Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekitar 100 komponen kimia ada pada asap rokok, dan dinyatakannya bahwa asap
rokok mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan. Dari hasil analisis terakhir,
dinyatakan bahwa terdapat 2.500 komponen kimia pada tembakau yang siap dibuat
rokok, yaitu tembakau yang telah selesai proses fermentasi (aging) selama 1 3 tahun.
Dari jumlah tersebut 1.100 komponen diturunkan menjadi asap tanpa perubahan akibat
pembakaran. Sebanyak 1.400 lainnya mengalami dekomposisi atau terpecah, bereaksi
dengan komponen lain dan membentuk komponen baru yang seluruhnya terbentuk
sekitar 4.800 komponen kimia di dalam asap (Rodgman dan Perfetti, 2006).
Merokok pada dasarnya adalah menikmati asap nikotin yang dibakar. Selain
nikotin, di dalam rokok\ juga terdapat senyawa gula, bahan aditif, saus, pemberi rasa,
aroma, dan lain-lain sehingga terbentuk rasa yang memenuhi selera konsumen (perokok).
Satu batang rokok terdiri atas berbagai jenis tembakau agar rasa dan aroma yang
diperoleh mempunyai kekhasan tersendiri. Bahan tambahan untuk rasa dan aroma yang
lain berasal dari luar tembakau antara lain cengkeh dan mentol. Merokok tanpa nikotin,
meskipun belum dibuktikan, nampaknya tidak akan terjadi. Apabila tujuannya adalah
menekan bahan berbahaya bagi kesehatan, menghilangkan nikotin belum menyelesaikan
masalah secara keseluruhan. Tar, gas CO (carbon monoxide), TSNA (tobacco specific-
nitrosamine), B-a-P (benzoa-pyrene), residu pestisida, dan lain-lain yang terkandung
dalam asap rokok tidak kalah berbahayanya dibanding nikotin.
Sebelum digunakan untuk racikan rokok, tembakau kering hasil pengolahan petani
yang berupa rajangan atau kerosok masih harus mengalami proses pengeringan ulang
(redrying) dan fermentasi (aging). Penyimpanan atau fermentasi yang memerlukan waktu
1-3 tahun. Setelah selesai proses fermentasi, maka tembakau menjadi siap pakai untuk
pembuatan rokok.

1
Oleh karena itu, disini kami akan membahas mengenai mitos atau budaya dan fakta
yang berkembang di masyarakat terhadap lamanya penyimpanan tembakau.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah tembakau itu?
2. apa jenis tembakau yang digunakan dalam pembuatan rokok ?
3. apakah lamanya penyimpanan penyimpanan mempengaruhi kualitas tembakau?
4. Bagaimana hubungan dari kualitas tembakau dengan ruang tertutup penyimpanan
tembakau?
5. Apakah suhu ruang simpan mempengaruhi kualitas tembakau?

C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui tentang tembakau
2. Untuk mengetahui jenis tembakau yang digunakan dalam pembuatan rokok
3. Untuk mengetahui lamanya penyimpanan tembakau dengan kualitas tembakau
4. Untuk mengetahui hubungan kualitas tembakau dengan ruang tertutup penyimpanan
tembakau
5. Untuk mengetahui pengaruh suhu ruangan dengan kualitas tembakau

D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif melalui
etnosains, yaitu suatu kajian tentang sistem pengetahuan yang diorganisasi dari
budaya dan kejadian-kejadian yang berhubungan dengan alam semesta yang
terdapat di masyarakat. Penelitian ini dilakukan dalam latar (setting) masyarakat
Kudus, sebagai kota kretek dan sentra utama penghasil rokok.

Peneliti terlibat langsung dalam kancah penelitian (kehidupan masyarakat


yang diteliti) untuk melalukan wawancara mendalam, diskusi, dan mempelajari
dokumen-dokumen yang ada.. Peneliti dalam penelitian ini menjadi instrumen
utama agar dapat mengumpulkan data seobjektif mungkin.

