Anda di halaman 1dari 6

Kenali Herbisida yang Anda Gunakan: Glifosat

Herbisida adalah bahan kimia yang dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan tumbuhan,
salah satu jenis herbisida yang digunakan pada pertanian dan perkebunan adalah glifosat.
Glifosat atau N-(phosphonomethyl)-glycine digunakan untuk mengendalikan tanaman yang tidak
diinginkan dan bekerja secara tidak selektif. Pada tanaman mekanisme kerjanya adalah
diabsorbsi oleh daun dan dengan cepat didistribusikan ke seluruh bagian tanaman4,10. Glifosat
akan mengganggu pembentukan enzim yang spesifik yaitu asam sikimat (Shikimic Acid
Pathway) yang penting untuk pembentukan protein dan pertumbuhan tanaman.
Pada umumnya glifosat yang tersedia pada produk pertanian dalam bentuk garam ammonium
dimetilamin, isopropilamin atau kalium. Beberapa sediaan hanya mengandung glifosat dalam
bentuk garamnya dan beberapa sediaan yang lain mengandung surfaktan 3. Glifosat merupakan
golongan asam fosfonik asiklat atau organofosfonat10.
Pada kasus keracunan yang dilaporkan ke Sentra Informasi Keracunan pada tahun 2010 – 2014
terdapat 119 kasus yang umumnya korban keracunan karena penyalahgunaan dengan meminum
cairan produk herbisida yang mengandung glifosat.

Mekanisme Keracunan Glifosat


Glifosat dalam bentuk murni memiliki toksisitas rendah, tetapi pada suatu produk selalu ada
bahan-bahan lain yang dapat membantu kerja glifosat agar dapat masuk ke dalam metabolisme
tanaman. Bahan-bahan lain tersebut dapat membuat suatu produk glifosat menjadi lebih toksik.
Salah satunya, pada produk yang mengandung surfaktan dapat memiliki efek toksik yang lebih
besar daripada glifosatnya dan kombinasi keduanya dapat menyebabkan toksisitasnya
meningkat2. Sebagian besar sediaan glifosat mengandung surfaktan3. Salah satu surfaktan yang
sering digunakan dalam formulasi glifosat adalah POEA (Polyoxyethyleneamine). POEA
merupakan senyawa campuran (bukan surfaktan tunggal) yang kandungannya tidak
dipublikasikan. Surfaktan POEA yang digunakan dalam sebuah formulasi glifosat dapat berbeda
dari formulasi glifosat lain walaupun diproduksi oleh produsen yang sama3.
Gambar1. Struktur glifosat
Glifosat mengandung karbon dan fosfor. Namun tidak seperti pestisida golongan organofosfit,
glifosat tidak memiliki efek antikolinesterase dan efek pada sistem saraf pusat5.
Pada manusia toksisitas berkurang karena tidak adanya pembentukan asam sikimat (Shikimic
Acid Pathway). Mekanisme toksisitas glifosat pada mamalia dimungkinkan disebabkan oleh
pemutusan suatu rangkaian dari proses fosforilasi oksidatif6.

Rute Paparan dan Gejala Keracunan


Glifosat masuk ke dalam tubuh jika kontak dengan produk yang mengandung glifosat melalui
kulit, mata atau ketika menghirup glifosat pada saat menggunakannya. Beberapa kasus
keracunan terjadi secara disengaja, korban dengan sengaja menelan glifosat dengan maksud
untuk bunuh diri.
Gejala yang umum dapat mengakibatkan efek korosif pada gastrointestinal, mulut, tenggorokan,
serta nyeri epigastrium (nyeri pada bagian dinding perut di atas pusar) dan disfagia (kesulitan
dalam menelan). Selain itu, dapat terjadi gangguan ginjal dan hati. Gangguan pernapasan,
gangguan kesadaran, edema paru, shock, aritmia, gagal ginjal yang memerlukan hemodialisis,
asidosis metabolik dan hiperkalemia dapat muncul pada kasus keracunan berat1. Gejala lain yang
dapat terjadi akibat menelan produk yang mengandung glifosat dapat mengakibatkan
peningkatan air liur, mual, muntah dan diare. Dilaporkan juga adanya kematian akibat menelan
produk glifosat secara sengaja11.
Pada manusia, glifosat tidak mudah melewati kulit. Glifosat yang diserap atau tertelan akan
melewati tubuh relatif cepat (glifosat tidak lagi terdeteksi pada plasma setelah 12 jam) 8,11.
Sebagian besar glifosat meninggalkan tubuh dalam bentuk urin dan feses tanpa diubah menjadi
bentuk kimia yang lain11. Glifosat sangat sulit diabasorbsi oleh tubuh dan diekskresikan tanpa
mengubah bentuk nya7.
Pencegahan Keracunan Glifosat
Pada umumnya pencegahan keracunan glifosat dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai
berikut:
1. Gunakan pakaian pelindung termasuk sarung tangan, masker dan kacamata pada saat
menyemprot atau menggunakan glifosat.
2. Sebelum digunakan, baca label kemasan dengan teliti tentang cara penggunaan,
penyimpanan, dan peringatan resiko bahayanya.
3. Jangan simpan wadah kemasan bersama atau dekat dengan makanan atau minuman.
4. Jangan sekali-sekali memindahkan glifosat dari kemasan asli ke wadah bekas makanan
atau minuman.
5. Jaga label pada kemasan tetap utuh agar dapat dibaca hingga glifosat dalam kemasan
habis.
6. Simpan wadah kemasan pada tempat yang aman, tidak terjangkau anak-anak, dan di
tempat yang teduh dan kering.
7. Setelah menggunakan glifosat, cuci tangan dan semua anggota tubuh lainnya (yang
terpapar glifosat pada saat menggunakan).

