
dapat menebus lebih dalam komponen tembakau, dan kemudian karena titik didih
alchol lebih rendah, lebih mudah menguap dengan sangat cepat, dan memberikan
daya simpan yang baik pada tembakau, tidak mudah berjamur.
Setiap produsen memiliki resep casing uniknya sendiri dan biasanya akan
menerapkannya sebelum penyedap akhir
Topping
Topping Sebaliknya lebih Terbuka, pada proses ini fungsi topping menjadikan rasa
lebih berasa, Topping merupakan proses akhir dari pengolahan rasa tembakau.
Istilah Topping atau Top note, mengacu pada rasa dan aroma paling atas atau
menonjol, biasanya mengunakan bahan baku essensial, seperti coklat, kopi,
rempah, buah dan raw esensial oil lainnya. Pada istilah tradisional pada pengolahan
tembakau sering disebut aromatic tembakau
Proses Pengolahan Rokok

Dalam rangka pemahaman tobacco flavour diperlukan latar belakang pengetahuan


tentang rokok itu sendiri. Di Indonesia secara umum dikenal terdapat dua jenis
rokok, yaitu, rokok kretek rokok putih.

Perbedaan dari kedua jenis rokok tersebut terletak pada penggunaan cengkeh
(clove) dan tipe cita-rasanya, rokok kretek menggunakan clove (hanya terdapat di
Indonesia) terdiri dari dua kategori, yaitu SKT (Sigaret Kretek Tangan) dan SKM
(Sigaret Kretek Mesin) sedangkan rokok putih tidak menggunakan clove
(internasional) dikenal dengan SPM (Sigaret Putih Mesin). Perbedaan tipe cita-
rasanya adalah sebagai berikut:
Rokok Kretek
Terdapat dua tipe cita-rasa, yaitu:
Tipe berdasarkan Penggunaan flavour:
1. Tipe sweet spicy (Gudang Garam, Djarum, lainnya)
2. Tipe nutty fruity (Bentoel International, Grendel, lainnya).

3. Tipe natural (234, Mild, Saritoga, lainnya)

Tipe berdasarkan kandungan tar dan nicotine


1. Low Tar & Nic (< 15 mg tar/cig. & < 1,1 mg nic./cig.): A Mild, Star Mild,
& L.A.

2. Medium Tar & Nic (15 < mg tar/cig. < 20 & 1,1 < mg nic/cig. < 1,5):
Bentoel Mild, A International, & 234 Filter.

3. Regular : selain no 1 dan no 2. ( Surya 12, Diplomat dan Lainnya )


Proses Produksi Rokok
Raw Material Produksi rokok kretek terdiri atas empat bagian yang
• Blend Tembakau yaitu:
• Casing Flavour
• Blend Clove • Top Flavour

Raw Material Produksi Rokok Putih terdiri atas Tiga bagian yang yaitu:

• Blend Tembakau • Top Flavour


• Casing Flavour
Blend Tobacco
Blend Tembakau merupakan campuran dari berbagai macam jenis tembakau (bentuk
rajangan) dengan perbandingan tertentu sedemikian rupa sehingga diperoleh cita-rasa
tembakau yang diinginkan.

Blend Clove
Blend Clove merupakan campuran dari beberapa jenis clove (bentuk rajangan) dengan
perbandingan tertentu sedemikian rupa sehingga diperoleh cita-rasa clove yang diinginkan.

Cassing Flavour
Casing Flavour merupakan proses penyemprotan casing, guna memberikan cita rasa dasar,
menetralkan rasa tembakau, yang kebutuhannya disesuaikan, dengan proses Aging ( penuaan )
tembakau selama 1x24 jam
Top Flavour
Top Flavour, proses penyemprotan Flavour, guna memberikan cita rasa yang sebenarnya
kebutuhannya disesuaikan, dengan proses Aging ( penuaan ) tembakau selama 1x24 jam,
Proses ini dilakukan setelah Proses penyemprotan Casing yang di aging selama 24 jam
Diagram Proses produksi dari keempat bagian tersebut diatas melalui
beberapa tahap proses seperti disajikan pada Diagram Alir Proses Produksi
Rokok
Alur Proses
Penyemprotan
Pada Tembakau
Komposi Blending Rokok Kretek
Komposisi Blending tembakau, diatur sesuai kebutuhan cita rasa yang ingin dibuat,
sesuai segment pasar, dan Ketersedian bahan Baku Local yang Konsisten.
Kualitas Raw Material ( Grade ) tembakau sangat mempengaruhi cita rasa, selain
Pengunaan, atau komposisi Kepekatan Blending Flavour