2
Wawancara dilakukan,
Tanggal : 5 Mei 2013
Waktu : 09.00-selesai WIB
Tempat : di Jepang Pakis, Mejobo, Kudus di kediaman Ibu Dewi dan
Demangan, Kota, Kudus di kediaman Aninun Najib.

3
BAB II
PROFIL PABRIK DJARUM

Markas : Kudus, Jawa Tengah

Pendiri : Oei Wie Gwan

Didirikan : tahun 1951

Produk yang dihasilkan :

1. Sigaret Kretek Tangan

Djarum Coklat
Djarum Istimewa
Djarum 76
Kotak Ajaib
Kembang Djati
Kembang Gading

2. Sigaret Kretek Mesin

Crystal Special

Djarum 76 Filter Gold


Djarum Istimewa Filter
Djarum Super
Djarum Black

3. Sigaret Kretek Mesin Mild

Access Mild

Djarum Super Mild

Djarum Black Mild

4
Envio Mild
Fellas Mild
Game Mild
4. Sigaret Putih Mesin
 Djarum Lagunas (khusus pasar Amerika Serikat)

5
ISI

A. 7
Berdasarkan hasil pengumpulan data di lapangan melalui wawancara dengan
narasumber Ibu Dewi, pekerja di PT.DJARUM, terdapat sains asli yang dapat dijelaskan
dengan sains ilmiah atau sains barat mengenai penyimpanan tembakau dalam pembuatan
rokok.
Topik-topik Sains Asli yang Dapat Dijelaskan sains Ilmiah:
No. Topik Sains Asli Sains Asli Sains Ilmiah
1 Apakah itu tembakau? Tembakau itu mbako Tembakau adalah
(Nicotianae tabacum L)
termasuk genus
Nicotinae, serta familia
Solanaceae.
2 Bahan tembakau yang  Lebih enak Jenis tembakau yaitu
digunakan berasal dari  Adanya kerjasama Sindoro dan Prancak
Temanggung dan Madura yang erat yang mempunyai mutu
 Tembakau lebih tinggi.
bagus
 Tembakau mudah
dijumpai
3 Penyimpanan tembakau  Lebih enak dari segi Nikotin yang dihasilkan
selama minimal 3 tahun rasa dan aroma. lebih banyak.
 Warna tembakau
lebih baik
4 Penyimpanan di ruang  Aman dari hewan Menjaga suhu agar stabil
tertutup luar dan bolak balik
 Aroma yang tembakaunya agar panas
dihasilkan tetap merata.

6
terjaga

5 Penyimpanan suhu 25-30o  Tetap kering Kelembaban tembakau


C  Bau tembakau dapat terjaga.
semakin harum

B. Pembahasan
Sains asli ini merupakan bagian dari kehidupan atau budaya masyarakatnya
yang masih tetap dipertahankan dan diyakini kebenarannya. Tetap dipertahankannya
sains asli ini karena mereka melihat dan mengalami sendiri kebenarannya berdasarkan
pengalaman hidup (eksperimen alamiah) selama bertahun-tahun dari satu generasi ke
generasi berikutnya melalui proses adaptasi dengan lingkungan alam maupun budaya
di mana mereka berada. Berbeda halnya dengan sains Barat, sains asli masih dalam
bentuk pengetahuan pengalaman konkret (concrete experience knowledge), sedangkan
sains Barat sudah berupa konsep, prinsip, teori, ataupun hukum-hukum yang
reprodusibel (teruji secara eksperimen di laboratorium) dan telah diakui oleh
komunitas ilmiah.
Hasil analisis terhadap sains asli yang telah ditemukan pada masyarakat Kudus
dalam pengolahan tembakau menjadi rokok, terungkap bahwa sains asli ini terkait
dengan kehidupan masyarakat yaitu pengertian tembakau, penyimpanan tembakau
pada ruang tertutup, suhu 25-30o C danlamanya minimal 3 tahun.