Pertolongan Pertama Keracunan Glifosat9


Pertolongan pertama yang dapat dilakukan apabila terpapar dengan glifosat adalah sebagai
berikut:
1. Tertelan
Jangan lakukan induksi muntah. Jangan berikan apapun melalui mulut pada korban yang tidak
sadarkan diri. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
2. Kontak dengan Kulit
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Irigasi kulit, kuku, dan
rambut menggunakan sabun dan air yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia
yang tertinggal, sekurangnya selama 15-20 menit. Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau
fasilitas kesehatan terdekat.
3. Kontak dengan Mata
Irigasi mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15-20 menit dengan sesekali
membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia
yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
4. Terhirup
Pindahkan korban ke tempat berudara segar. Berikan pernapasan buatan jika dibutuhkan.
Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Penatalaksanaan Keracunan Glifosat oleh Tenaga Medis12


1. Stabilisasi Korban
 Bantuan hidup dasar (ABC Life Support)
 Pertahankan tanda-tanda vital
 Pada korban dengan hipotensi dapat diberikan tindakan sebagai berikut:
Anak-anak : diberikan Normal Saline (0,9%) sebanyak 10 ml/Kg secara intravena,
selama 5-10 menit. Jika tekanan darah belum kembali normal, maka diberikan lagi
Normal Saline (0,9%) sebanyak 10 ml/Kg secara intravena, selama 5-10 menit.
Dewasa : dapat diberikan Normal Saline secara bolus jika tekanan darah sistolik
kurang dari 100 mmHg.
Dosis pemberian Normal Saline (0,9%) sebanyak 10 ml/Kg secara intravena,
selama 5-10 menit. Jika tekanan darah belum kembali normal, maka diberikan
kembali Normal Saline (0,9%) dengan dosis yang sama.
2. Dekontaminasi
Dekontaminasi menggunakan arang aktif dianjurkan jika dapat diberikan dalam jangka waktu
yang sesuai yaitu:
Anak-anak : untuk semua insiden tertelan glifosat pekat, misalnya: glifosat dengan kosentrasi
lebih dari 5%.
Dewasa : glifosat yang tertelan lebih dari 30 ml sampai 40 ml glifosat pekat, misalnya:
glifosat dengan kosentrasi lebih dari 5%.
Dosis pemberian arang aktif sebagai berikut:
Anak-anak : 1 – 2 gram/Kg Berat Badan secara oral
Dewasa : 50 – 100 gram secara oral
3. Antidot
Tidak ada antidot spesifik untuk keracunan glifosat.
4. Eliminasi
Eliminasi pada keracunan glifosat dengan melakukan hemodialisis. Hemodialisis efektif
menghilangkan glifosat dalam darah.

DAFTAR PUSTAKA
1. Bradberry SM, Proudfoot AT, Vale JA., 2015, Glyphosate Poisoning,
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15862083
2. Cox, Caroline., 1995, . Glyphosate, Part 1: Toxicology, Journal of Pesticide Reform,
Volume 15, Number 3, http://www.inspiringlandscapes.com/hope/glyphos8.htm
3. Durkin, Patrick R, 2011, Glyphosate: Human Health and Ecological Risk Assessment
Final Report, http://www.fs.fed.us/foresthealth/pesticide/pdfs/Glyphosate_SERA_TR-
052-22-03b.pdf
4. European Food Safety Authority (EFSA), 2013, Reasoned opinion on the import
tolerance for glyphosate in genetically modified oilseed rape ,
http://www.efsa.europa.eu/sites/default/files/scientific_output/files/main_documents/3
456.pdf
5. J Millo, E Beswick., 2011, Fatal Poisoning with GlyphosateSurfactant Herbicide,
JICS Volume 2 Number 1
6. Mahendrakar, Kranthi., Venkategowda, Pradeep M., Rao, S. Manimala., Mutkule,
Dnyaneshwar P., 2014, Glyphosate surfactant herbicide poisoning and management,
http://www.ijccm.org/article.asp?issn=09725229;year=2014;volume=18;issue=5;spage
=328;epage=330;aulast=Mahendrakar
7. M. Tu, C. Hurd, R. Robison., J.M. Randall., Glyphosate, 2001, Glyphosate,
http://www.invasive.org/gist/products/handbook/14.Glyphosate.pdf
8. Nelson, Lewis S., Lewin, Neal A., Howland, Mary Ann, Hoffman, Robert S., Goldfrank,
Lewis R., Flomenbaum, Neal E. 2011. Goldfrank’s Toxicologic Emergencies, 9th edition. US:
The McGraw-Hill. Hal. 1507-1509
9. Olson, Kent R., 2012, Poisoning and Drug Overdose, 6th Edition, USA: The McGraw-
Hill, Hal. 229-231
10. Sentra Informasi Keracunan Nasional Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2014,
Glifosat, http://ik.pom.go.id/v2014/katalog/GLIFOSAT.pdf
11. http://npic.orst.edu/factsheets/glyphogen.html
12. www.toxinz.com

Anda mungkin juga menyukai