SKT
1. 25% - 30% Tembakau Grade ( Menyesuaikan Kebutuhan)
2. 30% Tembakau Campuran (Tembakau Rejeck )
3. 35% - 45% Clove Blend

SKM
1. 25% - 35% Tembakau Grade ( Menyesuaikan Kebutuhan)
2. 20% Tembakau Campuran (Tembakau Rejeck )
3. 35% - 45% Clove Blend ( untuk mild biasanya penggunaan
Cengkeh dari 20% - 35% menyesuaikan kebutuhan
Sekilas Grading Tembakau
Apa itu grade tembakau?
Grading adalah proses menilai mutu tembakau. Secara umum, tujuan grading untuk
mengelompokkan daun tembakau berdasarkan kualitas.Penilaian kualitas tembakau (grading
tembakau) adalah proses yang sangat bergantung pada warna daun tembakau. Warna daun tembakau
menentukan rasa dan bau tembakau yang dihasilkan.

Pengelompokan
Pengelompokan ini bertujuan agar pabrik rokok mendapatkan tembakau yang seragam posisi
daunnya, seragam mutunya dan seragam warna tembakaunya. Secara khusus, grading
bertujuan untuk mempermudah penentuan komposisi campuran (blend) dalam rokok.
Sehingga hal itu akan menghasilkan rasa yang konsisten.
Sistem grading tembakau dengan pengeringan sinar matahari pada umumnya memiliki empat
digit penilaian.
Digit 1: menentukan posisi daun tembakau
Digit 2: menentukan kualitas tembakau
Digit 3: menentukan warna tembakau
Digit 4: menentukan faktor
Proses grading sangat panjang dan berliku. Tak
banyak yang bisa melakukannya. Hanya sedikit
orang yang mempunyai kemampuan khusus ini.
Biasanya mereka adalah orang yang sudah lama
bergelut dengan dunia tembakau.
Dalam menentukan posisi daun tembakau, ada
beberapa posisi seperti daun bawah, daun bawah
tengah, daun tengah atas, daun atas, dan daun pucuk.
Tiap posisi memiliki ciri-ciri sendiri agar bisa
disebut sebagai daun yang baik.
Klasifikasi Grade Tembakau
Grade tembakau biasanay dikelompokkan pada Kualitas
A Paling Rendah = Berwarna Hijau
B Paling Rendah = Berwarna Hijau Kuning
C Sedang = Berwarna Kuning Ke Emasan
D Sedang = Berwarna Dominan Merah di damping Kuning atau Kuning Kemerah merahan
E Sedang = Berwarna Dominan Hitam didampingi Merah
F Sedang = Berwarna Hitam
G Sedang = Berwarna Hitam Mengkilap
H Tinggi = Berwarna Hitam Mengkilap
Perbedaan dua grade terakhir terletak pada aroma, semakin tinggi grade, aroma
tembakau semakin Keras

Tetapi, setiap daerah biasanya memiliki pengelompokkan yang berbeda-beda.


Penutup
Batang tembakau menjadi kayu bakar yang nisbi tidak bernilai ekonomis, Bagi pemikiran Sebagian
dari kita. Pada Proses Lainnya, iya masih dapat diolah menjadi hal yang bermamfaat
Sedangkan biji tembakau akan sampai ke persemaian untuk menjadi bibit yang diperjualbelikan di
musim tanam berikutnya. Halnya Bunga Tembakau Menyimpakan kita Rasa yang Tak Tersentuh
sebagai Shareing bahan baku yang masih tersedia berlimpah bahkan dianggap sampah.
Permintaan pabrik-pabrik rokok terhadap tembakau tidak semata ditentukan oleh volume, Grade
tetapi juga oleh jenis rokok yang diproduksi, sesuai segment pasar yang disasar dengan ragam nilai
beli yang dan keterjakauan pasar.
Karena rasa adalah pilihan dengan ragam sudut pandang

Matur Thangkyu

Anda mungkin juga menyukai