Topik pertama yang akan kami bahas yaitu pengertian tembakau. Dari
sains asli yang ditemukan, masyarakat hanya menganggap bahwa tembakau
merupakan mbako (nama jawa dari tembakau). Namun menurut sains ilmiah,
tembakau merupakan Nicotianae tabacum L termasuk genus Nicotinae, serta familia
Solanaceae. Berikut merupakan susunan taksonomi dari salah satu spesies tembakau:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

7
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Nicotiana
Spesies : Nicotiana tabacum L.
KANDUNGAN KIMIA TEMBAKAU
Berlainan dengan tanaman lain, tanam- an tembakau diusahakan terutama
dimanfaat- kan untuk dirokok. Asap yang dihasilkan diharapkan dapat memberikan
kenikmatan bagi perokok. Dari 2.500 komponen kimia yang sudah teridentifikasi,
beberapa komponen berpengaruh terhadap mutu asap. Tembakau yang bermutu tinggi
adalah aromanya harum, rasa isapnya enteng, dan menyegarkan; dan tidak me- miliki
ciri-ciri negatif misalnya rasa pahit, pedas, dan menggigit. Zat-zat yang berpengaruh
terhadap mutu tembakau dan asap antara lain (Hiroe et al., 1975; Tso, 1999):
1. Persenyawaan nitrogen (nikotin, protein). Nikotin (β-pyridil-α-N-methyl
pyrrolidine) merupakan senyawa organik spesifik yang terkandung dalam daun
tembakau. Apabila diisap senyawa ini akan menimbulkan rangsangan psikologis bagi
perokok dan membuatnya menjadi ketagihan. Dalam asap, nikotin berpengaruh
terhadap beratnya rasa isap. Semakin tinggi kadar nikotin rasa isapnya semakin berat,
sebaliknya tembakau yang berkadar nikotin rendah rasanya enteng (hambar). Protein
membuat rasa- isap amat pedas dan menggigit, sehingga selama prosesing (curing)
senyawa ini harus dirombak menjadi senyawa lain seperti amida dan asam amino.
2. Senyawa karbohidrat (pati, pektin, selulose, gula). Pati, pektin, dan selulose
merupakan senyawa bertenaga tinggi yang merugikan aroma dan rasa isap, sehingga
selama prosesing harus dirombak menjadi gula. Gula mempunyai peranan dalam
meringankan rasa berat dalam pengisapan rokok, tetapi bila terlalu tinggi
menyebabkan panas dan iritasi kerongkongan, dan menyebabkan tembakau mudah
menyerap lengas (air) sehingga lembap. Dalam asap keseimbangan gula dan nikotin
akan menentukan kenikmatan dalam merokok.

8
3. Resin dan minyak atsiri. Getah daun yang berada dalam bulu-bulu daun
mengandung resin dan minyak atsiri, dalam pembakaran akan menimbulkan bau
harum pada asap rokok.
4. Asam organik. Asam-asam organik seperti asam oksalat, asam sitrat, dan
asam malat membantu daya pijar dan memberikan kesegaran dalam rasa isap.
5. Zat warna: klorofil (hijau), santofil (kuning), karotin (merah). Apabila
klorofil masih ada pada daun tembakau, maka dalam pijaran rokok akan menimbulkan
bau tidak enak (“apek”), sedang santofil dan karotin tidak berpengaruh terhadap
aroma dan rasa isap.

Topik kedua yang akan kami bahas yaitu bahan tembakau yang
digunakan dalam pabrik ini berasal dari Temanggung dan Madura. Pemilihan
tembakau dari Temanggung dan Madura dilakukan karena menurut pekerja di pabrik
Djarum, tembakau yang berasal dari daerah tersebut memiliki rasa yang lebih enak
dari pada tembakau dari daerah lain. Selain itu, pabrik Djarum di Kudus dan petani
tembakau di daerah Temanggung dan Madura sudah memiliki kerja sama yang sangat
erat dari dulu. Selain rasanya yang lebih enak, tembakau dari Temanggung memiliki
kualitas yang lebih bagus. Juga karena tembakau ini sangat mudah dijumpai. Dan bila
kepercayaan ini ditilik dari segi ilmiah nya, tembakau dari Temanggung dipilih
karena jenis tembakau dari Temanggung, yaitu Sindoro dan kemloko.
Varietas Kemloko merupakan varietas galur murni hasil seleksi pedegree dari
varietas lokal "Kemloko" atau “Gober Kemloko”. Kultivar Kemloko merupakan salah
satu varietas lokal yang banyak ditanam dan disenangi oleh petani tembakau di
Temanggung, karena kultivar ini bila ditanam di tegal gunung dan kondisi alam
baik/sesuai, bisa menghasilkan tembakau dengan mutu yang sangat tinggi (mutu
Srintil). Tetapi kultivar Kemloko yang berkembang di petani penampilannya sangat
bervariasi dan tidak murni.
 Karakter morfologi spesifik: Bentuk daun : Lonjong agak lebar, tepi daun
menggulung ke bawah (tidak semua daun, terutama daun atas). Kerapatan
daun: Jarang, Sayap : Sempit licin Phylotaxi : 3/8
 Komponen produksi penting:

9
 Jumlah daun produksi : 20–24 lembar/pohon
 Panjang daun tengah : 41,18–49,18 cm
 Lebar daun tengah : 21,57–27,17 cm
 Keunggulan yang dimiliki:
 Hasil : Tinggi : 787,82–911,46 kg rajangan kering/ha
 Indeks mutu : Sedang : 37,34–47,18
 Kadar nikotin : 3,75–8,65%
 Ketahanan terhadap:
• Phytophthora nicotianae : Tahan
• Meloidogyne spp. : Tahan
• Ralstonia solanacearum : Rentan
• Aphis persicae : Tahan.
Varietas Sindoro Merupakan varietas galur murni hasil seleksi dari varietas
lokal "Genjah Kemloko" atau “Gober Genjah”. Kultivar Genjah Kemloko merupakan
salah satu varietas lokal yang banyak ditanam dan disenangi oleh petani tembakau di
Temanggung. Seperti Kultivar Kemloko, kultivar ini bila ditanam di tegal gunung dan
kondisi alam baik/sesuai, juga sering menghasilkan tembakau dengan mutu yang
sangat tinggi (mutu Srintil).
 Karakter morfologi spesifik:
 Bentuk daun : Lonjong agak sempit memanjang, tepi daun menggulung
ke bawah (semua daun).
 Kerapatan daun : Jarang
 Sayap : Sempit licin Phylotaxi : 3/8
 Komponen produksi penting:
 Jumlah daun produksi : 18–23 lembar/pohon
 Panjang daun tengah : 38,08–46,02 cm
 Lebar daun tengah : 18,76–22,74 cm
 Keunggulan yang dimiliki:
 Hasil : Sedang: 747,42–970,88 kg rajangan kering/ha Indeks
 mutu : Tinggi–Sangat tinggi: 43,52–52,26.
 Kadar nikotin : 3,39–8,21%
10
 Ketahanan terhadap:
• Phytophthora nicotianae : Sangat tahan
• Meloidogyne spp. : Rentan
• Ralstonia solanacearum : Moderat tahan
• Aphis persicae : Rentan
Dan jenis tembakau Madura yaitu Prancak yang memiliki aroma yang sangat
khas dibandingkan dengan jenis tembakau dari daerah lain. Keunggulan tembakau
Madura ialah aromanya yang khas. Tembakau Madura tidak dapat dihasilkan di
tempat lain, sekalipun bibitnya sama. Ini merupakan hasil alamiah yang khas dari
daerah ini. Jenis tembakau ini tahan terhadap ancaman bakteri yang dapat
mengganggu kesehatan tanaman tembakau.
Tembakau temanggung dibudidayakan dengan pupuk kandang dan nitrogen
tinggi, pangkasan awal, kurang air, sehingga nikotin tinggi. Sedangkan tembakau
madura dibudidayakan dengan pupuk N agak rendah, kurang air, pangkasan awal,
sehingga kadar nikotinnya sedang, gula sedang, tetapi asam organik dan resin tinggi
sehingga sangat aromatis.
Pada saat ini tembakau Madura yang berkembang sebagai bahan baku rokok
adalah adalah var. Prancak 95 dan Cangkring 95 (Basuki et al ., 1999). Keunggulan
tembakau var. Prancak 95 adalah memiliki sifat hasil sedang, mutu tinggi, aromanya
khas, kadar nikotin rendah, tahan terhadap penyakit lanas dan sesuai ditanam di lahan
tegal dan gunung.
Menurut narasumber, jenis tembakau dari Temanggung dan Madura juga dapat
diganti dengan jeins tembakau lain asalkan tembakau tersebut di impor dari Negara
lain, misalnya dari Brazil, Cina, Maroko dan lain-lain. Secara ilmiah menunjukkan
bahwa kualitas tembakau local hamper sama dengan kualitas luar negeri yang
diimpor.
Berikutnya ialah mengenai lamanya penyimpanan tembakau. Pabrik
Djarum sebelum mengolah tembakau yang didapat dari daerah Temanggung dengan
bentuk yang sudah berupa rajangan yang sudah kering, akan dikeringkan lagi dengan
menggunakan mesin untuk membuang kotoran maupun tulang daunnya dan siap untuk

11
disimpan (difermentasi) terlebih dahulu. Lamanya penyimpanan itu sendiri minimal
tiga tahun. Hal ini diperlukan karena lamanya penyimpanan tembakau berpengaruh
kuat terhadap rasa dan aroma rokok yang nantinya akan dihasilkan. Menurut
narasumber, penyimpanan tembakau yang semakin lama, akan menghasilkan rasa dan
aroma rokok yang semakin enak. Rokok yang dihasilkan akan memiliki kualitas
tinggi serta harga jual yang leih mahal dibandingkan dengan rokok yang diproduksi
dari tembakau dengan lama penyimpanan yang hanya sebentar.

Jika ditinjau dari segi sains ilmiah sendiri, lamanya penyimpanan tembakau
dengan rasa dan aroma rokok yang dihasilkan ini karena semakin lama tembakau
tersebut disimpan, maka akan semakin tinggi kadar nikotin yang dihasilkan. Dari hasil
analisis terakhir, dinyatakan bahwa terdapat 2.500 komponen kimia pada tembakau
yang siap dibuat rokok, yaitu tembakau yang telah selesai proses fer- mentasi (aging)
selama 1-3 tahun. Dari jumlah tersebut 1.100 komponen diturunkan menjadi asap
tanpa perubahan akibat pembakaran. Sebanyak 1.400 lainnya mengalami dekomposisi
atau terpecah, bereaksi dengan komponen lain dan membentuk komponen baru yang
seluruhnya terbentuk sekitar 4.800 komponen kimia di dalam asap (Rodgman dan
Perfetti, 2006). Itu menunjukkan bahwa dalam penyimpanan tembakau, kadar
komponen kimia akan bertambah lebih dari 3 kali lipat, dan termasuk juga nikotinnya
yang dapat menyebabkan ketagihan bagi pengguna.

Menurut Setiadji (2003), Semakin tinggi kualitas rokok atau cerutu maka semakin
tinggi pula kandungan nikotinnya. Kuat fisiologi menerapkan istilah kriteria salah satu
penilaian dari tembakau sehubungan dengan kandungan penyusun yang akan
mempengaruhi fisiologi pemakai. Semakin tinggi kadar nikotinnya maka rasa yang
dihasilkan akan semakain khas dan enak.

Tujuan dilakukannya fermentasi pada daun tembakau antara lain untuk


menyempurnakan aroma, menghilangkan rasa mentah dan pahit, memperbaiki warna
daun, dan memperbaiki kualitas bakar. Rasa pahit diduga adanya glikosida pada daun
tembakau. Rasa pahit kemungkinan juga didapat dari alkaloida yang terdapat pada daun
yang bersangkutan, senyawa non-nikotin. Rasa manis juga diketahui terdapat pada
beberapa jenis tembakau tertentu.

12
Selama proses pengeringan ulang dan fermentasi akan terjadi perubahan kimia
akibat kegiatan fisiologi lanjutan yang dikatalisir oleh enzim- enzim tertentu yang masih
aktif. Setelah selesai proses fermentasi, maka tembakau menjadi siap pakai untuk
pembuatan rokok. Bahan kimia yang terdapat pada tembakau yang difermentasi
mempunyai korelasi positif terhadap mutu rokok, khususnya rokok keretek. Kandungan
gula diinginkan dalam jumlah tinggi. Gula yang dimaksud disini adalah gula yang
terbentuk di dalam sel-sel tembakau, bukan gula yang ditambahkan. Untuk tembakau
tertentu yaitu temanggung, papie, dan klodan, fermentasi dilakukan sampai warna
menjadi cokelat, sehingga seluruh pati dan gula terdegradasi. Kandungan pati dan klorofil
untuk semua jenis tembakau dikehendaki rendah karena menyebabkan iritasi pada
tenggorokan saat dirokok. Gula yang ditambahkan pada saat perajangan daun tembakau
mempunyai dampak negatif karena sangat menganggu proses fermentasi, dan
meningkatkan daya serap air (higroskopisitas). Tembakau mutu baik, umumnya
mengandung kadar nikotin tinggi, juga asam-asam lemak, minyak atsiri, dan bahan
organik lain yang berfungsi memberikan rasa dan aroma saat dibakar. Abu sisa
pembakaran rokok yang baik berwarna putih dan tidak mudah putus, yang merupakan
indikasi hasil pembakaran yang sempurna. Daya bakar yang baik disebabkan antara lain
karena tembakau banyak mengandung garam kalium dan natrium.

Tembakau yang telah melewati proses pengeringan (curing) umunya belum


mempunyai suatu aroma yang baik. Tembakau akan berbau tawar dan tidak enak.
Diperlukan waktu dan perlakuan untuk mendapatkan aroma yang dikehendaki. Dalam
beberapa waktu, atau bila perlakuan fermentasi berlangsung dengan baik maka aroma
akan timbul dengan bau sedap, harum, dan enak. Tembakau pilihan dengan suatu
pengolahan dan perlakuan yang baik diharapkan akan menimbulkan aroma yang
berkembang baik pula. Aroma yang baik pada produk akhir dapat sebagai tanda bahwa
penanganan dan pengolahan sudah tepat. Tembakau bermutu baik ditandai dengan
keadaan produk segar dan beraroma enak, harum dan bau khas sesuai jenisnya. Sedang
tembakau bermutu buruk ditandai dengan bau yang apek dan tidak enak.

Kemudian topik berikutnya yaitu mengenai penyimpanan tembakau yang


harus berada di ruang yang tertutup rapat. Menurut pekerja di pabrik Djarum, hal

13
ini dimaksudkan agar tembakau yang disimpan aman dari hewan luar, seperti hama
dan berbagai jenis serangga yang dapat memakan tembakau. Serta dengan disimpan di
ruang yang tertutup rapat, maka aroma dan cita rasa tembakau tetap terjaga.
Sedangkan jika dilihat dari segi ilmiahnya, hal ini dapat dijelaskan dengan
menyimpan tembakau tersebut di ruang yang tertutup rapat adalah agar menjaga suhu
tembakau agar tetap stabil (tidak ikut lembab saat cuaca hujan, atau menjadi k ering
saat musim kemarau). Jadi meskipun tembakau-tembakau ini disimpan selama
bertahun-tahun, suhunya akan terus stabil. Pengaruh warna tembakau juga disebabkan
oleh kelembaban penyimpanan tembakau.
Setelah dipanen faktor yang menyebabkan menurunnya produktivitas
tembakau adalah adanya serangan hama dan penyakit. Salah satu yang menyebabkan
menurunnya produktivitas dan kualitas tanaman tembakau adalah karena adanya
serangan hama gudang Lasioderma serricorne. Hama ini sering dikenal sebagai hama
bubuk tembakau “Cigarette Beetle”, karena hama ini sering merusak simpanan
tembakau, cerutu, rokok, dan lain-lain (Kartosapoetra, 1991).
Selama masa penyimpanan bahan pangan dapat mengalami kerusakan akibat
serangan hama gudang yaitu Tungau, Kapang, dan burung. Di antara hama-hama
gudang tersebut, serangga hama adalah penyebab kerusakan yang terbesar. Hal ini
disebabkan oleh karena serangga hama gudang mempunyai kemampuan berkembang
biak dengan cepat, yang dalam setahun dapat menghasilkan beberapa generasi disertai
tersedianya bahan makanan yang cukup (Cabrera, 2011).
L. serricorne merupakan hama penting pada tembakau dan mampu menyerang
tembakau di tempat penyimpanan pada berbagai tahapan proses. Kisaran komoditas
yang diserangnya cukup luas, antara lain biji kakao, kopra, material herbarium, kertas,
ikan kering, makanan ikan, kerupuk udang dan koleksi kering serangga
( Zulnayati dkk, 2004).
Serangga ini bukan hanya merusak daun tembakau kering yang sedang
mengalami proses fermentasi di gudang pengeraman, tetapi juga menyerang daun
tembakau yang telah dikemas atau di bal dengan tikar purun / karton, menyerang
tembakau yang sedang dalam kontener sewaktu pengiriman tembakau untuk lelang di

14
Bremen, bahkan serangga ini mampu menyerang cerutu yang sudah siap dikemas di
pabrik (Cabrera, 2011).
Dan bahasan terakhir yaitu mengenai suhu dalam penyimpanan
tembakau. Jadi selain tembakau ini didatangkan daerah Temanggung yang memiliki
kualitas lebih baik jika dibandingkan dengan tembakau daerah lain, tembakau harus
disimpan selama bertahun-tahun (satu sampai tiga tahun) agar rasa dan aromanya
tetap enak, penyimpanan tembakau yang harus berada di ruangan yang tertutup rapat
agar kualitas tembakau tetap terjaga, maka suhu dari ruangan penyimpanan tembakau
itupun harus diatur sedemikian rupa. Tujuannya tentu saja menjaga rasa, aroma, dan
kualitas tembakau, dan hal ini merupakan rangkaian proses dalam penyimpanan
tembakau sebelum nantinya akan diolah menjadi rokok dengan kualitas tinggi. Jadi
hal-hal ini harus diperhatikan dengan baik. Suhu yang digunakan dalam penyimpanan
tembakau itu sendiri haruslah berkisar antara 25 0 C – 300 C. Suhu ini merupakan suhu
ruangan yang normal, artinya tidak terlalu dingin, agar tembakau tidak menjadi
lembab dan rusak, juga tidak terlalu panas yang akan menyebabkan tembakau menjadi
sangat kering sehingga aromanya pun akan hilang. Penyimpanan dengan suhu ini
dimaksudkan agar tembakau tetap kering, tidak lembab, dan aroma dari tembakau pun
dapat terjaga dengan baik.
Jika dilihat dari sisi ilmiah, hal ini dapat dijelaskan dengan penimpanan
tembakau dengan suhu tersebut akan menghasilkan tembakau dengan
kelembababnyang terjaga dengan baik dan stabil. Sehingga kualitas rokok yang
dihasilkan pun akan semakin tinggi dari segi warna, aroma dan rasa yang baik. Tujuan
pengeringan ulang dilakukan agar tembakau mencapai kadar air ideal, yaitu 12-14%.
Kadar air yang terlalu tinggi atau terlalu rendah sangat mengganggu proses fermentasi
yang memerlukan waktu 1-3 tahun. Karena pada kelembaban yang tinggi akan dapat
memunculkan bakteri dan jamur yang dapat mempengaruhi lamanya proses
fermentasi. Pada suhu tersebut, kadar air pada tembakau yang disimpan dapat terjaga
dengan baik.
Demikianlah serangakaian proses penyimpanan tembakau yang dilakukan oleh
pabrik Djarum yang kita tahu sebagai pabrik rokok terbesar di Indonesia dan berada
di kota Kudus. Alasan pabrik Djarum bias berkembang pesat tentu saja karena rokok

15
yang mereka hasilkan memiliki kualitas yang tingi. Rokok dengan kualitas tinggi,
salah satunya disebabkan oeh pemilihan kualitas tembakau yang harus baik. Karena
salah satu bahan utama dari rokok itu sendiri adalah tembakau nya. Dan sebelum
diolah menjadi rokok, tembakau harus melalui serangkaian proses yang sangat
panjang dengan berbagai ketentuan seperti yang sudah dijelaskan di atas. Dan hal -hal
yang dijelaskan oleh pekerja pabrik Djarum yang kita anggap sebagai sains asli yang
berkembang di masyaraka, ternyata dapat dijelaskan dari segi ilmiahnya.

16
BAB IV

PENUTUP

a. Simpulan
 Tembakau mempunyai nama latin Nicotianae tabacum L termasuk genus
Nicotinae, serta familia Solanaceae.
 Tembakau yang digunakan dalam pabrik ini berasal dari Temanggung dan
Madura. Jenis tembakau dari Temanggung, yaitu Sindoro dan jenis tembakau
Madura yaitu Prancak memiliki mutu yang tinggi jika dibandingkan dengan
jenis tembakau dari daerah lain.
 Lamanya penyimpanan tembakau adalah minimal 3 tahun dan dapat
berpengaruh kuat terhadap rasa dan aroma rokok yang nantinya akan
dihasilkan karena semakin lama tembakau tersebut disimpan, maka akan
semakin tinggi kadar nikotin yang dihasilkan.
 Tembakau disimpan di ruang yang tertutup rapat, maka aroma dan cita rasa
tembakau tetap terjaga. Karena menjaga suhu dan kelembaban tembakau agar
tetap stabil dan menghasilkan kualitas rokok yang baik.
 Suhu yang digunakan dalam penyimpanan tembakau itu sendiri haruslah
berkisar antara 250 C – 300 C, dengan suhu tersebut akan menghasilkan
tembakau dengan kelembaba yang terjaga dengan baik dan stabil. Sehingga
kualitas rokok yang dihasilkan pun akan semakin tinggi dari segi warna, aroma
dan rasa yang baik.

b. Saran
Lestarikanlah budaya yang ada disekitar kita dengan memberikan pengetahuan
secara ilmiah untuk membekali masyarakat akan kebenaran kepercayaannya!

17
DAFTAR PUSTAKA

Santoso, Thomas. 2001. Tata Niaga tembakau di Madura. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, 3 (2) : 96-105. [diakses 15-06-2013]
Tirtosastro, samsuri dan A.S. murdiyati. 2010. Kandungan Kimia Tembakau dan Rokok. Buletin
Tanaman Tembakau, serat dan Minyak Industri, 2 (1) : 33-43. [diakses 15-6-2013]
http://ibrahimaise.blogspot.com/2012/12/laporan-praktikum-tembakau.html [diakses 15-6-2013]
Suastra, I Wayan. 2004. Merekonstruksi Sains Asli (Indigenous Science) Dalam Upaya
Mengembangkan Pendidikan Sains Berbasis Budaya Lokal Di Sekolah. Jurnal
Pendidikan.

18
LAMPIRAN

Daun tembakau Tembakau siap pakai

Alat perajang tembakau

Gilingan tembakau tradisional


Daun tembakau
19

Anda mungkin juga menyukai